harvard step test
Post on 06-Dec-2015
162 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses penyelenggaraan blok “Homeostasis, Stress dan Adaptasi”
pada blok 6 semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan
Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
dilaksanakan praktikum sebagai salah satu bagian dari proses pembelajaran. Salah
satu praktikum yang dilakukan adalah praktikum fisiologi berupa tes bangku
Harvard (Harvard Step Test) untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung paru
mahasiswa FK UMP angkatan 2011.
Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dam beraktivitas. Olehnya
itu, kita dianjurkan untuk berolah raga paling kurang dua kali dalam seminggu. Olah
raga memiliki sangat bermanfaat untuk kesehatan sistem kardiovaskuler.
Seseorang yang sehat dan fit akan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa
kelelahan yang berarti. Ia masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup untuk
suatu kegiatan ekstra seperti berolahraga dan rekreasi. Sehat dalam arti umum
adalah dengan cara menjaga makanan agar cukup gizi dan menjaga kebersihan
sehari-hari.
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita membandingkan
bagaimana kesanggupan kita melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya
ketika menaiki gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah
dan adapula yang terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kebugaran jasmani
setiap orang. Orang yang sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau
beradaptasi sehingga ketika melakukan aktivitas yang berat cadangan kekuatannya
lebih banyak dibandingkan dengan yang jarang berolah raga. Selain itu, orang yang
rajin berolah raga juga memiliki kerja jantung yang baik dan berujung pada lebih
rendahnya tekanan darah dibanding yang jarang berolah raga. Oleh karena itu,
dalam praktikum ini kita akan mempelajari bagaimana pengaruh aktivitas terhadap
kerja jantung dan perubahan fisiologis.
1 | P a g e
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Harvard Test?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Test Harvard?
3. Bagaimana adaptasi akut dari cardiovascular pada kerja fisik?
1.3 Tujuan
1. Menganalisa tingkat kebugaran jantung paru
2. Mengetahui metode kebugaran jantung paru
3. Mengetahui manfaat pengukuran kebugaran jantung paru
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui bagaimana mengukur tingkat kebugaran seseorang
2. Dapat mengetahui bagaimana frekuensi denyut nadi seseorang
sebelum dan setelah melakukan exercise
2 | P a g e
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Harvard Step Test (Tes Bangku Harvard)
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi dan
atau mendiagnosa kelainan kardiovaskuler. Tes ini juga salah satu ukuran yang
bagus bagi kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. Semakin
cepat jantung kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.
Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini
menghitung kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama tanpa lelah. Subjek (orang yang meelakukan tes) melangkah naik
dan turun pada papan setinggi 45 cm. jumlah langkah yaitu 30 langkah permenit
dalam 5 menit atau sampai subjek kelelahan. Kelelahan adalah ketikaa saat subjek
tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya dalam 15 detik. Subjek didudukkan
dan merupakan akhir dari tes, dan denyut jantungnya kemudian dihitung dalam 1
sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3 sampai 3,5 menit.
Adapun kelebihan dan kekurangan tes bangku Harvard, antara lain :
Kelebihan Tes Harvard:
1. Peralatannya sederhana
2. Mudah untuk dilakukan
3. Dapat dikelola sendiri
Kekurangan Tes Harvard :
1. Tingkat stress tinggi
2. Tidak dapat dilakukan untuk anak-anak
3. Dipengaruhi oleh variasi maksimum detak jantung (HR)
2.2 Otot dan Mekanisme Kerja Kontraksi Otot
Jaringan otot bertanggung jawab untuk sebagian besar interaksi kita dengan
dunia luar. Fungsi-fungsi ini termasuk bergerak, berbicara, dan sejumlah tindakan
sehari-hari lainnya. Namun tidak kalah penting, adalah internal fungsi otot. Internal
fungsi otot adalah pompa darah kita dan mengatur alirannya, makanan kita bergerak
3 | P a g e
karena sedang dicerna dan menyebabkan pembuangan limbah, dan berfungsi
sebagai pengatur kritis berbagai proses internal.
Jaringan otot memiliki karakteristik yang unik mengenai konstraktilitas,
ekstensibilitas, elastisitas, dan iritabilitas. Karena otot bersifat elastis maka dalam
bekerja, otot-otot ini berpasangan namun memiliki aksi yang berlawanan; ketika
satu otot berkontraksi (penggerak yang utama) maka yang lain akan mengendor
(antagonis). Gerakan terjadi karena otot menarik tulang yang berfungsi sebagai
tangkai dan persendian bekerja sebagai engsel. Kekuatan setiap gerakan atau
kontraksi tergantung pada panjang asli dari serabut-serabut, jumlah serabut yang
diaktifkan oleh sistem syaraf dan keadaan metabolik otot.
Otot dibagi kedalam tiga kelompok utama menurut fungsi kontraksi dan hasil
gerakan dari seluruh bagian tubuh. Pengelompokannya adalah sebagai berikut :
a) Otot rangka (otot lurik) terdapat pada sistem skelet ,memberikan
pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan
panas.
b) Otot visceral (otot polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran
perkemihan, pembuluh darah. Otot-otot ini mendapat rangsangan dari saraf
otonom berkontraksi di luar kesadaran.
c) Otot cardiak hanya terdapat pada jantung, berkontraksi di luar pengendalian.
Seperti halnya tulang, otot juga mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
1. Untuk menggerakkan skeletal
2. Untuk menghasilkan panas
3. Untuk mempertahankan sikap badan
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap
berikut :
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serabut otot.
2. Di setiap ujung, saraf menyekresi subtansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin
dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal “asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang
terapung pada membran.
4 | P a g e
4. Terbukanya kanal asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium
untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini
menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut orot dengan cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut
saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak
aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini,
potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah
besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan
miosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain,
dan menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap
disimpan dalam retikulum sampai potensial aksti otot yang baru datang lagi,
pengeluran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontaksi terhenti.
Ada tiga jenis kerja otot, yaitu :
1. Kerja dinamis positif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk bergantian
berkontraksi dan relaksasi (misalnya, menaiki bukit).
2. Kerja dinamis negatif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk
bergantian memperpanjang istirahat sementara (istirahat kerja) dan
berkontraksi tanpa beban (misalnya, menuruni bukit).
3. Kerja statis postural, yang membuat otot terus menerus kontraksi (misalnya,
berdiri tegak).
Banyak kegiatan melibatkan kombinasi dari dua atau tiga jenis pekerjaan otot.
Efek kerja mekanik diarahkan diproduksi di aktivitas otot dinamis, tapi tidak dalam
pekerjaan murni postural. Dalam kasus terakhir, gaya x jarak = 0. Namun, energi
kimia masih digunakan dan benar-benar berubah menjadi bentuk panas disebut
pemeliharaan panas (kekuatan otot kali durasi kerja postural).
5 | P a g e
2.3 Hubungan Aktivitas Kerja dengan Perubahan Kardiovaskuler
Adaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan
kronik. Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja
dilakukan dan adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu
periode program latihan fisik. Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan
bagi tubuh dan hal ini akan mengakibatkan teijadinya mekanisme penyesuaian dari
alat/organ tubuh bergantung kepada usia, suhu lingkungan, berat ringan beban,
lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang terlibat selama kerja fisik tersebut.
Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar
darah ke jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk
metabolit dari jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebut
beberapa parameter tubuh mengalami perubahan, antara lain :
1. Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan
mudah diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada
keadaan istirahat frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 80 per
menit. Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun dengan
menggunakan alat seperti pulse meter. cardiac monitoring dan
sebagainya; tempat pengukuran dapat di a.radialis, a. carotis dan pada
apex jantungsendiri. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada
keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan
pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk.
Hal ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah
arus balik vena ke jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi
sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka frekuensi
denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik,
frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada
6 | P a g e
keadaan istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh
frekuensi denyut jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang
sarna. Pada suatu saat meskipun beban ditambah tetapi frekuensi
denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung pada keadaan tersebut
disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai frekuensi
maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat
dengan faktor usia.
2. Curah Jantung (Cardiac Output/CO)
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung,
khususnya oleh ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah
jantung dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut jantung dan
volume sekuncup. Denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan
jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung dan
perangsangan parasimpatis menurunkannya. Volume sekuncup juga
tetap pada bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis membuat
serabut otot jantung berkontraksi dengan kuat ketika diberikan
perangsangan yang lama dan parasimpatis akan member rangsangan
balik (bertolak belakang). Ketika kekuatan kontraksi naik tanpa
peningkatan serabut yang lama, maka darah banyak yang tertinggal di
dalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir dari fase sistol
yaitu volume darah dalam ventrikel berkurang.
Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata
orang adalah sekitar 5 liter (5000 mL). Menurut perhitungan, seluruh
volume darah dalam system peredaran darah akan dipompa oleh
jantung setiap menit (pada saat istirahat). Latihan (aktivitas fisik) dapat
meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit).
3. Volume Sekuncup (Stroke Volume)
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap
kontraksi dari ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume
sekuncup meningkat sebanding dengan aktivitas fisik. Pada keadaan
normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap orang memilki volume
sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi
110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika melakukanaktivitas fisik.
7 | P a g e
Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki stroke volume rata-rata 90-
110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150-220ml/kontraksi.
4. Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke
jaringan yang membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah
yang hanya membutuhkan oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20%
uplai darah di sirkulasi pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas
fisik, ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung. Darah
akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal, hati, perut, dan usus. Ini
akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi panas.
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing jaringan baik dalam keadaan
istirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah absolut darah yang ke otak
selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan meningkat
sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang ke ginjal,
lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat.
Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja persarafan
vasodilator dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan
penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat
lokal akan terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol yang membuka.
Faktor lain yang berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus
jantung. Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya beban kerja,
akan terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan hal ini
mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang digunakan untuk satu
siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian pembuluh
darah koroner yang terbanyak adalah pada fase diastole. Dengan
berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner juga akan
berkurang.
5. Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah
110-140 mmHg dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama
aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan selama kontraksi jantung (disebut
8 | P a g e
sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg dan maksimum pada 250
mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastolrelaif tidak berubah
secara signifikan ketika melakukan latihan intensif. Faktanya
kenaikannya lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif bisa
mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan sebagai
penilaian untuk tes toleransi latihan.
Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan
antara keseimbangan peningkatan curah jantung dan penurunan
tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot
yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara
progresiv sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun (8)
Tekanan dalah arteri ialah kekuatan tekanan darah ke dinding
pembuluh darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada
setiap tahap siklus jantung. Selama sistole ventrikuler, pada saat
ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai
puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan
menurun. Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu :
1) Kekuatan memompa jantung.
2) Banyaknya darah yang beredar.
3) Viskositas (kekentalan) darah.
4) Elastisitas dinding pembuluh darah.
5) Tahanan tepi (resistensi periferi)
9 | P a g e
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : Senin, 21 Mei 2012 pukul 08.00 s.d 10.00 WIB
Tempat : Ruang Skill Lab FK UMP
3.2 Alat dan Bahan
1. Bangku Harvard modifikasi (17inci)
2. Pengukur waktu (arloji/stetoskop)
3. Metronome ketukan 120x/menit
4. Spygmomanometer
5. Stetoskop
3.3 Cara Kerja
Lakukan terhadap minimal 3 peserta laki-laki dan 3 peserta perempuan :
1. Lakukan pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai.
2. Naracoba berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan
metronome berfrekuensi 120x/menit.
3. Pada detakan ke-1, naracoba menempatkan salah satu kaki (dominan)
di atas bangku.
4. Pada detakan ke-2, kaki yang lain naik ke atas bangku sehingga
naracoba telah berdiri tegak di atas bangku.
5. Pada detakan ke-3, kaki yang pertama naik diturunkan.
6. Pada detakan ke-4, kaki kedua diturunkan sehingga naracoba telah
kembali di atas lantai.10 | P a g e
7. Tepat pada detakan berikutnya (ke-5) kaki yang pertama kembali
naik ke atas bangku, demikian seterusnya.
8. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai naracoba tidak kuat
lagi, namun tidak lebih dari 5 menit. Catat waktu berapa lama
naracoba bertahan (arloji/stopwatch).
9. Segera setelah itu naracoba disuruh duduk. Segera hitung dan catat
frekuensi denyut nadi selama 30 detik sebanyak 3x, yaitu : dari 1’-1’.
30” (N1), dan 2’-2’.3“ (N2), dan 3’-3’.30” (N3) setelah duduk.
Hitung indeks kesanggupan dengan cara berikut :
Cara lambat :
Nilai normal :
< 55 : kurang
55-64 : sedang
65-79 : cukup
80-89 : baik
> 89 : sangat baik
Cara cepat :
Lama naik-
turun
Denyut nadi 1 menit – 1 menit.30 detik (N1)
40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 >89
0.00-0.29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0.30-0.59 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10
1.00-1.29 30 30 25 25 20 20 20 20 15 15 15
1.30-1.59 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20
2.00-2.29 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25
2.30-2.59 70 65 60 55 50 45 40 40 35 35 35
11 | P a g e
3.00-3.29 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40
3.30-3.59 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45
4.00-4.29 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50
4.30-4.59 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55
5.00 130 115 105 95 90 80 75 70 65 65 60
Nilai normal :
< 50 : kurang 50-80 : sedang >80 : baik
12 | P a g e
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama UmurJenis
KelaminDurasi
Denyut nadi basal
N1 N2 N3Metode
Nilai Kriteria
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637
WendraFabiolaEksakaLisaZakiYolandaCendiAuliaIndriaSiti KRistaIndah monikaAgusRismaImamDeraHendraGetaAldieoPuriPutraRachmiNursinPoppyPerdaFajarSantiFadilErikaEldiRikaSuciIkaEviAnisaDian
18181817201918191818192019181618181818181920181819191919201919181819191918
LPLPLPPLPPPPPLPLPLPLPLPLPPLPLPLPPPPPP
2761133009916789703001251179793-2661501307725394170144190108248605930012012711321514885889613592
72104787890100969011011411496-1141108410211412010410811476901261381021381021381209679689985102
9975102624890539072669042-637860847596819060548475697087105818410884608110299
687561603680607890-8033-787552546990907254608457726381727578907854729678
566060664560537690-9850-816969397584515448488157425766637287787248699372
61,626,959,426,354,719,316,262,526,8-16,944,2-59,933,846,921,757,717,444,233,340,123,449,715,813,878,925,626,125,845,925,916,820,922,317,618,4
SKSKSKKSK-KK-SKKKSKKKKKKKKCKKKKKKKKKK
13 | P a g e
38394041424344454647484950515253545556575859606162636465
AnggunAndreasUmiIrvan marmahViraIraRidwan yulistiImanudinApriliaAndiDestriantiUtinanitantrinedyaLiliaMasitaSulastriFebriMeriMayaVeronicaSelinaAyunurhabibfabyenne
19181818181818171818191818181818181818181818181819191818
PLPLPPPLPLPLPPPPPPPPLPPPPPLP
713009884147849826011830011224369751109753424176102120828111078226-
909611096981008410286788678828686868612013192102120114909612680-
66901006080698478637560666145484845423945789981909910284-
486080527051757898755166694242454239363975876975757881-
334860506045727287754563574033423936333369816966757584-
24,175,720,425,835,024,035,454,126,566,635,862,816,629,544,735,921,017,918,932,425,222,418,717,526,213,545,4-
KCKKKKKKKCKSKKKKKKKKKKKKKKK-
Keterangan :
C (cukup) : 3 orang
S (sedang) : 7 orang
K (kurang) : 55 orang
4.2. Pembahasan
Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks
kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara
penghitungan yang telah dijelaskan di atas, terlihat dengan jelas bahwa indeks
kesanggupan badan sangat bergantung dari lamanya seseorang untuk terus-menerus
naik-turun bangku dan fekuensi denyut jantung yang diukur segera setelah ia
melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku
14 | P a g e
dan semakin cepat frekuensi denyut jantungnya pulih ke frekuensi normal, maka
semakin baik pula kesanggupannya.
Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
fungsional individu dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang
diperlukan pada tingkatan latihan fisik, baik pada orang sehat atau orang sakit. Pada
latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada system cardiovascular yaitu
peningkatan curah jantung dan redisstribusi aliran darah dari organ yang kurang
aktif ke organ yang aktif.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan
Badan (IKB) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin
besar nilai dari IKB seseorang makan kesanggupan badannya semakin baik. Pada
praktikum yang telah dilakukan, setelah melalui perhitungan menggunakan rumus
cara lambat, didapatkan hasil bahwa dari 65 mahasiswa FK UMP angkatan 2011
terdapat 3 orang dengan IKB cukup, 7 orang dengan IKB sedang dan 55 orang
dengan IKB kurang atau dapat dikatakan sekitar 80% mahasiswa FK UMP angkatan
2011 memiliki IKB yang kurang. Hal ini dikarenakan jarangnya mahasiswa FK
UMP angkatan 2011 melakukan aktivitas otot seperti berolahraga secara rutin.
15 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dengan Harvard Step Test, didapatkan bahwa
sekitar 80% mahasiswa FK UMP memiliki IKB kurang. Hal ini mungkin
dikarenakan jarangnya mereka melakukan aktivitas otot seperti berolahraga secara
rutin. Tetapi hal ini belum tentu menunjukkan bahwa kesanggupan badan seseorang
kurang karena mungkin terdapat beberapa faktor misalnya beban kerja yang
diberikan tidak terlalu berat, frekuensi naik turun Harvard kurang maksimum, atau
standar yang dipakai pada rumus ini merupakan standar dari luar negeri dimana
orang barat dominan memiliki kapasitas kerja lebih dibandingkan kita orang
Indonesia, misalnya karena faktor pemenuhan gizi atau perbedaan pola hidup dalam
pekerjaan sehari-hari.
5.2 Saran
Seperti kita ketahui bahwa Harvard Step Test ini berfungsi untuk
mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang. Sekitar 80% mahasiswa FK UMP
angkatan 2011 memiliki IKB kurang. Oleh karena itu, disarankan agar melakukan
aktivitas otot seperti berolahraga secara rutin untuk meningkatkan tingkat kebugaran
jasmani.
16 | P a g e
DAFTAR ISI
Doohan, James. 2000. “The Cardiovscular System and Exercise” dalam
http://www.biosbcc.net/. Diakses pada Jumat, 25 Mei 2012.
Fakultas Kedokteran UMP.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Blok 6 “Daya Tahan Kardiovaskuler dan Pulmonal : Harvard Step Test”.Palembang: Fakultas Kedokteran UMP.
Ganong, William F.2002.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton & Hall.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Everlyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia.
Prohealt.2008.Fisiologi Otot dan Jantung dalam www.puskesmas-
oke.blogspot.com. Diakses pada Jumat, 25 Mei 2012
Sherwood, Lauealee.2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem : Edisi ke-2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Williams, Lippincott.2004.Medical Physiology Edisi 2.Indiana: Indiana UniverstySchool of Medicine Indianapolis.
17 | P a g e
LAMPIRAN
Pre-test
Pertanyaan :
1. Jelaskan perjalanan O2 mulai dari saluran pernafasan sampai ke tingkat
seluler?
2. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat 3 mekanisme pembentukan ATP pada
manusia?
3. Terangkan pengaruh system saraf otonom terhadap fungsi jantung dan
pembuluh darah?
4. Terangkan respon tubuh terhadap stress?
5. Terangkan respon tubuh yang mempengaruhi tekanan darah?
Jawaban :
1. Perjalanan Oksigen mulai dari saluran pernafasan sampai ketingkat seluler :
Pada kondisi normal, hampir seluruh oksigen diikat oleh hemoglobil (Hb)
yang berada didalam eritrosit (RBC) untuk dihantarkan ke suluruh tubuh.
Eritrosit bersama cairan plasma dipompa oleh jantung ke seluruh sel di
tubuh. Sebagian O2 (3%) langsung larut dalam plasma dalam bentuk oksigen
bebas. Setelah sampai dikapiler organ, O2 lepas dari Hb dan berdifusi ke
jaringan interstisial dan selanjutnya masuk ke dalam sel. Dengan berikatan
dengan Hb, transportasi O2 ditingkatkan sampai 60x lipat.
2. Tiga mekanisme pembentukan ATP :
ATP adalah molekul yang besar sehingga tidak dapat disimpan lama dalam
sel. Oleh karena itu ATP harus selalu dibentuk setiap saat. ATP dapat
dibentuk di dalam sel melalui 3 rangkaian metabolisme yaitu :
a. Konversi keratin-posfat
Konversi keratin posfat mampu menghasilkan ATP melalui reaksi
yang sangat tingkat. Keratin-posfat dipecah oleh enzim keratin
18 | P a g e
kinase menjadi keratin dan posfat inorganic. Saat dipecah keratin-
posfat menghasilkan energy dan dipakai untuk memnsintesis ATP
yang berasal dari adenosine di-posfat ADP dan posfat inorganic, lihat
reaksi berikut :
Kreatinkinase
Keratin-posfat à Kreatin + Pi + Energi
ADP + Pi à 1 ATP
ATP yang berasal dari konversi keratin posfat, dapat dibentuk dalam
waktu singkat. Umumnya, ATP dari keratin posfat dibentuk di sel-sel
otot rangka. ATP dari keratin posfat dipakai sebagai energy awal dari
kontraksi otot. Meskipun dapat dihasilkan dalam waktu singkat, ATP
ini tidak dapat dipakai lama karena cepat habis.
b. Glikolisis Anaerobik
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia/ metabolism glukosa yang
berubah menjadi as. Piruvat. Sebelum menjadi asam piruvat, glukosa
mengalami 10 kali reaksi kimia yang berlangsung di sitosol.
Sesungguhnya proses glikolisis menghasilkan 4 molekul ATP,
namun proses tersebut menguraikan 2 molekul ATP, sehingga ATP
yang terbentuk adalah 2 molekul ATP untuk setiap 1 molekul
glukosa. Proses glikolisis tidak memerlukan oksigen sehingga sering
disebut sebagai reaksi anaerobic.
c. Posforilasi Oksidatif
Posforilasi Oksidatif adalah metabolism lanjutan dari glikolisis
anaerobic yang berlangsung di dalam mitokondria. Proses ini baru
terjadi bila oksigen tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam sel.
Bila O2, asam piruvat akan masuk ke dalam mitokondria. Asam
piruvat akan berubah menjadi asetil co-A. asetil co-A akan menjalani
rangkaian siklus reaksi kimia yang disebut dengan siklus asam sitrat
atau sering disebut siklus kreb. Siklus as. Sitrat menghasilkan
sejumlah karier hydrogen yang kaya electron dan energy (NADH dan
FADH). Dengan bantuan O2, karier hydrogen ini akan menjalani
rangkaian system transport electron sehingga energy akan bebas dan
19 | P a g e
ditangkap membentuk ATP. AYP yang dihasilkan yaitu 32-34
molekul ATP.
3. Pengaruh system saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh darah:
System saraf autonom yang mengatur fungsi organ individual dan
homeostasis, dan sebagian besar bukan merupakan kerja volunteer. (system
saraf autonom adalah bagian susunan saraf tepi yang mengurus semua
proses badaniah yang involuntary dan homeostasis yang timbul secara
reflektorik, seperti vasodilitasi-kontriksi, bronkhodilatasi-bronkhokontriksi,
peristaltic, berkeringat, merinding, dan seterusny, sehingga pasien dapat
beradaptasi dengan lingkungannya.
Jantung :
Saraf simpatik (receptor β1) : mempercepat Heart Rate dan kontraksi
jantung
Saraf parasimpatik (receptor β1) : menurunkan Heart Rate dan kontraksi
jantung
Jantung disarafi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
a. secara fisologis, system parasimpatis lebih digunakan pada penyimpanan
dan pemulihan energy, oleh karena itu, maka pada jantung dan pembuluh
darah berfungsi untuk mengurangi frekuansi detak jantung dan tekanan
darah, menghambat lancarnya penghantaran implus melalui jaras
arterioventikular, melebarkan pembuluh darah.
b. aktifitas simpatik pada jantung berfungsi untuk meningkatkan denyut
jantung, mempelancar penyaluran implus melalui jaras atrioventrikuler,
penyempitan lumen (kontriksi) hampir semua pembuluh darah, terutama
yang menuju ke kulit dan viscera abdominal, tetapi melebarkan lumen
(dilatasi) arteri koronaria.
Pembuluh darah :
Saraf simpatis
Reseptor α : vasokontiksi
Reseptor β : dilatasi otot dan arteri koroner
Saraf parasimpatis
Receptor α : dilatasi
20 | P a g e
4. Respon tubuh terhadap stress :
Bila sebagian besar daerah system saraf simpatis melepaskan impuls pada
saat bersamaan yakni,yang disebut pelepasan impuls secara missal – dengan
berbagai cara,keadaan ini akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melalukan aktivitas otot yang besar.
a. Peningkatan tekanan arteri
b. Peningkatan aliran darah untuk mengaktipkan otot-otot
bersamaan dengan penurunan aliran darah ke organ-organ,
seperti tractus gastrointestinal dan ginjal, yang tidak
diperlukan untuk aktifitas motorik yang cepat.
c. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh.
d. Peningkatan konsentrasi glukosa darah.
e. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot.
f. Peningkatan kekuatan otot.
g. Peningkatan aktivitas mental
h. Peningkatan kecepatan koaguasi darah.
Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan
aktifitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek diatas.oleh
karena baik stress fisik maupun mental dapat menggiatkan system
simpatis,seringkali keadaan tersebut dianggap merupakan tujuan dari system
simpatis untuk menyediakan aktifitas tambahan pada saat stress ; keadaan ini
seringkali disebut respons strees simpatis.
System simpatis terutama teraktifasi dengan kuat pada berbagai
keadaan emosi. Contohnya, pada keadaan marah (rage). Yeng lebih
ditibulkan oleh perangsangan hipotalamus,sinyal-sinyalnya dijalarkan
kebawah melalui formasio retikluaris otak dan masuk kemedula spinalis
untuk menyebabkan pelepasan impuls yang massif; dan peristiwa simpatis
yang disebut paling awal timbul dengan segera. Keadaan ini disebut reaksi
tanda bahaya(alarm reaction) dari serabut simpatis. Keadaan ini juga disebut
reaksi menghadapi atau menghindar(fight or flight reaction).pada kedua
21 | P a g e
peristiwa tersebut, reaksi tanda bahaya dari serabut simpatis membuat
seseorang itu melakukan serangkaian aktifitas besar.
5. Faktor-faktor yanhg mempengaruhi tekanan darah :
a. Curah jantung
b. Tekanan pembuluh darah tepi
c. Volume darah total
d. Viskositas darah
e. Kelenturan di dinding arteri
Post-Test
Pertanyaan :
1. Menurut analisis anda, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil harvard test?
Jelaskan (alat? naracoba?)
2. Mengapa Harvard step test dianggap menggambarkan kemampuan
kardiopulmonal /aerobik?
3. Mengapa frekuensi nadi yang menjadi nilai ukur?
4. Apakah ada perbedaan hasil step test diantara jenis kelamin? Mengapa
demikian?
5. Menurut anda, mengapa sampai timbul 3 metode perhitungan harvard step
test?
6. Apa perbedaan metode perhitungan cepat dan lambat pada harvard step test?
Jawaban :
1. Faktor-faktor berikut mungkin memiliki dampak pada hasil tes (uji
reliabilitas) :
a) Naracoba
Jumlah tidur sesorang itu sebelum pengujian berpengaruh
terhadap konsumsi oksigen naracoba, orang yang kurang
tidur berpotensi kekurangan asupan oksigen dalam tubuhnya.
Tingkat emosional
Obat yang mungkin dipakai untuk meningkatkan kerja jantung
(biasanya atlet). Obat yang digunakan untuk meningkatkan
22 | P a g e
kinerja otot, seperti misalnya dopamine atau kafein, sangat
mempengaruhi, karena jika naracoba mengkonsumsinya,
kelelahan yang ia dapat bisa datang lebih lama, sehingga hasil tes
dapat berbeda dengan keadaan normal. Ini disebabkan karena
obat tersebut membuat staminanya lebih baik dan memaksa otot
dan otak serta kerja jantung lebih berat.
Waktu sejak makan terakhir naracoba
Pemanasan
Berat badan dan tinggi badan (fisik)
b) Alat
Ketinggian alat (kursi). Semakin tinggi kursi yang di pakai, maka
dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melakukan uji coba.
c) Cara kerja
Ritme atau intensitas naik turun yang dilakukan naracoba.
Semakin cepat ritme nya dan tidak beraturan, maka kerja otot pun
akan lebih tinggi, sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat,
sehingga cepat lelah.
2. Karena saat bekerja otot membutuhkan energi, energi didapat dari ATP yang
dhasilkan dari pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen sebagai alat yang
berkerjasama dengan darah dalam transportasi energi. Dan harvard step test
adalah Sebuah cara yang akurat untuk menilai kebugaran, tes aerobik
maksimal yang mencatat dan mengukur denyut jantung dan konsumsi
oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Oleh karena itu, Harvard step test
dapat dipakai untuk mengukur kemampuan aerobik seseorang yang dapat
menggambarkan apakah kerjanya baik atau tidak dilihat dari perhitungan
nadinya yang merupakan pembuluh darah sebagai transportasi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam sistem kardiovaskular tubuh. Karena
oksigen yang sangat dibutuhkan saat melakukan tes ini, aerobic itu sendiri
akan meningkatkan jumlah nutrisi dan oksigen yang sampai ke otot untuk
memfasilitasi pemulihan.
3. Kerja tubuh (aktivitas otot) dapat mempengaruhi metabolisme seluruh
tubuh,karena oksigen sangat penting untuk oksidasi karbohidrat dan lemak
23 | P a g e
yang diperlukan untuksintesis ATP normal. Pengurangan kadar oksigen
arteri dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung untuk
mengkompensasi defisit pasokan oksigen untuk seluruh tubuh (Lee
etal.1990)
Darah sebagai transportasi yang memasok oksigen dan asam amino bagi
kerja otot. Menggandakan aliran darah berarti Anda mendapatkan dua kali
jumlah nutrisi ke otot Anda. Ketika Anda telah menyelesaikan sesi aerobic,
proses pemulihan berlanjut lama setelah Anda selesai. "Tingkat
metabolisme" Anda tetap di atas tingkat normal untuk beberapa waktu
(waktu yang tepat didasarkan pada tingkat intensitas latihan). Bahkan kerja
aerobik tingkat rendah (detak jantung 50 sampai 65% dari max) itu akan
tetap tinggi selama30 menit sampai satu jam, membutuhkan pemulihan
tambahan. Ketika Anda konsisten melakukan latihan aerobik dalam jangka
panjang, tubuh Anda akan menambahkan lebih banyak kapiler yang
membawa nutrisi ke otot-otot sehingga membantu pemulihan bahkan pada
saat istirahat. Kerja Aerobik meningkatkan massa volumetrik (ukuran ruang)
dalam ventrikel kiri,yang pada gilirannya akan meningkatkan output
jantung. Setiap kali pompa jantung andaAnda mendapatkan lebih banyak
"darah per pompa" dan pemulihan yang lebih cepat.Kembali ke pentingnya
peningkatan aliran darah. Aliran darah meningkat dari pelatihan aerobik
membantu ligamen dan tendon lebih cepat pulih. Ligamen dan tendon "non-
porous" relatif terhadap jaringan otot. Ini berarti bahwa ligamen dan tendon
Anda tidak memiliki hampir jumlah kapiler (jalur darah terkecil yang
membawa darah kaya nutrisi) yangmemiliki jaringan otot. Ini lah mengapa
denyut nadi yang diukur, karena nadi sebagai jalan beredar nya oksigen
dalam tubuh yang diikat oleh darah.
4. Ada, karena laki-laki cenderung memiliki ketahanan fisik lebih tinggi
dibandingkan perempuan, sehingga laki-laki dapat bertahan lebih lama saat
melakukan harvard step test.
5. Adanya perbedaan perhitungan ini disebabkan oleh penggunaan waktu
dengan metode lambat jelas kita perhitungan memakan waktu lebih lama
dibandingkan dengan metode cepat, apalagi dengan melihat tabel. Pada
24 | P a g e
perhitungan lambat pun kita harus mengukur N2 (jumlahdenyut nadi dari
menit ke 2-2.30) dan N3 (jumlah denyut nadi dari menit ke 3-
3.30) ,pemakaian N2, dan N3 ini pada perhitungan indeks kesanggupan akan
mempengaruhi hasil karena pada menit ke 2 bahkan lebih lama, kondisi
semakin kembali memulih, sehingga aktivitas kerja otot jantung dan paru-
paru pun semakin menuju normal. Ini lah yang menjadi pertimbangan
adanya perhitungan lain yang hanya mengukur jumlah denyut nadi selama
1.30 detik sesaat setelah naracoba berhenti melakukan tes.
6. Perbedaan ini terdapat pada penyebut dalam pembagian indeks
kesanggupan, pada metode lambat digunakan perhitungan dari jumlah N1,
N2, dan N3. Sedangkan pada metode cepat, hanya digunakan perhitungan
nadi pada N1 saja. Pada metode lambat perhitungan memakan waktu lebih
lama, dan penggunaan perhitungan dengan N1, N2, dan N3 dapat
memberikan hasil yang berbeda, karena semakin lama istirahat naracoba,
maka lebih cepat pulih aktivitas kerja otot jantung dan paru-parunya,
sehingga hasil perhitungan denyut nadi pun berbeda, perbedaan ini harus
diperhitungkan juga.
25 | P a g e
top related