hasil kajian - puskamudapuskamuda.or.id/wp-content/uploads/2016/07/hasil-kajian-rapid... · uud...
Post on 03-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Hasil KajianRapid Assesment TeSA 129
Rissalwan Habdy Lubis dkk.Tim TA AMPK
KEMENTERIAN SOSIAL RI
Metodologi
• Data sekunder: kegiatan capacity building SRHR di Cikarang operator/konselor
• Data Primer: spot check (Lamongan, Surabaya, Malang & Bali), wawancara langsung dan via telepon.
• Teknik analisa: kuantifikasi data melalui scoring dengan aplikasi Nvivo™
Kerangka Analisa
Profil Kebijakan TeSA 129• Badan hukum TeSA129 aspek legalitas umumnya
masih belum bisa menjadi alas hukum akses sumber daya alternatif
• Pemahaman produk kebijakan dan regulasi tingkat pusat dan internasional pemahaman mandat internasional relatif rendah
• Ketersediaan produk kebijakan dan regulasi tingkat daerah umumnya hanya SK, bukan peraturan formal (perda atau pergub/perbup)
• Keterkaitan produk kebijakan dan regulasi tingkat daerah, pusat dan internasional MoU di tingkat nasional tersedia, tapi tidak ada di tingkat daerah
Profil Pengelolaan TeSA 129• Ketersediaan PSO (Prosedur Standar Operasional)
sudah ada, belum tersosialisasikan• Kualitas dan kuantitas SDM pengelola dan operator
jumlahnya relatif kurang, kualifikasinya kurang memadai• Durasi layanan umumnya hanya pada jam kerja saja• Aspek pembiayaan mengandalkan dana dari pusat• Sistem administrasi dan manajamen kasus
pencatatan manual hanya di beberapa TeSA; tidak ada manajemen kasus
• Ketersediaan sistem rujukan yang memadai sistem rujukan relatif tersedia, tetapi mekanisme merujuk belum jelas
Profil Teknis Layanan• Infrastuktur kantor yang memadai untuk layanan masih belum memadai
• Jumlah pesawat telepon akses 129 3 unit yang disediakan, max 1 yang bisa beroperasi
• Jumlah penelepon yang mengadukan kasus sistem caller ID tidak ada, log-book hanya beberapa TeSA
• Upaya pemeliharaan perangkat telepon relatif tidak ada pemeliharaan swadaya
• Kelancaran komunikasi dengan operator (PT Telkom) masih kurang intensif
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
Rata-rataRating
***
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( +
)
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( -
)
Aspek Teknis ( -)
TESA Lamongan
Rata-rata
Rating0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Surabaya
Rata-rata
Rating*****
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Malang
Rata-rata
Rating*
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Bali
Rata-rata
Rating****
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Aceh
Rata-rata
Rating0
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Banten
Rata-rata
Rating****
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( +
)
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( -
)
Aspek Teknis ( -)
TESA Yogyakarta
Rata-rata
Rating*****
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Jakarta
Rata-rata
Rating*****
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Jateng
Rata-rata
Rating0
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Pontianak
Rata-rata
Rating0
0
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( - )
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Sulsel
Rata-rata
Rating*****
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Kebijakan ( + )
Aspek Pengelolaan ( + )
Aspek Teknis ( + )
Aspek Kebijakan ( -)
Aspek Pengelolaan ( - )
Aspek Teknis ( - )
TESA Padang
Rata-rata
Rating*****
Kajian Regulasi
Nasional
UUD Tahun 1945 pasal 28B ayat 2
UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
Kebijakan peningkatan perlindungan anak
dalam RPJMN 2010-2014
Internasional Konvensi tentang Hak-hak Anak
Kajian Regulasi: Jalan Menuju Keterbukaan Akses
Kajian Kelembagaan: Tantangan Koordinasi Lintas Lembaga
Koordinasi Tujuan Program•untuk melindungi dan membantu anak yang
membutuhkan perlindungan dan anak yang mengalami masalah darurat (emergency) serta memastikan adanya akses untuk mendapatkan pelayanan berkualitas yang dapat mendukung tumbuh kembang anak secara wajar.
Alur pengkoordinasian lembaga yang terkait •Lembaga kesejahteraan anak yang berfokus
melindungi anak•Lembaga yang berfokus mengadvokasikan hak
anak yang berhadapan dengan hukum.•Lembaga yang berfokus pada fungsi
rehabilitatif anak
Koordinasi Target Sasaran Pengguna Layanan Program•Anak berusia sampai 18 tahun•Anak dalam situasi darurat•Anak-anak yang berhadapan dengan
hukum, baik sebagai korban, pelaku, maupun saksi
•dll
Analisis Potensi Keberlanjutan TeSA129• Memiliki kebijakan pengelolaan dan payung hukum.• Pemda yang turut berkontribusi dalam sosialisasi.• Adanya kegiatan/aktivitas dalam pelayananan TESA
129.• Memiliki SDM yang bersedia menjadi petugas TESA
129.• Memiliki kerja sama dengan berbagai lembaga
rujukan.• Memiliki anggaran dana• Memiliki infrastruktur, pesawat telepon dan data
base penelepon.
Analisis Kendala Pelaksanaan TeSA129
• Masih adanya kebijakan pengelolaan yang kurang diperhatikan
• Perbedaan kepentingan atau pergantian pengurus dalam lembaga yang menaungi, mempengaruhi perkembangan TESA 129.
• Pelayanan yang berbeda-beda dan kurang sesuai dengan anjuran dalam PSO. Untuk TESA Lamongan tidak terdapat aktivitas layanan saat ini.
• Jumlah SDM yang masih kurang.• Layanan yang belum 24 jam.• Layanan TESA masih belum sepenuhnya bebas pulsa.• Pencairan anggaran yang tidak tepat waktu.• Infrastuktur yang masih kurang.• Jumlah penelepon masih terbatas.
Simpulan• TeSA129 merupakan produk kebijakan
perlindungan anak yang sangat positif dan mendapat sambutan dari penggiat perlindungan anak di daerah
• Pengelolaan TeSA129 belum optimal terkait dengan pemahaman konsep program dan kemampuan mengembangkan akses sumber daya alternatif.
• Secara teknis, layanan TeSA129 belum mampu menjadi saluran pengaduan perlindungan anak yang efektif
Potensi Tindak Lanjut
• Layanan TeSA129 perlu diteruskan sebagai bagian dari upaya memperlebar upaya pencegahan pelanggaran hak anak.
• Kementerian Sosial RI, masih perlu ikut di dalam tindak lanjut MoU bersama KPPA dan Kemenkominfo, dengan pola positioning baru
• Kementerian Sosial RI perlu mengembangkan layanan khusus saluran hotline pengaduan perlindungan anak sebagai bagian dari gagasan new platform PKSA.
Hasil Kajian Rapid
Assessment TeSA 129
Kajian Regulasi Kajian Kelembagaan
Program Alternatif
Strategi Program: Membangun Akses Ruang Publik untuk Kesejahteraan Anak Indonesia
Pendekatan Program
• Pemerintah: pembuatan sistem koordinasi terpadu antar lembaga daerah dan pusat
• Kelompok Sasaran: Sosialisasi intensif
Strategi Penjaringan Respon Publik
• Call Center• SMS Broadcast• Sosial Media
(Facebook dan Twitter)
Pilihan-Pilihan Kebijakan
• Skenario 1: SATELIT Anak (Saluran Telepon Perlindungan Terpadu Anak)
• Skenario 2: HOPE Anak (Hotline Perlindungan Anak)
• Skenario 3: SATU DUA (Saluran Telepon untuk Perlindungan Anak Daerah)
Alternatif Model Efektifitas Efisiensi Keberlanjutan
Skenario 1 SATELIT Anak √ √ √
Skenario 2 HOPE Anak - √ -
Skenario3 SATU DUA √ - -
Rekomendasi: Profil SATELIT Anak
SATELIT Anak
Lokasi:•Bambu Apus, Jakarta Pusat, yaitu lokasi Unit Pelayanan Terpadu Kemensos RI
Sistem:•pengaduan dan konseling menggunakan sistem ‘satu pintu’. Satu nomor call center nasional.
Garis Besar Kegiatan:•Menerima pengaduan dan konseling melalui panggilan telepon•Menyaring telepon dan disalurkan kepada lembaga-lembaga yang sesuai dengan masalah yang dialami anak untuk ditindak lanjuti.
Outcomes Program:•Peningkatan kesejahteraan anak Indonesia secara umum•Menurunnya angka kejahatan pada anak
Output Program: •Kebutuhan teknis•Tersedianya telepon dalam jumlah yang mencukupi berserta operatornya untuk skala nasional.
Input Program:•Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
PROGRAM LAMA(TeSA 129)
PROGRAM BARU(SATELIT Anak)
Dasar Hukum Berbeda-beda di setiap daerah
Hanya terdapat satu, yaitu dibawah Kemensos RI
Paradigma Tanggap darurat outreachdan pemberian konseling
Preventif dengan kolseling, dan rehabilitatif dengan penyaluran kepada lembaga terkait
Lembaga Kementerian Sosial RI, Kemenkoor PP&A, Pemerintah daerah, Organisasi Sosial
Kemensos RI
Akses Terbatas karena telepon rusak, eror tidak tersambung,
Tidaak terbatas karena layanan akan tersedia 24 jam
Alur Pendanaan Operasional
Sebagian besar mengandalkan pemerintah pusat
Tanggung jawab pemerintah pusat karena berada di bawah pusat, propinsi dan kabupaten bertanggung jawab pendanaan lembaga rujukan daerah
top related