faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku...
Post on 02-Mar-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH
PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG TAHUN 2012 DI KELURAHAN TANJUNGPINANG
BARAT KECAMATAN
TANJUNGPINANG BARAT
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
HENGKY RIFANDY
NIM :100565201248
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH
PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG TAHUN 2012 DI KELURAHAN TANJUNGPINANG
BARAT KECAMATAN
TANJUNGPINANG BARAT
HENGKY RIFANDY
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH
Perilaku pemilih dalam pesta demokrasi di pengaruhi oleh banyak faktor,
masyarakat sebagai penentu output pesta demokrasi mendorong partai dengan
figurnya untuk menyusun strategi pemenangan yang akan meraih simpatik
masyarakat agar di pihak yang mempengaruhi, sehingga banyak fenomena yang
ditemukan dengan banyak partai dan misi yang sama sehingga sering terjadi tarik
menarik konstituen untuk berpihak. Disitulah puncak perubahan-perubahan
perilaku masyarakat sebagai objek dari strategi berbagai partai. Didasari dengan
doktrin informasi yang diterima oleh masyarakat baik dari media, individu,
pendidikan pemerintah, pendidikan partai politik secara langsung maupun tidak
langsung menjadi dasar pemikiran masyarakat untuk memilih di tambahkan lagi
dampak dari strategi partai pengusung dan strategi calon kepala daerah membuat
masyarakat mampu mengambil keputusan dalam memilih.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku pemilih dan dampak dari perilaku pemilih pada
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang tahun 2012 di Kelurahan
Tanjungpinang Barat Kecamatan Tanjungpinang Barat. Pada penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Dalam penelitian ini sampel
berjumlah 99 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data statistik.
Berdasarkan dari pembahasan yang dilakukan pada bab IV dapat diketahui
bahwa Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota
Tanjungpinang Tahun 2012 dipengaruhi dari pendekatan marketing. Sesuai
dengan permasalahan yang dibahas bahwa pada kelurahan Tanjungpinang Barat
adanya sengketa tanah yang menjadi permasalahan warga. Pada kelurahan
Tanjungpinang Barat dapat diketahui bahwa adanya iming-imingan yang
disampaikan kepada masyarakat Kelurahan Tanjungpinang Barat bahwa akan
dibebaskanya lahan sengketa ketika terpilihnya salah satu pasangan calon.
Pendekatan Marketing yang dilihat dari adanya komunikasi baik dari mulut ke
mulut antara masyarakat dengan tim pemenangan pasangan calon kepala daerah,
dari media masa dan komunikasi antar masyarakat merupakan faktor yang paling
dominan dalam menentukan prilaku pemilih masyarakat kelurahan Tanjungpinang
Barat.
Kata Kunci : Perilaku Pemilih, Pemilihan Umum
2
EVALUATION OF SOCIAL REHABILITATION UNINHABITABLE HOUSES
(RS-RTLH) PENAANGGULANGAN POVERTY IN OLD DISTRICT VILLAGE
MANTANG MANTANG BINTAN DISTRICT IN 2010
HENGKY RIFANDY
Students of Science Of Government, FISIP, UMRAH
Voter behavior in the democratic party is influenced by many factors,
society as a determinant output democratic party encourage parties with the
figure for the strategy of winning will reach sympathetic public order on the part
that affects so many phenomena are found with many parties and the same
mission, so often a tug of war to favor constituents. That is where the peak
changes in people's behavior as an object of the strategies of various parties.
Based on the doctrine of the information received by the public from the media,
the individual, education, government, education, political parties are directly or
indirectly the rationale people to opt in to add to mention the impact of the
strategy bearer party and the strategy of regional head candidate to make people
able to take decisions in choose.
The purpose of this study is basically to determine the factors that
influence voter behavior and the impact of the behavior of voters in the election of
Mayor and Deputy Mayor of Tanjungpinang in 2012 in the Western District of
Tanjungpinang Tanjungpinang Village West. In this study the authors used
quantitative descriptive research type. In this study sample was 99 people. The
data analysis technique used in this research is the statistical data analysis
techniques.
Based on the discussions carried out in chapter IV can be seen that the
Voter Behavior In the Regional Head General Election of 2012 affected
Tanjungpinang of marketing approach. In accordance with the issues discussed
that the village Tanjungpinang West the land disputes that become problems of
citizens. In the village of West Tanjungpinang can be seen that the lure-lure
submitted to Tanjungpinang West Village community that will dibebaskanya land
dispute when the election of one candidate. Marketing approaches that seen from
the communication either by word of mouth among people with the winning team
regional head candidates, mass media and communication between people is the
most dominant factor in determining the behavior of the voters West
Tanjungpinang village community.
Keywords: Behavior Voters, Election
3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH
PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG TAHUN 2012 DI KELURAHAN TANJUNGPINANG
BARAT KECAMATAN
TANJUNGPINANG BARAT
A. Latar Belakang
Perilaku pemilih dalam pesta demokrasi di pengaruhi oleh banyak
faktor, masyarakat sebagai penentu output pesta demokrasi mendorong partai
dengan figurnya untuk menyusun strategi pemenangan yang akan meraih
simpatik dari masyarakat agar di pihak yang mempengaruhi, sehingga banyak
fenomena yang ditemukan dengan adanya partai dan misi yang sama
sehingga sering terjadi tarik menarik konstituen untuk berpihak. Disitulah
puncak perubahan-perubahan perilaku masyarakat sebagai objek dari strategi
berbagai partai. Didasari dengan doktrin informasi yang diterima oleh
masyarakat baik dari media, individu, pendidikan pemerintah, pendidikan
partai politik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar
pemikiran masyarakat untuk memilih di tambahkan lagi dampak dari strategi
partai pengusung dan strategi calon kepala daerah membuat masyarakat
mampu mengambil keputusan dalam memilih.
Pemilihan Umum kepala daerah terjadi di Kota Tanjungpinang,
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang pada Tahun 2012
yang merupakan pemilihan langsung yang kedua kalinya bagi masyarakat
Kota Tanjungpinang dalam pemilihan Calon Walikota. Pemilihan Umum
Kepala Daerah (Pemilukada) yang melibatkan masyarakat secara langsung
4
ini dilaksanakan tanggal 30 oktober 2012 dan diikuti oleh empat pasangan
calon, yang terdiri dari :
Tabel 1
Calon Walikota dan Wakil Serta Parta Pendukung/Koalisi
No. Pasangan calon Walikota/ Wakil
Walikota Tanjungpinang 2012
Partai pengusung calon
Walikota/ Wakil Walikota
Tanjungpinang 2012
1.
2.
3.
4.
Maya Suryanti-H. Tengku Dahlan
H. Lis Darmansyah-H. Syahrul
Hendri Frankim-H. Yusrizal
Husnizar Hood-Rudy Chua
Golkar, PKS, PPP, PKNU
PDIP, PAN, Gerindra
PPIB, PDP, PKPB
Demokrat, PIB, PKB, PDK
Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang 2012
Dari pemaparan tabel di atas dapat diketahui pasangan calon nomor
urut 1 diawal diusung oleh partai Golkar yang diketuai oleh Ade Angga, S.IP,
setelah dilanjutkan dengan gabungnya PKS sebagai partai kualisi untuk
mendukung calon nomor urut 1, dikarenakan PKS yang diketuai oleh Alfin,
S.Tp pada waktu itu diterima sangat baik oleh calon nomor urut 1
dibandingkan calon yang lainnya, dan seterusnya dilanjutkan oleh PPP dan
PKNU.
Partai PDIP merupakan kekuatan bagi barisan nomor urut 2, Gerindra
dan PAN untuk mengusung calon pasagan nomor urut 2 merupakan kekuatan
yang sangat besar, dikarenakan gerindra sebagai partai baru dengan basis
yang terus meningkat sedangkan PAN sendiri masih sangat diperhitungkan
dengan adanya perwakilan kursi di DPRD Kota Tanjungpinang, sedangkan
nomor urut 3 yang diusung oleh partai kecil diasumsikan merupakan
pelengkap atau pemecah suara yang sengaja dipasang oleh salah satu calon.
Pasangan nomor urut 4 yang calon walikotanya merupakan ketua Partai
5
Demokrat Kota Tanjungpinang dan calon Wakilnya ketua PIB Kota
Tanjungpinang merupakan kekuatan yang bisa diestimasikan yang akan
mendapat banyak suara.
Hal ini membuka ruang yang lebih luas bagi partisipasi masyarakat
dalam proses demokrasi. Karena pemilihan kepala daerah dengan sistem
perwakilan melalui DPRD ternyata syarat dengan rekayasa, begitu mudah di
intervensi, adanya politik uang, tawar-mernawar dan berbagai penyimpangan
lainnya. Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) langsung diharapkan
akan menghasilkan figur kepemimpinan yang aspiratif, berkualitas dan
legitimate, mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah dan akuntabilitas
kepala daerah benar-benar tertuju kepada rakyat.
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota secara langsung adalah
sebagai penentu demokrasi rakyat, bukan untuk memilih pemimpin partai
politik atau pemimpin komunitas masyarakat tertentu, tetapi memilih
pemimpin seluruh masyarakat sekaligus pemimpin pemerintahan di Kota
Tanjungpinang yang mampu menjalankan peran dan fungsi
kepemimpinannya sesuai kebutuhan wilayah dan masyarakatnya. Selanjutnya
menjadi momentum bersejarah bagi perjalanan demokrasi bangsa Indonesia,
karena masyarakat memilih langsung pemimpinnya, maka sudah sepantasnya
jika harapan besar tertumpu pada momen itu untuk menjadi media efektif
dalam memilih pemimpin yang bertakwa dalam keberagamannya, adil dan
amanah mengemban kepemimpinannya.
6
Iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan,
konsestan membutuhkan suatu metode yang dapat memfasilitasi mereka
dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi
partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada
masyarakat. Perlu suatu strategi untuk dapat memenangkan persaingan
politik. Agar suatu kontestan dapat memenangkan pemilihan umum, ia harus
dapat membuat pemilih berpihak dan memberikan suaranya. Hal ini hanya
dapat dicapai apabila kontestan memperoleh dukungan yang luas dari
pemilih.
Pemilih itu pada dasarnya merupakan pihak-pihak yang menjadi
tujuan utama dari para kontestan atau para kandidat untuk mereka pengaruhi
dan yakinkan melalui berbagai upaya dan usaha, agar pihak-pihak tersebut
mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada konsestan yang
bersangkutan.
Dalam persaingan politik modern, ketika pragmatisme politik menjadi
permasalahan, maka merebut hati masyarakat dan memuaskan kebutuhan
mereka menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh para kandidat atau
calon. Pemilih adalah subyek partisipasi bukan obyek mobilisasi, sehingga ia
mempunyai kemandirian dalam membangun kesadaran, merumuskan
pilihannya dan mengekspresikan pilihannya. Dalam bahasa yang lain para
pemilih merupakan rational voters yang mempunyai tanggung jawab,
kesadaran, kalkulasi, rasionalitas, dan kemampuan kontrol yang kritis
terhadap kandidat pilihannya, yang meninggalkan ciri-ciri tradisional voters
7
yang fanatik, primordial, dan irasional, serta berbeda ari swingers voters yang
selalu ragu-ragu dan berpindah-pindah pilihan politiknya.
Berkenaan dengan pendidikan bagi sebagian masyarakat dalam
Pemilukada dapat dijadikan proses pembelajaran untuk memahami kehidupan
bernegara. Sebagaimana diketahui bahwa Pemilukada merupakan proses
pergantian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sah diakui secara
hukum, serta momentum bagi masyarakat secara langsung menentukan
pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai dengan aspirasi
dan keinginan masyarakat. Dalam pendidikan formal sebagaimana kita
ketahui dan alami penanaman kesadaran politik dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan intra maupun ekstra kulikuler, sedangkan dalam jalur non formal
dan informal proses tersebut berjalan melalui komunikasi sosial secara timbal
balik, dilingkungan keluarga, organisasi-organisasi kemasyarakatan serta
forum kemasyarakatan lainnya.
Kekeliruan pandangan secara umum tentang politik terhadap
masyarakat dapat dipahami, terutama dinegara berkembang seperti Indonesia.
Bagi masyarakat kesadaran memahami tentang politik dikarenakan
pengalaman-pengalaman dimasa lalu dalam praktek kehidupan politik yang
lebih menampilkan aspek negatif sehingga menimbulkan citra yang negatif
pula. Misalnya masih adanya fenomena politik uang (money politic) atau
politik praktis yang memaksakan suatu kehendak penguasa/elit politik demi
kepentingan sesaat bagi golongan politik tertentu. Hal ini berarti aspek-aspek
praktis dari sistem politik yang berlaku lebih berpengaruh terhadap persepsi
8
budaya politik yang kurang benar. Sehingga diperlukan pendidikan politik
yang baik untuk diterapkan kepada masyarakat, yang akan membuat
masyarakat lebih tertarik dan mengerti bahwa masyarakat memiliki
tanggungjawab untuk kemajuan bangsa ini yang lebih demokratis, dengan
begitu akan timbul sebuah pemikiran yang baik dan niat yang baik untuk
negara ini, bahwa apapun hasil dan keputusan dalam Pemilukada akan
berdampak pada kehidupan kita sehari-hari sebagai masyarakat pada
umumnya, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga lebih baik ikut
berpartisipasi pada pesta demokrasi. Dari sumber data KPU Kota
Tanjungpinang tahun 2012 mengenai daftar pemilih tetap (DPT) pada
Kelurahan Tanjungpinang Barat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel II
Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Kelurahan Tanjungpinang Barat
No TPS Laki-laki Perempuan L + P Selisih
1 1 108 133 241 25
2 2 124 121 245 (3)
3 3 113 133 246 20
4 4 164 182 346 18
5 5 133 147 280 14
6 6 150 143 293 (7)
7 7 175 164 339 (11)
8 8 183 158 341 (25)
9 9 213 185 398 (28)
10 10 175 170 345 (5)
11 11 87 84 171 (3)
12 12 120 137 257 17
13 13 170 189 359 19
14 14 114 112 226 (2)
15 15 111 133 244 22
16 16 185 178 363 (7)
17 17 208 198 406 (10)
9
No TPS Laki-laki Perempuan L + P Selisih
18 18 98 96 194 (2)
19 19 157 163 320 6
20 20 112 252 364 140
21 21 101 117 218 16
22 22 185 194 379 9
23 23 169 172 341 3
24 24 99 133 232 34
25 25 190 194 384 4
26 26 112 123 235 11
27 27 124 124 248 -
28 28 97 107 204 10
29 29 136 141 277 5
30 30 115 98 213 (17)
31 31 190 211 401 21
32 32 226 223 449 (3)
33 33 174 171 345 (3)
34 34 183 196 379 13
35 35 146 167 313 21
36 36 185 170 355 (15)
37 37 200 223 423 23
38 38 152 178 330 26
39 39 159 175 334 16
40 40 177 23 200 (154)
41 41 152 151 303 (1)
42 42 135 138 273 3
Total 6,307 6,507 12,814
Sumber : Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang 2012
Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa daftar pemilih
tetap pada Kelurahan Tanjungpinang Barat berjumlah 42 serta jumlah pemilih
tetap laki-laki berjumlah 6307 dan perempuan berjumlah 6507 sehingga
jumlah keseluruhan pemilih tetap pada Kelurahan Tanjungpinang Barat
sebanyak 12.814. Ada beberapa gejala atau fenomena yang terjadi pada
masyarakat yaitu :
10
1. Adanya pengaruh oleh kepentingan tertentu, terutama oleh orang
terdekat seperti pengaruh keluarga, pengaruh lingkungan, serta adanya
iming-iming tertentu atau imbalan dari oknum-oknum peserta pemilu
yang berupa uang dan barang kebutuhan lainnya menjelang Pemilihan
Umum berlangsung.
2. Adanya kecenderungan ketidak pedulian masyarakat terhadap politik,
yang dapat dibuktikan dengan cuaca hujan membuat masyarakat
banyak yang tidak datang ke TPS untuk memilih, karena masyarakat
beranggapan bahwa berpartisipasi dalam kehidupan politik hanyalah
sia-sia dan berpartisipasi politik dalam kehidupan politik tidak akan
mempengaruhi proses politik, sehingga tidak adanya dorongan
masyarakat untuk berpartisipasi politik dalam kehidupan politik.
Dengan demikian, berdasarkan fenomena yang ada maka penulis tertarik
untuk melakukan kajian lebih mendalam, yaitu dalam bentuk skripsi dengan
judul: “PERILAKU PEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2012 (Studi Perilaku
Memilih di Kelurahan Tanjungpinang Barat Kecamatan Tanjungpinang
Barat)”.
B. Landasan Teoritis
Dalam rangka memperjelas uraian penulisan ini dan untuk
mendapat pengertian-pengertian yang lebih mendasar sesuai dengan judul yang
diketengahkan, maka di bawah ini akan diuraikan kerangka teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan dibahas.
11
. Ada dua pendekatan utama pada awal kajian mengenai perilaku pemilih yaitu
pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis rasional dan marketing. Menurut
Nursal (2004 : 59)
a) Pendekatan Sosiologis Pendekatan sosiologis untuk menerangkan perilaku
pemilih, merupakan pendekatan yang menekankan pada peranan faktor-
faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang. Seseorang
tidak ikut dalam pemilihan dijelaskan sebagai akibat dari latar belakang
sosiologis tertentu, seperti agama, pendidikan, pekerjaan, ras dan
sebagainya. Faktor jenis pekerjaan juga dinilai bisa mempengaruhi
keputusan orang ikut pemilihan atau tidak
b) Pendekatan Psikologis, pengaruh faktor psikologis seseorang dalam
menentukan perilaku politik. Pendekatan psikologi ini mengembangkan
konsep psikologi, khususnya konsep sikap dan sosialisasi dalam
menjelaskan perilaku sesorang. Konsep sikap merupakan variabel sentral
dalam menjelaskan perilaku pemilih karena Menurut Greenstein ada 3
fungsi sikap yakni ; pertama, sikap merupakan fungsi kepentingan.
Artinya, penilaian terhadap suatu obyek diberikan berdasarkan motivasi,
minat dan kepentingan orang tersebut. Kedua, sikap merupakan fungsi
penyesuaian diri. Artinya, seseorang bersikap tertentu sesuai dengan
keinginan orang itu untuk sama atau tidak sama dengan tokoh atau
kelompok yang dikaguminya. Ketiga, sikap merupakan fungsi
eksternalisasi dan pertahanan diri. Artinya, sikap seseorang itu merupakan
upaya untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis, yang mungkin
12
berwujud mekanisme pertahanan (defense mechanism). Pembentukan
sikap tidaklah bersifat begitu saja terjadi, melainkan proses sosialisasi
yang berkembang menjadi ikatan psikologis yang kuat antara seseorang
dengan partai politik atau kandidat tertentu. Kedekatan inilah yang
menentukan seseorang ikut memilih atau tidak. Makin dekat seseorang
dengan partai atau kandidat tertentu makin besar kemungkinan seseorang
terlibat dalam pemilihan.
c) Pendekatan rasional. Pendekatan ini muncul untuk menjelaskan tentang
pergeseran prilaku pemilih dari satu pemilu ke pemilu yang lain dari orang
yang sama dengan status social yang sama,yang tidak bisa di jelaskan oleh
dua pendekatan diatas. Inti dari politik menurut mereka adalah individu
sebagai aktor terpenting dalam dunia politik.
d) Pendekatan Marketing. Pendekatan digunakan dari sejumlah kepercayaan
kognitif yang bersumber seperti pemilih, komunikasi dari mulut ke mulut
dan media massa. Model ini dikembangkan untuk menerangkan dan
memprediksi perilaku pemilih.
Perilaku politik (political behaviour) adalah kegiatan yang tidak di pandang
sebagian dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi dapat
mempengaruhi,atau berusaha mempengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian
di dalam organisasi. Definisi ini mencakup elemen – elemen kunci dari apa yang
dimaksutkan oleh kebanyakan orang ketika mereka berbicara tentang politik
berorganisasi. Selain itu, definisi ini mencakup berbagai upaya untuk
mempengaruhi tujuan, kreteria, atau proses – proses yang di gunakan dalam
13
penganmbilan keputusan ketika kita menyatakan bahwa terkait dengan “distribusi
keuntungan dan kerugian di dalam organisasi. Definisi ini cukup luas untuk
mencakup beragam perilaku politik seperti menahan informasi kunci dari
pengambil keputusan, bergabung dalam koalisi, mencari-cari kesalahan
menyebarkan rumor, membocorkan informasi rahasia tentang kegiatan organisasi
kepada media, saling menyenangkan orang lain di dalam demokrasi untuk
memperoleh manfaat bersama, dan melobi atas nama atau melawan seseorang
atau alternatif keputusan tertentu.
C. Hasil Penelitian
1. Pendekatan Sosiologis
Tabel I
Rekapitulasi Jawaban Responden
Terhadap Dimensi Pendekatan Sosiologis
No.
Indikator
Jawaban
Responden
Jumlah
STB TB CB B SB
1. Adanya kegiatan yang dilakukan
dalam pemilihan calon walikota 2012
seperti debat atau pertemuan dengan
calon
0 0 14 57 28 99
2. Adanya sosialisasi tentang pemilu
2012
0 0 20 50 29 99
3. Adanya bantuan yang diberikan oleh
pasangan calon kepada masyarakat
0 0 7 49 43 99
Jumlah rata-rata 0 0 14** 52 33* 99
Persentase (%) 0 0 14,2 52,5 33,3 100
Sumber data: Hasil olahan kuesioner, 2015
Ket: * = Pembulatan Kebawah
** = Pembulatan Keatas
14
Berdasarkan data tabel IV.7 di atas berdasarkan dari tabel rekapitulasi
dimensi pendekatan sosiologis dapat diketahui bahwa responden yang
mengatakan sangat baik yaitu sebanyak 33 orang. Sedangkan jawaban yang baik
dapat diperoleh berjumlah 52 orang. Untuk yang mengatakan cukup baik dapat
diketahui dari pemaparan tabel di atas yaitu 14 orang.
2. Pendekatan Psikologis
Tabel II
Rekapitulasi Jawaban Responden
Terhadap Dimensi Pendekatan Psikologis
No.
Indikator
Jawaban
Responden
Jumlah
STB TB CB B SB
1. Adanya sikap yang ditunjukan
pemilih dalam menetapkan calonnya
0 3 30 46 20 99
2. Adanya keinginan mendukung salah
satu pasangan calon
0 6 30 42 21 99
3. Adanya masyarakat yang menjadi tim
sukses dari pasangan calon
0 6 23 42 28 99
Jumlah rata-rata 0 5 28** 43* 23 99
Persentase (%) 0 5,1 28,3 43,4 23,2 100
Sumber data: Hasil olahan kuesioner, 2015
Ket: * = Pembulatan Kebawah
** = Pembulatan Keatas
Berdasarkan data tabel IV.11 di atas berdasarkan jawaban responden
mengenai dimensi pendekatan psikologis dapat diketahui bahwa responden yang
mengatakan sangat baik yaitu sebanyak 23 orang. Sedangkan jawaban yang baik
dapat diperoleh berjumlah 43 orang. Untuk yang mengatakan cukup baik dapat
diketahui dari pemaparan tabel di atas yaitu 28 orang. Sedangkan yang
mengatakan tidak baik yaitu sebanyak 5 orang.
15
3. Pendekatan Rasional
Tabel III
Rekapitulasi Jawaban Responden
Terhadap Dimensi Pendekatan Rasional
No.
Indikator
Jawaban
Responden
Jumlah
STB TB CB B SB
1. Para pemilih memiliki pengetahuan
tentang calon yang akan maju dalam
pemilihan walikota Tanjungpinang
tahun 2012
0 7 21 45 26 99
2. Para pemilih memahami visi misi
setiap calon sehingga dapat
mempertimbangkan pilihan yang
akan mereka lakukan
0 4 17 48 30 99
3. Para pemilih memiliki keinginan
yang kuat dalam memilih pasangan
calon
0 1 6 55 37 99
Jumlah rata-rata 0 4 15** 49* 31 99
Persentase (%) 0 4 15,2 49,5 31,3 100
Sumber data: Hasil olahan kuesioner, 2015
Ket: * = Pembulatan Kebawah
** = Pembulatan Keatas
Berdasarkan data tabel IV.15 di atas berdasarkan dimensi pendekatan
rasional dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu
sebanyak 31 orang. Sedangkan jawaban yang baik dapat diperoleh berjumlah 49
orang. Untuk yang mengatakan cukup baik dapat diketahui dari pemaparan tabel
di atas yaitu 15 orang. Sedangkan yang mengatakan tidak baik yaitu sebanyak 4
orang.
16
4. Pendekatan Marketing
Tabel IV
Rekapitulasi Jawaban Responden
Terhadap Dimensi Pendekatan Marketing
No.
Indikator
Jawaban
Responden
Jumlah
STB TB CB B SB
1. Adanya komunikasi dari mulut ke
mulut tentang pasangan calon
0 5 23 45 26 99
2. Adanya dukungan media masa dalam
pemilu 2012
0 1 19 59 20 99
3. Komunikasi dari masyarakat untuk
mendukung pasangan calon
0 2 9 52 36 99
Jumlah rata-rata 0 3** 17 52 27* 99
Persentase (%) 0 3,1 17,2 52,5 27,2 100
Sumber data: Hasil olahan kuesioner, 2015
Ket: * = Pembulatan Kebawah
** = Pembulatan Keatas
Berdasarkan data tabel IV.19 di atas berdasarkan dari dimensi pendekatan
marketing dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu
sebanyak 27 orang. Sedangkan jawaban yang baik dapat diperoleh berjumlah 52
orang. Untuk yang mengatakan cukup baik dapat diketahui dari pemaparan tabel
di atas yaitu 17 orang. Sedangkan yang mengatakan tidak baik yaitu sebanyak 3
orang.
Tabel V
Rekapitulasi Jawaban Responden
Terhadap Variabel Perilaku Memilih
No.
Indikator
Jawaban
Responden
Jumlah
STB TB CB B SB
1. Pendekatan Sosiologis 0 0 14 52 33 99
2. Pendekatan Psikologis 0 5 28 43 23 99
3. Pendekatan Rasional 0 4 15 49 31 99
4. Pendekatan Marketing 0 3 17 52 27 99
Jumlah rata-rata 0 3 18* 49 29** 99
Persentase (%) 0 3 18,2 49,5 29,3 100
Sumber data: Hasil olahan kuesioner, 2015
17
Ket: * = Pembulatan Kebawah
** = Pembulatan Keatas
Berdasarkan data tabel IV.20 di atas dapat diketahui hasil penelitian untuk
perilaku pemilih yang dilihat dari dimensi pendekatan sosiologis, pendekatan
psikologis, pendekatan rasional dan pendekatan marketing dapat diketahui bahwa
responden yang mengatakan sangat baik yaitu sebanyak 29 orang. Sedangkan
jawaban yang baik dapat diperoleh berjumlah 49 orang. Untuk yang mengatakan
cukup baik dapat diketahui dari pemaparan tabel di atas yaitu 18 orang.
Sedangkan yang mengatakan tidak baik yaitu sebanyak 3 orang.
Berdasarkan rekapitulasi jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa
perilaku pemilih pada Kelurahan Tanjungpinang Barat dapat dikatakan sudah baik
hal ini sesuai dengan jawaban responden terbanyak yaitu sebesar 49 orang yang
menjawab perilaku pemilih pada Kelurahan Tanjungpinang Barat sudah baik.
Untuk mengetahuinya kembali dapat diketahui dari interval kelas dengan kriteria
sebagai berikut:
Tabel VI
Kriteria Interval Kelas
No Interval Kelas Kategori
1 1-8 Sangat Tidak Baik
2 9-16 Tidak Baik
3 17-24 Cukup Baik
4 25-32 Baik
5 33-40 Sangat Baik
Sumber : Olahan Penelitian, 2015
18
Berdasarkan kriteria di atas berikut merupakan hasil interval kelas
berdasarkan jumlah jawaban responden :
Tabel VII
Interval Kelas
No Interval Kelas Jumlah
1 1-8 0
2 9-16 0
3 17-24 1
4 25-32 67
5 33-40 32
Sumber : Olahan Penelitian, 2015
Berdasarkan dari data interval kelas di atas dapat diketahui bahwa
respoynden yang menjawab terbanyak berada pada rentang 25-32 dengan jumlah
67 responden hal ini sesuai dengan kriteria interval kelas bahwa berada pada
kategori baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa berdasarkan interval kelas
tersebut bahwa Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota
Tanjungpinang Tahun 2012 (Studi Perilaku Memilih di Kelurahan Tanjungpinang
Barat Kecamatan Tanjungpinang Barat) sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku memilih masyarakat pada Kelurahan Tanjungpinang Barat sudah baik
dimana hal ini akan memberikan dampak baik dengan minimnya golput dalam
pemilihan Kepala Daerah Kota Tanjungpinang.
19
C. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang dilakukan pada bab IV dapat
diketahui bahwa Perilaku Pemilih Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah
Kota Tanjungpinang Tahun 2012 (Studi Perilaku Memilih di Kelurahan
Tanjungpinang Barat Kecamatan Tanjungpinang Barat) sudah berjalan
dengan baik ini dapat dilihat dari :
1. Berdasarkan data rekapitulasi dimensi pendekatan sosiologis dapat
diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu
sebanyak 29 orang. dan jawaban terbanyak yaitu jawaban yang baik
dapat diperoleh berjumlah 53 orang. Pendekatan ini didasarkan pada
ikatan sosial pemilih dari segi etnik, ras, agama, keluarga dan
pertemanan yang dialami oleh agen pemilih secara historis.
Pengelompokan sosial seperti umur (tua-muda), jenis kelamin (laki-
perempuan) agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan
yang cukup menentukan dalam membentuk pengelompokan sosial
baik secara formal karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai
peranan yang sangat besar dalam menentukan sikap, persepsi dan
orientasi seseorang.
2. Berdasarkan rekapitulasi dimensi pendekatan psikologis dapat
diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu
sebanyak 21 orang. dan jawaban terbanyak yaitu jawaban yang baik
dapat diperoleh berjumlah 44 orang. Pendekatan psikologi
20
menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama, yaitu
ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu
dan orientasi terhadap kandidat. Perilaku pemilih bukanlah keputusan
yang dibuat pada saat menjelang atau ketika berada dibilik suara, tapi
sudah ditentukan jauh sebelumnya, bahkan sebelum kampanye
dimulai.
3. Berdasarkan rekapitulasi dimensi pendekatan rasional dapat diketahui
bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu sebanyak 28
orang dan jawaban yang terbanyak jawaban yang baik dapat diperoleh
berjumlah 47 orang. Para pemilih mempunyai kemampuan untuk
menilai isu-isu politik yang diajukan, begitu juga mampu menilai calon
(kandidat) yang ditampilkan. Penilaian rasional terhadap isu politik
atau kandidat ini dapat didasarkan pada jabatan, informasi dan pribadi
yang populer atas prestasi yang dimilikinya.
4. Berdasarkan rekapitulasi dimensi pendekatan marketing dapat
diketahui bahwa responden yang mengatakan sangat baik yaitu
sebanyak 23 orang dan jawaban terbanyak jawaban yang baik dapat
diperoleh berjumlah 52 orang. sejumlah kepercayaan kognitif yang
bersumber seperti pemilih, komunikasi dari mulut ke mulut dan media
massa.
5. Dapat diketahui hasil penelitian untuk perilaku pemilih yang dilihat
dari dimensi pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, pendekatan
rasional dan pendekatan marketing dapat diketahui bahwa responden
21
yang mengatakan sangat baik yaitu sebanyak 25 orang. dan jawaban
yang baik dapat diperoleh berjumlah 49 orang. Berdasarkan
rekapitulasi jawaban responden tersebut dapat diketahui bahwa
perilaku pemilih pada Kelurahan Tanjungpinang Barat dapat dikatakan
sudah baik hal ini sesuai dengan jawaban responden terbanyak yaitu
sebesar 49 orang yang menjawab perilaku pemilih pada Kelurahan
Tanjungpinang Barat sudah baik
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Kepada masyarakat agar dapat menunjukkan sikap yang lebih baik lagi
untuk dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum dapat memberikan
dampak baik terhadap perilaku pemilih pada Kelurahan Tanjungpinang
Barat
2. Masyarakat pada Kelurahan Tanjungpinang Barat agar dapat
meningkatkan pengetahuan dapat mengetahui calon kepala daerah yang
akan menjadi pemimpin di daerah Kota Tanjungpinang.
22
DAFTAR PUSTAKA
A. Rahman H, I. 2007. Sistem politik Indonesia.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
_______________. 2006. Prosedur Penelitian edisi revisi. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik edisi revisi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Burhan, Bungin. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Efriza, 2012, Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik, Bandung: Alfabeta
Jarvis, M. 2010. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern Untuk
Memahami. Perilaku, Perasaan Dan Pikiran Manusia. Bandung: Nusa
Media.
Maran, Rafael Raga. 2007. Pengantar Sosiologi Politik, Rineka Cipta, Jakarta
Marijan, Kacung, 2010. Sistem Politik Indonesia (konsolidasi Demokrasi Pasca
Orde Baru). Jakarta : Kencana.
Meoleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Nadir, 2005, Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi, Averroes. Press,
Malang
Notoatmodjo. 2007. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka cipta
Nursal, Adman, 2004, Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilu
Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pangabean, Mutiara S, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Prihatmoko, Joko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Semarang :
Pustaka Pelajar.
Rakhmat, J.2000. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
23
Rush, Michael dan Philip Althoff. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Sitepu, Arbi, 2005, Teori-teori Politik, Yogyakarta: Raha Ilmu
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Cetakan ke lima. Jakarta :
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:
Bandung
______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Surbakti, Ramlan, 1992, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT Grasindo.
_____________. 2006. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Grasindo.
_____________. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Grasindo.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta :
Gramedia Pustaka Umum.
Umar, Husein. 2007. Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Upe, 2008. Sosiologi Politik Kontemprer. Prestasi Pustakarya. Jakarta
Varma,S.P. 2007. Teori Politik Modern, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Walgito. 2004. Pengantar psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Andi
a. Jurnal, Buletin, Makalah, Skripsi, Internet
Agus Hendrayady dkk, Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi
serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Fardan, Anugrah Mahesa. 2013. Perilaku Pemilih Etnis Melayu Dalam Pilkada
Gubernur Tahun 2010 di Kampung Bugis. Tanjungpinang : Studi Kasus
di Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang Kota.
24
Kurniadi, Putra. 2013. Perilaku Politik Elit Politik Lokal Pada Pemilukada Kota
Tanjungpinang Tahun 2012 di Kelurahan Sei-jang. Tanjungpinang :
Studi Kasus di kelurahan Sei-jang Kecamatan Bukit Bestari.
b. Peraturan Undang-Undang
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
Undang-undang Nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilihan
umum.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2008 tentang pemilihan
umum.
Peraturan KPU Nomor 72 tahun 2009 tentang Pedoman tata cara
pelaksanaan pemungutan suara pemilihan umum kepala daerah dan
wakil kepala daerah di tempat pemungutan suara.
c. Sumber lain
Seta Basri. 2009. di akses dalam http://setabasri01.blogspot.com/ tanggal
April 2015
top related