hasil wawancara penyuluhan pertanian.docx
Post on 25-Oct-2015
445 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Hasil Wawancara Penyuluhan Pertanian
Kelembagaan penyuluhan pertanian di Kecamatan Cileunyi bisa dikatakan
belum mampu berdiri sendiri sehingga kelembagaan penyuluhan masih
bergabung dengan kabupaten. Kelembagaan tersebut disebut UPT-PPP
yang tergabung dengan 3 kecamatan, yaitu Cileunyi, Cilengkrang, dan
Cimenyan. Letak UPT-PPP tersebut di wilayah Kecamatan Cilengkrang
tepatnya di Desa Girimekar. UPT-PPP di bangun pada Mei 2008, institusi
ini mulai terbentuk sejalan dengan lahirnya Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) di Kabupaten Bandung. UPT-PPP
merupakan salaha satu unit pelaksana teknis (UPT).
Peran PPL dan PPS sangat dibutuhkan dalam penyuluhan di Kecamatan
Cileunyi ini disebabkan karena jumlah penyuluh seperti PPS dan PPL
sangat kurang. Status dalam penyuluh PNS dan THI-TBPP berasal dari
kelembagaan dinas (pusat) dan penyuluh THI-P2BN berasal dari provinsi
yang dikontrak untuk menjadi penyuluh di Kecamatan Cileunyi. Hal
tersebut karena sangat kekurangan SDM dalam menggerakan penyuluhan
di Cileunyi.
Dalam penyuluhan disini terdapat pelatihan untuk beberapa kelompok
tani, untuk di desa kelompok tani tersebut disebut Koperasi Tani (KopTan)
sedangkan untuk di kecamatan kelompok tani disebut Gabungan
Kelompok Tani (GAPOKTAN). Dalam penyampaian materi penyuluhan
dilakukan dengan berbagai program, yaitu :
1. Sistem LAKU (Latihan dan Kunjungan), yang dilakukan setiap 2
minggu sekali di UPT. Dalam sistem ini penyuluh memberikan
pelatihan, baik pada saat di lapangan atau melalui pertemuan di
UPTnya. Pasa saat di lapangan, penyuluh melakukan kunjungan ketika
para petani sedang panen karena pada saat itu banyak petani yang ada di
lahan sehingga para penyuluh tidak perlu mengumpulkan para petani
terlebih dahulu untuk diberikan penyuluhan.
2. Kegiatan SLPTT (Sekolah Lapang Tanaman Terpadu), para penyuluh
memberikan pelatihan langsung di lapangan dengan memberikan
bantuan benih untuk unit-unit tani di daerah tersebut. Per unitnya
memiliki lahan seluas 25 hektar.
3. Kursus Tani, kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan. Petani melakukan
pelatihan selama 3 tani mengenai tata cara pertanian modern sekarang
dengan baik, cara merawat dengan baik, dan lain-lain.
4. Anjangsana, yaitu kegiatanj kunjungan tatap muka pada petani
(perorangan/kelompok tani/massal). Metode ini adalah metode
penyuluhan/THL-TBPP langsung dengan mendatangi usahatani
petani/kelompoktani/masyarakat pertanian dalam membantu
mengidentifikasi dan atau pemecahan permasalahan usahatani serta
sosialisasi program pembangunan pertanian. Dalam kegiatan ini,
penyuluh pertanian/THL-TBPP mendatangi setiap kelompok tani sesuai
dengan rencana/Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyuluh Pertanian yang
dibuat setiap bulan sebagai agenda untuk melakukan kegiatan
penyuluhan.
5. LL (Laboratorium Lapang), kegiatan ini berupa bantuan dalam sarana
produksi terutama benih dan pupuk untuk kelompok-kelompok tani.
6. Field day, kegiatan ini bisa disebut Hari Tani. Kegiatan ini dilakukan
saat panen tiba karena para petani berbondong-bondong datang ke lahan
untuk panen bersama dan sedikit dari hasilnya akan dikonsumsi sebagai
perayaan hasil panen. Pada saat itu adalah waktu yang tepat untuk para
penyuluh untuk melakukan pertemuan dan berbincang-bincang terhadap
hasil tani atau permasalahan saat bertani. Cara ini cukup efektif karena
semua petani di daerah tersebut akan berkumpul semua sehingga dalam
penyampaian materi cukup menyeluruh.
Media dalam penyampaian materi penyuluhan bisa dengan berbagai cara,
yaitu dengan bertatap langsung dengan kunjungan-kunjungan atau dengan
sistem diskusi dengan berkumpul di satu ruangan untuk memberikan
materi atau berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada. Selain itu
bisa dengan brosur, brosur ini tergantung dengan dana yang dimiliki oleh
penyuluh. Jika memadai brosur ini bisa disebar ke petani-petani saat
dilakukan pertemuan langsung, jadi saat penyuluh memberikan materi
langsung, petani dapat melihat materinya di brosur tersebut. Tetapi jika
dana tidak memadai, brosur di cetak untuk penyuluh saja agar ada
pegangan dalam penyampaian materi tersebut. Dengan berjalannya waktu
dan modernisasi semakin melaju, media yang digunakan bisa melalui
telepon atau handphone. Saat penyuluh tidak memberikan materi dan tidak
sedang berkunjung tetapi petani memiliki permasalahan, mereka dapat
langsung menelpon penyuluh untuk bertanya dan meminta pemecahan
permasalahan.
Permasalahan yang terjadi, yaitu :
1. Kepemilikan lahan kebanyakan bukan milik orang asli Cileunyi,
melainkan milik orang Bandung atau Jakarta. Sehingga petani disana
kebanyakan hanya buruh tani atau penggarap, dan hal tersebutlah yang
mengakibatkan petani bukanlah pekerjaan utama masyarakat di
Kecamatan Cileunyi.
2. Alih fungsi lahan semakin menjadi, hal tersebut dilihat dari perubahan
lahan pertanian menjadi perumahan/pemukiman, toko, sekolah, dan lain-
lain.
3. Karena banyaknya petani di Cileunyi bukanlah pekerjaan utama
sehingga seringnya tingkat kehadiran kurang dalam melakukan
penyuluhan. Hanya sedikit yang dapat hadir untuk menghadiri penyuluhan
tersebut. Petani hanya ramai datang penyuluhan saat panen saja.
Dalam hal pemasaran tidak terlalu bermasalah. Karena umumnya petani di
Cileunyi bergelut dengan komoditas Padi sehingga dalam pemasaran
cukup mudah. Pemasaran beras bisa langsung dijual ke pasar karena pasar
sangat dekat dengan kecamatan ini dan dapat dikirim langsung ke pasar-
pasar induk di daerah Bandung dan Jakarta karena kebanyakan pemilik
lahan berasal dari sana.
top related