hasil2 munas iv pdf
Post on 11-Aug-2015
392 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
No. : 127/DPP FSP.FARKES/R/ORG/VII/2012 Jakarta, 02 Juli 2012 Lamp : 1 (satu) exemplar. H a l : Penyampaian hasil-hasil MUNAS IV FSP.FARKES REFORMASI. Kepada Yth,
1. DPD FSP.FARKES/R 2. DPC FSP.FARKES/R 3. PUK SP.FARKES/R
di – Seluruh Indonesia. Dengan hormat, Bersama ini kami sampaikan kepada Saudara-saudara hasil Musyawarah Nasional IV (MUNAS IV) FSP.FARKES/R yang telah berlangsung di Yogyakarta pada tanggal; 13 – 15 Maret 2012 lalu. Harapan kami, hasil MUNAS IV ini akan menjadi pedoman kita semua, terutama AD/ART yang telah disahkan, utamanya ketentuan tentang para Ketua Perangkat (DPP, DPD, DPC dan PUK) yang telah menjabat 2 (dua) kali masa jabatan. Disamping itu tak kalah pentingnya program-program kerja yang dihasilkan oleh MUNAS IV yang perlu kita laksanakan semampu mungkin. Agar semua itu tidak menjadi kertas kosong, kerjasama antar semua lini perlu diintensifkan untuk mencapai hasil seperti yang diinginkan demi kesejahteraan yang lebih baik bagi anggota FSP.FARKES/R dimanapun berada. Atas perhatian dan kerjasamanya, sebelum dan sesudahnya diucapkan banyak terimakasih.
Hormat Kami,
DJUFNIE ASHARY IDRIS IDHAM, SE. Ketua Umum Sekretaris Umum
CC; A r s i p.
2
DAFTAR HASIL2 MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(FSP. FARKES/R)
Jogyakarta, 13-15 Mei 2012-07-04
DAFTAR ISI
No. Judul Hal
1. Kata Pengantar 1
2. Kpts. Munas IV No. 001, tentang Jadwal Acara Munas IV .......................................................... 2
3. Jadwal Acara Munas IV ....................................................................................................... ......... 3
4. Kpts. Munas IV No. 002, tentang Tata Tertib Munas IV ............................................................. 6
5. Tata Tertib Munas IV ........................................................................................................ ........... 7
6. Kpts. Munas IV No. 003, tentang Pimpinan Sidang Munas IV ................................................... 13
7. Kpts. Munas IV No. 004, tentang Laporan Pertanggung Jawaban DPP-FSP. FARKES/R ......... 14
8. Laporan Pertanggung Jawaban DPP-FSP. FARKES/R Periode 2006 – 2011 ............................. 16
9. Kpts. Munas IV No. 005, tentang Pembentukan Komisi-Komisi ................................................ 21
10. Kpts. Munas IV No. 006, tentang Pengesahan AD/ART FSP. FARKES/R Periode 2012 – 2017 23
11. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R Periode 2012 0 217 .............. 25
12. Kpts. Munas IV No. 007, tentang Program Kerja FSP. FARKES/R Periode 2012 – 2017 ......... 62
13. Program Umum Organisasi FSP. FARKES/R Periode 2012 – 2017 ........................................... 64
14. Kpts. Munas IV No. 008, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan DPP-FSP.
FARKES/R. ................................................................................................................................. 68
15. Kpts. Munas IV No. 009, tentang Rekomendasi Resolusi .......................................................... 70
16. Resolusi dan Rekomendasi Munas IV FSP. FARKES/R. .......................................................... 72
17. Kpts. Munas IV No. 010, tentang Pengesahan Ketua Umum dan Komposisi Kepengurusan
FSP. FARKES/R Periode 2012 – 2017 ...................................................................................... 74
18. Susunan Personalia DPP-FSP. FARKES/R Periode 2012 – 2017 ............................................. 76
3
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 001/III/MUNAS/IV/FSPFARKES-R/2012
TENTANG
PENGESAHAN JADWAL ACARA MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R:
Menimbang: 1. Bahwa demi lancar jalannya sidang Musyawarah Nansional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi, diperlukan adanya Jadwal Acara MUNAS IV FSP. FARKES/R,
2. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu adanya Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R tentang
pengesahan Jadwal Acara Musyawarah Nasional IV FSP. Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi.
Mengingat: 1. Anggaran Dasar Pasal 29 dan Anggaran Rumah Tangga Pasal 8-14 FSP. FARKES/R.
2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R Nomor: 08/DPP-FSP.FARKES/Rorg/X/11
tentang Komposisi Personalia Penetapan Susunan Panitia Musyawarah Nasional IV FSP.FARKES/R.
Memperhatikan: Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi tanggal 13 Maret 2012.
M E M U T U S K A N :
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN JADWAL ACARA MUSYAWARAH
NASIONAL IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI.
Menetapkan :
Pertama : Jadwal Acara Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini.
Kedua : Jadwal Acara Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi adalah merupakan pedoman yang harus ditaati oleh peserta dalam melaksanakan
sidang-sidang.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Maret 2012
Pimpinan Sidang Sementara
MUNAS IV FSP. FARKES/R
DEWAN PIMPINAN PUSAT FSP. FARKES/R,
Ketua, Sekretaris,
ttd ttd
(Idris Idham SE) (Umriti Hud BAc)
4
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(FSP. FARKES/R)
JADWAL ACARA
WAKTU ACARA PELAKSANA
Selasa, 13 Maret 2012
11.00 – 13.00 Pendaftaran Peserta/Check in Panitia/OC
14.30 – 17.30 Lokakakrya “Membangun SP yang kuat dan - DPP.FSP.FARKES/R
- Suharno.
17.30 – 19.30 ISOMA MALAM.
19.30 – 22.00 Acara Pembukaan;
a. Lagu Indonesia Raya. Slamet – Wantiti WA.
b. Mengheningkan Cipta.
c. Sambutan-Sambutan;
1. Ketua Panitia MUNAS IV FSP. FARKES/R. Tuti Suwartini.
2. Ketua Umum DPP.FSP. FARKES/R. Djufnie Ashary.
3. ASPEK Indonesia. Mohd. Hakim, Ketua Umum.
4. Perwakilan PGRI. Dr. H. Sugiito Msi.
5. KSPI Ir. Said Iqbal, Presiden KSPI.
6. PT. JAMSOSTEK. Drs. Ahmad Anshori, Dir. Ops.
7. FSP. KEP. Syaiful DP.
8. KEMENAKERTRANS, sekaligus membuka Haiyani Rumondang.
MUNAS IV FSP. FARKES/R.
22.45 – 24.15 Sidang Paripurna I.
1. Jadwal Acara MUNAS IV. Pimp. Sidang Sementara
2. Tata tertib MUNAS IV. DPP.FSP. FARKES/R.
3. Pemilihan dan Pengesahan Pimpinan Sidang - Idris Idham,
Sementara kepada Pimpinan Sidang MUNAS IV - Umriti Hud
FSP. FARKES/R.
Rabu, 14 Maret 2012
08.15 – 11.00 Pembukaan Sidang Paripurna II, membahas: Pimpinan Sidang.
1. Laporan Pertanggung Jawaban DPP-FSP. Djufnie Ashary, Ketua Umum.
FARKES/R Periode 2006-2011.
2. Tanggapan DPD, DPC dan PUK atas Laporan
Pertanggung Jawaban DPP.FSP. FARKES/R.
3. Tanggapan DPP-FSP. FARKES/R. Djufnie Ashary, Ketua Umum.
4. Penyerahan Panji FSP. FARKES/R oleh Ketum, kepada Pimpinan Sidang
DPP-FSP. FARKES/R kepada Pimp. Sidang MUNAS IV FSP. FARKES/R.
MUNAS IV dan DPP dinyatakan demisioner.
5. Sidang Paripurna II ditutup. Pimpinan Sidang MUNAS IV.
11.00 – 12.00 Sidang Paripurna III: Pimpinan Sidang MUNAS IV.
- Pembagian Komisi-Komisi.
12.00 – 13.00 ISOMA SIANG.
5
WAKTU ACARA PELAKSANA
13.00 – 15.30 Lanjutan Sidang Paripurna III; Peserta MUNAS IV.
- Rapat2 Komisi.
- Rehat Kopi.
15.30 – 17.30 Pemaparan Komisi: Pimpinan Sidang MUNAS IV.
- Komisi D tentang Resolusi dan Rekomendasi.
- Komisi C tentang Program Kerja.
17.30 – 19.30 ISOMA MALAM.
19.30 – 22.00 Lanjutan Sidang Paripurna III: Pimpinan Sidang MUNAS IV.
Pemaparan Komisi:
- Komisi A tentang AD/ART.
- Komisi B tentang Keuangan.
Sidang Paripurna III ditutup, Pengurus
Sektoral di drop.
22.00 – 00.35 Sidang Paripurna IV, membahas: Pimpinan Sidang MUNAS IV.
- Penyaringan bakal calon Ketua Umum FSP.
FARKES/R , dilakukan 2 (dua) putaran.
- Pemilihan Ketua Umum.
- Pengumuman Ketua Umum terpilih FSP.
FARKES/R periode 2012-2017.
00.35 – 01.00 Siidang Paripurna V, membahas:
a. Pengumuman Komposisi Kepengurusan DPP- Pimpinan Sidang MUNAS IV.
FSP. FARKES/R periode 2012 – 2017.
b. Pelantikan dan Pembacaan Janji Pengurus Pimpinan Sidang MUNAS IV.
DPP-FSP. FARKES/R terpilih.
c. Pidato Ketua Umum FSP. FARKES/R Djufnie Ashary.
terpilih periode 2012 – 2017.
d. Doa dan Penutup.
---------------------------------------------------------------------
6
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 002/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R/III/2012
TETANG
TATA TERTIB MUNAS IV FSP. FARKES/REFORMSI
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/Reformasi;
Menimbang : 1. Bahwa untuk kelancaran dan ketertiban jalannya sidang-sidang dalam MUNAS IV FSP. FARKES/R di
Hotel Matahari Jogyakarta tanggal 13 s/d 16 Maret 2012 perlu adanya ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam tata-tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
2. Bahwa untuk itu perlu adanya Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R tetang Tata-tertib MUNAS IV
FSP. FARKES/R.
Mengingat :
1. Anggaran Dasar pasal 29 dan Anggaran Rumah Tangga pasal 8 s/d 14 FSP. FARKES/R.
2. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES / R No. 08/DPP-FSP.FARKES/R/X/11
tentang Komposisi Personalia Panitia Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 001/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R/III/2012 tentang Jadwal
Acara MUNAS IV FSP. FARKES/R
Memperhatikan : Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV Federasi
Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi tanggal 13 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB MUSYAWARAH
NASIONAL IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI.
Menetapkan :
Pertama : Tata tertib Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R adalah sebagaimana terlampir
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Tata tertib Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R adalah merupakan pedoman yang
harus ditaati oleh peserta dalam melaksanakan sidang-sidang Paripurna maupun sidang-
sidang lainnya.
Ketiga : Keputuaan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Maret 2012.
MUSYAWARAH NASIONAL IV
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA,
DEWAN PIMPINAN PUSAT FSP. FARKES/R,
Ketua, Sekretaris,
Ttd ttd
(Idris Idham SE) (Umriti Hud BAc)
7
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(FSP. FARKES/R)
TATA TERTIB MUNAS IV
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan;
1. MUNAS, adalah Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi yang
pada tanggal 13 s/d 15 Maret 2012 di Jogyakarta.
2. Organisasi, adalah organisasi Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi.
3. Dewan Pimpinan Pusat, adalah Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi periode 2006 – 2011.
3. a. Dewan Pimpinan Daerah, adalah Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi.
b. Dewan Pimpinan Cabang, adalah Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi.
c. Pimpinan Unit Kerja (PUK), adalah Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekekrja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi.
Pasal 2
SAHNYA MUNAS
1. MUNAS sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari seluruh anggota.
2. Dalam hal tidak memenuhi pasal 2 ayat (1), maka MUNAS dianggap sah jika dihadiri oleh ½
(setengah) jumlah anggota.
Pasal 3
1. Kedaulatan organisasi ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MUNAS.
2. MUNAS, dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi serta peraturan tata tertib ini.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG Pasal 4
Munas mempunyai tugas dan wewenang penuh untuk membuat ketentuan-ketentuan aktifitas organisasi,
perangkat organisasi dan perangkat dalam hal:
1. Mengevaluasi, mengamandemen atau mengubah Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga
organisasi.
2. Mengevaluasi, memusyawarahkan, menyusun, menetapkan dan mengesahkan Program Kerja Organisasi.
3. Menilai, menerima atau menolak atas laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat Federasi
Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi periode 2006-2011.
4. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Pengurus lainnya.
5. Menyusun, menetapkan dan mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi.
6. Menyusun, menetapkan dan mengesahkan Rekomendasi.
7. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya.
8
BAB III
PESERTA MUNAS
Pasal 5
1. Peserta MUNAS adalah utusan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi yang terdiri
dari:
a. Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi.
b. Utusan Pimpinan Daerah.
c. Utusan Pimpinan Cabang.
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja.
2. Setiap Pengurus Dewan Pimpinan Pusat berhak hadir dalam MUNAS dan melaksanakan semua hak
peserta atas dasar jabatannya.
3. Jumlah peserta terdiri dari:
a. Pimpinan Daerah 2 (dua) utusan.
b. Pimpinan Cabang 2 (dua) utusan.
c. Pimpinan Unit Kerja yang taat membayar iuran 2 (dua) utusan.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN DELEGASI DAN PENINJAU
Pasal 6
HAK DELEGASI SERTA PENINJAU
1. Delegasi memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih dan dipilih.
2. Peninjau tidak memiliki hak suara, hak memilih dan hak dipilih.
Pasal 7
KEWAJIBAN DELEGASI DAN PENINJAU
Setiap peserta berkewajiban;
1. Menghadiri semua jenis rapat sebagaimana diatur dalam tata tertib MUNAS.
2. Memelihara kelancaran dan ketertiban MUNAS.
3. Mengenakan tanda pengenal yang telah diberikan oleh panitia selama berada dilokasi MUNAS.
Peserta yang tidak memakai tanda pengenal, tidak diperkenankan berada dilokasi MUNAS oleh petugas
pengamanan MUNAS.
4. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam tata tertib MUNAS.
BAB V
ALAT KELENGKAPAN MUNAS
Pasal 8
Alat kelengkapan MUNAS adalah:
1. Pimpinan MUNAS.
2. Komisi-Komisi.
3. Pimpinan Rapat Komisi.
Pasal 9
PIMPINAN MUNAS
1. Sebelum Pimpinan MUNAS terpilih, MUNAS dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat sebagai Pimpinan
Sidang Sementara.
2. Tugas Pimpinan Sidang Sementara adalah memimpin Sidang Paripurna untuk;
a. Menetapkan peraturan tata-tertib dan Jadwal Acara MUNAS.
b. Memilih Pimpinan MUNAS.
9
3. Pimpinan MUNAS berjumlah 5 (lima) orang dan bersifat kolektif, terdiri dari:
a. 1 (satu) orang dari unsur Dewan Pimpinan Pusat.
b. 1 (satu) orang dari unsur Dewan Pimpinan Daerah.
c. 1 (satu) orang dari unsur Dewan Pimpinan Cabang.
d. 2 (dua) orang dari unsur PUK.
4. Komposisi Personalia Pimpinan MUNAS, terdiri dari:
a. Sdr. Suwaldji sebagai Ketua.
b. Sdr. Jawarman Husa SH sebagai Wakil Ketua.
c. Sdr. Suharno sebagai Wakil Ketua.
d. Sdr. Sasmita sebagai Sekretaris.
e. Sdri. Umriti Hud BAc sebagai Sekretaris.
5. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris MUNAS dipilih oleh dan anggota Pimpinan MUNAS.
Pasal 10
WEWENANG PIMPINAN MUNAS
1. Memimpin rapat-rapat Paripurna selama MUNAS.
2. Menetapkan dan menanda tangani ketetapan-ketetapan MUNAS yang telah diputuskan dalam Sidang
Paripurna.
3. Memimpin Pemilihan Ketua Umum secara langsung, bebas dan rahasia.
4. Memberikan mandat kepada Ketua terpilih untuk menetapkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan
Pusat.
5. Melantik dan mengambil sumpah Komposisi Personalia Dewan Pimpinan Pusat terpilih.
6. Menjaga kelancaran dan ketertiban MUNAS.
7. Pimpinan MUNAS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Panitia Pelaksana (OC).
Pasal 11
KOMISI-KOMISI
1. Munas dilengkapi dengan Komisi-Komisi yang terdiri dari:
a. Komisi Organisasi (AD/ART).
b. Komisi Program Kerja.
c. Komisi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO).
d. Komisi Resolusi dan Rekomendasi.
2. Setiap Komisi dapat membentuk sub-komisi sesuai dengan kebutuhan.
3. Delegasi dan Peninjau wajib menjadi anggota salah satu Komisi, kecuali Pimpinan MUNAS.
4. Delegasi dan Peninjau berhak menentukan masuk Komisi mana yang dikehendaki, tetapi Pimpinan
MUNAS dengan prinsip keseimbangan jumlah anggota tiap Komisi, berhak memindahkan delegasi dan
peninjau ke Komisi yang lain agar tercapai hasil maksimal dari masing-masing Komisi.
5. Pimpinan Rapat Komisi dipilih oleh dan dari para anggota Komisi dalam rapat Komisi.
6. Komposisi Pimpinan Rapat Komisi terdiri dari;
a. 1 (satu) orang Ketua.
b. 1 (satu) orang Sekretaris.
7. Komisi bertugas memusyawarahkan dan merumuskan materi-materi keputusan MUNAS sesuai dengan
bidang yang menjadi tugas Komisi yang bersangkutan.
10
8. Setiap Komisi didampingi oleh minimal 1 (satu) orang anggota Steering Committee (SC) sebagai nara
sumber.
9. Laporan rapat komisi disusun oleh Pimpinan Rapat Komisi berdasarkan pendapat, saran dan tanggapan para
anggota Komisi.
10. Hasil kerja Komisi dilaporkan dan disahkan dalam Sidang Paripurna.
BAB VI
SIDANG DAN RAPAT
Pasal 12
Jenis Sidang dan Rapat adalah:
1. Sidang Paripurna.
2. Rapat Komisi/Sub Komisi.
Pasal 13
TATA TERTIB SIDANG DAN RAPAT
1. Pimpinan Sidang/Rapat mencatat peserta yang akan berbicara.
2. Peserta berbicara setelah mendapat izin dari Pimpinan Sidang/Rapat dan selama berbicara yang bersangkutan
tidak boleh diganggu.
3. Pimpinan Sidang/Rapat tidak mengizinkan peserta yang belum dicatat namanya untuk berbicara, kecuali ada
alasan yang dapat diterima.
4. Pimpinan Sidang/Rapat menentukan urutan dan lamanya peserta berbicara.
5. Pimpinan Sidang/Rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang dari pokok pembicaraan dan
minta supaya kembali kepokok pembicaraan semula.
6. Apabila Pimpinan Sidang/Rapat akan berbicara selaku peserta, maka untuk sementara Pimpinan Sidang/
Rapat diserahkan kepada salah satu Pimpinan Sidang.
7. Peserta dapat melakukan interupsi tidak melebihi dari 5 (lima) menit untuk;
a. Meminta penjelasan tentang pokok materi yang dibicaraknn.
b. Mengajukan usul tata cara pembahasan materi mengenai hal-hal yang sedang dibicarakan.
c. Mengajukan usul penundaan rapat.
d. Menjelaskan hal yang menyangkut pembicaraan yang berkaitan dengan dirinya.
8. Apabila peserta dalam menggunakan hak berbicara dan atau suara telah melanggar peraturan tata tertib
sehingga mengganggu jalannya siding/rapat, Pimpinan Sidang/Rapat dapat melakukan tindakan sbb.;
a. Memberikan peringatan pertama.
b. Memberikan peringatan kedua.
c. Membatalkan hak berbicara untuk sebagian atau seluruh acara yang bersangkutan.
d. Mempersilahkan untuk meninggalkan sidang/rapat.
9. Setiap sidang/rapat dibuat risalah lengkap yang memuat antara lain;
a. Tempat, jenis dan acara sidang/rapat.
b. Hari/tanggal sidang/rapat dan jam permulaan serta penutupan sidang/rapat.
c. Tanda tangan Ketua dan Sekretaris Sidang/Rapat.
d. Tanda tangan nama-nama peserta yang hadir.
e. Nama-nama pembicara dan pendapat masing-masing.
f. Keterangan2 tentang keputusan dan atau kesimpulan sidang/rapat.
11
BAB VII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN PUTUSAN
Pasal 14
QUORUM
1. Setiap sidang/rapat memerlukan quorum.
2. Sidang/rapat memenuhi quorum apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta yang hadir.
3. Apabila quorum sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) tidak tercapai, maka sidang/rapat
ditunda 2 (dua) kali dengan waktu paling lama 15 (lima belas) menit.
4. Apabila setelah 2 (dua) kali penundaan yang dimaksud ayat (1) quorum masih tidak tercapai, maka
sidang/rapat dapat berlangsung tanpa terikat lagi oleh quorum, dan sidang/rapat dapat mengambil
keputusan yang sah.
Paasal 15
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah mufakat.
2. Voting atau pengambilan suara dilakukan apabila musyawarah mufakat tidak tercapai dan dilakukan
dengan cara tertutup.
BAB VIII
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 16
1. Dewan Pimpinan Pusat wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban secara tertulis kepada Pimpinan
MUNAS dalam rapat Paripurna.
1. Delegasi dan atau Peninjau berhak memberikan pandangan umum atas laporan pertanggung jawaban Dewan
Pimpinan Pusat.
2. Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban memberikan tanggapan/jawaban atas pandangan umum.
BAB IX
TATA CARA PEMILIHAN
Pasal 17
1. Ketua Umum dipilih secara langsung, bebas dan rahasia oleh delegasi dalam MUNAS.
2. Tidak menutup kemungkinan pemilihan Ketua Umum dipilih secara musyawarah mufakat.
3. Calon Ketua Umum dapat mencalonkan dirinya dengan mengisi forumulir pencalonan dan atau dapat
dicalonkan oleh delegasi minimal 10 (sepuluh) orang delegasi.
4. 1 (satu) delegasi mempunyai hak 1 (satu) suara.
5. Calon Ketua Umum harus menyampaikan visi dan missi di sidang Paripurna.
6. Ketua Umum terpilih adalah yang mendapat suara terbanyak.
7. Kelengkapan komposisi Personalia Dewan Pimpinan Pusat Federasi adalah wewenang penuh Ketua Umum
terpilih.
12
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan oleh MUNAS.
Pasal 19
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta.
Pada tanggal : 13 Maret 2012.
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
MUNAS IV FSP. FARKES/R
DEWAN PIMPINAN PUSAT,
ttd ttd
Idris Idham SE Umriti Hud BAc Ketua Sekretaris
13
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 003/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PIMPINAN SIDANG MUNAS IV FSP. FARKES/R
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa, Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R;
Menimbang : 1. Bahwa untuk tercapainya tujuan dan sasaran serta terarahnya sidang-sidang MUNAS IV FSP.
FARKES/R diperlukan adanya Pimpinan Sidang MUNAS IV FSP.FARKES/R.
2. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu adanya Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R tentang
Pengesahan Pimpinan Sidang MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Pasal 29 dan Anggaran Rumah Tangga Pasal 8-14 FSP. FARKES/R.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 001/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Jadwal Acara Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang tata
tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Memperhatikan:
Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV FSP.
FARKES/R tanggal 13 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV FSP. FARKES/R TENTANG PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV FSP. FARKES/R,
Menetapkan :
Pertama : Personalia Pimpinan Sidang Musyawarah Nnasional IV FSP. FARKES/R berjumlah 5
(lima) orang dengan komposisi sebagai berikut:
1. Ketua, merangkap anggota. : Sdr. Suwaldji.
2. Wakil Ketua, merangkap anggota. : Sdr. Jawarman Husa SH.
3. Wakil Ketua, merangkap anggota. : Sdr. Suharno.
4. Sekretaris, merangkap anggota. : Sdr. Sasmita.
5. Sekretaris, merangkap anggota. : Sdri. Umriti Hud BAc.
Kedua : Tugas dan wewenang Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R
adalah sebagaimana diatur dalam tata tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Ketiga : Keputusan iani berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Maret 2012.
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MUNAS IV FSP. FARKES/R
DEWAN PIMPINAN PUSAT FSP. FARKES/R,
Ketua, Sekretaris,
Ttd ttd
(Idris Idham SE) (Umriti Hud BAc)
14
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 004/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
DPP-FSP. FARKES/R
Periode 2006-2011
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R;
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi
yang berwenang menilai, menolak atau mengesahkan laporan pertanggung jawaban Organisasi FSP.
FARKES/R.
2. Bahwa laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R setelah mendapat
penilaian dari anggota yang menjadi peserta Musyawarah Nasional IV diterima dan memenuhi persyaratan
untuk disyahkan oleh Musyawarah Nasional IV.
3. Bahwa oleh karenanya perlu adanya keputusan Musyawarah Nnasional IV FSP. FARKES/R tentang
pengesahan Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R periode tahun 2006-
2011.
Mengingat :
1. Keputusan MUNAS III No. VIII tahun 2006 tentang Komposisi Personalia Pengurus Dewan Pimpinan
Pusat FSP. FARKES/R periode 2006-2011.
2. Keputusan Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R No. 001/MUNAS-4/FSP.FARKES-R/III/ 2012
tentang pengesahan Jadwal Acara MUNAS IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R No. 002/MUNAS-4/FSP.FARKES-R/III/2012.
Memperhatikan: Usul, saran dan pendapat yang disampaikan peserta dalam sidang paripurna Musyawarah Nasional IV FSP.
FARKES/R yang membahas tentang Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R
Periode 2006-2011.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT FSP. FARKES/R PERIODE 2006-2011.
Menetapkan : Pertama : Rincian Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R adalah
sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Laporan pertanggung jawaban tersebut selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam
menyusun program kerja Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi
periode 2012-2017.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2012
15
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwalji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
16
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
Yogyakarta, 13-15 Maret 2012
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
DPP-FSP. FARKES/R
Periode 2006 – 2011
I, Pendahuluan
Pertama-tama, atas nama Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R perkenankan kami mengucapkan
selamat datang kepada seluruh peserta MUNAS IV FSP. FARKES/R yang telah hadir bersama-sama dalam
acara pelaksanaan Musyawarah Nasional IV yang berlangsung tanggal 13 s/d 15 Maret 2012 bertempat di
Hotel Matahari, Jl. Parangtritis, Jogyakarta ini. Adalah harapan kita semua, kiranya Musyawarah Nasional kali
ini akan membawa hasil-hasil kongkrit untuk kemajuan organisasi kedepan bagi tugas dan fungsinya yang
hakiki, mengingkatkan harkat, martabat serta kesejahteraan kaum buruh Indonesia pada umumnya dan
anggota FSP. FARKES/R pada khususnya.
Bagi FSP. FARKES/R, suatu kongres layaknya adalah merupakan suatu aktivitas konstitusional yang
merupakan wahana untuk mereview, meninjau ulang apa-apa yang telah dicapai selama ini, sekaligus
membahas ulang kekurangan-kekurangan yang ada selama ini. Dengan demikian kongres ini akan merupakan
suatu aktivitas penting bagi masa depan organisasi sebagai pengabdiannya kepada kaum pekerja
anggotanya khususnya dan kaum pekerja Indonesia pada umumnya.
Kami menyebutnya suatu aktivitas penting, karena situasi dan kondisi ekonomi, social dan politik Negara
saat ini berada dalam situasi yang kurang menggembirakan, dimana Serikat Pekerja sebagai salah satu element
masyarakat yang berkepentingan dan yang mempunyai keanggotaan serta kekeuatan riel untuk berperan
mengambil bagian bagi perbaikan kehidupan bangsan dan Negara.
II. Organisasi Saat ini, organisasi FSP. FARKES/R mempunyai anggota sekitar 29,000 orang yang secara organisatoris
berada sekitar 100 PUK dan secara sektoral mencakup bidang-bidang Farmasi, Rumah Sakit, Jamu,
Kosmetik dan Umum seperti air minum. Sementara bila berdasarkan wilayah, FSP. FARKES/R hadir di 10
Propinsi, yaitu Riau (Batam), Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Di Kalimantan Barat, kita pernah punya
anggota di 2 (dua) rumah sakit, yaitu RS. Yos Sudarso dan RSUD Pemangkat. Namun saat ini mengalami mati
suri, karena berbagai factor, terutama hambatan dari pihak management rumah sakit, yang justru dipunyai oleh
Pemerintah.
Mengingat potensi pengorganisasian rumah sakit diseluruh Indonesia sangat besar (Lk. 1,000 rumah
sakit), maka dengan berbagai cara dan berbagai bantuan, FSP. FARKES/R mencoba memperluas
keanggotaan, walaupun dalam praktek sangat sulit bertambah, karena management yang represif terhadap
gerakan buruh.
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun, terdapat beberapa tambahan PUK baru, antara lain RS. Husada,
Jakarta Pusat; RS. HGA, Depok; PT. Ristra Indolab, Bogor; PT. Servier, Jakarta Pusat; PT. Novartis
(Pemasaran), Jakarta Pusat; PT. Medifarma, Bogor; PT. Eisai Indonesia, Bogor; PT. Abbot Indonesia, Depok;
PT. Sandoz Indonesia, Bandung; PT. Combiphar, Bandung; PT. Muncul Anugerah Sakti, Jakarta Timur; PT.
NDC, Tangerang; PT. Mas Asih, Jakarta Barat dan terakhir PT. JMS (Japan Medical Supply), Batam.
Dengan demikian secara garis besar jumlah PUK yang bergabung dengan FSP. FARKES/R adalah 104
PUK dengan total taksiran anggota sebesar 29,342 orang, sebagaimana daftar terlampir (termasuk yang tidak
aktif, tidak berarti keluar dari FSP. FARKES/R).
Kesekretariatan Kantor secretariat DPP-FSP. FARKES/R saat ini terletak di Jl. Salemba Bluntas No. 4, Jakarta Pusat
dengan nomor telpon: (021)(3190-7628). Kantor tersebut berupa satu ruangan dari rumah tinggal yang disewa
@ Rp.11,000,000.—per-tahun dengan seorang fulltime secretariat staff. Tentu saja ruangan ini tidak cukup
memadai
17
untuk aktivitas serikat pekerja yang begitu besar dan padat acaranya. Mudah2an kedepan, organisasi akan
lebih mampu menyewa ruangan yang lebih besar, lebih representative untuk tugas2 organisasi yang lebih
kompleks.
Kepengurusan
Sesuai hasil MUNAS III FSP. FARKES/R bulan Januari 2006 di Bandung, Jawa Barat, kepengurusan
DPP-FSP. FARKES/R adalah sbb.;
Ketua Umum : Djufnie Ashary.
Ketua (Bid. Sosial) : Iwan Yanuar.
Ketua (Bid. K3) : Dr. Ahmad Azhari.
Ketua (Bid. Organisasi) : M. Katmi.
Ketua (Bid. Per-Undang2an) : Dedy Prasetyo SH.
Ketua (Bid. Pembelaan) : Hj. Nunung Nurhayati SH.
Ketua (Bid. Pendidikan) : Tuti Suwartini SE.
Sekretaris Umum : Idris Idham SE.
Sekretaris : Maman Sumarya.
Sekretaris : Drs. Srihati PK Ssi.
Sekretaris : Rita Hendratiningsih.
Bendahara Umum : Umriti Hud Bac.
Bendahara : Melianti.
Pleno: 1. JB. Pinontoan : Sulawesi Selatan.
2. Aryono : Jawa Tengah.
3. Jenny Kahar : Sulawesi Utara.
4. Suwaldji : Jogyakarta.
Dalam perjalanan selanjutnya, terdapat berbagai kejadian yang menyebabkan banyaknya terjadi perobahan
kepengurusan yang utamanya disebabkan meninggalnya teman2 pengurus yang kita cintai dan ada yang
karena berhalangan untuk aktif lebih lama di organisasi karena kesibukan masing-masing. Para sahabat
pengurus yang meninggal adalah:
1. Sdr. M. Katmi, Ketua Bidang Organisasi.
2. Sdr. Iwan Yanuar, yang semula membidangi masalah2 sosial, kemudian dimutasi kebidang organisasi,
menggantikan Sdr. M. Katmi.
3. Sdr. JB. Pinontoan, anggota Pleno dari Sulawesi Selatan, yang kemudian digantikan oleh Sdr. Jawarman
Husa SE. SH.
Sementara itu ada beberapa teman pengurus yang tidak aktif dikarenakan hambatan wilayah tempat tinggal
yang jauh, dimana DPP tidak mampu membiayai yang bersangkutan untuk aktif di ibu kota. Beliau2 tersebut
antara lain:
1. Sdr. Dr. Ahmad Azhari, Ketua Bidang K3, yang berdomisili di Palembang, Sumatera Selatan.
2. Sdr. Dedy Prasetyo SH, Ketua Bidang Per-Undang2an, yang berdomisili di Lawang, Jawa Timur.
Sementara yang tidak aktif karena kesibukan:
1. Sdr. Maman Sumarya, Sekretaris.
2. Sdri. Melianti, Bendahara.
Dengan demikian dari semula jumlah 13 (tiga belas) pengurus harian, tinggal 3 (tiga) orang pengurus
dijajaran Ketua, dan 3 (tiga) orang dijajaran Sekretaris serta 1 (satu) orang di jajaran Bendahara yang masih
aktif mengelola organisasi. Situasi ini sangat terasa bagi aktivitas organisasi sehari-hari, seperti misalnya
dibidang pendidikan yang terpaksa digantikan secara serabutan oleh pengurus lain, karena Sdr. Iwan Yanuar
yang membidangi bidang ini belum diganti, mengingat beliau belum lama meninggal, sementara MUNAS IV
akan segera berlangsung.
18
III. Hubungan Industrial Secara umum, hubungan industrial antara FSP. FARKES/R dengan management perusahaan dan rumah2
sakit berjalan harmonis dan berkeadilan. Namun juga tidak semua sepenuhnya benar, karena beberapa
perusahaan yang sangat tidak terbuka dan menyebabkan hubungan industrial yang terganggu, walaupun tidak
sampai terjadi eskalasi yang menggoncangkan hubungan industrial secara umum. Kasus2 PHK karena
mendirikan SP juga terjadi, disamping kasus2 lain seperti merger antara dua perusahaan yang umumnya
terjadi di Perusahaan Farmasi bagian pemasaran. Untuk lebih detailnya masalah2 perselisihan perburuhan
tersebut, silahkan lihat daftar terlampir.
Untuk kasus2 tersebut diatas, LBH FSP. FARKES/R sangat kontributif membela kasus2 yang ada, yang
sebagian besar berhasil dengan baik. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar tujuan berserikat, yaitu salah satunya
melindungi anggota bila terkena masalah. Hal ini cukup membanggakan, walaupun pihak LBH FARKES/R
masih bersifat sukarela, tidak ada gaji khusus untuk itu.
IV. Hubungan Luar Negeri Sebagaimana diketahui bahwa FSP. FARKES/R mempunyai 2 (dua) induk affiliasi pada Global Union,
yaitu PSI (Public Services International) yang berpusat di Prancis sejak tahun 1998 dan ICEM (International
of Chemical, Energy, Petroleum and MiningWorkers Federation) yang berpusat di Geneva, Switzerland.
Konsekuensi dari dua induk ini cukup merepotkan dalam hal uang iuran yang harus dibayar, namun
manfaat yang diterima cukup banyak, seperti halnya dibidang pendidikan dan pelatihan anggota dan juga
pengalaman bagi beberapa pengurus untuk berkiprah ditingkat internasional.
Disamping itu, FSP. FARKES/R juga cukup intens mendapatkan bantuan dana, khususnya untuk
pelatihan dan training dari lembaga American Center for International Labor Solidarity (ACILS), Friedrich
Ebert Stiftung (FES, Jerman), ITUC lewat KSPI, ILO (lewat KSPI) dan juga beberapa donator lain secara
tidak langsung, seperti dari JILAF Jepang, FNV Belanda, SASK Finlandia dan LO/TCO Swedia, yang
umumnya diberikan lewat kedua affiliasi internasional tersebut diatas, PSI dan ICEM.
Berkaitan dengan aktivitas internasional ini, silahkan lihat lampiran tentang pelatihan, training dan
kunjungan keluar negeri oleh aktivis FSP. FARKES/R selama 5 (lima) tahun terakhir.
V. Bidang Pendidikan Secara umum, bidang pendidikan cukup banyak dan intensif dilakukan selama 5 (lima) tahun
kepengurusan. Namun, dengan tidak mengenyampingkan peran PUK dalam setiap pendidikan dan pelatihan
yang bersifat mandiri, hampir semua training dilakukan atas bantuan atau sponsor pihak luar, baik yang
langsung diserahkan pelaksanaannya kepada FSP. FARKES/R maupun yang berupa gabungan dengan
Serikat2 Pekerja lain yang satu naungan affiliasi.
Sebagai contoh misalnya pelatihan yang disponsori oleh PSI, selain khusus oleh FARKES/R sendiri, juga
ada yang gabungan dengan Serikat2 Pekerja sesama affiliasi PSI seperti SP. PLN, SP. PJB, SP Indonesia
Power, SP. Angkasa Pura I, dan SP. PDAM (Air Minum). Sementara pelatihan yang disponsori oleh ICEM,
hampir semuanya gabungan dengan SP2 lain sesame affiliasi seperti SP. KEP, SP. ISI (Semen), SPE-SBSI,
SP.KIKES-SBSI, dan SP. KERTAS.
Disamping itu, sebagaimana terlihat dari laporan2 PUK yang mengadakan MUSNIK, selalu ada laporan
tentang pelatihan swadaya yang mereka lakukan, namun laporan terperinci tentang kegiatan itu tidak
tercantum disini, karena merupakan domein dari PUK yang bersangkutan.
VI. Bidang Perempuan dan Pekerja Muda Berhubung karena terbatasnya tenaga di DPP berkaitan dengan hambatan yang sudah disebutkan diatas
(meninggal dan tidak aktif), maka bidang pekerja muda dan perempuan ditangani secara acak, artinya, siapa
saja yang bisa mengerjakan bidang ini, misalnya usia yang bersangkutan masih dibawah 35 tahun dana juga
ada yang perempuan, maka tugas2 tersebut kita limpahkan kepada yang bersangkutan. Kondisi ini tentu tidak
bisa dipertahankan, mengingat pentingnya kedua bidang tersebut. Kedepan, oleh pengurus hasil MUNAS IV
ini diharapkan tercipta susunan pengurus yang antara lain juga bisa secara intensif mengurus kedua bidang
tersebut diatas.
19
Berkaitan dengan kedua bidang ini cukup banyak pelatihan2 dan undangan seminar yang diterima dan
dilakukan oleh organisasi, baik didalam maupun diluar negeri. Bagaimanapun, peran pekerja muda adalah
penting, mengingat kepemimpinan serikat pekerja kedepan adalah berada ditangan pekerja2 muda tersebut.
Begitu juga dengan perempuan yang terkait dengan masalah gender, kepentingan pekerja perempuan dalam
percaturan gerakan buruh juga perlu diakomodasi, mengingat pentingnya peran mereka didunia
ketenagakerjaan dewasa ini.
VII. Kerjasama Antar Serikat Pekerja
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa ditingkat nasional, FSP. FARKES/R beraffiliasi dengan
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, KSPI. Sebagaimana kita ketahui pula bahwa KSPI baru saja
melaksanakan Kongresnya yang ke III, pada tanggal 28 Januari s/d 1 Februari 2012. Kongres tersebut telah
berhasil menyusun kepengurusan baru dengan Sdr. Said Iqbal selaku Presiden Dewan Eksekutif Nasional
(DEN) yang berasal dari SPMI dan Sdr. Rusdi selaku Sekretaris Jenderal yang berasal dari ASPEK.
Sementara FSP. FARKES/R telah menempatkan Sdri. Tuti Suwartini sebagai Vice Presiden dan Djufnie
Ashary serta Umriti Hud pada posisi anggota Majelis Nasional serta Sdri. Ampuramawati selaku anggota
Komite Perempuan.
Selain dari pada itu, hal yang cukup menggembirakan, walaupun dengan tenaga yang terbatas, FSP.
FARKES/R tidak pernah absent bekerja sama dengan SP2 lain baik dalam lingkungan KSPI maupun SP2
diluar KSPI dalam mengusung issue2 yang bersifat nasional, khususnya yang berkaitan dengan Jaminan
Sosial, bersama dengan KAJS (Komite Aksi Jaminan Sosial) yang hasilnya sudah kita ketahui bersama
sebagai berikut:
1. Mulai bulan Januari 2014, seluruh rakyat Indonesia akan mendapatkan Jaminan Kesehatan seumur hidup.
2. Mulai bulan Juli 2015, seluruh pekerja formal akan mendapatkan Jaminan Pensiun seumur hidup (seperti
PNS).
3. Semua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), akan berbentuk Badan Hukum Publik (semacam
Wali Amanah), tidak lagi berbentuk BUMN.
Seluruh Badan Jaminan Sosial yang ada selama ini: Jamsostek, Askes, Asabri dan Taspen akan dilebur
menjadi 2 (dua) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yaitu BPJS I, untuk menyelenggarakan Jaminan
Kesehatan (intinya dari ASKES) dan BPJS II untuk Jaminan Sosial dibidang Ketenagakerjaan yang intinya berasal
dari Jamsostek.
Kedepan, tentu saja masih banyak issue2 yang harus menjadi perhatian kita bersama, yang menyangkut nasib
kaum buruh berkaitan dengan haluan dan kebijakan Pemerintah saat ini yang tampaknya baru pro buruh, setelah
mendapatkan tekanan kuat dari gerakan buruh. Issue-issue itu antara lain berkaitan dengan rencana revisi UU No.
13 Tahun 2003, masalah pengupahan, outsourcing dan tenaga kerja kontrak.
VIII. Keuangan Sebagaimana layaknya sebuah serikat pekerja, sumber keuangan utama tentunya datang dari uang iuran anggota.
Selama ini hampir semua PUK sudah membayar uang iuran secara continue, namun yang menjadi masalah adalah
jumlah yang dibayar setiap bulan belum sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Organisasi, yaitu 1%
(satu perseratus) dari Upah Minimum Kota atau Propinsi. Oleh karenanya, aktivitas organisasi juga masih sangat
terbatas berbanding lurus dengan jumlah uang iuran yang terkumpul setiap bulan tersebut.
Adalah keyakinan kami, bahwa bila uang iuran bisa ditingkatkan sesuai dengan ketentuan AD/ART, maka sumber
keuangan bulanan organisasi akan lebih dari cukup dan tanpa bantuan dari luar, organisasi akan berjalan lancar dan
effektif, memikul tugas pokoknya sebagai sebuah serikat pekerja, meningkatkan kesejahteraan, serta perlindungan
bagi anggotanya.
Sementara itu, selama kurun waktu 5 (lima) tahun terdahulu, FSP. FARKES/R cukup banyak menerima bantuan
uang dari sponsor yang dipergunakan langsung untuk pelatihan/pendidikan anggota dan pengurus. Seperti sudah
kami sampaikan diatas, bahwa banyak bantuan untuk pelatihan ini datang dari ACILS, FES, FNV, SASK dan
LO/TCO melalui PSI dan ICEM. Dana2 yang diterima langsung dialokasikan ke proyek yang sudah disepakati dan
langsung dipertanggung jawabkan kepada sponsor. Jadi uang tersebut sepertinya hanya mampir sebentar, tidak
sampai mengendap dalam rekening FSP. FARKES/R dan langsung dibawa oleh petugas dari sponsor.
Berkaitan dengan laporan penerimaan dan pengeluaran/penggunaan uang iuran selama lima tahun tersebut, kami
lampirkan bersama ini, yang telah disiapkan dan disusun bersama dengan Bendahara Umum FSP. FARKES/R.
20
IX. Harapan dan Penutup Sekali lagi, layakanya sebuah MUNAS, Musyawarah Nasional, yang berfungsi untuk menelaah, mereview
aktivitas2 organisasi dimasa lima tahun terakhir, mereview kekurangan2 dan kemajuan2 yang dicapai dalam kurun
waktu tersebut berikut faktor2 yang mempengaruhi, akan didapat gambaran langkah2 kedepan yang harus diambil
dan harus diputuskan oleh MUNAS IV ini.
Sebagaimana saya selalu katakan dalam setiap kesempatan berbicara dalam sambutan pada waktu MUSNIK,
MUSCAB ataupun MUSDA, bahwa tugas mengemban Serikat Pekerja adalah tugas yang berat tapi mulia. Berat,
karena tanpa imbalan yang memadai, pengurus harus bekerja keras dan tanpa lelah mengelola organisasi. Bagi
yang masih aktif bekerja sebagai karyawan, ancaman tidak hanya datang dari anggota yang tidak puas, tapi
kadang juga datang ancaman PHK atau tindakan intimidasi lainnya dari pihak managemen perusahaan.
Namun, walaupun gambarannya seperti itu, tidak semua dialami oleh pimpinan serikat pekeerja. Hal itu tergantung
juga dari banyak factor seperti kepiawaian, wawasan dan pengetahuan luas, khususnya dibidang hubungan
industrial, solidaritas anggota dan sesama jajaran organisasi akan sangat banyak membantu mengurangi hal-hal
negative seperti itu.
Kedepan, mudah2an MUNAS kali ini akan mampu memutuskan hal-hal positive bagi jalannya organisasi dan yang
tak kalah pentingnya tentunya untuk dipatuhi dan dijalankan secara konsekuen dan konsisten. Semoga.
Yogyakarta, 14 Maret 2012.
21
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 005/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI MUNAS IV FSP. FARKES/R
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES Reformasi;
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi FSP.
FARKES/R yang berwenang menyusun dan menetapkan berbagai keputusan yang mendasar bagi organisasi
FSP. FARKES/R.
2. Bahwa untuk effektif dan menjangkau sasaran dalam menyusun serta menetapkan kebijakan organisasi
yang mantap dan berhasil guna, dibutuhkan adanya tim kerja (komisi) yang mampu merumuskan,
menyusun berbagai kebijakan organisasi dalam Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R.
3. Bahwa oleh karena dipandang perlu adanya keputusan Musyawarah Nasional FSP. FARKES/R tentang
pengesahan Komisi-Komisi Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R.
Mengingat : 1. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 001/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang Jadwal
Acara MUNAS IV FSP. FARKES/R.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang Tata
Tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 004/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
Memperhatikan:
Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam siding paripurna Musyawarah Nasional IV FSP.
FARKES/R tanggal 14 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FSP. FARKES/R TENTANG PENGESAHAN
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI MUSYAWARAH NASIONAL IV FSP. FARKES REFORMASI.
Menetapkan : Pertama : Membentuk 4 (empat) Komisi, yaitu Komisi A, Komisi B, Komisi C dan Komisi D.
Kedua : Komisia A, bertugas menyusun serta merumuskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga FSP. FARKES/R.
Komisi B, bertugas menyusun serta merumuskan Program Kerja FSP. FARKES/R.
Komisi C, bertugas menyusun serta merumuskan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Organisasi FSP. FARKES/R.
Komisi D, bertugas menyusun serta merumuskan Rekomendasi dan Resolusi.
Ketiga : Melaporkan hasil kerja Komisi-Komisi dalam Sidang Paripurna MUNAS IV FSP.
FARKES Reformasi.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
22
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tangngal : 14 Maret 2012.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc ( ttd )
23
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 006/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R/III/2012
TENTANG
PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
FSP. FARKES REFORMASI
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R;
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi adalah
Pemegang kekuasaan tertingi organisasi FSP. FARKES/R yang berwenang menyusun, menetapkan dan
mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
2. Bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R telah dibahas dan dirumuskan
oleh Komisi yang bertugas untuk itu dan dapat dijadikan landasan kegiatan organisasi FSP. FARKES/R.
3. Bahwa oleh karenanya dipandang perlu adanya keputusan Musyawarah Nasional FSP.FARKES/R
tentang pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP.FARKES/R.
Mengingat : 1. Landasan Ideal dan Konstitusi yakni Pancasila dan Undang2 Dasar 1945.
2. Keputusan MUNAS IV FSP.FARKES/R No. 001/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang Jadwal
Acara MUNAS IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP.FARKES/R No. 002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang Tata
Tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
4. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 005/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
pembentukan Komisi-Komisi MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: 1. Laporan hasil kerja Komisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
2. Usul, saran dan pendapat yang dikemukan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV FSP.
FARKES/R tanggal 14 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA FSP. FARKES/R.
Menetapkan : Pertama : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi adalah sebagaimana terlampir d an merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Bahwa selanjutnya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R
adalah pedoman dan landasan bagi kegiatan organisasi FSP. FARKES/R.
Ketiga : Keputusan iani berlaku sejak tanggal ditetapkan.
24
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2012
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc ( ttd )
25
ANGGARAN DASAR
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
Periode 2012 – 2017
MUKADDIMAH
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
berkah dan rakhmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh cita-cita luhur bangsa yakni melindungi segenap
rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Bahwa sesungguhnya perjuangan Pekerja Indonesia tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan perjuangan bangsa
Indonesia dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan menuju masyarakat adil dan makmur.
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan berserikat dan berkumpul adalah hak setiap warga Negara dan oleh karena itu
kehadiran orgnisasi sebagai perwujudan hak-hak berserikat dan khususnya organisasi yang menghimpun organisasi
pekerja haruslah dipandang sebagai bagian dari pelaksanaan tujuan kemerdekaan.
Untuk tercapainya cita-cita sebagaimana diuraikan diatas, Pekerja Indonesia sepakat meneguhkan tekad untuk
terus berusaha dalam meningkatkan kwalitas, kemampuan dan keahlian serta ketrampilan sesuai dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu memperjuangkan kepentingn pekerja dan
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Untuk mencapai daya dan hasil guna secara optimal, Pekerja Indonesia memerlukan usaha dan sarana untuk
berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, berupa organisasi pekerja yang tangguh dan berwibawa yang
dibangun dari, oleh dan untuk pekerja secara bebas dan demokratis, dengan berpegang teguh pada semangat
deklarasi Persatuan Buruh Seluruh Indonesia pada tanggal 20 Februari 1973.
Atas dasar pandangan dan pemikiran jauh kedepan dan disertai rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai bangsa
dan Pekerja Indonesia, maka segenap pekerja yang bekerja dilapangan pekerjaan usaha Farmasi dan Kesehatan
serta Pelayanan Umum lainnya, bertekad bulat untuk berhimpun, bersatu serta mendirikan organisasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut:
BAB I
NAMA, BENTUK, SIFAT, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
N A M A
Organisasi ini bernama Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi disingkat FSP. FARKES
REFORMASI.
Pasal 2
B E N T U K
FSP. FARKES/R adalah organisasi pekerja yang berbentuk federasi.
Pasal 3
S I F A T
FSP. FARKES/R adalah organisasi pekerja yang bersifat demokratis, independent, professional, fungsional,
bertanggung jawab, serta tidak merupakan bagian dari suatu organisasi social politik maupun ormas2 lain.
Pasal 4
WAKTU DAN KEDUDUKAN
1. FSP. FARKES/R adalah kelanjutan dari Serikat Buruh Farmasi dan Kimia (SBFK) yang tergabung dalam
Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) yang didirikan pada tanggal 20 Februari 1973, untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan.
2. Kantor Pusat FSP. FARKES/R berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
BAB II
26
AZAS, FUNGSI, KEDAULATAN DAN AFFILIASI
Pasal 5
A Z A S
Organisasi ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 6
F U N G S I
Organisasi ini berfungsi:
1. Memperjuangkan, melindungi hak-hak serta menjembatani aspirasi pekerja anggotanya.
2. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
3. Mendorong dan menggerakkan anggota dalam meningkatkan produktifitas dalam lingkungan kerja.
4. Mendorong dan menggerakkan anggota untuk berperan aktif dalam mengsukseskan program
pembangunan Nasional.
Pasal 7
KEDAULATAN
Kedaulatan tertinggi FSP. FARKES/R berada ditangan anggota FSP. FARKES/R dan dilaksanakan sepenuhnya
melalui Musyawarah Nasional.
Pasal 8
AFFILIASI ORGANISASI
1. FSP. FARKES/R dapat beraffiliasi kepada salah satu Konfederasi Serikat Pekerja tingkat nasional dan kepada
salah satu Global Union (Serikat Pekerja Internasional Sejenis) atau lebih, sepanjang hubungan itu bermanfaat
bagi kemajuan dan perjuangan organisasi.
2.. Keputusan affiliasi ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat dan diberitahukan kepada Anggota.
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 9
T U J U A N
1. Tujuan utama FSP. FARKES/R adalah mempersatukan dan menggalang solidaritas pekerja untuk
mencapai kesejahteraan bagi pekerja beserta keluarganya tanpa membedakan ras, suku bangsa, agama, jenis
kelamin, umur, kondisi fisik dan status perkawinan.
2. Tujuan-tujuan operasional FSP. FARKES/R adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan, taraf hidup serta kwalitas hidup para pekerja anggotanya beserta
keluarganya pada khususnya dan pekerja Indonesia pada umumnya.
b. Melindungi hak-hak pekerja, meningkatkan daya beli, meningkatkan peran jaminan sosial, meningkatkah
harkat dan martabat pekerja, serta memperkokoh rasa setia kawanan (solidaritas) diantara sesama pekerja
anggota pada khususnya dan pekerja pada uamumnya.
c. Menghimbau dan mempersatukan pekerja disektor lapangan pekerjaan Farmasi, Kesehatan dan Pelayanan
Umum.
d. Memantapkan hubungan industrial ditempat kerja, mewujudkan ketenangan kerja dan usaha (industrial
peace) untuk tercapainya produktifitas kerja yang tinggi dalam rangka mengsukseskan pembangunan
nasional. Pasal 10
U S A H A
1. Meningkatkan kwalitas pengetahuan dan ketampilan anggota terutama keterampilan dibidang
Organisasi.
2. Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan serta peraturan pelaksanaan lainnya sesuai
dengan kepentingan Pekerja, Bangsa dan Negara.
27
3. Mengadakan usaha-usaha untuk menjamin terciptanya syarat2 kerja yang layak dan mencerminkan
keadilan ekonomi maupun tanggung jawab social.
4. Bekerja sama dengan badan2 Pemerintah dan swasta serta organisasi lain didalam maupun diluar
negeri, selama tidak bertentangan dengan azas, tujuan dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga FSP. FARKES/R.
5. Mengadakan usaha-usaha ekonomi untuk kepentingan anggota dalam memenuhi kebutuhan dasar
Pekerja serta usaha-usaha lain yang sah dan bermanfaat serta tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
BAB IV
BENDERA, PANJI, LAMBANG DAN LAGU
Pasal 11
BEMDERA DAN PANJI
Disamping Sang Saka Merah Putih sebagai bendera nasional, FSP. FARKES/R mempunyai Panji Organisasi
dengan warna dasar hijau serta lambing organisasi ditengahnya.
Pasal 12
L A M B A N G
1. Lambang organisasi mewujudkan cerminan dari:
a. Persatuan dan kesatuan pekerja-pekerja Farmasi, Kesehatan dan Pelayanan Umum.
b. Mengusahakan kesejahteraan bagi pekerja dan rakyat Indonesia pada umumnya.
c. Menegakkan keadilan dan kebenaran.
d. Partisipasi dan tanggung jawab dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Simbol FSP.FARKES/R berbentuk roda bergigi yang didalam lingkaran terbagi atas 5 (lima) Bidang
dengan susunan sebagai berikut:
a. Bagian tengah berbentuk perisai bertuliskan FARKES REFORMASI.
b. Disudut kiri atas terdapat symbol padi dan kapas.
c. Disudut kanan atas terdapat symbol tabung laboratorium Farmasi.
d. Disudut kiri bawah terdapat symbol bangunan Rumah Sakit.
e. Disudut kanan bawah terdapat symbol Pelayanan Umum.
Pasal 13
L A G U
Organisasi mempunyai lagu mars FSP. FARKES REFORMASI.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 14
ANGGOTA
FSP. FARKES/R beranggotakan :
1. Pekerja-pekerja warga Negara Indonesia yang bekerja pada ruang lingkup lapangan pekerjaan sector
Farmasi, Kesehatan dan Pelayanan Umum.
2. Pekerja-pekerja warganegara Indonesia yang pernah bekerja pada ruang lingkup lapangan pekerjaan
sektor Farmasi, Kesehatan dan Pelayanan Umum.
Pasal 15
HAK ANGGOTA
28
Setiap anggota mempunyai hak-hak sebagai berikut:
1. Hak mengajukan pendapat dan saran-saran untuk kemajuan organisasi , baik secara lisan maupun
tulisan.
2. Hak memilih dan dipilih.
3. Hak membela diri dan dibela dalam orgnisasi.
4. Hak mendapat bimbingan, perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
5. Berhak mengusulkan dan menyokong usul perobahan terhadap kebijakan organisasi didalam forum
musyawarah dan atau rapat-rapat.
6. Anggota yang sah berhak mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
Pasal 16
KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap anggota mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
1. Membela dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.
2. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-keputusan organisasi.
3. Membayar uang pangkal dan uang iuran organisasi.
4. Turut aktif dalam melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
5. Menghadiri dan mengikuti rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan yang diadakan dan
diselenggarakan oleh organisasi.
6. Anggota FSP. FARKES/R tidak diperbolehkan menjadi anggota dan pengurus dari Serikat Pekerja lain
selain FSP. FARKES/R.
7. Ikut aktif dalam mengawasi jalannya organisasi.
Pasal 17
RUANG LINGKUP KEANGGOTAAN
1. Sektor industri Farmasi dan jaringan distribusinya.
2. Sektor industri Obat2an Tradisional, Jamu, dan lain-lain.
3. Sektor industri Kosmetika.
4. Sektor Rumah Sakit, Pelayanan Medik, Klinik, Poliklinik, dan lain yang sejenis.
5. Sektor Umum.
Pasal 18
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Keanggotaan FSP. FARKES/R berakhir karena :
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri.
3. Diberhentikan oleh organisasi.
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 19
SUSUNAN ORGANISASI
FSP. FARKES/R disusun secara nasional yaitu:
1. Tingkat Nasional meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia dan disebut Dewan Pimpinan Pusat
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi atau disingkat DPP.FSP. FARKES/R.
2. Tingkat Propinsi meliputi wilayah Tingkat I dan Daerah Istimewa yang dipersamakan setingkat dengan
Propinsi dan disebut dengan Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi atau disingkat DPD.FSP. FARKES/R.
3. Tingkat wilayah Kabupaten/Kotamadya meliputi wilayah Kabupaten/Kotamadya atau wilayah yang
disamakan dengan itu dan disebut Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi atau disingkat DPC.FSP. FARKES/R.
29
4. Tingkat Unit Kerja meliputi perusahaan industri Farmasi, Kesehatan dan Pelayanan Umum lainnya atau
dipersamakan dengan itu yang jumlah pekerjanya minimal 19 (sepuluh) orang disebut Pimpinan Unit Kerja
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi atau disingkat PUK FSP. FARKES/R.
Pasal 20
STRUKTUR DEWAN PIMPINAN PUSAT
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi terdiri dari 3 (tiga) perangkat
yaitu:
1. Dewan Pimpinan Pusat Harian.
2. Divisi.
Pasal 21
DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R merupakan pemegang mandat dari Musyawarah Nasional
secara kolektif sebagai pengelola, pengendali dan pelaksana kegiatan organisasi sehari-hari.
2. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Dewan Pimpinan Puaat mengkoordinasikan semua kegiatan kepada
seluruh Divisi.
3. Dewan Pimpinan Pusat sesuai dengan wewenangnya memilih dan menetapkan Divisi.
4. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R sekurang-kurangnya terdiri atas 11
(sebelas) orang pengurus, yaitu:
a. Seorang Ketua Umum.
b. Beberapa orang Ketua.
c. Seorang Sekretaris Umum.
d. Beberapa orang Sekretaris.
e. Seorang Bendahara Umum.
f. Beberapa orang Bendahara.
5. Sesuai dengan wewenangnya, Dewan Pimpinan Pusat mengukuhkan dan melantik Ketua serta anggota
Divisi
6. Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R dipilih dalam Musyawarah Nasional untuk masa jabatan selama 5
(lima) bulan.
7. Sebagai penanggung jawab Dewan Eksekutif, dalam melaksanakan semua wewenangnya, Dewan
Pimpinan Pusat bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.
8. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R minimal 30% adalah Perempuan.
9. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R adalah Pekerja Muda.
10. Ketua Umum FSP. FARKES/R dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan periode
berikutnya.
Pasal 22
D I V I S I
1. Divisi adalah perangkat Dewan Pimpinan Pusat yang dibentuk sesuai kebutuhan, untuk melaksanakan tugas-
tugas khusus ketenagakerjaan secara potensial.
2. Perangkat-perangkat Divisi dalam Dewan Pimpinan Pusat akan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
DPP-FSP. FARKES/R sesuai dengan kebutuhan.
3. Divisi ditangani oleh seorang Ketua yang disebut Direktur dan dibantu oleh sekurang-kurangnya satu orang
30
anggota.
4. Masing2 Divisi FSP. FARKES/R dipilih dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk masa jabatan selama
5 (lima) tahun.
Pasal 23
DEWAN PIMPINAN DAERAH
1. Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R merupakan pemegang mandat dari Musyawarah Daerah secara
koletif sebagai pengelola, pengendali, pelaksana kegiatan organisasi sehari-hari ditingkat daerah.
2. Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R dipilih dalam Musyawarah Daerah untuk masa jabatan selama 5
(lima) tahun.
3. Susunan Dewan Pimpinan Daerah hasil Musyawarah Daerah dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
4. Kompossi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri atas 9 (sembilan) orang
pengurus, yaitu;
a. Seorang Ketua.
b. Beberapa orang Wakil Ketua.
c. Seorang Sekretaris.
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e. Seorang Bendahara.
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
5. Pembentukan Dewan Pimpinan Daerah yang pertama kalinya, disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
6. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah minimal 30% adalah Perempuan.
7. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah minimal 30% adalah Pekerja Muda.
8. Ketua Dewan Pimpinan Daerah dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan periode berikutnya.
Pasal 24
DEWAN PIMPINAN CABANG
1. Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R merupakan pemegang mandate dari Musyawarah Cabang secara
kolektif sebagai pengelola, pengendali dan pelaksanan kegiatan organisasi sehari-hari ditingkat Cabang.
2. Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R dipilih dalam Musyawarah Cabang untuk masa jabatan 5 (lima)
tahun.
3. Susunan Dewan Pimpinan Cabang hasil Musyawarah Cabang dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
4. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya terdiri atas 7 (tujuh) orang pengurus
yaitu:
a. Seorang Ketua.
b. Beberapa orang Wakil Ketua.
c. Seorang Sekretaris.
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e. Seorang Bendahara.
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
5. Pembentukan Dewan Pimpinan Cabang yang pertama kalinya, disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usulan
dan atau rekomendasi dari Dewan Pimpinan Daerah.
6. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Cabang minimal 30% adalah Perempuan.
7. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Cabang minimal adalah 30% Pekerja Muda.
31
8. Ketua Dewan Pimpinan Cabang dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan periode berikutnya.
Pasal 25
PIMPINAN UNIT KERJA
1. Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R merupakan pemegang mandat dari Musyawarah Unit Kerja secara
kolektif sebagai pengelola, pengendali dan pelaksanan kegiatan organisasi sehari-hari ditingkat Perusahaan.
2. Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R dipilih dalam Musyawarah Unit Kerja untuk masa jabatan selama 3 (tiga)
tahun.
3. Susunan Pimpinan Unit Kerja hasil Musyawarah Unit Kerja dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
4. Komposisi dan Personalia Unit Kerja sekurang-kurangnya terdiri atas 7 (tujuh) orang pengurus, yaitu:
a. Seorang Ketua.
b. Beberapa orang Wakil Ketua.
c. Seorang Sekretaris.
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e. Seorang Bendahara.
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
5. Pembentukan Unit Kerja yang pertama kalinya, disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usulan atau
rekomendasi dari Dewan Pimpinan Cabang.
6. Komposisi dan Personalia Pimpinan Unit Kerja minimal 30% adalah Perempuan.
7. Komposisi dan Personalia PimpinanUnit Kerja minimal 30% adalah Pekerja Muda.
8. Ketua Pimpinan Unit Kerja dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan periode berikutnya.
Pasal 26
WEWENANG DEWAN PIMPINAN PUSAT
Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R berwenang:
1. Menetapkan kebijakan umum organisasi
2. Menyelesaikan perbedaan pendapat didalam tubuh anggota atau antar anggota yang tidak terselesaikan atas
permintaan anggota yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan organisasi.
BABA VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 27
JENIS JENIS MUSYAWARAH
Jenis jenis Musyawarah dalam FSP. FARKES/R sebagai berikut:
1. Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS).
3. Musyawarah Daerah (MUSDA).
4. Musyawarah Cabang (MUSCAB).
5. Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).
Pasal 28
MUSYAWARAH NASIONAL
1. Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi.
2. Musyawarah Nasional dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
b. Utusan Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
32
c. Utusan Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R.
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R yang memenuhi persyaratan sesuai dengan tata
tertib organisasi.
3. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUNAS dapat dipercepat atau ditunda oleh Keputusan Musyawarah
Kerja Nasional atau atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK.
4. Wewenang Musyawarah Nasional adalah:
a. Menilai dan mengesahkan/menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP.
FARKES/R.
b. Menetapkan dan atau merobah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
c. Menyusun dan menetapknn program umum dan program kerja organisasi.
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Pusat.
e. Membentuk verifikasi keuangan bila dipandang perlu.
f. Mengmbil keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.
Pasal 29
MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
1. Musyawarah Kerja Nasional FSP. FARKES/R adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisassi diantara 2 (dua)
periode Musyawarah Nasional.
2. Musyawarah Kerja Nasional dihadiri oleh:
a.. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Utusan Dewan Pimpinan Daerah.
c. Utusan Dewan Pimpinan Cabang.
d. Utusan Unit Kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan tata tertib organisasi.
3. Musyawarah Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
4. Musyawarah Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam periode antara 2 (dua) MUNAS.
5. Musyawarah Kerja Nasional berwenang untuk:
a. Memusyawarahkan serta menilai laporan kegiatan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
b. Menyempurnakan dan atau mengadakan evaluasi pelaksanaan program kerja atau program umum
organisasi.
c. Merekomendasikan perencanaan program kerja dan program umum berikutnya.
d. Menetapkan keputusan-keputusan penting lainnya.
Pasal 30
MUSYAWARAH DAERAH
1. Musyawarah Daerah dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh:
a. Utusan Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Daerah.
c. Utusan Dewan Pimpinan Cabang.
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja yang memenuhi persyaratan sesuai tata tertib organisasi.
2. Dalam keadaan luar biasa penyelenggarraan MUSDA dapat dipercepat dan atau ditunda atas permintaan
sekurang-kurannya 2/3 dari jumlah PUK.
3. Wewenang Musyawarah Daerah adalah:
a. Menilai dan mengesahkan/menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah FSP.
FARKES/R.
b. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Daerah sebagai penjabaran dari Program Kerja/
Program Umum Organisasi.
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
d. Membentuk verifikasi keuangan bila dipandang perlu.
33
e. Mengambil keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu
Pasal 31
MUSYAWARAH CABANG
1. Musyawarah Cabang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh:
a. Utusan Dewan Pimpinan Daerah.
b. Dewan Pimpinan Cabang.
c. Utusan Pimpinan Unit Kerja yang memenuhi persyaratan sesuai tata tertib organisasi.
2. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUSCAB dapat dipercepat dan atau ditunda atas permintaan
sekurang -kurangnya 2/3 dari jumlah PUK.
3. Wewenang Musyawarah Cabang adalah:
a. Menilai dan mengesahkan/menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang FSP.
FARKES/R.
b. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Cabang sebagai penjabaran dari Program Kerja/Program
Umum Organisasi.
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R.
d. Membentuk Komisi Verifikasi Keuangan bila dipandang perlu.
e. Mengambil keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu.
Pasal 32
MUSYAWARAH UNIT KERJA
1. Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali dan dihadiri oleh:
a. Utusan Dewan Pimpinan Cabang.
b. Pimpinan Unit Kerja.
c. Para anggota Unit Kerja SP. FARKES/R setempat.
2. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUSNIK dapat dipercepat dan atau ditunda atas permintaan
sekurang - kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Unit Kerja setempat.
3. Wewenang Musyawarah Unit Kerja adalah:
a. Menilai dan mengesahkan/menolak laporan pertanggung jawaban Pimpinan Unit Kerja FSP.FARKES/
Reformasi.
b. Menyusun dan menetapkan Program Kerja Unit Kerja sebagai penjabaran dari Program Kerja/ Progam
Umum Organisasi.
c. Memilih dan menetapkan Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R.
d. Membentuk Komisi Verifikasi keuangan bila dipandang peerlu.
e. Mengambil keputusan-keputusan lain yang dianggap perrlu.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 33
JENIS-JENIS RAPAT Jenis-jenis rapat dalam FSP. FARKES/R diatur sebagai berikut:
1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
2. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA).
3. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB).
4. Rapat Anggota (RATA).
Pasal 34
RAPAT KERJA NASIONAL
1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) merupakan forum evaluasi, konsultasi maupuan koordinasi tingkat
Nasional dalam
rangka keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program serta pengembangan organisasi.)
2. Rapat Kerja Nasional FSP. FARKES/R dihadiri oleh:
34
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Utusan Dewan Pimpinan Daerah.
c. Para Undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.
4. Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R/
Pasal 35
RAPAT KERJA DAERAH
1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) merupakan forum evaluasi, konsultasi mupun koordinasi tingkat daerah dalam
rangka keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program serta pengembangan organisasi.
2. Rapat Kerja Daerah FSP. FARKES/R dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Daerah.
b. Para Undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah.
3. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.
4. Rapat Kerja Daerah dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
Pasal 36
RAPAT KERJA CABANG
1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) merupakan forum evaluasi, konsultasi maupun koordinasi tingkat
Cabang dalam rangka keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program serta pengembangan organisasi.
2. Rapat Kerja Cabang FSP. FARKES/R dihadiri oleh:
I. Dewan Pimpinan Cabang.
II. Para Undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
3. Rapat Kerja Cabang diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.
4. Rapat Kerja Cabang dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R.
Pasal 37
RAPAT ANGGOTA UNIT KERJA
1. Rapat Anggota Unit Kerja (RATA), merupakan forum evaluasi, konsultasi maupun koordinasi tingkat Unit
Kerja dalam rangka keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program serta pengembangan organisasi.
2. Rapat Anggota Unit Kerja FSP. FARKES/R dihadiri oleh:
a. Pimpinan Unit Kerja.
b. Para Anggota Unit Kerja.
3. Rapat Anggota Unit Kerja diadakan setiap saat diperlukan.
4. Rapat Anggota Unit Kerja dipimpin oleh Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R.
Pasal 38
SANKSI ORGANISASI
1. Tindakan disiplin dapat dikenakan pada anggota/pegurus berupa:
a. Teguran lisan.
b. Peringatan tertulis.
c. Skorsing.
d. Pemberhentian sebagai pengurus.
e. Pemberhentian sebagai anggota.
35
BAB X
Pasal 39
KEUANGAN DAN PENDANAAN
1. Keuangan organisasi diperoleh dari:
a. Uang Pangkal Anggota.
b. Uang iuran Anggota.
c. Dana Konsolidasi Anggota.
d. Sumbangan-sumbangan sukarela dan tidak mengikat.
e. Usaha-usaha lain yang sah.
2. Besarnya uang pangkal, uang iuran dan uang konsolidasi serta pengaturan distribusi dan penggunaannya
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Organisasi.
Pasal 40
LAPORAN KEUANGAN
Setiap perangkat FSP. FARKES/R wajib menyampaikan laporan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran keuangan
organisasi secara periodic setiap tahun sekali kepada semua perangkat dibawah dan diatasnya sebagai berikut:
1. PUK melaporkan kepada para anggota pada masing-masing perusahaan dan ditembuskan kepada Dewan
Pimpinan Cabang, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Pusat.
2. Dewan Pimpinan Cabang, melaporkan kepada para anggota melalui Pimpinan Unit Kerja pada masing-masing
perusahaan dan ditembuskan kepada Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Pusat.
3. Dewan Pimpinan Daerah melaporkan kepada para anggota melalui Pimpinan Unit Kerja pada masing-masing
perusahaan serta ditembuskan kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Cabang.
4. Dewan Pimpinan Pusat melaporkan kepada para anggota melalui Pimpinan Unit Kerja pada masing-masing
perusahaan serta ditembuskan kepada Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah.
Pasal 41
KONTROL DAN PEMERIKSAAN KEUANGAN
1. Setiap anggota FSP. FARKES/R berhak melakukan control keuangan Pimpinan Unit Kerja dan Perangkat
Organisasi diatasnya setiap waktu tanpa boleh dihalang-halangi oleh siapapun, sepanjang dilakukan dengan
cara yang tertib dan tidak merusak, menghilangkan data-data dan atau bukti-bukti keuangan.
2. Setiap perangkat FSP. FARKES/R harus melaksanakan system pembukuan keuangan organisasi yang ditetapkan
dalam Peraturan Organisasi.
2. Penarikan, pemindahan dan pemakaian dana organisasi dengan cara yang tidak sesuai prosedure organisasi,
merupakan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan dapat dikenakan sanksi organisasi maupun sanksi hukum.
BAB XI
PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
Pasal 42
1. Penggnntian Pengurus Antar Waktu adalah penggantian seorang atau beberapa orang pengurus yang berhenti
sebagaimana dimaksud dalam Bab V Pasal 18 Anggaran Dasar ini.
2. Penggantian Pengurus Antar Waktu dapat dilakukan atas persetujuan rapat pada masing-masing perangkat dan
disahkan oleh Perangkat Organisasi satu tingkat diatasnya.
3. Penggantian Pengurus Antar Waktu untuk Dewan Pimpinan Pusat dilakukan atas persetujuan rapat Dewan
Pimpinan Pusat dan disahkan pada Musyawarah Nasional atau Musyawarah Kerja Nasional.
BAB XII
36
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 43
1. FSP. FARKES/R hanya dapat dibubarkan jika dikehendaki oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah PUK.
2. Pembubaran organisasi dilakukan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa yang diadakan untuk itu.
3. Dewan Pimpinan Pusat dalam waktu 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa
harus sudah memberitahukan kepada Pimpinan Unit Kerja tentang pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar
Biasa.
4. Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi diserahkan kepada badan/lembaga sosial di
Indonesia.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 44
1. Dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Anggaran Dasar ini ditetapkan, seluruh perangkat harus sudah
menyesuaikan keberadaannya sesuai dengan Anggaran Dasar ini.
2. Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar hasil Musyawarah Nasional III bulan Januari
2006, dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 45
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta.
Pada tanggal : 14 Maret 2012
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(FSP. FARKES/R)
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI SERIKAT PEKEERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(FSP. FARKES/R PERIODE 2012 – 2017)
37
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
JENIS KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan FSP. FARKES/R terdiri dari 2 (dua), yaitu:
a. Anggota Biasa.
b. Anggota Kehormatan.
2. Anggota Biasa adalah:
a. Pekerja-pekerja yang menjadi anggota secara sukarela dan bekerja pada perusahaan-perusahaan
farmasi, kesehatan dan pelayanan umum lainnya, atau pernah bekerja pada perusahaan-perusahaan
farmasi, kesehatan dan pelayanan umum lainnya, terkecuali mereka yang mempunya wewenang
membuat dan atau mengambil keputusan atas kondisi kerja pekerja, yaitu:
- Mengangkat pegawai.
- Memeca
- Perusahaan bahan baku Industri Farmasi.
b. Sektor Industri Obat-obat Tradisional dan Jamu seperti:
- Industri obat Tradisional/Jamu.
- Industri bahan baku Jamu.
- Perusahaan distribusi Jamu dan jaringan distribusinya.
c. Sektor Industri Kosmetika, seperti;
- Industri bahan baku Kosmetika.
- Perusahaan Kosmetika dan sejenisnya.
- Perusahaan distribusi Kosmetika.
d. Sektor Kesehatan, seperti;
- Pelayanan medik.
- Rumah Sakit.
- Klinik Kesehatan.
- Laboratorium Klinik.
- Poliklinik.
- Industri alat Kesehatan.
- Apotik.
- Medical Center dan lain-lain.
e. Sektor Umum lainnya, seperti;
- Telekomunikasi.
- Air Minum.
- Kelistrikan.
- Pos dan lain-lain.
Pasal 2
TATA CARA MENJADI ANGGOTA
1. Untuk menjadi anggota biasa:a.
a. Mengajukan permohonan kepada Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R di Perusahaan tempatnya bekerja
melalui pengisian formulir rangkap 3 (tiga)
b. Menyerahkan pasphoto ukuran 2 x 3 sebanyak 3 (tiga) lembar.
c. Membayar uang pangkal dan iuran anggota.
2. Apabila permohonan untuk menjadi anggota disetujui, maka kepadanya akan diberikan Kartu Tanda
Anggota dengan nomor induk dari Dewan Pimpinan Pusat melalui Pengurus setempat.
3. Apabila disuatu Perusahaan belum terbentuk PUK FSP. FARKES/R atau sudah tidak aktif lagi bekerja
disuat Perusahaan, maka calon anggota dapat mendaftar langsung kepada Perangkat Federasi Serikat
38
Pekerja Farmasi dan Reformasi.
4. Untuk Anggota Kehormatan, dapat diusulkan oleh perangkat dan disetujui oleh D ewan Pimpinan Pusat
Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi.
Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA
Setiap Anggota berkewajiban :
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi yang dikeluarkan oleh
FSP. FARKES/R.
2. Menjaga nama baik organisasi.
3. Membina dan memelihara disiplin organisasi.
4. Memberikan laporan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan perkembangan dan kegiatan
organisasi.
5. Menyebar luaskan tujuan organisasi, dan berperan serta dalam semua kegiatan organisasi.
Pasal 4
HAK ANGGOTA
Setiap Anggota berhak:
1. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan hukum dari organisasi selama hal itu masih dalam rangka
dan bidang kegiatan organisasi.
2. Menyalurkan pendapat dan mengajukan usul menurut prosedur yang ditetapkan oleh organisasi.
3. Mengawasi dan mengoreksi kebijaksanaan organisasi.
4. Mengambil bagian dalam musyawarah, diskusi dan rapat-rapat yang diselenggarakan oleh organisasi.
5. Mendapat pendidikan, pelatihan serta bimbingan yang layak untuk kesempurnaan kerja didalam
organisasi.
6. Memilih dan dipilih untuk jabatan dalam organisasi, kecuali bila tidak diperkenankan oleh peraturan
organisasi, ketentuan hukum dan perundang-undangan.
Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
1. Tiap keanggotaan berakhir dan hilang haknya sebagai anggota karena:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Diberhentikan oleh organisasi.
d. Tidak membayar uang iuran anggota selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
2. Pemberhentian oleh organisasi karena:
a. Anggota melakukan tindakan-tindakan dan usaha-usaha yang merugikan nama baik organisasi.
b. Anggota dengan sengaja tidak mematuhi dan menjalankan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam AD/ART dan Peraturan-peraturan Organisasi.
c. Anggota telah terbukti melakukan tindakan criminal.
3. Pemberhentian oleh Organisasi dapat ditempuh dengan melalui 2 (dua) tahap, yaitu;
a. Pemberhentian sementara.
b. Pemberhentian tetap.
39
4. Pemberhentian sebagai anggota, baru sah setelah dikeluarkan Surat Keputusan Pemberhentian oleh
pengurus organisasi menurut tata cara pemberhentian yang ditetapkan dalam peertaruan organisasi.
Pasal 6
PEMBELAAN DIRI
1. Anggota dan Pengurus Organisasi yang terkena pemberhentian sementara, diberikan kesempatan
membela diri dalam rapat pengurus organisasi dengan tata cara yang ditetapkan dalam peraturan
organisasi.
2. Apabila setelah pembelaan diri tersebut tidak terbukti kesalahannya, maka pada saat itu juga dikeluarkan
Surat Keputusan rehabilitasi keanggotaan bagi yang berangkutan.
BAB II
PERMUSYAWARATAN
Pasal 7
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Permusyawaratan organisasi FSP. FARKES/R terdiri dari:
1. Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS).
3. Musyawarah Daerah (MUSDA).
4. Musyawarah Cabang (MUSCAB).
5. Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).
BAB III
MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 8
PESERTA MUNAS
1. MUNAS dihadiri oleh para anggota FSP. FARKES/R, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap Pengurus Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R berhak hadir dalam MUNAS
dan melaksanakan semua hak peseta atas dasar jabatannya.
b. Jumlah peserta dari utusan Dewan Pimpinan Daerah berhak diwakili oleh 2 (dua) orang
peserta. Jumlah peserta utusan dari Dewan Pimpinan Cabang berhak diwakili oleh 2 (dua) orang
peserta.
c. Jumlah peserta dari utusan masing-masing PUK yang taat membayar iuran berhak diwakili
oleh 2 (dua) orang peserta.
2. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum MUNAS dilaksanakan, Dewan Pimpinan Pusat
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada setiap perangkat organisasi untuk memilih utusan pesertanya
ke MUNAS.
Pasal 9
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peserta harus menjadi pengurus atau anggota yang mempunyai reputasi baik diperangkat
yang diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing PUK.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam MUNAS, perangkat organisasi harus sudah membayar seluruh
iuran kepada Dewan Pimpinan Pusat 2 (dua) bulan sebelum MUNAS.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum MUNAS, Ketua dan Sekretaris dari masing-masing
PUK harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Pusat daftar peserta atau peserta pengganti
kepada Dewan Pimpinan Pusat daftar peserta atau peserta pengganti yang berhak hadir di MUNAS.
Pasal 10
40
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam MUNAS.
2. Memberikan hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, menge luarkan pendapat , menyampaikan usul dan mendukung u sul perubahan, menolak
atau memberikan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan MUNAS.
5. Mencalonkan, d icalonkan, memilih dan dipilih sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 11
R E S O L U S I
1. Resolusi tidak akan dipertimbangkan oleh MUNAS kecuali telah diajukan sebelumnya kepada Dewan
Pimpinan Pusat paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelumnya pembukaan MUNAS.
2. Resolusi yang diajukan pada saat pelaksanaan MUNAS dapat disetujui bila mendapat dukungan 2/3 (dua
pertiga) dari peserta MUNAS yang hadir.
3. Resolusi dapat disetujui dan diputuskan berdasarkan persetujuan dari 2/3 (dua pertiga) peserta yang hadir
pada MUNAS untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Penggabungan atau pemutusan hubungan dari organisasi yang lebih tinggi.
b. Penggabungan dengan Serikat Pekerja sejenis atau pembubaran organisasi FSP. FARKES/R.
c. Pendakwaan terhadap seseorang atau beberapa orang pengurus.
Pasal 12
UNDANGAN MUNAS
1. Undangan MUNAS adalah seseorang atau beberapa orang yang dundang oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk
hadir dalam MUNAS.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam MUNAS, kecuali telah mendapatkan izin dari Dewan
Pimpinan Pusat/Pimpinan MUNAS.
Pasal 13
PANITIA MUNAS
1. Panitia MUNAS ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat paling lambat 6 (enam) bulan sebelum MUNAS
dilaksanakan.
2. Panitia MUNAS diketuai secara fungsional oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organizing Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan:
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang Panitia MUNAS adalah:
41
a. Melaksanakan penyelenggaraan MUNAS sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan MUNAS yang
meliputi;
- Acara dan jalannya MUNAS.
- Ketertiban MUNAS.
- Materi dan semua produk MUNAS, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara Panitia MUNAS diatur lebih lanjut dalam Rapat Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 14
TATA TERTIB MUNAS
Tata tertib MUNAS ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan MUNAS.
Pasal 15
MUNAS LUAR BIASA
1. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUNAS FSP. FARKES/R dapat diminta untuk dipercepat atau
ditunda oleh keputusan MUKERNAS atau atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK.
2. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum MUNAS luar biasa diadakan, Dewan Pimpinan Pusat akan
mengumumkan waktu dan tempat MUNAS luar biasa diadakan.
BAB IV
MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
Pasal 16
PESERTA MUKERNAS
1. MUKERNAS dihadiri oleh para anggota FSP. FARKES/R, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R berhak hadir dalam MUKERNAS dan
melaksanakan semua hak peserta atas dasar jabatannya.
b. Jumlah peserta dari Utusan Dewan Pimpinan Daerah berhak diwakili oleh 1 (satu) orang peserta.
c. Jumlah peserta dari utusan Dewan Pimpinan Cabang berhak diwakili oleh 1 (satu) orang peserta.
d. Jumlah peserta dari masing-masing PUK yang taat membayar iuran berhak diwakili oleh 1 (satu) orang
peserta.
2. Sekurang- kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum MUKERNAS dilaksanakan, Dewan Pimpinan Pusat
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada setiap PUK untuk memilih utusan pesertanya ke MUKERNAS.
Pasal 17
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peserta adalah pengurus atau anggota yang mempunyai reputasi baik di PUK yang diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing PUK.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam MUKERNAS, PUK harus sudah membayar seluruh iuran kepada
Dewan Pimpinan Pusat 2 (dua) bulan sebelum MUKERNAS.
4. Sekuang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan MUKERNAS, Ketua dan Sekretaris dari
masing2 PUK harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Pusat daftar peserta atau peserta
pengganti yang akan hadir pada MUKERNAS.
Pasal 18
HAK PESERTA
42
1. Mengikuti semua kegiatan dalam MUKERNAS.
2. Memberikan hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perubahan, menolak atau
memberikan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan MUKERNAS.
Pasal 19
UNDANGAN MUKERNAS
1. Undangan MUKERNAS adalah seseorang atau beberapa orang yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat
untuk hadir dalam MUKERNAS.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam MUKRNAS, kecuali setelah menadapatkan izin dari Dewan
Pimpinan Pusat dan atau Pimpinan MUKERNAS.
Pasal 20
PANITIA MUKERNAS
1. Panitia MUKERNAS ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat paling lambat 6 (enam) bulan sebelum
MUKERNAS dilaksanakan.
2. Panitia MUKERNAS diketuai secara fungsional oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organizing Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang Panitia MUKERNAS adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan MUKERNAS sesuai dengan ketentuan- ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan MUKERNAS yang
meliputi;
- Acara dan jalannya MUKERNAS.
- Ketertiban MUKERNAS.
- Materi dan semua produk MUKERNAS, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara Panitia MUKERNAS diatur lebih lanjut dalam Rapat Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 21
TATA TERTIB MUKERNAS
Tata tertib MUKERNAS ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan MUKERNAS.
BAB V
MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 22
43
PESERTA MUSDA
1. MUSDA dihadiri oleh para anggota FSP. FARKES/R dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R berhak hadir dalam MUSDA dan
melaksanakan semua hak peseerta atas dasar jabatannya.
b. Jumlah peserta dari utusan Dewan Pimpinan Cabang berhak diwakili oleh 2 (dua) orang peserta.
c. umlah peserta dari masing-masing PUK yang taat membayar iuran berhak diwakili oleh 2 (dua) orang
peserta.
d. Dewan Pimpinan Pusat berhak hadir dalam MUSDA sebagai nara sumber.
2. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum MUSDA dilaksanakan, Dewan Pimpinan Daerah mengelu-
arkan surat pemberitahuan kepada setiap perangkat organisasi untuk memilih utusan pesertanya ke MUSDA.
Pasal 23
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peseerta harus menjadi pengurus atau anggota yang mempunyai reputasi baik diperangkat yang
diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing perangkat
organisasi.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam MUSDA, perangkat organisasi harus sudah membayar seluruh iuran
kepada Dewan Pimpinan Daerah 2 (dua) bulan sebelum MUSDA.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSDA, Ketua dan Sekretaris dari masing-masing perangkat
organsasi harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Daerah daftar peserta atau peserta pengganti yang
berhak hadir di MUSDA.
Pasal 24
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam MUSDA.
2. Memberihak hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menola k atau
memberikan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan MUSDA.
4. Mencalonkan, dicalonkan, memilih dan dipilih sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 25
R E S O L U S I
1. Resolusi tidak akan dipertimbangkan oleh MUSDA kecuali telah diajukan sebelumnya kepada Dewan Pimpinan
Daerah paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelum pembukaan MUSDA.
2. Resolusi yang diajukan pada saat pelaksanaan MUSDA dapat disetujui bila mendapat dukungan 2/3 (dua
pertiga) dari peserta MUSDA yang hadir.
3. Resolusi dapat disetujui dan diputuskan berdasarkan persetujuan dari 2/3 (dua pertiga) peserta yang hadir
pada MUSDA untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Penggabungan atau pemutusan hubungan dari organisasi lebih tinggi.
b. Penggabungan dengan Serikat Pekerja sejenis atau pembubaran organisasi FSP. FARKES/R ditingkat
daerah.
c. Pendakwaan terhadap seseorang atau beberapa orang pengurus.
Pasal 26
UNDANGAN MUSDA
44
1. Undangan MUSDA adalah seseorang atau beberapa orang yang diundang oleh Dewan Pimpinan Daerah untuk
hadir dalam MUSDA.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam MUSDA, kecuali setelah mendapatkan izin dari Pimpinan
Sidang dan atau Pimpinan MUSDA.
Pasal 27
PANITIA MUSDA
1. Panitia MUSDA ditetapkan oleh rapat Dewan Pimpinn Daerah paling lambat 6 (enam) bulan sebelum MUSDA
dilaksanakan.
2. Panitia MUSDA diketua secara fungsional oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah, terbagai atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organizing Committee)
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang Panitia MUSDA adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan MUSDA sesuai dengan ketentuan - ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan MUSDA yang meliputi:
- Acara dan jalannya MUSDA.
- Ketertiban MUSDA.
- Materi dan semua produk MUSDA, baik dalam rapat paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara panitia MUSDA diatur lebih lanjut dalam rapat Dewan Pimpinn Daerah.
Pasal 28
TATA TERTIB MUSDA
Tata tertib MUSDA ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan MUSDA.
Pasal 29
MUSDA LUAR BIASA
1. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUSDA FSP. FARKES/R dapat diminta untuk dipercepat atau
ditunda atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah PUK.
2. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSDA luar biasa diadakan, Dewan Pimpinan Daerah akan
mengumumkan waktu dan tempat MUSDA luar biasa diadakan.
BAB VI
MUSYAWARAH CABANG
Pasal 30
PESERTA MUSCAB
1. MUSCAB dihadiri oleh para anggota FSP. FARKES/R dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R berhak hadir dalam MUSCAB dan
melaksanakan semua hak peserta atas dasar jabatannya.
b. Jumlah peserta dari masing-masing PUK yang taat membayar iuran dan berhak diwakili ole 2 (dua)
orang peserta.
c. Dewan Pimpinan Daerah berhak hadir dalam MUSCAB sebagai nara sumber.
45
2. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum MUSCAB dilaksanakan, Dewan Pimpinan Cabang
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada setiap perangkat organisasi untuk memilih utusan peserta ke
MUSCAB.
Pasal 31
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peserta harus menjadi pengurus atau anggota yang mempunyai reputasi baik diperangkat yang
diwakili.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh massing-masing perangkat
organisasi.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam MUSCAB perangkat organisasi harus sudah membayar seluruh iuran
kepada Dewan Pimpinan Cabang 2 (dua) bulan sebelum MUSCAB.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSCAB Ketua dan Sekretaris dari masing-masing
perangkat organisasi harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Cabang daftar peserta atau peserta
pengganti yang berhak hadir di MUSCAB.
Pasal 32
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam MUSCAB.
2. Memberikah hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung perubahan, menolak atau memberikan
perbaikan dan penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan MUSCAB.
5. Mencalonkan, dicalonkan, memilih dan dipilih sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 33
R E S O L U S I
1. Resolusi tidak akan dipertimbangkan oleh MUSCAB kecuali telah diajukan sebelumnya kepada Dewan
Pimpinan Cabang paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelum pembukaan MUSCAB.
2. Resolusi yang diajukan pada saat pelaksanaan MUSCAB dapat disetujui bila mendapat dukungan 2/3 (dua
pertiga) dari peserta MUSCAB yang hadir.
3. Resolusi dapat disetujui dan diputuskan berdasarkan persetujuan 2/3 (dua pertiga) peserta yang hadir pada
MUSCAB untuk hal-hal berikut:
a. Penggabungan atau pemutusan hubungan dari organisasi lebih tinggi.
b. Penggabungan dengan Serikat Pekerja sejenis atau pembubaran organisasi FSP. FARKES/R ditingkat
Cabang.
c. Pendakwaan terhadap seseorang atau beberapa orang pengurus.
Pasal 34
UNDANGAN MUSCAB
1. Undangan MUSCAB adalah seseorang atau beberapa orang yang diundang oleh Dewan Pimpinan Cabang untuk
hadir dalam MUSCAB.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam MUSCAB, kecuali setelah mendapat izin dari Pimpinan
Sidang atau Pimpinan MUSCAB.
Pasal 35
PANITIA MUSCAB
46
1. Panitia MUSCAB ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Cabang paling lambat 6 (enam) bulan sebelum
MUSCAB dilaksanakan.
2. Panitia MUSCAB diketuai secara fungsional oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organising Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang P anitia MUSCAB adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan MUSCAB sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan MUSCAB yang
meliputi;
- Acara dan jalannya MUSCAB.
- Ketertiban MUSCAB.
- Materi dan semua produk MUSCAB, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara panitia MUSCAB diatur lebih lanjut dalam rapat Dewan Pimpinan Cabang.
Pasal 36
TATA TERTIB MUSCAB
Tata tertib MUSCAB ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan MUSCAB.
Pasal 37
MUSCAB LUAR BIASA
1. Dalam keadaan luar biasa penyelenggaraan MUSCAB FSP. FARKES/R dapat diminta untuk dipercepat atau
ditunda oleh keputusan MUSCAB atau atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah PUK.
2. Paling lamba t 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSCAB Luar Biasa diadakan, Dewan Pimpinan Cabang akan
mengumumkan waktu dan tempat MUSCAB Luar Biasa.
BAB VII
MUSYAWARAH UNIT KERJA
Pasal 38
PESERTA MUSNIK
1. MUSNIK dihadiri oleh para peserta dari unsur Anggota, Komisariat dan Pengurus PUK FSP. FARKES/R,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika memungkinkan, semua anggota adalah sebagai peserta, namun bila tidak mungkin, maka setiap
peserta adalh perwakilan anggota darimasing-masing bagian.
b. Seluruh Komisariat.
c. Setiap Pengurus PUK berhak hadir dalam MUSNIK dan melaksanakan semua hak peserta atas dasar
jabatannya.
d. Dewan Pimpinan Cabang berhak hadir dalam MUSNIK sebagai nara sumber.
2. Sekurng-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum MUSNIK dilaksanakan, PUK mengeluarkan surat
pemberitahuan kepada setiap bagian untuk memilih utusan pesertanya ke MUSNIK.
Pasal 39
PERSYARATAN PESERTA
47
1. Setiap calon peserta harus menjadi pengurus atau anggota yang mempunyai reputasi baik pada bagian yang
diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing bagian.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam MUSNIK, anggota harus sudah memebayar seluruh iuran kepada
PUK 2 (dua) bulan sebelum MUSNIK.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSNIK, Komisariat dari masing-masing bagian harus sudah
mengirimkan kepada PUK daftar peserta atau peserta pengganti yang berhak hadir di MUSNIK.
Pasal 40
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam MUSNIK.
2. Memberikan hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menolak atau
memberikan perbaikan dan atau penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan MUSNIK.
5. Mencalonkan, dicalonkan, memilih dan dipilih sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
R E S O L U S I
1. Resolusi tidak akan dipertimbangkan oleh MUSNIK kecuali telah diajukan sebelumnya kepada Pimpinan
Unit Kerja paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelum pembukaan MUSNIK.
2. Resolusi yang diajukan pada saat pelaksanaan MUSNIK, dapat disetujui bila mendapat dukungan 2/3 (dua
pertiga) dan peserta MUSNIK yang hadir:
3. Resolusi dapat disetujui dan diputuskan berdasarkan persetujuan dari 2/3 (dua pertiga) peserta yang hadir
Pada MUSNIK untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Penggabungan atau pemutusan hubungan dari FSP. FARKES/R.
b. Pembubaran atau pembentukan sebuah Komisariat.
c. Pembubaran Unit Kerja FSP. FARKES/R.
d. Pendakwaan terhadap seorang atau beberapa orang Pengurus.
Pasal 42
UNDANGAN MUSNIK
1. Seseorang yang bukan peserta MUSNIK tidak boleh hadir dalam MUSNIK, kecuali diundang oleh PUK.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam MUSNIK, kecuali mendapat izin dari PUK/Pimpinan
MUSNIK.
Pasal 43
PANITIA MUSNIK
1. Panitia MUSNIK ditetapkan dalam rapat PUK paling lambat 6 (enam) bulan sebelum MUSNIK dilaksanakan.
2. Panitia MUSNIK diketua secara fungsional oleh Ketua PUK, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organising Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
48
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang Panitia MUSNIK adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan MUSNIK sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan MUSNIK yang meliputi:
- Acara dan jalannya MUSNIK.
- Ketertiban MUSNIK.
- Materi dan semua produk MUSNIK, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara Panitia MUSNIK diatur lebih lanjut dalam rapat Pimpinan Unit Kerja.
Pasal 44
TATA TERTIB MUSNIK
Tata tertib MUSNIK ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan MUSNIK.
Pasal 45
MUSNIK LUAR BIASA
1. Dalam keadaan Luar biasa penyelenggaraan MUSNIK FSP. FARKES/R dapat diminta untuk dipercepat atau
ditunda oleh keputusan Rapat Anggota atau atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota.
2. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum MUSNIK luar biasa diadakan, PUK akan mengumumkan waktu dan
tempat MUSNIK luar biasa diadakan.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 46
RAPAT-RAPAT KERJA ORGANISASI
Rapat-rapat kerja organisasi FSP. FARKES/R terdiri dari:
1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
2. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA).
3. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB).
4. Rapat Kerja Unit Kerja (RATA).
BAB IX
RAPAT KERJA NASIONAL
Pasal 47
PESERTA RAKERNAS
1. Rakernas dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R dan para undangan yang ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FSP.FARKES/R.
2. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Pusat berhak hadir dalam RAKERNAS dan melaksanakan semua hak peserta
atas dasar jabatannya.
3. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum RAKERNAS dilaksanakan, Dewan Pimpinan Pusat
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada setiap perangkat yang diundang untuk memilih utusannya ke
RAKERNAS.
Pasal 48
PERSYARATAN PESERTA
49
1. Setiap calon peserta harus menjadi pengurus yang mempunyai reputasi baik diperangkat organisasi yang
diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing perangkat
organisasi yang diundang.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam RAKERNAS, perangkat organisasi harus sudah membayar seluruh
iuran kepada Dewan Pimpinan Pusat 2 (dua) bulan sebelum RAKERNAS.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan RAKERNAS, Ketua dan Sekretaris dari
masing-masing perangkat organisasi yang diundang harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Pusat
daftar peserta atau peserta pengganti yang akan hadir pada RAKERNAS.
Pasal 49
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam RAKERNAS.
2. Memberi hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menolak atau
memberikan perbaikan dan atau penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan RAKERNAS.
Pasal 50
UNDANGAN RAKERNAS
1. Undangan RAKERNAS adalah seseorang atau beberapa orang yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat
untuk hadir dalam RAKERNAS.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam RAKERNAS, kecuali stelah mendapatkan izin dari Dewan
Pimpinan Pusat dan atau Pimpinan RAKERNAS.
Pasal 51
PANITIA RAKERNAS
1. Panitia RAKERNAS ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat paling lambat 6 (enam) bulan sebelum
RAKERNAS dilaksanakan.
2. Panitia RAKERNAS diketuai secara fungsional oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggaran (Organizing Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang panitia RAKERNAS adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan RAKERNAS sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan RAKERNAS yang
meliputi:
- Acara dan jalannya RAKERNAS.
- Ketertiban RAKERNAS.
- Materi dan semua produk RAKERNAS, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara Panitia RAKERNAS diatur lebih lanjut dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 52
TATA TERTIB RAKERNAS
50
Tata tertib RAKERNAS ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan RAKERNAS.
BAB X
RAPAT KERJA DAERAH
Pasal 53
PESERTA RAKERDA
1. RAKERNDA dihadiri oleh :
a. Utusan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
b. Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
c. Utusan Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R/
d. Para undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R/
2. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Daerah berhak hadir dalam RAKERDA melaksanakan semua hak peserta atas
dasar jabatannya.
3. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum RAKERDA dilaksanakan, Dewan Pimpinan Daerah
mengelurkan surat pemberitahuan kepada perangkat yang diundang untuk memilih utusan peserta ke
RAKERDA.
Pasal 54
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peserta harus menjadi pengurus yang mempunyai reputasi baik diperangkat organisasi yang
diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing dalam
perangkat organisasi yang diundang.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam RAKERDA, perangkat organisasi harus sudah membayar seluruh
iuran kepada Dewan Pimpinan Daerah 2 (dua) bulan sebelum RAKERDA.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksnaan RAKERDA, Ketua dan Sekretaris dari masing-
masing perangkat organisasi yang diundang harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Daerah daftar
peserta atau peserta pengganti yang akan hadir pada RAKERDA.
Pasal 55
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam RAKERDA.
2. Membeeri hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menolak atau memberi
perbaikan dan atau penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan RAKERDA.
Pasal 56
UNDANGAN RAKERDA
1. Undangan RAKERDA adalah seorang atau beberapa orang yang diundang oleh Dewan Pimpinan Daerah
untuk hadir dalam RAKERDA.
3. Undangan yang hadir tidak boleh beerbicara dalam RAKERDA, kecuali setelah mendapatkan izin dari Dewan
Pimpinan Daerah atau Pimpinan RAKERDA.
51
Pasal 57
PANITIA RAKERDA
1. Panitia RAKERDA ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Daerah paling lambat 6 (enam ) bulan sebelum
RAKERDA dilaksanakan.
2. Panitia RAKERDA secara fungsional diketuai oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organising Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia penyelenggara terdiri dari :
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang panitia RAKERDA adalah :
a. Melaksanakan penyelenggaraan RAKERDA sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan RAKERDA yang
meliputi:
- Acara dan jalannya RAKERDA.
- Ketertiban RAKERDA.
- Materi dan semua produk RAKERDA, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
5. Pembagian tugas diantara panitia RAKERDA diatur lebih lanjut dalam rapat Dewan Pimpinan Daerah.
Pasal 58
TATA TERTIB RAKERDA
Tata tertib RAKERDA ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan RAKERDA.
BAB XI
RAPAT KERJA CABANG
Pasal 59
PESERTA RAKERCAB
1. RAKERCAB dihadiri oleh:
a. Utusan Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
b. Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R.
c. Para undangan yand ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R.
2. Setiap pengurus Dewan Pimpinan Cabang berhak hadir dalam RAKERCAB dan melaksanakan semua hak
peserta atas dasar jabatannya.
3. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum RAKERCAB dilaksanakan Dewan Pimpinan Cabang
mengeluarkan surat pemberitahuan kepada setiap PUK yang diundang untuk memilih utusan pesertanya ke
RAKERCAB.
Pasal 60
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap peserta harus menjadi pengurus yang mempunyai reputasi baik diperangkat organisasi yang diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing perangkat
organisasi yang diundang.
52
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam RAKERCAB, perangkat organisasi sudah membayar seluruh iuran
kepada Dewan Pimpinan Cabang 2 (dua) bulan sebelum RAKERCAB.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan RAKERCAB, Ketua dan Sekretaris dari masing-
masing organisasi yang diundang harus sudah mengirimkan kepada Dewan Pimpinan Cabang daftar peserta atau
peserta pengganti yang akan hadir pada RAKERCAB.
Pasal 61
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam RAKERCAB.
2. Memberikan hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menolak atau
memberikan perbaikan dan atau penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan RAKERCAB.
Pasal 62
UNDANGAN RAKERCAB
1. Undangan RAKERCAB adalah seseorang atau beberapa orang yang dapat diundang oleh Dewan Pimpinan
Cabang untuk hadir dalam RAKERCAB.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam RAKERCAB, kecuali setelah mendapatkan izin dari Dewan
Pimpinan Cabang atau Pimpinan RAKERCAB.
Pasal 63
PANITIA RAKERCAB
1. Paaitia RAKERCAB ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan Cabang paling lambat 6 (enam) bulan sebelum
RAKERCAB dllaksanakan.
2. Pantia RAKERCAB diketuai secara fungsional oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang, terbagi atas:
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggara (Organizing Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seksi-seksi.
5. Tugas dan wewenang panitia RAKERCAB adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan RAKERCAB sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran
Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan RAKERCAB yang
meliputi:
- Acara dan jalannya RAKERCAB.
- Ketertiban RAKERCAB.
- Materi dan semua produk RAKERCAB, baik dalam rapat Paripurna maupun rapat Komisi.
6. Pembagian tugas diantara panitia RAKERCAB diatur lebih lanjut dalam rapat Dewan Pimpinan Cabang.
53
Pasal 64
TATA TERTIB RAKERCAB
Tata tertib RAKERCAB ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan RAKERCAB.
BAB XII
RAPAT ANGGOTA UNIT KERJA
Pasal 65
PESERTA RAPAT ANGGOTA ATAU RATA
1. RATA dihadiri oleh:
a. Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R.
b. Para anggota yang ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R.
2. Setiap pengurus Pimpinan Unit Kerja berhak hadir dalam RATA dan melaksanakan semua hak peserta atas dasar
jabatannya.
3. Sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum RATA dilaksanakan, Pimpinan Unit Kerja mengeluarkan
surat pemberitahuan kepada setiap anggota yang diundang untuk memilih utusan peserta ke RATA.
Pasal 66
PERSYARATAN PESERTA
1. Setiap calon peserta harus menjadi anggota yang mempunyai reputasi baik di Komisariat yang diwakilinya.
2. Setiap peserta atau peserta pengganti, dipilih dalam suatu rapat yang diadakan oleh masing-masing komisariat
yang diundang.
3. Untuk berhak mengirimkan peserta dalam RATA, anggota sudah harus membayar seluruh iuran kepada
Pimpinan Unit Kerja 2 (dua) bulan sebelum RATA.
4. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum melaksanakan RATA, masing-masing Komisariat yang
diundang harus sudah mengirimkan kepada Pimpinan Unit Kerja daftar peserta atau peserta pengganti yang akan
hadir pada RATA.
Pasal 67
HAK PESERTA
1. Mengikuti semua kegiatan dalam RATA.
2. Memberikan hak suara.
3. Setiap peserta mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Berbicara, mengeluarkan pendapat, menyampaikan usul dan mendukung usul perobahan, menolak atau
memberikan perbaikan dan atau penyempurnaan terhadap rancangan-rancangan ketetapan RATA.
Pasal 68
UNDANGAN RATA
1. Undangan RATA, adalah seseorang atau beberapa orang yang diundang oleh Pimpinan Unit Kerja untuk hadir
dalam RATA.
2. Undangan yang hadir tidak boleh berbicara dalam RATA, kecuali telah mendapatknn izin dari Pimpinan Unit
Kerja atau Pimpinan RATA.
Pasal 69
PANITIA RATA
1. Panitia RATA ditetapkan dalam rapat Pimpinan Unit Kerja paling lambat 6 (enam) bulan sebelum RATA
dilaksanakan.
2. Panaitia RATA diketuai secara fungsional oleh Ketua Pimpinan Unit Kerja, terbagi atas:
54
a. Panitia Pengarah (Steering Committee).
b. Panitia Penyelenggaran (Organising Committee).
3. Panitia Pengarah terdiri dari seorang Ketua dan dibantu oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh Ketua menurut
kebutuhan.
4. Panitia Penyelenggara terdiri dari:
a. Seorang Ketua.
b. Seorang atau lebih Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Seski-seksi.
5. Tugas dan wewenang Panitia RATA adalah:
a. Melaksanakan penyelenggaraan RATA sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Melaksanakan segala kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan dan pelayanan RATA yang meliputi:
- Acara dan jalannya RATA.
- Ketertiban RATA.
- Materi dan semua produk RATA.
6. Pembagian tugas diantara Panitia RATA diatur lebih lanjut dalam rapat Pimpinan Unit Kerja.
Pasal 70
TATA TERTIB RATA
Tata tertib RATA ditetapkan sebelum penetapan Pimpinan RATA.
BAB XIII
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 71
SUSUNAN ORGANISASI
Susunan organisasi FSP. FARKES/R terdiri dari:
1. Dewan Pimpinan Pusat.
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Divisi.
2. Dewan Pimpinan Daerah.
3. Dewan Pimpinan Cabang.
4. Pimpinan Unit Kerja.
BAB XIV
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 72
PEMBENTUKAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R dibentuk secara Nasional dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai mainimal 10 (sepuluh) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I/Propinsi dan atau
b. Mempunyai anggota minimal 10,000 orang.
Pasal 73
TUGAS DAN WEWENANG
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Dewan Pimpinan Pusat adalah badan pelaksana tertinggi FSP. FARKES/R, yang memiliki wewenang untuk
mengatur semua kebijaksanaan organisasi di tingkat nasional sampai perangkat dibawahnya sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 74
55
PEMBIDANGAN TUGAS PERSONALIA
DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Guna kelancaran penanganan segala masalah yang timbul, diadakan pengelompokan kegiatan-kegiatan
organisasi dan berbagai bidang yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan Surat Keputusan Dewan
Pimpinan Pusat untuk tiap pengurus organisasi.
2. Ketua Umum bertanggung jawab kedalam maupun keluar atas segala masalah yang dihadapi oleh organisasi,
Memimpin rapat-rapat organisasi serta mengkoordinir semua bidang-bidang organisasi
3. Para Ketua, memimpin satu bidang tertentu atau lebih sesuai dengan keadaann dimasing-masing tingkat
organisasi serta mewakili Ketua Umum jika Ketua Umum berhalangan.
4. Sekretaris Umum, Para Sekretaris atau Wakil Sekretaris memimpin pelaksanaan program dan kebijak-
sanaan organisasi sehari-hari termasuk urusan rumah tangga organisasi ditingkat masing-masing.
5. Pembidangan tugas para anggota pengurus lainnya ditetapkan oleh suatu keputusan rapat pengurus organisasi.
Pasal 75
DIVISI
1. Divisi adalah perangkat Dewan Pimpinan Pusat yang dibentuk dalam MUNAS sesuai dengan kebutuhan, untuk
melaksanakan tugas-tugas teknis organisasi FSP. FARKES/R secara professional..
2. Pembagian Divisi pada Dewan Pimpinan Pusat terddiri dari:
a. Divisi Penelitian dan Pengembangan Anggota.
b. Divisi Hukum dan Pembelaan.
c. Divisi Publikasi, Komunikasi dan Percetakan.
d. Divisi Pendidikan dan Kaderisasi.
e. Divisi Advokasi dan Pengerahan Massa.
f. Divisi Kesejahteraan, Sosial dan Ekonomi.
g. Divisi Perempuan dan Pekerja Muda.
h. Divisi-divisi lain jika dianggap perlu.
2. Divisi dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh sekurang-kurangnya satu orang anggota yang diangkat
dari anggota FSP. FARKES/R oleh Dewan Pimpinan Pusat.
BAB XV
DEWAN PIMPINAN DAERAH
Pasal 76
PEMBENTUKAN DEWAN PIMPINAN DAERAH
1. Dewan Pimpinan Daerah adalah badan pelaksanan FSP. FARKES/R ditingkat propinsi, yang memiliki
wewenang untuk mengatur semua kebijaksanaan organisasi ditingkat daerah sampai keseluruh perangkat
dibawahnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R dibentuk didaerah Tingkat I dengan ketentuan dan persyaratan
sebagai berikut:
a. Mempunyui 5 (lima) DPC setingkat Kabupaten/Kotamadya dipropinsi tersebut.
b. Mempunyai lebih dari 1 (satu) DPC dengan jumlah anggota 1,000 orang.
3. Apabila belum memenuhi persyaratan ayat 2 tersebut diatas maka pembentukan DPD FSP. FARKES/R akan
diatur tersendiri.
4. Setiap pembentukan Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R serta pengurusnya, disyahkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R
56
BAB XVI
DEWAN PIMPINAN CABANG
Pasal 77
DEWAN PIMPINAN CABANG
1. Dewan Pimpinan Cabang adalah badan pelaksanan FSP. FARKES/R ditingkat Kabupaten/Kotamadya, yang
memiliki wewenang untuk mengatur semua kebijaksanaan organisasi ditingkat cabang sampai keseluruh
perangkat dibawahnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
1. Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R dibentuk didaerah Tingkat II dengan ketentuan dan persyaratan
sebagai berikut:
a. Mempunyai minimal 5 (lima) Unit Kerja.
b. Mempunyai lebih dari 1 (satu) Unit Kerja dengan jumlah anggota 500 orang.
2. Apabila belum memenuhi persyaratan ayat 2 diatas, pembentukan DPC-FSP. FARKES/R akan diatur tersendiri.
3. Setiap pembentukan Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R serta pengurusnya disahkan oleh Dewan
Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R.
BAB XVII
PIMPINAN UNIT KERJA
Pasal 78
PEMBENTUKAN
PIMPINAN UNIT KERJA
.
1. Pimpinan Unit Kerja dibentuk pada tiap perusahaan atau unit perusahaan yang mempunyai calon anggota
minimal 10 (sepuluh) orang.
2. Bagi tiap perusahaan atau unit perusahaan yang belum memenuhi ketentuan ayat 1 diatas dapat dibentuk
Pimpinan Unit Khusus.
3. Setiap pembentukan Unit Kerja serta Pimpinannya disahkan oleh Dewan Pimpinan Cabang dengan mendapat
nomor Keputusan Unit Kerja (NRUK).
Pasal 79
TUGAS DAN WEWENANG
PIMPINAN UNIT KERJA (PUK)
1. Tugas dan wewenang PUK ditetapkan sebagai berikut:
a. Melakukan penyusunan, perundingan dan persetujuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
b. Melakukan perlindungan dan pembelaan terhadap anggota.
c. Melakukan keputusan lainnya berdasarkan aspirasi dari anggota.
d. Mengukuhkan dan melantik Komisariat.
e. Memonitor dan mengevaluasi masalah-masalah yang berkembang pada seluruh Komisariat dan
Anggota.
f. Melakukan pembinaan terhadap anggota.
2. Dalam melaksanakan semua wewenangnya, PUK bertanggung jawab kepada MUSNIK.
Pasal 80
KOMISARIAT
Komisariat adalah perpanjangan tanggan anggota dalam PUK, yang fungsi utamanya adalah:
1. Menyampaikan aspirasi anggota kepada PUK.
2. Menangani masalah keluh kesah anggota pada tingkat pertama dibagian/unit kerja.
3. Ikut merumuskan dan menetapkan kebijakan PUK dalam memperjuangkan PKB.
4. Meneruskan hasil-hasil keputusan rapat PUK dan informasi organisasi lainnya kepada Anggota.
5.
57
BAB XVIII
PENGAMBILAN SUMPAH PIMPINAN
Pasal 81
SUMPAH DAN JANJI PIMPINAN
Setiap anggota yang terpilih atau diangkat untuk suatu jabatan di FSP. FARKES/R, harus mengambil sumpah dan
janji berikut ini, yang dilakukan pada saat pelantikan.
Sumpah dan janji Pimpinan: “Demi Allah, saya bersumpah dan berjanji:
1. Bahwa saya akan melaksanakan tanggung jawab dn kewajiban saya dengan setia dan sungguh-sungguh,
melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan kebijakan-kebijakan organisasi lainnya.
2. Bahwa saya akan berusaha memajukan kepentingan anggota FSP. FARKES/R, para pekerja dan
masyarakat pekerja dimana saja.
3. Saya berusaha membela cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia serta kesejahteraan bagi
Rakyat Indonesia”
BAB XIX
SAHNYA MUSYAWARAH, RAPAT DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 82
SAHNYA MUSYAWARAH DAN RAPAT
Musyawarah Nasional, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, Musyawarah
Unit Kerja, Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, Rapat Kerja Cabang dan Rapat Anggota dianggap sah
apabila dihadiri lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah yang hadir.
Pasal 83
QUORUM SIDANG
Sidang-sidang Musyawarah Nasional, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, Musyawarah Kerja Nasional,
Musyawarah Unit Kerja, dianggap sah apabila dihadiri lebih dari 2/3 (dua pertiga) dari jumlah yang hadir.
Pasal 84
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan-keputusan sedapat mungkin diambil atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila tidak dicapai kata mufakat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 85
PEMILIHAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT
1. Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R dipilih oleh MUNAS.
2. Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R diatur dalam peraturan tata tertib MUNAS.
Pasal 86
PEMILIHAN
DEWAN PIMPINAN DAERAH
1. Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R dipilih oleh MUSDA.
2. Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Daerah FSP. FARKES/R diatur dalam peraturan tata-tertib MUSDA.
58
Pasal 87
PEMILIHAN
DEWAN PIMPINAN CABANG
1. Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R dipilih oleh MUSCAB.
2. Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Cabang FSP. FARKES/R diatur dalam peraturan tata tertib MUSCAB.
Pasal 88
PEMILIHAN
PIMPINAN UNIT KERJA
1. Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R dipilih oleh MUSNIK.
2. Tata cara pemilihan Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R diatur dalam peraturan tata tertib MUSNIK.
BAB XX
PERANGKAPAN JABATAN DAN
PENGGANTIAN ANTAR WAKTU
Pasal 89
PERANGKAPAN JABATAN
Pengurus Federasi Serikat Pekerja Farmsi dan Kesehatan Reformasi disemua tingkat organisasi hanya boleh
merangkap 1 (satu) jabatan diitingkat vertical dan tidak boleh merangkap jabatan ditingkat horizontal.
Pasal 90
PENGGANTIAN
PENGURUS ANTAR WAKTU
1. Pengurus FSP. FARKES/R disemua tingkatan dapat mengadakan penggantian pengurus antar waktu
bilamana ada satu lebih jabatan tersebut ada yang kosong.
2. Penggantian Pengurus antar waktu dilakukan melalui keputusan rapat pengurus masing-masing tingkatan.
BAB XXI
TINDAKAN INDISIPLINER
Pasal 91
DASAR DASAR INDISIPLINER
1, Melanggar suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2, Tidak mematuhi atau tidak mentaati perintah atau keputusan dari FSP. FARKES/R.
3. Menyalah gunakan atau mencoba menyalah gunakan uang atau harta benda milik FSP. FARKES/R atau
yang menjadi hak anggota, atau menahan harta benda atau barang milik organisasi untuk kepentingan sendiri
atau tidak menyerahkannya kepada yang berhak. Meminta, menuntut, menerima atau setuju untuk menerima
secara langsung atau tidak langsung dari perusahaan/assosiasi pengusaha/penasehat/konsultan pengusaha,
suatu pembayaran, pinjaman atau pemberian uang atau barang berharga lainnya dengan maksud tertentu yang
merugikan anggota.
5. Terbukti menyalah gunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
6. Tidak pernah aktif sama sekali selama 6 (enam) bulan berturut-turut.
Pasal 92
BENTUK BENTUK SANKSI
1. Sanksi organisasi dapat dikenakan kepada anggota dan atau pengurus FSP. FARKES/R yang melakukan
tindakan indisipliner
59
2. Surat peringatan pertama, kedua dan ketiga tidak harus diberikan secara berurutan, tergantung besar kecilnya
kesalahan yang dilakukan oleh seorang anggota atau pengurus berdasarkan penilaian rapat pengurus.
3. Skorsing, pemecatan sementara dan pemecatan selamanya yang diberikan berdasarkan keputusan rapat
pengurus yang disetujui perangkat organisasi dnn dilaporkan kepada MUNAS.
Pasal 93
PEMBELAAN DIRI DAN BANDING
1. Pembelaan diri seorang anggota dan atau pengurus FSP. FARKES/R atas pemecatan sementara dan atau
pemecatan selamanya yang dialaminya, secara berjenjang dilakukan dalam MUSNIK, MUSCAB, MUSDA,
MUKERNAS dan MUNAS.
2. Dalam rangka pembelaan diri, setiap anggota dan atau pengurus FSP. FARKES/R yang mempunyai keluhan
mengenai keputusan akhir yang mengakibatkan pemecatan dirinya, dapat mengajukan banding kepada pengurus
FSP. FARKES/R ataus satu tingkat diatasnya, dengan disertai bukti-bukti dan saksi-saksi yang melengkapi
banding dirinya.
Pasal 94
PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Dalam keadaaan terpaksa perangkat organisasi satu tingkat diatasnya mempunyai wewenang menetapkan pembekuan
kepengurusan perangkat dibawahnya, selanjutnya mengangkat pengurus sementara guna mengisi kekosongan
pengurus tersebut dan apabila memungkinkan mempercepat pelaksanaan musyawarah organisasi luar biasa.
BAB XXII
KEUANGAN
Pasal 95
SUMBER KEUANGAN
Sesuai dengan BAB X pasal 40 Anggaran Dasar FSP. FARKES/R, sumber keuangan, dana dan kekayaan organisasi
diperoleh dari:
a. Uang pangkal anggota.
b. Uang iuran bulanan anggota.
c. Dana konsolidasi dari hasil perjuangan organisasi.
d. Sumbangan dan pemberian yang tidak mengikat.
e. Usaha-usaha lain yang sah.
Pasal 96
UANG PANGKAL
1. Setiap calon anggota wajib membayar uang pangkal sebesar Rp.10,000.—pada waktu pendaftaran kepada PUK,
atau kepada peerangkat diatasnya apabila diperusahaan bersangkutan belum terbentuk PUK.
2. Uang pangkal dari calon anggota yang baru akan membentuk PUK diperusahaannya digunakan untuk memenuhi
keperluan keperluan anggota seperti:
a. Pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA).
b. Pengadaan sarana administrasi.
c. Pendidikan dasar keserikat pekerjaan bagi anggota dan pengurus PUK.
Pasal 97
UANG IURAN
1. Setiap anggota wajib membayar uang iuran seeiap bulan sekali yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
a. 1% (satu perseratus) dari UMK setempat.
b. Nilai pembulatan keatas.
c. Jika terjadi perubahan UMK maka secara otomatis iuran disesuaikan.
60
2. Pemungutan uang iuran bulanan anggota dilakukan dengan cara check off system (COS) oleh pengusaha yang
selanjutnya disalurkan kepada rekening bank Pimpinan Unit Kerja FSP. FARKES/R.
3. Pimpinan Unit Kerja selanjutnya menyetorkan uang iuran bulanan dari para anggota kepada rekening bank
masing-masing perangkat diatasnya.
4 . Terhadap uang iuran bulanan dari para anggota pada PUK setempat, maka uang iuran bulanan tersebut dibagi
kepada:
d. Pimpinan Unit Kerja sebesar 50%.
e. Perangkat diatas Unit Kerja 50%.
2. Pembagian untuk perangkat diatas Unit Kerja dibagi kepada:
a. Dewan Pimpinan Cabang 25%.
b. Dewan Pimpinan Daerah 15%.
c. Dewan Pimpinan Pusat 10%.
3. Untuk mendistribusikan uang iuran anggota kepada affiliasi ditingkat Nasional dan affiliasi ditingkat
Internasional adalah menjadi kewajiban Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 98
PEMBAGIAN DANA KONSOLIDASI,
SUMBANGAN DAN USAHA-USAHA LAIN
Ketentuan pembagian uang konsolidasi, sumbangan dan usaha-usaha lain yang sah akan diatur dengan Surat
Keputusan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R
Pasal 99
PENGGUNAAN UANG IURAN
1. Uang iuran yang diterima oleh masing-masing perangkat, dipergunakan untuk biaya operasional organisasi
sebagai berikut:
a. Biaya Organisasi (MUNAS, MUKERNAS, MUSNIK, rapat-rapat kerja, dll).
b. Biaya Pendidikan dan Latihan.
c. Biaya Advokasi, Pembelaan dan Perjuangan.
d. Biaya Riset dan Pengembangan Anggota.
e. Biaya Publikasi dan Komunikasi.
f. Biaya Kegiatan Sosial.
g. Biaya Pembangunan dan Sewa Kantor.
h. Biaya Pembekalan Kantor.
i. Biaya Sekretariat.
j. Biaya Affiliasi.
k. Biaya Peerjalanan Dinas Pengurus.
l. Honor dan Tunjangnn Pengurus.
m. Honor dan Tunjangan Staff.
n. Dan lain-lain.
2. Penetapan Anggaran Belanja Organisasi sebagaiman dimaksud pada ayat 1 diatas, dilakukan oleh Rapat
Pimpinan pada masing-masing tingkatan.
BAB XXIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 100
1. Dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, seluruh perangkat harus
sudah melakukan penyesuaian keberadaannya sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga ini.
61
2. Dengan ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggaran Rumah Tangga hasil MUNAS bulan
Januari 2006, dinyatakan tidak berlaku lalgi.
Pasal 101
P E N U T U P
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi yang akan dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta.
Pada tanggal : 14 Maret 2012.
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R
PIMPINAN SIDANG,
Ketua merangkap anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap anggota : Umriti Hud Bac. ( ttd )
62
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 007/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PROGRAM KERJA FSP. FARKES REFORMASI
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES Reformasi;
Menimbang :
1. Bahwa Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi adalah
pemegang kedaulatan organisasi FSP. FARKES/R yang berwenang menyusun, menetapkan dan
mengesahkan Program Umum Organisasi FSP. FARKES/R.
2. Bahwa Program Umum Organisasi telah dibahas dan dirumuskan oleh Komisi Program Kerja dan dapat
dijadikan landasan kegiatan operasional FSP. FARKES/R.
3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu adanya keputusan Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja
Farmasi dan Kesehatan Reformasi tentang pengesahan Program Kerja Umum Organisasi FSP.FARKES/R
Mengingat : 1. Landasan Idiil dan Konstitusi yakni Pancasila dan Undang2 Dasar 1945.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang tata
tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.004/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
4. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.005/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Pembentukan Komisi-Komisi MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: 1. Laporan hasil kerja Komisi Program Kerja Umum Organisasi FSP. FARKES/R.
2. Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV
FSP. FARKES/R tanggal 14 Maaret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN PROGRAM KERJA UMUM FSP. FARKES/R.
Menetapkan : Pertama : Program Kerja Umum Organisasi Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Kedua : Bahwa selanjutnya Program Kerja Umum FSP. FARKES/R adalah merupakan pedoman
dan landasan kegiatan operasional FSP. FARKES/R.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
63
( 2 )
Ditetapkan di : Jogyakarta
Pada tanggasl : 14 Maret 2012.
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Jawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
64
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
Jogyakarta, 13-15 Maret 2012
PROGRAAM UMUM ORGANISASI
Periode 2012 – 2017
I. PENDAHULUAN
Program umum organisasi Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP.
FARKES/R) ini merupakan program kerja secara umum untuk periode 5 (lima) tahun (2012
2017) dan disusun berdasarkan aspirasi anggota, evaluasi perkembangan organisasi pekerja saat
ini dan kondisi pekerja selama kurun waktu lima tahun terakhir, khususnya dilingkungan FSP. FARKES
Reformasi.
Dengan tetap mengedepankan aspirasi dan kepentingan anggota, maka perlu disusun program umum
organisasi dengan berlandaskan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi, sehingga
diharapkan dapat membmeri arah perjuangan FSP. FARKES/R dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan
serta cita-cita organisasi FSP. FARKES/R.
II. TUJUAN
Tujuan yang diharapkan dalam program umum organisasi ini adalah:
1. Terciptanya organisasi FSP. FARKES/R ynag kuat, mandiri, demokratis dan professional dan bersifat
Sosial dalam penanganan masalah2 hubungan industrial dan ketenagakerjaan secara umum.
2. Terciptanya peningkatan pencapaian hak-hak pekerja dan pembelaan kepentingan anggota FSP.
FARKES/R pada khususnya serta para pekerja pada umumnya.
3. Terciptanya peningkatan kesejahteraan anggota dalam rangka mengisi pembangunan ekonomi bangsa.
III. SASARAN
Sasaran dari program umum FSP. FARKES/R ini diarahkan untuk:
1. Terwujudnya organisasi FSP. FARKES/R yang independent dan bertanggung jawab dengan senantiasa
memperjuangkan hak-hak pekerja dan kepentingan anggota oleh para kader yang cerdas, militan,
trampil dan professional.
2. Terwujudnya solidaritas antara sesama anggota FSP. FARKES/R dalam rangka meningkatkan rasa
kesetiakawanan sesama pekerja.
3. Terwujudnya integritas dan moralitas para anggota dan pengurus dalam berorganisasi.
4. Tersujudnya peningkatan sumber daya manusia dalam memberdayakan potensi yang dimiliki oleh
organisasi FSP. FARKES/R.
5. Terwujudnya satu pedoman yang terarah bagi seluruh anggota dan pengurus pada seluruh perangkat
dalam berorganisasi.
IV. BIDANG-BIDANG KEGIATAN
1. Pengembangan Organisasi: a. Melaksanakan kegiatan2 penyuluhan organisasi ke perusahaan2 yang belum
membentuk unit kerja untuk memberikan motivasi kepada para pekerja tentang
pentingnya keberadaan organisasi FSP. FARKES/R dalam perusahaan tersebut.
b. Melakukan peningkatan kerjasama dan membangun aliansi strategis dengan Serikat
Pekerja/Serikat Buruh dan lembaga-lembaga lainnya untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan organisasi dan pengembangannya.
65
c. Melakukan pembentukan unit kerja – unit kerja baru dengan cara;
> Melakukan upaya penyuluhan kepada para pekerja tentang pentingnya
berorganisasi dan manfaat keberadaan FSP. FARKES/R sebagai pilihan dalam
berorganisasi.
> Memberikan buku-buku dan menerbitkan brosur-brosur tentang organisasi FSP.
FARKES/R serta media info FARKES/R via internet.
d. Melakukan konsolidasi organisasi melalui penataan administrasi terkait
keanggotaan dengan cara:
> Pembuatan KTA (Kartu Tanda Anggota).
> Pembuatan bank data organisasi FSP. FARKES/R.
> Waktu komunikasi yang tepat dalam penggunaan website.
2. Pendidikan dan Kaderisasi: a. Membangun lembaga pendidikan dan pelatihan, baik formal maupun informal
sebagai kegiatan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan ditingkat pusat.
b. Meningkatkan pelaksanaan program pendidikan perburuhan baik secara kwalitatif
maupun kwantitatif khususnya tenaga-tenaga spsialis seperti;
> Juru didik.
> Juru runding.
> Administrasi.
> Ekonomi perburuhan.
> Keuangan.
> Undang-Undang perburuhan.
c. Mengadakan kegiatan penerbitan pelajaran atau informasi dengan berbagai bentuk
antara lain:
> Majalah.
> Bullletin.
> Leaflet.
> Poster.
> Brosure.
> Dan lain-lain.
d. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dan menjalin aliansi strategis dengan:
> Lembaga Pemerintah.
> Organisasi Pekerja Nasional.
> Organisasi Pekerja Internasional.
> Perguruan Tinggi.
e. Menumbuhkan semangat belajar melalui pertemuan2 organisasi yang bersifat
koordinatif melalui:
> Forum-forum diskusi formasl.
> Forum-forum diskusi informal.
> Seminar, workshop.
3. Ekonomi Perburuhan a. Memperjuangkan terciptanya kebijakan pola pengupahan yang lebih baik, bukan
hanya dalam kerangka penetapan UMP/MK, tetapi juga komponen2 upah lainnya.
b. Mendorong terciptanya usaha-usaha mandiri oleh pekerja melalui;
> Koperasi.
> Pengumpulan dana secara mandiri oleh seluruh anggota FSP. FARKES/R untuk
membangun usaha produktif.
c. Memperjuangkan terciptanya kebijakan ekonomi baru yang lebih baik dan
berpihak kepada pekerja.
66
4. Pembelaan dan Perlindungan Anggota a. Perlu lebih ditingkatkan bentuk lembaga pembelaan yang telah dimiliki oleh FSP.
FARKES/R melalui jalinan kerjasama dengan:
> Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
> Pengacara yang memiliki kepedulian terhadap pekerja.
b. Memperjuangkan penyempurnaan atau pembaharuan produk perundang-undangan
Ketenagakerjaan yang tidak relevan dengan perkembangan saat ini atau kurang
memenuhi aspirasi pekerja.
c. Melakukan pengawasan terhadap lembaga PHI dalam melakukan penyelesaian
hukum kasus-kasus perburuhan.
d. Senantiasa melakukan pengawasan terhadap penerapan ketentuan ketenagakerjaan
diperusahaan, sehingga bila terjadi penyimpangan dan pelanggaran atas pelaksanaan-
nya dapat diketahui dengan cepat.
e. Senantiasa menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan sill dan kemampuan
fungsionaris FSP. FARKES/R diberbagai perangkat sehingga mampu melaksana-
kan tugas sebagai pembela dan pelindung anggotanya.
5. Perlindungan pekerja Perempuan dan Anak. a. Mengupayakan terselenggaranya sistim perlindungan secara terpadu bagi pekerja
perempuan dan anak.
b. Mendorong terbentuknya suatu badan khusus yang menangani masalah pekerja
perempuan dan anak.
c. Memperjuangkan terselenggaranya ketentuan hukum tentang perlindungan pekerja
perempuan dan anak yang lbeih menyentuk secara langsung terhadap keberadaan
mereka dalam hubungan kerja serta aspek kesejahteraan sosialnya.
d. Mengusahakan suatu usaha khusus bagi peningkatan kesejahteraan pekerja
perempuan dan anak melalui:
> Usaha penitian bayi/balita bagi anak pekerja perempuan di perusahaan.
> Usaha peningkatan gizi bagi bayi/balita untuk pekerja perempuan diperusahaan
dengan membmerikan makanan tambahan dan vitamin.
6. Hubungan Kerjasama Internasional.
a. Membangun hubungan dan kerjasama dengan organisasi serikat pekerja dan lembaga
perburuhan Internasional, khususnya dengan organisasi yang sejenis dan mempunyai
kepentingan yang sama/identik dengan orientasi perjuangan organisasi FSP.
FARKES/R.
b. Mempublikasikan keberadaan FSP. FARKES/R beserta seluruh program-program
kegiatannya dikalangan lembaga perburuhan internasional, sehingga diharapkan
muncul interaksi yang mengarah kepada terciptanya kesepakatan-kesepakatan dalam
mengadakan hubungan kerjasama.
7. Penelitian dan Pengembangan. a. Membentuk suatu lembaga riset yang khusus mengkaji masalah-masalah:
> Ekonomi perburuhan dan politik.
> Kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan nasib pekerja.
> Dampak-dampak sosial yang timbul terhadap PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
> Pengupahan.
> Syarat2 kerja di perusahaan.
b. Melakukan penelitian terhadap kebijakan-kebijakan strategis yang menyangkut
kondisi perburuhan sehingga dapat dimunculkan cara penanggulangannya.
67
c. Mempublikasikan hasil-hasil penelitian yang dilakukan kepada lembaga2 lain.
8. Komunikasi dan Penerbitan. a. Mengadakan kegiatan penerbitan majalah intern organisasi yang mempublikasikan
perkembangan dan kegiatan FSP. FARKES/R serta menginformasikan
perekembangan2 dalam dunia usaha, perburuhan, pemerintahan dan lainnya.
b. Melakukan kerjasama dengan media massa lain untuk mempublikasikan kegiatan dan
aktifitas organisasi FSP. FARKES/R.
---------------------------------------------
68
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 008/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R/III/2012
TENTANG
PENGESAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI
FSP. FARKES/R
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES Reformasi;
Menimbang : 1. Bahwa untuk menyusun dan menetapkan pengelolaan kekuangan organisasi Federasi Serikat Pekerja
Farmasi dan Kesehatan Reformasi yang dibuat dan disusun dalam perencanaan yang terukur.
Bahwa penataan dan pengelolaan keuangan secara sentralisasi menjadikan organisasi Federasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi menjadi effisien, professional dan dapat mmpertanggung
jawabkan penggunaannya kepada anggota.
2. Bahwa oleh karenanya dipandang perlu adanya keputusan Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi tentang Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Organisasi FSP. FARKES/R.
Mengingat : 1. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang tata
tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 004/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Laporan Pertanggung Jawaban DPP. FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 005/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Pembentukan Komisi-Komisi MUNAS IV FSP. FARKES/R.
4. Keputusan MUNAS IV FSP.FARKES/R No. 006/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: 1. Laporan hasil kerja Komisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi FSP. FARKES/R.
2. Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV
FSP. FARKES/R tanggal 14 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
ORGANISASI FSP. FARKES/R.
Menetapkan
Pertama : Pengelolaan Keuangan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi dibuat
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi yang bersifat Sentralisasi sebagaimana
terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Kedua : Bahwa selanjutnya Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi membuat
perencanaan pengelolaan keuangan 1 (satu) tahun sekali dan memberikan laporan keuangan
setiap 6 (enam) bulan sekali.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
69
Ditetapkan di : Jogyakarta
Pada tanggal : 14 Maret 2012
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Djawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
70
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 009/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PENGESAHAN REKOMENDASI FSP. FARKES REFORMASI
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R,
Menimbang : 1. Bahwa Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi adalah
Pemegang kedaulatan tertinggi organisasi FSP. FARKES/R yang berwenang menetapkan langkah,
kebijakan dan penekanan kepada lembaga-lembaga lain.
2. Bahwa Rekomenadi Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi
telah dibahas dan dirumuskan oleh Komisi Rekomendasi dan akan ditindak lanjuti kepada Lembaga-
Lembaga teerkiat diluar FSP. FARKES/R.
3. Bahwa oleh karenanya dipandang perlu adanya Keputusan Musyawarah Nasional Federasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi tentang Pengesahan Program Kerja Umum Organisasi FSP.
FARKES/R.
Mengingat :
1. Landasan Idiil dan Konsititusional yakni Pancasila dan Undang2 Dasar 1945.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 002/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R/III/201 tentang tata
tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 004/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R.
4. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.005/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Pengesahan Pembentukan Komisi-komisi MUNAS IV FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: 1. Laporan hasil Kerja Komisi Rekomendasi Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan
Kesehatan Reformasi.
2. Usul, saran dan pendapat yang dikemukakan peserta dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV
FSP. FARKES/R tanggal 14 Maret 2012.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN REKOMENDASI MUSYAWARAH
NASIONAL IV FSP. FARKES/R.
Menetapkan :
Pertama : Rekomendasi Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Kedua : Bahwa selanjutnya Rekomendasi Musyawarah Nnasional IV Federasi Serikat Pekerjja
Farmasi dan Kesehatan Reformasi adalah merupakan pedoman dan landasan dasar organisasi
FSP. FARKES/R dalam menjalin hubungan dan kerjasama dengan Lembaga-lembaga lain.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
71
Ditetapkan di : Jogyakarta
Pada tangngal : 14 Maret 2012
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Djawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
72
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
Jogyakarta, 13-15 Maret 2012
RESOLUSI DAN REKOMENDASI
SECARA MAKRO:
1. Tinjauan Ekonomi. a. Kebijakan ramah investasi harus dibarengi kebijakan yang ramah lingkungan, hak dan
kepentingan pekerja dengan memberantas habis segala bentuk korupsi, kollusi dan nepotisme,
pungutan liar, yang mengakibatkan biaya tinggi (high cost economy) dengan menjadikan hukum
dan hak azasi manusia (HAM) sebagai pengawal ketertiban dan pembangunan.
b. Kebijakan pembangunan hutang/hair cut atau debt swapt perlu terus diperjuangkan secara
optimal melalui dipolomat-diplomat yang handal dan memahami situasi dan kondisi bangsa
dan negara.
c. Kebijakan moneter harus mampu menggerakkan sektor riil, sehingga mampu menciptakan
lapangan kerja dalam rangka menanggulangi pengangguran.
d. Kebijakan investasi langsung hendaknya diarahkan untuk menggerakkan ekonomi yangberbasis
dipedesaan dalam bidang pertanian dengan memberdayakan tanah-tanah kosong yang produktif
yang selama ini dibiarkan terlantar, demikian halnya dengan bidang perikanan.
e. Membangun infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi dipedesaan dengan membuka
membuka kesempatan berusaha dan bantuan sosial serta pemasarannya.
2. Tinjauan Politik. a. Mendukung kebijakan Pemerintah dalam menegakkan prinsip Good, Clean Governance.
b. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan,
bukan bersifat sukarela.
c. DPR-RI dan DPRD hendaknya tidak menjadi alat partai semata, tetapi juga harus menjadi alat
perjuangan untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyat, termasuk didalamnya pekerja/buruh
dan keluarganya yang telah ikut berjasa mengantarkan mereka kegedung rakyat.
SECARA MIKRO:
Upah murah sebagai salah satu keunggulan komparatif bagi investor sudah tidak relevan lagi. Upah minimum
pekerja/buruh harus sesuai dengan kebutuhan hidup layak selama satu bulan. Untuk itu kebijakan Pemerintah
dalam hal ramah investasi tidak boleh mengabaikan kepentingan dan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi
(FSP.FARKES/R) menyatakan dengan tegas;
a. Mendukung penetapan upah minimum berdasarkan standar hidup layak, yang ditetapkan setiap
tahun dan menolak penyesuaian UMP/UMK untuk ditetapkan menjadi 2 (dua) tahun.
b. Mendukung pemberlakuan upah minimum sektoral.
c. UMP/UMK hanya berlaku untuk segmen usaha kecil menengah (UKM) sebagai safety
net/Jaring pengaman sosial, sedangkan bagi usaha industri besar upah minimumnya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
d. Bagi pekerja/buruh dengan masa kerja diatas 1 (satu) tahun, tidak boleh diberlakukan upah
minimum, tetapi upah sundulan yang besarnya ditetapkan melalui perundingan bersama antara
Serikat Pekerja atau Wakil Pekerja (jika belum terbentuk Serikat Pekerja) dengan pengusaha.
e. Karena nilai kebutuhan hidup layak (KHL) yang diatur dalam PERMENAKERTRANS No.
73
17/Men/ VIII/2005 tentang komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian Kebutuhan Hidup
Layak (KHL), lebih rendah dari Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) dan nilainya dihitung
dari kebutuhan hidup pekerja/ buruh lajang, yang tentunya sangat tidak sesuai dengan
kebutuhan hidup riil pekerja/buruh dan keluarganya, maka dengan ini FSP. FARKES/R
menyatakan bahwa PERMENAKERTRANS tersebut harus dicabut dan diganti dengan standar
KHL yang benar-benr menjamin pekerja/buruh dan keluarganya untuk dapat hidup secara layak
dalam setiap bulannya.
f. Permenakertrans No. Per-15/Men/2005 tentang Waktu Kerja di Perusahaan Pertambangan
Umum, harus dicabut karena muatannya tidak jelas dan tidak manusiawi.
g. Reformasi dibidang ketenagakerjaan yang meliputi UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh, UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 2 Tahun
2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, UU No. 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial
Nasional (SJSN), harus bersinergi dan sinkron, tidak saling bertentangan antara yang satu
dengan yang lainnya.
h. Ssistim outsourcing dan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) yang diatur UU No. 13 Tahun
2003, adalah merupakan praktek perbudakan modern yang menghilangkan hak-hak dasar
pekerja, kepastian kerja dan job security. Bagi pekerja tetap/ppermanent, hal ini menjadi
ancaman nyata yang sangat serious, yang mana tindakan PHK sepihak sedemikian marak
terjadi digantikan oleh pekerja kontrak. Kondisi ini tentu menjadikan iklim kerja dan investasi
menjadi tidak kondusif karena pekerja dibuat cemas dan gelisah atas kondisi ini, sehingga
menurunkan motivasi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, FSP. FARKES/R menegaskan
hapus praktek outsourcing dan PKWT yang nyata-nyata mengeksploitasi pekerja/buruh tanpa
hubungan kerja dan upah yang jelas.
i. FSP. FARKES/R menolak pengurangan nilai paket kompensasi/pesangon sebagaimana
ditetapkan dalam pasal 156 UU No. 13 Tahun 2003, serta mencabut surat edaran No.
B.600.Men/SJ-HK/VIII/2005 yang menghilangkan hak pekerja/buruh yang mengundurkan diri
atas uang penggantian perumahan, pengobatan dan perawatan sebagaimana diatur dalam pasal
156 ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003.
j. FSP. FARKES/R menolak reduksi peran serikat pekerja untuk melakukan perundingan yang
oleh Pemerintah dan Pengusaha diorientasikan melalui Lembaga Bipartite.
k. FSP. FARKES/R menolak upaya sistimatis yang selalu dilakukan oleh Pemeintah untuk
merevisi UU No. 13 Tahun 2003 menjadi lebih buruk.
l. FSP. FARKES/R mendukung penuh terselenggaranya Sistim Jaminan Sosial Nasional dan
ditetapkannya RUU BPJS menjadi Undang-Undang.
Kesejahteraan Pekerja/Buruh:
a. FSP. FARKES/R mendukung program penyediaan rumah murah untuk pekerja/buruh melalui pemberdayaan PT.
Jamsostek sebagai penunjang financial dalam rangka pemenuhan kebutuhan pekerja/buruh peserta Jamsostek
terhadap perumahan yang layak dan sehat.
b. Memberikan insentif kepada pekerja dengan peningkatan nilai pendapatan tidak kena pajak (PTKP).
c. Memberlakukan PTKP PPh 21 kepada pekerja perempuan sama nilainya dengan pekerja laki-laki (menghilangkan
diskriminasi).
d. Meninngkatkan nilai jaminan dalam program Jamsostek, dimana Pemeerintah mempunyai tanggung jawab
membayar iuran Jamsostek sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pekerja dan Pengusah .
e. Menghimbau Pengusaha dan Pemerintah untuk menghindari tindakan rasionalisasi dan PHK pekerja dengan alasan
high cost economy.
74
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 010/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
PENGESAHAN KETUA UMUM DAN KOMPOSISI PERSONALIA
KEPENGURUSAN DPP-FSP. FARKES REFORMASI
PERIODE 2012-2017
Dengan Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa,
Musyawarah Nnasional IV FSP. FARKES/R;
Menimbang :
1. Bahwa dengan terpilihnya Ketua Umum yang baru, perlu adanya Komposisi dan Personalia
Kepengurusan yang membantu Ketua Umum dalam menjalankan roda Organisasi Federasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi.
2. Bahwa dalam memilih dan menetapkan Komposisi dan Personalia Kepengurusan FSP.FAR- KES/R
adalah hak Ketua Umum dengan dilandasi aspiratif dan kemampuan personalianya.
3. Bahwa oleh karenanya dipandang perlu adanya keputusan Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat
Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi tentang pengesahan Komposisi dan Personalia Kepengurusan
FSP. FARKES/R periode 2012-2017.
Mengingat : 1. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.002/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang tata
tertib MUNAS IV FSP. FARKES/R.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No.006/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
3. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 02/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012 tentang
Pengesahan Tata Cara Pemilihan Ketua Umum FSP. FARKES/R.
Memperhatikan :
Mandat Pimpinan Sidang Paripurna Musyawarah Nasional IV FSP. FARKES/R untuk melengkapi Komposisi
Kepengurusan DPP.FSP. FARKES/R.
M E M U T U S K A N
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG PENGESAHAN KOMPOSISI DAN PERSONALIA
KEPENGURUSAN DPP-FSP. FARKES REFORMASI PERIODE 2012-2017.
Menetapkan : Pertama : Musyawarah Nasional Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi memberi
wewenang kepada Ketua Umum terpilih FSP. FARKES/R untuk menyusun dan menetapkan
Komposisi dan Personalia Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat FSP. FARKES/R periode
2012-2017.
Kedua : Musyawarah Nasional IV Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi
menetapkan dan mengesahkan Komposisi dan Personalia Kepengurusan DPP-FSP.
FARKES/R periode 2012-2017.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
75
Ditetapkan di : Jogyakarta
Pada tanggal : 15 Maret 2012
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL IV
FSP. FARKES/R,
Ketua merangkap Anggota : Suwaldji ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Djawarman Husa SH ( ttd )
Wakil Ketua merangkap Anggota : Suharno ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Sasmita ( ttd )
Sekretaris merangkap Anggota : Umriti Hud BAc. ( ttd )
PERATURAN ORGANISASI
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 001/DPP.FSP.FARKES-R/V/2012
TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
No. 009/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI
FSP. FARKES REFORMASI.
Menimbang : 1. Bahwa dalam MUNAS IV FSP. FARKES/R bulan Maret tahun 2012 di Jogyakarta,
telah disepakati anggota dan dituangkan dalam Surat Keputusan tentang pengelolaan
keuangan organisasi Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi.
2. Bahwa untuk menjadi organisasi yang kuat, mandiri dan professional, penataan dan
pengelolaan keuangan harus didukung anggota dengan cara mematuhi aturan organisasi
yang diantaranya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah diputuskan
bersama, disamping perlunya pengembangan organisasi FSP. FARKES/R yang lebih
komprehensif.
3. Bahwa keputusan yang telah disepakati anggota dalam MUNAS IV tentang pelaksanaan
pembayaran iuran sebesar 1% (satu perseratus) dari UMK/P dijadikan dasar penetapan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi FSP. FARKES Reformasi dalam
1 (satu) tahun kedepan.
4. Bahwa untuk itu perlu diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) sebagai aturan
pelaksanaan keputusan MUNAS IV tersebut.
Mengingat : 1. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 009/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi FSP. FARKES/R.
76
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 008/MUNAS IV/FSP. FARKES-R
tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja DPP.FSP. FARKES/R periode 2012-2017.
M E M U T U S K A N
PERATURAN ORGANISASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN
KESEHATAN REFORMASI TENTANG ATURAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN
MUNAS IV TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI.
( 2 )
Menetapkan :
Pertama : Pengelolaan keuangan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi dibuat dengan mengacu kepada Rencana Anggaran Penda -
patan dan Belanja Organisasi sebagaimana terlampir.
Kedua : Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
Reformasi yang membuat perencanaan pengelolaan keuangan memberi-
kan laporan keuangan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada perangkat
dibawahnya termasuk anggota.
Ketiga : Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal 01 Agustus 2012.
Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : 29 Juni 2012
DEWAN PIMPINAN PUSAT
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI,
Djufnie Ashary Idris Idham SE Ketua Umum. Sekretaris Umum.
77
Lampiran I:
Peraturan Organisasi No. 001/DPP-FSP.FARKES-R/V/2012 tentang Peraturan
Pelaksanaan Keputusan MUNAS IV Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Organisasi FSP. FARKES/R:
1. DPP-FSP. FARKESR sebagai perencana dan pembuat Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Organisasi mentargetkan perencanaan yang baik untuk
menjadikan keuangan FSP. FARKES/R kuat, mandiri dan professional sehingga tidak
tergantung dengan sponsor asing atau pihak lain.
.
2. Besaran 1% (satu perseratus) dari Upah Minimum Kab/Kota/Propinsi di seluruh
Indonesia berkisar antara Rp.8,000.—sampai dengan Rp.18,000.—
3. DPP-FSP. FARKES/R mewajibkan anggota menyetorkan uang iuran sebesar
Rp.5,000.— (lima ribu rupiah) per-anggota per-bulan ke kas DPP-FSP. FARKES/R.
Angka tersebut adalah angka mutlak yang berlaku diseluruh anggota dan menjadi angka
dasar perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi.
Dengan asumsi atau perkiraan jumlah anggota sebanyak 15,000 (lima belas ribu)
anggota dan membayar sesuai dengan kewajiban, maka DPP-FSP. FARKES/R akan
dapat mengelola keuangan untuk berbagai kegiatan/pelayanan organisasi (Akan
terkumpul uang iuran sekitar Rp.75,000,000.—sebulan atau Rp.900,000,000.—per-
tahun).
4. Ketidak patuhan/taatan anggota melaksanakan aturan pelaksanaan organisasi berakibat
pada pemberian Surat Peringatan (SP) I, II dan III sebagai peringatan terakhir.
Setiap Surat Peringatan (SP) yang berlaku 3 (tiga) bulan sesuai dengan yang diatur
dalam AD/ART Organisasi, sehingga apabila tidak mengindahkan, anggota dapat
dikeluarkan dari organisasi, karena dianggap menghambat perkembangan organisasi
secara keseluruhan.
Jakarta, 29 Juni 2012
Dewan Pimpinan Pusat
FSP. FARKES/R,
78
Djufnie Ashary Idris Idham SE Dra. Hesti Adininggar Ketua Umum. Sekretaris Umum. Bendahara Umum.
Lampiran II
RENCANA PENDAPATAN DAN BELANJA TAHUNAN ORGANISASI DPP-FSP. FARKES/R.
A. Total Penerimaan per-tahun : 12 x Rp.75,000,000.-- Rp.900,000,000.—
B. Pembelanjaan: 1. Pembelian kantor : 12 x Rp.15,000,000.-- Rp. 180,000,000.—
2. Tabungan Kongres : 12 x Rp. 7,500,000.-- Rp. 90,000,000.—
3. Tabungan Muspim : 12 x Rp. 5,000,000.-- Rp. 60,000,000.—
4. Iuran ke KSPI : 12 x Rp. 1,000,000.-- Rp. 12,000,000.—
5. Iuran ke PSI : per-tahun Rp. 8,000,000.—
6. Iuran ke ICEM : per-tahun Rp. 8,000,000.—
7. Sewa Listrik : 12 x Rp. 300,000.-- Rp. 3,600,000.—
8. Biaya Telephone : 12 x Rp. 700,000.-- Rp. 8,400,000.—
9. Alat2 Tulis/kantor : per-tahun Rp. 30,000,000.—
10. Pelatihan Dasar : 5 x Rp.20,000,000.-- Rp. 100,000,000.—
11. Pelatihan Lanjutan : 5 x Rp.20,000,000.-- Rp. 100,000,000.—
12. Komunikasi : 12 x Rp. 1,500,000.-- Rp. 18,000,000.—
13. Pembelaan/Advokasi : per-tahun Rp. 48,000,000.—
14. Litbang & Organizing : per-tahun Rp. 30,000,000.—
15. Biaya Rapat-Rapat : 2 bulan sekali Rp. 12,000,000.—
17. Honor Staff : 12 x 1 x Rp.2,500,000.-- Rp. 30,000,000.—
18. Honor Full-timer : 12 x 2 x Rp.2,500,000.-- Rp. 60,000,000.—
19. Honor Ketum/fulltime : 12 x Rp.5,000,000.-- Rp. 60,000,000.—
20. Honor Sekum/parttime : 12 x Rp.1,500,000,-- Rp. 18,000,000.—
21. Transport Pengurus : 12 x Rp.1,000,000.-- Rp. 12,000,000.—*)
22. Uang Makan Pengurus : 12 x Rp.1,000,000.-- Rp. 12,000,000.—*)
-------------------------------------
C. Total Pengeluaran/Pembelanjaan Rp.900,000,000.—
------------------------------------
D. Saldo Akhir Rp. 0
Catatan: 1. *) = Untuk setiap pengurus diluar penerima honor yang datang/hadir dikantor DPP pada hari2 kerja.
2. Rencana penerimaan sebesar tsb. diatas (Rp.900,000,000.--) dengan asumsi jumlah anggota 15,000 orang,
dan setiap anggota membayar @ Rp.5,000.—per-anggota/bln ke DPP, sebagai kompensasi dari besaran
iuran menurut AD/ART sebesar 1% dari gaji UMP/UMK yang diatur dalam Peraturan Organisasi ini.
3. Dengan adanya kepastian iuran seperti tsb. diatas, maka DPP tidak perlu lagi meminta sumbangan untuk
berbagai hal: sumbangan THR, May Day, MUNAS, RAKERNAS, dll, karena semua sudah dicakup oleh
iuran yang dibayar.
4. Akan diupayakan melalui bantuan DPP, setiap wilayah akan diusahakan mempunyai kantor sendiri
dengan urutan prioritas wilayah yang secara real mempunyai lebih banyak PUK dan Anggota.
5. Sekali lagi kebijakn ini dibuat berdasarkan kebutuhan riil DPP yang aktivitasnya jauh lebih banyak dari
perankat lainnya, seperti telihat dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan Organisasi
tersebut diatas.
79
Jakarta, 2 Juni 2012
PERATURAN ORGANISASI
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
No. 001/DPP.FSP.FARKES-R/V/2012
TENTANG PELAKSANAAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL IV
No. 009/MUNAS-IV/FSP.FARKES-R/III/2012
TENTANG
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI
FSP. FARKES REFORMASI.
Menimbang : 1. Bahwa dalam MUNAS IV FSP. FARKES/R bulan Maret tahun 2012 di Jogyakarta, telah
disepakati anggota dan dituangkan dalam Surat Keputusan tentang pengelolaan keuangan
organisasi Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi.
2. Bahwa untuk menjadi organisasi yang kuat, mandiri dan professional, penataan dan pengelolaan
keuangan harus didukung anggota dengan cara mematuhi aturan organisasi yang diantaranya
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah diputuskan bersama, disamping
perlunya pengembangan organisasi FSP. FARKES/R yang lebih komprehensif.
3. Bahwa keputusan yang telah disepakati anggota dalam MUNAS IV tentang pelaksanaan
pembayaran iuran sebesar 1% (satu perseratus) dari UMK/P dijadikan dasar penetapan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi FSP. FARKES Reformasi dalam 1 (satu) tahun
kedepan.
4. Bahwa untuk itu perlu diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) sebagai aturan pelaksanaan
keputusan MUNAS IV tersebut.
Mengingat : 1. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 009/MUNAS-IV/FSP. FARKES-R
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi FSP. FARKES/R.
2. Keputusan MUNAS IV FSP. FARKES/R No. 008/MUNAS IV/FSP. FARKES-R
tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FSP. FARKES/R.
Memperhatikan: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja DPP.FSP. FARKES/R periode 2012-2017.
M E M U T U S K A N
PERATURAN ORGANISASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN
REFORMASI TENTANG ATURAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN MUNAS IV TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ORGANISASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA
FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI.
80
SUSUNAN PERSONALIA
DEWAN PIMPINAN PUSAT
FEDERASI SERIKAT PEKERJA FARMASI DAN KESEHATAN REFORMASI
(DPP-FSP. FARKES/R0
Periode 2012 – 2017
Hasil Keputusan MUNAS IV No. 010/MUNAS IV/FSP.FARKES-R/III/12
1, Ketua Umum : Sdr. Djufnie Ashary.
2. Ketua, Bidang K3 : Sdr. Dr. Ahmad Azhari.
3. Ketua, Bidang Hubungan Luar Negeri & Perempuan : Sdri. Tuti Suwartini SE.
4. Ketua, Bidang Hukum, Pembelaan dan PKB : Sdri. Nunung Nurhayati SH.
5. Ketua, Bidang Organisasi dan Pekerja Muda : Sdri. Aminah.
6. Ketua, Bidang Advokasi dan Pengerahan Massa : Sdr. H. Irsani Sugilan.
7. Ketua, Bidang Pendidikan : Sdri. Umriti Hud BAc.
8. Ketua, Bidang Sosek, Olahraga dan Komunikasi : Sdr. Suharno.
9. Ketua, Bidang Riset dan Pengembangan Organisasi : Sdri. Rita Hendratiningsih.
10. Sekretaris Umum : Sdr. Idris Idham SE.
11. Sekretaris, Bidang Organisasi dan K3 : Sdri. Srihati PK SSi.
12. Sekretaris, Bidang Hukum, Pembelaan dan PKB : Sdr. Iwan Setiawan.
81
13. Sekretaris, Bidang Hubungan Luar Negeri : Sdri. Evi Krisnawati.
14. Sekretaris, Bidang Perempuan dan Pekerja Muda : Sdri. Ampuramawati.
15. Sekretaris, Bidang Sosek, Olahraga dan Komunikasi : Sdr. Slamet.
16. Sekretaris, Bidang Advokasi dan Pengeraham Massa : Sdr. Sasmita.
17. Sekretaris, Bidang Riset dan Pengembangan Organisasi : Sdri. Lamria Siahaan.
18. Sekretaris, Bidang Pendidikan : Sdri. Yemmi Anirianti.
19. Bendahara Umum : Sdri. Hesti.
20. Bendahara : Sdri. Wantiti Windi Astuti.
21. Bendahara : Sdri. Haryanti.
Anggota Pleno:
1. Sdr. Nurman.
2. Sdr. Eko Suyono.
3. Sdr. Suwaldji.
4. Sdr. Drs. Djawarman Husa SH. MPd.
5. Sdr. Deddy Prasetyo SH.
6. Sdri. Hj. Rohima Thomas.
7. Sdr. Suriadji Suryajaya.
--------------------------------------------------------------------
top related