fibroadenoma mammae
Post on 25-Jan-2016
621 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Kasus
FIBROADENOMA MAMMAE
(FAM)
Disusun Oleh :
dr. Agustina Fajarini
Pembimbing :
dr. Ibnu C Saleh, Sp.B
KOMITE INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT DAERAH LAHAT
SUMATERA SELATAN
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus dengan judul :
Fibroadenoma Mammae
(FAM)
Disusun oleh:
dr. Agustina Fajarini
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat selama mengikuti Program
Dokter Internship di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
periode 6 Februari 2012 – 5 Februari 2013
Lahat, November 2012
Mengetahui,
dr. Ibnu C Saleh, Sp.B
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II. LAPORAN KASUS...........................................................................................3
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................8
A. Definisi...........................................................................................................8
B. Etiologi............................................................................................................9
C. Epidemiologi...................................................................................................9
D. Patologi...........................................................................................................9
E. Manifestasi Klinik.........................................................................................10
F. Penegakan Diagnosis.....................................................................................11
G. Penatalaksanaan............................................................................................17
H. Prognosis......................................................................................................17
I. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)....................................................17
Bab IV. ANALISIS KASUS..........................................................................................19
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Pada beberapa tahun terakhir ini, karsinoma atau kanker telah menjadi salah satu
penyebab tersering kematian, tidak hanya di negara-negara berkembang tetapi juga di
negara-negara yang telah maju. Beberapa di antaranya berawal dari sebuah benjolan
yang kecil dan tampak tak berbahaya, atau disebut sebagai tumor. Bagi para penderita
tumor, tak ada sesuatu yang lebih baik selain diagnosis bahwa tumor yang diderita
merupakan tumor jinak. Namun, dalam kasus tumor ganas (kanker), diagnosis sedini
mungkin merupakan langkah yang dapat meningkatkan harapan untuk sembuh pada
pasien.
Bagi para wanita, kanker payudara (selain kanker serviks) merupakan kanker
yang sangat ditakuti. Data dari American Cancer Society menyebutkan bahwa
meskipun telah ada perbaikan dalam hal diagnosis dini dan penatalaksanaan, hampir
seperempat perempuan yang mengidap kanker ini dapat meninggal akibat penyakit
tersebut. Oleh karena itu, banyak penelitian intensif dilakukan untuk mengetahui
penyebab kanker ini serta berbagai penanganannya.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita
dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal
dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada
dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan
kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini
untuk menjadi kanker yang ganas. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang
sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim)
dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita
gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat
mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identifikasi
Nama : Ny. S
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Lahat
Pasien rawat inap bangsal bedah pada tanggal 1 November 2012
B. Anamnesis
Keluhan utama : Benjolan di payudara kiri
Keluhan tambahan : Benjolan semakin membesar
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak sekitar 2 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien merasa muncul
benjolan pada payudaranya di sebelah kiri. Benjolan tersebut kira-kira berdiameter
sebesar 1cm. Benjolan tidak terasa nyeri dan bisa digerakkan. Pasien tidak merasa
nyeri pada payudaranya walaupun saat menjelang atau sedang haid. Pasien tidak
merasa ada keluhan lain. Pasien tidak pernah merasa terbentur ataupun terpukul
payudaranya.
Sekitar 1 bulan SMRS benjolan diarasa semakin membesar kira-kira sebesar
kelereng. Benjolan tersebut tidak nyeri dan tidak ada keluhan lain.
Satu hari SMRS, benjolan dirasakan pasien semakin membesar dan sebesar telur
puyuh. Pasien tidak merasa nyeri ataupun keluhan lain, namun karena khawatir
akan membesarnya benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk memeriksakan
payudaranya.
Riwayat keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang
bulan pertama kali sekitar umur 13 tahun. Riwatat datang bulan dirasakan teratur
setiap bulannya. Pasien telah menikah dengan dua orang anak, anak terkecil usia 3
tahun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit pada payudara disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat keluarga dengan penyakit pada payudara disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compus mentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 37,8° C
Kulit
Turgor baik, anemia (-), ikterus tidak ada, sianosis tidak ada.
Kepala
Bentuk : bulat, simetris.
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, refleks cahaya
(+/+) normal, pupil bulat, isokor 2 mm
Hidung : sekret tidak ada
Telinga : sekret tidak ada
Mulut : bibir kering tidak ada, stomatitis angularis tidak ada, atrofi
papil lidah tidak ada
Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tekanan
vena jugularis tidak meningkat
Thoraks Paru-paru
Inspeksi : statis dinamis simetris, retraksi (-)
Palpasi : stemfremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-/-), wheezing tidak ada
Jantung
Inspeksi : pulsasi, iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : batas kanan linea midsternalis, batas kiri linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR 80 x/menit, irama reguler, murmur dan gallop tidak ada
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Lipat paha dan genitalia
Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas
Akral dingin (-/-), edema tidak ada, sianosis (-/-)
Status Lokalis
Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra
Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar,
penebalan kulit mamae tidak ada, kedua payudara tampak
simetris, tak tampak adanya massa, cekungan atau dimpling
mamae tidak ada, retraksi atau cekungan papilla mammae tidak
ada, pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.
Palpasi Tidak teraba massa.
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak
ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
Teraba sebuah massa pada
kuadran superolateral, bentuk
bulat, diameter ± 3 cm,
permukaannya licin, konsistensi
lunak kenyal, mobile, berbatas
jelas, nyeri tekan (-)
Papilla mamae elastis,
pengeluaran discharge tidak ada.
Pembesaran KGB aksila (-)
D. Diagnosis Kerja
Fibroadenoma Mammae (FAM) Sinistra
E.Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Hb : 11,8 g/dl
Hct : 41 %
PLT : 320.000 /mm³
WBC : 8.000 /mm³
CT : 12’
BT : 3’
Golongan darah : O
F.Penatalaksanaan
Pro- eksisi
G. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat
kenyal. Neoplasma payudara jinak ini umum yang terjadi pada semua usia,
dengan insidensi tertinggi pada wanita muda. Fibroadenoma muncul sebagai
nodul padat pada payudara yang berbatas tegas dan dapat digerakkan dengan
bebas.
Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.
Secara histologi:
- Intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak
teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat
jaringan epitel.
- Pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai
kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak
lapisan. Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu
jaringan penghubung.
- Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal,
relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya
ditemukan secara tidak sengaja
Fibroadenoma multiple terjadi pada 10% kasus. Umumnya, fibroadenoma
terbungkus di dalam kapsul, teraba padat, dan seluruhnya rata berwarna putih
keabuan. Fibroadenoma biasanya berdiameter 1-5 cm, tetapi dapat juga lebih
besar (“fibroadenoma raksasa”).
B. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenomamammae,
hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor
jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat
menjadi kanker atau tumor ganas.
C. Epidemiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara perempuan yang
biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar
20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma
umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita
terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih
dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih
tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih
kecil dibanding pada usia muda.
D. Patologi
Pemeriksaan histologik menunjukkan proliferasi unsure glandula maupun
unsure stroma. Jumlah relative masing-masing komponen bervariasi dari kasus ke
kasus. Bila komponen glandula mendominasi, digunakan istilah “adenoma
tubular” atau “fibroadenomaperikanalikular”; bila stroma mendominasi,
digunakan istilah “fibroadenoma intrakanalikular”.
- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih
keabuan.
- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh
stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular fibroadenoma dan
pericanalicular fibroadenoma). Intracanalicular fibroadenoma, yaitu
fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari
pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
Pericanalicular fibroadenoma, yaitu fibroadenoma pada payudara yang
menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu
atau banyak lapisan.
E. Manifestasi Klinis
Fibroadenoma sering ditemukan secara kebetulan ketika dilakukan
pemeriksaan medis atau ketika pemeriksaan yang dilakukan sendiri.
Fibroadenoma biasanya berupa massa berukuran 1-5 cm yang berbentuk bulat
atau oval, elastis, diskret, relatif mudah digerakkan dan tidak nyeri. Diagnosis
klinis pada pasien muda umumnya tidak sulit. Pada wanita berusia > 30 tahun,
fibrokistik maupun karsinoma pada payudara harus dipertimbangkan.
Walaupun fibroadenoma dapat ditemukan pada seluruh kuadran payudara,
namun lebih sering ditemukan pada kuadran atas lateral. Beberapa lesi di
payudara memiliki karakteristik yang sama dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan
untuk diagnosis yang akurat pada setengah sampai dua per tiga kasus. Walaupun
demikian, hasil pemeriksaan palpasi dari massa tersebut dapat juga merupakan
tumor jinak payudara yang lainnya seperti fibrosis kistik.
F. Penegakan Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan
fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan
Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan
memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut,dari palpasi
itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras, dll.
1. Anamnesis
Keluhan utama
Misalnya : benjolan dan nyeri, putting discharge tapi tidak banyak,
kulit dengan ulserasi dan kemerahan.
Bila ada nipple discharge :
- Mengeluarkan darah, kemungkinan : intraductal papilloma,
carcinom, cystic hyperplasia.
- Mengeluarkan serous sperti serum, kemungkinan : normal, cystic
hyperplasia.
- Mengeluarkan susu, kemungkinan : lactasi / galactoceal, acromegali
- Mengeluarkan cairan pekat kuning, kemungkinan : galactoceal
(hanya pernah pada wanita hamil dan laktasi)
Umum
- Umur
- Menarche
- menikah / kawin atau tidak
- laktasi (laktasi lama, insidennya lebih kecil)
- KB
- Keluhan-keluhan metastasis jauh
Letak Gejala dan tanda umum
OtakNyeri kepala, mual muntah, epilepsy, ataksia, paresis, parastesia
Pleura Efusi, sesak
Paru Biasanya tanpa gejala
Hati Kadang tanpa gejala, massa, ictus obstruksi
Tulang- tengkorak- vertebrae- costae- tulang panjang
Nyeri tulang, kadang tanpa keluhanKekosongan sumsum tulang (anemia aplastic)Nyeri tulang, patah tulangNyeri tulang, patah tulang
- Keturunan, riwayat keluarga menderita penyakit mammae
Ibu atau saudara kandung menderita Ca = resiko meningkat 3x
- Operasi genekologis (orang yang dikastrasi atau ovarium dan uterus
tidak ada)
- Menopause
2. Pemeriksaan Fisik
Kulit, nipple, kelenjar mammae termasuk tumornya, kel.axillaris lengan
Inspeksi
- Bagaimana mammae secara keseluruhan apakah ada deformitas
atau asimetri.
- Bagaimana kulit mammaenya, apakah ada ulcus, dimpling,
pelebaran vena, satelit nodule, peau de orange.
- Bagaimana nipplenya, inverted, luka, sekret (darah, serous atau
kental kuning)
Bagaimana axilla dengan lengan homolateral
a) Posisi duduk
- Pasien menegangkan m. pectoralis dengan membusungkan dada,
sehingga mammae menonjol, lalu bandingkan kiri dengan kanan.
- Memerlukan penerangan ruangan yang baik
- Pemeriksaan sangat sensitif (privacy), harus dilakukan dengan
gentle
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua
lengan lurus keatas.
b) Posisi berbaring
- Punggung diganjal dengan bantal
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua
lengan lurus keatas.
Palpasi
- Dapat dilakukan dalam 2 posisi :
Jika tumor di lateral lengan dijatuhkan kesamping tempat tidur
Jika tumor di medial lengan diletakkan dibawah kepala
- Pada sikap duduk, benjolan yang tidak teraba ketika penderita
berbaring, kadang lebih mudah ditemukan. Perabaan aksilla
agaknya lebih mudah dilakukan pada posisi duduk ini.
- Umumnya pasien mengetahui lokasinya
- Jika sudah diketahui lokasinya, kita gunakan fingertips. Kuadran
per kuadran menggunakan palpasi dengan bagian volar ujung jari,
karena bagian ini yang sangat sensitif.
- Bila tumor sudah teraba, tumor difixasi dengan tangan kiri.
Sedangkan tangan kanan, mempalpasi tumor dengan baik.
- Dengan kedua tangan, kita dapat meraba keadaan tumor; besarnya
dan jumlahnya, batasnya, nyeri tekan, indurasi, lobulasi, mobilitas,
konsistensi (padat/kistik), temperatur
- Setelah selesai dengan palpasi tumor, lakukan pula palpasi quadran
per quadran.
- Pemeriksaan klinis yang cermat, 70% benar.
- Dengan memijat halus putting susu, dapat diketahui adanya
pengeluaran cairan darah atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua
putting harus dibandingkan. Pengeluaran cairan dari putting diluar
masa laktasi, dapat disebabkan beberapa kelainan seperti Ca atau
papilloma disalah satu ductus, dan kelainan yang disertai ectasia
ductus.
Yang diperhatikan pada cairan dari putting payudara :
Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)
ada tidaknya sel tumor
unilateral atau bilateral
dari satu atau dari beberapa ductus
keluar spontan atau setelah dipijat
keluar bila seluruh mammae ditekan atau dari segmen yang
tertentu
berhubungan dengan daur haid
pramenopause atau pascamenopause
penggunaan obat hormon
- Evaluasi aksilla (kelenjarnya dan mammae acessoris), kelenjar dan
fossa supra clavicula.
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,
sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada
wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammography.
Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma
mammae ini adalah penggunaan sample biopsy. Pengambilan sampel biopsi ini
dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan
jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma
tersebut. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada
suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada
fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi
untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut
tampak seperti berikut :
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa)
dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar
pendek uniform
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian
klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
Umur:
- Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
- Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
G. Penatalaksanaan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
- Ukuran
- Terdapat rasa nyeri atau tidak
- Usia pasien
- Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan
Operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic
pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan. Karena FAM adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang
perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Apabila ukuran dan lokasi
tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka
diperlukan pengangkatan.
H. Prognosis
Fibroadenoma mamma dapat terulang hingga 20% pada perempuan. Sebuah
jumlah kecil dapat hilang dengan sendirinya
I. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yang kuat yang
ditemukan didalam tulang rawan, urat daging dan kulit).
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,
ukuran payudara kiri dan kanan simetris. Perhatikan perubahan perbedaan
ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu
(misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu.
Perhatikan apakah kulit pada puting berkerut
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang
kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka
akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker.
Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara
bagian bawah.
3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah
cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran
dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk
lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan,
rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama
terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari
puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-
jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan
7. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal
di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran
payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
8. Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena
dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada payudara kirinya yang
muncul sejak sekitar 2 bulan yang lalu. Benjolan tersebut dirasakan semakin lama
semakin membesar, mula-mula diameter lebih kurang 1 cm yang kemudian
membesar sebesar kelereng hingga sekarang dirasakan pasien sebesar telur puyuh.
Namun, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri atau keluhan lain.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
dalam batas normal dengan status lokalis pada payudara kiri secara palpasi teraba
benjolan di kuadran superolateral, berbentuk bulat dengan diameter ± 3 cm,
permukaannya licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, berbatas jelas, nyeri tekan
tidak ada. Papilla mamae elastis, pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran
KGB aksila tidak ada.
Berdasarkan keluhan utama pasien yang datang dengan adanya benjolan di
payudaranya tersebut maka perlu dibedakan benjolan tersebut apakah disebabkan
oleh neoplasma atau benjolan yang bukan disebabkan oleh neoplasma. Untuk
keadaan dimana terdapat benjolan di payudara non-neoplasma dapat dipikirkan
adanya galaktokel dan abses payudara.
Kemungkinan benjolan tersebut galaktokel dapat disingkirkan sebab secara
klinis galaktokel akan menampilan konsistensi keras, nyeri tekan, dan terdapat
kista. Sedangkan kemungkinan abses payudara juga dapat disingkirkan dengan
tidak adanya gambaran benjolan yang nyeri, merah, suhu lokal panas, fisura/luka
pada puting, abses (nanah), demam, dan pembesaran limfonodus.
Setelah menyingkirkan kedua diagnosis banding tersebut, maka selanjutnya
dapat dipikirkan bahwa benjolan tersebut disebabkan oleh neoplasma yaitu
neoplasma ganas atau neoplasma jinak. Neoplasma atau sering dikenal dengan
tumor didefinisikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal khususnya
dimana multiplikasi selnya bersifat tidak terkontrol dan progresif. Berdasarkan
anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, maka diagnosis mengarah pada
Fibroadenoma Mammae (FAM) yang merupakan tumor jinak. Tanda-tanda adanya
keganasan tidak ditemukan. Namun, FAM juga harus dibedakan dengan tumor
ganas stadium awal.
Untuk mendapatkan diagnosis pasti hanya dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan dapat yang dilalukan antara lain:
radiologi diagnosis dengan mammografi, USG, Rontgen Thorax, CT Scan, Fine
Needle Aspiration Biopsy.
Dilakukan terapi dengan eksisi pada benjolan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg, Ron et al. 1998. Management of Breast Fibroadenomas. Available
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/pdf/jgi_188.
pdf.
2. Kamus Saku Kedokteran Dorland. 1998. Jakarta : EGC.
3. Price dan Wilson. 2006. Patofisologi. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC.
4. Robbins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi 4. Jakarta : EGC.
5. Sander, M.A. 2007. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 2. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
top related