efektivitas penyaluran pembiayaan kpr syariah bersubsidi...
Post on 07-Mar-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN KPR SYARIAH
BERSUBSIDI BTN SYARIAH BAGI MASYARAKAT
BERPENGHASILAN RENDAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
ANIS KHAERUNNISA
NIM: 1112046100087
JURUSAN PERBANKAN SYARIAHFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1438 H/ 2016 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Anis KhaerunnisaTempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Juli 1994Jenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamPekerjaan : MahasiswaKewarganegaraan : IndonesiaAlamat : Jl.Imam Bonjol No.52 Kav Pemda 10
Panunggangan Barat, Cibodas TangerangTelephone : 082261373437Email : Aniskhaerunnisa1@gmail.com
Pendidikan Formal
1. SD Negeri Panunggangan 2 Tangerang Tahun 2000 – 20062. MTS Miftahul Huda Tigaraksa Tangerang Tahun 2006 – 20093. MAS Miftahul Huda Tigaraksa Tangerang Tahun 2009 – 20124. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 – 2016
Pendidikan Non Formal
1. LBPP LIA, 2013-20142. Pelatihan Sharia Banking Training Center (SBTC), UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015
Pengalaman Organisasi
1. Sekretariat OSIS MAS.Miftahul Huda 2011-20122. Ikatan Remaja Islam Masjid Al-Muhajirin 2009-20133. Himpunan Mahasiswa Prodi Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013-20144. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FSH UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013
i
ABSTRACT
Anis Khaerunnisa, NIM 1112046100087. Effectiveness Distribution FinancingSubsidized KPR BTN Syariah Sharia For Low-Income Communities ". Theconcentration of Sharia Banking Studies Program Muamalat (IslamicEconomics), Faculty of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta, in 2016.
This study aims to determine procedures and mechanisms of distributionsubsidized mortgage financing also effectiveness of mortgage subsidy financingdisbursment at BTN sharia on providing decent housing for low-income thatexperimented at BTN Syariah Tangerang using quantitative method thatdistributed to 91 respondents who have been determined by slovin method. Tomeasure the effectiveness of mortgage subsidy financing disbursment writer usedArtificial Neuron Network (ANN).
The results showed that the procedures and mechanisms for distribution ofmortgage subsidized financing in BTN Syariah Tangerang on accordance byStandard Operating Procedures (SOPs) have been defined BTN Syariah. There ismismatch on regulations of the ministry public housing No. 48 / PRT / M / 2015article 20, clause 7 of the disbursement of subsidies to the results of thequestionnaire. 50.5% of customers choose hesitant at points timeliness ofdisbursement subsidies, because the customer feels the time of disbursement ofsubsidy funds is uncertain. This statement does not conform to the rules ofMinistry public housing regulation liquefaction process no later than two businessdays after received the documents. While based on calculations using the methodof Artificial Neuron Network (ANN) Financing portfolio of mortgage subsidieshas been effective with the level of effectiveness of 0.8773 or 87.73%. It needs tocontinue in order to produce a higher level of effectiveness in extending mortgagefinancing subsidies to help low-income people on having appropriate housing atan affordable price.
Keywords: Effectiveness, mortgage subsidies, Artificial Neuron Network (ANN)
Supervisor: Dr. Nurhasanah M.Ag
ii
ABSTRAK
Anis Khaerunnisa, NIM 1112046100087. Efektivitas PenyaluranPembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah Bagi MasyarakatBerpenghasilan Rendah”. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program StudiMuamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas IslamNegeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dan mekanismepenyaluran pembiayaan KPR subsidi, serta mengetahui besarnya persentaseefektivitas penyaluran pembiayaan KPR subsidi pada BTN syariah dalammenyediakan hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. padapenelitian ini penulis memilih objek penelitian di BTN Syariah CabangTangerang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif denganmenggunakan kuesioner yang disebar sebanyak 91 responden yang telahditentukan melalui metode slovin. Untuk mengukur tingkat efektivitas penyaluranpembiayaan KPR subsidi penulis menggunakan metode Artificial Neuron Network(ANN).
Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur dan mekanisme penyaluranpembiayaan KPR subsidi di BTN Syariah Cabang Tangerang telah sesuai denganStandart Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan BTN Syariah. Akantetapi ada ketidaksesuaian antara peraturan kementrian perumahan rakyat No48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7 tentang pencairan dana subsidi dengan hasilkuesioner. 50,5% nasabah memilih ragu-ragu pada poin ketepatan waktupencairan subsidi, karena nasabah merasa waktu pencairan dana subsidi tidakmenentu. Pernyataan ini tidak sesuai dengan peraturan kemenpera yangmengatakan proses pencairan paling lambat dua hari kerja setelah dokumenditerima. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metodeArtificial Neuron Network (ANN) penyaluran Pembiayaan KPR subsidi sudahefektif dengan tingkat efektivitas 0,8773 atau sebesar 87,73%. Hal ini perlu terusdilanjutkan agar dapat menghasilkan tingkat efektivitas lebih tinggi dalammenyalurkan pembiayaan KPR subsidi yang dapat membantu masyarakatberpenghasilan rendah dalam memiliki rumah layak huni dengan hargaterjangkau.
Kata Kunci: Efektivitas, KPR Subsidi, Artificial Neuron Network (ANN)Pembimbing: Dr. Nurhasanah M.Ag
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, karena atas karunia-Nya
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi BTN Syariah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga-Nya, Sahabat-Nya, dan Umat-
Nya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Asep Saepudin Jahar, MA, PhD., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. AM. Hasan Ali, MA., selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah memberikan arahan dan telah banyak membantu dalam hal akademik
terkait penyelesian studi penulis.
4. Adhitya Ginanjar, M.Si, selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah dan Fitri
Damayanti M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah yang telah
membantu dalam hal akademik terkait penyelesian studi penulis.
iv
5. Bapak Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang
telah membantu dalam hal akademik terkait penyelesian studi penulis.
6. Ibu Dr. Nurhasanah., M.Ag selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu serta memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmunya, serta karyawan /karyawati UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.
8. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Staf BTN Syariah Cabang Tangerang yang telah banyak membantu dan
memberikan izin untuk melakukan penelitian di BTN Syariah Cabang Tangerang
serta telah meluangkan waktu dalam memberikan tanggapan/ jawaban wawancara
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
10. Teristimewa kedua orangtua penulis Appa H.M.Sayunib Ali S.E dan Ummi
Hj.Husnah, Terimakasih selalu mendoakan penulis, mendukung penulis baik
secara moril maupun materil serta kasih sayang yang tulus sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dan dapat menyelesaikan pendidikan selama ini,
Semoga Allah SWT memberikan kehidupan yang penuh keberkahan dan
membalas segala kebaikan, Amien.
11. Sahabat penulis Amigo kesayangan ( Betari Tyas Maharani, Dian Octaviani, Laeli
Sayidah izati, Marliana Fitriani, dan Rahmi Azizah ) Terimakasih atas segala
v
kebaikan, dukungan, semangat, dan hal positif lainnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga pertemanan kita selalu terjalin sampai Surga-
Nya Sang Khaliq Amiin. Amigo Best friend till jannah.
12. Teman-teman jurusan perbankan Syariah 2012 khususnya teman-teman PS-B
yang telah berjuang bersama selama 8 semester ini semoga selalu terjalin tali
silaturahmi kita.
13. Semua pihak yang telah mendoakan dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih yang tak terhingga
semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu dan mendoakan penulis dan penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu
Ekonomi Islam.
Jakarta, 26 Oktober 2016
ANIS KHAERUNNISA
vi
DAFTAR ISI
ABSTRACT............................................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .........................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................................8
D. Kerangka Pemikiran.........................................................................................10
E. Review Studi Terdahulu ..................................................................................12
F. Sistematika Penulisan .....................................................................................15
BAB II. PEMBIAYAAN BANK SYARIAH, EFEKTIVITAS DAN KPR SYARIAH
BERSUBSIDI
A. Teori Pembiayaan ............................................................................................18
1.Pengertian Pembiayaan.................................................................................18
2.Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah ..........................................................21
3.Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ....................................................................26
B. Teori Efektivitas...............................................................................................29
1.Pengertian Efektivitas ..................................................................................29
2.Kriteria Penilaian Efektivitas........................................................................31
C. KPR Syariah Bersubsidi ..................................................................................37
1. Pengertian KPR Syariah Bersubsidi .......................................................... 37
2. Dasar Hukum KPR Syariah Bersubsidi .......................................................39
vii
3. Pembiayaan KPR Syariah Subsidi dengan Akad Murabahah......................42
4. Hunian Bersubsidi dalam Persfektif Ekonomi Islam...................................45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 49
B. Jenis Penelitian................................................................................................ 49
C. Populasi dan Sampel ........................................................................................50
D. Metode Pengumpulan Data..............................................................................52
E. Metode Analisis Data.......................................................................................54
F. Variabel Penelitian...........................................................................................57
G. Pedoman Penulisan ..........................................................................................58
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Aplikasi Produk Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak IB ........................59
1. Prosedur dan Mekanisme penyaluran Pembiayaan KPR BTN Sejahtera
Tapak IB ......................................................................................................61
2. Dokumen Persyaratan Pengajuan KPR BTN Sejahtera Tapak iB ...............64
B. Karakteristik Responden ................................................................................ 67
C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .....................................................................72
D. Tingkat Efektivitas Penyaluran Pembiayan KPR Subsidi BTN Syariah Bagi
Masyarakat Berpengahasilan Rendah ..............................................................89
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 96
B. Saran ...............................................................................................................97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kajian Pustaka........................................................................................10
Tabel 3.1 Daftar Tingkat Efektivitas .....................................................................58
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................68
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..........................................68
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................69
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................70
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan ...70
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen ...............................................................72
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................74
Tabel 4.8 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi membantu
dalam memiliki hunian yang layak .......................................................................74
Tabel 4.9 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: Program KPR Subsidi membantu
dalam memiliki hunian dengan harga terjangkau .................................................75
Tabel 4.10 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi memenuhi
kebutuhan nasabah ................................................................................................76
Tabel 4.11 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah KPR Subsidi
merupakan masyarakat berpenghasilan < Rp.4.000.000 perbulan ........................76
Tabel 4.12 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah KPR Subsidi
yang diperuntukan masyarakat berpenghasilan rendah sudah tepat sasaran .........77
Tabel 4.13 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: persyaratan dalam
pengajuan pembiayaan KPR Subsidi mudah ........................................................78
Tabel 4.14 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: prosedur mengajukan
pembiayaan KPR Subsidi mudah dan tidak lama .................................................79
ix
Tabel 4.15 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: Fasilitas memadai seperti
air, listrik, dan jalan ...............................................................................................79
Tabel 4.16 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: Bangunan KPR Subsidi
Layak Huni ............................................................................................................80
Tabel 4.17 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Biaya Angsuran Ringan
................................................................................................................................81
Tabel 4.18 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Biaya Administrasi
Ringan ...................................................................................................................81
Tabel 4.19 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Margin Ringan Tidak
Memberatkan Nasabah ..........................................................................................82
Tabel 4.20 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Jangka waktu angsuran
tergolong lama .......................................................................................................83
Tabel 4.21 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: KPR Subsidi yang
ditempati dihuni sendiri tidak menyewa atau disewakan ......................................83
Tabel 4.22 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi
menggunakan akad Murabahah .............................................................................84
Tabel 4.23 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi Sesuai
Ketentuan Syariah .................................................................................................85
Tabel 4.24 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: Pencairan pembiayaan KPR
subsidi cepat ..........................................................................................................85
Tabel 4.25 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Jangka waktu pelunasan
cepat ......................................................................................................................86
Tabel 4.26 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah tepat waktu
dalam membayar cicilan .......................................................................................87
Tabel 4.27 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Keterlambatan membayar
angsuran dikenakan Denda ...................................................................................87
Tabel 4.28 ANN Efektivitas penyaluran pembiyaan KPR Syariah Subsidi BTN
Syariah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah ...............................................89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah termasuk kebutuhan Dharuriyah bagi manusia, sebagaimana
halnya makanan dan pakaian. Pentingnya pemenuhan perumahan dan pemukiman
sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia dan peningkatan taraf hidup rakyat,
ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 disebutkan bahwa setiap orang
berhak bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Saat
ini penduduk Indonesia mencapai 257 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk
1,49% per tahun. Dengan adanya proyeksi ini, kenaikan kebutuhan rumah
mencapai 800 ribu unit per tahun. Maka tidak heran apabila permintaan
masyarakat akan rumah tiap tahun terus bertambah.1 Namun harga rumah yang
semakin lama semakin tinggi menyebabkan jarang orang yang mampu membeli
atau memiliki rumah.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut salah satu upaya
pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya adalah dengan memberikan bantuan
keringanan pendanaan, sebagaimana tujuan dari Maqasid Syariah yaitu
mensejahterakan manusia. Melalui Kementerian Perumahan Rakyat
(KEMENPERA) pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk pemberiaan
subsidi untuk pendanaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan adanya KPR bersubsidi ini dapat membantu masyarakat berpenghasilan
1Ekonomi Melemah, Permintaan KPR Tetap Tinggihttp://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/10/01/16/nw3504383ekonomi-melemah-permintaan-KPR-tetap-tinggi Diakses tanggal 10 April 2016
2
rendah atau masyarakat menengah kebawah dalam memperoleh rumah layak huni.
Pemerintah memberikan dana subsidi dengan cara bekerja sama dengan bank
pelaksana untuk memberikan pembiayaan dengan uang muka dan cicilan yang
ringan serta margin yang rendah dan tetap selama masa pengembalian
pembiayaan.
Sasaran dari program pembangunan perumahan diwujudkan dan
dilaksanakan oleh kementerian perumahan rakyat, maka ditetapkan visi
kementerian perumahan rakyat tahun 2010-2014 bahwa setiap keluarga Indonesia
menempati rumah yang layak huni. Rencana strategis kementerian perumahan
rakyat tahun 2010-2014 dituangkan dalam peraturan menteri No. 27 tahun 2012
tentang pengadaan perumahan melalui kredit/pembiayaan kepemilikan rumah
sejahtera dengan dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bersubsidi.2
KPR bersubsidi FLPP adalah program subsidi pemerintah untuk
menyediakan pembiayaan pemilikan rumah tinggal dengan fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan cicilan ringan
dan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Program KPR bersubsidi merupakan
salah satu program dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah untuk mendapatkan rumah layak huni yang diterbitkan
oleh bank pelaksana yang sudah bekerjasama dengan KEMENPERA dalam
2 Imam Muzaki http://www.beritasatu.com/hunian/234455-kempupera-lanjutkan-program-subsidi-KPR-flpp-2015.html Diakses Tanggal 12 April 2016
3
rangka memfasilitasi pemilikan atau pemberian hunian bersubsidi yang dibangun
oleh pengembang kepada masyarakat berpenghasilan rendah.3
Kelompok sasarannya adalah keluarga atau perorangan baik yang
berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum
pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan maksimal sebesar Rp.
4.000.000,- termasuk diantaranya adalah peningkatan pelayanan prasarana dan
sarana pemukiman melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dalam
penyelenggaraan penyediaan perumahan yang layak. Peraturan mengenai bantuan
subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah ini dituangkan di dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang
bantuan uang muka bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk meningkatkan
aksesibilitas kredit atau pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi.4
Dalam perkembangannya KPR tidak hanya dimonopoli oleh bank
konvensional saja, tetapi juga sudah diajalankan oleh bank syariah. Bank
Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan unit usaha syariah milik Bank
Tabungan Negara (BTN) konvensional salah satu bank pelaksana yang ikut
mendukung program Fasilitias Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang
diterbitkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA) dan telah
mendapatkan penghargaan Bank Syariah Terbaik Pertama menurut
3 Nikmati KPR Murah di BTN Sejahtera FLPP https://kreditgogo.com/pinjaman/KPR-KPA/BTN-Sejahtera-FLPP-KPR.html Diakses Tanggal 12 April 2016
4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 DiaksesTanggal 12 Mei 2016 dari www.perpustakaan kemenpera.htm
4
KEMENPERA yang sukses melaksanakan program KPR syariah bersubsidi yang
ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memilki rumah sebagai
hunian yang layak. Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah
bersubsidi merupakan produk yang dimiliki oleh BTN Syariah yang sudah
disesuaikan dengan konsep syariah baik mengenai akadnya ataupun mekanisme
transaksinya. Pada BTN Syariah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) syariah
bersubsidi dikenal dengan “KPR BTN Sejahtera Tapak iB”, dengan program ini
masyarakat berpenghasilan rendah atau yang memiliki penghasilan tidak lebih
dari Rp 4.000.000 perbulan dapat mengajukan KPR bersubsidi dengan cara
mencicil selama maksimal 20 tahun.
BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia
dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 27%. Sedangkan untuk
segmen KPR subsidi, peran bank BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa
pasar lebih dari 95% dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012, 2013 dan
2014. Total KPR yang sudah disalurkan bank BTN sejak 1976 sampai dengan
2015 berjumlah sekitar Rp 130 triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3,5
juta masyarakat Indonesia. Sementara khusus untuk program FLPP, sejak
program ini dijalankan tahun 2011 sd 2015 telah direalisasikan rumah lebih dari
368.000 unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp 25 triliun. Khusus FLPP
tahun 2015 BTN melampaui target pemerintah 58.000 unit dan terealisasi 93.000
unit dengan jumlah pembiayaan lebih dari Rp 7,9 triliun.5 Sedangkan
5BTN, Penyaluran KPR BTN Naik 36,11 Persenhttp://www.btn.co.id/ContentPage/Berita/Penyaluran-KPR-BTN-Naik-36,11-Persen diakses pasdatanggal 5 Mei 2016
5
perkembangan dari sisi jumlah nasabah KPR subsidi BTN Syariah dapat dilihat
pada grafik dibawah ini.
Gambar 1.1
Perkembangan jumlah nasabah KPR Subsidi BTN Syariah periode 2011-2015
Sumber: Annual Report Bank Tabungan Negara Tahun 2015
Berdasarkan grafik perkembangan jumlah nasabah KPR subsidi BTN
syariah periode 2011-2015 perkembangannya stabil. Dalam tiga tahun terakhir
mengalami pertumbuhan sangat pesat walaupun sempat mengalami penurunan
pada tahun 2012. Pada tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun 2011, terlihat
pada jumlah nasabah KPR subsidi menurun dari 5.896 turun menjadi 4.213 pada
tahun 2012, kemudian jumlah nasabah kembali meningkat pada tahun 2013
sebanyak 6.506 dan pada tahun 2014 jumlah nasabah kembali meningkat
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
2011 2012 2013 2014 2015
KPR Subsidi
6
sebanyak 7.960 selanjutnya pada tahun 2015 jumlah nasabah meningkat pesat
menjadi 12.771. Dengan demikian dapat disimpulkan permintaan KPR Subsidi
pada BTN setiap tahun meningkat.
BTN mempunyai visi “Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan.” Tujuan yang ingin dicapai BTN secara umum adalah untuk menjadi
bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, yakni tidak hanya untuk
perumahan komersil tetapi juga untuk pembiayaan perumahan bersubsidi.6 Untuk
mewujudkan tujuan tersebut salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan
cara mengevaluasi penyaluran dan prosedur pembiayaan yang selama ini
digunakan BTN Syariah, kemudian melihat tingkat efektivitas penerapan dari
penyaluran dan prosedur tersebut, hasil dari analisa efektivitas ini selanjutnya
dapat berperan sebagai feedback dari penerapan sistem tersebut yakni sebagai
bahan evaluasi yang dirasa akan dapat memberi sumbangan pada tercapainya
tujuan perusahaan.
Dalam memenuhi kebutuhan perumahan nasabah yang akan melakukan
proses pembiayaan perumahan di BTN khususnya pada produk KPR Subsidi ini,
diperlukan sistem pembiayaan dalam penyediaan perumahan yang dapat
mengakomodasi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah tersebut. BTN
perlu menilai penyaluran pembiayaan, dimana penyaluran pembiayaan ini
dipandang efektif untuk mendukung kelancaran proses pembiayaan dan
6 BTN, “Profil BTN Syariah”, dari http://www.btn.co.id/Syariah/Tentang-Kami/Profil-BTN-Syariah.aspx diakses pada 5 Mei 2016
7
pemenuhan kebutuhan nasabah KPRS subsidi dari segi pelayanannya, serta dapat
memudahkan nasabah dalam mengajukan pembiayaan KPRS bersubsidi.
Penyaluran pembiayaan yang efektif dapat dilihat dari Keberhasilan
program, Keberhasilan sasaran, Keputusan terhadap program, Tingkat input dan
output dan Pencapaian tujuan menyeluruh.7 Kelima kriteria ini tentunya akan
berpengaruh pada perusahan khususnya apabila dilihat dari sisi manajemennya.
Secara umum sistem manajemen ini akan mengevaluasi kebijakan dan prosedur-
prosedur yang di tetapkan apakah sudah sejalan dengan tujuannya atau belum,
dengan demikian performa dari berjalannya kegiatan yang sesuai dengan prosedur
yang ada akan memberikan masukan pada penyaluran pembiayaan yang lain pada
bank.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui tingkat
efektivitas dari penyaluran pembiayaan dan prosedur yang digunakan bank BTN
Syariah Cabang Tangerang dalam menyalurkan pembiayaan KPR Subsidi kepada
masyarakat berpenghasilan rendah. Efektivitas ini dapat diidentifikasi dari
penerapan proses penyaluran pembiayaan melalui pendapat nasabah pembiayaan
dan prosedur pembiayaan yang ada di BTN berdasarkan Standart Operating
Proceduresnya (SOP) yang ada. Maka penulis ingin melakukan penelitian
mengenai hal tersebut yang dituangkan penulis dalam skripsi dengan judul
“Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah”
7 Cambel, JP Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan Salut Simamora. (Jakarta:Erlangga 1989) h.121.
8
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membatasi ruang lingkup
pembahasan yaitu membahas sejauh mana tingkat efektivitas program
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah dalam menyediakan
hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Mengingat banyaknya jumlah
bank syariah yang ada di Indonesia maka penulis membatasi objek
permasalahan hanya pada BTN Syariah Kantor Cabang Tangerang. Dari
pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokok-pokok
permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana prosedur dan mekanisme pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi dalam menyediakan hunian bagi golongan masyarakat
berpenghasilan rendah pada BTN Syariah cabang Tangerang?
b. Apakah pembiayaan KPR Syariah bersubsidi yang dilakukan BTN
Syariah cabang Tangerang efektif bagi golongan masyarakat
berpenghasilan rendah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setelah memperhatikan judul dari pembahasan ini serta latar belakang
masalah, maka penelitian ini bertujuan :
a. Mengetahui prosedur dan mekanisme pembiayaan KPR Syariah
bersubsidi dalam menyediakan hunian bagi golongan masyarakat
berpenghasilan rendah.
9
b. Mengetahui efektivitas sistem penyaluran pembiayaan BTN Syariah
dalam menyalurkan KPR Syariah bersubsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
2. Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat
diambil baik bagi penulis sendiri, perusahan yang diteliti, maupun bagi
akademisi atau peneliti yang lain.
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana
prosedur dan mekanisme pembiayaan KPR Syariah bersubsidi serta
dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan
dengan dunia kerja.
b. Bagi Akademisi
Diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka menambah
serta meningkatkan khasanah pengetahuan di bidang perbankan syariah
dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta menambah daftar
pustaka baru bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
c. Bagi BTN Syariah
Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan
evaluasi dalam merumuskan kebijakan dan menjalankan program-
program selanjutnya dalam mencapai tujuannya serta dapat
mengembangkan usaha dan bisnis perbankan syariah serta
perekonomian umat.
10
d. Bagi Masyarakat
Diharapkan menghasilkan informasi tentang adanya program
pemerintah yaitu KPR bersubsidi yang difokuskan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah yang belum mempunyai tempat tinggal dan
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat menengah kebawah.
D. Kerangka Pemikiran
Indonesia termasuk negara yang terus berkembang, dengan demikian
permintaan masyarakat akan rumah tiap tahun terus bertambah namun harga
rumah yang semakin lama semakin tinggi menyebabkan orang tidak mampu
membeli rumah. Masalah ini dikatakan sebagai suatu problema karena
keterbatasan masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki rumah. Guna
mengatasi masalah tersebut pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk
pemberiaan subsidi. KPR Subsidi merupakan salah satu program bantuan
pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah. Untuk mendukung kelancaran proses pembiayaan KPR subsidi maka
diperlukan adanya penyaluran yang efektif dan optimal.
Persoalan diatas merupakan kerangka pemikiran yang harus dicarikan
jawabannya dalam penelitiaan ini. Oleh sebab itu berdasarkan kerangka pemikiran
konseptual diatas maka arah penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
11
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
Bank Syariah
MasyarakatBerpenghasilan Rendah
Implementasi
Pengukuran EfektivitasPenyaluran KPRS Bersubsidi
Konsumtif
KPRS Bersubsidi
Pembiayaan
Efektif
PendekatanArtificial NeuronNetwork (ANN)
Produktif
12
E. Review Studi Terdahulu
Dari beberapa penelitian dan pembahasan kajian pustaka terdahulu yang
telah penulis kaji ternyata tidak ditemukan hal yang sama membahas atau
meneneliti tentang efektivitas penyaluran pembiayaan KPR subsidi bagi
masyarakat berpenghasilan rendah pada BTN Syariah cabang Tangerang. Akan
tetapi dari beberapa penelitian terdahulu penulis menemukan hal-hal yang
berkaitan dengan KPR Subsidi dengan objek dan pembhasan yang berbeda antara
lain sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kajian Pustaka
No Judul Penelitian Substansi Persamaan dan Perbedaan
1. Pelaksanaan
Pemberian Kredit
Pemilikan Rumah
Yang Menggunakan
Fasilitas KPR
Bersubsidi
(Vera Mintarsih,
Tesis Universitas
Gajah Mada 2014)
Mengetahui faktor-
faktor yang
menyebabkan
terjadinya
pemberian kredit
pemilikan rumah
bersubsidi
Persamaan: Membahas
Mekanisme penyaluran Program
KPR Subsidi
Perbedaan: peneliti Menganalisis
prosedur dan Mekanisme serta
mengukur Keefektifan
Penyaluran Pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah Cabang Tangerang
2. Hak Kepemilikan
Atas Rumah Sehat
Menganalisis hak
kepemilikan rumah
Persamaan: Membahas program
pembiayaan KPR Subsidi dalam
13
Dan Layak Huni
Bagi Mayarakat
Berpenghasilan
Rendah Dikota
Manado.
(Rony Sepang,
Jurnal
Vol.I/No.3/Juli-
September /2013
bersubsidi bagi
masyarakat
berpenghasilan
rendah di kota
Manado
menyediakan hunian yang layak
Perbedaan: Menganalisis
prosedur dan Mekanisme serta
mengukur Keefektifan
Penyaluran Pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah Cabang Tangerang
3. Analisa Penyerapan
Rumah Susun
Sederhana Oleh
MBR di Perkotaan
(Rahmat Yusmal
Andi Tesis
Universitas
Indonesia 2011)
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
keberhasilan KPR
Subsidi dan
mengidentifikasi
penyebab
rendahnya jumlah
realisasi
pembiayaan rumah
subsidi
Persamaan: Membahas ketentuan
Masyarakat Berpenghasilan
Rendah dalam memperoleh
pembiayaan KPR Subsidi
Perbedaan: Menganalisis
prosedur dan Mekanisme serta
mengukur Keefektifan
Penyaluran Pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah Cabang Tangerang
4. Analisis Kebutuhan
Perumahan Untuk
Masyarakat
Menganalisis
penyediaan rumah
untuk masyarakat
Persamaan: menganalisis peran
program pemerintah yaitu KPR
Subsidi dalam menyediakan
14
Menengah
Ke Bawah Di Ogan
Permata Indah (Opi)
Jurnal Teknik Sipil,
Volume 7, No. 2,
2012
menengah kebawah
apakah sudah
sesuai kebutuhan
masyarakat kota
palembang.
rumah layak huni dengan harga
terjangkau bagi MBR
Perbedaan: Menganalisis
prosedur dan Mekanisme serta
mengukur Keefektifan
Penyaluran Pembiayaan KPR
Syariah Bersubsidi pada BTN
Syariah Cabang Tangerang
5. Kebijakan KPR
Sejahtera Susun
Sebagai Solusi
Kebutuhan
Perumahan bagi
MBR Pada BTN
KC. (Bagas Akhmad
Adi Nugroho dan
Nandanita Satriavie
Jurnal Universitas
Sebelas Maret 2015)
Menganalisis
kebijakan KPR
Subsidi
berdasarkan
Peraturan Menteri
Nomor 3 Tahun
2014 mengenai
KPR Subsidi
sebagai solusi
kebutuhan bagi
masyarakat
berpenghasilan
rendah.
Persamaan: menganalisis peran
program pemerintah yaitu KPR
Subsidi dalam menyediakan
hunian layak huni sebagai salah
satu program untuk
mensejahterakan rakyat
Perbedaan: Menganalisis
prosedur dan Mekanisme
Keefektifan Penyaluran
Pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi pada BTN Syariah
Cabang Tangerang
15
6. Efektivitas Skema
Pembayaran Pada
BMT Al-Falah
Cirebon dengan
menggunakan
metode Artificial
Neuron Network
(ANN). (Hadyan
Palupi, Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2012).
Mengukur tingkat
efektivitas skema
alur pembayaran
pada BMT Al-
Falah cabang
Cirebon dengan
menggunakan
metode Artificial
Neuron Network
(ANN).
Persamaan : peneliti sama-sama
menggunakan metode Artificial
Neuron Network (ANN) dalam
mengukur tingkat efektivitas.
Perbedaan : peneliti mengukur
tingkat efektivitas penyaluran
pembiayaan KPR Subsidi
sedangkan peneliti sebelumnya
mengukur tingkat efektivitas
skema pembayaran BMT.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi, penulis menyusunnya ke
dalam 5 (lima) bab. Dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab tersendiri.
Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lain. Dimana di
awali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup yang berupa
kesimpulan dan saran. Adapun gambaran sekilas mengenai bab-bab tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menerangkan secara garis besar mengenai latar belakang
penelitian yang merupakan alasan pemilihan judul penelitian, identifikasi
16
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka pemikiran, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori dasar dari penelitian. Pemaparan ini
dimaksudkan untuk memberitahu pembaca bahwa penelitian ini memiliki
landasan awal sehingga pembaca mengetahui landasan teori penelitian ini yang
nantinya memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian. Landasan teori
ini terdiri dari teori pembiayaan, teori efektivitas, dan teori KPR Syariah
Bersubsidi.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjelaskan dan memaparkan tentang metode penelitian
yang akan penulis gunakan. Metode tersebut berisi jenis dan pendekatan
penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan
pedoman dalam penulisan skripsi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan memaparkan seluruh hasil penelitian dan memberikan
berbagai macam jawaban dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Bab
ini terdiri dari prosedur dan mekanisme pembiayaan BTN Syariah dalam
menyediakan KPR Syariah bersubsidi bagi golongan masyarakat berpenghasilan
rendah, dan menganalisis tingkat efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Syariah
berubsidi bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah dengan menggunakan
metode Artificial Neuron Network (ANN).
17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan data dan analisis penulis yang
merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu juga
penulis memberikan saran guna memberikan masukan untuk kemajuan objek dan
penelitian selanjutnya.
18
BAB II
PEMBIAYAAN, EFEKTIVITAS, DAN KPR SYARIAH BERSUBSIDI
A. Teori Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.1 Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak
dikenal karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank
konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang
membutuhkan. Selain itu terdapat perbedaan mendasar karena penyaluran
pembiayaan dilakukan dengan adanya prinsip tolong-menolong sehingga
aspek ibadah dan akhlak menjadi hal yang fundamental dalam kegiatan
bisnis terutama bisnis syariah.
Filosofi penyaluran pembiayaan bukan sekedar bisnis untuk mencari
keuntungan, namun sebagai upaya penyebaran kemaslahatan untuk
masyarakat atau dalam ekonomi islam sering disebut dengan maqasid
syariah. Hal tersebut dinyatakan secara eksplisit dalam Al-Quran surah Al-
Jumu’ah ayat 10
1 Syafii Antonio, Muhammad “Bank Syariah dari teori ke praktek” (Jakarta :GemaInsani, 2001), h160
19
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung”.
Filosofi tersebut menyebabkan pelaksanaan penyaluran pembiayaan
yang dilakukan oleh bank syariah tidak harus lebih ekstra karena tidak
hanya menyangkut prudential banking seperti credit risk, operation risk dan
liquidity risk tetapi lebih komprehensif berkenaan dengan moral, etika, dan
spiritual.2 Menurut Muhammad pada bukunya manajemen pembiayaan bank
syariah, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga.3 Sedangkan pengertian lainnya mnyebutkan bahwa
pembiayaan adlah pemndanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada
pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga.4
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam UU No. 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah “Pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang di persamakan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil berupa Mudharabah dan Musyarakah
2 Ikatan Bankir Indonesia “ Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah “ (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2014) edisi ke-1 h.27
3 Muhammad,”Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”(Yogyakarta: UPP AMP YKPN2005)h.24
4 M.Nur Rianto Al-Arif, ”Dasar-Dasar Ekonomi Islam” (Solo: PT Era AdicitraIntermedia 2011) h.335
20
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam
bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam dan
Istishna’
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan
atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan /atau
diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.”5 Di
dalam memberikan pembiayaan terdapat dua pihak yang berkepentingan
langsung, yaitu pihak yang berkelebihan uang disebut pemberi pembiayaan
dan yang membutuhkan uang disebut penerima pembiayaan. Bila terjadi
pemberian pembiayaan berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan
uangnya (Prestasi) kepada pihak yang memerlukan uang dan berjanji akan
mengembalikan uang tersebut pada waktu jatuh tempo sesuai dengan
perjanjian.
Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa pembiayaan
adalah suatu pendanaan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk
memenuhi kebutuhan seseorang baik dalam bentuk investasi ataupun
konsumtif.
5 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang PerbankanSyariah
21
2. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah
Pembiayaan pada bank syariah memiliki beberapa jenis. Secara garis
besar, produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunanya yaitu :6
a. Pembiayaan dengan prinsip Jual Beli ( Ba’i )
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (Transfer Of Property) Tingkat
keuntungan ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang
dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk
pembayaran dan waktu penyerahan yakni sebagai berikut:
1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah merupakan akad transaksi jual-beli, dengan melakukan
penjualan pada tingkat keuntungan yang disepakati. Untuk skema dari
akad Murabahah, dapat dilihat dari skema berikut ini. Skema
Pembiayaan Rumah dengan akad Al-Murabahah.7 Bank bertindak
sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah
harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat
berubah selama berlakunya akad.
6 Muhammad,”Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”(Yogyakarta: UPP AMP YKPN2005)h.91
7 Rosly, Saiful Azhar. Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets.Dinamas Publishing. Kuala Lumpur. 2007. Hlm. 87-90.
22
2) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diper-
jualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh
sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,
sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli
ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu
penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
3) Pembiayaan Istishna
Istishna merupakan akad jual-beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dengan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pemesan dan penjual.8 Skim istishna dalam bank
syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan
konstruksi. Skema berikut ini adalah suatu skema yang dapat menjelaskan
suatu proses bagaimana akad Istisna ini dilakukan.
Perjanjian pertama adalah Perjanjian antara bank dengan developer
untuk memesan rumah yang harus dibangun terlebih dahulu sesuai pesanan
dengan pembayaran bertahap yang diakhiri dengan perpindahan
kepemilikan dari developer kepada bank. Perjanjian yang kedua adalah
Perjanjian antara bank dengan konsumen, yaitu konsumen memesan rumah
yang harus dibangun terlebih dahulu. Bank akan melakukan pembangunan
rumahnya dan konsumen melakukan pembayaran bertahap yang diakhiri
dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada konsumen.
8 Dr. Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik. (Yogyakarta:Deepublish 2014).h.156
23
b. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah
sebagai berikut :
1) Pembiayaan Musyarakah
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara
bersama-sama. Termasuk dalam golongan musyarakah adalah semua
bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka
secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun tidak berwujud.
2) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak
dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100%
modal dari shahibul maal dan keahlian dari mudharib.
c. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah)
Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) merupakan akad sewa (Ijarah) dari
suatu aset riil, yaitu pembeli rumah menyewa rumah yang telah dibeli oleh
bank, dan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari bank kepada
pembeli rumah. Di dalam akad IMBT ini terdapat dua buah akad, yaitu
akad Jual-Beli (Al-Bai’), dan akad IMBT sendiri, yang merupakan akad
24
sewa-menyewa yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan di akhir
masa sewa.9
d. Pembiayaan dengan Akad Pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan
akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, tetapi di tujukan untuk mempermudah pelaksanaan
pembiayaan, meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam
akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.
Adapun jenis-jenis akad pelengkap ini adalah sebagai berikut:10
1) Hiwalah (Alih Hutang-Piutang)
Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang piutang. Dalam
praktek perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk
membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya.
2) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Atas izin bank, nasabah
dapat menggunakan barang tertentu yang digadaikan dengan tidak
mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan.
3) Qardh
9 Dr. Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik..h.15710 Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Rajagrafindo Persada.
Edisi Ketiga. 2006. H. 105
25
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan
biasanya dalam empat hal, yaitu :
a) Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji
diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran.
Biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum ke-
berangkatannya ke haji.
b) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit
syariah, dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang
tunai milik bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya
sesuai waktu yang ditentukan.
c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut
perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberikan
pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau bagi hasil.
d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank me-
nyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan
pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikannya secara
cicilan melalui pemotongan gajinya.
4) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan
pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer
uang.
26
5) Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mem-
persyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk
fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut
dengan prinsip wadi ah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa
yang diberikan.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal,
yaitu:11
a. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
b. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipergunakan untuk
memenuhi konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah.
Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake
holder, yakni:12
1. Pemilik. Dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan
memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
11 Syafii Antonio, Muhammad, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”,(Jakarta: GemaInsani, 2001),h.167
12 Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah” (Yogyakarta: UPPAMPYKPN, 2005) h.20
27
2. Pegawai. Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari
bank yang dikelolanya.
3. Masyarakat. Masyarakat sebagai pemilik dana mengharapkan dari dana yang
diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil. Sedangkan Debitur yang
bersangkutan; dengan penyediaan dana baginya mereka merasa terbantu guna
menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan
barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif). Hal ini dapat juga
mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
4. Pemerintah. Pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara dari
penghasilan pajak yang diperoleh.
5. Bank. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan
diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap
survival dan meluaskan jaringan usahanya, sehingga semakin banyak
masyarakat yang dapat dilayaninya.
Ada bebarapa fungsi pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada
masyarakat penerima diantaranya:
1. Meningkatkan daya guna uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan
dan deposito. Uang tersebut dalam prosentase tertentu ditingkatkan
kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produkivitas.
2. Meningkatkan daya guna barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memprodusir bahan
mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
28
3. Meningkatkan peredaran uang
Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih
berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha
sehingga penggunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara
kuantitatif.
4. Menimbulkan kegairahan berusaha
Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah kemudian
yang digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitas.
5. Stabilitas ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitasi pada
dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain:
a) Pengendalian inflasi
b) Peningkatan ekspor
c) Rehabilitasi prasarana
d) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat
6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk
meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan
profit/pendapatan.
7. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Bank sebagai lembaga kredit/pembiayaan tidak saja bergerak didalam
negeri tapi juga diluar negeri. Negara-negara kaya atau yang kuat ekonominya,
demi persahabatan antar negara banyak memberikan bantuan kepada negara-
29
negara yang sedang berkembang atau yang sedang membangun. Bantuan
tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat tertentu.
B. Teori Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja (performance)
adalah manajemen efisiensi dan efektivitas. Menurut ahli manajemen peter
drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan dengan benar. Efektivitas
merupakan kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.13 Menurut kamus besar
bahasa indonesia, efektif merupakan sesuatu yang berpengaruh dan dapat
membawa hasil atau berhasil guna.14 Sedangkan dalam kamus istilah
ekonomi, efektivitas merupakan suatu besaran atau angka untuk
menunjukan sampai seberapa jauh sasaran (target) tercapai.15
Efektivitas menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai
sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat. Pencapaian
hasil akhir yang sesuai target waktu yang telah ditetapkan untuk ukuran
maupun standar yang berlaku mencrminkan suatu perusahaan tersebut telah
memperhatikan efektivitas operasional.16 Sedangkan menurut Mulyasa
dalam bukunya manajemen berbasis sekolah menjelaskan: efektivitas adalah
adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran
13 T.Hani Handoko, “Manajemen” (Yogyakarta:BPPE, 1998) edisi 2, h.714 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1997, cet 9, h.25015 Ety rochaety dan Ratih Tresnati “Kamus Istilah Ekonomi” (Jakarta: Bumi Aksara 2005)
h.7116 Amirullah, dan haris budiyon, “pengantar Manajemen” (Yogyakarta; Graha Ilmu,
2004) h.8
30
yang dituju, selanjutnya dijelaskan bahwa efektivitas adalah berkaitan erat
perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang
direncanakan.17
Kedua definisi diatas menunjukkan bahwa efektivitas mencerminkan
sebuah kondisi yang merupakan hasil dari sebuah penilaian dengan tolak
ukur tertentu. Hasil penilaian efektivitas dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan keputusan di masa mendatang. menurut
pendapat gibson mengatakan bahwa ukuran efektivitas organisasi, sebagai
berikut:18
1) Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi
jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
2) Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan
input.
3) Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana
organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
4) Keunggulan adalah tingkat dimana korganisasi dapat dan benar-benar
tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.
5) Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk
meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.
17 E.Mulyasa,” Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi danImplementasi,”(Bandung,PT. Remaja Rosdakarya, 2004),h.82
18 Gibson “Organisasi dan Manajemen” (Jakarta: Erlangga 1985) h.34
31
2. Kriteria Penilaian Efektivitas 19
a. Kegunaan, agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-
fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil,
berkesinambungan dan sederhana.
Kegunaan tersebut ditujukan agar masyarakat mudah menjangkau
KPR Subsidi baik dari segi penghasilan dan kemudahan prosedur
pengajuan pembiayaan KPR Subsidi. Melalui Kementerian Perumahan
Rakyat (Kemenpera) pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk
pemberiaan subsidi untuk pendanaan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR). Program ini dilakukan pemerintah agar
dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi
salah satu kebutuhan pokoknya yaitu memiliki tempat tinggal yang layak
huni dengan harga terjangkau.
b. Ketepatan Sasaran, semua rencana harus dievaluasi untuk mengetahui
apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat.
Ketepatan Program KPR Subsidi harus tepat sasaran dalam
kepemilikan rumah subsidi. Pembiayaaan KPR subsidi sejahtera IB pada
bank BTN Syariah diperuntukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut peraturan kementerian perumahan rakyat Nomor 20 pasal 7
tahun 2014 KPR subsidi diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah yang mempunyai gaji pokok maksimal RP. 4.000.000,- sebulan,
19 T.Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1998), h.103-105
32
belum pernah memiliki rumah sebelumnya, dan belum pernah
mendapatkan rumah subsidi dari pemerintah.
c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan,
kepaduan, dan konsistensi.
Ruang lingkup disini meliputi kemudahan persyaratan dalam
pengajuan pembiayaan dan pemberian fasilitas yang memadai pada KPR
Subsidi. Masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin mengajukan
pembiayan KPR Subsidi harus memenuhi persyaratan yang tertuang dalam
peraturan kementerian perumahan rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 Pasal 3
ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tidak memiliki rumah yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari yang
bersangkutan dan diketahui oleh kepala desa/lurah setempat;
2) Belum pernah menerima subsidi Pemerintah untuk pemilikan rumah;
3) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
4) Menyerahkan fotokopi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atau surat
pernyataan bahwa penghasilan yang bersangkutan tidak melebihi batas
penghasilan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri ini.
Rumah yang di bangun developer atau pengembang harus sesuai
kriteria sebagai mana yang tertuang dalam peraturan kementerian
perumahan rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 pasal 18 ayat 3 tentang Fisik
bangunan rumah dijelaskan bahwa rumah yang di kembangkan oleh
33
pengembang harus telah siap dihuni, dan sekurang-kurangnya harus
dilengkapi dengan:
1) Atap, lantai dan dinding yang memenuhi persyaratan teknis
keselamatan, keamanan dan kehandalan bangunan;
2) Terdapat jaringan distribusi air bersih perpipaan dari PDAM atau
sumber air bersih lainnya yang berfungsi;
3) Utilitas jaringan listrik yang berfungsi;
4) Jalan lingkungan yang telah selesai dan berfungsi; dan
5) Saluran/drainase lingkungan yang telah selesai dan berfungsi.
d. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektivitas biaya menyangkut waktu,
usaha dan aliran emosional.
Mengingat program KPR Subsidi ini peruntukan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah maka selayaknya biaya admisnistrasi yang
dikenakan kepada nasabah ringan dan sesuai kemampuan nasabah.
Demikian pula dalam penetapan besaran margin harus sesuai ketentuan
peraturan kementerian perumahan rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 pasal 10
ayat 3 yaitu sebesar 5%. Dalam pembayaran angsuran, nasabah diberikan
kemudahan untuk membayar dalam jangka waktu yang cukup lama antara
15 tahun – 20 tahun sehingga hal tersebut dapat mempermudah nasabah.
e. Akuntabilitas, yang terdiri dari tanggung jawab atas pelaksanaan dan
tanggung jawab atas implementasi.
34
Akuntabilitas suatu program dinilai dari tanggung jawab atas
terlaksannya program KPR Subsidi ini. Bank berkewajiban sebagai
perantara untuk menyalurkan dana subsidi yang diberikan oleh pemerintah
kepada nasabah, kemudian pemerintah berkewajiban memberi dana
subsidi untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memenuhi
kebuthan pokoknya dengan memiliki hunian yang layak sedangkan
nasabah berkewajiban menghuni KPR Subsidi yang telah diberikan
pemerintah tidak diperbolehkan untuk diinvestasikan ataupun disewakan,
sebagaimana peratuan kementerian perumahan rakyat Nomor
48/PRT/M/2015 Pasal 12 tentang pemanfaatan rumah sejahtera tapak
disebutkan bahwa:
1) Rumah sejahtera tapak atau satuan rumah sejahtera susun dimanfaatkan
sebagai tempat tinggal atau hunian oleh debitur/nasabah.
2) Jika debitur/nasabah tidak menempati rumah sejahtera tapak atau satuan
rumah sejahtera susun secara terus-menerus dalam waktu 1 (satu) tahun,
dapat dilakukan pemberhentian KPR selisih angsuran dan
debitur/nasabah wajib mengembalikan biaya selisih angsuran yang telah
diperoleh.
3) Ketentuan mengenai kewajiban debitur/nasabah mengembalikan biaya
selisih angsuran yang telah diperoleh wajib dicantumkan dalam surat
pernyataan.
4) Rumah sejahtera tapak atau satuan rumah sejahtera susun hanya dapat
disewakan dan/atau dialihkan kepemilikannya dalam hal:
35
a) pewarisan;
b) telah dihuni lebih dari 5 (lima) tahun untuk rumah sejahtera tapak;
c) telah dihuni lebih dari 20 (dua puluh) tahun untuk satuan rumah
sejahtera susun;
d) pindah tempat tinggal akibat peningkatan sosial ekonomi; atau untuk
kepentingan bank pelaksana dalam rangka penyelesaian
kredit/pembiayaan bermasalah.
5) Pengalihan kepemilikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b,
huruf c, dan huruf d hanya dapat dilakukan kepada MBR sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) Pindah tempat tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf d
dibuktikan dengan:
a) surat keterangan pindah dari pihak yang berwenang di lokasi rumah
sejahtera tapak atau satuan rumah sejahtera susun berada; dan
b) surat pernyataan bahwa yang bersangkutan telah atau akan memiliki
rumah lain.
7) Pelaksanaan ketentuan pada ayat (4) huruf e dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan.
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (PERMENPERA) Nomor
20/PRT/M/2014 Pada pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa KPR subsidi
dilaksanakan dengan prinsip syariah yaitu dengan menggunakan akad
36
Murabahah yang diterbitkan oleh beberapa bank syariah diIndonesia
khususnya BTN Syariah.
f. Ketepatan waktu, dengan membuat perencanaan disesuaikan dengan
perubahan yang sedang terjadi.
Ketepatan waktu dalam pencairan pembiayaan KPR subsidi
membutuhkan waktu yang tidak lama, Sebagaimana peraturan
kementerian perumahan rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7
dijelaskan bahwa Pencairan biaya selisih angsuran sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilakukan selambat lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah
dokumen permintaan pencairan biaya. Dalam pembayaran angsuran,
nasabah diberikan kemudahan untuk membayar dalam jangka waktu yang
cukup lama antara 15 tahun – 20 tahun sehingga hal tersebut dapat
mempermudah nasabah.
Sebagaimana yang tertuang dalam peratuan kementerian perumahan
rakyat Nomor 48/PRT/M/2015 Pasal 11 menjelaskan bahwa Jangka waktu
pembiayaan disepakati oleh bank pelaksana dan kelompok sasaran KPR
Selisih Angsuran Syariah Susun yang disesuaikan dengan kemampuan
membayar angsuran oleh kelompok sasaran KPR Sejahtera atau paling
lama 20 (dua puluh) tahun.
37
C. KPR Syariah Bersubsidi
1. Pengertian KPR Syariah Bersubsdi
KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah merupakan salah satu jenis
pelayanan kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang
menginginkan pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam
pembangunan rumah atau renovasi rumah. KPR sendiri muncul karena
adanya kebutuhan memiliki rumah yang semakin lama semakin tinggi tanpa
diimbangi daya beli yang memadai oleh masyarakat. KPR Syariah adalah
pembiayaan yang digunakan untuk pembelian rumah secara kredit.
Sistem yang digunakan oleh Syariah Islam jauh lebih unggul dan lebih
aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang dirugikan.20
Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani
perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh
tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan
yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan
dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga
bergejolak. Di Indonesia yang saat ini dikenal ada dua jenis KPR yaitu: 21
1) KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi
kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki.
Bentuk subsidi yang diberikan : Subsidi meringankan kredit dan subsidi
20 Hardjono, “Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR” (Jakarta: PT. Pustaka Grahatama,2008) h.25
21 “Pembiayaan Bank Syariah” http://guntala.wordpress.com/kredit-perumahan-rakyat-di-bank di akses pada tanggal 17 Maret 2016.
38
menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah, kredit subsidi ini
diatur sendiri oleh pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang
menganjurkan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum
pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan
subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang
diberikan.
2) KPR non subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh
masyarakat ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan
besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank
yang bersangkutan. Subsidi uang muka yang diterima nasabah
disesuaikan dengan gaji pokok setiap nasabah.
Kelompok sasaran KPR Subsidi ini adalah Kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan maksimal sebesar Rp.
4.000.000,-. Peraturan mengenai bantuan subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) tersebut dituangkan di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang
pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1
ayat 3 disebutkan bahwa Masyarakat berpenghasilan rendah atau yang disebut
dengan MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli
sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.22
22 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015tentang pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1 ayat 3www.perpustakaan kemenpera.htm Diakses Tanggal 12 Januari 2016
39
Sebagaimana yang tertuang dalam peraturan KEMENPERA Nomor 20
pasal 7 tahun 2014, Masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin mengajukan
pembiayaan KPR Subsidi ini harus memenuhi beberapa persyaratan
diantaranya; Masyarakat yang boleh mengajukan KPR subsidi ini adalah
keluarga atau perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap,
belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan
termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan
perbulan maksimal sebesar Rp. 4.000.000,-. 23
2. Dasar Hukum KPR Syariah Bersubsidi
Pembiayaan KPR bersubsidi merupakan sebuah fasilitas pembiayaan
perumahan yang dikeluarkan pemerintah, yang mengacu pada suatu Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat (PERMENPERA) Nomor 20/PRT/M/2014
Tentang Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dalam Rangka Peroleh
Perumahan Melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) atau disebut dengan KPR
Subsidi adalah dukungan pembiayaan perumahan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh kementerian
pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Kemudian pada pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa KPR subsidi disebut juga KPR Sejahtera merupakan
Pembiayaan pemilikan rumah yang meliputi KPR Sejahtera Tapak dan KPR
23 Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat NOMOR 48/PRT/M/2015 pasal 7 TentangKetepatan Sasaran KPR Subsidi
40
Sejahtera Susun yang diterbitkan oleh bank pelaksana secara konvensional
maupun dengan prinsip syariah. 24
Perbankan Syariah mengadopsi konsep pembiayaan rumah
kedalam jenis produk pendanaan dengan akad Murabahah. Berdasarkan
Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang ketentuan umum Murabahah
dalam bank syariah adalah bank membeli barang yang diperlukan nasabah
atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank
kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga
jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya
yang diperlukan, termasuk dalam hal ini pembiayaan rumah di bank
Syariah.25
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S. Al.Baqarah (1) : 275
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
24 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (PERMENPERA) No 3 dan 4 Tahun 201425 Ash-Shawi, Shalah dan al-Muslih, Abdullah, “Fikih Ekonomi Keuangan Islam”
(Jakarta: Darul Haq 2001)h. 363.
41
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
Kaidah fiqh:
لى تحر یمھااالصل في المعا ملة اإلبا حة اال ان ید ل دلیل ع
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.”
Pembiayaan Pemilikan Rumah dalam konsep syariah haruslah terhindar
dari praktek Maisir (perjudian), Gharar (ketidakjelasan), Riba (tambahan),
dan Batil (ketidakadilan). Bank membeli barang yang diperlukan nasabah
atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank
kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga
jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dengan demikian Bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya
yang diperlukan. Nasabah kemudian membayar harga barang yang telah
disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Untuk
42
mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak
bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.26
3. Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Dengan Akad Murabahah
Konsep pembiayaan kredit rumah ini diadopsi oleh Perbankan Islam
kedalam jenis produk pendanaan dengan akad murabahah. Pihak bank
membeli rumah yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kepada
nasabah sebesar harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati oleh bank dan nasabah. Murabahah adalah transaksi jual beli
dimana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin). Kedua belah pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual
dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat
berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan syariah murabahah selalu
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.
Salah satu produk bank syariah yang menggunakan akad murabahah,
yaitu produk kredit pemilikan rumah atau KPR. Pembiayaan pemilikan
rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan
kebutuhan akan rumah dengan mengunakan prinsip jual beli (murabahah)
dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah
ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah
26 Muhammad, “Lembaga Keuangan Umat Kontemporer” (Yogyakarta : UII Press 2002)h.147
43
ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan
pembeli.
Pada mulanya murabahah bukan merupakan bentuk pembiayaan,
melainkan hanya alat untuk menghindar dari riba dan bukan merupakan
instrumen ideal untuk mengemban tujuan real ekonomi Islam. Instrumen ini
hanya digunakan sebagai langkah transisi yang diambil dalam proses
islamisasi ekonomi, dan penggunaannya hanya terbatas pada islamisasi
ekonomi, dan penggunaannya hanya terbatas pada kasus-kasus ketika
mudharabah dan musyarakah tidak/belum dapat diterapkan. Murabahah
muncul bukan hanya untuk menggantikan “bunga” dengan “keuntungan”,
melainkan sebagai bentuk pembiayaan yang diperbolehkan oleh ulama
syariat dengan syarat-syarat tertentu. Apabila syarat-syarat ini tidak dipenuhi,
murabahah tidak boleh digunakan dan cacat menurut syariah.27
Adapun Skema Pembiayaan KPR Syariah yang menggunakan akad
Murabahah pada BTN Syariah Cabang Tangerang:
Tahapan dari skema yang digambarkan diatas adalah sebagai berikut
27 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis,h.152.
44
1) Konsumen melakukan identifikasi dan memilih rumah yang akan
dibeli
2) Bank membeli rumah dari penjual dengan cara tunai
3) Bank menjual rumah kepada konsumen dengan harga jual
merupakan penjumlahan harga beli dengan besar keuntungan
4) Konsumen membayar rumah yang sudah dibeli oleh bank dengan
cara mencicil.
Dari tahapan-tahapan tersebut, terdapat tiga kontrak perjanjian yang
harus dilakukan agar akad Murabahah ini dapat berjalan. Perjanjian pertama
adalah Perjanjian Pembelian Property (PBP), dimana perjanjian ini
melibatkan bank dengan penjual rumah yang mencakup pembelian property
yang dilakukan oleh bank dengan penjual rumah. Kemudian yang kedua
adalah Perjanjian Penjualan Property (PJP), yaitu perjanjian yang melibatkan
bank dengan konsumen dimana Bank menjual rumah kepada konsumen pada
harga yang telah disepakati didalam akad Murabahah. Perjanjian yang
terakhir adalah Perjanjian Penjaminan (PP), yang melibatkan Bank dengan
konsumen dalam hal penjaminan rumah. Dimana konsumen menjaminkan
rumahnya kepada bank sampai konsumen menyelesaikan pembayarannya.
KPR Subsidi ini menggunakan pola perhitungan margin flat Berikut
adalah simulasi pembiayaan KPR Syariah dengan akad murabahah:
A membeli rumah seharga Rp 300 juta. dengan uang muka sebesar 20%
dari harga rumah, maka A akan menyetor sebesar Rp 60 juta. Uang muka
45
tersebut bisa langsung dibayarkan ke pengembang. Dengan begitu,
pembiayaan yang akan diberikan kepada A adalah Rp 240 juta.
Perhitungannya; Rp 300 juta – Rp 60 juta = Rp 240 juta.
Dari jumlah tersebut, dengan memakai prinsi murabahah, bank akan
membeli rumah yang akan A beli sebesar Rp 240 juta. Kemudian, bank
akan menjual kembali A setelah ditambah keuntungan untuk bank.
Misalnya pembiayaan syariah yang A ajukan menetapkan keuntungan
sebesar 5% dengan tenor atau lama pembayaran 15 tahun.
Rumusnya; (Harga dibiayai bank x (keuntungan bank x plafon) + Harga
dibiayai bank) : bulan tenor
= (( 240 juta x ( 5% x 15 )) + 240 juta ) : 180 bulan
= (180 juta + 240 juta ) : 180 bulan
= (Rp 420 juta) : 180 bulan
Maka, angsuran yang akan A keluarkan adalah = Rp. 2.333.333
Dengan demikian besar angsuran itu akan tetap perbulannya dan tidak
berubah sepanjang jangka waktu pembiayaan KPR yang ditentukan.
4. Hunian Bersubsidi dalam Persfektif Ekonomi Islam
Pada hakikatnya ekonomi islam adalah metamorfosa nilai-nilai islam
dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa islam adalah
agama yang hanya mengatur persoalan ubudiyah atau komunikasi vertikal
antara manusia dengan Allah. Ilmu ekonomi islam dapat didefinisikan sebagai
suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang
46
seirama dengan maqasid syariah yaitu menjaga agama ( li hifdz al din), jiwa
manusia (li hifdz an nafs), akal ( li hifdz al’akl), keturunan ( li hifdz al nasl) dan
menjaga kekayaan ( li hifdz al mal).28
Sasaran utama dari pemberdayaan ekonomi rakyat adalah pencapaian
kesejahteraan masyarakat. Dalam ekonomi islam, mewujudkan kesejahteraan,
keadilan dan kemakmuran masyarakat sebagaimana substansi dari
pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan substansi dari tujuan syariah
(Maqashid As-Syariah). Maqasid as-syariah menurut Al-Ghazali adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang akan mendukung keyakinan,
kehidupan, pemikiran, kemakmuran dan harta benda mereka.29
Ekonomi sebagai sebuah ilmu yang berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan manusia, baik kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun
kebutuhan pelengkap. Rumah termasuk kebutuhan primer manusia, namun
harga rumah yang semakin lama semakin tinggi menyebabkan jarang orang
yang mampu membeli atau memiliki rumah. Salah satu upaya pemerintah
dalam mensejahterakan rakyatnya adalah dengan memberikan bantuan
keringanan pendanaan, sebagaimana tujuan dari maqasidh syariah yaitu
mensejahterakan manusia. Melalui Kementerian Perumahan Rakyat
(Kemenpera) pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk pemberiaan
subsidi untuk pendanaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR), Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
28 Muhammad “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam” (Yogyakarta; Graha ilmu, 2007) h.2
29 Muhammad “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam” h.95
47
dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2014 Tentang Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Perolehan Rumah melalui
Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah.
Subsidi adalah pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada perusahaan
atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat
memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih
besar atau pada harga yang lebih murah. Secara ekonomi, tujuan subsidi adalah
untuk mengurangi harga atau menambah keluaran (output).30 Subsidi dalam
Islam berbeda dengan Kapitalisme. Jika Kapitalisme memandang subsidi dari
perspekstif intervensi pemerintah atau mekanisme pasar, Islam memandang
subsidi dari perspektif syariah, yaitu kapan subsidi boleh dan kapan subsidi
wajib dilakukan oleh negara.
Jika subsidi diartikan sebagai bantuan keuangan yang dibayar oleh negara
maka Islam mengakui adanya subsidi dalam pengertian ini. Subsidi dapat
dianggap salah satu cara (uslub) yang boleh dilakukan negara (Khilafah),
karena termasuk pemberian harta milik negara kepada individu rakyat (i’tha’u
ad-dawlah min amwaliha li ar-ra’iyah) yang menjadi hak Khalifah. Khalifah
Umar bin al-Khathab pernah memberikan harta dari Baitul Mal (Kas Negara)
kepada para petani di Irak agar mereka dapat mengolah lahan petanian
mereka.31
30 Kamus Besar Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DepartemenPendidikan Balai Pustaka: Jakarta 1989, cet. 9.
31 An-Nabhani, Taqiyuddin, An-Nizham Al-Iqtishadi fi al-Islam, Cetakan VI, (Beirut:Darul Ummah 2004), h.119
48
Semua subsidi hukum asalnya boleh, karena hukum asal negara
memberikan hartanya kepada individu rakyat adalah boleh. Pemberian ini
merupakan hak Khalifah dalam mengelola harta milik negara (milkiyah al-
dawlah). Apabila terjadinya ketimpangan ekonomi, pemberian subsidi menjadi
wajib hukumnya, karena mengikuti kewajiban syariah untuk mewujudkan
keseimbangan ekonomi (at-tawazun al-iqtishadi).32 Hal ini karena Islam telah
mewajibkan beredarnya harta di antara seluruh individu dan mencegah
beredarnya harta hanya pada golongan tertentu sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS. Al Hasyr ayat 7
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supay a harta itu jangan beredar di antara orang-
orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
32 M. Shiddiq Al-Jawi Subsidi dalam Pandangan Islam http://jurnalekonomi.org/pandanganislam-tentang-subsidi/ diakses tanggal 4 April 2016
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Efektivitas Penyaluran Pembiayaan
KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah”,
Maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada Nasabah Pembiayaan KPR
Bersubsidi di BTN Syariah Cabang Tangerang.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah field research dan library
research. field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung ke
objek penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Library research adalah
pengumpulan data dengan memberikan teori mengenai konsep-konsep yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Penulis mengumpulkan artikel-artikel
ilmiah dan buku-buku yang relevan untuk menunjang penelitian yang penulis
lakukan.
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data dalam bentuk angka.1 Penulis menggambarkan permasalahan yang
didasari pada data yang ada berupa angka-angka, kemudian dianalisa lebih
lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan.
1 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Yogyakarta:PT.Rajawali Pers, 2008),h.100.
50
2. Sumber Data
Data yangdigunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder:
a. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli di
lokasi penelitian atau objek penelitian. Data ini diperoleh secara
langsung dari responden, yaitu nasabah pembiayaan KPR Syariah
Bersubsidi melalui penyebaran koesioner dan diperoleh secara
langsung melalui wawancara dengan staf bagian pembiayaan BTN
Syariah Cabang Tangerang.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak terkait
dengan penelitian yaitu berupa Jumlah nasabah pembiayaan KPR
syariah bersubsidi dan arsip-arsip lainnya serta mengumpulkan data
dengan membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti .2
Dalam Penelitian ini populasi yang digunakan untuk menyebutkan
seluruh elemen/anggota dari suatu yang menjadi sasaran penelitian
atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian.3 Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah nasabah pembiayaan KPR Syariah
2 M.Iqbal Hasan , Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.(Jakarta:Ghalia Indonesia,2002),h.58
3 Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian Skripsi,Tesis,Disertasi dan karya ilmiah,(Jakarta: Kecana Prenada Media Group),h147
51
Bersubsidi di BTN Syariah Cabang Tangerang yaitu sekitar 1075 yaitu
nasabah KPR Subsidi dalam kurun waktu 2011-2015.
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.4 Sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang bisa mewakili populasi.
Rumus perhitungan besaran sampel menggunakan Metode Slovin,
yaitu:5
= 1 +Keterangan:
= Jumlah Sampel yang dicari
= Jumlah Populasi
= Nilai kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolelir
= 10751 + 1075 × 10%= , = 91,4 91 Orang Responden
4 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, h.1615 Husen Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi kedua (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011),h.78
52
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu mengambil
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.6 Metode
Non Probality Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling,
artinya teknik penentuan sampel dengan memilih sumber responden
secara kebetulan bertemu dan cocok sebagai sumber data dengan
berbagai pertimbangan yaitu responden merupakan nasabah
pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi di BTN Syariah Cabang
Tangerang.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui.7
Pertanyaan pada kuesioner sebagaian bersifat tertutup dimana pilihan
atau alternatif jawaban tersedia dan sebagin lagi bersifat terbuka untuk
menggali informasi yang mungkin muncul diluar pertanyaan yang
tersedia. Hal itu dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
nasabah pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah Cabang
6 Sugiono, Statistik untuk penelitian bisnis ( Bandung: Alfabeta 2008), cet 13 h.617 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010) h. 128
53
Tangerang yaitu dengan cara menjawab setiap pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner.
Dalam penyusunan kuesioner ini penulis menggunakan linkert
scale, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju
mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, objek, orang,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomenal sosial dengan skala linkert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan
sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.8
Kuesioner didasarkan pada skala linkert melalui pemberian bobot
sebagai berikut:9
Sangat tidak setuju Bobotnya 1
Tidak setuju Bobotnya 2
Ragu-Ragu Bobotnya 3
Setuju Bobotnya 4
Sangat Setuju Bobotnya 5
2. Wawancara
Wawancara (interview), yaitu percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu penulis (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan pihak atau staf BTN Syariah Cabang
8 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta:Erlangga, 2009),h.178
9 Sugiono, Statistik untuk penelitian bisnis , h.133
54
Tangerang (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.10
3. Studi kepustakaan
Penulis mengumpulkan data yang terkait dengan masalah
penelitian yaitu berupa buku-buku, majalah artikel dan karya ilmiah
lainnya dengan mempelajari, memahami dan mencatat teori-teori yang
berkaitan dengan penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah akurasi alat yang diukur walaupun dilakukan
berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas
instrumen peneltian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen
juga harus memiliki tingkat validitas yang baik. Uji validitas bertujuan
untuk melihat ketepan instrumen pengukur penelitian. Validitas terkait
dengan keabsahan apakah butir-butir pertanyaan alat ukur secara tepat
mengukur apa yang hendak diukkur.11
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut
benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut
akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun
tersebut itu valid, maka perlu diuji dengan uji korelasi antar skor tiap-
10 Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosda karya,2004),h.5
11 Sofren & Yonathan Natanel, Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak, (Jakarta: PT.Elex Media Komputindo,2013), h.53
55
tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.12 Dalam
penelitian ini penulis menggunakan SPSS 2.1 untuk uji validitas.
2. Uji Realiabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan indeks sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Uji
reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki
atua memenuhi uji validitas. Reliabilitas menunjukan konsistensi hasil
pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten
apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu
menunjukan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.13
Pada uji instrumen inji penulis menggunakan Realibility Analysis
dengan metode Cronbach Alpha melalui perhitungan statistik
menggunakan SPSS. Metode Cronbach Alpha sebenarnya sudah
ditentukan batasannya. Batasan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Koefisien alpha diatas 0,8 : Baik
b. Koefisien alpha diatas 0,7 : Dapat Diterima
c. Koefisien alpha diatas 0,6 : Kurang Baik/Tidak Reliabel
12 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah(Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2012), h.132
13 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah., h.130-131
56
3. Artificial Neuron Network (ANN)
Untuk mengukur tingkat efektivitas penulis menggunakan Analisis
Artificial Neuron Network (ANN). Pendekatan ANN ini digunakan
untuk mengukur maju mudurnya suatu program. Fungsi transformasi
Artificial Neuron Network digunakan untuk menelaah proses
pembelajaran keterkaitan antara input, proses dan output. Untuk
menilai keefektifan suatu program maka diperlukan mengetahui
outputnya. Output diperoleh dari interaksi berbagai input setelah
melalui beberapa proses.
Output ini ditransformasikan kedalam suatu fungsi transformasi
yang mengikuti kurva pembelajaran (activation function). Hasil dari
output yang ditransformasikan inilah yang merupakan hasil akhir dari
keseluruhan proses.14 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
Microsoft Exel 2010 untuk mengitung ANN.
Fungsi transformasi ANN sebagai berikut: 15
= [( )]Diketahui :
Y : Output dari proses hubungan yang saling mempengaruhi antar
variabel yang telah mengalami pembobotan
: epsilon output
14 Murasa Sarkaniputra, Ruqyah Syar’iyyah: Teori Dan Sistem Ekonomi, (Jakarta: Al-Islah Press & STEI, 2009), h122.
15 Dr.Euis Amalia,M.Ag.,Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan PeranUKM dan LKM di Indonesia, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada 2009)h.180
57
W : pembobotan setiap variabel =Tabel 3.1
Daftar penilaian tingkat efektivitas
Efektivitas
(%)
>90 80 s.d 90 70 s.d 80 <70
Skor 3 2 1 0
Sumber: Keputusan Menteri BUMN No.KEP-100/MBU/2002
Skor yang diperoleh untuk masing-masing kategori menunjukan
tingkat efektivitas program pembiayaan KPR Subsidi adalah sebagai
berikut:
0 (nol) : Kurang Efektif 2 (dua) : Efektif
1 (satu) : Cukup Efektif 3 (tiga) : Sangat Efektif
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek yang
mempunyai variabel antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk mengukur efektivitas
yaitu:
a. Kegunaan (X1) mencakup pentingnya program KPR subsidi dan
penggunaannya
58
b. Ketepatan dan obyektivitas (X2) yakni evaluasi dari penyaluran
pembiayaan KPR Subsidi yang meliputi ketepatan sasaran dan
kesesuaian produk
c. Ruang Lingkup (X3) yakni merupakan kelengkapan dan kepanduan
meliputi pernyataan pengajuan.
d. Efektivitas biaya (X4) meliputi biaya admnistrasi besarnya margin dan
angsuran
e. Akuntabilitas (X5) meliputi kesesuaian penggunaan dana dengan
pengajuan dan kesesuaian produk dengan syariah.
f. Ketepatan Waktu (X6) meliputi pencairan dana, waktu pelunasan
pembiayaan serta denda keterlambatan.
G. Pedoman Penulisan
Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press,
2012.
59
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Aplikasi Produk Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB
Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah merupakan unit usaha syariah
milik Bank Tabungan Negara (BTN) konvensional salah satu bank
pelaksana yang mengikuti program pemerintah dalam menyalurkan
fasilitas pembiayaan perumahan murah atau KPR Subsidi yang
dicanangkan oleh Kementrian Perumahan Rakyat (KEMENPERA). Pada
BTN Syariah, produk KPR Bersubsidi ini disebut KPR BTN Sejahtera
Tapak IB. Menurut Rahmansyah (Financing Service Officer BTN
Syariah), KPR BTN Sejahtera Tapak iB adalah pembiayaan yang
diterbitkan BTN Syariah kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam
rangka kepemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pengembang dengan
harga terjangkau.1
Kelompok sasaran KPR Subsidi ini adalah kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah yang berpenghasilan perbulan maksimal sebesar
Rp. 4.000.000,-. Peraturan mengenai bantuan subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah tersebut dituangkan di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang
pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah atau
1 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 18 Mei 2016.
60
yang disebut dengan MBR adalah masyarakat yang mempunyai
keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah
untuk memperoleh rumah.2
Pemerintah tak mematok batas terendah penghasilan para pekerja
formal yang masuk dalam golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
untuk mendapatkan KPR subsidi. Tak adanya patokan penghasilan
terendah bertujuan agar semua lapisan masyarakat berpenghasilan rendah
bisa berpeluang mencicil pembiayaan KPR subsidi. Namun yang menjadi
patokannya adalah peraturan dalam porsi cicilan kredit atau tanggungan
KPR maksimal 30% dari penghasilan seseorang per bulan. Dengan adanya
pembiayaan KPR dengan cicilan rendah, maka akan semakin banyak
kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah bisa mendapatkan
pembiayaan KPR subsidi. Menurut Rahmansyah bila ada pemohon KPR
subsidi dengan gaji Rp 1 juta/bulan tapi mengajukan cicilan Rp
800.000/bulan, maka sudah pasti akan ditolak oleh bank, karena bank
mematok besaran angsuran 30% dari gaji pokok pemohon.3
Dalam mengajukan produk pembiayaan ini, calon nasabah diharapkan
mengetahui bagaimana prosedur dan mekanisme pembiayaan KPR Syariah
subsidi serta dokumen persyaratan yang harus disiapkan oleh nasabah
pembiayaan KPR Syariah subsidi.
2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015tentang pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1 ayat 3www.perpustakaan kemenpera.htm Diakses Tanggal 12 Mei 2016
3 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 18 Mei 2016.
61
1. Prosedur dan Mekanisme Pengajuan Pembiayaan KPR BTN Sejahtera
Tapak iB:4
Berikut Prosedur yang harus diikuti calon nasabah yang ingin mengajukan
Pembiayaan KPR BTN Sejahtera Tapak iB:
a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai dengan Surat
Pemesanan Rumah (SPR) dari developer/pengembang
b. Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat pernyataan
c. Verifikasi calon nasabah (BI Checking dan verifikasi via telepon)
d. Wawancara calon nasabah
e. Analisa kelayakan nasabah
f. Appraisal (Analisa harga pasar dari agunan)
g. Persetujuan pembiayaan oleh Branch Manager
h. Akad Pembiayaan
i. Serah terima rumah
j. Surat pernyataan verfikasi (kelengkapan dokumen direkap dan diregister)
k. Kirim dokumen ke Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA)
Adapun mekanisme penyaluran pembiayaan KPR Syariah bersubsidi pada BTN
Syariah Cabang Tangerang sebagai berikut :
a. Nasabah mengajukan permohonan awal pembiayaan KPR Bersubsidi secara
kolektif dengan melampirkan surat keterangan bahwa nasabah belum
mempunyai rumah dari kelurahan setempat serta surat keterangan dari
kecamatan.
4 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 18 Mei 2016.
62
b. Berikan penjelasan dan wawancara secara terperinci kepada nasabah
mengenai pembiayaan yang diinginkan, setelah itu nasabah dianjurkan
untuk melengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam pengajuan
pembiayaan KPR subsidi.
c. Apabila dokumen-dokumen dan syarat-syarat yang telah diajukan tersebut
telah terpenuhi, maka langsung dipelajari serta dianalisa oleh Financing
Service Officher (FSO).
d. Setelah dipelajari dan sesuai dengan standar oprasional produksi (SOP)
maka langsung diberikan kepada kepala seksi Operation Head (OH) dengan
membubuhkan tandatanganya.
e. Setelah dirasa aman dan memenuhi semua syarat, maka FSO dan kepala
seksi OH membuat memo dan proposal pembiayaan murabahah yang
kemudian langsung diserahkan kepada Kepala Cabang Bank BTN Syariah,
inti dari kegiatan yang telah disebutkan diatas untuk menilai tingkat
kepercayaan dan prinsip kehati-hatian bank terhadap nasabah serta
dilakukan untuk menjamin kelancaran pembayaran nasabah pada
pembiayaan murabahah.
f. Selanjutnya proposal dan memo yang telah dibuat, kembali dianalisis dan
dievaluasi lagi oleh kepala cabang apabila ada pertanyaan atau maupun hal
yang ingin dibahas didalam memo maupun proposal tersebut maka kepala
cabang dapat mengadakan rapat untuk membahas hal tersebut. Maksimal 1
(satu) minggu kepala cabang dapat memberikan keputusan apakah
pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan kerjasamanya ataupun tidak.
63
g. Bila tidak disetujui bisa dilakukan pengulangan kembali oleh FSO dan
kepala OH atau dapat langsung menghentikan permohonan dan memberikan
informasi penolakan tersebut kepada nasabah.
h. Dan apabila disetujui, maka langsung diadakan akad antara nasabah dengan
pihak Bank BTN Syariah yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut sah
hingga perjanjian tersebut berakhir dan ini pula harus berpedoman pada
perjanjian yang telah dibuat oleh kedua belah pihak, setelah itu FSO
memberikan surat SP3 kepada nasabah.
i. Persilahkan nasabah untuk menuju petugas notaris untuk menandatangani
SKMHT/APHT (surat tentang hak tanggung) dan akta-akta lain yang
dibutuhkan.
j. Setelah semua prosedur dilaksanakan maka nasabah sudah dapat menerima
pembiayaan KPR Subsidi
Gambar 4.1
Mekanisme Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi BTN Sejahtera Tapak IB
1. FormulirPembiayaan
2. DokumenKelengkapan
3. VerifikasiCalon
Nasabah4. Wawancara
5. AnalisaKelayakan
6. LPA/Appraisal
7. PersetujuanPembiayaan
8. AkadPembiayaan
9. Serah TerimaRumah Subsidi
10. SuratPernyataan
11. PenyerahanDokumen ke
KEMENPERA
64
2. Dokumen Persyaratan Pengajuan KPR BTN Sejahtera Tapak iB
Berikut persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan pembiayaan
KPR bersubsidi pada BTN Syariah:5
a. Persyaratan Umum:
1) Warga Negara Indonesia
2) Menjadi Nasabah BTN Syariah
3) Telah berusia minimal 21 tahun dan maksimal 70 tahun
4) Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 70 tahun
atau usia pensiun
5) Belum memiliki rumah
6) Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitungan Bank
(Maksimal gaji pokok 4 juta rupiah perbulan)
7) Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun
8) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah
9) Melampirkan SPT tahunan atau NPWP
b. Kelengkapan Data Permohonan Pembiayaan:
1) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3) Fotokopi SPT tahunan PPh Orang Pribadi atau surat pernyataan
penghasilan yang ditandatangani pemohon diatas materai yang
diketahui pimpinan perusahaan tempat bekerja (bagi nasabah
5 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 18 Mei 2016.
65
berpeghasilan tetap) dan ttd lurah (bagi nasabah berpenghasilan tidak
tetap.
4) Surat keterangan penghasilan dari instansi tempat bekerja/slip gaji
untuk MBR berpenghasilan tetap
5) Surat keterangan belum memiliki rumah dari RT/RW setempat atau
instansi tempat bekerja atau Surat Keterangan Sewa/Kwitansi Sewa
Rumah
6) Surat pernyataan yang ditandatangani pemohon diatas materai yang
mencakup:
a) Berpenghasilan tidak melebihi ketentuan kelompok sasaran KPR
Sejahtera
b) Belum pernah memiliki rumah
c) Menggunakan sendiri Rumah Sejahtera Tapak/Susun sebagai
tempat tinggal
d) Tidak akan memindahtangankan Rumah Sejahtera Tapak/Susun
sebelum 5 tahun
e) Belum pernah menerima subsidi perumahan melalui
kredit/pembiayaan pemilikan rumah
7) Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional.
8) Dalam hal sertifikat sebagaimana dimaksud butir 7 belum dapat
dipenuhi, maka dapat diganti dengan dokumen pendahuluan
kepemilikan tanah yang berupa:
66
a) Akta Jual Beli (AJB) atau Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB)
yang disertai Berita Acara Serah Terima (BAST) apabila perolehan
tanahnya berasal dari jual beli
b) Akta/Surat Keterangan Hibah apabila perolehan tanahnya berasal
dari hibah
c) Akta/Surat Keterangan Waris apabila perolehan tanahnya berasal
dari pewaris.
Pembiayaan KPR Syariah bersubsidi ini sudah sesuai dengan ketentuan
syariah, karena produk pembiayaan atau pendanaan yang di keluarkan atau di
pasarkan kemasyarakat sudah mendapatkan persetujuan dari DPS (Dewan
Pengawas Syariah), jika sudah mendapatkan opini dari DPS, maka dapat
dipastikan sudah sesuai syariah, karena KPR Syariah bersubsidi itu sendiri
menggunakan akad jual-beli murabahah, pihak BTN Syariah membeli rumah yang
dibutuhkan nasabah dari pengembang kemudian bank menjual kembali kepada
nasabah tersebut dengan harga jual, ditambah dengan margin keuntungan yang
telah disepakati olah pihak Bank dan Nasabah.6
6 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 18 Mei 2016.
67
B. Karakteristik Responden
Setelah kuesioner disebar kepada 91 Nasabah pembiayaan KPR Sejahtera
Tapak IB, maka dilakukanlah identifikasi terhadap resonden yang menjadi sampel
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi PersenLaki-Laki 65 71,43%Perempuan 26 28,57%
Total 91 100%
Dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa berdasarkan jenis kelamin responden
Laki-Laki yang mendominasi pembiayaan KPR subsidi yaitu sebanyak 65 orang
nasabah atau sebesar 71,43% sedangkan responden Perempuan sebanyak 26 orang
nasabah atau sebesar 28,57%.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen< 25 tahun 9 9,89 %
26-35 tahun 28 30,77 %36-45 tahun 29 31,87 %46-55 tahun 22 24,18 %>55 tahun 3 3,30%
Total 91 100%
Pada tabel 4.3 responden berdasarkan usia didominasi pada usia 36-45
tahun sebanyak 29 atau sebesar 31,87% , disusul nasabah dengan usia 26-35 tahun
sebesar 28 orang atau sebesar 30,77%, nasabah dengan usia 46-55 tahun sebanyak
22 atau sebesar 24,18%, nasabah dengan usia < 25 tahun sebanyak 9 atau sebesar
9,89%, dan yang terakhir nasabah dengan usia >55 sebanyak 3 atau sebesar
68
3,30%. Banyaknya nasabah dengan rentang usia 36-45 tahun telah mendominasi
jumlah nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR Subsidi pada BTN Syariah
Cabang Tangerang.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan Frekuensi PersenTidak sekolah 3 3,30 %
SD 5 5,49 %SMP 13 14,29 %SMA 40 43,96 %
Perguruan Tinggi 30 33,97 %Total 91 100%
Pada tabel 4.4 responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh
tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 40 orang atau sebesar 43,96 %,
kemudian pada tingkat perguruan tinggi sebanyak 30 orang atau sebesar 33,97 %,
tingkat SMP sebanyak 13 orang atau sebesar 14,29 %, tingkat pendidikan SD
sebanyak 5 orang atau sebesar 5,49 %, dan yang terakhir pada tingkatan tidak
sekolah sebanyak 3 orang atau sebesar 3,30 %.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persen
Pegawai swasta 28 30,77 %Guru 25 27,47 %
Ibu Rumah Tangga 5 5,49 %Wirausaha 33 36,26 %Lainnya - -
Total 91 100%
69
Pada tabel 4.5 responden berdasarkan pekerjaan didominasi oleh
wirausaha sebanyak 33 orang atau sebesar 36,26%, kemudian disusul oleh
pegawai swasta sebanyak 28 orang atau sebanyak 30,77 %, nasabah yang bekerja
sebagai guru sebanyak 25 orang atau sebesar 27,47 %, dan yang terakhir ibu
rumah tangga sebanyak 5 orang atau sebanyak 5,49 %.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Perbulan
Gaji Pokok perbulan Frekuensi Persen
<Rp. 1.000.000 12 13,19 %Rp. 1.000.000-Rp.2.000.000 14 15,38 %Rp.2.000.000- Rp.3.000.000 35 38,46 %Rp.3.000.000- Rp.4.000.000 30 32,97 %
>Rp.4.000.000 - -Total 91 100%
Pada tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan pendapatan (gaji
pokok) perbulan didominasi pada pendapatan Rp.2.000.000- Rp.3.000.000
sebanyak 35 orang atau sebesar 38,46 %, kemudian pendapatan Rp.3.000.000-
Rp.4.000.000 sebanyak 30 orang atau sebesar 32,97% , tingkat pendapatan Rp.
1.000.000-Rp.2.000.000 sebanyak 14 orang atau sebesar 15,38% dan yang
terakhir dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,- sebanyak 12 orang atau
sebesar 13,19 %. Nasabah dengan pendapatan diatas Rp.4.000.000 sebesar 0%, itu
menandakan bahwa pembiayaan KPR Subsidi yang dilakukan atas kerjasama
KEMENPERA dengan bank BTN Syariah Cabang Tangerang tepat sasaran
karena tidak ada nasabah dengan gaji pokok diatas batas pendapatan masyarakat
berpenghasilan rendah yaitu Rp.4.000.000,-.
70
C. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Untuk uji validitas ini penulis melakukan tryout kepada 91 orang resonden
dengan mengajukan 21 butir pertanyaan untuk melakukan uji validitas dan
reliabilitas dari semua butir pertanyaan tersebut. Untuk tingkat validitas dilakukan
uji signifikansi dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk
degree of freedom(df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 91-2 atau df = 89
dengan alpha 0,05 atau 5% maka didapat r tabel sebesar 0,206.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk menentukan validitas tiap butir
pertanyaan dilakukan dengan cara membandingkan output corrected item-total
correlation dengan r tabelnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Pertanyaan Corrected Itempertanyaan
Total Correlation
r tabel Keterangan
Produk KPR Sejahtera IBmembantu dalam memilikihunian yang layak
0,368 0,206 Valid
Produk KPR Sejahtera IBmembantu dalam memilikihunian dengan hargaterjangkau
0,322 0,206 Valid
Produk pembiayaan KPRSejahtera IB memenuhikebutuhan nasabah
0,332 0,206 Valid
Nasabah KPR Sejahtera IBmerupakan masyarakatberpendapatan< Rp.4.000.000
0,461 0,206 Valid
71
Program KPR Sejahtera IBsudah tepat sasaran
0,588 0,206 Valid
Nasabah Memiliki RumahSelain Rumah KPR SejahteraIB
0,110 0,206 Tidak Valid
Persyaratan dalam pengajuanpembiayaan mudah
0,647 0,206 Valid
Tahap atau prosedur dalammengajukan pembiayaan KPRSejahtera IB mudah dan tidaklama
0,669 0,206 Valid
Fasilitas seperti akses jalan,listrik dan air sudah memadai
0,581 0,206 Valid
Bangunan Produk KPRSejahtera IB layak huni
0,576 0,206 Valid
Biaya angsuran ringan dantidak memberatkan nasabah
0,716 0,206 Valid
Biaya administrasi yangdikenakan kepada nasabahringan dan tidak memberatkan
0,696 0,206 Valid
Margin yang ditentukan tidakmemberatkan nasabah
0,764 0,206 Valid
Jangka waktu pembayaranangsuran tergolong lama
0,232 0,206 Valid
KPR yang didapatkandigunakan sesuai denganpengajuan pembiayaan (untukdihuni sendiri tidak disewakanatau menyewa)
0,762 0,206 Valid
Produk pembiayaan KPRSejahtera IB menggunakanakad Murabahah
0,456 0,206 Valid
Produk pembiayaan KPRSejahtera IB sudahberdasarkan ketentuan Syariah
0,647 0,206 Valid
Pencairan pembiayaan yangdilakukan tergolong cepat
0,594 0,206 Valid
Jangka waktu pelunasan yangdilakukan tergolong cepat
0,641 0,206 Valid
Nasabah selalu tepat waktumembayar cicilan
0,678 0,206 Valid
Keterlambatan membayarcicilan dikenakan denda
0,686 0,206 Valid
Sumber data: output SPSS yang diolah, 2016
72
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing item pertanyaan
didominasi memiliki r hitung > dari r tabel ( 0,206) dan bernilai positif. Hanya
satu pertanyaan yang tidak valid yaitu terkait nasabah memiliki rumah selain KPR
Subsidi dengan nilai r hitungnya sebesar 0,110 itu berarti < dari r tabel (0,206)
maka dinyatakan tidak valid dan 20 pertanyaan lainnya dinyatakan valid karena
memiliki r hitung > dari r tabel ( 0,206).
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode alpha
cronbach, dimana batasan reliabilitas sudah ditentukan yaitu:
a. Koefisien alpha mendekati 1 = Sangat baik
b. Koefisien alpha diatas 0,7 = Baik/ Reliabel
c. Koefisien alpha dibawah 0,6 = Tidak Baik/ Tidak Reliabel
Tabel 4.7Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,743 21
Sumber data: output SPSS yang diolah, 2016
Dari hasil uji reliabilitas diatas didapatkan nilai alpha cronbach sebesar
0,743 atau > 0,6. Maka dengan demikian dapat dikatakan instrumen penelitian
reliabel.
73
1. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek
Kegunaan
Tabel 4.8 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: KPR Subsidi membantu
masyarakat berpenghasilan rendah dalam memiliki hunian yang layak
K1
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid Ragu-ragu 6 6,6 6,6 6,6
Setuju 75 82,4 82,4 89,0Sangat Setuju 10 11,0 11,0 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.8 dapat dilihat program KPR Subsidi membantu masyarakat
berpenghasilan rendah dalam memiliki hunian yang layak didominasi oleh
responden yang memilih setuju sebanyak 75 responden atau sebesar 82,4%,
kemudian responden yang memilih sangat setuju sebanyak 10 responden atau
sebesar 11%, dan yang memilih ragu-ragu sebanyak 6 responden atau sebesar
6,6%. Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa program
KPR Subsidi sangat berguna sehingga dapat membantu masyarakat mendapatkan
hunian yang layak khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.
Tabel 4.9 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: Program KPR Subsidi membantu
dalam memiliki hunian dengan harga terjangkau
K2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 3 3,3 3,3 3,3
Setuju 72 79,1 79,1 82,4
Sangat Setuju 16 17,6 17,6 100,0
Total 91 100,0 100,0
74
Dari tabel 4.9 dapat diihat program KPR Subsidi membantu dalam
memiliki hunian dengan harga terjangkau didominasi oleh responden yang
memilih setuju yaitu sebanyak 72 responden atau sebesar 79,1%, kemudian
responden yang memilih sangat setuju sebanyak 16 responden atau sebesar 17,6%
dan responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%.
Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa program KPR
Subsidi sangat berguna sehingga dapat membantu masyarakat berpenghasilan
rendah mendapatkan hunian dengan harga terjangkau.
Tabel 4.10 Kegunaan pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi memenuhi
kebutuhan nasabah
K3
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 2 2,2 2,2 2,2
Setuju 10 11,0 11,0 13,2
Sangat Setuju 79 86,8 86,8 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.10 dapat diihat Produk KPR Subsidi memenuhi kebutuhan
nasabah didominasi oleh responden yang memilih sangat setuju yaitu sebanyak 79
responden atau sebesar 86,8%, kemudian responden yang memilih setuju
sebanyak 10 responden atau sebesar 11,8% dan responden yang memilih ragu-
ragu sebanyak 2 responden atau sebesar 2,2%. Banyaknya responden yang
memilih sangat setuju menandakan bahwa program KPR Subsidi sangat berguna
75
sehingga dapat membantu masyarakat memenuhi salah satu kebutuhan pokoknya
yaitu memiliki hunian yang layak dengan harga terjangkau.
2. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek
Ketepatan Sasaran
Tabel 4.11 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah KPR Subsidi
merupakan masyarakat berpenghasilan < Rp.4.000.000 perbulan
KS4
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid Ragu-ragu 4 4,4 4,4 4,4
Setuju 70 76,9 76,9 81,3Sangat Setuju 17 18,7 18,7 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.11 dapat diihat Nasabah KPR Subsidi merupakan masyarakat
berpenghasilan < Rp.4.000.000 perbulan didominasi oleh responden yang
memilih setuju yaitu sebanyak 70 responden atau sebesar 76,9%, kemudian
responden yang memilih sangat setuju sebanyak 17 responden atau sebesar 18,7%
dan responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 4 orang atau sebesar 4,4%.
Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa program KPR
Subsidi tepat sasaran karena nasabah yang memiliki KPR Subsidi merupakan
masyarakat berpenghasilan rendah dengan gaji pokok < Rp. 4.000.000,- perbulan.
76
Tabel 4.12 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah KPR Subsidi
yang diperuntukan masyarakat berpenghasilan rendah sudah tepat sasaran
KS5
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 9 9,9 9,9 9,9
Setuju 62 68,1 68,1 78,0
Sangat Setuju 20 22,0 22,0 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.12 dapat diihat Nasabah KPR Subsidi yang diperuntukan
masyarakat berpenghasilan rendah sudah tepat sasaran didominasi oleh responden
yang memilih setuju yaitu sebanyak 62 responden atau sebesar 68%, kemudian
responden yang memilih sangat setuju sebanyak 20 responden atau sebesar 22%
dan responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 9 responden atau sebesar 10,9%.
Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa program KPR
Subsidi tepat sasaran karena nasabah yang memiliki KPR Subsidi merupakan
masyarakat berpenghasilan rendah.
Tabel 4.13 Ketepatan sasaran pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah Tidak MemilikiRumah Selain Rumah KPR Sejahtera IB
KS.6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-Ragu 7 7,7 7,7 51,6
Setuju 65 71,5 71,5 79,1
Sangat Setuju 19 20,9 20,9 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.13 dapat diihat pernyataan Nasabah Tidak Memiliki Rumah
Selain Rumah KPR Sejahtera IB didominasi oleh responden yang memilih setuju
77
yaitu sebanyak 65 responden atau sebesar 71,5%, kemudian responden yang
memilih sangat setuju sebanyak 19 responden atau sebesar 20,9% dan responden
yang memilih ragu-ragu sebanyak 7 responden atau sebesar 7,7%. Banyaknya
responden yang memilih setuju menandakan bahwa program KPR Subsidi tepat
sasaran karena nasabah yang memiliki KPR Subsidi tidak memiliki rumah selain
KPR sejahtera tapak IB.
3. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek
Ruang Lingkup
Tabel 4.14 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: persyaratan dalam
pengajuan pembiayaan KPR Subsidi mudah
RL7
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 48 52,7 52,7 52,7
Setuju 40 44,0 44,0 96,7
Sangat Setuju 3 3,3 3,3 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.14 dapat dilihat responden yang menyatakan persyaratan
dalam pengajuan pembiayaan KPR Subsidi mudah didominasi oleh responden
yang memilih ragu-ragu sebanyak 48 responden atau sebesar 52,7%, kemudian
responden yang memilih setuju sebanyak 40 atau sebesar 44% responden yang
memilih sangat setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%. Banyaknya
responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa persyaratan dalam
pengajuan pembiayaan KPR Subsidi tidak mudah.
78
Tabel 4.15 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: prosedur mengajukan
pembiayaan KPR Subsidi mudah dan tidak lama
RL8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Setuju 5 5,5 5,5 5,5
Tidak Setuju 5 5,5 5,5 11,0
Ragu-ragu 27 29,7 29,7 39,7
Setuju 54 59,3 59,3 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.15 dapat dilihat responden yang menyatakan prosedur
mengajukan pembiayaan KPR Subsidi mudah dan tidak lama didominasi oleh
responden yang memilih setuju sebanyak 54 responden atau sebesar 59,3%
kemudian, responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 27 responden atau
sebesar 29,7%, responden yang memilih tidak setuju sebanyak 5 responden atau
sebesar 5,5% dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 5
responden atau sebesar 5,5%. Banyaknya responden yang memilih setuju
menandakan bahwa prosedur dalam pengajuan pembiayaan KPR Subsidi mudah
dan tidak memakan waktu yang cukup lama.
Tabel 4.16 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: Fasilitas memadai seperti
air, listrik, dan jalan
RL9
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 9 9,9 9,9 9,9
Setuju 33 36,3 36,3 46,2
Sangat Setuju 49 53,8 53,8 100,0
Total 91 100,0 100,0
79
Dari tabel 4.16 dapat dilihat responden yang menyatakan Fasilitas
memadai seperti air, listrik, dan jalan didominasi oleh responden yang memilih
sangat setuju sebanyak 49 responden atau sebesar 53,8%, kemudian responden
yang memilih setuju sebanyak 33 responden atau sebesar 36,3%, dan responden
yang memilih ragu-ragu sebanyak 9 responden atau sebesar 9,9%. Banyaknya
responden yang memilih sangat setuju menandakan bahwa Fasilitas hunian KPR
Subsidi sudah memadai seperti air, listrik, dan jalan.
Tabel 4.17 Ruang Lingkup Pembiayaan KPR Subsidi: Bangunan KPR Subsidi
Layak Huni
RL10
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 3 3,3 3,3 3,3
Setuju 31 34,1 34,1 37,4
Sangat Setuju 57 62,6 62,6 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.17 dapat dilihat responden yang menyatakan : Bangunan KPR
Subsidi Layak Huni didominasi oleh responden yang memilih sangat setuju
sebanyak 57 responden atau sebesar 62,6%, kemudian responden yang memilih
setuju sebanyak 31 responden atau sebesar 34,1%, dan responden yang memilih
ragu-ragu sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%. Banyaknya responden yang
memilih sangat setuju menandakan bahwa Bangunan rumah KPR Subsidi sudah
memenuhi kriteria rumah layak huni.
80
4. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada Aspek
Efektivitas Biaya
Tabel 4.18 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Biaya Angsuran Ringan
EB11
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 4 4,4 4,4 4,4
Ragu-ragu 26 28,6 28,6 33,0
Setuju 52 57,1 57,1 90,1
Sangat Setuju 9 9,9 9,9 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.18 dapat dilihat responden yang menyatakan biaya angsuran
KPR Subsidi ringan tidak memberatkan nasabah didominasi oleh responden yang
memilih setuju sebanyak 52 responden atau sebesar 57,1%, kemudian responden
yang memilih ragu-ragu sebanyak 26 responden atau sebesar 28,6%, responden
yang memilih sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebesar 9,9%. dan
responden yang memilih tidak setuju sebanyak 4 responden atau sebesar 4,4%.
Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa biaya angsuran
KPR Subsidi ringan tidak memberatkan nasabah.
Tabel 4.19 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Biaya Administrasi
Ringan
EB12
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Ragu-Ragu 12 13,2 13,2 13,2
Setuju 53 58,2 58,2 71,4Sangat Setuju 26 28,6 28,6 100,0
Total 91 100,0 100,0
81
Dari tabel 4.19 dapat dilihat responden yang menyatakan biaya
administrasi KPR Subsidi ringan tidak memberatkan nasabah didominasi oleh
responden yang memilih responden yang memilih setuju sebanyak 53 responden
atau sebesar 58,2% kemudian, responden yang memilih sangat setuju sebanyak 26
responden atau sebesar 28,6% dan resonden yang memilih ragu-ragu sebanyak 12
responden atau sebesar 13,2%. Banyaknya responden yang memilih setuju
menandakan bahwa biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah dinilai
tidak memberatkan nasabah.
Tabel 4.20 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Margin Ringan Tidak
Memberatkan Nasabah
EB13
Frequency PercentValid
PercentCumulative
PercentValid Ragu-Ragu 37 40,7 40,7 40,7
Setuju 45 49,5 49,5 90,1Sangat Setuju 9 9,9 9,9 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.20 dapat dilihat responden yang menyatakan Margin Ringan
Tidak Memberatkan Nasabah didominasi oleh responden yang memilih setuju
sebanyak 45 responden atau sebesar 49,5%, kemudian responden yang memilih
sangat setuju sebanyak 9 responden atau sebesar 9,9%, dan responden yang
memilih ragu- ragu sebanyak 37 responden atau sebesar 40,7%. Banyaknya
responden yang memilih Setuju menandakan bahwa margin yang dibebankan
kepada nasabah ringan dinilai tidak memberatkan nasabah.
82
Tabel 4.21 Efektivitas Biaya Pembiayaan KPR Subsidi: Jangka waktu angsuran
tergolong lama
EB14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 13 14,3 14,3 14,3
Setuju 55 60,4 60,4 74,7
Sangat Setuju 23 25,3 25,3 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.21 dapat dilihat responden yang menyatakan Jangka waktu
angsuran tergolong lama didominasi oleh responden yang memilih setuju
sebanyak 55 responden atau sebesar 60,4%, kemudian responden yang memilih
sangat setuju sebanyak 23 responden atau sebesar 25,3%, dan responden yang
memilih ragu-ragu sebanyak 13 responden atau sebesar 14,3%. Banyaknya
responden yang memilih setuju menandakan bahwa Jangka waktu angsuran yang
ditetapkan bank penyalur dalam hal ini BTN Syariah cabang Tangerang tergolong
lama sesuai yang ditetapkan kemenpera yaitu 15-20 tahun.
5. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada
Aspek Akuntabilitas
Tabel 4.22 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: KPR Subsidi yang ditempatidihuni sendiri tidak menyewa atau disewakan
AK15
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Ragu-Ragu
9 9,9 9,9 9,9
Setuju 40 44,0 44,0 53,8Sangat Setuju 42 46,2 46,2 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.22 dapat dilihat responden yang menyatakan KPR Subsidi yang
83
ditempati dihuni sendiri tidak menyewa atau disewakan didominasi oleh
responden yang memilih sangat setuju sebanyak 42 responden atau sebesar
46,2%, kemudian responden yang memilih setuju sebanyak 40 responden atau
sebesar 44%, dan responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 9 responden atau
sebesar 10%. Banyaknya responden yang memilih sangat setuju menandakan
bahwa KPR Subsidi yang ditempati dihuni sendiri tidak menyewa ataupun
disewakan sebagaimana yang sudah diatur pemerintah.
Tabel 4.23 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi
Menggunakan Akad Murabahah
AK16
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Setuju 58 63,7 63,7 63,7
Sangat Setuju 33 36,3 36,3 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.23 dapat dilihat responden yang menyatakan Produk KPR
Subsidi menggunakan akad Murabahah didominasi oleh responden yang memilih
setuju sebanyak 58 responden atau sebesar 63,7%, dan responden yang memilih
sangat setuju sebanyak 33 responden atau sebesar 36,3%. Banyaknya responden
yang memilih setuju dan sangat setuju menunjukan bahwa nasabah KPR Subsidi
mengetahui akad yang dipakai dalam pembiayaan yaitu menggunakan akad
Murabahah.
84
Tabel 4.24 Akuntabilitas Pembiayaan KPR Subsidi: Produk KPR Subsidi Sesuai
Ketentuan Syariah
AK17
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ragu-Ragu 18 19,8 19,8 19,8
Setuju 46 50,5 50,5 70,3
Sangat Setuju 27 29,7 29,7 100,0
Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.24 dapat dilihat responden yang menyatakan Produk KPR
Subsidi Sesuai Ketentuan Syariah didominasi oleh responden yang memilih setuju
sebanyak 46 responden atau sebesar 50,5%, responden yang memilih sangat
setuju sebanyak 27 responden atau sebesar 29,7%. Dan responden yang memilih
ragu-ragu sebanyak 18 atau sebesar 19,8%. Banyaknya responden yang memilih
setuju dan sangat setuju menunjukan bahwa nasabah menilai KPR Subsidi sudah
sesuai dengan ketentuan syariah.
6. Frekuensi Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Pada
Aspek Ketepatan Waktu
Tabel 4.25 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Pencairan pembiayaan
KPR subsidi cepat
KW18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Setuju 3 3,3 3,3 3,3
Ragu-ragu 46 50,5 50,5 53,8
Setuju 42 46,2 46,2 100,0
Total 91 100,0 100,0
85
Dari tabel 4.25 dapat dilihat responden yang menyatakan Pencairan
pembiayaan KPR subsidi tergolong cepat didominasi oleh responden yang
memilih ragu-ragu sebanyak 46 responden atau sebesar 50,5%, kemudian
responden yang memilih setuju sebanyak 27 responden atau sebesar 29,7%,
responden yang memilih tidak setuju sebanyak 15 responden atau sebesar 16,5%.
dan responden yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau
sebesar 3,3%. Banyaknya responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa
Pencairan pembiayaan KPR subsidi tergolong lama.
Tabel 4.26 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Jangka waktu pelunasan
cepat
(KW.19)Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidaksetuju
3 3,3 3,3 3,3
Tidak setuju 18 19,8 19,8 23,1Ragu-ragu 49 53,8 53,8 76,9Setuju 21 23,1 23,1 100,0Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.26 dapat dilihat responden yang menyatakan Jangka waktu
pelunasan cepat didominasi oleh responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 49
responden atau sebesar 53,8%, kemudian responden yang memilih setuju
sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1%, responden yang memilih tidak setuju
sebanyak 18 responden atau sebesar 19,8%. dan responden yang memilih sangat
tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%. Banyaknya responden yang
memilih ragu-ragu menandakan bahwa Jangka waktu pelunasan tidak tergolong
cepat.
86
Tabel 4.27 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Nasabah tepat waktu
dalam membayar cicilan
(KW.20)Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak setuju 3 3,3 3,3 3,3
Ragu-ragu 39 42,9 42,9 46,2Setuju 28 30,8 30,8 76,9Sangat setuju 21 23,1 23,1 100,0Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.27 dapat dilihat responden yang menyatakan Nasabah tepat
waktu dalam membayar cicilan didominasi oleh responden yang memilih ragu-
ragu sebanyak 39 responden atau sebesar 42,9%, kemudian responden yang
memilih setuju sebanyak 28 responden atau sebesar 31%, responden yang
memilih sangat setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1%. dan responden
yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%.
Banyaknya responden yang memilih ragu-ragu menandakan bahwa nasabah tidak
tepat waktu dalam membayar angsuran pembiayaan KPR Subsidi.
Tabel 4.28 Ketepatan Waktu Pembiayaan KPR Subsidi: Keterlambatan membayar
angsuran dikenakan Denda
(KW.21)Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidaksetuju
3 3,3 3,3 3,3
Ragu-ragu 22 24,2 24,2 27,5Setuju 45 49,5 49,5 76,9Sangat setuju 21 23,1 23,1 100,0Total 91 100,0 100,0
Dari tabel 4.28 dapat dilihat responden yang menyatakan : keterlambatan
membayaran angsuran dikenakan denda didominasi oleh responden yang memilih
87
setuju sebanyak 45 responden atau sebesar 49,5%, kemudian responden yang
memilih ragu-ragu sebanyak 22 responden atau sebesar 24,2%, responden yang
memilih sangat setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 23,1%. dan responden
yang memilih sangat tidak setuju sebanyak 3 responden atau sebesar 3,3%.
Banyaknya responden yang memilih setuju menandakan bahwa apabila terjadi
keterlambatan membayar angsuran dalam pembiayaan maka harus dikenakan
denda.
Dari hasil pengumpulan data tersebut diketahui bahwa rata-rata perolehan
skor pada hasil sebaran angket diatas 50% responden memilih setuju pada setiap
indikator yang merupakan kriteria efektivitas. Dimana perolehan skor tertinggi
terdapat pada indikator Kegunaan yang memperoleh nilai rata-rata sebesar
82,77% kemudian disusul pada indikator ketepatan sasaran yang memperoleh
nilai rata-rata sebesar 72,13%, kemudian pada indikator ruang lingkup
memperoleh nilai rata-rata sebesar 57,10%, kemudian pada indikator efektivitas
biaya memperoleh nilai rata-rata sebesar 56,30%, selanjutnya pada indikator
akuntabilitas memperoleh nilai rata-rata sebesar 53,47% dan yang terendah pada
indikator ketepatan waktu memperoleh nilai rata-rata sebesar 49,18%.
Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa tingkat
efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi yang dihasilkan dari keenam
indikator berada dalam kategori efektif. Pada dasarnya perolehan skor rata-rata
terendah pada indikator ketepatan waktu masih berada dalam kategori cukup
efektif. Hanya saja pada data yang diperoleh indikator tersebut menunjukan angka
lebih rendah dibandingkan indikator lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya
88
pernyataan responden diatas 50% memilih ragu-ragu yaitu pada poin “pencairan
pembiayaan tergolong cepat”. Pada poin tersebut didominasi oleh responden yang
memilih ragu-ragu sebanyak 46 responden atau sebesar 50,5%.
Sebagian besar responden memilih ragu-ragu dikarenakan nasabah merasa
waktu pencairan dana subsidi tidak menentu. Hal ini diperkuat dengan adanya
pendapat salah satu nasabah pembiayaan KPR Subsidi. Menurut Arifin pihak
bank tidak mengkonfirmasi waktu pencairan kapan kemenpera akan mencairkan
dana subsidinya, pihak BTN hanya memberitahu bahwa pencairan akan segera
diproses dan nasabah hanya menunggu konfirmasi selanjutnya. Berdasarkan
pengalaman pak arifin menerima pencairan dana subsidi kurang lebih 2 minggu.7
Hal ini tidak sesuai sebagaimana peraturan kementerian perumahan rakyat Nomor
48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7 dijelaskan bahwa “Pencairan biaya selisih
angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan selambat-lambatnya 2
(dua) hari kerja setelah dokumen permintaan pencairan”. Dengan demikian terjadi
ketidaksesuaian antara peraturan yang diterbitkan kemenpera dengan yang
dirasakan nasabah KPR subsidi.
Menurut Rahmansyah (Financing Service Officer BTN Syariah Cabang
Tangerang) Pencairan tidak bisa dipastikan waktunya, karena proses pencairan
dana subsidi membutuhkan beberapa tahapan yang dilakukan kementerian
keuangan dan kemenpera dalam menyalurkan dana subsidinya serta mengecek
kembali kesesuaian dokumen nasabah yang mengajukan, sampai pada akhirnya
diberikan ke BTN pusat. Biasanya, proses pencairan paling cepat 10 hari kerja
7 Wawancara Pribadi dengan Arifin, Nasabah KPR Subsidi Perumahan Villa Melia BTNSyariah Cabang Tangerang Pada tanggal 25 Oktober 2016
89
setelah dokumen permintaan diberikan BTN kepada kemenpera. Kami pihak BTN
hanya sebagai pihak perantara antara nasabah yang mengajukan KPR subsidi
dengan pemerintah.8 Dengan demikian terkait waktu pencairan dana subsidi,
pihak BTN tidak bisa memastikan waktunya karena BTN hanya menunggu
konfirmasi dari kemenpera. Tanpa instruksi dari kemenpera BTN tidak memiliki
wewenang untuk mencairkan dana kepada nasabah.
D. Tingkat Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Subsidi Bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Dengan menggunakan indikator efektivitas berupa kegunaan, ketepatan
sasaran, ruang lingkup, efektivitas biaya, akuntabilitas, ketepatan waktu dari
penyaluran pembiayaan KPR subsidi, dapat dijelaskan secara keseluruhan tingkat
efektivitas dengan melakukan pengukuran pada aspek-aspek tersebut dengan
menggunakan pendekatan Artificial Neuron Network (ANN).
Tabel 4.30 ANN Efektivitas penyaluran pembiyaan KPR Syariah Subsidi
BTN Syariah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
No Kegunaan KetepatanSasaran
RuangLingkup
EfektivitasBiaya
Akuntabilitas KetepatanWaktu
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 4,00 4,00 2,25 3,50 3,25 2,002 4,25 4,00 3,00 3,50 3,50 3,503 3,00 4,67 2,75 3,25 3,56 3,254 4,00 4,00 2,75 2,25 3,00 3,005 2,25 2,25 3,75 3,25 3,08 3,006 3,33 4,67 3,75 3,00 2,00 3,257 4,00 3,25 4,25 3,25 3,58 3,008 2,25 3,00 3,25 4,25 3,50 2,50
8 Wawancara pribadi dengan Rahmansyah, Financing Service Officer BTN SyariahCabang Tangerang pada tanggal 20 Oktober 2016.
90
NoKegunaan Ketepatan
SasaranRuang
LingkupEfektivitas
BiayaAkuntabilitas Ketepatan
WaktuX1 X2 X3 X4 X5 X6
9 2,00 2,00 4,00 2,75 3,00 2,0010 3,00 2,25 3,75 3,50 2,25 2,2511 2,25 3,00 3,50 4,00 3,50 3,5012 4,33 3,00 4,25 4,00 3,75 3,5013 2,25 2,00 3,00 3,00 2,25 4,5014 3,67 2,00 4,00 4,00 3,33 2,0015 3,50 4,00 2,25 3,75 2,25 3,0016 4,67 2,00 4,25 2,25 2,00 3,5017 3,35 4,00 3,50 2,25 3,25 3,2518 2,25 2,25 2,75 2,75 2,58 2,5019 4,33 3,33 2,25 3,25 2,94 3,0020 2,33 4,00 4,25 4,25 4,17 4,5021 3,25 3,35 2,25 4,00 3,20 4,5022 2,33 4,33 2,25 4,25 2,00 4,5023 3,00 2,00 3,50 2,75 2,75 3,2524 4,67 2,25 3,75 4,00 3,33 3,5025 2,35 2,15 3,00 3,50 2,25 3,2526 2,25 4,67 4,50 4,00 2,50 3,5027 4,33 4,00 4,25 3,25 3,00 4,0028 2,25 4,67 3,75 3,75 4,00 4,2529 3,00 2,25 3,50 3,75 3,17 3,5030 2,25 2,35 2,75 3,25 2,78 3,2531 3,25 4,00 2,25 3,25 3,17 2,0032 2,25 4,00 3,00 3,50 3,50 3,5033 4,00 4,25 2,75 3,25 3,42 3,2534 4,33 3,00 2,75 3,50 3,08 3,0035 2,25 4,00 3,75 4,00 3,92 3,0036 4,25 4,00 3,75 4,00 3,92 3,2537 4,00 4,00 4,25 3,25 3,83 3,0038 3,00 3,00 4,00 3,25 3,42 4,5039 2,25 2,25 4,00 2,75 3,00 2,0040 3,33 4,00 3,75 3,25 3,67 2,2541 2,15 2,25 3,50 4,00 3,25 3,5042 4,00 4,00 4,25 4,00 4,08 3,5043 3,00 4,33 4,50 4,00 4,28 4,5044 4,00 4,33 4,00 4,00 4,11 4,0045 4,00 3,33 3,00 3,75 3,36 3,0046 2,25 4,00 4,25 4,25 4,17 3,50
91
NoKegunaan Ketepatan
SasaranRuang
LingkupEfektivitas
BiayaAkuntabilitas Ketepatan
WaktuX1 X2 X3 X4 X5 X6
47 4,33 4,00 3,50 4,25 3,92 3,2548 3,33 3,33 2,75 3,00 3,03 2,5049 4,00 3,33 3,00 3,25 3,19 2,2550 4,00 4,00 4,25 4,75 4,33 4,5051 3,00 5,00 4,25 4,00 2,25 2,5052 4,33 3,25 4,00 4,75 4,00 2,2253 3,67 3,67 3,50 2,75 3,00 3,2554 4,33 4,00 3,75 4,00 3,92 3,5055 4,33 3,33 3,00 3,25 3,19 3,2556 2,50 3,33 4,50 2,25 3,36 3,5057 3,67 3,00 4,25 3,50 3,58 4,0058 3,67 4,33 3,75 3,33 3,80 4,2559 3,25 4,00 4,50 3,00 3,83 3,5060 4,00 3,67 2,75 3,00 3,14 3,2561 3,25 2,25 2,25 3,25 2,58 2,0062 3,33 2,33 3,00 3,25 2,86 3,5063 3,25 3,35 2,75 3,25 3,12 3,2564 2,00 3,67 2,75 3,25 3,22 3,0065 2,25 2,25 3,75 2,25 2,75 3,0066 2,25 4,33 2,75 4,25 3,78 3,2567 2,00 2,35 4,25 3,50 2,15 3,0068 4,00 3,67 3,33 4,25 3,75 4,5069 3,00 2,50 3,35 2,50 2,20 2,0070 4,00 3,67 3,75 3,25 2,56 2,2571 3,00 4,33 3,50 2,45 3,00 3,5072 2,33 4,33 4,25 2,25 3,61 3,5073 3,00 4,00 2,25 3,75 3,33 4,5074 4,00 2,00 2,00 2,50 2,17 4,0075 2,25 4,67 3,00 3,75 3,81 3,0076 4,67 4,33 2,00 3,35 3,00 2,5077 4,33 3,33 3,50 4,25 3,50 3,2578 3,33 2,00 2,75 2,00 2,50 2,5079 4,00 3,00 3,00 3,25 3,08 3,0080 4,00 3,67 4,00 3,00 4,00 2,2581 5,00 4,67 2,25 2,00 2,97 2,2582 4,33 2,25 3,75 2,15 2,72 3,0083 3,33 2,75 2,25 2,35 2,45 3,2584 2,25 2,25 2,75 3,75 2,25 3,00
92
NoKegunaan Ketepatan
SasaranRuang
LingkupEfektivitas
BiayaAkuntabilitas Ketepatan
WaktuX1 X2 X3 X4 X5 X6
85 3,25 3,33 3,00 3,50 2,00 3,2586 4,00 2,75 2,25 2,25 3,00 2,2587 3,33 4,00 2,00 3,50 2,00 3,0088 2,25 4,33 3,75 2,00 3,36 2,2589 3,00 2,00 4,50 3,00 3,17 3,5090 2,25 3,67 2,75 2,00 2,81 3,0091 3,00 3,00 2,00 3,00 2,25 3,25
Tabel 4.31 Transformasi ANN Efektivitas Penyaluran Pembiyaan KPR
Syariah Subsidi BTN Syariah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
BobotNo. X1.W1 X2.W2 X3.W3 X4.W4 X5.W5 X6.W6
Y Efektivitas
W ∑(Xn.Wn)
YT =[1/(1+e-Y)]
0,1 1 0,40 0,40 0,23 0,35 0,33 0,20 1,90 0,8699
0,1 2 0,43 0,40 0,30 0,35 0,35 0,35 2,18 0,8980
0,2 3 0,30 0,47 0,28 0,33 0,36 0,33 2,05 0,8857
0,2 4 0,40 0,40 0,28 0,23 0,30 0,30 1,90 0,8699
0,1 5 0,23 0,23 0,38 0,33 0,31 0,30 1,76 0,8530
0,2 6 0,33 0,47 0,38 0,30 0,20 0,33 2,00 0,8808
7 0,40 0,33 0,43 0,33 0,36 0,30 2,13 0,8941
8 0,23 0,30 0,33 0,43 0,35 0,25 1,88 0,8670
9 0,20 0,20 0,40 0,28 0,30 0,20 1,58 0,8285
10 0,30 0,23 0,38 0,35 0,23 0,23 1,70 0,8455
11 0,23 0,30 0,35 0,40 0,35 0,35 1,98 0,8781
12 0,43 0,30 0,43 0,40 0,38 0,35 2,28 0,9075
13 0,23 0,20 0,30 0,30 0,23 0,45 1,70 0,8455
14 0,37 0,20 0,40 0,40 0,33 0,20 1,90 0,8699
15 0,35 0,40 0,23 0,38 0,23 0,30 1,88 0,8670
16 0,47 0,20 0,43 0,23 0,20 0,35 1,87 0,8661
17 0,34 0,40 0,35 0,23 0,33 0,33 1,96 0,8765
18 0,23 0,23 0,28 0,28 0,26 0,25 1,51 0,8188
19 0,43 0,33 0,23 0,33 0,29 0,30 1,91 0,8711
20 0,23 0,40 0,43 0,43 0,42 0,45 2,35 0,9129
21 0,33 0,34 0,23 0,40 0,32 0,45 2,06 0,8865
22 0,23 0,43 0,23 0,43 0,20 0,45 1,97 0,8772
93
BobotNo. X1.W1 X2.W2 X3.W3 X4.W4 X5.W5 X6.W6
Y Efektivitas
W ∑(Xn.Wn)
YT =[1/(1+e-Y)]
23 0,30 0,20 0,35 0,28 0,28 0,33 1,73 0,8488
24 0,47 0,23 0,38 0,40 0,33 0,35 2,15 0,8957
25 0,24 0,22 0,30 0,35 0,23 0,33 1,65 0,8389
26 0,23 0,47 0,45 0,40 0,25 0,35 2,14 0,8949
27 0,43 0,40 0,43 0,33 0,30 0,40 2,28 0,9075
28 0,23 0,47 0,38 0,38 0,40 0,43 2,27 0,9061
29 0,30 0,23 0,35 0,38 0,32 0,35 1,92 0,8718
30 0,23 0,24 0,28 0,33 0,28 0,33 1,66 0,8407
31 0,33 0,40 0,23 0,33 0,32 0,20 1,79 0,8571
32 0,23 0,40 0,30 0,35 0,35 0,35 1,98 0,8781
33 0,40 0,43 0,28 0,33 0,34 0,33 2,09 0,8901
34 0,43 0,30 0,28 0,35 0,31 0,30 1,97 0,8773
35 0,23 0,40 0,38 0,40 0,39 0,30 2,09 0,8901
36 0,43 0,40 0,38 0,40 0,39 0,33 2,32 0,9102
37 0,40 0,40 0,43 0,33 0,38 0,30 2,23 0,9032
38 0,30 0,30 0,40 0,33 0,34 0,45 2,12 0,8925
39 0,23 0,23 0,40 0,28 0,30 0,20 1,63 0,8355
40 0,33 0,40 0,38 0,33 0,37 0,23 2,03 0,8834
41 0,22 0,23 0,35 0,40 0,33 0,35 1,87 0,8659
42 0,40 0,40 0,43 0,40 0,41 0,35 2,38 0,9155
43 0,30 0,43 0,45 0,40 0,43 0,45 2,46 0,9214
44 0,40 0,43 0,40 0,40 0,41 0,40 2,44 0,9202
45 0,40 0,33 0,30 0,38 0,34 0,30 2,04 0,8853
46 0,23 0,40 0,43 0,43 0,42 0,35 2,24 0,9039
47 0,43 0,40 0,35 0,43 0,39 0,33 2,33 0,9109
48 0,33 0,33 0,28 0,30 0,30 0,25 1,79 0,8575
49 0,40 0,33 0,30 0,33 0,32 0,23 1,90 0,8702
50 0,40 0,40 0,43 0,48 0,43 0,45 2,58 0,9298
51 0,30 0,50 0,43 0,40 0,23 0,25 2,10 0,8909
52 0,43 0,33 0,40 0,48 0,40 0,22 2,26 0,9051
53 0,37 0,37 0,35 0,28 0,30 0,33 1,98 0,8790
54 0,43 0,40 0,38 0,40 0,39 0,35 2,35 0,9129
55 0,43 0,33 0,30 0,33 0,32 0,33 2,04 0,8845
56 0,25 0,33 0,45 0,23 0,34 0,35 1,94 0,8748
57 0,37 0,30 0,43 0,35 0,36 0,40 2,20 0,9002
58 0,37 0,43 0,38 0,33 0,38 0,43 2,31 0,9100
59 0,33 0,40 0,45 0,30 0,38 0,35 2,21 0,9010
60 0,40 0,37 0,28 0,30 0,31 0,33 1,98 0,8787
94
BobotNo. X1.W1 X2.W2 X3.W3 X4.W4 X5.W5 X6.W6
Y Efektivitas
W ∑(Xn.Wn)
YT =[1/(1+e-Y)]
61 0,33 0,23 0,23 0,33 0,26 0,20 1,56 0,8261
62 0,33 0,23 0,30 0,33 0,29 0,35 1,83 0,8614
63 0,33 0,34 0,28 0,33 0,31 0,33 1,90 0,8695
64 0,20 0,37 0,28 0,33 0,32 0,30 1,79 0,8568
65 0,23 0,23 0,38 0,23 0,28 0,30 1,63 0,8355
66 0,23 0,43 0,28 0,43 0,38 0,33 2,06 0,8871
67 0,20 0,24 0,43 0,35 0,22 0,30 1,73 0,8488
68 0,40 0,37 0,33 0,43 0,37 0,45 2,35 0,9129
69 0,30 0,25 0,34 0,25 0,22 0,20 1,56 0,8256
70 0,40 0,37 0,38 0,33 0,26 0,23 1,95 0,8752
71 0,30 0,43 0,35 0,25 0,30 0,35 1,98 0,8785
72 0,23 0,43 0,43 0,23 0,36 0,35 2,03 0,8836
73 0,30 0,40 0,23 0,38 0,33 0,45 2,08 0,8893
74 0,40 0,20 0,20 0,25 0,22 0,40 1,67 0,8411
75 0,23 0,47 0,30 0,38 0,38 0,30 2,05 0,8857
76 0,47 0,43 0,20 0,34 0,30 0,25 1,99 0,8792
77 0,43 0,33 0,35 0,43 0,35 0,33 2,22 0,9017
78 0,33 0,20 0,28 0,20 0,25 0,25 1,51 0,8188
79 0,40 0,30 0,30 0,33 0,31 0,30 1,93 0,8736
80 0,40 0,37 0,40 0,30 0,40 0,23 2,09 0,8901
81 0,50 0,47 0,23 0,20 0,30 0,23 1,91 0,8715
82 0,43 0,23 0,38 0,22 0,27 0,30 1,82 0,8606
83 0,33 0,28 0,23 0,24 0,25 0,33 1,64 0,8373
84 0,23 0,23 0,28 0,38 0,23 0,30 1,63 0,8355
85 0,33 0,33 0,30 0,35 0,20 0,33 1,83 0,8622
86 0,40 0,28 0,23 0,23 0,30 0,23 1,65 0,8389
87 0,33 0,40 0,20 0,35 0,20 0,30 1,78 0,8561
88 0,23 0,43 0,38 0,20 0,34 0,23 1,79 0,8575
89 0,30 0,20 0,45 0,30 0,32 0,35 1,92 0,8718
90 0,23 0,37 0,28 0,20 0,28 0,30 1,65 0,8385
91 0,30 0,30 0,20 0,30 0,23 0,33 1,65 0,8389
Average 0,33 0,34 0,33 0,33 0,31 0,32 1,97 0,8773
Tingkat efektivitas berada pada range 0 sampai 1. Semakin mendekati 1
maka semakin efektif suatu pembiayaan, sebaliknya semakin mendekati 0
semakin tidak efektif suatu pembiayaan yang diberikan. Berdasarkan hasil yang
95
diperoleh dengan menggunakan metode ANN nilai efektivitas yang dihasilkan
yaitu sebesar 0,8773 atau 87,73% nilai tersebut mendekati angka 1. Hal ini
menunjukan bahwa penyaluran pembiayaan KPR subsidi yang disalurkan oleh
BTN Syariah Cabang Tangerang kepada nasabah yang tergolong masyarakat
berpenghasilan rendah dinyatakan efektif yakni sebesar 87,73% sedangkan
sisanya sebesar 12,27% dijelaskan oleh faktor lain diluar indikator yang diteliti.
Hal ini senada dengan beberapa penilaian responden yang lebih dari 50%
memilih setuju adanya program KPR subsidi ini yang berguna dan responden
setuju bahwa penyaluran KPR subsidi ini sudah tepat sasaran dengan memberikan
fasilitas kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang memiliki gaji pokok
maksimal Rp.4.000.000,-. Kedua poin tersebut merupakan salah satu indikator
yang sangat berperan dari kategori efektivitas dalam aspek kegunaan dan
ketepatan sasaran dalam penyaluran. Hal ini perlu terus dilanjutkan agar lebih
menghasilkan tingkat efektivitas yang lebih tinggi lagi, dalam menyalurkan
pembiayaan KPR Subsidi yang dapat membantu memenuhi salah satu kebutuhan
pokok masyarakat berpenghasilan rendah yaitu memiliki hunian yang layak
dengan harga terjangkau.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan penilaian tingkat
efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah pada BTN Syariah cabang Tangerang dapat
dikatakan efektif. Adapun simpulan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Prosedur dan Mekanisme penyaluran pembiayaan KPR subsidi KPR di
BTN Syariah cabang Tangerang melalui beberapa tahapan yakni; Mengisi
formulir permohonan pembiayaan, Melampirkan dokumen kelengkapan,
verifikasi BI cheking, Wawancara, Analisa kelayakan nasabah, Analisa
harga pasar dari agunan, Persetujuan pembiayaan, Akad Pembiayaan,
Serah terima rumah, memberikan Surat pernyataan verfikasi dan yang
terakhir mengirim dokumen ke Kementerian Perumahan Rakyat. Dalam
pelaksanaannya mekanisme pemberian subsidi KPR telah sesuai dengan
Standart Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.
2. Efektivitas penyaluran pembiayaan KPR Subsidi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
Hasil penelitian dengan mengukur tingkat efektivitas penyaluran
Pembiayaan KPR Subsidi pada BTN Syariah Cabang Tangerang dengan
menggunakan pendekatan Artificial Neuron Network (ANN) dapat
disimpulkan sudah efektif dengan tingkat efektivitas 0,8773 atau sebesar
87,73%. Ini menunjukan bahwa penyaluran pembiayaan KPR subsidi yang
97
disalurkan oleh BTN Syariah Cabang Tangerang kepada nasabah yang
tergolong masyarakat berpengahsilan rendah sudah cukup efektif sesuai
dengan Standart Operasional Prosedur yang sudah ditetapkan oleh
kementerian perumahan rakyat (KEMENPERA).
B. Saran
1. Pemerintah harus lebih aktif mendukung program pembiayaan KPR
subsidi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah
dengan cara meningkatkan koordinasi dengan bank penyalur KPR
subsidi dan memberikan insentif bagi bank yang bersedia terlibat aktif
dalam penyaluran KPR subsidi sebagai upaya untuk membantu
pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Bagi bank penyalur KPR ( BTN Syariah ) diharapkan kedepannya lebih
Mengoptimalkan peran bank sebagai bank penyalur KPR subsidi agar
penyaluran pembiayaan KPR subsidi lebih efektif, dan Meningkatkan
pelayanan, serta meningkatkan sosialisasi produk-produk BTN Syariah
khususnya program KPR Syariah bersubsidi ini kepada masyarakat baik
melalui media masa, elektronik maupun dilakukan secara langsung, agar
masyarakat berpenghasilan rendah dapat memiliki rumah layak huni
dengan bantuan subsidi dari pemerintah.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti terkait KPR Subsidi
penulis merekomendasi untuk mengevaluasi peraturan kementerian
perumahan rakyat No 48/PRT/M/2015 Pasal 20 ayat 7 tentang pencairan
dana subsidi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Hadist
Al-Arif M. Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT EraAdicitra Intermedia.
Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: PenguatanPeran UKM dan LKM di Indonesia. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:Gema Insani Press. Cet-1.
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2000. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.Jakarta: Tazkia Institute.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Amirullah, dan Haris Budiyon. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: GrahaIlmu.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 2004. An-Nizham Al-Iqtishadi fi al-Islam. Cetakan VI.Beirut: Darul Ummah.
Ash-Shawi, Shalah dan Al-Muslih, Abdullah. 2001. Fikih Ekonomi KeuanganIslam. Jakarta: Darul Haq.
Cambel, JP. 1998. Riset dalam Efektivitas Organisas: Terjemahan SalutSimamora. Jakarta: Erlangga.
E.Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi danImplementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hardjono. 2008 “Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR. Jakarta: PT. PustakaGrahatama.
Handoko T.Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta BPPE edisi 2
Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian danAplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hejazziey, Djawahir. 2014. Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik.Yogyakarta: Deepublish
Ir. Karim, Adiwarman A. 2013 “ Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan” Edisikelima Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Balai Pustaka.
Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Cet-1.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
Moeloeng Lexy J. 2002. Metode Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Muhammad. 2002. Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UIIPress
Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. Cet-1.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPPAMP YKPN.
Muhammad. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta; Graha ilmu.
Muhammad. 2008. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.Yogyakarta: PT.Rajawali Pers.
Murbaintoro, Tito. 2006. Kebijakan Pembiayaan Perumahan. Jatinagor:Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
Noor Juliansyah. 2012. Metodelogi Penelitian Skripsi,Tesis,Disertasi dan KaryaIlmiah. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.
Panudju, Bambang. 2009. Pengadaan Perumahan Kota Dengan Peran SertaMasyaraat Berpenghasian Rendah. Bandung: P.T. Alumni.
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah 2012.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rosly, Saiful Azhar. 2007. Critical Issues on Islamic Banking and FinancialMarkets. Kuala Lumpur: Dinamas Publishing.
Rochaety Ety dan Ratih Tresnati. 2005. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: BumiAksara.
Sarkaniputra Murasa. 2009. Ruqyah Syar’iyyah: Teori dan Sistem Ekonomi.Jakarta: Al-Islah Press & STEI.
Sofren dan Yonathan Natanel. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Gibson. 1985. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga
Subana dan Sudrajat. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: PustakaSetia.
Umar, Husen. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisikedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang PerbankanSyariah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 42/PRT/M/2015Tentang pembiayaan pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PERMENPERA) No3 dan 4 Tahun 2014
Internet
BTN, Profil BTN Syariah. diakses pada tanggal 5 Mei 2016 darihttp://www.btn.co.id/Syariah/Tentang-Kami/Profil-BTN-Syariah.aspx
BTN, Penyaluran KPR BTN Naik 36,11 Persen diakses pasda tanggal 5 Mei 2016http://www.btn.co.id/ContentPage/Berita/Penyaluran-KPR-BTN-Naik-36,11-Persen
Ekonomi Melemah, Permintaan KPR Tetap Tinggi. Diakses tanggal 10 April 2016http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/10/01/16/nw3504383ekonomi-melemah-permintaan-kpr-tetap-tinggi
Imam Muzaki, Kemenpera lanjutkan program KPR Subsidi. Diakses Tanggal 12April 2016 http://www.beritasatu.com/hunian/234455-kempupera-lanjutkan-program-subsidi-kpr-flpp-2015.html
Kementrian Negara Perumahan Rakyat. Membangun atau Memperbaiki Rumahdengan fasilitas subsidi perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro SyariahBersubsidi. Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 darihttp://www.perpustakaan kemenpera.htm.co.id
Nikmati KPR Murah di BTN Sejahtera FLPP Diakses Tanggal 12 April 2016https://kreditgogo.com/pinjaman/KPR-KPA/BTN-Sejahtera-FLPP-KPR.html
KUESIONER PENELITIAN
Efektivitas Penyaluran Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi BTN Syariah
Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
1. Terima kasih sebelumnya atas kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.2. Kuesioner ini sangat berguna bagi peneliti sebagai data penelitian dalam penulisan
skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di FakultasSyariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Peneliti mengharapkan agar pengisisan kuesioner ini benar-benar sesuai denganpendapat dan hati nurani anda.
Lingkarilah jawaban yang telah disediakan sesuai dengan pilihan anda.
A. Identitas Responden1. Jenis Kelamin
a. Laki – lakib. Perempuan
2. Usiaa. < 25 tahunb. 26 – 35 tahunc. 36 – 45 tahund. 46 – 55 tahune. > 55 tahun
3. Pendidikan Terakhira. Tidak Sekolahb. SDc. SLTPd. SLTAe. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaana. Pegawai Swastab. Guruc. Ibu Rumah Tanggad. Wirausahae. Lainnya, sebutkan:..............
5. Tingkat pendapatan rata-rata perbulana. < Rp.1.000.000b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000d. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000e. > Rp.4.000.000
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner1. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan yang diajukan.2. Perhatikan petunjuk pengisian kuesioner yang berlaku.
1 = STS = Sangat Tidak Setuju2 = TS = Tidak Setuju3=RR= Ragu-Ragu4 = S = Setuju5 = SS = Sangat Setuju
3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan sesuaidengan pilihan Anda.
No. Pernyataan1 2 3 4 5
STS TS RR S SSKEGUNAAN
1.Produk KPR Sejahtera IB membantudalam memiliki hunian yang layak
2.Produk KPR Sejahtera IB membantudalam memiliki hunian dengan hargaterjangkau
3.Produk pembiayaan KPR Sejahtera IBmemenuhi kebutuhan nasabahKETEPATAN DAN OBYEKTIVITAS
4.Nasabah KPR Sejahtera IB merupakanmasyarakat berpendapatan < Rp.4.000.000
5.Program KPR Sejahtera IB sudah tepatsasaran
6.Fasilitas seperti akses jalan, listrik dan airsudah memadai
7.Bangunan Produk KPR Sejahtera IB layakhuniRUANG LINGKUP
8.Persyaratan dalam pengajuan pembiayaanmudah
9. Tahap atau prosedur dalam mengajukanpembiayaan KPR Sejahtera IB mudah dantidak lama
10. Kemudahan jaminan yang dibebankankepada nasabahEFEKTIVITAS BIAYA
11. Biaya administrasi yang dikenakan kepadanasabah ringan dan tidak memberatkan
12. Margin yang ditentukan tidak
memberatkan nasabah13. Biaya cicilan ringan dan tidak
memberatkan nasabahAKUNTABILITAS
14. KPR yang didapatkan digunakan sesuaidengan pengajuan pembiayaan (untukdihuni sendiri tidak disewakan ataumenyewa)
15. Produk pembiayaan KPR Sejahtera IBmenggunakan akad Murabahah
16. Produk pembiayaan KPR Sejahtera IBsudah berdasarkan ketentuan SyariahKETEPATAN WAKTU
17. Pencairan pembiayaan yang dilakukantergolong cepat
18. Jangka waktu pelunasan yang dilakukantergolong cepat
19. Nasabah selalu tepat waktu membayarcicilan
20. Keterlambatan membayar cicilandikenakan denda
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber : Rahmansyah
Jabatan : Financing Service
Tanggal : 18 Mei 2016
Tempat : BTN Syariah Kantor Cabang Tangerang
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan KPR Syariah bersubsidi?
Jawaban:
KPR syariah bersubsidi adalah pembiayaan perumahan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian
Perumahan Rakyat (KEMENPERA) yang bekerja sama dengan Bank Pelaksana
yang menggunakan prinsip yang sesuai syariah Islam.
2. Disebut apa produk KPR subsidi di BTN Syariah?
Jawaban:
Pada BTN Syariah pembiayaan KPR bersubsidi disebut dengan KPR BTN
Sejahtera iB. KPR BTN Sejahtera iB dibagi lagi menjadi dua, yaitu KPR BTN
Sejahtera Tapak iB dan KPR BTN Sejahtera Susun iB. KPR BTN Sejahtera
Tapak iB adalah pembiayaan yang diterbitkan BTN Syariah kepada masyarakat
berpenghasilan rendah dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari
pengembang. Sedangkan KPR BTN Sejahtera Susun iB adalah pembiayaan yang
diterbitkan BTN Syariah kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam
pemilikan rumah susun yang dibeli dari pengembang.
3. Apa dasar hukum produk pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB pada BTN
Syariah?
Jawaban:
KPR BTN Sejahtera iB memiliki dasar hukum sebagai pedoman pelaksanaannya,
yang menunjuk pada:
a. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Permenpera)
Nomor 03 tahun 2014 tanggal 24 April 2014, tentang Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan perumahan
melalui pembiayaan pemilikan rumah sejahtera
b. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Permenpera)
Nomor 04 tahun 2014 tanggal 24 April 2014, tentang petunjuk
pelaksanaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam
rangka pengadaan perumahan melalui kredit/pembiayaan pemilikan rumah
sejahtera;
c. Memo Subsidized Mortgage Division No.301/M/SMD/BSD/V/2014
tanggal 05 Mei 2014, perihal perubahan ketentuan KPR Sejahtera tahun
2014;
d. Memo Sharia Division No.1139/M/SHAD/CNBD/III/2014 tanggal 28
Maret 2014, perihal penyaluran pembiayaan Pendamping Uang Muka
Perumahan Kerjasama Bank (PUMP-KB) tahun 2014
e. Memo Sharia Division No.1062/M/SHAD/CNBD/III/2014 tanggal 23
Maret 2014, perihal kebijakan uang muka ringan fasilitas pembiayaan
KPR BTN Sejahtera IB tahun 2014;
f. Memo Sharia Division No.14/M/SHAD/CNBD/I/2014 tanggal 03 Januari
2014, perihal penyaluran pembiayaan KPR BTN Sejahtera IB dengan
dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan
pembiayaan PUMP-KB Jamsostek tahun 2014.
4. Untuk golongan apa saja yang bisa mengajukan pembiayaan KPR BTN
Sejahtera iB?
Jawaban:
KPR BTN Sejahtera iB ditujukan untuk golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap atau tidak tetap setiap bulan maksimal Rp.4.000.000 (empat
juta rupiah) untuk KPR Sejahtera Tapak dan Rp.7.000.000 (tujuh juta rupiah)
untuk KPR Sejahtera Susun.
5. Sebutkan persyaratan nasabah untuk mengajukan pembiayaan KPR
BTN Sejahtera Tapak iB?
Jawaban:
Persyaratan Umum:
a. Warga Negara Indonesia
b. Menjadi Nasabah BTN Syariah
c. Telah berusia 21 tahun atau telah menikah
d. Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 65 tahun atau
usia pensiun
e. Belum memiliki rumah
f. Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitungan Bank (Maksimal
gaji pokok 4 juta rupiah perbulan)
g. Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun
h. Tidak memiliki pembiayaan bermasalah
i. Melampirkan SPT tahunan atau NPWP
Kelengkapan Data Permohonan Pembiayaan:
a. Aplikasi permohonan
b. Copy KTP, kartu keluarga, surat nikah/cerai, 2 lembar pas foto terbaru
pemohon dan pasangan ukuran 3X4
c. Copy slip gaji 3 bulan terakhir atau surat keterangan penghasilan yang
telah disahkan oleh pejabat berwenang (Untuk pemohon berpenghasilan
tetap/karyawan)
d. Surat keterangan penghasilan (Untuk pemohon berpenghasilan tidak
tetap/wiraswasta)
e. Surat keterangan bekerja dari perusahaan calon nasabah bekerja/SK
pengangkatan pegawai tetap. (Untuk pemohon berpenghasilan
tetap/karyawan)
f. Copy akta perusahaan, ijin usaha (SIUP/TDP), izin praktek, dll (Untuk
pemohon berpenghasilan tidak tetap/wiraswasta)
g. Surat kuasa pemotongan gaji yang ditandatangani oleh Pimpinan bagi
angsuran kolektif (Untuk pemohon berpenghasilan tetap/karyawan)
h. Laporan keuangan perusahaan (Untuk pemohon berpenghasilan tidak
tetap/wiraswasta)
i. Copy rekening simpanan di Bank minimal 3 (tiga) bulan terakhir
j. Copy sertifikat, IMB dan PBB
Biaya-Biaya
a. Administrasi
b. Appraisal (bayar diawal)
c. Biaya notaris untuk Akad dan Pengikatan
d. Blokir angsuran terakhir dan saldo minimum
6. Bagaimana alur dan mekanisme lengkap pengajuan KPR BTN Sejahtera
TapakIB?
Jawaban:
Alur dan mekanismenya, yaitu:
a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan dan disertai dengan Surat
Pemesanan Rumah (SPR) dari developer/pengembang
b. Melampirkan dokumen kelengkapan KPR dan surat pernyataan
c. Verifikasi calon nasabah (BI Checking dan verifikasi via telepon)
d. Wawancara calon nasabah
e. Analisa kelayakan nasabah
f. Appraisal (Analisa harga pasar dari agunan)
g. Persetujuan pembiayaan oleh Branch Manag
h. Akad Pembiayaan
i. Serah terima rumah
j. Surat pernyataan verfikasi (kelengkapan dokumen direkap dan diregister)
k. Kirim dokumen ke Kementerian Perumahan Rakyat (KEMENPERA)
7. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi BTN Syariah cabang Tangerang
dalam memasarakan produk KPR BTN Sejahtera Tapak iB?
Jawaban:
Kendala-kendalanya antara lain:
a. Untuk wilayah Tangerang dan daerah sekitar Tangerang lainnya,
perumahan subsidi masih jarang ditemui oleh Tim Marketing kami
b. Lokasi perumahan subsidi yang dianggap sebagian orang kurang strategis
c. Sangat terbatasnya rumah subsidi untuk wilayah Jabodetabek dari
developer/pengembang
d. Developer/pengembang kesulitan membangun perumahan subsidi karena
naiknya biaya produksi rumah (bahan bangunan, upah buruh, dan harga
tanah)
e. Tidak adanya controlling dari pemerintah untuk memantau pergerakan
harga property khususnya harga tanah yang terus mengalami kenaikan
dibatas kewajaran.
8. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan KPR Syariah bersubsidi
pada Bank Tabungan Negara Syariah (BTN Syariah)?
Jawaban:
Dalam persyaratan Pengajuan tidak ada bedanya dengan BTN Non Subsidi atau
Komersil. Hanya kalau pada KPR Syariah bersubsidi ada beberapa itemitem
ketentuan yang sudah tercantum dari PERMEN MENPERA No.8. tahun 2014 .
bahwa item-item tambahan yang bisa mendapatkan pembiayaan KPR Subsidi
adalah :
a. Nasabah yang penghasilan pokoknya perbulan paling banyak
Rp.4.000.000.-
b. Ia belum mempunyai rumah yang ada surat keterangan yang sudah
dilegalisasi dari pihak instansi terkait seperti kelurahan/rt/rw
9. Apakah pembiayaan KPR Syariah ini telah sesuai dengan ketentuan
syariah?
Jawab:
Pembiayaan KPR Syariah bersubsidi ini tentu saja sudah sesuai dengan ketentuan
syariah, karena apapun produk pembiayaan atau pendanaan yang kami keluarkan
atau kami pasarkan kemasyarakat atau sebelumnya sudah mendapatkan
persetujuan dari DPS (Dewan Pengawas Syariah), tentu saja jika sudah
mendapatkan opini dari DPS, insyaAllah sudah sesuai syariah karena KPR
Syariah bersubsidi itu sendiri menggunakan akad jual-beli murabahah, bahwa
kami ingin membeli rumah yang dibutuhkan nasabah dari pengembang kemudian
Bank menjual kembali kepada nasabah tersebut dengan harga jual,ditambah
dengan margin keuntungan, jadi sudah sesuai dengan prinsip syariah.
Tangerang, 18 Mei 2016
A.n. Branch Manager BTN Syariah Tangerang
RAHMANSYAHFinancing Service
BA - KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PEMOHON
Nama Nasabah :
Kantor Cabang :
No.Rekening :
NO DOKUlv4EN PERIνlOHONANKelengkapan Dokumen ls an Dokumё n
Ada Tida Lengka p Tidak
.1
一2
一3
4
5
6
7
8
9
1 0
1.
ormuiir Aplikasi Pernrohonan Pembiayaan
Copy KTP pemohon dan pasangan (apabila telah menikah)Surat Keterangan Pekerjaan
ccp,i Kartu Keluarga
Copy Surat Nrkah / Cerai (jika telah menikah / cerai)Fas Foto Terbaru Pemohon dan Pasangan
Copy Rekening Koran Tabungan 3 (tiga) bulan terakhirCopy SIUP, TDP (wiraswasta apabila ada)
Copy Akte Pendirian dan Pengesahan (wiraswasta apabila ada)
Copy Data Keuangan (wiraswasta apabila ada)
Copy lzin praktek dan instansi/asosiasi profesi (profesional)
t2
t4
15
16
l1
Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Copy Surat pemberitahuan Tahunan (SPT), Pajak penghasilan (pph),Surat Pernyataan Penghasilan yang ditandatangarri pemohon diatasmaterai secukupnya dan diketahui oleh Pimpinan lnstansi tempatbekerla untuk masyarakat berpenghasilan tetap (lampiran lll)atauKepala desa/lurah setempat untuk masyarakat berpenghasilantidak tetap (lampiran lV)
Surat Keterangan Penghasilan dari instansi tempat bekerja/slip galiuntuk masyarakat bejpenghalial te19p.Surat Pernyataan Tidak rnemiliki rumah (lampiran V)
Surat pernyataan yang ditandatangani pemohon diatas materarsecukupnya (lampiran Vl)
Berita Acara Serah Terima (BAST) Rumah Sejahtera / satuan rumahsejahtera susun (Lampiran VII)
Surat pernyataan prasarana, sarana dan utilitas perumahan(Lampiran Vlll)
9
0
2).
22
23
Daftar RekapituIasilanB Iolo1 yelqfi!11 (Lampiran IXa)
Surat Pernyataan Verifikasi (Lampiran lxd)
Dokumentasi Tanda Berupa Sticker / plat yang terpasang pada unitrumah sejahtera yang dibiyai oleh KPR Sejahtera FLpp (Lampiran X)
Surat pernyataan mengenai pemanfaatan rrrrrrh 1i.-piran Xl)
Surat Kuasa De9ltlLampiran XIll
Tangerang, Mei 2015
Nip-
top related