health and wellness tourism tugas individu
Post on 19-Jul-2015
50 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Tugas Individu Issu Terkini Pariwisata
TANGGAL: 20 JANUARI 2011 JUDUL TUGAS:
Konsep dan Trend Health and Wellness
Tourism
NAMA KARYASISWA:
I GUSTI BAGUS RAI UTAMA
DOSEN PENILAI:
DR. IR. A.A.G. SURYAWAN W, MSC
NIM. 1090771010 PROGRAM: PPS S3 PARIWISATA
UNUD
Konsep dan Trend Health and Wellness Tourism
Abstrak
Di tengah rutinitas dan kesibukan, manusia berusaha ingin keluar dari
rutinitas dengan mengadakan perjalanan untuk mendapatkan kesehatan dan
kebugaran, baik yang dilakukan di negaranya sendiri maupun lintas Negara.
Bagi masyarakat modern, terapi kesehatan dan juga sarana untuk
memanjakan diri menjadi suatu kebutuhan bahkan telah menjadi trend saat
ini, termasuk juga langganan datang ke Spa atau therapy untuk memulihkan
tubuh dari rasa lelah menjadi gaya hidup masyarakat dan semakin
berkembang pesat.
Wellness tourism adalah sebuah produk berupa jasa pariwisata yang
dapat dikembangkan atau dikreasikan ragamnya sesuai dengan kondisi
sebuah destinasi baik dari sisi sosial maupun lingkungan pada sebuah
destinasi atau kawasan.
Aktualiasi diri seiring dengan peningkatan kesejahteraan hidup manusia
juga mendorong terciptanya gaya hidup “lifestyle” modern, kecenderungan
ingin tampil beda dengan tubuh yang senantiasa segar dan sehat, dan health
and wellness tourism berkembang seiring dengan adanya permintaan
diimbangi beragam jenis produknya, telah mendorong pesatnya tingkat
persaingan antara supplier atau penyedia jasa.
Keyword: lifestyle, health, wellness, tourism, leisure, gaya hidup, spa,
therapy, modern
2
Latar Belakang
Menurut teori kebutuhan Maslow, dimana kebutuhan menusia bukanlah hanya
sekedar kebutuhan dasar saja namun lebih daripada itu, manusia juga membutuhkan
rasa aman, pengakuan sosial, merindukan sebuah penghargaan, menginginkan sebuah
prestasi dan akhirnya ingin melakukan aktualisasi diri.
I have travelled so much because travel has enabled me to arrive at
unknown places within my clouded self . (Sir Laurens Van der Post,
quoted in 1994:99)
Jika sebagian besar manusia tidak dapat mewujudkan pemenuhan kebutuhan
psikologisnya, itu semua karena keterpaksaan semata, bukan dari hati nurani seorang
manusia, artinya kebutuhan manusia itu memang menjadi hasrat semua manusia di
dunia ini. Pada segmen kebutuhan psikologis ini, leisure activities memegang
peranan pentingnya.
Sependapat dengan Cohen tentang tipologi pelaku leisure (dalam Pitana:2005)
dimana pelaku leisure dapat dibedakan menjadi lima kelompok utama, yakni:
1. Existensial: Mereka adalah pelarian dari rutinitas kehidupan sehari hari,
mereka bergabung pada kelompok pencari aktivitas leisure yang bersifat
spiritual.
2. Experimental: Mereka mencari gaya hidup yang berbeda, sangat extreme dari
kehidupannya sehari-hari.
3. Experiental: Mereka mencari makna hidupnya pada komunitas yang berbeda
dan membandingkannya, pencarian sebuah pengalaman dari budaya yang
berbeda.
3
4. Diversionary: Mereka yang berlari dari kehidupan rutin, mencari penyegaran
tubuh maupun mental “refress”.
5. Recreational: Mereka yang melakukan kegiatan leisure sebagai bagian untuk
menghibur diri atau relaksasi.
Pendapat yang hampir sama mengacu pada teori motivasi seseorang melakukan
kegiatan leisure. Jika dilihat dari motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan
leisure, McIntosh dan Murphy (dalam Pitana:2005), mengelompokkannya kedalam
empat kelompok, yang terdiri dari:
1. Physical Motivation: Orang-orang “mereka” yang terdorong ber-leisure oleh
karena alasan fisik; relaksasi, kesehatan, kenyamanan, olahraga, santai dan
sebagainya.
2. Cultural Motivation: Mereka Ingin mengenang dan mengenal budaya lain,
mereka seolah-olah akan berada di dunia lain dalam kontek waktu atau
zaman.
3. Social Motivation: Mereka termotivasi oleh kegiatan sosial seperti
mengunjungi keluarga di kampung “pulang kampung” mengunjungi teman,
atau bahkan menjengung orang sakit.
4. Fantasy Motivation: Mereka yang berusaha mewujudkan sesuatu yang telah
atau sedang mereka hayalkan, berusaha lepas dari rutinitas kesehariannya.
Konseptual Model Health and Wellness Tourism
Menurut Kaspar (dalam Mueller dan Kaufmann , 2007), Wellness tourism
pada konsep bisnis pariwisata adalah sub bagian dari health tourism sederajat dengan
bisnis pariwisata lainnya. Heath tourism dikategorikan menjadi illness prevention
tourism dan spa/convalescence tourism. Health and wellness tourism termasuk pada
illness prevention tourism yang didalamnya terkategori menjadi jasa kesehatan dan
jasa kebugaran, lebih jelasnya dapat dilihat pada figure dibawah ini,
4
Figure: Demarcation of wellness tourism in terms of demand, (sumber:
Mueller, 2007)
Konsep di atas akan menjadi sangat penting jika wellness tourism dipahami
sebagai sebuah konsep ilmiah yang akan digali untuk dipelajari dan dikembangkan
menjadi konsep baru yang lebih relevan dari sisi permintaan maupun penawaran. Jika
dilihat dari sisi penawaran, wellness tourism adalah sebuah produk berupa jasa
pariwisata yang dapat dikembangkan atau dikreasikan ragamnya sesuai dengan
kondisi sebuah destinasi baik dari sisi sosial maupun lingkungan. Kaspar (dalam
Mueller dan Kaufmann , 2007)
Current trends towards “health and wellness” in Western society are
actively promoting values that emphasize a proactive approach where
individuals improve and maintain personal well being through a variety
of services and activities. In the words of a recent Canadian Tourism
Commission (CTC) advertising campaign, these activities “soothe the
soul and invigorate the mind.” (CTC, 2004)
5
Dari sisi permintaan, health and wellness tourism saat ini telah menjadi trend
masyarakat dunia untuk mewujudkan kebugaran dan kesehatan “health prevention”
dan mendapatkan kepuasan diri dan selanjutnya konsumen health and wellness
tourism tidak terbatas pada wisatawan asing saja tetapi telah menjadi “lifestyle”
khususnya masyarakat “konsumen” perkotaan dalam negeri (www.tpdco.org).
Perbedaan Medical dan Health Tourism
Health Tourism adalah perjalanan dengan motivasi kesehatan ( health
tourism) pada hakekatnya dilakukan sehubungan dengan kesehatan, seperti
pemeriksaan kesehatan (medical check-up), pemeliharaan, seperti mandi uap, mandi
lumpur, mandi air panas, pijat refleksi, pijat kebugaran dan spa yang dewasa ini
sedang marak di Indonesia, pengobatan, pemulihan dan selanjutnya. (Rogayah, 2007)
health-tourism dan medical-tourism adalah dua hal yang berbeda,
dimana health tourism dapat diartikan sebagai pariwisata kesehatan berupa perjalanan
untuk pemeliharaan dan atau pemulihan kesehatan yang pada hakekatnya dilakukan
oleh orang yang sehat, tidak menderita suatu penyakit, atau orang yang baru sembuh
dari perawatan. Sedangkan medical tourism lebih condong menyangkut tindakan
medik pengobatan (cure), operasi dan atau tindakan medik lainnya, yang dilakukan
terhadap penderita suatu penyakit atau kelainan kondisi kesehatannya.
6
“medical tourism, which focuses more on surgical procedures, health
tourism is a much broader concept centered mainly around resorts
designed to pamper or improve the body and relax the mind” Medical
tourism (also known as Health Tourism) is the practice of traveling
abroad to obtain healthcare services. (discovermedicaltourism, 2010)
Menurut Discovermedicaltourism (2000), medical tourism lebih terfokus
pada “surgical procedures” namun health tourism lebih banyak dihubungkan dengn
konsep sebuah resort yang dirancang untuk tujuan relaksasi, mencari ketenangan,
serta peningkatan kebugaran tubuh. Namun antara istilah medical dan health tourism
sebenarnya dianggap dua hal yang tidak jauh berbeda menurut anggapan para
konsumen atau wisatawan.
Jenis dan Bentuk Produk Health and Wellness Tourism
Menurut Kaspar (dalam Mueller dan Kaufmann , 2007), kebutuhan akan
produk health and wellness akan terus berkembang dan menjadi beragam tergantung
pada faktor sosial dan kepekaan lingkungan. Jika manusia masih memiliki rasa untuk
memanjangan diri “self responsibility” maka pasti akan membutuhkan jasa health
and wellness tersebut. Health and Wellness produk dapat dikategorikan pada
beberapa kelompok yakni; (1) mind mental activity/education, (2) health nutrion/diet,
(3) body physical fitness/beauty care, dan (4) relaxation rest/meditation. Lebih
jelasnya dapat digambarkan pada figure dibawah ini,
7
Figure1: Expanded wellness model 3, Wellness tourism is regarded as a sub-
category of health tourism (Kaspar, 2007)
Trend Health and WellnessTourism
Trend yang semakin meningkat bagi pertumbuhan dan perkembangan Health
and wellness Tourism tidak dapat diragukan lagi. Pada tingkat global dan regional
untuk health and wellness (medical service, leisure and recreation Spas, medical
surgical clinic, medical wellness centers or spa) tourism menyebar hampir merata di
beberapa kawasan seperti Eropa, Amerika, Asia, dan Australia serta Selandia Baru.
8
Figure International Analysis of Health and Wellness Assets. Source : Smith and Puczk ó (2009)
Pada sisi lainnya, seperti nampak pada figure di atas, kebutuhan atau
permintaan akan destinasi yang alami dan mampu menjadi tempat untuk melakukan
“healing” atau penyembuhan justru menjadi trend yang merata hampir di semua
kawasan dunia.
Menurut Smith dan Puczk ó, (2009: p253) health and wellness tourism dapat
dikembangkan berdasarkan bahan-bahan atau asset yang telah tersedia pada suatu
destinasi (Existing assets for health and wellness tourism) dan atau diadakan
berdasarkan kebutuhan atau permintaan (Use of existing assets).
Yang termasuk dalam Existing assets for health and wellness tourism adalah
(1) Natural healing assets, (2) Indigenous healing traditions, (3) medical service, (4)
9
nature,dan (5) spiritual traditions. Sedangkan yang termasuk pada use existing assets
adalah (1) leisure and recreation spas, (2) medical/ therapeutic hotel/clinic spas, (3)
medical/surgical clinic or hospital, (4) medical wellness center or spas, (5)holistic
retreats, dan (6) Hotel and resort spa.
Natural healing asset tersebar hamper merata di beberaa kawasan seperti
Eropa Utara, Barat dan tengah, Eropa Selatan. Sementara pada kawasan Amerika
tersebar di dua kawasan yakni Amerika Tengah dan selatan. Begitu juga dengan
kawasan Afrika dan kawasan fasifik juga kaya dengan natural healing assets,
sementara di kawasan Timur tengah dan asia tenggara tidak termasuk dalam kawasan
yang kaya dengan natural healing asset kecuali asia timur jauh, hal ini dimungkinkan
karena pada saat penelitian ini dilakukan, ke dua kawasan tersebut belum
mengeksplorasi hal tersebut sebagai asset yang bisa dijadikan natural healing asset.
Indegenous Healing tradition menyebar merata di kawasan Amerika, Afrika,
Asia Tenggara dan timur jauh, dan kawasan fasifik. Kawasan Eropa justru dianggap
tidak memiliki indigenous healing tradition yang berarti hal ini mungkin saja terjadi
karena sebagaian besar kawasan ini telah tersentuh modernisasi yang hamper tidak
meninggalkan lagi unsure-unsur ketradisonalannya, sangat berbeda dengan kawasan
asia, fasifik, dan amerika yang masih sangat mudah ditemukan budaya indigenous
healing tradiosional seperti misalnya yoga di India, Tai Chi di China, pengobatan
alternative di Indonesia, dan sejenisnya.
10
Medical services menyebar hampir di semua kawasan kecuali di kawasan
fasifik, hal ini dimungkinkan karena kawasan fasifik terletak cukup jauh dari
kawasan-kawasan yang lainnya sehingga secara internasional kawasan fasifik tidak
sepopuler kawasan lainnya seperti eropa, amerika, dan asia.
Nature menyebar merata di seluruh kawasan kecuali di kawasan asia tenggara
dan eropa bagian tengah dan timur. khusus untuk kawasan asia tenggara belum
dianggap kawasan yang populer dengan sumber nature untuk asset health and
wellness tourism dimungkinkan belum dilakukan eksplorasi atau pengembangan
sumber nature untuk peruntukan bisnis health and wellness tourism.
Spritual Tradition hanya ditemukan pada kawasan asia tenggara dan asia
timur jauh hal ini dimungkinkan karena kawasan ini paling eksis dalam memelihara
budaya spiritual yang masih original atau lebih dikenal dengan spiritual tradition
seperti contohnya; penyembuhan dengan senam yoga, senam yang berbasis aliran Yin
dan Yang di China, dan sebagainya.
Sangat mengherankan, sebaran untuk use of existing assets justru menyebar
pada kawasan Asia tenggara dan asia timur jauh untuk semua jenisnya seperti; leisure
and recreation spa, terapi hotel spa and clinic, medical clinic and hospital, medical
wellness center and spa, holistic retreats, dan hotel and resorts spa. Hal yang sama
juga terdapat pada kawasan eropa selatan dan kawasan fasifik.
11
Health and Wellness di Indonesia
Sejauh ini, untuk perkembangan health and wellness tourism belum banyak
disadari sebagai potensi bisnis yang sangat potensial di Indonesia, padahal Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar untuk ke dua jenis asset untuk pengembangan
health and wellness tourism tersebut.
Menurut Rogayah, (2007) hampir di setiap wilayah Indonesia dapat
ditemukan pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan; hal tersebut dapat
dipahami mengingat Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam dan
pegunungan yang tersebar baik di lima pulau terbesar di Indonesia maupun di beribu
pulau kecil lainnya. Namun sayang sekali data tentang keberadaan pariwisata
kesehatan yang belum dikembangkan dan masih sangat alami belum dapat diketahui
dengan pasti.
Tabel berikut menunjukan beberapa potensi health and wellness tourism atau
pariwisata kesehatan yang telah dikemas dan dikembangkan di Indonesia,
Nama Lokasi Jenis Penyakit
yang disembuhkan
Fasilitas yang
tersedia
1 Hot Spring Lau
Debuk-debuk
Sumatera
Utara
1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1. Kolam renang
2. Restaurant
3. Street vendour
4. Parking area
5. Steambath
therapy
6. Hot waterfall
12
2 Simpang Balek Aceh 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Hot spinning pools
2.Restaurants
3.Play grounds
3 Danau Laut Tawar Aceh 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Hot spinning pools
2.Restaurants
3.Play grounds
4 Pemali Hot Spring Bangka 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Kolam renang
2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
5 Suban Hot Spring Bengkulu 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Kolam renang
2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
6 Air Terjun Kepala
Carup
Bengkulu 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Hot waterfall
7 Taman Sari Jakarta Natural spa
products
1.Executive rooms
2.Treatment rooms
3.salon and beauty
care
4.fitness cebtre
5.meditation room
6.concultation room
7.steam and sauna
rooms
8.whirlpool
9.swimming pools
10.multipurpose ball
room
8 Guci Hot Spring Tegal 1.Penyakit kulit
2.Relaxation
1.Kolam renang
2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
13
9 Hot Spring
Songgoriti
Malang 1.Penyakit
kulit
2.Relaxation
1.Beautiful view
2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold
bathrooms
10 Way Belerang Lampung 1.Penyakit
kulit
2.Relaxation
1.Beautiful view
2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold
bathrooms
11 Tirta Tapta Hot
Spring
Bangka 1.Penyakit
kulit
2.Relaxation
3.Cancer
4.Rematics
1.Kolam renang
2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
7.Flora dan fauna
8.Danau
pemancingan
12 Semurup Hot Spring Jambi Berbagai
penyakit
Warm water
13 Kali Bancin Jambi 1.Penyakit
kulit
2.Rematics
3.Fatigue
Mineral water
14 Karumenga Hot
Spring
Menado Berbagai
penyakit
Mineral water
15 Air Panas Kalimantan
Tengah
Berbagai
penyakit
Warm water
16 Otak Kokok Gading Nusa
Tenggara
Berbagai
penyakit
Spa gulp
Milk bath
Sumber: Berbagai sumber di Perpustakaan STBA YapariABA Bandung: 2006
14
Health and Wellness sebagai Gaya Hidup Masyarakat Kota
Selama ini health and wellness khususnya Spai, lebih identik untuk
kecantikan dan kebugaran tubuh, namun seiring dengan berkembangnya kreatifitas
dan inovasi para penyedia jasa, dengan digabungkannya Spa dan herbal teraphy
selain mendapat cantik, seseorang juga mendapat banyak manfaat untuk
penyembuhan berbagai penyakit (Sugianto, 2010)
Seiring dengan hal di atas, kehidupan di kawasan perkotaan seperti Jakarta,
Surabaya dan juga Denpasar yang sarat dan padat dengan aktivitas berdampak pada
badan dan raga menjadi lelah dan letih. Kondisi ini memunculkan bisnis Spa yang
menawarkan pemulihan dan kebugaran sehingga seberat apa pun aktivitas sesesorang
dengan spa akan kembali bugar dan siap untuk kembali melakukan aktivitas yang
padat tersebut.
Bagi masyarakat modern, semua itu menjadi hal yang dihadapi setiap harinya.
Pada saat-saat demikian terapi kesehatan dan juga sarana untuk memanjakan diri
menjadi suatu kebutuhan bahkan telah menjadi trend saat ini, termasuk juga
langganan datang ke Spa untuk memulihkan tubuh dari rasa lelah dan lambatlaun
telah menjadi gaya hidup masyarakat dunia. (Everyday spa, 2010)
Senada dengan hal di atas, adanya tuntutan kesehatan dan kebugaran telah
berubah menjadi aktualiasi diri seiring dengan peningkatan kesejahteraan hidup
15
manusia juga mendorong terciptanya gaya hidup modern. Keinginan tampil beda
dengan tubuh yang senantiasa segar dan sehat, dan health and wellness tourism
berkembang seiring dengan adanya permintaan dan terciptanya beragam jenis produk
health and wellness mengiringi pesatnya tingkat persaingan antara supplier atau
penyedia jasa.
16
Daftar Pustaka
Finn, Emanuel, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23,
Friday, June 28, 2002
Hadinoto, Kusudianto.1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi
Pariwisata. Jakarta; Penerbit Universitas Idonesia.
Health Tourism. 2010. Retrive from
http://www.discovermedicaltourism.com/health-tourism/
I Gde. Pitana dan Gayatri,2005. Sosiologi Pariwisata. Jogyakarta: Penerbit
Andi
Karen (2005). Different kinds of leisure activities at the weekends in Bristol.
Bristol Research Paper.
Mueller dan Kaufmann. 2007. Wellness Tourism: Market analysis of a
special health tourism segment and implications for the hotel industry .
Research Institute for Leisure and Tourism, University of Berne,
Engehaldenstrasse 4, CH-3012 Bern, Switzerland
Mill, Robert Cristie.2000. Tourism, The International Business.Jakarta: PT
Raya Grafindo Persada.
Mlesnita, Radu Adrian, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23,
Friday, June 28, 2002
Oka A. Yoeti, 1996, Anatomi Pariwisata, Bandung: PT Angkasa
Pendit, Nyoman S., 2002, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pt. Pradnya Paramita.
Rogayah, Iim D. 2007. Pariwisata Kesehatan di Jawa Barat, Retrieved on 02
November 2009 from
http://irdanasputra.blogspot.com/2009/11/pariwisata-kesehatan.html
17
Smith, Melanie dan Puczkó, László. (2009). Health and Wellness Tourism. Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier, Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP, UK 30 Corporate Drive, Suite 400, Burlington, MA 01803, USA, Retrive from http://www.download-it.org/learning-resources.php?promoCode=&partnerID=&content=story&storyID=1719
Spillane, James J. 1987.Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Stenden, University (2008). Catalog of MAILTS Program. Leeuwarden:
Internal publisher.
Sugianto, Agy. 2010. Spa Jadi gaya hidup masyarakat kota. Retrive from
http://bataviase.co.id/node/310818
top related