gambaran umum kesehatan dan keselamatan kerja … · untuk perlu peningkatan mutu sumber daya...
Post on 09-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
LAPORAN UMUM
GAMBARAN UMUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PT. KONIMEX
SUKOHARJO
Oleh: Iddy Alfandaru Setya Pertiwi
NIM. R0007047
PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
Laporan umum dengan judul :
Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex Sukoharjo
dengan peneliti:
Iddy Alfandaru Setya Pertiwi NIM. R0007047
Telah diuji dan disahkan pada :
Tanggal :…………Bulan :………….. Tahun :………..
An. Ketua Program
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002
Pembimbing I
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 198803 1 002
Pembimbing II
Seviana Rinawati, SKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Laporan umum dengan judul :
Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex Sukoharjo
dengan peneliti:
Iddy Alfandaru Setya Pertiwi NIM. R0007047
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :
Pembimbing I
M.I. Susana IR. Mgr PT. Konimex
Pembimbing II
Wiwin Ernawati Ahli K3 PT. Konimex
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan dan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan menyusun laporan khusus yang berjudul
“Gambaran Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Konimex
Sukoharjo”. Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kedokteran UNS.
Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
kelulusan dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu jurusan D.III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. A.A Subiyanto, dr. MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp. Ok, selaku Ketua Program Diploma
III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta .
3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I.
4. Ibu Seviana Rinawati, SKM , selaku Dosen Pembimbing II.
5. Pimpinan Perusahaan PT. Konimex yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
6. Bapak Peter Mur Ishandono, selaku HRD pada PT. Konimex yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Konimex.
7. Ibu M.I. Susana, selaku IR Manager yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Konimex.
8. Ibu Wiwin Ernawati, selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing
dan mengarahkan kami dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di PT. Konimex.
9. Bapak selaku Supervisor melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
10. Semua karyawan PT. Konimex, atas segala bantuan dan dukungan yang
diberikan.
11. Bapak, Ibu, dan Adik yang penulis sayangi, atas segala doa, cinta, dukungan,
dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
lancar.
12. Bagus Adi Prabowo yang selalu memberi dukungan dan pengertiannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
13. Dian Kusumaningsih, Anita Febriningtyas, Wiwik Susialowati, Chisilia Ayu
Sasi, Tri Astuti, Dwi Ismiyati, Eko Andriani dan semua teman-teman
mahasiswa D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang selalu memberi
dukungan kepada penulis, dan
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan laporan khusus ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan laporan ini.
Surakarta, 19 Juni 2010
Penulis,
Iddy Alfandaru Setya Pertiwi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN KAMPUS ................................................................................ ii
PENGESAHAN PERUSAHAAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Magang ................................................................................ 2
C. Manfaat Magang .............................................................................. 3
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA.................................................... 4
A. Persiapan .......................................................................................... 4
B. Lokasi ............................................................................................... 4
C. Pelaksanaan ...................................................................................... 4
BAB III HASI MAGANG .................................................................................. 6
A. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................... 6
B. Proses Produksi ................................................................................ 8
C. Faktor dan Potensi Bahaya............................................................... 9
D. Pelayanan Kesehatan........................................................................ 25
E. Gizi Kerja ......................................................................................... 28
F. Ergonomi.......................................................................................... 29
G. Sistem Keselamatan Kerja ............................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
H. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................... 36
I. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesahatan Kerja (P2K3) ....... 38
J. Emergency Planning ........................................................................ 39
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 49
A. Faktor dan Potensi Bahaya............................................................... 49
B. Pelayanan Kesehatan........................................................................ 53
C. Gizi Kerja ......................................................................................... 54
D. Ergonomi.......................................................................................... 55
E. Sistem Keselamatan Kerja ............................................................... 55
F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................. 58
G. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.................... 59
H. Emergency Planning ........................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran................................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 64
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Area Umum di PT. Konimex 10
Tabel 2. Data Pengukuran Suhu di GBB PT. Konimex 15
Tabel 3. Data Pengukuran Kelembaban di GBB PT. Konimex 17
Tabel 4. Limbah Padat 20
Tabel 5. Limbah Cair 20
Tabel 6. Limbah Udara 21
Tabel 7. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Kantor dan Industri 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup 19
Gambar 2. Bagan Pengelolaan Limbah Padat 21
Gambar 3. Bagan Pengelolaan Limbah Cair 22
Gambar 4. Pengelolaan Limbah Udara 22
Gambar 5. Struktur Organisasi P2K3 di PT. Konimex 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan PKL
Lampiran 2. Schedule PKL
Lampiran 3. Safety Meeting and Information
Lampiran 4. Safety Meeting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seirama dengan laju perkembangan di Indonesia dewasa ini, maka
semakin pesat pula perkembangan di berbagai sektor ekonomi, khususnya yang
mengarah pada proses Industrialisasi. Untuk perlu peningkatan mutu sumber daya
manusia seiring dengan efisiensi perusahaan.
Pertumbuhan industrialisasi disamping telah memberikan dampak –
dampak positif yaitu meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, perluasan
kesempatan kerja, serta keuntungan lainnya. Selain itu juga menimbulkan dampak
negatif yaitu adanya hasil limbah yang berupa panas, bising, debu, uap dan lain –
lain dari berbagai faktor yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan tenega
kerja serta merusak lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat sekitar.
Untuk itu diperlukan kesadaran dari pengusaha untuk melaksanakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan juga memperhatikan keselamatan
dan kesehatan kerja tenaga kerjanya. Jika hal ini tidak diperhatikan, maka akan
mempunyai potensi kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan efek – efek
lain. Oleh karena itu, penerapan hiperkes dan keselamatan kerja dalam setiap unit
usaha perlu mendapat perhatian khusus.
Penerapan hiperkes dan keselamatan kerja secara baik dapat menciptakan
suasana kerja aman, nyaman, tenaga kerja sehat dan produktivitas kerja setinggi –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
tingginya yang didambakan oleh semua pihak baik tenaga kerja itu sendiri,
pengusaha maupun pemerintah.
PT. Konimex merupakan salah satu perusahaan farmasi dan makanan di
Indonesia yang berpotensi sebagai sumber bahaya. Demikian halnya dengan
lingkungan kerja serta lingkungan sekitar perusahaan. Selain itu PT. Konimex
memperkerjakan kurang lebih 2000 tenaga kerja yang setiap harinya menjadi
anggota masyarakat pekerja di sekitar perusahaan.
Tenaga kerja berhak atas perlindungan terhadap bahaya – bahaya yang
mungkin timbul di tempat kerja serta kewajiban mentaati segala ketentuan yang
ada di dalam undang – undang.
B. Tujuan Magang
Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL), beberapa tujuan yang tujuan yang
hendak di capai adalah :
1. Mahasiswa mampu menganalisa sejauh mana penerapan K3 di perusahaan.
2. Mahasiswa mengetahui dan mengkaji bagaimana penerapan hiperkes dan
keselamatan kerja di PT. Konimex melalui program kerja dan kegiatan yang di
lakukan.
3. Mahasiswa mengetahui dan mengkaji faktor bahaya yang timbul di
perusahaan.
C. Manfaat Magang
Adapun hasil dari praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
1. Perusahaan
Sebagai masukan atau saran mengenai kondisi lingkungan kerja yang
kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk meleksanakan upaya-upaya
pengendalian lingkungan dan pencegahan kecelakaan serta peningkatan mutu
pelaksanaan program-program K3.
2. Program D.III Hiperkes dan KK
Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam
mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari bangku perkuliahan sekaligus dari hasil
praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat membantu kegiatan akademis
mahasiswanya.
3. Mahasiswa
Sebagai sarana untuk menambah ilmu dan pengetahuan tentang hiperkes
serta bagaimana pengembangan dan aplikasinya di dalam praktek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA
A. Persiapan
Magang dimulai dengan pengajuan proposal ke PT. Konimex.
B. Lokasi
Pengambilan data dilakukan di PT. Konimex yang merupakan perusahaan
farmasi dan makanan yang berlokasi di :
Desa : Sanggrahan
Kecamatan : Grogol
Kabupaten : Sukoharjo
Propinsi : Jawa Tengah
C. Pelaksaan
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2007 sampai
dengan tanggal 30 April 2007 pada hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 – 16.00
WIB dan hari Sabtu pukul 08.00 – 13.00 WIB dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Observasi dan pengukuran faktor bahaya penerangan,
2. Observasi mengenai fasilitas pelayanan kesehatan,
3. Observasi mengenai gizi kerja,
4. Observasi mengenai ergonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
5. Observasi mengenai sistem keselamatan kerja (analisa bahaya lingkungan
kerja, inspeksi rutin tempat kerja, APD, sosialisasi K3 dan pelatihan K3),
6. Observasi mengenai manajemen K3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
BAB III
HASIL MAGANG
A. Gambaran Umum Perusahaan
Empat dasawarsa lalu, tepatnya 8 Juni 1967 PT. Konimex didirikan,
merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang farmasi, makanan,
permen serta mengembangkan pula produk-produk dengan bahan alami (natural
product). Pembangunan di berbagai sektor yang dilaksanakan pemerintah sejak
tahun tujuh puluhan telah meningkatkan kesejahteraan. Meningkatnya
kesejahteraan, menuntut peningkatan kualitas hidup. Hal ini merupakan tantangan
tersendiri bagi Konimex. Sehingga, di samping memperkuat industri farmasi,
Konimex juga mulai memperluas usaha ke beberapa bidang lain yang masih dekat
dengan usaha inti.
Divisi farmasi yang menjadi tulang punggung kelompok usaha Konimex,
saat ini telah memiliki lebih dari 121 merek produk. Hal ini sejalan dengan
strategi pemasaran kami, yaitu membangun citra merek yang kuat, sejalan dengan
visi korporat. Kalau pada mulanya hanya memproduksi obat-obat bebas (OTC),
kini kami juga mengembangkan obat-obat dengan resep dokter (Ethical) serta
produk nonkuratif, antara lain vitamin. Dari sediaan semula hanya tablet, kini
kami memiliki berbagai variasi sediaan, seperti sirup, salep, krim, kapsul serta
tablet effervescent. Dalam hal pengembangan kemasan, Konimex memelopori
kemasan catch cover isi 4 yang praktis, disusul kemasan blister modern isi 4. Saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
ini, Konimex juga merupakan perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang
memproduksi obat tetes mata kemasan sekali pakai dengan teknologi sterile
closed system. Beberapa merek produk farmasi Konimex yang populer di
masyarakat, antara lain Konidin, Neo Napacin, Inza, Inzana, Paramex, Termorex,
Anakonidin, Feminax, Fungiderm, Siladex, Jesscool, Protecal, dan Braito.
Kembang gula menjadi pilihan pertama, ketika Konimex melakukan
diversifikasi usaha ke industri makanan sehat pada tahun 1980. Selain karena
faktor peluang pasar, pilihan ini juga dengan mempertimbangkan bahwa
manajemen produksi kembang gula tak jauh berbeda dengan farmasi. Divisi
kembang gula Nimm’s ini sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesin-mesin
canggih dan mutakhir. Hal tersebut untuk mengantisipasi perkembangan
permintaan pasar – terutama pangsa remaja yang dinamis. Hingga kini, Nimm’s
telah mengembangkan bermacam bentuk kembang gula, antara lain hard candy,
chewy candy, deposit candy dan compressed candy. Inovasi dalam hal rasa juga
telah menghasilkan berbagai varian kembang gula rasa unik dan sangat digemari
oleh mayarakat , antara lain Hexos, Nano-Nano, Eski dan Frozz.
Semakin tingginya biaya kesehatan serta timbulnya kesadaran bahwa tidak
semua penyakit dapat disembuhkan dengan pengobatan moderen, menumbuhkan
kecenderungan di masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif. Pengobatan
alternatif antara lain dengan memanfaatkan dan melestarikan apa yang telah
disediakan oleh alam – going to nature. Kecenderungan masyarakat tersebut
mendorong kami untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk
kesehatan yang berbasiskan bahan-bahan alami. Hingga kini sudah 23 produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
berbasiskan bahan alami sudah dipasarkan antara lain Konicare Minyak Telon,
Konicare Minyak Kayu Putih, Virugon, Herba Drink Sari Jahe, Sari Temulawak
dan Kunir Asam. Dengan demikian, usaha ”ikut menyehatkan bangsa” semakin
mendekati kenyataan.
Pertumbuhan usaha kembang gula yang menggembirakan, memperbesar
keyakinan Konimex bahwa pemekaran usaha ke industri makanan merupakan
langkah tepat. Langkah pengembangan Kelompok Usaha Konimex berlanjut
dengan berdirinya Sobisco pada tahun 1994. Sobisco adalah pabrik biskuit dan
coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin canggih berkapasitas besar.
Di antara produk-produk Sobisco yang terkenal di masyarakat, antara lain Snip
Snaps, Choco Mania, Tini Wini Biti dan Diasweet Litebite.
B. Proses produksi
PT. Konimex merupakan perusahaan farmasi dan makanan yang
mempunyai dua area yaitu Farmasi dan Food. Di area farmasi memproduksi obat-
obatan dan di area Food memproduksi makanan.
1. Plant Farmasi
Produksi Farmasi I dan Farmasi II pada PT. Konimex, yaitu :
a. Memproduksi Tablet-tablet biasa
Contoh produknya adalah : Paramex, Inzana, Nasamex, Allugon, Antalgin,
Konidin, Koniform, Konimag.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
b. Memproduksi sirup, salep dan tetes mata
Contoh produknya adalah : Anakonidin, Fungiderm, Mexoderm, Parasetamol,
Braito, Balsamex, Fresh dan Fit Up cair.
2. Plant Food
Produksi Food pada PT. Konimex, yaitu :
a. Memproduksi kembang gula
Contoh produk : Nano-Nano, Hexos. Mr. sarmento, Mouten , Cui-Cui,
Crystal, Boom, Ciggy, Froz dan Eski.
b. Memproduksi makanan ringan
Contoh produk : Tini Wini Biti, Snips, Snaps, Snips Snaps Sandwich,
Chocomania, Pedro, Marikot, Wafero, Kokat, Ono Nuts dan Lekker.
c. Memproduksi Suplemen Kesehatan
Contoh produksinya seperti Fit Up effervescent.
C. Faktor dan Potensi Bahaya
Faktor bahaya yang ada di PT. Konimex meliputi :
1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang
Faktor bahaya dari lingkungan kerja di PT. Konimex sebagian besar sudah
dikendalikan, dengan menyelenggarakan pementauan lingkungan kerja secara
teratur dan berkelanjutan. Pemantauan tersebut meliputi :
a. Penerangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Pemantauan penerangan di PT. Konimex dilaksanakan secara rutin
setiap tahun melalui pengukuran intensitas penerangan secara umum di
seluruh bagian di perusahaan. Standar intensitas penerangan minimal yang
dipersyaratkan K3 di PT. Konimex yaitu:
Tabel 1. Area Umum di PT. Konimex Tahun 2005
No. Ruang/Lokasi Intensitas Minimal (LUX) 1 Penerangan Darurat 5 2 Halaman 20 3 Jalan di luar gedung 20 4 Koridor luar proses 50 5 Toilet 100 6 Kantin 100 7 Counter minum 100 8 Locker 100 9 Kantor 300
Sumber : PT. Konimex Tahun 2005
Ketentuan umum penerangan di PT. Konimex yaitu :
1) Penerangan Utama
a) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja mempunyai
intensitas yang cukup (sesuai standar) dan nilai intensitas tersebut tidak
terpengaruh oleh perubahan kondisi cuaca atau ada tidaknya cahaya
matahari dan tidak tergantung penerangan buatan di ruangan lain.
b) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja setidaknya
berwarna putih dan tidak menimbulkan perubahan warna pada obyek
kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
c) Lampu penerangan yang digunakan di tempat kerja tidak menimbulkan
panas berlebih. Bila sumber penerangan yang digunakan menyebabkan
kenaikan suhu ruangan dalam tempat kerja maka suhu tersebut tidak
boleh naik melebihi 32○ C.
d) Sumber penerangan yang menimbulkan asap/gas sisa tidak boleh
digunakan dalam tempat kerja.
e) Lampu penerangn yang digunakan intensitasnya harus tetap, menyebar
rata dan tidak boleh berkedip – kedip.
f) Lampu penerangan yang digunakan dan penempatannya tidak boleh
menyebabkan cahaya yang dapat menyilaukan/bayangan/kontras yang
mengganggu pekerjaan.
g) Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar tidak boleh
menggunakan lampu neon.
2) Penerangan Darurat
a) Ruangan – ruangan kerja yang bila sumber penerangan utama tidak
berfungsi mengakibatkan kondisi tempat kerja gelap dan beresiko dan
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan bahan
olahan/produk harus disediakan alat penerangan darurat.
b) Pada gang – gang atau koridor yang menuju pintu keluar gedung harus
disediakan alat penerangan darurat.
c) Penerangan darurat mempunyai sumber tenaga yang berbeda dengan
sumber penerangan utama atau tidak saling tergantung satu dengan
yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
d) Penerangan darurat di tempatkan pada tempat yang cukup aman.
e) Dilakukan pemeriksaan rutin terhadap sumber tenaga yang dipakai
untuk penerangan darurat tersebut guna memastikan alat penerangan
darurat selalu dalam kondisi baik saat di fungsikan.
Ruangan yang tidak tercantum secara spesifikasi dalam daftar diatas,
intensitas penerangan ditentukan berdasar aktifitas kerja yang dilakukan dalam
ruangan tersebut dan resiko kesalahan akibat kurangnya penerangan kemudian
dibandingkan dengan spesifikasi yang paling mendekati dalam daftar. Untuk
ruanagan dengan aktivitas secara umum harus memiliki rata – rata intensitas
penerangan minimal 100 Lux, dimana bila ada aktifitas khusus maka pada
lokasi dimana aktifitas dilakukan, ditambahkan penerangan lokal dibidang
kerja sehingga intensitas penerangan sesuai dengan persyaratan. Apabila
karena suatu sebab intensitas penerangan di suatu ruang kerja tidak dapat
memenuhi nilai minimal standar yang di tetapkan oleh peraturan perundangan
maka diberikan toleransi sekurang – kurangnya memenuhi 70% dari standart
K3 yang ditetapkan untuk masing – masing kriteria standart ruang kerja (Nilai
Intensitas Minimal yang diupersyaratkan K3 di PT. Konimex). Dengan
mempertimbangan faktor :
1) Keamanan (indicator : tidak ada kecelakaan akibat penerangan di tempat
kerja)
2) Kenyamanan (indicator : tidak menurunkan produktifitas, tidak ada
keluhan kesehatan, berdasarkan keesioner berkala tiap 6 bulan oleh K3
untuk mengetahui tingkat kenyamanan dari penerangan yang ada).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
Kuesioner diberikan kepada karyawan yang bekerja disuatu ruangan
dengan pengambilan sampel tertentu.
Apabila suatu ruangan memiliki intensitas penerangan di bawah nilai
minimal yang dipersyaratkan maka alternatif upaya yang dapat dilakukan di
PT. Konimex adalah :
1) Peninjauan kembali instalasi penerangan yang ada bila memungkinkan
dilakukan perbaikan.
2) Pengaturan kembali tata letak ruang kerja, warna media/alat kerja maupun
dinding dan lantai ruangan.
3) Pembersihan secara rutin armature/kap lampu.
4) Penggantian lampu yang sudah tidak layak dengan spesifikasi yang sesuai
desain.
5) Penambahan lampu portable jika penggunaannya tidak terus menerus.
6) Penerangan setempat.
b. Kebisingan
Pemantauan kebisingan di PT. Konimex dilakukan satu tahun sekali
dan pemantauan incidental dilaksanakan apabila ada laporan dari pihak
terkait. Upaya pengendalian terhadap kebisingan di PT. Konimex dilakukan
dengan mempertimbangkan beberapa alternatif :
1) Pengendalian secara teknik (Engineering/Mechanical Control)
a) Pada sumber bunyi
(1) Memperbaiki mesin-mesin yang telah mengalami gangguan fungsi
(Correcting Malfuncioning equipment)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
(2) Melengkapi mesin dengan peredam (silencer/mufflers) yaitu di
mesin yang bising bagian bawah diberi material peredam.
(3) Lubrikasi mesin yaitu dengan pelumasan oli.
(4) Cek roda gigi, rantai dan komponen lainnya.
(5) Substitusi mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya.
(6) Modifikasi mesin/proses, misalnya mesin diberi cover untuk isolasi
bising.
(7) Machinery enclosure (peredam partial atau total), misalnya mesin
diberi selungkup dan fiber.
b) Pada media perantara : pemasangan barier/penghalang yaitu dengan
sterofom/ gabus diantara kayu.
2) Pengendalian secara administratif (administrative Controls)
a) Rotasi pekerjaan
b) Pengadaan ruang control/isolasi
c) Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
d) Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran kebisingan berkala) yaitu
dengan pengukuran satu tahun sekali dan incidental
e) Pemeriksaan kesehatan pendengaran (Audiometri) yaitu satu tahun
sekali bagi pekerja di tempat bising
3) Penyediaan dan pemakaian alat pelindung telinga (Ear Protectors)
Apabila kebisingan diatas 90 dBA memakai ear muff dan ear plug. Untuk
kebisingan 80 dBA disediakan ear muff.
c. Iklim kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
Iklim kerja di tempat kerja merupakan suatu keadaan lingkungan yang
didapatkan saat bekerja. Untuk pengukuran yang dilakukan oleh penulis
mengenai iklim kerja hanya difokuskan pada pengukuran suhu dan
kelembaban yang ada di gudang barang jadi dan gudang bahan baku yang ada
pada semua bagian di PT. Konimex. Beban kerja dalam PT. Konimex
khususnya untuk pekerja pada bagian gudang masih termasuk kategori beban
kerja ringan, untuk pengukuran komponen iklim kerja yang lain tidak
dilakukan oleh penulis.
Adapun data yang penulis peroleh dari hasil pengukuran yang
dilakukan pada saat magang adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Data pengukuran suhu di GBB di PT. Konimex
NO. Ruangan Jenis data Data Suhu (0C)
Pengukuran 1 29.5 Pengukuran 2 31.4 Pengukuran 3 24.1 Pengukuran 4 22.1 Pengukuran 5 24.0
1 GBB
Farmasi I
Pengukuran 6 22.0 Pengukuran 1 28.7 Pengukuran 2 23.8 Pengukuran 3 22.0 Pengukuran 4 29.4
2 GBB.
Farmasi II
Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 1 25.9 Pengukuran 2 29.3 Pengukuran 3 26.7 Pengukuran 4 25.8 Pengukuran 5 24.8 Pengukuran 6 28.2 Pengukuran 7 29.3
3 GBB. Food I
Pengukuran 8 21.9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
Pengukuran 9 22.0 Pengukuran 10 27.8 Pengukuran 11 21.6 Pengukuran 12 28.9 Pengukuran 1 21.5 Pengukuran 2 33 Pengukuran 3 22.9 Pengukuran 4 25.3 Pengukuran 5 31.6 Pengukuran 6 30
4 GBB.
Food II
Pengukuran 7 23.1 Pengukuran 1 28 Pengukuran 2 29.2 Pengukuran 3 29,4 Pengukuran 4 20,6 Pengukuran 5 29.2 Pengukuran 6 29.1
5 GBB. Natpro
Pengukuran 7 25.6 Sumber : PT. Konimex, 2010.
Tabel 3. Data pengukuran kelembaban di GBB di PT. Konimex
NO. Ruangan Jenis data Data Kelembaban (%) Pengukuran 1 71 Pengukuran 2 60.3 Pengukuran 3 70.8 Pengukuran 4 59.4 Pengukuran 5 62.7
1 GBB
Farmasi I
Pengukuran 6 60.7
Pengukuran 1 74
Pengukuran 2 80.2
2 GBB. Farmasi II
Pengukuran 3 68.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
Pengukuran 4 71.0
Pengukuran 5 59.18
Pengukuran 1 58.4
Pengukuran 2 66.9
Pengukuran 3 67
Pengukuran 4 62.3
Pengukuran 5 57.9
Pengukuran 6 67.5 (palet)
Pengukuran 7 67.4 (Bahan Baku)
Pengukuran 8 53.4
Pengukuran 9 56.7
Pengukuran 10 75.4
Pengukuran 11 30.9
3 GBB. Food I
Pengukuran 12 72.9
Pengukuran 1 59.8
Pengukuran 2 51,96
Pengukuran 3 51.9
Pengukuran 4 56.4
Pengukuran 5 51.8
Pengukuran 6 70.7
4 GBB.
Food II
Pengukuran 7 60.2
Pengukuran 1 75,3
Pengukuran 2 83.3
Pengukuran 3 77.6
Pengukuran 4 68
Pengukuran 5 78.5
Pengukuran 6 80.2
5 GBB. Natpro
Pengukuran 7 77.3
Sumber : PT. Konimex, 2005.
d. Debu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
Debu merupakan hasil sampingan dari proses produksi yang ada dan
hal itu tidak dapat dihindari. Begitu pula dengan proses produksi yang ada di
PT. Konimex, jenis debu yang ada tergolong dalam debu lingkungan untuk itu
perlu dilakukan suatu upaya-upaya pencegahan dan penanganan untuk kasus
ini diantaranya, yaitu :
1) Menempatkan dust collector untuk mesin yang potensial menimbulkan
debu.
2) Aliran udara 100% dibuang keluar dan dilewatkan cyclone / saringan
udara.
3) Penggunaan HEPA Filter untuk ruang-ruang tertentu (khususnya ruang
steril.
4) Pembakaran debu yang terkumpul di dust collector dan cyclone (dengan
smokless incinerator imulli stage burner).
e. Pengelolaan lingkungan
1) Divisi Pengelolaan Lingkungan
Divisi pengelolaan lingkungan ini merupakan struktur organisasi yang
terpisah dari struktur organisasi prusahaan (seperti P2K3) yang bertugas
menangani pengelolaan lingkungan hidup di PT. Konimex, salah satunya
adalah pengelolaan limbah
2) Struktur organisasi pengelolaan lingkungan hidup
KOORDINATOR MSD & EXTERNAL RELATION
Internal Audit GMP
Sekretaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
3) Limbah PT. Konimex
a) Limbah padat
Tabel 4. Limbah Padat
Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan
Limbah
Kertas Kantor, bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)
Karton Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)
Plastik Sisa kemasan Reuse (Pemakaian kembali)
Roll Allufoil Waste, susut produksi Multi Stage Burner
Roll Acellophane Waste, susut produksi Multi Stage Burner
Botol Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)
Kaleng Bekas kemasan Reuse (Pemakaian kembali)
Drum Bekas Reuse (Pemakaian kembali)
Debu : Cyclone, deduster
Proses produksi Multi Stage Burner
Bahan Obat Pemusnah obat Incinerator
Produk Rusak Pemusnah obat Incinerator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
Sumber PT. Konimex, 2005
b) Limbah cair
Tabel5. Limbah cair
Jenis Limbah Sumber limbah Sistem pengelolaan Limbah
Air buangan Toilet, WC, Air cucian Multi cell aerated lagon
Sisa proses Kondesat steam Multi cell aerated lagon
Sumber: PT. Konimex, 2005
c) Limbah udara
Tabel 6. Limbah udara
No Jenis Limbah Sumber Limbah 1 Suara (getaran) Mesin Produksi, Boiler, Chiller,
Fan, AC 2 Gas – gas Asap pembakaran
Sumber : PT. Konimex, 2005
4) Penanganan Limbah
a) Limbah padat
Debu dari mesin
Debu dari lantai
Debu ruang produksi
Pemusnahan bahan baku,
Roolfoil
Waste kemasan
Kertas, karton, plastik
Botol, drum, kaleng
Cyclone
Vacum Cleaner
Dust Collector
Incenerator
Multi Stage Burner
Dijual Pembuangan
Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
Gambar 2. Bagan Pengelolaan Limbah Padat
b) Limbah cair
Gambar 3. Bagan Pengelolaan Limbah Cair
Sumber : PT. Konimex, 2005.
c) Limbah Udara
Lingkungan Sekitar
Pabrik
Steam air hujan & kondesat
Limbah
Limbah Domestik
Limbah Pabrik
Sand/Oil
Multicell aerated lagon
Fish Pond
Badan Air
Compressor
Chiller, Fan, AC
Generator Listrik
Boiler
Mesin Produksi
Partial Enclosure
Steam Trap
Silencer
Dinding dan Tanaman Rambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
Gambar 4. Pengelolaan Limbah Udara
2. Potensi Bahaya
Potensi bahaya dalam bekerja merupakan hal yang selalu ada dan
menjadi sebab utama terjadinya kecelakaan, hal ini juga tidak dapat dihindarkan
terjadi di PT. Konimex. Dari hasil magang ada beberapa potensi bahaya yang ada
di PT. Konimex diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Area produksi di Plant Farmasi
1) Terjatuh
Hal ini disebabkan karena lantai yang licin di area produksi Plant Farmasi
dan penanggulangan yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan
pengadaan alat pel di tempat kerja dan melakukan pengeringan di ruangan
yang licin.
2) Terjepit punch cetakan
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan
produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover
pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure (SOP)
kepada semua pekerja.
3) Terpotong penggunting allufoil
Partial Enclosure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip. Pengendalian
yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin.
4) Terjepit sealing saw
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan
produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman
pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja
dengan alat tersebut.
5) Tersengat panas
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin shrink. Pengendalian
yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan tingkat disiplin tenaga kerja
dalam mematuhi standar opersional procedure (SOP) dan peraturan yang
ada serta pengaturan lay out kerja dibuat senyaman dan seaman mungkin.
b. Area produksi di Plant Food
1) Terpeleset
Potensi bahaya ini ditimbulkan karena lantai yang licin akibat dari
tumpahan air ataupun gula selama proses produksi berlangsung.
Pengendalian yang telah dilakukan perusahaan adalah dengan pengadaan
alat pel stack pel drainase (pel yang dapat langsung menyerap cairan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
2) Terjepit
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi food
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin kneading pulling
cetak. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan memasangkan pagar
pengaman dengar micro switch pengaman.
3) Terjepit sealing saw
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area pengemasan
produk khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin ceklik.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman
pada mesin dan mewajibkan memotong kuku kepada semua pekerja
dengan alat tersebut.
4) Terjepit punch cetakan
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin cetak bahan
produksi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover
pengaman pada mesin dan pemberian standar operationl procedure (SOP)
kepada semua pekerja.
5) Terpotong penggunting allufoil
Potensi bahaya dialami oleh pekerja yang bekerja di area produksi
khususnya yang bekerja dengan menggunakan mesin strip. Pengendalian
yang dilakukan yaitu dengan pemasangan cover pengaman pada mesin.
B. Pelayanan Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
Upaya pelaksanaan kesehatan kerja di PT. Konimex, diwujudkan dengan
kegiatan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
a. Pemeriksaan Awal/Sebelum Kerja
Pemeriksaan kesehatan terhadap calon tenaga kerja yang dilakukan pada saat
recruitment, untuk mengetahui apakah calon tenaga kerja tersebut serasi
dengan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya baik fisik maupun
mentalnya.
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan tenaga kerja
dan evaluasi apakah faktor-faktor dalam pekerjaan dan lingkungan kerja itu
menimbulkan gangguan/kelainan atau tidak.
c. Pemeriksaan Khusus
Dilakukan bila dalam pemeriksaan berkala ditemukan kelainan-kelainan,
dilanjutkan dengan sistem rujukan. Pemeriksaan kesehatan khusus di PT.
Konimex meliputi pemeriksaan Audiometri dan Spirometri, dengan melihat
adanya potensi penyakit akibat kerja yakni kebisingan dan debu di tempat
kerja.
2. Sarana Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
Sebagai upaya penanggulangan kecelakaan, pengobatan dan peningkatan
kesehatan tenaga kerja, ada banyak langkah-langkah yang dilakukan oleh PT.
Konimex untuk mewujudkan hal tersebut khususnya dalam penyediaan sarana-
sarana kesehatan yang memadai, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kotak P3K (Pertololongan Pertama Pada Kecelakaan) di masing-masing unit
kerja.
b. Poliklinik yang tersebar di dua tempat yaitu pada sektor farmasi dan food,
adapun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan poliklinik antara lain adalah :
1) Pemeriksaan kesehatan namun belum dilakukan pemeriksaan yang
memfokuskan pada pemeriksaan penyakit akibat kerja.
2) Pelayanan pengobatan dan pelayanan darurat.
3) Pelayanan pemberian obat-obatan produksi kepada semua tenaga kerja
sebagai persediaan seminggu sekali yaitu pada hari rabu.
4) Donor darah dilakukan tiga bulan sekali atau sewaktu-waktu untuk tenaga
kerja yang membutuhkan.
5) Tiga orang dokter perusahaan (sudah bersertifikasi Hiperkes) yang
mempunyai jam kerja pada jam 14.00 WIB-selesai tanpa ada bantuan
tenaga perawat namun tugas itu digantikan oleh seorang petugas jaga
setiap hari/jam kerja serta dokter rujukan yang tersebar di kota Solo.
6) Pelayanan KB setiap hari Rabu. dan apabila terjadi suatu kecelakaan yang
berimbas pada luka berat Poliklinik juga telah menjalin hubungan dengan
Rumah Sakit dr. Oen I dan Rumah Sakit dr. Oen II sebagai rumah sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
rujukan dilengkapi dengan kendaraan yang selalu siap mengantar bila
diperlukan.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) merupakan jaminan bagi tenaga
kerja berupa pelayanan kesehatan, berobat jalan, rawat inap, bantuan bersalin,
optik, dan lain-lain. Khusus bagi kepala keluarga bagi kepala keluarga dapat
menanggung keluarganya. Namun untuk program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) hanya sebagaian tenaga kerja saja yang diikutkan karena telah
memiliki program pemeliharaan kesehatan yang dinilai lebih baik. Adapun
program pemeliharaan kesehatan di PT. Konimex adalah sebagai berikut :
a. AMAG (Asuransi Multi Arta Guna), asuransi yang diberikan kepada tenaga
kerja yang perlu perawatan atau rawat inap di rumah sakit.
b. Tunjangan kesehatan untuk pengobatan diberikan kepada tenaga kerja yang
sakit akan tetapi tidak memerlukan perawatan atau rawat inap di rumah sakit
dan berlaku untuk suami, istri dan 2 orang anak.
E. Gizi Kerja
Untuk menjaga tenaga kerja tetap sehat, produktif serta timbulnya masalah
gizi yang ditemukan pada tenaga kerja maka pengelolaan gizi kerja bagi tenaga
kerja diwujudkan dengan :
1. Pengadaan kantin dan pemberian makan siang kepada semua tenaga kerja.
Kantin dikelola oleh General Service,
2. Adanya tim menu yang mengurusi jenis menu yang akan dihidangkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
3. Penyusunan menu yang berbeda selama empat minggu dan tiap tiga bulan
sekali tim menu berkumpul untuk mengadakan perubahan menu,
4. Penyediaan makan siang
Untuk lauk dan sayur disediakan oleh catering yang sudah di tunjuk oleh
perusahaan sedang untuk makanan pokok atau nasi memasak sendiri.
5. Ruang makan dan kantin :
a. Tersedianya ruang makan yang cukup luas sesuai dengan jumlah tenaga
kerja sehingga semua tenaga kerja dapat makan siang sekaligus atau
bergelombang,
b. Semua tenaga kerja tidak boleh makan pada saat kerja,
c. Perawatan kantin dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan untuk
kebersihan pada tempat makan umum,
d. Pada umumnya dapur, tempat makan dan alat makan dalam keadaan bersih
dan memenuhi syarat kesehatan.
F. Ergonomi
PT. Konimex merupakan perusahaan farmasi dan makanan dengan jam
kerja untuk tenaga kerja bagian kantor pukul 08.00-16.00 WIB dengan istirahat 1
jam, sedangkan untuk tenaga kerja bagian produksi pukul 08.00-15.30 WIB
dengan waktu istirahat 30 menit. Shift kerja berlaku secara insidentil yaitu sesuai
dengan permintaan pasar.
Dalam proses produksi digunakan mesin-mesin baik yang
pengoperasiannya secara manual maupun dengan mesin operasi otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
Alat-alat angkut meliputi handpallet sebagai alat angkut bahan baku dan
barang jadi, forklift untuk mengangkut bahan baku dan barang jadi. Selain itu juga
dilakukan pengangkutan secara manual. Alat angkut meliputi handpallet, forklift
dan truk.
Sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan bevariasi yaitu berdiri, duduk
dan berpindah-pindah.
G. Sistem Keselamatan Kerja
Sistem Keselamatan Kerja di PT. Konimex meliputi :
1. Analisa Bahaya Lingkungan Kerja
Analisa bahaya yang dilakukan ini merupakan upaya untuk mengetahui
secara dini potensi bahaya yang ditimbulkan dari bahan, lingkungan kerja dan
manusia/tenaga kerja. Analisis ini bermanfaat dalam menekan tingkat resiko
sehingga akan mengurangi tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja. Analisa
dilakukan setiap tahunnya oleh divisi K3 di PT. Konimex.
2. Inspeksi Rutin Tempat Kerja Dan Audit K3
Inspeksi bertujuan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan
pelaksanaan K3 di lapangan/tempat kerja dan menenukan lokasi bahaya potansial
yang dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan inspeksi,
diharapkan dapat dilakukan upaya-upaya untuk mengendalikan agar kecelakaan
kerja tidak terjadi atau terulang kembali. Inspeksi ini dilaksanakan oleh Ahli K3
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
Audit Internal K3 dilaksanakan oleh bagian Human, Safety and
Environtment (HSE) Auditor khususny bagian Good Manufacturing Product
GMP) untuk menilai kinerja sistem manajemen K3. Auditor ini bersifat
independen. Dimana setiap temuan yanga ada akan dicatat dan disampaikan ke
bagian terkait dalam bentuk PTKP (Permintaan Tindakan Koreksi dan Perbaikan).
Selanjutnya setiap bagian wajib menindak lanjuti PTKP tersebut sebagai suatu
perbaikan yang berkisanambungan.
3. Alat Pelindung Diri
Upaya penyediaan alat pelindung diri bagi tenega kerja di PT. Konimex
dilaksanakan dengan menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan jumlah
tenaga kerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat mendukung usaha
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
Alat pelindung diri yang disediakan oleh PT. Konimex bagi tenaga
kerjanya antara lain :
a. Sepatu kerja (digunakan untuk pekerja dibagian teknik dan general service)
b. Baju kerja (diberlakukan untuk semua pegawai yang ada di bagian gudang,
produksi, laboratorium, teknik, GS, verpak, dll)
c. Respirator, masker dan sarung tangan (baik berbahan karet dan katun)
Alat pelindung diri digunakan untuk pekerja pada bagian produksi,
laboratorium, teknik, verpak, gudang, GS dan pertamanan.
d. Kacamata / goggles, spectacles. Untuk Aalat pelindung diri ditujukan untuk
bagian teknik yang sedang mengerjakan pekerjaan di workshop.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
e. Safety belt dan safety harness bagi pekerjaan di ketinggian. Biasanya yang
menggunakan ini adalah pekerja bagian teknik dan GS.
f. Ear plug dan ear muff sebagai alat pelindung telinga dari bising yang
dihasilkan oleh mesin-mesin tertentu. Alat ini digunakan untuk pekerja yang
berada di proses produksi dan teknik.
g. Helm yang disediakan bagi tenaga kerja yang bekerja digudang atau tempat
kerja yang berisiko terjadi benturan atau kejatuhan barang. APD ini ditujukan
untuk karyawan di bagian gudang dan teknik.
4. Sosialisasi K3
Sebagai upaya sosialiasasi K3 di kalangan tenaga kerja yang di pihak
manajemen (P2K3) menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut :
a. Safety information
Berupa dan selebaran yang berisi informasi tentang K3 yang disebarkan
melalui email dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada tenaga kerja
mengenai berbagai hal yang bersangkutan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) agar tercipta “Brain awarness” tantang pentingnya upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja pada tiap tenaga kerja.
Safety Information dibuat oleh Ahli K3 dan waktu penyebarannya setiap satu
bulan sekali pada tanggal 12
b. Safety Meeting
Merupakan pertemuan rutin K3 antara kepala seksi/supervisor dengan seluruh
anak buahnya untuk membahas dan menginformasikan masalah keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja. Pelaksanaanya dilakukan setiap bulan sekali pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
tanggal 12 jam 08.00 – selesai, lama penyelenggaraan sesuai kebutuhan
masing-masing bagian. Bila tanggal 12 adalah hari minggu/libur maka safety
meeting diadakan pada hari kerja berikutnya. Pembuatan dan distribusi safety
meeting adalah sebagai berikut :
1) Ahli K3 membuat materi safety meeting dengan tema yang disesuaikan
dengan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Ahli K3 membuat memo pengantar untuk seluruh bagian yang
menyelenggarakan safety meeting.
3) Memo dan meteri digandakan sesuai bagian yang dituju kemudian dikirim
ke bagian selambat-lambatnya tanggal 6 tiap bulan.
4) Selambat-lambatnya tanggal 11 tiap bulan, sekretaris bagian menyerahkan
materi safety meeting kepada masing-masing kepala seksi/supervisor di
bagian yang bersangkutan.
Adapun penyelenggaraan safety meeting adalah sebagai berikut :
1) Kepala seksi/supervisor mengumpulkan seluruh anak buahnya ditempat
yang memadai,
2) Kepala seksi/supervisor atau tenaga kerja yang ditunjuk membacakan
materi safety meeting sehingga isi materi dimengerti oleh semua peserta,
3) Kepala seksi/supervisor memberikan kesempatan untuk mengajukan satu
pertanyaan tentang K3,
4) Kepala seksi/supervisor menjawab pertanyaan yang diajukan atau
menunda bila tidak/kurang memahami masalahnya (konsultasi dahulu
dengan pimpinan bagian, Ahli K3 atau pengurus P2K3),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
5) Safety meeting ditutup dengan himbauan kepala seksi/supevisor untuk
bekerja menaati ketentuan K3.
Catatan :
1) Bila kepala seksi/supervisor tidak masuk, pimpinan ini menunjuk salah
satu tenaga kerja untuk memimpin penyelenggaraan safety meeting.
2) Untuk kelompok profesi (teknisi, analisis dan ass. Formulator)
penyelenggaraan oleh salah seorang yang ditunjuk oleh pimpinan ini yang
bersangkutan.
c. Poster K3
Poster-poster K3 yang ada di PT. Konimex meliputi :
1) Poster bahaya mesin
2) Poster bahaya kebakaran
3) Poster larangan merokok
4) Poster bahan berbahaya
5) Poster bahaya listrik
6) Poster alat pelindung diri
7) Poster cuci tangan/pemeliharaan kebersihan
8) Poster bahaya terjatuh
d. Spanduk/Giant banner,
Pada Spanduk/Giant banner memuat slogan-slogan K3 terdapat di pintu
masuk PT. Konimex sehingga dapat diketahui oleh tenaga kerja maupun
masyarakat umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
e. Lomba-Lomba K3
Lomba K3 ini diselenggarakan untuk memperingati adanya bulan K3 Nasional
yang diisi dengan berbagai lomba K3 seperti fire drill dan pertolongan
pertama, yel - yel, lomba tebak gambar, analisa kasus K3, role play sampai
dengan lomba cerdas tangkas mengenai materi-materi K3. Peserta dalam
lomba ini tidak hanya dari kalangan pekerja lapangan, namun perwakilan dari
semua seksi kerja yang ada di PT. Konimex. Untuk perlombaan K3 tahun
2010 ini mengangkat tema “Know Safety, NO Accident”.
5. Pelatihan K3
Pelatihan K3 dikoordinasi oleh Ahli K3/Sekretaris P2K3. Pelatihan ini
diberikan kepada tenaga kerja dimana yang bertindak sebagai instruktur atau
pelatih adalah dari dalam perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini, pelatihan K3
diberikan oleh Ahli K3 yang dibantu oleh koordinator-koordinator K3. Jenis
Pelatihan yaitu :
a. Refreshing ABK (Analisa Bahaya Kerja)
b. Refreshing Penanggulangan Bahaya Kebakaran
c. Refreshing P3K
d. Pelatihan K3 Gudang/safe manual handling/alat angkat-angkut
Untuk metode pelatihan yang digunakanpun bervariatif hal ini diupayakan
agar tenaga kerja tidak bosan dan jenuh mengikuti pelatihan, metode yang
diterapkan diantaranya adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
a. Studi kasus/role paly/simulasi
b. Pemutaran film/video
c. Ceramah, brainstorming
Pelaksanaan pelatihan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kalender
training yang telah disusun sebagai program K3.
H. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam rangka menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja
yang berjalan baik dan solid, PT. Konimex menerapkan Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3. Seperti menurut Tarwaka (2008) dalam bukunya
menyatakan bahwa Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan
suatu bagian dari sistema manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemiliharaan kebijakan K3 dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Sesuai dengan tujuan diperlukannya suatu manajemen K3 dijadikan suatu
pedoman dalam melaksanakan sistem manajemen K3 di PT. Konimex. Dalam
perjalannya penerapan hal ini sudah dapat berjalan baik dan lumayan
terkoordinasi, dan berkesinambungan satu sama lain.
Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Konimex terdiri
dari 4 elemen. yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
1. Plant (Perencanaan)
Mengidentifikasi bahaya , penilaian dan pengendalian resiko berdasar
peraturan perundang – undangan dan persyaratan lain dengan menetapkan tujuan
dan sasaran dan menetapkan anggaran.
2. Do (Pelaksanaan)
a. SO dan tanggung jawab,
b. Pelatihan dan kompetisi kerja terhadap sumber daya manusia,
c. Komunikasi, konsultasi dan motivasi,
d. Pengendalian dokumen,
e. Pengendalian operasional,
f. Sarana dan prasarana,
g. Kesiapan tanggap darurat.
3. Check (Pengecekan)
Melakukan inspeksi dan pengujian terhadap pelaksanaan Sistem
Manajemen K3 di PT. Konimex secara Non Comformance dan Insident dengan
melakukan pencatatan dan audit.
4. Action (Tindakan)
Meninjau ulang apa yang telah dilakukan dalam elemen Plant, Do dan
Check dan berusaha meningkatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Konimex.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
I. Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Konimex
merupakan suatu panitia yang beranggotakan unsure pengusaha dan tenaga kerja
yang disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja, untuk membantu merencanakan
dan melaksanakan program – program serta mengkoordinir penanganan mesalah
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)yang disahkan di PT. Konimex adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Struktur Organisasi P2K3 di PT. Konimex Sumber : PT. Konimex, 2005.
Dalam struktur organisasi P2K3 di PT. Konimex diketuai langsung oleh
Direktur Utama perusahaan, sedangkan untuk sekretarisnya adalah ahli K3 yang
ada di PT. Konimex. Anggota-anggota P2K3 merupakan pimpinan (manager) dari
tiap bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3), pengawasan dan melaksanakan perbaikan secara
terus-menerus di bidang K3.
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota Anggota Anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
J. Emergency Planning
1. Pencegahan Kecelakaan
Prosedur untuk menghadapi keadaan darurat dan proses perencanaan
pemulihan keadaan darurat yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja,
meliputi :
a. Langkah pencegahan,
b. Langkah penangulangan,
c. Sarana yang dibutuhkan dan pengoperasiannya.
Untuk itu dapat mewujudkan prosedur diatas PT. Konimex telah
menyiapkan personel-personelnya, dimana mereka bertugas untuk melakukan
suatu operasi penyelamatan dalam menghadapi keadaan darurat. Personel-
personel tersebut telah mendapatkan pelatihan dari instansi yang berkompeten
untuk bidang seperti ini dan pelatihan tidak hanya diadakan satu kali saja tetapi
dilakukan setiap 6 bulan sekali, jadi untuk kompetensi dari para personel yang
disiagakan untuk keadaan darurat ini tidak diragukan lagi.
Selain pembentukan personel PT. Konimex juga menyusun sutu prosedur
perencanaan pemulihan keadaan darurat agar dapat dengan cepat mengembalikan
keadaan pada kondisi normal begitu pula dengan tenaga kerjanya. Adapun
prosedur yang telah dibuat bersama oleh P2K3 PT. Konimex dalam menghadapi
insiden, adalah sebagai berikut :
a. Prosedur penanganan korban.
b. Prosedur pengadaan sarana P3K.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
c. Prosedur penyelidikan kecelakaan.
d. Prosedur perawatan lanjutan dan rehabilitasi.
System Emergency Planning dimana sistem ini ditujukan kepada keadaan
darurat seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan, peledakan, dan polusi.
Untuk menjalankan sistem ini maka dibentuklah suatu kelompok yang diberi
nama Tim Krisis (Tim 9) yang bertugas untuk mengurusi manajemen-manajemen
untuk kondisi-kondisi kritis.
2. Penanganan Kecelakaan
Upaya penanganan kecelakaan yang dilakukan di PT. Konimex sesuai
dengan prosedur penangan kecelakaan kerja yang telah ditetapkan oleh P2K3,
yaitu sebagai berikut:
a. Prosedur penanganan kecelakaan kerja.
1) Merupakan panduan bagi setiap tenaga kerja dalam menangani da
melaporkan kejadin kecelakaan di tempat kerja, untuk selanjutnya dapat
dilakukan penyelidikan kecelakaan.
2) Menjamin selalu terpantaunya kejadian yang akan digunakan sebagai salah
satu dasar pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan
pencegahan dalam upaya mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
3) Prosedur ini berlaku untuk seluruh bagian/biro di PT. Konimex untuk
kecelakaan di tempat kerja dan sakit mendadak pada jam kerja.
4) Prosedur ini meliputi prosedur penanganan kecelakaan kerja di dalam jam
kerja biasa dan di luar jam kerja biasa.
b. Sarana pendukung penanganan korban kecelakaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
1) Pos P3K.
2) Poliklinik.
3) Rumah sakit rujukan.
4) Kendaraan angkut yang selalu siap antar.
3. Alur Komunikasi
Alur komunikasi keadaan darurat yang ada di PT. Konimex juga telah
diatur sebaik mungkin, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kebingungan oleh
tenaga kerja pada saat menghadapi keadaan darurat. Jadi dalam setiap kejadian
kecelakaan di tempat kerja diharuskan tenaga kerja untuk menghubungi pimpinan
bagian, factory personel, personel, dan ahli K3 untuk menginformasikan identitas
korban, kondisi korban, dan lokasi kejadian kecelakaan.
4. Formulir Laporan Kecelakaan Kerja
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Konimex dilakukan pembuatan
suatu laporan kecelakaan dengan mengisi formulir laporan kecelakaan kerja yang
tersedia, sesuai dengan pertunjuk cara pengisian formulir kecelakaan kerja. Dari
formulir tersebut dibuat laporan kecelakaan kerja beserta analisanya setiap
bulannya, sehingga pemantauan mengenai kecelakaan kerja dapat terus dijaga di
monitoring secara terus - menerus.
5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh penanganan material yang tidak
memenuhi syarat, perawatan yang kurang, kelalaian, atau kecerobohan maupun
karena peristiwa alam. Akibat dari kebakaran akan semakin besar apabila sistem
penanggulangan terhdap kebakaran yang terdiri dari peralatan deteksi, peralatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
pemadam tidak berfungsi dengan baik. Peralatan penanggulangan kebakaran yang
lengkap tidak akan bermanfaat secara maksimal apabila tidak didukung oleh
sumber daya manusia yang handal, tanggap, mempunyai keberanian dan mampu
mengoperasikan peralatan secara cepat dan tepat.
Mengingat betapa bahayannya suatu kebakaran itu maka tim P2K3 PT.
Konimex menyusun suatu pedoman dalam melaksanakan penanggulangan bahaya
kebakaran serta terpadu termasuk cara pencegahan, cara pemadam,
pengoperasian, dan perawatan alat pemadam kebakaran, sampai denagan personel
yang akan melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran tersebut. Hal ini
disusun bertujuan untuk pedoman bagi seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan
penanggulangan bahaya kebakaran serta menjamin dapat terselenggaranya sistem
penanggulangan kebakaran di perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun
pemaparan dari pedoman ini adalah sebagai berikut :
a. Dasar penyusunan pedoman bahaya kebakaran.
1) Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf b, d, dan q
tentang Syarat Keselamatan Kerja
(b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
(d) Memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada saat
kebakaran
(q) Mengendalikan penyebaran asap dan gas
Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 9 ayat 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
Pengurus mengadakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-
syarat Pemasangan dan Pemliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Sistem pemadaman kebakaran di PT. Konimex, terdiri atas :
1) Alat Deteksi Dini Bahaya Kebakaran (Fire Alarm System)
a) Fotoelectric Detector, dapat berupa :
(1) Ionization Detector
Ionization Detector adalah detector yang bekerja berdasarkan
prinsip ionisasi. Detector ini terdapat di gudang bahan baku
farmasi 1 dan ruang server.
(2) High Sensitivity Smoke Detector (HSSD)
Detektor ini bekerja dengan kepekaan yang sangat tinggi terhadap
asap. Terdapat di semua area gudang dan ada sebagain di verpak.
(3) Smoke Detector
Smoke detector adalah alat deteksi adanya kebakaran karena
kepekaan terhadap asap. Detector ini terdapat di ruang verpak,
kantor, dan koridor, bila terjadi suatu kebakaran maka asap dari
kebakaran akan mereaksikan alat tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
2) Alat Pemadam Kebakaran
a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam kebakaran ini berbentuk tabung dan mudah dibawa
(portabel) serta mudah digunakan untuk memadamkan api pada mula
kebakaran. Berdasarkan isinya PT. Konimex terdapat jenis tabung
pemadam kebakaran :
(1) Serbuk kimia kering (dry chemical)
(2) Gas karbondioksida (CO2)
(3) Gas halon.
(4) Foam
(5) FM200
Warna tabung APAR seluruhnya berwarna merah. Standar posisi
peletakan APAR dari lantai adalah 125 cm dari lantai dan jarak antara
apar tidak boleh melebihi 15 meter adalah dengan memperhatikan pula
kondisi fisik bangunan.
b) Hidran Gedung
Alat pemadam kebakaran dengan media pemadaman air bertekanan
dan telah terangkai dalam suatu sistem serta terdapat di luar bangunan.
Selang pada hidran gedung berdiameter 1,5 inchi dengan debit air ±
400 liter/menit untuk titik terjauh. Sumber air dari hidran didapatkan
dari Jockey Pump untuk kondisi stand by, sedangkan apabila tekanan
dalam hidran turun maka sumber air akan di suplai menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
sistem diesel yang otomatis menyala untuk mencapai tekanan yang
dipersyaratkan.
c) Hidran Halaman (Pilar Hidran)
Alat pemadamkebakaran ini menggunakan media pemadam air
bertekanan dan telah terangkai dalam suatu sistem yang terdapat di
luar bangunan. Selang pada hidran halaman ini berdiamater 2,5 inchi
dengan debit air ± 1800 liter/menit untuk titik terjauh. Sumber air dari
hidran didapatkan dari Jockey Pump untuk kondisi stand by,
sedangkan apabila tekanan dalam hidran turun maka sumber air akan
di suplai menggunakan sistem diesel yang otomatis menyala untuk
mencapai tekanan yang dipersyaratkan.
c. Proses penanggulangan kebakaran.
Prosedur penanggulangan bahaya kebakaran pada PT. Konimex, yaitu :
1) Tidak panik dan tetap tenang
2) Lokalisir api
3) Padamkan api dengan APAR
4) Bunyikan alarm kebakaran (bila detektor otomatis belum menyala)
5) Mengevakuasi
Apabila terdapat korban, singkirkan barang-barang yang terdapat di sekitar
korban yang dapat menimbulkan kecelakaan susulan.
Agar tindakan evakuasi dapat dilakukan dengan cepat dan aman, maka
penyelenggaraan evakuasi dilengkapi dengan alat bantu evakuasi, meliputi :
1) Lampu Penerangan Darurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
Dipasang ditempat-tempat tertentu di ruangan dan di sepanjang koridor
yang menuju pintu keluar. Lampu penerangan darurat harus mempunyai
tenaga listrik yang tidak tergantung dari tenaga listrik PLN (baterai/accu)
2) Plafon Koridor Bercat Hijau
Plafon koridor bercat hijau menunjukan tanda bahwa jalur koridor tersebut
berhubungan atau menuju pintu keluar gedung.
3) Denah Jalur Evakuasi
Denah jalur evakuasi adalah denah yang dipasang di dalam suatu ruangan
yang berisi petunjuk evakuasi dari ruangan tersebut menuju pintu keluar
terdekat beserta jalur alternatif lain yang diambil.
4) Papan Penunjuk Arah Jalan Keluar
Papan penujuk yang dipasang di sepanjang koridor yang berisi petunjuk
berupa anak panah berwarna merah yang menuju ke pintu keluar setempat.
5) Tanda “EXIT”
Tanda yang dipasang untuk menunjukan arah pintu keluar gedung.
6) Pintu Darurat
Pintu untuk keluar yang digunakan hanya saat terjadi kondisi darurat yang
ditandai dengan tulisan “Emergency Exit/Pintu Keluar Darurat”,
dilengkapi dengan alat pembuka (misal : kapak/linggis), dipastikan bahwa
tanda pintu darurat terlihat jelas dari luar dan jalan menuju pintu darurat
harus bersih atau tidak ada halangan-halangan menuju pintu darurat.
Pelaksanaan tindakan evakuasi sesuai dengan yang tercantum pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
Prosedur Pemadam Kebakaran. Disarankan masing-masing bagian dapat
menentukan barang-barang yang merupakan prioritas utama untuk
diselamatkan dan dapat diinformasikan kepada tenaga kerja disekitarnya,
sehingga bila keadaan memungkinkan untuk menyelamatkan barang, maka
barang yang telah ditentukan tersebut dapat diselamatkan.
7) Berkumpul pada titik kumpul di luar gedung, di halam luas.
8) Padamkan api dengan hydrant
d. Regu penanggulangan kebakaran.
Regu penanggulangan bahaya kebakaran adalah regu yang dibentuk oleh
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) kecuali regu
satpam, dimana regu ini mempunyai tugas untuk melakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran secara langsung di area
kerja masing-masing. Terdapat dua kelompok regu Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (PBK) di perusahaaan, yaitu :
1) Regu Inti Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari Satuan Pengaman
Perusahaan (SATPAM) dibawah koordinasi External Relation.
2) Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari seksi kerja dibawah
koordinasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Daftar
nama personel Regu Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Evakuasi
suatu periode ditetapkan dengan Surat Rekomendasi P2K3 yang terpisah
dari dokumen ini.
e. Pemeriksaan dan pengujian peralatan pemadaman kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
Pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran dilakukan satu bulan
sekali oleh bagian GS (General Service), hal yang dilakukan meliputi pemeriksaan
dan perawatan kondisi fisik dan kelengkapan APAR sesusai checklist inspeksi
APAR. Untuk APAR jenis Dry chemical, setiap satu bulan sekali dilakukan
pengocokan dengan tujuan agar serbuk kimia kering di dalam tabung tidak
menggumpal, caranya adalah dengan membalikkan tabung APAR sekali saja.
Setiap satu tahun sekali harus dilakukan pemeriksaan rutin tahunan oleh
pihak luar (pihak ketiga) yang memiliki kompetensi untuk hal ini dalam
melakukan pemeriksaan APAR secara total sampai dengan pada tingkat
funngsional APAR tersebut dan mengacu pada peraturan yang berlaku.
Sedangkan pada Bagian K3 akan melakukan inspeksi fisik tabung APAR setiap 3
bulan sekali untuk memastikan bahwa sarana tersebut dalam kondisi siap pakai
dan terawat dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Faktor dan Potensi Bahaya
1. Bahaya dari Lingkungan Kerja dan Sarana Penunjang
a. Penerangan
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga
kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak
perlu sehinga terhindar dari penyakit akibat kerja. Penerangan di PT. Konimex
terdapat dua ketentuan yaitu penerangan utama dan penerangan darurat
dengan hasil rata-rata 127,75 Lux. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1045/Menkes/SK/XII/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja dengan standar minimum 50 Lux untuk gudang. Tetapi
masih terdapat area dengan penerangan yang redup dan belum sesuai dengan
peraturan dan banyaknya tumpukan barang yang berada di gudang yang
terlampau tinggi sehingga banyak menghalangi pancaran sinar lampu.
b. Kebisingan
Kebisingan di PT. Konimex antara lain berasal dari Air Compresor,
mesin-mesin produksi, Blowdown dari steam generator dan boiler, chiller fan
AC/AC Central dan generator listrik. Berdasarkan Kepmenaker No. Kep.
51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja yang
berisi bahwa NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
Demikian halnya PT. Konimex juga melaksanakan usaha-usaha untuk
menanggulangi bahaya yang disebabkan oleh kebisingan di tempat kerja.
Antara lain dengan modifikasi mesin dengan cara pemberian bahan untuk
peredam suara pada mesin-mesin produksi dan penyediaan alat pelindung diri
berupa ear insert, ear plug dan ear muff.
c. Iklim Kerja
Apabila dilihat dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis
hampir semua area pengukuran untuk masalah suhu baik tetapi masih ada
gudang yang belum memenuhi dengan standar yang ditetapkan oleh PT.
Konimex. Pada saat penulis mengadakan pengukuran pada gudang bahan baku
Farmasi I pada bagian ruang bahan baku, yang dirasakan penulis dan dari
pekerja yang bekerja pada gudang tersebut suhu yang ada dalam ruangan
terasa panas. Suhu tersebut disesuaikan dengan sifat bahan/barang yang
memang harus berada dalam kondisi suhu yang seperti itu.
Pengendalian yang telah dilakukan PT. Konimex untuk mencegah
terjadinya penurunan derajat kesehatan yaitu dengan memberikan fan/AC
pada ruangan yang dianggap melebihi suhunya dan sering digunakan untuk
mobilisasi pekerja serta penyediaan minuman di setiap bagian yang ada di PT.
Konimex.
Apabila analisa tersebut dibandingkan dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri dimana standar yang ditetapkan
untuk suhu dan kelembaban adaalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
Tabel 7. Persyaratan Kesehatan Lngkungan Kerja Kantor dan Industri
Parameter Lokasi Suhu Kelembaban
Kantor 18-28 0C 40-60 %
Proses Produksi 18-30 0C 65-95 %
Sumber : PT. Konimex, 2005.
Dalam pengukuran yang dilakukan oleh penulis area yang menjadi
tempat pengukuran adalah di gudang bahan baku yang ada di PT. Konimex
dan dikarenakan standar iklim kerja di gudang disesuaikan dengan bahan baku
yang disimpan, maka standar yang dipakai penulis adalah standar suhu dan
kelembaban yang ada di proses produksi yaitu 18-30 0C dan 65-95% dengan
beban kerja ringan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pekerjaan
dilakukan secara mekanik dengan menggunakan forklift, hanpallet dan kereta
dorong sehingga tidak terlalu banyak tenaga atau energi yang dikeluarkan. Di
samping itu para pekerja juga mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk
memulihkan kembali tenaga yang telah keluar akibat bekerja.
Dari hasil standar yang ada yaitu keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, apabila dibandingkan dengan data yang diperoleh,
maka dapat diambil beberapa hasil untuk analisa suhu diantaranya untuk data
yang tidak memenuhi standar diantaranya adalah GBB Farmasi I pada ruang
bahan baku.
d. Debu
Dalam penelitian pada waktu magang penulis tidak mendapatkan data
mengenai intensitas debu dikarenakan memang tidak adanya pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
mengenai hal ini. Namun dari literatur pustaka yang didapatkan penulis untuk
menangani permasalahan debu, hal yang dilakukan dari PT. Konimex adalah
dengan menempatkan dust collector pada area proses produksi yang
berlebihan serta penyediaan masker.
e. Pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan di PT. Konimex untuk limbah cair
dilaksanakan dengan fasilitas multi cell aerated lagoon dengan prinsip aerasi
atau penambahan kadar oksigen kedalam air limbah. Menurut hasil analisis
yang dilakukan oleh pihak perusahaan air limbah yang dihasilkan dari proses
produksi Food dan Farmasi PT. Konimex diperiksa secara periodic sebulan
sekali, sedangkan untuk limbah udara, kadar gas yang terkandung dalam
inceneratori telah memenuhi syarat UU RI. No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang ada pada PT. Konimex, misalnya terjepit, kejatuhan
benda dan tersengat panas juga telah dikendalikan dengan kebijakan prosedur
kerja yang aman maupun inspeksi rutin tempat kerja.
Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pada pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja
khususnya ayat 1 poin (f) yang menyatakan “memberi alat-alat perlindungan diri
pada para pekerja”, poin (g) yang menyatakan “mencegah dan mengendalikan
timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca,sinar atau radiasi, suara dan getaran”, poin (h) ) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
menyatakan “mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan”, poin (i) yang menyatakan
“memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai”, poin (j) yang menyatakan
“menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik”, serta yang terakhir adalah
poin (l) yang menyatakan tentang “memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban”
C. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan kerja meliputi upaya-upaya untuk mencegah penyakit akibat
kerja dan penyakit lainnya pada tenaga kerja. Tujuannya adalah agar tenaga kerja
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisiknya dan kondisi
mentalnya sehingga setiap tenaga kerja berada dalam keadaan sehat sejahtera pada
saat ia mulai bekerja sampai selesai masa kerjanya.
1. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
2. Sarana Kesehatan
Tingkat kesehatan tenaga kerja ditentukan pula oleh perhatian pihak
manajemen. Untuk menciptakan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat,
diperlukan adanya fasilitas atau sarana penunjang kesehatan yang memenuhi
syarat, harapan dan kebutuhan tenaga kerja.
PT. Konimex menyediakan sarana kesehatan sebagai pelaksanaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER. 03/MEN/1982
sebagai berikut :
1. PPPK (P3K)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
Hal ini sesuai dengan pasal 2 (g) mengenai PPPK dan (h) mengenai
Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk Petugas PPPK.
Dalam pelaksanaan persediaan kotak PPPK sudah baik dan sudah ada training
PPPK bagi tenaga kerja, tetapi ada isi kotak yang sudah habis tetapi belum di
isi kembali.
2. Poliklinik
Berdasarkan pasal 4 (1) b tentang Penyelenggaraan Kesehatan Kerja dapat
diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau
pelayanan kesehatan lain.
Deemikian pula PT. Konimex mempunyai poliklinik dengan dokter
perusahaan sendiri serta mempunyai rumah sakit rujukan.
D. Gizi Kerja
Gizi kerja merupakan nutrisi (zat makanan) yang diperlukan oleh tenaga
kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan, sehingga
kesehatan dan daya kerja menjadi setinggi-tingginya. Gizi kerja yang baik erat
kaitannya dengan produktivitas tenaga kerja. Gizi kerja yang baik akan
meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja dan derajat kesehatan yang tinggi
akan mempengaruhi meningkatnya produktivitas tenaga kerja yang bararti
peningkatan produktivitas perusahaan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja tentang gizi kerja
dilaksanakan oleh PT. Konimex dengan pengadaan kantin dan penyusunan menu
oleh tim menu. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
Transmigrasi No. PER.03/MEN/1982 pasal 2 (i) tentang Memberi Nasehat
Mengenai Perencanaan Pembuatan Tempat Kerja, Pemilihan APD yang
Diperlukan dan Gizi Serta Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja.
D. Ergonomi
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3
(m) menyatakan bahwa Salah Satu Syarat Keselamatan Kerja Adalah Memperoleh
Keserasian Antara Tenaga Kerja, Alat Kerja, Lingkungan, Cara dan Proses
Kerjanya. Berdasar hal tersebut maka perlu diperhatikan masalah ergonomi yang
meliputi jenis pekerjaan, jumlah jam kerja/shift kerja, kesesuaian alat atau mesin
dengan tenaga kerja. Masalah egonomi di PT. Konimex telah diperhatikan oleh
pihak manajemen dengan mengupayakan keserasian permasalahan ergonomi.
E. Sistem Keselamatan Kerja
Sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan
Kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk menciptakan keselamatan
di tempat kerja yang merupakan kewajiban bagi pengurus untuk menetapkan
syarat-syarat keselamatan yang diwajibkan.
1. Analisa Bahaya Lingkungan Kerja
Berdasarkan Permenaker No.05/MEN/1996 pada pedoman pelaksanaan
SMK3 butir 1.2 mengenai tinjauan awal K3 (initial review) menyatakan bahwa
P2K3 yang telah dibentuk melakukan suatu identifikasi kondisi k3 baik material,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
mesin, metode, manusia, dan lingkungan kerja untuk mencari bahan masukan
guna menyusun perencanaan dan pengembangan SMK3. Peninjauan awal K3 ini
dilakukan dengan cara melakukan identifikasi kondisi yang ada dibandingkan
dengan peraturan-peraturan atau standar K3 yang berlaku, melakukan identifikasi
sumber bahaya yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, meninjau sebab
akibat kejadian membahayakan, kompensasi dan gangguan lainnya yang berkaitan
dengan K3. Salah satu dokumen yang terkait adalah Analisis Bahaya Lingkungan
Kerja.
Setiap potensi bahaya dapat menjadi suatu bahaya nyata seperti terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu perlu adanya suatu
identifikasi sumber bahaya pada tempat kerja sedetail mungkin dan segera
melakukan evaluasi terhadap segala resiko yang diketemukan dengan melakukan
tindakan pencegahan samapai dengan tindakan penanggulangan seandainya
dibutuhkan. Untuk itulah PT. Konimex yang mempunyai komitmen tinggi dalam
dunia K3 selalu melakukan analisa tingkat bahaya dengan rutin dan konsekuen.
2. Inspeksi Rutin Tempat Kerja
Sesuai dengan pedoman penerapan SMK3 butir 4 mengenai Pengukuran
dan Evaluasi, perusahaan harus memiliki system untuk mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus di analisis guna menentukan
keberhasilan atau melakukan identifikasi tindakan perbaikan.
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi,
pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
dan kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan
obyeknya.
3. Alat Pelindung Diri
Cara pencegahan kecelakaan yang terbaik adalah peniadaan bahaya seperti
pengamanan mesin dan peralatan lainnya. Namun apabila dalam hal tersebut tidak
mungkin, perlu diberikan perlindungan diri kepada tenaga kerja dalam bentuk alat
pelindung diri.
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 (c) Pengurus
Wajib Menyediakan Secara Cuma-Cuma, Semua Alat Pelindung Diri yang
Diwajibkan pada Tenaga Kerja yang Berada di Bawah Pimpinannya dan
Menyediakan Bagi Setiap Orang Lain yang Memasuki Tempat Kerja Tersebut,
Disertai dengan Petunjuk-Petunjuk yang Diperlukan Menurut Petunjuk Pegawai
Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja (Himpunan Peraturan Perundang-
undangan K3, 2007).
Penyediaan alat pelindung diri di PT. Konimex telah sesuai dengan jumlah
tenaga kerja, jenis pekerjaan dan resiko bahaya.
4. Sosialisasi K3
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja pasal 14
(b) menyebutkan bahwa Pengurus Wajib Memasang dalam Tempat Kerja yang
Dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli K3 (Himpunan Peraturan
Perundang-undangan K3, 2007). Di PT. Konimex hal ini telah dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
dengan baik oleh pengurus dalam hal ini ahli K3 yang sekaligus merupakan
Sekretaris P2K3.
5. Pelatihan K3
Pendidikan dan pelatihan K3 perlu diberikan kepada tenaga kerja yang
baru direkrut, alih pekerjaan, promosi dan pengoperasian teknologi baru. Di PT.
Konimex hal tersebut telah dilaksanakan dengan pemberian pelatihan analisis
bahaya kerja, mengenal alat pengaman dan pelindung mesin, alat pelindung diri,
cara pencegahan kecelakaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, PPPK
dan lain-lain. Hal ini berarti telah sesuai dengan Permenaker No. Per.
05/MEN/1996 pada Pedoman Penerapan SMK3 butir 3.1.5 tentang Pelatihan dan
Kompetensi Kerja.
F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja memberikan
ketentuan dan syarat keselamatan di tempat kerja untuk memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup,
sehingga perlu penerapan sistem keselamatan kerja (Menteri Tenaga Kerja, 2008).
Sesuai dengan Permenaker No. PER.05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1
menyebutkan bahwa “ setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja. Wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pengurus,pengusaha, dan seluruh tenaga
kerja sebagai suatu kesatuan”. Secara garis besar Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Konimex terdiri dari empat elemen, yaitu :
1. Plan (merencanakan)
2. Do (pelaksanaan)
3. Check (pengecekan)
4. Action (tindakan )
G. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan hasil observasi maka dapat dikemukakan bahwa P2K3 PT.
Konimex telah berjalan sesuai fungsi dan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Konimex telah melaksanakan pokok-pokok dalam Undang-undang No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab VI pasal10 menerangkan bahwa
(menteri tenaga kerja,2008) :
1. Tugas pokok P2K3 adalah memberikan saran-saran dan pertimbangan baik
diminta maupun tidak kepada perusahaan mengenai masalah-masalah di
bidang keselamatan kerja.
2. Fungsi dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
menjamin perhimpunan kerja dan terselenggaranya pendidikan, pengawasan,
pelatihan, dan penelitian K3.
3. P2K3 beranggotakan unsur-unsur organisasi pekerja dan pengusaha atau
manajemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
H. Emergency Planning
1. Prosedur Keadaan Darurat
Upaya pengendalian kondisi darurat yang ada di PT. Konimex telah sesuai
dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 poin 3.3.8 mengenai prosedur
mengahadapi keadaan darurat atau bencana, dimana tertulis suatu perusahaan
harus mempunyai prosedur dalam menghadapi kondisi darurat atau bencana yang
harus diuji secara berkala untuk mengetahui kendalanya pada saat keadaaan yang
sebenarnya. Tindakan pemulihan dan pengembalian telah sesuai pula dengan poin
3.3.10 Permenaker No. 05/MEN/1996, dimana tertulis perusahaan harus membuat
prosedur perancanaan pemulihan keadaan darurat untuk secara cepat
mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja
yang mempunyai trauma.
2. Penanganan Kecelakaan
Berdasar Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pada pasal 3 ayat 1 mengenai syarat-syarat keselamatan kerja maka PT. Konimex
melaksanakan upaya penaganan kecelakaan yang merupakan usaha
meminimalisasi akibat lebih lanjut pada tenaga kerja (Menteri Tenaga Kerja,
2008). Penanganan kecelakaan kerja di PT. Konimex dibentuk oleh tim P2K3 PT.
Konimex dengan menyusun suatu prosedur dalam menghadapi insiden yang
meliputi :
a. Prosedur penaganan korban.
b. Prosedur pengadaan sarana P3K.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
c. Prosedur penyelidikan kecelakaan.
d. Prosedur perawatan lanjutan adan rehabilitasi
e. Selanjutnya setiap kecelakaan yang terjadi perlu didata untuk dianalisis dan
dilakukan tindak lanjut agar kecelakaan serupa tidak terulan kembali.
3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Kebakaran merupakan suatu bencana yang ditimbulkan oleh nyala api liar
atau tidak dapat dikendalikan yang umumnya dapat menimbulkan kerugian yang
tidak sedikit jumlahnya. Kebakaran dapat disebabkan oleh penanganan material
yang tidak sesuai dengan prosedur yang diberikan, baik karena kelalaian,
kecerobohan dan peristiwa alam. Akibat dari kebakaran akan semakin besar
apabila sistem penanggulangan kebakaran yang terdiri dari peralatan deteksi,
peralatan pemadam tidak berfungsi dengan baik. Peralatan penanggulangan
kebakaran yang lengkap tidak bermanfaat secara optimal apabila tidak didukung
oleh sumber daya manusia yang handal, dimana sumber daya manusia yang
dimaksud adalah sumber daya manusia yang mempunyai keberanian, tanggap
serta mampu mengoperasikan peralatan secara cepat dan tepat.
Mengingat hal tersebut PT. Konimex yang merupakan suatu perusahaan
yang memiliki suatu potensi yang besar terjadinya bahaya kebakaran
menanggapinya dengan suatu sikap yang mantap dengan jalan melaksanakan
upaya penanggulangan kebakaran berdasar Undang-undang No.1 Tahun 1970
pasal 3 ayat 1 tentang keselamatan kerja, kemudian Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat
pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan, PeraturanMenteri Tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
Kerja dan Transmigrasi RI No.02/MEN 1983 tentang instalasi alarm kebakaran
otomatis dan Permanker No. PER.05/MEN/1996 mengenai SMK3 (Menteri
Tenaga Kerja, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat
disimpulkan :
1. Bidang – bidang K3 sudah diterapkan dengan baik dalam PT. Konimex dan
sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku seperti Gizi kerja sesuai
dengan Permenakertrans No. Per 03/MEN/1982 dan Ergonomi sesuai dengan
Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3(m).
2. Kegiatan – kegiatan K3 yang dilakukan pada PT. Konimex seperti adanya
pemeriksaan kesehatan pekerja, inspeksi rutin, sosialisasi K3 dan pelatihan
K3.
3. Faktor bahaya yang terdapat pada PT. Konimex yang belum sesuai dengan
peraturan yang berlaku seperti penerangan dan iklim kerja. Sedangkan potensi
bahaya yang terdapat pada PT. Konimex seperti : terpeleset, terjepit dan
terpotong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah di dapat, maka dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam menumpuk barang tidak terlalu tinggi sampai menutup
lampu agar pancaran sinar lampu dapat maksimal.
2. Pada penerangan buatan perlu menambah daya lampu dari 16 watt diganti
dengan 25 watt,
3. Pengecekkan dan pembersihan untuk lampu dan kap lampu secara rutin,
4. Sebaiknya dilakukan pengontrolan terhadap kotak P3K baik dari fisiknya
maupun isinya, sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
DAFTAR PUSTAKA
Bennet N. B Silalahi & Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka binaman Pressindo.
Menteri Tenaga Kerja RI. 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
51/MEN/1999 tentang NAB faktor Fisik di Tempat Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja RI. 2007. Himpunan Peraturan Perundang – Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.
Suma’mur P.K., 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Jakarta : CV. Haji Masagung. Suma’mur P. K. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT.
Toko Gunung Agung. Syukri Sahab. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia. Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS.
Tarwaka. 2008. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta
: HARAPAN PRESS Tim K3. 2005. Standard Intensitas Kebisingan. Surakarta : PT. Konimex Tim K3. 2005. Standard Intensitas Penerangan. Surakarta : PT. Konimex.
top related