efisiensi investasi asing terhadap perekonomian negara...
Post on 02-Nov-2019
68 Views
Preview:
TRANSCRIPT
EFISIENSI INVESTASI ASING
TERHADAP PEREKONOMIAN NEGARA MUSLIM ASEAN:
STUDI KOMPARASI INDONESIA - MALAYSIA
Oleh:
Rizkika Azizah
NIM: 11150860000017
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rizkika Azizah
2. Nama Panggilan : Azizah
3. Tempat / Tanggal Lahir : Depok, 18 Februari 1998
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Alamat Rumah : Griya Lembah Depok C1 No. 4 RT. 05 Rw.
024, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan
Sukmajaya, Depok
6. Agama : Islam
7. Telepon : +6285217344049
8. Email : Azizah.rizkika@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. S1 (2014-2018) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. SMA (2010-2013) : SMAIT As-Syifa Boarding School
3. SMP (2007-2010) : SMPN 2 Depok
4. SD (2001-2007) : SDN Sukmajaya 5
vii
II. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris GenBI (Generasi Baru Indonesia) UIN Jakarta periode
2018/2019
2. Wakil Koordinator Pengembangan Sumber Daya Insani Lingkar Studi
Ekonomi Syariah (LiSEnSi) UIN Jakarta periode 2018/2019
3. Staf Sumber Daya Anggota GenBI (Generasi Baru Indonesia) UIN
Jakarta periode 2017/2018
4. Staf Pengembangan Sumber Daya Insani Lingkar Studi Ekonomi Syariah
(LiSEnSi) UIN Jakarta periode 2017/2018
5. Staf Ahli Keilmuan Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI)
Regional Jabodetabek periode 2017/2018
6. Koordinator Akhwat Divisi Syi’ar LDK KomDa FEB UIN Syahid
Jakarta periode 2017/2018
7. Staf Syi’ar LDK KomDa FEB UIN Syahid Jakarta periode 2016/2017
Mentor Ekonomi Islam Mentor Exchange Forum (MEF) FoSSEI
Jabodetabek periode 2016/2017
viii
ABSTRACT
Foreign investment inflows increase in recent year. Globalization has an impacts
on the capital flows of muslim countries foreign investment in the world. Foreign
investment impacts toward to the development of domestic capital market and
brings benefits to the host country. Foreign investment helps to improve economic
output by making the process more efficient. In this context, investment inflows
are a broad term which includes foreign direct investment (FDI) and foreign
portfolio investment (FPI). Therefore, this study examines the efficiency of the
host country using time series data on the 2 ASEAN muslim member countries
from 2008-2017. Data envelopment analysis (DEA) is used for analytical method,
focusing on technical efficiency. The result shows that foreign investment in
ASEAN muslim countries inefficient during 2008-2017.
Keywords: Efficiency, Foreign Direct Investment, Foreign Portfolio Investment,
Data Envelopment Analysis
ix
ABSTRAK
Arus masuk investasi asing meningkat dalam kurun beberapa tahun terakhir.
Globalisasi berpengaruh terhadap arus modal investasi asing negara muslim di
dunia. Investasi asing berpengaruh terhadap perkembangan modal pasar domestik
dan membawa keuntungan bagi negara tuan rumah. Investasi asing membantu
meningkatkan output ekonomi dengan membuat proses semakin efisien. Dalam
konteks ini arus investasi yang dimaksud adalah arus investasi jangka panjang
yaitu foreign direct investment (FDI) dan foreign portfolio investment (FPI). Studi
ini bertujuan untuk melihat dampak investasi asing terhadap efisiensi negara tuan
rumah dengan menggunakan data runtun waktu 2 negara muslim anggota ASEAN
dari tahun 2008-2017. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment
Analysis (DEA) dengan berfokus pada efisiensi teknis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa efisiensi investasi asing di negara muslim ASEAN tidak
efisien selama 2008-2017.
Katan Kunci: Efisiensi, Foreign Direct Investment, Foreign Portfolio Investment,
Data Envelopment Analysis
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,
karunia, dan hidayah-nya yang diberikan kepada kita. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shalallahhu ‘Alayhi
wa salam yang berkat karena-Nya lah, kita masih bisa menikmati indahnya Islam
sampai saat ini. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan baik moral maupun materil dari
berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Oleh karena hal itu, penulis
mengucapkan terima kasih khusus kepada kedua orang tua tercinta yang telah
memberikan segalanya serta mendidik penulis semenjak kecil, hingga penulis bisa
mencapai apa yang sudah dicapai sampai sekarang, selanjutnya ucapan terima
kasih juga saya sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Amilin S.E.A.k., M.Si., CA., QIA., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya dan sabar untuk memberikan
bimbingan skripsi ini.
xi
3. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan serta nasehat untuk
penulis selama empat tahun ini.
4. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif dan Ibu Ir. Rr. Tini
Anggraini, M.Sc selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Sekretaris
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2015/2019
5. Ibu Dr. Erika Amelia, M.Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, M.M selaku
Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2019/2023
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai
sehingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Supporter terbaik penulis, yaitu Embah, Om Ica, Tante Tika, Anis, Ilmi,
dan Sajid. Terima kasih atas semuanya :).
8. Sahabat-sahabat penulis yaitu, Muhammad, Nisa, Meli, kak Ulfi, Anti
Wacana (Azzam, Hadi, Hardi, Fachri, Caca, Putri, Ain, Chyntia),
Komisaris CEO Dana Temilreg Temilnas (Sandi, Halid, Nasrul, Rizka,
Nuri, Nining), Trio Angel (Septi dan kak Dila). Kalian Terbaik!
9. Keluarga Besar LiSEnSI (Lingkar Studi Ekonomi Syariah), yang
senantiasa membersamai baik suka maupun duka.
10. Keluarga Besar FoSSEI (Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam)
xii
Regional Jabodetabek, yang telah memberikan banyak ilmu,
pengalaman, kesempatan dan mengajarkan arti pengorbanan yang
sesungguhnya.
11. Keluarga Besar GenBI (Generasi Baru Indonesia), khususnya Bang
Abdul Rachman dan kakak-kakak tim angkatan 2017. Tetap semangat
untuk berprestasi, menjadi energi untuk negeri!
12. Keluarga Besar LDK KomDa FEB, yang telah berkontribsui positif
dalam perjalanan dakwah.
13. Teman-teman Ekonomi Syariah 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang tak dapat saya sebutkan satu persatu namun tak mengurangi rasa
bahagianya saya diantara kalian.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan baik moral maupun materil, dukungan, dan doa,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Maka dari pada itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca,
agar nantinya penulis dapat mengevaluasi diri, dan dapat menjadi seseorang yang
lebih baik lagi. Besar harapan dari penulis agar nantinya skripsi ini dapat
bermanfaat dan berkontribusi untuk ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 19 Juni 2019
RIZKIKA AZIZAH
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. vi
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori ........................................................................................... 12
1. Investasi ................................................................................................ 12
2. Investasi dalam Perspektif Islam .......................................................... 12
xiv
3. Investasi Asing ...................................................................................... 14
4. Investasi Asing dalam Perspektif Islam ................................................ 17
5. Investasi langsung (Foreign Direct Investment) ..................................... 19
6. Investasi Tidak Langsung (Foreign Portfolio Investment) ................... 20
7. Perbedaan Investasi langsung (Foreign Direct Investment) dan Investasi
Tidak Langsung (Foreign Portfolio Investment) .................................. 20
8. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 22
9. Pertumuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam ...................................... 23
10. Efisiensi .......................................................................................... 24
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 26
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 35
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 36
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 36
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Investasi Asing
1. Perkembangan Investasi Asing ............................................................ 39
B. Hasil Analisis DEA .................................................................................... 41
1. Analisis Tingkat Efisiensi Indonesia ...................................................... 43
2. Analisis Tingkat Efisiensi Malaysia ........................................................... 45
C. Perbandingan Tingkat Efisiensi Perekonomian Indonesia dan Malaysia .. 47
xv
D. Potensi Pengembangan Keseluruhan .............................................................. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 52
B. Saran ......................................................................................................... 553
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung .................. 21
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 26
Tabel 4.1 Nilai Efisiensi Teknis 2 Negara Muslim ASEAN 2008-2017 ................... 42
Tabel 4.2 Nilai Efisiensi Investasi Asing Indonesia .................................................. 43
Tabel 4.3 Nilai Efisiensi Investasi Asing Malaysia ................................................... 45
Tabel 4.4 Efiensi Gabungan 2 Negara Muslim ASEAN ........................................... 47
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing ke Luar Negeri 1970-2018 ............................ 3
Gambar 1.2 Penanaman Modal Asing Negara Berkembang
Per Regional 2008 -2017 ............................................................................................ 4
Gambar 1.3 Penanaman Modal Asing ke Luar Negeri di Asia Tenggara
2008-2017 .................................................................................................................. 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 34
Gambar 4.1 Laju Foreign Direct Investment Indonesia............................................. 41
Gambar 4.2 Laju Inefisiensi Teknis Negara Muslim ASEAN ................................... 48
Gambar 4.3 Jumlah Investasi Asing 2 Negara Muslim ASEAN ............................... 49
Gambar 4.4 Komparasi Tingkat Efisiensi dan Investasi Asing ................................. 50
Gambar 4.5 Trendline Komparasi Tingkat Efisiensi dan Investasi Asing ................. 50
Gambar 4.6 Total Potential Improvement .................................................................. 51
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel Input dan Output ............................................................. 58
Lampiran 2 : Data Variabel Input dan Output (Log) ................................................. 59
Lampiran 3 : Hasil Olah Menggunakan Software Banxia Frontier ............................. 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Globalisasi mempengaruhi kondisi ekonomi sebuah negara. Globalisasi
membuat proses kegiatan ekonomi dan perdagangan negara-negara di dunia
semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Negara miskin dan
berkembang dapat meningkatkan kesejahteraan dengan akses informasi yang
didapatkan dari negara maju.
Dalam dunia internasional, investasi asing dan perdagangan internasional
merupakan sumber utama transfer teknologi (Keller & Yeaple, 2003). Investasi
asing merupakan salah satu elemen utama perkembangan industri dan
pertumbuhan ekonomi. Prof. M. Sornarajah (2010) memberikan definisi
penanaman modal asing sebagai segala sesuatu mengenai transfer aset dari negara
pemodal kepada negara tujuan untuk mengembangkan nilai aset di negara tujuan.
Penanaman modal asing cenderung berpengaruh positif terhadap
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi negara tuan rumah. Kontribusi
penanaman modal asing secara luas diakui dapat meningkatkan devisa,
pendapatan pajak, keterampilan tenaga kerja, kemampuan manajemen dan
teknologi (Todaro & Smith, 2003). Studi empiris menunjukkan bahwa penanaman
modal asing memiliki dampak terhadap berkurangnya kemiskinan di negara tuan
rumah. Dampak langsung terhadap kemiskinan dapat dilihat dari meningkatnya
lapangan kerja dan berkurangnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan.
2
Menurut Anoraga (1994), ada dua bentuk penanaman modal asing yaitu: (1)
foreign portofolio investment (FPI) merupakan investasi surat berharga baik
berupa obligasi atau saham di pasar modal. Dana masuk ke dalam perusahaan ke
perusahaan yang menerbitkan emiten. Dana ini tidak selalu diperuntukkan untuk
membuka lapangan pekerjaan, dana yang masuk ke emiten dapat digunakan untuk
memperkuatstruktur modal atau membayar hutang bank tanpa proses alih
teknologi atau alih keterampilan manajemen; (2) Foreign Direct Investment (FDI)
merupakan investasi dengan membeli hak milik memberi pinjaman untuk
perusahaan negara lain (Krugman dan Obstfeld, 1999).
Berdasarkan data yang dihimpun dari United Nations Conference on Trade
and Development (UNCTAD) pada tahun 2018, terjadi perubahan peningkatan
penanaman modal ke luar negeri yang sangat signifikan dalam rentang waktu
tahun 1970-2018. Jumlah penanaman modal ke luar negeri pada tahun 1971
sebesar 14.241 juta USD, pada tahun 1976 sebesar 21.931 juta USD, pada tahun
1981 sebesar 69.580 juta USD, pada tahun 1986 sebesar 86.695 juta USD, pada
tahun 1991 sebesar 153.973 juta USD, pada tahun 1996 sebesar 388.816 juta
USD, pada tahun 2001 sebesar 772.662 juta USD, pada tahun 2006 sebesar
1.403.548 juta USD, pada tahun 2011 sebesar 1.567.677 juta USD, pada tahun
2016 sebesar 1.867.533 juta USD.
3
Gambar 1.1 Penanaman Modal Asing ke Luar Negeri 1970-2018
Sumber: UNCTAD (diolah 2019)
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh negara membutuhkan
modal asing, khususnya negara berkembang. Jumlah modal asing yang masuk ke
negara berkembang mengalami peningkatan berturut-turut. Pada tahun 1972
jumlah modal asing yang diterima negara berkembang sebesar 3.252 juta USD,
kemudian pada tahun 1977 meningkat menjadi 6.902 juta USD. Pada tahun 1982
jumlah modal asing yang diterima negara berkembang sebesar 26.468 juta USD
kemudian meningkat menjadi 21.763 juta USD pada tahun 1987. Pada tahun 1992
jumlah modal asing yang diterima negara berkembang sebesar 53.457 juta USD
kemudian meningkat menjadi sebesar 185.392 juta USD pada tahun 1997. Pada
tahun 2002 jumlah modal asing yang diterima negara berkembang sebesar
4
166.178 juta USD kemudian meningkat menjadi 522.411 juta USD pada tahun
2007 dan mencapai 670.658 juta USD pada tahun 2017.
Gambar 1.2 Penanaman Modal Asing Negara Berkembang Per Regional
2008-2017
Sumber: UNCTAD (diolah 2019)
Asia merupakan salah satu wilayah yang menjadi tujuan investasi. Wilayah
yang luas dan penduduk yang banyak menjadi daya tarik potensi pasar bagi
negara investor. Pertumbuhan ekonomi memberikan kontribusi terhadap
peningkatan investasi asing di wilayah tersebut. Gambar 1.2 menunjukkan bahwa
Asia menjadi regional tertinggi penerima modal asing dari di antara wilayah
negara berkembang lainnya. Dalam kurun 10 tahun terakhir, Asia mencapai titik
puncak penerimaan modal asing pada tahun 2015 sebesar 516.406,9 juta USD.
5
Gambar 1.3 Penanaman Modal Asing ke Luar Negeri
di Asia Tenggara 2008-2017
Sumber: UNCTAD (diolah 2019)
Salah satu kawasan di Asia yaitu Asia Tenggara cenderung menjadi
penyerap terbesar bagi investasi asing sejak awal tahun 1999. Meningkatnya
penyebaran investasi asing di negara-negara ASEAN mengindikasikan adanya
hubungan secara regional sejalan dengan pertumbuhan merger dan aquisitions
perusahaan yang turut berkontribusi investasi antar perusahaan-perusahaan secara
intra regional (ASEAN Secretariat, 2016). Berdasarkan gambar 1.3, jumlah modal
asing yang masuk ke Asia Tenggara terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Peringkat pertama penerima modal asing adalah Negara Singapura,
kemudian diikuti oleh negara Indonesia, Thailand, Malaysia dan Vietnam.
Investasi asing di Asia Tenggara menghasilkan peningkatan perkembangan dan
6
pertumbuhan ekonomi. Hal ini membuat laju sektor ekonomi negara-negara di
kawasan Asia Tenggara yang bergabung dalam Asociation of Southeast Asian
Nations (ASEAN) meningkat baik dalam hal pendapatan pajak maupun devisa. Di
antara lima negara ini, Indonesia dan Malaysia adalah negara dengan jumlah
penduduk muslim terbesar di ASEAN.
Islam sebagai rahmatan li al-‘ālamīn (rahmat bagi seluruh alam) memiliki
tujuan untuk mengentasan kemiskinan dan mencapai kesejahteraan (maslahah)
dengan falah sebagai tujuan hidup. Indonesia merupakan negara dengan jumlah
penduduk Muslim terbesar di ASEAN sebagai mayoritas. 87,2 persen dari jumlah
penduduk Indonesia yang berjumlah 260.580.739 orang adalah muslim.
Sedangkan 61,3 persen dari total penduduk Malaysia yang berjumlah 31.381.992
orang adalah muslim (Central Intelligence Agency Factbook, 2017).
Membaiknya lingkungan investasi di ASEAN mendorong negara-negara
anggota untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan berintegrasi satu sama
lain dalam kegiatan ekonomi. Keterbukaan pemerintah juga turut mengambil
peran penting dalam menentukan arus masuk investasi asing dari negara donatur
ke negara berkembang (Edward, 1991; Alfaro et al., 2004). Di antara negara-
negara ASEAN, Indonesia berada di peringkat pertama dengan pertumbuhan GDP
terbesar yaitu sebesar 1.016 triliun USD. Sedangkan Malaysia berada di peringkat
empat dengan pertumbuhan GDP sebesar 314,5 milyar USD. Untuk meningkatkan
pembangunan dan mengejar keterrtinggalan pembangunan negara-negara maju,
negara-negara Muslim harus berupaya untuk mengkaji dan melaksanakan
7
perubahan yang dapat membuat investor menjadi lebih tertarik menanamkan
modalnya di dalam negeri.
Masifnya jumlah modal asing yang masuk tidak terlepas dari kebijakan
negara tujuan dalam melihat peluang dan tantangan dari adanya modal asing
tersebut. Banyak negara, terutama negara sedang berkembang dan negara dalam
transisi ekonomi, meracang skema insentif untuk masuknya berbagai modal asing,
diantaranya adalah tax holiday dan berbagai kemudahan lainnya (Johnson, 2005).
Keuntungan yang dihasilkan oleh masuknya modal asing tersebut dan kebenaran
apakah peningkatan arus masuk modal asing dapat membuat negara tujuan lebih
sejahtera menjadi sebuah pertanyaan tersendiri.
Untuk menghindari potensi yang membahayakan atau biaya eksternalitas
negatif, sangat penting untuk pembuat kebijakan di negara tujuan untuk benar-
benar memahami dampak dari masuknya modal asing ini. Pemahaman yang baik
akan membantu pembuat kebijakan tidak hanya mengambil dan mengelola modal
asing yang masuk, melainkan memanfaatkan benefit yang tersedia dan
mengurangi potensi buruk dari modal yang masuk.
Blomster dan Kokko (2003) menyebutkan bahwa salah satu keuntungan
yang paling diharapkan dari adanya modal asing ini adalah potensi dari spillover
effect berupa transfer teknologi asing, kemampuan manajerial, dan perbaikan daya
saing secara internasional bagi perusahaan domestik. Dalam tingkat keadaaan
tertentu, semakin besar gap teknologi antara perusahaan lokal dan asing maka
akan semakin besar spillover effect yang terjadi. Menurut Arrow (1971), difusi
teknologi dianalogikan dengan penyebaran virus. Inovasi teknologi akan
8
didifusikan secara efisien jika ada hubungan yang erat antar inovasi dan yang
mengadopsinya. Spillover effect dapat terjadi secara disengaja ataupun tidak. Jika
ditarik dari belakang, pada saat perusahaan multinasional berinteraksi dengan
produsen lokal, tidak dapat dipungkiri produsen lokal dituntut untuk menyediakan
input dengan kualitas tinggi. Tanpa disadari, produsen lokal akan menyesuaikan
dengan teknologi sesuai dengan input yang dibutuhkan oleh perusahaan
multinasional (Javorcik, 2004).
Perubahan teknologi dapat menjadi sumber pertumbuhan produksi dalam
perekonomian dengan menggunakan analisa grafis (Fan, 1999). Perubahan
teknologi dapat diartikan sebagai pergeseran pada fumgsi produksi frontier.
Menurut Danfar (2009), efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang
dinilai dari segi besarnya sumber untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan. Perbaikan efisiensi dapat dipahami sebagai gabungan antara efisiensi
teknis dan alokatif. Konsep efisiensi teknis merupakan hasil perbandingan antara
output fisik dan input fisik. Semakin tinggi rasio output terhadap input maka
semakin tinggi tingkat efisiensi yang dicapai. Efisiensi juga dapat dijelaskan
sebagai pencapaian output maksimum dari penggunaan sumber daya tertentu. Jika
output yang dihasilkan lebih besar dari pada sumber daya yang digunakan maka
semakin tinggi pula tingkat efisiensi yang dicapai. Stevens (2004) mendefinisikan
efisiensi teknis sebagai kondisi dimana tidak mendapatkan output yang
diharapkan dari input yang ada. Sedangkan efisiensi alokatif adalah tidak
memproduksi outputdengan input yang benar.
9
Ada tiga kegunaan mengukur efisiensi menurut Samsubar Saleh dalam
Linda (2013), yaitu: (1) Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif,
mempermudah perbandingan antara unit ekonomi satu dengan lainnya; (2)
Apabila terdapat variasi tingkat efisiensi dari beberapa unit ekonomi yang ada
maka dapat dilakukan penelitian untuk menjawab faktor-faktor apa yang
menentukan perbedaan tingkat efisiensi, dengan demikian dapat dicari solusi yang
tepat; (3) informasi mengenai efisiensi memiliki implikasi kebijakan karena
membantu pengambil kebijakan untuk menentukan kebijakan yang tepat.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
mengukur nilai efisiensi perekonomian negara Muslim ASEAN yang disebabkan
oleh laju penanaman modal asing. Penelitian ini menggunakan data time series
periode waktu 2008 sampai 2017 dengan sampel 2 negara Muslim di ASEAN,
yaitu Indonesia dan Malaysia. Data diolah menggunakan model data envelopment
analysis yang diusulkan oleh Bankers, Charnes, dan Choper dengan menggunakan
skala hasil variable return to scale (VRS) input oriented. Model ini
mengasumsikan bahwa setiap penambahan satu unit input tidak berarti diikuti
dengan penambahan satu unit output, penambahan output-nya bisa lebih besar dari
pada satu atau kurang dari satu. Suatu proses produksi dikatakan efisien apabila
jika penggunaan sejumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah output yang
optimal atau untuk menghasilkan jumlah output tertentu digunakan input yang
minimal (Rifki, 2010). Input dalam penelitian ini adalah FDI (foreign direct
investment) inflow dan FPI (foreign portfolio investment) inflow, sedangkan
output didefinisikan sebagai growth (GDP). Adapun sebagian besar data-data
10
yang digunakan tersebut adalah berasal dari World Bank dan IMF (Internasional
Monetary Fund) yaitu data IFS (International Financial Statistic).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana rata-rata tingkat efisiensi tahunan pada Negara Indonesia
dan Malaysia pada tahun 2008-2017?
2. Bagaimana perbandingan tingkat efisiensi tahunan pada Indonesia dan
Malaysia pada tahun 2008-2017?
C. Tujuan Penelitian
Mengumpulkan bukti empiris mengenai:
1. Rata-rata tingkat efisiensi tahunan pada Negara Indonesia dan
Malaysia selama periode penelitian 2008-2017.
2. Perbandingan tingkat efisiensi tahunan pada Negara Indonesia dan
Malaysia selama periode penelitian 2008-2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Para pembuat kebijakan dapat memperoleh gambaran lebih lanjut
mengenai efisiensi investasi asing. Hal ini dapat menjadi
pertimbangan untuk membuat dan menentukan kebijakan negara
sehingga dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan harapan.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengambil yang telah diteliti sebagai
bahan pelengkap dan pendukung penelitian mengenai investasi asing,
khususnya mengenai investasi asing langsung dan tidak langsung.
11
3. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam serta sebagai dasar
acauan untuk kajian penelitian selanjutnya mengenai efisiensi
investasi asing.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi merupakan indikator keterbukaan dan ini sangat penting untuk
pertumbuhan ekonomi (Leitao, 2010). Investasi merupakan keterikatan
komitmen atas aset saat ini dengan pengorbanan guna mendapatkan
penghasilan yang mampu mengkompensasikan masa depan. Investasi
menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan nilai utilitas
Salim dan Budi Sutrisno mengungkapkan bahwa investasi adalah
penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor luar negeri maupun
domestik dalam berbagai bidang usaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) disebutkan investasi berarti: penanaman modal atau uang di suatu
perusahaan untuk tujuan memperoleh keuntungan; dan jumlah uang atau modal
yang ditanam.
2. Investasi dalam Perspektif Islam
Investasi merupakan kegiatan muamalah yang diperbolehkan dalam Islam.
Investasi menurut Islam adalah penanaman dana atau penyertaan modal untuk
suatu bidang usaha tertentu yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah, baik objeknya maupun prosesnya. Investasi merupakan
bagian dari fikih muamalah, maka berlaku kaidah “hukum asal dalam semua
13
bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya” (Djazuli. A 2006).
Al-Quran melarang aktivitas penimbunan harta dan menganjurkan
pengolahan harta menjadi produktif. Investasi mendapat legitimasi langsung di
dalam Al-Qur’an. Ayat Al-Qur’an yang terkait dengan anjuran berinvestasi, yaitu
QS. al-Baqarah [2]: 261; QS. al-Nisa [4]: 9; QS. Yusuf [12]: 46-49; QS. Luqman
[31]: 34 dan QS. al-Hasyr [59]: 18.
Dalam QS. Yusuf [12]: 47-49, Allah berfirman “Yusuf berkata: supaya
kalian bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kalian
tuai hendaklah kalian biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kalian makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kalian simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari (bibit gandum) yang kalian simpan. Kemudian setelah itu akan datang
tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka
memeras anggur.” Berdasarkan ayat ini, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia
harus mampu menyimpan sebagian hartanya untuk mengantisipasi kejadian yang
tidak terduga di kemudian hari. Manusia hanya bisa berasumsi dan menduga yang
akan terjadi hari esok, sedangkan secara pastinya hanya Allah yang Maha
Mengetahui.
Berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 80/DSNMUI/III/2011 , kegiatan
investasi merupakan bagian dari bermuamalah māliyah, dan asas merupakan
pijakan berdirinya prinsip. Ahmad Azhar Basyir (Basyir 2000) mengungkapkan
14
asas-asas fikih muamalah, yakni: (1) Pada dasarnya segala bentuk muamalah
adalah mubah (boleh) kecuali ada dalil yang mengharamkannya (yang ditentukan
lain oleh Al-Qur’an dan sunnah Rasul) (Djazuli. A 2006); Konsideran Fatwa
DSN-MUI); (2) Muamalah dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengandung unsur
paksaan (Praja 2004); (3) Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan
mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat dalam hidup masyarakat
(Sahroni 2016).
3. Investasi Asing
Menurut Hulman Panjaitan, investasi asing adalah kegiatan penanaman
modal yang dimana di dalamnya terdapat unsur asing. Unsur asing tersebut dapat
ditentukan oleh kewarganegaraan yang berbeda, asal modal, dan sebagainya.
Adapun Klein et al. (2001) menyatakan bahwa investasi asing mendorong
pertumbuhan, mengurangi tingkat kemiskinan, serta meningkatkan kapasitas
manajemen pemerintahan.
Menurut John W. Head, ada tujuh keuntungan investasi asing, yaitu: (1)
menciptakan lowongan pekerjaan bagipenduduk negara tuan rumah sehingga
penghasilan dan standar hidup negara tersebut akan meningkat; (2) menciptakan
kesempatan penanaman modal bagi penduduk negara tuan rumah sehingga
mereka akan mendapatkan pendapatan dari perusahaan-perusahaan baru; (3)
tingkat erkspor negara tuan rumah akan meningkat; (4) menghasilkan
pengetahuan dan pengalihan teknis yang dapat digunakan untuk mengembangan
perusahaan; (5) memperluas potensinegara tuan rumah dalam produsi
swasembada sehingga tingkat impor akan berkurang; (6) mendapatkan pendapatan
15
pajak tambahan; (7) sumber daya alam negara tuan rumah akan dikelola lebih baik
agar mendapatkan manfaat yang lebih banyak.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman
Modal Asing, ditegaskan bahwa
"Pengertian modal asing menurut undang-undang ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuann undang-undang ini dan yang digunakan
untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik
modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal
tersebut.”
Sedangkan menurut Undang-Undang Penanaman Modal, yang dimaksud
dengan investasi adalah
"Segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh investor dalam negeri
maupun investor asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia".
Menurut Hulman Panjaitan, Investasi asing adalah
"Suatu kegiatan penanaman modal yang didalamnya terdapat unsur asing
(foreign element), unsur asing mana dapat ditentukan oleh adanya
kewarganegaraan yang berbeda, asal modal dan sebagainya."
Adanya berbagai pengertian terhadap investasi asing diharapkan dapat
membuka wawasan kita, sehingga pemahaman kita terhadap investasi asing
beserta implikasinya dapat lebih dimengerti. Pengaturan investasi di Indonesia
yang terdapat dalam Undang-Undang Penanaman Modal hanya membatasi ruang
16
lingkup investasi pada investasi langsung dan tidak termasuk investasi tidak
langsung atau melalui investasi portofolio.
Terkait investasi, menurut Frank J. Fabozzi (2000) klasifikasi investasi
berdasarkan jenis asetnya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tangible assets, yaitu aset yang nilainya tergantung pada bentuk fisik
yang dimilikinya, seperti gedung, tanah atau mesin. Kesuksesan
perusahaan akan bergantung dengan kemampuan perusahaan
menggunakan aset berwujudnya seefisien mungkin (Wiliams, 2001).
Karakteristik aset berwujud menurut Kieso et al. (2007), yaitu: (1) aset
diperoleh untuk pemanfaatan dalam operasi perusahaan dan tidak untuk
dijual; (2) aset bersifat jangka panjang dan biasanya dapat didepresiasi;
(3) aset memiliki bentuk fisik.
2. Intangible assets, yaitu asset yang mewakili klaim resmi untuk beberapa
keuntungan dimasa datang. Nilainya tidak berhubungan dengan bentuk,
fisik, dan sebagainya. Contoh dari aset tidak berwujud adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses
baru, lisensi, dan hak kekayaan intelektual.
Arus modal diartikan sebagai perpindahan dan dari suatu negara ke negara
lainnya dalam bentuk investasi. Dana tersebut akan digunakan sebagai modal oleh
negara penerima (host country) untuk pembangunan. Arus dana investasi yang
masuk ke suatu negara bisa disebut sebagai arus dana masuk (capital inflow)
sedangkan keluarnya dana modal dalam bentuk investasi oleh suatu negara
dinamakan arus modal keluar (capital outflow). Kedua jenis arus dana tersebut
17
dapat digolongkan menjadi dua jenis investasi asing yaitu investasi portofolio dan
investasi asing langsung (foreign direct investment atau FDI).
4. Investasi Asing dalam Perspektif Islam
Islam memiliki aturan yang jelas dengan Al-Qur’an dan Sunah sebagai
koridor. Muhammad Baqir Ash-Shadr menjelaskan bahwa dalam ekonomi Islam
terdapat beberapa kepemilikan harta: (1) Kepemilikan pribadi (al-milkiyah al-
fardiyah), yaitu jenis kepemilikan dimana seseorang individu atau pihak tertentu
berhak menguasai suatu properti secara eksklusif dan berhak mencegah individu
atau pihak lain dari menikmati manfaat dalam bentuk apapun dari properti
tersebut kecuali bila ada kebutuhan atau keadaan yang meniscayakan demikian;
(2) Kepemilikan publik (al-milkiyah al-‘amah), yaitu hak atas penguasaan
properti milik umat atau masyarakat keseluruhan; (3) Kepemilikan negara (al-
milkiyah ad dawlah), yaitu dimana hak penguasaan atas properti milik pemegang
mandat adalah pemimpin. Pemilik langit, bumi dan seisinya adalah Allah Swt.
Sedangkan manusia diberi amanah untuk mengelolanya.
Modal secara umum erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi atau
mu’amalah. Dalam hal ini, modal dapat disamakan dengan harta yang memiliki
nilai ukur seperti emas, perak, uang dan barang-barang bernilai lainnya. Modal
juga dapat berupa kemampuan, skill, keahlian yang melekat pada diri seseorang.
Islam memandang bahwa modal adalah sesuatu yang bersifat stock concept.
Artinya modal merupakan sesuatu yang tetap. Penanaman modal, sebagaimana
yang berkembang pesat saat ini pada dasarnya berakar dari bentuk purba
kerjasama
18
Investasi asing dalam Islam tidak dikemukakan secara spesifik. investasi
merupakan bagian dari aktivitas ekonomi (muamalah māliyah), sehingga berlaku
kaidah fikih, muamalah, yaitu “pada dasarnya semua bentuk muamalah termasuk
di dalamnya aktivitas ekonomi adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.” (Fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000). Investasi
dalam Islam tercermin melalui bentuk-bentuk akad yang mengandung investasi,
antara lain akad mudharabah, muzara’ah dan musyarakah. Masing-masing akad
tersebut dengan sendirinya merepresentasikan bagaimana definisi dari investasi.
Berkaitan tentang investor asing dan domestik, hal tersebut tidak ditemukan
dalam Islam.
Islam menghindari dana mengendap dan agar dana tersebut tidak berputar
di antara orang kaya saja (QS. al-Hasyr [59]: 7). Penanaman modal asing lebih
tepat menggunakan terminologi teritori atau wilayah. Islam tidak mengatur secara
rinci, bagaimana mekanisme dan aturan-aturannya. Islam hanya mengemukakan
bentuk-bentuk mua’amalat yang dapat dilakukan, bagaimana aktivitas yang
dibolehkan serta hal apa saja yang dilarang
Penanaman modal asing akan menciptakan multiplayer effect, baik dari
segi peningkatan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
tujuan Islam untuk mencapai maslahah. Menurut terminologi, Islam tidak
membedakan investor asing maupun domestik. Islam hanya mengatur bentuk-
bentuk investor dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi serta larangan
yang harus dihindari. Islam melihat bahwa siapapun yang menginvestasikan
19
modalnya selama dapat menjaga dan melaksanakan prinsip-prinsip sesuai syari’ah
memiliki hak dan kewajiban yang sama.
5. Investasi langsung (Foreign Direct Investment)
Organization For Economic Cooperation (OEEC) memberikan rumusan
bahwa penanaman modal asing secara langsung (FDI) merupakan suatu bentuk
penanaman modal asing dimana penanam modal diberi keleluasaan penguasaan
dan penyelenggaraan pimpinan dalam perusahaan dimana modalnya ditanam
dalam arti bahwa penanam modal mempunyai penguasaan ataas modalnya.
FDI merupakan bentuk investasi asing yang diwujudkan ke dalam bentuk
barang modal, tanah, dan persediaan. Investasi langsung dapat dikaitkan dengan
keterlibatan pemilik modal secara langsung dalam kegiatan pengelolaan modal.
Menurut International Monetary Fund, investasi langsung merupakan
investasi yang dilakukan untuk memperoleh penghasilan yang kekal dalam
sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan ekonomi. Tujuan investor adalah
untuk memiliki pilihan yang efektif dalam mengelola perusahaan. Investasi
langsung mensyaratkan adanya transfer dana atau barang dari negara pemberi
modal ke negara penerima modal. Hal ini akan menciptakan partisipasi
langsung untuk mengelola perusahaan. FDI tidak hanya soal perpindahan modal
tetapi juga perpindahan proses dan produk teknologi, kemampuan manajerial,
distribusi dan pemasaran, dan modal manusia. FDI memberikan aset tak terlihat
berupa kemampuan teknologi di semua negara.
20
6. Investasi Tidak Langsung (Foreign Portfolio Investment)
Investasi portofolio dapat diterjemahkan sebagai investasi yang
dituangkan ke dalam bentuk aset-aset keuangan seperti, obligasi, saham serta surat
hutang yang dinyatakan dalam mata uang nasional. investasi tidak langsung
merupakan investasi melalui pembelian saham atau obligasi di suatu
perusahaan dalam jumlah tertentu tanpa memberikan penguasaan atas
perusahaan kepada investor tersebut (Ismail Sunny, 1976). Investasi tidak
langsung pada umumnya adalah investasi jangka pendek yang diperdagangkan
di pasar modal dan di pasar uang. Pada umumnya investasi dilakukan dalam
jangka waktu yang relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham
atau nilain mata uang. Investor tidak perlu hadir secara fisik karena tujuan
investor bukan mendirikan perusahaan tetapi untuk membeli saham yang akan
dijual kembali. Dalam investasi ini, investor harus berpikir untuk memperoleh
hasil yang maksimal dengan jangka pendek dan mendapatkan capital gain atau
selisih antara jual dan beli saham di bursa efek.
7. Perbedaan Investasi langsung (Foreign Direct Investment) dan
Investasi Tidak Langsung (Foreign Portfolio Investment)
Perbedaan investasi langsung langsung dan tidak langsung, yaitu:
a. Pada investasi langsung, terjadi komitmen jangka panjang sehingga
pemegang saham memiliki pengaruh penting berupa kontrol pada
pengelolaan manajemen perusahan sehari-hari. Berbeda dengan investasi
langsung, pada investasi tidak langsung terjadi komitmen jangka pendek
sehingga pemodaltidak memiliki pengaruh. Investor asing hanya membeli
21
perusahaan lokal tapi tidak dapat mengendalikannya secara langsung.
b. Pada investasi langsung, risiko beruapa naik turunnya harga saham,
obligasi dan surat berharga lainnya tidak ditanggung sendiri oleh pemodal.
Risiko pemodal hanya berdasarkan harga saham dan pemodal dapat
menggugat direksi yang melakukan kelalaian dalam mengerjakan tugasnya.
Sedangkan pada investasi tidak langsung, risiko ditanggung sendiri oleh
pemodal dan tidak dapat menggugat perusahaan yang menjalakan
kegiatannya.
c. Pada investasi langsung biasanya dilindungi oleh hukum negara yang
bersangkutan, sedangkan pada investasi tidak langsung biasanya tidak
dilindungi oleh hukum kebiasaan internasional.
Tabel 2.1Perbedaan Investasi Langsung dan Investasi Tidak langsung
No. Investasi langsung (FDI) Investasi Tidak langsung (FPI)
1.
Terjadi perpindahan capital antar
negara
Tidak terjadi perpindahan capital
antar negara. perpindahan hanya
berupa uang
2.
Investor harus ada secara fisik
dalam pengelolaan perusahaan
Investor tidak harus ada secara fisik
dalam pengelolaan perusahaan
3. Perusahaan dibangun atas modal
Tidak ada perusahaan yang dibangun
atas modal
4.
Pemilik perusahaan mengendalikan
perusahaan
Pemilik perusahaan tidak dapat
mengendalikan perusahaan karena
kepemilikan dan manajemen dipisah
22
5.
Tidak dapat memindahkan
investasi setiap saat
Tidak ada ketentuan waktu dalam
memindahkan investasi
6.
UU No. 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal
UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal
7. Dikelola oleh BKPM Dikelola oleh Bapepam dan LK
8. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat
(Sukirno 2008).
Menurut Boediono, pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan
output per kapita dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Lincolin (1997),
pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa
memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau
tidak. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika pendapatan riil
masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat
pada tahun sebelumnya (Basri, 2002).
Pertumbuhan ekonomi cenderung kepada perubahan kuantitatif
(quantitative change) dan diukur dengan menggunakan data Produk Domestik
Bruto (GDP) atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang dan jasa (final
goods and services) yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu.
23
9. Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam
Pertumbuhan ekonomi ialah adanya perubahan bangunan ekonomi menuju
ekonomi indutrialis dengan pertambahan produksi yang maksimal. Islam
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai perkembangan yang terus-menerus
dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi
kesejahteraan manusia. Dengan demikian, maka pertumbuhan ekonomi menurut
Islam merupakan hal yang sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor
produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut
misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan
membahayakan manusia.
Sesuai dengan firman Allah Swt. surat Hud ayat 61:“Dia yang telah
menjadikan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya”. Artinya,
bahwa Allah Swt. menjadikan kita sebagai wakil untuk memakmurkan bumi.
Terminologi ‘pemakmuran bumi’ ini mengandung pemahaman tentang
pertumbuhan ekonomi, sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Thalib kepada
seorang gubernurnya di Mesir: “Hendaklah kamu memperhatikan pemakmuran
bumi dengan perhatian yang lebih besar dari pada orientasi pemungutan pajak,
karena pajak sendiri hanya dapat dioptimalkan dengan pemakmuran bumi. Barang
siapa yang memungut pajak tanpa memperhatikan pemakmuran bumi, negara
tersebut akan hancur.”
Menurut al-Tariqi, karakteristik agar tujuan pertumbuhan ekonomi dalqam
Islam bisa tercapai adalah: (1) Komprehensif (al-Syumul), yaitu dimana Islam
melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan memiliki
24
tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang ingin
dicapai oleh sistem-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan sosial;
(2) Berimbang (Tawazun), yaitu pertumbuhan tidak hanya diorientasikan untuk
menciptakan pertambahan produksi, namun ditujukan berlandaskan asas keadilan
distribusi; (3) Realistis (Waqi’iyyah), yaitu suatu pandangan terhadap permasalah
sesuai dengan kenyataan. Dalam teori-teori sosial secara umum, realistis
merupakan persyaratan yang
Pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat multi dimensi yang
mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya bukan semata-mata
kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan akhirat. Keduanya
menurut Islam menyatu secara integral.
10. Efisiensi
Menurut Silkman, RH (1986) dalam (Achmad iqbal, 2011) efisiensi adalah
kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan
matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio output (keluaran) dan input
(masukan) atau jumlah output yang dihasilkan dari suatu input yang digunakan.
Steers, Ungson dan Mowday (1985), mengungkapkan bahwa Efisiensi
adalah ukuran besar masukan (input) seperti bahan mentah, modal, dan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk mencapai target hasil untuk memenuhi
tingkat produksi. Sedangkan Adiwarman A. Karim (2006), mengungkapkan
efisiensi sebagai ”Efficient is doing the things right”, yang memiliki arti bahwa
efisiensi adalah bagaiaman melakukan sesuatu dengan cara yang tepat dan hasil
yang optimal. Biaya tenaga kerja, produktivitas pekerja, biaya bahan mentah dan
25
kemajuan teknologi merupakan beberapa faktor penentu keefisienan sebuah
perusahaan.
Terkait dengan efisiensi menurut Paul Bauer, et.al (1998) dalam (Achmad
Iqbal, 2011) juga, ada dua perbedaan tipe efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan
efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis dipandang dari mikro ekonomi sedangkan
efisiensi ekonomi dilihat dari makro ekonomi. Efisiensi teknis pada dasarnya
menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses produksi. Suatu
proses produksi dikatakan efisien jika pada penggunaan input sejumlah tertentu
dapat dihasilkan output maksimal, atau untuk menghasilkan output tertentu
digunakan input yang paling maksimal. Efisiensi teknis merupakan perbandingan
keluaran dan masukan, atau jumlah yang dihasilkan dari sejumlah input yang
digunakan (Suseno, Priyonggo, 2008).
Efisiensi ekonomi mempunyai konsep yang lebih luas daripada efisiensi
teknik. Dalam efisiensi ekonomi perusahaan harus memilih tingkatan input
ataupun output dan kombinasinya untuk mengoptimalkan tujuan ekonomi.
Biasanya dengan meminimalisasi biaya atau maksimalisasi keuntungan. Efisiensi
ekonomi atau biaya adalah mengukur sejauh mana biaya yang dibutuhkan suatu
unit ekonomi untuk mendapatkan hasil tertentu yang diharapkan, sehingga kedua
variabel tersebut dapat dibuat perbandingan. Dalam Sumarjono, Djoko (2004),
efisiensi akan tercapai ketika pendapatan marjinal memiliki besar yang sama
dengan biaya marjinal.
Ada tiga kondisi dapat dikatakan tercapainya efisiensi, yakni: (1) jika
menggunakan input yang sama dan menghasilkan output yang lebih besar; (2)
26
menggunakan input yang lebih kecil dengan menghasilkan output yang sama; dan (3) dengan menggunakan input yang besar
dapat menghasilkan output yang lebih besar (Kost dan Rosenwig, 1979). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep
efisiensi teknis.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No
Penulis/ Tahun/
Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Balamurali dan
Bogahawatte Tahun
2004. ”FDI and
Economic Growth in
Srilanka.” dalam Sri
Lankan Journal of
Data time series
periode 1977-2003 di
Sri Lanka, dengan
model kointegrasi
Johansen’s.
FDI merupakan
determinan utama
pertumbuhan ekonomi
Srilanka pada tahun
1977 – 2003
Variabel:
a. FDI
b. GDP
Variabel:
a. Keterbukaan
kebijakan
perdagangan
Metode:
a. Uji Kointegrasi
27
Agricultural
Economics, vol.6
Johansen
Periode penelitian:
a. 1977-2003
Lokasi:
Sri Lanka
2. Tiwari, Aviral dan
Mutascu, Tahun 2011.
“Economic Growth
and FDI in Asia: A
Panel Data
Approach.” dalam
MPRA
Data panel periode
1986-2008 dari 23
negara sedang
berkembang di Asia,
dengan metode
Random Effect model
FDI, Ekspor, dan
tenaga kerja
memberikan pengaruh
positif yang signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Variabel:
a. FDI
b. GDP
Metode:
a. Regresi data panel
OLS
Periode penelitian:
a. 1986-2008
Lokasi:
Negara-negara Asia
3. Amanda, Suhadak,
dkk. Pada tahun 2016.
Data time series FPI
dan FDI pada periode
FPI memiliki pengaruh
signifikan terhadap
Variabel:
a. FDI
Metode:
a. Uji Analisis Jalur
28
“The Relationship
Between Foreign
Portfolio Investment
And Foreign Direct
Investment On
Economic Growth
(Study at Indonesia
Stock Exchange and
Bank of Indonesia
period 2006-2014)”
dalam Jurnal
Administrasi Bisnis
Vol. 39
2006-2014 sebanyak
36 sampel dengan
menggunakan metode
analisis jalur.
pertumbuhan ekonomi,
FPI memiliki pengaruh
signifikan terhadap FDI
dan FDI memiliki
pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
b. FPI
c. Pertumbuhan
Ekonomi
Periode penelitian:
a. 2006-2014
Lokasi:
a. IDX dan BI
29
4. Ghaith, Mohd, dkk.
Pada tahun 2017. “The
Impact of Foreign
Direct Investment on
Economic Growth in
Malaysia: The Role of
Financial
Development” dalam
International Journal
of Economics and
Financial Issues.
Data time series
berupa data kuartalan
pada tahun 1975-2014
dengan menggunakan
regresi model
autoregressive
distributed lag
(ARDL)
1. FDI berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
di Malaysia dalam
jangka pendek dan
jangka panjang.
2. financial
development memiliki
peran penting dalam
mediasi pengaruh FDI
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Malaysia
Variabel:
a. FDI
b. FPI
c. Pertumbuhan
Ekonomi
Variabel:
a. Financial
Development
Metode:
a. autoregressive
distributed lag
(ARDL)
Periode penelitian:
a. 1975-2014
Lokasi:
Malaysia
6. Rifai, Herry, Dkk. Data time series 5 Foreign Direct Variabel: Variabel:
30
Pada Tahun 2008.
“Perdagangan
Internasional,
Investasi Asing, Dan
Efisiensi
Perekonomian Negara-
Negara ASEAN” dalam
Buletin Ekonomi
Moneter dan
Perbankan.
negara anggota
ASEAN pada tahun
1995 - 2005 dengan
menggunakan metode
Stochastic Frontier
Analysis (SFA)
Investment (FDI),
Foreign Portfolio
Investment (FPI), Other
Foreign Investment
(OFI), Human
Development Index
(HDI) dan Financial
Market Development
(FMD) mempengaruhi
ekonomi secara
signifikan
a. FDI
b. FPI
c. Pertumbuhan
Ekonomi
OFI
HDI
FMD
Metode:
SFA
Periode penelitian:
1995-2005
Lokasi:
5 Negara ASEAN
7. Diah, Siswoyo, Dkk.
Pada Tahun 2018.
“Studi Arus Investasi
Data panel FDI dan
FPI di ASEAN 4 pada
tahun 2003-2015
extensive margins GDP
menunjukkan hasil
positif dan signifikan
Variabel:
a. FDI
b. FPI
Variabel:
a. Financial
Development
31
Langsung dan Tidak
Langsung Di Asean 4
dalam Perspektif
Margin Intensif dan
Ekstensif” dalam JIEP
(Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Pembangunan)
FEB UNS vol. 18
dengan menggunakan
metode Panel Least
Square (PLS) with
data panel data
Indonesia, Malaysia,
Filipina and Thailand.
terhadap FDI dan FPI. c. GDP Metode:
a. PLS
Periode penelitian:
a. 2003-2015
Lokasi:
4 Negara ASEAN
8. Firdaus Jufrida,
Mohammad, dkk.
Pada Tahun 2016
“Analisis Pengaruh
Data time series
perekonomian
Indonesia, FDI dan
PMDN dari tahun
Penanaman modal
asing (FDI)
berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan
Variabel:
a. FDI
b. Pertumbuhan
Ekonomi
Variabel:
a. Investasi domestik
(PMDN)
Metode:
32
Investasi Asing
Langsung (FDI) dan
Investasi dalam
Negeri Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia”
dalam Jurnal Perspekti
Ekonomi Darussla
Vol.2
2000-2015 dengan
menggunakan metode
regresi Ordinary Least
Square (OLS).
terhadap PDB di
Indonesia, namun
Investasi Domestik (DI)
atau penanaman modal
dalam negeri
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
PDB di Indonesia.
b. Regresi OLS
Periode penelitian:
c. 2000-2015
Lokasi:
Indonesia
9. Gokcen, Mehmet, dkk.
Pada Tahun 2014.
”The Impact of
Data time series FDI
dan GDP Argentina,
Brazil, Thailand and
FDI berpengaruh
signifikan terhadap
GDP Argentina, Brazil,
Variabel:
a. FDI
b. FPI
Variabel:
a. Financial
Development
33
Foreign Direct
Investment Inflows on
the Performance of
Economic Growth:
Evidence from Selected
Developing
Countries.”dalam
Jurnal ECECSR
Turki Indonesia, FDI
dan PMDN dari tahun
1980-2011 dengan
menggunakan metode
unit root analysis
(LLC and IPS)
Thailand. c. Pertumbuhan
Ekonomi
Metode:
a. Uji unit root data
panel LLC dan IPS
b. Uji kointegrasi panel
pedroni
Periode penelitian:
a. 1980-2011
Lokasi:
Argentina, Brazil,
Thailand, Turki
34
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan suatu bentuk model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah (Priadana, 2009). Penelitian ini menganalisis efisiensi investasi
asing di Indonesia dan Malaysia dalam jangka waktu 10 tahun, yaitu tahun 2008-
2017. Untuk foreign portofolio investment dan foreign direct investment
merupakan data time series yang dihimpun dari International Financial Statistic –
International Monetary Fund. Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi diambil
dari data World Bank. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dideskripsikan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Efisiensi Investasi Asing Terhadap Perekonomian Negara Muslim Asean
Variabel Input 1. Foreign Diret
Investment (FDI) 2. Foreign Portfolio
Investment (FPI)
Variabel Output 1.Pertumbuhan Ekonomi (GDP)
Mengolah Data dengan Model DEA VRS Input Oriented
BFA - VRS
Analisa Hasil
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengukur dampak variabel internasional terhadap efisiensi
perekonomian negara Muslim di ASEAN. Nilai efisiensi perekonomian akan
diukur dengan menggunakan model Stochastic Frontier yang diusulkan oleh
Battese dan Coelli (1995) (SFM-BC). Analisa selanjutnya disesuaikan dengan
aliran masuk investasi portofolio asing (Foreign Portfolio Investment) dan
investasi asing lainnya (Other Foreign Investment) karena keduanya juga
mempengaruhi alokasi sumber daya dan penggunaannya di sektor ekonomi.
Penggunaan investasi asing tersebut terutama FPI sulit ditolak dalam aliran modal
internasional.
Penelitian ini menggunakan model data envelopment analysis untuk
keperluan estimasi efisiensi. Penelitian ini menggunakan 2 variabel input yaitu
variabel foreign direct investment (FDI) dan foreign portfolio investment (FPI)
dan 1 variabel output yaitu variabel pertumbuhan ekonomi (G). Data yang
digunakan adalah data sekunder. Analisis yang digunakan adalah analisis efisiensi
data panel, yatu data yang menggabungkan data time series dan cross sectoin.
Adapun data time series yang digunakan adalah data tahun 2008-2017, selain itu
ditentukan data cross section yang akan diteliti meliputi 2 negara, yaitu Indonesia,
dan Malaysia.
36
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah negara-negara Muslim di ASEAN
pada periode 2008 hingga 2017. Sedangkan mengingat begitu banyak populasi
yang ada serta mengingat penelitian ini memiliki tujuan khusus, oleh karenanya
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
1. Variabel Input
Variabel input merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk
mengetahui hasil efisiensi sebuah entitas dimana variabel input ini yang
akan mempengaruhi variabel output. Variabel input pada penelitian ini
berjumlah dua, yaitu:
a. Foreign Direct Investment (FDI)
b. Foreign Portfolio Investment (FPI)
2. Variabel Output
Variabel output pada penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi merupakan proses
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilaksanakan dengan studi literatur (library
research), yaitu pengambilan sumber data pada penelitian dengan cara
mempelajari data atau bahan dari sumber majalah, buku teks, jurnal, paper ilmiah
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya
untuk memperoleh data yang valid. Metode pengumpulan data pengambilan
37
sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Objek penelitian yang terpilih
adalah Negara Indonesia dan Malaysia. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah historical data (time series) FDI, FPI dan pertumbuhan ekonomi. Data
merupakan data tahunan periode waktu data yang dianalisis dalam penelitian ini
yaitu selama sepuluh tahun (Periode 2008 – 2017). Total data (DMU) dari
penelitian berjumlah 20 data.
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
dari sumber terkait. Langkah selanjutnya adalah perhitungan efisiensi. Setelah
nilai efisiensi diperoleh dengan software banxia frontier analysis maka kita bisa
melakukan studi komparasi antar negara.
D. Metode Analisis Data
Pada penelitian menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan
menggunakan alat statistik kuantitatif Data Envelopment Analysis (VRS-input
oriented).
1. Data Envelopment Analysis
Data Envelopment Analysis (DEA) diperkenalkan oleh Charnes, Cooper,
dan Rhodes (1978). Metode DEA dibuat sebagai alat bantu untuk evaluasi kinerja
suatu aktivitas dalam sebuah unit entitas (Organisasi) (Hadinata dan Manurung,
2000). DEA merupakan suatu pendekatan non parametrik yang pada dasarnya
merupakan teknik berbasis pemrograman linier. DEA bekerja dengan langkah
mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut.
Kemudian selanjutnya, dihitung nilai produktifitas dan mengidentifikasi unit mana
38
yang tidak menggunakan input secara tidak efisien atau tidak menghasilkan output
secara efektif. Produktifitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif, karena
hanya membandingkan antar unit pengukuran dari satu set data yang sama. DEA
adalah model analisis faktor produksi untuk mengukur tingkat efisiensi relatif dari
satu set Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Skor efisiensi dari banyak faktor input
dan output dirumuskan sebagai berikut (Talluri, 200);
Data Envelopment Analysis atau DEA adalah sebuah metodologi untuk
menganalisis efisiensi relatif dan kinerja manajerial produktif atau unit pengambil
keputusan yang memiliki beberapa input dan output. DEA digunakan untuk
mengolah data non parametrik sedangkan dalam pengukuran efisiensi dikenal
dengan dua metode yaitu non parametrik (DEA) dan parametrik (SFA, TFA, dan
DFA). Selain itu dalam pengukurannya terdapat beberapa pendekatan yang akan
membedakan tipe input dan output-nya, seperti pendekatan intermediasi,
pendekatan aset, pendekatan produksi dan pendekatan modern. Pengukuran dalam
DEA juga menggunakan asumsi pendekatan VRS atau CRS serta input oriented
atau output oriented, sehingga bisa menghasilkan tingkat efisiensi yang tepat
dengan permasalahan terkini.
Dalam penelitian kali ini, efisiensi yang digunakan adalah efisiensi teknik.
Efisiensi teknik diukur dengan menghitung rasio antara output dan input-nya.
DEA akan menghitung negara yang menggunakan input n untuk menghasilkan
output m yang berbeda.
39
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Investasi Asing
1. Perkembangan Investasi Asing
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, kemudian ditunjukkan untuk memperoleh
keuntungan di waktu mendatang (Huda dan Nasution, 2007). Investasi juga dapat
dipahami sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam modal untuk modal
perusahaan dan kebutuhan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi tidak hanya untuk
memaksimalkan output, tetapi untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan
distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi
(Sukirno, 2005).
Harrod dan Dommar memberikan peranan kunci kepada investasi terhadap
peranannya dalam proses pertumbuhan ekonomi khususnya mengenai watak
ganda yang dimiliki investasi. Pertama, investasi memiliki peran ganda dimana
dapat menciptakan pendapatan, dan kedua, investasi memperbesar kapasitas
produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal (Jhingan, 2004).
Investasi asing yang masuk dapat membantu dalam pembanguna industri,
membangun modal overhead ekonomi dan dalam mencipatakan kesempatan kerja
yang lebih luas. Modal asing tidak hanya membawa uang dan mesin tetapi jiga
keterampilan teknik. Salah satu hal yang diharapkan dari masuknya modal asing
40
adalah dapat membuka daerah daerah terpencil dan mengarap sumber-sumber
baru yang belum dimanfaatkan. Risiko dan kerugian pada tahap perintisan juga
ditanggung modal asing. Selanjutnya, modal asing mendorong pengusaha
setempat untuk bekerja sama dengan perusahaan asing. Ia meniadakan problem
neraca pembayaran dan menurunkan tekanan inflasi. Penggunaan modal asing
dengan demikian penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi negara
sedang terbelakang. Negara Muslim di ASEAN cenderung dalam kondisi Negara
Sedang Berkembang (NSB) seperti Indonesia dan Malaysia yang sedang
mengalami kekurangan modal ekonomi yang secara langsung diperlukan untuk
lebih mempermudah investasi.
Peranan investasi ini setidaknya didasarkan atas adanya harapan akan
dapat memacu pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, serta memperluas
kesempatan tenaga kerja. Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang
kondusif, maka diusahakan memberikan prosedur yang sederhana dan terkendali,
sarana dan prasarana yang menunjang, serta peraturan yang konsisten, sehingga
terjamin kepastian berusaha dan keamanan untuk berinvestasi. Langkah-langkah
tersebut telah dirintis oleh pemerintah dengan dikeluarkannya kebijakan
deregulasi, debirokratisasi, dan disentralisasi dalam bidang investasi. Hal ini dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini.
41
Gambar 4.1 Laju Foreign Direct Investment Indonesia
Sumber: Data diolah International Financial Statistics IMF 2019
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa tren laju pertumbuhan
FDI dari periode 2008 hingga 2017 di Indonesia dan Malaysia naik berfluktuatif.
Hal ini dikarenakan berbagai kebijakan yang mempermudah masuknya modal
asing ke negara Indonesia selain daripada kondisi ekonomi, politik dan keamanan
di negara tujuan investasi asing tersebut.
B. Hasil Analisis DEA
Efisiensi merupakan salah satu cerminan kinerja unit kegiatan ekonomi, di
mana suatu unit kegiatan ekonomi dikatakan memiliki tingkat kinerja yang tinggi
apabila dapat meningkatkan efisiensinya dengan penggunaan variabel yang sesuai
untuk memberikan hasil yang maksimal. Dalam penelitian ini menggunakan
software BANXIA Frontier Analyst dimana mengolah data variabel input dan
output pada unit kegiatan ekonomi yang menjadi objek penelitian. Adapun
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indonesia
Malaysia
42
variabel inputnya adalah foreign direct investment (FDI), dan foreign portfolio
investment (FPI) sedangkan variabel outputnya adalah pertumbuhan ekonomi
(growth).
Tabel 4.1 Nilai Efisiensi Teknis 2 Negara Muslim ASEAN 2008-2017
Tahun Negara
Rata -rata Nilai
Maksimal
Nilai
Minimal Indonesia Malaysia
2008 99.67% 89.72% 94.70% 99.67% 89.72%
2009 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
2010 99.37% 84.38% 91.88% 99.37% 84.38%
2011 100.00% 82.97% 91.49% 100.00% 82.97%
2012 98.77% 83.14% 90.96% 98.77% 83.14%
2013 97.85% 81.71% 89.78% 97.85% 81.71%
2014 97.52% 81.26% 89.39% 97.52% 81.26%
2015 97.89% 81.35% 89.62% 97.89% 81.35%
2016 97.30% 80.36% 88.83% 97.30% 80.36%
2017 100.00% 80.54% 90.27% 100.00% 80.54%
Rata rata 98.84% 84.54% 91.69%
Sumber: Data di olah 2019
Berdasarkan hasil olah data di atas, nilai efisiensi rata-rata Negara
Indonesia Malaysia pada tahun 2008 sebesar 94,70%. Sedangkan pada tahun 2009
nilai rata-rata efisiensi Negara Indonesia Malaysia meningkat menjadi 100%.
Pada tahun 2010, nilai rata-rata efisiensi Negara Indonesia Malaysia menurun
menjadi 91,88%. Pada tahun 2011, nilai rata-rata efisiensi Negara Indonesia
Malaysia meningkat kembali menjadi 91,49%. Pada tahun 2012, nilai rata-rata
efisiensi Negara Indonesia Malaysia menurun menjadi 90,96%. Pada tahun 2013,
43
nilai rata-rata efisiensi Negaera Indonesia Malaysia menurun kembali menjadi
89,78%. Pada tahun 2014, nilai rata-rata efisiensi Negara Indonesia Malaysia
meningkat menjadi 89,39%. Pada tahun 2015, nilai rata-rata efisiensi Negara
Indonesia Malaysia meningkat kembali menjadi 89,62%. Pada tahun 2016, nilai
rata-rata efisiensi Negara Indonesia Malaysia menurun menjadi 88,83%. Pada
tahun 2017, nilai rata-rata efisiensi Negara Indonesia Malaysia menurun kembali
menjadi 90,27%.
Nilai efisiensi rata-rata negara Indonesia pada tahun 2008-2017 sebesar
98,84% sedangkan nilai efisiensi rata-rata Malaysia pada tahun 2008-2017
sebesar 84,54%. Nilai efisiensi maksimum sebesar 100% didapatkan oleh
Indonesia pada tahun 2009, 2011 dan 2017. Sedangkan nilai efisiensi maksimum
sebesar 100% didapatkan oleh Malaysia pada tahun 2009. Nilai efisiensi
minimum didapatkan oleh Malaysia pada tahun 2016 sebesar 80,36%.
Tingkat efisiensi ASEAN yang diwakili oleh Indonesia dan Malaysia
padan tahun 2008-2017 sebesar 91,69%. Hal ini menunjukkann bahwa tingkat
efisiensi ASEAN berada pada posisi amber dimana proyek mungkin beresiko jika
masalah tersebut tidak ditangani dan perhatian diperlukan. Dilihat dari hasil olah
data nilai efisiensi, terlihat ada kesenjangan tingkat efisiensi antar negara.
1. Analisis Tingkat Efisiensi Indonesia
Tabel 4.2 Nilai Efisiensi Investasi Asing Indonesia
No Tahun Efisiensi Keterangan Kondisi
1 2008 99.67% Tidak Efektif Amber
2 2009 100.00% Efektif Green
44
3 2010 99.37% Tidak Efektif Amber
4 2011 100.00% Tidak Efektif Green
5 2012 98.77% Tidak Efektif Amber
6 2013 97.85% Tidak Efektif Amber
7 2014 97.52% Tidak Efektif Amber
8 2015 97.89% Tidak Efektif Amber
9 2016 97.30% Tidak Efektif Amber
10 2017 100.00% Tidak Efektif Green
Sumber: Data di olah 2019
Berdasarkan hasil analisis DEA, nilai efisiensi Negara Indonesia pada
tahun 2008 sebesar 99,67%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2009
sebesar 100%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2010 sebesar 99,37%.
Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2011 sebesar 100%. Nilai efisiensi
Negara Indonesia pada tahun 2012 sebesar 98,77%. Nilai efisiensi Negara
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 97,85%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada
tahun 2014 sebesar 97,52%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2015
sebesar 97,89%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2016 sebesar
97,30%. Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2017 sebesar 100%.
Nilai efisiensi Negara Indonesia pada tahun 2008 masuk dalam kategori
tidak efisien dan menunjukan kondisi amber dimana diperlukan perhatian untuk
penanganan lebih lanjut. Pada tahun 2009 nilai efisiensi Negara Indonesia masuk
dalam kategori efisien dan menunjukan kondisi green dimana kondisi sudah
sesuai target yang ingin dicapai. Pada tahun 2010 nilai efisiensi Negara Indonesia
45
masuk dalam kategori tidak efisien. dan menunjukan kondisi amber dimana
diperlukan perhatian untuk penanganan lebih lanjut. Pada tahun 2011 nilai
efisiensi Negara Indonesia masuk dalam kategori efisien. dan menunjukan kondisi
green dimana kondisi sudah sesuai target yang ingin dicapai. Pada tahun 2012
hingga tahun 2016 nilai efisiensi Negara Indonesia masuk dalam kategori tidak
efisien. dan menunjukan kondisi amber dimana diperlukan perhatian untuk
penanganan lebih lanjut.
Rata-rata nilai efisiensi Indonesia dalam kurun 10 tahun lebih baik dari
tingkat efisiensi Negara Malaysia, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata efisiensi
Negara Indonesia pada tahun 2008 hingga 2017 sebesar 98,84% dan Indonesia
telah berada pada kategori efisiensi pada tahun 209, 2011 dan 2017 dimana nilai
tingkat efisiensi sebesar 100%.
Masuknya investasi asing belum mampu dimanfaatkan dengan baik oleh
Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai efisiensi teknis yang belum stabil. Indonesia
harus meningkatkan perfomanya dalam mengelola investasi asing yang masuk
agar tidak terjadi inefisiensi teknis. Inefisiensi teknis paling rendah terjadi pada
tahun 2016 sebesar 97,30%
2. Analisis Tingkat Efisiensi Malaysia
Tabel 4.3 Nilai Efisiensi Investasi Asing Malaysia
No Tahun Efisiensi Keterangan Kondisi
1 2008 89.72% Tidak Efektif Red
2 2009 100.00% Efektif Green
3 2010 84.38% Tidak Efektif Red
46
4 2011 82.97% Tidak Efektif Red
5 2012 83.14% Tidak Efektif Red
6 2013 81.71% Tidak Efektif Red
7 2014 81.26% Tidak Efektif Red
8 2015 81.35% Tidak Efektif Red
9 2016 80.36% Tidak Efektif Red
10 2017 80.54% Tidak Efektif Red
Sumber: Data di olah 2019
Nilai efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2008 sebesar 89,72%. Nilai
efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2009 sebesar 100%. Nilai efisiensi Negara
Malaysia pada tahun 2010 sebesar 84,38%. Nilai efisiensi Negara Malaysia pada
tahun 2011 sebesar 82,97%. Nilai efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2012
sebesar 83,14%. Nilai efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2013 sebesar
81,71%., Nilai efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2014 sebesar 81,26%. Nilai
efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2015 sebesar 81,35%. Nilai efisiensi Negara
Malaysia pada tahun 2016 sebesar 80,36%. Nilai efisiensi Negara Malaysia pada
tahun 2017 sebesar 80,54%.
Nilai efisiensi Negara Malaysia pada tahun 2008 masuk dalam kategori
tidak efisien dan menunjukan kondisi red dimana kondisi beresiko karena jauh
dari trek yang ingin dicapai. Pada tahun 2009 nilai efisiensi Negara Malaysia
masuk dalam kategori efisien. dan menunjukan kondisi green dimana kondisi
sudah sesuai target yang ingin dicapai. Pada tahun 2010 hingga tahun 2017 nilai
47
efisiensi Negara Malaysia masuk dalam kategori tidak efisien dan menunjukan
kondisi red kondisi beresiko karena jauh dari trek yang ingin dicapai.
Mayoritas nilai efisiensi Malaysia pada tahun 2008 hingga 2017 berada
dibawah nilai efisiensi rata-rata Negara Muslim ASEAN. Hanya pada tahun 2009
yang nilai tingkat efisiensinya di atas 91,69%. Hal ini menunjukkan bahwa
masuknya investasi asing belum mampu dimanfaatkan dengan baik oleh
Malaysia. Nilai efisiensi teknis Malaysia cenderung turun, pada tahun 2016 terjadi
penurunan nilai efisiensi paling rendah sebesar 80.36%.
C. Perbandingan Tingkat Efisiensi Perekonomian Indonesia dan Malaysia
Tabel 4.4 Efiensi Gabungan 2 Negara Muslim ASEAN
Tahun
Negara
Rata rata
Indonesia Malaysia
2008 99.67% 89.72% 94.70%
2009 100.00% 100.00% 100.00%
2010 99.37% 84.38% 91.88%
2011 100.00% 82.97% 91.49%
2012 98.77% 83.14% 90.96%
2013 97.85% 81.71% 89.78%
2014 97.52% 81.26% 89.39%
2015 97.89% 81.35% 89.62%
2016 97.30% 80.36% 88.83%
2017 100.00% 80.54% 90.27%
Rata rata 98.84% 84.54%
Sumber: Data di olah 2019
48
Bersadarkan tabel 4.4, negara-negara Muslim ASEAN dalam hal ini
diwakili oleh Indonesia dan Malaysia dalam kurun waktu 2008 hingga 2017 telah
melakukan inefisiensi teknis pada Investasi Asing yang masuk baik itu foreign
direct investment maupun foreign portfolio investment. Selain itu, dalam kurun
waktu 10 tahun. Kedua negara tersebut cenderung memiliki tren inefisiensi teknis
setiap tahun yang lebih besar. Hal ini dapat dilihat melalui gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Laju Inefisiensi Teknis Negara Muslim ASEAN
Sumber: data diolah 2016
Menarik untuk dilihat bahwa, pada tahun 2009, inefisiensi teknis turun,
namun diikuti dengan turunnya jumlah investasi asing. Hal ini dapat dilihat pada
grafik 4.3 berikut, pada tahun 2008 terjadi penurunan jumlah investasi, namun di
sisi lain tahun 2009 terjadi kenaikan nilai efisiensi teknis dari investasi asing yang
masuk tersebut.
94.70%
100.00%
91.88% 91.49%
90.96% 89.78% 89.39%
89.62% 88.83%
90.27%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
100.00%
102.00%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Efisiensi
49
Gambar 4.3 Jumlah Investasi Asing 2 Negara Muslim ASEAN
Sumber: Data di olah 2019
Data hasil olah DEA di atas menunjukkan bahwa nilai efisien pada tahun
2009 sebesar 100%. Hal ini diikuti dengan penurunan jumlah investasi sebesar
81.894 juta USD. Begitu juga pada tahun 2016, jumlah investasi asing 2 negara
Muslim ASEAN meningkat menjadi 675.211 juta USD namun laju efisiensi
menurun sebesar 34.80%.
189510
81894
304496
405013 365142
420531 437646
379049
675211
410736
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Investasi yang Masuk (Juta USD)
50
Gambar 4.4 Komparasi Tingkat Efisiensi dan Investasi Asing
Sumber: Data di olah 2019
Gambar 4.5 Trendline Komparasi Tingkat Efisiensi dan Investasi Asing
Sumber: Data di olah 2019
Grafik 4.4 menunjukkan terjadinya inefisiensi teknis terhadap investasi
asing di negara-negara Muslim ASEAN. Hal ini bisa terjadi karena negara-negara
Muslim ASEAN tidak optimal dalam memberdayakan input yang ada. Gambar4.5
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
100.00%
102.00%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Efisiensi Nilai Investasi yang Masuk (Juta USD)
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
100.00%
102.00%
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
20
16
20
17
Nilai Efisiensi
Nilai Investasi yangMasuk (Juta USD)
Linear (Nilai Efisiensi)
Linear (Nilai Investasiyang Masuk (Juta USD))
51
menunjukkan trendline nilai efisiensi menurun, diikuti dengan trendline jumlah
investasi yang meningkat. Grafik ini menunjukkan hasil komparasi negara
Indonesia dan Malaysia.
D. Potensi Pengembangan Keseluruhan
Untuk mencapai kondisi efisien, potensi pengembangan keseluruhan (total
impprovement potential) dapat menjadi solusi dengan menunjukkan berapa besar
input atau output yang harus dikurangi atau ditambah. Hasil analisis total potensi
pengembangan dengan asumsi model BCC (Banker, Charnes dan Cooper) dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 Total Potential Improvement
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa untuk mencapai tingkat
efisiensi sebesar 100%, perlu dilakukan pengurangan input FDI sebesar 49,92%
dan pengurangan input FPI sebesar 47,23%. Output growth dapat ditingkatkan
sebanyak 2,85%.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa poin penting hasil penelitian dan pembahasan pada
penelitian ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Hasil perhitungan efisiensi menunjukkan bahwa dalam rentang tahun
2008-2017 terjadi inefisiensi teknis terhadap investasi asing di negara-
negara Muslim ASEAN. Rata-rata tingkat efisiensi tahunan pada Negara
Muslim ASEAN sebesar 91,69%.
2. Tingkat efisiensi Negara Indonesia lebih tinggi dibandingkan tingkat
efisiensi Negara Malaysia. Nilai efisiensi rata-rata Negara Indonesia
sebesar 98,84%, sedangkan nilai efisiensi rata-rata Negara Malaysia
sebesar 84,54%. Terjadi inefisiensi teknis terhadap investasi asing dengan
trendline nilai efisiensi menurun, diikuti dengan trendline jumlah investasi
yang meningkat. Hal ini bisa terjadi karena negara-negara Muslim
ASEAN tidak optimal dalam memberdayakan input yang ada. Inefisiensi
teknis bisa terjadi karena masing-masing faktor produksi baik modal
maupun tenaga kerja tidak dapat memproduksi secara optimal sehingga
tidak dapat menghasilkan output yang diharapkan. Kapasitas produksi dari
tenaga kerja dan modal di negara Muslim ASEAN masih banyak yang
tidak terpakai.
53
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penellitian ini, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya
meningkatkan peran investasi asing dalam perekonomian mengingat dana
investasi domestik tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan modal.
2. Penelitian ini menemukan bahwa terjadi korelasi antara tingkat efisiensi
dengan investasi asing yang mana dapat menjadi bahan rujukan penelitian
selanjutnya.
3. Penelitian ini hanya menggunakan analisa efisiensi teknis. Hal ini tidak
dapat menganalisa efisiensi alokatif dari berbagai faktor produksi seperti
modal dan tenaga kerja.
54
Daftar Pustaka
Abi, Kukuh Ari. “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi
Perbankan”, FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Adiwarman A Karim, “Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer”, GIP,
Jakarta, 2001.
Afin, Rifai dkk, “Perdagangan Internasional, Investasi Asing dan Efisiensi
Perekonomian Negara ASEAN”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan
Bank Indonesia, 1-36, 2008.
Ahmad, Fayyaz, Muhammad Umar Draz, SuChang Yang, “Foreign Portfolio
Inflows and Economic Growth: Evidence from ASEAN5”, Journal of
Actual Problems of Economics; Vol. 5, No. 179: 57-59, 2016.
Aitken, Bryan and Harrison, Ann, “Do Domestic Firms Benefit from Direct
Foreign Investment? Evidence from Venezuela”, The American Economic
Review vol 89. 605-608, 1999.
Akbar, Rifki Ali, “Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Metode Data
Envelopment Analysis”, FE UNDIP, Semarang, 2010.
Al-Tariqi, Abdullah Abdul Husain, “Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan”,
Magistra Insania Press, Yogyakarta, 2004.
Aminuddin Ilmar, “Hukum Penanaman Modal di Indonesia”, Prenada Media,
Jakarta, 2005.
Arief, Sritua, “Metodologi Penelitian Ekonomi”, Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press), Jakarta, 1993.
Asean Investment Report, “Foreign Direct Investment and MSME Linkage”,
ASEAN Secretariat, Jakarta, 2016.
55
Athukorala, P.P.A Washanta, “The Impact of Foreign Direct Investment for
Economic Growth: A Case Study in Sri Lanka”, University of Peradineya.
2003.
Aziz, Abdul, “Manajemen Investasi Syariah”, Alfabeta, Bandung 2010.
Barro, Robert J., dan Xavier Sala-i-Martin, “Economic Growth”, McGraw-Hill,
New York 1999.
Blomström, M. Kokko, A., and Zejan, M., “Foreign Direct Investment: Firm and
Host Country Strategies”, St. Martin’s Press, London, 2000.
Borensztein, E., De Gregorio, J., dan Lee, J-W., “How Does Foreign Direct
Investment Affect Economic Growth?”, Journal of International Economics
45: 115-135, 1998.
Bosworth, B.P., Collins, S.M., “Capital flows to developing economies:
implications for saving and investment”, Brookings Papers on Economic
Activity. 1, 1999.
Daulay, Abdul Hafiz, “Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment Terhadap
Pertumbuhan GDP di ASEAN”. Universitas Sumatera Utara, Medan,
2010.
Djazuli. A. “Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah Yang Praktis”, Kencana, Jakarta, 2006.
Fan, Emma Xiaoqin, “Spillovers from Foreign Direct Investment” -A Survey.
ERD Working Paper Series no.33 . Asian Development Bank, 2002.
Fan, Shenggen, “Technological Change, Technical And Allocative Efficiency In
Chinese Agriculture: The Case Of Rice Production In Jiangsu”,
International Food Policy Research Institute, Washington, 1999.
Gujarati, Damodar, “Ekonometrika Dasar”, Ahli Bahasa : Sumarno Zain,
Erlangga, Jakarta, 2004.
56
Hidayat, Taufik, “Buku Pintar Investasi Syariah”, Mediakita, Jakarta, 2011.
Hill, C, “International Business - Competing in the Global Marketplace”,
University of Washington: Irwin McGraw-Hill, 2000.
International Financial Statistic 2019, International Monetary Fund.
Javorcik, B, “Does foreign direct investment increase the productivity of domestic
firms?” In search of spillovers through backward linkages, American
Economic Review, 94(3), .2004.
Johnson, Andreas. “Host Country Effect of Foreign Direct Investment”, JIBS
Disertation Series. 1-56 , 2005.
Jonker, Jan and Bartjan Pennink, “The Essence of Research Methodology”,
Heidelberg: Springer, 2010.
Kleinert, J., dan F. Toubal, “Gravity for FDI”, Review of International Economics
18(1): 1–13, 2010.
Kurniawan, Rofyanto, “Foreign direct Investment and development Strategies in
Indonesia”, Jurnal Keuangan Publik. Vol. 1, No. 1, September 2003. Hal.
43 – 70 , 2003.
Minwir Al-Shammari, Anwar Salimi, “Modelling the operating efficiency of
banks: a nonparametric methodology”, Logistics Information
Management, Vol.11, pp. 5-17, 1998.
Rustian. “Penanaman Modal Asing di Indonesia: analisis Perkembangan, Pola
dan Upaya Pengembangannya”, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti,
2003.
Sabirianova, Klara and Jan, Svejnar, “Distance to The Efficiency Frontier And
Foreign Direct Investment Spillovers”, Journal of European Economic
Association. 576-586, 2005.
Sentosa Sembiring, “Hukum Investasi”, Nuansa Aulia, Bandung, 2010
57
Sornarajah, M. “The international law on foreign investment”, Cambridge
University Press, Jakarta, 2010.
Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung 2006..
Sukirno, Sadono. “Pengantar Teori Makro Ekonomi”, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1999.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal,
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), 2019.
World Bank, 2019
58
LAMPIRAN 1
Data Variabel Input dan Output (dalam Juta USD)
Negara Year Output Input
Growth FDI FPI
Indonesia 2008 510.228.634.992 93.185 43.11
2009 539.580.085.612 48.774 4.192
2010 755.094.160.363 152.920 6.828
2011 892.969.107.923 205.649 8.018
2012 917.869.910.105 212008 13486
2013 912.524.136.718 232.817 14.758
2014 890.814.755.233 251.207 12.172
2015 860.854.235.065 197.791 13.335
2016 931.877.364.177 454.171 13.372
2017 1.015.420.587.285 214.646 17.262
Malaysia 2008 230.813.597.937 75.725 16.289
2009 202.257.586.267 1.147 27.781
2010 255.016.609.232 108.856 35.892
2011 297.951.960.784 151.194 40.152
2012 314.443.149.443 88.958 50.690
2013 323.277.158.906 112.963 59.993
2014 338.061.963.396 10.6194 68.073
2015 296.636.282.166 98.572 69.351
2016 296.752.886.724 134.701 72.967
2017 314.710.259.510 95.117 83.711
59
LAMPIRAN 2
Data Variabel Input dan Output (Log)
DMU Growth FDI FPI
Indonesia_2008 11.70776 4.96935 3.63458
Indonesia_2009 11.73206 4.68819 3.62242
Indonesia_2010 11.87800 5.18446 3.83429
Indonesia_2011 11.95084 5.31313 3.90407
Indonesia_2012 11.96278 5.32635 4.12988
Indonesia_2013 11.96024 5.36701 4.16903
Indonesia_2014 11.94979 5.40003 4.08536
Indonesia_2015 11.93493 5.29621 4.12499
Indonesia_2016 11.96936 5.65722 4.12620
Indonesia_2017 12.00665 5.33172 4.23709
Malaysia_2008 11.36326 4.87924 4.21189
Malaysia_2009 11.30590 3.05956 4.44375
Malaysia_2010 11.40657 5.03685 4.55500
Malaysia_2011 11.47415 5.17953 4.60371
Malaysia_2012 11.49754 4.94919 4.70492
Malaysia_2013 11.50958 5.05294 4.77810
Malaysia_2014 11.52900 5.02610 4.83297
Malaysia_2015 11.47222 4.99375 4.84105
Malaysia_2016 11.47239 5.12937 4.86313
Malaysia_2017 11.49791 4.97826 4.92278
60
LAMPIRAN 3
Hasil Olah Menggunakan Software Banxia Frontier (Log)
No DMU Hasil
Efisiensi Efisiensi
Persen
Efisiensi Keterangan Kondisi
1 Indonesia_
2008 99.67 0.997 99.67% Tidak Efektif Amber
2 Indonesia_
2009 100.00 1.000 100.00% Efektif Green
3 Indonesia_
2010 99.37 0.994 99.37% Tidak Efektif Amber
4 Indonesia_
2011 100.00 1.000 100.00% Efektif Green
5 Indonesia_
2012 98.77 0.988 98.77% Tidak Efektif Amber
6 Indonesia_
2013 97.85 0.979 97.85% Tidak Efektif Amber
7 Indonesia_
2014 97.52 0.975 97.52% Tidak Efektif Amber
8 Indonesia_
2015 97.89 0.979 97.89% Tidak Efektif Amber
9 Indonesia_
2016 97.30 0.973 97.30% Tidak Efektif Amber
10 Indonesia_
2017 100.00 1.000 100.00% Efektif Green
11 Malaysia_
2008 89.72 0.897 89.72% Tidak Efektif Red
12 Malaysia_
2009 100.00 1.000 100.00% Efektif Green
13 Malaysia_ 84.38 0.844 84.38% Tidak Efektif Red
61
2010
14 Malaysia_
2011 82.97 0.830 82.97% Tidak Efektif Red
15 Malaysia_
2012 83.14 0.831 83.14% Tidak Efektif Red
16 Malaysia_
2013 81.71 0.817 81.71% Tidak Efektif Red
17 Malaysia_
2014 81.26 0.813 81.26% Tidak Efektif Red
18 Malaysia_
2015 81.35 0.814 81.35% Tidak Efektif Red
19 Malaysia_
2016 80.36 0.804 80.36% Tidak Efektif Red
20 Malaysia_
2017 80.54 0.805 80.54% Tidak Efektif Red
Catatan:
Kondisi green adalah 100%, kondisi untuk amber adalah 90%-99,99% dan
kondisi untuk red adalah 0%-89,99%. Adapun arti dari masing-masing
warna adalah:
a. Green, adalah proyek aman dan terdapat pada trek yang
ingin dicapai.
b. Amber, adalah proyek mungkin beresiko jika masalah
tersebut tidak ditangani dan perhatian diperlukan disini.
c. Red, adalah proyek beresiko karena jauh dari trek yang
ingin dicapai atau keluar dari ruang lingkup. Disini tindakan
manajemen segera diperlukan.
62
Comparison Comparison 1
99,67% Indonesia_2008 Peers: 1
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,97 4,69 -5,66 %
FPI 3,63 3,62 -0,33 %
Growth 11,71 11,73 0,21 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 100,00 %
Indonesia_2009 FPI 100,00 %
Indonesia_2009 Growth 100,00 %
Input / Output Contributions
FDI 0,00 % Input
FPI 100,00 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
63
100,00% Indonesia_2009 Peers: 0
References: 16
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,69 4,69 0,00 %
FPI 3,62 3,62 0,00 %
Growth 11,73 11,73 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 100,00 %
Indonesia_2009 FPI 100,00 %
Indonesia_2009 Growth 100,00 %
Input / Output Contributions
FDI 78,48 % Input
FPI 21,52 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
64
99,37% Indonesia_2010 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,18 5,11 -1,53 %
FPI 3,83 3,81 -0,63 %
Growth 11,88 11,88 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 30,57 %
Indonesia_2009 FPI 31,65 %
Indonesia_2009 Growth 32,88 %
Indonesia_2011 FDI 69,43 %
Indonesia_2011 FPI 68,35 %
Indonesia_2011 Growth 67,12 %
Input / Output Contributions
FDI 0,00 % Input
FPI 100,00 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
65
Indonesia_2011
100,00% Indonesia_2011 Peers: 0
References: 7
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,31 5,31 0,00 %
FPI 3,90 3,90 0,00 %
Growth 11,95 11,95 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2011 FDI 100,00 %
Indonesia_2011 FPI 100,00 %
Indonesia_2011 Growth 100,00 %
Input / Output Contributions
FDI 71,62 % Input
FPI 28,38 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2011
66
98,77% Indonesia_2012 Peers: 3
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,33 5,26 -1,23 %
FPI 4,13 4,08 -1,23 %
Growth 11,96 11,96 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 9,05 %
Indonesia_2009 FPI 9,02 %
Indonesia_2009 Growth 9,96 %
Indonesia_2011 FDI 28,94 %
Indonesia_2011 FPI 27,43 %
Indonesia_2011 Growth 28,63 %
Indonesia_2017 FDI 62,01 %
Indonesia_2017 FPI 63,56 %
Indonesia_2017 Growth 61,42 %
Input / Output Contributions
FDI 70,52 % Input
67
FPI 29,48 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Indonesia_2011
Indonesia_2017
97,85% Indonesia_2013 Peers: 3
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,37 5,25 -2,15 %
FPI 4,17 4,08 -2,15 %
Growth 11,96 11,96 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 10,41 %
Indonesia_2009 FPI 10,36 %
Indonesia_2009 Growth 11,44 %
Indonesia_2011 FDI 26,07 %
Indonesia_2011 FPI 24,66 %
Indonesia_2011 Growth 25,75 %
68
Indonesia_2017 FDI 63,52 %
Indonesia_2017 FPI 64,99 %
Indonesia_2017 Growth 62,81 %
Input / Output Contributions
FDI 70,48 % Input
FPI 29,52 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Indonesia_2011
Indonesia_2017
97,52% Indonesia_2014 Peers: 3
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,40 5,27 -2,48 %
FPI 4,09 3,98 -2,48 %
Growth 11,95 11,95 0,00 %
Peer Contributions
69
Indonesia_2009 FDI 7,51 %
Indonesia_2009 FPI 7,67 %
Indonesia_2009 Growth 8,28 %
Indonesia_2011 FDI 60,93 %
Indonesia_2011 FPI 59,18 %
Indonesia_2011 Growth 60,40 %
Indonesia_2017 FDI 31,56 %
Indonesia_2017 FPI 33,15 %
Indonesia_2017 Growth 31,32 %
Input / Output Contributions
FDI 71,03 % Input
FPI 28,97 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Indonesia_2011
Indonesia_2017
97,89% Indonesia_2015 Peers: 3
70
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,30 5,18 -2,11 %
FPI 4,12 4,04 -2,11 %
Growth 11,93 11,93 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 20,21 %
Indonesia_2009 FPI 20,05 %
Indonesia_2009 Growth 21,97 %
Indonesia_2011 FDI 19,01 %
Indonesia_2011 FPI 17,93 %
Indonesia_2011 Growth 18,57 %
Indonesia_2017 FDI 60,78 %
Indonesia_2017 FPI 62,02 %
Indonesia_2017 Growth 59,46 %
Input / Output Contributions
FDI 70,42 % Input
FPI 29,58 % Input
Growth 100,00 % Output
71
Peers
Indonesia_2009
Indonesia_2011
Indonesia_2017
97,29% Indonesia_2016 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,66 5,32 -5,97 %
FPI 4,13 4,01 -2,71 %
Growth 11,97 11,97 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2011 FDI 66,74 %
Indonesia_2011 FPI 64,98 %
Indonesia_2011 Growth 66,71 %
Indonesia_2017 FDI 33,26 %
Indonesia_2017 FPI 35,02 %
Indonesia_2017 Growth 33,29 %
Input / Output Contributions
72
FDI 0,00 % Input
FPI 100,00 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2011
Indonesia_2017
100,00% Indonesia_2017 Peers: 0
References: 6
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,33 5,33 0,00 %
FPI 4,24 4,24 0,00 %
Growth 12,01 12,01 0,00 %
Peer Contributions
Indonesia_2017 FDI 100,00 %
Indonesia_2017 FPI 100,00 %
Indonesia_2017 Growth 100,00 %
Input / Output Contributions
73
FDI 0,00 % Input
FPI 100,00 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2017
89,72% Malaysia_2008 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,88 4,38 -10,28 %
FPI 4,21 3,78 -10,28 %
Growth 11,36 11,65 2,53 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 86,68 %
Indonesia_2009 FPI 77,58 %
Indonesia_2009 Growth 81,50 %
Malaysia_2009 FDI 13,32 %
Malaysia_2009 FPI 22,42 %
Malaysia_2009 Growth 18,50 %
74
Input / Output Contributions
FDI 36,88 % Input
FPI 63,12 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
100,00% Malaysia_2009 Peers: 0
References: 10
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 3,06 3,06 0,00 %
FPI 4,44 4,44 0,00 %
Growth 11,31 11,31 0,00 %
Peer Contributions
Malaysia_2009 FDI 100,00 %
Malaysia_2009 FPI 100,00 %
Malaysia_2009 Growth 100,00 %
75
Input / Output Contributions
FDI 100,00 % Input
FPI 0,00 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Malaysia_2009
84,38% Malaysia_2010 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,04 4,25 -15,62 %
FPI 4,55 3,84 -15,62 %
Growth 11,41 11,62 1,85 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 80,63 %
Indonesia_2009 FPI 68,89 %
Indonesia_2009 Growth 73,82 %
Malaysia_2009 FDI 19,37 %
Malaysia_2009 FPI 31,11 %
76
Malaysia_2009 Growth 26,18 %
Input / Output Contributions
FDI 35,80 % Input
FPI 64,20 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
82,97% Malaysia_2011 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,18 4,30 -17,03 %
FPI 4,60 3,82 -17,03 %
Growth 11,47 11,63 1,36 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 82,91 %
Indonesia_2009 FPI 72,08 %
77
Indonesia_2009 Growth 76,67 %
Malaysia_2009 FDI 17,09 %
Malaysia_2009 FPI 27,92 %
Malaysia_2009 Growth 23,33 %
Input / Output Contributions
FDI 36,20 % Input
FPI 63,80 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
83,14% Malaysia_2012 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,95 4,11 -16,86 %
FPI 4,70 3,91 -16,86 %
Growth 11,50 11,58 0,73 %
Peer Contributions
78
Indonesia_2009 FDI 73,82 %
Indonesia_2009 FPI 60,00 %
Indonesia_2009 Growth 65,63 %
Malaysia_2009 FDI 26,18 %
Malaysia_2009 FPI 40,00 %
Malaysia_2009 Growth 34,37 %
Input / Output Contributions
FDI 34,66 % Input
FPI 65,34 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
81,71% Malaysia_2013 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,05 4,13 -18,29 %
FPI 4,78 3,90 -18,29 %
79
Growth 11,51 11,59 0,66 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 74,56 %
Indonesia_2009 FPI 60,92 %
Indonesia_2009 Growth 66,49 %
Malaysia_2009 FDI 25,44 %
Malaysia_2009 FPI 39,08 %
Malaysia_2009 Growth 33,51 %
Input / Output Contributions
FDI 34,78 % Input
FPI 65,22 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
81,26% Malaysia_2014 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
80
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,03 4,08 -18,74 %
FPI 4,83 3,93 -18,74 %
Growth 11,53 11,57 0,39 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 72,21 %
Indonesia_2009 FPI 58,02 %
Indonesia_2009 Growth 63,76 %
Malaysia_2009 FDI 27,79 %
Malaysia_2009 FPI 41,98 %
Malaysia_2009 Growth 36,24 %
Input / Output Contributions
FDI 34,40 % Input
FPI 65,60 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
81
81,35% Malaysia_2015 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,99 4,06 -18,65 %
FPI 4,84 3,94 -18,65 %
Growth 11,47 11,57 0,84 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 71,05 %
Indonesia_2009 FPI 56,63 %
Indonesia_2009 Growth 62,44 %
Malaysia_2009 FDI 28,95 %
Malaysia_2009 FPI 43,37 %
Malaysia_2009 Growth 37,56 %
Input / Output Contributions
FDI 34,22 % Input
FPI 65,78 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
82
Malaysia_2009
80,36% Malaysia_2016 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 5,13 4,12 -19,64 %
FPI 4,86 3,91 -19,64 %
Growth 11,47 11,58 0,97 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 74,19 %
Indonesia_2009 FPI 60,46 %
Indonesia_2009 Growth 66,07 %
Malaysia_2009 FDI 25,81 %
Malaysia_2009 FPI 39,54 %
Malaysia_2009 Growth 33,93 %
Input / Output Contributions
FDI 34,72 % Input
FPI 65,28 % Input
Growth 100,00 % Output
83
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
80,54% Malaysia_2017 Peers: 2
References: 0
Potential Improvements
Variable Actual TargetPotential Improvement
FDI 4,98 4,01 -19,46 %
FPI 4,92 3,96 -19,46 %
Growth 11,50 11,55 0,49 %
Peer Contributions
Indonesia_2009 FDI 68,20 %
Indonesia_2009 FPI 53,29 %
Indonesia_2009 Growth 59,22 %
Malaysia_2009 FDI 31,80 %
Malaysia_2009 FPI 46,71 %
Malaysia_2009 Growth 40,78 %
Input / Output Contributions
84
FDI 33,77 % Input
FPI 66,23 % Input
Growth 100,00 % Output
Peers
Indonesia_2009
Malaysia_2009
top related