hasil pemeriksaan cholinesterase respoden 2 & 6
Post on 30-Oct-2015
665 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 1/22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Iklim tropis di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki tanah yang subur
dan cocok untuk ditanami berbagai macam jenis tanaman. Dalam upaya
meningkatkan mutu dan produktivitas hasil pertanian, penggunaan pestisida
untuk membasmi hama tanaman sering tak terhindarkan. Pestisida yang
digunakan diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan keuntungan
yang maksimal. Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak terkendali
seringkali memberikan risiko keracunan pestisida bagi petani. Risiko keracunan
pestisida ini terjadi karena penggunaan pestisida pada lahan pertanian khususnya
sayuran.
Penggunaan pestisida dengan dosis besar dan dilakukan secara terus menerus
akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan
terakumulasi pada produk-produk pertanian, pencemaran pada lingkungan
pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada
manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami
keracunan baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian.
Menurut data yang ada golongan pestisida yang banyak digunakan pertanian
Indonesia adalah golongan organofosfat dan karbamat, suatu golongan pestisida
yang dikenal sebagai inhibitor untuk enzim cholinesterase. Beberapa zat yang
terkandung dalam pestisida (seperti golongan organofosfat dan karbamat) mampu
mengurangi kamampuan enzim cholinesterase untuk menghidrolisa asetilcholin,sehingga laju penyampaian rangsangan pada impuls saraf terhambat dan pada
akhirnya akan menyebabkan kelainan fungsi sistem saraf (Rasyid, 1995).
Jika terjadi keracunan pestisida golongan organofosfat dan karbamat akan
menurunkan aktivitas enzim cholinesterase pada tingkat tertentu sesuai dengan
tingkat keracunannya. Sebetulnya selain dengan melihat aktivitas enzim
cholinesterase, keracunan pestisida dapat diketahui dengan cara melihat gejala-
gejala yang ditimbulkannya atau keluhan subjektif.
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 2/22
Derajat pengaruh racun pada tubuh seseorang dipengaruhi oleh beberapa
factor, antara lain umur; jenis kelamin; derajad kesehatan tubuh; daya tahan;
nutrisi; tingkat kelemahan tubuh; faktor genetik; kondisi sinergi bahan kimia; dan
status endocrine. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi faktor yang memperberat
atau mempercepat timbulnya keracunan atau justru sebagai barier sehingga kasus
keracunan tidak sampai terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang
diambil adalah :
1. Apa yang dimaksud cholinesterase dan bagaimana cara pengujiannya?
2. Apakah pengaruh pestisida sintetis terhadap kinerja Enzim
Cholinesterase pada tubuh?
3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya keracunan
pestisida pada petani di desa Cibening?
4. Apa dampak dari keracunan pestisida?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi keracunan
3. Untuk mengetahui tingkat keracunan pestisida.
1.4 Manfaat
Praktek uji Cholinesterase ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait di dalamnya antara lain :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil pengujian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan kesehatan
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 3/22
masyarakat tentang penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat serta
dampak yang akan terjadi akibat penggunaannya.
2. Bagi Dinas Terkait
Hasil uji cholinesterase ini diharapkan dapat membantu Dinas Terkait untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi dan tepat sasaran sehingga
dampak negatif dari penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat dapat
diminimalisir.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat melatih peneliti untuk menghasilkan karya
ilmiah yang lebih baik serta menambah pengetahuan tentang pestisida
organofosfat dan karbamat.
4. Bagi Masyarakat
Hasil pengujian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat
tentang bahayanya penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat jika tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 4/22
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Cholinesterase
Pemeriksaan cholinesterase (CHE) merupakan pengukuran kadar CHE dalam
darah. CHE adalah enzim esterase non spesifik yang disintesis oleh hati. Enzim
cholinesterase adalah suatu zat berupa cairan yang ada didalam darah yang
fungsinya untuk meneruskan pesan dari otak ke seluruh anggota tubuh
Jika enzim cholinesterase dalam darah dihambat oleh pestisida maka akan
menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengevaluasi enzim fungsi hati.
2.2 Pestisida
Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh hama ( pest : hama dan cide:
membunuh). Dalam bidang pertanian banyak digunakan senyawa kimia, antara
lain sebagai pupuk tanaman dan pestisida. Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI
No.434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran
Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain
serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk beberapa tujuan berikut :
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman (tetapi tidak termasuk golongan pupuk).Sementara itu, The United States Environmental Control Act mendefinisikan
pestisida sebagai berikut :
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama;
kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan
manusia.
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 5/22
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman. Mengingat peranannya yang
sangat besar, perdagangan pestisida dewasa ini semakin ramai. Berdasarkan data
pencatatan dari Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat, saat ini lebih dari
2.600 bahan aktif pestisida yang telah beredar di pasaran. Sebanyak bahan aktif
tersebut, 575 berupa herbisida, 610 berupa insektisida, 670 berupa fungisida dan
nematisida, 125 berupa rodentisida dan 600 berupa disinfektan. Lebih dari 35 ribu
formulasi telah dipasarkan di dunia. Di Indonesia, untuk keperluan perlindungan
tanaman khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun
1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya,
dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang. Sedangkan ada
215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran.
2.2.1 Penggolongan Jenis Pestisida Berdasarkan Bahan Kimia yang
Terkandung Didalamnya
Organik Kimia organic
Anorganik Kimia anorganik
Organoklor Senyawa karbon mengandung klorin
Organofosfat Senyawa karbon mengandung fosfat
Karbamat Senyawa karbon mengandung asam karbamat
Mikrobial Bahan kimia dari mikroorganisme
Botanikal Bahan kimia tanaman
2.2.2 Pengaruh pestisida sintetis terhadap kinerja Enzim Cholinesterase pada
tubuh
Pestisida merupakan bahan kimia yang bersifat bioaktif. Padadasarnya pestisida bersifat racun. Sistem kerja yang sifatnya sebagai racun
digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman. Sistem kerja
pestisida dengan menghambat enzim kholinesterase. Keracunan pestisida
dapat diketahui melalui dua cara, yaitu pemeriksaan laboratorium dan dengan
melihat gejala-gejala yang ditimbulkannya (keluhan subjektif). Pada dasarnya
setiap bahan aktif yang terkandung dalam pestisida menimbulkan gejala
keracunan yang berbeda-beda. Gejala keracunan (keluhan subjektif) dari
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 6/22
golongan organofosfat dan karbamat antara lain timbul gerakan otot tertentu,
penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, banyak keringat, air liur
banyak keluar, mual, pusing, kejang-kejang, muntah¬-muntah, detak jantung
cepat, mencret, sesak nafas, otot tidak bisa digerakan dan akhirnya pingsan.
2.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek dan gejala keracunan pada manusia,
antara lain :
1. Bentuk dan cara masuk
Racun dalam bentuk larutan akan bekerja lebih cepat dibandingkan dengan yang
berbentuk padat. Sedangkan racun yang masuk ke dalam tubuh secara intravena
dan intramuskular akan memberikan efek lebih kuat dibandingkan dengan melalui
mulut.
2. Usia
Pada umumnya anak-anak dan bayi lebih mudah terpengaruh oleh efek racun
dibandingkan dengan orang dewasa. Seseorang dengan bertambah usia maka
kadar rata-rata kolinesterase dalam darah akan semakin rendah sehingga
keracunan akibat pestisida akan semakin cepat terjadi.xxi
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat mempengaruhi aktivitas kolinesterase dalam darah. Jenis
kelamin laki-laki memiliki aktivitas kolinesterase lebih rendah dari perempuan
karena kandungan kolinesterase dalam darah lebih banyak pada perempuan.
4. Kebiasaan
Jika terbiasa kontak dengan racun dalam jumlah kecil mungkin dapat terjadi
toleransi terhadap racun yang sama dalam jumlah relatif besar tanpa menimbulkan
gejala keracunan.
5. Kondisi kesehatan atau Status Gizi
Seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek racun
dibandingkan dengan orang yang sehat. Buruknya keadaan gizi seseorang juga
akan berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan meningkatnya kepekaan
terhadap infeksi. Kondisi gizi yang buruk menyebabkan protein yang ada dalam
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 7/22
tubuh sangat terbatas sehingga mengganggu pembentukan enzim kolinesterase.
6. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin kecil peluang
terjadinya keracunan pada dirinya karena pengetahuannya mengenai racun
termasuk cara penggunaan dan penanganan racun secara aman dan tepat sasaran
akan semakin tinggi sehingga kejadian keracunan pun akan dapat dihindari.
7. Dosis racun
Jumlah racun sangat berkaitan erat dengan efek yang ditimbulkannya. Pada
umumnya dosis racun yang besar akan menyebabkan kematian lebih cepat. Dosis
pemakaian pestisida yang banyak akan semakin mempercepat terjadinya
keracunan pada pengguna pestisida. Untuk dosis penyemprotan di lapangan,
khususnya pestisida golongan organofosfat dosis yang dianjurkan adalah 0,5 – 1,5
kg/Ha.
2.3.1Keracunan Pestisida
Pestisida bisa masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui 2 cara, yaitu :
1. Kontaminasi lewat kulit
Pestisida yang menempel di permukaan kulit bisa meresap masuk ke dalam
tubuh dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi lewat kulit
merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi, meskipun tidak
seluruhnya berakhir dengan keracunan akut. Lebih dari 90% kasus keracunan
di seluruh dunia disebabkan oleh kontaminasi lewat kulit.
2. Terhisap lewat hidung
Keracunan karena partikel pestisida atau butiran semprot yang terhisap lewat
hidung merupakan kasus terbanyak kedua setelah kontaminasi kulit. Partikel
pestisida yang masuk ke dalam paru-paru bisa menimbulkan gangguanfungsi paru-paru. Partikel pestisida yang menempel di selaput lendir hidung
dan kerongkongan akan masuk ke dalam tubuh lewat kulit hidung dan mulut
bagian dalam dan atau menimbulkan gangguan pada selaput lendir itu sendiri
(iritasi).
2.4 Dampak Penggunaan Pestisida
Pestisida merupakan bahan kimia, campuran bahan kimia, atau bahan- bahan
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 8/22
lain yang bersifat bioaktif. Pada dasarnya, pestisida itu bersifat racun.Oleh sebab
sifatnya sebagai racun pestisida dibuat, dijual, dan digunakan untuk meracuni
organisme pengganggu tanaman (OPT). Setiap racun berpotensi mengandung
bahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu,
ketidakbijaksanaan dalam penggunaan pestisida pertanian bisa menimbulkan
dampak negatif. Beberapa dampak negatif dari penggunaan pestisida antara lain :
1. Dampak bagi Keselamatan Pengguna
Penggunaan pestisida bisa mengkontaminasi pengguna secara langsung sehingga
mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracunan bisa dikelompokkan menjadi
3 kelompok yaitu, keracunan akut ringan, akut berat dan kronis. Keracunan akut
ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit,
dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang
perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, dan denyut nadi
meningkat. Keracunan yang sangat berat dapat mengakibatkan pingsan, kejang-
kejang, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak
menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan kronis dalam
jangka waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan
kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya
iritasi mata dan kulit, kanker, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal
dan pernafasan.
2. Dampak bagi Konsumen
Dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk keracunan kronis yang
tidak segera terasa. Namun, dalam jangka waktu lama mungkin bisa menimbulkan
gangguan kesehatan. Meskipun sangat jarang, pestisida dapat pula menyebabkankeracunan akut, misalnya dalam hal konsumen mengkonsumsi produk pertanian
yang mengandung residu dalam jumlah
besar.
3. Dampak bagi Kelestarian Lingkungan
Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan terbagi menjadi 2 kategori, yaitu :
a. Bagi Lingkungan Umum
1) Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara)
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 9/22
2) Terbunuhnya organisme non-target karena terpapar secara langsung.
3) Terbunuhnya organisme non-target karena pestisida memasuki rantai makanan.
4) Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai
makanan (bioakumulasi).
5) Pada kasus pestisida yang persisten (bertahan lama), konsentrasi pestisida
dalam tingkat trofik rantai makanan semakin ke atas akan semakin tinggi
(biomagnifikasi).
6) Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui
rantai makanan.
b. Bagi Lingkungan Pertanian
1) OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi).
2) Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida.
3) Terbunuhnya musuh alami hama.
4) Fitotoksik (meracuni tanaman).
4. Dampak Sosial Ekonomi
a. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan biaya produksi
menjadi tinggi.
b. Timbulnya hambatan perdagangan karena residu pestisida pada bahan ekspor
menjadi tinggi.
c. Timbulnya biaya sosial yaitu biaya pengobatan dan hilangnya hari kerja akibat
keracunan pestisida.
Penderita keracunan pestisida dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Penderita yang karena pekerjaannya selalu berhubungan dengan pestisida,
seperti para pekerja dalam proses pembuatan, penyimpanan dan penggunaan
pestisida.2. Penderita keracunan pestisida karena tidak sengaja, seperti makan buahbuahan
atau sayuran yang masih tercemar pestisida, tidak sengaja memasuki daerah yang
sedang disemprot dengan pestisida, dan sebagai akibat penyimpanan pestisida
yang kurang baik.
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 10/22
BAB III ALAT , BAHAN dan PROSEDUR KERJA
3.1 Alat
TINTOMETER KIT
-- Pipet otomatis
- Kuvet
- Tabung 15 ml
- Tabung volumetric
- Autoclic
- Test tube
CHOLINESTERASE KIT
- Autoclic
- Botol tempat indikator
- Botol tempat substrat
- Botol tempat aquades
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Kertas pembanding
- Lampu spirtus
- komparator
2.2 Bahan
- Aquades bebas CO2- Aquades
- Larutan indikator (BTB 0,112 gram)
- Larutan substrat (ACP 25 gram)
- Sampel darah
2.3 Prosedur Kerja
1. Reagent Test
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 11/22
Digunakan untuk menguji larutan apakah masih memenuhi persyaratan atau
kadaluarsa
Mengambil tabung test lengkap dengan penutupnya menempatkan pada rak
yang tersedia
Dengan menggunakan pipet pada botol yang berlabel “indicator”
menambahkan 0.5 mL indicator solution kedalam tabung test (tutup
secepatnya)
Mengambil darah perifer 0.01 mL pada control person (tdk terpapar organo
phosfat) Memasukkan dalam tabung yang telah besisi larutan BTB (indicator)
dan bilas
Menambahkan 0.5 mL larutan ACP kedalam tabung test
Mengocok dengan pelan jangan sampai timbul gelembung
Memindahkan larutan dari tabung test ke cuvet 2.5 mm
Memasukkan cuvet dalam Comparator Disc di sebelah kanan
Memutar comparator sampai hasilnya cocok dengan warna standard
Membaca hasil yang diperoleh (hasil harus 12.5% atau kurang)
2. Blood Blank (Blanko darah)_
Mengambil darah 0.01 mL darah control person memasukkan dalam tabung
test yang telah berisi 1.0 mL aquadest (free CO2)
Memindahkan larutan kedalam cuvet 2.5 mm dan menempatkan pada
comparator sebelah kiri dan jangan dipindah sampai pemeriksaan darah
sample.
3. Menentukan waktu time zero dan “match”)
Mengambil darah control person 0.01 mL dan memasukkan dalam tabung test
yang sudah berisi larutan BTB 0.5 mLMenambahkan larutan ACP 0.5 mL kedalam tabung dan secara bersamaan
start “STOP WATCH” disebut time zerro
Mengocok hingga larut dan secepatnya memasukkan dalam cuvet dan
tempatkan pada comparator sebelah kanan
Mengamati perubahan warna larutan dengan sambil memutar disc sampai
hasil sesuai dengan warna standar 100%
Mencatat waktu yang diperoleh (waktu MATCH), biasanya sekitar 20-30
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 12/22
menit tergantung dari suhu setempat
Waktu yang diperoleh digunakan untuk standar waktu pembacaan pada darah
“SAMPLE”
4. Uji sample
Mengambil darah sample 0.01 mL memasukkan dalam tabung yang telah
berisi 0.5 mL larutan indicator (BTB)
Menambanhkan 0.5 mL larutan ACP pada tabung dan kocok hingga rata
Memindahkan secepatnya ke cuvet dan masukkan ke comparator sebelah
kanan
Membaca hasil sesuai waktu MATCH
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 13/22
BAB IV HASIL PENGAMATAN
4.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Keseluruhan
Tabel umum
NO KRITERIA RENTANG JUML
AH
PERSENTASE
1. Umur a. < 20 tahun
b. 20 – 30 tahun
c. 30 – 40 tahun
d. 40 – 50 tahun
e. > 50 tahun
0
0
7
11
7
0
0
28 %
44 %
28 %
2. Lama jadi petani a. < 10 tahun
b. 10 – 20 tahun
c. > 20 tahun
15
4
6
60 %
16 %
24 %
3. Pendidikan a. Tidak tamat
sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
1
9
7
8
4 %
36 %
28 %
32 %
4. Frekuensi penggunaan
pestisida
a. 1 x / tahun
b. 2 x / tahun
c. Tiap 2 bulan
d. Tiap 1 bulan
e. Tiap 2 minggu
f. 1 x / 1 minggu
g. Tidak tentu
3
3
3
4
2
1
9
12 %
12 %
12 %
16 %
8 %
4 %
36 %
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 14/22
Tabel Pengetahuan dan Sikap
NO KRITERIA HASIL JUMLAH PERSENTASE
Pengetahuan a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
17
5
3
68 %
20 %
12 %
1. Sikap a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
25
0
0
100 %
Nb : - perhitungan pengetahuan = 6,66
Baik : 23 – 30
cukup : 16 – 22
kurang : < 16
- Perhitungan sikap = 5,33
Baik : 18 - 24
cukup : 12 – 17
kurang : < 12
Tabel Lama Kontak dan Tata Cara
NO KRITERIA RENTANG JUMLAH PERSENTASE
1. Lama kontak :
a. Meracik
pestisida
b. Waktu
penyemprotan
c. Penanganan
wadah *
a. 5 – 10 menit
b. 10 – 15 menit
c. > 15 menit
a. 15 – 30 menit
b. 30 – 60 menit
c. > 60 menit
a. 10 – 15 menit
b. 15 – 30 menit
c. > 30 menit
14
6
5
10
9
6
17
4
3
56 %
24 %
20 %
40 %
36 %
24 %
70,83 %
16,66 %
12,55 %
2. Tata cara a. Baik
b. Cukup
13
11
52 %
44 %
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 15/22
c. Kurang 1 4 %
Nb : *1 responden langsung dibuang
- perhitungan pengetahuan = 4
Baik : 14 – 16
cukup : 9 – 13
kurang : < 9
Tabel penggunaan APD
NO KRITERIA HASIL PERSENTASE
1. APD lengkap, selalu
menggunakan
3 12 %
2. APD lengkap,
kadang-kadang
menggunakan
3 12 %
3. APD tidak lengkap,
selalu menggunakan
7 28 %
4. APD tidak lengkap,
kadang-kadang
menggunakan
11 44 %
5. Tidak menggunakan
APD
1 4 %
Tabel hasil praktikum
No kuisioner Hasil pengamatan Keterangan
1. 75 N
2. 87,5 N
3. 37,5 R
4. 62,5 T
5. 75 N
6. 87,5 N
7. 75 N
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 16/22
8. 87,5 N
9. 75 N
10. 75 N
11. 75 N
12. 75 N13. 75 N
14. 75 N
15. 37,5 R
16. 62,5 T
17. 75 N
18. 50 T
19. 37,5 R
20. 75 N
21. 37,5 R
22. 62,5 T23. 37,5 R
24. 50 T
25 37,5 R
4.2 Data Kusioner Responden 2 dan Respomden 5
Data Responden : 2
DATA UMUM RESPONDEN
Nama : Nanang
Alamat : RT 01 RW 05 Desa Sri Mahi
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Menjadi Petani : 20tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Terakhir Menggunakan Pestisida : 1 bulan yang lalu
Nama/Merek Pestisida yang Dipakai : Puradan 3G
Frekuensi Penggunaan : 2x / tahun
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 17/22
DATA KHUSUS RESPONDEN
A. Pengetahuan
Baik
B. Sikap
Baik
C. Lama Kontak
1. Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit
2. Waktu untuk sekali penyemprotan = 15 - 30 menit
3. Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit
D. Tata Cara
Baik
E. Peralatan dan Perlengkapan Kerja
APD tidak lengkap, kadang-kadang menggunakan.
F. Penyuluhan Pengamanan Penggunaan Pestisida
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 18/22
1. a
2. a,b,c
3. a
4. a
5. c
6. c
HASIL PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE : 87,5 % = Normal
Data Responden : 5
DATA UMUM RESPONDEN
Nama : Iyas A
Alamat : RT 01 RW 01 Desa Sri Mahi
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama Menjadi Petani : 20 tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Terakhir Menggunakan Pestisida : 1 bulan yang lalu
Nama/Merek Pestisida yang Dipakai : Tidak tentu
DATA KHUSUS RESPONDEN
G. Pengetahuan
Baik
H. Sikap
Baik
I. Lama Kontak
4. Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit
5. Waktu untuk sekali penyemprotan = >60 menit
6. Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 19/22
J. Tata Cara
Baik
K. Peralatan dan Perlengkapan Kerja
APD tidak lengkap, kadang-kadang menggunakan.
L. Penyuluhan Pengamanan Penggunaan Pestisida
1. b
HASIL PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE : 75% = Normal
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 20/22
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisa Hasil Pengamatan
Berdasarkan uji cholinesterase yang dilakukan pada Responden 2 dan Responden 5
hasil pemeriksaan dari kedua responden tersebut adalah Normal.
Hasil pemeriksaan Responden 2 adalah 87,5 % dan
Hasil pemeriksaan Responden 5 adalah 75 %
Dilihat dari data kusioner yang dimiliki oleh kedua responden tersebut semua
responden memiliki pengetahuan yang baik,sikap yang baik dan tata cara penggunaan
pestisida yang baik.
Untuk Lama kontak responden 2
Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit
Waktu untuk sekali penyemprotan = 15 - 30 menit
Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit
Untuk Lama kontak responden 5
Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit
Waktu untuk sekali penyemprotan = >60 menit
Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit
Untuk lama kontak antara responden 2 dan 5 memiliki perbedaan pada waktu sekali
penyemprotan. Sehingga dari perbedaan tersebut juga mempengaruhi hasil pengujian
cholinesterase antara responden 2 dan 5, Hasil uji responden 2 lebih besar dari pada
responden 5
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 21/22
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari uji Cholinesterase yang dilakukan terhadap 25 Petani di Desa Cibening,Bekasi
terdapat 24 % Petani yang keracunan ,terdapat 20 % yang terpapar ringan dan 56% Petani
tidak keracunan( normal) dari pemeriksaan tersebut berarti terdapat residu pestisida yang
masuk kedalam tubuh petani dan mempengaruhi cholinesterase dalam tubuh, selain itu
memberikan dampak negatif terhadap kesehatan petani itu disebabkan adanya faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya keracunan seperti : penggunaan APD yang tidak lengkap,
lama kontak terhadap pestisida, kondisi kesehatan si petani, tingkat racun yng terdapat
dalam pestisida yang digunakan, tingkat pengetahuan, dan sikap dari petani itu sendiri.
6.2 Saran
Sebaiknya dari pihak Instansi yang terkait seperti Puskesmas,Dinas kesehatan ,dinas
pertanian dan instansi lainnya mengadakan penyuluhan secara barkala pada jangka waktu
tertentu kepada warga-warga khususnya petani tentang bagaimana cara menggunakan
dan pengelolaan pestisida yang baik dan benar serta dipromosikan pestisida non
kimiawi(alami) yang lebih ramah lingkungan serta tidak bahaya bagi kesehatan.
Petani juga harus dibiasakan menggunakan APD yanglengkap untuk mengurangi dan
mencegah pemaparan dari pestisida yang digunakan. Jika petani sudah mengalami
keracunan tingkat ringan maupun sedang maka petani harus diistirahatkan dirumah
kurang lebih 2 minggu dan ditindak lanjuti kepihak medis(puskesmas maupun rumah
sakit setempat)
7/15/2019 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 & 6
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pemeriksaan-cholinesterase-respoden-2-6 22/22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesian-publichealth.com/2012/12/cholinestrase-dan-keracunan-
pestisida.html§/diakse pada 19/06/2013 pukul 09:23
http://eprints.undip.ac.id/17532/1/YODENCA_ASSTI_RUNIA.pdf §/diaksepada19/06/20
1 pukul 10:03
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/691/658.pdf /diaksepada19/06/20
13 pukul 11:09
top related