gastritis kronik
Post on 25-Jun-2015
578 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MOHD LUQMAN 030.05.262ASTRISKA ANGGAR KUSUMA
030.04.035RUSYAIFIZA 030.05.277
IDENTITASI. PASIENNama : Ny. UUmur : 46 tahunJenis Kelamin : PerempuanStatus Perkawinan : MenikahPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : Pondok LabuAgama : IslamMasuk Rumah Sakit : 13 November 2009
ANAMNESISDilakukan autoanamnesa pada tanggal 16 November 2009 pukul 12.00 WIB.
Keluhan Utama nyeri perut sejak 1 minggu SMRS.
Keluhan Tambahan BAB berdarah + 1 minggu SMRS. Saat ini sudah tidak berdarah lg.
Riwayat Penyakit SekarangOs mengeluh nyeri pada perut bagian atas sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dirasakan panas, seperti ditarik. Nyeri bertambah jika Os makan makanan yang pedas. Nyeri sedikit berkurang jika Os minum obat yang diberikan oleh dokter (Os tidak hafal nama obatnya). Os mengaku sudah merasakan nyeri seperti ini sejak 2 tahun yang lalu. Mual (+). Muntah (-). BAK lancar, tidak nyeri, tidak berdarah, warna kekuningan. BAB + 1x/2hari, tapi sebelumnya BAB os memang terbiasa tidak lancar. Os mengeluh 1 minggu yang lalu BAB berdarah, kurang lebih 2x dan darah menetes, warna merah segar, jumlah + 1 sendok makan. Keluhan benjolan seperti daging keluar dari anus disangkal
Riwayat Penyakit DahuluGastritis (+) 2 tahun yang lalu Asthma (+) (serangan + 1x/bulan)Hipertensi( +)DM (-)Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat DM (-)Hipertensi (-)Asthma (-)Alergi (-) Riwayat KebiasaanMerokok (-)Minum alkohol(-)
Pemeriksaan FisikKeadaan UmumKesadaran : sakit sedang, compos mentisPostur tubuh : asthenikusTinggi badan : 165 cmBerat badan : 50 kgBMI : 18,5 kg/m2
Cara bicara : aktif dan jelasCara berbaring : aktif, tidak terpaku pada satu sisiSikap dan watak : kooperatifOedem : (-)Kejang : (-)Tremor : (-)Dehidrasi : (-)Dispnoe : (-)Hiperpigmentasi : (-)
B. Tanda VitalTekanan darah : 150/90 mmHg, di voler lengan
kananNadi : 92 x/menit, irama regular,
cukup,ekual ki=kaSuhu : 37o C, di aksila kananPernafasan : 20x/menit, thorakoabdominalC.Status gizi : kurangD. Kulit : warna cokelat gelap, turgor baik,
kelembaban cukup, tidak sianosis, tidak ada petechiae,
hiperpigmentasi (-), oedem (-), suhu teraba hangat
E. KGBSubmentalis : -• Sumandibularis : -• Preaurikularis : -• Retroaurikularis : -• Suboccipitalis : -• Supraklavikuler : -• Servikalis : -• Ketiak : -• Inguinal : -F. KepalaBentuk normocephali,nyeri tekan sinus frontalis,
sphenoidalis, ethmoidalis, dan maksilaris (-), rambut hitam, distribusi merata, tidak beruban, tidak mudah dicabut
WajahBentuk wajah simetrisAlis : hitam, simetris, distribusi merata, sikatriks -, madarosis –Bulu mata : pendek, hitam, distribusi merata, enteropion -,
ektropion –Palpebra : oedem -, lagoftalmus -, ptosis -Mata : exophtalmus -, enophtalmus -, tidak cekung, CA -/-, SI -/-, pupil
isokor, bulat, tepi rata, batas tegas, lensa tidak keruh, RCL +/+, RCTL +/+, Arcus Senilis -, tekanan bola mata cukup
Hidung : simetris, deviasi septum -, oedem mukosa -, oedem concha -, tidak hiperemis, sekret -
Telinga : normotia, nyeri tarik -, nyeri tekan tragus dan mastoid -, oedem -, tidak hiperemis, serumen + minimal, membran tympani intak, refleks membran tympani +
Bibir : simetris, berwarna kecoklatan, sianosis -, tidak kering, tidak hiperemis, schizis -
Gusi & mukosa : oedem -, hiperemi -, ulcus -Gigi & geligi : calculus -, caries -, tidak ada tambalan gigi, tidak
ada gigi palsuLidah : bersih, terletak lurus di tengah, tidak ada
deviasi, hiperemi -, tremor -, atrofi papil -Uvula : simetris, terletak di tengah, hiperemis -, tidak
membesarTenggorokan Tonsil : T1/T1 tenang, tidak hiperemis, oedem – Mukosa buccal/palatum : tidak hiperemis, oedem – Arcus palatum : cleft -Leher
– JVP : 5-2 cm H2O– KGB : tidak terlihat dan tidak teraba– Tiroid : tidak terlihat dan tidak teraba– Trakea : trakea terletak lurus di tengah, deviasi trakea -– Lain : benjolan -, tidak ada kaku kuduk
Thorax Inpeksi Bentuk : Statis : bentuk dada dan gerak nafas simetris
Dinamis : bentuk dada dan gerak nafas simetris
Dinding dadaa. Kulit : benjolan -, ginekomastia -, pelebaran
pembuluh darah vena -, spider nevi -, ruam -b.Iga-iga : tidak ada retraksi sela iga bawah
pernafasan bagian depan dan belakangc. Iktus kordis : tidak terlihatd.Pulsasi abnormal : -Palpasi Vocal fremitus teraba simetris pada kedua hemitoraks Iktus kordis teraba pada ICS 5, 2 cm ke arah medial dari
garis midclavicularis kiriNyeri tekan -, benjolan -, ginekomastia -, angulus costae
<90o
Perkusi paru• Paru/cavum pleura : nyeri ketuk -, sonor pada seluruh
lapang paru• Batas paru - hepar : ICS 5 pada garis midclavicularis
kanan, peranjakan 1 ICS• Batas paru - lambung : ICS 6 pada garis aksilaris anterior• Batas bagian bawah paru di belakang : sebelah kanan
terletak pada vertebra torakal 10. sebelah kiri terletak pada vertebra torakal 11
Perkusi jantung• Batas jantung sebelah kanan : ICS 4 di garis sternalis
kanan• Batas jantung sebelah kiri : ICS 5, 2 cm ke arah
medial dari garis midclavicularis kiri• Batas atas jantung : ICS 3 di garis sternalis kiri
Auskultasi paru suara nafas vesikuler pada kedua hemithoraxSuara tambahan Ronki : - Krepitasi : - Pleural friction rub : - Wheezing : +/+ lebih keras pada hemithoraks kiri
Auskultasi jantung Bunyi jantung : S1 S2 irama regular Bunyi jantung tambahan : Gallop - Irama dan Heart rate : regular Bising (murmur) : - Pericardial friction rub : -
Abdomen :
Inspeksibentuk datar, simetris saat statis dan dinamis, benjolan -,
venektasi -, ruam -, smiling umbilicus -, hernia umbilicalis -, gerakan peristaltik usus –
Palpasi teraba supel, nyeri tekan + pada epigastrium kiri atas dan
hipochondrium kiri, nyeri lepas -, tidak teraba massa• Hepar : lobus kanan dan kiri tidak teraba
membesar• Vesica fellea : Murphy’s sign -• Lien : Schuffner -• Ren : Ballottement -
Perkusi nyeri ketuk -, tympani pada abdomen, Shifting dullness -Auskultasi bising usus + normal
Genitalia : -Anus/rectum : pada pemeriksaan RT tidak
teraba massa, tonus sfingter ani baik, nyeri tekan (-), hemorrhoid interna (+)
EkstremitasEkstremitas atas : palmar eritema -, tremor
-, sianosis -, hiperpigmentasi -, ptechiae -, clubbing finger -, benjolan -, oedem -, ruam -, suhu teraba hangat, pengisian kapiler < 3 detik
Ekstremitas bawah : oedem –Refleks-refleks : refleks biceps +, refleks
triceps +, refleks radialis +, refleks patella +, refleks Achilles +, refleks Babinsky -
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Berikut hasil laboratorium tertanggal 15 November 2009 pukul 22.48 WIB.
HEMATOLOGI Hb : 12,6 g/dl Ht : 41 % Leukosit : 10,3 ribu/ul Trombosit : 268 ribu/ul Eritrosit : 4,88 juta/uL
VER/HER/KHER/RDW VER : 83,2 fl HER : 25,8 pg KHER : 31,0 g/dl RDW : 13,9 %
HITUNG JENIS• Netrofil : 67 %• Limfosit : 29 %• Monosit : 4 %FUNGSI GINJAL• Ureum : 15 mg/dl• Creatinin : 0,5 mg/dlGLUKOSA SEWAKTU• Glukosa Darah Sewaktu : 98 mg/dlELEKTROLIT• Na : 151 mmol/l• K : 3,07 mmol/l• Cl : 118 mmol/l
PEMERIKSAAN PENUNJANGFOTO THORAKS• Corakan bronkovaskuler sedikit meningkat• Kedua hemithoraks tampak emfisematous• Diafragma kanan terletak pada perpotongan iga ke-7• Tampak sela iga kiri lebih menyempit dibandingkan dengan
sela iga kanan
EKG• Irama sinus rhytm, HR : 88 x/menit
• PR interval 0,12 detik, QS di V1-V3, floor R progression V1-V4
• LBBB -, RBBB -• Axis normal, LVH -, RVH -• T wave inverted -, ST elevasi -, ST depresi –
Endoskopi
Endoskopi
RESUME• Pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen yaitu
pada area epigastrium kiri atas dan hipochondrium kiri. Nyeri dirasa panas, seperti ditarik. Bertambah jika Os makan makanan yang pedas. Berkurang jika minum obat dari dokter. Nyeri seperti ini dirasakan Os sejak 2 tahun yang lalu. Mual +. 1 minggu SMRS BAB berdarah, menetes, warna merah segar, jumlah + 1 sendok makan. Pada pemeriksaan fisik pasien, tekanan darah 150/90 mmHg. Nadi 92x/menit, Suhu 37oC, Pernafasan 24x/menit. Terdapat riwayat hipertensi, asthma intermitten, dan gastritis kronik. Ditemukan juga wheezing di kedua hemithoraks pada pemeriksaan auskultasi thoraks. Nyeri tekan pada daerah abdomen yang disebutkan di atas.Terdapat hemoroid interna pada pemeriksaan RT.
DAFTAR MASALAH
Dispepsia dan abdominal pain ec. suspect gastritis kronik
Riwayat hematoschezia ec. suspect haemorrhoid interna grade I
HipokalemiaHipertensi grade IIAsthma intermittenLeukositosis reaktif
TerapiIVFD RL/8 jamDiet lunak 1900 KkalOmeprazole 1x40 mgDomperidone 3x10 mgSukralfat 4xCIKSR 3x1Captopril 2x12,5 mgAnusol supp K/P
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment Rencana
17/11/09 Nyeri perut(+)
Mual(+)
TD : 140/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,9 C
Kepala: CA-,SI –
Leher: KGB ttm
Paru : Suaranafas
vesikuler,rhonki-,
wheezing –
Abdomen:simetris,sup
el,nyeri tekan
(+)epigastrium,BU(+)
N
1. Dispepsia dan
abdominal pain
ec. suspect
gastritis kronik
2. Riwayat
hematoschezia
ec. suspect
haemorrhoid
interna grade I
3. Hipokalemia
4. Hipertensi grade
II
5. Asthma
intermitten
1. IVFD RL/8 jam
2. Diet lunak 1900 Kkal
3. Omeprazole 1x40 mg
4. Domperidone 3x10 mg
5. Sukralfat 4xCI
6. KSR 3x17. Captopril
2x12,5 mg8. Anusol supp
K/P
Prognosis
Ad vitam : bonamAd fungsionam : bonamAd sanationam : bonam
Tinjauan PustakaGASTRITISAdalah proses inflamasi pada mukosa atau
submukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
Secara histopatologik dapat dibuktikan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Insidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya usia.
Etiologiobat-obatan(terutama anti-inflamasi non-steroid) kolonisasi bakteri Helibacter pyloritoksin stafilokokuskonsumsi alkoholIskemia (misal: vaskulitis atau saat melakukan lari
maraton).Stres (kegagalan multi-organ, luka bakar,
pembedahan, trauma sistem saraf pusat)zat kimia korosif.Trauma (gastroskopi, tertelannya benda asing,
rasa enek, muntah, dll).Trauma radiasi.
Secara sederhana, gastritis dapat dibedakan atas tiga tipe utama:
Gastritis hemoragik dan erosifGastritis aktif, non-erosifGastritis atrofi (kelenjar fundus)
Patofisiologi• Aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid
merusak mukosa lambung dengan menghambat siklooksigenase mukosa lambung sebagai pembentuk prostaglandin dari asam arakidonat yang merupakan salah satu faktor defensif mukosa lambung yang sangat penting.
• Obat ini juga dapat merusak secara topikal. Kerusakan topikal ini terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif, sehingga merusak sel-sel epitel mukosa.
• Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mucus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Gejala Klinissakit perutnyeri pada ulu hatibersendawaperut kembung mual dan muntah perasaan penuh atau terbakar di perut bagian
atas. hematemesismelenasyok
Pemeriksaan penunjangGastroduodenoskopiEndoskopi saluran pencernaan bagian
atas.Tes Darah.Tes Tinja/FecesPemeriksaan histopatologik.urea breath test serologi
Pencegahan Gastritis akutPemberian antasida atau antagonis H2,
sehingga dicapai pH lambung ≥4. Untuk pengguna aspirin, pencegahan
yang terbaik adalah dengan misoprostol. Tindakan yang bersifat invasif untuk
menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi.
Gastritis kronis• Disebut gastritis kronik bila infiltrasi sel radang yang terjadi
pada lamina propria, daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas limfosit dan sel plasma. Kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut menandakan peningkatan aktivitas gastritis kronik.
Klasifikasi histology :
1. Gastritis kronik superfisialis apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh.
2. Gastritis kronik atrofik apabila sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai distorsi dan destruksi sel-sel kelenjar mukosa yang lebih nyata.
3. Metaplasia intestinalis dimana terjadi perubahan-perubahan histopatologik kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.
4. Atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronik.
Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi:
1. Gastritis kronik korpus atau tipe A, dimana perubahan histopatologik terjadi pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses oto-imun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
2. Gastritis kronik antrum atau tipe B, merupakan tipe yang paling sering dijumpai, dan akhir-akhir ini sering dihubungkan dengan infeksi Helicobacter pylori (H. pylori).
3. Gastritis multifokal atau tipe AB yang distribusinya menyebar ke seluruh gaster. Penyebaran ke arah korpus meningkat seiring dengan lanjutnya usia.
etiologi Imunologik : terutama pada gastritis kronik
korpus yang berkorelasi kuat dengan autoantibodi sel parietal.
Bakteriologik : kuman Campylobacter pylori. Faktor refluks entero-gaster,cairan
pankreato-bilier, asam empedu dan lisolesitin masuk ke lumen lambung.
PengobatanVitamin B-12Bismuth triple therapy untuk eradikasi
H.pylori: Colloidal bismuth subnitrat (CBS) 4 x 120
mg/hari+ Pilih 2 di antara 3 : Metronidasol 4 x 500
mg/hari, Amoksisilin 4x500 mg/ hari, atau Tetrasiklin 4 x 500 mg / hari
Proton Pump Inhibitor (PPI) based” triple therapy:• Omeprasol 2 x 20 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 30
mg/hari atau Lansoprasol 2 x 40mg/hari+ 2 antibiotika dari : Klaritromisin 2 x 250-500 mg / hari, Amoksisilin 2x 1000 mg / hari atau Metronidasol 2 x 400-500 mg/hari
Quadriple Therapy (bila terapi standar dengan terapi triple gagal)
Kombinasi antara PPI (lihat di atas), CBS (4 x 120 mg / hari) dengan 2 macam antibiotika dipilih dari Amoksisilin, Klaritomisin, Tetrasiklin atau Metronidazol
Daftar pustaka
TERIMA KASIH
top related