esensi hidup manusia di dunia
Post on 29-May-2015
3.266 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEHIDUPAN
MANUSIA
DI
DUNIA
Oleh
M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 1
BAB 1 KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA
Tentang hidup dan kehidupan manusia sering menjadi
perdebatan banyak orang. Sudah banyak para ilmuwan
(scientist) yang merumuskan teori-teori tentang kehidupan
manusia. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh
ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama Charles
Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusinya. Menurut
seorang cendekiawan muslim bernama Prof. DR. M.
Mutawalli Asy-Sya‟rawi dalam bukunya Al-Hayatu Wal
Maut yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi Esensi Hidup dan Mati dikatakan bahwa
sesungguhnya indera manusia tidak memiliki kemampuan
untuk melihat esensi hidup dan kalaupun bisa hal itu
hanyalah praduga semata, sedangkan praduga akan
cenderung menghasilkan suatu kesimpulan yang salah pada
akhirnya.
Memang benar yang dikemukakan beliau tersebut, hal ini
terbuktikan dengan adanya praduga yang fatal dari Teori
Evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusinya ia
mengatakan bahwa manusia berasal dari seekor kera, yang
berhasil ia temukan fosilnya dan diberi nama Loisy.
Perhatikan Firman Allah yang diterangkan dalam Al-Qur‟an
sebagai berikut :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, „Sesungguhnya Aku akan
menjadikan seorang manusia dari tanah liat
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 2
kering yang berasal dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.‟” (Q.S. Al-Hijr : 28)
Dan dalam Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan
kamu (Adam), kemudian kami bentuk
rupamu.” (Q.S. Al-A‟raf : 11)
Serta dalam Firman-Nya yang lain :
“Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari
tanah dan kamu sebagai pemakmurnya.”
(Q.S. Hud : 61)
Maka dengan demikian, teori evolusi Darwin secara otomatis
langsung terbantahkan dan terpatahkan. Demikianlah,
melalui Firman Allah tersebut menjelaskan bahwasannya
manusia (cq. Adam) diciptakan langsung sebagai manusia
bukannya sebagai kera terlebih dahulu. Masih banyak lagi
Firman Allah yang menegaskan bahwa manusia diciptakan
langsung oleh Allah sebagai manusia seutuhnya. Begitulah,
Allah Sang Pencipta seluruh alam semesta telah
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang asal-usul
kejadian manusia, namum mereka kebanyakan masih
mencari bukti-bukti lain selain penjelasan Allah tersebut.
Naudzubillahi min dzalik.
Baru kemudian di awal abad ke-21 atau di awal milenium ke-
3 ini muncul seorang cendekiawan dan ilmuwan muslim yang
bernama Adnan Oktar dari Turki yang dalam tulisan-tulisan
ilmiahnya lebih dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau
telah memiliki bukti-bukti sebagai sanggahan secara ilmiah
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 3
berdasarkan cara berpikir logika modern terhadap teori
evolusi Darwin. Diperkuat pula secara arkeologi yang
menjelaskan bahwasannya tidak ada satu pun bukti yang
berhasil ditemukan yang dapat memperkuat argumentasi
bahwa teori evolusi itu benar adanya. Harun Yahya atau
Adnan Oktar di dalam bukunya yang berjudul Keruntuhan
Teori Evolusi mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada
bukti yang menunjukkan telah ditemukannya “makhluk
transformasi” dari bentuk ikan menjadi burung yang sebagian
tubuhnya berbentuk ikan tetapi sudah tumbuh sayap dan
paruhnya. Harun Yahya jelas-jelas mengatakan bahwa teori
evolusi telah menyesatkan umat manusia, bahkan beliau
mengatakan bahwa teori evolusi Darwin telah
membahayakan Aqidah Islam, sehingga bagi umat Islam
yang mempercayai teori evolusi tersebut dikategorikan telah
melanggar Aqidah Islam.
1. AWAL KEJADIAN MANUSIA
Sebagaimana telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam Al-
Qur‟an Surat Al-Hijr:28 ; Al-A’raf:11 ; dan Hud:61 di atas
maka sebenarnya telah jelaslah bahwa teori evolusi sudah
terbantahkan dan runtuh dengan sendirinya.
Lalu perhatikan pula Firman Allah berikut :
“Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan
anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi, dan tidak pula
penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah
Aku mengambil orang-orang menyesatkan
itu sebagai penolong”. (Q.S. Kahfi : 51)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 4
Firman Allah tersebut menegaskan bahwasannya Iblis dan
anak cucunya saja tidak mengetahui dan mengerti atas
penciptaan diri mereka sendiri, apalagi manusia yang
diciptakan setelah diciptakannya Iblis, sekiranya Allah tidak
memberitahu lewat Firman-Nya melalui Al-Qur‟an yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Bagaimana mungkin mereka bisa menduga bahwa manusia
(yang juga termasuk dirinya Darwin) itu berasal dari seekor
kera, sedangkan kera adalah spesies binatang bukan manusia.
Allah Sang Pencipta manusia itu sendiri menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang sebaik-baik ciptaan-Nya
sebagaimana yang dijelaskan malalui Firman-Nya :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia itu dalam bentuk/rupa yang sebaik-
baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)
Serta Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan
anak Adam”. (Q.S. Al-Isra‟: 70)
Apakah seorang Charles Darwin tidak sadar bahwa ia sedang
menjatuhkan harga dirinya sendiri sebagai manusia dengan
mengatakan bahwa ia berasal dari seekor kera, sedangkan
Tuhan penciptanya saja mengagungkan dan memuliakan
manusia sebagai ciptaan-Nya. Sungguh sangat mengherankan
sekali bukan ?
Lalu muncul lagi setelah itu, perdebatan dan kebingungan di
antara orang-orang dengan adanya satu pertanyaan berbau
filsafat : “Mana lebih dahulu, telur ataukah ayam ?”.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 5
Pertanyaan yang sangat sederhana dan bodoh ini kemudian
berkembang menjadi sebuah diskusi, seminar-seminar, dan
bahkan penelitian-penelitian yang hasilnya sudah dapat
dipastikan nihil dan tidak pernah menghasilkan suatu
kesimpulan apapun.
Marilah kita perhatikan sebagaimana yang telah dijelaskan
Allah dalam Firman-Nya :
“Dan segala sesuatunya Kami ciptakan
berpasang-pasangan agar supaya kamu
mengingat kebesaran Allah”.
(Q.S. Adz-Dzariyat : 49)
Ayat di atas begitu gamblang menjelaskan bahwa Allah
menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan,
yakni laki-laki dan perempuan (untuk manusia), jantan dan
betina (untuk fauna), bahkan berlaku pula untuk tumbuh-
tumbuhan (flora).
Dahulu kala orang mengasosiasikan jenis kelamin hanya
untuk manusia dan hewan, serta tidak berlaku untuk tumbuh-
tumbuhan. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan di akhir abad ke-20, orang sudah tahu bahwa
dalam dunia tumbuh-tumbuhan (flora) pun terdapat yang
namanya “jenis kelamin”, yakni yang disebut sebagai serbuk
sari (jantan) dan kepala putik (betina). Jadi maha benarlah
apa-apa yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya.
Shodaqollahul „azhiim.
Dalam penciptaan manusia pertama (Adam), setelah Allah
meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, bersamaan dengan itu
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 6
pula Allah telah menciptakan bahan dasar (substansi)
keturunan manusia pada punggung (cq. sulbi) Adam, dalam
bentuk material substansi calon manusia (ciptaan) yang amat
teliti dan teramat kompleks yang tercermin dalam DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) pada tiap-tiap manusia yang
dilahirkan kemudian. Sementara itu, Siti Hawa (isteri Adam)
diciptakan langsung oleh Allah dari tulang rusuk Adam. Hal
ini diterangkan Allah dalam Firman-Nya :
“Wahai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan daripadanya
Allah menciptakan isterinya”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 1)
Baru-baru ini dunia telah dikejutkan dengan temuan seorang
ilmuwan Jepang yang berhasil menyingkap rahasia di balik
DNA manusia. Ilmuwan yang telah berhasil itu adalah Prof.
DR. Kazuo Murakami, seorang ahli genetika terkemuka
dunia, yang berhasil memperoleh penghargaan Internasional
Max Planck Research Award dan sekaligus memenangkan
Japan Academy Prize di Jepang.
Dalam bukunya yang berjudul The Divine Code of Life :
Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents yang
diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia
dengan judul The Divine Message of DNA : Tuhan dalam
Gen Kita, ia mengatakan bahwasannya DNA adalah bukti
bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan sedemikian
kompleksnya.
Berikut adalah kutipan pernyataan dalam bukunya :
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 7
“Walaupun pada awalnya kami percaya
bahwa dengan menafsirkan kode-kode
genetik itu akan memecahkan misteri
kehidupan, namun semakin lama semakin
jelas bahwa hidup tidaklah sesederhana itu.
Semakin jauh kami mempelajarinya, bahkan
untuk satu sel saja, semakin banyak kami
mengerti akan tingkat kerumitannya yang
sangat tinggi.”
Temuan Kazuo Murakami tersebut sekaligus menjadi
argumen yang kuat bahwa teori evolusi Darwin itu adalah
sungguh tidak benar keberadaan dan validitasnya, serta
sangat tidak terbukti dan tidak dapat dibuktikan sama sekali.
2. HIDUP DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Barangkali kita semua bertanya-tanya dalam rentang waktu
yang sebegitu jauh sejak Adam diciptakan sampai dengan
kita sekarang ini, masih adakah hubungan dan relevansinya
dengan diri kita? Jawabannya tentu saja ada hubungannya
dengan diri kita, sebab kehidupan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan antara satu orang dengan anaknya,
cucunya, cicitnya dan keturunan seterusnya, sehingga
berkesinambungan pula antara satu generasi kepada generasi
berikutnya, sesuai dengan materi substansi pembentuk
manusia yang sudah ditanamkan kepada Adam pada awal
mula penciptaannya.
Awal mula kehidupan manusia terjadi karena adanya campur
tangan Allah. Hal ini juga dikatakan Kazuo Murakami, yang
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 8
telah melakukan penelitian lebih dari 40 (empat puluh) tahun
untuk kepentingan kehidupan manusia melalui riset yang
sangat teliti tentang gen manusia.
Dalam bukunya ia menuliskan :
“Mekanisme kehidupan adalah sebuah
misteri yang mengagumkan. Orang-orang
bicara mengenai hidup seolah-olah
kehidupan hanyalah sesuatu yang sederhana.
Sebenarnya, tak ada seorangpun yang
mampu bertahan hidup hanya melalui usaha
secara sadar. Dengan diatur oleh cara kerja
hormon dan sistem syaraf yang otomatis,
seluruh fungsi vital kita termasuk
pernapasan dan peredaran darah setiap
waktu dapat menjaga kita agar tetap hidup
tanpa adanya usaha-usaha khusus maupun
campur tangan dari diri kita sendiri. Gen
kitalah yang mengontrol sistem-sistem vital
ini, dan untuk dapat melakukan hal itu
mereka bekerja secara selaras. Ketika yang
satu mulai bekerja maka yang lain bereaksi
dengan berhenti atau bekerja lebih keras
untuk memperhalus dan mengatur seluruh
sistem tersebut. Sepertinya memang hampir
tidak mungkin jika pengaturan yang begitu
hebat ini hanya terjadi secara kebetulan.
Sesuatu yang lebih Agung pastilah berada di
balik semua keselarasan ini. Banyak orang
menggunakan kata „Tuhan‟ untuk
menjelaskan konsep ini. Sebagai seorang
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 9
ilmuwan, saya telah memilih untuk
menyebutnya „Sesuatu yang Agung‟”.
Demikian yang dipaparkan oleh Kazuo Murakami, walaupun
ia tidak mau menyatakan “sesuatu” itu adalah “Tuhan”, tetapi
ia mengakui bahwasannya ada “Sesuatu yang Agung” di
balik semua itu.
Dalam konsep dan aqidah Islam, sesuatu yang Agung itu
sudah pastilah Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, sebagai Tuhan
Yang Maha Agung (Al-Azhim).
Sejak awal, Allah SWT telah memperlihatkan eksistensi
Dzat-Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya, dari yang
pertama diciptakan sampai yang terakhir, termasuk kepada
manusia. Sebab tanpa persaksian ini, manusia tidak akan
pernah mampu mencerna dan menangkap dengan panca
inderanya atas pemahaman hal-hal yang bersifat ghaib (tidak
nyata).
Kesaksian manusia dalam alam substansi ini telah Allah
terangkan dalam Firman-Nya :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka: „Bukankah
Aku ini Tuhanmu?‟‟Betul, kami menjadi
saksi‟, agar di hari kiamat nanti kamu tidak
mengatakan: „Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang lupa terhadap ini
(keesaan Tuhan)‟”. (Q.S. Al-A‟raf : 172)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 10
Dari awal kejadian manusia itu, sebenarnya manusia sudah
meyakini bahwa Allah itu ada. Inilah yang disebut sebagai
Fitrah Iman kepada Allah yang terdapat di dalam Af-idah
(Akal & Hati nurani) manusia itu sendiri. Hati nurani
manusia senantiasa akan selalu mendekatkan jiwa dan diri
manusia itu sendiri kepada Sang Penciptanya, yakni Allah
SWT.
Hati nurani akan selalu melekat pada diri manusia sejak ia
dilahirkan hingga ajal menjemputnya, bahkan hingga
manusia dibangkitkan kembali oleh Allah SWT pada hari
kiamat nanti.
Kemudian, bagaimana halnya dengan penciptaan manusia
melalui seorang ibu dan seorang bapak ? Untuk itu Allah
SWT menerangkan dalam Al-Qur‟an dengan Firman-Nya :
“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari saripati tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani dalam tempat yang kokoh (rahim).
Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu
Kami balut dengan daging. Kemudian Kami
jadikan makhluk (berbentuk) lain. Maha
Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
(Q.S. Al-Mu‟minun : 12-14)
Menurut pandangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu
biologi, Firman tersebut sesuai dengan kenyataannya yang
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 11
telah dibuktikan bahwa manusia berasal dari ”saripati tanah”.
Ilmu biologi telah membuktikan dengan menggunakan
metode dari abu bekas bakaran manusia (cq. yang diambil
dari abu jenazah yang telah dikremasi ~ dari penganut agama
non muslim), bahwasannya unsur-unsur asli yang terdapat
pada tanah, yaitu: Oksigen (O2), Hidrogen (H), Belerang (S),
Zat Arang (C), Kalium (K), Natrium (Na), Yodium (I), Zat
Asam Arang (CO2), dan Air (H2O) serta zat-zat pelengkap
lainnya.
Dengan demikian, proses kejadian manusia ketika masih ada
dalam kandungan menurut Al-Qur‟an Surat Al-Mu‟minun
ayat 12-14 tersebut adalah sebagai berikut :
1) Allah SWT membuat saripati tanah yang terbentuk dalam
tubuh manusia menjadi nutfah (air yang berisi
spermatozoa yang biasa disebut sebagai sperma), yang
ditumpahkan ke dalam qoror (rahim atau kandungan).
2) Allah SWT membuat nutfah menjadi „alaqoh (gumpalan
darah yang menyerupai lintah).
3) Allah SWT membuat „alaqoh menjadi mudhghoh
(segumpal daging).
4) Allah SWT membuat mudhghoh menjadi „izhom (tulang-
belulang).
5) Allah SWT membalut tulang-belulang itu dengan daging.
6) Akhirnya Allah SWT menjadikannya seorang makhluk
dalam bentuk yang lain, yaitu dalam bentuk manusia
yang sangat lengkap (berkepala, bertangan, berkaki, dsb.)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 12
Di dalam Al-Qur‟an banyak sekali diterangkan peristiwa-
peristiwa penciptaan manusia dengan bermacam-macam cara
penciptaannya. Apabila kita cermati kejadian-kejadian
tersebut, maka sebenarnya proses penciptaa manusia oleh
Allah SWT adalah melalui 4 (empat) macam cara penciptaan,
yaitu :
1) Penciptaan langsung oleh Allah SWT.
Proses penciptaan ini adalah bukan melalui hubungan
seksual antara laki-laki dan perempuan. Ini adalah
penciptaan manusia secara langsung olah Allah SWT
sebagaimana diciptakannya Adam „Alaihis Salaam yang
disebut sebagai manusia tanpa ayah dan tanpa ibu.
2) Penciptaan melalui seorang laki-laki saja.
Proses penciptaan ini dilakukan Allah SWT terhadap Siti
Hawa (isteri Adam) melalui tulang rusuk Adam, yang
disebut sebagai manusia tanpa ibu.
3) Penciptaan melalui seorang perempuan saja.
Proses penciptaan ini terjadi pada diri Nabi Isa „Alaihis
Salaam yang tidak mempunyai ayah karena Maryam
(ibunya) tidak mempunyai suami seorangpun dan tidak
pula pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-
laki manapun.
4) Penciptaan melalui seorang laki-laki dan perempuan.
Proses penciptaan ini adalah proses yang umum terjadi
sekarang ini. Semua orang setelah Nabi Isa, dilahirkan ke
dunia melalui proses penciptaan ini, kecuali untuk ketiga
orang yang telah disebutkan (Adam, Siti Hawa, dan Isa),
begitu juga terhadap diri Nabi Muhammad SAW. Proses
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 13
penciptaan di sini adalah melalui sebab hubungan seksual
antara laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu).
Namun demikian, tidak berarti setiap hubungan seksual
pasti akan dilahirkannya seorang manusia. Nah, di sinilah
Allah kembali ingin menunjukkan kekuasaan-Nya yang
Maha Hebat, yakni walaupun semua faktor penyebab
(kausalitas) sudah terpenuhi, tetapi tidak pasti semua
penyebab-penyebab itu akan dapat menimbulkan atau
menghasilkan akibat. Inilah yang dinamakan Hukum
Kausalitas Allah, yaitu suatu hukum sebab akibat yang
sangat memperhitungkan (tidak me-nafikan) adanya
faktor Allah sebagai satu-satunya musabab (penyebab)
yang menyebabkan terjadinya akibat. Hukum Kausalitas
Allah ini sangat memperhitungkan Kekuasaan (Qudrot)
dan Kehendak (Irodat) Allah SWT sebagai satu-satunya
Pencipta (Kholiq) atas diri manusia.
3. ESENSI HIDUP MANUSIA DI DUNIA
Di antara ilmu-ilmu fisiologi yang sudah begitu jauh
berkembang sampai dengan pengenalan mekanisme dan
fungsi organ-organ tubuh manusia, ditambah lagi dengan
temuan-temuan di bidang ilmu genetika manusia yang
sedemikian spektakuler pada milenium ketiga ini, namun
hingga saat ini masih sangat banyak manusia yang belum
sepenuhnya mengerti tentang hakikat (esensi) dirinya sendiri,
karena memang ilmu pengetahuan tentang esensi hidup
manusia masih sangat jarang dibicarakan dan masih sangat
jauh dari kemajuan sehingga sampai kini masih berada pada
tahap awal pengenalan sisi-sisi penting kehidupan manusia.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 14
Adalah DR. Alexis Carrel, sebagaimana yang ia tulis dalam
bukunya Man The Unknown mengatakan :
“Memang manusia telah melakukan usaha
yang super keras untuk mengenali dirinya,
tapi meskipun kita memiliki setumpuk
observasi yang telah berhasil dihimpun oleh
para ilmuwan, filsuf, bahkan ahli-ahli mistik
sepanjang zaman, kita baru dapat menguasai
aspek-aspek tertentu saja dari diri kita..., dan
ternyata ketidak-tahuan kita begitu banyak
disebabkan oleh sebagian besar pertanyaan
yang diajukan kepada para ilmuwan tentang
manusia belum bisa terjawab..., kita terus
terang harus mengakui bahwasannya ilmu
tentang manusia merupakan ilmu yang
paling sulit di antara seluruh ilmu yang ada”.
Kenyataan yang dikemukakan oleh DR. Alexis Carrel
tersebut terjadi tidak lain karena kita tidak pernah mau
berusaha merujuk (refers to) kepada Sang Pencipta (Allah
SWT) yang memiliki manhaj (sistem) tentang diri manusia,
yang sekaligus menguasai sistem tersebut. Sebagaimana kita
tahu, sebuah mobil canggih yang diproduksi sebuah pabrik
mobil tidak akan diketahui secara pasti mengenai
“Spesifikasi Teknis” yang terdapat di dalamnya, yang
meliputi segala kecanggihan dan keistimewaan mobil
tersebut, termasuk segala kekurangannya, seandainya saja
pabrik mobil itu tidak menjelaskannya dalam “Manual Book”
mobil tersebut yang berisi seluruh “Spesifikasi Teknisnya”
secara rinci. Ini sebuah perumpamaan untuk hal itu. Begitu
juga halnya dengan manusia, niscaya kita tidak akan pernah
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 15
tahu dan mengerti hakikat hidup kita sendiri seandainya kita
tidak mencari tahu (to find out) lewat Sang Penciptanya yang
telah memproduksi (baca: menciptakan) manusia tersebut.
Islam memandang eksistensi manusia sebagai suatu kesatuan
utuh yang tidak dapat dipisahkan antara jasmani, rohani, serta
akal dan budi. Akal dan budi tersebut sebagai Af-idah yang
telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Budi itulah yang
disebut sebagai hati nurani sebagaimana yang telah
dijelaskan Allah dengan Firman-Nya :
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibimu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu apapun, dan Dia menganugerahkan
kepadamu pendengaran, penglihatan, dan
Af-idah (akal dan hati nurani) supaya kamu
bersyukur”. (Q.S. An-Nahl : 78)
Antara jasmani, rohani, dan akal budi (Af-idah) saling terkait
serta membentuk suatu ikatan yang saling menguatkan satu
dengan yang lainnya (interdependensi).
Pandangan Islam terhadap manusia dalam hal ini adalah
seimbang (tawazun). Oleh karena manusia tidak mampu
membuat sistem bagi kehidupannya sendiri, maka yang
paling kompeten (kuasa) membuat sistem kehidupan manusia
adalah Allah SWT. Maka dari itu, untuk mengungkap esensi
hidup manusia di dunia ini haruslah melalui wahyu-wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW berupa Al-
Qur‟an dan Hadits yang dapat menjelaskan tentang hakikat
manusia itu sendiri. Dia-lah yang paling menguasai tentang
manusia karena Dia (Allah) yang menciptakannya.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 16
Perhatikan Firman Allah berikut ini :
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak
mengetahui (yang kamu lahirkan dan kamu
rahasiakan)?” (Q.S. Al-Mulk : 14)
Juga Allah memandang manusia sebagai makhluk yang
pelupa (lalai) sesuai dengan nama dan gelar yang diberikan
Allah kepada manusia. Kata “manusia” berasal dari kata
“insan” yang berarti “pelupa (lalai)”. Gelar ini diberikan oleh
Allah ketika Nabi Adam lupa akan larangan Allah untuk
mendekati salah satu pohon di Syurga (pohon Khuldi).
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah :
“Dan sungguh telah Kami perintahkan
kepada Adam dahulu, maka ia lupa (lalai)
dengan perintah itu”. (Q.S. Thaha : 115)
Kehidupan Manusia di Dunia yang Fana’ ini pada
Hakikatnya adalah :
1). Kesenangan yang Menipu/memperdaya.
“…dan tidaklah kehidupan dunia itu
melainkan hanyalah kesenangan yang
menipu/memperdaya” (Q.S. Ali Imran: 185)
2). Permainan dan Sesuatu yang Melalaikan.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan
dan sesuatu yang melalaikan, …”
(Q.S. Al-Hadid : 20)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 17
3). Kesenangan yang Teramat Sedikit sekali.
“…kenikmatan hidup di dunia ini bila
dibandingkan dengan akhirat amatlah
sedikit sekali” (Q.S. At-Taubah : 38)
4). Rangkaian Ujian dan Cobaan Hidup.
“Dan Kami akan menguji kalian dengan
keburukan dan kebaikan sebagai suatu
cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kalian
dikembalikan” (Q.S. Al-Anbiya : 35)
Hidup manusia di dunia ini secara keseluruhan pada
hakikatnya adalah tempat untuk menguji manusia dengan
berbagai macam cobaan dan ujian sebagaimana yang
dijelaskan Allah dalam Surat Al-Anbiya Ayat 35 di atas.
Perhatikan pula Firman Allah yang lain :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan, dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah
mereka mengucapkan, „Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-
lah kami dikembalikan‟.”
(Q.S. Al-Baqarah : 155-156)
Jadi, jelaslah bahwa esensi hidup manusia di dunia ini adalah
sebagai Tempat Cobaan dan Ujian yang dimulai sejak Nabi
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 18
Adam diturunkan ke dunia hingga hari kiamat nanti. Ujian
manusia di dunia akan datang silih berganti dan membentuk
mata rantai yang tidak terputus (tidak ada habisnya) selama ia
masih hidup di dunia yang sementara (fana) ini.
Perhatikanlah beberapa Firman Allah dalam Al-Qur‟an yang
menjelaskan tentang ujian atau cobaan yang akan
ditimpahkan kepada manusia selama ia masih hidup di dunia
ini :
“Apakah manusia mengira bahwa mereka
akan dibiarkan saja setelah mereka berkata,
„Kami telah beriman”, dan mereka tidak
diuji lagi ?”. (Q.S. Al-Ankabut : 2)
Perhatikan pula Firman Allah lainnya :
1) “Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka...”
(Q.S. Al-Ankabut : 3)
2) “Sungguh Kami telah menjadikan apa-apa
yang ada di bumi sebagai suatu hiasan dan
ujian bagi mereka, siapa di antara mereka
yang paling baik amal perbuatannya”.
(Q.S. Kahfi : 7)
3) “Dan Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan, sebagai suatu
cobaan dan kepada Kamilah kamu akan
dikembalikan”. (Q.S. Al-Anbiyaa‟ : 36)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 19
4) “Kamu sungguh akan diuji dengan harta-
hartamu dan dirimu sendiri...”
(Q.S. Ali Imran : 186)
5) “Allah telah menjadikan kematian dan
kehidupan untuk menguji kamu, siapa yang
paling baik amal perbuatannya”.
(Q.S. Al-Mulk : 2)
Allah akan memberi cobaan hidup kepada manusia dengan
bermacam-macam cobaan yang bisa berupa kesulitan atau
kesusahan hidup, himpitan ekonomi, penyakit dan kesedihan-
kesedihan lainnya, tetapi bisa pula berupa kesenangan hidup,
rizki yang berlimpah, isteri yang sangat cantik, anak yang
banyak, perhiasan dari emas dan perak, ternak yang banyak
atau hasil sawah, kebun dan hasil pertanian yang berlimpah.
Sebagaimana yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya :
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan-kecintaan kepada : nafsu
terhadap wanita, anak-anak (keturunan),
harta yang banyak berupa emas, perak,
kuda-kuda yang gagah, hewan ternak serta
sawah dan ladang. Yang demikian itu
merupakan kesenangan hidup di dunia,
namun hanya di Sisi Allah-lah sebaik-
baiknya tempat kembali”
(Q.S. Ali Imran : 14)
Semua itu dimaksudkan Allah SWT untuk menguji manusia
serta untuk menyeleksi mana di antara manusia tersebut yang
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 20
paling baik perbuatannya, paling baik akhlaqnya, paling baik
imannya, dan yang paling tinggi kesabarannya.
Dengan memberikan cobaan-cobaan dan ujian kepada
manusia tersebut, Allah ingin mendengar sendiri secara
langsung dari manusia yang diuji-Nya tentang reaksi dan
komentar atas cobaan itu. Sebagaimana yang dikatakan
Rasulullah SAW dalam Haditsnya :
“Allah berfirman kepada malaikat:
„Pergilah kepada hambaKu lalu
timpahkanlah berbagai macam ujian
kepadanya karena Aku ingin mendengar
suaranya‟”.
(H.R. Thabrani dan Abu Umamah)
Hidup ini memang tidak pernah sunyi dari ujian Allah, baik
senang maupun susah, baik suka maupun duka. Dalam
kehidupan manusia di dunia ini, Allah akan pergilirkan
kepada tiap-tiap manusia, antara senang dan susah, antara
suka dan duka, antara kekayaan dan kemiskinan, antara
kejayaan dan kehancuran, supaya manusia mengingat Allah.
Hal ini sesuai dengan Firman-Nya :
“Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di
antara manusia, supaya Allah mengetahui
siapa orang-orang yang beriman...”
(Q.S. Ali Imran : 140)
Namun demikian, manusia janganlah bersedih hati dan
berputus asa atas cobaan yang menimpa dirinya, justru
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 21
sebaliknya harus gembira dengan cobaan-cobaan hidup yang
diberikan Allah kepadanya, karena dalam hal ini Allah SWT
berfirman :
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan itu ada kemudahan”.
(Q.S. Al-Insyirah : 5-6)
Dalam Surat Al-Insyiroh tersebut Allah menyebut kata
“kemudahan” sebanyak dua kali dalam dua ayat yang
berbeda namun dengan kalimat yang persis sama. Sehingga
para ahli tafsir banyak yang mengatakan bahwa makna
sebenarnya dari kedua ayat tersebut adalah “Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada dua kemudahan sekaligus”.
Wallahu A‟lam Bishowab, hanya Allah lah yang mengetahui
hakikat sebenarnya dari kedua ayat tersebut.
Namun terlepas dari itu semua, di sini Allah sudah berjanji
bahwa dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan yang
terkandung di dalamnya. Niscaya, kalau Allah sudah berjanji
pasti benar, dan perkataan Allah adalah Maha Benar.
Lalu perhatikan pula Sabda Rasulullah SAW :
1) “Tidak ada seorang muslim pun yang
ditimpa gangguan semisal tusukan duri
ataupun yang lebih berat daripada itu,
melainkan dengan musibah itu dihapuskan
Allah perbuatan buruknya dan digugurkan
dosa-dosanya seperti pohon yang
digugurkan daun-daunnya”.
(H.R. Mutafaq „Alaih)
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 22
2) “Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa
orang-orang yang beriman laki-laki dan
perempuan, yang mengenai dirinya,
hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar,
maka ia akan menemui Allah dalam
keadaan tidak berdosa”. (H.R. Tirmidzi)
Rasululllah SAW juga Bersabda :
1) “Sesungguhnya bagi setiap umat ada
ujiannya, dan ujian bagi umatku adalah
harta kekayaan”. (H.R. Tirmidzi)
2) “Demi Allah, bukanlah kefakiran dan
kemiskinan yang aku khawatirkan atas
kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan
dunia yang kamu dapatkan sebagaimana
yang telah diberikan kepada orang-orang
sebelum kamu, lalu kamu bergelimang
kemewahan itu hingga binasa sebagaimana
mereka bergelimang harta dan binasa
pula”. (H.R. Bukhari)
3) “Sepeninggalku tiada ujian yang lebih berat
bagi kaum pria, melainkan godaan wanita”.
(H.R. Bukhari)
Begitulah kenyataan dalam hidup ini tidak sepi dari cobaan
Allah, baik di kala senang menjadi susah, atau di kala susah
menjadi senang, suka menjadi duka, dan duka menjadi suka,
secara bergiliran, senantiasa silih berganti dan terus menerus
selama hayat masih dikandung badan. Sehingga bagi orang
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 23
beriman yang bijak akan selalu mempersiapkan dirinya setiap
saat untuk menerima ujian Allah SWT, karena baginya ujian
adalah suatu “persyaratan” untuk naik ke tingkatan (level)
yang lebih tinggi kedudukannya di Sisi Allah SWT.
Ujian-ujian manusia juga bertingkat-tingkat kesulitannya
sesuai dengan ketaatan dan keimanan yang dimilikinya.
Hal ini diterangkan dalam Hadits Qudsi sebagai berikut :
“Orang yang banyak mendapat ujian adalah
Para Nabi, kemudian baru orang-orang
yang lebih dekat derajatnya dengan Nabi,
berurutan secara bertingkat. Orang diuji
menurut tingkat ketaatannya pada agama.
Jika ia sangat kuat beragama maka sangat
kuat pula ujiannya, dan jika ia lemah
agamanya maka ringan pula ujiannya.
Demikianlah musibah dan ujian itu
senantiasa ditimpahkan kepada seorang
hamba sampai ia dibiarkan berjalan di
muka bumi tanpa suatu dosa apapun”.
(H.R. Tirmidzi)
4. ESENSI DUNIA DAN DIRI MANUSIA
Di dalam Al-Qur‟an banyak diterangkan bahwasannya Allah
SWT menggambarkan tentang dunia dengan perumpamaan-
perumpamaan yang sangat jelas namun sederhana sehingga
mudah dimengerti oleh setiap orang yang berakal sehat.
Perumpamaan-perumpamaan Dunia yang diibaratkan
oleh Allah SWT di antaranya adalah sebagai berikut :
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 24
1) Dunia laksana Bangkai yang dikelilingi anjing-anjing :
“Allah SWT mewahyukan kepada Nabi
Daud A.S. dengan Firman-Nya : „Wahai
Daud, perumpamaan dunia yaitu laksana
bangkai di mana anjing-anjing berkumpul
mengelilinginya dan menyeretnya ke sana ke
mari. Apakah engkau senang menjadi seekor
anjing lalu ikut bersama mereka menyeret
bangkai itu ke sana ke mari ?‟”.
(H.Qudsi Riwayat Al-Madani)
2) Dunia ibarat Air hujan yang turun ke bumi :
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka
bahwa kehidupan dunia bagaikan air hujan
yang Kami turunkan dari langit sehingga
karenanya menjadi subur tumbuh-tumbuhan
di muka bumi, lalu diterbangkan angin. Dan
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(Q.S. Kahfi : 45)
3) Dunia seperti Orang yang mencelupkan Jarinya ke laut :
“Dunia itu bila dibandingkan dengan
akhirat seperti jika seseorang mencelupkan
satu jarinya ke laut maka hendaklah ia
melihat air yang menempel di jarinya itu
setelah ia menariknya kembali dari dalam
air”. (H.R. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)
“Pergilah ke Pinggir Samudera lalu
celupkan ujung jarimu, kemudian angkatlah
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 25
ujung jarimu, Air yang menempel di ujung
jarimu itulah Kehidupan Dunia, sedangkan
Air yang tertinggal di Samudera itulah
Kehidupan Akhirat” (Hadits Qudsi)
Makhluk yang telah Allah SWT ciptakan tetapi paling Ia
benci tak lain adalah DUNIA, hal ini berdasarkan Hadits
yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak menciptakan
makhluq-Nya yang paling dibenci selain
daripada Dunia. Dan sejak diciptakannya
Dunia, Allah SWT tidak memandanginya”.
(H.R. Al-Hakim)
Disamping itu, Allah SWT juga memberikan Status Dunia itu
sebagai “sesuatu yang terlaknat”, sebagaimana yang
diterangkan di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh
Thabrani sebagai berikut :
“Sesungguhnya Dunia itu Terlaknat, maka
semua yang ada di dalamnya juga terlaknat,
KECUALI yang digunakan HANYA untuk
Kepentingan ALLAH”. (H.R. Thabrani)
Demikianlah yang telah diterangkan Allah mengenai esensi
dunia, baik melalui Lisan Rasul-Nya maupun melalui
Firman-Nya langsung.
Untuk mengetahui Jati Diri kita sebagai Manusia, maka
kitapun HARUSLAH merujuk kepada Al-Qur‟an dan Al-
Hadits sebab keterangan-keterangan Allah tersebutlah yang
“Paling Valid” dikarenakan hanya Dialah yang paling
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 26
mengetahui hakikat diri manusia karena Dialah satu-satunya
Dzat yang menciptakan Manusia.
Berikut ini akan dibahas dan dijelaskan mengenai Sifat-sifat
Manusia berdasarkan Al-Qur‟anul Karim (Kitab Allah yang
selalu benar Isi Kandungannya).
Berdasarkan Al-Qur’an, sedikitnya ada 7 (tujuh) SIFAT-
SIFAT DASAR yang ada pada DIRI MANUSIA, yakni :
1). LEMAH (Q.S. An-Nisa‟: 28)
“…dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
2). TERGESA-GESA (Q.S. Al-Anbiya‟: 37)
“Manusia telah diciptakan dengan sifat
tergesa-gesa…”.
3). BERKELUH-KESAH (Q.S. Al-Ma‟arij : 19-20)
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh-kesah lagi kikir. Apabila ditimpah
kesusahan ia berkeluh-kesah”.
4). KIKIR / PELIT (Q.S. Al-Ma‟arij : 21)
“Dan apabila mendapat kebaikan ia kikir”.
5). DALAM KESUSAH-PAYAHAN (Q.S. Al-Balad : 4)
“Sungguh telah Kami ciptakan manusia
berada dalam kesusah-payahan…”.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 27
6). CINTA DUNIA DAN MELUPAKAN AKHIRAT
(Q.S. Al-Qiyamah : 20-21 dan Q.S. Al-Insan : 27)
“Sesungguhnya kalian mencintai kehidupan
dunia. Dan melupakan kehidupan akhirat”.
“Sesungguhnya mereka lebih menyukai
kehidupan dunia, dan mereka tidak
mempedulikan kesudahan mereka pada hari
yang berat (hari akhirat)”
7). MELAMPAUI BATAS (Q.S. Al-„Alaq : 6-7)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia
itu melampaui batas. Apabila ia melihat
dirinya serba kecukupan (kaya)”.
8). PEMBANTAH (Q.S. Kahfi : 54)
“Dan manusia adalah makhluq yang paling
banyak membantah”.
9). PENAKUT (Q.S. Ar-Rum : 24)
“…dan Dia memperlihatkan kilat kepadamu
untuk menimbulkan ketakutanmu dan
harapan…”
Kemudian lagi, di dalam Al-Qur‟an dijelaskan pula tentang
macam-macam Jiwa yang ada di dalam Diri Manusia.
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 28
Jiwa-jiwa (An-Nafs) tersebut adalah sebagai berikut :
1). Amaroh Bis-Suu’ (Q.S. Yusuf : 53)
Jiwa yang selalu mendorong manusia untuk berbuat
kejahatan.
2). Lawwaamah (Q.S. Al-Qiyamah : 2)
Jiwa yang sering dan selalu menyesali dirinya.
3). Sawwaamah (Q.S. Yusuf : 83)
Jiwa yang menghiasi kemaksiatan dengan keindahan
pada pandangan mata manusia.
4). Mulhamah (Q.S. Asy-Syams : 8)
Jiwa yang mendorong manusia untuk bertingkah-laku
Fujur (durhaka) dan kadang juga sekaligus bertingkah-
laku Taqwa kepada Allah SWT.
5). Muthmainnah (Q.S. Al-Fajr : 27)
Jiwa yang Tenang dan Damai.
6). Rhodhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)
Jiwa yang merasa Ridho dan Puas kepada Allah.
7). Mardhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)
Jiwa yang selalu mendapatkan Keridhoan Allah.
Oleh karena sifat manusia yang “lebih mencintai dunia”
maka bagi manusia akhirat itu amatlah jauh dari jangkauan
dan pendengaran mereka. Hal ini sesuai dengan Firman Allah
SWT di dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 42 :
“Kalau kamu (Muhammad) serukan kepada
mereka itu keuntungan yang mudah
diperoleh dan perjalanan yang tidak
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 29
seberapa jauh, pastilah mereka
mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu
amatlah jauh terasa oleh mereka…”.
Untuk melakukan “perlawanan” terhadap sifat-sifat dasar
manusia yang Allah ciptakan buruk tersebut maka Allah
menciptakan dan menyediakan Agama Fitrah bagi manusia
sesuai dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur‟an surat Ar-Rum
ayat 30 sebagai berikut :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada Agama Allah, fitrah Allah yang telah
mencipatakan manusia menurut fitrah itu.
Tak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah
agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”.
Keinginan dan cita-cita setiap manusia selama ia hidup di
dunia dibatasi oleh Ajal (batas umur) manusia itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan yang digambarkan Rasulullah SAW. Beliau
menggambarkannya di atas pasir dengan sebatang tonggak
kayu untuk menjelaskan maksud yang ingin dijelaskannya.
Perhatikanlah Gambar yang telah dibuat oleh Rasulullah
sebagai berikut :
Kehidupan Manusia di Dunia
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 30
Penjelasan Rasulullah atas Gambar yang telah dibuatnya
tersebut adalah sebagai berikut :
Garis Horisontal di dalam Kotak : adalah Perjalanan
Hidup (umur) hidup manusia selama di dunia.
Garis Horisontal di luar Kotak : adalah seluruh Cita-cita
serta Keinginan manusia selama hidup di dunia yang
belum tercapai.
Kotak Persegi Empat : adalah Ajal (batas umur) yang
membatasi umur hidup manusia di dunia.
Garis-garis Vertikal di dalam Kotak : adalah Bermacam-
macam Godaan dan Bujukan Syetan kepada manusia
selama hidup di dunia, yang berusaha menghalang-halangi
jalan hidup manusia dari keinginan untuk menempuh jalan
(agama) yang lurus.
Selanjutnya untuk dapat memahami lebih jauh hakikat
kehidupan manusia di dunia ini dengan lebih terarah dan
komprehensif, maka pada bagian berikutnya Insya Allah
penulis akan membahas mengenai esensi bawaan (inherent)
manusia yang dinamakan Tata Kelola Kehidupan Manusia
di Dunia yang penulis istilahkan dengan “The Human
Genuity” yang akan Penulis bahas pada Bab 2 (dua)
berikutnya, yakni : Tugas hidup manusia, Misi hidup
manusia, Tujuan hidup manusia, Pedoman hidup manusia,
Teladan hidup manusia serta Strategi-strategi hidup manusia.
“The Human Genuity” ini dicanangkan Allah kepada manusia
untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat serta untuk menggapai Ke-Ridhoan-Nya.
top related