fungsi pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng...
Post on 29-Mar-2019
249 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FUNGSI PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENGRAJIN
KALENG MELALUI KOPERASI RANCAGE DI
KAMPUNG DUKUH KECAMATAN CITEUREUP
KABUPATEN BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
ZAENAL ARIFIN
1113054000029
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ABSTRAK
Zaenal Arifin
Fungsi Pemberdayaan Kelompok Kerajinan Kaleng Melalui Koperasi
Rancage di Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor
Pada dasarnya berwirausaha adalah merupakan salahsatu kunci untuk
mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi seperti, peningkatan jumlah kemiskinan di beberapa daerah dan pengangguran, dari dua masalah tersebut setiap
tahunya bisa bertambah atau meningkat dari jumlah sebelumnya, oleh karena itu dengan adanya kewirausahaan yang merupakan salah satu untuk mengurangi jumlah pengangguran. Di daerah kampung Dukuh Pasir Mukti Citeureup Bogor
terdapat sebuah kampung untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dan meningkatkan perekonomian melalui pembuatan kerajinan kaleng, mayoritas
masyarakat kampung Dukuh bekerja menjadi pengrajin kaleng. Dengan keberadaan Koperasi Rancage di kampung Dukuh membuat si pengrajin kaleng lebih mudah untuk memasarkan produk kerajinannya ke luar Daerah Kabupaten Bogor. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui Fungsi Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Kaleng Melalui Koperasi Rancage di Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup
Kabupaten Bogor. Dengan perumusan masalah (1) Bagaimanan manfaat Koperasi Rancage terhadap kelompok pengrajin kaleng di Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. (2) Menganalisis Hasil pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan Kelompok Pengrajin Kaleng Yang dilakukan Oleh Koperasi Rancage di Kampung Dukuh ?
Metodelogi penelitian karya ilmia ini menggunakan pendekatan kualitat if. Dengan analisis deskriptif yang didapatkan dari data-data yang telah berhasil diolah
secara sistematis baik berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang yang dapat diamati. Subjek penelitian ini adalah pelaku dari Koperasi Rancage dan para
pengrajin kaleng di kampung Dukuh.
Pemberdayaan terhadap kelompok pengrajin kaleng yang di lakukan oleh
Koperasi Rancage ini memang sudah memilik indikator, pengrajin yang dulunya tidak mempunyai pasar sekarang sudah mempunyai pasar dan bisa menambah
jaringan yang lebih luas pemasaran produk kerajinan tidak hanya di daerah Jabodetabek saja melainkan ke Nusantara.
iv
v
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بسم هللا الر
Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang telah
memberi kita nikmat iman, islam dan ikhsan sehingga penulis dapat menyelesa ikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tak pernah berhenti selalu tercurah
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita keluar dari
zaman jahiliyah ke zaman terang benderang ilmu pengetahuan, serta menjadi
panutan bagi kehidupan bermasyarakat.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam proses penulis skripsi ini
banyak mengalami kendala, serta jauh dari kata sempurna dengan demikian, penulis
membuka diri untuk menerima masukan dan kritikan demi perbaikan skripsi dan
dari penulis sendiri untuk di jadikan sebagai bahan evaluasi dan intropeksi diri
sekarang dan di masa yang akan datang.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, motivasi, arahan, terhadap
penyusunan skripsi ini. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan. Terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikas i
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Bapak Muhammad Hudri, M.A., selaku Sekertaris Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A., selaku dosen pembimb ing
yang telah sabar, tulus, tekun dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran memberi bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang
sangat berharga kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Univers itas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjalankan perkuliahan.
6. Orang tua penulis Bapak H. Asmari dan Ibu Hj. Dun’niah, yang selalu
tulus ikhlas mendoakan penulis sehingga lancar dalam menyelesa ikan
skripsi ini. Semoga setiap do’a dan pengorbanan mendapat balasan
berlipat dari Allah SWT. Amiiiin.
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas berupa
buku-buku dan referensi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
8. Bapak Dedi Ahmadi selaku ketua Koperasi Kancage dan anggota
Koperasi Rancage yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan
penelitian dan banyak meluangkan waktu untuk memberi pengarahan
kepada penulis terkait dengan skripsi ini.
vii
9. Seluruh kelompok pengrajin kaleng di Kampung Dukuh Rt 03 Rw 001
Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor yang telah
meluangkan waktu untuk bersedia di wawancarai.
10. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI) Angkatan 2013. Dan kaka kelas adik kelas
semuanya yang telah banyak memberikan semangat, dukungan,
masukan dan motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam
pembuatan skripsi.
11. Kawan-kawan seperjuangan di organisasi (IMMAN) Ikatan Madrasah
Mutakharijin Aliah Babakan Ciwaringin Cirebon. (GPPI) Gerakan
Pemuda Patriot Indonesia (KAMMI) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia. Yang telah banyak mengajarkan arti sebuah kehidupan dan
perjuangan dalam organisasi. Serta telah mengantarkan penulis untuk
dapat menyelesaikan skripsi.
Ahir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, penelit i
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu,
penulis menerima segala saran dan kritikan demi perbaikan dan kemajuan
penelitian di masa mendatang. Terimakasih.
Jakarta, 10 Juli 2018
Zaenal Arifin
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9
D. Metodologi Penelitian ......................................................................... 11
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 18
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 23
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. 24
1. Definisi Pemberdayaan ................................................................. 24
2. Tujuan Pemberdayaan ................................................................... 27
3. Tingkatan Pemberdayaan .............................................................. 28
4. Indikator Pemberdayaan ................................................................ 29
B. Pemberdayaan Sebagai Proses ............................................................ 31
1. Proses Pemberdayaan .................................................................... 31
2. Strategi Pemberdayaan .................................................................. 32
3. Fungsi Pemberdayaan .................................................................... 34
ix
C. Kerajinan Tangan ................................................................................ 37
1. Pengertian Kerajinan Tangan ........................................................ 37
2. Fungsi Kerajinan Tangan .............................................................. 38
D. Koperasi .............................................................................................. 39
1. Pengertian Koperasi ...................................................................... 39
BAB III GAMBARAN UMUM KERAJINAN KALENG DI KAMPUNG
DUKUH DESA PASIR MUKTI CITEUREUP BOGOR
A. Profil Pusat Kerajinan Kaleng di Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti
Citeureup Bogor .................................................................................. 40
1. Sejarah Berdirinya Kerajinan Kaleng ........................................... 40
2. Jumlah Pengrajin Kaleng .............................................................. 43
3. Letak Geografis dan Batasan Wilayah .......................................... 45
B. Koperasi Rancage Kampung Dukuh ................................................... 46
1. Visi dan Misi ................................................................................. 46
2. Program Koperasi Rancage ........................................................... 47
3. Struktur Kepengurusan Koperasi Rancage ................................... 51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
a. Temuan ................................................................................................ 52
1. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin ............................. 53
2. Koperasi Wadah Yang Menyatukan Strategi Pemasaran .............. 58
3. Koperasi Wadah Yang Menentukan Harga Produksi Pengrajin ... 62
4. Koperasi Wadah Yang Menjamin Spesialisasi Produk Pengrajin . 64
b. Analisis ................................................................................................ 66
1. Analisis Terhadap Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
Kaleng .......................................................................................... 66
2. Analisis Terhadap Koperasi Wadah Yang Menentukan Strategi
Pemasaran ..................................................................................... 69
x
3. Analisis Terhadap Koperasi Wadah Yang Menentukan Harga
Produksi Pengrajin ....................................................................... 71
4. Analisis Terhadap Koperasi Wadah Yang Menjamin Spesialisas i
Produk Pengrajin .......................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 77
B. Saran .............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Pengrajin Kaleng Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup
Kabupaten Bogor ............................................................................ 44
Tabel 2 : Daftar Harga Produk Kerajinan Kaleng ........................................... 64
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Kepengurusan Kelompok Usaha Bersama (Rancage)
Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup
Kabupaten Bogor .......................................................................... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ........................................ 84
2. Surat Bimbingan Skripsi ..................................................................... 86
3. Surat Izin Penelitian (Skripsi) ............................................................. 87
4. Lampiran Hasil Wawancara ................................................................ 88
a. Lampiran I : Tentang Pedoman Wawancara Dengan Pengurus
Rancage .......................................................................................... 88
b. Lampiran II : Tentang Pedoman Wawancara Dengan Pemilik
Kerajinan Kaleng ........................................................................... 91
c. Lampiran III : Hasil Wawancara ............................................. 92
d. Lampiran IV : Hasil Wawancara ............................................. 99
e. Lampiran V : Hasil Wawancara ............................................. 105
f. Lampiran VI : Hasil Wawancara ............................................. 111
g. Lampiran VII : Hasil Wawancara ............................................. 114
h. Lampiran VIII : Hasil Wawancara ............................................ 116
i. Lampiran IX : Hasil Wawancara ............................................. 118
j. Lampiran X : Hasil Wawancara ............................................. 120
k. Lampiran XI : Hasil Wawancara ............................................. 122
l. Lampiran XII : Hasil Wawancara ............................................ 124
5. Kegiatan Observasi ............................................................................. 127
6. Dokumentasi ........................................................................................ 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya dalam mengurangi kesenjangan, dapat dilakukan
melalui program pembangunan daerah. Tujuannya yaitu untuk
meningkatkan sumber daya manusia dan menciptakan pemerataan laju
pertumbuhan antar daerah yang disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing daerah. “Ruang lingkup pembangunan daerah meliputi semua
kegiatan pembangunan sektoral, regional dan khusus, yang berlangsung di
daerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Tujuannya
adalah mempererat peran masyarakat, meningkatkan potensi daerah,
meningkatkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, serta
mempercepat pertumbuhan daerah yang masih tertinggal”.1
Pada dasarnya tujuan dari pembangunan adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah telah memusatkan perhatiannya pada
peningkatan lapangan kerja dan kesempatan kerja di pedesaan sesuai
dengan potensi yang dimiliki daerah masing-masing dalam pembangunan
usaha rakyat. Adanya industri kecil dipedesaan dipandang mampu
meningkatkan produksi barang-barang serta dapat mengatasi masalah
1 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat , (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), h. 24
2
kesempatan kerja yang semakin sempit disektor perkantoran maupun per-
industrian.
Membangun pencitraan melalui pengembangan masyarakat, dapat
melalui berbagai cara, diantaranya adalah Pertama, melestarikan atau
mempertahankan budaya lokal disertai penyesuaian terhadap
perkembangan terbaru yang lebih modern agar menarik minat generas i
muda dan pasar internasional. Kedua, melestarikan nilai-nilai budaya untuk
meningkatkan reputasi Indonesia melalui proteksi warisan budaya. Ketiga,
membangun prilaku dan semangat kreatif masyarakat berbasis budaya
secara konsisten yang tercermin disegala dimensi sosial kemasyararakat.
Keempat, meningkatkan rasa memiliki budaya yang diwariskan oleh leluhur
guna menumbuhkan perilaku kebanggaan atas budaya lokal dan
kebanggaan memakai produk produksi dalam negeri yang dapat mendukung
pencitraan negara. Kelima, meningkatkan konektivitas melalui kemajuan
teknologi yang disinergikan dengan nilai-nilai simbolik suatu produk agar
bisa membawa suatu negara yang berkarakter spesifik.2
Berbicara mengenai potensi Desa, salahsatunya kerajinan tangan
sebagai bentuk potensi yang sering dijumpai di pedesaan karena bertujuan
untuk meningkatkan kreatifitas lokal yang berada di daerah masing-mas ing.
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan
yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan
2 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2016), h. 219
3
(kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai
bahan seperti, kayu, besi, kaca, almunium dan lain-lainya. Dari kerajinan ini
dapat menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya
istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang.
Kerajinan tangan bisa terbuat dari barang-barang bekas seperti botol bekas,
kaleng bekas, dan plastik makanan.
Dalam membuat kerajinan tangan tentunya dibutuhkan jiwa
keterampilan dan kreatifitas yang tinggi. Pemahaman terhadap peluang
usaha ini tidaklah mudah, tetapi juga bukanlah hal yang rumit. Kuncinya
kita harus memiliki kemauan yang tinggi dan bersungguh-sungguh.
Mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna merupakan peluang
yang sangat besar. Saat ini bisa kita lihat bermunculan pengusaha barang
bekas yang tentunya bisa mendatangkan uang yang sangat banyak. Apalagi
dengan sentuhan kreatifitas pastinya akan menciptakan nilai yang jauh lebih
besar lagi. Semoga saja nantinya lebih banyak generasi muda kreatif yang
mampu menyulap barang bekas menjadi suatu produk yang memiliki nilai
yang tinggi melalui usaha kerajinan tangan. Potensi ini selain mendatangkan
income secara pribadi tetapi akan mampu menghidupi orang banyak yang
terlibat didalamnya, juga akan mampu mengangkat potensi pariwisata di
Indonesia.3
3 Soedjono, Srinuryani. Kerajinan Rotan, ( Yogyakarta: Angkasa, 2008), h. 22
4
Oleh karena itu dalam mengembangkan potensi sumber daya
manusia yang ada di desa agar terus meningkat produktivitas serta menjaga
kearifan lokal warisan leluhur yang ada di pedesaan dengan cara melakukan
proses pemberdayaan.
Pemberdayaan Menurut Parsons yang dikutip oleh Suharto, adalah
suatu proses dimana seseorang akan menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mampu memberikan
pangaruh terhadap kejadian-kejadian, serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya.4
“Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmita Pemberdayaan yaitu
suatu upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivas i,
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang akan dimilikinya serta
berupaya untuk mengembangkan dengan memperkuat potensi yang dimilik i
oleh masyarakat”.5
Dalam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sering disebut
sebagai salahsatu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini
disebabkan karena umkm mempunyai fleksibilitas dan kemampuan
menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat
dibanding dengan perusahaan skala besar. Selain itu, UMKM juga memilik i
beberapa keunggulan diantaranya mampu mengangkat perekonomian
4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung:Refika
Aditama, 2005), h. 58-59 5 Ginandjar Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan
Pemeratan, (Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo, 1996), h. 145
5
rakyat sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan
lapangan kerja dan mampu menyerap tenaga kerja. Peranan UMKM
memang sangat besar. Dalam berbagai kesempatan disebutkan bahwa
UMKM benar-benar menjadi tulang punggung perekonomian.
Menurut Yuyus Suryana, menulis pada bukunya kewirausahaan
berdasarkan hasil penelitian, ternyata bahwa apa sebenarnya yang menjadi
kunci untuk mewujudkan keberhasilan atau kehidupan yang lebih baik itu.
Kuncinya adalah pengenalan potensi akan diri dan memiliki karakter
kewirausahaan yang unggul. Dengan demikian, pengenalan potensi diri dan
pembentukan karakter kewirausahaan sangat mendukung keberhasilan
usaha baik usaha individu, kelompok, maupun pembangunan ekonomi
secara keseluruhan.6 Seperti di katakan oleh Yuyus Suryana kunci dari
keberhasilan itu mempunyai karakter berwirausaha baik secara individu
maupun kelompok.
Maka dalam rangka usaha masyarakat sendiri untuk mengena i
masalah sosial terutama melalui upaya strategi developmental, strategi
community Development dan strategi pembangunan lain yang berbasisi
masyarakat dan berorientasi pemberdayaan dapat digunakan. Sebagaimana
6 Yuyus Suryana, dan Kartib Bayu Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Cetakan Ke 2. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 18
6
diketahui Community Development merupakan strategi untuk mendorong
proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.7
Dengan demikian, dalam proses produksi berasal dari lingkungan
keluarga, masyarakat sekitar, ataupun dari luar daerah. Dari hal ini, maka
perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Maka
pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan potensi rakyat
yang akan meningkatkan produktivitas rakyat baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang ada di sekitar.
Seperti di Daerah Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Kecamatan
Citeureup Kabupaten Bogor, ada desa yang mengembangkan kearifan lokal
atau sumberdaya masyarakat sekitas dengan cara membuat kerajinan dari
bahan kaleng.
Kampung Dukuh merupakan pusat pembuatan kerajinan yang
terbuat dari bahan kaleng, Kampung Dukuh yang biasa di kenal dengan
sebutan “Kampung Kaleng” salahsatu kampung yang memproduksi bahan
kerajinan kaleng yang disulap menjadi perabotan rumahtangga. Sudah
banyak produk kerajinan kaleng yang sudah dipasarkan khususnya daerah
Bogor dan sekitarnya dengan pekerjaan membuat kerajinan dan mayoritas
usaha masyarakat Kampung Dukuh rata-rata membuat kerajian yang terbuat
dari bahan kaleng, karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada di
7 Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahanya. Cetakan ke 4.(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar. 2015), h. 265
7
Indonesia masyarakat lebih memilih berusaha menjadi pengrajin untuk
menambah penghasilan sehari-harinya. banyaknya pabrik-pabrik besar
yang berada di Daerah Citeureup membuat para pengrajin semakin ketat
untuk bersaingan dengan industri moderen.
Dengan adanya Kampung Kaleng bisa memperkecil peningkatan
kemiskinan karena masyarakat Kampung Dukuh bisa bekerja dan
menguntungkan agar perekonomian masyarakat sekitar bisa bertambah dan
bersyukur dengan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) “Rancage”
para kelompok kerajinan kaleng lebih mudah untuk memasarkan produk-
produknya melalui program yang di selenggarakan oleh Koperasi Rancage.
Sebelum adanya Koperasi Rancage para kelompok pengrajin kaleng saling
menjatukan harga sesama pengrajin agar konsumen lebih memilih harga
produk yang lebih murah dan berkualitas akibat saling menjatuhkan harga
sesama perajin kaleng saling adu jotos sampai bermusuhan.
Oleh karena itu Dedi Ahmadi selaku pengerak dan sebagai ketua
Koperasi Rancage serta teman Dedi Nurwan dan Anwarudin membuat
solusi agar tragedi kepada kelompok pengrajin yang ada di Kampung
Dukuh tidak terulang lagi. untuk mengatasi permasalahan seperti ini Dedi
dan teman-teman lainya berdiskusi untuk mendirikan Kelompok Usaha
Bersama (KUB) atau Koperasi Rancage arti dari nama “Rancage” adalah
giat atau kuat. Adapun manfaat dari Koperasi Rancage di kampung kaleng
adalah sebagai wadah mempersatukan para pengrajin dengan pengrajin
yang lain, menentukan harga produk, memasarkan hasil kerajinan dan
8
menjamin pengrajin untuk menjadi specialis produk-produk kerajinan
dengan cara melakukan pelatihan. Koperasi Rancage memasarkan dan
mempromosikan produksi kerajinan kaleng melalui pameran-pameran dan
memanfaatkan media sosial. Hasil dari kerajinan kaleng seperti, kaleng
kerupuk, pot bunga, toplet mini, oven gas dan lain-lainya, produk yang di
pasarkan oleh koperasi sudah dikirim ke berbagai daerah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Untuk itu para pengrajin bisa
lebih giat lagi karena meningkatnya jumlah pesanan produk kerajinan
kaleng setiap bulanya.
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba untuk mengetahui lebih
jelas lagi, sejauhmana Koperasi Rancage memberdayakan kelompok
kerajinan kaleng di Kampung Dukuh. Untuk itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di desa tersebut, dengan judul “Fungsi
Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Kaleng Melalui Koperasi
Rancage Di Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten
Bogor”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengenai pembatasan masalah dari penelitian yang dilakukan
peneliti, maka peneliti melakukan pembatasan masalah agar menjadi
lebih terfokus dari kajiannya, yaitu kajian mengenai “Fungsi
9
Pemberdayaan Kelompok Pengrajin Kaleng Melalui Koperasi Rancage
Di Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor”
Pembatasan masalah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
suatu upaya dari kurangnya waktu yang peneliti miliki untuk membahas
semua yang ada yang bersangkutan dengan penelitian yang penelit i
lakukan. Dengan adanya pembatasan masalah ini sekiranya agar upaya
yang dilakukan peneliti dalam meneliti secara benar atau sama dengan
yang peneliti temui di tempat penelitian.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis utarakan,
penulis merumuskan karya tulis ini ke dalam rumusan masalah sebagai
berikut:
c. Bagaimana Manfaat Koperasi Rancage Terhadap Kelompok
Kerajinan Kaleng ?
d. Menganalisis Hasil pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Kelompok
Pengrajin Kaleng Yang dilakukan Oleh Koperasi Rancage di
Kampung Dukuh ?
C. Tujuan dan Manfaat Peneliti
1. Tujuan Penelitian
Hal ini bertujuan untuk menjelaskan serta mendeskrips ikan
rumusan-rumusan masalah yang peneliti telah ungkapkan sebelumnya.
Peneliti dalam melaporkan uraian hasil temuan lapangan ini berupa jenis
catatan deskriptif analisis, yakni gambaran rinci mengenai lokasi,
10
situasi, peristiwa atau apa pun yang diamati peneliti dari hasil
wawancara maupun observasi yang ditulis apa adanya sesuai dengan
kenyataan.
Mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti, ada
beberapa pokok tujuan penulisannya dalam penyusunan karya tulis ini
sebagai langkah awalnya yaitu:
a. Untuk mengetahui fungsi pemberdayaan kelompok pengrajin
Kaleng yang dilakukan oleh koperasi rancage.
b. Untuk mengetahui manfaat koperasi rancage terhadap kelompok
Kerajina kaleng.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
Memberikan wawasan kepada mahasiswa PMI (pengembangan
masyarakat islam) tentang bagaimana Fungsi Pemberdayaan
Kelompok Kerajinan Kaleng Melalui Koperasi Rancage Di
Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor)
b. Manfaat Praktik
Memberikan gambaran kepada khalayak bahwa untuk
meningkatkan perekonomian keluarga tidak hanya pemerintah yang
mengatasinya. Tetapi dari masyarakat sendiri bisa menangani
seperti, di Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Citereup Bogor ada
sebuah kelompok pengrajin kaleng yang membuat perabotan rumah
tangga, kompor, oven, tempat lampu, kaleng kerupuk dan lain-la in.
11
Hasil dari kerajinan ini masyarakat bisa memenuhi perekonomian
keluarga setempat.
D. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitat if.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamia, dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulas i
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitat if
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitat if .
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisas i.8
Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah,
atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut
sebagai metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang
apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat
8 Sugiyono. Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2009), Cetakan ke 5, h.
9
12
peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar
dari obyek relatif tidak berubah.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau
human instrument. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data
yang pasti. Yaitu data yang tidak hanya dilihat secara langsung baik
lisan atau perbuatan, tetapi juga makna yang tersirat atau terkandung
didalamnya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, karena penelitinya bermaksud meneliti secara
mendalam. Bogdan dan Taylor seperti dikutip oleh Syamsir Salam
dalam bukunya “metode penelitian sosial” menjelaskan bahwa
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.9
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini penulis menggunakan jenis metode penelit ian
kualitatif sebagai prosedur untuk menghasilkan data deskriptif yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang dapat diamati.10 Data
yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari observasi, wawancara,
catatan-catatan tertulis dan dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
9 Syamsir Salam, “Metode Penelitian Sosial” (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h. 30
10 Juliansyah Noor, Metode Penelitian. (Jakarta, Kencana Media Gruop, 2011), h. 33
13
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data yaitu :
a. Data Primer, data yang diperoleh langsung dari narasumber atau
informan berupa catatan observasi dan wawancara mendalam (deep
interview), pada data primer ini peneliti hanya melakukan observasi
dan wawancara.
b. Data sekunder, data yang diperoleh dari catatan-catatan, buku-
buku, majalah dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang diteliti yaitu Kampung Dukuh Desa Pasir
Mukti RT 01/ RW 01 Kec. Citeureup Kab. Bogor Jawa Barat.
b) Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai
bulan November 2017
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi. Observasi adalah proses pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan indera penglihatan, penciuman, peraba,
14
serta pendengaran yang kemudian ditransformasikan kedalam
bahasa penelitiah ilmiah.11
Peneliti melakukan penelitian salah satunya dengan
melakukan observasi atau pengamatan dari apa yang dilihat,
didengar dan didapat dari apa saja yang terjadi di tempat penelit ian
yaitu di Kampung Dukuh yang beralamat Desa Pasir Mukti RT 01/
RW 01 Kec. Citeureup Kab. Bogor yang memberikan kegiatan
proses pemberdayaan kelompok kerajinan kaleng dan ditulis
ditransformasikan kedalam bahasa penelitian ilmiah.
b. Wawancara
Selanjutnya peneliti juga melakukan interview untuk
mendapatkan data. Interview ialah proses pengumpulan data dengan
melakukan sesi wawancara.12 Dengan melakukan wawancara
kepada pihak terkait di Koperasi Rancage seperti ketua koperasi dan
kelompok pengrajin. Interview adalah cara yang berbeda dengan
observasi seperti sebelumnya yaitu melalui panca indera seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan lainnya,
interview adalah cara untuk mendapatkan data dengan mengajukan
pertanyaan ke pihak terkait atau wawancara.
11 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif edisi Kedua . Hlm. 118
12 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif, h. 111
15
c. Dokumentasi
Merupakan catatan pengambilan data yang melalui
dokumen-dokumen yang sudah berlalu seperti, surat kabar, majalah,
laporan media masa dan biografi dengan bertujuan untuk di baca dan
dipelajari oleh penulis untuk dijadikan sumber data yang
berkualitas. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah
didokumentasikan oleh pusat kerajinan kaleng oleh Koperasi
Rancage.
d. Studi Kepustakaan
Penulis mengumpulkan data dari beberapa buku bacaan dan
perbandingan dengan karya ilmiah lain agar penulis lebih mudah
menganalisis dan membandingkan hasil dari pengamatan dari buku
bacaan dan karya ilmiah lain untuk memudahkan penafsiran dan
penambahan data penulis, studi pustaka ini sangat membantu
penulis untuk lebih terbuka terhadap karya ilmiah lain yang secara
studi sama subjek kajiannya.
6. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah
purposive (bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan kepada
peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang
16
apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang
diteliti.
7. Kerangka Teori
Fungsi pemberdayaan adalah dengan membangun sara
pendidikan, meningkatkan perekonomian masyarakat, mengatas i
penganguran, menggratiskan biaya pendidikan dan menyediakan
beasiswa bagi siswa berprestasi.
Fungsi pemberdayaan ada dua jenis, fungsi primer dan fungs i
sekunder. Fungsi primer, yaitu fungsi yang terus-menerus dilakukan
oleh pemerintah, meskipun kondisi masyarakat berubah. Dua jenis
fungsi primer adalah fungsi Pengaturan dan fungsi pelayanan. Fungsi
Pengaturan adalah pengaturan masyarakat melalui peraturan hukum
seperti undang-undang, peraturan pemerintah, perda, atau pun
sejenisnya. sementara fungsi pelayanan misalnya adalah menyediakan
pelayanan administrasi dan keamanan.13
Fungsi sekunder, fungsi sekunder artinya adalah fungsi yang
dapat berkurang seiring dengan perkembangan dalam masyarakat,
misalnya bila kondisi ekonomi masyarakat semakin makmur.
13 Mahfudz Al Huda, Model Pemberdayaan Masyarakat Dan Industri . (Jakarta : 2005.
MITI) hal. 35
17
8. Analisis Data
Analisis temuan data lapangan merupakan upaya penulis untuk
membaca kembali, memahami dan menganalisa data yang bertujuan
agar menjadi suatu pandangan serta kesimpulan mengenai fenomena
yang sedang diamati. Data yang penulis peroleh baik dari hasil
observasi, wawancara, dokumentasi maupun studi kepustakaan
menjadi bahan analisis penulis untuk menghasilkan suatu kesatuan
analisa secara kualitatif.
9. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah struktur penulisan dari skripsi yang saya
buat ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cetakan
ke 29, tahun 2013-2014. Didalam buku pedoman akademik Program
Strata Satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat jelas dan detail
dalam membantu peneliti dalam membuat kerangka (struktur) laporan.
Saya selaku peneliti sekaligus penulis dari Skripsi berharap kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini lebih baik dan sesuai syarat
penulisan ilmiah yang telah ditetapkan.
10. Keabsahan Data
Dengan mengacu pada Moleong (1994) untuk membuktikan
validitas data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan
interprestasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang
18
dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh
subjek penelitian.14
Keabsahan data dari data hasil penelitian kualitatif, harus
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1) Menunjukan atau mendemonstrasikan nilai yang benar
2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
3) Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan
keputusan-keputusannya isu dasar dari hubungan keabsahan
data pada dasarnya adalah sederhana.
Dengan menggunakan metode purposive sampling
peneliti membuktikan validitas data dengan mengambil 10 orang
sampel dari 18 informan yang ada untuk diwawancara i
mengenai manfaat adanya koperasi rancage bagi kelompok
pengrajin kaleng, kemudian dari hasil wawancara penelit i
menganalisis jawaban dari para informan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pencarian tinjauan pustaka
serta penepatan konteks sebagai langkah untuk proses penyusunan skripsi
hal ini bertujuan untuk memperkuat konten hasil penelitian dan temuan
peneliti dilapangan serta menghindari kesamaan karya milik orang lain.
14 Muhammad Idrus, Metode penelitian ilmu sosial. ( Jakarta, Erlangga, 2009 ) Hlm, 248
19
Berikut adalah bahan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang
penulis angkat :
1. Judul skripsi : “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program
Keterampilan Menjahit Oleh Koperasi Wanita Wira Usaha Bina
Sejahtera Di Bulak Timur Depok”
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lulusan tahun (2015).
Penulis : Minarti
Isi pokok : Skripsi ini membahas bagaimana pemberdayaan
yang dilakukan koperasi wanita wira usaha bina sejahtera membuat
program bagi kaum wanita untuk berkarya dengan melakukan
pelatihan menjahit yang ada di desa Bulak Timur Depok.
2. Judul Skripsi : “Peran Koperasi Berkah Mentari Dalam
Meningkatkan Usaha Mikro Pada Masyarakat Pamulang Kota
Tangerang Selatan”
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lulusan tahun (2015).
Penulis : Putri Puspitasari
Isi Pokok : skripsi ini membahas bagaimana peran koperasi
berkah mentari dalam meningkatkan usaha mikro terhadap
masyarakat pamulang kota tangerang selatan. Dengan adanya
20
koperasi tersebut masyarakat pamulang bisa berwirausaha dengan
menggunakan modal kecil.
3. Judul skripsi : “Peran Komunitas Topibambu Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pemanfaatan Bambu
Di Cikupa Kabupaten Tangerang”
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lulusan tahun (2016).
Penulis : Muhammad Firdaos
Isi Pokok : Skripsi ini membahas bagaimana peran komunitas
TopiBambu dalam memberdayakan ekonomi masyarakatnya.
Dengan adanya komunitas TopiBambu bisa membantu untuk
mengurangi tingkat pengangguran di desa Cikupa untuk itu
masyarakat Cikupa bisa mengikuti pembuatan anyaman yang terbuat
dari bambu.
4. Judul skripsi : ”Proses Pemberdayaan Pemulung Oleh Sekolah
Kami Di Bintara Jaya Bekasi Barat”
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lulusan tahun (2013).
Penulis : Musyfiq Amrullah
Isi Pokok : skripsi ini membahas tentang proses pemberdayaan
pemulung oleh sekolah kami di Bintara jaya Bekasi Barat. Di kota-
21
kota besar memang banyak pemulung yang berkeliaran dijalanan
sehingga membuat pengendara terganggu. Oleh karena itu dengan
adanya Sekolah Kami bisa mengurangi masalah sosial dan
pemberdayaan yang dilakukan oleh sekolah kami dengan mengikuti
program edukasi agar si pemulung bisa menjadi mandiri.
5. Judul skripsi : ”Proses Pemberdayaan Yatim Dhu’afa Di Pondok
Pesantren Al-Amanatul Huda, Kelurahan Tajur Kecamatan Ciledug,
Kota Tangerang”
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lulusan tahun (2016).
Penulis : Rizka Arfeinia
Isi Pokok : skripsi ini membahas tentang proses pemberdayaan
yatim dhu’afa di pondok pesantren Al-Amanatul Huda, Kelurahan
Tajur Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. pondok pesantren
menampung para anak-anak yatim dhua’afa untuk membidik anak-
anak yatim dengan pelajaran yang sudah pondok pesantren terapkan
sehingga setelah keluar dari pondok pesantren bisa mandiri tidak
ketergantungan dengan orang tuanya.
6. Judul Skripsi :”Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui
Kerajinan Tempurung Kelapa : Studi Di Dusun Santan, Guwosari,
Pajangan, Bantul”
22
Skripsi Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta lulusa (2014).
Penulis : Merla Liana Herawati
Isi Pokok : skripsi ini membahas tentang pemberdayaan
ekonomi masyarakat dengan melalui kerajinan tempurung kelapa.
Masyarakat Dusun Kelapa Bantul mengubah batok kelapa menjadi
barang yang bernilai tinggi dengan adanya kelompok pembuatan
tempurung kelapa bisa menambah perekonomian keluarganya.
Dari kelima karya ilmia diatas penulis mencoba menjadikan sebuah
proses pembelajaran yang bisa dijadikan acuan dalam perbandingan karya
ilmia yang sedang penulis lakukan. Letak perbedaan yang sedang penulis
lakukan adalah pada bagian pemberdayaan dengan melalui pembuatan
kerajinan kaleng serta manfaat keberadaan koperasi Rancage membuat para
pengrajin yang ada di kampung dukuh bisa terkodinir tidak ada masalah-
masalah yang sudah pernah terjadi.
23
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN mencakup hal-hal yang mengenai Latar
Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelit ian,
Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI mencakup hal-hal yang mengenai Definis i
Pemberdayaan, Tujuan Pemberdayaan, Tingkatan
Pemberdayaan, Indikator pemberdayaan, Proses Pemberdayaan,
Strategi Pemberdayaan, Fungsi Pemberdayaan dan Pengertian
Kerajinan Tangan, Fungsi Kerajinan Tangan.
BAB III GAMBARAN UMUM mencakup hal-hal yang mengena i
Sejarah Berdirinya Kerajinan Kaleng, Jumlah Pengrajin, lokasi
Pembuatan Kerajinan Kaleng, Sejarah Berdirinya Koperasi
Rancage, Visi dan Misi Koperasi Rancage, Program Koperasi
dan Struktur Kepengurusan Koperasi Rancage.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA mencakup hal-hal yang
mengenai kerajinan kaleng di Kampung Dukuh.
BAB V PENUTUP mencakup hal-hal yang mengenai Saran serta
Kesimpulan mengenai kerajinan kaleng di Kampung Dukuh
Desa Pasir Mukti kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
24
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Definisi Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu proses yang relative terus berjalan
untuk meningkatkan perubahan kearah perubahan yang lebih baik.
Pemberdayaan bisa disebut juga pengembangan. Pada dasarnya, agama
Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam pandangan Islam,
pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti.15 Kata
Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu
empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar
power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau
memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yang
berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan
dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Dengan kata lain,
pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan memandir ikan
mereka. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu
anggota masyarakat tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-
nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan,
kebertanggungjawaban, adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan
ini.
15 Nanih Macendrawati, Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat Islam: dari
Ideologi, Strategi sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-1, h. 41
25
Menurut Moh. Ali Aziz dalam buku Dakwah Pemberdayaan
Masyarakat, Pemberdayaan adalah sebuah konsep yang fokusnya adalah
kekuasaan. Pemberdayaan secara substansial merupakan proses
memutus break down dari hubungan antara subjek dan objek. Proses ini
mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang
dimiliki objek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya
mengalirkan daya dari subjek ke objek. Hasil akhir dari pemberdayaan
adalah beralihnya fungsi individu yang semula objek menjadi subjek
yang baru, sehingga relasi sosial yang nantinya hanya akan dicirikan
dengan relasi sosia lantar subyek dengan subyek lain.16
Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan
individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat bersangkutan. Masyarakat yang sebagian besar
anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat serta inovatif, tentu
memiliki keberdayaan tinggi. Keberdayaan masyarakat adalah unsur-
unsur yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan survive
(bersenyawa) dan dalam pengertian dinamis mengembangkan diri dan
mencapai kemajuan. Keberdayaan masyara kat ini menjadi sumber dari
apa yang dalam wawasan politik pada tingkat nasional disebut
ketahanan nasional.17
16 Moh. Ali Aziz, dkk. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi.
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 169 17 Randy R. Wrihatnolo, Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan
untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Elex Komputindo, 2007), h. 75
26
Menurut Ife yang dikutip dalam bukunya Edi Suharto,
mengatakan bahwa, pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni
kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan disini diartikan bukan
hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan
kekuasaan atau penguasaan klien atas.18
a. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan hidup, kemampuan dalam
membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat
tinggal dan pekerjaan.
b. Pendefinisian kebutuhan, kemampuan menentukan kebutuhan
selaras dengan aspirasi dan keinginannya.
c. Ide atau gagasan, kemampuan mengekspresikan dan
menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara
bebas dan tanpa tekanan.
d. Lembaga-lembaga, kemampuan menjangkau, menggunakan dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat seperti lembaga
kesejahteraan sosial, pendidikan dan kesehatan.
e. Sumber-sumber, kemampuan memobilisasi sumber-sumber
formal, informal dan kemasyarakatan.
f. Aktivitas ekonomi, kemampuan memanfaatkan dan mengelo la
mekanisme produksi, distribusi dan pertukaran barang serta jasa.
18 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial , hal. 59
27
g. Reproduksi, kemampuan dalam kaitannya dengan proses
kelahiran, perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.
Dengan demikian inti Pemberdayaan ini mengarahkan manusia
agar sadar dengan kemampuan yang dimilikinya dan memanfaatkan
kekuatan yang telah ada dari tidak berdaya menjadi berdaya dan dapat
dimanfaatkan untuk aktifitas dengan secara mandiri. Pemberdayaan
pada jenis ini berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan manusia itu sendiri kelompok maupun individu yang
dimana kebutuhan hidup harus dipenuhi oleh yang bersangkutan secara
mandiri.
2. Tujuan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya adalah bertujuan
untuk mengembangkan potensi masyarakat dari tidak berdaya menjadi
berdaya, sampai menunjukan bahwa masyarakat memiliki kemampuan
yang tinggi dan bisa melakukan dengan secara mandiri. Pemberdayaan
yang dilakukan secara kelompok maupun individu untuk mengurangi
kondisi dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Tujuan dasar pemberdayaan masyarakat adalah keadilan sosial
dengan memberikan ketentuan kepada masyarakat yang lebih besar
serta persamaan politik dan sosial melalui upaya saling membantu dan
28
belajar melalui pengembangan langkah-langkah kecil guna terciptanya
tujuan yang besar.19
Oleh karena itu tujuan pemberdayaan merujuk kepada
masyarakat untuk memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya
kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan baik karena kondisi
internal maupun internal.
Menurut Payne yang dikutip dari bukunya Isbandi Rukminto,
mengatakan bahwa, tujuan proses pemberdayaan adalah membantu
klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka. Hal ini
dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri
untuk menggunakan daya yang ia miliki.20
3. Tingkatan Pemberdayaan
Keberdayaan masyarakat menurut Susiladiharti yang dikutip
dalam bukunya Abu Huraerah mengatakan bahwa tingkatan
pemberdayaan adalah sebagai berikut :21
a. Tingkat keberdayaan pertama adalah terpenuhinya kebutuhan
dasar.
b. Tingkat keberdayaan kedua adalah, penguasaan dan akses
terhadap berbagai sistem dan sumber yang diperlukan.
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, (BandungHumaniora,
2011), Cet ke2, h. 99 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,
(Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 62 21 Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, h. 90
29
c. Tingkat keberdayaan ketiga adalah, dimilikinya kesadaran
penuh akan berbagai potensi, kekuatan dan kelemahan diri serta
lingkungannya.
d. Tingkat keberdayaan keempat adalah, kemampuan
berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan yang
bermanfaat bagi lingkunngan yang lebih luas.
e. Tingkat keberdayaan kelima adalah, kemampuan untuk
mengendalikan diri dan lingkungannya. Tingkatan kelima ini
dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika masyarakat dalam
mengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan
kebijakan institusi dan pemerintahan.
Untuk mewujudkan derajat tingkat keberdayaan kepada
masyarakat. Perlu dilakukan langkah-langkah secara rutin
dengan cara, meningkatkan suplai kebutuhan-kebutuhan poko
bagi para kelompok masyarakat yang tidak berdaya atau miskin.
Upaya untuk menyadarkan diri yang meliputi potensi dan
kelemahan serta memahami yang ada di sekitarnya. Upaya
penguatan kebijakan dalam lingkungan masyarakat bagi
kelompok-kelompok yang tidak berdaya.
4. Indikator Pemberdayaan
Untuk mengetahui keberhasilan dari proses pemberdayaan, untuk
itu dilakukan berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan
seseorang itu berdaya atau tidak.
30
Seperti yang dikatakan Parson yang dikutip bukunya Edi Suharto,
mengatakan bahwa, mengajukan tiga dimensi indikator keberhasilan
pemberdayaan yang merujuk kepada :22
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan
individual yang berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang
lebih besar.
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri
berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang
dimulai dari pendidikan dan politisi orang-orang yang lemah
tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-
struktur yang masih menekan.
Dari penjelasan diatas untuk mengetahui proses keberhasilan
dengan melakukan langkah- langkah, pembangunan sehingga merubah
sebuah pertumbuhan yang lebih besa dari mula individu sampai bisa
menggerakan orang lain atau kelompok. Dalam sebuah keberhasilan
proses pertumbuhan dilakukan dengan secara struktur agar
perkembangan yang dilakukan bisa terwujud dan berguna bagi
masyarakat.
22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial , (Bandung:Refika Aditama, 2005),
Cetakan ke 4, h. 63
31
B. Pemberdayaan Sebagai Proses
1. Proses Pemberdayaan
Sebagai proses pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk
berpartisipasi memperoleh kesempatan atau mengakses sumberdaya dan
layanan yang diperlukan guna memperbaiki mutu hidupnya (baik secara
individual maupun kelompok). Dengan pemahaman seperti ini
pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses terencana guna
meningkatkan skala utilitas dari objek yang diberdayakan.
Menurut Pranarka dan Vidhyandika menjelaskan bahwa proses
pemberdayaan mengandung dua kecenderungan yaitu : kecenderungan
pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses
memberikan atau mengalihkan sebagai kekuatan, kekuasaan atau
kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan kedua, proses pemberdayaan menekankan pada
menstimulasi, untuk mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang
menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.23
Pemberdayaan sebagai suatu proses yang berkesinambungan
sepanjang hidup seseorang. Proses ini memerlukan waktu panjang
(tidak seketika atau tidak langsung jadi). Proses pemberdayaaan
cenderung dikaitkan sebagai unsur pendorong sosial, ekonomi dan
politik. Pemberdayaan adalah suatu upaya dan proses bagaimana agar
23 Harry Hikmah, Strategi Pemberdayaan Masyarakat , (Bandung:Humaniora, 2001), h.43
32
berfungsi sebagai kekuatan dalam pencapaian tujuan, yaitu
pengembangan diri.24
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan, proses pemberdayaan
merupakan langkah awal untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih
bermutu dengan merujuk kemampuan kepada masyarakat serta
memberikan motivasi agar bisa melakukan aktifitas secara mandiri baik
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
2. Strategi Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan masyarakat pada dasarnya mempunyai tiga
arah yaitu: Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua,
pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan
pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga,
modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi
(termasuk di dalamnya kesehatan), budaya dan politik yang bersumber
pada partisipasi masyarakat.25
Setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat perlu dilandasi
dengan strategi kerja demi keberhasilan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
a. Strategi Sebagai Suatu Rencana
Sebagai suatu rencana, strategi merupakan pedoman atau acuan yang
dijadikan landasan pelaksanaan kegiatan, demi tercapainya tujuan-
24 Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas Dan Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Rajawali Press, 2012), h. 84
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat DalamPerspektif
Kebijakan Publik, ( Bandung, Alfabeta, 2013 ) Cetakkan Ke 2, h. 168
33
tujuan yang ditetapkan. Dalam hubungan ini, rumusan strategi
senantiasa memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal serta
peluang dan ancaman eksternal yang dilakukan oleh (para)
pesaingnya.
b. Strategi Sebagai Kegiatan
Sebagai suatu kegiatan, strategi merupakan upaya-upaya yang
dilakukan oleh setiap individu, organisasi, atau perusahaan untuk
memenangkan persaingan, demi tercapainya tujuan yang diharapkan
atau telah ditetapkan.
c. Strategi Sebagai Suatu Instrumen
Strategi merupakan alat yang digunakan oleh semua unsur pimpinan
organisasi terutama manajer puncak, sebagi pedoman sekaligus alat
pengendali pelaksanaan kegiatan.
d. Strategi Sebagai Suatu Sistem
Strategi merupakan satu kesatuan rencana dan tindakan-tindakan yang
komprehensif dan terpadu, yang diarahkanuntuk menghadap i
tantangan-tantangan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Strategi Sebagai Pola Pikir
Strategi merupakan suatu tindakan yang telah dilandasi oleh wawasan
yang luas tentang keadaan internal maupun eksternal untuk rentang
waktu yang tidak pendek, serta kemampuan pengambilan keputusan
untuk memilih alternatif terbaik yang dapat dilakukan
34
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan
peluang-peluang yang ada.
3. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi pemberdayaan adalah untuk mengatasi masalah yang
ada di masyarakat dengan cara membangun sara pendidikan,
meningkatkan perekonomian masyarakat, mengatasi penganguran,
menggratiskan biaya pendidikan dan menyediakan beasiswa bagi
siswa berprestasi.
Fungsi pemberdayaan ada dua jenis, fungsi primer dan
fungsi sekunder. Fungsi primer, yaitu fungsi yang terus-menerus
dilakukan oleh pemerintah, meskipun kondisi masyarakat berubah.
Fungsi primer adalah fungsi Pengaturan dan fungsi pelayanan.
Fungsi Pengaturan adalah pengaturan masyarakat melalui peraturan
hukum seperti undang-undang, peraturan dari pemerintah, perda,
atau pun sejenisnya. sementara fungsi pelayanan misalnya adalah
menyediakan pelayanan administrasi dan keamanan.26
Fungsi sekunder, fungsi sekunder artinya adalah fungsi yang
dapat berkurang seiring dengan perkembangan dalam masyarakat,
misalnya bila kondisi ekonomi masyarakat semakin makmur dan
pihak lembaga yang akan mengatur dalam mengatasi permasalahan
yang ada di pedesaan.
26 Mahfudz Al Huda, Model Pemberdayaan Masyarakat Dan Industri . (Jakarta : 2005.
MITI) hal. 34
35
Pemberdayaan dimaksud untuk bisa mengeluarkan
kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat sehingga pemerintah
tidak terbebani. Pemeberdayaan dilakukan demi meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia di masyarakat. Semakin masyarakat
diperdayakan maka ketergantungan terhadap pemerintah akan
makin berkurang. Dengan demikian diharapkan dengan
pemberdayaan akan membuat masyarakat bisa meningkatkan
kualitas hidupnya sendiri, misalnya melalui pendidikan yang
didapatkan.
Contohnya masyarakat dimana banyak terdapat kemiskinan,
kurang pendidikan dan sebagainya. Pemerintah harus mampu
mebawa masyarakat keluar dari zona ini dengan melakuan
pemberdayaan.
Menurut Ryaas Rasyid Pemberdayaan masyarakat
sebenarnya merupakan bagian dari empat fungsi pemerintahan yang
diutarakan. Ryaas membagi fungsi pemerintahan menjadi empat
bagian, yaitu pelayanan (public service), pembangunan
development, pemberdayaan (empowering), dan pengaturan
(regulation). Fungsi-fungsi pemerintahan yang dijalankan pada saat
tertentu akan menggambarkan kualitas pemerintahan itu sendiri.
Jika pemerintah selanjutnya menjalankan fungsinya dengan baik,
maka tugas-tugas pokok dapat terlaksana dengan baik seperti
36
pelayanan dapat membuahkan keadilan, pemberdayaan
membuahkan kemandirian, serta pembangunan yang meciptakan
kemakmuran.27
Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan
yaitu mengarahkan masyarakat kemandirian dan pembangunan
demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta dibebankan oleh
masyarakat. Perlu adanya peran pemerintah yang secara optimal dan
mendalam untuk membangun masyarakat, maka peran pemerintah
yang dimaksud antara lain :
1. Pemerintah sebagai regulator
Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan
arah untuk menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan
melalui penerbitan peraturan-peraturan. Sebagai regulator,
pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat
sebagai instrumen untuk mengatur segala kegiatan pelaksanaan
pemberdayaan.
2. Pemerintah sebagai dinamisator
Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah
menggerakkan partisipasi masyarakat jika terjadi kendala-
kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan
memelihara dinamika pembangunan daerah. Pemerintah
27 Ryaas Rasyid, Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan , (Jakarta, 2010), hlm. 32
37
berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara
intensif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian
bimbingan diwujudkan melalui tim penyuluh maupun badan
tertentu untuk memberikan pelatihan.
3. Pemerintah sebagai fasilitator
Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan
kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan untuk
menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam
mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasiitator,
pemerintah bergerak di bidang pendampingan melalui
pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di
bidang pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan
modal kepada masyarakat yang diberdayakan.
C. Kerajinan Tangan
1. Pengertian Kerajinan Tangan
Pengertian Kerajinan adalah sebuah hasil seni karya manusia berupa
benda dengan berbagai bentuk dan warna. Istilah kerajinan berasal dari
kata “rajin” yang berarti benda atau barang yang dihasilkan oleh
keterampilan tangan seseorang.28
Seperti dikatakan oleh Kadjim kerajinan adalah suatu usaha yang
dilakukan secara terus menerus dengan penuh semangat ketekunan,
28 Soedjono, Srinuryani. Kerajinan Rotan, ( Yogyakarta: Angkasa, 2008), h. 12
38
kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas
dalam melakukan suatu karya.
Dapat disimpulkan bahwa kerajinan adalah hal yang berkaitan
dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang
dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Yang dapat
menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan
memiliki fungsi pakai atau sebagai hiasan sehingga memiliki nilai jual.
Maka demikian dijaman yang sudah serba moderen banyak mesin-
mesin cangih yang dapat membantu manusia dalam membuat produk
yang berkualitas tinggi dibandingkan dengan cara manual atau masih
menggunakan mesin tradisional. Akan tetapi disetiap pembuat kerajinan
masih ada yang menggunakan mesin tradisional karena lebih sedikit
limbah yang terbuang dari pembuatan kerajinan tersebut.
2. Fungsi Kerajinan Tangan
Untuk membuat Kerajinan tangan yang berkualitas dan
digunakan sebagai barang yang bermanfaat, kerajinan memiliki dua
fungsi yaitu :
a. Fungsi Pakai
Fungsi pakai adalah kerajinan yang hanya mengutamakan
kegunaan dari benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan
sebagai tambahan agar menjadi menarik seperti, kerajinan rotan yang
bisa dipakai menjadi kursi atau meja dan kerajinan kaleng yang bisa
39
di pakai menjadi perabotan rumah tangga kompor minyak, oven gas,
toples dan sebagainya.
b. Fungsi Hias
Fungsi hias adalah kerajinan yang hanya mengutamakan
keindahan tanpa memperhatikan kegunaan dari barang tersebut.
Seperti, kerajinan miniatur, pahat patung dan pot bunga yang hanya
menjadi kenikmatan bagi siapa saja yang melihatnya.29
D. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu
kata koperasi berasal dari bahasa lain “coopere” yang dalam bahasa
inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti
bekerja. Jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama
tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan
tujuan yang sama. 30
Menurut Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai
suatu perkumpulan yang beranggota orang-orang atau sbadan hukum
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar,
dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
29 Artikel, http://www.bantubelajar.com/2015/01/rumah-kerajinan-tangan.html. Diakses
Pada Tgl. 20-09-2017, Pukul 10:25 Wib Tempat di Bogor. 30 Sattar, Buku Ajar Ekonomi Koperasi, ( Yogyakarta. CV budi utama: 2017) Hlm. 28
40
BAB III
GAMBARAN UMUM KERAJINAN KALENG DI KAMPUNG DUKUH
DESA PASIR MUKTI CITEUREUP BOGOR
A. Profil Pusat Kerajinan Kaleng di Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti
Citeureup Bogor
1. Sejarah Berdirinya Kerajinan Kaleng
Berbekal kreatifitas sebuah kampung Dukuh desa Pasir Mukti
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor, atau yang lebih dikenal dengan
kampung Kaleng. Ratusan pengrajin menghasilkan produk bernilai tinggi
dari bahan plat besi dan kaleng dengan alat yang sederhana. Secara turun
temurun dari tiga generasi mereka memproduksi perabotan rumahtangga
seperti kompor minyak, namun pada tahun 2000 mereka beralih membuat
open gas dikarenakan beralihnya minyak tanah ke gas. Kampung kaleng ini
sebagai produsen perabotan rumah tangga yang banyak dijual di daerah
Cawang dan Jatinegara bahkan sampai wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
“Di kampung kaleng ini terdapat 135 pengrajin yang memproduks i
perabotan rumahtangga. Setiap pengrajin dengan rata-rata 4 anak
buah dapat memproduksi open gas sebanyak 30 buah per bulannya,
dengan harga jual Rp. 1 juta sehingga omset perbulan itu sekitar 30
juta rupiah setiap pengrajinnya”.31
31 Wawancara Bapak Dedi Ahmadi, Ketua Koperasi Rancage Kampung Kaleng, 20.10
Wib. 26 September 2017
41
Dengan keuntungan yang besar para pengrajin yang bekerja mandiri
ini, saling besaing puncaknya pertengahan tahun 2012, persaingan antar
pengrajin menuju kearah negative, saling cek cok untuk mendapatkan
pelanggan. Melihat kondisi seperti ini, Dedi adalah salahsatu pengrajin di
Kampung Kaleng dan selaku ketua Koperasi Rancage bersama teman
lainnya sangat prihatin yang terjadi di kampung kelahirannya, karena jika
pengrajin tidak besatu maka yang untung pengepul atau penjual diluar sana.
Untuk itu Dedi, Nurwan dan Anwarudin mulai mencari solusi untuk
membentuk suatu Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang bertujuan
mempersatukan para pengrajin dan memperkuat harga pasar khusunya
kerajinan kaleng ini.
“Secara dor to dor untuk memberikan pemahaman kepada si
pengrajin itu bahwa dengan bersatu atau berkelompok maka para
pengrajin akan kuat”.32
Namun inisiatif Dedi dan kawan-kawan kurang direspon dengan
baik oleh pengrajin, bahkan sebaliknya mereka beranggapan bahwa kami
akan mencari keuntungan dibalik semua itu. memahami dengan SDM yang
cukup minim dengan latar belakang yang berbeda kami terus berupaya
untuk memeberikan pemahaman yang positif. Karena pemikiran semua
orang pasti berbeda-beda ada sebagian kelompok pengrajin yang tidak
sependapat dengan solusi yang diberikan oleh Dedi dan kawan-kawanya.
Menurut pemikiran mereka tidak ada koperasi unit usaha pun bisa maju dan
32 Wawancara Bapak Dedi Ahmadi, Ketua Koperasi Rancage Kampung Kaleng, 20.10
Wib. 26 September 2017
42
berjuang karena mereka sudah membuktikan hasil dari keberhasilan yang
selama ini mereka kerjakan, akan tetapi dari hasil diskusi Dedi dan kawan-
kawan membawa hasil yang positif karena dari desa Pasir Mukti
mendukung dengan adanya Koperasi.33
Akhirnya pada tanggal 16 Juli 2012 kami sepakat membentuk
kelompok usaha bersama, dan Kelompok Usaha Bersama yang dinamakan
“RANCAGE” Kata Rancage diambil dari bahasa Sunda yang artinya
mengajak bersama-sama kepada semua orang untuk berusaha atau bekerja
lebih maju atau gesit. Dan SK Camat Citeureup Nomor. 532.3 /42/ kpts/
2013. Baru 6 bulan terbentuk mulai terlihat hasil yang positif, bahkan
kelompok kami ini mendapatkan bantuan 3 unit alat kerja modern dari
kementerian Perindustrian melalui Dinas Industri Kabupaten Bogor, untuk
menunjang produktifitas pengrajin, selain itu pelatihan dan pameran untuk
memperkenalkan produk kampung kaleng keluar Jabodetabek
didapatkannya, melalui pameran-pameran UMKM yang bekerjasama
dengan CSR PT.Indocement TP Tbk dan pemerintah. Sampai saat ini sudah
35 pengrajin yang bergabung dan mulai merasakan hasilnya.34
Oleh karena itu, pengrajin yang tergabung dalam KUB Rancage,
tidak hanya memproduksi alat perabotan rumahtangga tetapi sudah bisa
memproduksi peralatan pabrik seperti, pembuatan trailing antrian pabrik di
33 Hasil Observasi di Pusat Kerajinan Kaleng. Pata Tanggal 24 September 2017. Pukul
09:30 WIB. 34 Wawancara Bapak Dedi Ahmadi, Ketua Koperasi Rancage Kampung Kaleng, 20.10
Wib. 26 September 2017
43
sekitar Citeureup dengan harga Rp. 36 juta/unitnya. dan pengrajin pernah
memproduksi cerobong asap/Ducting di daerah kawasan industri Cikarang
dengan harga yang cukup tinggi yaitu Rp. 22 juta/unitnya.
Pada bulan Agustus 2014 Kampung Kaleng ini diresmikan sebagai
“Pusat Kerajinan Kaleng” oleh Direktur SDM PT.Indocement Tungga l
Prakarsa Tbk. Pada bulan Januari 2015 KUB Rancage dibentuk Koperasi
agar mempunyai kekuatan legalitas dan badan hukumnya. Juga kedepan
kami mempunyai konsep kampung kaleng ini akan dijadikan sebagai Pusat
Wisata Kerajian Kaleng, sehingga produk kami lebih dikenal di Nusantara
bahkan sampai ke mancanegara.35
Dengan tekad dan hati nurani Dedi dan teman-temanya untuk
mengatasi masalah yang ada di desa kelahiranya ahirnya menunjukan
bahwa yang telah dilakukan sangat membantu untuk memperbaik i
perekonomian keluarga khususnya di kampung Dukuh Desa Pasir Mukti
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor, dan mengembangkan produk
kerajinan kaleng yang berkualitas tinggi dan hasil kerajinan dari tangan
masyarakat kampung dukuh bisa dikenal banyak orang.
2. Jumlah Pengrajin Kaleng di Desa Pasir Mukti
Di kampung Duku desa Pasir Mukti kecamatan Citeureup kabupaten
Bogor tetdapat 135 pengrajin kaleng dan desa pasir mukti terbagi menjadi
35 Wawancara Bapak Dedi Ahmadi, Ketua Koperasi Rancage Kampung Kaleng, 20.10
Wib. 26 September 2017
44
3 kampung yaitu, Kampung Pasir Angin, Kampung Bogong dan kampung
Dukuh di setiap kampung memiliki pengrajin kaleng tetapi yang paling
banyak dan memiliki kelompok usaha bersama (KUB) yaitu di desa Pasir
Mukti anggota pengrajin yang sudah bergabung dengan Kelompok Usaha
Bersama ada Rancage 35 pengrajin.
Tabel 1
Data Pengrajin Kaleng Yang Bergabung Dengan Koperasi Rancage
Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeurep Kabupaten Bogor
NO NAMA ALAMAT JENIS USAHA
1 Dedi Ahmadi Kp. Dukuh RT 03/01 Loyang/Cetakan kue
2 Anwarudin Kp. Dukuh RT 03/01 Dandang,Tong Sampah
3 Amur Kp. Bojong RT 04/05 Cetakan Kue/Loyang
4 Endang Kp. Dukuh RT 01/01 Cetakan Kue/Loyang
5 Mansur Kp. Dukuh RT 04/01 Kaleng Krupuk Mini
6 Nurjaman Kp. Dukuh RT 03/01 Kaleng Krupuk Mini
7 Mahpud Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Kompor
8 Amid Kp. Pasir Angin RT 06/04
Cetakan Kue Porsil
9 Mamak Maliki Kp. Dukuh RT 03/01 Asesoris Mobil
10 Dede Hakim Kp. Bojong RT 04/05 Cetakan Kue/Loyang
11 Jenal Kp. Dukuh RT 03/01 Tungku Kompor
12 Andri Saputra Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
13 Ade Padiludin Kp. Dukuh RT 03/01 Siraman mini
14 Ilyas Kp. Dukuh RT 02/01 Asesoris Mobil
15 Dede Sulaeman Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
16 Usman Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
17 Cecep Kp. Dukuh RT 03/01 Kompor mini
18 Saduki Kp. Dukuh RT 03/01 Dandang
19 Ocid Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
20 H. Mustopa Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas
21 Olih Kp. Dukuh RT 03/01 Difuser
22 H. Marjuk Kp. Dukuh RT 03/01 Difuser
23 Endang Kp. Dukuh RT 04/01 Box Panel
45
Sumber : Dokument Kelompok Usaha Bersama Rancage
3. Letak Geografis dan Batasan Wilayah
Secara geografis desa Pasir Mukti merupakan desa terletak di
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, “luas wilayah
Desa Pasir Mukti 194.000.000 Ha. Luas wilayah tersebut terdiri daratan
sebagian dari pabrik industri, bangunan sekolah dan pereumahan warga.
Sedangkan curah hujan di Desa Pasir Mukti mencapai 290 mm”.36 Lokasi
pusat kerajinan kaleng berada di kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Rw 03
Rt 01 Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Tepatnya di jalan Raya Tajur
No.05 Tengsaw, Pasir Mukti, Citeureup, Bogor, jawa barat kode pos 16810.
Lokasi pusat kerajinan kaleng sangat strategis karena dekat dengan pasar
tradisional dan kantor Kecamatan Citeurep.
36 Data Monografi Kelurahan Desa Pasir Mukti Tahun 2017, Pukul 10.30 wib, 25
September 2017
NO NAMA ALAMAT JENIS USAHA
24 Adun Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Kompor
25 Iwan Kp. Dukuh RT 04/01 Oven Kompor
26 Dapeng Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
27 Karim Kp. Dukuh RT 02/01 Oven Gas & Bakaran Sate
28 Iwan Kp. Dukuh RT 02/01 Oven Gas & Bakaran Sate
29 Empim Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Gas & Bakaran Sate
30 H. Rosadi Kp. Dukuh RT 03/01 Oven Kompor
31 Aja Sukarja Kp. Dukuh RT 02/01 Aneka cetakan kue
32 Peri Kp. Dukuh RT 04/01 Kaleng Kerupuk Mini
33 Tajudin Kp. Dukuh RT 04/01 Loyang Porsil
34 Siti Rahmah Kp. Dukuh RT 04/01 Cetakan Kue
35 Mia Agustin Kp. Dukuh RT 04/01 Loyang Porsil
46
Selain iti, batasan wilayah desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup
Kabupaten Bogor meliputi :
a. Sebelah utara : Kelurahan Gunungsari
b. Sebela selatan : Kelurahan Sukahati
c. Sebelah timur : Kelurahan Tajur
d. Sebelah Barat : Kelurahan Tarikolot 37
B. Koperasi Rancage Kampung Dukuh
1. Visi dan Misi
Didalam pengelolaan Koperasi Serba Usaha Rancage, Koperesi
tidak boleh lepas Visi maupun Misi. Koperasi Serba Usaha Rancage
mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
VISI koperasi rancage adalah “Menjadikan Koperasi yang kuat
serta memiliki anggota yang sejahtera”. Adapun MISI koperasi rancage
terdiri dari 5 tahap yang Pertama, Membantu menumbuhkembangkan
usaha kecil agar bisa bertahan dan bersaing pada era globalisasi. Kedua,
Meningkatkan produksi kerajinan kaleng di berbagai daerah dan
mengembangkan UMKM kampung dukuh. Keempat, Menciptakan
tenaga kerja yang handal, jujur dan memadai demi lancarnya pelayanan
kepada pengrajin. Kelima, Menciptakan peluang usaha para anggota
Koperasi Serba Usaha Rancage.38
37 Dara Monografi Kelurahan Desa Pasir Mukti Tahun 2017, Pukul 10.30 wib, 25
September 2017 38 Dari hasil Survey dan Data Profil Dokumentasi Koperasi Rancage 21 September 2017
47
2. Program Koperasi Rancage
Koperasi Rancage memiliki maksud dan tujuan untuk
mengembangkan kearifan lokal kerajinan kaleng dan meningkatkan
perekonomian keluarga di kampung dukuh, hal ini untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dan pengangguran yang ada di Indonesia. Dengan
adanya program yang dijalankan oleh koperasi Rancage para pengrajin
kaleng bisa memasarkan hasil kerajinan melalui koperasi dan akan
dipasarkan diluar daerah Jabodetabek, program-program koperasi yang
sampai sekarang masih berjalan yaitu:
a. Pelatihan Kerajinan Kaleng
Dengan Kelompok Usaha Bersama, Dedi selaku ketua
koperasi Rancage bersama anggota koperasi Rancage memberikan
pelatihan kepada anak-anak dan remaja yang ada di kampong atau
lagi mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan, program
pelatihan ini berguna untuk penerus para pengrajin yang ada di
kampung Dukuh.
Oleh karena itu koperasi Rancage membuat program
pelatihan pembuatan kerajianan, bahkan pada bulan April tahun
2015 program pelatihan didukung oleh Kementerian Koperasi dan
UKM dengan adanya pelatihan kepada remaja yang ada di wilayah
Bogor agar anak-anak bisa terampil dan kreatif, karena anak remaja
yang masih muda memiliki idea-idea yang kreatif dari pada
pengrajin yang sudah menginjak usia 50 tahun keatas. Dengan
48
pelatihan ini diharapkan dapat meneruskan kearifan lokal yang
menjadi nadi kehidupan di masyarakat kami.
Kelompok Rancage saat ini banyak dikunjung dari luar
daerah seperti halnya dari Pemerintah Kalimantan Selatan bahkan
dari negara tetangga yaitu, Malaysia berkunjung untuk study
banding, tak puas sampai disitu, Rancage terus berupaya
mengembangkan dan memperkenalkan hasi produk lewat jejaring
sosial atau lebih dikenal via online. KUB Rancage ini berhasil
membuktikan bahwa suatu persatuan kelompok usaha dapat
memudahkan dan mengembangkan usaha serta mampu
mendongkrak perekonomian para pengrajin.39
Anak-anak muda yang masih sekolah pun bisa membantu
pekerjaan orang tuanya membuat kerajinan kaleng. Ada yang
diajarkan oleh orang tuanya ada juga yang otodidak. remaja
kampung dukuh hapir semuanya bisa membuat kerajinan kaleng
seperti membuat toples mini, loyang dan pot bunga. Untuk orang
yang berada diluar daerah kampung dukuh berminat untuk membuat
kerajinan bisa mengikuti pelatihan yang dijalankan oleh koperasi
rancage setiap bulan sekali.
39 Wawancara Ibu Yati Nurhayati, Selaku Sekertaris Koperasi Rancage, Pukul 13:00 Wib,
Tanggal 28 September 2017
49
b. Pameran Kerajinan Kaleng
Koperasi rancage merupakan salasatu koperasi produsen
unggulan di Kabupaten Bogor, terbukti dengan aktifnya dalam
mengikuti event-event pameran maupun pelatihan yang
selenggarakan baik dari dinas, swasta, maupun mandiri. Dan
beberapa pameran yang telah diikuti oleh koperasi Rancage.
“Pameran yang pernah diikuti, ditingkat kecamatan,
kabupaten provinsi sampai tingkat nasional. Pameran di pemda
Bogor 2015, pameran di Malang expo 2015 dan pameran expo
koperasi Rancage. Melalui program pameran yang telah didukung
oleh Dinas Perindustrian koperasi rancage mempromosikan hasil
kerajinanya melalui pameran-pameran yang biasa diselenggarakan
oleh Kabupaten Bogor atau mendapat undangan dari daerah lain
untuk mengikuti pameran yang akan diselenggarakan”.40
Dengan melalui pameran jumlah pemesanan barang
kerajinan bisa lebih meningkat dan keuntungan para pengrajin bisa
menambah sebelum adanya program pameran yang dijalankan oleh
koperasi rancage jumlah pemesan masih sedikit karena kurangnya
informasi atau promosi barang diluar daerah.
40 Wawancara Bapak Dedi Ahmadi, Ketua Koperasi Rancage Kampung Kaleng, Pukul
17:30 Wib. 27 September 2017
50
c. Penjualan Melalui Via Online
Dengan adanya program pemasaran via online, koperasi bisa
memanfaatkan teknologi internet untuk memasarkan produk
kerajinan kaleng untuk membuktikan kepada khalayak bahwa
kelompok usaha bersama Rancage benar-benar membantu para
pengrajin kaleng serta mendorong perekonomian warga kampung
Dukuh lebih maju dan untuk meningkatkan permintaan konsumen
yang jauh dari pusat pembuatan kerajinan untuk bermaksud
memesan barang kerajinan alat rumahtangga, konsumen bisa
memesan melalui via onlin atau belanja online.
“Barang kerajinan kaleng bisa dipesan melalui internet yang
biasa dikenal dengan via online koperasi Rancage sudah menjadi
langganan via online seperti Tokopedia dan Bukalapak. Program ini
bermaksud untuk memasarkan hasil yang telah dibuat oleh pengrajin
kampung Dukuh agar produk yang dihasilkan bisa dikenal dari
berbagai Nusantara dan mancanegara”.41
3. Struktur Kepengurusan
Koperasi Rancage memiliki struktur kepengurusan agar semua
program yang dijalankan bisa dicapai sesuai target masing-mas ing.
Struktur kepengurusan koperasi Rancage terdiri dari : pengawas, ketua,
sekertaris, bendahara dan anggota.
41 Wawancara, Bapak Yadi Rosadi, Selaku Pengawas Koperasi Rancage dan Bidang
Online, Tanggal 30 September 2017
51
Gambar 1
Struktur Kepengurusan Kelompok Usaha Bersama (Rancage)
Kampung Dukuh Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor
Sumber : Profil Dokument (Kelompok Usaha Bersama Rancage)
PENGAWAS
Yadi Rosadi
SEKERTARIS
Yati Nurhayati
KETUA
Dedi Ahmadi
BENDAHARA
Aim RH, S.Ag
Calon Anggota Anggota Koperasi
52
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil penelitian, penulis akan membahas tentang proses
pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng melalui koperasi Rancage di Kampung
Dukuh Rt 03 Rw 001 Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Daerah Kampung Dukuh atau biasa dikenal dengan Kampung Kaleng. Kampung
Kaleng merupakan pusat pembuatan kerajinan kaleng yang terbuat dari bahan
almunium atau logam untuk diubah menjadi barang yang berkualitas tinggi dan
memiliki banyak kegunaan bagi masyarakat terutama produk alat-alat rumah tangga
seperti, oven gas, toples, kaleng krupuk, bakaran sate dan sebagainya. Masyoritas
masyarakat Kampung Dukuh bekerja sebagai membuat kerajinan kaleng, untuk itu
penulias akan menguraikan hasil dari temuan lapangan dan penulis akan
menganalisa dari berbagai hasil temuan.
A. Temuan
Dari hasil temuan lapangan, maka penulis mengemukakan bahwa
proses pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi Rancage terhadap
pengrajin kaleng memiliki berbagai temuan yaitu.
a. Manfaat yang diperoleh pengrajin setelah mengikuti pemberdayaan yang
dilakukan koperasi Rancage.
53
1. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
Koperasi Rancage merupakan agen perubahan bagi para pengrajin
kaleng di Daerah Kampung Dukuh Rt 03 Rw 001 Desa Pasir Mukti
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Jawa Barat. Kampung Dukuh atau
bisa sebut Kampung Kaleng merupakan pusat pembuatan kerajinan kaleng
yang terbuat dari bahan logam atau almunium, hampir setiap rumah di
daerah kampung tersebut memiliki usaha kerajinan kaleng. Sebelum
dibangunya koperasi Rancage, pada tahun 2009-2010 Kampung Kaleng
memiliki masalah seperti, persaingan harga sesama pengrajin karena demi
mendapatkan konsumen yang akan membeli barang kerajinannya di
Kampung Kaleng. Dari tahun ke tahun memang kebutuhan hidup manus ia
semakin bertambah. Oleh karena itu para pengrajin untuk mendapatkan
pemasukan lebih dan bisa menutupi kekurangan kebutuhan sehari-harinya.
Pengrajin rela berebut konsumen dengan pengrajin lainya hampir setiap
harinya ada perkelahian hanya masalah persaingan produk kerajinan.
Namun pada ahirnya masyarakat Kampung Kaleng memberi
usulan untuk mendirikan koperasi untuk mengatasi masalah yang sering
terjadi terhadap pengrajin. Usulan tersebut idea dari bapak Dedi Ahmadi
selaku pengrajin dan sekarang menjadi ketua koperasi Rancage.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Dedi Ahmadi selaku ketua
Koperasi Rancage.
54
“Adanya gejolak persaingan harga sesama pengrajin dalam urusan
berebut konsumen yang datang ke kampung Dukuh untuk mencari
barang-barang alat rumahtangga yang terbuat dari kerajinan
kaleng”.42
Oleh karena Dedi Ahmadi selaku pengrajin kaleng (ketua koperasi
Rancage) yang mengusulkan untuk diadakanya koperasi guna mengatas i
masalah terhadap pengrajin kaleng. Sebelum didirikanya Koperasi Rancage
Dedi Ahmadi dan teman-temanya Nurwan, Anwarudin berdiskusi
membahas permasalahan yang sering terjadi di tanah kelahiranya itu. Dari
beberapa tanggapan yang dilakukan oleh teman-temanya kemudian Dedi
Ahmadi bersama temanya melakukan tindakan yang positif sebagaimana
yang di tuturkan oleh Dedi Ahmadi selaku ketua koperasi Rancage.
“Kami bersama teman-teman seperti kang Nurwan dan kang
Anwarudin melakukan dor to dor untuk memberikan arahan atau
pemahaman kepada para pengrajin mengenai arti dari koperasi”.43
Dengan cara seperti dor to dor memang sangat efektif karena banyak
masyarakat yang masih belum paham mengenai fungsi apa itu koperasi dan
apa saja manfaat yang didapat oleh pengrajin dari adanya koperasi tersebut.
Biasanya masyarakat mendengar koperasi biasanya tidak jauh dari simpan
pinjam uang tetapi pemikiran tersebut salah karena koperasi yang dimaksud
adalah koperasi untuk mengembangkan hasil produk kerajinan kaleng atau
memudahkan pengrajin dalam hal pemasaran produk kerajinan kaleng.
42 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua KoperasiRancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017. 43 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
55
Adapun pengrajin yang tidak setuju dengan adanya koperasi, memang
biasanya pemikiran orang-orang kampung susah untuk dipahami karena
sejak jaman dulu sudah diajarkan secara mandiri atau untuk bisa percaya
diri tidak mengikuti orang lain. Sebagaimana di ungkapkan Dedi Ahmadi.
“Pola pikir yang berbeda terhadap pengrajin karena kurang paham
apa itu sebuah organisasi membuat saya dan teman lainya
kebingungan. Untuk demi kemajuan kampung kaleng, kami terus
memberi pemahaman kepada pengrajin dari mulai keuntungan dan
penambahan pemasaran produk kerajinan”.44
Setelah berdirinya Koperasi Rancage para pengrajin kaleng untuk
berharap agar masalah yang sering dialami oleh para pengrajin tidak
terulang lagi dan koperasi menjadi wadah pemersatu untuk melindungi
pengrajin yang ada di Kampung Dukuh tersebut. Dari hasil dor to dor yang
di lakukan oleh Dedi Ahmadi dan teman-temanya mendapatkan tanggapan
positif dari pengrajin untuk dibangunya koperasi. Pengrajin yang setuju atau
mendukung adanya koperasi dianggap sebagai anggota koperasi dan produk
kerajinannya akan dipasarkan melalui koperasi. Seperti yang dikemukakan
oleh bapak Ilyas selaku pengrajin kaleng.
“Alhamdulilah dengan adanya koperasi Rancage sangat membantu
sekali dalam hal apapun. karena koperasi Rancage kita bisa lebih
mengenal satu sama lain dan bisa menambah jaringan pemasaran
yang luas”.45
44 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017 45 Wawancara pribadi dengan Bapak Ilyas (Selaku Pengrajin Kaleng), Kampung Dukuh
Bogor, 5 Desember 2017
56
Dengan demikian apa yang telah dijelaskan oleh bapak Ilyas,
bahwasanya koperasi adalah merupakan roda yang berputar dengan adanya
koperasi pemasukan keluarga bisa meningkat dan bisa mengatasi masalah
yang terjadi di kampung Dukuh. koperasi bisa menumbuhkan semangat para
pengrajin yang ada di kampung dukuh ini dan kita bisa lebih mengena l
sesama pengrajin, menambah jaringan pasar agar kampung dukuh bisa di
kenal dari berbagai daerah katrena produk yang di pasarkan memiliki barang
yang berkualitas dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Koperasi rancage memiliki peran yang penting dalam hal membantu
anggota yang telah bergabung dengan koperasi rancage karena koperasi
sebagi pelindung agar bisa mengayomi para pengrajin yang ada di kampung
Dukuh. sejak adanya koperasi sampai sekarang tingkat keberhasilan yang
sudah dijalankan oleh Koperasi Rancage berjalan dengan lancar dan para
pengrajin bisa berkembang sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Dedi
Ahmadi selaku ketua koperasi Rancage.
“Dari awal berdirinya koperasi Rancage ini, tingkat keberhasilan
dalam menyatukan pengrajin lumayan meningkat bisa dikatakan
berhasil, walaupun belum semuanya baru 70 % yang dapat
merasakan manfaat dari koperasi Rancage”.46
Penulis melihat bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
Koperasi Rancage mengarah pada model pemberdayaan sebagai proses
penguatan kapasitas. Pada hakikatnya pemberdayaan yang dilakukan oleh
46 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
57
Koperasi Rancage ini untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia
SDM yang berada di Desa tersebut.
Meningkatkan kreatifitas individual yang dimiliki kampung Dukuh
dalam menjaga kearifan lokal. Dilihat dari tahun ke tahun perkembangan
jaman sudah berubah dan masalah sosial bertambah tidak luput dari masalah
pengangguran karena susanya mencari pekerjaan dan jumlah kemiskinan
yang semakin bertambah. Dengan memiliki idea-idea yang kreatif salah
satunya membuat kerajinan yang terbuat dari bahan kaleng membuat solusi
untuk mencegah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Dijaman
sekarang anak-anak yang masih mudah memiliki pemikiran yang kreatif
bisa dimanfaatkan seperti anak-anak di kampung Dukuh sudah memilik i
idea-idea yang kreatif untuk membuat kerajinan kaleng seperti yang
dikemukakan oleh Sandiaga Uno selaku Wakil Gubernur Jakarta.
“Anak-anak muda jaman sekarang sebenarnya memiliki pemikiran-
pemikiran yang bagus. Jadi jangan sampai anak-anak muda yang
notabenya untuk mencari lapangan pekerjaan tapi anak-anak muda
yang harus menciptakan lapangan pekerjaan” 47
Koperasi Rancage di resmikan pada tahun 2010 oleh Pemerintah
Daerah (PEMDA) Bogor dan di dukung oleh PT. Indocement untuk
dijadikan kampung mitrannya koperasi mendapat bantuan sebuah mesin
pres pemotong bahan kerajinan kaleng dan sampai sekarang kampung
Dukuh masih berjalan dengan lancar.
47 Data Rekaman dari Siaran Acara Kompas TV bapak Sandiaga Uno (selaku Wakil
Gubernur Jakarta), Ciputat Jakarta Selatan, 14 Mei 2017, pukul 20:00 wib
58
2. Koperasi Wadah Yang Menyatukan Strategi Pemasaran
Untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang sudah
menjadi cirikhas kampung Dukuh yakti pusat pembuat kerajinan kaleng dalam
usaha kerajinan kaleng pengusaha pasti memikirkan bagaimana cara usahanya
berjalan dengan lancar dan mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu
masyarakat kampung Dukuh kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor yang
mayoritasnya bekerja sebagai pembuat kerajinan kaleng apakah usahanya
memiliki peningkatan yang drastis atau sebaliknya memiliki penurunan.
Penulis melihat dari data lapangan bahwa hasil dari produk kerajinan
kaleng seperti oven gas, toples, cetakan kue, loyang semuanya merupakan hasil
dari bahan kaleng dan di ubah menjadi barang yang berkualitas tinggi di bisa
di manfaatkan sebagai barang yang berguna. Pada tahun 2009 dalam urusan
pemasaran produk kerajinna masih dibilang lemah karena kurangnya jaringan
pasar membuat pendapatan para pengrajin kaleng menurun. Dengan
munculnya Koperasi Rancage untuk diharapkan bisa menambah jaringan pasar
di luar Daerah Kabupaten Bogor. Seperti yang di kemukakan oleh Nurwan
selaku pengurus Koperasi Rancage.
“Untuk meningkatkan jumlah produk dan bisa di terimah oleh
khalayak yang harus di fokuskan adalah Pertama, kualitas produk
apakah produk sudah memiliki standar nasional. Kedua, barang yang
dibuat dalam setiap tahunya jang monoton. Ketiga, menciptakan
idea-idea yang baru untuk membuat branag beda dari yang
sebelumnya.”48
48 Wawancara pribadi dengan bapak Nurwan (Selaku Pengurus Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 5 Desember 2017
59
Dengan adanya koperasi rancage para pengrajin bisa memasarkan
produk kerajinannya melalui koperasi untuk menambah penghasilan yang
sekarang masih menuruh. Koperasi akan membantu anggota yang sudah
bergabung dengan koperasi produk kerajinanya akan dipasarkan di berbagai
Daerah seperti Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) koperasi
sudah menguasai. Koperasi membuat program pemasaran produk kerajinan
setiap tahunnya seperti yang dikemukakan oleh Nurwan selaku pengurus
koperasi Ranacge.
“Koperasi Rancage yaitu dengan melalui kegiatan even-even
pameran yang setiap tahunya dilaksanakan 6 kali setahun dan bukan
hanya dari pameran saja yang kami pasarkan tetapi ada juga melalui
penjualan online”49
Dalam strategi pemasaran merupakan pemasaran di awali dengan
menganalisa secara keseluruhan dari situasi perusahaan pemasaran harus
melakukan analisis SWOT dimana ia menilai kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Oleh karena itu
dengan cara sistem analisa Swot bisa terlihat peluang yang sudah di hasilkan
mulai dari yang pertama, kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya,
dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani
pelangganya dan mencapai tujuan. Kedua, kelemahan meliputi keterbatasan
internal dan faktor situasional negatifyang dapat menghalangi peforma
perusahaan. Ketiga, peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada
lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh
49 Wawancara pribadi dengan bapak Nurwan (Selaku Pengurus Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 5 Desember 2017
60
keuntungan. Keempat, ancaman adalah faktor pada lingkungan eksternal yang
tidak menguntungkan yang menghadirkan tantangan bagi peforma
perusahaan.50
Upaya dalam meningkatakan jumalah pamasar koperasi harus terus
berupaya untuk melakukan berbagai cara agar penjualan produk terus
meningkat. Koperasi memanfaatkan dengan perkembangan jaman yang sudah
serba cangih di era sekarang teknologi memang sangat membantu dalam
pemasaran produk kerajinan dalam banyak orang-orang lain pun untuk
menjalankan bisnisnya melalui teknologi internet atau media online.
Oleh karena itu pengurus Koperasi Rancage memanfaatkan peluang
untuk menambah jaringan pasara melalui media online. Produk yang dijua l
oleh koperasi berbagai macam-barang kerajinan. Untuk mengambil
keuntungan yang lebih besar koperasi rela mengirim barang kerajinan ke luar
daerah Bogor samapai ke luar pulau jawa. Dengan memanfaatkan media sosial
para pengurus mempromosikan produk kerajinan melalui media seperti,
Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram dan media lain-lainya. Dalam
penjualan melalui media online, bahkan dari tahun ke tahun penjualn produk
kerajinan meningkat seperti dikemukakan oleh Dedi Ahmadi selaku ketua
Koperasi rancage.
“Dengan memanfaatkan teknologi internet kami bisa menambah
jaringan pasar agar produk kerajinan kami bisa di kenal banyak
orang. Dulu kami memasarkanya hanya sekitar daerah Citeureup
saja dan even-even pameran tetapi sekarang Alhamdulillah kami
50 Nana Herdiana Dan Abdurrahman, Manajemen Strategi Pemasaran, (Bandung,
Pustaka Setia, 2015) Cetakan ke-1, hlm, 68
61
menambah pasar dengan cara penjualan melalui via online, kami
memasarkan produk kerajinanya di BukaLapak dan TokoPedia”.51
Bhawasanya dalam berwirausaha harus memiliki mental yang kuat
karena tidak semua orang bisa melakukanya yang sudah banyak orang yang
gagal dalam usaha bukan hanya tidak mempunya modal yang lebih melaikan
tidak mempunya mental yang tinggi. Untuk berwirausaha harus memilik i
mentak yang tinggi dan bisa mengatur waktu yang tepat agar usaha yang
dijalankan bisa mencapai tujuan yang sudah di tentukan.
Dengan kemampuan yang sudah mumpuni pengurus koperasi sudah
melakukan tahap-tahap dalam memasarkan produk kerajinan sebelum
melakukan pengiriman barang ke daerah yang dituju pengurus koperasi
melakukan pengecekan barang apakah barang yang di pesan sudah layak untuk
dikirim. Dari tahun ke tahun jumlah pengiriman sudah meningkat diatas rata-
rata Daerah Jabodetabek koperasi sudah menguasai tujuan Koperasi Rancage
dalam pemasaran adalah meningkatkan jumlah pemesan barang kerajinan
kaleng sampai nusantara seperti dikemukakan oleh Nurwan selaku pengurus
koperasi Rancage.
“Jumlah pemesan barang memang dari tahun ketahun sudah mulai
ada peningkatan, sekarang kami sudah melakukan pengiriman di
luar daerah bahkan sampai di luar pulau Jawa seperti daerah.
Kalimantan, Batam, Blitung, surabaya dan semarang. Dengan kerja
keras yang dilakukan oleh pengurus koperasi dalam menumbuhkan
sumber daya manusia kampung Dukuh”.52
51 Wawancara pribadi dengan bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017 52 Wawancara pribadi dengan bapak Nurwan (Selaku Pengurus Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 5 Desember 2017
62
Maka dengan adanya koperasi Rancage masyarakat kampung Dukuh
yang mayoritasnya menjadi pengrajin kaleng bisa membantu memasarkan
produk kerajinanya dan menambah penghasilan dalam sebulanya.
3. Koperasi Wadah Yang Menentukan Harga Produksi Pengrajin
Dalam berwirausaha tidak luput dari produk atau jasa, untuk
menciptakan produk yang berkualitas bagus dan memiliki harga yang relatif
tinggi. Harga adalah adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan
terhadap sebuah produk atau jasa.
Maka dari itu dapat diketahui bahwa harga merupakan sejumlah uangh
yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang
di beli. Dengan harga nilai seorang akan membuat sebuah keputusan dalam
mengorbankan waktu dan uangnya untuk mendapatkan produk layanan yang
sesuai dengan manfaat yang ditawarkan. Menentukan kebijakan harga memang
penting dilakukan, karena selain akan berpengaruh secara langsung terhadapa
pendapatan perusahaan, juga dapat berpengaruh terhadap daya saing atas
kompetitor (bersaing dengan perusahaan lain).
Tujuan dalam penetapan harga produk atau jasa sebelum dilempar ke
pasaran. Berbagai kemungkinan tujuan tersebut misalnya untuk penetrasi pasar
baru, market skimming, mempercepat pemasukan uang tunai, memenuhi target
laba maupun promosi product line.
Untuk menentukan harga produk kerajinan kaleng di Kampung Dukuh
Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Dalam penentuan harga yang
63
ditetapkan oleh koperasi agar tidak ada permasalahan permasalahan harga
sesama pengrajin. Koperasi melakukan tindakan dengan cara menentukan
harga yang standar nasional sebelum melakukan penentuan harga koperasi
membuat persetujuan dari para pengrajin kaleng seperti yang dikemukakan
oleh Dedi Ahmadi selaku ketua koperasi Rancage.
“Untuk melakukan tindakan penetapan hrga produk koperasi
bermusyawaroh terlebihdahulu dengan para pengrajin kaleng yang
sudah bergabung dengan koperasi dan di atur dalam ADART
koperasi Rancage. Koperasi melakukan ini agar sesama pengrajin
tidak ada kesamaan harga produk yang ia jual ke konsumen”.53
Oleh karena itu, koperasi yang menentukan harga kerajinan agar bisa
memperbaiki nilai jual yang lebih baik ke konsumen, akan tetapi koperasi
meningkatkan harga barang 10% dari barang sebelumnya karena koperasi
harus mendapatkan untung atau hasil dari penjualan barang kerajinan tersebut.
Apa yang sudah di katakan oleh bapak Nurwan koperasi sebelum melakukan
penentuan harga sebaiknya melakukan musyawarah dengan pengrajin agar
tidak ada permasalah lagi dalam menentukan harga. Dalam menentukan harga
yang tinggi dan rendah tergantung dari kesulitan produk yang di buat. Barang
yang sering diburuh oleh para konsumen biasanya seperti, toples mini, kaleng
krupuk, cetakan kue, loyang dan sebagainya.54
53 Wawancara pribadi dengan bapak Dedi Ahmadi (selaku ketua koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017 54 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 25 September 2017
64
Tabel 2
Daftar Harga Produk Kerajinan Kaleng Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor
NO BARANG PER-UNIT HARGA
1. Cerobong Pabrik 1 lot 15-20 Juta
2 Oven Gas 1 unit 1-4 Juta
3 Kaleng Kerupuk Mini 1 unit 10-20 Ribu
4 Kaleng Kerupuk Sedang 1 unit 30-50 Ribu
5 Cetakan Kue 1 pack 20 Ribu
6 Bakaran Sate Gas 1 unit 180-250 Ribu
7 Loyang 1 unit 70 Ribu
8 Lampu Taman 1 unit 40 Ribu
9 Ember Mini 1 unit 25 Ribu
10 Ember Pot Bunga 1 unit 15 Ribu
11 Tong Sampah 1 unit 120 Ribu
12 Panci/Dangdang 1 unit 80 Ribu
13 Kukusan Kue 1 unit 50-100 Ribu
14 Ventilasi Udara 1 unit 50 Ribu
15 Gelas mini 1 unit 5 Ribu
Sumber : Hasil dari wawancara dan data koperasi Rancage
4. Koperasi Wadah Yang Menjamin Spesialisasi Produk Pengrajin
Untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan tangan yang bernila i
tinggi serta memiliki kualitas berstandar nasional. Agar bisa membuat produk
yang berkualitas tinggi para pengrajin kaleng harus selalu teliti serta
kemampuan untuk membuatnya agar produk yang di hasilkan sangat bagus
tetapi buakn dari segi kualitas karena produk yang akan di pasarkan biasanya
65
konsumen memilih produk kerajinanya yang murah tetapi bagus barang yang
di belinya.55
Oleh karena itu koperasi membuat program pelatihan bagi para
pengrajin kaleng yang ada di Kampung Dukuh agar barang-barang yang dibuap
bisa lebih baik lagi dan konsumen tidak menyesal dengan pembelian produk
kerajinan. Dengan melakukan pelatihan koperasi menganalisa satu persatu
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan para pengrajin dalam membuat
kerjianan jangan sampai pengrajin tersebut membuat produk hanya satu type
produk karena tidak bisa menciptakan inovasi yang baru. Seperti di kemukakan
oleh Dedi Ahmadi selaku ketua Koperasi Rancage.
“Kami menganalisa dari beberapa kemampuan para pengrajin dan
kami menyediakan program pelatihan untuk pengrajin agar bisa
membuat prodak kerajinan kaleng lebih berkualitas lagi dan
menciptakan idea-idea inovasi baru, kami mengadakan pelatihan
tiga bulan sekali, kami memiliki tempat pelatihan sendiri dan alat-
alat sendiri seperti mesin pemotong logam dari hasil bantuan
Pemerintah Daerah Bogor”. 56
Dengan adanya program pelatiham memang sangat membantu bagi
para pembuat kerajinan khususnya di Daerah Kampung Dukuh. karena dengan
berdirinya Koperasi Rancage ini bisa bermanfaat terhadap pengrajin kaleng
dan bisa memajukan potensi sumber daya manusia lebih baik lagi untuk
kedepanya.
55 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 23 September 2017 56 Wawancara pribadi dengan bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
66
Pada dasarnya proses pengembangan yang dilakukan oleh koperasi
merupakan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas, dari
pemberdayaan pengrajin bisa melakukanya dengan secara mandiri dan bisa
membuat prabotan rumah tangga yang terbuat dari logam atau almunium.
Seperti dikemukakan oleh Dedi Ahmadi selaku ketua koperasi Rancage.
“Kami ajarkan dalam pelatihan untuk bisa membuat spesialis produk
yang skala besar memiliki nilai jual yang tinggi, adapun pelatihan
yang di berikan adalah pembuatan produk kerajinan seperti,
spesialis oven gas, spesialis cerobong dan spesialis panggangan sate
gas”57
Dengan adanya koperasi para pengrajin bisa lebih baik lagi dalam
usahanya karena dari segi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi pengrajin
bisa menambah jaringan pasar dan bisa melatih pengrajin untuk lebih ahli lagi
dalam pembuatan kerajinan kaleng. Pengrajin yang sudah mengikuti pelatihan
sampai sekarang bisa meciptakan produk-produk yang skala besar.
B. Analisis
Dari beberapa data temuan lapangan, maka penulis akan menganalisa
mengenai proses pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng melalui Koperasi
Rancage di Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
a. Menganalisis Hasil pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Kelompok
Pengrajin Kaleng Yang dilakukan Oleh Koperasi Rancage di Kampung
Dukuh
57 Wawancara pribadi dengan bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
67
1. Analisis Terhadap Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
Kaleng
Seperti yang sudah penulis amati secara mendalam untuk bisa
mengetahui proses pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng melalui
Koperasi Rancage di Kampung Dukuh Rt. 01 Rw. 01 Desa Pasir Mukti
Kec. Citeureup Kab. Bogor Jawa Barat. Lokasi pembuatan kerajinan
kaleng sangat mudah untuk ditemui karena tidak jauh dari kantor
Kecamatan Citeureup waktu tempuh dari kecamatan menuju pusat
kerajinan kaleng kurang lebih 15 menit. Tepatnya di Jl. Raya Tajur No.05
Tengsau Pasir Mukti. Kondisi lingkungan yang ada ditempat kerajinan
kaleng sangat ramai karena terdengar suara tak tek tok yang dihasilkan dari
benturan benda keras dengan kaleng.58
Bahwasanya pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi Rancage
terhadap kelompok pengrajin kaleng merupakan pemberdayaan secara
berkelompok untuk itu koperasi berperan sebagai agen perubahan untuk
para pengrajin khususnya di Kampung Dukuh.
Namun dalam berjalanya waktu pusat kerajinan kaleng tersebut
terdapat masalah terhadap pengrajin kaleng membuat aliran perekonomian
menjadi tersumbat, masalah yang dihadapi sebelum berdirinya koperasi
Rancage dalam penjualn produk kerajinan masih berebut sebagaimana
58 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 21 September 2017
68
yang dikemukakan oleh Yati Nurhayati selaku Sekertaris Koperasi
Rancage.
“Adanya persaingan harga sesama pengrajin demi mendapatkan
konsumen, pengrajin rela menurunkan harga produk kerajinanya
namun yang terjadi sesama pengrajin saling bermusuhan”.59
Oleh karena itu, dengan adanya koperasi Rancage berharap
Kampung Dukuh bisa secepatnya mengatasi permasalahan yang terjadi di
Kampung tersebut guna melancarkan usaha-usaha kerajinan kaleng. Karena
dengan didirikanya koperasi usaha yang dilakukan masyarakat Kampung
Dukuh berjalan dengan lancar dan bisa menambah perekonomian
keluarganya. Ketua koperasi yang sekarang yaitu Dedi Ahmadi, sebe lum
didirikanya koperasi rancage Dedi bersama teman-temanya melakukan dor
to dor atau dari pintu ke pintu lain. Sebagai penyuluhan terhadap pengrajin
ke pengrajin lainya guna memberi pemahaman mengenai koperasi dan apa
saja manfaat dari koperasi terhadap kelompok pengrajin. Dengan
melakukan strategi pintu ke pintu sebagai salah satu solusi untuk
menyatukan pengrajin ke pengrajin lainya untuk di beri pemahaman guna
bisa menyatukan dari pengrajin ke pengrajin lainya. Dilihat dari tingkat
keberhasilan dalam menyatukan pengrajin pengurus koperasi rancage
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Nurwan salah satu pengurus koperasi
Rancage.
“Alhamdulillah usaha kami tidak sia-sia sampai sekarang masalah
persaingan harga sesama pengrajin yang ada di kampung sudah
59 Wawancara pribadi dengan Ibu Yati Nurhayati (Selaku Sekertaris Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017.
69
berkurang dan sudah berjalan dengan lancar walaupun belum
berhasil banget”.60
Untuk memajukan potensi sumber daya yang berada di kampung
Dukuh ini memang mengutamakan kualitas produk dan nilai jual. Dengan
berdirinya koperasi Rancage bisa bermanfaat bagi kelompok kerajinan
kaleng. Koperasi mebuat program-program pemberdayaan seperti
pelatihan kerajinan untuk para anggota yang sudah bergabung dengan
koperasi agar bisa menjadi spesialis produk yang handal.61 Dalam
menyatukan pengrajin untuk mengembangkan potensi desa dalam melalui
pembuatan kerajinan kaleng dan membantu pemasaran produk kerajinan
ke luar daerah dengan melalui program koperasi seperti even pameran
yang diadakan di setiap Daerah Bogor maupun di luar Daerah Bogor.
2. Analisis Terhadap Koperasi Sebagai Wadah Yang Menentukan
Strategi Pemasaran
Koperasi Rancage memiliki tujuan yang dimana tujuan itu untuk
mengembangkan usaha-usaha para pengrajin kaleng di Daerah Kampung
Dukuh Rt 03 Rw 001 Desa Pasir Mukti, dengan melakukan pemberdayaan
seperti ini koperasi membuat program-program pemberdayaan salah
satunnya program pemasaran.
Untuk melakukan program pemasaran produk atau jasa yang dijual
bisa diterima oleh konsumen dengan senang hati, pemasaran merupakan
60 Wawancara pribadi dengan Bapak Nurwan (Selaku Pengurus Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 5 Desember 2017. 61 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 23 September 2017
70
kegiatan sehari-hari bagi para pengusaha karena dengan melakukan
pemasaran pengusaha bisa mendapatkan pemasukan seperti salah satunya
di Daerah Citeureup terdapat kampung kaleng hampir setiap rumah
memiliki usaha kerajinan kaleng dan hasil dari kerajinan tersebut akan di
pasarkan ke masyarakat yang membutuhkan perabotan rumah tangga yang
terbuat dari bahan kerajinan kaleng. Sebelum adanya koperasi Rancage
para pengrajin kaleng tepatnya pada tahun 2009 masih kesulitan untuk
mencari pasara marketing penghasilan yang di dapat oleh pengrajin
otomatis menurun. Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak Ilyas
selaku pengrajin kaleng.
“Kami uda punya langganan pasar tetapi kami masih merasa kurang
jaringan pasar, semoga dengan adanya koperasi Rancage ini bisa
membantu untuk menambah jaringan pasar dan usaha kami bisa
berjalan dengan lancar”. 62
Oleh karena itu seperti yang di kemukakan oleh Bapak Ilyas merasa
kurang pemasukan di karenakan kurangnya jaringan pasar membuat
produk yang dia buat belum meluas semoga dengan adanya koperasi agar
bisa membantu memasarkan produk kerajinan kaleng ke daerah-daerah
luar Kabupaten Bogor. Untuk menambah jaringan pasar yang lebih luas
koperasi mendapat kerjasama dengan PT.Indocement di Daerah Citereup
tidak jauh dari pusat kerajinan kaleng seperti yang dikemukakan oleh Ibu
Yati Nurhayati.
62 Wawancara pribadi dengan Bapak Ilyas (Selaku Pengrajin Kaleng), Kampung Dukuh
Bogor, 4 Desember 2017
71
“Koperasi menjual produk kerajinannya melalui pameran-pameran
yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Bogor”.63
Dengan mengikuti pameran-pameran koperasi bisa memanfaatkan
untuk menjualkan produk kerajinan kaleng melainkan untuk promosi hasil
dari tangan-tangan kreatif orang kampung Dukuh. dengan car seperti ini
koperasi bisa menambah jaringan pasar dan produk yang di pasarkan bisa
meluas. Karena pameran bukan hanya di Daerah Bogor saja bisa keluar
daerah Jabodetabek. Bukan hanya melalui pameran Koperasi Rancage
untuk menjual produk kerajinanya bisa melalui via online seperti di
BukaLapak dan TokoPedia bagi masyarakat luar daerah Citereup yang
ingin memesan alat rumah tangga yang terbuat dari bahan kerajinan bisa
melalui media online dan akan dikirim ke daerah pemesan. dari situlah
roda perekonomian pengrajin mulai berputar dengan adanya koperasi para
pengrajin sudah merasakan manfaat yang di dapat penghasilan sekarang
sudah meningkat.
3. Analisis Terhadap Koperasi Wadah Yang Menentukan Harga
Produksi Pengrajin
Ketika suatu perusahaan telah menetapkan harga dasar dari suatu
produk barang atau jasa maka perusahaan dapat menentukan strategi harga
dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti harga kompetitor,
tujuan perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat
63 Wawancara pribadi dengan Ibu Yati Nurhayati (Selaku Sekertaris Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
72
digunakan untuk produk yang baru maupun yang lama sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.64
Seperti yang dilakukan oleh koperasi Rancage dalam menentukan
harga produk kerajinan, koperasi terlebihdahulu melihat kondisi barang
dan seberapa kesulitan dalam membuat kerajinan, harga barang yang akan
dipasarkan pun bisa bernilai tinggi. Adapun sebelum menentukan harga
koperasi bermusyawarah dengan pemilik kerajinan kaleng untuk memberi
mpendapat solusi atau memberi kesepakatan antara koperasi dengan
pengusaha kerajinan kaleng.
Koperasi Rancage menentukan harga produk kerajinan dari mulai
produk yang kecil sampai produk yang paling besar dan untuk menetapkan
harga produk yang standar nasional dan berkualitas tinggi koperasi
melakukanya dengan cara mengetahui dari cara pembuatanya seberapa
besar kesulitan untuk menghasilkan produk tersebut sebagaimana yang di
kemukakan oleh Dedi Ahmadi selaku ketua koperasi Rancage.
“Untuk menentukan produk kerajinan, di hitung dari spesialis
produk seberapa besar tingkat kesulitan yang di buat dan dilihat dari
mutu, kualitas produk kerajinan”.65
Apa yang telah dijelaskan oleh Dedi Ahmadi dalm penentuan harga
Dedi dan pengurus Rancage lainya melihat kualitas dan mutu produk
kerajinan apakansudah sampai standar nasional apakah masih dibawah
64 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 25 September 2017 65 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017
73
standar nasional, dan produk kerajinan apa saja yang sering di buruh oleh
konsumen seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Nurjaman sebagai
pemilik kerajinan kaleng di kampung Dukuh.
“Produk yang sering dicari oleh konsumen seperti, Toples Kue,
Kaleng Krupuk Mini, Cetakan Kue karena harga yang relatif murah
hanya mengeluarkan uang lima sampai Sepuluh Ribu sudah
mendapatkan barang kerajinan”.66
Apa yang telah di katakan oleh Bpaka Nurjaman produk kerajinanya
laris di buruh konsumen apa lagi di bulan puasa atau menjelang lebaran
para pengrajin harus membuat produk kerajinanya lebih banyak lagi dan
bukan hanya murah barang yang di jual bisa dibilang sangat bagus.
Adapun produk kerajinan kaleng yang paling mahal seperti, Cerobong
Asap untuk pabrik yang berada di kawasan industri seperti Daerah
Karawang dan Cikarang yang sudah menjadi langganan untuk memesan
cerobong asap di pusat kerajinan Kampung Dukuh. harga yang lumayan
tinggi namun tidak mengecewakan karena sebelum di pasarkan produk di
cek terlebih dahulu apa sudah layak untuk di pasarkan seperti yang di
kemukakan oleh Bapak Dedi Ahmadi selaku ketua Koperasi Rancage.
“Produk kerajinan yang paling mahal itu seperti Cerobong Pabrik
per lot atau per unit bisa mencapai 15 sampai 20 jutaan dan Oven
Gas per unit bisa mencapai harga 1 sampai 4 jutaan”.67
66 Wawancara pribadi dengan Bapak Nurjaman (Sebagai pemilik kerajinan), Kampung
Dukuh Bogor, 5 Desember 2017. 67 Wawancara pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017.
74
Untuk itu koperasi bisa menyeimbangkat harga-harga yang telah di
tetapkan agar produk yang di jual bisa lebih baik lagi untuk kedepanya.
Dengan bertambahnya jumlah pemesan para pengrajin pun penghasilan
dalam perbulan semakin bertambah pendapatan pengrajin kaleng yang ada
di Kampung Dukuh seperti yang di kemukakan oleh Bapak Nurjaman
selaku pemilik kerajinan kaleng di Kampung Dukuh.
“Pendapatan perbulan tidak tentu sih kang. Kadang-kadang saya per
bulan mendapatkan 10 sampai 15 juta tergantung orderan dan
musimnya kang biasa nya pas mau lebaran”.68
Dengan pendapatan per bulan dengan pendapatan yang sangat besar
masyarakat Kampung Dukuh bisa memenuhi kebutuhan keluarganya
seperti biaya listrik, biaya sekolah dan biaya kesehatan dan bisa digunakan
untuk nabung investasi untuk kemajuan usahanya kedepan.
4. Analisis Terhadap Koperasi Wadah Yang Menjamin Spesialisasi
Produk Pengrajin
Dapat diketahui bahwa Kampung Dukuh merupakan pusat
pembuatan kerajinan kaleng. Produk yang dihasilkan seperti kaleng
krupuk mini, pot bunga, kompor minyak, panci, toples, cetakan kue,
loyang, oven gas dan panggangan sate semuanya merupakan hasil dari
kerajinan masyarakat kampung Dukuh, kampung dukuh memang sudah
68 Wawancara pribadi dengan Bapak Nurjaman ( Sebagai pemilik kerajinan ), Kampung
Dukuh Bogor, 5 Desember 2017.
75
terkenal di beberapa daerah karena produk yang mereka pasarkan sudah
keluar daeri daerah bogor sampai ke luar pulau jawa.
Oleh karena itu dengan potensi sumber daya manusia yang dimilik i
kampung tersebut bisa menguntungkan bagi masyarakat Kampung Dukuh
sumber penghasilan mereka tergantung dari kemajuan usaha kerajinan
kaleng, hampir semua rumah yang ada di kampung tersebut semuanya
bekerja membuat kerajinan kaleng dan keuntungan dari penjualan
kerajinan kaleng lumayan besar tergantung jumlah pemesanan seperti
yang sudah penulis temukan di lapangan barang yang paling mahal nila i
jualnya yaitu membuat cerobong asap pabrik dengan harganya yang tinggi
dan sesuai kualitas barangnya pengrajin mematok harga senialai Rp.
20.000.0000 per lot atau per unitnya.
Namun untuk lebih berkembang lagi dalam pemasaran dan bisa
menciptakan produk-produk yang berkualitas tingi, pengrajin yang di
naungi oleh koperasi Rancage untuk membantu para pengrajin agar usaha
mereka berjalan dengan lancar. Untuk itu koperasi membuat program
pelatihan untuk para pengrajin yang ada di kampung Dukuh, sebelum
mengadakan program pelatihan bagi para pengrajin koperasi melakukan
penyuluhan untuk menganalisa dari keahlian masing-masing pengrajin,
dengan adanya program pelatihan semoga produk yang dihasilkan lebih
berkembang lagi dan para pengrajin bisa tambah kreatif untuk
menciptakan produk-produk yang baru seperti yang di ungkapkan oleh Ibu
Yati Nurhayati Sebagai sekertaris Koperasi Rancage.
76
“Kami menjalankan program pelatihan diadakan setiap tiga bulan
sekali dan bagi para pengrajin yang ingin lebih ahli lagi dalam
membuat kerajinan”.69
Untuk masalah sarana dan prasarana koperasi sendiri menyediakan
bengkel sebagai tempat pelatihan bagi para pengrajin, alat-alat mesin
pemotong moderen yang sudah siap digunakan untuk pelatihan dan
gedung kantor koperasi Rancage yang berada di Daerah Kampung Dukuh
Rt 03 Rw 001 Desa Pasir Mukti Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor
Jawa Barat. Sarana dan prasarana tersebut milik koperrasi dari hasil
bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bogor dan bantuan CSR PT.
Indocemen.70
Indikator dari kepelatihan yang dilakukan oleh koperasi Rancage
seperti yang dikemukakan oleh Dedi Ahmadi selaku ketua koperasi
Rancage. “Pelatihan ini untuk mengembangkan produk kerajinan kaleng
agar hasil yang di buat oleh pengrajin lebih berkualitas dan para pengrajin
lebih ahli dalam spesialis produk selesai ikut pelatihan. Alhamdulillah
dengan mengikuti program pelatihan para pengrajin produk yang
dihasilkan cukup meningkat walaupun belum 100 % banget”. Dengan
adanya peltihan pengrajin lebih kreatif lagi untuk kedepanya dan bisa
menciptakan produk-produk yang berkualitas tinggi.
69 Wawancara pribadi dengan Ibu Yati Nurhayati (Selaku Sekertaris Koperasi Rancage),
Kampung Dukuh Bogor, 4 Desember 2017 70 Berdasarkan hasil Observasi pribadi yang peneliti lakukan dari hasil wawancara kepada
pengurus Koperasi Rancage. 28 September 2017
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah penulis
lakukan dan telah terurai dalam bab sebelumnya, tentang proses
pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng melalui koperasi rancage di
Kampung Dukuh Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Dengan melalui
pembuatan kerajinan masayrakat Kampung Dukuh bisa menambah
penghasilan untuk kebutuhan keluagranya masing-masing dan adapun
tujuan didirikanya koperasi Rancage guna untuk menyatukan para
pengrajin, menentukan harga, membantu pemasaran dan membuat pelatihan
spesialis produk bagi pengrajin kaleng. Terdapat beberapa kesimpulan yang
peneliti paparkan, antara lain :
1. Fungsi pemberdayaan kelompok pengrajin kaleng melalui Koperasi
Rancage. Kampung Duku merupakan pusat pengrajin kaleng yang
terletak di Desa Pasir Mukti Kampung Dukuh Rt 01 Rw 01 Kec.
Citeureup Kab. Bogor. Mayoritas masyarakat kampung tersebut
bekerja sebagai pengrajin kaleng. Produk yang dihasilkan sekrang
sudah sampai berbagai daerah seperti Jakarta Bogor Depok Tangerang
Bekasi bahkah diluar daerah Jabodetabek. dengan melalui bantuan dari
Koperasi Rancage yang memasarkan produk-produk kerajinanya.
78
Produk yang di hasilkan oleh para pengrajin kampung dukuh seperti,
kaleng kerupuk, loyang, cetakan kue, oven gas, toples kue, panggangan
sate pot bunga dan lain sebagainya. Oleh karena itu masyarakat
kampung kaleng saling bergotong royong guna menjaga kearifan
lokalnya yang terkenal dengan hasil kerajinan tangan dan bisa
meningkatkan sumber daya manusia.
2. Manfaat koperasi Rancage terhadap pengrajin kaleng. Dengan adanya
koperasi Rancage para pengrajin bisa terkodinir dengan baik tujuan
didirikanya koperasi rancage ini guna untuk :
a. Mempersatukan pengrajin
b. Menentukan harga
c. Membantu pemasaran
d. Memberikan pelatihan bagi pengrajin
Dengan dibentuknya koperasi pengrajin memiliki tujuan untuk
menyatukan pengrajin agar tidak ada masalah tentang persaingan harga
membuat sesama pengrajin saling bermusuhan. Koperasi yang
menentukan harga berguna untuk para pengrajin yang saling
menjatohkan harga di depan konsumen dan koperasi yang menentukan
semua produk kerajinan dan akan disamakan harga produk yang akan
di jual. Koperasi yang membantu pemasaran guna menambah jaringan
pasar terhadap pengrajin kaleng dengan melalui pameran-pameran di
daerah luar Jabodetabek. Adapun pemasaran melalui via online seperti
di BukaLapak.com dan TokoPedia.com semua produk kerajinan
79
kampung kaleng tersedia di situs lapak online tersebut. Dan koperasi
memberikan pelatihan bagi pengrajin guna untuk menjadikan spesialis
produk yang handal dan berkualitas. Oleh karena itu dengan adanya
koperasi Rancage para pengrajin bisa lebih berdaya dan bermanfaat
bagi para pengrajin.
B. Saran
Dari berbagai informasi yang didapat dari hasil penelitian, terdapat
beberapa permasalahan yang menjadi catatan bagi peneliti yang mana hal
tersebut menjadi dasar peneliti untuk memberikan masukan dan usulan
untuk memajukan Kampung Kaleng khususnya bagi para pengusaha
kerajinan kaleng yang ada di Desa Pasir Mukti Kampung Dukuh Kecataman
Citeureup Kabupaten Bogor. Peneliti berharap saran yang diberikan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan.
a. Pusat kerajinan kaleng yang ada di kampung Dukuh lebih di tingkatkan
lagi produk yang dihasilkan guna menembus pasar ke luar negeri
dengan produk yang berstandar internasional.
b. Bagi pengurus koperasi Rancage terus memberi pemahaman serta
pelatihan bagi para pengrajin guna menciptakan idea-idea yang kreatif
untuk membuat produk kerajinan.
c. Menjaga kebersihan di sekitar pusat kerajinan kampung kaleng agar
setiap konsumen yang datang untuk memberi kerajinan lebih nyaman
dan tentram.
80
d. Pemberdayaan yang dilakukan oleh koperasi rancage merupakan
pemberdayaan yang keberlanjutan baik untuk di terapkan oleh
koperasi-koperasi lainya.
e. Pemerintah sebaiknya lebih memantau keadaan kampung kaleng
tersebut guna memberi bantuan yang sedang di butuhkan oleh kampung
tersebut maupun peralatan kerajinan atau akses jalan yang belum di
perbaiki.
f. Masalah bahan-bahan kerajinan yang sering naik membuat pengrajin
kaleng sangat kesulitan untuk mencari bahan yang lebih murah oleh
karena itu pemerintah disertakan untuk ikut andil dalam hal tersebut
guna bisa mempermuda pengrajin untuk membeli bahan kerajinan dan
pemerintah bisa menurunkan harga bahan-bahan kerajinan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rukminto Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.
Adi, Rukminto Isbandi. Pemikiran Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: UI Press, 2011.
Adi, Rukminto Isbandi. Intervensi Komunitas Dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Rajawali Press,
2012. Ali Aziz, Moh. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi.
Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Edisi Ke-2, Jakarta: Prenada Media Group, 2012.
Herdiana Nana, Abdurrahman, Manajemen Strategi Pemasaran, Cetakan ke-1 Bandung, Pustaka Setia, 2015
Huraerah, Abu. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Cet ke-2
Bandung: Humaniora, 2011.
Hikmah, Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora, 2001.
Idrus Muhammad, Metode penelitian ilmu sosial. Jakarta, Erlangga, 2009.
Juliansyah, Noor. Metode Penelitian. Jakarta, Kencana Media Gruop, 2011.
Kartasasmita, Ginandjar. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemeratan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo, 1996.
Macendrawati, Nanih, Agus Ahmad, Syafe’I. Pengembangan Masyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Cetakan ke-1, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001. Mahfudz, Model Pemberdayaan Masyarakat Dan Industri. Jakarta : 2005. MITI
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Perspektif Kebijakan Publik, Cetakkan Ke-2, Bandung: Alfabeta, 2013.
82
Rasyid Ryaas, Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan, Jakarta: 2010 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009.
Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahanya. Cetakan ke-4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Salam, Syamsir. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Sumodiningrat, Gunawan. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Soedjono dan Srinuryani. Kerajinan Rotan. Yogyakarta: Angkasa, 2008.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama, 2005.
Sattar, Buku Ajar Ekonomi Koperasi. Yogyakarta. CV Budi Utama: 2017.
Tonny Nasdian, Fredian. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016.
Wrihatnolo, Randy. R. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Elex
Komputindo, 2007. Yuyus, Suryanan, dan Kartib Bayu. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
Sumber Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Bapak Dedi Ahmadi (Selaku Ketua Koperasi Rancage). Bogor 4 Desember 2017. Pukul 10.00 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yati Nurhayati, (Selaku Sekertaris Koperasi
Rancage), Bogor 4 Desember 2017. Pukul 10:30 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Nurwan (Selaku Pengurus Koperasi Rancage),
Bogor 5 Desember 2017. Pukul 14.00 Wib. Wawancara Pribadi dengan Bapak Ilyas (Selaku Pemilik Kerajinan Kaleng) Bogor
4 Desember 2017. Pukul 18.30 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Oib (Selaku Pemilik Kerajinan Kaleng) Bogor 5 Desember 2017. Pukul 09.00 Wib.
83
Wawancara Pribadi dengan Bapak Dede Hakimi (Selaku Pemilik Kerajinan
Kaleng) Bogor 5 Desember 2017. Pukul 09.30 Wib. Wawancara Pribadi dengan Bapak Nurjaman (Selaku Pemilik Kerajinan Kaleng)
Bogor 5 Desember 2017. Pukul 10.00 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Mansur (Selaku Pemilik Kerajinan Kaleng) Bogor 5 Desember 2017. Pukul 10.20 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Mamak Maliki (Selaku Pemilik Kerajinan Kaleng) Bogor 5 Desember 2017. Pukul 13.00 Wib.
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ade Padiludin (Selaku Pemilik Kerajinan
Kaleng) Bogor 5 Desember 2017. Pukul 13.30 Wib.
Sumber Observasi
Hasil Observasi di Pusat Kerajinan Kaleng. Pukul 09:30 Wib. Bogor. Tanggal 24
September 2017.
Hasil Survey dan Data Dokumentasi Koperasi Rancage. Bogor, 21 September 2017 Data Monografi Kelurahan Desa Pasir Mukti Tahun 2017. Bogor, Tanggal 25
September 2017.
Sumber Internet
Koperasi Rancage. “Pusat Kerajinan Kaleng Kampung Dukuh” Diakses Pada
Tanggal 26 Maret 2017 Pukul 14:20 WIB Dari www.pusatkerajinankaleng.blogspot.com.
Artikel, http://www.bantubelajar.com/2015/01/rumah-kerajinan-tangan.html.
Diakses Pada Tgl. 20-09-2017, Pukul 10:25 Wib. Tempat di Bogor.
84
85
86
87
88
Lampiran I
Tentang Pedoman Wawancara Dengan Pengurus Rancage
a. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
1. Apa yang melatar belakangi koperasi untuk membentuk wadah pemersatu
pengrajin ?
2. Mengapa koperasi menjadi wadah pemersatu pengrajin ?
3. Bagaimana tahapan-tahapan koperasi dalam mempersatukan pengrajin ?
4. Apa saja kendala yang dialami oleh koperasi dalam mempersatukan
pengrajin ?
5. Bagaimana cara mengatasi pengrajin yang tidak mau bergabung dengan
koperasi ?
6. Bagaimana tingkat keberhasilan koperasi dalam menyatukan pengrajin ?
7. Apakah koperasi berhasil mengatasi masalah-masalah para pengrajin ?
b. Koperasi Sebagai Pasar Produk Kerajinan
1. Bagaimanan strategi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi ?
2. Bagaimana koperasi memasarkan produk dan kemana koperasi menjua l
barang-barang kerajinan tersebut ?
3. Bagaimana cara koperasi mempromosikan produk ke masyarakat luar
daerah Citeureup ?
4. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemasaran produk ?
5. Bagaimana mengatasi kendala pemasaran yang sering terjadi ?
89
6. Berapa persen keuntungan yang didapat oleh pengrajin dan berapa persen
yang didapat oleh koperasi ?
7. Sudah berapa daerah yang koperasi kuasai dalam memasarkan produk
kerajinan ?
8. Berapa kali koperasi mengadakan pameran-pameran kerajinan kaleng ?
9. Ada tidak penjualan melalui media via online dan bagaimana cara
pemasaranya ?
10. Apakah dengan melalui via online pemesan produk kerajinan bertambah ?
c. Koperasi yang Menentukan Harga Produk
1. Mengapa koperasi yang menentukan harga produk kerajinan ?
2. Bagaimana proses awal koperasi dalam menentukan harga ?
3. Apakah koperasi menaikan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
4. Apakah koperasi menurunkan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
5. Apakah koperasi menyamakan harga barang sama dengan sebelumnya ?
6. Harga produk kerajinan apa yang paling mahal ?
7. Harga produk kerajinan apa yang paling murah ?
8. Produk kerajinan apa yang paling laku yang dicari oleh konsumen ?
9. Bagaimana koperasi menentukan standar harga produk ?
90
d. Koperasi yang Menjamin Spesialisasi produk kerajinan
1. Bagaimana cara koperasi menjamin pengrajin menjadikan spesialis
produk ?
2. Apakah dengan cara pelatihan pengrajin bisa membuat barang yang
berkualitas tinggi ?
3. Apakah koperasi memiliki alat-alat untuk mengadakan pelatihan ?
4. Darimana koperasi mendapakan alat-alat tersebut ? apakah dapat dari
bantuan atau membeli sendiri ?
5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki oleh koperasi ?
6. Berapa kali koperasi mengadakan pelatihan spesialis untuk pengrajin ?
7. Apa saja kendala-kendala yang sering terjadi dalam pelatihan ?
8. Bagaimana perkembangan pengrajin yang sudah mengikuti pelatihan ?
9. Apa saja dasar pengembangan spesialisasi produk kerajinan ?
10. Apakah bapak bisa menyebutkan apa saja spesialisasi produk kerajinan ?
91
Lampiran II
Tentang Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat
kerajinan kaleng ?
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan
kaleng ?
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan
kerajinan kaleng ?
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage
ini ?
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha
kerajinan bapak ?
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
92
Lampiran III
Hasil Wawancara Dengan Pengurus Koperasi Rancage
Nama : Dedi Ahmadi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMA
Alamat : Kp. Dukuh
Usia : 38
A. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
1. Apa yang melatar belakangi koperasi untuk membentuk wadah pemersatu
pengrajin ?
Jawaban : Adanya gejolak persaingan harga sesama pengrajin dalam urusan
berebut konsumen yang datang ke kampung Dukuh untuk mencari barang-
barang alat rumahtangga yang terbuat dari kerajinan kaleng.
2. Mengapa koperasi menjadi wadah pemersatu pengrajin ?
Jawaban : Untuk mempersatukan dan menyamakan visi dan misi termasuk
persamaan harga.
3. Bagaimana tahapan-tahapan koperasi dalam mempersatukan pengrajin ?
Jawaban : Kami bersama teman-teman seperti kang Nurwan dan kang
Anwarudin melakukan dor to dor untuk memberikan arahan atau pemahaman
kepada para pengrajin mengenai arti dari koperasi.
93
4. Apa saja kendala yang dialami oleh koperasi dalam mempersatukan pengrajin?
Jawaban : Pola pikir yang berbeda terhadap pengrajin karena kurang paham
apa itu sebuah organisasi membuat saya dan teman lainya kebingungan.
Untuk demi kemajuan kampung kaleng, kami terus memberi pemahaman
kepada pengrajin dari mulai keuntungan dan penambahan pemasaran produk
kerajinan.
5. Bagaimana cara mengatasi pengrajin yang tidak mau bergabung dengan
koperasi ?
Jawaban : Tetap memberikan pemahaman untuk dari ke untungan koperasi dan
tetap memberikan peluang pemahaman pemasaran.
6. Bagaimana tingkat keberhasilan koperasi dalam menyatukan pengrajin ?
Jawaban : Dapat meningkatkan pendapatan anggota dan memperluas jaringan
pasar.
7. Apakah koperasi berhasil mengatasi masalah-masalah para pengrajin ?
Jawaban : Dari awal berdirinya koperasi Rancage ini, tingkat keberhasilan
dalam menyatukan pengrajin lumayan meningkat bisa dikatakan berhasil,
walaupun belum semuanya baru 70 % yang dapat merasakan manfaat dari
koperasi Rancage.
94
B. Koperasi Wadah Yang Menyatukan Strategi Pemasaran
1. Bagaimanan strategi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi ?
Jawaban : Dengan memanfaatkan teknologi internet kami bisa menambah
jaringan pasar agar produk kerajinan kami bisa di kenal banyak orang. Dulu
kami memasarkanya hanya sekitar daerah Citeureup saja dan even-even
pameran tetapi sekarang Alhamdulillah kami menambah pasar dengan cara
penjualan melalui via online, kami memasarkan produk kerajinanya di
BukaLapak dan TokoPedia.
2. Bagaimana koperasi memasarkan produk dan kemana koperasi menjua l
barang-barang kerajinan tersebut ?
Jawaban : Menjual langsung ke konsumen sampai keluar daerah dan menjadi
supplier perusahaan PT. Indocement.
3. Bagaimana cara koperasi mempromosikan produk ke masyarakat luar daerah
Citeureup ?
Jawaban : Dengan cara mengikuti pameran-pameran di luar daerah.
4. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemasaran produk ?
Jawaban : Belum mendapat order secara masal dan belum meluas banget
5. Bagaimana mengatasi kendala pemasaran yang sering terjadi ?
Jawaban : Terus berupaya canel link ke internet dan perusahaan-perusahaan
baik ada yang disekitar maupun di luar.
6. Berapa persen keuntungan yang didapat oleh pengrajin dan berapa persen yang
didapat oleh koperasi ?
Jawaban : Pengrajin 15 sampai 20 % dan Koperasi 10 %
95
7. Sudah ada berapa daerah yang koperasi kuasai dalam memasarkan produk
kerajinan ?
Jawaban : Ada 5 daerah. Kalimantan, Surabaya, Semarang, Batam dan
Belitung. Jabodetabek sudah kami kuasai
8. Berapa kali koperasi mengadakan pameran-pameran kerajinan kaleng ?
Jawaban : 6 kali per tahun
9. Ada tidak penjualan melalui media via online dan bagaimana cara
pemasaranya?
Jawaban : Ada kok.. lewat BukaLapak dan TokoPedia.
10. Apakah dengan melalui via online pemesan produk kerajinan bertambah ?
Jawaban : Iya setiap bulanya bertambah.
C. Koperasi yang Menentukan Harga Produk
1. Mengapa koperasi yang menentukan harga produk kerajinan ?
Jawaban : Agar ada kesamaan harga antar pengrajin yang lain.
2. Bagaimana proses awal koperasi dalam menentukan harga ?
Jawaban : Untuk melakukan tindakan penetapan hrga produk koperasi
bermusyawaroh terlebihdahulu dengan para pengrajin kaleng yang sudah
bergabung dengan koperasi dan di atur dalam ADART koperasi Rancage.
Koperasi melakukan ini agar sesama pengrajin tidak ada kesamaan harga
produk yang ia jual ke konsumen.
3. Apakah koperasi menaikan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
Jwaban : Iya, menaikan 10 % sesuai dengan kesepakatan.
4. Apakah koperasi menurunkan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
96
Jawaban : Tidak, karena koperasi harus punya keuntungan
5. Apakah koperasi menyamakan harga barang sama dengan sebelumnya ?
Jawaban : Tidak, harga koperasi lebih tinggi dari harga pengrajin
6. Harga produk kerajinan apa yang paling mahal ?
Jawaban : Oven gas 1 unit Rp. 1.000.000.000 sampai 4.000.000.000
Cerobong pabrik 1 unit Rp. 15.000.000.000 sampai 20.000.000.000
7. Harga produk kerajinan apa yang paling murah ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini satu unit kisaran Rp. 5000 sampai Rp. 20.000
8. Produk kerajinan apa yang paling laku yang dicari oleh konsumen ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini, oven gas dan cetakan kue
9. Bagaimana koperasi menentukan standar harga produk ?
Jawaban : Dihitung dari spesifikasi produk, mutu dan kualitas produk
kerajinan.
D. Koperasi yang Menjamin Spesialisasi produk kerajinan
1. Bagaimana cara koperasi menjamin pengrajin menjadikan spesialis
produk ?
Jawaban : Kami menganalisa dari beberapa kemampuan para pengrajin dan
kami menyediakan program pelatihan untuk pengrajin agar bisa membuat
prodak kerajinan kaleng lebih berkualitas lagi dan menciptakan idea-idea
inovasi baru, kami mengadakan pelatihan tiga bulan sekali, kami memiliki
tempat pelatihan sendiri dan alat-alat sendiri seperti mesin pemotong logam
dari hasil bantuan Pemerintah Daerah Bogor.
97
2. Apakah dengan cara pelatihan pengrajin bisa membuat barang yang berkualitas
tinggi ?
Jawaban : Ya. Agar produk bisa berkembang
3. Apakah koperasi memiliki alat-alat untuk mengadakan pelatihan ?
Jawaban : Koperasi punya sendiri alat yang lebih moderen.
4. Darimana koperasi mendapakan alat-alat tersebut ? apakah dapat dari bantuan
atau membeli sendiri ?
Jawaban : Bantuan dari Pemerintah Daerah Bogor dan CSR PT. Indocement
sebuah mesin moderen.
5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki oleh koperasi ?
Jawaban : Gedung dan kantor partisi produk kerajinan, ATK, komputer dan
bengkel koperasi Rancage.
6. Berapa kali koperasi mengadakan pelatihan spesialis untuk pengrajin ?
Jawaban : Tiga bulan sekali dan yang melatih dari pengurus koperasi sendiri
dan didukung CSR
7. Apa saja kendala-kendala yang sering terjadi dalam pelatihan ?
Jawaban : Tidak menyerap pemaparan yang diberikan mengingat SDM para
pengrajin cukup rendah.
8. Bagaimana perkembangan pengrajin yang sudah mengikuti pelatihan ?
Jawaban : Alhamdulillah meningkat dan berhasil
9. Apa saja dasar pengembangan spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : Kami ajarkan dalam pelatihan untuk bisa membuat spesialis produk
yang skala besar memiliki nilai jual yang tinggi.
98
10. Apakah bapak bisa menyebutkan apa saja spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : Spesialis kaleng kerupuk mini, spesialis oven gas, spesialis
cerobong, spesialis dangdang dan sebagainya.
99
Lampiran IV
Hasil Wawancara Dengan Pengurus Koperasi Rancage
Nama : Yati Nurhayati
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMA
Alamat : Kp. Dukuh
A. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
1. Apa yang melatar belakangi koperasi untuk membentuk wadah pemersatu
pengrajin ?
Jawaban : Adanya persaingan harga sesama pengrajin demi mendapatkan
konsumen, pengrajin rela menurunkan harga produk kerajinanya namun yang
terjadi sesama pengrajin saling bermusuhan.
2. Mengapa koperasi menjadi wadah pemersatu pengrajin ?
Jawaban : agar bisa bersatu kembali dengan adanya koperasi rancage
3. Bagaimana tahapan-tahapan koperasi dalam mempersatukan pengrajin ?
Jawaban : kami melakukan dor tu dor dari pintu ke pintu untuk memberi
pemahaman kepada pengrajin agar masalah yang suka terjadi tidak kembali
lagi dan bahwa pentingnya keberadaan koperasi
4. Apa saja kendala yang dialami oleh koperasi dalam mempersatukan pengrajin?
Jawaban : sulit untuk mengajak orang-orang yang pola pikirnya sangat keras
dan tidak mau diajak untuk kerjasama agar kampung dukuh lebih baik
100
5. Bagaimana cara mengatasi pengrajin yang tidak mau bergabung dengan
koperasi ?
Jawaban : tetap memberi pemahaman kepada pengrajin dan berapa
keuntungan yg di dapat oleh pengrajin
6. Bagaimana tingkat keberhasilan koperasi dalam menyatukan pengrajin ?
Jawaban : sampai sekarang lumayan meningkat walaupun dalam tahap yang
lebih baik
7. Apakah koperasi berhasil mengatasi masalah-masalah para pengrajin ?
Jawaban : menurut saya koperasi sudah berhasil dalam mengatasi masalah
ytersebut. Karena mereka sudah merasakan keuntungan yang sudah di dapat
dari penjualan koperasi rancage
B. Koperasi Wadah Yang Menyatukan Strategi Pemasaran
1. Bagaimanan strategi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi ?
Jawaban : strategi yang kami lakukan adalah melalui pameran-pameran di
luar daerah Citeureup dan melalui media online
2. Bagaimana koperasi memasarkan produk dan kemana koperasi menjua l
barang-barang kerajinan tersebut ?
Jawaban : ya itu tadi dengan melalui pameran bisa menambah jumlah pemesan
produk kerajinan
3. Bagaimana cara koperasi mempromosikan produk ke masyarakat luar daerah
Citeureup ?
Jawaban : dengan kegiatan koperasi bazar atau pameran di luar daerah
bahkan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan Google
101
4. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemasaran produk ?
Jawaban : kami masih lemah dalam memberi informasi-informasi mengenai
kerajinan
5. Bagaimana mengatasi kendala pemasaran yang sering terjadi ?
Jawaban : selalu memberi kejutan saat pameran adanya produk baru dari
kerajinan kaleng
6. Berapa persen keuntungan yang didapat oleh pengrajin dan berapa persen yang
didapat oleh koperasi ?
Jawaban : Pengrajin 20 % dan Koperasi 10 %
7. Sudah ada berapa daerah yang koperasi kuasai dalam memasarkan produk
kerajinan ?
Jawaban : daerah, Surabaya, Semarang, Belitung. Jakarta tangerang bekasi
Kalimantan, Batam
8. Berapa kali koperasi mengadakan pameran-pameran kerajinan kaleng ?
Jawaban : Enam kali per tahun
9. Ada tidak penjualan melalui media via online dan bagaimana cara
pemasaranya?
Jawaban : ada kang pemasaran Via Online
10. Apakah dengan melalui via online pemesan produk kerajinan bertambah ?
Jawaban : alhamdulillah bertambah
102
C. Koperasi yang Menentukan Harga Produk
1. Mengapa koperasi yang menentukan harga produk kerajinan ?
Jawaban : agar semua pengrajin produk kerajinannya memiliki harga yang
sama maknya koperasi yang menetapkan harga
2. Bagaimana proses awal koperasi dalam menentukan harga ?
Jawaban : melalui bermusyawaroh dengan pengrajin seakan di tentukanya
harga agar tidak saling menaikan harga semaunya
3. Apakah koperasi menaikan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
Jwaban : Iya, kami menaikan harganya
4. Apakah koperasi menurunkan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
Jawaban : Tidak kang
5. Apakah koperasi menyamakan harga barang sama dengan sebelumnya ?
Jawaban : Tidak kang
6. Harga produk kerajinan apa yang paling mahal ?
Jawaban : Oven gas dan Cerobong pabrik
7. Harga produk kerajinan apa yang paling murah ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini, cetakan kue, toples
8. Produk kerajinan apa yang paling laku yang dicari oleh konsumen ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini, oven gas dan cetakan kue, panggangan sate
loyang dan pot bunga mini
9. Bagaimana koperasi menentukan standar harga produk ?
Jawaban : kami melihat produk seberapa tingkat kesulitan dalam pembuatan
dan di liat dari kualitas produk
103
D. Koperasi yang Menjamin Spesialisasi produk kerajinan
1. Bagaimana cara koperasi menjamin pengrajin menjadikan spesialis
produk ?
Jawaban : kami menyediakan alat-alat yang moderen sehingga pengrajin yang
ikut pelatihan bisa menggunakan dan membuat kerajinan yang lebih kreatif
2. Apakah dengan cara pelatihan pengrajin bisa membuat barang yang berkualitas
tinggi ?
Jawaban : iya tentu saja. Sesudah ikut pelatihan pengrajin bisa menjadi
pengrajin dan ahli dalam bidang pembuatan yang di inginkan
3. Apakah koperasi memiliki alat-alat untuk mengadakan pelatihan ?
Jawaban : iya koperasi rancage memiliki alat mesin sendiri
4. Darimana koperasi mendapakan alat-alat tersebut ? apakah dapat dari bantuan
atau membeli sendiri ?
Jawaban : dari hasil bantuan dari pemerintah dan CSR PT. Indocement
5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki oleh koperasi ?
Jawaban : kantor koperasi rancage ruang pelatihan dan alat-alat pemotong
bahan-bahan kerajinan
6. Berapa kali koperasi mengadakan pelatihan spesialis untuk pengrajin ?
Jawaban : Tiga bulan sekali
7. Apa saja kendala-kendala yang sering terjadi dalam pelatihan ?
Jawaban : masih ada kekurangan alat-alat yang belum koperasi miliki
104
8. Bagaimana perkembangan pengrajin yang sudah mengikuti pelatihan ?
Jawaban : Alhamdulillah sekarang sudah meningkat
9. Apa saja dasar pengembangan spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : menciptakan pengrajin-pengrajin yang handal dalam bidang
pembuatan kerajinan
10. Apakah bapak bisa menyebutkan apa saja spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : Ahli dalam membuat kaleng kerupuk, oven gas, loyang dan cerobong
pabrik.
105
Lampiran V
Hasil Wawancara Dengan Pengurus Koperasi Rancage
Nama : Nurwan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMP
Alamat : Kp. Dukuh
A. Koperasi Sebagai Wadah Pemersatu Pengrajin
1. Apa yang melatar belakangi koperasi untuk membentuk wadah pemersatu
pengrajin ?
Jawaban : untuk mengatasi persaingan harga sesama pengrajin yang sering
terjadi di kampung kami.
2. Mengapa koperasi menjadi wadah pemersatu pengrajin ?
Jawaban : agar masyarakat kampung Dukuh bisa bersatu lagi dan bisa
meningkatkan produk kerajinan kaleng
3. Bagaimana tahapan-tahapan koperasi dalam mempersatukan pengrajin ?
Jawaban : Kami melakukan pemahaman kepada para pengrajin dari pengrajin
ke pengrajin lainya.
4. Apa saja kendala yang dialami oleh koperasi dalam mempersatukan pengrajin?
Jawaban : sulit untuk memberi pemahaman karena pola pikir manusia
berbeda-beda apa lagi masyarakat kampung dukuh sudah mempunyai jalur
perdagangan sendiri
106
5. Bagaimana cara mengatasi pengrajin yang tidak mau bergabung dengan
koperasi ?
Jawaban : Terus memberi motivasi dan pemahaman yang lebih agar pengrajin
bisa mengetahui apa fungsi dari koperasi
6. Bagaimana tingkat keberhasilan koperasi dalam menyatukan pengrajin ?
Jawaban : dengan adanya koperasi bisa menamba pasir bagi pengrajin
7. Apakah koperasi berhasil mengatasi masalah-masalah para pengrajin ?
Jawaban : Alhamdulillah sampai sekarang koperasi sudah berjalan dengan
lancar walaupun belum berhasil banget
B. Koperasi Wadah Yang Menyatukan Strategi Pemasaran
1. Bagaimanan strategi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi ?
Jawaban : Untuk meningkatkan jumlah produk dan bisa di terimah oleh
khalayak yang harus di fokuskan adalah Pertama, kualitas produk apakah
produk sudah memiliki standar nasional. Kedua, barang yang dibuat dalam
setiap tahunya jang monoton. Ketiga, menciptakan idea-idea yang baru untuk
membuat branag beda dari yang sebelumnya.
2. Bagaimana koperasi memasarkan produk dan kemana koperasi menjua l
barang-barang kerajinan tersebut ?
Jawaban : dengan mengikuti event-event di seluruh daerah yang di dukung oleh
CSR PT. Indocement dan pemasaran melalui via Online
3. Bagaimana cara koperasi mempromosikan produk ke masyarakat luar daerah
Citeureup ?
Jawaban : melalui pameran di luar daerah dan melalui media online
107
4. Apa saja kendala yang terjadi dalam pemasaran produk ?
Jawaban : Belum terlalu banyak jumlah pemesan kerajinan
5. Bagaimana mengatasi kendala pemasaran yang sering terjadi ?
Jawaban : terus memberi promosi dengan melalui media sosial dan melalui
pameran
6. Berapa persen keuntungan yang didapat oleh pengrajin dan berapa persen yang
didapat oleh koperasi ?
Jawaban : Pengrajin 20 % dan Koperasi 10 %
7. Sudah ada berapa daerah yang koperasi kuasai dalam memasarkan produk
kerajinan ?
Jawaban :. Jakarta bogor tangerang bekasi dan di luar jabodetabek, Batam,
Surabaya, Belitung dan Semarang.
8. Berapa kali koperasi mengadakan pameran-pameran kerajinan kaleng ?
Jawaban : Koperasi Rancage yaitu dengan melalui kegiatan even-even
pameran yang setiap tahunya dilaksanakan 6 kali setahun dan bukan hanya
dari pameran saja yang kami pasarkan tetapi ada juga melalui penjualan
online
9. Ada tidak penjualan melalui media via online dan bagaimana cara
pemasaranya?
Jawaban : Ada. BukaLapak dan TokoPedia.
10. Apakah dengan melalui via online pemesan produk kerajinan bertambah ?
Jawaban : Jumlah pemesan barang memang dari tahun ketahun sudah mulai
ada peningkatan, sekarang kami sudah melakukan pengiriman di luar daerah
108
bahkan sampai di luar pulau Jawa seperti daerah. Kalimantan, Batam,
Blitung, surabaya dan semarang. Dengan kerja keras yang dilakukan oleh
pengurus koperasi dalam menumbuhkan sumber daya manusia kampung
Dukuh.
C. Koperasi yang Menentukan Harga Produk
1. Mengapa koperasi yang menentukan harga produk kerajinan ?
Jawaban : Agar ada kesamaan harga sesama pengrajin dan tidak ada lagi
berebut pasar
2. Bagaimana proses awal koperasi dalam menentukan harga ?
Jawaban : kami melakukan musyawaroh bersama dengan pengrajin yang
sudah kami masukan sebagai anggota koperasi.
3. Apakah koperasi menaikan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
Jwaban : Iya, menaikan 10 % bang
4. Apakah koperasi menurunkan harga barang kerajinan dari sebelumnya. ?
Jawaban : Tidak bang, karena koperasi butuh pemasukan juga
5. Apakah koperasi menyamakan harga barang sama dengan sebelumnya ?
Jawaban : Tidak bang.
6. Harga produk kerajinan apa yang paling mahal ?
Jawaban : Oven gas dan cerobong pabrik bisa mencapai jutaan.
7. Harga produk kerajinan apa yang paling murah ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini, toples, cetakan kue
8. Produk kerajinan apa yang paling laku yang dicari oleh konsumen ?
Jawaban : toples, cetakan kue, loyang, oven gas
109
9. Bagaimana koperasi menentukan standar harga produk ?
Jawaban : Dilihat dari kualitas produk dan mutu kerajinan
D. Koperasi yang Menjamin Spesialisasi produk kerajinan
1. Bagaimana cara koperasi menjamin pengrajin menjadikan spesialis
produk ?
Jawaban : agar pengrajin lebih banyak menciptakan idea-idea baru dalam
menciptakan produk baru dengan adanya pelatihan
2. Apakah dengan cara pelatihan pengrajin bisa membuat barang yang berkualitas
tinggi ?
Jawaban : Iya tentu, yang kami inginkan dari dulu pengrajin bisa membuat
produk-produk yang berkualitas
3. Apakah koperasi memiliki alat-alat untuk mengadakan pelatihan ?
Jawaban : iya punya sendiri alat-alat moderen
4. Darimana koperasi mendapakan alat-alat tersebut ? apakah dapat dari bantuan
atau membeli sendiri ?
Jawaban : Dari bantuan pemerintah dan CSR PT. Indocement
5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimiliki oleh koperasi ?
Jawaban : kantor koperasi, bengkel alat-alat Rancage dan ruangan pelatihan
6. Berapa kali koperasi mengadakan pelatihan spesialis untuk pengrajin ?
Jawaban : Hmmm....Tiga bulan sekali bang
110
7. Apa saja kendala-kendala yang sering terjadi dalam pelatihan ?
Jawaban : sulit untuk menentukan waktu pelatihan karena pengrajin masih
sibuk dengan pekerjaan masing-masing
8. Bagaimana perkembangan pengrajin yang sudah mengikuti pelatihan ?
Jawaban : menurut saya berhasil
9. Apa saja dasar pengembangan spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : untuk menciptakan produk-produk yang baru dan berkualitas
10. Apakah bapak bisa menyebutkan apa saja spesialisasi produk kerajinan ?
Jawaban : Spesialis oven gas, cerobong pabrik, loyang, assesoris mobil
111
Lampiran VI
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Ilyas
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Dukuh
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : Inisiatif sendiri dalam usaha agar tidak menjadi orang
pengangguran dan tidak menjadi petani hanya dari pengrajin kaleng
penghasilan keluarga
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : Banyak dukungan dari keluarga istri dan anak untuk memulai usaha
kerajinan
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 2008
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : Dulunya dari uang kuli lalu nabung-nabung buat modal
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : modal pertama 20 juta buat beli alat-alat mesin
112
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tidak tentu kadang di sekitar Citeureup dan dulunya ngambil di
Jakarta tahun 2000
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Waktu tahun 2000 sehari 20 ribu dan masi jadi kuli
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tidak tentu kadang-kadang sebulan 10 juta tergantung musimnya
kadang sebulan nol rupiah.
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : Kariyawan dari keluarga sendiri ada 4 orang
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : Tidak tentu seminggu 500.000 atau 300.000 tergantung penghasilan
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : Cetakan kue
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : kayaknya tidak ada alhamdulillah.
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : Alhamdulilah dengan adanya koperasi Rancage sangat membantu
sekali dalam hal apapun. karena koperasi Rancage kita bisa lebih mengenal
satu sama lain dan bisa menambah jaringan pemasaran yang luas
113
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu banget
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : Banyak pak. Jaringan lebih luas untuk pemasaran
114
Lampiran VII
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Oib
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Dukuh Rt. 01 Rw. 01
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : pengen mandiri aja kang dan turun temurun dari orang tua
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : keluarga yang mendukung istri dan anak
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 2004
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : awal-awalnya modal dari nabung sendiri dan dari hasil penghasilan
istri kerja di pabrik
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : empat juta lima ratus rupiah modal awal buat beli bahan-bahan dan
belum memakai mesin
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
115
Jawaban : dari distributor pak Ovay dan masih daerah Citeureup
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : seminggu 30 ribu jadi the puser tahun 1997 sampai 1998
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : tidak pasti kadang sebulan lima juta
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : cuman ada satu dulu banyak ada empat orang karena tidak kebayar
terus pada keluar.
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : perbulan dua juta dua ratus ribu rupiah per bulan
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : oven gas
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : bahan bakunya susah
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : ada lah manfaatnya walaupun belum terlalu besar
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu sekali
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : muda-mudahan lancar dan bahan bakunya lancar usaha
116
Lampiran VIII
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Dede Hakim
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SD
Alamat : Kp. Dukuh
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : dari turunan orang tua dulunya membuat kerajinan juga dan
sekarang saya yang nerusin
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : dari orang tua dan istri
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 2003
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : minjem sama orang tua dan dapat hasil nabung
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : modal awal sekitar 20 juta
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : dapat dari sekitar Citeureup dan dari pemasok
117
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : sebelumnya saya ngikut orang tua seminggu dapat 150 ribu
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tidak pasti sih kadang sebulan dapat sepuluh juta
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : ada tiga orang
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : seminggu tiga ratus ribu
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : bakaran sate, toples, loyang
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : bahan yang sering naik
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : Alhamdulillah dengan adanya Rancage bisa menambah pemasaran
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : semoga usahanya lancar dan berkembang
118
Lampiran IX
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Nurjaman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMP
Alamat : Kp. Dukuh
Usia : 32 tahun
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : untuk pekerjaan agar bisa menyambung hidup susahnya lowongan
pekerjaan pabrik dan dari turun temurun
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : istri dan keluarga sama orang tua
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : tahun 2010
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : ngambil dari pemesan barang dan minjem dari BANK Mandiri
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : bahan 100 buah harga 1 sampai 5 juta
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : sekitar Citeureup
119
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : jadi kuli sebulan 300 ribu
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : 10 sampai 15 juta per bulan tergantung orderan pas mau lemaran
dan setelah lebaran
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : ada lima orang
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : seminggu lima ratus ribu rupiah tergantung kemampuan
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : kaleng kerupuk mini, kotak amal, ember mini
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : cari modal tambahan dan tenaga hambatan.
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : Bisa membantu pemasaran dan menambah jaringan pasar
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : pemasaran lebih banyak dan lancar usaha
120
Lampiran X
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Mansur
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMA
Alamat : Kp. Dukuh
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : karena latar belakang orang tua saya pengrajin kaleng semua jadi
saya ikut-ikutan untuk membuat kerajinan kaleng
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : dorongan dari keluarga anak istri dan orang tua saya
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 2009
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : dari hasil kerja menjadi satpam dan saya berhenti
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : sekitaran 10 jutaan
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : dari Citeureup dan dari jakarta
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
121
Jawaban : saya bekerja menjadi satpam sebulan dua juta tiga ratus
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : kadang-kadang sebulan dapat 15 juta tergantung musimnya
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : ada dua orang pegawai
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : gajinya mingguan per minggu dua ratus lima puluh ribu rupiah
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : panci, loyang
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : Alhamdulillah sampai sekarang masi belum ada kendala
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : bisa menambah jaringan pasar dan bisa berbagi pengalaman
sesama pengrajin yang sudah berpuluhan tahun
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Jelas Membantu kang
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : semoga usaha kedepanya lebih maju dan lancar
122
Lampiran XI
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Mamak Maliki
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMP
Alamat : Kp. Dukuh
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : mengembangkan kreatifitas dan hobi
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : dari CSR dan keluarga
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 2011
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : hasil kerja nabung untuk usaha
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : 500 ribu untuk bahan dan 20 juta untuk alat mesin
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : luar daerah Citeureup dan dalam Citeureup
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Kuli, seminggu 300 ribu
123
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : perbulan 5 juta bersih dalam 4 kali kirim
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : ada lima kariyawan
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : per orang 350 ribu per minggu
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : assesoris mobil, motor, alat rumah sakit dan cetakan kue
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : pemesan komplen dan telat waktu untuk pemasok.
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : memperkembangkan produksi kerajinan dan menambah jaringan
pasar
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : Biar maju dan lancar usahanya
124
Lampiran XII
Hasil Wawancara Dengan Pemilik Kerajinan Kaleng
Nama : Ade Padiludin
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pengrajin Kaleng
Tingkat Pendidikan : SMP
Alamat : Kp. Dukuh
1. Apa yang melatar belakangi bapak untuk memulai usaha membuat kerajinan
kaleng ?
Jawaban : memang perjalanan saya dan mayoritas orang sini nglogam dan
turunan dari orang tua
2. Apa yang memotivasi bapak untuk membuka usaha kerajinan ?
Jawaban : karena dari kebutuhan untuk keluarga dan didukung oleh istri
3. Sejak kapan bapak memulai membuka usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : Tahun 1999
4. Darimana bapak mendapatkan modal tersebut ?
Jawaban : pertama ngikut bapak dari situ dapat modal sedikit dan ngobrol-
ngobrol sama orang pemasok barang dan 20 sampai 30 barang yang saya
bikin dapat upah
5. Berapa rupiah yang bapak keluarkan untuk usaha membuat kerajinan kaleng ?
Jawaban : sekitar dua jutaan buat beli bahan
125
6. Darimana bapak mendapatkan pemasok bahan kerajinan kaleng ?
Jawaban : masih daerah Citeureup dan masih menjual bahan kerajinan
7. Berapa penghasilan bapak sebelum usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : menjadi kontraktor satu hari 300 ribu
8. Berapa penghasilan bapak sesudah usaha kerajinan kaleng ?
Jawaban : tidak tentu tergantung musim sekali kirim bisa empat sampai lima
juta
9. Sekarang berapa jumlah pegawai yang bekerja ditempat bapak ?
Jawaban : hanya keluarga yang ngebantuin
10. Berapa gajih yang didapat oleh pegawai bapak ?
Jawaban : istri
11. Jenis produk kerajinan apa saja yang bapak buat ?
Jawaban : buat toples mini
12. Selama ini apa saja hambatan yang bapak rasakan untuk pembuatan kerajinan
kaleng ?
Jawaban : bahan susah pada naik dan pembeli gak mau naik 10 %
13. Ada tidak manfaat yang bapak rasakan dengan adanya koperasi Rancage ini ?
Jawaban : pengalaman jadi meluas, pekerjaan bisa menambah dan nambah
jaringan pemasaran
14. Apakah dengan adanya Koperasi Rancage, dapat membantu usaha kerajinan
bapak ?
Jawaban : Membantu
126
15. Apa harapan bapak selama ini terhadap usaha yang bapak lakukan untuk
kedepanya ?
Jawaban : biar lancar usahanya agar dapat masukan lebih banyak lagi
127
KEGIATAN OBSERVASI
PUSAT KERAJINAN KALENG
NO TANGGAL MENGAMATI OBJEK
OBSERVASI DESKRIPSI
1. 21 Sep 2017 Lokasi Tempat pusat
pembuatan kerajinan
kaleng
Kondisi
lingkungan di pusat
pembuatan kerajinan
kaleng
Alamat pusat pembuatan
kerajinan kaleng terletak di
Kampung Dukuh Rt. 01
Rw. 01 Desa Pasir Mukti
Kec. Citeureup Kab. Bogor
Jawa Barat. Lokasi
pembuatan kerajinan
kaleng sangat mudah untuk
ditemui karena tidak jauh
dari kantor Kecamatan
Citeureup waktu tempuh
dari kecamatan menuju
pusat kerajinan kaleng
kurang lebih 15 menit.
Tepatnya di Jl. Raya Tajur
No.05 Tengsau Pasir
Mukti. Kondisi lingkungan
yang ada ditempat
kerajinan kaleng sangat
ramai karena terdengar
suara tak tek tok yang
dihasilkan dari benturan
benda keras dengan kaleng.
2. 21 Sep 2017 Akses Jalan Akses jalan
menuju
ketempat
Akses jalan menuju pusat
kerajinan kaleng yaitu
jalanan yang begitu
128
pembuatan
kerajinan
kaleng
bergelombang. Jalan raya
Tajur sudah memakai aspal
tidak ada lubang. Namun
memasuki gang Kampung
Dukuh keadaan jalan sudah
berbeda karena masih
menggunakan bebatuan dan
tercampur tanah.
3. 23 Sep 2017 Proses
Pembuatan
Kerajinan
Kaleng
Persiapan
sebelum memulai pembuatan
kerajinan dan menyiapkan bahan kaleng
serta alat-alat yang akan
digunakan
Menentukan
waktu untuk memulai
pekerjaan dan waktu
istirahat, waktu selesai pekerjaan
Rata-rata
setiap pengusaha
kerajinan kaleng memiliki 3
sampai 4 pegawai
Pegawai sebelum
menjalankan pekerjaanya
harus menentukan waktu
yang tepat dan pegawai
menyiapkan bahan serta
alat-alat yang akan
digunakan. Setiap
pengusaha kerajinan kaleng
masing-masing memiliki
pegawai sebanyak 3 sampai
4 orang pegawai. Produk
yang dibuat harus berbeda
dengan pengrajin lainnya
Contoh si A membuat
toples maka dan si B
membuat cetakan kue
129
Membuat produk
kerajinan agar berbeda
dengan pengrajin yang lain.
4. 25 Sep 2017 Produk Beberapa
produk yang
dihasilkan
dari pengrajin
kaleng
Dari hasil pembuatan
kerajinan, produk rumah
tangga seperti oven gas,
toples, loyang, bakaran
sate, kaleng kerupuk dan
cetakan kue.
5. 28 Sep 2017 Fasilitas Peralatan
kerajinan
kaleng mesin
pemotong
bahan yang
terbuat dari
kaleng,
almunium
dan besi
Alat yang digunakan oleh
pengrajin adalah palu,
martil gunting besi, mesin
pemotong besi dan gara
gaji besi, masing-masing
setiap pengrajin memiliki
alat-alat sendiri
6. 1 Okt 2017 Bahasa Bahasa yang
digunakan
oleh pegawai
dan
masyarakat
setempat
dalam sehari-
harinya
Bahasa yang digunakan
masyarakat Kampung
Dukuh atau para pengrajin
kaleng menggunakan
Bahasa Sunda karena sejak
dari dulu sebelum adanya
kerajinan kaleng
masyarakat Kampung
Dukuh sudah menggunakan
Bahasa Sunda.
7. 4 Okt 2017 Interaksi Warga Interaksi
pegawai dengan
pemilik kerajinan
kaleng
Percakapan (Interaksi)
pegawai dengan pemilik
kerajinan kaleng sangat
baik, percakapan antara
pegawai lainnya sangat
130
Interaksi pegawai
dengan pegawai
lainnya.
Interaksi
pegawai atau Pemilik
dengan masyarakat
pendatang.
akrab dengan canda tawa
sesama pegawai untuk
mengurangi rasa lelah.
Adapun percakapan antara
pegawai atau pemilik usaha
dengan masyarakat
pendatang dari luar daerah
menggunakan Bahasa
Indonesia.
131
DOKUMENTASI PUSAT KERAJINAN KALENG
KAMPUNG DUKUH CITEUREUP BOGOR
Proses Wawancara
132
Proses Pembuatan Kerajinan
133
134
Hasil Produk Kerajinan
135
Bengkel Koperasi Rancage
top related