estimasi biaya
Post on 30-Dec-2015
118 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Suatu design pabrik industri, baik industri petrokimia (kilang petrokimia)
maupun industri perminyakan (kilang minyak) umumnya beroperasi pada kondisi
operasi yang menguntungkan. Karena net profit sama dengan total income dan
dikurangi dengan berbagai pengeluaran (expenses), maka seorang engineer
atau konsultan sebaiknya mengetahui beberapa type biaya (cost) yang terlibat di
proses manufacturingnya. Uang harus di keluarkan untuk beberapa jenis
pengeluaran langsung seperti, bahan kimia, tenaga kerja, dan beberapa
peralatan lainnya. Beberapa pengeluaran lainnya yang terjadi, yaitu biasanya
disebut dengan pengeluaran tak langsung juga harus diperhitungkan jika
dilakukan analisis biaya secara menyeluruh. Beberapa contoh dari biaya tak
langsung ini adalah administrative salaries, product distribution cost, dan
interplant communications.
Capital investment juga diperlukan di suatu industri, dan penentuan dari
investasi utama di suatu pabrik/industri/lapangan migas merupakan bagian
terpenting dari suatu design project. Total investment untuk suatu industri, baik
industri kilang petrokimia, kilang minyak, atau produksi suatu lapangan migas,
yaitu antara lain fixed capital investment untuk beberapa peralatan fisik dan
fasilitas di kilang atau lapangan produksi ditambah dengan working capital yang
mana harus disediakan untuk membayar gaji, raw material, dan produk di tempat
(ketika disimpan dan didistribusikan) serta beberapa item-item lainnya yang
dibayarkan secara langsung. Selanjutnya, di analisis biaya pada suatu industri,
dimana capital investment cost, manufactirung cost, dan general expenses serta
incame taxes haruslah menjadi pertimbangan juga dalam menganalisis suatu
biaya.
1
BAB I
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DAN BIAYA PRODUKSI
Seorang engineer dalam menentukan biaya untuk beberapa proses
komersial memerlukan data-data biaya ini untuk mengambil suatu keputusan
yang bisa dianggap reliable. Untuk itu seorang engineer harus memiliki
pemahaman yang utuh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi suatu biaya di
industri. Misalnya, beberapa perusahaan memiliki kebijakan pengaturan biaya
yang mempertimbangkan pembelian raw material tertentu atau type peralatan
tertentu dengan harga yang lebih rendah bila dibandingkan dengan harga pasar
yang berlaku. Oleh sebab itu, jika seorang engineer dalam menghitung biaya
berdasarkan harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku, maka secara
matematis proses di industri tersebut dipastikan akan tidak ekonomis. Jika
seorang engineer berhitung berdasarkan harga actual yang ada saat ini untuk
mengestimasi biaya, maka perusahaan akan memiliki gambaran keekonomian
yang secara drastis berubah dikemudian hari, sehingga bisa jadi keekonomian
dari proses tersbut menjadi tidak ekonomis. Oleh karenanya, seorang engineer
harus up to date terhadap harga yang selalu berubah, kebijakan perusahaan,
kebijakan pemerintah, dan beberapa faktor yang ikut mempengaruhinya.
Adapun beberapa faktor yang ikut mempengaruhi analisa biaya dari suatu
proses adalah :
1. peralatan
2. perubahan harga
3. kebijakan perusahaan
4. laju produksi (operating time) dan laju produksi (rate of production)
5. kebijakan pemerintah
I.2 Investasi Barang Kapital (Capital Investment)
Sebelum suatu industri beroperasi, dana yang besar harus disediakan
untuk membeli dan memasang beberapa mesin dan peralatan yang utama serta
beberapa fasilitas. Misalnya : Tanah dan fasilitasnya, pabrik/kilang/lapangan
2
produksi lengkap dengan sistem perpipaan, alat kontrol dan beberapa peralatan
lainnya. Serta ketersediaan dana untuk pengeluaran biaya lainnya selama
beroperasinya pabrik atau suatu lapngan produksi.
Barang-barang kapital yang diperlukan seperti beberapa peralatan dan
mesin pabrik serta beberapa fasilitas tetap yang diperlukan biasanya disebut
dengan istilah Fixed Capital Investment, sedangkan biaya yang diperlukan
selama pabrik/lapangan produksi itu beroperasi disebut dengan Working Capital.
Penjumlahan/penggabungan antara Fixed Capital Investment dan Working
Capital adalah disebut dengan Total Capital Investment.
Fixed Capital sendiri dibagi atas dua jenis, yaitu :
1. manufacturing fixed capital investment
2. non manufacturing fixed capital investment
I.2.1 Fixed Capital Investment
Manufacturing fixed capital investment menggambarkan barang-barang
kapital utama yang harus dibeli dan diinstal, seperti : peralatan proses beserta
dengan asessoriesnya/kelengkapannya yang menyebabkan suatu proses di
kilang/lapangan produksi bisa berjalan dengan baik dan teratur. Dimana barang
– barang ini biasanya seperti : sistem perpipaan, peralatan instrumentasi, isolasi,
pondasi, dan persiapan lokasi. Dan pengeluaran-pengeluaran biaya untuk
barang-barang tersebut termasuk dalam Manufacturing Fixed Capital
Investment.
Fixed capital yang diperlukan untuk construction overhead dan semua
komponen pabrik/kilang/lapangan produksi yang mana tidak secara langsung
terkait dengan proses operasi biasanya digolongkan dalam nonmanufacturing
fixed capital investment. Barang-barang ini meliputi : tanah, gedung peralatan
proses maupun gedung perkantoran, gudang, laboratorium, transportasi,
3
Total Capital Investment = Working Capital + Fixed Capital investment
shipping, serta fasilitas penerimaan, utility dan fasilitas pembuangan limbah, juga
beberapa barang-barang permanent lainnya di sekitar pabrik/lapangan produksi.
Construction Overhead Cost adalah pengeluaran-pengeluaran untuk :
field office dan supervisi, home office expenses, engineering, biaya-biaya
konstruksi lainnya, fee kontraktor, dan kontingensi. Dalam beberapa kasus,
construction overhead adalah proporsi bagian antara manufacturing fixed capital
investment dan nonmanufacturing fixed capital investment.
1.2.2 Working Capital
Working Capital untuk suatu pabrik/kilang/lapangan produksi terdiri atas
total jumlah uang yang diinvestasikan untuk :
1. Raw material serta barang yang selalu digunakan/habis pakai
meskipun dalam bentuk stok
2. Finished product (produk jadi) dalam bentuk stok serta semi
finished product yang masih dalam proses.
3. Piutang (accounts receivable)
4. Dana cash yang siap dibayarkan untuk pembayaran bulanan yang
berkaitan dengan operasional, seperti : gaji pegawai, upah buruh,
dan pembelian raw material.
5. hutang yang siap dibayarkan (accounts payable)
6. pajak yang siap dibayarkan (taxes payable)
Gudang untuk raw material termasuk dalam working capital yang biasanya
banyaknya sampai dengan 1 bulan masa suplai yang mana besarnya ditentukan
dari biaya pengiriman. Sedangkan finished products dalam bentuk stok dan
semifinished product memiliki nilai yang besarnya kira-kira setara dengan biaya
total pembuatan produk (total manufacturing cost) selama satu bulan produksi.
Rasio antara working capital terhadap total capital investment bervariasi
bergantung pada masing-masing perusahaan. Tetapi biasanya untuk pabrik
petrokimia dan kilang biasanya initial working capital besarnya antara 10 – 20%
dari total capital investment.
4
BAB II
ESTIMASI BARANG KAPITAL
(ESTIMATION OF CAPITAL INVESTMENT)
Dari banyak faktor yang berkontribusi terhadap perkiraan investasi modal yang
keliru, maka yang paling signifikan biasanya dapat dilacak melalui kelalaian
dalam menentukan biaya peralatan, jasa, atau fasilitas tambahan daripada
kesalahan dalam menentukan biaya secara keseluruhan. Berikut daftar periksa
(item checklist) yang berguna untuk membuat estimasi fixed capital investment.
5
II.1 Type – tipe dari Estimasi Biaya Barang Kapital (capital cost estimates)
Perkiraan dari capital investment untuk sebuah proses dapat bervariasi
dari suatu predesign dengan perkiraan yang berdasarkan sedikit informasi
kecuali ukuran dari suatu proyek yang diusulkan sampai dengan informasi yang
lengkap hingga ke perkiraan rinci yang dibuat dan dipersiapkan dalam bentuk
gambar yang komplit dan memiliki spesifikasi yang lengkap. Diantara dua jenis
perkiraan estimasi capital investment diatas terdapat banyak perbedaan akurasi
6
yang mana bergantung pada tahapan pengembangan suatu proyek. Perkiraan
seperti ini dapat disebutkan dengan berbagai nama. Tetapi berikut lima kategori
yang mewakili berbagai akurasi dan penunjukan normal digunakan untuk tujuan
desain :
1. Besarnya estimasi (ratio estimate) berdasarkan data biaya sebelumnya
yang serupa, maka tingkat error estimasi kemungkinan lebih dari + 30
persen.
2. Studi estimasi (factored estimate) berdasarkan adanya data akan item
peralatan utama maka tingkat errornya yaitu hingga +30 persen.
3. Estimasi awal (budget authorization estimate; scope estimate) berbasis
pada data yang cukup untuk memungkinkan dianggarkan maka tingkat
error estimasi kemungkinannya + 20 persen
4. Estimasi definitif (project control estimate) berdasarkan data hampir
lengkap tetapi sebelum menyelesaikan gambar dan spesifikasi maka
tingkat error dari sebuah estimasi kemungkinannya + 10 persen
5. Estimasi yang detail (contractor’s estimate) berdasarkan gambar teknik
lengkap, spesifikasi, dan survei lokasi, maka tingkat error dari sebuah
estimasi kemungkinannya + 5 persen
Tabel dibawah berikut menunjukkan hubungan antara kemungkinan akurasi dan
kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia untuk persiapan dari lima tingkat
perkiraan diatas. Batas error dari suatu estimasi dalam listing ini diplot dan
menunjukkan sebuah kurva variabilitas.
7
II.2 Cost Index
Sebagian besar data biaya yang tersedia untuk segera digunakan dalam
perkiraan awal atau predesign didasarkan pada kondisi pada beberapa waktu di
masa lalu. Karena harga dapat berubah jauh dengan waktu karena perubahan
kondisi ekonomi, beberapa metode harus digunakan untuk memperbarui data
biaya yang berlaku pada masa lalu bila disetarakan dengan biaya yang berlaku
pada kondisi di waktu saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
indeks biaya.
Indeks biaya (Cost Index) hanyalah nilai indeks untuk titik waktu tertentu
yang menunjukkan biaya pada waktu itu relatif terhadap waktu tertentu lainnya.
Jika biaya pada beberapa waktu di masa lalu diketahui, maka biaya yang setara
pada saat sekarang ini bisa ditentukan dengan mengalikan biaya asli dengan
rasio nilai indeks dari nilai index saat ini terhadap nilai indeks yang berlaku ketika
biaya asli diperoleh. Bila dirumuskan adalah sebagai berikut :
Present cost = biaya saat ini
Original cost = biaya asli pada suatu waktu
Index value at present time = nilai index pada masa kini
Index value at time original cost was obtained = nilai indeks pada waktu biaya
asli didapatkan.
9
Berikut contoh tabel cost index :
Indeks biaya dapat digunakan untuk memberikan perkiraan umum, tetapi
indeks tidak bisa memperhitungkan semua faktor, seperti kemajuan teknologi
khusus atau kondisi lokal. Indeks yang umum memberikan perkiraan yang cukup
akurat jika periode waktu yang terlibat adalah kurang dari 10 tahun.
Banyak jenis indeks biaya yang diterbitkan secara teratur. Beberapa dari
ini dapat digunakan untuk memperkirakan biaya peralatan; ada juga index yang
khusus untuk tenaga kerja, konstruksi, bahan, atau bidang khusus lainnya. Index
yang umum digunakan adalah :
1. Marshall and Stevens Equipment Cost indexes
2. Engineering News-Record Construction Cost Index
3. Nelson Refinery Construction Cost Index
4. Chemical Engineering Plant Construction Cost Index
5. Material and Labor Cost Index
10
II.3 Faktor – Faktor Biaya pada Investasi Barang Modal/Kapital (Cost Factors in Capital Investment)
Capital investment, sebagaimana didefinisikan sebelumnya, adalah
jumlah total uang yang dibutuhkan untuk memasok pabrik dan fasilitas yang
diperlukan manufaktur ditambah jumlah uang yang diperlukan sebagai modal
kerja (working capital) untuk pengoperasian fasilitas.
Faktor-faktor biaya yang disajikan di sini didasarkan pada studi yang
cermat oleh Bauman dan rekan ditambah data tambahan dan interpretasi dari
sumber-sumber yang lebih baru lainnya dengan masukan berdasarkan
pengalaman industri modern.
II.3.1 Membeli Peralatan
Biaya peralatan yang dibeli adalah dasar dari beberapa metode predesign
dalam memperkirakan investasi barang modal (capital investment). Untuk
membuat estimasi biaya yang reliable, maka diperlukan data tentang :
1. sumber harga peralatan,
2. metode – metode yang diperlukan untuk menentukan harga peralatan
yang menyesuaikan kapasitas,
11
3. serta metode - metode untuk memperkirakan harga-harga peralatan
proses tambahan.
Berbagai jenis peralatan sering kali dibagi atas :
1. peralatan pengolahan (processing equipment),
2 penanganan bahan baku dan peralatan penyimpanan, dan
3 penanganan dan peralatan penyimpanan produk jadi.
Biaya peralatan bantu dan bahan, seperti isolasi dan saluran, juga harus
disertakan. Metode yang paling akurat untuk menentukan biaya peralatan proses
adalah dengan memperoleh penawaran harga dari perusahaan perakit atau
pemasok. Seringkali, perakit dapat menyediakan perkiraan harga dengan cepat
yang sangat dekat dengan harga penawaran.
Cara terbaik kedua adalah dengan mengandalkan file pembelian dimasa
masa lalu. Ketika digunakan untuk harga baru peralatan, harga pembelian
harus dikoreksi dengan indeks biaya saat ini. Berbagai informasi biaya peralatan
process telah banyak dipublikasikan dalam jurnal engineering.
II.3.2 Estimasi Biaya Peralatan dengan bantuan Skala
Seringkali dalam memperkirakan harga suatu peralatan tidak tersedia
data harga yang diperlukan untuk ukuran kapasitas tertentu. Untuk kasus ini,
hasil perkiraan harga yang terbaik dapat diperoleh dengan menggunakan
hubungan logaritmik yang dikenal sebagai aturan enam persepuluh-faktor (six
tenths factor rule). Jika peralatan baru ini memiliki kapasitas yang mirip dengan
salah satu dari alat lain yang data kapasitas serta data baiayanya tersedia,
maka aturan ini bisa digunakan. Menurut aturan ini, jika biaya unit yang diberikan
pada satu kapasitas diketahui, maka biaya unit yang sama dengan X kali
kapasitas yang pertama yaitu sekitar (X)0,6 kali biaya unit awal. Bila dirumuskan
adalah sebagai berikut :
12
Berikut contoh gambar plot untuk aplikasi aturan six tenths factor rule :
Dan berikut adalah typical exponen untuk biaya dari suatu peralatan vs capacity :
13
Sebagaian literatur menyatakan persamaan untuk menentukan cost dengan
dasar kapasitas adalah sebagai berikut :
Dimana :
x = exponen yang besarnya dapat dicari dari tabel berikut (atau dapat pula
didapatkan pada halaman 13 dan 14) :
14
II.3.3 Biaya Pemasangan Peralatan
Instalasi peralatan melibatkan biaya-biaya antara lain untuk tenaga kerja,
pondasi, support, platform, biaya konstruksi, dan faktor-faktor lainnya yang
secara langsung berhubungan dengan pendirian peralatan yang dibeli. Tabel
berikut menyajikan rentang secara umum biaya instalasi alat yang disajikan
dalam satuan persentase dari harga beli berbagai jenis peralatan :
Pada tabel diatas, Tubular heat exchangers memiliki eksponen nol. Hal ini
menyiratkan bahwa biaya tenaga kerja langsung adalah independen dari ukuran.
Ini mencerminkan fakta bahwa peralatan tersebut didirikan dengan crane dan
15
hoisting, yang mana ukuran dari alat (crane dan hoisting) memadai untuk tugas
tersebut. Eksponen tenaga kerja yang lebih tinggi yaitu untuk menginstal
menara/kolom baja yang mana hal ini menunjukkan bahwa dalam pendirian
suatu kolom baja terdapat beberapa kompleksitas internal menara (seperti :
plate/tray, downcomers, dll).
II.3.4 Biaya Isolasi (Insulation cost)
Ketika suhu yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terlibat yang
terlibat dalam suatu proses, faktor isolasi dapat menjadi penting, dan mungkin
perlu untuk memperkirakan biaya isolasi dengan banyak perawatan.
Biaya untuk isolasi peralatan dan isolasi pipa sering disertakan di bawah
heading dari masing-masing biaya pemasangan peralatan dan biaya
pemasangan pipa.
Total biaya untuk tenaga kerja dan bahan yang diperlukan untuk isolasi
peralatan dan perpipaan di pabrik kimia/petrokimia/pengolahan minyak biasanya
adalah sekitar 8 sampai 9 persen dari biaya-peralatan yang dibeli. Hal ini setara
dengan sekitar 2 persen dari total modal investasi.
II.3.5 Instrumentasi dan Alat Kontrol
Biaya peralatan instrumentasi dan alat kontrol, biaya tenaga kerja
pemasangan, dan biaya untuk peralatan bantu merupakan bagian utama dari
investasi modal (capital investment) yang diperlukan untuk bagian instrumentasi.
Capital investment untuk bagian alat ini kadang-kadang dikombinasikan dengan
kelompok peralatan umum. Biaya total instrumentasi tergantung pada jumlah
kontrol yang diperlukan dan dapat mencapai 6-30 persen dari semua biaya
peralatan yang dibeli. Sistem komputerisasi kilang yang sering digunakan
sebagai alat kontrol akan memiliki efek meningkatkan biaya yang terkait dengan
peralatan kontrol.
16
II.3.6 Biaya Perpipaan (piping)
Biaya di sistem perpipaan meliputi tenaga kerja, valve, fitting, pipa,
support, serta beberapa item lainnya yang terlibat langsung dalam proses
pendirian/pemasangan pipa dan asessoriesnya yang berkaitan dengan proses
pengolahan. Beberapa item yang berada di sistem perpipaan yang berkaitan
langsung dengan proses pengolahan adalah raw material, intermediate product,
finished product, steam, air, udara, buangan dan semua proses yang
menggunakan sistem perpipaan. Karena biaya pada sistem perpipaan di proses
plant dapat mencapai 100% dari semua harga peralatan yang dibeli atau 20%
dari fixed capital investment, maka dapat dipahami bahwa keakurasian dalam
mengestimasi biaya secara keseluruhan dapat secara langsung mempengaruhi
estimasi biaya di sistem perpipaan.
Berikut adalah tabel yang secara kasar tentang estimasi biaya sistem
perpipaan pada berbagai proses plant :
Dan berikut beberapa nomograf untuk menentukan biaya pembelian pipa
beserta fitting :
17
II.3.7 Pemasangan Peralatan Elektrik
Pemasangan peralatan elektrik terdiri dari pekerjaan pendahuluan, tenaga
kerja, material untuk power dan penerangan dimana pemasangan elektrik di
gedung untuk penerangan biasanya sudah masuk di biaya heading dari
pembangunan gedung. Pada industri pengolahan Petrokimia dan refinery
umumnya pemasangan elktricity ini berkisar antara 10 – 15 % dari nilai
pembelian peralatan, tetapi sebagian kasus proses plant yang khusus biaya
pemasangan elektricity ini bisa mencapai sampai 40% dari nilai pembelian alat.
Dan umumnya, pemasangan electricity ini diestimasi berkisar antara 4 – 11%
dari fixed capital investment. Berikut tabel perkiraan secara kasar biaya
pemasangan eliktrik :
24
II.3.7 Gedung
Biaya pembangunan gedung yang meliputi tenaga kerja, material, dan
bahan-bahan lainnya seperti perpipaan, sistem pendingin ruangan,
pencahayaan, ventilasi, yang mana gedung ini berkaitan dengan plant, dapat
ditunjukkan secara kasar besar pembangunan gedung ini seperti tabel berikut :
II.3.8 Pengembangan Perkarangan/kebun (Yard Improvement)
Biaya untuk pengembangan pekarangan/kebun yang meliputi pagar, jalan,
trotoar, landscaping, dan beberapa item yang serupa disebut dengan Yard
Improvement, masuk dalam katagori capital investment. Biaya untuk Yard
Improvement untuk suatu plant petrokimia / refinery berkisar antara 10 – 15%
25
dari biaya pembelian alat, atau berkisar antara 2 – 3 % dari fixed capital
investment. Berikut tabel perkiraan kasar untuk yard improvement :
II.3.9 Service Facilities
Utiliti yang umumnya diperlukan untuk suplai steam, air, elektrik power,
udara bertekanan, dan bahan bakar kilang merupakan bagian dari Service
Facility suatu proses plant. Sedangkan item-item seperti : sistem pembuangan,
fire protection, serta item-item lainnya seperti : minimarket, peralatan pertolongan
pertama, serta cafetaria sudah termasuk di bagian heading dari biaya service
facilities. Total biaya untuk service facilities ini berkisar antara 30 – 80% dari
peralatan yang dibeli atau berkisar antara 6 – 25% dari fixed capital investment
dan rata-rata digunakan angka 13% dari fixed capital investment. Berikut tabel
perkiraan secara kasar tentang biaya yang termasuk service facilities :
26
II.3.10 Tanah
Biaya untuk tanah berkisar antara 4 – 8 % dari pembelian peralatan atau
berkisar antara 1 – 2 % dari capital cost investment.
II.3.11 Engineering dan Supervision
Yang masuk dalam katagori Engineering dan Supervision antara lain :
1. design konstruksi dan engineering
2. drafting
3. purchasing
4. accounting
5. travel
6. reproduction
7. komunikasi
8. home office
Biaya-biaya diatas juga termasuk indirect cost dalam penentuan fixed capital
investment. Besarnya biaya untuk engineering dan supervision berkisar kurang
lebih 35% dari biaya peralatan yang di beli atau 8 % dari total direct cost.
27
Sedangkan besarnya biaya engineering dan supervision ini bila didasarkan atas
fixed capital investment dapat dilihat pada tabel berikut :
II.3.12 Pengeluaran Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi ini termasuk dalam katagori indirect plant cost. Biaya
konstruksi ini bila didasarkan atas fixed capital investment besarnya adalah
seperti tampak pada tabel berikut :
II.3.13 Fee Kontraktor
Besarnya fee untuk kontraktor ini berkisar antara 2 – 7 % dari direct plant
cost atau berkisar antara 2 – 8 % dari fixed capital investment.
28
II.3.14 Contingencies
Kontingensi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan akibat dari
bencana alam, perubahan harga, perubahan kecil tentang design proses,
kesalahan dalam mengestimasi biaya keseluruhan, dan beberapa biaya lainnya
yang tidak terduga. Biaya kontingensi ini biasanya berkisar antara 8 – 20% dari
direct dan indirect plant cost. Umumnya diambil angka 10%.
II.4 Kesimpulan
29
BAB III
METODE – METODE PERHITUNGAN MENENTUKAN BARANG MODAL/KAPITAL (METHODS FOR ESTIMATING CAPITAL INVESTMENT)
Berbagai metode bisa digunakan dalam mengestimasi biaya barang
modal (capital investment). Pemilihan metode perhitungan dalam mengestimasi
biaya ini bergantung pada banyaknya detail informasi yang diperoleh serta
sebarapa besar keakurasian yang diinginkan dalam mengestimasi biaya. Di bab
ini akan diulas 7 metode dalam mengestimasi biaya, dimana dalam penggunaan
di setiap metode data yang diperlukan tidaklah terlalu lengkap serta persiapan
untuk pengumpulan data tidaklah terlalu lama, sehingga keakurasian dalam
mengestimasi biaya dengan menggunakan metode-metode ini menjadi
berkurang. Jika menggunakan metode A, maksimum keakurasian kurang lebih
5% dari capital investment yang sebenarnya.
III.1 Metode A, Detailed Item estimate
Metode A memerlukan penentuan yang sangat hati-hati dari setiap
individu item seperti pada tabel di halaman 5 dan 6. Kebutuhan akan peralatan
dan material ditentukan dari gambar dan spesifikasi alat yang lengkap dan
biayanya diambilkan dari data biaya saat ini atau dari harga penawaran vendor
pendatang alat.
Estimasi biaya pemasangan ditentukan dari laju biaya tenaga kerja yang
akurat, efisiensi, dan perhitungan biaya tenaga keja perjamnya. Dikarenakan
metode estimasi seperti ini memerlukan waktu yang lama dan memerlukan data
yang sangat banyak, maka biasanya dari mulai pengerjaan gambar hingga
biayanya dipersiapkan oleh kontraktor.
III.2 Metode B, Unit cost estimate
Metode ini memberikan hasil yang bagus keakurasiannya dalam estimasi
untuk fixed capital investment, asalkan memiliki catatan yang akurat tentang
riwayat harga sebelumnya.
30
Estimasi dengan menggunakan metode unit cost estimate ini memiliki rumusan
sebagai berikut :
III.3 Metode C, Percentage of delivered-equipment cost
Metode ini untuk mengestimasi fixed capital investment atau total capital
investment yang memerlukan data penentuan biaya kirim peralatan (delivered
equipment cost). Item-item lainnya dimasukkan ke dalam perhitungan total direct
plant cost dan kemudian diestimasi sebagai persentase dari delivered
equipment. Komponen-komponen tambahan dari capital investment didasarkan
atas persentase rata-rata dari total direct plant cost, total direct and indirect plant
cost, atau total capital investment. Jika disimpulkan secara matematis adalah
sebagai berikut :
Nilai rata-rata dari berbagai macam persentase telah ditabulasikan untuk
beberapa peralatan plant petrochemical dan kilang minyak sebagai berikut :
31
Estimasi berdasarkan persentase dari biaya pengiriman alat ini umumnya
digunakan untuk estimasi awal dan studi estimasi.
32
III.4 Metode D, “Lang” factors for approximation of capital investment
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Lang dan penggunaannya
seringkali digunakan untuk mendapatkan estimasi biaya yang besar, dimana
biaya dari process plant bisa diperoleh dengan mengalikan basic equipment cost
dengan beberapa faktor untuk memperkirakan capital investment. Faktor-faktor
ini bervariasi bergantung pada tipe dari process plant. Berikut adalah faktor-
faktor Lang :
Faktor-faktor Lang ini kemudian diinputkan ke persamaan berikut untuk
mendapatkan besar nilai dari total direct plant cost, fixed capital investment atau
total capital investment :
Pendekatan lainnya adalah dengan mengunakan faktor pemisah yang
dikembangkan oleh Hirsh and Glazier dengan persamaan sebagai berikut :
33
Dan :
Dimana :
III.5 Metode E, Power factor applied to plant-capacity ratio
Metode ini berkaitan dengan studi estimasi fixed capital investment plant
baru terhadap fixed capital investment plant yang berkapasitas serupa dengan
menggunakan exponensial power ratio. Dimana fixed capital investment untuk
plant baru sama dengan fixed capital investment plant yang telah ada ( C )
dikalikan dengan rasio kapasitas plant baru terhadap kapasitas plant yang ada
( R ) dengan exponensial power ratio ( x ), sehingga bila dirumuskan sebagai
berikut :
34
dan harga x untuk berbagai macam plant petrokimia dan kilang minyak ini
berkisar antara 0,6 – 0,7 seperti pada tabel berikut :
Pendekatan yang paling dekat yang melibatkan perhitungan direct dan indirect
plant cost adalah sebagai berikut :
Dimana :
35
D = direct cost plant (biaya langsung yang berkaitan dengan plant)
I = Total indirect cost plant (total biaya tak langsung)
f = lumped cost index factor, adalah labor cost index yang terkait dengan
faktor geografis wilayah dimana proyek didirikan.
Untuk menentukan fixed capital investment bagi single plant baru yang sama
tetapi beda kapasitas dan berada di lokasi yang baru, serta memiliki jumlah unit
proses yang sama pula, maka pendekatan penentuan fixed capital investment
yang cukup bagus adalah sebagai berikut :
Dimana :
Tetapi bila, Untuk menentukan fixed capital investment bagi single plant baru
yang sama dengan kapasitas yang berbeda dan berada di lokasi yang baru,
serta bersifat multiple original unit process (misal : di satu plant ada beberapa
unit proses seperti pengolahan BBM, pengolahan gas, pengolahan lube oil),
maka pendekatan penentuan fixed capital investment yang cukup bagus adalah
sebagai berikut :
36
Tetapi bagaimanapun juga, metode ini akan lebih akurat bila dalam menestimasi
biaya suatu plant sebaiknya di bagi atas beberapa unit proses dalam
mengestimasinya, misal : dalam satu plant mengestimasi unit proses distilasi,
kemudian mengestimasi unit proses reformer, kemudian mengestimasi unit
proses alkilasi dst, yang kemudian dari beberapa estimasi tersebut dijumlahkan
untuk dihitung fixed capital investment nya.
III.6 Metode F, Investment cost per unit capacity
Dengan menggunakan data-data yang ada tentang fixed capital
investment untuk berbagai proses dengan kapasitas produksi setiap tahunnya
per unit. Maka mengestimasi besarnya fixed capital investment adalah dengan
mengalikan investment cost per kapasitas dari suatu unit proses dengan
kapasitas produksi tahunan dari suatu plant.
III.7 Metode G, Turn over ratio
Metode evaluasi biaya yang paling cepat untuk mengestimasi secara
besar dikenal dengan metode “turn over ratio” , yang didefinisikan sebagai
berikut :
Dimana :
Produk dari laju produksi tahunan dan harga rata-rata penjualan dari komoditi
yang di produksi adalah disebut dengan gross annual sales. Terkadang turn over
ratio juga didefinisikan sebagai capital ratio.
Metode ini angatlah amat kasar sekali untuk menentukan besarnya fixed capital
investment
37
top related