faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi … · diselesaikan penulis pada tahun 1990 di sd negeri 1...
Post on 12-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM & SO GOOD
PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH BOGOR)
NOVIAN HADY A14 101 687
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM & SO GOOD
PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH BOGOR)
NOVIAN HADY A14 101 687
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh :
Nama mahasiswa : Novian Hady
NRP : A14101687
Program Studi : Manajemen Agribisnis
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMSI CHICKEN NUGGET (KASUS DELFARM
& SO GOOD PERUMAHAN VILLA CIOMAS INDAH
BOGOR)
Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Insitut Pertanian Bogor.
Menyetujui : Dosen Pembimbing,
Ir. Nindyantoro, MSP NIP. 131.879.329
Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131.124. 019 Tanggal Lulus :
RINGKASAN
NOVIAN HADY. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Chicken Nugget (Kasus Delfarm & So Good Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor). (Di bawah bimbingan NINDYANTORO).
Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan.
Hal ini terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal yang praktis
terutama untuk dikonsumsi. Salah satu makanan yang sering dikonsumsi adalah
makanan olahan siap saji yang terbuat dari daging ayam yaitu chicken nugget.
Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh masyarakat
adalah merek Delfarm dan So Good. Delfarm dan So Good mengutamakan higienis
dalam pengolahan dan keamanan makanan dengan mencantumkan label halal dan
nilai gizi, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut tetap
diminati oleh konsumen.
Perilaku yang mendasari konsumsi chicken nugget dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat
pendapatan, jumlah keluarga, dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga sedangkan
faktor eksternal harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat
pembelian.
Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi
chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga pada
kelas atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor, dan
menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget
merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan
menengah di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor.
Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, tepatnya
dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Melalui pendekatan fisik, tempat
tinggal, pendapatan, dipilih secara purposif yang mewakili kelas atas 30 responden
dan menengah 30 responden (total responden 60). Metode analisis yang digunakan
adalah metode deskriptif, model sikap fishben dan metode linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah Pola konsumsi chicken nugget, kebanyakan
responden kelas atas dan menengah memilih merek So Good. Dimana responden
kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80 persen dan 20 persen
memilih merek Delfarm. Sedangkan kelas atas responden memilih merek So Good
sebanyak 53,33 persen dan merek Delfarm sebanyak 46,67 persen. Alasan
responden kelas menengah mengkonsumsi chicken nugget karena rasa yang enak
yaitu sebesar 50 persen sedangkan kelas atas mengkonsumsi chicken nugget hanya
sebagai cadangan makanan saja yaitu sebesar 46,67 persen. Frekuensi pembelian
chicken nugget yang banyak dilakukan oleh responden baik kelas atas maupun
menengah adalah 2 minggu sekali, yaitu 36,67 persen untuk responden kelas
menengah dan 46,67 persen untuk responden kelas atas. Kemasan yang banyak
dipilih oleh responden adalah ukuran 500 gram, untuk responden kelas menengah
sebesar 73,33 persen dan responden kelas atas sebesar 66,67 persen. Kebanyakan
responden kelas atas dan menengah membeli chicken nugget di supermarket 90
persen untuk responden kelas menengah dan 56,67 persen untuk responden kelas
atas.
Menurut model sikap Fishben chicken nugget merek Delfarm mempunyai
nilai tertinggi dalam atribut rasa dan harga. Menurut responden, Delfarm
mempunyai rasa yang enak dan memiliki harga lebih mahal. Untuk merek So Good
skor sikap tertinggi pada atribut nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat
pembelian. Sedangkan untuk atribut label halal mempunyai nilai sikap yang sama
antara chicken nugget Delfarm dan So Good. Secara keseluruhan menurut model
sikap Fisben, responden lebih memilih So Good daripada Delfarm, dengan nilai
sikap 53,88 persen untuk So Good dan 41,01 persen untuk Delfarm.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program
SPSS versi 13. Dari tabel korelasi, konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki
korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan
pendapatan memiliki korelasi nyata. Dilihat dari nilai sig yang kurang dari 0,05.
Nilai R2 sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 % dari jumlah konsumsi dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor yang kita masukan kedalam model, sisanya dijelaskan
oleh faktor-faktor lain. Dari tabel Anova nilai F sebesar 2,589 dengan nilai Sig
0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya terima H0, model regresi ini tidak nyata.
Dari tabel koeffisien untuk ketiga variabel mempunayai nilai Sig lebih besar dari
0,05 artinya nilai koeffisien dari konstanta jumlah anggota, jumlah jam kerja dan
pendapatan tidak nyata. Dalam penelitian ini penulis tidak mencari model yang
baik tetapi hanya sebagai bahan latihan mengenai fenomena yang terjadi di
masyarakat saat ini khususnya mengenai konsumsi chicken nugget merek Delfarm
dan So Good di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor.
Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek
Delfarm, disarankan agar lebih gencar dalam mempromosikan produknya, kemasan
yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar konsumen dapat
memperoleh produk dengan mudah. Chicken nugget merek So Good disarankan
meningkatkan rasa, karena hasil penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik
enak dari pada So Good. Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang
mengkonsumsi chicken nugget lebih banyak lagi. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga tidak
signifikan mempengaruhi konsumsi chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi
produsen produk chicken nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan
produktifitasnya sehingga penjualan chicken nugget meningkat dan pasaran
produk chicken nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk
makanan siap saji yang semakin beragam.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Labuan, tanggal 7 November 1978, sebagai anak
keempat dari pasangan H. Karta Aseran dan Hj.Muflihah. Pendidikan dasar
diselesaikan penulis pada tahun 1990 di SD Negeri 1 Labuan, dilanjutkan dengan
pendidikan lanjutan pertama di SMP Negeri 1 Tangerang tahun 1993, dan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Serang tahun 1996.
Pada tahun 1996 penulis diterima sebagai mahasiswa di program studi DIII
Teknik Intrumentasi dan Kontrol, Jurusan Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor lulus pada tahun 1999. Tahun 2002 penulis melanjutkan
studi ke jenjang strata 1 pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas
pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah berkerja pada PT. Federal
Internasional Finance dari tahun 2004 – 2007 Sebagai Staff departemen kredit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
–Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam perkuliahan ini. Pada
kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga
skiripsi ini dapat diselesaikan kepada :
1. Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen pembimbing, atas segala arahan dan
kesabaran dalam memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi ini.
2. Muhammad Firdaus, Phd selaku dosen evaluator dalam kolokium dan
dosen penguji utama, atas saran dan kritik yang diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ir. Murdianto, Ms selaku dosen komisi pendidikan, atas saran dan kritik
yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Puspa Pandan sari, Sp selaku istri yang selalu memberikan kasih sayang,
do’a dan dukungan.
5. Mamah dan Papah selaku orang tua yang selalu memberikan kasih sayang,
do’a dan dukungan.
6. Ibu dan Bapak selaku Mertua yang selalu memberikan kasih sayang, do’a
dan dukungan.
7. Keluarga besar Labuan atas do’a dan dukungan baik secara moril dan
materil.
8. Kleluarga besar Cirebon do’a dan dukungan baik secara moril dan materil.
9. Seluruh Staff dan rekan-rekan ekstensi serta semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu per satu.
10. KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Chicken Nugget
( Kasus Delfarm & So Good Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor) ” sebagai
salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini merupakan studi tentang perilaku konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-
pihak terkait termasuk pihak manajemen sebagai masukan dalam menetapkan
strategi pemasaran yang sesuai dengan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak atas segala
kritik dan saran yang bersifat membangun dalam menyempurnakan penyusunan
skiripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Bogor, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian .........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chicken Nugget..................................................................................8
2.2 Produk Daging Ayam Olahan ...........................................................10
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kosumen Dalam Pembelian ...............................................................................12
BAB 111 KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..............................................................17
3.1.1 Definisi Perilaku Konsumen .......................................................17
3.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian .............18
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................23
3.3 Hipotesis..............................................................................................26
3.4 Definisi Operasional ...........................................................................26
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................28
4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................28
4.3 Metode Pengambilan Responden......................................................29
4.4 Metode Analisis Data.......................................................................30
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................36
5.2 Karakteristik Responden ....................................................................37
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget .......................................................41
6.2 Analisis Penilaian Konsumen ..........................................................45
6.3 Analisis Regresi Linear Berganda....................................................49
BAB VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan ......................................................................................53
7.2 Saran .................................................................................................54 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................56
LAMPIRAN .......................................................................................................58
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Perusahaan Yang Menghasilkan Chicken Nugget tahun 2006...........................6
2. Nilai Gizi Chicken Nugget So Good .................................................................9
3. Nilai Gizi Chicken Nugget Delfarm...................................................................9
4. Nilai Gizi Daging Ayam Segar .......................................................................10
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia...................................37
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............................38 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................................38 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Jam Kerja ...............................39 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ..................40 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............................40 11. Sebaran Responden Dalam MemilihMerek Dalam Mengkonsumsi
Chicken Nugget ...............................................................................................42
12. Sebaran Alasan Responden Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget .............42 13. Sebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ...............................................43
14. Sebaran Jumlah Pembelian Chicken Nugget Untuk Setiap Pembelian............44 15. Sebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ..................................................45 16. Nilai Evaluasi Konsumen (ei) Terhadap Chicken Nugget ...............................46 17. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget Merek Delfarm......47
18. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget Merek So Good ....47 19. Sikap Konsumen Terhadap Chicken Nugget Merek Delfarm dan So Good....49
20. Tingkat Korelasi Out Put SPSS Versi 13.........................................................49 21. Model Summary Out Put SPSS Versi 13.........................................................50 22. Anova Out Put SPSS Versi 13 ........................................................................50 23. Koeffisien Out Put SPSS Versi 13...................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Proses Pembelian Lima Tahap ..................................................................23
2. Kerangka Pemikiran...................................................................................25
DAFTAR GRAFIK
Nomor Halaman
Teks
1. Produksi Daging Ayam Tahun 2002 - 2006 ................................................2
2. Produksi Chicken Nugget Tahun 2000-2004...............................................3
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Peta Demografi ................................................................................................58 2. Jumlah Penduduk Desa Ciomas Rahayu ...........................................................53 3. Jumlah Penduduk Desa Ciomas Rahayu Menurut Jenis Pekerjaan ...................60
4. Hasil Perhitungan Analisis Multiatribut Fishben Chicken Nugget So Good ..61 5. Hasil Perhitungan Analisis Multiatribut Fishben Chicken Nugget Delfarm .....63
6.Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda .....................................................65 7. Rekapitulasi Data Responden Kelas Atas dan Menengah ................................67
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan gizi serta
meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi, masyarakat
menghendaki untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Salah satunya
dengan pemenuhan kebutuhan protein hewani, seperti daging ayam. Hampir semua
rakyat Indonesia menyukai daging ayam karena terbukti dengan banyak tempat
makan siap saji yang berbahan dasar ayam sebagai menu utamanya.
Fenomena tersebut diatas yang merupakan salah satu faktor pendorong
meningkatnya konsumsi daging ayam, dimana pada tahun 2005 konsumsi daging
ayam sebesar 3,796 kg/th meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,29 kg/th. (Statistik
Pertanian, 2006). Peningkatan konsumsi diikuti pula dengan peningkatan produksi
daging ayam, ini dapat ditunjukan pada grafik 1.
Pada grafik 1 produksi daging ayam mengalami fluktuatif yang sangat
tinggi. Produksi daging ayam broiler lebih tinggi jika dibandingkan dengan
produksi daging ayam ras, ini disebabkan harga daging ayam broiler relatif rebih
murah dan kemudahan memperoleh daging ayam broiler lebih mudah. Meskipun
demikian pada tahun 2005 produksi daging ayam broiler mengalami penurunan hal
ini disebabkan adanya kasus flu burung yang masuk ke wilayah Indonesia. Akan
tetapi di tahun 2006 produksi daging ayam broiler mengalami peningkatan yang
sangat besar, ini menunjukan bahwa daging ayam broiler masih tetap disukai oleh
masyarakat.
0
200
400
600
800
1000
2002 2003 2004 2005 2006
Ayam BurasAyam Ras
Grafik 1. Produksi Daging Ayam di Indonesia Tahun 2002-2006
Sumber: Statistik Pertanian,2006
Produsen besar ayam potong atau broiler biasanya memproduksi pula
chicken nugget, guna meningkatkan nilai tambah “Side product” yang
memanfaatkan produk sampingannya yaitu daging ayam yang tidak memenuhi
standar jual misalnya terdapat cacat, bukan karena rusak atau tidak segar diolah
menjadi chicken nugget.
Chicken nugget dapat juga dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan
gaya hidup praktis yang menghendaki kemudahan, kecepatan dan kenyamanan.
Dalam beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia lebih menyukai
makanan cepat saji. Hal ini sejalan dengan perubahan konsumsi konsumen yang
kebanyakan memiliki waktu yang semakin sempit untuk menyiapkan makan untuk
disantapnya.
Salah satu makanan siap saji yang diminati konsumen adalah chicken
nugget, yang berbahan dasar dari daging ayam memiliki rasa yang gurih dan
kandungan gizi yang baik, hal ini didukung oleh Murtijo (2003) mengatakan bahwa
ditinjau dari segi nutrisi, pembekuan dan pengolahan lebih lanjut lebih baik
dibandingkan dengan pra pengolahan. Hal ini yang mendorong pertumbuhan
produksi chicken nugget meningkat secara fluktuasi, ini dapat ditunjukan pada
grafik 2.
Grafik 2. Produksi Daging Olahan Chicken Nugget Tahun 2000-2004
di Indonesia Sumber : Statistik Industri Besar dan Sedang (2004)
Adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang praktis dan cepat, sebagai
salah satu makanan yang siap saji menjadi bagaian yang tak terpisahkan. Perbedaan
konsumsi chicken nugget pada konsumen dapat dimaklumi karena faktor yang
membentuk perilaku tersebut berbeda. Faktor tersebut adalah faktor internal dan
eksternal.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku konsumsi konsumen
Chicken nugget sangat membantu pemasar dalam menyusun perencanaan
pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini
juga diperkuat oleh Kotler (2000) yang mengatakan dalam pemasaran abad ke dua
puluh satu tidak hanya dapat memasarkan produk yang bagus dan berkualitas atau
7.8
7.9
8
8.1
8.2
8.3
8.4
2000 2001 2002 2003 2004
(000
kg) Chicken
Nugget
menetapkan harga yang menarik dan membuat produk yang terjangkau oleh
konsumen tetapi pemasar juga harus dapat berkomunikasi dengan konsumen
mereka. Oleh kerena itu komunikasi dengan konsumen sangat diperlukan dalam
perencanaan suatu produk yang efektif, sebab dengan komunikasi dapat dipahami
bagaimana perilaku konsumen dalam membeli suatu produk, mengingat konsumen
sebagai pengguna produk merupakan sasaran akhir dari rangkaian kegiatan
produksi.
1.2 Perumusan Masalah
Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan
yang sangat nyata. Terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal
yang praktis terutama untuk dikonsumsi, salah satu makanan yang sering
dikonsumsi adalah makanan olahan siap saji yang terbuat dari daging ayam yaitu
chicken nugget. Di sisi lain jika dilihat dari nilai gizi chicken nugget banyak
mengandung lemak dan pengawet serta MSG, jika dikonsumsi dalam jangka
waktu yang lama akan berdampak kurang baik untuk tubuh.
Merebaknya kasus flu burung yang dapat mengancam kesehatan manusia
bahkan mematikan sehingga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan yang terbuat dari daging ayam, terlihat pada grafik 1.
tahun 2005 produksi daging ayam mengalami penurunan yang disebabkan virus
flu burung.
Hampir semua orang menginginkan makanan yang terbuat dari daging
ayam khususnya makanan olahan seperti chicken nugget benar-benar aman untuk
dikonsumsi. Dalam artian terdapat label halal dan izin dari dinas kesehatan dan
badan POM serta hegienis dan kandungan gizi yang terdapat dalam produk chicken
nugget, sehingga konsumen tidak perlu was-was untuk mengkonsumsi makanan
tersebut.
Pada dasarnya chicken nugget merupakan diversifikasi dari Chicken
Farming. Awalnya produk utama dari suatu perusahaan atau rumah potong adalah
ayam utuh, ayam cutting dan sebagainya. Seringkali pada saat dilakukan selecting
dan grading ditemukan produk-produk yang tidak memenuhi standar jual
perusahaan, misalnya karena terdapat cacat (bukan rusak atau tidak segar). Produk-
produk yang tidak layak jual ini kemudian diolah menjadi chicken nugget agar
lebih bernilai (tidak terbuang) sehingga mengurangi resiko kerugian.
(Murtidjo,2003)
Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh
masyarakat adalah produk chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Kedua
produk tersebut mengutamakan higienis dalam pengolahan dan keamanan makanan
dengan mencantumkan label halal dan nilai gizi yang terkandung di dalam
makanan tersebut, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut
tetap diminati oleh konsumen.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang menghendaki gaya hidup yang
serba cepat, kemudahan memasak dan rasa yang lezat yang dimiliki oleh chicken
nugget menyebabkan produk ini banyak disukai oleh anak-anak terutama dikota
besar. Ini didukung oleh banyaknya perusahaan yang memproduksi chicken nugget
dengan berbagai macam merek dan kemasan yag menarik. Fenomena ini membuat
persaingan yang ketat diantara produsenchicken nugget.
Tabel 1. Perusahaaan Yang Menghasilkan produk Chicken Nugget tahun 2006 No Merek produk Produsen 1 Aro, Five star PT. Charon Phokpan Indonesia 2 Bavari, Domino PT. Diamond clod Storage 3 Nugget yummy PT. Frozen Food Pahala 4 Delfarm PT. Belfoods Indonesia 6 Delchick Nugget PT. Sierad Produce 7 Besto Chicken Nugget, So
Lite, Fish Nugget PT. Macroprima Pangan Utama
8 So Good PT. Japfa Osi Food Indusri Sumber : Pengamatan Mini Market X
Banyaknya produsen yang menghasilkan chicken nugget menyebabkan
konsumen menjadi lebih bebas memilih produk chicken nugget yang akan di
konsumsinya. Oleh karena itu sangat penting sekali mengetahui bagaimana
perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Perilaku konsumsi
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah tingkat pendapatan, jumlah keluarga dan jumlah jam kerja ibu
rumah tangga sedangkan faktor eksternal harga, label halal, rasa, nilai gizi,
kemasan, promosi, tempat pembelian. Disebabakan harga chicken nugget yang
lebih mahal dari daging ayam konsumen chicken nugget terdiri dari dua kelas
pendapatan yaitu kelas atas dan kelas menengah. Kelas menengah umumnya
perilaku konsumsi chicken nugget mudah terpengaruh oleh promosi yang gencar
dimedia, harga yang lebih murah dan lain sebagainya sedangkan kelas atas pada
umum lebih mengutamakan rasa dan nilai gizi. Lebih spesifik lagi
permasalahannya adalah
1. Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan
menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan
menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas atas dan
menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor.
2. Menganalisis Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken
nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga kelas
atas dan menengah di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor
1.4 Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak
yang terlibat dalam sistem distribusi dan sistem agribisnis sehingga dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Bagi peneliti,
mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang chicken nugget,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan wacana untuk penelitian
lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chicken Nugget
Chicken nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging
giling yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian
dilapisi dengan tepung berbumbu (battered &breaded). Bahan baku daging untuk
nugget dapat mengunakan bagian dari karkas. Jenis daging ini bernilai ekonomis
rendah (misalnya karena cacat, bukan karena telah rusak atau tidak segar) jika
dijual dalam bentuk utuh. (Murtidjo,2003)
Nurhayati (2001) dalam penelitiannya mengenai perilaku konsumen produk
chicken nugget merek Five Star mendefinisikan produk chicken nugget sebagai
produk ayam yang terbuat dari daging ayam tanpa tulang (bonless) sebagai bahan
utama ditambah bahan lainnya seperti lada, tepung, bumbu penyedap dan bahan
lainnya.
Roufurrohim (2003) dalam penelitiannya mengenai kajian segmentasi
chicken nugget merek “X” mendefinisikan chicken nugget adalah produk makanan
olahan yang terbuat dari dada atau paha ayam atau kulit yang diberi lapisan tepung
roti.
Informasi kandungan nilai gizi chicken nugget disajikan pada kemasan
produk. Chicken nugget So good dan Delfarm mencantumkan kandungan gizi yang
terdapat pada kemasan. Kandungan gizi chicken nugget merek So Good dan
Delfarm terlihat pada Tabel 2 dan 3. Sedangkan kandungan gizi ayam segar
terdapat pada Tabel 4.
Tabel 2. Komposisi Nutrisi per Takaran 50 gram chicken nugget merek So Good
Karakteristik Jumlah Kandungan % AKG Energi (kal) 115,09 Protein (gram) 4,04 8,08 Lemak (gram) 5,67 8,87 Karbohidrat (gram) 11,98 3,47
Sumber: Kemasan chicken nugget So Good 500 gram Tabel 3. Komposisi Nutrisi per Takaran 50 gram chicken nugget merek Delfarm
Karakteristik Jumlah Kandungan % AKG Kalori (kal) 112,2 Kalori dari lemak (kal) 112,2 Protein (gram) 6,4 Lemak Total (gram) 7,3 11,3 Lemak jenuh 3,8 19 Kolesterol (mg) 14 4,8 Karbohidrat total (gram) 5,2 1,7 Serat makanan (gram) 0,3 1,3 Gula (gram) 0,1 Natrium (mg) 243 10,1
Sumber: Kemasan chicken nugget Delfarm 500 gram * % AKG berdasarkan pada diet makanan 2000 kalori
Tabel 4. Komposisi Nutrisi per 50 gram Daging Ayam Segar Karakteristik Jumlah Kandungan Kalori (Kkal) 202 Protein (gram) 9,1 Lemak (mg) 12,5 Kolesterol (mg) 30 Vitamin A aktif (Mcg) 121,5 Vitamin B-1 (gr) 0,4 Vitamin B-2 (mg) 0,8 Kalsium (Mg) 7 Phospor (mg) 100 Ferrum (mg) 0,75
Sumber : Murtijo, 2003 Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dan Tabel 3 diatas maka terlihat jelas bahwa
kandungan gizi chicken nugget tidak selengkap gizi daging ayam segar, kandungan
lemak chicken nugget lebih tinggi dari pada daging ayam segar. Kandungan kalori,
protein, lemak dan kolesterol pada ayam segar mempunyai kandungan yang lebih
besar dari chicken nugget. Namun chicken nugget memiliki kandungan karbohidrat
yang cukup besar. Pada masyarakat yang berpendidikan tinggi umumnya lebih
memilih daging ayam segar karena gizi yang didapat lebih banyak dan sehat.
2.2 Produk Daging ayam Olahan
Ratnaningsih (2003) menganalisis preferensi konsumen terhadap produk
chicken nugget. Lokasi penelitian yang digunakan di lima Supermarket di Kota
Bogor. Ratnaningsih mengunakan analisis ekuitas merek sebagian besar konsumen
chicken nugget (29 %) baru mengetahui produk ini tahun 2000-an, kemasan yang
paling disukai adalah 500 gram dan rasa yang paling banyak dipilih adalah rasa
pedas dan rasa gurih.
Hasil Analisis Importance Performance menghasilkan matrik kepentingan
dan kepuasan atribut yang menjelaskan harga yang dikaitkan dengan kualitas
merupakan atribut yang sangat penting oleh pelanggan, namun penanganan belum
maksimal dari produsen. Atribut lain yang harus tetap dipertahankan adalah rasa,
kejelasan tanggal kadaluarsa, halal dan izin depkes, atribut tersebut sudah baik dan
tingkat kepuasan konsumen cukup tinggi.
Hasil analisis Thuraston memperlihatkan bahwa atribut yang paling
mempengaruhi konsumen adalah rasa, halal dan kejelasan kadaluarsa.Berdasarkan
analisis gap seluruh atibut produk yang dianggap belum memenuhi harapan
konsumen. Atribut yang harus diperhatikan produsen adalah harga, artinya nilai
harapan konsumen untuk atribut ini jauh melebihi dari kinerja aktual yang
dirasakan oleh konsumen.
Roufurrohim (2003) mengkaji segmentasi pasar MEREK “X” hasil
pengelompokan bedasarkan demografi menjadi 5 kelompok yaitu pasangan muda
sampai pasangan dengan anak usia sekolah atau kuliah, pasangan dengan anak
berkerja atau masih sendiri, pelajar atau mahasiswa, pasangan dengan anak
berkerja masih sendiri, konsumen dengan usia kurang dari 40 tahun, konsumen
dengan usia diatas 40 tahun. Hasil pengelompokan berdasarkan perilaku pada pasar
modern dan tradisional yang membentuk segmen yaitu 1 Ligh User 2 Medium user,
3 Heavy user, 4 pengambilan keputusan anak, 5 Alasan rasa enak, 6 alasan merek
terkenal, 7 alasan ingin mencoba. Segmentasi berdasarkan psikografi teridentifikasi
bahwasanya konsumen chicken nugget selalau menjaga penampilan dan senang
memberi usul walaupun tidak diminta.
Yani (2001) menganalisis persepsi konsumen terhadap daging olahan ayam
kasus merek Five Star, mengambil lokasi penelitian di wilayah kotamadya Bogor
dengan mengunakan alat analisis angka indeks. Dalam penelitian Yani membagi
responden yang pernah mengkonsumsi Five star dengan yang belum pernah
mengkonsumsi Five star. Kebanyakan konsumen utama Five star berusia 26-35
tahun (46.11 persen) dan berasal dari kelompok yang memiliki tingkat pendidikan
cukup tinggi. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa target pasar Five star adalah
wanita berkeluarga 3-4 orang (55 persen), berpendidikan dan berpenghasilan tinggi
yaitu Rp. 2.000.000 – Rp 4.000.000 sebanyak 36,67 persen.
Persepsi konsumen terhadap atribut bauran produk daging ayam olahan
merek Five Star cukup tinggi dengan rata-rata nilai indeks 79,77 persen. Atribut
produk yang memperoleh nilai indeks tinggi yaitu kebersihan produk 86,11 persen
dan rasa 85,632. Sedangkan atribut yang memperoleh nilai indeks rendah yaitu
kadar kolesterol, pengawet dan kandungan gizi.
Persepsi konsumen mengenai kemasan relatif sangat baik dengan rata-rata
83,97 persen. Atribut dianggap mahal tetapi dianggap sesuai dengan kualitas
produk. Konsumen Five star menginginkan manfaat kepraktisan dari
mengkonsumsi Five star.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan, konsumen menjadi lebih selektif
dalam memilih barang. Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor
yang mempengaruhi dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana
konsumen melakukan keputusan pembelian, ( Kotler, 2002).
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
dalam pembelian suatu produk telah banyak dilakukan, namun penelitian
menengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian chicken
nugget baru dilakukan oleh Rumanti (2004) menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi proses keputusan pembelian chicken nugget merek Delfarm.
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kota Bogor.
Hasil analisis dengan mengunakan metode regresi logistik menghasilkan
empat faktor yang mempengaruhi permbelian chicken nugget yaitu pada usia,
pendidikan dan pendapatan. Sedangkan atribut chicken nugget yang paling
diinginkan konsumen secara berurutan adalah harga, kemudahan memperoleh,
volume, merek, rasa, jenis, kemasan, kandungan bahan dan bentuk produk.
Penilaian konsumen terhadap chicken nugget merek delfarm lebih baik
daripada penilaian konsumen terhadap merek Sogood dan Five Star. Delfarm
memperoleh nilai evaluasi sebesar 14,26, So Good memperoleh nilai sebesar 12,58
dan Five star memperoleh nilai evaluasi sebesar 6,50. Hal ini berkaitan dengan
harga dan kemudahan memperoleh produk Delfarm dibandingkan dengan So Good
dan Five Star. Dari segi rasa, merek, kemasan dan kandungan bahan untuk produk
So Good dipercaya lebih baik oleh konsumen dari pada produk Delfarm.
Dengan mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh besar terhadap
keputusan pembelian chicken nugget dan atribut yang diinginkan oleh konsumen,
maka dapat disusun suatu strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi
produk, harga, promosi dan tempat. Pengembangan produk yang dilakukan
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk yang
praktis dalam penyajian dan memiliki kualitas yang baik.
Atribut yang diinginkan meliputi harga, kemudahan memperoleh dan
volume sebaiknya diperhatikan karena menjadi pertimbangan utama konsumen
dalam pembelian chicken nugget. Produsen perlu memperhatikan penetapan harga
produk karena banyaknya produk yang sejenis dipasaran sedangkan dalam strategi
distribusi, produsen perlu mempertimbangkan sistem pemasaran yang ada dan
mempertimbangkan ketersedian produk.
Suryadi (1995) mengenai Analisis Preferensi dan Pola Konsumsi Keluarga
terhadap komoditi Telor dan Daging Unggas di Daerah Kotamadya Bogor. Dengan
mengunakan regresi Logistik, Suryadi ingin mengetahui faktot-faktor apa saja yang
mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi unggas dimana peubah responnya
(Y)=1, jika konsumen mengkonsumsi daging unggas pada tingkat yang tinggi. Dari
hasil penelitian ini didapat nilai G sebesar 53.195 dengan nilai p=0.00011, yang
artinya model ini dapat diterima sebagai model yang baik, Variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan konsumen adalah pendapatan, pendidikan dan jumlah
keluarga.
Sedangkan variabel lainnya yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
agama tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi daging unggas. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, pendapatan dan jumlah
anggota kelurga maka peluang untuk mengkonsumsi produk unggas lebih tinggi
mempunyai peluang lebih besar.
Penelitian lainnya yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian seperti yang dilakukan Suryadi dengan mengunakan regresi
logistik namun dengan produk yang berbeda diantaranya Eveline (1998) yang
melakukan penelitian mengenai Analisa Perilaku Konsumsi Buah Segar Konsumen
Rumah Tangga dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kotamadya Jakarta
Timur. Metode ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen rumah tangga dalam memilih buah lokal dan impor, dimana variabel tak
bebasnya adalah Y=1, jika konsumen mengkonsumsi lebih banyak buah impor dan
Y=0, jika konsumen mengkonsumsi lebih banyak buah lokal. Hasilnya di peroleh
G=41.054 denga α = 0.00082 artinya paling tidak ada satu variabel yang
berpengaruh nyata pada keputusan rumah tangga mengkonsumsi lebih banyak buah
impor.
Variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen
mengkonsumsi buah impor adalah pendapatan, harga. Hasil penelitian ini
menunjukan jika pendapatan meningkat maka peluang lebih banyak buah impor
lebih besar. Dilihat dari harga, semakin tinggi harga buah impor maka semakin
kecil peluang mengkonsumsi buah impor.
Penelitian yang dilakukan Dara Gita (2005) Mengenai analisis Faktor-
faktor yang mempengaruhi Proses Keputusan pembelian Pepaya Eksotik
dibandingkan dengan pepaya lokal. Penelitian ini dilakukan di kota Bogor, Jakarta
dan Depok, dengan mengunakan analisis Konjoin dan analisis faktor. Berdasarkan
hasil pengolahan data diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan pembelian pepaya eksotik terdiri dari lima faktor yaitu promosi, alokasi
dana, keluarga, kualitas pepaya dan jenis pepaya.
Kelima faktor ini mampu menerangkan keragaman data sebesar 70.859
persen dari total keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan
pembelian pepaya eksotik. Nilai Cummunality dari 14 Variabel yang dianalisis
berdasarkan urutan dapat diambil lima variabel utama ( dengan nilai Cummunality
terbesar) yang paling berpengaruh dalam pembelian pepaya eksotik yaitu variabel
jenis pepaya yang disukai, jumlah kelurga, kualitas pepaya dan pendapatan.
Faktor yang mempengaruhi pembelian pepaya lokal adalah promosi,
pengambil keputusan, keluarga, pekerjaan, ketersediaan. Kelima faktor ini mampu
menerangkan keragaman data sebesar 66.447 persen dari total keseluruhan faktor
yang mempengaruhi proses pembelian pepaya lokal. Nilai Cummunality dari 13
variabel yang dianalisis yang paling berpengaruh yaitu variabel promosi, jumlah
keluarga, alokasi dana dan manfaat. Preferensi konsumen terhadap papaya eksotik
adalah rasa, tekstur buah, ukuran dan warna kulit. Sedang preferensi bual lokal
yaitu rasa, derajat kematangan warna kulit dan kebersihan kulit.
Didasarkan penelitian-penelitian tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi atau pembelian pada penelitian diatas
juga mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm atau So Good.
Faktor-faktor tersebut adalah tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, jumlah
jam kerja ibu rumah tangga dan faktor eksternal yaitu harga, Label halal, kemasan,
rasa, nilai gizi, promosi, tempat pembelian. Penelitian yang akan dilakukan ini
dengan mengunakan analisis fishben dan analisis regresi linear berganda.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Definisi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi konsumen yang
berkeinginan mengubah perilakunya. Kepentingan khusus tersebut meliputi
pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen serta kebijakan umum. Agar
para pemasar dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
pelanggan sasaran, maka tugas pemasar adalah memahami perilaku konsumen
(Kotler,2000).
Menurut Engel et al (1994) perilaku konsumen merupakan tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Tindakan
membeli dilihat pada pilihan konsumen terhadap merek, jumlah produk, tempat,
dan frekuensi pembelian.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
merupakan aktifitas manusia baik individu maupun kelompok dalam membuat
keputusan untuk membeli , memakai maupun membuang suatu produk atau jasa.
Menurut Robert East seperti dikutip oleh Nurwidiyanti (2004), secara garis
besar keputusan pembelian untuk konsumsi cukup beragam, oleh karena itu jenis-
jenis konsumsi dapat digolongkan menjadi pembelian penting, konsumsi rutin,
konsumsi karena terpaksa dan konsumsi grup.
1. Pembelian penting, jenis konsumsi ini biasanya hanya terjadi sesekali saja
dalam pengambilan keputusan karena kurangnya pengalaman sebagai dasar
pembuatan keputusan.
2. Konsumsi rutin, pembelian yang dilakukan secara berulang, yaitu jika
seseorang pergi ke supermarket dan membeli kembali produk yang telah
dibelinya pada kunjungan terakhir ke supermarket.
3. Konsumsi karena terpaksa, jenis konsumsi yang diputuskan secara terpaksa
atau tanpa pilihan.
4. Konsumsi grup, jenis konsumsi yang dilakukan secara individual dan secara
berkelompok.
3.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut kotler
(2000) adalah Pengaruh internal dan pengaruh eksternal dari konsumen yang
melakukan pembelian.
1) Pengaruh Eksternal
a. Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Pada umumnya perilaku manusia dapat dipelajari. Seseorang yang
dibesarkan dalam sebuah masyarakat, akan mempelajari seperangkat nilai
dasar, persepsi, preferensi dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang
melibatkan keluarga dan lembaga penting lainnya.
b. Sub-budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang lebih kecil,
yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku
anggotanya. Menurut Kotler (2000), terdapat empat macam sub-budaya terdiri
dari bangsa, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya
yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang tersusun secara hirarkhis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai, minat,
dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan,
tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal.
Kelas sosial dapat dicirikan dengan berbeda dalam busana , cara berbicara,
preferensi rekreasi, dan banyak ciri-ciri lain (Kotler,2000).
d. Kelompok Acuan
Kelompok acuan bagi seseorang adalah semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
seseorang. Kelompok acuan mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produk dan
merek adalah berbeda-beda.
e. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Keluarga merupakan objek penelitian yang ekstentif. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
f. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain.
2) Pengaruh Internal
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Selain itu, pilihan membeli
seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu:
(1) Motivasi
Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.
Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai
tingkat intensitas yang memadai.
(2) Persepsi
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang individu memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran yang memiliki arti.
(3) Pembelajaran
Meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui
perpaduan dorongan kerja, rangsangan, petunjuk, tanggapan, petunjuk,
tanggapan, dan penguatan.
(4) Kepercayaan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu
hal. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari
seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.
Keputusan konsumen yang direalisasikan dalam bentuk tindakan membeli,
tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu tahapan atau proses tertentu. Dalam
Pemecahan masalah proses keputusan dapat diambil dengan melalui beberapa
tahap. Perilaku proses keputusan terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil.
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal dalam perilaku proses
keputusan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah
dan mengaktifkan proses keputusan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya
bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual
dan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau
ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali.
2. Pencarian Informasi
Pencarian informasi merupakan tahap kedua dari proses pengambilan
keputusan, dapat didefinisikan sebagai aktifitas termotivasi dari pengetahuan yang
tersimpan didalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan, oleh karena
itu pencarian dapat bersifat internal atau eksternal.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan
dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
4. Pembelian
Proses pembelian pada dasarnya ada tiga kategori yaitu pembelian yang
terencana sepenuhnya dan pembelian yang terencana serta pembelian tidak
terencana. Dalam tahap ini konsumen memperoleh alternatif yang dipilih yaitu
memilih yang paling menonjol atau memilih alternatif lain yang dapat diterima
bila perlu.
5. Hasil
Tahapan yang mendeskripsikan tentang konsumen dalam
mengetahui apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan
harapan segera sesudah digunakan. Proses diatas selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses Pembelian Model Lima Tahap, Kotler (2000)
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Proses pengambilan keputusan konsumen tidak memerlukan waktu yang
lama, tergantung pada jenis komoditinya. Perubahan gaya hidup masyarakat yang
serba praktis dan cepat, serta meningkatnya kesadaran masyarakat yang tinggi akan
gizi, akan membuat minat masyarakat akan produk chicken nugget menjadi lebih
meningkat.
Dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada produk chicken nugget
merek Delfarm dan So Good, karena berdasarkan pengamatan penulis kedua merek
tersebut banyak terjual di toko-toko sekitar tempat penelitian. Responden yang
diambil adalah ibu rumah tangga dengan anggapan ibu rumah tangga lebih
mengetahui pola konsumsi chicken nugget. Konsumen pada penelitian ini
dibedakan atas dua kelas yaitu kelas atas dan kelas menengah yang didasarkan pada
tingkat pendapatan. Kelas bawah tidak dijadikan responden dalam penelitian ini
dikarenakan daya beli pada masyarakat bawah yang tidak mendukung.
Pengenalan
Pencarian Informasi
Pembelian
Hasil
Evaluasi Alternatif
Studi ini akan dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ibu
rumah tangga. Faktor-faktor tersebut terdiri faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal adalah harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat
pembelian chicken nugget. Faktor eksternal ini merupakan atribut-atribut yang
akan dianalisis untuk mengetahui preferensi dan tanggapan konsumen terhadap
produk chicken nugget. Dari preferensi dan tanggapan konsumen akan diketahui
bagaimana sikap konsumen terhadap produk chicken nugget dan atribut-atribut
chicken nugget apa saja yang direspon positif oleh konsumen chicken nugget
tersebut. Sedangkan faktor internal yaitu tingkat pendapatan, jumlah anggota
keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga. Faktor ini yang diduga
mempengaruhi konsumsi chicken nugget.
Besar kecilnya pembelian chicken nugget akan dipengaruhi oleh daya beli
konsumen. Kemampuan membeli merupakan indikator dari tingkat sosial ekonomi
sesorang yang diukur dari besarnya pengeluaran terhadap barang dan jasa , karena
besarnya pengeluaran erat hubunganya dengan pendapatan.
Faktor-faktor diatas merupakan simultan membentuk pola konsumsi
chicken nugget pada konsumen ibu rumah tangga. Pola konsumsi yang akan
dianalisis dalam studi ini yaitu:
1. Pilihan merek chicken nugget
2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget
3. Frekuensi pembelian chicken nugget
4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg)
5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
Dengan demikian masalah yang paling penting dalam studi ini adalah
menganalisis perilaku konsumsi dan faktor-faktor yang mempempengaruhi
konsumsi konsumen ibu rumah tangga pada kelas menengah dan kelas atas.
Melalui pemahaman mengenai perilaku ini maka dapat diharapkan membantu
penjual dalam menentukan perencanaan mengenai kualitas, kuantitas dan jenis
chicken nugget merek Delfarm atau So Good yang diinginkan. Berikut bagan alur
kerangka pemikiran selengkapnya terdapat pada gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Faktor pendorong • Gaya hidup masyarakat yang serba praktis dan cepat • Kesadaran gizi
Konsumen rumah tangga Faktor Internal 1. Tingkat
pendapatan 2. Jumlah
anggota keluarga
3. Jumlah jam kerja ibu rumah tangga
Faktor eksternal 1. Harga 2. Label Halal 3. Rasa 4. Nilai gizi 5. Kemasan 6. Promosi 7. Tempat
pembelian
Pola konsumsi : 1. Pilihan merek chicken nugget 2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget 3. Frekuensi pembelian chicken nugget 4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg) 5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
Kelas atas
Kelas menengah
3.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang dapat
diturunkan
1. Konsumen ibu rumah tangga dalam mengkonsumsi Chicken Nugget
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, jumlah anggota kelurga dan Jumlah
jam kerja ibu rumah tangga.
2. Jumlah mengkonsumsi Chicken Nugget dipengaruhi oleh harga, label halal,
rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian.
3.4 Definisi Operasional
1. Respoden adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Villa Ciomas
Indah. Pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 kelas, kelas atas dengan
pendapatan lebih dari 5 juta dan kelas menengah dengan pendapatan 2-5
juta.
2. Konsumen adalah setiap orang yang melakukan pembelian untuk sesuatu
produk atau jasa dengan tujuan untuk mengkonsumsi produk atau jasa
tersebut, dalam hal ini produk yang dibeli dan dikonsumsi adalah Chicken
Nugget.
3. Rumah tangga adalah keluarga inti (suami, istri dan anak) ditambah kerabat
atau lainnya yang tinggal dalam satu rumah dan makan dalam satu dapur.
4. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang didapat dari hasil bekerja atau
berusaha selama 1 bulan (pada saat penelitian).
5. Jumlah jam kerja ibu rumah tangga adalah jumlah seorang ibu rumah
tangga yang berkerja diluar rumah dalam 1 hari (pada saat penelitian).
6. Chicken Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari
daging gilingan yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini
kemudian dilapisi dengan tepung berbumbu ( battered &breaded)
7. Perilaku konsumen adalah kebiasan dalam mengkonsumsi Chicken
Nugget, perilaku yang dianalisa dalam penelitian ini adalah pilihan dalam
mengkonsumsi Chicken Nugget, frekuensi pembelian Chicken Nugget,
alasan mengkonsumsi Chicken Nugget, pilihan merek Chicken Nugget,
jumlah pembelian Chicken Nugget.
8. Tempat pembelian adalah tempat dimana konsumen bisa membeli Chicken
Nugget, namun dalam penelitian ini tempat pembelian yang biasa
dikunjungi dibedakan atas supermarket, meat shop, warung-warung dan
kios-kioos Chicken Nugget.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, tepatnya
dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Penentuan lokasi ini dipilih
dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa diperumahan Villa
Ciomas Indah Bogor banyak terdapat toko-toko yang menjual chicken nugget
merek Delfarm dan So Good, ini menunjukan tingkat keseringan dalam
mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good cukup tinggi.
Sehingga dianggap sesuai untuk pengambilan sampel. Penelitian ini difokuskan
untuk melihat perilaku konsumsi chicken nugget pada konsumen ibu rumah tangga
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung
dalam Oktober-November.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada konsumen ibu
rumah tangga komplek perumahan Villa Ciomas Indah dengan mengunakan
kuesioner. Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas responden, pola
konsumsi serta karakteriksik dari chicken nugget merek Delfarm dan So Good yang
biasa dikonsumsi oleh ibu rumah tangga.
Data sekunder diperoleh dari catatan atau dokumen yang terkait diberbagai
instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian dan Perpustakaan IPB.
4.3 Metode Pengambilan Responden
Respoden yang dipilih sebagai sampel adalah ibu rumah tangga yang
berada diperumahan Villa Ciomas Indah. Respoden tersebut dipilih dengan
pertimbangan bahwa ibu rumah tangga mengetahui kebiasaan keluarga dalam
mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Untuk memudahkan
pengambilan sampel dilapangan maka teknik pengambilan sampel menurut kluster
wilayah (area cluster sampling) dengan mengunakan pendekatan lingkungan fisik
dan tempat tinggal. Hal ini didasarkan pada Supranto dalam Sillahi (2001) yang
mengatakan bahwa penduduk “kaya” dan miskin cenderung akan bertempat tinggal
di daerah atau lingkungan tertentu secara mengelompok.
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator
seperti pekerjaan dan tempat tinggal (Kotler, 2002). Menurut Sutisna penting untuk
menyadari bahwa kelas sosial tidak langsung ditentukan oleh pendapatan. Kelas
sosial ditentukan juga oleh pekerjaan, keluarga, prestasi pribadi, interaksi,
pemilikan, orientasi nilai dan kesadaran kelas. Keputusan pemilikan terpenting
yang mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan dimana untuk
tinggal, ini mencakup jenis rumah dan lingkungan tetangga.
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, wilayah perumahan Villa Ciomas
Indah dibedakan atas tiga kategori yaitu kelas atas, menengah, dan bawah. Namun
pada penelitian ini hanya mengfokuskan pada kelas atas dan menengah. Wilayah
yang mewakili kelas atas dengan ciri umum lokasi adalah rumah tipe 45 atau lebih
atau tipe rumah kurang dari 45 tetapi memiliki mobil di atas tahun 2000 dan
berpenghasilan diatas 5 juta per bulan. Sedang kelas menengah adalah rumah tipe
21 dan 36 yang sudah direnovasi dan memiliki penghasilan 2- 5 juta per bulan.
Pada Penelitian ini penulis hanya membahas penghasilan respoden sebagai
indikator kelas atas atau menengah, sedangkan tipe rumah dan kepemilikan mobil
hanya membantu penulis dilapangan memilah responden kelas atas dan menengah.
Dari masing-masing lokasi yang mewakili kelas atas dan menengah
dilakukan accidental sample yaitu responden ada pada saat didatangi rumahnya dan
bersedia untuk diwawancarai. Persebaran sampelnya 30 sampel mewakili rumah
tangga kelas atas dan 30 responden yang mewakili kelas menengah. Sehingga
secara keseluruhan jumlah sampel penelitian ini adalah 60 sampel.
Kelemahan dalam Pengumpulan data pada metode ini adalah rasa chicken
nugget tidak dicoba langsung ketika dilakukan wawancara, responden hanya
mengisi kuesioner, sehingga atribut rasa, yang diberikan penilaian tidak obyektif.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam tahap pengumpulan data dianalisis sebagai
dasar untuk menulis bagian pembahasan dalam penelitian ini. Data-data tersebut
akan dianalisis dalam 3 metode
1. Tabulasi Deskriptif
Pengunaan tabulasi deskriptif ditujukan untuk mendapatkan karakteristik
responden secara deskriptif, selain itu dengan tabulasi deskriptif dapat mengetahui
sebaran pola konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good yang
dilakukan oleh semua responden. Tabulasi yang digunakan adalah tabulasi silang
antara dua peubah respon dengan peubah penjelasnya dengan tabel frekuensi.
2. Model Sikap Fishben
Model sikap Fishben adalah salah satu Model multiatribut yang sangat
terkenal. Model sikap multiatribut menggambarkan ancangan yang berharga untuk
memeriksa hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap
terhadap produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut produk. Model fishben
digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk tertentu
berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap
atribut tersebut. Pengembangan tersebut dapat didasarkan pada penilaian atribut
produk yang ideal dan aktual dengan mengunakan model Fishben ini (Engel et al ,
1995).
Misalnya diketahui suatu produk dengan atribut tertentu ternyata tidak
memenuhi atribut ideal yang diharapkan konsumen, maka pemasar perlu
mengembangkan produk tersebut dengan atribut yang sesuai dengan bentuk ideal
yang diharapkan. Secara simbolis model sikap Fishben diformulasikan dalam
bentuk :
Ao = ii ebn
i∑=1
Dimana :
Ao = sikap terhadap objek bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i n = jumlah atribut yang menonjol
Komponen ei , menggambarkan evaluasi konsumen terhadap atribut secara
menyeluruh. Evaluasi biasanya diukur secara khas pada skala evaluasi 7 angka
yang berjajar dari sangat penting, penting, agak penting, ragu-ragu, agak tidak
penting, tidak penting dan sangat tidak penting, sebagai contoh :
Kemudahan dalam tempat pembelian chicken nugget yang dikonsumsi:
Sangat penting _ : _: _ :_ :_ :_:_:_ Sangat tidak penting
+3 +2 +1 0 –1 -2- 3
Komponen bi mengambarkan seberapa kuat komponen percaya bahwa
suatu produk memiliki atribut yang diberikan. Atribut yang digunakan untuk
komponen bi harus sama dengan atribut yang digunakan untuk menghitung
komponen ei, kepercayaan biasanya juga diukur dengan skala 7 angka dari
kemungkinan yang disadari berjajar dari sangat baik hingga buruk.
Kemudahan dalam memperoleh chicken nugget:
Sangat mudah _: _: _ : _: _: _: _:_ Sangat susah
+3+2 +1 0 –1 -2-3
Respon rata-rata lalu kalkulasikan untuk bi dan ei. Dalam menafsirkan hasil
perlu diingat bahwa skala bi dan ei berkisar dari skor maksimum +3 sampai
minimum –3. Untuk mengestimasi sikap konsumen terhadap produk dengan
mengunakan indeks ∑ ,iieb setiap skor kepercayaan (bi) harus dahulu dikalikan
dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai. Kemudian seluruh hasil perkalian harus
dijumlahkan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tersebut.
Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer mengunakan program
Microsoft Excel.
3. Model Regresi Linear Berganda
Motode ini dipilih kerena analisis regresi dapat melihat faktor-faktor apa
saja yang berpengaruh nyata dan tidak nyata pada perilaku konsumsi konsumen
untuk mengkonsumsi chicken nugget. Penelitian ini penulis tidak mencari model
yang tepat untuk mengambarkan hubungan konsumsi chicken nugget dengan
faktor- faktor yang diduganya, tetapi hanya sebegai bahan latihan bagi penulis
mengenai fenomena yang terjadi dimasyarakat.
Pemilihan variabel yang diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget
adalah pendapatan, jumlah jam kerja dan jumlah jam kerja, dengan pertimbangan
apakah pendapatan yang tinggi akan meningkatkan konsumsi chicken nugget.
Faktor pendapatan dibagi menjadi dua kelas karena konsumen chicken nugget itu
sendiri yang terdiri dua kelas kelas sosial yaitu kelas atas dan menengah.
Pembagian kelas sosial ini dengan indikator pendapatan, jika pendapatan responden
lebih dari 5 juta termasuk kedalam kelas atas dan responden pendapatan 2-5 juta
dalah kelas menengah. Alasan jumlah jam kerja dimasukan kedalam model karena
ingin melihat kesibukan ibu rumah tangga, ibu sebagai orang yang paling
mengetahui tentang konsumsi makanan dirumahnya. Penulis ingin mengetahui
apakah dengan meningkatnya jumlah jam kerja ibu rumah tangga akan
meingkatkan konsumsi chicken nugget. Begitu pula dengan faktor jumlah anggota
keluarga penulis ingin mengetahui apakah jumalah anggota keluarga yang besar
juga akan meningkatkan konsumsi chicken nugget.
Persamaan jumlah konsumsi chicken nugget dibentuk dengan persamaan
regresi berganda. Parameternya diestimasi dengan metode OLS ( Ordinary Least
Square). Modelnya adalah sebagai berikut :
Qd = bo+ b1 F + b2W + b3 D+e
Dimana:
Qd = Jumlah konsumsi chicken nugget rumah tangga (kg/bulan) b0 = Intersep b1 …. b3 = Koefisien variabel bebas F = Jumlah anggota keluarga W = Jumlah jam kerja ibu rumah tangga selama 1 hari D = Dummy pendapatan D1 = lebih dari pendapatan 5 juta / bulan D0 = 2-5 juta perbulan e = Variabel penggangu
Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer mengunakan
program SPSS versi 13.
Pengujian Hipotesis
Model yang akan dianalisis menunjukan pengujian terhadap hipotesis-
hipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan untuk
melihat nyata tidaknya pengaruh variabel yang dipilih terhadap variabel yang
diteliti.
1. Uji – t
Untuk menguji mengenai ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tak bebas maka dilakukan uji statistik – t dengan langkah langkah sebagai
berikut :
H0 : b1 = 0
H1 : b1 >0 atau b1 < 0
t- hitung =)(biS
bi ; ( n-k, tabel)
Dimana:
b1 : Koefisien peubah ke-I S(b1) : Standart error untuk b1 n : Jumlah pengamatan k : Jumlah variabel dalam model
Jika :
1. t – tabel < t hit < t – tabel maka terima Ho artinya variabel-variabel bebas
yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.
2. t- hit < t- tabel atau t – hit > t- tabel maka tolak Ho artinya variabel-variabel
bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas.
2. Uji F
Untuk menguji hipotesis mengenai kemapuan variabel-variabel bebas
secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas pada suatu
persamaan dilakukan dengan mengunakan uji- F. Langkah-langkah dalam
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = .... = bk = 0
H1 : paling tidak ada satu b1 ≠ 0
F Hitung = Jumlah kuadrat regrasi / k Jumlah kuadrat sisa / n-k-1 Dimana :
n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas Bila :
1. F hitung > F tabel maka tolak Ho berarti semua variabel bebas mampu
secara besama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas.
2. F hitung < F tabel maka terima Ho berarti semua variabel bebas tidak
mampu secara bersama-sama menjelaskan variasi dari variabel tak bebas.
BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Ciomas Rahayu kecamatan Ciomas mempunyai lokasi yang cukup
strategis karena dekat dengan pusat perbelanjaan dan pusat pemerintahan kota
Bogor, menjadikan kelurahan Ciomas Rahayu sebagai salah satu tempat tinggal
yang diminati.
Kelurahan Ciomas Rahayu mempunyai luas wilayah 88,45 Ha dengan
jumlah penduduk 9894 jiwa yang terdiri 4916 jiwa penduduk laki-laki dan 4916
jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 2504 pada tahun
2006. Jumlah penduduk desa ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Penduduk desa Ciomas Rahayu ini berkerja pada bidang pemerintahan dan
non pemerintahan yang terdiri dari PNS 668 jiwa, TNI/POLRI 42 jiwa, Pegawai
atau karyawan 1234 jiwa, dagang atau wiraswasta 548 jiwa, petani dan peternak 26
jiwa, jasa/buruh 622 jiwa serta lainnya 636 jiwa, selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3.
Sarana dan prasarana meliputi jalan aspal merupakan jalan utama yang
dapat dilewati berbagai kendaraan dari roda dua sampai truk. Angkutan umum
sebagai sarana trasportasi ada setiap waktu. Balai desa sebagai pusat pemerintahan
desa dan kantor kecamatan terletak dipinggir jalan utama. Sarana pendidikan
formal yang ada di desa Ciomas Rahayu dari tingkat TK, Pondok pesantren, SD,
sampai SMA, sedangkan lembaga pendidikan non formal terdiri lembaga kursus
keterampilan, kursus bahasa asing dan bimbingan belajar. Sarana ibadah cukup
lengkap masjid dan mushola. Sarana dan prasana kesehatan terdiri dari 1 poliklinik
dan 1 puskesmas.
5.2 Karakteristik Responden
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
chicken nugget merek So Good dan Delfarm kasus perumahan Villa Ciomas Indah
dengan responden ibu rumah tangga sebanyak 60 responden. Karakteristik
responden yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan sebagai indikasi pengelompokan kelas dimasyarakat yaitu kelas atas
dan kelas menengah, jumlah anggota keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah
tangga yang berkerja di luar rumah.
Usia responden dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yaitu 20 – 29
tahun, 30 – 35 tahun, 36 – 40 tahun, 41 – 45 tahun dan 46 – 50 tahun. Pada Tabel 5.
dibawah terlihat bahwa pada kelompok usia 30 – 35 tahun adalah kelompok yang
paling banyak mengkonsumsi chicken nugget. Hal ini disebabkan pada masa usia
tersebut merupakan usia yang matang dan mapan serta sudah memiliki anak lebih
dari 1 orang anak .
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia, Tahun 2007
Responden Kelompok Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
20 - 29 14 23,33 30 - 35 23 38,33 36 - 40 13 21,66 41 - 45 7 11,66 46-50 3 5 Total 60 100
Berdasarkan Tabel 6. sebagian besar responden berpendidikan sarjana
sebesar 33 orang atau 55 % tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi
pengetahuan ibu rumah tangga mengenai produk makanan siap saji terutama
chicken nugget yang baik dikonsumsi untuk keluarga. Sedangkan tingkat
pendidikan lain pasca sarjana sebanyak 6 orang atau 10 %, tingkat pendidikan D3
sebanyak 9 orang atau 15 % dan sisanya adalah berpendidikan SMU sebanyak 12
orang atau 20 %.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2007
Responden Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
S2 atau lebih 6 10 S1 33 55 D3 9 15 SMU 12 20 Total 60 100
Secara umum responden di perumahan Villa Ciomas Indah adalah ibu
rumah tangga yang berkerja diluar rumah dan tidak berkerja. Jumlah ibu rumah
tangga yang tidak berkerja sebanyak 13 orang atau 21, 67 % dan yang berkerja
terdiri dari pegawai swasta 26 orang atau 43,33 %, pegawai negeri 18 orang atau
30 % dan wiraswasta 3 orang atau 5 %.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan , Tahun 2007
Responden Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak berkerja/ IRT 13 21,67 Pegawai Swasta 26 43,33 Pegawai Negeri 18 30 Wiraswasta 3 5 Total 60 100
Jumlah jam kerja pada penelitian ini adalah 5 hari kerja atau sabtu dan
minggu libur, untuk pegawai swasta dan pegawai negeri. Pada Tabel 8. terdapat
jumlah jam kerja 0 artinya, pada responden ibu rumah tangga ini tidak berkerja
diluar rumah sebanyak 13 orang atau 21,67 persen, jumlah jam kerja 5 sampai 7
jam perhari adalah responden yang berprofesi sebagai guru yang hanya berkerja
atau mengajar berdasarkan pada jadwal mengajar. Sedangkan Jumlah jam kerja 8
sampai 10 adalah responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan swasta.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah jam kerja, Tahun 2007
Responden Jumlah Jam Kerja (jam / hari) Jumlah (orang) Persentase (%)
0 13 21,67 5 1 1,67 6 1 1,67 7 2 3,33 8 12 20 9 15 25 10 16 26,67 Total 60 100
Karakteristik umum responden lainnya yang dapat dilihat dari jumlah
anggota keluarga tertera dalam Tabel 9. Responden terbesar adalah keluarga yang
memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang yaitu 35 persen. Adapun
responden yang terkecil adalah yang memiliki jumlah anggota senayak 2 orang
yaitu 8,33 persen.
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga, Tahun 2007
Responden Jumlah Anggota Keluarga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)
2 5 8,33 3 11 18,33 4 21 35 5 15 25 6 8 13,33 Total 60 100
Pada penelitian ini responden dibagi menjadi 2 kategori pengelompokan
pendapatan. Pendapatan 2-5 juta adalah kelompok responden mewakili kelompok
masyarakat kelas menengah sebesar 30 orang responden atau 50 %. Kelompok
pendapatan lebih dari 5 juta mewakili kelompok kelas atas sebanyak 30 responden
atau 50 %. Jumlah pendapatan responden ini adalah jumlah pendapatan suami dan
istri atau keluarga.
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendapatan, Tahun 2007
Responden Tingkat pendapatan (Rupiah/bulan) Jumlah (orang) Persentase (%)
2-5 juta 30 50 Lebih dari 5 juta 30 50 Total 60 100
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget
Pemahaman terhadap perilaku konsumen dari sudut pandang kepentingan
produsen merupakan upaya yang menggunakan pendekatan pelanggan untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk. Dalam
penelitian ini konsumen dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumen rumah
tangga kelas atas sebanyak 30 responden dan konsumen kelas menengah sebanyak
30 responden. Seluruh responden adalah ibu rumah tangga di perumahan Villa
Ciomas Indah.
Responden kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80
persen atau 24 orang. Sedangkan merek Delfarm hanya 20 persen atau 6 responden.
Kelas atas responden memilih merek So Good untuk di konsumsinya sebanyak
53,33 persen atau 16 responden sedangkan merek Delfarm sebanyak 14 responden
atau 46,67 persen. Merek So Good lebih banyak dipilih baik kelas atas dan kelas
menengah karena harga yang lebih murah, promosi yang lebih gencar, kemasan
yang lebih menarik dan mudah dijumpai hingga ke toko kecil. Delfarm memiliki
konsumen tersendiri sehingga produk ini tidak mengandalkan promosi dan hanya
di jumpai pada supermarket atau toko –toko khusus
Tabel 11. Sebaran Responden Dalam Memilih Merek Dalam Mengkonsumsi Chicken Nugget,2007
Kelas Sosial
Kelas Atas Kelas Menengah Total Pilihan
Merek Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase
So Good 16 53,33 24 80 40 66,67 Delfram 14 46,67 6 20 20 33,33 Total 30 100 30 100 60 100
Hampir semua responden kelas atas dan menengah mengatakan rasa yang
enak sebagai alasan utama untuk mengkonsumsi chicken nugget. Kelas menengah
50 persen atau 15 orang sedangkan kelas atas hanya 16,67 persen atau 5 orang
responden. Alasan lain responden dalam mengkonsumsi chicken nugget yang
dikonsumsi karena alasan praktis. Kelas menengah 30 persen atau 9 respoden
sedangkan kelas atas 36,67 presen atau 11 responden. Karena sebagian besar
responden berkerja diluar rumah sebanyak 78,33 persen sehingga lebih memilih
bahan makanan yang dapat diolah dengan cara yang mudah atau praktis. Kelas atas
sebesar 46,67 persen atau 14 responden dan kelas menengah 20 persen atau 6
responden menyatakan alasan mengkonsumsi chicken nugget adalah untuk
cadangan makanan.
Tabel 12. Sebaran Alasan Responden Dalam konsumsi Chicken Nugget,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Alasan konsumsi
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase Enak 5 16,67 15 50 20 33,33 Praktis 11 36,67 9 30 20 33,33 Cadangan makanan
14 46,67 6 20 20 33,33
Total 30 100 30 100 60 100
Berdasarkan penelitian di lapangan bahwa frekuensi pembelian chicken
nugget pada kelas atas dan menengah pada perumahan Villa Ciomas indah adalah
lebih banyak melakukan pembelian 2 minggu sekali. Kelas atas sebanyak 14
responden atau sebesar 46,67 persen dan kelas menengah sebanyak 11 responden
atau 36,67 persen. Frekuensi pembelian pada masa 1 minggu sekali hanya
dilakukan oleh responden kelas atas yaitu sebanyak 2 responden atau 6,67 persen.
Frekuensi pembelian yang jarang dilakukan kelas atas dan menengah adalah
frekuensi pembelian dengan masa 3 minggu sekali masing-masing sebanyak 2
responden atau 6,67 persen. Sedangkan frekuensi yang banyak dilakukan kembali
oleh kedua kelas tersebut adalah 4 minggu sekali atau pembelian 1 bulan sekali
pada kelas atas sebanyak 12 responden atau 40 persen sedangkan kelas menengah
sebanyak 8 orang responden atau 26,67 persen. Pada kelas menengah frekuensi
pembelian ada yang dilakukan sewaktu-waktu saja yaitu sebanyak 9 orang
responden atau 30 persen. Rincian selengkapnya terdapat pada Tabel 13.
Tabel 13. Sebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Frekuasi Pembelian
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 1 Minggu sekali 2 6,67 2 3,332 Minggu sekali 14 46,67 11 36,67 25 41,673 Minggu sekali 2 6,67 2 6,67 4 6,674 Minggu sekali 12 40 8 26,67 20 33,33Sewaktu-waktu 9 30 9 15Total 30 100 30 100 60 100
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui juga jumlah pembelian
chicken nugget, kemasan yang paling diminati untuk setiap kali melakukan
pembelian chicken nugget adalah kemasan 500 gram pada kelas atas sebanyak 20
responden atau 66,67 persen dan kelas menengah sebanyak 22 orang atau 73,33
persen, kemasan ini diminati karena harga yang tidak terlalu mahal dan isi tidak
terlalu banyak sehingga apabila bosan dengan rasanya dapat membeli lagi dengan
rasa yang berbeda. Kemasan chicken nugget 1 kg untuk kelas atas sebanyak 33,33
persen atau 10 responen dan kelas menengah 8 responden atau 26,67 persen,
kemasan chicken nugget 1 kg ini tepat dipilih untuk keluarga yang memiliki
anggota keluarga banyak. Rincian selengkapnya pada Tabel 14.
Tabel 14. Sebaran Jumlah Pembelian Chicken Nugget Untuk Setiap
Pembelian,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Kemasan
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 500 gram 20 66,67 22 73,33 42 70 1 kg 10 33,33 8 26,67 18 30 Total 30 100 30 100 60 100
Pemahaman terhadap perilaku konsumen chicken nugget juga meliputi
kebiasaan responden dalam menentukan tempat pembelian chicken nugget dan
perubahan perilaku yang menyertainya. Secara umum, pada responden kelas atas
sebesar 56,67 persen atau 17 responden dan responden kelas menengah 27 orang
atau 90 persen membeli chicken nugget di supermarket. dan sebagian lagi
responden membeli chicken nugget pada toko daging yang ada di dekat rumah
mereka. Kelas atas sebesar 13 orang atau 43,33 persen dan kelas menengah sebesar
3 orang atau 10 persen. Pilihan terhadap Supermarket dan pasar toko daging
menjadi pilihan mayoritas responden karena jarak yang cukup dekat dengan tempat
tinggal responden dan terjangkau oleh kendaraan umum serta tempat tersebut
cukup praktis karena sekalian berbelanja kebutuhan rumah tangga lainnya. Data
selengkapnya mengenai tempat pembelian pada Tabel 15.
Tabel 15. Sebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Tempat pembelian
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase Supermarket 17 56,67 27 90 44 73,33 Toko Daging 13 43,33 3 10 16 26,67 Total 30 100 30 100 60 100
6.2 Analisis Penilaian Konsumen
Dalam penelitian ini konsumen chicken nugget yang dijadikan responden
adalah ibu rumah tangga. Analisis penilaian konsumen dilakukan untuk
membandingkan penilaian konsumen terhadap chicken nugget merek So Good dan
chicken nugget merek Delfarm. Pembandingan chicken nugget merek So Good
dengan Delfarm dilakukan untuk melihat bagaimana pandangan dan sikap
konsumen terhadap kedua jenis merek chicken nugget tersebut.
Dalam analisis penilaian konsumen ini, atribut yang dinilai meliputi harga,
label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian. Atribut –
atribut ini dijadikan penilaian karena dianggap sebagai atribut penting yang
terdapat di dalam produk chicken nugget.
Responden yang diambil adalah seluruh responden dalam penelitian ini
sebanyak 60 responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan model
Multiatribut Fishben. Dalam analisis ini data yang diperlukan meliputi nilai
evaluasi (ei ) dan nilai keyakinan konsumen (bi) terhadap chicken nugget merek So
Good dan Delfarm.
Nilai evaluasi (ei) mewakili yang dikendaki konsumen chicken nugget
secara umum. Pada Tabel 16. terlihat bahwa seluruh atribut dinilai positif oleh
konsumen. Label halal dievaluasi konsumen sebagai atribut yang paling penting
dipertimbangkan konsumen dalam mengkonsumsi chicken nugget. Kemudian
disusul oleh rasa, harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian.
Tabel 16. Nilai Evaluasi Konsumen (ei) terhadap Atribut chicken nugget
Atribut Produk Nilai Evaluasi (ei) Harga 2,93 Label Halal 1,57 Rasa 2,4 Nilai gizi 3,37 Kemasan 5,17 Promosi 6,08 Tempat pembelian 6,48
Nilai keyakinan konsumen (bi) digunakan untuk menunjukan seberapa kuat
konsumen percaya bahwa chicken nugget merek So Good dan Delfarm memiliki
atribut yang diberikan. Pada Tabel 17. terlihat bahwa keenam atribut chicken
nugget merek Delfarm bernilai positif. Hal ini berarti bahwa konsumen percaya
bahwa atribut tidak diragukan, rasa yang enak, informasi nilai gizi yang jelas,
promosi, kemasan dan tempat pembelian yang mudah di dapat. Atribut harga
bernilai negatif ini menunjukan harga Delfarm menurut keyakinan responden
memiliki harga yang mahal.
Tabel.17. Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget merek Delfarm
Atribut Nilai keyakinan Delfarm Harga -1,15 Label Halal 2,17 Rasa 2,22 Nilai gizi 1,95 Kemasan 1,52 Promosi 0,75 Tempat pembelian 1,53
Nilai keyakinan konsumen (bi) terhadap chicken nugget merek So Good
dapat dilihat pada tabel 18. Sama halnya dengan chicken nugget merek Delfarm,
atribut produk chicken nugget bernilai positif. Hal ini menunjukan konsumen
percaya pada atribut produk yang terdapat pada chicken nugget merek So Good
tidak diragukan lagi. Atribut harga bernilai negatif menunjukan bahwa harga yang
mahal.
Tabel 18.Nilai Keyakinan Konsumen (bi) Atribut Chicken Nugget merek So Good Atribut Nilai keyakinan So Good Harga -0,38 Label Halal 2,17 Rasa 1,97 Nilai gizi 2,02 Kemasan 2,18 Promosi 2,13 Tempat pembelian 2,1
Setelah diperoleh nilai evaluasi konsumen terhadap chicken nugget secara
umum dan nilai keyakinan konsumen terhadap chicken nugget merek So Good dan
Delfarm maka bisa didapatkan bagaimana sikap konsumen terhadap chicken nugget
So Good dan Delfarm. Hal itu diperoleh dengan cara mengkalikan nilai evaluasi
dengan nilai keyakinan konsumen terhadap masing-masing merek So Good dan
Delfarm.
Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek
Delfarm dan So Good dapat dilihat pada Tabel 19. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good lebih baik dari
pada sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm. Chicken nugget
merek Delfarm memiliki nilai sikap dengan skor 34,27 dan chicken nugget merek
So Good memiliki nilai sikap dengan skor 51,66. Atribut rasa merek Delfarm
memiliki skor lebih besar dari merek So Good. Atribut label halal memiliki skor
yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut harga, nilai gizi,
kemasan, promosi dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang
lebih besar daripada merek Delfarm.
Menurut konsumen atribut rasa chicken nugget merek Delfarm memiliki
rasa yang lebih enak serta daging daging yang lebih terasa menyebabkan nilai
untuk atribut rasa lebih besar. Atribut label halal memiliki nilai skor yang sama ini
berarti konsumen memiliki sikap yang sama bahwa kedua merek tersebut tingkat
kehalalan tidah diragukan lagi, terbuat dari daging ayam sehat dan aman.
Atribut harga, nilai gizi, kemasan, promosi dan tempat pembelian pada
merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm. Menurut konsumen harga
yang lebih murah, nilai gizi lebih lengkap, promosi yang lebih gencar, kemasan
yang lebih menarik dengan berbagai bentuk potongan chicken nugget yang disukai
anak-anak seperti bentuk huruf dan binatang, dan tempat pembelian merek So
Good lebih banyak ditemukan dimana saja.
Tabel 19. Sikap Konsumen Terhadap chicken nugget Merek Delfarm dan So Good,
2007
Delfarm So Good Atribut Produk Nilai Evaluasi (ei) bi ei * bi bi ei * bi
Harga 2.93 -1.15 -3.37 -0.38 -1.11Label Halal 1.57 2.17 3.41 2.17 3.41Rasa 2.4 2.22 5.33 1.97 4.73Nilai gizi 3.37 1.95 6.57 2.02 6.81Kemasan 5.17 1.52 7.86 2.18 11.27Promosi 6.08 0.75 4.56 2.13 12.95Tempat pembelian 6.48 1.53 9.91 2.1 13.61Total 28.00 8.99 34.27 12.19 51,66
6.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analissis Regresi linear berganda adalah untuk melihat faktor- faktor yang
diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget apakah memiliki korelasi dan
signifikan terhadap konsumsi. Pada penelitian ini Faktor-faktor yang diduganya
adalah tingkat pendapatan, jumlah jam kerja dan jumlah anggota keluarga.
Dari hasil Output correlation pada Tabel 20. Faktor-faktor yang berkolerasi
nyata adalah konsumsi dengan jumlah anggota dan konsumsi dengan pendapatan.
Sedangkan jumlah jam kerja tidak memiliki kolerasi nyata. Untuk melihat suatu
faktor memiliki kolerasi nyata atau tidak nyata dilihat dari nilai sig. Jika nilai sig
kurang dari 0,05 maka faktor tersebut memiliki korelasi. 0,05 adalah α atau selang
kepercayaan.
Tabel 20. Tingkat Korelasi Outputt SPSS versi 13
Konsumsi J_Anggota J_Kerja_1hari Dummy_pdpt Sig. Konsumsi - 0,029 0,140 0,013 J_Anggota 0,029 - 0,438 0,076 J_kerja_1hari 0,140 0,438 - 0,000 Dummy_Pdptn 0,130 0,076 0,000 -
Model konsumsi chicken nugget pada konsumen rumah tangga kelas atas
dan menengah nilai determinasi (R2) sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2
persen dari jumlah konsumsi yang dapat dijelaskan oleh variabel –variabel bebas.
Sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model.
Rincian Terlihat pada tabel 21.
Tabel 21. Model Summary Output SPSS versi 13 Model R Rsquare Adjusted R
Square Std. Error of Estimate
Durbin-watson
1 0,349 (a) 0,122 0,075 0,66490 1,901
Berdasarkan tabel anova nilai F yang dihasilkan adalah 2,589 dengan nilai
sig sebesar 0,062 artinya nilai sig lebih besar dari 0,05 maka terima H0 yang
berarti model regresi ini tidak nyata.
Tabel 22. Anova Output SPSS versi 13
ANOVAb
3.433 3 1.144 2.589 .062a
24.753 56 .44228.186 59
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Dummy_pdptn, J_Anggota, J_Kerja_1haria.
Dependent Variable: Konsumsib.
Berdasarkan Tabel 23. Untuk melihat faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi konsumsi secara nyata atau tidak. Di lihat dari koefisien dari
konstanta nilai sig apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut
tidak nyata. Jumlah anggota keluarga mempunyai nilai sig 0,117, jumlah jam kerja
0,734 dan pendapatan nilai sig yang didapat sebesar 0,117. Berdasarkan nilai sig
yang didapat lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut adalah tidak nyata.
Tabel 23. Koeffisien Output SPSS versi 13
Coefficientsa
.287 .355 .809 .422
.126 .079 .204 1.593 .117 .952 1.050
.009 .025 .048 .341 .734 .801 1.248
.311 .195 .227 1.592 .117 .773 1.293
(Constant)J_AnggotaJ_Kerja_1hariDummy_pdptn
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Konsumsia.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program
SPSS versi 13 diatas, jika dilihat dari nilai korelasi, konsumsi dengan jam kerja
tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah
anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi. Dilihat dari nilai sig sebesar
0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya model tidak nyata dan nilai sig pada Tabel
22 terlihat lebih besar dari 0,05 yang artinya faktor jumlah jam kerja, jumlah
anggota keluarga dan pendapatan tidak nyata.
Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan
pada saat produk chicken nugget sudah tidak booming atau seramai dulu lagi.
Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau
selingan. Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi
chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua
orang saja dalam suatu kelurga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan
beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat
konsumsi beras pada keluarga tersebut.
Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin
banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi
chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga
seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun
mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas, lebih memilih makan di
restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang
ditawarkan dengan harga yang bersaing.
Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan
meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat. Karena
chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang
meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan
tinggi atau kelas atas biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu
makanan junk food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk
kesehatan karena banyak mengandung zat pengawet.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good di
perumahan Villa Ciomas Indah Bogor dengan menggunakan alat analisa
multiatribut Fishben dan regresi linear berganda maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pola konsumsi chicken nugget, kebanyakan responden kelas atas dan menengah
memilih merek So Good dari pada merek Delfarm. Alasan responden kelas
menengah mengkonsumsi chicken nugget karena rasa yang enak sedangkan
kelas atas mengkonsumsi chicken nugget hanya sebagai cadangan makanan.
Frekuensi pembelian chicken nugget yang banyak dilakukan oleh responden
baik kelas atas maupun menengah adalah 2 minggu sekali. Kemasan yang
banyak dipilih oleh responden adalah ukuran 500 gram. Kebanyakan responden
kelas atas dan menengah membeli chicken nugget di supermarket.
2. Menurut model sikap Fishben chicken nugget merek Delfarm mempunyai nilai
tertinggi dalam atribut rasa.Menurut responden Delfarm mempunyai rasa yang
enak. Untuk merek So Good skor sikap tertinggi pada atribut Harga, nilai gizi,
kemasan, promosi dan tempat pembelian. Sedangkan untuk atribut label halal
mempunyai nilai sikap yang sama antara chicken nugget Delfarm dan So Good.
Secara keseluruhan menurut model sikap Fisben, responden lebih memilih So
Good daripada Delfarm.
3. Berdasarkan hasil regresi linear berganda didapat konsumsi dengan jam kerja
tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah
anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi nyata. Nilai R2 sebesar
0,122 artinya hanya sebesar 12,2 % dari jumlah konsumsi dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor yang kita masukan kedalam model, sisanya dijelaskan oleh faktor-
faktor lain. Tabel Anova nilai F sebesar 2,589 dengan nilai Sig 0,062 yang
lebih besar dari 0,05 artinya terima H0, model regresi ini tidak nyata. Dari tabel
koeffisien untuk ketiga variabel mempunayai nilai Sig lebih besar dari 0,05
artinya nilai koeffisien dari konstanta jumlah anggota, jumlah jam kerja dan
pendapatan tidak nyata. Dalam penelitian ini penulis tidak mencari model yang
baik tetapi hanya sebagai bahan latihan mengenai fenomena yang terjadi di
masyarakat saat ini khususnya mengenai konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good di perumahan Villa Ciomas Indah Bogor.
7.2 Saran
1. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek
Delfarm, disarankan lebih gencar dalam mempromosikan produknya,
kemasan yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar
konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah.
2. Chicken nugget merek So Good disarankan meningkatkan rasa, karena hasil
penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik enak dari pada So Good.
Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi
chicken nugget lebih banyak lagi.
3. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja,
dan jumlah anggota keluarga tidak signifikan mempengaruhi konsumsi
chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi produsen produk chicken
nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan produktifitasnya
sehingga penjualan chicken nugget meningkat dan pasaran produk chicken
nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk makanan siap
saji yang semakin beragam.
MAKALAH SEMINAR Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Chicken Nugget (Kasus Delfarm & So Good
Perumahan Villa Ciomas Indah Bogor) Dosen Pembimbing : Ir. Nindiyantoro, Msc Pemrasaran/ NRP : Novian Hady/ A14 101 687 Pembahas : Eddi Maulana Tempat/Waktu/ Tanggal : Ekstensi / Jam 12.00 WIB / 1 Desember 2007
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan gizi dan meningkatnya tingkat pendapatan menyebabkan konsumsi daging ayam meningkat. Konsumsi daging ayam pada tahun 2005 sebesar 3,796 kg/th meningkat pada tahun 2006 menjadi 4,29 kg/th. (Statistik Pertanian, 2006). Peningkatan konsumsi diikuti pula dengan pengingkatan produksi daging ayam. Produksi daging ayam broiler yang besar dapat diolah menjadi Chicken Nugget, guna mengurangi rasa bosan terhadap bentuk penyajian daging ayam, serta dapat juga dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan akan praktis yang menghendaki kemudahan dan kecepatan Hal ini sejalan dengan perubahan konsumsi konsumen yang kebanyakan memiliki waktu yang semakin sempit untuk menyiapkan makan untuk disantapnya. Adaya perubahan gaya hidup mayarakat yang praktis dan cepat, Chicken Nugget sebagai salah satu makanan yang siap saji menjadi bagian yang tak terpisahkan. Perbedaan konsumsi Chicken Nugget, pada konsumen dapat dimaklumi karena faktor yang membentuk perilaku tersebut berbeda. Faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Pemahaman yang menyeluruh mengenai perilaku konsumsi konsumen Chicken Nugget sangat membantu pemasar dalam menyusun perencanaan pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen 1.2 Perumusan Masalah
Pola konsumsi masyarakat pada saat ini cenderung mengalami perubahan yang sangat nyata, terlihat dari kecenderungan mereka yang lebih memilih hal-hal yang praktis terutama untuk dikonsumsi. Hampir semua orang menginginkan makanan yang terbuat dari daging ayam khususnya makanan olahan seperti chicken nugget benar-benar aman untuk dikonsumsi. Dalam artian terdapat label halal dan izin dari dinas kesehatan dan badan POM serta hegienis dan kandungan gizi yang terdapat dalam produk chicken nugget, sehingga konsumen tidak perlu was-was untuk mengkonsumsi makanan tersebut.
Salah satu produk chicken nugget yang terkenal dan digemari oleh masyarakat adalah produk chicken nugget merek Delfarm dan Sogood. Kedua produk tersebut mengutamakan higienis dalam pengolahan dan keamanan makanan dengan mencantumkan label halal dan nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut, serta kemasan yang menarik membuat kedua merek tersebut tetap diminati oleh konsumen.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang menghendaki gaya hidup yang serba cepat, kemudahan memasak dan rasa yang lezat yang dimiliki oleh chicken
nugget menyebabkan produk ini banyak disukai oleh anak-anak terutama dikota besar. Ini didukung oleh banyaknya perusahaan yang memproduksi chicken nugget dengan berbagai macam merek dan kemasan yag menarik. Fenomena ini membuat persaingan yang ketat diantara produsen Chicken nugget, sehingga ada anggapan bahwa konsumen adalah “Raja
Banyaknya produsen yang menghasilkan chicken nugget menyebabkan konsumen menjadi lebih bebas memilih produk chicken nugget yang akan di konsumsinya. Oleh karena itu sangat penting sekali mengetahui bagaimana perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good. Perilaku konsumsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat pendapatan, jumlah keluarga, dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga sedangkan faktor eksternal harga, label halal,rasa, nilai gizi, kemasan, promosi,tempat pembelian. Lebih spesifik lagi permasalahanya adalah. Lebih spesifik lagi permasalahanya adalah 1 Bagaimana gambaran umum perilaku konsumsi chicken nugget merek Delfarm
dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor?
2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor ?
2.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut : 1 Menganalisis perilaku konsumsi perilaku konsumsi chicken nugget merek
Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah , Bogor.
2 Menganalisis Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good pada konsumen rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah, Bogor.
2.4 Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak
yang terlibat dalam sistem distribusi dan sistem agribisnis sehingga mereka dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Chicken Nugget Chicken Nugget adalah suatu bentuk olahan daging yang terbuat dari daging gilingan yang dicetak dalam berbagai bentuk potongan. Potongan ini kemudian dilapisi dengan tepung berbumbu (Murtidjo,2003) 2.3 Preferensi konsumen Terhadap Chicken Nugget
Menurut Ratnaningsih (2003)mengenai Preferensi Konsumen Terhadap Produk Chicken Nugget (Studi Kasus di lima Supermarket di Kota Bogor) dengan mengunakan analisis ekuitas merek. Sebagian besar konsumen Chicken Nugget (29 %) baru mengetahui produk ini tahun 2000-an, kemasan yang paling disukai adalah 500 gram, dan rasa yang paling banyak dipilih adalah rasa pedas, dan rasa gurih. Hasil Imporance Performance menghasilkan matriks kepentingan dan kepuasan atribut, yang menjelaskan harga yang dikaitkan dengan kualitas merupakan atribut
yang sangat penting oleh pelanggan, namun penanganan belum maksimal dari produsen. Atribut lain yang harus tetap dipertahankan adalah rasa, kejelasan tanggal kadaluarsa, halal, dan izin depkes, atribut tersebut sudah baik dan tingkat kepuasan konsumen cukup tinggi.
III KERANGKA PEMIKIRAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ciomas kabupaten Bogor, dikomplek perumahan Villa Ciomas Indah Bogor. Penentuan lokasi ini dipilih dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa diperumahan ini banyak menjual chicken nugget merek Delfarm dan So Good, ini menunjukan tingkat keseringan dalam mengkonsumsi chicken nugget merek Delfarm dan So Good cukup tinggi. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dalam Oktober-November. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara kepada responden rumah tangga dengan mengunakan kuesioner. Data lain yang digunakan adalah data sekunder berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 4.3 Metode Pengambilan Responden
Respoden yang dipilih sebagai sampel adalah ibu rumah tangga yang berada diperumahan Villa Bogor Indah. Respoden tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa ibu rumah tangga mengetahui kebiasaan keluarga dalam mengkonsumsi Chicken Nugget. Jumlah sampel yang dipilih sebanyak 60 responden, yang terdiri dari 30 responden kelas atas dengan indikasi pendapatan lebih dari 5 juta dan kelas menengah 30 responden kelas menengah dengan pendapatan 2-5 juta. 4.4 Metode Analisis Data 1. Tabulasi Deskriptif Pengunaan tabulasi deskriptif ditujukan untuk mnedapatkan karakteristik responden secara deskriptif, selain itu dengan tabulasi deskriptif dapat mengetahui sebaran pola konsumsi Chicken Nugget yang dilakukan oleh semua responden. 2. Model Sikap Fishben
Gaya hidup serba praktis dan cepatKesadaran gizi
Faktor InternalTingkat pendapatanJumlah keluargaJumlah jam kerja IRT
Faktor eksternalHarga, Label Halal, Rasa, Nilai gizi, Kemasan, Promosi, Tempat pembelian
Pola konsumsi :1. Pilihan merek chicken nugget2. Alasan mengkonsumsi chicken nugget3. Frekuensi pembelian chicken nugget4. Jumlah pembelian chicken nugget (Kg)5. Pemilihan tempat pembelian chicken nugget
Konsumenatas
Konsumenmenengah
Model Fishben digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut tersebut.Faktor yang akan dianalisis adalah harga, label halal, kemasan, promosi, dan tempat pembelian. 3.Model Regresi Linear Berganda
Metode ini dipilih kerena analisis regresi dapat melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh nyata dan tidak nyata pada perilaku konsumsi konsumen untuk mengkonsumsi chicken Nugget. Persamaan jumlah konsumsi chicken Nugget dibentuk dengan persamaan regresi berganda. Parameternya diestimasi dengan metode OLS ( Ordinary Least Square). Modelnya adalah sebagai berikut :
Qd = bo+ b1 F + b2W + b3 D+e Dimana: Qd = Jumlah konsumsi chicken nugget rumah tangga (kg/bulan) b0 = Intersep b1 …. b3 = Koefisien variabel bebas F = Jumlah anggota keluarga W = Jumlah jam kerja ibu rumah tangga selama 1 hari D = Dummy pendapatan D1 = lebih dari pendapatan 5 juta / bulan D0 = 2-5 juta perbulan e = Variabel penggangu
Pengolahan data dilakukan dengan alat Bantu komputer menggunakan program SPSS versi 13.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Ciomas Rahayu mempunyai luas wilayah 88,45 Ha dengan
jumlah penduduk 9894 jiwa yang terdiri 4916 jiwa penduduk laki-laki dan 4916 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 2504 pada tahun 2006. Penduduk desa Ciomas Rahayu ini berkerja pada bidang pemerintahan dan non pemerintahan yang terdiri dari PNS 668 jiwa, TNI/POLRI 42 jiwa, Pegawai atau karyawan 1234 jiwa, dagang atau wiraswasta 548 jiwa, petani dan peternak 26 jiwa, jasa/buruh 622 jiwa, serta lainnya 636 jiwa.
Sarana dan prasarana meliputi jalan aspal merupakam jalan utama yang dapat dilewati berbagai kendaraan dari roda dua sampai truk. Angkutan umum sebagai sarana trasportasi ada setiap waktu. Balai desa sebagai pusat pemerintahan desa dan kantor kecamatan terletak dipinggir jalan utama. Sarana pendidikan formal yang ada di desa Ciomas Rahayu dari tingkat TK, Pondok pesantren, SD, sampai SMA, sedangkan lembaga pendidikan non formal terdiri lembaga kursus keterampilan, kursus bahasa asing, dan bimbingan belajar. Sarana ibadah cukup lengkap masjid dan mushola. Sarana dan prasana kesehatan terdiri dari 1 poliklinik, 1 puskesmas.
5.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan sebagai indikasi pengelompokan kelas dimasyarakat yaitu kelas atas dan kelas menengah, jumlah anggota keluarga dan jumlah jam kerja ibu rumah tangga yang berkerja di luar rumah. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia, Tahun 2007
Responden Kelompok Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
20 - 29 14 23,33 30 - 35 23 38,33 36 - 40 13 21,66 41 - 45 7 11,66 46-50 3 5 Total 60 100
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2007
Responden Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
S2 atau lebih 6 10 S1 33 55 D3 9 15 SMU 12 20 Total 60 100
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan , Tahun 2007
Responden Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Tidak berkerja/ IRT 13 21,67 Pegawai Swasta 26 43,33 Pegawai Negeri 18 30 Wiraswasta 3 5 Total 60 100
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah jam kerja, Tahun 2007
Responden Jumlah Jam Kerja (jam / hari) Jumlah (orang) Persentase (%)
0 13 21,67 5 1 1,67 6 1 1,67 7 2 3,33 8 12 20 9 15 25 10 16 26,67 Total 60 100
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga, Tahun 2007
Responden Jumlah Anggota Keluarga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)
2 5 8,33 3 11 18,33 4 21 35 5 15 25 6 8 13,33 Total 60 100
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendapatan, Tahun 2007 Responden Tingakat pendapatan
(Rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%) 2-5 juta 30 50 Lebih dari 5 juta 30 50 Total 60 100
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pola Konsumsi Chicken Nugget Penelitian ini konsumen dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu konsumen rumah tangga kelas atas sebanyak 30 responden dan konsumen kelas menengah sebanyak 30 responden. Seluruh responden adalah ibu rumah tangga di perumahan Villa Ciomas Indah. Tabel 7. Pesebaran Responden Dalam Memilih Merek Dalam Mengkonsumsi
Chicken Nugget,2007 Kelas Sosial
Kelas Atas Kelas Menengah Total Pilihan
Merek Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase
So Good 16 53,33 24 80 40 66,67 Delfram 14 46,67 6 20 20 33,33 Total 30 100 30 100 60 100
Tabel 8. Pesebaran Alasan Responden Dalam konsumsi Chicken Nugget,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Alasan konsumsi
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase Enak 5 16,67 15 50 20 33,33 Praktis 11 36,67 9 30 20 33,33 Cadangan makanan
14 46,67 6 20 20 33,33
Total 30 100 30 100 60 100
Tabel 9. Persebaran Frekuensi Pembelian Chicken Nugget ,2007 Kelas Sosial
Kelas Atas Kelas MenengahTotal Frekuasi
Pembelian Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase
1 Minggu sekali 2 6,67 2 3,332 Minggu sekali 14 46,67 11 36,67 25 41,673 Minggu sekali 2 6,67 2 6,67 4 6,674 Minggu sekali 12 40 8 26,67 20 33,33Sewaktu-waktu 9 30 9 15Total 30 100 30 100 60 100
Tabel 10. Persebaran Jumlah Pembelian Chicken Nugget Untuk Setiap Pembelian,2007
Kelas Sosial Kelas Atas Kelas Menengah
Total Kemasan
Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase 500 gram 20 66,67 22 73,33 42 70 1 kg 10 33,33 8 26,67 18 30 Total 30 100 30 100 60 100
Tabel 12. Persebaran Tempat Pembelian Chicken Nugget ,2007 Kelas Sosial
Kelas Atas Kelas Menengah Total Tempat
pembelian Jumlah % Jumlah % Jumlah Persentase
Supermarket 17 56,67 27 90 44 73,33 Toko Daging 13 43,33 3 10 16 26,67 Total 30 100 30 100 60 100
6.2 Analisis Penilaian Konsumen Analisis penilaian konsumen dilakukan untuk membandingkan penilaian konsumen terhadap chicken nugget mrek So Good dan chicken nugget merek Delfarm. Pembandingan chicken nugget merek So Good dengan Delfarm dilakukan untuk melihat bagaimana pandangan dan sikap konsumen terhadap kedua jenis merek chicken nugget tersebut. Dalam analisis penilaian konsumen ini, atribut yang dinilai meliputi harga, label halal, rasa, nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian. Atribut –atribut ini dijadikan penilaian karena dianggap sebagai atribut penting yang terdapat di dalam produk chicken nugget. Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm dan So Good dapat dilihat pada Tabel 13. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good lebih baik dari pada sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm. Chicken nugget merek Delfarm memiliki nilai sikap dengan skor 41,01 dan chicken nugget merek So Good memiliki nilai sikap dengan skor 53,88. Atribut harga dan rasa merek Delfram memiliki skor lebih besar daripada merek So Good. Atribut label halal memiliki skor yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang lebih besar daripada merek Delfram.
Menurut konsumen atribut harga chicken nugget merek Delfarm lebih mahal dan rasa yang lebih enak serta daging yang lebih terasa menyebabkan nilai konsumen untuk atribut harga dan rasa lebih besar. Atribut label halal memiliki nilai skor yang sama ini berarti konsumen memiliki sikap yang sama bahwa kedua merek tersebut tingkat kehalalan tidah diragukan lagi, terbuat dari daging ayam sehat dan aman. Atribut nilai gizi,kemasan, promosi, dan tempat pembelian pada merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm. Menurut konsumen nilai gizi lebih lengkap, promosi yang lebih gencar, kemasan yang lebih menarik dengan berbagai bentuk potongan chicken nugget yang disukai anak-anak seperti bentuk huruf dan binatang, dan tempat pembelian merek So Good lebih banyak ditemukan mana saja. Tabel 13. Sikap Konsumen Terhadap chicken nugget Merek Delfarm dan So Good,
2007 Delfarm So Good Atribut Produk Nilai
Evaluasi (ei) bi ei * bi bi ei * bi Harga 2.93 1.15 3.37 0.38 1.11Label Halal 1.57 2.17 3.41 2.17 3.41Rasa 2.4 2.22 5.33 1.97 4.73Nilai gizi 3.37 1.95 6.57 2.02 6.81Kemasan 5.17 1.52 7.86 2.18 11.27Promosi 6.08 0.75 4.56 2.13 12.95Tempat pembelian 6.48 1.53 9.91 2.1 13.61Total 28.00 11.29 41.01 12.95 53.88
6.3 Analisis Regresi Linear Berganda Analissis Regresi linear berganda adalah untuk melihat faktor- faktor yang
diduga mempengaruhi konsumsi chicken nugget apakah memiliki korelasi dan signifikan terhadap konsumsi. Pada penelitian ini Faktor-faktor yang diduganya adalah tingkat pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga.
Dari hasil Output correlation. Faktor-faktor yang berkolerasi nyata adalah konsumsi dengan jumlah anggota, konsumsi dengan pendapatan. Sedangkan jumlah jam kerja tidak memiliki kolerasi nyata. Untuk melihat suatu faktor memiliki kolerasi nyata atau tidak nyata dilihat dari nilai sig. Jika nilai sig kurang dari 0,05 maka faktor tersebut memiliki korelasi. 0,05 adalah α atau selang kepercayaan. Tabel 14. Tingkat Korelasi Konsumsi J_Anggota J_Kerja_1hari Dummy_pdpt Sig. Konsumsi - 0,029 0,140 0,013 J_Anggota 0,029 - 0,438 0,076 J_kerja_1hari 0,140 0,438 - 0,000 Dummy_Pdptn 0,130 0,076 0,000 -
Model konsumsi chicken nugget pada konsumen rumah tangga kelas atas dan menengah nilai determinasi (R2) sebesar 0,122 artinya hanya sebesar 12,2 persen dari jumlah konsumsi yang dapat dijelaskan oleh variabel –variabel bebas. Sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model.
Nilai F yang dihasilkan adalah 2,589 dengan nilai sig sebesar 0,062 artinya nilai sig lebih besar dari 0,05 maka terima H0 yang berarti model regresi ini tidak nyata. Untuk melihat faktor-faktor yang diduga mempengaruhi konsumsi secara
nyata atau tidak. Di lihat dari koefisien dari konstanta nilai sig apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut tidak nyata. Jumlah anggota keluarga mempunyai nilai sig 0,117, jumlah jam kerja 0,734 dan pendapatan nilai sig yang didapat sebesar 0,117. Berdasarkan nilai sig yang didapat lebih besar dari 0,05 maka faktor-faktor tersebut adalah tidak nyata.
Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan pada saat produk chicken nugget sudah tidak booming atau seramai dulu lagi. Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau selingan.Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua orang saja dalam suatu keluarga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat konsumsi beras pada keluarga tersebut.
Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas makan lebih memilih makan di restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang ditawarkan dengan harga yang bersaing.
Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat. Karena chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan tinggi atau kelas atas, biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu makanan jung food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung zat pengawet.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang pola konsumsi konsumen chicken nugget di perumahan Villa Ciomas Indah adalah responden kelas menengah memilih chicken nugget merek So Good 80 persen dan 20 persen memilih merek Delfarm. Sedangkan kelas atas responden memilih merek So Good sebanyak 53,33 persen dan merek Delfarm sebanyak 46,67 persen.
Alasan utama untuk mengkonsumsi chicken nugget. Kelas menengah 50 persen sedangkan kelas atas hanya 16,67 persen. Alasan lain mengkonsumsi chicken nugget karena alasan praktis. Kelas menengah 30 persen, kelas atas 36,67 persen, sebagian besar responden berkerja diluar rumah a lebih memilih bahan makanan yang praktis. Kelas atas sebesar 46,67 persen dan kelas menengah 20 persen responden menyatakan alasan mengkonsumsi chicken nugget adalah untuk cadangan makanan.
Frekuensi pembelian chicken nugget pembelian 2 minggu sekali kelas atas sebanyak 46,67 persen dan kelas menengah atau 36,67 persen. Frekuensi pembelian pada masa 1 minggu sekali hanya dilakukan oleh responden kelas atas yaitu 6,67 persen. Frekuensi pembelian dilakukan kelas atas dan menengah adalah frekuensi pembelian dengan masa 3 minggu sekali masing-masing 6,67 persen. Sedangkan frekuensi 4 minggu sekali atau pembelian 1 bulan sekali pada kelas atas
40 persen sedangkan kelas menengah 26,67 persen. Pada kelas menengah frekuensi pembelian ada yang dilakukan sewaktu-waktu saja 30 persen.
Jumlah pembelian yang paling banyak dengan Kemasan 500 gram pada kelas atas 66,67 persen dan kelas menengah 73,33 persen. Kemasan chicken nugget 1 kg untuk kelas atas sebanyak 33,33 persen dan kelas menengah 26,67 persen. Tempat pembelian chicken nugget di supermarket 56,67 persen, kelas menengah 90 persen. Tempat pembelian lain di toko daging kelas atas 43,33 persen dan kelas menengah sebesar 3 orang atau 10 persen.
Secara keseluruhan total sikap konsumen terhadap chicken nugget merek Delfarm dan So Good bahwa sikap konsumen terhadap chicken nugget merek So Good sebesar 53,88 lebih baik dari pada sikap konsumen terhadap chicken nugget Delfarm sebesar 41,01. Atribut harga dan rasa merek Delfram memiliki skor lebih besar daripada merek So Good. Atribut label halal memiliki skor yang sama antara merek Delfarm dan So Good. Sedangkan atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian merek So Good memiliki nilai skor yang lebih besar daripada merek Delfram. Atribut nilai gizi, kemasan, promosi, dan tempat pembelian pada merek So Good lebih besar dari pada merek Delfarm.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan mengunakan program SPSS versi 13 diatas, jika dilihat dari nilai korelasi, konsumsi dengan jam kerja tidak memiliki korelasi. Sedangkan konsumsi chicken nugget dengan jumlah anggota keluarga dan pendapatan memiliki korelasi. Dilihat dari nilai sig sebesar 0,062 yang lebih besar dari 0,05 artinya model tidak nyata, artinya faktor jumlah jam kerja, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan tidak nyata. Fenomena ini terjadi karena periode survey atau penelitian ini dilakukan pada saat produk chicken nugget sudah tidak seramai dulu. Chicken nugget ini bukan bahan makanan pokok hanya sebagai pelengkap atau selingan.Jumlah anggota keluarga yang banyak belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, hal ini bisa saja terjadi, karena hanya satu atau dua orang saja dalam suatu keluarga yang menyukai chicken nugget. Lain hal dengan beras semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin tinggi tingkat konsumsi beras pada keluarga tersebut.
Penyebab fenomena diatas jika dilihat dari faktor jam kerja. Semakin banyak seseorang memiliki jam kerja atau sibuk belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat, karena ada bahan makanan lain yang siap saji juga seperti telor dan mie instan yang harga lebih murah dan cara memasaknya pun mudah. Ibu rumah tangga yang berkerja pada kelas atas makan lebih memilih makan di restoran atau tempat makan lainnya yang menyediakan beragam menu makan yang ditawarkan dengan harga yang bersaing.
Penyebab lain jika dilihat dari faktor pendapatan. Tingkat pendapatan meningkat belum tentu tingkat konsumsi chicken nugget meningkat pula. Karena chicken nugget bukan lagi makanan mewah. Biasanya Pendapatan sesorang meningkat maka mobil yang dimilikinya meningkat. Pada tingkat pendapatan tinggi atau kelas atas, biasanya mengetahui bahwa chicken nugget adalah salah satu makanan jung food, apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak baik untuk kesehatan, karena banyak mengandung zat pengawet. 7.3 Saran
4. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishben chicken nugget merek Delfram, agar lebih gencar dalam mempromosikan produknya, kemasan
yang lebih menarik, distribusi produk yang lebih luas lagi agar konsumen dapat memperoleh produk dengan mudah.
5. Chicken nugget merek So Good perlu mengingkatkan rasa, karena hasil penelitian menunjukan rasa merek delfarm lebik enak dari pada So Good. Dengan meningkatkan rasa diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi chicken nugget lebig banyak lagi.
6. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor pendapatan, jumlah jam kerja, dan jumlah anggota keluarga tidak sinifikan mempengaruhi konsumsi chicken nugget, hal ini perlu diperhatikan bagi produsen produk chicken nugget agar lebih meningkatkan inovasi yang baru dan produktifitasnya sehingga penjualan chicken nugget meningkat dan pasaran produk chicken nugget menjadi ramai kembali ditengah persaingan produk makanan siap saji yang semakin beragam.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik.2004. Statistik Industri Besar dan sedang. BPS. Jakarta Coney.2002. Custumer Behaviour Building Marketing Strategy. Mc Graw
Hill.Nort Amerika. Enggel et all. 1994. (terjemahan F.X. Budiyanto). Perilaku Konsumen. Binarupa.
Aksara. Jakarta. Eveline. 1998. Analisis Perilaku Konsumen Buah Segar Konsumen Rumah Tangga
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Di Kotamadya Jakarta Timur. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Kotler. P. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Murtidjo Bambang, 2003. Pemotongan dan Penanganan Daging Ayam. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Nurhayati. 2001. Perilaku Konsumen Produk Chicken Nugget Merek Five Star. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Ratnaningsih. 2003. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Chicken Nugget (Studi Kasus di Lima Supermarket di Kota Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Rumanti Grahasita. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Chicken Nugget Merek Delfram (Studi Kasus Kota Bogor). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Roufurrohim Uuf. 2003. Kajian Segmentasi Pasar Merek “ X” . Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Suryadi. 1995. Analisis Preferensi dan Pola Konsumsi Keluarga Terhadap Komoditi Telur dan Daging Unggas di Daerah Kotamadya Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Statistik Pertanian. 2006. Depatemen Pertanian. Jakarta.
top related