format data bil bip bsq dalam pengindera
Post on 06-Jan-2016
129 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan teknologi penginderaan jauh dewasa ini mengalami banyak perkembangan.
Data-data yang diperoleh dari teknologi penginderaan jauh ini memiliki banyak manfaat dan
kegunaan pada banyak bidang. Penggunaan teknlogi penginderaan jauh ini tidak lepas dari
teknik pengolahan citra dimana teknik ini merupakan hal yang perlu untuk diketahui dan
dipahami guna melakukan interpretasi citra.
Salah satu prinsip dasar dari teknik pengolahan citra adalah penggunaan format data dan
pembuatan komposit warna pada citra karena teknik pengolahan citra berkaitan dengan
kedua hal tersebut. Oleh karena itu sangat perlu untuk mengetahui dan memahami
penggunaan format data dan pembuatan komposit warna pada pengolahan citra agar dapat
melakukan interpretasi terhadap objek-objek tertentu pada citra sehingga diperoleh hasil
interpretasi citra yang sesuai dan akurat.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat menampilkan citra sesuai dengan format datanya.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan citra dengan menggunakan komposit warna.
c. Mahasiswa dapat membandingkan kelebihan dan kekurangan penggunaan format data
dan komposit warna pada pengolahan citra.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini adalah :
a. Mahasiswa memahami konsep format data untuk pengaturan display format data pada
citra Landsat
b. Mahasiswa memahami konsep penggunaan komposit warna pada pengolahan citra
Landsat
c. Mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan pengolahan citra dengan perbandingan
penggunaan format data dan komposit warna pada citra Landsat.
-
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Format Data
Format data band interleaved by line (BIL), band interleaved by pixel (BIP) dan band sequential
(BSQ) merupakan format data raster yang biasanya digunakan sebagai format penyimpanan
data image untuk multiband image. Format data BIL, BIP, dan BSQ didasarkan pada
penyimpanan nilai pixel-pixelnya untuk masing-masing image dalam sebuah file. Dimana file
tersebut sangat mendukung untuk menampilkan single band atau multiband image bahkan dapat
juga menampilkan black and white image, grayscale, pseudo color, true color dan multispectral
image data.
Penyimpanan data untuk band interleaved by line (BIL) didasarkan pada setiap line atau row
pada image dimana penyimpanan data dilakukan dengan penyimpanan masing-masing row atau
line sebagai contoh, terdapat tiga band image maka semua band untuk row 1 dibaca kemudian
semua band untuk row 2 dibaca dan seterusnya sampai row yang terakhir (Row1_Band1,
Row1_Band2, Row1_Band3, Row2_Band1; Row2_band2, Rown_Band3)
Gambar 1. Format data .bil
Penyimpanan data untuk band interleaved by pixel (BIP) didasarkan pada tiap-tiap pixel.
Hampir sama dengan format data BIL, format data BIP penyimpanannya dimulai dari row
pertama yang membedakan penyimpanan pada format data ini dilakukan tiap pixel. Sebagai
contoh jika terdapat tiga band image maka penyimpanannya menjadi data band 1,2, dan 3 untuk
pixel 1 kolom1, selanjutnya data band 1,2,3 untuk pixel 1 kolom 2, dan seterusnya
(Pixel1,1_Band1; Pixel1,1_Band2; Pixel1,1_Band3; Pixel1,2_Band; ..Pixel1,n_Band3)
-
3
Gambar 2. Format data .bip
Penyimpanan data untuk format band sequential (BSQ) didasarkan pada informasi image untuk
masing-masing band. Sebagai contoh jika terdapat tiga band image maka cara penyimpanan
datanya yaitu semua data pixel untuk band 1 disimpan pertama kali, kemudian semua data pixel
untuk band 2 disimpan setelah itu semua data pixel pada band 3 disimpan dan seterusnya.
(Band1_Pixel1,1sampai dengan Band1_Pixeln,n ; Band2_Pixel1,1 sampai dengan
Band2_Pixeln,n; Band3_Pixel1,1 sampai dengan Band3_Pixeln,n; dan seterusnya)
Gambar 3. Format data .bsq
2.2. Komposit Warna
Dalam menampilkan sebuah image color composite terdapat tiga (3) warna utama yang
digunakan yaitu warna merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Ketika tiga warna utama
tersebut dikombinasikan dengan variasi yang berbeda-beda yang didasarkan pada kombinasi
spectral band maka akan memperoleh hasil yang berbeda-beda. hasil dari kombinasi band-band
itulah yang dinamakan color composite image atau citra komposit warna.
-
4
Gambar 4. Prinsip dasar komposit warna
Prinsip fundamental yang perlu untuk diketahui dalam melakukan proses komposit warna
adalah pengetahuan tentang kemampuan atau kepekaan band-band dalam melakukan
identifikasi objek-objek tertentu serta spesifikasi dari band-band yang digunakan dalam
komposit warna. Hasil dari proses komposit warna inilah yang akan digunakan untuk
interpretasi citra.
Sebagai contoh pada citra Landsat dengan menggunakan band 4 (hijau) dan 5 (merah) dapat
digunakan untuk mendeteksi kenampakan budaya seperti daerah perkotaan, jalan karena band 5
memilki daya tembus atmosferik yang lebih baik dari band 4 sehingga memberikan kontras
citra yang lebih tinggi. Untuk daerah perairan dalam dan jernih, daya tembus air yang lebih
besar diperoleh pada band 4 sedangkan band 5 sangat bagus untuk menunjukkan aliran air
berlumpur yang masuk ke dalam air jernih. Band 6 dan band 7 (inframerah pantulan) sangat
bagus unutk menunjukkan batas tubuh air karena tenaga pada gelombang inframerah dekat
hanya menembus sedikit masuk ke dalam air, dimana air menyerapnya dan sedikit
memantulkannya. Permukaan tubuh air ronanya sangat gelap pada band 6 dan 7.
True Color dan False Color Composite
Untuk membuat true color composite menggunakan tiga (3) band visible spectrum yaitu red/
visible red, green/visible green, blue/visible blue dimana komposit warna ini merupakan
gamabaran citra dengan warna natural atau merupakan gambaran citra yang sesuai dengan
kondisi permukaan bumi yang sebenarnya. Adapun dalam membuat citra komposit juga
dikenal istilah false color composite dimana pada hasil komposit warnanya bukan merupakan
gamabaran permukaan bumi yang sebenarnya, akan tetapi dengan false color composite ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan objek-objek yang ada pada citra.
-
5
Gambar 5. True color composite Landsat TM dengan band 432. Vegetasi tampak hijau, urban
and inert surface terlihat berwarna putih. Untuk air terlihat gelap dan lahan basah berwarna
brownish
Gambar 6. Color infrared dan false color composite
-
6
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat :
Laptop dan mouse
Software MultiSpect Windows Applications
Software Microsoft Word 2007
Bahan :
Data citra Landsat (format .bil, .bip, .bsq dan .ers)
3.2. Diagram Alir
Mulai
Input citra
Landsat
(.bil/.bip/.bsq)
Penyesuaian Jumlah
baris dan kolom
Penyesuaian
Format Data
Komposit warna
(Red, Green, Blue)
Analisa Laporan
Selesai
Citra Hasil
Komposit Warna
Gambar 7. Diagram alir
-
7
3.3.Tahap Pengolahan
Tahap- tahap pengolahan citra Landsat untuk melakukan analisa terhadap display format data
dan komposit warna dengan menggunakan MultiSpect adalah sebagai berikut :
1. Membuka Software MultiSpec Windows Application
Gambar 8. Getting started pada Multispec application
2. Melakukan input data citra Landsat dengan cara klik menu File => Open Image (1) setelah
itu pilih file image yang akan dibuka (2) => Open
Gambar 9. Input data
3. Setelah memilih input file yang akan dibuka maka akan muncul dialog box untuk
melakukan setting spesifikasi display.
-
8
Gambar 10. Dialog box pengaturan spesifikasi display
4. Selanjutnya, atur setting line dan colomn dan sesuaikan dengan dimensi image pada citra
Landsat. Untuk pengaturan display lakukan pengaturan band atau komposit warna => OK
5. Lakukan pengaturan display format data dan sesuaikan dengan input format data yang akan
ditampilkan => OK
Gambar 11. Penyesuaian display format data
-
9
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil
a. Hasil display format data
Gambar 12. Display format data .bil
Gambar 13. Display format data .bip
-
10
Gambar 14. Display format data .bsq
b. Perbandingan hasil display dengan format data .bil .bip dan .bsq
Dari input data yang berbeda (.bil .bip .bsq) dengan menggunakan komposit warna yang
sama yaitu komposit warna band Red =band 4, Green = band 3, dan Blue =band 2.
Gambar 15. Perbandingan hasil display format data
c. Hasil apabila terjadi kesalahan pengaturan format data
Berikut ini merupakan hasil yang ditampilkan apabila terjadi kesalahan pada saat pengaturan
atau setting format data :
-
11
Gambar 16. Hasil display karena kesalahan pengaturan format data
d. Hasil komposit warna menggunakan band 321
Gambar 17. Hasil komposit band 321
e. Hasil komposit warna menggunakan band 432
-
12
Gambar 18. Hasil komposit band 432
f. Hasil komposit warna menggunakan band 451
Gambar 19. Hasil komposit band 451
-
13
g. Hasil komposit warna menggunakan band 654
Gambar 20. Hasil komposit band 654
4.2.Analisa
a. Analisa display format data
Tidak ada perbedaan antara penggunaan format data .bip, .bil, dan .bsq karena
apabila dibandingkan ketiga display format data tersebut baik format data .bil, .bip,
maupun .bsq tidak terlihat perbedaannya (Gambar 15). Hal ini dapat terjadi karena
pada prinsipnya format data merupakan format yang diatur untuk penyimpanan dan
pembacaan data sehingga tidak terlihat perbedaan ketika ketika ketiga format data
tersebut ditampilkan.
Hasil display format data (.bil, .bip dan .bsq) tidak mempengaruhi komposit warna
apabila dilakukan pengaturan display yang sesuai dengan format datanya (Gambar
12,). Hasil yang berbeda (Gambar 16) terjadi apabila terdapat kesalahan pada saat
melakukan pengaturan display dimana pengaturan display tidak disesuaikan dengan
format data yang sebenarnya maka hasil display yang diperoleh menjadi tidak sesuai
dan tidak dapat dianalisa. Oleh karena itu hal yang paling penting dalam melakukan
display format data adalah melakukan pengaturan display secara benar dan sesuai
dengan format datanya (apabila format data .bil maka pada pengaturan display
dibuka dalam format .bil) seperti yang telihat pada Gambar 12 Gambar 14.
-
14
b. Analisa komposit warna
Hasil komposit warna dengan menggunakan band 321 dimana red = band 3, green =
band 2, dan blue = band 1 berupa citra true color composite maksudnya dari hasil
komposit warna 321 tersebut menghasilkan warna natural pada citra sehingga
komposit ini baik digunakan untuk melihat kondisi realita topografi. Sesuai dengan
spesifikasi band Landsat maka band 3 merupakan band yang peka terhadap
penyerapan klorofil, band 2 peka terhadap reflektan hijau dari vegetasi dan band 1
cocok untuk penetrasi air bahkan dapat mendeteksi transportasi sedimen di perairan.
Pada Gambar 17 dengan kombinasi komposit warna 321 kawasan perairan
berwarna biru kehijauan dengan beberapa variasi warna. Kekurangannya dengan
warna tersebut ada beberapa kawasan perairan yang terlihat hampir sama dengan
warna vegetasi sehingga agak sulit dibedakan. Akan tetapi kelebihan komposit
warna ini adalah dapat melihat realita topografi secara natural yang masih dapat
diinterpretasi oleh mata karena band-band yang digunakan dalam komposit ini
merupakan band-band gelombang tampak.
Hasil komposit warna dengan menggunakan band 432 dimana red = band 4, green =
band 3, blue = band 2 berupa citra false color composite atau bukan warna yang
sebenarnya di permukaan bumi. Sesuai dengan spesifikasi band landsat, band 4
mampu mebedakan antara vegetasi, tanah dan perairan. Pada Gambar 18 komposit
citra ini menampilkan warna perairan dengan warna biru dengan beberapa variasi
warna yaitu warna biru gelap untuk perairan jernih dan warna biru muda untuk
perairan dangkal atau perairan yang memiliki konsentrasi sedimen. Kelebihan pada
komposit citra ini adalah dapat membedakan antara vegetasi, tanah, dan perairan hal
ini terlihat pada hasil gambar yang ditampilkan (Gambar 18) dapat dilakukan
identifikasi untuk membedakan ketiga objek tersebut. Kekurangan komposit ini
belum dapat memperlihatkan identifikasi perairan dengan lebih detail walaupun
sebenarnya dapat dilakukan interpretasi secara umum tentang perairan akan tetapi
perlu adanya komposit warna pembanding untuk mengidentifikasi kawasan perairan
dengan lebih detail.
Hasil komposit warna dengan menggunakan band 451 dimana red = band 4, green =
band 5 dan blue = band 1 dapat dilihat pada Gambar 19, dimana pada gambar
tersebut kawasan perairan dapat diidentifikasi karena warna yang dihasilkan untuk
kawasan perairan berwarna biru gelap dan terlihat berbeda dengan objek-objek yang
lain. Kelebihan komposit warna 451 ini sangat berguna untuk membandingkan area
-
15
terendam dan area vegetasi. Kekurangannya komposit warna ini tidak bagus untuk
identifikasi fitur-fitur jalan.
Hasil komposit warna dengan menggunakan band 654 dimana red = band 6, green=
band 5, dan blue = band 4 menghasilkan citra komposit seperti pada Gambar 20.
Hasil citra komposit dengan kombinasi band 654 ini menampilkan perairan dengan
warna yang sangat berbeda yaitu ditunjukkan dengan warna gelap (mendekati warna
hitam). Salah satu kelebihan citra ini adalah perairan terlihat berwarna gelap dan
berbeda dengan objek lain walaupun tidak dapat diidentifikasi penggolongan
perairan dengan lebih mendetail tapi dengan menggunakan kombinasi band 654 ini
dapat dijadikan komposit citra untuk membedakan perairan dengan objek lain secara
umum.
-
16
BAB V
KESIMPULAN
Berikut ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil praktikum penggunaan format data dan
komposit warna pada citra Landsat yaitu :
a. Dalam melakukan setting display format data harus disesuaikan dengan format data aslinya
karena apabila pengaturan dalam menampilkan format data tidak sesuai dengan format
aslinya maka hasil citra yang diperoleh tidak dapat dianalisa dan tidak dapat digunakan
untuk interpretasi.
b. Tidak terdapat perbedaan penggunaan format data .bil, .bip, dan .bsq karena format data ini
tidak mempengaruhi hasil komposit citra yang digunakan karena prinsip format data adalah
pengaturan penyimpanan dan pembacaan datanya saja.
c. Komposit warna yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap kawasan
perairan adalah komposit warna 432 dan 654 untuk mengidentifikasi kawasan perairan
secara umum dengan false color composite dan komposit citra 321 untuk memperlihatkan
warna natural permukaan bumi. Serta kombinasi komposit citra 451 untuk membedakan
objek perairan dan objek-objek lain pada citra.
top related