formulasi sediaan masker gel dari ekstrak ...repository.helvetia.ac.id/2424/6/enjel ria...
Post on 29-Jul-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL DARI EKSTRAK
ETANOL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L.)
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
ENJEL RIA GULTOM
1601021014
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSITTUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL DARI EKSTRAK
ETANOL KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L.)
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi D3 Farmasi dan Memperoleh Gelar
Ahli Madya Farmasi (Amd. Farm)
Disusun Oleh:
ENJEL RIA GULTOM
1601021014
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah di Uji pada Tanggal : 27 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH
Ketua : Suprianto, S.Si, M.Si., Apt.
Anggota : 1. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt.
2. Pricella Ginting, S. Farm., M.Si., Apt.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Enjel Ria Gultom yang dilahirkan pada tanggal 20
Agustus 1997 di Provinsi Pekanbaru dari orang tua Papa Halomoan Gultom dan
Mama Elisabet Limaria Br. Siregar. Penulis beragama Khatolik dan merupakan
anak ke 1 dari 2 bersaudara, memiliki saudara kandung 1 orang laki-laki. saat ini
penulis tinggal di Medan.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 105382 Galang pada
tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikan di SMP Pagar
Merbau dan pada tahun 2015 penulis menyelesaikan pendidikan di SMK Negeri 1
Galang. Pada tahun 2016 hingga sekarang 2019 penulis menyelesaikan
pendidikan di D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan.
i
ABSTRAK
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL DARI EKSTRAK ETANOL
KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis L)
ENJEL RIA GULTOM
1601021014
Masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
penggunaan yang mudah, cepat kering, dapat diangkat atau dilepaskan, sehingga
lebih praktis dalam penggunaannya
Pada kulit jeruk manis terdapat kandungan minyak atsiri, yang mana
minyak atsiri mengeluarkan aroma yang sangat khas dan vitamin C terdapatdalam
sari buah, daging dan kulit, terutama pada lapisan terluar kulit buah. Pada saat ini
minyak atsiri telah dimanfaatkan untuk kosmetik dan obat
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental formulasi sediaan
masker gel yang terdiri dari komponen diantaranya seperti kulit jeruk manis,
Polivinil alkohol, HPMC, Gliserin, TEA, Propyl paraben, Metyl paraben,
Aquadest, dan etanol 70% dengan konsentrasi 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10,0%
Pembuatan ekstrak kulit jeruk manis dengan cara pencucian, pemotongan,
pengeringan dan penghalusan. Pengujian terhadap sediaan masker gel dibuat
meliputi, uji homogenitas, uji pH, uji daya waktu sediaan mengering, uji daya
sebar, uji organoleptis, dan uji iritasi menggunakan 15 orang sukarelawan.
Formulasi sediaan masker gel menggunakan ekstrak kulit jeruk manis
sebagai bahan aktif dibuat cukup stabil, pH berkisaran 4,0-7,0 sehingga aman
digunakan.
Kesimpulan dari penelitian ekstrak kulit jeruk manis dapat digunakan
sebagai bahan aktif tambahan pada sediaan masker gel semakin tinggi
perbandingan penambahan ekstrak kulit jeruk manis pH yang dihasilkan semakin
rendah dan memperoleh pH sediaan yang memenuhi kriteria masker gel yang
baik, hasil uji iritasi sediaan masker gel semuanya dalam kategori negatif (-) yang
artinya semua sediaan tidak menimbukan iritasi, dan sediaan tidak mengalami
perubahan bentuk, warna, maupun aroma.
Kata Kunci : Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis L.), Masker gel, Formulasi.
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Iimiah yang berjudul “Formulasi
Sediaan Masker Gel Dari Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis
L)” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
program studi D3 Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan
2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., MM., M.Kes. selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan
3. Dr. Ismail Effendy, M.Si. selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
6. Pricella Ginting, S. Farm., M.Si., Apt., selaku Sekretaris Program Studi D3
Farmasi serta penguji III yang memberikan saran yang bermanfaat untuk
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan sekaligus selaku penguji III yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
7. Suprianto, S.Si, M.Si., Apt. Selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen Penguji II yang
memberikan saran yang bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan
10. Orangtua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan serta doa dan materi kepada penulis,
11. Rekan –rekan mahasiswa D3 Farmasi semester VI dan rekan-rekan
lainnya, yang telah membantu dan mendukung penulis sampai Karya Tulis
Ilmiah ini selesai.
iv
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Medan. 27 Agustus 2019
Enjel Ria Gultom
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 3
1.3. Hipotesa............................................................................. 3
1.4. Tujuan ............................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
1.5.1. Manfaat Teoritis....................................................... 4
1.6. Kerangka konsep ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 5
2.1 Tanaman jeruk ................................................................... 5
2.1.1. Klasifikasi ................................................................ 5
2.1.2. Kandungan Kimia .................................................... 6
2.2. Kulit .................................................................................. 7
2.2.1. Fungsi Kulit ............................................................. 8
2.3. Simplisia ............................................................................ 9
2.4. Ekstrak............................................................................... 10
2.4.1 Defenisi Ekstrak....................................................... 10
2.4.2 Ekstraksi .................................................................. 11
2.4.3 Jenis-jenis ekstraksi ................................................. 11
2.4.4 Macam-macam pelarut ............................................ 13
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 16
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 16
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ........................................... 16
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................... 16
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................... 16
3.3 Objek Penelitian ................................................................ 16
3.4 Alat dan Bahan .................................................................. 17
3.4.1 Alat-alat ................................................................... 17
3.4.2 Bahan Penelitian ...................................................... 17
3.5 Prosedur Kerja ................................................................... 17
vi
3.5.2 Pengambilan Bahan Tanaman ................................. 17
3.5.3 Pengumpulan Sampel .............................................. 17
3.5.4 Pengolahan Sampel .................................................. 17
3.5.5 Pembuatan Etanol. ................................................... 18
3.5.6 Pembuatan Ekstrak .................................................. 19
3.6. Formula sediaan masker gel .............................................. 19
3.7. Evaluasi Kerja ................................................................... 23
3.7.1. Uji Homogenitas ...................................................... 23
3.7.2. Uji PH ...................................................................... 24
3.7.3. Uji Organoleptis....................................................... 24
3.7.4. Uji Daya Sebar ......................................................... 25
3.7.5. Uji waktu sediaan mengering. ................................. 25
3.7.6. Uji Iritasi. ................................................................. 26
3.8. Perhitungan Bahan Ekstrak Kulit Jeruk yang diambil ...... 26
3.9. Analisi Data ....................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 29
4.1. Hasil Penelitian ................................................................ 29
4.1.1. Uji Homogenitas Sediaan Masker Gel Kulit Buah
Jeruk Manis ............................................................. 29
4.1.2. Uji pH Sediaan masker Gel Ekstrak Etanol Kulit
Jeruk Manis ............................................................. 30
4.1.3. Uji Sediaan Organoleptis ........................................ 31
4.1.4. Uji Daya Sebar ........................................................ 31
4.1.5. Uji Waktu Sediaan Mengering ............................... 32
4.1.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan ........................... 33
4.2. Pembahasan ...................................................................... 33
4.2.1. Uji Homogenitas ..................................................... 33
4.2.2. Uji pH ..................................................................... 34
4.2.3. Uji Daya Sebar ........................................................ 35
4.2.4. Uji Sediaan Organoleptis ........................................ 35
4.2.5. Uji Waktu Sediaan Mengering ............................... 36
4.2.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan ........................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 37
5.1. Kesimpulan ...................................................................... 37
5.2. Saran ................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 38
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Pikir Konsep ..................................................... 5
Gambar 2.1. Tanaman jeruk (Citrus sinensis linn) ................................ 6
Gambar 2.2. Struktur Kulit ..................................................................... 8
Gambar 3.1. Prosedur Kerja ................................................................... 19
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1. Formula sediaan masker gel ekstrak kulit jeruk manis ..... 22
Tabel 4.1. Data Homogenitas Sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol
Kulit Jeruk Manis ............................................................. 29
Tabel 4.2. Data pH Sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol Kulit Jeruk
Manis ................................................................................ 30
Tabel 4.3. Pengamatan Organoleptis Sediaan Masker Gel Ekstrak
Etanol Kulit Buah Jeruk Manis ........................................ 31
Tabel 4.4. Data Uji Sebar Masker Gel Ekstrak Etanol Kulit Jeruk
Manis ................................................................................ 32
Tabel 4.5. Hasil Uji Waktu Sediaan Mengering ................................ 32
Tabel 4.6. Uji Iritasi terhadap Sukarelawan ...................................... 33
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1. Perhitungan bahan pembuatan masker gel ekstrak etanol
kulit jeruk manis (Citrus sinensis L.) ............................... 40
Lampiran 2. Proses pembuatan ekstrak kulit jeruk manis .................... 41
Lampiran 3. Proses perendaman ekstrak kulit jeruk manis .................. 43
Lampiran 4. Proses rotary evaporator dan hasil ekstrak kulit jeruk
manis ................................................................................. 44
Lampiran 5. Alat dan bahan untuk pembuatan masker gel ................... 45
Lampiran 6. Hasil Uji pH ...................................................................... 46
Lampiran 7. Hasil Uji Daya Sebar ........................................................ 47
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas ..................................................... 48
Lampiran 9. Hasil Uji Iritasi pada Sukarelawan ................................... 49
Lampiran 10. Hasil Uji Daya Mengering ................................................ 50
Lampiran 11. Pengajuan Judul KTI .......................................................... 51
Lampiran 12. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Proposal ............. 52
Lampiran 13. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) KTI...................... 53
Lampiran 14. Pengajuan Izin Penelitian .................................................. 54
Lampiran 15. Balasan Izin Penelitian ..................................................... 55
Lampiran 16. Lembar Bimbingan KTI ..................................................... 56
Lampiran 17. Berita Acara Perbaikan KTI ............................................. 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kosmetik adalah bahan yang diaplikasikan secara topikal yang digunakan
untuk menghilangkan kotoran kulit, mempertahankan komposisi cairan
kulit,melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet, memperlambat timbulnya
kerutan, memperbaiki penampilan, dan meningkatkan rasa percaya diri (1).
Pemeliharaan kulit wajah memerlukan perhatian yang khusus karena kulit
wajah merupakan organ yang sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Salah
satu masalah saat ini yang berkaitan dengan kulit wajah yaitu penuaan dini.
Antioksi dan berfungsi untuk melindungi tubuh dari radikal bebas, secara
endogen. Bagian tubuh yang sering terpapar oleh radikal bebas secara eksogen
adalah kulit, seperti sinar radiasi ultraviolet, dan asap rokok. Tingginya paparan
radikal bebas pada kulit dapat menyebabkan stress pada kulit. Stres pada kulit ini,
akan mengakibatkan penyakit kanker kulit dan penuaan dini (2).
Tujuan utama dari penggunaan kosmetik dalam masyarakat adalah untuk
kegunaan higienis pribadi, menambah kecantikan melalui penggunaan make up,
menambah kepercayaan diri dan menambah ketenangan, melindungi kulit dari
sinar ultra violet, polusi udara, dan faktor-faktor lingkungan lain, mencegah
penuaan, dan secara umum membantu orang-orang menjadi lebih cantik (3).
Tersedia berbagai sediaan kosmetika perawatan antara lain cleansing dan
toner, sunscreens, krim pemutih, krim tangan, krim pagi atau malam, deodorant,
masker wajah dan sebagainya (4).
2
Masker adalah sediaan topikal yang digunakan pada wajah untuk
mendapatkan efek mengencangkan dan membersihkan dari kotoran yang
menempel. Masker sering digunakan untuk meningkatkan kondisi kulit,
dengancara menghilangkan sisa-sisa kotoran pada permukaan kulit, mencegah
keriput dan meningkatkan sirkulasi darah. Biasanya masker digunakan pada wajah
dan leher dengan cara mengoleskan dengan kuas, dibiarkan sampai mengering,
sehingga masker mengeras dan terasa ketat di kulit. Setelah dibiarkan beberapa
saat masker diangkat atau dilepas (peel-off) atau dibersihkan dengan lap dan air
hangat (5).
Beberapa tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam sediaan
kosmetika. Sebagai salah satu contoh adalah kulit buah jeruk manis yang
digunakan sebagai bahan dasar dalam sediaan masker. Dan juga telah dilakukan
penelitian oleh Lilies Wahyu Ariani, Dyan Wigati (2016) bahwa kulit jeruk manis
berpotensi sebagai antimikroba, Oleh karena itu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap kulit jeruk manis terhadap aktivitas antibateri Staphylococcus aureus
sebagai obat jerawat dalam bentuk masker gel peel-off (6). Pada kulit jeruk manis
terdapat kandungan minyak atsiri, yang mana minyak atsiri mengeluarkan aroma
yang sangat khas dan vitamin C terdapat dalam sari buah, daging dan kulit,
terutama pada lapisan terluar kulit buah. Pada saat ini minyak atsiri telah
dimanfaatkan untuk kosmetik dan obat (7).
Adanya aktivitas antioksidan pada minyak atsiri kulit jeruk manis dan
vitamin C termasuk salah satu antioksidan kuat yang dapat digunakan secara
langsung di kulit wajah. Yang tujuannya adalah untuk merawat dan mengatasi
3
masalah kulit akibat paparan sinar matahari. Hal ini karena antioksidan di dalam
vitamin C bisa melawan radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab
kerusakan kulit. Radikal bebas terbentuk saat kulit terpapar sinar ultraviolet.
Kondisi ini terjadi ketika oksigen berinteraksi dengan beberapa molekul di dalam
kulit. Molekul ini kemudian masuk ke tubuh dan bereaksi dengan DNA hingga
mengakibatkan kerusakan sel (8).
Masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
penggunaan yang mudah, cepat kering, dapat diangkat atau dilepaskan, sehingga
lebih praktis dalam penggunaannya (9). Gel merupakan suatu sediaan semi padat
yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif serta merupakan dispersi
koloid dan mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling
berikatan pada fase terdispersi (10). Sediaan gel dipilih karena tidak mengandung
minyak, namun mempunyai kadar air yang cukup tinggi.
Dari penjelasan diatas bahwa banyaknya manfaat dan kandungan kulit
jeruk manis maka peneliti ingin membuat sediaan masker gel dari kulit buah jeruk
yang berguna dan bermanfaat.
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kulit buah jeruk
(Citrus sinensis L) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan masker gel.
1.3. Hipotesa
Ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis L) dapat diformulasikan sebagai
masker gel.
4
1.4. Tujuan
1. Untuk mengetahui bahwa ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis L)
dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan masker gel.
2. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis
L) yang sesuai dalam pembuatan masker gel.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang
kegunaan ekstrak kulit jeruk sebagai antioksidan sehingga dapat memberi
kontribusi dalam mengatasi penuaan dini akibat radikal bebas melalui
pemanfaatan kulit jeruk (Citrus sinensis L) yang diformulasikan dalam sediaan
masker gel sehingga penggunaannya menjadi lebih praktis.
1.5.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan
sebagai sumber informasi atau sebagai referensi untuk formulasi masker gel kulit
jeruk manis.
1.6. Kerangka konsep
Variabel bebas Variabel Terikat Parameter
Gambar 1.1. Kerangka Konsep
Ekstrak kulit jeruk
manis dengan
konsentrasi;
0%,
2,5%,
5%,
7,5%,
10%
dan, kontrol positif
Hemogenitas
pH
Iritasi
Organoleptis
Daya Sebar
Waktu
mengering
Daya Sebar
Organoleptis
Keasaman
Reaksi Alergi
Waktu
mengering
.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman jeruk
2.1.1. Klasifikasi
Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis Linn. Tumbuhan
ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis.
Jeruk manis dapat beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 900-
1200 meter di atas permukaan laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai
persyaratan air tertentu (11). Tanaman jeruk manis dapat mencapai ketinggian 3-
10 m. Tangkai daun 0,5-3,5 cm. Daun berbentuk elips atau bulat telur memanjang.
Buah jeruk berbentuk bulat atau bulat rata dan memiliki kulit buah yang tebal
(sekitar 0,3 – 0,5 cm), daging buah kuning, jingga atau kemerah-merahan. Daging
buah terbagi-bagi atas 8-13 segmen yang mengelilingi sumbu buah. Biji jeruk
berbentuk bulat telur dan berwarna putih atau putih keabuan
Tanaman jeruk manis secara taksonomi mempunyai klasifikasi ilmiah
sebagai berikut (12):
Gambar 2.1. Buah Jeruk (Citrus sinensis Linn)
6
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantium Dulcis (syn. Citrus sinensis).
2.1.2. Kandungan Kimia
Jeruk manis mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan
memiliki kandungan vitamin C yang tinggi pada daging buah. Vitamin C
bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel
akibat aktivitas molekul radikal bebas. Sari buah jeruk manis mengandung 40-70
mg vitamin C per 100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah jeruk,
umumnya kandungan vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin manis
(13).
Pada bagian kulit jeruk manis juga terdapat minyak atsiri yang berisi
kandungannya yaitu alpha pinene, citronellial, linalool, geranial, sabinene, B-
myrcene, limonene, dan netral (7).
7
2.2. Kulit
Gambar 2.2. Struktur Kulit
Kulit adalah organ tubuh terbesar dari sistem yg menutupi otot dan organ
dasar.Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap suhu berbahaya, cahaya, cedera,
dan infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D, indra perasa stimulasi
yang menyakitkan dan menyenangkan. Berat kulit orang dewasa sekitar 2,7 kg
(14). Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan
subkutan atau subkutis.
Epidermis, lapisan luar kulit, membentuk perisai fisik dan antimikroba
untuk melindungi tubuh dari ancaman lingkungan. Epidermis mengandung
keratinosit yang berfungsi sebagai tempat sintesis keratin.Lapisan kedua kulit,
dermis berisi jaringan pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, folikel rambut, dan otot rambut.Dermis pada dasarnya terdiri dari protein
struktural urat saraf yang dikenal sebagai 7 kolagen. Dermis paling tebal berada di
punggung, di mana sekitar 30-40 kali dari ketebalan epidermis (15).
Lapisan ketiga dari kulit adalah lapisan subkutis. Lapisan subkutis
merupakan lapisan jaringan ikat longgar dan lemak di bawah dermis.Subkutis
8
terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara gerombolan ini
berjalan serabut–serabut jaringan ikat dermis.Lapisan lemak ini disebut penikulus
adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasi, di abdomen 3
cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis sangat tipis (16).
Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum
dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat,
kekuning–kuningan, kemerah–merahan atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena
penyakit tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau
perubahan pada kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan
marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat
menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Warna kulit juga
dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro,
kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain (17).
2.2.1. Fungsi Kulit
1. Sebagai peraba atau alat komunikasi.
Kulit sangat peka terhadap sebagai ransang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit
sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi (18).
2. Sebagai alat pengatur panas (termoregulasi)
Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan
otak ialah 36ºC sampai 37,5ºC (19).
9
3. Sebagai tempat penyimpanan
Kulit bereaksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat
melepaskannya bilamana diperlukan. Kulit dan jaringan dibawahnya
bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose dibawah kulit
merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh (18).
4. Sebagai alat absorbsi
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu seperti lemak (18).
5. Sebagai ekskresi
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dan kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-porikeringat dengan membawa
garam dan zat kimia lainnya (19).
6. Penunjang penampilan
Kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah,
pucat maupun kontraksi otot penegak rambut (18).
2.3. Simplisia
Adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang telah
dikeringkan. Simplisia terbagi 3 golongan yaitu :
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman dan eksudat tanaman. Eskudat tanaman ialah isi yang spontan
keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya, dengan cara
tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu
yang masih belum berupa zat kimia murni (19).
10
2. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
murni (19).
3. Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican (mineral)
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni (19).
Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda
organik asing yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari apa-
apa yang disebut dibawah ini :
1. Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman
yang disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian sedemikian nilai
batasnya disebut monografi (20).
2. Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan, kotoran
hewan, batu tanah atau pengotor lainnya (20).
Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing pada
simplisia nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman (20).
2.4. Ekstrak
2.4.1 Defenisi Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok. Diluar pengaruh cahaya
matahari langsung (21).
11
2.4.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpamelarutkan material lainnya.Pelarut organik yang
paling sering digunakan dalam mengekstraksizat aktif dari sel tanaman adalah
metanol, etanol, kloroform, hexan, aseton,benzen dan etil asetat (21).
2.4.3 Jenis-jenis ekstraksi
1. Ekstraksi Cara Dingin.
a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruangan (kamar). Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan),
serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan
pelarut disimpan dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan
pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini
paling cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (21).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) yang umunya dilakukan pada
temperatur ruang. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terus sampai diperoleh ekstrak
(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (21).
12
2. Ekstraksi Cara Panas.
a. Soxhlet
Sokletasi adalah ekstraksi mengunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinue dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (7).
b. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga
dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (7).
c. Infus.
Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur
penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air
mendidih,temperatur terukur 96-98ºC) selama waktu tertentu 15-20
menit (7).
d. Dekok.
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30ºC) dan
temperatur sampai titik didih air (21).
e. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50ºC (21).
13
2.4.4 Macam-macam pelarut
Pelarut pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah
yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat pelarut. Pelarutyang
digunakan dalam proses ektraksi memiliki beberapa sifat penting. Diantara sifat-
sifat penting tersebut antara lain:
1. Kemampuan melarutkan
2. Kecepatan menguap
3. Trauek didih
4. Berat jenis (specific gravity)
5. Flashpoint
Adapun pelarut yang dipakai dalam proses ekstraksi antara lain:
1. Air
Air merupakan salah satu pelarut yang mudah, murah dan dipakai
secara luas oleh masyarakat. Pada suhu kamar, air merupakan pelarut
yang baik untuk melarutkan berbagai macam zat seperti, etanol hanya
dapat melarutkan zat-zat tertentu seperti alkaloida, glikosida, dammar-
damar dan minyak atsiri (22).
2. Etanol
Berbeda dengan air yang dapat melarutkan berbagai macam zat
aktif, etanol dapat mengekstrak senyawa aktif yang lebih banyak
dibandingkan jenis pelarut lainnya, etanol hanya dapat melarutkan zat-
zat tertentu seperti alkaloida, glikosida, dammar-damar dan minyak
atsiri. Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak dalam pelarut
14
yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau
yang aktif dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari
bahan dan dari senyawa kandungan lainnya, serta ekstrak hanya
mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan
dalam ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan
hampir semua metabolit sekunder yang terkandung.
Etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri seringkali dihasilkan
dari etilena (22).
3. Gliserin
Gliserin digunakan sebagai pelarut terutama untuk menarik zat
aktif dari simplisia yang mengandung zat semak. Gliserin juga
merupakan pelarut yang baik untuk golongan tannin dan hasil-hasil
oksidasinya, berbagai jenis gom dan albumin (23).
4. Eter
Eter merupakan pelarut yang sangat mudah menguap sehingga
tidak dianjurkan untuk pembuatan sediaan obat yang akan disimpan
dalam jangka waktu yang lama.
Eter adalah senyawa tak berwarna dengan bau enak yang khas.
Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—
R, dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter
yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana,
CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia
15
organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung
pada senyawa karbohidrat dan lignin (24).
5. Kloroform
Khloroform tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena
secara farmakologi, khloroform mempumyai efek toksik. Khloroform
biasanya digunakan untuk menarik bahan-bahan yang mengandung
basa alkaloida, dmar, minyak lemak dan minyak atsiri.
Kloroform juga dapat digunakan untuk mengkuantifikasi secara
kasar kandungan lipid dalam suatu sampel. Untuk memisahkan lipid
dari pengotor-pengotor lainnya, sering ditambahkan pelarut organik
lainnya seperti metanol untuk menarik kandungan protein. Lapisan
kloroform diambil lalu diuapkan hingga tersisa lipidnya (25).
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian
eksperimen atau percobaan adalah penelitian yang dilakukan untuk mempelajari
atau mengetahui pengaruh dari pemberiaan suatu treatment atau perlakuan
terhadap subjek penelitian yang telah dikontrol sedemikian rupa sehingga
nantinya akan ditemukan adanya hubungan sebab akibat dari hasil percobaan
dengan pengaruh yang diberikan.
Tujuan penelitian eksperimen dalam penelitian ini untuk mengetahui
pemanfaatan sediaan ekstrak etanol kulit jeruk sebagai masker gel.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian untuk dapat menyesuaikan penelitian ini dilakukan bulan
Juni sampai Agustus 2019.
3.3 Objek Penelitian
Lokasi pengambilan sampel dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis L) yang
diambil dari Kebun jeruk Berastagi (Sumatera Utara).
17
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat-alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cawan porselin,
Erlenmeyer, gelas ukur 25 dan 50 ml (pyrex), pipet tetes, spatula, beakerglass
100ml (pyrex), pHmeter (Hanna Instrumen), alu dan lumpang, blender, objek
glass, vacumrotary evaporator, kain flannel, dan wadah.
3.4.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit jeruk,
Polivinil Alkohol (PVA), Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC), metil paraben,
propil paraben, etanol, air suling (aquadest), dan produk pembanding.
3.5 Prosedur Kerja
3.5.2 Pengambilan Bahan Tanaman
Bahan tumbuhan yang digunakan adalah kulit jeruk manis
(Citrus sinensis L.)
3.5.3 Pengumpulan Sampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa
membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah yang lain, bagian
tumbuhan yang digunakan adalah kulit jeruk manis (Citrus sinensis L.) yang
diambil di kebun jeruk Berastagi (Sumatera Utara).
3.5.4 Pengolahan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 kg kulit jeruk
manis (Citrus sinensis L) segar yang akan diteliti, ditimbang dan di cuci bersih
dengan air, dikeringkan dengan cara di angin-anginkan (tanpa terkena sinar
18
matahari langsung). Kulit jeruk yang telah kering kemudian dihaluskan
menggunakan blender hingga menjadi serbuk, kemudian ditimbang. Serbuk yang
dihasilkan diayak menggunakan ayakan mesh 200, hingga diperoleh serbuk yang
halus dan seragam. Hasilnya dimasukkan ke dalam wadah gelas tertutup (26).
3.5.5 Prosedur Pengenceran Etanol.
PROSEDUR KERJA
Gambar 3.1. Prosedur Kerja
Pada pengenceran selalu labu takar atau labu ukur memang harus terisi
aquades terlebih dahulu untuk menghindari perubahan panas yang spontan, yang
bisa menghasilkan letupan.
Masukan aquades ke
dalam labu ukur.
Masukan alkohol ke
dalam labu ukur.
Lalu kocok hingga merata.
Dibuat perhitungan
masing-masing bahan
yang akan diencerkan
Tuangkan ke dalam
botol yang telah
tersedia
19
3.5.6 Pembuatan Ekstrak
Pada penelitian ini simplisia kulit jeruk diekstraksi dengan menggunakan
pelarut etanol. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi yaitu
sebanyak 600 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam sebuah bejana, tuangi
1800 ml etanol ditutup dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil
sering diaduk, lalu diperas. Setelah 5 hari ampas dicuci dengan bagian etanol.
Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya
selama 2 hari, kemudian disaring filtratnya dipekatkan dengan penangas air
hingga diperoleh ekstrak kental (26).
3.6. Formula sediaan masker gel
Sediaan masker gel akan dibuat sebanyak 100 gram dengan menggunakan
formula standar sebagai berikut (26):
R/ PVA 10
HPMC 1
Gliseriln 12
TEA 2
Metil Paraben 0,1
Propil Paraben 0,005
Aquadest ad 100ml
20
Keterangan
1. Polivinil alkhol (C2h4O)
Pemerian : serbuk, putih.
Kelarutan : Larut dalam air, tidak untuk dalam pelarut organik.
Fungsi : Gelling agent dan filming agent.
2. Hidroxyl Propyl Methyl Cellulose (HPMC)
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau
khas dan rasa seperti gandapura.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan larut dalam benzen, mudah larut
dalam etanol dan eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
kloroform.
Fungsi : Peningkat viskositas
3. Gliserin.
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
Fungsi : Humektan.
4. Metil Paraben (C3H8O3)
Metil Paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, produk makanan dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben
dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau
21
dengan zat mikroba lainnya. Metil paraben pengawet yang paling sering
digunakan.
5. Trietanolamina [N(C2H4OH)3]
Pemeian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwaarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak)
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
6. Propilparaben (C10H12O3)
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dab dalam eter.
Fungsi : Agen anti mikroba dalam pembuatan gel (13).
22
PROSEDUR PEMBUATAN
Masker dibuat dalam 5 formula yang dibedakan oleh konsentrasi ekstrak
kulit jeruk. Masing-masing masker gel mengandung ekstrak kulit jeruk dengan
konsentrasi bervariasi yaitu 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10,0%.
Masing-masing sebanyak 50 gram dalam komposisi basis yang sama.
Perhitungan :
F1 =
x50 = 1,25g
F2 =
x 50 = 2,5g
Dicawan lainnya dikembangkan pula
HPMC dalam aquadest dingin hingga
mengembang sempurna
Dicawan lainnya gliserin, metil paraben, dan propil
paraben dilarutkan dalam aquadest panas ( massa 2)
Didalam lumpang yang bersih masukkan massa 1 dan
massa 2, HPMC, serta TEA secara berturut-turut dan
diaduk hingga homogen
Setelah itu ditambahkan aqsuadest sedikit demi sedikit dan
gerus hingga homogen
Dalam cawan, masukkan polivinilalcohol,lalu
tambahkan aquadest secukupnya, kemudian
dipanaskan diatas penangas air pada suhu 80 C
hingga mengembang sempurna, kemudian diaduk
( massa 1 )
23
F3 =
x 50 = 3,75g
F4 =
x 50 = 5g
Tabel 3.1 Perencanaan Sediaan Masker Gel Ekstrak Kulit Jeruk Manis
Bahan
Konsentrasi
F0
(0%)
F1
(2,5%)
F2
(5,0%)
F3
(7,5%)
F4
(10,0%)
PVA
HPMC
Gliserin
TEA
Metil Paraben
Propil Paraben
Ekstrak
5 gr
0,5 gr
6 gr
1 gr
0,1 gr
0,25 gr
-
5 gr
0,5 gr
6 gr
1 gr
0,1 gr
0,25 gr
1,25 gr
5 gr
0,5 gr
6 gr
1 gr
0,1 gr
0,25 gr
2,5 gr
5 gr
0,5 gr
6 gr
1 gr
0,1 gr
0,25 gr
3,75 gr
5 gr
0,5 gr
6 gr
1 gr
0,1 gr
0,25 gr
5 gr
Cara pembuatan:
1. Dalam lumpang yang bersih dan kering masukkan sedikit demi sedikit basis
masker gel dan di gerus hingga merata.
2. Kemudian dimasukkan ekstrak etanol kulit jeruk manis kedalam lumpang,
lalu digerus kemudian tambahkan sedikit demi sedikit sisa basis masker gel,
gerus hingga homogen.
3. Kemudian dimasukkan kedalam wadah yang sesuai lalu diberikan etiket
sesuai konsentrasi masker gel.
3.7. Evaluasi Kerja
3.7.1. Uji Homogenitas
Pengujian Homogenitas dilakukan agar mengetahui Sediaan gel kulit jeruk
manis memenuhi persyaratan homogenitas gel yaitu sediaan gel yang dihasilkan
homogen dan tidak terdapat butiran kasar. Persyaratan homogenitas gel
dimaksudkan agar bahan aktif dalam gel terdistribusi merata. Selain itu agar gel
24
tidak mengiritasi ketika dioleskan di kulit. Sejumlah tertentu sediaan dioleskan
pada dua keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus
menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (27).
Cara pengujian yaitu dengan cara sampel gel diambil sebanyak 1 gram
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang lain yang cocok,
kemudian ditimpa dengan sekeping kaca yang lain lalu diperhatikan susunan yang
homogennya ada tidaknya butiran kasar.
3.7.2. Uji pH
Pemeriksaan pH merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan
untuk sediaan topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas
zat aktif dan sediaan, serta kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. Terlalu asam
dapat mengakibatkan iritasi sedangkan pH yang terlalu basa dapat menyebabkan
kulit bersisik. Selama penyimpanan 2 minggu, perhatikan ada tidaknya perubahan
gel. Jika tidak ada berarti gel tersebut cukup stabil. sediaan. Dilakukan
pengukuran pH gel menggunakan alat pH meter. pH sediaan topikal berkisar 4-8
(28).
Cara pengujiannya dengan mencelupkan pH meter keadalam sediaan master
gel ekstrak etanol kulit jeruk manis sebanyak 1 gram dilarutkan kedalam air
dengan volume 10 ml, kemudian ukur pH nya dengan menggunakan pH meter.
3.7.3. Uji Organoleptis
Dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan bentuk, warna, dan
bau dari sediaan masker gel. Dilakukan pengamatan visual terhadap bau, warna,
dan bentuk gel selama 2 minggu. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah
padat (28).
25
Cara pengujiannya dengan melakukan pengamatan secara langsung
diamati warna, bau dan bentuk sediaan selama waktu penyimpanan.
3.7.4. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar sediaan gel dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
menyebar gel saat dioleskan pada kulit. Kemampuan menyebar adalah
karakteristik penting dalam formulasi karena mempengaruhi transfer bahan aktif
pada daerah target dalam dosis yang tepat, kemudahan penggunaan, tekanan yang
diperlukan agar dapat keluar dari kemasan, dan penerimaan oleh konsumen (28).
Cara pengujian dengan mengambil 0,5 gram sediaan gel lalu diletakkan
dengan hati-hati diatas kaca, selanjutnya ditutupi dengan kaca lain dan digunakan
pemberat diatasnya hingga bobot mencapai 150 gram. Lalu diukur diameternya
setelah 1 menit.
3.7.5. Uji Waktu Sediaan Mengering.
Masker idealnya mengering dalam waktu 10-20 menit. Berdasarkan data
di atas, dapat dikatakan sediaan gel untuk keempat formula memenuhi syarat
waktu mengering yang ideal. Lamanya waktu mengering menunjukkan bahwa air
pada sediaan tersebut mampu terlepas ke dalam kulit dan pada waktu yang
samazat aktif mampu memberikan efeknya. Waktu mengering yang paling cepat
cenderung lebih baik karena lebih cepat memberikan efek yang diinginkan (29).
Cara pengujiannya, sediaan dioleskan ditelapak tangan ditunggu hingga
mengering.
26
3.7.6. Uji Iritasi.
Pengujian dilakukan dengan uji tempel tertutup pada kulit manusia.
Sediaan masker gel diambil 1 gram, kemudian dioleskan pada bagian kulit
dielakang telinga dengan diameter 2 cm, diamati gejala yang timbul seperti
kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Uji iritasi ini dilakukan terhadap 3 orang
panelis untuk satu formula (29).
Cara pengujiannya, pengolesan sediaan master gel ekstrak etanol kulit
jeruk manis kebagian bawah telingga sampai sediaan mengering pada kulit
kemudian lihat dan amati perubahan yang terjadi pada kulit sukarelawan berupa
gatal-gatal kemerahan, atau kulit bengkak.
3.8. Perhitungan Bahan Ekstrak Kulit Jeruk yang diambil
PVA =
HPMC =
Gliseriln =
TEA =
x50 = 1g
Metil Paraben =
Propil Paraben =
Aquadest = 50 ml
= 50- (5+0,5+6+1+0.025+0,1)
= 50 – 12,625
= 37,375 ml
27
3.9. Analisi Data
Analis data dilakukakan secara deksriptif yaitu melihat hasil sediaan
masker gel ekstrak etanol kulit jeruk dari hasil eksperimen dilaboratorium dan
dibuat dalam bentuk tabel dan dinarasikan, pembahasan serta diambil kesimpulan
(29).
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dibuat sediaan masker gel ekstrak etanol kulit Jeruk
Manis. Bahan berkhasiat yang digunakan adalah buah Jeruk Manis. Pengumpulan
simplisia buah Jeruk Manis diperoleh dari Kebun Jeruk Berastagi Medan Sumatra
Utara 2019. Penelitian formulasi masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis
dilakukan di Laboratorium Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4.1.1. Uji Homogenitas Sediaan Masker Gel Kulit Buah Jeruk Manis
Pengamatan sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis secara
homogenitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya butiran kasar. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Data Homogenitas Sediaan Masker Gel Ekstrak etanol kulit jeruk
manis
No. Sediaan Homogenitas
1 F0 Homogen
2 F1 Homogen
3 F2 Homogen
4 F3 Homogen 5 F4 Homogen 6 F5 Homogen
Keterangan
F0 : Basis masker gel
F1 : Masker gel dengan ekstrak etanol kulit jeruk manis 2,5%
F2 : Masker gel dengan ekstrak etanol kulit jeruk manis 5,0 %
F3 : Masker gel dengan ekstrak etanol kulit jeruk manis 7,5%
F4 : Masker gel dengan ekstrak etanol kulit jeruk manis 10,0%.
F5 : Pembanding
29
Berdasarkan tabel 4.1. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
objek gelas. Sejumlah sediaan dioleskan dan pada keping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butiran kasar.
4.1.2. Uji pH sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Manis
Pengamatan pH sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis untuk
mengetahui gel yang dihasilkan dapat diterima pH kulit karena dapat
menyebabkan iritasi kulit apabila tidak sesuai dengan pH kulit. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data pH Sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Manis
No. Sediaan pH
1 F0 8,3
2 F1 7,3
3 F2 7,2
4 F3 6,8
5 F4 6,9
6 F5 7,0
Berdasarkan tabel 4.2 hasil pengukuran pH sediaan masker gel dilakukan
dengan menggunakan pH meter. Dari hasil uji pH tersebut F3 dan F4 masih berada
dalam persyaratan pH untuk sediaan topical yaitu 4-7. Dengan demikian formulasi
tersebut dapat digunakan untuk sediaan masker gel. Nilai pH tidak boleh terlalu
asam karena dapat menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak boleh terlalu basa
karena dapat menyebabkan kulit kasar.
30
4.1.3. Uji Sediaan Organoleptis
Pengamatan sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis secara
organoleptis dilakukan dengan melihat perubahan warna, aroma, dan bentuk
sediaan.
Tabel 4.3. Pengamatan Organoleptis Sediaan Masker Gel Ekstrak Etanol Buah
Kulit Jeruk Manis
Parameter
Minggu Formula Warna Bau Bentuk
Ke-0
Ke-1
Ke-2
F0
Putih
Putih
Putih
Khas
Khas
Khas
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Ke-0
Ke-1
Ke-2
F1
Coklat
Coklat
Coklat
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Khas ekstak
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Ke-0
Ke-1
Ke-2
F2
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Ke-0
Ke-1
Ke-2
F3
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Semi padat
Semi padat
Semi padat
Ke-0
Ke-1
Ke-2 F4
Coklat tua
Coklat tua
Coklat tua
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Khas ekstrak
Semi padat
Semi padat
Semi padat
4.1.4. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar memiliki tujuan untuk melihat kemampuan menyebarnya
gel pada permukaan kulit, gel diharapkan dapat menyebar dengan mudah ditempat
yang dioleskan. Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5-7 cm. Hasil uji daya sebar
sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis menunjukkan masker gel
memiliki daya sebar 6-8 cm.
31
Tabel 4.4. Data Uji Sebar Masker Gel Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Manis
Formula Daya Sebar (cm)
F0 6,0
F1 7,0
F2 7,1
F3 7,5
F4 8,0
Dari hasil uji daya sebar dapat diketahui bahwa dengan penambahan
ekstrak etanol kulit jeruk manis didapat bahwa daya sebar yang baik, semakin
tinggi konsentrasi ekstrak, daya sebar semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
penambahan ekstrak dapat mengurangi kekentalan dari sediaan masker gel
sehingga nilai daya sebar semakin tinggi.
4.1.5. Uji Waktu Sediaan Mengering
Pengujian waktu sediaan mengering dilakukan dengan cara mengoleskan
masker gel kulit jeruk manis berbagai konsentrasi dipunggung tangan kanan dan
diamati waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering, yaitu waktu dari saat
dioleskan masker gel hingga benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Sediaan
masker gel memiliki waktu mengering berkisar 10-20 menit.
Tabel 4.5.Hasil Uji Waktu Sediaan Mengering
Formula Waktu mengering (Menit)
F0 15
F1 18
F2 16
F3 14
F4 12
F5 10
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa waktu kering dari semua
formula masih berada pada rentang waktu kering 10-20 menit.
32
4.1.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan dengan mengoleskan sejumlah masker gel pada kulit
bagian belakang telinga 15 orang sukarelawan yang berbeda selama 30 menit dan
dilihat reaksi iritasi yang timbul. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya
kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit.
Hasil data uji iritasi terhadap sukarelawan dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.6.Uji iritasi terhadap sukarelawan
Pengamatan Sukarelawan
F0 F1 F2 F3 F4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Kemerahan - - - - - - - - - - - - - - -
Gatal-gatal - - - - - - - - - - - - - - -
Kasar - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan : (+) : kulit gatal
(++) : kulit kemeragan
(+++) : kulit Kasar
(-) : tidak ada iritasi
4.2. Pembahasan
Sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis yang telah meliputi
pengamatan terhadap uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji sediaan
organoleptis, uji waktu sediaan mengering, uji iritasi terhadap sukarelawan.
4.2.1. Uji Homogenitas
Homogenitas merupakan salah satu syarat sediaan gel. Syarat homogenitas
tidak boleh mengandung bahan kasar yang bisa diraba. Uji homogenitas dilakukan
secara visual serta dilihat dengan tidak adanya partikel-partikel yang memisah
serta dilakukan dengan tujuan untuk melihat zat aktif dari sediaan yang dibuat
(27).
33
Dari hasil pengujian homogenitas masker gel ekstrak etanol kulit jeruk
manis yang telah dilakukan didapatkan hasil sediaan pada konsentrasi 0%, 2,5%,
5,0%, 7,5%, dan 10,0% serta masker gel aloe vera (pembanding) dinyatakan
homogen karena tidak terlihat adanya butiran kasar.
4.2.2. Uji pH
Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan suatu larutan. Bila sediaan berada diluar pH kulit dikhawatirkan
akan menyebabkan kulit bersisik atau bahkan iritasi, sedangkan jika berada diatas
pH kulit dapat menyebabkan terasa licin, cepat kering serta dapat mempengaruhi
elastisitas kulit (28).
Hasil yang didapat pada pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan
yang dibuat tanpa penambahan eksrak etanol kulit jeruk manis (blanko) memiliki
pH berkisar 8,3, untuk konsentrasi 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10,0% didapatkan pH 7,3,
7,2, 6,8, 6,9, dan 7,0 untuk masker pembanding. Semakin tinggi konsentrasi
penambahan ekstrak etanol kulit jeruk manis, pH yang dihasilkan sediaan masker
gel semakin rendah. Nilai pH dari setiap konsentrasi masih memenuhi persyaratan
pH untuk sediaan topical dengan demikian ekstrak etanol kulit jeruk manis dapat
digunakan untuk sediaan masker gel dan tidak boleh terlalu asam karena dapat
menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak boleh terlalu basa karena dapat
menyebabkan kulit bersisik (28).
Dari penelitian sebelumnya di dapat uji pH sebagai berikut:
34
Tabel 4.7. Uji pH dari Penelitian Sebelumnya
Sampel pH
FI (Blanko)
F II (15%)
F III (25%)
F IV (35%)
6,389
5,163
5,169
5,165
4.2.3. Uji Daya Sebar
Penetuan daya sebar terhadap sediaan gel yang telah dibuat bertujuaan
untuk mengetahui kemampuan gel tersebut menyebar pada permukaan kulit saat
diaplikasikan (28).
Hasil yang didapatkan pada uji daya sebar yang dibuat tanpa penambahan
ekstrak etanol kulit jeruk manis (blanko) memiliki daya sebar 6 cm. Untuk
konsentrasi 2,5%, 5,0%, 7,5%, 10,0% memiliki daya sebar 7,0cm, 7,1cm, 7,5cm,
dan 8,0cm. Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5-7 cm. Hasil uji daya sebar
dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka daya sebar
semakin besar. Hal ini dikarenakan penambahan ekstrak mengurangi kekentalan
dari sediaan masker gel sehingga nilai sebar semakin besar.
4.2.4. Uji Sediaan Organoleptis
Pengujian organoleptis dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
sediaan masker gel yang memiliki warna yang menarik, bau yang dapat diterima
oleh pengguna, dan bentuk yang nyaman untuk digunakan (28).
Berdasarkan hasil uji organoleptis diketahui bahwa masing-masing
formula 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5%, dan 10,0% tidak terjadi perubahan warna pada
minggu ke-0 sampai minggu ke-2. Bentuk gel pada minggu ke-0 sampai minggu
ke-2 masih berbentuk semi padat. Bau pada gel pada minggu ke-0 sampai minggu
35
ke-2 masih berbau khas tidak mengalami perubahan bau pada sediaan gel. Dengan
demikian disimpulkan dari hasil pengamatan uji organoleptis sediaan masker gel
ekstrak etanol kulit jeruk manis tidak berubah baik warna, bentuk, dan bau pada
sediaan masker gel.
4.2.5. Uji Waktu Sediaan Mengering
Pengujian waktu sediaan mengering dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui berapa lama sediaan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis dapat
mengering pada permukaan kulit saat digunakan .
Hasil uji yang didapat pada uji waktu mengering dari sediaan masker gel
tanpa ekstrak (blanko) memiliki waktu sediaan mengering 20 menit, pada
konsentrasi 2,5% mongering setelah 18 menit, 5,0% mengering setelah 16 menit,
7,5% mongering setelah 14menit, 10,0% memiliki sediaan waktu mongering 12
menit . Masker Gel Aloe Vera (pembanding) memiliki waktu sediaan mengering
10 menit. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa waktu kering dari semua
formula masih berada pada rentang waktu kering dari produk masker gel yaitu 10-
20 menit dalam penelitian ini semakin besar konsentrasi semakin cepat
mongering.
4.2.6. Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan
Uji iritasi dilakukan dengan tujuan melihat ada tidaknya efek samping
yang muncul pada kulit pada saat penggunaan masker gel seperti kemerahan,
gatal-gatal dan kulit kasar.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 15 sukarelawan
memperlihatkan bahwa tidak ada gejala yang timbul seperti kemerahan, gatal-
36
gatal, dan kulit kasar. Hal ini disebabkan oleh pH sediaan masker gel esktrak
etanol kulit jeruk manis masuk kedalam rentang pH kulit, sehingga aman untuk
digunakan.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kulit jeruk manis dapat diformulasikan sebagai masker gel ekstrak etanol
kulit jeruk manis (Citrus sinensis L).
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diketahui ekstrak kulit
jeruk manis (Citrus sinensis L) pada konsentrasi 7,5% dapat
diformulasikan sebagai masker gel.
5.2. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan Helvetia disarankan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
tentang formulasi masker gel ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus
sinensis L).
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan penambah informasi untuk melakukan penelitian lanjutan
yang ingin diteliti tentang formulasi sediaan masker gel ekstrak etanol
kulit jeruk manis (Citrus sinensis L).
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Solihin Y, Indriati D, Sari BL. Formulasi Sediaan Masker Gel Wajah Yang
Mengandung Katekin.
2. Arikumalasari J, Dewantara I, Wijayanti N. Optimasi HPMC sebagai
Gelling Agent dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.). J Farm Udayana. 2013;145–52.
3. Mitsui T. New Cosmetic Science. Elsevier; 1997.
4. Nugroho NP. Formulasi Madu Manuka sebagai Masker Wajah dalam
Bentuk Gel. Widya Mandala Catholic University Surabaya; 2017.
5. Henning MA, Krägeloh C, Moir F, Doherty I, Hawken SJ. Quality of life:
International and Domestic Students Studying Medicine in New Zealand.
Perspect Med Educ. 2012;1(3):129–42.
6. Lilies Wahyu Ariani, Dyan Wigati. Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak
Etanol Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck) SEBAGAI
OBAT JERAWAT. Semarang: Fakultas Farmasi, STIFAR” Yayasan
Pharmasi”:2016
7. Agusta A. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit ITB;
2000.; 89
8. Scherer R, Godoy HT. Antioxidant Activity Index (AAI) by the 2, 2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl Method. Food Chem Elsevier; 2009;112(3):654–
8.
9. Harry RG. Harry’s cosmeticology. Chemical Publishing Company; 1982.
10.. Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjem oleh Farida Ibrahim.
1989;156–62.
11. Myers RL. The 100 Most Important Chemical Compounds: a reference
guide. ABC-CLIO; 2007.
12. Van Steenis CGGJ. Rheophytes of the world: supplement. Allertonia.
1987;4(5):267–330.
13. Mutiara AU. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim
Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus urantium dulcis) dengan Asam
Stearat sebagai Emulgator. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah;
14. Kusuma HR, Ingewati T, Indraswati N, Martina M. Pengaruh Pasteurisasi
terhadap Kualitas Jus Jeruk Pacitan. Widya Tek. 2007;6(2):142–51.
15. Mackiewicz Z, Rimkevicius A. Skin Aging. Inst Exp Clin Med Vilnius
Univ. 2008;
16. James WD, Berger TG, Elston DM. Macrophage and Monocyte Disorders.
Andrews’ Dis Ski Clin Dermatology 10th ed Philadelphia Saunders
Elsevier. 2006;714–24.
17. Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit Univ
Indones Jakarta. 1997;3(5):22–3.
18. Izzati MK. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel
Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Skripsi. Univ Hidayatullah Jakarta. 2014;
39
19. Setiadi. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta:
ssIndomedia Pustaka; 2016.
20. Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Ed III Jakarta Dep Kesehat RI. 1979;9.
21. Ditjen POM. RI.(1995). Farmakop Indones. :854–5.
22. Pengawasan DKRIDJ. Obat dan Makanan. Param standar umum ekstrak
Tumbuh obat Jakarta Dep Kesehat. 2000;
23. Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed.4. Penerjemah Farida
Ibrahim. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1989; hal. 390-398.
24. Myers, Richard L.; Myers, Rusty L. (2007). The 100 Most Important
Chemical Compounds: a Reference Guide. Westport, Conn.: Greenwood
Press. hlm. 122. ISBN 0313337586.
25. Amenta JS. 1970. A Rapid Extraction and Quantification of Total Lipids
and Lipid Fractions in Blood and Feces. Clin Chem 14(4): 399-346).
26. Septiani,Shanti,dkk. 2012. Formulasi Sediaan Masker Gel Antioksidan dari
Ekstrak Etanol Biji Melinjo ( Gnetun gnemon Linn.). Bandung: Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran
27. Aulton M. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. NewYork:
Curchill Living Stone; 1988.
28. Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK. Spreading of Semisolid
Formulation: An Update. Pharmaceutical J. Technology. September 2002:
84-10.
29. Zhelsiana, D.A. (2016). Formulasi dan Evaluasi Sifat Fisik Masker Gel
Peel Off Lempung Bentonite. The 4th University Coloquium: 42 – 45.
40
Lampiran 1. Perhitungan bahan pembuatan masker gel ekstrak etanol kulit jeruk
manis (Citrus sinensis L.).
Masker gel dibuat dengan masing-masing formula yang dibedakan dengan
konsentrasi ekstrak etanol kulit jeruk manis 2,5%, 5,0%, 7,5%, dan 10,0%.
Masing-masing sebanyak 50 gram dalam komposisi yang sama. Sehingga masker
yang dibuat dengan perhitungan sebagai berikut:
PVA =
HPMC =
Gliseriln =
TEA =
x50 = 1g
Metil Paraben =
Propil Paraben =
Aquadest = 50 ml
= 50- (5+0,5+6+1+0.025+0,1)
= 50 – 12,625
= 37,375 ml
41
Lampiran 2. Proses pembuatan ekstrak kulit jeruk manis
Gambar Buah segar jeruk manis
Gambar Proses pemisahan antara kulit jeruk manis dengan daging buah
42
Gambar Proses pengeringan kulit jeruk manis
Gambar Proses pengeringan kulit jeruk manis setelah 1 minggu
43
Lampiran 3. Proses perendaman Ekstrak Kulit Jeruk Manis
Gambar Proses perendaman dengan etanol 70%
Gambar Proses filtrasi ekstrak etanol kulit jeruk manis.
44
Lampiran 4. Proses Rotary Evaporator dan Hasil Ekstrak kulit jeruk manis
Gambar Proses Rotary Evaporator
Gambar Ekstrak etanol kulit jeruk manis
45
Lampiran 5. Alat dan Bahan untuk Pembuatan Masker Gel
Gambar Alat yang di pakai dalam pembuatan masker gel.
Gambar Bahan yang digunakan dalam pembuatan masker gel
46
Lampiran 6. Hasil Uji Ph
F0
Gambar uji pH pada blangko memiliki pH 8,3 konsentrasi 2,5%, 5,0%, 7,5%,
10,0% memiliki
pH 7,3, 7,2, 6,8, 6,9, dan pada pembanding memiliki pH 7,0
F1
F2
F3
F4
F5
47
Lampiran 7. Hasil Uji Daya Sebar
F3 F4
Gambar uji daya sebar pada belangko didapatkan 6cm, pada konsentrasi 2,5%,
5,0%, 7,5%, 10,0% didapat daya sebar 7,0 cm, 7,1 cm, 7,5 cm dan 8,0 cm
F0
F1
F2
F3
F4
48
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas
Gambar uji homogenitas terlihat dengan tidak adanya partikel-partikel yang
memisah atau butiran kasar
F1
F2
F3
F4
F0
F5
49
Lampira 9. Hasil Uji Iritasi Pada Sukarelawan
BLANKO
Gambar hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa tidak ada
gejala yang timbul seperti kemerahan, gatal-gatal dan kulit kasar
F0 F1
F2 F3
F4
50
Lampiran 10. Hasil Uji Daya Mengering
Gambar Pengujian tersebut menunjukkan bahwa waktu kering dari semua formula
masih berada pada rentang waktu kering dari produk masker gel yaitu 10-20 menit
F0
F1 F2
F4 F3
51
Lampiran 11. Pengajuan Judul KTI
52
Lampiran 12. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) Proposal
53
Lampiran 13. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) KTI
54
Lampiran 14. Permohonan Izin Penelitian
55
Lampiran 15. Balasan Izin Penelitian
56
Lampiran 16. Lembar Bimbingan KTI
57
58
59
Lampiran 17. Berita Acara Perbaikan KTI
top related