faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di
Post on 09-Dec-2016
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI DESA PULOREJO KECAMATAN
WINONG KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Bayu Murdiantoro
NIM. 7450406554
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Etty Soesilowati, M.Si Amin Pujiati, SE, M.Si NIP. 196304181989012001 NIP.196908212006042001
Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si NIP. 1968120919970200
ii
3
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Prasetyo Ari Bowo, SE, M.Si NIP.197902082006041002
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Etty Soesilowati, M.Si Amin Pujiati, SE, M.Si
NIP. 196304181989012001 NIP. 196908212006042001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iii
4
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2011
Bayu Murdiantoro
NIM. 7450406554
iv
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)
2. Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah kau lakukan, tapi
mencapai apa yang belum kau lakukan. (Kahlil Gibran)
3. Jangan suka “nggampangke” apalagi “nyepeleke” apapun itu. (Bapak-Ibuku)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang
yang menyayangi, mendukung, dan
memotivasiku:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah
putus memberikan kasih sayang, dukungan,
dan doa
2. Teman-teman seperjuangan EP 2006
3. Almamaterku
v
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu
syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat tersusun
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya, maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi
dengan segala kebijaksanaanya.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dengan baik.
3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin
penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Etty Soesilowati, M.Si Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Amin Pujiati SE, M.Si Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
vi
7
6. Prasetyo Ari Bowo, SE, M.Si, selaku penguji utama yang telah mengoreksi
serta memberi arahan sehingga skripsi ini hingga mendekati kebenaran.
7. Kepala Desa dan Perangkat Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten
Pati yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Warga petani Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang
bersedia diwawancara dalam penelitian skripsi ini.
9. Sahabat dan teman-temanku, terima kasih untuk bantuan dan motivasinya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam penyusunan
skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih sangat jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT, amin.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
vii
8
SARI
Murdiantoro, Bayu. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati”. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Etty Soesilowati, M.Si, Pembimbing II Amin Pujiati, SE, M,Si. Kata Kunci : Produksi, Luas Lahan, Modal dan Tenaga Kerja
Faktor-faktor produksi merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses produksi. Dalam pertanian, faktor-faktor produksi terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja dan manajemen pengelolaan. Tetapi yang lazim dikenal orang adalah faktor produksi tanah, modal dan tenaga kerja. Masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai fungsi serta manfaat yang berbeda dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Jika salah satu dari faktor produksi tidak terpenuhi maka proses produksi dalam pertanian terhambat dan tidak bisa berjalan, terutama ketiga faktor produksi yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Desa Pulorejo merupakan salah satu desa di Kabupaten Pati dimanaya penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani padi. Akan tetapi produksi padi petani sejak 5 tahun terakhir terus berfluktuasi namun cenderung turun. Permaslahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Adakah pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati? (2) Seberapa besar luas lahan, modal dan tenaga kerja mempengaruhi produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati?
Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berjumlah 323 petani. Sampel penelitian diambil secara Proporsional Area Random Sampling dan diperoleh 76 petani sebagai responden. Variabel dalam penelitian ini adalah: (1) luas lahan, (2) modal, (3) tenaga kerja, dan (4) produksi padi. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan angket. Metode analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan model regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Berdasarkan analisis deskriptif usaha tani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati pada tahun 2010 diperoleh hasil yaitu : variabel luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh 38 petani (50%) adalah antara 0,1333 – 0,2665 hektare. Untuk variabel modal yang paling banyak digunakan oleh 57 petani (75%) adalah modal antara Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000. Variabel tenaga kerja terbanyak digunakan oleh 59 petani (77,63%) yaitu antara 14 – 19 orang. Sedangkan variabel produksi yang terbesar diperoleh 31 patani (40,79%) yaitu produksi antara 7 – 10 kwintal. (2) Dari hasil analisis linier berganda diperoleh bahwa nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas pada pertanian padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi padi. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ditujikan dengan hasil uji F sebesar 166,983 dengan signifikansi
viii
9
0,000. Secara bersama-sama produksi padi di pengaruhi oleh luas lahan, modal dan tenaga kerja sebesar 87,4 %.
Saran yang diberikan yaitu (1) Untuk meningkatkan hasil produksi, maka petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati harus menambah luas lahan pertaniannya menjadi 0,2666 – 0,3998 hektare. Untuk modal, petani harus menambah modalnya menjadi antara Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000. Sedangkan untuk tenaga kerja, petani hanya perlu menambahnya 1-2 orang saja sehingga menjadi antara 14 – 19 orang dan lebih menambah serta memanfaatkan teknologi pertanian. (2) Agar hasil produksi meningkat, petani harus menambah penggunaan lahan yang dimiliki dengan memperhatikan aspek produktivitas lahan tersebut (jenis tanah, penggunaan tanah, keadaan pengairan dan sarana prasarana). Modal juga harus ditambah yang salah satunya bisa diperoleh dari kredit untuk menambah pengadaan sarana produksi dan teknologi pertanian. Selanjutnya petani juga harus menambah penggunaan serta pemanfaatan tenaga kerja mekanik atau mesin untuk meminimalkan penggunaan tenaga kerja manusia agar lebih efektif dan efisien.
ix
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
SARI ......................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Permasalahan ......................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 9 2.1 Usaha Tani ............................................................................................... 9 2.2 Faktor Produksi Usahatani ...................................................................... 11 2.3 Pendapatan Usahatani ............................................................................. 20 2.4 Ekonomi Pembangunan .......................................................................... 21
2.5 Hubungan Pertanian dan Pembangunan .................................................. 22 2.6 Penelitian yang Relevan.......................................................................... 24 2.7 Kerangka Berfikir ................................................................................... 25 2.8 Hipotesis ................................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 28 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 28
3.2 Sampel Penelitian ................................................................................... 28 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 30 3.4 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 31 3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 32 3.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian ........................................................ 34 3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 34 3.8 Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 36 3.9 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 41 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
x
11
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 59 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 67
5.1 Simpulan ................................................................................................ 67 5.2 Saran ...................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 69
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ..................... 26 Gambar 4.1 Luas Wilayah Desa Pulorejo Menurut Penggunaan Lahan Tahun
2010 ....................................................................................................... 42 Gambar 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pulorejo Tahun 2010 ......................... 43
Gambar 4.3 Kepemilikan Luas Lahan Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 ................... 45
Gambar 4.4 Penggunaan Modal Petani Desa Pulorejo Tahun 2010 ............................ 46
Gambar 4.5 Penggunaan Tenaga Kerja Petani Desa Pulorejo Tahun 2010.................. 47
Gambar 4.6 Produksi Petani Padi Desa Pulorejo Tahun 2010 ..................................... 48
Gambar 4.7 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data ................................................... 54
Gambar 4.8 Scatter Plot pada Uji Heteroskedastisitas ................................................ 57
xii
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Rata-Rata Produksi Padi perPetani/kotak Desa Pulorejo Tahun
2006-2009 .................................................................................................. 4 Tabel 1.2 Tabel Rekapitulasi Luas Lahan, Biaya, Hasil Panen dan Harga Jual
Petani (panen berhasil) tahun 2009 ............................................................. 5 Tabel 3.1 Jumlah Petani di Desa Pulorejo Tahun 2010 ............................................. 28
Tabel 3.2 Tabel Sebaran Sampel Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ............................................................................ 30
Tabel 4.1 Persentase Luas Lahan Ragam Penggunaan Lahan .................................... 41
Tabel 4.2 Variabel Luas Lahan Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ...................................... 44
Tabel 4.3 Variabel Modal Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ......................................................... 45
Tabel 4.4 Variabel Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ...................................... 47
Tabel 4.5 Kriteria Deskriptif Variabel Produksi Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 ........................ 48
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial ............................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama-Sama (Uji F) ................... 52
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 53
Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas............................................................... 55
Tabel 4.11 Tabel Kriteria Ada Tidaknya Autokorelasi ................................................ 58
Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Autokorelasi..................................................................... 58
xiii
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Daftar Responden .......................................................................... 71
Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen .................................................................. 83 Lampiran 3 Instrumen Penelitian................................................................................ 85 Lampiran 4 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................................... 82 Lampiran 5 Hasil Uji Reliabelitas dan Validitas Instrumen Penelitian ........................ 86 Lampiran 6 Tabel Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja dan Produksi Padi Petani di
Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ................................. 98 Lampiran 7 Hasil Regresi dengan SPSS for Windows 16.0 ..................................... 101 Lampiran 8 Gambar Wawancara dengan Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati ........................................................................ 107
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju
pertumbuhan penduduk Indonesia, maka usaha pertanian yang maju perlu
digalakkan diseluruh kawasan pertanian Indonesia. Dalam upaya membangun
pertanian Indonesia agar kualitas dan kuantitas produk pertanian dapat
ditingkatkan maka diperlukan peran pemerintah dalam hal kebijakan pertanian
guna pencapaian pemerataan swasembada pangan. Pembangunan sektor pertanian
merupakan sektor yang diutamakan terkait dengan kesejahteraan petani.
Sektor pertanian dalam proses produksinya memerlukan berbagai jenis
masukan (input), seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja, modal, lahan, irigasi dan
lain sebagainya. Masukan tersebut menghasilkan keluaran seperti padi, jagung,
susu, daging, kelapa, minyak, dan lain sebagainya yang merupakan masukan bagi
sektor lain seperti sektor industri.
Proses produksi bisa berjalan bila persyaratan faktor produksi yang
dibutuhkan sudah terpenuhi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu
tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manejemen (pengelolaan). Dalam
beberapa literatur, sebagian para ahli mencantumkan hanya tiga faktor produksi,
yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Masing –masing faktor mempunyai fungsi
yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak
1
2
tersedia maka proses produksi atau usaha tani tidak akan berjalan, terutama ketiga
faktor seperti tanah, modal dan tenaga kerja (Daniel, 2004:50).
Faktor produksi tanah terdiri dari beberapa faktor alam lainnya seperti air,
udara, temperatur, sinar matahari, dan lainnya. Keberadaan faktor produksi tanah,
tidak hanya dilihat dari segi luas sempitnya saja, tetapi juga dari segi yang lain,
seperti jenis tanah, macam penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan, dan
sebagainya), topografi (tanah dataran tinggi, rendah, dan dataran pantai),
pemilikan tanah, nilai tanah,.
Selain faktor produksi tanah, subsektor pertanian juga dipengaruhi oleh
faktor produksi modal. Makin tinggi modal per unit usaha digunakan maka usaha
tersebut dinamakan makin padat modal atau makin intensif. Apakah makin
intensif suatu usaha maka makin tinggi atau tidak keuntungannya itu masih
dipengaruhi oleh faktor harga output dan harga input.
Sama seperti tanah dan modal, tenaga kerja juga mempunyai peran yang
penting dalam produksi pertanian. Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga
kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat
dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Menurut sebagian
pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia
kerja, yaitu yang berumur 10-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat
bekerja untuk memproduksi barang atau jasa.
Sebagai salah satu kabupaten di Indonesia, Kabupaten Pati masih
mempunyai wilayah pengembangan pertanian sebagai sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan
3
masyarakat. Pemanfaatan potensi ini dapat dilaksanakan dengan optimal melalui
keterlibatan masyarakat terutama para petani. Kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan produksi pertanian didukung dengan Panca Usaha Tani :
1. Penggunaan Bibit Unggul
2. Pemupukan
3. Pemberantasan Hama dan Penyakit
4. Pengairan
5. Perbaikan Sarana dan Prasarana Bercocok Tanam
Dalam Undang-undang No. 24/1992 tentang penataan ruang menyebutkan
bahwa kawasan desa adalah kawasan fungsional dengan ini kegiatan utama desa
adalah sektor pertanian. Oleh sebab itu, strategi pembangunan harus mampu
menjawab tantangan pembangunan perdesaan.
Pengembangan usaha pertanian di Kabupaten Pati dilaksanakan disetiap
desa. Salah satunya adalah pemanfaatan lahan pertanian di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang dikembangkan demi kesejahteraan
petani dan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat agar tetap terus berjalan
sesuai dengan tujuan pembangunan.
Salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang merupakan komoditas
potensial adalah komoditas tanaman padi. Tanaman padi merupakan salah satu
tanaman yang memegang peranan penting bagi perekonomian negara yaitu
sebagai bahan untuk mencukupi kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai
matapencaharian serta sebagai sumber pendapatan petani dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4
Komoditas tanaman padi ini pula yang kini menjadi tumpuan hidup
masyarakat petani yang ada di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
Luas areal pertanian di Desa Pulorejo yaitu sebesar 78,8 hektare, sedangkan luas
pemukimannya adalah 60,5 hektare. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
wilayah di Desa Pulorejo merupakan areal pertanian. Namun luas areal ini tidak
sebanding dengan jumlah panen padi yang dihasilkan. Dahulu saat panen berhasil
rata-rata padi yang dihasilkan yaitu sebesar 6-7 ton basah/ha (>0,8 ton/kotak),
tetapi saat ini hasil itu sangat sulit dicapai. Berdasarkan data dari wawancara
langsung pada petani, dapat disimpulkan bahwa hasil panen padi terus mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun, namun cenderung menunjukkan penurunan.
Tabel 1.1 Tabel Rata-Rata Produksi Padi perPetani/kotak
Desa Pulorejo Tahun 2006-2009 2006 (kw) 2007 (kw) 2008 (kw) 2009 (kw)
4 – 5 (50%) gagal panen 6 (75%) 4 – 5 (50%) Sumber : hasil wawancara, 2010
Untuk petani di Desa Pulorejo ada sebuah satuan ukuran tersendiri dalam
perhitungan luas atau ukuran tanah yang dimiliki oleh petani. Perhitungan luas
tanah tidak menggunakan satuan yang lazim digunakan yaitu hektare (ha) tetapi
menggunakan istilah yang disebut bau dan kotak. Perhitungannya yaitu:
1 bau = 5 kotak
1 ha = 1,5 bau = 7,5 kotak
¼ bau = 2 kotak
1 kotak = 1.333,33 m2 atau 0,1333 ha
5
Tabel 1.2 Tabel Rekapitulasi Luas Lahan, Biaya, Hasil Panen dan Harga Jual Petani
(panen berhasil) Nama Luas (ha) Biaya (Rp) Hasil (ton
basah) Harga Jual /ton
(Rp) Rebin 0,1999 2.000.000 max 1 2.200.000 –
2.500.000 Moko 0,1999 - 1,5 2.200.000 –
2.500.000 Purwadi 0,5332 3.000.000 -
4.000.000 2,5 2.200.000 –
2.500.000 Wasito 0,1333 1.000.000 -
2.000.000 max 1 2.200.000 –
2.500.000 Sukarmin 0,2666 2.000.000 -
3.000.000 1,5 2.200.000 –
2.500.000 Panggah 0,2666 2.500.000 1,5 2.200.000 –
2.500.000 Sadiyo 0,3999 3.000.000 2 2.200.000 –
2.500.000 Pasiman 0,1333 - 1 2.200.000 –
2.500.000 Sardi 0,1999 2.000.000 max 1 2.200.000 –
2.500.000 Sumber : hasil wawancara, 2010
Data dari tabel 2.1 menunjukkan akumulasi hasil panen saat panen
berhasil. Dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar 1-1,5 juta setiap 0,1333
ha dan harga jual sebesar Rp 2.200.000/ton jika panen bagus, berarti besarnya
biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Pendapatan
tersebut masih terbilang kotor karena biaya tenaga kerja petani yang bersangkutan
belum dihitung. Ini artinya pendapatan yang diperoleh petani sangat rendah dan
hal tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Belum lagi permasalahan
permainan harga oleh para bandar atau pedagang besar.
Faktor produksi modal yang digunakan petani padi saat ini bisa dikatakan
kurang memiliki manajemen yang baik. Meskipun petani di desa Pulorejo
mengibaratkan semua uangnya habis lari ke sawah hanya untuk biaya tenaga
6
kerja, bibit, pupuk dan pestisida tetapi macam serta tingkat teknologi yang
digunakan masih rendah yang tentunya berpengaruh terhadap produksi padi.
Selain itu, saat ini gotong royong dalam pertanian di Desa Pulorejo sudah hampir
luntur tapi setidaknya disana masih ada beberapa petani yang mengenal “sistem
gantian” dalam proses pertanian, meskipun tidak semua dilaksanakan dengan
gotong royong. Hal tersebut terlihat terutama saat penanaman bibit dan saat
pemanenan dimana semua tenaga kerja yang digunakan paling banyak dan sudah
dibayar dengan upah sesuai jam kerjanya. Sedangkan faktor produksi luas lahan,
para petani di desa Pulorejo umumnya rata-rata memiliki luaas sebesar 1-2 kotak
(0,1333 – 0,2666 ha).
Peningkatan produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan bagi petani, namun produksi masing-masing petani berbeda-beda
karena ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah luas lahan,
modal dan tenaga kerja yang digunakan. Adanaya perbedaan pendapatan akan
mempengaruhi kesejahteraan masing-masing keluarga petani. Kenyataan yang
terjadi selama 4 tahun musim tanam terakhir (tabel 1.1) di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah terjadi penurunan hasil produksi padi.
Penurunan hasil produksi pertanian bisa dikarenakan tingkat penggunaan
faktor-faktor produksi (input) yang belum optimal oleh para petani. Ketidak
optimalan penggunaan luas lahan, modal dan tenaga kerja juga dapat
mempengaruhi hasil produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati. Berdasarkan fakta diatas, maka penelitian ini mengambil judul
7
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja terhadap
produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati?
2. Seberapa besar luas lahan, modal dan tenaga kerja mempengaruhi
produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja
terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui besar pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja
terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk
memperkuat penelitian sebelumnya, serta menambah informasi dan
sumbangan serta bahan kajian bagi penelitian selanjutnya khususnya
8
mengenai besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja
terhadap produksi padi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ekonomi pembangunan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola
input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi, pupuk, benih,
dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan produksi
yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat (Abd. Rahim dan Diah
Retno Dwi Hastuti, 2007:158). Adapun pengertian usahatani lainnya dapat dilihat
dari masing-masing pendapat sebagai berikut:
Ilmu usahatani bisa diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan
efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka
miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efidien bila pemanfaatan
sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output). Ditinjau dari segi
pembangunan, hal terpenting mengenai usaha tani adalah kondisi yang hendaknya
senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun dalam susunannya, untuk
memanfaatkan periode usaha tani yang senantiasa berkembang secara lebih
efisien.
Usahatani pada dasarnya adalah alokasi sarana produksi yang efisien untuk
mendapatkan produksi pendapatan usahatani yang tinggi. Jadi usahatani dikatakan
berhasil kalau diperoleh produksi yang tinggi dan sekaligus juga pendapatan yang
tinggi. Pengelolaan usahatani merupakan pemilihan usaha antara berbagai
9
10
alternatif penggunaan sumber daya yang terbatas yang meliputi lahan, tenaga
kerja, modal, dan waktu. Dalam usahatani juga terjadi kegiatan mengorganisasi
(mengelola) aset dan cara dalam pertanian atau suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang
menyangkut bidang pertanian.
Usahatani yang ada di negara berkembang khususnya Indonesia terdapat
dua corak dalam pengelolaannya yaitu usahatani yang bersifat subsisten adalah
dengan merubah melalui usahatani komersial. Usahatani komersial dicirikan
adanya suatu usahatani untuk mencari laba atau profit yang sebesar-besarnya.
Tingkat kesenjangan petani sangat ditentukan pada hasil panen yang diperoleh.
Banyaknya hasil panen tercermin pada besarnya pendapatan yang diterima dan
pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga terpenuhi,
dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga terpenuhi sangat
ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Berdasarkan teori ekonomi makro,
usahatani pada prinsipnya dapat digolongkan sama dengan bentuk perusahaan,
dimana untuk memproduksi secara umum diperukan modal, tenaga kerja,
teknologi, dan kekayaan (Mosher, 1997).
Usahatani padi yang dilakukan petani di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati merupakan usaha atau pengelolaan yang
mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang dikuasainya yang meliputi
lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Tujuannya adalah memiliki pekerjaan dan
mendapat pendapatan untuk membiayai kebutuhan pribadi maupun kebutuhan
keluarga sehari-harinya.
11
2.2 Faktor Produksi Usahatani
Dalam usahatani, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup
panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama
tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan
faktor produksi pun ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Proses produksi
baru bisa berjalan bila persyaratan ini yang dibutuhkan dapat dipenuhi.
Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dalam usahatani yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Produksi Tanah/ Lahan
Tanah merupakan faktor produksi yang memiliki kedudukan penting
dalam suatu usahatani. Tanah merupakan syarat mutlak bagi petani untuk dapat
memproduksi padi. Dengan memiliki lahan yang cukup berarti petani sudah
mempunyai modal utama yang sangat berharga sebagai seorang petani karena
pada lahan inilah petani akan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan
padi.
Whittow (1994) berpendapat, sebagaimana dikutip oleh Widiyanto dan
Suprapto dalam Maryam (2002:12), lahan merupakan sebidang permukaan bumi
yang meliputi parameter-parameter geologi, endapan permukaan, topografi,
hidrologi, tanah, flora dan fauna yang secara bersama-sama dengan hasil kegiatan
manusia baik di masa lampau maupun masa sekarang yang akan mempengaruhi
terhadap penggunaan saat ini maupun yang akan datang. Pada umumnya lahan
sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air.
12
Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Semakin luas
lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan
oleh lahan tersebut. (Abd. Rahim, 2007:36).Dalam usahatani misalnya pemilikan
atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dbanding lahan yang
lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani
dilakukan. Kecuali bila suatu usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi
yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada
penerapan teknologi, karena pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi
cenderung berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke
hektar), dan menjadikan usaha tidak efisien.
Faktor produksi tanah tidak hanya dilihat dari segi luas atau sempitnya
saja, tetapi juga dilihat dari segi lain seperti produktivitas tanah yang bergantung
pada (jenis tanah, macam penggunaan lahan sepert sawah/tegalan, keadaan
pengairan, sarana prasarana), topografi (tanah dataran tinggi, dataran rendah atau
daerah pantai), pemilikan tanah, nilai tanah serta fragmantasi tanah. Jenis tanah
mengarahkan petani kepada pilihan komoditas yang sesuai, pilihan teknologi,
serta pilihan metode pengolahan tanah. Selain itu juga mempengaruhi petani
dalam pemilihan tanaman, pilihan waktu bertanam dan cara bercocok tanam.
Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-
petak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang
biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau
status tanah tersebut. Sebaliknya, lahan bukan sawah merupakan semua lahan
13
selain sawah yang meliputi: (1) lahan pekarangan (2) kebun (3) huma (4)
perkebunan.
Status tanah adalah pernyataan hubungan antara tanah usahatani dengan
kepemilikan atau pengusahaannya. Adapun status tanah dapat dibedakan menjadi
:tanah milik atau tanah hak milik, tanah sewa, tanah sakap, tanah gadai dan tanah
pinjaman. Berdasarkan sumber kepemilikan dan pengusahaannya maka tanah
yang dimiliki atau dikelola petani dapat digolongkan atas beberapa jenis proses
penguasaan dan status tanah, yaitu : dibeli, disewa, disakap, pemberian oleh
negara, warisan, wakaf, dan membuka lahan.
Tanah sebagai faktor produksi mempunyai nilai yang tergantung pada
tingkat kesuburannya atau kelas tanahnya, fasilitas irigasi, posisi lokasi terhadap
jalan dan sarana perhubungan, adanya rencana pengembangan, dan lain-lain. Atas
dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas, dapat disimpulkan bahwa lahan
merupakan faktor yang penting dalam sektor pertanian ini. Lahan mempunyai
nilai ekonomis yang bisa sangat tinggi, dengan begitu akan menguntungkan
pemiliknya. Dalam konteks pertanian, penilaian tanah subur mempunyai nilai
yang lebih tinggi daripada tanah tidak subur.
b. Faktor Produksi Modal
Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada
penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta
kekayaan seseorang, yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah,
mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. Modal tersebut dapat mendatangkan
penghasilan bagi si pemilik modal, tergantung pada usahanya dan penggunaan
14
modalnya. Dalam ilmu ekonomi juga banyak definisi tentang modal. Menurut
Von Bohm Bawerk, arti modal atau kapital adalah segala jenis barang yang
dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut kekayaan masyarakat. Sebagian
kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi
digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal
masyarakat atau modal sosial.
Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan
produksi dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat
menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal
bisa menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian
sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima
(Moehar Daniel, 2004:21).
Dalam usahatani modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Modal tetap, meliputi: tanah dan bangunan. Modal tetap dapat diartikan
sebagai modal yang tidak habis pada satu periode produksi. Jenis modal ini
memerlukan pemeliharaan agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu
yang lama. Jenis modal ini mengalami penyusutan.
b. Modal bergerak, meliputi: alat-alat pertanian, uang tunai, piutang di bank,
bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit, obat-obatan), tanaman, dan ternak.
Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibedakan menjadi:milik sendiri,
pinjaman atau kredit, hadiah, waisan, dari usaha lain dan kontrak.
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam memulai atau
mengembangkan suatu kegiatan usaha, terutama bagi golongan ekonomi lemah
15
termasuk para petani. Mereka sering mengalami persoalan dalam hal permodalan.
Para petani pada umumnya memiliki modal sendiri yang relatif kecil, sehingga
upaya mengatasi kekurangan modal petani umumnya memanfaatkan modal
pinjaman (kredit). Baik kredit itu berasal dari pemerintah, bank, lembaga
pegadaian, koperasi, tetangga, dan saudara.
Sebenarnya kredit mempunyai arti sebagai suatu transaksi antara dua
pihak, pihak pertama disebut sebagai kreditor (yang menyediakan sumber-sumber
ekonomi berupa uang, barang atau jasa) dan pihak kedua disebut debitor
(pengutang), dengan perjanjian bahwa pihak pengutang akan membayar kembali
utang tersebut pada waktu yang kadang-kadang ditambahkan dengan persyaratan
tertentu seperti denda keterlambatan, bunga dan lain sebagainya.
Dalam usaha pertanian dikenal beberapa macam kredit yang pernah
diluncurkan pemerintah dengan tujuan membantu pengadaan modal petani supaya
upaya peningkatan produksi dapat dicapai. Disamping itu, diantara petani dengan
petani, petani dengan pedagang, dan petani dengan rentenir juga terjadi kredit
yang sifatnya tidak resmi, seperti kredit yang dikucurkan pemerintah.
Kredit yang pernah dikucurkan pemerintah bermula dari kredit Bimnas
(Bimbingan Massal), yang mulai disalurkan tahun 1971 sampai dengan musim
tanam 1975/1976. Kredit ini ditujukan untuk membantu petani mencukupi
modalnya dalam usaha tani padi sawah. Pada awalnya, realisasi pengucuran kredit
ini selalu meningkat, tetapi dalam pengembaliannya sering terjadi keterlambatan
dan kemacetan atau terjadi tunggakan. Sehingga semakin lama jumlah kredit dan
petani peserta Bimnas menurun.
16
Selanjutnya karena peningkatan produksi tidak juga bisa dipercepat dan
dipacu peningkatannya, maka tahun 1984/1985, kredit kembali dikucurkan yang
diberi nama KUT (Kredit Usaha Tani). Kredit ini disalurkan melalui KUD terpilih
dan Kupedes (Kredit Umum Pedesaan) melalui BRI. KUD dibentuk pemerintah
dan pengurusnya dipilih oleh para anggota dengan campur tangan (dibantu
pengelolaanya) petugas lapangan, namun akhirnya juga mengalami kemacetan
seperti kredit Bimnas.
Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modal adalah
barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi lainnya menghasilkan
barang-barang baru yaitu hasil pertanian (Mubyarto, 1989: 106). Dengan adanya
modal ini diharapkan petani akan dapat mengoptimalkan proses produksi
sehingga akan memperoleh hasil yang meningkat.
c. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Tenaga kerja (man power) yaitu penduduk dalam usia kerja, yaitu yang
berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja
untuk memproduksi barang atau jasa, dan disebut angkatan kerja (labor force)
adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja, tetapi siap untuk
bekerja atau sedang mencari kerja.
Tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak
dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha
pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu
dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan tenaga kerja
dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya
17
tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya
berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja
yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993:26).
Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani
sendiri. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan
keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai
dalam uang meskipun tenaganya dicurahkan dihampir seluruh proses pertanian.
Bila dari keluarga sendiri belum mencukupi barulah petani menggunakan tenaga
kerja dari luar dan biasanya sudah dibayar dengan sistem upah sesuai dengan jam
kerjanya. Jenis tenaga kerja dalam kegiatan usahatani meliputi :
1) Tenaga kerja manusia, dapat berupa tenaga kerja laki-laki, perempuan
maupun anak-anak. Tenaga kerja ini dapat pula berasal dari dalam
keluarga atau berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja dari luar keluarga
dapat diperoleh melalui cara mengupah, sambatan atau arisan tenaga kerja.
2) Tenaga kerja ternak
3) Tenaga kerja mekanik/mesin.
Tenaga kerja dalam pertanian adalah pencurahan tenaga kerja dalam
proses pertanian yang ditujukan untuk menghasilkan produksi pertanian.
Pencurahan tenaga kerja usahatani dimaksudkan agar proses produksi dapat
berjalan maka pada tiap tahapan kegiatan usahatani diperlukan masukan tenaga
kerja yang sepadan. Dengan adanaya masukan tenaga kerja yang sepadan
diharapkan proses produksi akan berjalan lebih optimal sehingga produksi
pertanian meningkat.
18
d. Hasil Produksi
Hasil yaitu keluaran (output) yang diperoleh dari pengelolaan input
produksi (sarana produksi atau biasa disebut masukan) dari suatu usaha tani
(Daniel, 2004). Hasil produksi merupakan jumlah keluaran (output) yang dapat
diperoleh dari proses produksi. Produksi secara teknis adalah suatu proses
pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia dengan harapan akan mendapatkan
hasil yang lebih dari segala perose yang telah dilakukan.
Pada dasarnya hasil produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Kebutuhan yang semakin bertambah perlu diimbangi dengan
peningkatan atau perluasan produksi, baik jumlah maupun mutunya. Usaha untuk
meningkatkan jumlah dan mutu hasil produksi dapat dilakukan melalui beberapa
cara berikut ini :
a. Ekstensifikasi
yaitu menambah ataupun memperluas faktor-faktor produksi.
b. Intensifikasi
artinya memperbesar kemampuan berproduksi tiap-tiap faktor produksi,
tanpa menambah jumlah faktor produksi.
c. Diversifikasi
adalah cara memperluas usaha dengan menambah jenis produksi.
d. Spesialisasi
Spesialisasi atau pengadaan pembagian kerja yaitu masing-masing orang,
golongan dan daerah menghasilkan barang-barang yang sesuai dengan
lapangan, bakat, keadaan daerah, iklim dan kesuburan tanah. Dengan
19
adanya pembagian kerja, hasil kerja dapat diperluas sebagai barang-barang
yang dihasilkan juga meningkat dan kualitas hasil kerja akan lebih baik.
e. Menambah Prasarana Produksi
Membuat/menambah prasarana produksi seperti saluran atau bendungan
untuk pengairan, jalan dan jembatan untuk memperlancar pengangkutan
bahan-bahan baku dan perdagangan
f. Memberi Proteksi
Memberikan proteksi yaitu melindungi industri dalam negeri, misalnya
dengan mengenakan pajak impor, pembatasan atau larangan terhadap
masuknya barang-barang tertentu yang industri dalam negeri sudah dapat
menghasilkan sendiri dalam jumlah yang mencukupi.
Didalam produksi pertanian, faktor produksi memang menentukan besar
kecilnya produksi yang akan diperoleh petani. Untuk menghasilkan produksi
(output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat
digabungkan. Dalam praktek, selain dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi
diatas, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua
kelompok (Soekartawi, 1991:48):
a. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat
kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain
sebagainya.
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan,
tersedianya kredit dan sebagainya.
20
Berdasarkan pengertian produksi-produksi yang telah disebutkan diatas,
disini peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud hasil produksi dalam
penelitian ini adalah hasil panen padi yang didapat selama jangka waktu tertentu
(satu musim tanam) yang besarannya dinyatakan dalam satuan kuintal (kw).
2.3 Pendapatan Usahatani
Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang
atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia
bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap
anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji atau
upah usaha rumah tangga atau sumber lain (Samuelson Nordhaus, 2003:264).
Pendapatan dalam usahatani merupakan penerimaan yang diperoleh petani
setelah selesai proses produksi baik masih berwujud barang-barang hasil produksi
maupun uang dari hasil penjualan hasil produksi tersebut. Menurut Soekartawi
(2002:54) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga
jual produk. Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya
didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit, contohnya pajak, sewa
tanah, iuran pengairan, dan alat produksi. Biaya tidak tetap didefinisikan sebagai
biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya
biaya untuk produksi seperti tenaga kerja, bibit, pupuk, dan sebagainya.
Pada setiap akhir panen petani selalu menghitung berapa hasil bruto yang
diperolehnya. Semuanya kemudian dinilaikan dengan uang. Hasil itu tidak
21
semuanya untuk biaya usaha taninya tersebut seperti pupuk, pestisida, pengolahan
tanah, perawatan, pemupukan dan pemetikan hasil atau pemanenan. Setelah biaya
tersebut dikurangkan terhadap hasil yang didapatkan barulah bisa dihitung berapa
keuntungan yang diperoleh petani tersebut.
Menurut Adiwilaga (1975) menyatakan, antara nilai nyata pendapatan
dapat dilihat dan diperhitungkan dari dua segi, yaitu :
i. Pendapatan tunai, merupakan selisih penerimaan tunai dengan biaya tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang betul-betul diterima petani atas penjualan dari sejumlah hasil produksinya. Sedangkan biaya tunai merupakan jumlah biaya yang betul-betul dikeluarkan oleh petani dalam mengelola usahataninya seperti biaya pupuk, obat, tenaga kerja, dan lain-lain.
ii. Pendapatan total, merupakan selisih dari penerimaan dengan pendapatan biaya, baik biaya tunai atau pun yang diperhitungkan. Dari kedua segi penilaian pendapatan ini, dapat dilihat secara nyata jumlah pendapatan betul-betul yang diperoleh petani dan sejumlah pendapatannya yang seharusnya diterima petani.
2.4 Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan (Development Economics) dapat diartikan sebagai
“Suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan cara-cara
untuk mengatasi masalah-masalah itu supaya negara-negara tersebut dapat
membangun ekonominya lebih cepat” (Sukirno,1985:4). Tujuan analisisnya
adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan
atau pembangunan yang lambat di negara-negara yang sedang berkembang dan
selanjutnya mengemukakan beberapa pendekatan dan cara-cara serta berbagai
pilihan kebijaksanaan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi negara berkembang sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
22
Secara garis besar, pembahasan ilmu ekonomi pembangunan dapat
dimasukkan dalam dua golongan, pertama, pembahasan mengenai pembangunan
ekonomi baik bersifat deskriptif maupun analitis bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang berbagai sifat perekonomian masyarakat di negara sedang
berkembang dan implikasinya terhadap kemungkinan untuk membangun ekonomi
kawasan/negara tersebut. Kedua, pembahasan selebihnya bersifat memberikan
berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilakukan dalam usaha-
usaha untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di negara tersebut.
2.5 Hubungan Pertanian dan Pembangunan
Sebelum dekade 1950-an, para ahli ekonomi pembangunan menganjurkan
pentingnya alokasi sumberdaya secara efisien untuk menjaga adanya pertumbuhan
output dalam jangka panjang. Dengan arah ini pemikir ekonomi pembangunan
lebih mengutamakan tercapainya pertumbuhan pendapatan nasional dengan
menerapkan skala ekonomi besar dan mendayagunakan faktor produksi yang
berproduktivitas tinggi. Industrialisasi dinilai sebagai suatu strategi yang mampu
meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan faktor produksi. Arah
perkembangan yang terakhir ini menjadi pilihan banyak negara sedang
berkembang. Hal ini berdasarkan pengalaman dari negara-negara maju yang
menunjukkan bahwa strategi industrialisasi merupakan langkah yang tepat dan
selalu diikuti oleh negara yang membangun. Kendati demikian, strategi ini
mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan.
Proses pembangunan yang mengutamakan pada penggunaan faktor
produksi dengan marginal produk tinggi akan menimbulkan dampak yang tidak
23
diharapkan, terutama terjadinya perbedaan jenjang yang mencolok antara pelaku
ekonomi dengan kemampuan tinggi dengan pelaku ekonomi berproduktivitas
rendah. Perbedaan dalam pemilikan asset ini, baik jumlah maupun mutu, akan
mengakibatkan perbedaan manfaat yang diperoleh dari keikutsertaanya dalam
proses pembangunan ini.
Berkaitan dengan hal ini, maka para pemikir ekonomi mulai mengubah
arah pandangannya dengan memberi bobot lebih besar terhadap peran sektor
pertanian dalam pembangunan. Strategi pembangunan yang mengutamakan
peningkatan produksi melalui industri dan umumnya di kota hanya berjalan baik
jika pengembangan sektor industri mampu menjalin hubungan dengan sektor
pertanian, memberikan kesempatan kerja bagi rakyat di pedesaan, serta
memberikan penghasilan memadai sehingga mereka mempunyai sumbangan
cukup berarti bagi proses pertumbuhan ekonomi.
Rapid urban industry development has been perceived as clearly essential if rural labor, made redundant by the rapid gains in labour productivity in agriculture, is to escape from low productivity employment in the rural sector and make an important contribution to national econimic growth (Hayam & Ruttan, dalam Sadono Sukirno : 1985).
Pada umumnya, pengembangan sektor produktif dapat dicapai berkat
kematangan sektor pertanian yang mempunyai kaitan erat dengan sektor lain.
Sektor pertanian berkembang dan mampu menciptakan surplus yang kemudian
ditingkatkan menjadi investasi pada sektor yang mampu mengolah produk
pertanian. Antara industri pengolah hasil pertanian dan sektor pertanian yang
mempunyai surplus ini mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling
menguntungkan.
24
Adanya kaitan luas antara sektor pertanian denagan sektor lain,
khususnaya industri yang mengolah hasil pertanian dan meningkatkan nilai
tambah pertanian, merupakan prakondisi proses pembangunan yang berkembang
tumbuh. Dengan demikian ketergantungan antara sektor pertanian dengan industri
adalah ketergantungan yang saling menguntungkan.
Arah perkembangan ini mempunyai kelebihan, yaitu adanya kemampuan
dan kekuatan yang muncul dari dalam sektor pertanian itu sendiri yang dapat
menjamin adanya pertumbuhan sektor terkait secara berkelanjutan (Hayami &
Ruttan, dalam Sadono Sukirno :1985). Disamping itu, keterkaitan dapat pula
diciptakan dan dikembangkan melalui penumbuhan sektor industri yang mampu
menarik dan menyerap produk sektor pertanian. Dalam hal ini sektor industri kuat
didukung oleh sektor pertanian. Sektor industri, sebagai leading sektor, dibangun
dengan harapan dapat menyerap dan mendayagunakan produk sektor pertanian.
Beberapa ahli ekonomi dibeberapa negara berkembang mulai menyadari
bahwa perhatian terhadap sektor pertanian perlu diberikan lebih banyak, karena
strategi pembangunan yang diupayakan dengan mengejar pertumbuhan industri di
kota yang cepat seringkali tidak dibarengi dengan pengembangan sektor pertanian
dan pedesaan (Todaro, dalam Sadono Sukirno :1978).
2.6 Penelitian yang Relevan
1. Sukron Munzid. 2009. Skripsi : “Pengaruh Luas Lahan, Modal dan
Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai di
Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan”. UNNES
Berdasarkan analisis skripsi di atas dapat disimpulkan bahwa :
25
Di kecamatan Ngaringan terjadi penurunan produksi kedelai sebesar 10%
pada tahun 2006 dan 4,75% tahun 2007. Disamping itu, masalah yang
sering dihadapi oleh para petani kedelai disana adalah bahwa nilai
produksi yang diperoleh tidak lebih besar dari semua jumlah biaya
penggunaan faktor produksi. Ketiga faktor dalam penelitan ini yaitu
modal, tenaga kerja, dan lahan. Berdasarkan penelitian ternyata dari ketiga
variabel semuanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap produksi
kedelai petani. Sehingga pengoptimalan variabel luas lahan, modal dan
tenaga kerja sangat penting untuk mendukung produksi usaha petani
kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan.
2.7 Kerangka Berfikir
Usahatani padi merupakan matapencaharian dan tulangpunggung
perekonomian keluarga petani hampir diseluruh desa di Indonesia. Proses
produksi akan berjalan dengan lancar jika persyaratan – persyaratan yang
dibutuhkan dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor
produksi. Usahatani padi merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang
diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti
alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan pengelolaan yang ditujukan pada
peningkatan produksi. Dengan peningkatan produksi ini diharapkan akan
semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
Masyarakat Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebagian
besar bermatapencaharian sebagai petani. Dimana produksi usahatani padi yang
dilakukan oleh petani disana semakin menurun dari tahun ketahun. Produksi padi
26
petani disana juga sangat bergantung pada faktor-faktor produksi yang
digunakan. Diantara faktor-faktor produksi tersebut adalah luas lahan, modal dan
tenaga kerja. Secara sistematis uraian diatas dapat ditunjukkan dalam bagan
dibawah ini :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
2.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:64).
Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan diatas, maka
dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada pengaruh luas lahan terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati.
2. Ada pengaruh modal pertanian terhadap produksi padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
3. Ada pengaruh tingkat tenaga kerja terhadap produksi padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
Luas Lahan
Modal
Tenaga Kerja
Jumlah Produksi Padi
27
4. Ada pengaruh secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja
terhadap produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan obyek/ subyek yang akan
diteliti. Sedangkan menurut Sudjana (2003: 6) menyatakan bahwa populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh petani yang melakukan usahatani padi di Desa
Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berjumlah 323 orang petani
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Petani di Desa Pulorejo Tahun 2010
Dusun Jumlah Petani Persentase 1. Mbingung 196 60,69 2. Blibak 52 16,10 3. Puluhan 75 23,21
Jumlah 323 100 Sumber : Statistik Desa Pulorejo, 2010
3.2 Sampel Penelitian
Pada dasarnya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama
untuk menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Sutrisno Hadi, 2000:
220). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Proporsional Area Random Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
wilayah dimana masing- masing bagian terambil sampelnya secara acak. Dengan
demikian peneliti memberikan hak yang sama kepada objek untuk memperoleh
pertanyaan dan dipilih menjadi sampel di masing-masing area atau wilayah bagian
29
sampel dalam penelitian ini yang mewakili populasi terdiri dari petani padi dari
tiga dusun yaitu Dusun Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun Puluhan. Penentuan
sampel ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Husein (1998:78-
79) berikut ini:
Keterangan:
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e² = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
Sampel yang ditolelir, dalam penelitian ini digunakan 10 persen.
Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan nilai sampel sebagai berikut :
763593381,76
23,4323
23,31323
1,0.3231323
2
menjadidibulatkann
n
n
n
=
=
+=
+=
Perhitungan di atas diperoleh nilai sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sebanyak 76 petani padi dianggap sudah mewakili dari
keseluruhan petani yaitu sebanyak 323 orang petani. Adapun proporsi sebaran
sampelnya yang terdapat pada tiga dusun di Desa Pulorejo yaitu Dusun
Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun Puluhan yang dapat dilihat sebagai berikut:
21 NeNn
+=
30
Tabel 3.2 Tabel Sebaran Sampel Petani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati
No. Dusun Populasi Sampel
1. Mbingung 196 4676323196
=x
2. Blibak 52 127632352
=x
3. Puluhan 75 187632375
=x
Jumlah 323 76 Sumber : data primer diolah 2010
Pada Tabel 3.2 dapat diketahui persebaran sampel petani padi dari ketiga
dusun di Desa Pulorejo yaitu Dusun Mbingung sebanyak 46 petani, Dusun Blibak
sebanyak 12 petani, dan Dusun Puluhan sebanyak 18 petani.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) variabel dalam penelitian pada dasarnya
adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel dalam
penelitian ini meliputi:
3.3.1 Variabel Bebas (Independen) (X)
Variabel independen di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Luas Lahan (LL)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lahan dengan memandang dari
mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Dengan indikator, luas lahan
31
yang digunakan per kegiatan untuk menanam tanaman padi dalam satuan
hektare (ha).
b. Modal (M)
Modal dalam penelitian ini menggunakan indikator:
1) Biaya bahan produksi besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang
dipergunakan untuk pembelian bahan produksi dalam satu kali masa
tanam.
2) Biaya tenaga kerja besaran nominal berupa uang (Rupiah) yang di
gunakan untuk pembiayaan tenaga kerja dalam satu kali masa tanam.
c. Tenaga kerja (TK)
Tenaga Kerja dalam penelitian ini yaitu menggunakan Jumlah Tenaga
Kerja yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam didasarkan
pada satuan Hari Orang Kerja dihitung dengan anggapan satu hari kerja
dengan satuan ukur (jumlah orang).
3.3.2 Variabel Terikat (Dependen) ( Y )
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi
padi dengan indikator besarnnya jumlah produksi padi yang diproduksi atau
dihasilkan oleh petani dalam satuan kuintal (kw) di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penyusunan penelitian jenis kuantitatif ini, data yang digunakan
oleh peneliti adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
hasil wawancara langsung dengan para petani padi dengan menggunakan daftar
32
pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya sesuai dengan apa yang
akan menjadi penelitiannya.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau
sumber lain yang telah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan dalam
bentuk teks, karya tulis, laporan penelitian, buku dan lain sebagainya. Data
sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari Statistik Desa dan catatan-catatan Desa
Pulorejo.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh
bahan-bahan keterangan atau kenyataan yang benar-benar mengungkapkan data-
data yang diperlukan dalam suatu penelitian baik untuk data yang pokok maupun
data penunjang.
Adapun metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut:
3.5.1 Angket atau Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya ( Sugiyono, 2009:142). Metode ini digunakan untuk mencari
data tentang usahatani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
Dalam penelitian ini angket atau kuesioner digunakan sebagai metode
utama untuk mengetahui pengaruh jumlah luas lahan, modal, dan tenaga kerja
terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten
Pati. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pilihan
33
ganda dimana setiap item soal disediakan 4 (empat) jawaban dengan skor masing-
masing sebagai berikut:
1) Jawaban A dengan skor 1
2) Jawaban B dengan skor 2
3) Jawaban C dengan skor 3
4) Jawaban D dengan skor 4
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 155). Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya kecil (Sugiyono, 2009:137).
Metode ini dilakukan pada saat melakukan pengumpulan data awal. Selain
itu untuk membantu menjelaskan kepada responden apabila responden kurang
jelas dan tidak bisa menjawab angket yang dikarenakan buta huruf ataupun
keterbatasan di dalam memahami pertanyaan.
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data atau variabel mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku, prasasti, notulen rapat (Arikunto, 2006:
158). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan
kondisi wilayah di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, seperti luas
wilayah, batas wilayah, jumlah penduduk, dan matapencaharian penduduk.
34
3.6 Valitidas dan Reliabilitas Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
koesioner. Dalam pengujian validitas dengan menggunakan pengujian validitas isi
yaitu dengan membandingkan isi instrumen dengan indikator, secara teknis
pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.
Dalam kisi-kisi instrumen terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok
ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2009:129).
3.6.2 Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Pengambilan keputusannya adalah apabila r hitung (r11) >
dar r tabel maka instrumen dapat dikatan reliabel.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis merupakan suatu usaha untuk menentukan jawaban atas
pertanyaan tentang rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam suatu penelitian.
Data yang sudah masuk dan sudah terkumpul dianalisis untuk menjawab tujuan
dari penelitian. Teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.7.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode ini dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat
35
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Penelitian
deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberi gambaran atau
penegasan suatu konsep, menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan
status subyek penelitian (Wirartha,2006:154). Langkah-langkah yang ditempuh
dalam analisis ini adalah :
1) Membuat distribusi jawaban angket
2) Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang
telah ditetapkan
3) Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap responden
4) Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel.
3.7.2 Analisis Regresi linier berganda
Teknik ini mengacu pada tujuan hipotesisi penelitian. Model analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
yaitu antara Luas lahan (LL), Modal (M), dan Tenaga Kerja (TK) terhadap
Produksi Padi (P). Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga Metode analisis data
yang digunakan penelitian ini adalah regresi linier berganda yang
ditransformasikan kelogaritma berganda dengan menggunakan Logaritma Natural
(ln). Bentuk persamaannya: LnY = a + β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3+ e
Keterangan: LnY : Log natural variabel Hasil Produksi
a : Konstanta
LnX1: Log natural variabel luas lahan
LnX2: Log natural variabel modal
36
LnX3: log natural variabel tenaga kerja
b : konstanta
e : Distrubance error.
Adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas dalam
persamaan menyebabkan persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma
natural. Alasan pemilihan logaritma natural (Ghozali, 2005) adalah sebagai
berikut :
a. Menghindari adanya heterokedastisitas
b. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas
c. Mendekatkan skala data.
3.8 Uji Asumsi Klasik
Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-
sifat tidak bias linier terbaik suatu penaksir. Selain itu suatu model dikatakan
cukup baik dan dapat untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji
asumsi klasik yang melandasinya. Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi
klasik yang terdiri dari:
3.8.1 Uji Normalitas data
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas didapat
dari uji grafik profitability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari
residual sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika
distribusi dari variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang
menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya.
37
3.8.2 Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar beberapa atau semua variabel bebas
(independent) (Ghozali 2001:57). Untuk pengujian hipotesisi ini digunakan
penghitungan dengan program komputasi SPSS forwindows release 16.0.
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari modal yang dianalisis
tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Cara
mendekatinya adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variable
terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Untuk mendeteksi ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scaterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y pred – Y sesungguhnya)
yang telah di stundentized analisisnya.
Dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik scatterplot pada
tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows release 16.0. dengan
dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Ghozali 2001:69).
38
3.8.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) antara anggota serangkaian
observasi atau pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti dalam
data time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti dalam data
cross section). Pada penelitian ini bentuk data cross section. Apabila
menggunakan data uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regrasi linier tindakan satu responden atau sampel mempengaruhi tindakan
responden yang lain atau tidak. Apabila tindakan responden satu mempengaruhi
tindakan responden yang lainnya maka terdapat autokorelasi.
Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep (konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Deteksi model
regresi yang bebas dari autokorelasi dengan uji Durbin Watson adalah :
1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan (4-du) maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah (dl) maka koefisien
autokorelasi sama dengan lebih besar dari pada nol, berarti terdapat
autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi sama
dengan lebih kecil dari pada nol, berarti terdapat autokorelasi negative.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
terletak di antara (4-du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
(Ghozali, 2001 : 72)
39
3.9 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik
untuk mengestimasi nilai variabel bebas diperllukan pembuktian terhadap
kebenaran hipotesisi. Pembuktian hipotesisi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
3.9.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji T statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas (Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja) secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Produksi). Apabila t hitung > t tabel
maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variable dependen (Ghozali, 2001 :
44). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program olah data statistical
product and service solutions (SPSS) very 16.0.
3.9.2 Uji Bersama-Sama (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
(Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja) yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen (Produksi).
Apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha. (Ghozali, 2001 :
44-45). Untuk menguji hipotesisi ini digunakan perhitungan dengan program
komputerisasi SPSS for windows release 16.0.
3.9.3 Uji Koefisien Determinasi ( )
Suatu model memiliki kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam
masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit)
40
digunakan koefisien determinasil ( ), yaitu angka yang memberikan proporsi
atau persentase variasi total dalam variabel terikat Y yang di jelaskan oleh
variable bebas X secara bersama-sama. (Gujarati, 1995:60).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu (0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:50).
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian yaitu di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten
Pati. Desa Pulorejo terletak di sebelah utara Ibukota Kecamatan Winong. Pusat
pemerintahan Desa Pulorejo berjarak 3 km dari Ibukota Kecamatan Winong. Desa
Pulorejo terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Mbingung, Dusun Blibak dan Dusun
Puluhan.
Secara geografi, berikut batas-batas Desa Pulorejo:
Sebelah Timur : Desa Tanggel dan Desa Wirun
Sebelah Barat : Desa Serut Sadang dan Desa Bumiharjo
Sebelah Utara : Desa Tambah Mulyo
Sebelah Selatan : Desa Winong dan Desa Karangkonang
Desa Pulorejo ini memiliki luas wilayah sebesar 142,3 ha, yang
penggunaanya sebagai berikut :
Tabel 4.1 Persentase Luas Ragam Penggunaan Lahan
No Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha) Persentase (%) 1 Tanah Sawah 78,8 55,38 2 Pemukiman 60,5 42,51 3 Jalan Aspal 0,3 0,21 4 Kuburan 0,3 0,21 5 Lain-lain 2,4 1,69
Jumlah 142,3 100,00 Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010
41
42
Dari 142,3 ha luas wilayah Desa Pulorejo, menurut penggunaannya yang
terbesar digunakan sebagai lahan sawah, selanjutnya penggunaan terbesar kedua
adalah untuk pemukiman. Selain itu sisanya digunakan juga untuk jalan aspal
sepanjang 3 km dan areal pemakaman. Hal itu juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
55,38%42,51%
0,21%
0,21% 1,69%
Penggunaan Lahan
Sawah
Pemukiman
Jalan Aspal
Kuburan
Lain-lain
Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010 Gambar 4.1 Luas Wilayah Desa Pulorejo Menurut Penggunaan
Lahan Tahun 2010
Jumlah penduduk di Desa Pulorejo yaitu 2616 jiwa dengan rincian laki-
laki sebesar 1278 jiwa dan perempuan ada 1338 jiwa. Sebagian besar penduduk di
Desa Pulorejo bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebesar 323 orang,
selanjutnya terbesar kedua yaitu buruh bangunan (48 orang) dan terbesar ketiga
adalah bermatapencaharian disektor swasta sebesar 46 orang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
43
12,34%1,83%
1,75%
1,41%
0,91% 0,76% 0,38% 0,11% 0,11%
Mata Pencaharianpetani
brh bangunan
swasta
pedagang
wiraswasta
PNS
sopir
POLRI
pensiunan
Sumber : Data Statistik Desa Pulorejo Tahun 2010
Gambar 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Pulorejo Tahun 2010
4.1.2 Analisis Deskripsi Penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui deskripsi tentang
luas lahan, modal, tenaga kerja dan produksi padi petani serta untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, maka data yang
diperoleh dari pengisian angket selanjutnya dianalisis melalui dua tahap: analisis
deskriptif dan uji statistik. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan
penjelasan dari masing-masing variabel, sedangkan uji statistik digunakan untuk
menguji hipotesis.
Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu luas
lahan, modal, tenaga kerja dan produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati dapat diketahui dari analisis deskriptif. Analisis untuk
masing-masing variabel tersebut yaitu:
44
4.1.2.1 Luas Lahan
Gambaran tentang Luas Lahan pertanian petani di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati, berdasarkan angket masing-masing
responden diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Variabel Luas Lahan Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010
Luas Lahan
(ha) Frekuensi Persentase
0,1333 – 0,2665 38 50 % 0,2666 – 0,3998 26 34,21 % 0,3999 – 0,5331 8 10,52 %
> 0,5332 4 5,27 % Jumlah 76 100 %
Sumber : Data Primer diolah 2010
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ada 38 petani (50%) yang
menyatakan bahwa faktor luas lahan yang dimiliki sebesar 0,1333 – 0,2665 ha.
Ada 26 petani (34,21%) yang memiliki luas lahan pertanian sebesar 0,2666 –
0,3998 ha. Selanjutnya ada 10,52% atau 8 orang petani yang luas lahan
pertaniannya termasuk dalam 0,3999 – 0,5331 ha. Sedangkan luas lahan pertanian
petani yang sebesar > 0,5333 ha ada 4 petani (5,27%).
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan luas lahan
pertanian yang dimiliki oleh petani di Desa Pulorejo sebesar 0,1333 – 0,2665 ha
atau rata-rata 1 – 1,5 kotak. Sedangkan yang memiliki luas lahan > 0,5333 ha atau
> 4 kotak sangat sedikit. Menurut petani hal tersebut dikarenakan, sawah mereka
rata-rata sudah habis dibagi kepada anak-anaknya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam grafik berikut :
45
0
5
10
15
20
25
30
35
40
> 0,5332 ha 0,3999 - 0,5331 ha
0,2666 - 0,3998 ha
0,1333 - 0,2665 ha
4
8
26
38
Sumber : Data Primer diolah Gambar 4.3 Kepemilikan Luas Lahan Petani Desa Pulorejo Tahun
2010
4.1.2.2 Modal
Dari hasil penelitian untuk variabel modal dapat disajikan data sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Variabel Modal Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010
Modal (Rp) Frekuensi Persentase
1.000.000 – 1.999.000 57 75,00 % 2.000.000 – 2.999.000 8 10,52 % 3.000.000 – 3.999.000 4 5,27 %
> 4.000.000 7 9,21 % Jumlah 76 100 %
Sumber : Data Primer diolah 2010
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka modal petani di Desa
Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang berada antara 1.000.000 -
1.999.000 sebanyak 57 petani (75,00%). Untuk modal petani yang termasuk
46
antara 2.000.000 – 2.999.000 ada 8 petani (10,52%). Selanjutnya ada 4 petani
(5,27%) petani yang termasuk bermodal antara 3.000.000 – 3.999.000 dan ada 7
petani (9,21%) yang termasuk bermodal lebih dari 4.000.000. Hal itu juga dapat
kita lihat dalam grafik berikut ini :
0
10
20
30
40
50
60
1.000.000-1.999.000 2.000.000-2.999.000 3.000.000-3.999.000 >4.000.000
57
84
7
Sumber : Data Primer Diolah
Gambar 4.4 Penggunaan Modal Petani Desa Pulorejo Tahun 2010
Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskripsi untuk variabel modal
menunjukkan bahwa, sebagian besar modal petani di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati antara 1.000.000 – 1.999.000. Sebagian besar
kepemilikan modal tanah merupakan tanah sendiri sehingga petani tidak
mengeluarkan biaya untuk biaya sewa tanah. Selain itu modal yang dikeluarkan
untuk biaya pembelian bahan-bahan produksi seperti bibit, pupuk dan pestisida
terbilang sedikit. Jadi modal terbesar yang dikeluarkan oleh petani adalah untuk
biaya tenaga kerja meskipun sebagian petani menggunakan tenaga sendiri, dari
keluarga dan adanya sistem gantian dalam proses produksi.
47
4.1.2.3 Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria tenaga kerja
yang digunakan petani sangat jauh berbeda. Faktor tenaga kerja yang digunakan
petani kurang dari 14 orang ada 4 petani (5,27%), ada 77,63% atau 59 petani yang
menggunakan tenaga kerja antara 15 – 19 orang. Sedangkan faktor tenaga kerja
yang digunakan petani antara 20 – 24 orang ada 10 petani (13,16%) dan sisanya
sebanyak 3 petani (3,94%) yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 25 orang.
Tabel 4.4 Variabel Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010
Tenaga Kerja (orang) Frekuensi Persentase
< 14 4 5,27 % 14 – 19 59 77,63 % 20 – 24 10 13,16 %
> 25 3 3,94 % Jumlah 76 100 %
Sumber : Data Primer diolah
Keterangan di atas dapat dilihat juga dari grafik berikut ini :
0
10
20
30
40
50
60
<14 15-19 20-24 >25
4
59
10
3
Sumber : Data Primer Diolah Gambar 4.5 Penggunaan Tenaga Kerja Petani Desa Pulorejo Tahun
2010
48
Dari tabel dan grafik diatas terlihat bahwa jumlah tenaga kerja yang
digunakan petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu
antara 14 – 19 orang.
4.1.2.4 Produksi
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti untuk variabel produksi petani
menunjukkan data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Kriteria Deskriptif Variabel Produksi Pada Usaha Tani Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010
Produksi (kw) Frekuensi Persentase
< 4 0 0 % 4 – 6,9 21 27,63 % 7 – 10 31 40,79 % > 10 24 31,58 %
Jumlah 76 100 % Sumber : Data Primer diolah 2010
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :
0
5
10
15
20
25
30
35
<4 kw 4-7 kw 7-10 kw >10 kw
0
21
31
24
Sumber : Data Primer Diolah Gambar 4.6 Produksi Petani Padi Desa Pulorejo Tahun 2010
49
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.6 di atas, hasil penelitian deskripsi
untuk variabel produksi petani terlihat bahwa ada 24 petani (31,58%) yang
produksinya termasuk >10 kw. Selanjutnya ada 31 petani (40,79%) yang
menyatakan bahwa produksi padinya antara 7 – 10 kw. Untuk produksi antara 4 –
7 kw ada 21 petani atau 27,63%. Sedangkan petani yang termasuk dalam produksi
< 4 kw tidak ada atau 0 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar produksi padi petani
di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati termasuk dalam produksi
antara 7 – 10 kw. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum petani padi disana
belum bisa memperoleh hasil yang memuaskan dari pertanian padi yang
diusahakannya. Karena dahulu hasil yang diperoleh petani rata-rata perkotak
sebesar 10 kw. Bahkan petani disana menyebutkan bahwa hasil pertaniannya
hanya cukup untuk memenuhi makan keluarganya saja tanpa bisa untuk
menjualnya sehingga sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan lainnya, bahkan
hanya sekedar untuk makan ada juga yang kekurangan. Berdasarkan rendahnya
produksi yang diperoleh, jadi dapat disimpulkan bahwa usaha tani padi yang
diusahakan oleh petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
belum bisa digunakan sebagai mata pencaharian utama yang dapat menopang
kehidupan keluarga para petani secara keseluruhan sehingga petani masih
memerlukan usaha lain untik mebiayai kehidupan keluarganya.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Luas
Lahan (X1), modal (X2), dan tenaga kerja (X3) terhadap produksi petani padi di
50
Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati (Y). Alat analisis yang
digunakan adalah dengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0.
Berdasarkan perhitungan, maka diperoleh hasil :
Tabel 4.6 Hasil analisis regresi linier berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.202 1.182 -3.555 .001
LnLL .310 .068 .317 4.561 .000
LnM .237 .084 .180 2.831 .006
LnTK 1.324 .172 .526 7.708 .000
a. Dependent Variable: LnP
Sesuai dengan tabel 4.6, maka hasil analisis regresi berganda dapat ditulis
sebagai berikut:
LnY = -4,202 + 0,310LnX1 + 0,237LnX2+ 1,324LnX3.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna:
(1) Koefisien X1 (Luas Lahan) = 0,310
Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara modal dan
tenaga kerja dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 0,310 %.
(2) Koefisien X2 (Modal) = 0,237
Jika modal mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara luas lahan dan
tenaga kerja dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 0,237%.
51
(3) Koefisien X3 (Tenaga Kerja) = 1,324
Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 1%, sementara luas lahan
dan modal dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan produksi padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebesar 1,324%.
4.1.4 Pengujian Hipotesis
4.1.4.1 Pengujian Parsial (uji t)
Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Yaitu untuk
mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), modal (X2) dan tenaga kerja (X3)
berpengaruh secara parsial terhadap produksi padi petani (Y). Adapun hasil
hipotesis secara parsial dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil pengujian hipotesis dengan uji parsial (uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4.202 1.182 -3.555 .001
LnLL .310 .068 .317 4.561 .000 .362 2.762
LnM .237 .084 .180 2.831 .006 .433 2.308
LnTK 1.324 .172 .526 7.708 .000 .375 2.667
a. Dependent Variable: LnP
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0
dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh hasil
thitung sebesar 4,561 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dengan demikian t ada pengaruh yang signifikan antara luas lahan
52
(X1) dengan produksi padi (Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten
Pati. Hasil uji t untuk variabel modal (X2) diperoleh hasil thitung sebesar 2,831
dengan probabilitas sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan
demikian ada pengaruh yang signifikan antara modal (X2) dengan produksi padi
(Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Hasil uji t untuk
variabel tenaga kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 7,708 dengan probabilitas
sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada
pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja (X3) dengan produksi padi petani
(Y) di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
4.1.4.2 Pengujian Secara Bersama (uji F)
Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal
ini antara luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3), dan produksi padi petani
(Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan hasil analisis dengan bantuan
program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji Bersama-Sama (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.259 3 2.420 166.983 .000a
Residual 1.043 72 .014
Total 8.302 75
a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL
b. Dependent Variable: LnP
Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for
Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 166,983 dengan nilai probabilitas 0,000,
53
karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai Fhitung yang diperoleh
tersebut signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara luas lahan (X1), modal (X2), tenaga kerja (X3) secara bersama-sama
terhadap produksi padi petani (Y).
4.1.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap produksi
padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati diketahui dari
harga koefisien determinasi simultan (R2) sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .935a .874 .869 .12038
a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL
b. Dependent Variable: LnP
Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2
sebesar 0,874, berarti data tersebut
menunjukkan bahwa variasi persentase total dalam variabel Y (produksi) padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang dijelaskan oleh
variabel X (luas lahan, modal, dan tenaga kerja) secara bersama-sama sebesar
87,4%. Karena R2 mendekati 1 maka model dikatakan baik (goodness of fit).
4.1.5 Uji asumsi Klasik
4.1.5.1 Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
54
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal
atau mendekati normal.
Menurut hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 4.7 Sebaran Plot pada Uji normalitas data
Berdasarkan gambar 4.7 diatas, menunjukkan bahwa penyebaran plot
berada di sekitar dan sepanjang garis 045 . Dengan demikian menunjukkan bahwa
data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal.
4.1.5.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolineritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
55
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas jika variabel bebas
berkolerasi maka variabel–variabel ini tidak ortogonal variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas = 0.
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance and Variance Inflation Factor
(VIF ).
Menurut Imam Ghozali (2001:63-64) cara medeteksi terhadap adanya
multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut :
a. Besarnya variabel inflation factor/VIF pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolineritas yaitu nilai VIF ≤ 10.
b. Besarnya tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolineritas yaitu nilai tolerance ≥ 0,1.
c. Jika nilai tolerance <0,10 dan VIF >10, maka dapat diartikan bahwa
terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.10
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4.202 1.182 -3.555 .001
LnLL .310 .068 .317 4.561 .000 .362 2.762
LnM .237 .084 .180 2.831 .006 .433 2.308
LnTK 1.324 .172 .526 7.708 .000 .375 2.667
a. Dependent Variable: LnP
56
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui model regresi bebas
multikolinieritas karena nilai tolerance semua variabel < 0,10, nilai tolerance
variabel luas lahan sebesar 0,362, nilai tolerance variable modal sebesar 0,433 dan
variabel tenaga kerja sebesar 0,375. VIF variabel independen < 10, yaitu variabel
luas lahan sebesar 2,762, variabel modal sebesar 2,308 dan variabel tenaga kerja
sebesar 2,667, sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieriatas dalam
regresinya.
4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola Scatterplot
model tersebut.
Apabila dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik meyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak
mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh
membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melelebar
kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola.
Dari Gambar 4.8 di bawah ini terlihat titik-titik meyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul
hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melelebar kembali, dan
penyebaran titik-titik data tidak terpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model
57
regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak
digunakan dalam penelitian.
Lebih jelasnya pola scatterplot dari hasil perhitungan diperlihatkan
dibawah ini :
Gambar 4.8 Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS for Windows release 16.0
diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi
tidak memiliki gejala heterokedastisitas.
4.1.5.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dalam data runtun waktu
(time series) atau antara space untuk data crossection. Menurut Imam Ghozali
(2001: 99) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
58
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi.
Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data yang
dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson Test, dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tabel Kriteria Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tolak No desicison
Tolak No desicison Tidak ditolak
0 < d < dl dl ≤ d ≤ du
4- du < d < 4 4- du ≤ d ≤ 4 - dl du < d < 4 – du
Berdasarkan hasil analisis dengan program SPSS for windows release 16.0
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12 Tabel hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .935a .874 .869 .12038 1.782
a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL
b. Dependent Variable: LnP
59
Dari Tabel 4.32 diketahui nilai Durbin Watson sebesar 1,782. Berdasarkan
Durbin Watson test nilai DW terletak pada du < DW < 4 – du atau 1,709 < 1,782
< 2,291 maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Deskripsi Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja, dan Hasil Produksi Padi
di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis deskripsi
dapat diketahui sebagai berikut :
4.2.1.1 Luas Lahan
Berdasarkan data hasil penelitian ada penemuan penting yaitu:
a) Variabel luas lahan petani menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan
pertanian yang dimiliki petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati tahun 2010 yaitu antara 0,1333 – 0,2665 ha atau rata-rata 1
– 1,5 kotak. Ini terlihat dengan adanya fakta bahwa dari 76 sampel yang
diteliti, ada sebanyak 38 petani atau (50%) petani yang menyatakan
memiliki luas lahan sebesar 0,1333 – 0,2665 ha.
b) Dari seluruh sampel hanya ada 4 petani yang memiliki luas lahan lebih
dari 0,5332 ha atau > 4 kotak di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati. Hal itu rata-rata disebabkan karena lahan pertanian yang
dimiliki sudah habis dibagi kepada anak-anaknya atau dijual karena
kebutuhan yang sangat mendesak. Sedangkan jika ingin membeli tanah
sawah lagi harganya sangat mahal dan kebanyakan juga tidak akan
menjual sawahnya karena merupakan tanah warisan.
60
4.2.1.2 Modal
Terdapat beberapa penemuan berdasarkan penelitian yaitu :
• Modal terbanyak yang dikeluarkan petani Padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu antara 1.000.000 – 1.990.000.
Besarnya modal tersebut dinyatakan oleh 57 orang petani atau 75% petani
dari total 76 petani.
• Modal tersebut tidak sekali dikeluarkan petani tetapi dikeluarkan selama
proses pengolahan tanah sampai pemanenan dimana setiap tahapan
produksi tersebut selalu membutuhkan biaya. Modal tersebut digunakan
petani untuk membeli bahan-bahan produksi (bibit, pupuk, obat dan
pestisida) dan untuk membayar biaya tenaga kerja.
4.2.1.3 Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil penelitian ada penemuan yang menunjukkan bahwa :
• Sebanyak 77,63% petani atau 59 orang petani di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati menggunakan tenaga kerja sebanyak 15 – 19
orang. Dari jumlah tersebut kebanyakan petani disana juga masih
mengerjakan sawahnya dengan tenaga sendiri yang belum masuk dihitung
sebagai tenaga kerja.
• Perhitungan tenaga kerja yang dipakai dalam penelitian ini yaitu baik yang
menggunakan tenaga kerja dari keluarga sendiri maupun adanya sebagian
petani yang menggunakan “sistem gantian” yaitu jika si A hari ini
mengerjakan sawahnya dibantu si B, maka jika si B kemudian hari
mengerjakan sawahnya, akan gantian dibantu oleh si A.
61
4.2.1.4 Produksi
Hasil penelitian deskripsi untuk variabel produksi petani terlihat bahwa:
• Sudah 4 tahun terakhir hasil pertanian petani padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati mengalami penurunan. Pada tahun
2010 berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa hasil pertanian padi
petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati yaitu sebesar
7-10 kw dengan rata-rata harga jual sebesar Rp 225.000/kw.
• Saat ini kenyataan yang terjadi adalah kebanyakan hasil produksi padi
yang diperoleh tidak sebanding dengan semua yang dikeluarkan. Sehingga
bisa dikatakan petani mengalami kerugian dan hasil pertaniannya tidak
dijual tetapi untuk dikonsumsi sendiri yang terkadang juga masih
kekurangan.
4.2.2 Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja terhadap Hasil
Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut: LnY = -4,202 + 0,310LnX1 + 0,237LnX2+ 1,324LnX3.
Variabel luas lahan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati karena
nilai probabilitasnya 0,000>0,05 dengan hasil uji t sebesar 4,561. Dalam model
regresi koefisien X1 (Luas Lahan) diperoleh nilai 0,310 dimana setiap
penambahan luas lahan sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan hasil produksi
sebesar 0,310% dengan asumsi jumlah modal dan tenaga kerja tetap. Keterangan
tersebut menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan terhadap hasil produksi petani
62
padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tidaklah begitu besar
karena rata-rata para petani hanya memiliki luas lahan yang berukuran 1-1,5 kotak
(0,1333 - 0,2665 ha) karena habis dibagi kepada anak-anaknya serta tidak mampu
untuk membeli tanah lagi.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukron Munzid
terhadap petani kedelai di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun
2009, dengan hasil yang menyatakan bahwa Luas Lahan kurang berpengaruh
terhadap hasil produksi kedelai. Itu dikarenakan luas lahan yang dimiliki petani
disana berukuran sedang-sedang saja yaitu 0,25 ha (1/4ha) dan tidak mampu
membeli tanah lagi untuk menambah hasil produksinya karena harganya yang
sangat mahal. Selain itu juga sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa,
semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah produksi yang
dihasilkan oleh lahan tersebut. (Abd. Rahim, 2007:36). Hal ini juga berarti
semakin sempit lahan yang digarap atau ditanami semakin kecil pula jumlah
produksi yang dihasilkan lahan tersebut.
Secara parsial modal berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
petani padi, ini dibuktikan dari hasil uji t sebesar 2,831 dengan nilai probabilitas
0,006. Koefisien X2 Modal (M) sebesar 0,237 yang berarti setiap penambahan
modal sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan hasil produksi sebesar 0,237%,
dengan asumsi luas lahan dan tenaga kerja tetap. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh modal sangat kecil terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Fakta tersebut dikarenakan dengan modal
yang dikelurkan hanya cukup untuk membeli bahan-bahan produksi dan
63
membayar tenaga kerja sehingga tingkat dan teknologi yang digunakan sangat
rendah sehingga hasil produksinyapun ikut rendah.
Ini sesuai dengan pendapat Moehar Daniel yang menyatakan bahwa
Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan produksi
dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat menentukan
tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal bisa
menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian sehingga
menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima (Moehar
Daniel, 2004:21). Selain itu penelitian ini juga memperkuat penelitian Dian
Kartikasari terhadap petani padi di Kecamatan Keling Kabupaten Jepara pada
musim tanam 2010, dengan hasil bahwa modal petani padi disana termasuk dalam
kriteria cukup rendah dan dibuktikan juga dengan hasil regresi dimana besarnya
koefisien modal hanya 0,134 satuan.
Untuk variabel tenaga kerja, secara parsial berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap produksi petani padi ditunjukkan dari hasil uji t sebesar 7,708
dengan nilai probabilitas 0,000. Koefisien X3 Tenaga Kerja (TK) sebesar 1,324
dimana setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan
hasil produksi sebesar 1,324%, dengan asumsi luas lahan dan modal tetap.
Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati sangat besar karena kebanyakan petani disana
menggunakan tambahan tenaga kerja hampir disetiap tahap pertanian mulai dari
pengolahan tanah sampai pemanenan. Dimana jika menggunakan tenaga kerja
tambahan diluar tenaga si pemilik lahan, maka setiap tahapan pertanian tersebut
64
akan mendapatkan hasil yang lebih optimal yang akhirnya berpengaruh dalam
peningkatan produksi pertanian.
Berdasarkan keterangan diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan
bahwa yang dimaksud tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak
manusia, yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha
produksi. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga
kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian,
penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang
dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan
mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula
menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi,
1993:26).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel yaitu luas lahan,
modal dan tenaga kerja yang digunakan petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati ternyata hanya sebagian kecil yang bisa menghasilkan
produksi padi yang tinggi. Hal tersebut memperkuat pendapat Soekartawi yang
menyatakan untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka
penggunaan faktor produksi dapat digabungkan. Dalam praktek, faktor-faktor
produksi yang mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok
(Soekartawi, 1991:48):
a) Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat
kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan lain
sebagainya.
65
b) Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian,
kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa rendahnya produksi padi petani di Desa
Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati selain disebabkan oleh rendahnya
faktor-faktor produksi tetapi juga oleh faktor biologis dan faktor sosial ekonomi.
Faktor tersebut seperti bencana banjir, serangan hama tikus, serangan hama keong
emas dan lain-lain.
Dari ketiga variabel yang dikaji, pengaruh paling dominan terhadap
produksi padi petani di desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah
oleh variabel tenaga kerja sebesar 1,324. Pengaruh terbesar kedua adalah variabel
luas lahan sebesar 0,310. Sedangkan yang memberikan pengaruh paling kecil
terhadap produksi padi petani Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
adalah variabel modal sebesar 0,237.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama
luas lahan, modal, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
dibuktikan dari hasil uji F sebesar 166,983 yang memperoleh signifikansi 0,000.
Bentuk pengaruh antara luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap
produksi padi petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati adalah
pengaruh positif dan signifikan yang ditunjukkan dari koefisien regresi dan
koefisien korelasi yang bertanda positif. Didalam produksi pertanian, faktor
produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang akan diperoleh.
66
Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor
produksi tersebut dapat digabungkan.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel luas lahan, modal,
dan tenaga kerja ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya produksi
padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sebaliknya, jika
variabel luas lahan, modal dan tenaga kerja menurun maka akan diikuti dengan
menurunnya produksi padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
5.1.1 Berdasarkan analisis deskriptif usaha tani padi di Desa Pulorejo Kecamatan
Winong Kabupaten Pati pada tahun 2010 diperoleh hasil yaitu : variabel luas
lahan yang paling banyak dimiliki oleh 38 petani (50%) adalah antara
0,1333 – 0,2665 hektare. Untuk variabel modal yang paling banyak
digunakan oleh 57 petani (75%) adalah modal antara Rp 1.000.000 – Rp
1.999.000. Variabel tenaga kerja terbanyak digunakan oleh 59 petani
(77,63%) yaitu antara 14 – 19 orang. Sedangkan variabel produksi yang
terbesar diperoleh 31 patani (40,79%) yaitu produksi antara 7 – 10 kwintal.
5.1.2 Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama luas lahan,
modal, dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati ditunjukkan dari
hasil uji F sebesar 166,983 dengan signifikansi 0,00. Secara parsial luas
lahan, modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi padi ditunjukkan dari hasil uji t dengan signifikansi <0,05. Secara
parsial pengaruh paling dominan terhadap produksi padi adalah variabel
tenaga kerja sebesar 1,324 dan diikuti dengan variabel luas lahan sebesar
0,310, sedangkan yang memberikan pengaruh paling kecil adalah variabel
modal sebesar 0,237. Besarnya pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja
terhadap produksi padi yaitu sebesar 87,4%.
67
68
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran
antara lain :
5.2.1 Untuk meningkatkan hasil produksi, maka petani padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong Kabupaten Pati harus menambah luas lahan pertaniannya
menjadi 0,2666 – 0,3998 hektare. Untuk modal, petani harus menambah
modalnya menjadi antara Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000. Sedangkan untuk
tenaga kerja, petani hanya perlu menambahnya 1-2 orang saja sehingga menjadi
antara 14 – 19 orang dan lebih menambah serta memanfaatkan teknologi
pertanian.
5.2.2 Agar hasil produksi meningkat, petani harus menambah penggunaan lahan
yang dimiliki dengan memperhatikan aspek produktivitas lahan tersebut
(jenis tanah, penggunaan tanah, keadaan pengairan dan sarana prasarana).
Modal juga harus ditambah, yang salah satunya bisa diperoleh dari kredit
untuk menambah pengadaan sarana produksi dan teknologi pertanian.
Selanjutnya petani juga harus menambah penggunaan serta pemanfaatan
teknologi (tenaga kerja mekanik atau mesin) untuk meminimalkan
penggunaan tenaga kerja manusia agar lebih efektif dan efisien.
69
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, A. 1975. Ilmu Usaha Tani. Bandung: Penerbit Alumni.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktik) : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Hadi, Sutrisno, 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Maryam. 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman
Melalui Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di Kota Semarang. Skripsi FIS UNNES Semarang.
Moehar, Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : PT.
Bumi Aksara. ------------------. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT
Bumi Aksara. Mosher, AT. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian.
Jakarta: CV. Yasaguna. Munzid, Sukron. 2009. Pengaruh Luas Lahan, Modal, Dan
Tenaga Kerja Terhadap Hasil Produksi Usaha Tani Kedelai Di Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan. Skripsi FE UNNES Semarang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S.
Nordhaus, Samuelson. 1995. Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika
Pertanian (Pengantar, teori dan kasus). Jakarta : Penebar Swadaya.
69
70
Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers.
-------------. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI-Press.
Soekartawi, A. Soeharjo, J.L Dillon & J.B Hardaker. 1984. Ilmu Usaha Tani & Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI-Press.
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta:
Lembaga Penerbit FEUI. --------------------. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana, 2003. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.
Umar, Husein. 1998.Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Wiratha, I. Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
72
Lampiran 1 Tabel Daftar Responden 1. Dusun Mbingung
No Nama Luas lahan (ha) 1 Moko 0.1999 2 Wasito 0.1999 3 Rebin 0.1999 4 Sadiyo 0.3332 5 Pasiman 0.1999 6 Sukarmin 0.3332 7 Panggah 0.3332 8 Sardi RT 7 0.1999 9 Ba’i 0.1999
10 Diyem 0.3332 11 Jumadi 0.1999 12 Sardi RT 6 0.1999 13 Supar 0.3332 14 Saidi 0.3332 15 Pariyo 0.1999 16 Mapan 0.4665 17 Sarip 0.4665 18 Purwadi 0.5332 19 Patrem 0.1999 20 Yaseman 0.1999 21 Dardi 0.5332 22 Biyono 0.1999 23 Kondang 0.5332 24 Sakri 0.4665 25 Surat 0.1999 26 Paijan 0.1999 27 Warjo 0.3332 28 Sukawi 0.1999 29 Soyo 0.1999 30 Ngatijo 0.3332 31 Maryono 0.3332 32 Marsih 0.3332 33 Tumirah 0.3332 34 Munodo 0.1999 35 Gunadi 0.1999 36 Tisno 0.3332 37 Rusmi 0.3332 38 Balen 0.1999 39 Sardi RT 3 0.1999 40 Parjan 0.1999 41 Saroji 0.3332
73
42 Paryono 0.4665 43 Sukawi 0.1999 44 Tamin 0.3332 45 Parmin 0.1999 46 Jasemin 0.3332
2. Dusun Blibak
No Nama Luas Lahan (ha) 1 Supriyanto 0.1999 2 Suhadi 0.1999 3 Parmono 0.4665 4 Samijan 0.1999 5 Mudasir 0.1999 6 Suwoto 0.4665 7 Karwi 0.4665 8 Suyanto 0.1999 9 Warbu 0.4665
10 Parmo 0.3332 11 Subowo 0.1999 12 Mustofa 0.3332
3. Dusun Puluhan
No Nama Luas Lahan (ha)
1 Mulyono 0.3332 2 H. Maesi 0.3332 3 Sarinah 0.1999 4 Karno 0.1999 5 Lasmani 0.1999 6 Sujono 0.3332 7 Jaseman 0.1999 8 M. Waris 0.3332 9 Muhyasir 0.1999 10 Sabu 0.3332 11 Pahing 0.3332 12 Supar 0.1999 13 Supadi 0.3332 14 Wagiman Karyo 0.1999 15 Warsono 0.1999 16 Sukarman 0.3332 17 Supardi 0.4665 18 Selamet 0.1999
Sumber : hasil wawancara 2010
74
Lampiran 2 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI
PADI DI DESA PULOREJO KECAMATAN WINONG
KABUPATEN PATI
Variabel Indikator Sub Indikator No
Item 1. Luas Lahan Luas Lahan yang
Dimiliki • Besarnya Luas Lahan
yang Dimiliki • Status Kepemilikan
Tanah • Tingkat Kesuburan
Tanah
1
2
3
2. Modal a. Biaya Sewa
b. Biaya Tenaga Kerja
c. Jumlah
Bahan Produksi
d. Besarnya Biaya Produksi
• Membayar sewa
• Membayar TK
• Jumlah Bibit • Jumlah Pupuk • Jumlah Pestisida cair • Jumlahpestisida serbuk
• Biaya Bibit • Biaya Pupuk • Biaya Pestisida
1
2
3 4 5 6
7 8 9
3. Tenaga Kerja (TK)
a. Jumlah Tenaga Kerja
b. Jam Kerja
• TK dari Keluarga • Pengolahan Tanah • Pembenihan • Penanaman • Pemupukan • Penyemprotan Hama • Pemanenan
• Pengolahan Tanah • Pembenihan • Penanaman • Pemupukan • Penyemprotan Hama
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12
75
• Pemanenan
13
4. Produksi Besarnya Hasil Produksi Usaha Tani Padi Maupun Uang
• Besarnya Dalam Ukuran Berat (kw)
• Dalam Bentuk Uang • Pendapatan Bersih
1
2 3
76
Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PETANI PADI di DESA PULOREJO KECAMATAN WINONG
KABUPATEN PATI No. Urut : . . . . . . . . Tanggal : . . . . . . . . . Dusun : . . . . . . . . I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah data Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari di bawah ini:
1. Nama : . . . . . . . . .
2. Jenis Kelamin : . . . . . . . . .
3. Umur : . . . . . . . . .
4. Pekerjaan : . . . . . . . . .
5. Alamat : . . . . . . . . .
6. Jumlah Anggota Keluarga : . . . . . . . . .
7. Pendidikan Responden : . . . . . . . . .
II. DAFTAR PERTANYAAN
a. Luas Lahan
1. Berapakah luas lahan pertanian yang Bapak/ Ibu/ Saudara miliki?
a. 0,1333 – 0,2665 ha
b. 0,2666 – 0,3998 ha
c. 0,3999 – 0,5331 ha
d. > 0,5332 ha
2. Bagaimana status kepemilikan tanah yang Bapak/ Ibu/ Saudara
miliki?
a. Tanah sendiri (hak milik)
b. Tanah sewa
c. Tanah gadai
d. Tanah pinjaman
3. Apakah tanah pertanian yang Bapak/ Ibu/ Saudara miliki termasuk
subur?
a. Sangat subur
77
b. Subur
c. Kurang subur
d. Tidak subur
78
b. Modal
1. Apabila Bapak/ Ibu/ Saudara menggunakan tanah sewa, berapa biaya
sewanya?
a. < Rp 500.000
b. Rp 500.000 – Rp 999.000
c. Rp 1.000.000 – Rp 1.499.000
d. > 1.500.000
2. Berapakah biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk
membayar Tenaga Kerja dalam satu kali masa tanam?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000
c. Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000
d. > Rp 3.000.000
3. Berapa jumlah bibit yang dipakai dalam satu kali masa tanam?
a. < 5 kg
b. 5 – 9,9 kg
c. 10 – 14,9 kg
d. > 15 kg
4. Berapa jumlah pupuk yang dipakai dalam satu kali masa tanam?
a. < 50 kg
b. 50 – 99,9 kg
c. 100 – 149,9 kg
d. > 150 kg
5. Berapa jumlah pestisida cair yang dipakai dalam satu kali masa
tanam?
a. < 250 ml
b. 250 – 499 ml
c. 500 – 749 ml
d. > 750 ml
6. Berapa jumlah pestisida serbuk yang dipakai dalam satu kali masa
tanam?
79
a. < 1 ons
b. 1 – 1,9 ons
c. 2 – 2,9 ons
d. > 3 ons
7. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian
bibit dalam satu kali masa tanam?
a. < Rp 50.000
b. Rp 50.000 – Rp 99.000
c. Rp 100.000 – Rp 149.000
d. > Rp 150.000
8. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian
pupuk dalam satu kali masa tanam?
a. < Rp 40.000
b. Rp 40.000 – Rp 79.000
c. Rp 80.000 – Rp 119.000
d. > Rp 120.000
9. Berapa biaya yang Bapak/ Ibu/ Saudara keluarkan untuk pembelian
pestisida cair dan serbuk dalam satu kali masa tanam?
a. < Rp 20.000
b. Rp 20.000 – Rp 39.000
c. Rp 40.000 – Rp 59.000
d. > Rp 60.000
c. Tenaga Kerja
1. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
dari pihak keluarga dalam proses produksi pada satu kali masa
tanam?
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. 5 – 6 orang
d. > 6 orang
80
2. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses pengolahan tanah dalam satu kali masa tanam?
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. 5 – 6 orang
d. > 6 orang
3. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses pembenihan dalam satu kali masa tanam?
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. 5 – 6 orang
d. > 6 orang
4. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses penanaman dalam satu kali masa tanam?
a. 1 – 3 orang
b. 4 – 6 orang
c. 7 – 9 orang
d. > 9 orang
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses pemupukan dalam satu kali masa tanam?
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. 5 – 6 orang
d. > 6 orang
6. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses penyemprotan hama dalam satu kali masa tanam?
a. 1 – 2 orang
b. 3 – 4 orang
c. 5 – 6 orang
d. > 6 orang
81
7. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara
pada proses pemanenan dalam satu kali masa panen?
a. 1 – 3 orang
b. 4 – 6 orang
c. 7 – 9 orang
d. > 9 orang
8. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
pengolahan tanah dalam satu kali masa tanam?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
9. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
pembenihan dalam satu kali masa tanam?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
10. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
penanaman dalam satu kali masa tanam?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
11. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
pemupukan dalam satu kali masa tanam?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
82
12. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
penyemprotan hama dalam satu kali masa tanam?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
13. Berapa alokasi waktu yang digunakan oleh tenaga kerja pada proses
pemanenan dalam satu kali masa panen?
a. 1/2 hari
b. 1 hari
c. 2 hari
d. > 2 hari
d. Produktivitas Pertanian
1. Berapa hasil pertanian yang Bapak /Ibu /Saudara panen dalam satu
kali musim panen?
a. < 4 kw
b. 4 – 6,9 kw
c. 7 – 9,9 kw
d. > 10 kw
2. Apabila hasil panen dijual, berapa pendapatan yang Bapak/ Ibu/
Saudara peroleh?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 2.999.000
c. Rp 3.000.000 – Rp 4.999.000
d. > Rp 5.000.000
3. Berapa pendapatan bersih Bapak/ Ibu/ Saudara setiap kali panen?
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 – Rp 1.999.000
c. Rp 2.000.000 – Rp 2.999.000
d. > Rp 3.000.000
83
Lampiran 4 HASIL TABULASI PENELITIAN
no
Luas Lahan Modal Tenaga Kerja Produksi
1 2 3 Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah 1 2 3 Jumlah
1 1 4 3 8 0 2 3 3 2 2 2 3 4 21 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 21 2 2 2 6
2 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 2 3 3 19 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 20 2 2 1 5
3 1 4 3 8 0 2 3 2 3 2 3 3 4 22 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 2 7
4 2 4 3 9 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 1 3 1 3 1 2 3 3 2 3 2 3 3 30 4 3 3 10
5 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 16 2 2 2 6
6 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 2 7
7 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 4 24 1 2 1 3 1 1 3 2 1 2 2 2 2 23 4 3 3 10
8 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 2 2 3 18 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 2 1 2 5
9 1 4 3 8 0 2 3 2 2 2 3 2 3 19 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 2 2 2 6
10 2 4 3 9 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 21 3 2 2 7
11 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 18 2 2 1 5
12 1 4 3 8 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 21 3 2 2 7
13 2 4 3 9 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 2 7
14 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 2 9
15 1 4 3 8 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 21 3 2 2 7
16 3 3 3 9 3 3 4 4 4 4 4 4 4 34 2 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 2 2 28 4 3 4 11
17 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 1 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 28 4 3 3 10
18 4 4 3 11 0 4 4 4 4 4 4 4 4 32 1 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 34 4 4 4 12
19 1 4 3 8 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3 21 3 2 2 7
20 1 4 3 8 0 2 2 3 3 2 3 3 3 21 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 20 3 2 2 7
21 2 4 3 9 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 2 7
22 1 4 3 8 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 18 3 2 2 7
84
23 4 4 3 11 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 2 2 1 3 1 1 2 3 2 3 3 3 3 29 4 4 4 12
24 3 4 3 10 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 3 10
25 1 4 3 8 0 1 2 2 3 2 3 2 3 18 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 1 6
26 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 3 2 3 19 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
27 2 3 2 7 3 2 3 3 3 2 3 3 3 25 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 2 2 2 6
28 1 4 3 8 0 2 3 2 3 2 3 2 3 20 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 17 3 2 2 7
29 1 3 2 6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 2 2 1 5
30 2 4 3 9 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 3 10
31 2 3 2 7 3 2 4 4 4 4 4 4 4 33 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 21 4 3 3 10
32 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 18 3 2 2 7
33 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 17 3 2 2 7
34 1 3 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 2 2 1 5
35 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 3 2 3 19 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
36 2 3 2 7 3 2 4 4 4 4 4 4 4 33 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 2 7
37 2 4 3 9 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
38 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 3 2 3 19 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
39 1 4 3 8 0 2 3 2 3 2 3 2 3 20 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 18 2 2 2 6
40 1 3 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 2 2 1 5
41 2 4 3 9 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 3 2 2 7
42 3 4 3 10 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 3 10
43 1 4 3 8 0 2 2 2 3 2 3 2 3 19 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
44 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 2 7
45 1 4 3 8 0 2 3 2 3 2 3 2 3 20 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 18 2 2 2 6
46 2 3 2 7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 19 4 3 2 9
47 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 3 16 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 17 2 2 1 5
48 1 4 3 8 0 2 2 2 2 2 2 2 2 16 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 17 2 2 1 5
85
49 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 1 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 29 4 4 4 12
50 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 15 2 2 2 6
51 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 16 3 2 2 7
52 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 1 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 2 3 28 4 4 4 12
53 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 1 2 1 3 1 1 3 3 2 3 2 3 3 28 4 3 3 10
54 1 3 2 6 2 2 3 2 3 2 3 2 3 22 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 18 2 2 2 6
55 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 2 2 1 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 30 4 4 4 12
56 2 3 2 7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 3 10
57 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 3 16 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 17 2 2 1 5
58 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 2 9
59 2 4 3 9 0 2 4 2 3 3 4 3 3 24 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 21 4 3 2 9
60 4 4 3 11 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 1 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 34 4 4 4 12
61 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 15 2 2 1 5
62 1 4 3 8 0 2 2 2 2 2 2 2 3 17 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 18 2 2 1 5
63 1 4 3 8 0 2 3 3 3 2 3 3 3 22 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 2 7
64 2 3 2 7 3 2 4 4 4 3 4 4 4 32 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 21 4 3 2 9
65 1 4 3 8 0 1 3 2 3 2 3 2 3 19 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 18 3 2 2 7
66 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 2 7
67 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 15 2 2 1 5
68 2 4 3 9 0 2 4 4 4 4 4 4 4 30 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 23 4 3 3 10
69 2 4 3 9 0 2 3 3 3 3 3 3 3 23 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 2 7
70 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 3 2 3 17 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 16 3 2 2 7
71 2 4 3 9 0 2 3 4 3 3 3 4 3 25 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 20 3 2 1 6
72 1 4 3 8 0 2 3 2 3 2 3 2 3 20 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 17 3 2 2 7
73 1 4 3 8 0 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 15 3 2 2 7
74 2 4 3 9 0 2 4 2 3 3 4 3 3 24 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 21 4 3 2 9
86
75 3 4 3 10 0 3 4 4 4 4 4 4 4 31 2 2 1 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 30 4 4 4 12
76 1 3 2 6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 17 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 15 2 2 1 5
Jumlah 638
1749
1555
577
Rata-rata 8,395 23,01 20,46 7,59
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Dan Validitas Instrumen Penelitian
1. Hasil uji Reliabilitas variabel Luas Lahan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.360 .615 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 1.6974 .83298 76
VAR00002 3.8421 .36707 76
VAR00003 2.8553 .35417 76
• Hasil Uji Validitas Variabel Luas Lahan
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 total
VAR00001 Pearson Correlation 1 .016 .076 .773**
Sig. (2-tailed) .890 .517 .000
88
N 76 76 76 76
VAR00002 Pearson Correlation .016 1 .950** .640**
Sig. (2-tailed) .890 .000 .000
N 76 76 76 76
VAR00003 Pearson Correlation .076 .950** 1 .683**
Sig. (2-tailed) .517 .000 .000
N 76 76 76 76
total Pearson Correlation .773** .640** .683** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Hasil uji Reliabilitas variabel Modal
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.930 .941 9
89
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 .4079 .96854 76
VAR00002 1.9474 .58640 76
VAR00003 2.9737 .78271 76
VAR00004 2.8421 .83351 76
VAR00005 3.0263 .71131 76
VAR00006 2.7237 .84220 76
VAR00007 3.0526 .72837 76
VAR00008 2.8947 .80959 76
VAR00009 3.1447 .66741 76
• Nilai Validitas Variabel Modal
Correlations
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 jumlah
M1 Pearson Correlation 1 .015 .085 .114 .062 .075 .045 .089 -.010 .240*
Sig. (2-tailed) .899 .467 .327 .597 .522 .701 .442 .931 .037
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M2 Pearson Correlation .015 1 .665** .637** .707** .618** .662** .662** .667** .739**
Sig. (2-tailed) .899 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M3 Pearson Correlation .085 .665** 1 .831** .863** .859** .915** .879** .824** .930**
Sig. (2-tailed) .467 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M4 Pearson Correlation .114 .637** .831** 1 .839** .887** .783** .963** .785** .925**
Sig. (2-tailed) .327 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M5 Pearson Correlation .062 .707** .863** .839** 1 .836** .924** .862** .863** .930**
Sig. (2-tailed) .597 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
91
M6 Pearson Correlation .075 .618** .859** .887** .836** 1 .828** .895** .760** .913**
Sig. (2-tailed) .522 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M7 Pearson Correlation .045 .662** .915** .783** .924** .828** 1 .824** .834** .911**
Sig. (2-tailed) .701 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M8 Pearson Correlation .089 .662** .879** .963** .862** .895** .824** 1 .818** .944**
Sig. (2-tailed) .442 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
M9 Pearson Correlation -.010 .667** .824** .785** .863** .760** .834** .818** 1 .869**
Sig. (2-tailed) .931 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
jumlah Pearson Correlation .240* .739** .930** .925** .930** .913** .911** .944** .869** 1
Sig. (2-tailed) .037 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3. Hasil uji Reliabilitas variabel Tenaga Kerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.916 .914 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TK1 1.0658 .24956 76
TK2 1.5921 .52096 76
TK3 1.0789 .48341 76
TK4 2.1579 .46340 76
TK5 1.0395 .19601 76
TK6 1.0395 .19601 76
TK7 2.1053 .41885 76
TK8 1.7763 .66531 76
TK9 1.3816 .51555 76
TK10 1.8421 .65427 76
TK11 1.5789 .69787 76
TK12 1.7237 .66531 76
TK13 2.0789 .42468 76
• Nilai Validitas Variabel Tenaga Kerja
Correlations
TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 TK7 TK8 TK9 TK10 TK11 TK12 TK13 jumlah
TK1 Pearson
Correlation 1 .209 -.044 .370** -.054 -.054 .316** .331** .424** .391** .467** .352** .328** .438**
Sig. (2-tailed) .070 .708 .001 .644 .644 .005 .004 .000 .000 .000 .002 .004 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK2 Pearson
Correlation .209 1 .130 .326** .160 .290* .322** .618** .438** .591** .512** .594** .389** .641**
Sig. (2-tailed) .070 .265 .004 .168 .011 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK3 Pearson
Correlation -.044 .130 1 .301** .811** .811** .354** .304** .199 .293* .337** .317** .359** .487**
Sig. (2-tailed) .708 .265 .008 .000 .000 .002 .008 .086 .010 .003 .005 .001 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK4 Pearson
Correlation .370** .326** .301** 1 .224 .371** .669** .678** .582** .699** .703** .662** .546** .791**
94
Sig. (2-tailed) .001 .004 .008 .052 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK5 Pearson
Correlation -.054 .160 .811** .224 1 .653** .274* .273* .113 .257* .318** .187 .282* .408**
Sig. (2-tailed) .644 .168 .000 .052 .000 .017 .017 .332 .025 .005 .106 .013 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK6 Pearson
Correlation -.054 .290* .811** .371** .653** 1 .436** .375** .245* .361** .318** .391** .443** .541**
Sig. (2-tailed) .644 .011 .000 .001 .000 .000 .001 .033 .001 .005 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK7 Pearson
Correlation .316** .322** .354** .669** .274* .436** 1 .564** .367** .597** .564** .536** .552** .701**
Sig. (2-tailed) .005 .005 .002 .000 .017 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK8 Pearson
Correlation .331** .618** .304** .678** .273* .375** .564** 1 .641** .806** .742** .762** .488** .866**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .008 .000 .017 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK9 Pearson
Correlation .424** .438** .199 .582** .113 .245* .367** .641** 1 .655** .786** .700** .470** .762**
95
Sig. (2-tailed) .000 .000 .086 .000 .332 .033 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK10 Pearson
Correlation .391** .591** .293* .699** .257* .361** .597** .806** .655** 1 .787** .817** .621** .897**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .010 .000 .025 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK11 Pearson
Correlation .467** .512** .337** .703** .318** .318** .564** .742** .786** .787** 1 .780** .609** .896**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .005 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK12 Pearson
Correlation .352** .594** .317** .662** .187 .391** .536** .762** .700** .817** .780** 1 .645** .887**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .005 .000 .106 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
TK13 Pearson
Correlation .328** .389** .359** .546** .282* .443** .552** .488** .470** .621** .609** .645** 1 .725**
Sig. (2-tailed) .004 .001 .001 .000 .013 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
jumlah Pearson
Correlation .438** .641** .487** .791** .408** .541** .701** .866** .762** .897** .896** .887** .725** 1
96
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4. Hasil uji Reliabilitas variabel Produksi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 76 100.0
Excludeda 0 .0
Total 76 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.913 .918 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 3.0395 .77358 76
P2 2.3947 .67486 76
P3 2.1579 .84935 76
98
• Hasil Uji Validitas Variabel Produksi
Correlations
P1 P2 P3 jumlah
P1 Pearson Correlation 1 .787** .762** .916**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 76 76 76 76
P2 Pearson Correlation .787** 1 .820** .930**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 76 76 76 76
P3 Pearson Correlation .762** .820** 1 .935**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 76 76 76 76
Jumlah Pearson Correlation .916** .930** .935** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
99
Lampiran 6 Tabel Luas Lahan, Modal, Tenaga Kerja dan Produksi Padi Petani di Desa
Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun 2010 No Luas Lahan (ha) Modal (Rp) Tenaga Kerja (Orang) Produksi (Kw) 1 0.1999 1734000 14 9 2 0.1999 1723000 13 6 3 0.1999 1784000 14 9 4 0.3332 2831000 18 16 5 0.1999 1163000 13 6 6 0.3332 1773000 14 11 7 0.3332 1784000 14 11 8 0.1999 1683000 14 9 9 0.1999 1733000 14 9
10 0.3332 1773000 14 11 11 0.1999 1163000 13 6 12 0.1999 1773000 14 9 13 0.3332 1773000 14 11 14 0.3332 1773000 18 13 15 0.1999 1773000 14 9 16 0.4665 2831000 18 16 17 0.4665 2831000 18 16 18 0.5332 3332000 19 23 19 0.1999 1773000 14 9 20 0.1999 1773000 14 9 21 0.5332 1831000 14 11 22 0.1999 1773000 14 9 23 0.5332 1831000 19 23 24 0.4665 1831000 18 16 25 0.1999 1233000 14 9 26 0.1999 1733000 14 9 27 0.3332 1773000 14 11 28 0.1999 1733000 14 9 29 0.1999 1163000 13 6 30 0.3332 1831000 18 13 31 0.3332 1831000 18 13 32 0.3332 1773000 14 11 33 0.3332 1773000 14 11 34 0.1999 1163000 13 6
100
35 0.1999 1733000 14 9 36 0.3332 1831000 14 11 37 0.3332 1773000 14 11 38 0.1999 1733000 14 9 39 0.1999 1733000 14 9 40 0.1999 1163000 13 6 41 0.3332 1831000 14 11 42 0.4665 1831000 18 13 43 0.1999 1733000 14 9 44 0.3332 1773000 14 11 45 0.1999 1733000 14 9 46 0.3332 1773000 14 11 47 0.1999 1183000 13 7 48 0.1999 1663000 13 7 49 0.4665 2831000 18 17 50 0.1999 1163000 13 7 51 0.1999 1163000 14 10 52 0.4665 2831000 19 24 53 0.4665 2831000 18 17 54 0.1999 1733000 14 10 55 0.4665 2831000 18 17 56 0.3332 1773000 18 14 57 0.1999 1183000 13 7 58 0.3332 1773000 18 14 59 0.3332 1799000 18 14 60 0.3332 1831000 19 24 61 0.1999 1163000 13 8 62 0.1999 1683000 13 8 63 0.1999 1773000 14 10 64 0.3332 1831000 18 14 65 0.1999 1233000 14 10 66 0.3332 1773000 14 12 67 0.1999 1163000 13 8 68 0.3332 1831000 18 14 69 0.3332 1773000 14 12 70 0.1999 1233000 14 10 71 0.3332 1794000 14 12
101
72 0.1999 1733000 14 10 73 0.1999 1163000 13 8 74 0.3332 1799000 18 14 75 0.4665 2831000 18 17 76 0.1999 1163000 13 8 Sumber : data primer diolah
102
Lampiran 7 Hasil Regresi dengan SPSS for Windows 16.0
Regression
[DataSet6]
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 LnTK, LnM,
LnLLa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LnP
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .935a .874 .869 .12038 1.782
a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL
b. Dependent Variable: LnP
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.259 3 2.420 166.983 .000a
Residual 1.043 72 .014
Total 8.302 75
a. Predictors: (Constant), LnTK, LnM, LnLL
b. Dependent Variable: LnP
Coefficientsa
103
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -4.202 1.182 -3.555 .001
LnLL .310 .068 .317 4.561 .000 .362 2.762
LnM .237 .084 .180 2.831 .006 .433 2.308
LnTK 1.324 .172 .526 7.708 .000 .375 2.667
a. Dependent Variable: LnP
Coefficient Correlationsa
Model LnTK LnM LnLL
1 Correlations LnTK 1.000 -.350 -.516
LnM -.350 1.000 -.390
LnLL -.516 -.390 1.000
Covariances LnTK .030 -.005 -.006
LnM -.005 .007 -.002
LnLL -.006 -.002 .005
a. Dependent Variable: LnP
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) LnLL LnM LnTK
1 1 3.944 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .055 8.439 .00 .31 .00 .00
3 .001 84.558 .05 .40 .04 .97
4 7.032E-5 236.823 .95 .29 .96 .02
a. Dependent Variable: LnP
104
Casewise Diagnosticsa
Case
Number Std. Residual LnP Predicted Value Residual
60 3.424 3.18 2.7659 .41213
a. Dependent Variable: LnP
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 1.9976 3.0534 2.3667 .31110 76
Std. Predicted Value -1.186 2.207 .000 1.000 76
Standard Error of Predicted
Value .022 .052 .027 .005 76
Adjusted Predicted Value 1.9937 3.0438 2.3668 .31079 76
Residual -.29885 .41213 .00000 .11794 76
Std. Residual -2.483 3.424 .000 .980 76
Stud. Residual -2.543 3.599 .000 1.013 76
Deleted Residual -.31344 .45531 -.00004 .12614 76
Stud. Deleted Residual -2.646 3.946 .002 1.041 76
Mahal. Distance 1.511 13.157 2.961 1.701 76
Cook's Distance .000 .339 .018 .044 76
Centered Leverage Value .020 .175 .039 .023 76
a. Dependent Variable: LnP
108
Lampiran 1 Ø Wawancara dengan Petani di Desa Pulorejo Kecamatan Winong
Kabupaten Pati
109
Ø Kegiatan Pertanian di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati
top related