faktor- faktor yang berhubungan dengan · pdf filefaktor- faktor yang berhubungan dengan ......
Post on 15-Feb-2018
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN PASIEN
POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Masyarakat
OLEH :
RAHMANIA FAUZIA
NIM : 1110101000065
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1435 H
2014 M
i
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, November 2014
Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat
Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014
xiv + 119 halaman, 18 tabel, 11 gambar, 3 lampiran.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) sebagai
salah satu rumah sakit swasta yang sedang mengalami persaingan ketat, memiliki
pelayanan poliklinik kandungan dan kebidanan yang sangat ramai dikunjungi.
Namun, besarnya jumlah kunjungan di poliklinik, tidak diikuti dengan jumlah rawat
inap kebidanan, sehingga ditemukan BOR RSIA KMC rendah. Hal ini berkaitan
dengan keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan. Rumah sakit perlu
mengetahui perilaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan pasien poliklinik
kandungan dan kebidanan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional dengan 106 responden. Kuesioner yang dipakai untuk
mengukur telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini diketahui
bahwa karakteristik pasien mayoritas berusia normal (20-35 tahun), bekerja sebagai
karyawan dengan pendidikan setara akademi/sarjana dan gaji diatas UMR DKI
Jakarta. Sebanyak 37 responden (35%) yang menyatakan tidak memilih untuk
bersalin di RSIA KMC. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan
promosi memiliki hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA
KMC. Sedangkan variabel usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak
ada hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA KMC. Saran
untuk RSIA KMC adalah menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan
kebidanan untuk hari libur dan weekend, melakukan tiga tahapan dalam penetapan
berubah atau tidaknya harga, survey konsumen lebih mendalam dan spesifik agar
dapat membantu menemukan media promosi yang tepat serta melakukan evaluasi
terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya promosi.
Kata kunci: perilaku konsumen, keputusan pemilihan, poliklinik kandungan
Daftar bacaan: 38 (2000-2012)
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HEALTH CARE MANAGEMENT
Thesis, November 2014
Rahmania Fauzia, NIM : 1110101000065
Factors Associated with The Decision of Birth Place Selection by Obstetrics and
Gynecology Clinic Patients at Mother and Children Hospital Kemang Medical
Care 2014
xiv + 119 pages, 18 tables, 11 pictures, 3 appendix
Mother and Child Hospital (RSIA) Kemang Medical Care (KMC) as one of
the private hospitals has been experiencing tough competition, have the gynecological
and obstetrics clinic services which is very crowded. However, the large number of
visits in the clinic, was not followed by the number of inpatient obstetrics, so it found
the number of BOR RSIA KMC is low. This is related to the patient's decision in
choosing the place of birth. Hospital must know about their consumer behavior. This
research aims to determine the factors that influence the decision to choose a place of
birth for obstetrics clinic patients. This research is quantitative research with cross
sectional approach with 106 respondents. Questionnaires were used to measure
through validity and reliability. The results of this research is the majority of patients
characteristics are normal aged (20-35 years), working as an employee with college /
bachelor education and the salary is above the minimum wage of Jakarta. A total of
37 respondents (35%) states to not choose to give birth at RSIA KMC. Variable role
of family, income, price, place and promotion are related with the decision of
choosing the place of giving birth in RSIA KMC. While the variables age,
occupation, physician services, nursing services are unrelated with the decision of
choosing the place of giving birth in RSIA KMC. Suggestions for RSIA KMC is
added the number of nurses in obstetrics clinic for holidays and weekends, do the
three stages in the determination of whether or not to change the price, more in-depth
survey and specific for consumers, in order to find the right media campaign as well
as an evaluation of promotional material, media campaign, and the level of
expenditure promotions
Keywords: consumer behavior, selection decisions, obstetric clinic
The reading list: 38 (2000-2012)
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2014
Rahmania Fauzia
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan
salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai hasil studi selama empat tahun.
Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan,
penulis mencoba menyusun skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang
Medical Care Tahun 2014” Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Rohmain dan Ibunda Tarwiyah yang telah
memberi semangat, memotivasi serta doa.
2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan.
5. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan
dan bimbingannya yang sangat berharga dan bermanfaat untuk penyelesaian
skripsi ini.
6. dr. Yuli Praranca Satar, MARS selaku Pembimbing II atas bimbingan serta
arahannya bagi penulis.
vii
7. Segenap bapak / ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan
mahasiswa pada umumnya.
8. Bapak Heri Iswanto MARS, selaku Direktur Umum Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kemang Medical Care yang telah memberi arahan, bimbingan dan
mengizinkan penulis untuk dapat meneliti di rumah sakit.
9. Bapak Kristian, Ibu Nini dari unit SDM & ADM di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kemang Medical Care yang membantu perizinan dan administrasi
sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan pengambilan data untuk skripsi
ini dengan lancar.
10. Perawat dan asssiten perawat di poliklinik kandungan dan kebidanan Rumah
Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care yang telah membantu dalam
kegiatan pengambilan data di rumah sakit.
11. Adik-adik (Alviani Fauriza dan M. Luthfi Alfarizi) yang sudah membantu
dalam doa dan menjadi penghibur dikala susah.
12. Bing Rais yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan
masukan, serta mendoakan, terima kasih.
13. Sahabat terbaik Supri, Angga, Sebay, Elija, Nina, Bayti, Iqbal, Anis, Prima,
Alul, Icha, Enno serta teman-teman yang Manajemen Pelayanan Kesehatan
(MPK) 2010 yang saya sayangi dan seluruh teman-teman Kesmas angkatan
2010 untuk semangat yang diberikan.
14. Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat
dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Jakarta, November 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 7
1.3 Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 8
1.4 Tujuan................................................................................................... 8
1.4.1. Tujuan Umum............................................................................... 8
1.4.2. Tujuan Khusus............................................................................... 9
1.5 Manfaat.................................................................................................. 9
1.5.1 Bagi Peneliti ................................................................................ 9
1.5.2. Bagi Rumah Sakit…………………………………………….. 9
1.5.3. Bagi Institusi Pendidikan …………………………………….. 10
1.6 Ruang Lingkup penelitian …………………………………………. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran………………………………………………. 11
2.2 Konsep Jasa................................................................................ 11
2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa................................................................. 11
2.3 Perilaku Konsumen....................................................................... 12
2.3.1 Rangsangan Pemasaran................................................................. 13
ix
2.3.1.1 Produk............................................................................... 14
2.3.1.2 Harga…………………………………………………… 15
2.3.1.3 Tempat…………………………………………………. 17
2.3.1.4 Promosi………………………………………………… 18
2.3.2 Rangsangan Lain………………………………………………… 19
2.3.3 Karakteristik Pembeli…………………………………………… 20
2.3.3.1 Faktor Budaya……………………………………………. 20
2.3.3.2 Faktor Sosial……………………………………………… 21
2.3.3.3 Faktor Pribadi…………………………………………… 24
2.3.3.4 Faktor Psikologi………………………………………….. 27
2.4 Keputusan Pembelian...................................................................... 30
2.5 Rumah Sakit................................................................................. 32
2.5.1 Pengertian Rumah Sakit…………………………………………. 32
2.5.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .…………………………………. 33
2.6 Pelayanan Poliklinik…………………………………………………... 34
2.7 Pemeriksaaan Antenatal Care…………………………………………. 34
2.8 Pelayanan Persalinan............................................................................ 36
2.9 Pelayanan Rawat Inap.......................................................................... 37
2.9.1 Pelayanan Dokter................................................................... 37
2.9.2 Pelayanan Perawat………………………………………………. 39
2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi............................................................... 39
2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat………………………………………… 40
2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan…………………………………...... 41
2.9.6 Pelayanan Rohani......................................................................... 41
2.10 Penelitian Terdahulu………………………………………………… 42
2.11 Kerangka Teori……………………………………………………… 43
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep................................................................................ 45
x
3.2 Definisi Operasional........................................................................... 49
3.3 Hipotesis........................................................................................... 50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian.................................................................................. 52
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 52
4.3 Populasi dan Sampel.......................................................................... 52
4.3.1 Populasi………………………………………………………. .. 52
4.3.2 Sampel…………………………………………………………. 53
4.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 54
4.4.1 Sumber Data……………………………………………………. 54
4.4.2 Instrumen Penelitian……………………………………………. 55
4.5 Uji Validitas dan Realibilitas............................................................... 56
4.6 Pengolahan Data................................................................................. 58
4.7 Analisis Data......................................................................................... 63
4.8 Penyajian Data................................................................................. 65
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Keterbatasan Penelitian……………………………………………….. 66
5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care…………………….. 66
5.2.1 Profil Kemang Medical Care…………………………………… 66
5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care ……………….. 67
5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care ………………………… 68
5.3 Hasil Penelitian……………………………………………………….. 70
5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik kandungan dan
kebidanan…………………………………………………………
70
5.3.2 Gambatan Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku
Konsumen…………………………………………………………
71
5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih
72
5.3.4 Hubungan antara Faktor perilaku Konsumen (Peran Keluarga,
Usia, Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan
79
xi
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan…. 88
6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat
Persalinan………………………………………………………………..
91
6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan………. 94
6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan….. 97
6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat
Persalinan…
99
6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih
Tempat Persalinan………………………………………………………
102
6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat
Persalinan………………………………………………………………
104
6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 107
6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 110
6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan 112
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan………………………………………………………………… 116
7.2 Saran…………………………………………………………………….. 118
7.2.1 Bagi Rumah Sakit……………………………………………….. 118
7.2.2 Bagi Peneliti Lain……………………………………………….. 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler 13
Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 29
Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian 44
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 47
Gambar 5.2 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih 72
Gambar 5.3 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga
Berdasarkan Kategori
73
Gambar 5.4 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter
Berdasarkan Kategori
74
Gambar 5.5 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat
Berdasarkan Kategori
75
Gambar 5.6 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga Berdasarkan
Kategori
76
Gambar 5.7 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat Berdasarkan
Kategori
77
Gambar 5.8 Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi Berdasarkan
Kategori
78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 49
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas 56
Tabel 4.3 Hasil Skor Variabel Peran Keluarga 59
Tabel 4.4 Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter 60
Tabel 4.5 Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat 61
Tabel 4.6 Hasil Skor Variabel Harga 61
Tabel 4.7 Hasil Skor Variabel Tempat 62
Tabel 4.8 Hasil Skor Variabel Promosi 63
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan
Kebidanan
70
Tabel 5.2 Analisis Hubungan Peran Keluarga Dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
79
Tabel 5.3 Analisis Hubungan Usia Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
80
Tabel 5.4 Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
81
Tabel 5.5 Analisis Hubungan Penghasilan Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
82
Tabel 5.6 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter Dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
83
Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pelayanan Perawat Dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun
2014
84
Tabel 5.8 Analisis Hubungan Harga Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
85
Tabel 5.9 Analisis Hubungan Tempat Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
86
Tabel 5.10 Analisis Hubungan Promosi Dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidnan RSIA KMC Tahun 2014
87
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Lampiran SPSS
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan
banyak pilihan terhadap barang maupun jasa disegala bidang termasuk
kesehatan. Kesehatan merupakan sektor jasa yang memiliki pertumbuhan pesat
dalam bisnis. Hal ini didukung oleh meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan medis yang menyebabkan masyarakat menjadi lebih selektif dalam
pemilihan jasa fasilitas pelayanan kesehatan.
Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang tumbuh pesat dalam
bisnis jasa adalah Rumah Sakit. UU RI no. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit di Indonesia kini banyak yang menjadi institusi yang
bersifat profit oriented. Hal ini dilihat dengan keluarnya Permenkes No.
80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk perorangan
diperkenankan memiliki dan mengelola Rumah Sakit dengan sifat profit oriented.
Semakin menjamurnya rumah sakit dengan berbagai jenis fasilitas pelayanan
2
yang ada pada segmen pasar yang direbutkan relatif sama. Sehingga
menimbulkan persaingan antar rumah sakit.
Persaingan yang terjadi untuk memperoleh pangsa pasar menyebabkan
kegiatan pemasaran jasa pelayanan Rumah Sakit menjadi suatu hal yang lazim
(Gani (1994) dalam Margaretha (2003). American Marketing Association oleh
Philip Kotler dan Kevin lane keller (2009), menyatakan bahwa pemasaran
(marketing management) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Fungsi pemasaran adalah ujung tombak perusahaan yang menjual
produk atau jasa. Fungsi pemasaran diharapkan mampu mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan perusahaan. Fungsi pemasaran tidak hanya sekedar menjual
produk tetapi bagaimana pada akhirnya dapat memberikan keuntungan
(maksimal) bagi perusahan (Situmorang, 2008). Keuntungan yang didapat rumah
sakit tentu berasal dari penjualan jasa pelayanan rumah sakit.
Dalam menjual jasa pelayanan, rumah sakit harus mengetahui
bagaimana perilaku konsumennya (pasien) untuk dapat memenangkan
persaingan. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi perilaku konsumen dan
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Penelitian atas semua
faktor akan memberikan petunjuk bagi pemasar untuk dapat menjangkau
konsumen (Kotler, 2009). Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009)
3
mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.
Dalam model perilaku konsumen menurut Kotler (2009), rangsangan
pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dan rangsangan lain (ekonomi,
teknologi, politik, dan budaya) membentuk kesadaran pembeli. Dimana
karakteristik pembeli seperti budaya, sosial, pribadi dan psikologi serta proses
pengambilan keputusan lima tahap yang akan menghasilkan keputusan pembelian
tertentu. Menurut Kotler (2009), Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting
daripada realitas, karena persepsi yang akan mempengaruhi perilaku aktual
konsumen. Perilaku aktual konsumen dinilai sebagai keputusan pembelian.
Dimana persepsi terhadap masing-masing determinan dari model perilaku
pembelian yang akan mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Persepsi
adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki
arti (Kotler,2009).
Salah satu jasa pelayanan yang ditawarkan rumah sakit kepada
konsumen (pasien) adalah pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan adalah
pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit, seperti yang dituliskan
dalam UU No. 40 tahun 2009 tentang rumah sakit. Poliklinik tempat pemeriksaan
4
pasien rawat jalan mempunyai fungsi tempat konsultasi dan pemeriksaan pasien
oleh dokter yang ahli di bidang masing-masing untuk penemuan diagnosa dini
dan tempat pemeriksaan pertama untuk pengobatan lebih lanjut, yang mempunyai
jadwal pelayanan pada pagi sampai dengan siang selebihnya ditangani oleh
Instalasi Gawat Darurat (Miller, 1995 dalam Khudori 2012).
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care adalah
salah satu rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan. Rumah
sakit yang melayani khusus untuk kesehatan ibu dan anak ini memiliki beberapa
poliklinik. Salah satu poliklinik andalan rumah sakit dengan jumlah kunjungan
terbesar adalah poliklinik kandungan dan kebidanan. Sebagai rumah sakit yang
fokus pada Ibu dan anak, RSIA Kemang Medical Care memiliki pelayanan
bersalin dengan fasilitas ruang operasi, ruang bersalin, ICU, NICU, ruang
perinatal, ruang bayi sehat dan laboratorium untuk pemeriksaan.
Pada Februari 2014, ruang rawat inap kebidanan terdiri dari 13
ruangan dengan 22 tempat tidur yang terdiri atas kelas VVIP, kelas VIP, kelas
Utama, kelasa I, kelas II dan kelas III. Penggunaan ruang rawat inap kebidanan di
RSIA Kemang Medical Care terbilang rendah, hal ini dapat diketahui dari angka
BOR (Bed Occupancy Rate). Untuk rumah sakit khusus, angka BOR RSIA
Kemang Medical Care pada tahun 2013 sebesar 28%. Angka BOR ini terlihat
masih rendah karena ideal parameter BOR rumah sakit menurut Depkes (2007)
adalah 60-85%.
5
Berdasarkan data Poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA
Kemang Medical Care pada bulan Juli 2014, jumlah kunjungan pasien yang
melakukan ANC pada poliklinik kandungan dan kebidanan tahun 2013 sebesar
9593 dan bulan Januari – Juni 2014 sebesar 5239. Jumlah pasien yang
menggunakan persalinan atau pelayanan rawat inap kebidanan dirumah sakit
tahun 2013 sebesar 767 dan pada Januari – Juni 2014 sebesar 342. Rata-rata
jumlah kunjungan rawat inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical
Care hanya sebesar 8,5%. Angka jumlah persalinan tersebut termasuk angka
rujukan bidan yang mungkin saja bukan merupakan pasien ANC sehingga pasien
baru lebih sedikit daripada yang tercantum.
Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat masalah utilisasi pelayanan
rawat inap yang rendah. Dapat dilihat bahwa banyak pasien ANC pada poliklinik
kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang memilih untuk tidak
menggunakan pelayanan bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Pengambilan
keputusan merupakan pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada (Terry,2006). Menurut Kotler (2009) proses
seseorang mengambil keputusan ada lima tahap. Diantaranya adalah tahap
pengenalan masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap
keputusan pembelian dan tahap perilaku pembeli. Pengambilan keputusan
menjadi hak penuh pasien ANC untuk menentukan pilihan tempat persalinan
rawat inap.
6
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pelangi (2010),
bahwa faktor pemilihan tempat bersalin dipengaruhi oleh pelayanan dokter
spesialis kebidanan dan lokasi rumah sakit yang dekat tempat tinggal. Lalu hasil
penelitian yang dilakukan oleh Khudori (2012) menunjukan bahwa ada hubungan
antara pendidikan, penghasilan, penanggung biaya, fasilitas rumah sakit dan
pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di rumah sakit.
Masalah ini tentunya berkaitan dengan pemasaran rumah sakit. Rumah
Sakit perlu mengetahui faktor- faktor yang memepengaruhi perilaku pasiennya
dalam mengambil keputusan. Pemahaman tentang perilaku pasien berguna untuk
dapat menjangkau pasien, melayani pasien dengan efektif serta memberikan
masukan untuk strategi pemasaran rumah sakit kedepannya. Sehingga jumlah
angka pemakaian tempat tidur (BOR) rumah sakit dapat meningkat.
Berdasarkan informasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan
analisis terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan
tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui
faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan di
RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Dimana hasil penelitian ini nantinya
diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pasien dalam utilisasi poliklinik maupun
rawat inap kebidanan. Selain untuk meningkatkan BOR rawat inap kebidanan dan
menjadi evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang Medical Care
untuk memberikan pelayanan prima kepada pasien.
7
1.2 Rumusan Masalah
Angka BOR (Bed Occupancy Rate) RSIA Kemang Medical Care pada
tahun 2013 hanya sebesar 28%. Hal ini sangat jauh dari standar yang telah
ditentukan Depkes (2007) adalah 60-85%. Lalu rata-rata jumlah kunjungan rawat
inap kebidanan per bulannya di RSIA Kemang Medical Care hanya sebesar
8,5%. Angka ini sangat rendah menunjukan bahwa kurang dari 10% jumlah
pasien yang melakukan pelayanan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan
rumah sakit memilih untuk bersalin di rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan keputusan pasien dalam memilih tempat
persalinan. Pasien memiliki hak sepenuhnya akan keputusan dalam pemilihan
tempat persalinan. Dokter hanya dapat memberi keputusan atau diagnosis atas
keadaan pasien. Dari masalah rendahnya angka utilisasi rawat inap ini diketahui
bahwa keputusan pasien untuk memilih tempat bersalin dipengaruhi oleh faktor-
faktor tertentu. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan
Kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun
2014.
8
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
disebutkan diatas, maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan,penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan
dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?
2. Bagaimana gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,
harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan
di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014?
3. Bagaimana hubungan antara usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter,
pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan peran keluarga dengan
keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun
2014?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan
pemilihan tempat persalinan pasien poliklinik kandungan dan kebidanan di
RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.
9
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran karakteristik (usia, domisili, jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan, penghasilan dan jumlah kehamilan) pasien poliklinik kandungan
dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.
2. Diketahuinya gambaran peran keluarga, pelayanan dokter, pelayanan perawat,
harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pemilihan tempat persalinan
di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014
3. Diketahuinya hubungan antara, peran keluarga, usia, pekerjaan, penghasilan,
pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi dengan
keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care tahun
2014
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian
khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran Rumah Sakit serta
faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakit
a) Sebagai bahan evaluasi dan dasar bagi pihak manajemen RSIA Kemang
Medical care dalam pembuatan kebijakan terkait strategi pemasaran yang
tepat.
b) Sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh
RSIA Kemang Medical Care kepada pasien.
10
3. Bagi Institusi Pendidikan
a) Sebagai referensi guna penelitian selanjutnya dalam menentukan faktor-
faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan tempat persalinan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai keputusan pembelian konsumen, dilakukan di
RSIA Kemang Medical Care Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan keputusan pemilihan
tempat persalinan. Rentang penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober
2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain
cross sectional. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
wawancara kuesioner kepada pasien poliklinik kandungan dan kebidanan yang
hamil pada usia trisemester di RSIA Kemang Medical Care tahun 2014.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Pemasaran
American Marketing Association oleh Philip Kotler dan Kevin lane
keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan orang lain.
Thamrin Abdullah (2012), menyatakan bahwa manajemen pemasaran
adalah proses perencanaa dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga,
promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi.
2.2 Konsep Jasa
Kotler dan Keller (2009) mengartikan jasa sebagai setiap tindakan atau
kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya
tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa
berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.
2.2.1 Dimensi Kualitas Jasa
Leonard Berry A. Parasuraman dan Valarie Zeithmal, yang dikutip
dari Sulastri (2010) telah mengidentifikasikan suatu daftar dimensi-dimensi
kualitas jasa, antara lain:
12
a. Berwujud, ini merupakan hal-hal yang dapat dilihat pelanggan saat jasa
sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatan
b. Kehandalan, yaitu personil jasa harus dapat melakukan pekerjaannya
secara konsisten, akurat, dan dapat dihandalkan.
c. Responsif, yaitu kemampuan personil untuk tidak membuat pelanggan
menunggu lama
d. Kepastian, yaitu pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan
terpelajar agar menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
e. Empati, yaitu personil harus menunjukan perhatian yang tulus pada para
pelanggan dan kebutuhan mereka.
2.3 Perilaku Konsumen
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) mengatakan
perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Mempelajari perilaku konsumen, berarti memahami cara individu, kelompok,
dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman dalm rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka.
Perilaku konsumen merupakan hal yang tidak teratur. Akan tetapi, hal
tersebut coba disederhanakan dengan pembuatan model-model terkait perilaku
13
konsumen. Berikut ini adalah model perilaku pembeli yang dikemukakan oleh
Kotler (2009)
Ciri
pembeli
Proses keputusan
pembeli
Keputusan pembelian
Budaya
Social
Pribadi
psikologi
Pemahaman
masalah
Pencarian informasi
Pemilihan
alternative
Keputusan pembelian
Perilaku pasca
pembelian
Pemilihan produk
Pemilihan merk
Pemilihan saluran
Penentuan waktu
pembelian
Jumlah pembelian
(sumber:PhilipKotler,2009)
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
Rangsangan pemasaran dan lingkungan membentuk kesadaran
pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan akan
menentukan keputusan pembelian yang dilakukan. Perilaku pembelian
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, social, pribadi, dan psikologis.
2.3.1 Rangsangan Pemasaran
Ada beberapa jenis rangsangan pemasaram atau yang dikenal
dengan bauran pemasaran (marketing mix). Kotler dan Armstrong (2008)
dalam bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, menjelaskan bahwa bauran
Rangsangan
pemasaran Rangsangan
Lain
Produk
Harga
Saluran pemasaran
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
14
pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya
di pasar sasaran. Dari definisi tersebut, elemen – elemen bauran pemasaran
tersebut merupakan alat yang dapat di kendalikan oleh perusahaan untuk
memenuhi target pasar. Dari bauran pemasaran, persepsi kosumen akan produk
yang dikeluarkan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian atas
produk tersebut (Kotler,2009). Bauran pemasaran tersebut adalah :
2.3.1.1 Produk
Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan produk sebagai segala
sesuatu yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Dengan kata lain, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Secara lebih terperinci, konsep produk (product concept) menyatakan bahwa
konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan
fitur inovatif yang terbaik (Kotler dan Armstrong, 2008) sehingga penilaian
terhadap produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak, dapat dilihat
dari beberapa hal. Menurut pendapat Kotler dan Keller (2009) yang
mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung
oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Lupiyoadi dan
Hamdani (2006) menyatakan bahwa sebuah produk jasa tidak menimbulkan
15
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Produk jasa
merupakan sebuah Total Produk. Total Produk terdiri atas :
Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk
tersebut.
Produk yang diharapkan (expected product)
Produk tambahan (augmented product).
Produk potensial (potential product).
Selain core product, unsur lainnya merupakan unsur potensial
untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk berbeda
dengan produk lain. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).
2.3.1.2 Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk
atau jasa, atau sejumlah manfaat-manfaat karena memiliki atau
mengggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong, 2008).
Harga dalam persepsi konsumen adalah sesuatu yang diberikan atau
dikorbankan untuk memperoleh suatu produk. Chandra (2002) dalam
(Tjiptono,2009) mengemukakan bahwa harga merupakan salah satu elemen
dari bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan yang cermat,
sehubungan dengan sejumlah dimensi strategik harga berikut ini
16
a. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value)
b. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi pembeli
c. Harga adalah determinan utama permintaan
d. Harga berkaitan langsung dengan pendapatandan laba.
e. Harga bersifat fleksibel, dalam artian dapat disesuaikandengan cepat.
f. Harga mempengaruhi citra dan positioning
g. Harga meupakan masalah nomer 1 yang dihadapi manajer.
Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan
Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang
lebih besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang
pada gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk
lain. Karena menurut Hartono (2010), “harga” bagi konsumen tidak hanya
uang, namun pengorbanan lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan
kejemuan dalam menungg pelayanan.
Dalam menangani masalah harga, perusahaan atau penyedia
jasa dapat melakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui apakah tarif atau
biaya yang dipasangkan perlu untuk diubah atau tidak. Karena faktor harga
dinilai sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Contoh dari
perusahaan ialah rumah sakit, jadi rumah sakitdapat melakukan tiga tahapan
seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu penetapan tujuan,
penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah tarif/harga.
17
Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan tarif di
rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang berbeda
yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan
disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif
dimana ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi
permintaan dan beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam
tahapan dimana rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga
atau tarif dari jasa pelayanan yang telah ada.
2.3.1.3 Tempat
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006),tempat dalam jasa
merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,
dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada
konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Meskipun ada banyak jenis
saluran distribusi, tetapi jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi
tradisional layaknya barang fisik, yaitu terdiri dari pabrik ke pedagang grosir,
kemudian ke pengecer hingga ke tangan konsumen akhir.
Seringkali lokasi menjadi faktor yang sangat krusial dalam
menentukan kesuksesan suatu penjualan jasa. Menurut Hartono (2010)
bahwa lokasi merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam
menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan. Menurut Fitzmsimmons &
Fitzsimmons (1994) dalam Tjiptono (2009), lokasi berpengaruh terhadp
18
dimensi-dimensi pemasaran strategic, seperti fleksibilitas, competitive
positioning, manajemen permintaan dan fokus strategik.
Selain lokasi, Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha
dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi rumah sakit merupakan
determinan keputusan dalam pemilihan tempat penjualan. Jarak lokasi tempat
penjualan dengan calon pembeli juga merupakan hal yang diperhatikan oleh
pemasar. Selain itu Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan
Hani (2000) mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk
dipengaruhi oleh rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan
2.3.1.4 Promosi
Promosi merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak
digunakan dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu
produk, menarik minat serta mempengaruhi prilaku konsumen untuk
berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakan suatu aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran
untuk membelinya. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen
untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya
adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau
kemungkinan mendapatkan informasi.
Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi yang
disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas
organisasi atau produknya (Kotler,2009). Informasi yang diberikan tentu
19
sudah diasarkan survey atas kebutuhan pelanggan. Menurut Hartono (2010)
bahwa rumah sakit atau penyedia jasa seyogianya melakukan survey
konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat
konsumen terhadap pelayanan. Carvens (1996) dalam Nurhasanah (2001)
mengemukakan bahwa kegiatan promosi digunakan untuk membantu
produsen berkomunikasi dengan konsumen. Bauran promosi terdiri atas:
Iklan (advertising).
Promosi penjualan (sales promotions).
Penjualan perorangan (personal selling).
Hubungan masyarakat (public relation).
Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Surat pemberitahuan langsung (direct mail).
Tentu perlu mengadakan evaluasi terhadap promosi yang telah
dilakukan. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat
dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah media
promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.
2.3.2 Rangsangan Lain
Selain rangsangan pemasaran, kesadaran pembelian juga
dipengaruhi oleh adanya rangsangan lain (lingkungan makro). Faktor-faktor
20
yang termasuk dalam lingkungan makro, seperti ekonomi, teknologi, politik
dan budaya. Kondisi ekonomi : Pendapatan sekarang, harapan pendapatan
dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi. Perkembangan teknologi : Informasi
produk baru adanya barang atau kebutuhan subtitusi atau komplementer.Situasi
politik : Resiko, fasilitas kemudahan, peraturan pembatasan.
Kodisi budaya : Tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, upacara dan
kepercayaan. (Kotler,2009)
2.3.3 Karakteristik Pembeli
Karakteristik pembeli dipengaruhi oleh empat faktor penentu, yaitu
faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.
2.3.3.1 Faktor budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Perusahaaan harus mengetahui peranan yang dimainkan
oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab
paling besar mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga peting
lainnya.
Sub budaya mencakup segala cara atau pola pikir, merasakan dan
bertindak yang manusia sebagai anggota masyarakat. Perilaku konsumen
ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan, dan
21
tradisi dalam permintaan akan bermacam - macam barang dan jasa di pasar
dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhinya.
Sedangkan kelas sosial menurut Kotler (2009) kelas sosial adalah sebuah
kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah laku
yang sama.
2.3.3.2 Faktor Sosial
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012) mengemukakan
bahwa perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen.
a. Kelompok Acuan
Banyak kelompok memengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership groups). Ini
merupakan kelompok di mana orang tersebut ikut serta dan berinteraksi.
b. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek-objek penelitian yang
22
luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam
kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari
orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh orientasi
terhadap agama, politik, dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi
pribadi, penghargaaan pribadi dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak
lagi terlalu sering berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua
terhadap perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan.
Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian
sehari-hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) seseorang,
yakni pasangan hidup (suami/istri) dan anak-anaknya. Keluarga merupakan
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,
dan telah diteliti secara ekstensif. Peran dan pengaruh ini akan sangat
bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda.
Terdapat beberapa tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu
autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya),
husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife
domination (sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic
(sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama).
Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani
(2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian dalam keluarga
melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan ini
23
mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah
tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya
dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga
dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi.
Selain influencer, keluarga juga memiliki peranan decider.
Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)
mengatakan bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya
adalah sebagai pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan
adalah orang dengan wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih
bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana
yang akan dipilih. Peran dan pengaruh ini akan sangat bervariasi di negara-
negara dan kelas-kelas sosial yang berbeda. Pemasar harus selalu meneliti
pola-pola spesifik dalam pasar sasaran tertentu.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya seperti keluarga, klub dan organsisasi. Kedudukan orang di
dalam kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status sosialnya.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang
dan setiap peran yang dilakukan tersebut akan menghasilkan status.
24
2.3.3.3 Faktor pribadi
Menurut Sumarwan, dkk (2011) keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahaapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian tearakhir telah mengidentifikasi tahapan-
tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya
mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani
hidupnya.
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Setiap orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Kebutuhan seseorang terus berkembang seiring dengan
bertambahnya usia. Makan makanan bayi selama tahun-tahun awal
hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan
kedewasaan. Kebutuhan hidup lainnya juga akan mengalami perubahan
sesuai dengan usia atau tahun pertumbuhan dan kedewasaannya. Jadi,
pemasar sering memilih kelompok-kelopok berdasarkan siklus hidup
sebagai pasar sasarannya.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya.
Pekerjaan juga erat kaitannya dengan pendidikan seseorang. Menurut
25
Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)
mengatakan bahwa pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas
social konsumen. pekerjaan yang dilakukan konsumen akan
mempengaruhi gaya hidup dan basis penting untuk menyampaikan
prestise, kehormatan dan respek. Semakin tinggi pendidikan maka akan
memiliki pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Menurut
Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan
wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan
tingginya tingkat pendidikan juga menjadikan pembeli mencari aspek dari
produk sebelum keputusan pembelian.
Dalam mengumpulkan aspek atau valensi yang disebut sebagai
nilai sifat dari lingkungan biologis, aspek informasi dibagi menjadi positif
dan negative. Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan
bahwa valensi positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan
bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan
valensi negative berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila
pribadi menghampirinya, hal ini bersifat menolak
Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang
memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa yang ditawarkan.
Karena menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha dan
Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan
26
pembelian. Sehingga faktor pendapatan perlu diperhatikan pemasar.
pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)
yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat pengeluaran umum dan
menghubungkannya dengan pendapatan dapat memberikan estimasi
mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk
Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap
pengeluaran dan tabungan. Hal ini membuat pemasar juga harus
memperhatikan keadaan ekonomi dari pelanggan untuk dapat
mengidentifikasi pasaran produk di kalangan profesi atau pekerjaan
pelanggan. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam
Khudori (2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama
pendapatan rumah tangga berperan penting dalam menjamin perempuan
khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan maternal. Contoh
produk dalam hal ini ialah pelayanan kesehatan untuk ibu hamil.
c. Gaya Hidup dan Perilaku
Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup
adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,
minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
27
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. (Sumarwan 2011)
pada pemasaran, konsep gaya hidup dipakai sebagai cara baru untuk
segmentasi pasar. Hal ini dilakukan karena segmentasi pasar berdasarkan
pendekatan demografi tidak cukup untuk melakukan segmentasi pasar.
Pendekatan demografi hanya mempelajari “siapa mereka” sedangkan gaya
hidup akan mempelajari “apa yang ada di kepala mereka”. Oleh karena itu,
gaya hidup sering dipakai perusahaan-perusahaan sebagai cara terbaru
dalam mendefinisikan pasar atau seleksi terhadap target pasar utama.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap orang memilik kepribadian yang berbeda yang
memengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain dan menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten serta bertahan lama terhadap
lingkungannya. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan
ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan,
kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi.
2.3.3.4 Faktor Psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologi utama – motivaasi, persepsi, keyakinan dan pendirian serta
pembelajaran.
28
a. Motivasi
Motif (atau dorongan) adalah kebutuhan yang cukup untuk
mendorong seseorang agar bertindak. Suatu kebutuhan yang kuat seperti
kebutuhan untuk kesehatan menjadi motif bila telah mencapai tingkat
intensitas yang memadai dan bertindak untuk memenuhi
kebutuhannya.(Kotler,2009)
b. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-
masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Persepsi tidak hanya bergantung pada stimuli fisik, tetapi juga pada
stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan kondisi individu
tersebut. Proses penilaian terahdap lingkungan disekitarnya akan dijadikan
bahan pertimbangan seseorang untuk memilih.
c. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja
antara dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan, dan
penguatan. Dari pembelajaran, seseorang dapat membuat keputusan dalam
memilih untuk bertindak.
29
d. Keyakinan dan Sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian. Keyakian
(belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu
hal. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau
kepercayaan (faith). Menurut Sumarwan (2011) sikap mempunyai tiga
unsur yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan) dan konatif
(tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
serta bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler (2009)
Budaya
Budaya
Sub budaya
Kelas
sosial
Social
Kelompok
acuan
Keluarga
Peran dan
status
Pribadi
Usia dan
tahap dalam
siklus hidup
Pekerjaan
Situasi
ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian
dan konsep
diri
Psikologi
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Kepercayaan
dan sikap
Keputusan
Pembelian
30
2.4 Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009). Keputusan
pembelian adalah tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Menurut Ristyanti Prasetijo,
& John J.O.I Ihalauw, (2005) mendefiniskan keputusan adalah : “Suatu pilihan
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif”. Dalam pembelian produk sehari-
hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.
Menurut Deliyanti Oentoro (2010) penjual perlu menyusun struktur
keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembeliannya. Setiap keputusan membeli
mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh. Komponen komponen tersebut adalah
1. Keputusan tentang Jenis Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk.
Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatiannya kepada orang-orang
yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka
pertimbangkan.
2. Keputusan tentang Merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek
31
3. Keputusan tentang Penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli.
Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer baru mengetahui
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
4. Keputusan tentang Waktu Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang. Oleh karena itu
perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam penentuan waktu pembelian.
5. Keputusan tentang Cara Pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang akan dibeli. Kepututsan tersebut akan
mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam
hal ini perusahaan harus mengetahui keniginan pembeli terhadap cara
pembayarannya.
Dalam penelitian ini, keputusan pembelian tentang pejualnya yang
akan diteliti. Dimana pasien dapat menentukan utuk memilih layanan tempat
persalinan di RSIA Kemang Medical Care atau tidak.
32
2.5 Rumah sakit
2.5.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006,
rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari
observasi, diagnostic, terapeutik, dan rehabilitative untuk orang-orang yang
menderita sakit, cidera, dan melahirkan.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan bagian integral
organisasi sosial dan medik, yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sekitar beserta lingkungannya. Sebagai Institusi publik
rumah sakit memberikan pelayanan yang ekstra efektif dan efisien.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, menjelaskan mengenai rumah
sakit dan peranananya, bahwa rumah sakit merupakan suatu bagian integral
dari organsiasi social dan medis yang fungsinya adalah untuk memberikan
pelayaanan kesehatan menyeluruh pada masyarakat baik perncegaham maupun
penyembuhan dan pelayanan pada pasien yang jauh dari keluarga dan
33
lingkungan tempat tinggalnya., serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga
kesehtan dan tempat penelitian biososial (Adisasmito, 2009)
Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahawa
rumah sakit adalah organisasi social dan media yang memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
2.5.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menkes RI Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006, disebutkan bahwa rumah sakit mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan kesehatanparipurna, pendidikan, dan pelatihan.
Rumah sakit juga dapat bertugas untuk melakasanakan penelitian,
pengembangan, serta penapisan teknologi bidang kesehatan berdasarkan
kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas sumber daya organisai yang
dimiliki.
Milton Roemer dan Friedman dalam buku Doctors in Hospital
(1971) yang dikutip oleh Aditama (2006), menyatakan bahwa rumah sakit
setidaknya memiliki lima fungsi :
1. Pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan terapeutik
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di
rumah sakit merupakan modal dasar dalam penelitian ini
34
5. Program pencegahan dan penyuluhan kesehatan bagi populasi di sekitarnya.
2.6 Pelayanan Poliklinik
Pelayanan poliklinik merupakan unit rawat jalan (ambulatory care)
yang merupakan tempat pemberian pelayanan kepada pasien yang tidak terawat,
pada saat ini merupakan bagian yang strategis dari rumah sakit, karena dari
bagian tersebut sebagian pasien dirujuk untuk dirawat dan mendapatkan tindak
lanjut (follow up) terutama untuk penyakit-penyakit kronis. Selain itu, program-
program kesehatan masyarakat sepeti program pendidikan kesehatan masyarakat,
pelayana keluarga berencana dan perawatan kesehatan masyarakat dijalankan .
Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang rumah sakit yang
merupakan cermin dari rumah sakit secara keseluruhan. Kesan pertama dari
masyarakat terhadap rumah sakit adalah penampilan dari unit rawat jalan
(Taurany dalam Novi, 2001). Pelayanan rawat jalan/poliklinik merupakan
pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan
pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk menginap (opname).
2.7 Pemeriksaan Antenatal Care
Pemeriksaaan/ pengawasan antenatal atau disebut juga Antenatal Care
(ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Sarifudin,
35
AB, 2002). Selain pemeriksaan kehamilan yang perlu diperhatikan ibu adalah
usia. Dimana usia ibu menjadi faktor resiko bagi keselamatan ibu dan bayi.
Usia yang beresiko untuk seorang ibu hamil adalah kurang dari 20
tahun dan diatas 35 tahun. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul
sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada
usia itu mungkin mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya
karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai
orang tua. Ibu dianjurkan hamil pada usia antara 20-35 tahun karena ibu lebih
siap hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau lebih,
kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama, dan
pendarahan (Kemenkes RI, 2011).
Tujuan dari Antenatal Care (ANC) :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehtan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan social
ibu.
c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
36
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara optimal.
Sedangkan untuk kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu :
- 1 kali pada trimester I (0-14 minggu)
- 1 kali pada trimester II (14-28 Minggu)
- 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)
2.8 Pelayanan Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) (JNPK-KR
DepKes RI, 2008). Bentuk persalinan menurut Manuaba (2009) adalah:
1. Persalinan spontan. Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan/induksi. Bila persalinan dengan rangsangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan dengan tindakan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam layanan persalinan adalah :
a. Tempat persalinan. baik dirumah sendiri, rumah bersalin, puskesmas yang
menyediakan ruang persalinan dan ruang rawat inap di rumah sakit
37
b. Penolong persalinan. dapat dilakukan oleh dokter, bidan, pembantu bidan,
maupun perawat kesehatan
c. Persiapan sarana persalinan. sarana persalinan yang perlu dipersiapkan
misalnya partus set atau bidan kit dan meja ginekolog atau tempat tidur.
d. Pemeriksaan pasien dan cara menolong persalinan. pemeriksaan pasien antara
lain, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric, pengamatan denyut
nadi, pengamatan tekanan darah dan pernafasan, pengamatan HIS dan denyut
jantung janin.
2.9 Pelayanan Rawat Inap
Menurut Sk Menkes No. 159 tahun 1998 pelayanan rawat inap adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam.
Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati
tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi
medik, dan atau pelayanan medik lainnya.
Kegiatan pelayanan rawat inap menurut Pahlevi (2009) terdiri dari:
a. Penerimaan pasien (admission)
b. Pelayanan medik
c. Pelayanan penunjang medic
d. Pelayanan perawatan
e. Pelayanan obat
f. Pelayanan makanan
g. Pelayanan administrasi keuangan
38
Sedangkan Safrizal (2005) mengemukakan bahwa apek pelayanan
rawat inap yang didapatkan oleh pasien/penanggung jawab pasien, yaitu
pelayanan dokter, pelayaan perawat, pelayanan ruang perawatan, pelayanan
makanan/menu, pelayanan obat/farmasi, dan pelayanan rohani.
2.9.1 Pelayanan Dokter
Bila membutuhkan pelayanan kesehatan di rumah sakit, maka
yang terpikir pertama kali adalah dokternya, baru kemudia akan terpikir
olehnya mengharapkan perawatan yang lebih baik dari perawat. Dalambuku
Pedoman Pelatihan Dokter Keluarga (2000, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),
dokter setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang profesi dokter dan
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di
bidang kedokteran sehingga memiliki wewenang untuk menjalankan praktik
dokter.
Sedangkan pelayanan dokter adalah pelayanan yang dilakukan
oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya
dibidang kedokteran, baik dijalankan sendiri ataupun bersama dalam
organisasi, dengan cara memelihara, meningkatakan kesehatan, mencegah,
memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh (holistic),
paripurna (comprehensive), terpadu (intergrated), berkesinambugan
(continous), untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari
pengguna jasa pelayanan baik indovidu, keluarga, kelompok, ataupun
komunitas. Pelayanan dokter yang prima tentu menjadi sorotan setiap pasien.
39
Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012) dokter dapat
memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga memberikan
gengsi pada rumah sakit
2.9.2 Pelayanan Perawat
Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat diwarnai oleh
pelayanan perawat, dimana menurut Ilyas (2000), keberadaan perawat di
rumah sakit merupakan komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada
suatu rumah sakit diperkirakan sekitar 75% adalah perawat.
Menurut Nuracmah (2004, yang dikutip oleh Safrizal (2005)),
keperawatan merupakan terminology yang tidak dapat dilepaskan dari makna
dasarnya, yaitu merawat (nurture). Pelayanan keperawatan adalah bentuk
pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang diberikan
kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan ketidaktahuan klien
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang terganggu. Menurut Nelson
(1990) dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok
yang ramah dan dapat memahami pasien.
2.9.3 Pelayanan Makanan/Gizi
Gizi adalah sesuatu tentang makanan dan hubungannnya dengan
kesehatan. pelayanan gizi adalah pelayanan yang membantu masyarakat dalam
keadaan sehat atau sakit memilih atau memperoleh makanan yang sesuai guna
mencapai syarat gizi yang maksimal. Sedangkan pelayanan gizi rumah sakit
adalah pelayanan gizi yang diberikan di rumah sakit bagi penderita yang
40
dirawat dan yang berobat jalan juga bagi karyawan rumah sakit. (Djojodibroto
(1997), yang dikutip oleh Safrizal (2005).
Selain nilai gizi makanan, penilaian pasien terhadap kuakitas
makanan juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu aspek internal dan
ekstrenal. Faktor internal meliputi suku, pengalaman, umur, dan tingkat
ekonomi, sehingga standar kualitas makanan sulit ditetapkan (Mahaffey,
1986). Selain itu, faktor internal berkaitan dengan nafsu makan, kebiasaan
makan dan rasa bosan (Prakoso, 1982). Sedangkan faktor ekternal adalah
penilaian terhadap makanan itu sendiri, menyangkut cita rasa makanan, cara
penyajian dan pelayanan (Mahaffey, 1986), serta pengolahan makanan, yang
dikutip oleh Safrizal (2005).
2.9.4 Pelayanan Farmasi/Obat
Menurut Djojodibroto (1997) ketersediaan obat dirumah sakit
merupakan suatu keharusan mutlak. Pasien yang datang ke rumah skait untuk
berobat akan mendapat diagnosis dari dokter dan sekaligus mendapat resep
untuk mengambil obat. Resep ini juga akan dibawa ke apotik rumah sakit,
kemudian apotik akan membuat atau meracik ataupun menyiapkan obat untuk
diserahkan kepada pasien.
Apotik rumah sakit mengahasilkan kurang lebih 30% dari revenue
rumah sakit, oleh karenanya untuk mearik pelanggan makan manajemen rumah
sakit harus memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan apotik.
41
Sistem pelayanan kepada pelanggan harus ramah, cepat, tepat, serta dengan
penjelasan atau penyuluhan yang jelas.
2.9.5 Pelayanan Ruang Perawatan
Tidaklah berlebihan kalau ada administrator rumah sakit yang
mengatakan bahwa mengelola rumah sakit yang baik adalah ibarat mengelola
sebuah hotel. Diperlukan suasanan atau kondisi yang tenang, nyaman, aman,
asri, bersih, dan sehat. Pada ruang perawatan, tentunya satu sama lain berbeda,
namun pada prinsipnya keadaan ruang perawatan haruslah memberikan
kenyaman bagi pasien.
Rumah sakit mempunyai dasar acuan untuk memberikan
kenyamanan dalam ruang perawatan pasien dalam Permenkes RI No. 986
Tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit pasal 3
(1) yang menyatakan: lingkungan, bangunan, dan fasilitas sanitasi rumah sakit
harus memenuhi persyaratan kesehatan. beberapa hal yang mesti di perhatikan
adalah ruangan yang harus dalam keadaan bersih dan tersedia tempat sampah
sesuai dengan jenis sampahnya serta tersedia fasilitas sanitasi. Lalu kualitas
udara ruangan termasuk suhu dan kelembapan, pencahayaan ruangan atau
penerangan serta tidak menimbulkan kebisingan agar tidak mengganggu
ketenangan pasien selama menjalani perawatan.
2.9.6 Pelayanan Rohani
Dalam buku Tuntunan Rohani Bagi Orang Sakit (2000),pelayanan
rohani merupakan hal yang penting karena ketenangan batin dalam upaya
42
penyembuhan dan adanya doa mengandung unsur spiritual serta rasa percaya
diri pada seseorang yang sedang sakit yang pada nantinya kekebalan tubuh
dapat meningkat kembali sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Sebagai contohnya, pelayanan rohani dan keluarganya, penyelengaraan
jenazah, klinik keluarga sakinah yang melayani konsultasi problem rumah
tangga, warisan, pembinaan kesehatan mental, ketergantungan obat, dan lain-
lain.
2.10 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
1 Sofana Pelangi
(Tesis)
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Keputusan Pasien Poliklinik Kebidanan
Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS
Bahkti Yudha Depok Tahun 2010.
2 Rusnawati
(Skripsi)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu
43
Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun
2012
3 Budi Chandrarini
(Tesis)
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
keputusan pasien ANC Poliklinik berjenjang
RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat
Bersalin tahun 2009
4 Khudori
(tesis)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien
Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC
Bintaro Tahun 2012.
2.11 Kerangka Teori
Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan, maka peneliti
berpedoman pada model perilaku konsumen yang dikemukakan Philip Kotler
guna memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan dalam
memilih layanan rawat inap di RSIA Kemang Medical care tahun 2014. Philip
Kotler dan Lene Keller dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran
mengatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh karakteristik pembeli
dan stimulus-stimulus berupa bauran pemasaran (produk,harga,tempat, dan
promosi) serta stimulus lain yang bersifat lebih besar yaitu lingkungan makro,
seperti ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Berikut ini adalah gambaran
kerangka teori yang digunakan oleh peneliti
44
Gambar 2.3
Kerangka Teori Penelitian
(Sumber : Kotler dan Keller 2009)
Karakteristik Pribadi
1. Budaya
a. Budaya
b. Subbudaya
c. Kelas social
2. Sosial
a. Kelompok
Acuan
b. Keluarga
c. Peran dan Status
Sosial
3. Pribadi
a. Usia
b. Tahap daur hidup
c. Pekerjaan
d. Keadaan
ekonomi/penghas
ilan
e. Gaya hidup
f. Konsep diri
4. Psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Kepercayaan
d. pembelajaran
Stimuli
Bauran
Pemasaran
1. Produk
2. Harga
1. Tempat
2. Promosi
Stimuli
Lingkungan
Makro
1. Ekonomi
2. Teknologi
3. Politik
4. Budaya
3. Tempat
4. Promosi
Keputusan
Pembeli
45
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2009), bahwa
terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. diantaranya
adalah rangsangan pemasaran (produk,harga,tempat dan promosi) dan
rangsangan lain (ekonomi,teknologi,politik, dan budaya) yang akan membentuk
kesadaran pembeli. Lalu faktor karakteristik pembeli seperti budaya, sosial,
pribadi dan psikologi serta proses pengambilan keputusan lima tahap yang akan
menghasilkan keputusan suatu pembelian tertentu. Dalam pembuatan kerangka
konsep, peneliti tidak menggunakan seluruh variabel yang terdapat dalam
kerangka teori.
Untuk karakteristik pembeli, peneliti hanya meneliti usia, pekerjaan
dan penghasilan serta peran keluarga terhadap keputusan pemilihan layanan
rawat inap di RSIA Kemang Medical Care. Budaya tidak peneliti teliti karena
responden merupakan warga negara dan bangsa Indonesia sehingga bersifat
homogen. Untuk social, kelompok rujukan dan peran dan status social tidak
peneliti teliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana
untuk variabel tersebut bersifat homogen.
Tahap daur hidup, keadaan ekonomi, gaya hidup serta konsep diri
tidak diteliti karena responden merupakan kalangan menengah ke atas dimana
46
gaya hidup dan ekonomi mereka sama sehingga untuk variabel tersebut bersifat
homogen. Faktor psikologis seperti motivasi dan kepercayaan tidak peneliti teliti
karena motivasi responden dinilai sama untuk kebutuhan kesehatan responden
sehingga bersifat homogen. Penelitian ini menggunakan persepsi sebagai bentuk
penilaian individu terhadap faktor yang yang mempengaruhi keputusan
pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Sedangkan untuk faktor stimuli bauran pemasaran, peneliti melibatkan
ke empat variable yaitu harga, tempat, produk dan promosi. Alasan peneliti
mengambil variable harga karena peneliti ingin mengetahui apakah harga
pelayanan rawat inap yang dimiliki oleh rumah sakit memiliki pengaruh yang
besar dalam memutuskan pemanfaatan layanan tersebut. Terlebih lagi dengan
persaingan antara rumah sakit terkait dengan harga. Untuk variabel tempat,
peniliti ambil untuk mengetahui seberapa besar pengaruh letak rumah sakit dari
lokasi pembeli atau konsumen dalam pemutusan pemanfaatan layanan persalinan
atau rawat inap kebidanan tersebut. Variabel promosi peneliti ambil karena RSIA
Kemang Medical Care telah melakukan promosi ke luar. Sedangkan variabel
produk yang peneliti ambil disini yaitu mengenai kualitas pelayanan.
Pengukuran terhadap kualitas layanan berdasarkan penilaiann terdahap
segala sesuatu yang mendukung terbentuknya persepsi mengenai kualitas
tersebut. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada enam pelayanan rawat inap yang
dikemukakan oleh Safrizal (2005). Namun, peneliti hanya akan melibatkan dua
aspek pelayanan rawat inap, yaitu pelayanan dokter dan pelayanan perawat.
47
Pelayanan rohani tidak dilibatkan dalam penelitian ini dikarenakan RSIA KMC
tidak menerapkan aspek tersebut. Pelayanan makanan tidak diteliti karena
pelayanan makanan dirumah sakit bersifat sama dalam hal penjadwalan maupun
menu yang ditawarkan sehingga bersifat homogen. Sedangkan harga sudah
termasuk ke dalam stimuli pemasaran.
Faktor lingkungan makro tidak dilibatkan dalam penelitian ini karena
lingkungan yang bersifat makro dinilai sama sehingga bersifat homogen.
Dengan demikian disusunlah sebuah kerangkan konsep guna mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih layanan rawat ianp di RSIA
KMC tahun 2014. Adapun kerangka konsep yang digunakan peneliti dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitia
Karakteristik Pembeli
- Peran Keluarga
- Usia
- Pekerjaan
- Penghasilan
Stimuli Bauran
Pemasaran
1. Produk
- Pelayanan dokter
- Pelayanan perawat
2. Harga
3. Tempat
4. Promosi
Keputusan Memilih
Tempat Persalinan di
RSIA Kemang Medical
Care tahun 2014
48
Dari gambar diatas, variabel penelitian ini terdiri dari : Variabel terikat
(dependent variable) dan variabel tidak terikat (independent variable). Variabel
terikat (dependent variable) adalah Keputusan pemilihan tempat persalinan di
RSIA Kemang Medical Care tahun 2014. Variabel tidak terikat (independent
variable) terdiri usia, pekerjaan, penghasilan, pelayanan dokter, pelayanan
perawat, peran keluarga, harga, tempat dan promosi.
49
3.2 Definisi Operasional
Dengan kerangka konsep yang ada, penulis pun mendefinisikan variabel-variabel dalam kerangka konsep tersebut. Hal
ini sangat penting agar terdapat kesamaan definisi antara variabel yang dimaksud oleh penulis dengan variabel yang dimengerti
pembaca. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table
dibawah ini, yaitu :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Cara Ukur Alat
Ukur
Skala
Ukur
Hasil Ukur
Variabel Dependen
1 Keputusan
memilih
Pemilihan penggunaan
pelayanan persalinan
RSIA Kemang Medical
Care dari beberapa
alternatif pilihan lainnya.
Wawancara Kuesioner Ordinal
0 = Tidak memilih
1 = Memilih
(Pelangi,2010)
Variabel Independen
1 Peran Keluarga Persepsi pasien tentang
besar/kecilnya peranan
keluarga (ayah, ibu,
saudara kandung,
wawancara Kuesioner Ordinal
0 = Kurang berperan
1 = Berperan
50
pasangan dan anak ) (Fitrianti,2010)
2 Usia Lama hidup responden
yang dihitung sejak lahir
sampai dengan ulang
tahun yang terakhir
wawancara kuesioner ordinal 0 = resiko tinggi (<20 dan >35tahun)
1= normal (20s/d 35 tahun)
(Pelangi,2010)
3 pekerjaan Jenis aktivitas/profesi
responden yang
dilakukan sehari-hari
wawancara kuesioner nominal 1= ibu rumah tangga
2 = karyawan
3 = wiraswasta
(Pelangi,2010)
4 Penghasilan Pendapatan rata-rata
yang diterima dari hasil
pekerjaan/ usaha oleh
responden dalam satu
bulan
wawancara kuesioner Ordinal 0 = < 3.000.000
1 = ≥3.000.000
(Fitrianti,2010)
5 Pelayanan
Dokter
Persepsi responden
terhadap pelayanan
dokter kebidanan ketika
melayani pasien ANC
meliputi cepat tanggap,
rasa empati, keramah
tamahan, dan kerapihan
penampilan dokter di
RSIA Kemang Medical
Care
Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
1 = Baik
(Khudori,2012)
6 Pelayanan
perawat
Persepsi
pasien/responden
terhadap pelayana
perawat dan bidan yang
Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
1 = Baik
(Khudori,2012)
51
melayani pasien ANC
meliputi cepat tanggap,
rasa empati,
keramahtamahan, dan
kerapihan penampilan
perawat di RSIA
Kemang Medical Care
7 Harga Persepsi pasien tentang
tarif layanan
pemeriksaaan dan
persalinan di RSIA
Kemang Medical Care
Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang sesuai
1 = Sesuai
(Fitrianti,2010)
8 Tempat Persepsi pasien tentang
letak,aksesibilitas,visibili
tas, dan jarak RSIA
Kemang Medical Care
Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
1 = Baik
(Fitrianti,2010)
9 Promosi Persepsi
pasien/responden
tentang iklan, promosi
penjualan, hubungan
masyarakat RSIA
Kemang Medical Care
Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = Kurang baik
1 = Baik
(Pelangi,2010)
50
3.3 Hipotesis
Menurut Prasetyo (2010), hipotesis merupakan proposisi yang akan
diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Lalu menurut Sugiyono (2007), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Dari uraian diatas, maka peneliti menarik hipotesis
penelitian ini sebagai berikut :
Ha :
1. Ada hubungan antara peran keluarga dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014
2. Ada hubungan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan
pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care
tahun 2014
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014
51
4. Ada hubungan antara penghasilan dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014
5. Ada hubungan antara pelayanan dokter dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014
6. Ada hubungan antara pelayanan perawat dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang
Medical Care tahun 2014
7. Ada hubungan antara harga dengan keputusan pemilihan tempat persalinan
pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care
tahun 2014
8. Ada hubungan antara tempat dengan keputusan pemilihan tempat persalinan
pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care
tahun 2014
9. Ada hubungan antara promosi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan
pasien poliknik kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care
tahun 2014
52
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu
penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Dalam hal ini, peneliti
berupaya untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih tempat persalinan.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang
Medical Care yang terletak di jalan Ampera Raya No.34 Jakarta Selatan.
Penelitian dilakukan di unit rawat inap rumah sakit. Waktu peneliltian
dilaksanakan mulai bulan Juni – Oktober 2014.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pasien (ibu hamil) poliklinik
kandungan dan kebidanan di RSIA Kemang Medical Care yang melakukan
pemeriksaan Antenatal Care.
53
4.3.2. Sampel
Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pasien
poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care yang
melakukan antenatal care dengan usia kehamilan trimester III. Untuk
mendapatkan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Lemeshow dalam
Sopiyudin (2010) sebagai berikut :
n = Z 2 x P x Q
d
2
Keterangan:
n = Besar sampel
Z = deviat baku alfa dengan asumsi tingkat kehandalan 95%, karena
menggunakan = 0,05, sehingga nilai Z = 1,96
P = proporsi sebesar 50% (0,5)
Q = 1-p (0,5)
d = derajat akurasi presisi 10% (0,1)
Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang diperoleh adalah:
n = 1,962 x 0,5 x 0,5
0,1
2
n = 96,04 96
54
Berdasarkan rumus di atas, diketahui bahwa nilai n = 96.
Penelitian menambahkan 10% (persen kelonggaran ketidaktelitian) sehingga
jumlah sample yang dibutuhkan sebesar 106. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling. Teknik ini menentukan
sampel yang bersedia sebagai responden dari criteria populasi yang sudah
ditentukan sampai jumlah batas minimal yang sudah ditentukan yaitu 106.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.4.1 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang digunakan
bersifat tertutup (close ended questionnaire)
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
laporan dan dokumen tertulis RSIA Kemang Medical Care tekait dengan
indikator kinerja rumah sakit, jumlah tempat tidur rawat inap kebidanan,
jumlah kunjungan poliknik kandungan dan kebidanan serta profil RSIA
Kemang Medical Care.
55
4.4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dengan
pertanyaan tertutup yang mewakili setiap variabel dan dibagikan kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diadaptasi dari
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fitrianti (2010),
Sulaastri (2010), Pelangi (2010) dan (Khudori (2012) yang sudah teruji
validitas dan realibilitasnya. Dengan sedikit modifikasi dalam kuesioner
ini, maka dilakukan uji validitas dan realibitas terhadap setiap
pertanyaan
Dalam kuesioner ini peneliti hanya memberikan empat pilihan
jawaban untuk masing-masing variabel melalui penyajian skala Likert.
Skala Likert tersebut terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS), dengan skor
1, Tidak Setuju (TS) dengan skor 2, Setuju (S) dengan skor 3, dan
Sangat Setuju dengan skor 4. Alasan peneliti menggunakan empat
pilihan jawaban dalam skala Likert ini adalah untuk mempermudah
responden dalam menentukan jawaban dan menghindari terjadinya
kecenderungan responden memilih jawaban ditengah-tengah, yaitu
pilihan Netral (N) atau Ragu-Ragu (RR)
56
4.5 Uji Validitas dan Realibitas
Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden utama, peneliti akan
memberikan kuesioner responden pada sasaran yang berbeda namun memiliki
kesamaan karakteristik, yaitu ibu hamil usia 7 bulan keatas pada rumah sakit
swasta lain. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang di ukur. Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi
Product Moment kemudian membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung
dari variabel penelitian dengan r tabel.
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Science) 16.0 for
windows. Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas
diberikan kepada 30 orang responden pasien rumah sakit diluar dari responden
penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df (jumlah kasus) = 30 dan tingkat
signifikansi sebesar 5% angka yang diperoleh adalah 0.361. Berikut merupakan
hasil uji validitas pertanyaan kuesioner
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Corrected Item – Total
Corelation
Keterangan
A1 .783 Valid
A2 .794 Valid
A3 .748 Valid
B1 .618 Valid
57
Pertanyaan Corrected Item – Total
Corelation
Keterangan
B2 .401 Valid
B3 .639 Valid
B4 .627 Valid
C1 .491 Valid
C2 .428 Valid
C3 .650 Valid
C4 .609 Valid
D1 .698 Valid
D2 .755 Valid
D3 .713 Valid
D4 .740 Valid
E1 .845 Valid
E2 .499 Valid
E3 .478 Valid
E4 .544 Valid
F1 .478 Valid
F2 .518 Valid
F3 .445 Valid
G3 .830 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.0
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai hasil uji validitas setiap
item pertanyaan memiliki nilai > 0,361 sehingga semua pertanyaan pada
kuesioner ini dinyatakan valid. Pada hasil uji reliabilitas, didapat nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,939 dengan besar N adalah 23.
58
Pada 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha adalah sebesar 0.939. Ini berarti 0.939 > 0,60 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kuisioner tersebut telah reliable dan dapat disebarkan kepada
responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.
4.6 Pengolahan Data
Data yang didapatkan akan dikelola sesuai jenisnya. Pengelolaan data
hasil kuesioner dilakukan dengan
1. Cara penyuntingan data (editing) guna memastikan kelengkapan jawaban
pada kuesioner yang telah diisi responden agar data yang akan dimasukkan
tersebut valid dan reliable.
2. Scoring yaitu menjumlahkan seluruh skor jawaban responden berdasarkan 7
variabel. Variabel tersebut adalah peran keluarga, pelayanan dokter,
pelayanan perawat, harga, tempat, promosi dan keputusan pemilihan.
Kuesioner pada pertanyaan ini menggunakan skala Likert dengan rentang skor
1-4. Setelah setiap pertanyaan diberi skor sesuai dengan jawaban responden,
maka akan dijumlahkan per variabel.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pelangi (2010),
Khudori (2012) dan Fitrianti (2010) setiap total skor dari masing-masing
variabel dibagi menjadi 2 kategori dengan cut off point standar 70%.
Sehingga pada penelitian ini, menggunakan cut off point yang sama dengan
59
penelitian terdahulu yaitu sebesar 70% lalu tiap variabel dibagi menjadi 2
kategori.
a) Variabel Keputusan memilih, jumlah pertanyaan untuk variabel ini hanya
satu. Dengan minimum skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju dan
maksimum skor 4 untuk jawaban sangat setuju. Lalu dibagi menjadi 2
kategori, yaitu “tidak memilih” untuk jawaban dengan skor 1 dan 2.
Kategori “memilih” untuk jawaban dengan skor 3 dan 4.
b) Variabel peran keluarga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga
buah. Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 3
pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut
off point standar 70%. kategori “kurang bereperan” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “berperan” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12
Tabel 4.3
Hasil Skor Variabel Peran keluarga
Kategori Hasil Skor
Kurang Berperan 3-8
Berperan 9-12
60
c) Variabel pelayanan dokter, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah
empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4
pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut
off point standar 70%. kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.
Tabel 4.4
Hasil Skor Variabel Pelayanan Dokter
Kategori Hasil Skor
Kurang Baik 4-11
Baik 12-16
d) Variabel pelayanan perawat, , jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah
empat buah. Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4
pertanyaan dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut
off point standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.
61
Tabel 4.5
Hasil Skor Variabel Pelayanan Perawat
Kategori Hasil Skor
Kurang Baik 4-11
Baik 12-16
e) Variabel harga, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah.
Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan
dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point
standar 70%. Pertama kategori “kurang sesuai” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “sesuai” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.
Tabel 4.6
Hasil Skor Variabel Harga
Kategori Hasil Skor
Kurang Sesuai 4-11
Sesuai 12-16
62
f) Variabel Tempat, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah empat buah.
Dengan minimum skor 4 dan maksimum skor 16. Skor dari 4 pertanyaan
dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point
standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 11,2 yaitu 70% dari 16.
Tabel 4.7
Hasil Skor Variabel Tempat
Kategori Hasil Skor
Kurang Baik 4-11
Baik 12-16
g) Variabel Promosi, jumlah pertanyan untuk variabel ini adalah tiga buah.
Dengan minimum skor 3 dan maksimum skor 12. Skor dari 4 pertanyaan
dijumlahkan kemudian dibagi mennjadi 2 kategori dengan cut off point
standar 70%. Pertama kategori “kurang baik” bila skor ≤70% dari
maksimum skor. lalu kategori “baik” bila skor > 70% dari maksimum
skor. Nilai cut off point pada variabel ini sebesar 8,4 yaitu 70% dari 12.
63
Tabel 4.8
Hasil Skor Variabel Promosi
Kategori Hasil Skor
Kurang Baik 3-8
Baik 9-12
3. Entry data, memasukkan data yang diperoleh dari hasil skoring di- entry ke
dalam program komputer guna dianalisis
4. Cleaning data, mengecek kembali data yang sudah di-entry kedalam paket
program computer guna menghindari terjadinya kesalahan. Pengolahan data
kuesioner tersebut kemudian disajikan data dalam bentuk table ataupun
diagram. Setelah itu, dilakukan analisis dengan menggunakan data sekunder
lainnya.
4.7 Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam
menganalisis data penelitian ini dibantu dengan program komputer. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
64
a. Analisis Univariat
Mendeskripsikan hasil distribusi frekuensi dan persentase dari variabel
karakteristik responden seperti usia, domisili, pekerjaan, pendidikan terakhir,
penghasilan dan jumlah kehamilan. Serta mendeskripsikan hasil distribusi
frekuensi variabel indepensent pada penelitian ini yaitu peran keluarga,
pelayanan dokter, pelayanan perawat, harga, tempat, dan promosi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat menggunakan uji statistik yakni uji Chi Square. Uji Chi
Square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Berikut
rumus untuk uji chi-square (Sugiyono, 2007) :
1. Mencari chi square dengan rumus:
X2 =
Keterangan :
X2
= nilai chi square
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fe = frekuensi yang diharapkan
2. Mencari nilai X2tabel dengan rumus :
dk = (k-1)(b-1)
Keterangan :
65
k = banyaknya kolom
b = banyaknya baris
dk = derajat kebebasa
4.8 Penyajian Data
Cara penyajian data dalam penelitian dilakukan melalui berbagai
bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian dalam
bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam bentuk
grafik. Hasil dari analisis kuantitatif tersebut akan dibahas dan dianalisis dengan
cara berpikir rasional dan analistik dengan mengacu pada kerangka konsep yang
telah ditetapkan sebelumnya kemudian dibandingkan dengan teori dalam
tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya. Kemudian dibentuklah suatu
kesimpulan serta saran yang membangun dan sesuai dengan keadaan di
lapangan.
66
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan, yaitu
kuesioner penelitian yang bersifat tertutup sehingga tidak memungkinkan bagi
pasien untuk mengemukakan alasan sehingga informasi dari pasien kurang
tergali. Lalu, rancangan penelitian ini adalah cross sectional sehingga hasil yang
diperoleh hanya dapat memberi gambaran keadaan pada satu waktu saja.
Selanjutnya, Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, sehingga tidak dapat
menjelaskan hubungan kausal (sebab-akibat) dari faktor yang diteliti. Serta
jumlah pasien yang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pasien keseluruhan
juga merupakan keterbatasan dalam penelitian ini, untuk menganulirnya
dilakukan teknik systematic random sampling agar menghindari data yang
homogen.
5.2 Gambaran Umum RSIA Kemang Medical Care
5.2.1 Profil Kemang Medical Care
Nama : Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care
Tipe : Rumah Sakit Ibu dan Anak
Alamat : Jalan Ampera Raya No.34
Kelurahan : Ragunan
67
Kecamatan : Pasar Minggu
Kotamadya : Jakarta Selatan
Batas wilayah:
- Sebelah Utara : Jalan Ampera I
- Sebelah Timur : Pemukiman penduduk
- Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk
- Sebelah Barat : Jalan Ampera Raya
Telepon : 021-27545454, 27545400
Fax : 021-78843548
Hotline : 0812-18545454
Website : www.kemangmedicalcare.com
5.2.2 Visi, Misi, Value RSIA Kemang Medical Care
Visi RSIA Kemang Medical Care ialah akan menjadi penyedia
layanan kesehatan prima bagi wanita dan anak di Indonesia. Sedangkan
Misinya adalah Kemang Medical Care akan memberikan layanan kesehatan
yang holistik bagi wanita dan anak di Indonesia.
Tujuan didirikannya RSIA Kemang Medical Care adalah dalam
rangka mewujudkan cita-cita dan harapan dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi penduduk di wilayah Kotamadya Jakarta Selatan
khususnya untuk kesehatan ibu dan anak.
68
RSIA Kemang Medical Care juga memiliki value (nilai) yang
dianut adalah FRIENDLY yang memiliki makna sebagai berikut :
F = Forthooming, senantiasa memberikan layanan lebih bagi pasien
R = Respect, menghargai perbedaan dan nilai dari setiap individu
I = Integrity, Menciptakan lingkungan yang menjunjung tinggi kejujuran,
integritas dan kepercayaan
E = Excellence, mendorong peningkatan mutu, kompetensi dan
keselamatan secara berkelanjutan
N = Nimble, mengedepankan sikap aktif untuk memberikan layanan
terbaik bagi pasien
D = Distinctive, siap melayani kebutuhan setiap pasien
L = Loyal, dapat diandalkan dan dipercaya dalam merawat pasien
Y = Youthful, membangun tim yang penuh semangat dan dinamis yang
selalu mengikuti kemajuan teknologi.
5.2.3 Fasilitas RSIA Kemang Medical Care
Secara umum fasilitas RSIA Kemang Medical Care dalam hal
pelayanan adalah rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis lainnya. RSIA
Kemang Medical Care memiliki 14 dokter spesialis obgyn dan 38 perawat
untuk melayani pasien dalam pelayanan poli klinik kandungan dan kebidanan
serta rawat inap kebidanan/ melahirkan. Pelayanan dipoli klinik kandungan
69
dan kebidanan setiap dokter spesialis memiliki jadwal praktek yang bervariasi
dari Senin- Sabtu mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 20.00 WIB.
Sedangkan fasilitas rawat inap yang diberikan oleh RSIA Kemang
Medical Care yaitu terdiri dari:
1. Kamar Perawatan Dewasa (19 kamar)
2. Kamar Perawatan Anak (15 kamar)
3. Kamar Operasi (3 kamar)
4. Kamar Bersalin / Melahirkan (3 kamar)
5. Kamar Perawatan Intensif & Perinatologi
Selain itu, terdapat fasilitas lainnya untuk pasien ibu hamil dan ibu
yang melahirkan di RSIA Kemang Medical Care yaitu :
1. Akupunktur
2. Fisioterapi
3. Kelas Pendukung ASI kASIh ibu
4. Senam Hamil
5. Bank Darah Tali Pusat – bekerjasama dengan CordLife
6. Ruang Menyusui di poliklinik Rawat Jalan
7. Pembuatan Akte Kelahiran
8. Gift Shop
70
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan
Tabel 5.1
Tabel Pasien Berdasarkan Karakteristik Ibu yang Melakukan Antenatal
Care
Di RSIA Kemang Medical Care Tahun 2014
Karakteristik pasien n= 106 %
Usia
Beresiko (<20 atau >35 tahun) Normal (20-35 tahun)
12 94
11,3 88,7
Domisili
Banten Bekasi
Bintaro
Depok
Jakarta Pusat Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Tangerang Tangerang Selatan
1 9
3
17
9 39
14
1 13
0,9 8,5
2,8
16,0
8,5 36,8
13,2
0,9 12,3
Jenis Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Karyawan Wiraswasta
29
68 9
27,4
64,1 8,5
Tingkat Pendidikan
SD-SMA Akademi/PT
8 98
7,5 92,5
Penghasilan
< Rp 3.000.000
≥ Rp 3.000.000
29
77
27,4
72,6
Jumlah Kehamilan
Hamil anak pertama
Hamil anak kedua
Hamil anak ketiga Hamil anak keempat
54
40
8 4
50,9
37,7
7,5 3,8
71
Tabel diatas menunjukan tentang karakteristik pasien poliklinik
kandungan dan kebidanan yakni ibu yang melakukan Antenatal Care di RSIA
Kemang Medical Care. diketahui paling banyak pasien berusia antara 20-35
tahun atau termasuk kategori umur tidak beresiko yaitu sebesar 88,7%. Ibu
dengan usia termuda adalah 17 tahun dan umur tertua adalah 40 tahun. Rata-
rata usia ibu adalah 28,08 tahun. Sedangkan karakteristik ibu yang lainnya
adalah domisili atau wilayah tempat tinggal ibu paling banyak adalah di
Jakarta Selatan sebesar 36,8 %.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien poliklinik kandungan
dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care mencakup wilayah Jabodetabek.
Untuk karakteristik ibu yang lain, yang banyak dijumpai adalah ibu dengan
pendidikan akademi/sarjana Perguruan Tinggi sebanyak 92,5%. Ibu yang
bekerja sebagai karyawan institusi sebanyak 64,1%. Sedangkan untuk tingkat
penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000 sebanyak 72,6%. Dan paling banyak
jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama 50,9%.
5.3.2 Gambaran Keputusan Memilih Pasien Terhadap Faktor Perilaku
Konsumen
Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi
jawaban pasien terhadap keputusan memilih. Distribusi jawaban dapat dilihar
di gambar 5.2.
72
Gambar 5.2
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Keputusan Memilih
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel keputusan memilih pada
gambar 5.2 dapat diketahui bahwa 37 orang pasien (35%) menyatakan bahwa
tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat persalinan.
Sedangkan 69 orang pasien (71%) menyatakan bahwa memilih RSIA Kemang
Medical Care sebagai tempat persalinan. Kebanyakan pasien menyatakan
memilih atau memutuskan untuk bersalin di RSIA Kemang Medical Care.
5.3.3 Gambaran Variabel Peran Keluarga, Pelayanan Dokter, Pelayanan
Perawat, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap Keputusan Memilih
Berdasarkan hasil kuisioner dari 106 pasien didapatkan distribusi
jawaban pasien terhadap beberapa variabel faktor perilaku konsumen.
Diantaranya jawaban dapat dilihat sebagai berikut :
Memilih; 69; 65%
Tidak Memilih; 37;
35%
Memilih
Tidak Memilih
73
Gambar 5.3
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Peran Keluarga
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel peran keluarga pada gambar
5.3 dapat diketahui bahwa 71 orang pasien (67%) menyatakan bahwa keluarga
kurang berperan dalam keputusan memilih tempat persalinan di RSIA
Kemang Medical Care, sedangkan 35 orang pasien (33%) menyatakan bahwa
keluarga berperan. Maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pasien
menyatakan bahwa keluarga kurang berperan.
Berperan; 35; 33%
Kurang berperan; 71;
67%
Berperan
Kurang berperan
74
Gambar 5.4
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Dokter
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan dokter pada
gambar 5.4 dapat diketahui bahwa 3 orang pasien (3%) menyatakan bahwa
pelayanan dokter di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 103
orang pasien (97%) menyatakan bahwa pelayanan dokter di RSIA Kemang
Medical Care baik. Mayoritas pasien menyatakan bahwa pelayanan dokter
baik.
Baik; 103; 97%
Kurang Baik; 3; 3%
Baik
Kurang Baik
75
Gambar 5.5
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Pelayanan Perawat
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel pelayanan perawat pada
gambar 5.5 dapat diketahui bahwa 10 orang pasien (9%) menyatakan bahwa
pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care kurang baik, sedangkan 96
orang pasien (91%) menyatakan bahwa pelayanan perawat di RSIA Kemang
Medical Care baik. Kebanyakan pasien menyatakan bahwa pelayanan perawat
baik.
Baik; 96; 91%
Kurang Baik; 10; 9%
Baik
Kurang Baik
76
Gambar 5.6
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Harga
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel harga pada gambar 5.6 dapat
diketahui bahwa 85 orang pasien (80%) menyatakan bahwa harga atau tarif
untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara
keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan. Sedangkan 21 orang pasien
(20%) menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang
Medical Care sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan.
Kebanyakan pasien menyatakan bahwa harga kurang sesuai.
Sesuai; 21; 20%
Kurang Sesuai; 85; 80%
Sesuai
Kurang Sesuai
77
Gambar 5.7
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Tempat
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel tempat pada gambar 5.7
dapat diketahui bahwa 48 orang pasien (45%) menyatakan bahwa tempat
kurang baik. Sedangkan 58 orang pasien (55%) menyatakan bahwa tempat
baik. Sebagian besar menyatakan posisi atau letak tempat RSIA Kemang
Medical care baik.
Baik; 58; 55% Kurang Baik; 48;
45% Baik
Kurang Baik
78
Gambar 5.8
Distribusi Pasien Terhadap Variabel Promosi
Berdasarkan Kategori
Berdasarkan pengkategorian variabel promosi pada gambar 5.8
dapat diketahui bahwa 31 orang pasien (29%) menyatakan bahwa promosi
RSIA Kemang Medical Care kurang baik. Sedangkan 75 orang pasien (71%)
menyatakan bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care baik. Sebagian
besar menyatakan promosi RSIA Kemang Medical care baik.
Baik; 75; 71%
Kurang Baik; 31; 29%
Baik
Kurang Baik
79
5.3.4 Hubungan antara Faktor Perilaku Konsumen (Peran Keluarga, Usia,
Pekerjaan, Penghasilan, Pelayanan Dokter, Pelayanan Perawat, Harga,
Tempat dan Promosi) dengan Keputusan Memilih
Tabel 5.2
Analisis Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Peran
keluarga
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0.001
Kurang
Berperan 33 46,5 38 53,5 71 100
Berperan 4 11,4 31 88,6 35 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui pasien yang menyatakan
bahwa keluarga kurang berperan dan memilih ada 38 dari 71 orang (53,5%).
Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa keluarga berperan dan memilih
ada 31 dari 35 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan
yang bermakna antara peran keluarga dengan keputusan memilih.
80
Tabel 5.3
Analisis Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Usia
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
1,000
Beresiko 4 33,3 8 66,7 12 100
Normal 33 11,4 61 88,6 94 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa pasien dengan usia
beresiko dan memilih ada 8 dari 12 orang (66,7%). Sedangkan pasien dengan
usia normal dan memilih ada 61 dari 94 orang (88,6%). Dari hasil uji statistic
diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 1,00 artinya pada alpha 5% tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan keputusan memilih.
81
Tabel 5.4
Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Pekerjaan
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak memilih Memilih
N % n % n %
0,209
Ibu Rumah
Tangga 12 41,4 17 58,6 29 100
Karyawan 20 29,4 48 70,6 68 100
Wiraswasta 5 55,6 4 44,4 9 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui bahwa pasien dengan
pekerjaan Ibu rumah tangga dan memilih ada 17 dari 29 orang (58,6%).
Sedangkan pasien dengan pekerjaan karyawan dan memilih ada 48 dari 68
orang (70,6%). Pasien dengan pekerjaan wirasawasta dan memilih ada 4 dari
9 orang (44,4%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)
sebesar 0,209 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara pekerjaan dengan keputusan memilih.
82
Tabel 5.5
Analisis Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih
Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang
Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Penghasilan
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0,001
< Rp.
3.000.000 18 62,1 11 37,9 29 100
>Rp.
3.000.000 19 24,7 58 75,3 77 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa pasien dengan
penghasilan kurang dari Rp.3.000.000 dan memilih ada 11 dari 29 orang
(37,9%). Sedangkan pasien dengan penghasilan lebih dari Rp 3.000.000 dan
memilih ada 58 dari 77 orang (75,3%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) sebesar 0,001 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan
yang bermakna antara penghasilan dengan keputusan memilih.
83
Tabel 5.6
Analisis Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan
Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA
Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Pelayanan
Dokter
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0.550
Kurang
Baik 0 0 3 100 3 100
Baik 37 35,9 66 64,1 103 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui pasien yang menyatakan
bahwa pelayanan dokter kurang baik dan memilih ada 3 orang (100%).
Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan dokter baik dan
memilih ada 66 dari 103 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) sebesar 0,550 artinya pada alpha 5% terdapat tidak
hubungan yang bermakna antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih.
84
Tabel 5.7
Analisis Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan
Memilih Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA
Kemang Medical Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Pelayanan
Perawat
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0.737
Kurang
Baik 4 40 6 60 10 100
Baik 33 35,9 63 64,1 96 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui pasien yang menyatakan
bahwa pelayanan perawat kurang baik dan memilih ada 6 orang (60%).
Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa pelayanan perawat baik dan
memilih ada 63 dari 96 orang (64,1%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai
probabilitas (Pvalue) sebesar 0,737 artinya pada alpha 5% terdapat tidak
hubungan yang bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan
memilih.
85
Tabel 5.8
Analisis Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Harga
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0,000
Kurang
Sesuai 37 43,5 48 56,5 85 100
Sesuai 0 0 21 100 21 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.8 diatas diketahui pasien yang menyatakan
bahwa harga yang kurang sesuai dan memilih ada 48 dari 85 orang (56,5%).
Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa harga sesuai dan memilih ada 21
orang (100%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue)
sebesar 0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara
harga dengan keputusan memilih.
86
Tabel 5.9
Analisis Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Tempat
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0,000
Kurang
Baik 26 54,2 22 45,8 48 100
Baik 11 19 47 81 58 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.9 diatas diketahui pasien yang menyatakan bahwa
tempat kurang baik dan memilih ada 22 dari 48 orang (45,8 %). Sedangkan
pasien yang menyatakan bahwa tempat baik dan memilih ada 47 dari 58 orang
(81%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar
0,000 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang bermakna antara tempat
dengan keputusan memilih.
87
Tabel 5.10
Analisis Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Pasien
Poliklinik Kandungan dan Kebidanan RSIA Kemang Medical
Care Tahun 2014 (n = 106)
Variabel
Promosi
Keputusan Memilih
Total P-Value Tidak
memilih
Memilih
n % n % n %
0,036
Kurang
Baik 16 51,6 15 48,4 31 100
Baik 21 28 54 72 75 100
Total 37 34,9 69 65,1 106 100
Berdasarkan tabel 5.10 diatas diketahui pasien yang menyatakan
bahwa promosi kurang baik dan memilih ada 15 dari 31 orang (48,4 %).
Sedangkan pasien yang menyatakan bahwa promosi baik dan memilih ada 54
dari 75 orang (72%). Dari hasil uji statistic diperoleh nilai probabilitas
(Pvalue) sebesar 0,036 artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang
bermakna antara promosi dengan keputusan memilih.
88
BAB VI
PEMBAHASAN
Sebagai rumah sakit ibu dan anak yang pangsa pasar terbesarnya adalah
pasien ibu, RSIA Kemang Medical Care perlu mengenal perilaku konsumennya.
RSIA Kemang Medical Care tergolong rumah sakit baru dengan usianya yang baru 5
tahun. Untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan pasar, RSIA Kemang
Medical Care memerlukan strategi yang tepat. Dari berbagai literature penelitian yang
pernah dilakukan dan literatur, disebutkan bahwa pemilihan tempat persalinan oleh
ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Pada bab ini, akan dibahas variabel-variabel dalam penelitian yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan rumah sakit yang menjadi tempat
penelitian. Variabel yang diteliti dianalisis dengan metode univariat dan bivariat
sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu melihat gambaran distribusi frekuensi
dari variabel dan melihat hubungan antara setiap variabel bebas terhadap variabel
terikat.
6.1 Gambaran Karakteristik Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pasien ibu hamil
berusia normal (20-35 tahun) sebanyak 88,7%. Ibu dianjurkan hamil pada usia
antara 20-35 tahun karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan.
Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh
89
mencapai ukuran dewasa. Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin
mengalami persalinan lama / macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan
ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada umur
35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada
usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat,
persalinan lama, dan pendarahan (Kemenkes RI, 2011). Rumah Sakit yang
fokus pada kesehatan ibu dan anak tentu memberikan perhatian lebih terhadap
pasien calon ibu untuk lebih merencanakan kehamilannya di usia ideal atau
normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu maupun bayi
pada saat kehamilan maupun melahirkan.
Karakteristik ibu yang lain adalah domisili atau wilayah tempat tinggal
pasien paling banyak adalah di Jakarta Selatan sebesar 36,8 %. Ibu yang
berdomisili di Jakarta Selatan tentu memiliki jarak lebih dekat untuk ke RSIA
Kemang Medical Care yang beralamatkan di daerah Kemang Jakarta Selatan.
Semakin dekatnya jarak anytara tempat tinggal pasien dengan tempat pelayanan
kesehatan tentu menjadi salah satu faktor pertimbangan pasien dalam memilih
pelayanan. Menurut Caroline dan Claire (1990), faktor jarak merupakan faktor
penting dalam pilihan penderita menggunakan sarana pelayanan kesehatan.
Mayoritas pasien RSIA Kemang Medical Care berpendidikan setara
akademi/sarjana Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 92,5%. Semakin tingginya
tingkat pendidikan ibu, maka tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan
90
kandungan juga tinggi. Hal ini sesuai dengan penyataan Feldstein (1993) bahwa
pendidikan mempengaruhi demand seseorang terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan pendidikan tinggi pasien memiliki kesadaran terhadap kesehatan ibu
dan sang bayi lebih baik dibanding dengan berpendidikan rendah. Dengan
pengetahuan yang dimilikinya akan mendorong untuk sadar akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Sehingga pasien akan mencari lebih banyak
informasi mengenai rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan sebagai
alternatif pilihan dalam penggunaan pelayanan kesehatan.
Mayoritas pasien adalah ibu yang bekerja sebagai karyawan institusi
sebanyak 64,1%. Dengan mayoritas tingkat penghasilan ibu diatas Rp 3.000.000
yaitu sebanyak 84,9%. Dapat dilihat bahwa pasien merupakan wanita karir yang
bekerja pada satu institusi. Untuk ibu hamil yang bekerja tentu memilih tempat
pelayanan antenatal di rumah sakit yang menyediakan pelayanan pada hari
weekend atau hari libur. Pekerjaan merupakan faktor tidak langsung yang
mempengaruhi pemilihan tempat, dimana pendapatan atau penghasilan pasien
yang mayoritas diatas tiga juta rupiah yang bersinggungan langsung dengan
biaya yang akan dikeluarkan pasien untuk pelayanan kandungan maupun
kebidanan. Karena pendapatan berkaitan dengan kemampuan daya beli
seseorang. Hal yang sama diungkapkan oleh Widhadiningrat dalam Khudori
(2012) yang menyatakan bahwa faktor ekonomi terutama pendapatan rumah
91
tangga berperan penting dalam menjamin perempuan khususnya ibu hamil
untuk memperoleh kesehatan maternal.
6.2 Hubungan Peran Keluarga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Dari hasil uji statistic dengan program komputer, diketahui bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan keputusan
memilih tempat persalinan. Adanya hubungan yang signifikan ini menunjukan
bahwa keluarga yang dinilai berperan mempunyai peluang yang lebih besar
dalam mempengaruhi keputusan memilih tempat persalinan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012) dimana keluarga memilki
pengaruh terhadap keputusan memilih tempat persalinan. Kesamaan didapatkan
karena karakteristik tempat penelitian yang sama yaitu rumah sakit swasta yang
mementingkan pelayanan prima kepada pasien.
Peran keluarga yang kurang dapat dilihat dari jawaban pasien yang
mayoritas negative (tidak setuju/sangat tidak setuju) seperti tidak mendapatkan
informasi mengenai RSIA Kemang Medical Care, tidak mendapatkan
rekomendasi untuk menggunakan layanan di RSIA Kemang Medical care dan
juga keluarga pasien tidak biasa menggunakan layanan kesehatan/ pelanggan di
RSIA Kemang Medical Care. Berdasarkan data distribusi pasien terhadap
variabel promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care
92
dikatakan baik oleh 71% pasien. Media promosi RSIA Kemang Medical Care
diantaranya adalah website, brosur, radio.
Bisa disimpulkan kalau promosi yang baik telah dilakukan RSIA
Kemang Medical Care. Pesan promosi yang mudah dimengerti membuat pasien
mendapatkan informasi lebih banyak dari media promosi rumah sakit
dibandingkan keluarga pasien. Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan
konsumen untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal,
diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya dan
kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi.
Menurut Kotler dan Keller (2009) yang disebut keluarga ada dua jenis,
yaitu keluarga orientasi yang terdiri dari orangtua dan saudara kandung. Dan
keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak. Peran keluarga yang dapat
terlihat disini adalah banyaknya pasien atau ibu hamil yang menggunakan
pelayanan ANC di poliklinik selalu ditemani dengan keluarga mereka. Sebagian
besar pasien pergi ke rumah sakit bersama dengan ibu dan suami mereka.
Keluarga pasien/pasien tidak hanya sekedar menemani pasien dalam melakukan
antenatal care. Namun, peran keluarga terjadi ketika suami/pasangan dan orang
tua menjadi influencer yang mempengaruhi keputusan pasien.
Swasta dan Hani (2000) mengatakan bahwa keputusan pembelian
dalam keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan.
93
Peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam
rumah tangga. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang opininya
dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam
pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi. Dalam
mengambil keputusan tentu keluarga juga melihat variabel lain seperti harga.
Pada data distribusi pasien terhadap variabel harga dimana 80% pasien
menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical
Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan.
Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap pertimbangan harga dalam
mengambil keputusan yang tentunya disesuaikan dengan keadaan keluarga
pasien.
Tidak hanya menjadi influencer, keluarga juga bisa menjadi decider
atau pengambil keputusan. Keputusan untuk memilih atau tidak memilih juga
bisa dilakukan oleh keluarga. Engel, Blackwell, Miniard (1994) mengatakan
bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya adalah sebagai
pengambil keputusan (decider). Pengambil keputusan adalah orang dengan
wewenang /kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan
dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih.
Dalam memutuskan untuk bersalin di rumah sakit, pasien ibu hamil
mungkin tidak menjadi pengambil keputusan langsung. Karena dalam keluarga,
ada keputusan yang dibuat bersama, ada yang diputuskan oleh suami, atau
94
mungkin yang dilakukan oleh istri sendiri. Karena wewenang untuk membuat
keputusan pembelian tergantung pada tipe keluarga menurut Kotler (2009) yaitu
autonomic (jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya),
husband domination (sebagian besar diputuskan oleh suami), wife domination
(sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri), dan syncratic (sebagian besar
keputusan dilakukan bersama-sama). Rumah sakit perlu mengetahui macam-
macam peranan anggota keluarga pasien yang bertindak sebagai pengambil
inisiatif, pemberi pengaruh,pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai jasa
pelayanan.
6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Semakin besar angka usia seseorang, maka semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki. Tingginya pengetahuan dapat dilihat dari tingkat
pendidikan ibu. Hal ini terlihat dari karakteristik pasien ibu hamil dengan
mayoritas tingkat pendidikan setara akademi/perguruan tinggi sebanyak 98
orang (92,5%). Pengetahuan tentang usia yang beresiko terhadap kehamilan ibu
telah dimengerti oleh mayoritas pasien. Dengan tingginya pendidikan pasien
juga berpengaruh kepada besarnya tingkat kesadaran akan penggunan pelayanan
kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik kandungan dan kebidanan sadar untuk
mengggunakan layanan kesehatan sebagai pemenuhan kebutuhannya di usia
kehamilan. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan, pemenuhan keinginan dengan
selera yang berbeda juga menjadi pengaruh bagi pasien ibu hamil untuk
95
memilih melahirkan di mana. Karena tingginya pendidikan akan memudahkan
seseorang menyerap informasi baru dan mencari informasi. Selain itu, pasien
dengan jenjang pendidikan tinggi mulai kritis terhadap pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan persalinan, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan
mereka terhadap pemilihan tempat bersalin.
Menurut Depkes RI (2004), tingkat pendidikan khususnya tingkat
pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan
pendidikan yang tinggi seorang wanita tentu dapat mengaplikasikan perilaku
hidup sehat. Tidak hanya aplikasi pada wanita itu sendiri namun kepada
keluarga dan lingkungan disekitar sehingga dapat mempengaruhi derajat
kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik RSIA Kemang Medical Care yang
berpendidikan tinggi tentu akan mencari informasi atau aspek –aspek pisitf dan
negative dari suatu produk sebelum mengambil keputusan. Pasien yang
melakukan pelayanan ANC di RSIA Kemang Medical Care, mengumpulkan
aspek atau valensi yang sering disebut oleh Clawson dalam Sawastha dan Hani
(2000) sebagai nilai sifat dari lingkungan psikologis.
Clawson dalam Sawastha dan Hani (2000) menjelaskan bahwa valensi
positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan bila pribadi
mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan valensi negative
berarti apabila sesuatu yang meningkatkan tegangan bila pribadi
menghampirinya, hal ini bersifat menolak. Dari hasil pengumpulan aspek atau
96
valensi negative dan positif dari produk jasa pelayanan kandungan, kebidanan
dan bersalin di RSIA Kemang Medical Care yang dilakukan oleh pasien ibu
hamil, dapat menggambarkan tingkat keinginan, hasrat dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh konsumen dari suatu pembelian.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA
Kemang Medical Care. Hasil ini sesuai dengan penelitian Syahrial (2001), yang
menyatakan bahwa tidak terbukti adanya hubungan usia ibu dengan keputusan
pemilihan tempat bersalin di Jakarta. Demikian juga hasil penelitian Pelangi
(2010) dimana tidak ada hubungan antara usia dengan keputusan pasien
poliklinik kebidanan RS Bahkti Yudha dalam pemilihan tempat bersalin. Hal ini
juga sama dengan hasil penelitian Khudori (2012) bahwa variabel usia tidak
memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan di RS IMC.
Dari beberapa hasil penelitian diatas, terlihat bahwa keputusan
memilih tempat persalinan bagi ibu hamil di RSIA Kemang Medical Care tidak
dipengaruhi oleh usia. Dalam memutuskan tempat untuk persalinan tidak
tergantung pada usia, namun faktor pendidikan yang mempengaruhi yang
mempengaruhi pasien sehingga pasien mencari informasi tentang produk yang
akan dibeli dahulu baik aspek positif maupun aspek negatif. Dari hasil tersebut,
dapat dilihat bahwa pasien yang memutuskan untuk memilih lebih banyak
97
daripada yang tidak memilih RSIA Kemang Medical Care sebagai tempat
bersalin. Keputusan pasien untuk memilih bukan dipengaruhi oleh usia
melainkan karakteristik pasien lainnya. Sebagai penyedia fasilitas pelayanan
kesehatan, RSIA Kemang Medical Care perlu untuk lebih mendengar, dan
tangkap terhadap kebutuhan pasien sesuai dengan karakteristik pasien.
6.4 Hubungan Pekerjaan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Berdasarkan hasil uji stastistik, diketahui bahwa mayoritas pasien
memiliki pekerjaaan sebagai karyawan. Pekerjaan sangat menentukan seseorang
untuk berbuat suatu kegiatan bila seorang ibu ikut membantu penghasilan
rumah tangga, maka pada saat ibu hamil, mereka akan lebih banayak
mengeluarkan tenaga dan pikiran. Maka efeknya sangat berpengaruh terhadp
perilaku ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Ibu tidak punya waktu untuk
merawat kehamilannya. Karena waktu ibu banyak tersita untuk pekerjaannya.
Yang membuat ibu kadang-kadang lupa untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin dan teratur.
Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) mengatakan bahwa
pekerjaan adalah indikator terbaik mengenai kelas social konsumen. pekerjaan
yang dilakukan konsumen akan mempengaruhi gaya hidup dan basis penting
untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Seseorang yang
memiliki pekerjaan memiliki wawasan yang lebih luas daripada ibu rumah
98
tangga. Karena pergaulan yang lebih luas dimana pertukaran informasi serta
interaksi dengan rekan atau teman sering dilakukan. Karateristik pasien ibu
hamil dengan domisili yang kebanyakan di Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok
Tangerang Bekasi), dapat dilihat pada tabel 5.2 dimana paling banyak pasien
tinggal di daerah Jakarta Selatan yaitu sebanyak 39 orang (36,8%). Masyarakat
dengan lingkungan sekitar ibu kota tentu memiliki lingkungan social yang
berbeda dengan masyarakat pinggiran kota.
Lingkungan sosial pada masyarakat yang tinggal di Jabodetabek tentu
lebih banyak menemukan interaksi social mengenai gaya hidup. Pada interaksi
tersebut, terdapat pertukaran informasi dimana juga untuk menyampaikan
respek, prestise serta impact positif yang didapatkan. Berdasarkan data
distribusi promosi, diketahui bahwa promosi RSIA Kemang Medical Care
dikatakan baik oleh 71% pasien. Salah satu media promosi tradisional promosi
mouth to mouth atau dimana seseorang mengetahui informasi dari mulut atau
perkataan orang lain. Bisa disimpulkan bahwa dari lingkungan pekerjaan
seseorang, social hidup membuat terjadinya pertukaran informasi termasuk
promosi rumah sakit yang membuat pasien mengetahui tentang pelayanan
kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa pekerjaan tidak ada hubungan
yang signifikan dengan keputusan memilih tempat persalinan. hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Yuswar (2002) yang dilakukan di Jakarta
99
menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan
dengan pemilihan tempat persalinan. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian
Khudori (2012) bahwa variabel pekerjaan tidak memiliki hubungan yang
bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC.
Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu tidak
berpengaruh secara langsung terhadap keputusan memilih tempat persalinan.
Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan pemanfaatan bed rawat inap
persalinan di rumah sakit faktor pekerjaan bukanlah dasar utama, namun
demikian tetap harus diperhatikan karena menyangkut hal lain seperti gaya
hidup selain pekerjaan itu sendiri. Dengan menjadi karyawan akan terkait
dengan jaminan kesehatan walaupun tidak semua karyawan mendapatkan
jaminan kesehatan gratis dari instansinya, hal ini berarti ada kaitan dengan
penanggung biaya yang mana penanggung biaya akan menentukan tempat
sebagai rujukan dalam pelayanan kesehatan. maka akan mempengaruhi tempat
pelayanan kesehatan yang akan dikunjungi karena menyesuaikan dengan
rujukan dari penanggung biaya tersebut.
6.5 Hubungan Penghasilan dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Penghasilan atau pendapatan yang didapat oleh sang pasien ibu hamil
tentu berbanding dengan pekerjaan dan tingkat pendidikan sang ibu. Semakin
tinggi pendidikan, maka Ibu akan mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan
100
yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Hal ini dapat dilihat bahwa pada
data 92,5% pasien ibu hamil memiliki pendidikan jenjang akademi atau
perguruan tinggi. Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1994) dalam Swastha
dan Hani (2000) pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi
pendapatan seseorang yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian.
Namun, pada kenyataannya tidak semua orang dengan jenjang pendidikan
tinggi mendapatkan pendapatan yang tinggi juga, hal ini disebabkan apabila
seorang ibu memutuskan untuk hanya menjadi ibu rumah tangga bukan menjadi
wanita karir.
Pendapatan yang dihasilkan oleh Ibu bukanlah pendapatan rumah
tangga. Pendapatan rumah tangga adalah gabungan dari pendapatan suami dan
istri. Sehingga pasien dapat dikategorikan mampu untuk membiayai persalinan
mereka di RSIA Kemang Medical Care. Namun, nyatanya bukan hanya
pendapatan yang rumah tangga yang dipertimbangkan dalam memutuskan
tempat persalinan. 37 orang yang memutuskan untuk tidak memilih melihat
dari variabel yang paling berkaitan dengan penghasilan yaitu harga.
Berdasarkan data diketahui bahwa 80% pasien menyatakan bahwa harga atau
tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara
keterjangkauan pasien,harga dan pelayanan.
Dapat disimpulkan bahwa walaupun banyak pasien dengan
pendapatan lebih dari tiga juta rupiah, tidak semua merasa harga pelayanan di
101
RSIA Kemang Medical Care sesuai dengan keterjangkauan mereka. Harga
merupakan faktor yang begitu dilihat atau pertimbangkan karena berhubungan
dengan pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan
pendapat Widhadiningrat dalam Khudori (2012) yang menyatakan bahwa
faktor ekonomi terutama pendapatan rumah tangga berperan penting dalam
menjamin perempuan khususnya ibu hamil untuk memperoleh kesehatan
maternal. Karena istri membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan di sarana
kesehatan.
Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara variabel penghasilan dengan keputusan memilih tempat
bersalin di RSIA Kemang Medical Care. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Khudori (2012) dimana variabel penghasilan memiliki hubungan
yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RS IMC
Bintaro. Pendapatan tentu memiliki hubungan bermakna dengan keputusan
memilih tempat bersalin. Dari penghasilan yang didapat oleh sang ibu, Ibu
dapat menentukan pilihan untuk menggunakan pelayanan mana yang sesuai
dengan biaya, selera dan kebutuhan. Karena selain melihat kepada pendapatan,
ibu juga memirkan biaya yang bisa dijangkau oleh pendapatannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Engel, Blackwell,Miniard (1994)
dalam Swastha dan Hani (2000) yang mengatakan bahwa mengetahui tingkat
pengeluaran umum dan menghubungkannya dengan pendapatan dapat
102
memberikan estimasi mengenai potensi pasar mengenai pembelian produk.
Keputusan pembelian sehubungan dengan produk dan merek sangat
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang mereka punyai. Hal yang
sama dikatakan oleh Kotler dan Keller (2009) bahwa pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran
dan tabungan.
6.6 Hubungan Pelayanan Dokter dengan Keputusan Memilih Tempat
Persalinan
RSIA Kemang Medical Care memiliki dokter – dokter spesialis yang
handal dalam menangani pasien. Standar Pelayanan Minimal menjadi acuan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien. Sebagai rumah
sakit swasta dengan pangsa pasar menengah ke atas, rumah sakit tentu akan
memberikan pelayanan terbaiknya. Menurut Safrizal (2005) pelayanan dokter
merupakan salah satu aspek dari pelayanan rawat inap. Aspek pelayanan rawat
inap kebidanan ini termasuk produk penjualan yang ditawarkan rumah sakit
kepada pasien.
Kepuasan akan pelayanan dokter yang diterima tidak menjadi garansi
bahwa pasien ingin melahirkan dengan ditangani oleh dokter yang
bersangkutan. Ada hal lain yang turut mempengaruhi keputusan pasien. Dokter
103
dalam pemeriksaan ANC di poliklinik kandungan dan kebidanan dapat
memberikan rekomendasi atau masukan kepada pasien atau ibu hamil di
trimester III untuk melahirkan di RSIA Kemang Medical Care. Namun, dokter
tidak dapat memberikan keputusan kepada pasien. Pasien memiliki hak penuh
untuk memilih tempat bersalin.
Variabel lain yang dipertimbangkan selain pelayanan dokter yaitu
harga. Biaya yang dibebankan kepada pasien atas pelayanan yang didapatkan di
RSIA Kemang Medical Care dirasa kurang sesuai dengan keterjangkauan
pasien, harga dan pelayanan. Dapat dilihat dari data distribusi frekuensi pasien
yang menyatkan bahwa 80% pasien menyatakan bawa harga yang dibebankan
kurang sesuai. Mayoritas pasien menjawab tidak setuju untuk pernyataan bahwa
tarif pelayanan yang ditetapkan oleh RSIA Kemang Medical Care lebih murah
dibandingkan dengan rumah sakit lain. Dapat disimpulkan bahwa harga yang
diitetapkan rumah sakit terbilang cukup mahal.
Harga yang tinggi menjadi salah satu alasan mengapa pasien tidak
memilih. Karena biaya atau harga juga dipengaruhi oleh pendapatan atau
penghasilan pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2009)
yang mengemukakan bahwa suatu produk tidak akan sukses jika tidak didukung
oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Maka meskipun produk
yang diberikan oleh RSIA Kemang Medical Care sudah diupayakan semaksimal
104
mungkin, tanpa adanya harga, saluran distribusi, dan iklan yang tepat, sedikit
kemungkinan produk rumah sakit akan sukses.
Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara pelayanan dokter dengan keputusan memilih tempat
persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Chandrarini
(2010) dimana pelayanan dokter tidak berpengaruh terhadap keputusan
memilih. Hal ini menunjukan bahwa dalam memilih tempat persalinan, pasien
tidak melihat kepada baik atau kurangnya pelayanan dokter. Kesan keramahan,
komunikasi, dan ketrampilan dokter yang baik sudah didapatkan pasien di RSIA
Kemang Medical Care. Tingginya persaingan antar rumah sakit swasta
menjadikan pelayanan dokter yang baik merupakan sebuah pelayanan utama
yang perlu di tingkatkan. Karena menurut Nelson (1990) dalam Khudori (2012)
dokter dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan juga
memberikan gengsi pada rumah sakit.
6.7 Hubungan Pelayanan Perawat dengan Keputusan Memilih Tempat
Persalinan
Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa tidak hubungan yang
bermakna antara pelayanan perawat dengan keputusan memilih. Menurut
Kotler, produk merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian. Namun, pada penelitian ini, pelayanan perawat tidak memiliki
105
hubungan yang signifikan terhadap keputusan memilih tempat bersalin. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pelangi (2010) yakni pelayanan
perawat tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan pemilihan
tempat persalinan. hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Khudori (2012)
dimana tidak ada pengaruh pelayanan perawat terhadp keputusan melahirkan di
RS IMC
Pelayanan perawat merupakan subkomponen pelayanan dalam
komponen produk menurut Kotler dan Keller (2009). Pelayanan perawat
sebagai salah satu aspek rawat inap yang dikemukakan Safrizal (2005) adalah
bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, social spiritual, dan cultural yang
diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan, dan
ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang sedang
terganggu. Menurut Ilyas (2000) keberadaan perawat di rumah sakit merupakan
komunitas terbesar,proporsi tenaga keperawatan pada suatu rumah sakit
diperkirakan sekitar 75% adalah perawat.
Dengan proporsi terbesar dirumah sakit, perawat menjadi salah satu
yang memberikan dampak langsung kepada mutu pelayanan. Sehingga
pelayanan perawat yang baik menjadi keharusan bagi rumah sakit swasta seperti
RSIA Kemang Medical Care. Dari data diatas dapat dilihat bahwa mayoritas
pasien memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat di poliklinik RSIA Kemang
Medical Care sudah baik. Pasien merasa perawat begitu ramah, cepat tanggap
106
akan keluhan pasien, berpenampilan rapi, sopan dan memberikan perhatian
khusus kepada pasien ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Nelson (1990)
dalam Khudori (2012) dimana perawat diharapkan merupakan sosok yang
ramah dan dapat memahami pasien..
Pasien ibu hamil di rumah sakit tidak terpengaruh oleh bagusnya
produk atau pelayanan yang diberikan rumah sakit. Hal ini seperti yang
diungkapkan Kotler dan Keller (2009) bahwa suatu produk tidak akan sukses
jika tidak didukung oleh harga, distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat.
Walaupun promosi yang telah dilakukan RSIA Kemang Medical Care dikatakan
baik oleh 71% pasien, namun variabel harga berdasarakan data distribusi
disebut kurang sesuai oleh sebanyak 80% pasien. Dapat disimpulkan bahwa
produk pelayanan perawat di RSIA Kemang Medical Care dpat dikatakan tidak
cukup sukses.
Beberapa pasien yang memiliki persepsi bahwa pelayanan perawat
kurang baik, terlihat pada jawaban negatif terhadap kinerja perawat bahwa
perawat dirasa lambat dalam menanggapi keluhan pasien dan kurang memberi
perhatian khusus kepada pasien. Kurangnya pelayanan perawat biasa terjadi
pada hari weekend yaitu Jum’at malam dan Sabtu. Jumlah pasien ibu hamil
yang datang bisa 3 kali lipat dari hari biasa. Jumlah perawat di Poliklinik
kandungan dan kebidanan yang kurang untuk berjaga di nurse station.
Sebaiknya RSIA Kemang Medical Care menambahkan jumlah perawat di
107
poliklinik kandungan dan kebidanan untuk hari libur dan weekend. .
Penambahan perawat dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit
poliklinik yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan
kebidanan.
6.8 Hubungan Harga dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan antara
harga dengan keputusan memilih. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Rusnawati (2012) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara
biaya dengan tempat pemilihan persalinan. Harga atau tarif pelayanan yang
diberlakukan oleh rumah sakit menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam
keputusan pemilihan pelayanan.
Kebanyakan pasien mengatakan bahwa harga atau tarif pelayanan
yang telah ditentukan oleh rumah sakit cukup mahal. Dilihat dari mayoritas
jawaban pasien yang mengatakan tidak setuju terhadap pertanyaan bahwa RSIA
Kemang Medical Care menetapkan tarif pelayanan yang lebih murah dari rumah
sakit lain. Mayoritas jawaban pasien juga menyatakan bahwa harga atau tarif
pelayanan RSIA Kemang Medical Care kurang mampu untuk bersaing dengan
rumah sakit lain. Harga yang ditetapkan oleh rumah sakit tentu sudah menjadi
kebijakan rumah sat sesuai dengan tujuan penetapan tarif tersebut. Menurut
Hartono, terdapat empat tujuan penetapan tariff/harga pelayanan rumah sakit
108
yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan
disentivisasi pasar.
Kotler dan Amstrong (2008) mengungkapkan bahwa harga adalah
sejumlah uang yang dibebaskan atas suatu produk atau jasa, atau sejumlah
manfaat-manfaat karena memiliki atau mengggunakan produk atau jasa
tersebut. Ketika pasien atau pasien ibu hamil menggunakan pelayanan ANC di
poliklinik, tentu pertimbangan untuk tempat bersalin sudah dipikirkan pasien.
Sebelum memutuskan untuk memilih, pasien membandingkan antara biaya
yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima oleh pasien. Prakiraan biaya
melahirkan di RSIA Kemang Medical Care untuk abortus normal, dengan tiga
hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan rawat inap bisa sebesar 13 juta
rupiah. Sedangkan prakiraan biaya melahirkan di RSIA Kemang Medical Care
untuk abortus caesar,dengan tiga hari rawat paling murah di Kelas 3 pelayanan
rawat inap bisa sebesar 28 juta rupiah.
Untuk tarif melahirkan di rumah sakit swasta, bisa dibilang cukup
mahal bila dibandingkan dengan rumah sakit swasta lainnya di Jakarta. Salah
satu perbandingan dengan RSAB Harapan Kita Jakarta Barat. Prakiraan biaya
melahirkan normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 6,5 juta rupiah.
Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi
dengan perawatan kelas 3 sebesar 11,5 juta rupiah. Satu lagi perbandingan
dengan rumah sakit Bunda Jakarta dibilangan Jakarta Pusat. Biaya melahirkan
untuk kelahiran normal dengan perawatan kelas 3 sebesar 11 juta rupiah.
109
Sedangkan biaya untuk melahirkan Caesar atau dengan tindakan operasi
dengan perawatan kelas 3 sebesar 22,5 juta rupiah. Dibandingkan dengan dua
rumah sakit swasta yang memiliki pangsa pasar sama, RSIA Kemang Medical
Care terbilang cukup mahal dengan lokasi di Jakarta Selatan.
Besarnya biaya yang akan dikeluarkan tentu akan menjadi
pertimbangan penting dalam memutuskan untuk memilih tempat persalinan
bagi pasien ibu hamil.Menurut Engel, Blackwell,Miniard (1994) dalam Swastha
dan Hani (2000) bahwa harga produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih
besar mengenai resiko keuangan yang terlibat dalam pembelian, yang pada
gilirannya menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk lain.
Dengan mayoritas pasien yang berpendidikan tinggi, tentu pasien akan mencari
banyak informasi seputar biaya pembanding dengan rumah sakit lain.
RSIA Kemang Medical Care tentu telah menetapkan tarif sesuai
dengan riset pasar dan tujuan dari rumah sakit itu sendiri. Sebagai rumah sakit
swasta tentu rumah sakit ingin mencari keuntungan atau profit untuk dapat terus
bersaing diantara rumah sakit lain dan tidak defisit. Namun, rumah sakit juga
perlu meninjau kembali tarif yang telah ditetapkan. Hal yang berkaitan dengan
tarif atau harga tentu terbilang cukup rumit, karena tidak semua pasien melihat
kedalam tarif itu sendiri, melainkan faktor lain seperti kenyamanan pelayanan,
dan kualitas produk yang dianggap lebih penting. Menurut Hartono (2010),
110
“harga” bagi konsumen tidak hanya uang, namun pengorbanan lain seperti
waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan kejemuan dalam menungg pelayanan.
Sehingga, untuk menangani masalah harga ini, rumah sakit dapat
melakukan tiga tahapan seperti yang dikatakan oleh Hartono (2010), yaitu
penetapan tujuan, penetapan strategi dan penetapan perlu tidaknya mengubah
tarif/harga. Pertama yang dilakukan adalah menetapkan tujuan utama penetapan
tarif di rumah sakit. Karena menurut Hartono(2010) ada empat tujuan yang
berbeda yaitu maksimalisasi laba, impas biaya, maksimalisasi pemanfaatan, dan
disinsentivisasi pasar. Selanjutnya tahapan strategi penetapan harga/tarif dimana
ada tiga jenis strategi yaitu berorientasi biaya, berorientasi permintaan dan
beroriantasi persainga. Setelah itu, barulah masuk kedalam tahapan dimana
rumahsakit mengetahui perlu atau tidaknya mengubah harga atau tarif dari jasa
pelayanan yang telah ada.
6.9 Hubungan Tempat dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara tempat dengan keputusan memilih.. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Pelangi (2010) dimana terdapat hubungan yang
bermakna antara lokasi rumah sakit dengan keputusan memilih tempat
persalinan. Tempat yang dimaksud adalah lokasi rumah sakit, jarak, desain
tempat serta askes menuju rumah sakit. Tempat menjadi faktor yang banyak
dipertimbangkan pasien dalam keputusan memilih pelayanan.
111
Hal ini terlihat bahwa mayoritas jawaban pasien menyatakan bahwa
tempat RSIA Kemang Medical Care kurang strategis dan tempat yang sulit
untuk ditemukan. Karna rumah sakit kurang di desain secara maksimal. Hal ini
ditandai dengan banyaknya jawaban negative (tidak setuju/sangat tidak setuju)
terhadap pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care strategis. Kurangnya
penunjuk akan keberadaan rumah sakit, dan kurangnya neon box penanda lokasi
rumah sakit. Sesuai dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa lokasi
merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya
terhadap suatu pelayanan. Untuk dapat mengatasinya tentu dengan penambahan
petunjuk jalan untuk keberadaan atau loksi rumah sakit, serta penambahan neon
box yang menjadi penanda lokasi rumah sakit.
Dari data karakteristik pasien diketahui bahwa pasien berdomisili di
sekitar Jabodetabek, sebagian pasien tinggal di daerah Tangerang, Tangerang
Selatan, Bintaro, Depok dan Bekasi. Sehingga pemilihan tempat bersalin juga
melihat dari jarak tempat tinggal dengan rumah sakit. Engel, Blackwell.
Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000) mengatakan bahwa jarak lokasi
rumah sakit merupakan determinan keputusan dalam pemilihan tempat
penjualan. Walaupun dari data dapat dilihat bahwa 38% pasien berdomisili di
Jakarta Selatan, namun kebanyakan pasien menjawab negative terhadap
pernyataan letak RSIA Kemang Medical Care dekat dengan tempat tinggal
Anda. Jarak yang ditempuh juga merupakan pertimbangan seseorang untuk
memutuskan memilih sebuah pelayanan.
112
Pemilihan tempat bersalin, tidak hanya melihat jarak, desain tempat,
namun juga melihat kemudahan akses dan dijangkau oleh transportasi umum.
Mayoritas pasien menjawab bahwa RSIA Kemang Medical Care cukup mudah
untuk akses dan mudah dijangkau oleh transportasi umum. Angkutan
transportasi umum yang biasa melewati RSIA Kemang Medical Care adalah bis
Kopaja, mini bus angkutan kota, ojek, dan juga taksi. Kemudahan akses tentu
menajdai pertimbangan bagi pasien untuk memilih rumah sakit sebagai tempat
bersalin. Engel, Blackwell. Miniard (1994) dalam Swastha dan Hani (2000)
mengatakan bahwa tempat dimana orang membeli produk dipengaruhi oleh
rincian yang sangat spesifik dari tempat penjualan. Salah satu komponen yang
penting adalah kemudahan akses dan transportasi umum.
6.10 Hubungan Promosi dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Mayoritas pasien menyatakan bahwa pesan promosi yang disampaikan
oleh rumah sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit mudah untuk
dipahami. Dari informasi persalinan yang mudah dipahami, tentu memudahkan
pasien dalam memahami dan mengumpulkan informasi seputar produk
pelayanan persalinan. tidak hanya informasi yang mudah dipahami, kebanyakan
pasien menyatakan bahwa mereka mendapatkan kemudahan informasi dari
berbagai media promosi yang dimiliki oleh rumah sakit. media promosi yang
dimiliki oleh RSIA Kemang Medical Care adalah website, brosur, banner,
spanduk, radio, dan akun social media seperti facebook dan twitter. Hartono
113
(2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen untuk memilih layanan rumah
sakit bergantung pada banyak hal, diantaranya adalah banyaknya informasi
yang telah dimilikinya dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan
informasi.
Dasar dari promosi adalah membujuk atau mengiklankan produk
untuk dapat membuat konsumen menggunakan produk kita. Seperti yang
dikatakan oleh Kotler (2009) Promosi merupakan dasar dalam bauran organisasi
yang disajikan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan pasar atas
organisasi atau produknya. Pesan atau informasi yang dipancar kepada pasar
sasaran dibuat terkait gaya dan atribut pelayanan rumah sakit, tarifnya, serta
lokasi dan tempat penyelenggaraan. Design dari media promosi yang dimiliki
oleh rumah sakit dinilai kurang menarik bagi sebagian pasien. Karena menarik
atau tidaknya design media promosi tergantung oleh selera masing-masing
orang.
Sebelum membuat iklan di media promosi, sebaiknya rumah sakit
membuat survey konsumen. Survey ini dilakukan untuk mengetahui minat
pasien dan bagaimana menarik pasien untuk menggunakan pelayanan Hal ini
sejalan dengan pernyataan Hartono (2010) bahwa rumah sakit seyogianya
melakukan survey konsumen untuk meneliti jenis-jenis pemicu yang
merangsang minat konsumen terhadap pelayanan. Dengan dilakukannya survey
konsumen juga dapat membantu menemukan media promosi yang tepat guna
114
untuk menjangkau pengunjung dan calon pengunjung. Hasil survey tentu akan
membantu rumah sakit untuk memuat materi serta design menarik dalam media
promosi mereka. RSIA Kemang Medical Care sudah melakukan survey
konsumen, namun kurang melakukan secara mendalam dan spesifik dengan
cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir.
Berdasarkan uji statistik diketahui terdapat hubungan yang bermakna
antara promosi dengan keputusan memilih. Dengan adanya hubungan promosi
dengan keputusan memilih, rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap
bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya. dengan
membuat form indikator pencapaian atau output dan melihat apakah sudah
sesuai dengan indikator tersebut. Menurut Hartono (2010) evaluasi pada
promosi ini dapat dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun
setelah media promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.
Dalam evaluasi ini, rumah sakit dapat mengetahui media promosi manakah
yang paling efektif untuk meningkatkan penggunaan rawat inap kebidanan.
Media promosi tentu selain meningkatkan jumlah pasien, juga
mengenalkan brand RSIA Kemang Medical Care di Indonesia. Media promosi
yang dapat dibuat adalah media iklan baik surat kabar atau elektronik seperti
radio dan tv. Selain itu bisa juga dengan mempercantik website, membuat
tampilan lebih menarik sesuai dengan branding rumah sakit. Di zaman
115
teknologi canggih seperti sekarang ini, kemudahan akses melalui internet
merupakan hal yang mudah dan efektif dalam anggaran.
116
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 106 pasien pasien
poliklinik kandungan dan kebidanan RSIA Kemang Medical Care 2014 pada
waktu Juli-Oktober 2014 maka simpulan yang didapatkan adalah:
a. 11,3% pasien memiliki usia beresiko (<20 tahun dan >35 tahun).
Pasien dengan domisili atau tempat tinggal terjauh Tangerang
(0,9%) dan Banten (0,9%). Kebanyakan pasien adalah wanita yang
bekerja sebagau karyawan yaitu 64,1%. Mayoritas pasien sebanyak
92,5% berpendidikan setara akademi atau perguruan tinggi. 15,1%
pasien memiliki penghasilan kurang dari tiga juta rupiah. Paling
banyak jumlah kehamilan ibu yakni hamil anak pertama sebesar
50,9% pasien.
b. 33 dari 71 orang (31%) pasien yang menyatakan bahwa keluarga
kurang berperan dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care
untuk tempat bersalin. 4 dari 12 orang (4%) pasien yang memiliki
usia beresiko untuk hamil dan tidak memilih RSIA Kemang
Medica Care untuk tempat bersalin. 12 dari 29 orang (11%) pasien
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tidak memilih RSIA
117
Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 18 dari 29 orang
(17%) pasien dengan penghasilan kurang dari tiga juta rupiah dan
tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin.
37 dari 103 orang (35%) pasien yang menyatakan pelayanan
dokter baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk
tempat bersalin. 33 dari 96 orang (31%) pasien yang menyatakan
pelayanan perawat baik dan tidak memilih RSIA Kemang Medica
Care untuk tempat bersalin. 37 dari 85 orang (35%) pasien yang
menyatakan bahwa harga kurang sesuai dan tidak memilih RSIA
Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 26 dari 48 orang
(25%) menyatakan bahwa tempat kurang baik dan tidak memilih
RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin. 16 dari 31
orang (15%) yang menyatakan bahwa promosi kurang baik dan
tidak memilih RSIA Kemang Medica Care untuk tempat bersalin.
c. Variabel peran keluarga, penghasilan, harga, tempat dan promosi
diketahui adanya hubungan dengan keputusan memilih tempat
persalinan di RSIA Kemang Medical Care. Sedangkan variabel
usia, pekerjaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat tidak ada
hubungan dengan keputusan memilih tempat persalinan di RSIA
Kemang Medical Care.
118
7.2. Saran
Berdasarkan dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti
menyarankan:
7.2.1. Bagi Rumah Sakit
a) Menambahkan jumlah perawat di poliklinik kandungan dan
kebidanan untuk hari libur dan weekend. Penambahan perawat
dapat dilakukan dengan memindahkan perawat di unit poliklinik
yang sepi kunjungan pasiennya ke unit poliklinik kandungan dan
kebidanan.
b) Melakukan tiga tahapan penetapan berubah atau tidaknya harga.
Diantaranya adalah menetapkan kembali tujuan penetapan harga,
menetapkan strategi penetapan harga dan menetapkan perlu atau
tidaknya mengubah harga.
c) Melakukan survey konsumen lebih mendalam dan spesifik dengan
cara pembagian kuesioner pelayanan kepada pasien di unit kasir.
d) Melakukan evaluasi terhadap bahan promosi, media promosi, dan
tingkat pengeluaran biaya, dengan membuat form indikator
pencapaian atau output dan melihat apakah sudah sesuai dengan
indikator tersebut.
119
7.2.2. Bagi Peneliti Lain
a) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini
dengan menambah variabel lain seperti pengaruh kelompok acuan,
peran dan status social.
b) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini
dengan melakukan wawancara terstruktur selain menggunakan
kuesioner untuk memperdalam hasil penelitian. Wawancara
terstuktur ini dibuat untuk menggali lebih dalam penyebab atau
alasan terkait faktor apa yang mempengaruhi pasien dalam
mengambil keputusan.
c) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini tidak
hanya uji univariat dan bivariat saja, namun juga sampai uji
multivariate untuk mengetahui variabel mana yang paling
berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Adisasmito, Wiku. 2009. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : PT.Rajagrafindo
Persada.
Aditama, tjandra yoga. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. edisi 2. Jakarta : UI- press
Chandrarini, Budi. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan keputusan pasien ANC
Poliklinik berjenjang RSIA Budi Kemuliaan Untuk Memilih Tempat Bersalin tahun 2009.
Tesis. FKM UI
Dahlan, M. Sopiyudin. 2010. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Statistik Rumah Sakit tahun 2007. Jakarta.
Fitrianti, Adinda. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Layanan
Rawat Inap Di RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM UI
Hartono, Bambang Dr. SKM, Msc, MM. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Ilyas, Yasil. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metode, dan Formula. Cetakan
Pertama. Depok : FKM UI Depok
Kemenkes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Khudori. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat
Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC Bintaro Tahun 2012.
Tesis. FKM Universitas Indonesia.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Benyamin Molan)
Penerjemah). Edisi 13. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Kotler, Philip. 2003. Manajemen pemasaran Jilid 1. Klaten : PT. Intan Sejati
Kotler, Philip, Armstrong, Garry.2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kustiati, etik, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien Memilih Kelas
Rawat Inap (Studi Di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang). Tesis,.
Universitas Muhammadiyah Semarang
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba
Empat.
Margaretha, Iphenia, 2003, Analisis Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan
Dalam Memilih Layanan Ruang Rawat Inap Vvip,Vip, Dan Kelas 1 Di Rumah Sakit
Bhakti Yudha Depok Tahun 2003, tesis, Akk ui
Mullins, ed. 2004. Marketing Management. -----.Paperback
Nurhasanah, Nilai Utami. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan
Memilih Jasa Pelayanan Rawat Inap Di Ruang VIP Rumah Sakit DR. Mochammad Hoesin
Palembang Tahun 2001. FKM UI
Oentoro, Deliyanti. (2012). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Pahlevi, wildan, 2009. Analisis Pelayanan Pasien Rawat Ianp Di Unit Admisi RSUD Budhi Asih
Jakarta Timur Tahun 2009. (Skripsi) . FKM- UI
Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif:Teori Dan Aplikasi.
Jakarta : PT. rajagrafindo persada
Pelangi, Sofana. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pasien
Poliklinik Kebidanan Dalam Pemilihan Tempat Bersalin Di RS Bahkti Yudha Depok
Tahun 2010. Tesis. FKM UI
Purwanto, Sri Sugiarsi, Tri Lestari, 2010. Hubungan Kunjungan Pasien Rawat Inao Dengan
Persentase Penggunaan Tempat Tidur Di RSUD Sragen Periode Tahun 2009-2010.
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1,Dosen APIKES Mitra Husada
Karanganyar2
Rusnawati. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Prov.
Kalimantan Selatan Tahun 2012. Skripsi FKM-UI.Depok
Safrizal, heri. 2005. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit
Islam Jakarta Tahun 2005. FKM-UI
Sampeluna, Noviana, Balqis, Asia Hamzah. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di RSUD Lakipada Kabuoaten Tana Toraja.
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM, UNHAS. Makassar
Selvians, Dayvi. 2010. Laporan Magang di Unit Pemasaran & Humas RS PMI Bogor Tahun
2010. FKM-UI
Situmorang, Henry. (2008). Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono, Prof.Dr. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta
Sulastri. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Memilih Layanan
Rawat Inap RSUD Budhi Asih Jakarta Tahun 2010. Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan. FKM UI Depok.
Sumarwan, Ujang, Jauzi Ahmad, Mulyana Asep, Karno Bagio Nugroho, Mawardi Ponti
Kurniawan, Nugroho Wahyu. (2011). Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor: IPB Press.
Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia.
Swasta, Basu, Hani T. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen.
Edisi pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. 2009. Service Marketing. Yogyakarta. Marknesis.
Terry, R, George. 2006. Prinsip-Prinsip Managemen. Jakarta : Bumi Aksara.
UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Yuzwar, Evarini Yullita. 2002. Faktor Yang Berhubungan Dengan Monat Pasien Poliklinik
Kebidanan Untuk Dirawar Inap Kebidanan Rumah Sakit Yadika,Tesis.. Administrasi
Rumah Sakit Pascasarjana Universitas Indonesia
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Selamat Pagi/Siang/Sore
Yth. Ibu / Sdri yang saya hormati,
Perkenalkan nama saya Rahmania Fauzia, mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan
Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Kemang Medical Care tahun 2014”, Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam
penyelesaian studi S1 saya. Penelitian ini tentunya juga akan bermanfaat dalam meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit.
Saya berharap Ibu / Sdri bersedia meluangkan waktu 10 menit untuk menjadi responden dan
mengisi angket yang terkait dengan penelitian. Semua informasi yang Ibu / Sdri berikan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakannya untuk tujuan penelitian saja. Bahkan nama Ibu/ Sdri
tidak akan saya berikan kepada siapapun
Setelah Ibu / Sdri membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya mohon untuk
mengisi nama dan tanda tangan dibawah ini.
Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Nama : _________________________________________
Tanda tangan : _________________________________________
Nomer Telepon/ HP : _________________________________________
Terima kasih Ibu / Sdri atas kesediaan untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN
TEMPAT PERSALINAN PASIEN POLIKLINIK KANDUNGAN DAN KEBIDANAN DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KEMANG MEDICAL CARE TAHUN 2014
No.Responden:
PETUNJUK PENGISIAN :
Beri tanda check list (√) atau silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda.
1. IDENTITAS RESPONDEN
1. Usia : …….. tahun
2. Domisili :………………………………………………………………..
………………………………………………………………..
3. Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta Wiraswasta
4. Pendidikan Terakhir :
SD S SMA Sarjana
SMP Diploma Pasca Sarjana
5. Gaji perbulan : <Rp 1.000.000
Rp1.100.000 – Rp 2.900.000
Rp 3.000.000 – Rp 4.900.000
>Rp 5.000.000
6. Hamil ke : …………………..
II. DAFTAR PERTANYAAN
Beri tanda check list (√) atau silang (X) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban
Anda.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
STS TS S SS
-Peran Keluarga-
1 Keluarga Anda memberikan Informasi tentang
RSIA Kemang Medical Care
2 Keluarga Anda memberikan rekomendasi untuk
menggunakan sarana layanan kesehatan di RSIA
Kemang Medical Care
3 Keluarga Anda sudah biasa (berlangganan)
menggunakan sarana layanan kesehatan di RSIA
Kemang Medical Care
-Pelayanan Dokter-
4 Menurut Anda, Dokter cepat tanggap terhadap
keluhan Anda
5 Anda merasa Dokter memberikan perhatian
khusus kepada Anda
6 Menurut Anda, Dokter bersikap ramah kepada
Anda
7 Anda merasa Dokter berpenampilan rapi dan
bersih
-Pelayanan Perawat-
8 Menurut Anda Perawat cepat tanggap terhadap
keluhan Anda
9 Anda merasa Perawat memberikan perhatian
khusus kepada Anda
10 Menurut Anda, Perawat bersikap ramah kepada
Anda
11 Anda merasa Perawat berpenampilan rapi dan
bersih
-Harga-
12 Menurut Anda,Tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care sesuai dengan
kualitas pelayanan yang diberikan
13 Anda merasa tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care lebih murah
dibandingkan dengan rumah sakit lain
14 Menurut Anda Tarif pelayanan yang ditetapkan
oleh RSIA Kemang Medical Care mampu
bersaing dengan rumah sakit lain
15 Tarif pelayanan yang ditetapkan oleh RSIA
Kemang Medical Care terjangkau oleh Anda
No Pertanyaan Jawaban
STS TS S SS
-Tempat-
16 Menurut Anda, letak RSIA Kemang Medical
Care strategis
17 Anda merasa RSIA Kemang Medical Care mudah
dijangkau dengan sarana transportasi umum
18 Letak RSIA Kemang Medical Care dekat dengan
tempat tinggal Anda
19 Menurut Anda, Letak RSIA Kemang Medical
Care mudah untuk Anda temukan
-Promosi-
20 Anda mengetahui informasi pelayanan di RSIA
Kemang Medical Care dari media promosi RSIA
KMC (website, brosur, banner, spanduk, radio,
Social Media)
21 Pesan promosi yang disampaikan oleh rumah
sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit
menarik bagi Anda
22 Pesan promosi yang disampaikan oleh rumah
sakit mengenai informasi pelayanan rumah sakit
mudah Anda pahami
-Keputusan Memilih-
23 Anda akan memutuskan untuk bersalin di RSIA
kemang Medical Care
LAMPIRAN UJI SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.939 23
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A1 62.79 95.347 .783 .934
A2 62.74 93.625 .794 .934
A3 62.86 95.494 .748 .934
B1 61.60 104.737 .618 .937
B2 61.75 106.058 .401 .939
B3 61.58 104.399 .639 .937
B4 61.54 104.365 .627 .937
C1 61.66 105.560 .491 .938
C2 61.77 105.605 .428 .939
C3 61.58 104.340 .650 .937
C4 61.58 104.685 .609 .937
D1 62.25 100.758 .698 .935
D2 63.15 99.615 .755 .934
D3 62.29 101.714 .713 .935
D4 62.25 100.644 .740 .935
E1 62.12 99.080 .845 .933
E2 62.03 103.018 .499 .938
E3 62.39 102.773 .478 .939
E4 61.92 102.269 .544 .937
F1 61.93 103.796 .478 .938
F2 62.05 104.674 .518 .938
F3 62.01 105.400 .445 .939
G3 62.31 90.978 .830 .933
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
64.92 110.840 10.528 23
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_PERANKEL *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PERANKEL * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_PERANKEL TIDAK BERPERAN Count 33 38 71
% within KAT_PERANKEL 46.5% 53.5% 100.0%
BERPERAN Count 4 31 35
% within KAT_PERANKEL 11.4% 88.6% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_PERANKEL 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 12.675a 1 .000
Continuity Correctionb 11.180 1 .001
Likelihood Ratio 14.183 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 12.556 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kat_usia * KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
kat_usia * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
kat_usia beresiko Count 4 8 12
% within kat_usia 33.3% 66.7% 100.0%
normal Count 33 61 94
% within kat_usia 35.1% 64.9% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within kat_usia 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .015a 1 .903
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .015 1 .903
Fisher's Exact Test 1.000 .589
Linear-by-Linear Association .015 1 .904
N of Valid Casesb 106
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.19.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kat_pekerjaan *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
kat_pekerjaan * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
kat_pekerjaan IRT Count 12 17 29
% within kat_pekerjaan 41.4% 58.6% 100.0%
Karyawan Count 20 48 68
% within kat_pekerjaan 29.4% 70.6% 100.0%
wiraswasta Count 5 4 9
% within kat_pekerjaan 55.6% 44.4% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within kat_pekerjaan 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.127a 2 .209
Likelihood Ratio 3.045 2 .218
Linear-by-Linear Association .000 1 .995
N of Valid Cases 106
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3.14.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kat_gaji * KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
kat_gaji * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
kat_gaji <3.000.000 Count 18 11 29
% within kat_gaji 62.1% 37.9% 100.0%
>3.000.000 Count 19 58 77
% within kat_gaji 24.7% 75.3% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within kat_gaji 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 12.964a 1 .000
Continuity Correctionb 11.371 1 .001
Likelihood Ratio 12.592 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by-Linear Association 12.842 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.12.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_PELDOKTER *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PELDOKTER * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_PELDOKTER KURANG BAIK Count 0 3 3
% within KAT_PELDOKTER .0% 100.0% 100.0%
BAIK Count 37 66 103
% within KAT_PELDOKTER 35.9% 64.1% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_PELDOKTER 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.656a 1 .198
Continuity Correctionb .452 1 .501
Likelihood Ratio 2.623 1 .105
Fisher's Exact Test .550 .272
Linear-by-Linear Association 1.640 1 .200
N of Valid Casesb 106
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.05.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_PELPERAWAT *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PELPERAWAT * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_PELPERAWAT KURANG BAIK Count 4 6 10
% within KAT_PELPERAWAT 40.0% 60.0% 100.0%
BAIK Count 33 63 96
% within KAT_PELPERAWAT 34.4% 65.6% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_PELPERAWAT 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .126a 1 .722
Continuity Correctionb .000 1 .995
Likelihood Ratio .124 1 .725
Fisher's Exact Test .737 .485
Linear-by-Linear Association .125 1 .724
N of Valid Casesb 106
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.49.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_HARGA *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_HARGA * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_HARGA KURANG SESUAI Count 37 48 85
% within KAT_HARGA 43.5% 56.5% 100.0%
SESUAI Count 0 21 21
% within KAT_HARGA .0% 100.0% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_HARGA 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.043a 1 .000
Continuity Correctionb 12.193 1 .000
Likelihood Ratio 20.727 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.910 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_TEMPAT *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_TEMPAT * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_TEMPAT KURANG BAIK Count 26 22 48
% within KAT_TEMPAT 54.2% 45.8% 100.0%
BAIK Count 11 47 58
% within KAT_TEMPAT 19.0% 81.0% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_TEMPAT 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.323a 1 .000
Continuity Correctionb 12.816 1 .000
Likelihood Ratio 14.582 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.188 1 .000
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.75.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_PROMOSI *
KAT_PUTUSAN 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
KAT_PROMOSI * KAT_PUTUSAN Crosstabulation
KAT_PUTUSAN
Total TIDAK MEMILIH MEMILIH
KAT_PROMOSI KURANG BAIK Count 16 15 31
% within KAT_PROMOSI 51.6% 48.4% 100.0%
BAIK Count 21 54 75
% within KAT_PROMOSI 28.0% 72.0% 100.0%
Total Count 37 69 106
% within KAT_PROMOSI 34.9% 65.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.382a 1 .020
Continuity Correctionb 4.393 1 .036
Likelihood Ratio 5.249 1 .022
Fisher's Exact Test .026 .019
Linear-by-Linear Association 5.332 1 .021
N of Valid Casesb 106
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.
b. Computed only for a 2x2 table
top related