hubungan antara konsep diri dengan … antara konsep diri dengan perilaku konsumtif siswa kelas xi...
Post on 16-Jun-2018
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Brinna Kusumaning Dwi Gebyar Pangastuti
NIM 08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2014
ii
iii
iv
v
MOTTO
“ Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala
rencanamu”
-Amsal 16 : 3-
“We cannot all do great things. But we can do small things with great love”
-Mother Theresia-
“Everything will be okay in the end, if it’s not okay, it’s not the end”
-Patrick Star-
vi
PERSEMBAHAN
Persembahan karya ku sebagai tanda kasihku kepada:
1. Bapak dan Ibu: cinta, kasih sayang, dan doa yang tak pernah absen dari
hidupku.
2. Kakak tercinta: cinta, kasih sayang, doa, dukungan, dan perhatian yang selalu
kalian berikan.
3. Keluarga besarku: dukungan dan doa yang kalian berikan.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku.
5. Almamaterku.
vii
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
Oleh Brinna Kusumaning Dwi Gebyar Pangastuti
NIM 08104244010
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsepdiri dengan perilaku konsumtif siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, jenis penelitian korelasional dengan sampel purposive siswa SMA kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sebanyak 86 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala. Tehnik analisis data menggunakan teknik analisis statistik dan uji hipotesis menggunakan uji korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai tingkat konsep diri dalam kategori sangat rendah 0,00%, kategori rendah 0,00%, kategori sedang 31,4%, tinggi 62,79% dan kategori sangat tinggi 5,81%, sedangkan tingkat perilaku konsumtif dalam kategori sangat rendah 2,33%, kategori rendah 84,88%, kategori sedang 12,79%, kategori tinggi 0,00%, dan kategori sangat tinggi 0,00% . Berdasarkan hasil uji korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif diperoleh nilai rhitung sebesar -0,345 dengan nilai N 86 dan rtabel (0,312). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif, artinya semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtif, sebaliknya semakin rendah konsep dirinya, maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif.
katakunci : konsepdiri, perilakukonsumtif
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Engkau
sungguh baik yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya dan tidak pernah
terlambat pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skrips ini
dengan baik sebagai syaratmemperoleh gelar SarjanaPendidikan.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnyakepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah berkenan
memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. IbuProf. Dra. Sri Rumini dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dalam
memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tiada henti di sela-sela
kesibukannya.
5. Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd dosen pembimbing II yang penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tiada henti di
sela-sela kesibukannya.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama masa studi peneliti.
7. Keluarga besar Universitas Negeri Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik dan lancar.
ix
8. Kepala sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izi
nuntuk mengadakan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Guru bimbingan dan konseling SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah
member bantuan serta waktunyadalam proses penelitian.
10. Siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah berkenan member
bantuan informasi dan kesempatan untukmelakukan penelitian.
11. Bapak dan ibu tercinta yang telah mengorbankan tenaga dan waktu untuk
mendoakan, membesarkan, mendidik serta membiayai kuliah demi
tercapainya cita-citaku dan kesuksesanku.
12. Kakakku Puput Pawestri Pambajeng Larasati, buat segala dukungan dan
semangat yang selalu diberikan.
13. Keluarga besar: Mbak wanti, Om Lukas, Mbak Ndaru, Om Priyo, Om Tri,
Mas Junari, Kikan, Zico, Gabriel, Nando dan Reza . Terimakasih karena selalu
memberikan motivasi dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
14. Teman teman terbaik ku : Ria widianingsih, Aiu, Dori, Mas Ferdy, Poliem,
Devi, Kak Cindy, Dilla, Rizal, yang selalu medukung, selalu member
semangat,
15. Teman seperjuangan selama kuliah Laely Eri, Natalia Putri Sejati, Neli
Romawati, Lia, Krisna terima kasih kalian sudah mau menjadi teman dan
keluarga baru yang bisa saling melengkapi.
x
16. Para patner kerja di “Warung Leko” Ayu, Isna, Saud, Yuni, Nanda, Pak
Cahyo, Mbak Helen, Mas Miko, Tio, Tony, Adi, Kuntil, Aland, Dimas, Mas
Bolang, Ari, Mbak Tia, Andi, Mamak, si Sur dan teman-teman yang lain,
terimakasih buat semangat yang kalian berikan buat aku, buat ejekan kalian yg
membuatku termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsiku.
17. R. Sukmantya Jatu, aku buktikan kalau aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih untuk waktu, semangat, dan motivasi yang selalu diberikan.
Banyak pelajaran berharga yang aku dapatkan dari kamu.
18. Teman-teman mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
angkatan 2008 khususnya kelas B atas semangat dan dukungannya selama
penulis menempuh studi.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan demi terselesainyaskripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritikdan saran yang membangun dari
para pembaca. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca.
Yogyakarta, Januari 2014
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI. ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ..................................................................... 1
B. IdentifikasiMasalah .......................................................................... 7
C. PembatasanMasalah ......................................................................... 8
D. RumusanMasalah ............................................................................. 8
E. TujuanPenelitian .............................................................................. 8
F. ManfaatPenelitian ............................................................................ 8
BAB II. KAJIANPUSTAKA
A. Perilaku Konsumtif
1. PengertianPerilaku Konsumtif ................................................... 10
2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif ............. 11
3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif ................................................ 16
4. Indikator Perilaku Konsumtif ...................................................... 19
5. Ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif…………………………. ... 21
xii
B. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri ............................................................... 24
2. Pembentukan Konsep Diri .......................................................... 26
3. Dimensi Konsep Diri ................................................................. 27
4. Aspek-aspek Konsep Diri ........................................................... 28
C. PerkembanganSiswa SMA
1. PengertianSiswa SMA .................................................................. 30
2. KarakteristikSiswa SMA yang sepadandenganmasaremaja.. ....... 31
3. TugasPerkembanganMasaRemaja............................................ .... 35
D. Kerangka Pikir ................................................................................. 42
E. ParadigmaPenelitian ......................................................................... 44
F. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 45
BAB III. METODE PENELITIAN
A. PendekatanPenelitian ........................................................................ 46
B. TempatdanWaktuPenelitian .............................................................. 47
C. PopulasidanSampelPenelitian ........................................................... 47
D. VariabelPenelitian ............................................................................ 49
E. DefinisiOperasionalVariabelPenelitian ............................................. 49
F. TehnikPengumpulan Data ................................................................. 50
G. InstrumenPenelitian .......................................................................... 51
H. TeknikAnalisis Data............................................................................. 63
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian
1. DeskripsiSubjekPenelitian ......................................................... 66
2. Persiapan ................................................................... 67
3. HasilUjiCoba ................................................................... 67
B. Analisis Data danPengujian Data ...................................................... 68
C. Pembahasan .......................................................................................... 74
D. KeterbatasanPenelitian ........................................................................ 77
xiii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 78
B. Saran ............................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 80
LAMPIRAN ............................................................................................... 82
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Keadaan Populasi Subjek Penelitian............................................ 48
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri(Tennesse Self Concept Scale). 54
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumtif...................................... 55
Tabel 4. Skor Penilaian Skala Konsep Diri................................................ 56
Tabel 5. Skor Penilaian Skala Perilaku Konsumtif................................. 57
Tabel 6. Interpretasi Koefisien Reliabilitas............................................... 61
Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian......................................................... 68
Tabel 8. Kriteria Kategori.......................................................................... 69
Tabel 9. Kategorisasi Skor Variabel Konsep Diri..................................... 70
Tabel 10. Kategorisasi Skor Variabel Perilaku Konsumtif....................... 71
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas.................................................................... 73
xv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Paradigma Penelitian.................................................................. 44
Gambar 2. Grafik Konsep Diri..................................................................... 71
Gambar 3. Grafik Perilaku Konsumtif ........................................................ 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1.SkalaUjiCoba…………………………………………………..… 83
Lampiran 2.Uji Validitas Konsep Diri dan Perilaku Konsumtif…………….... 91
Lampiran 3.Skala Konsep Diri dan Perilaku Konsumtif……………………... 100
Lampiran 4. Data HasilPenelitian…………………………………………….. 113
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena selera barat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, hal
ini dapat dilihat dari menjamurnya restoran-restoran makanan siap saji
(fast food) dan munculnya tempat-tempat hiburan seperti kafe, klub
malam, serta maraknya pembangunan toko-toko swalayan dan
departement store. Salah satu yang mempengaruhi perilaku membeli
masyarakat adalah banyaknya penawaran produk yang beredar, baik secara
langsung maupun melalui media massa. Hal tersebut mendorong
masyarakat untuk melakukan pembelian secara berlebihan atau biasa
disebut perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif bukan lagi untuk
memenuhikebutuhan tapi untuk memenuhi keinginan yang sifatnya
menaikkan prestise, menjaga gengsi, mengikuti mode dan berbagai alasan
yang kurang penting.
Perilaku konsumtif sudah menjadi problem dalam kehidupan
banyak orang. Gencarnya iklan-iklan yang ditayangkan membombardir
pikiran sehingga sulit untuk memisahkan antara kebutuhan dan keinginan.
Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang
potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk
pada usia remaja khususnya remaja putri. Disamping itu, remaja biasanya
mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan
2
cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah
yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja.
Di Indonesia, fenomena adanya kecenderungan perilaku konsumtif
yang banyak terjadi dikalangan remaja semakin meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari hasil survey AC Nielsen pada tahun 2004 yang menyatakan
bahwa jumlah orang Indonesia khususnya remaja yang membelanjakan
uangnya di toko swalayan cenderung meningkat ditahun 2004
dibandingkan 2003. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh AC Nielsen
pada bulan Agustus tahun 2005 menunjukkan 93% konsumen yaitu remaja
menganggap belanja ke mall merupakan hiburan atau rekreasi. Mall telah
menjadi budaya warga kota, khususnya anak muda untuk menghindari
stereotip kampungan (Deddy Kurniawan Halim, 2008:128).
Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
umumnya berada pada rentang usia antara 15-18 tahun. Dalam konteks
psikologi perkembangan individu berada pada fase remaja pertengahan.
Dikalangan siswa SMA yang memiliki orangtua dengan kelas
ekonomi yang cukup berada terutama di kota-kota besar, mall sudah
menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka dapat
mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal model itu sendiri selalu
berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang
dimilikinya.
Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup
sekelompok remaja khususnya siswa SMA. Dalam perkembangannya,
3
mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif.
Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang
memadai. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak
ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan etika
(e.psikologi.com), misalnya saja Angelina Sondakh. Dia adalah sosok yang
ideal, secara fisik dia cantik, dia juga pintar, banyak penghargaan yang
didapatnya. Kehidupan lingkungan yang menuntut dirinya agar tampil
sebaik mungkin membuat dirinya melakukan berbagai hal, salah satunya
adalah berperilaku konsumtif. Angelina sondakh bisa berbelanja hingga
milyaran rupiah semata-mata hanya karena ingin dipandang oleh
lingkungannya. (http :alkhoirot.wordpress.comdiunduh tanggal 26
Desember 2013). Angelina sondakh adalah contoh ketika bahwa perilaku
konsumtif dapat memberikan pengaruh buruk dalam kehidupan apalagi
sejak dari remaja.
Perilaku konsumtif pada siswa SMA sebenarnya dapat dimengerti
bila melihat usia siswa SMA yang termasuk golongan remaja sebagai usia
peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya
oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu.
Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain
yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai
atribut yang sedang in. Remaja dalam perkembangan kognitif dan
emosinya masih memandang bahwa atribut yang superfisial itu sama
penting (bahkan lebih penting) dengan substansi. Hal ini menjadi masalah
4
ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan
secara berlebihan. Jumlah populasi remaja dan fakta bahwa remaja kurang
terampil dalam mengelola keuangan.
Konsep diri merupakan pandangan terhadap diri sendiri yang
meliputi dimensi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai
diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri. Berbeda dengan
kepribadian, konsep diri bukanlah faktor bawaan, tetapi konsep diri
berkembang dalam diri seseorang melalui pengalaman, kemudian
dipelajari, serta adanya interaksi dengan orang lain. Konsep diri
merupakan semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu
tentang dirinya sendiri serta adanya pengaruh dalam hubungan dengan
orang lain.
Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh baik dari
persepsi atau pandangan-pandangan terhadap dirinya sendiri. Konsep diri
merupakan identitas diri sebagai skema dasar yang terdiri atas kumpulan
keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisir (Baron, R. A.
& Bryne, D 2004).
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, konsep diri adalah
pandangan, penilaian dan perasaan individu terhadap dirinya sendiri baik
secara fisik, psikis, sosial maupun moral. Individu mempunyai konsep diri
negatif adalah individu yang melihat dirinya selalu gagal, tidak mampu,
dan mempunyai pandangan buruk terhadap dirinya sebaliknya individu
5
yang mempunyai konsep diri positif adalah individu yang mempunyai
pandangan yang menyenangkan terhadap dirinya.
Konsep diri merupakan salah satu faktor perilaku konsumtif yang
berarti konsep diri mempunyai andil dalam mempengaruhi perilaku
konsumtif. Di satu sisi, remaja memiliki konsep dan prinsip tentang cantik,
namun di sisi lain mereka terkadang tidak kuasa menolak tawaran konsep
cantik itu sehingga keputusan memakai barang-barang dengan alasan ingin
terlihat menarik (Meilarartri,2004).
Loudon dan Bitta (1993) berpendapat bahwa remaja adalah
kelompok yang berorientasi konsumtif karena remaja suka mencoba hal-
hal yang baru, tidak realistik dan cenderung boros. Perilaku konsumtif
pada masa remaja, antar 12-18 tahun dapat terjadi karena usia remaja
merupakan masa peralihan dan pencarian identitas. Lingkungan pergaulan
remaja punya banyak pengaruh terhadap minat, sikap, pembicaraan,
penampilan dan perilaku lebih besar dibandingkan dengan pengaruh
keluarga (Hurlock, 2004:213), hal ini disebabkan pada masa remaja,
remaja lebih banyak berada diluar rumah, mereka berusaha untuk
melepaskan diri dari pengaruh orang tuanya.Remaja sadar dukungan sosial
dipengaruhi penampilan yang menarik berdasarkan apa yang dikenakan
dan dimiliki, sehingga tidak mengherankan bila pembelian kosmetik dan
pembelian terhadap pakaian dan asesoris pada awal masa remaja dianggap
penting ( Meilaratri,2004;19-28).
6
Berdasarkan wawancara kepada guru BK di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta menjelaskan bahwa sebagian besar siswa mempunyai perilaku
konsumtif yang tinggi khususnya kelas 2. Siswa sering sekali membawa
barang-barang hanya untuk dipamerkan kepada teman-temannya. Siswa
merasa bangga ketika mempunyai barang yang belum dimiliki oleh teman
mereka. Mereka selalu mengupdate segala sesuatu mulai dari sepatu,
aksesoris serta handphone. Kebanyakan siswa masih menggunakan uang
dari orang tua mereka sehingga mereka membeli apa yang mereka
inginkan bukan apa yang mereka butuhkan.
Produk-produk yang dipandang sebagai patokan barang yang
sedang in akan dibeli tanpa pertimbangan secara rasional. Hal tersebut
dilakukan sebagai upaya agar dapat diterima oleh kelompok sosialnya
terutama teman sebayanya sehingga pada akhirnya perilaku tersebut akan
mengarah pada kecenderungan perilaku konsumtif. Hal itu juga terlihat
dilingkungan SMA BOPKRI 2, ada beberapa siswa yang ingin tampil
lebih menarik hingga rela mengeluarkan uang jajannya untuk memenuhi
hasrat membelinya. Perilaku ini menyebabkan pemborosan, merugikan
dan membuat orang tua sangat berat memenuhi keinginan anaknya.
Apakah ini mempengaruhi konsep diri mereka sehinga waktu mereka
habis untuk berbelanja dapat mengganggu aktifitas belajar ?. Fenomena ini
membuat peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara konsep diri
dengan perilaku konsumtif dikalangan siswa khususnya siswa SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Penelitian ini penting untuk siswa mengungkap
7
adanya korelasi antara konsep diri dengan perilaku konsumtif, jika
memang ada hubungan, dapat dijadikan pembelajaran untuk siswa agar
tidak terjerumus dalam berperilaku konsumtif karena dapat membuat masa
depan suram.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka dapat diuraikan
identifikasi masalah, sebagai berikut :
1. Banyaknya iklan menyebabkan remaja mudah terpengaruh untuk
melakukan perilaku konsumtif
2. Beberapa kasus perilaku konsumtif yang terjadi dipengaruhi oleh
perilaku konsep diri yang negatif
3. Perilaku konsumtif pada remaja dilakukan dengan menggunakan uang
dari orang tua,
4. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai konsep diri sehingga
mempengaruhi perilaku konsumtif
5. Kebanyakan para siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta membeli barang
yang mereka inginkan bukan apa yang mereka butuhkan.
6. Belum diketahui hubungan konsep diri dengan perilaku konsumtif
siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
8
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi penelitian
pada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtifsiswa SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta.
D. Rumusan masalah
Dari uraian batasan masalah, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu “Bagaimana hubungan antara konsep diri dengan
perilaku konsumtif pada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari rumusan
masalah yang telah diuraikan. Dengan demikian tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku
konsumtif di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, antara lain sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling mengenai
hubungan konsep diri dan perilaku konsumtif pada remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat lebih memahami pentingnya konsep
diri agar lebih bisa mengendalikan perilaku konsumtifnya dan
juga lebih bisa mengatur keuangan sehingga tidak boros.
b. Bagi Orang Tua
Orang Tua dapat selalu mengawasi putra-putrinya dalam
berperilaku konsumtif karena dapat membuat siswa menjadi
pribadi yang konsumtif.
c. Bagi Guru BK
Guru BK selaku pembimbing remaja disekolah diharapkan
dapat memberikan layanan bimbingan pribadi tentang konsep
diri dan cara mengendalikan perilaku konsumtif.
d. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan referensi pengetahuan dan dasar
bagi penelitian selanjutnya. Terutama dalam mendalami teori
tentang konsep diri dan perilaku konsumtif pada remaja.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perilaku Konsumtif
1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Depdiknas (2002:590) mengartikan istilah konsumtif yaitu
bersifat konsumsi (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri).
Lebih lanjut Tim Prima Pena (2006:263) mendefinisikan kata
konsumtif sebagai pemakaian (pembelian) atau pengkonsumsian
barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan
bukan karena tuntutan kebutuhan yang dipentingkan.
Definisi perilaku konsumif juga dapat dipahami melalui
definsi perilaku konsumen seperti yang diungkapkan oleh
Sumartono(2002) bahwa perilaku konsumtif dapat diartikan
sebagai suatu tindakan meggunakan suatu produk secara tidak
tuntas. Artinya belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah
menggunakan produk jenis yang sama dari merk lain atau
membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau
membeli suatu produk karena banyak orang menggunakan barang
tersebut.
Lubis (Sumartono,2002) secara garis besar mengatakan
perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan
pada pertimbanga yang rasional, melainkan karena adanya
keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional
11
lagi. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (Sumartono, 2002) yang mengatakan
perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih
mementingkan fakor keinginan daripada kebutuhan.
Asry (2006) mengatakan sebagai berikut “bahwa konsumtif menjelaskan mengenai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Konsumtif juga biasanya digunakan untuk menunjukan perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok”. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka diambil
kesimpulan bahwa perilaku konsumtif merupakan kecenderungan
individu membeli dan mengkonsumsi barang-barang tanpa batas
dan pertimbangan yang rasional ataupun mengkonsumsi barang-
barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan,
dimana hal tersebut didorong oleh keinginan untuk memenuhi
hasrat kesenangan semata daripada kebutuhan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Secara garis besar Gunita (2006 : 36) menyebutkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif ada dua, yaitu internal
dan eksternal:
12
a. Faktor Internal
Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor
psikologis dan faktor pribadi.
1) Faktor psikologis, juga sangat mempengarui seseorang
dalam bergaya hidup konsumtif, diantaranya :
a) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi
tinggi untuk membeli suatu produk, barang / jasa maka
cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor
rasionalnya.
b) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan
persepsi yang baik maka motivasi utuk bertindak akan
tinggi dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak
secara rasional.
c) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak
dan belajar oang akan memperoleh kepercayaan dan
pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang
berlebihan dan dengan pendirian yang tidak stabil dapat
mennyebabkan perilaku konsumtif.
13
2) Faktor Pribadi. Keputusan untuk membeli sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu :
a) Usia, pada usia remaja kecenerungan seseorang untuk
berperilaku konsumtif lebih besar daripada orang
dewasa.
b) Pekerjaan, mempengaruhi pola konsumsinya.
Seseorang dengan pekerjaan yang berbeda tentunya
akan mempnyai kebutuhan yang berbeda pula. Hal ini
dapat menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif
untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
c) Keadaan ekonomi orang yang mempunyai uang yang
cukup akan cenderung lebih sering membelanjakan
uangnya untuk membeli barang, sedangkan orang
dengan ekonomi rendah akan cenderung hemat.
d) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dan konsep
diri dapat menentukan pola hidup seseorang demikian
juga perilaku konsumtif pada seseorang dapat dilihat
dari tipe kepribadian tersebut.
e) Jenis kelamin. Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan
membeli, karena remaja putrilebih konsumtif
dibandungkan dengan pria.
14
b. Faktor Eksternal / Lingkungan
Perilaku konsumtif dipengruhi oleh lingkungan di
mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang
termasuk dalam faktor eksternal dan mempengaruhi
perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial,
kelompok sosial, dan keluarga.
1). Kebudayaan
Faktor budaya memiliki pengaruh yang mendalam. Hal
ini disebabkan karena budaya bertindak sebagai penentu
keinginan dan perilaku yang mendasar. Budaya dapat
didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan
bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat. Manusia dengan kemampuan akal budaya telah
mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi
keperluan hidupnya. Kebudayaan adalah determinan yang
paling fungsional dari keinginan dan perilaku seeorang.
2). Kelas sosial
Pada dasarnya manusia Indonesia dikelompokan dalam
tiga golongan yaitu, golongan atas, golongan menengah dan
golongan bawah. Perilaku konsumtif antara kelompok
sosial satu dengan yang lain akan berbeda, dalam
15
hubungannya dengan perilaku konsumtif. Mangkunegara
(2005 : 43) mengkarakteristikan anatara lain :
a) Kelas sosial golongan atas memiliki kecenderungan
membeli barang-barang yang mahal, membeli pada
toko yang berkualitas dan lengkap, konservatif dalam
konsumsinya, barang-barang yang dibeli cenderung
untuk dapa menjadi warisan bagi keluarganya.
b) Kelas sosial golongan menengah cenderung membeli
barang untuk menampakan kekayaannya, membeli
barang denga jumlah yang banyak dan kualitasnya
cukup memadai. Mereka berkeinginan membeli barang
yang mahal dengan sistem kredit, misalnya membeli
kendaraan, rumah mewah, dan perabot rumah tangga.
c) Kelas sosial golongan rendah cenderung membeli
barang dengan mementingkan kuantitas daripada
kualitasnya. Pada umumnya mereka membeli barang
untuk kebutuhan sehari-hari, memanfaatkan penjualan
barang-barang yang diobral atau penjualan dengan
harga promosi.
3) Keluarga
Sangat penting dalam perilaku membeli karena keluarga
adalah pengaruh konsumsi untuk banyak produk. Selain itu
keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat
16
yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan membeli
(Mangkunegara, 2005:44). Peranan setiap anggota keluarga
dalam membeli berbeda-beda menurut barang yang
dibelinya. Orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat
memainkan peran sosial yang berbeda dan menampakan
perilaku yang berbeda pada saat mengambil keputusan dan
mengkonsumsi.
3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif
Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-
barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi ini maka
dalam perilaku konsumtif , Tambunan (2001 : 1) berpendapat secara
garis besar ada dua aspek mendasar, yaitu :
a. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan.
Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan
inefisiensi biaya, apalagi bagi remaja yang belum mempunyai
penghasilan sendiri.
1). Pemborosan
Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih
besar dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan
menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada
17
keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan
yang maksimal.
2). Inefisiensi Biaya
Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang
biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman,
tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya
sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.
b. Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan
semata.
Kebutuhan yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang
utama melainkan kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar
mengikuti arus mode, ingin menciba produk baru, ingin
memperoleh pengakuan sosial tanpa memperdulikan apakah
memang dibutuhkan atau tidak. Padahal hal ini justru akan
menimbulkan kecemasan. Rasa cemas di sini timbul karena merasa
harus tetap mengikuti perkembangan dan tidak ingin dibilang
ketinggalan.
1). Mengikuti Mode
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas
ekonomi yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, mall
18
sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukan bahwa
mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal
mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah
puas dengan apa yang dimilikinya.
2). Memperoleh Pengakuan Sosial
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat
dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam
mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh
lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu.
Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain
yang sebaya menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti
berbagai atribut yang sedang in.
Berbeda dengan Swastha dalam (Gunita,2006 : 34)
mengemukakan ada beberapa aspek dalam perilaku membeli, dan
di sini adalah kecenderungan perilaku membeli dan belum
menjurus ke perilaku yang konsumtif, intinya sebagai berikut:
1) Pengenalan kebutuhan
Pengambilan keputusan membeli barang dengan
mempertimbangkan banyak hal seperti faktor harga, faktor
kualitas, faktor manfaat, dan faktor merk. Pengambilan keputusan
membeli secara rasional biasanya memanfaatkan informasi yang
19
ada sepeti mempertimbangkan implikasi dari tindakan yang dibuat
sebelum memutuskan untuk membeli.
2) Emosional
Motif pembelian barang berkaitan dengan emosi seseorang.
Biasanya konsumen membeli barng hanya karena pertimbangan
kesenangan indera atau bisa juga karena ikut-ikutan.
Penelitian ini akan tidak menggunakan aspek-aspek perilaku
konsumtif yang dikemukakan oleh salah satu pendapat diatas,
namun peneliti akan mengambil aspek-aspek perilaku konsmtif
dari kajian teori mengenai definisi perilaku konsumtif. Peneliti
memandang bahwa aspek-aspek yang diambil dari definisi perilaku
konsumtif akan lebih aplikatif. Lebih dapat diamati secara
langsung dan lebih sesuai dengan kondisi subjek dilapangan.
4. Indikator Perilaku Konsumtif
Budaya konsumtif pada saat ini bukan hanya sebagai pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, tetapi juga bersifat materi dan simbolik.
Perilaku konsumtif merupakan pembentukan identitas seserang melalui
gaya yang ditampilkan dalam menggunakan pakaian, tas, sepatu dan
handphone serta produk lainnya yang befungsi sebagai komunikasi
simbolik.
20
Sumartono (2002:111) menyebutkan bahwa mode rambut,pakaian, musik, dan teknologi komunikasi baru seperti telepon genggam sebagai tren yang dianggap dapat mewakili simbol gaya hidup baru dan lambang prstise dari penampilan masyarakat modern. Di plasa, pasar atau di mana saja, termasuk sekolah, simbol gaya hidup tersebut terefleksi dalam penampilan dari dan menjadi aksesoris yang terkadang tanpa disadari justru merupakan bukti telah berkembangnya sikap pamer status.
Pengakuan akan status yang diperoleh melalui pemilikan barang-
barang tertentu telah menjadi suatu hal yang bersifat kompetitif.
Pemborosan materi tanpa disadari telah menjadi hal yang bersifat
prestisius yaitu hanya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang
yang modern dalam kehidupan. Hal ini menyebabkan banyak remaja
berlomba-lomba untuk mengkonsumsi barang-barang dan jasa agar
dapat menampilkan gaya hidup modern yang sesuai dengan standar
dari lingkungan sosialnya bukan atas dasar kebutuhan.
Sumartono (2002 : 119) memberikan indikator perilaku konsumtif secara oprasional sebagai berikut : a) membeli produk karena iming-iming hadiah; b) membeli produk karena kemasannya menarik; c) membeli roduk karena demi menjaga gengsi dan penampilan diri; d) membeli produk atas pertimbangan harga, bukan atas dasar manfaat dan kegunaan; e) membli produk hanya karena menjaga simbol status; f) munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga maha akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi; g) memakai suatu karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan; h) mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merk yang berbeda.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif adalah sebagai
berikut :
21
a. Pembelian produk berdasarkan fungsi simbolik yang dimiliki
sesuatu produk dalam hal ini keputusan untuk membeli lebih
didasarkan untuk meningkatkan status individu. Individu
mengkonsumsi suatu produk karena adanya keinginan yang
bersifat prestisius dengan cara membeli barag-barang yang dapat
menunjang penampila dirinya untuk menjaga gengsi dan
meningkakan rasa percaya diri sehingga dapat memperoleh
pengakuan yang diharapkan dari lingkungan sosialnya.
b. Pembelian produk tanpa pertimbangan yang rasional dan
cenderung berlebihan. Individu mengkonsumsi barang-barang yang
sebenarnya kurang diperlukan untuk memenuhi keinginannya,
bukan untuk suatu kebutuhan. Individu kurang memperhatikan
mafaat fungsional dari suatu produk, tetapi lebih didasarkan pada
pengamatan terhadap stimulasi. Stimulasi yang berpa kemasan
produk, hadiah, ataupun iklan dan promosi suatu produk.
5. Ciri-ciri dan Bahaya Perilaku Konsumtif
Untuk mengetahui tingkah laku konsumtif, Sarwono (Dian
Anita, 2003 : 33) secara ringkas menyebutkan tingkah laku
konsumtif dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tingkah laku investasi
1) Investasi jangka pendek, misalnya : membeli sebuah mesin
jahit untu membuka sebuah perusahaan konfeksi.
22
2) Investasi jangka panjang, misalnya : menyekolahkan anak
agar kelak memperoleh penghasilan yang besar atau
membayar asuransi.
b. Tingkah laku yang semata-mata konsumtif
Tidak mudah untuk mengetahui mana yangtermasuk pada
tingkah laku investasi dan mana yang termasuk kepada tingkah
laku konsumtif. Karena perbedaan antara kebutuhan dan
keinginan sifatnya kualitatif. Tindakan perilaku konsumsi
seseorang sangat dipengarui oleh tujuan dan manfaat dari
barang yang dibeli serta keterjagkauan dari harga barang yang
ingin dimilikinya.
Dari uraian sebelumnya diketahui ciri-ciri perilaku konsumtif
yaitu :
a. Membeli suatu barang atau jasa bukan karena kebutuhan
(needs) melainkan karena keinginan (wants);
b. Tidak digunakan sebagai sesuat yang dihasilkan (poduktif)
melainkan hanya untuk menunjukan harga diri (prestise)
dari pemakai.
c. Harga diluar jangkauannya, artinya individu memaksakan
untuk membeli suatu brang yang diinginkannya walaupun
ia harus meminjam uang atau menggunakan uang yang
dialokasikan untuk kepentingan lain.
23
Perilaku konsumtif dapat menimbulkan kerugian-kerugian
(bahaya), sebagai berikut (Dian Anita, 2003;34-35)
a. Jika orang tua tidak mampu maka akan menimbulkan
masalah ekonomi bagi keluarganya;
b. Perilaku konsumif akan melekat pada diri remaja, kelak
mereka akan menjadi orang dewasa dengan gaya hidup
konsumtif, jika finansial tidak mencukupi maka cara
untuk memenuhinya dapat melalui cara-cara yang tidak
sehat atau menggunakan cara ept misalnya menipu
orang tua atau orang lain, melakukan tindakan asusila.
c. Budaya konsumtif dapat membuat remaja berpikiran
bahwa kesenangan, kebahagiaan dan ketenangan hanya
diperoleh dari materi, akhirnya jadilah remaja yang
matrealistis.
d. Budaya konsumif cepat merugikan bangsa, karena gaya
hidup konsumtif akan cenderung membeli produk-
produk luar negeri karena kebanyakan produk-produk
luar negeri dianggap lebih melambangkan kemewahan
sehingga mengakibatkan produk-produk dalam negeri
tidak berkembang;
e. Budaya konsumtif dapat menimbulkan kecemburuan
sosial; dan
24
f. Perilaku konsumti dapat menimbulkan stress dan
ketidakbermaknaan hidup. Makna hidup diredukasi
menjadi sebatas yang dapat memberikan kesenangan
materi, namun setelah semuanya tercapai mulailah
dirasakan hilangnya tujuab hidup.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumtif pada siswa dapat beragam
bentuknya seperti membelanjakan uang dengan tujuan menjaga
penampilan dan gengsi, membeli karena tertarik dengan kemasan
barang, hadiah, dan konformitas dengan idola. Berbagai bentuk
perilaku konsumtif tersebut pada dasarnya merupakan suatu
tindakan yang dilakukan seseorang tanpa pertimbangan secara
rasional melainkan hanya bersifat kesenangan semata.
B. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh (Santrock
2009) baik dari persepsi atau pandangan-pandangan terhadap dirinya
sendiri (Sutisna 2001). Konsep diri merupakan identitas diri sebagai
skema dasar yang terdiri atas kumpulan keyakinan dan sikap terhadap
diri sendiri yang terorgasir (Baron Robert A &Byrne Donn 2004).
25
Menurut Calhoun dan Cocella (dalam Habibullah 2010) konsep diri merupakan pandangan terhadap diri sendiri yang meliputi dimensi pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri. Lain halnya dengan kepribaian konsep diri bukanlah faktor bawaan, tetapi konsep diri berkembang dalam diri seseorang melalui pengalaman, kemudian dipelajari, serta adanya interaksi dengan orang lain.
Konsep diri adalah bagaimana kita berfikir dan mengevaluasi diri
kita seperti apa yang meliputi fisik, moral, personal, keluarga dan
dimensi situasi sosial. Konsep diri juga dipengaruhi oleh identitas diri.
Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah pendapat dan penilaian
orang lain erhadap kita serta perbandingan cara sosial dan persepsi
yang sama atau berbeda dengan orang lain.
Menurut Sutisna (2001), konsep diri diatur oleh dua prinsip yaitu
keinginan untuk mencapi konsistensi dan keinginan untuk
meningkatkan harga diri. Keinginan untuk mencapai konsistensi
adalah seberapa besar keinginan konsumen dalam konsistensian
terhadap diri sendiri dalam perilaku pembelian. Keinginan untuk
meningkatkan harga diri lebih kepada pandangan orang lain terhadap
dirinya sendiri.
Menurut Sutisna (2001), konsep diri dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu
a) Dimensi konsep actual self ( diri yang sebenarnya) lebih kepada pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh konsep diri yang mereka miliki dan adanya kesamaan antara citra merek dan citra diri.
26
b) Konsep ideal self ( diri yang ideal) ini berhubungan dengan self esteem yang merupakan sikap positif dari seseorang terhadap dirinya sendiri. Self esteem yang tinggi adalah seseorang yang menyukai dirinya sendiri, sedangkan seseorang yang memiliki self esteem yang rendah lebih mudah diprediksi. Hal ini dikarenakan skema diri yang negatif lebih diorganisir dibandingkan dengan skema diri yang positif. Faktor budaya juga mempengaruhi hal yang penting bagi self esteem individu tersebut (Baron Robert A, Byrne Donn 2004).
c) Konsep extended self (diri yang diperluas) yaitu bukan hanya dari citra diri yang mempengaruhi pembelian suatu produk tetapi produk yang dipilih juga mempunyai pengaruh terhadap citra diri kita.
2. Pembentukan Konsep Diri
Menurut Erikson dalam buku Kozier et al. (2010), “sepanjang
hidup individu menghadap tugas perkembangan yang terkait dengan
delapan tugas perkembangan yang terkait dengan delapan tahap
psikososial yang memberikan kerangka kerja teoritis. Keberhasilan
idividu menyelesaikan tugas perkembangan ini sangat menentukan
perkembangan konsep diri”.
Ketidakmampuan menyelesaikan tugas perkembangan
menimbulkan masalah konsep diri pada saat tersebut, dan sering kali,
pada masa mendatang.
Orang-orang berpikir untuk mendasarkan konsep dirinya pada
bagaimana mereka merasakan dan mengevaluasi diri mereka sendiri
pada area berikut :
a. Penampilan vokasional
b. Fungsi intelektual
27
c. Penampilan personal dan ketertarikan fisik
d. Ketertarikan dan penampilan seksual
e. Diskusi orang lain
f. Kemampuan menghadapi dan menyelesaikan masalah
g. Kemandirian
h. Bakat tertentu
Menjaga dan mengevaluasi konsep diri individu merupakan
proses berkelanjutan. Kejadian atau situasi apat mengubah tingkat
konsep diri sepanjang waktu. Pada saat individu mencapai
kedewasaan, konsep diri dasar mereka relatif berkembang baik.
Memiliki konsep diri dasar mencakup bagaimana kita dipandang
oleh orang lain.
3. Dimensi Konsep Diri
Konsep diri merupakan faktor yang menjelaskan tentang penilaian
yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya yang menyangkut
dimensi internal dan dimensi eksternal.
Secara garis besar menurut Fitts (1971), konsep diri dibagi menjadi
dua dimensi, yaitu :
a) Dimensi internal (persepsi mengenai dunia dalam dirinya), yang
meliputi persepsi mengenai siapa dirinya, persepsi individu sebagai
hasil pengamatan dari evaluasi terhadap diri, persepsi individu
mengenai diri bagaimana individu bertingkah laku.
28
b) Dimensi eksternal (persepsi individu mengenai dirinya dalam
berhubungan dengan dunia di luar dirinya) yang meliputi persepsi
individu terhadap dirinya secara fisik, persepsi individu mengenai
hubungan dengan Tuhan, persepsi mengenai keadaan pribadinya,
persepsi individu mengenai dirinya dengan keluarga, dan persepsi
individu engenai dirinya dalam berinteraksi dengan orang lain.
4. Aspek-aspek konsep diri
Aspek diri merupakan bagian dari diri yang dapat dilihat oleh
orang lain pada diri seorang individu, sedangkan dimensi diri (seperti
yang telah dikemukakan), adalah bagian dari diri yang hanya dapat
diketahui oleh diri individu yang bersangkutan sendiri.
Staines (dalam Rahmat, 2000, h.81) menjelaskan ada tiga aspek
dalam konsep diri, yaitu :
a. Konsep diri dasar
Aspek ini merupakan pandangan individu terhadap status,
peranan, dan kemampuan dirinya.
b. Konsep diri sosial
Aspek ini merupakan diri sebagaimana yang diyakini individu
dan orang lain yang melihat dan mengevaluasi.
c. Konsep diri ideal
Aspek ini merupakan gambaran mengenai pribadi yang
diharapkan oleh individu, sebagian berupa keinginan dan
sebagian berupa keharusan.
29
Hurlock ( 1990, h. 237), mengemukakan bahwa konsep diri memiliki
dua aspek, yaitu :
a. Fisik
Aspek ini meliputi sejumlah konsep yang dimiliki individu
mengenai penampilan, ksesuaian dengan jenis kelamin, arti
penting tubuh, dan perasaan gengsi dihadapan orng lain yang
disebabkan oleh keadaan fisiknya. Hal penting yang berkaitan
dengan keadaan fisik adalah daya tarik dan penampilan tubuh
dihadapan orang lain.
b. Psikologis
Aspek ini meliputi penilaian individu teradap keadaan psikis
dirinya seperti rasa percaya diri, harga diri, serta kemampuan
dan ketidakmampuannya. Penilaian individu terhadap keadaan
psikis dirinya.
Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat tiga aspek konsep diri, yaitu fisik, psikologis dan
sosial. Aspek fisik tersebut berhubungan dengan keadaan tubuh dan
penampilan individu misalnya hidung pesek, kulit hitam, rambut
keriting, sedangkan aspek psikologis berhubungan dengan harga diri,
rasa percaya diri, kemampuan dan ketidakmampuan, sedangkan aspek
sosial berhubungan dengan cara pandang orang lain sehingga siswa
yang berkonsep diri negatif disaat mendapati diriya mempunyai
30
rambut keriting akan merasa rendah diri sehingga akan melakukam
perilaku konsumtif misalnya rebonding.
C. Perkembangan Siswa SMA
1. Pengertian siswa SMA
Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
umumnya berada pada rentang usia antara 15-18 tahun. Dalam konteks
psikologi perkembangan individu berada fase remaja pertengahan.
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
berasal dari bahasa lati adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh
untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif da orang-orang
prubakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Mohammad
Ali & Mohammad Asrori, 2004).
Pada permulaan masa remaja, pertumbuhan fisik yang sudah
menyerupai manusia dewasa ini tidak diikuti dengan perkembangan
psikis yang sama pesatnya, sebagai akibatnya masa remaja yang
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kehidupan
orang dewasa ini merupakan masa yang sulit dan penuh gejolak
sehingga sering disebut sebagai masa badai dan topan, masa
pancaroba, dan brbagai sebutan lainya yang menggambarkan
31
banyaknya kesulitan yang dialami anak pada masa perubahan ini (
Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002 :106).
Mappiare (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2008 : 9) mengatakan seperti ini, masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan 17/18 tahun smapai 21/22 tahun ada remaja akhir. Sedangkan Hurlock (Mohammad Ali & Mohammad Asrori 2008 :9), menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan tahun seperti ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah.
Dari beberapa pengertian sebelumnya dapat diambil
kesimpulan bahwa remaja adalah masa perkembangan transisi antara
masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan psikologis, kognitif
dan sosial-emosional serta berlangsung antara umur 12 sampai 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
2. Karakteristik Siswa SMA yang sepadan dengan masa remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan pada semua aspek baik
fisik maupun non fisik untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja,
seperti masa-masa sebelumnya memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakan masa sebelum dan sesudahnya, secara garis besar
Hurlock (Rita Eka Izzaty dkk, 2008 : 124-126) menjelaskan ciri-ciri
tersebut sebagai berikut :
32
a. Masa remja sebagai periode penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting pada masa remaja
disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat
menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai,
dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Masa remaja merupakan peralihan dari masak kanak-kanak ke
masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala
sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola
perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap
yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi
seorang anak dan juga bukan orang dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat
juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat.
Sebalikny jika perubahan fisik menurun maka diikuti
perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga. Menurut
Hurlock, ada empat macam perubahan yaitu : meningginya
emosi, peubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan
berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap
ambivalen terhadap setiap perubahan.
33
d. Masa remaja adalah masa mencari identitas
Pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan
tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman
dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. Namun
adanya sifat yang mendua dalam beberapa kasus menimbulkan
suatu dilema yang menyebabka krisis identitas. Pada saat ini
remaja berusaha untuk menunjukan siapa dirinya dan
peranannya dalam kehidupan masyarakat.
e. Usia bermasalah
Pemecahan maslah pada remaja sudah tidak seperti masa
sebelumnya yang dibantu oleh orang tua dan gurunya. Pada
saat remaja, masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara
mandiri, mereka menolak bantuan dari orang tua dan guru lagi.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan
ketakutan/kesulitan
Karena pada mas remaja sering timbul pandangan yang kurang
baik atau bersifat negatif. Stereotip demikian mempengaruhi
konsep diri dan sikap remaja erhadap dirinya dengan demikian
menjadikan remaja sulit melakuka peralihan menuju masa
dewasa. Pandangan ini juga yang sering menimbulkan
pertentangan antara remaja dengan orang dewas.
34
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang
lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya,
lebih-lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi
dan apabila diinginkan tidak tercapai akan mudah marah.
Semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta
kemampuan berpikir rasional remaja memandang diri dn orang
lain semakin realistik.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Menjelang menginjak dewasa, mereka merasa gelisah untuk
meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup
untuk berperilakusebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka
mulai berperilaku sebagai sttatus orang dewasa seperti cara
berpakaian, merokok, menggunakan obat-obatan dll, yang
dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.
Karakteristik masa remaja yaitu masa remaja merupakan
periode yang penting bagi perkembangan fisik dan mental,
periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa,
periode perubahan fisik dan sikap (perilaku) yang berlangsung
pesat, mencari identitas, usia bermasalah, usia yang
menimbulkan kesulitan dan kesusahan, masa yang tidak
realistik dan mulai minginjak masa dewasa.
35
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Secara garis besar menurut Havighurst (Mohammad Ali &
Mohammad Asrori, 2008 : 165-169), ada sejumlah tugas
perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja, yaitu
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita.
1) Hakikat tugas
Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan
anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang
dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
2) Dasar biologis
Secara biologis, manusia terbagi menjadi dua jenis, yaitu
laki-laki dan perempuan. Kematangan seksual dicapai
selama masa remaja. Daya tarik seksual menjadi suatu
kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja.
3) Dasar psikologis
Dalam kelompok sejenis, remaja belajar untuk bertingkah
laku sebagimana orang dewasa. Adapun dalam kelompok
lain jenis, remaja belajar menguasai ketrampilan sosial.
Kebrehasilan dalam meaksanakan tugas perkembangan
akan membawa penyesuaian sosial yang lebih baik
sepanjang kehidupannya.
36
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
1) Hakikat tugas
Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminya
sebagai pria atau wanita.
2) Dasar biologis
Ditinjau dari kekuatan fisik, remaja putri menjadi orang
yang lebih lemah dibandingkan dengan remaja putra.
Namun, remaja putri memiliki kekuatan lain meskipun
memiliki kelemahan fisik.
3) Dasar psikologis
Peranan sosial pria dan wanita memang berbeda. Remaja
putra perlu menerima peranan sebagai seorang pria dan
remaja putri perlu menerima peranan sebagai seorang
wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif
1) Hakikat tugasnya
Menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran dengan
kondisi fisiknya sendiri, mnjaga dan melindungi, serta
menggunakannya secara efektif.
2) Dasar biologis
Perkembangan remaja disertai dengan pertumbuhan fisik
dan seksual. Umumnya gadis yang berusia 15 sampai 16
37
tahun tubuhnya mencapai bentuk akhir. Adapun pada
pemuda keadaan ini akan dicapai sekitar usia 18 tahun.
3) Dasar psikologis
Terjadinya perubahan bentuk tubh yang disertai dengan
perubahan sikap dan minat remaja. Remaja suka
memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialaminya
sendiri.
d. Mencari kemandirian emosional dari oang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
1) Hakikat tugas
Membebaskan sifat kekanak-kanakan yang selalu
menggantungkan diri pada orangtua. Mengembangkan
sikap perasaa tertentu kepada orangtua tanpa
menggantungkan diri padanya dan mengembangkan sikap
hormat kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri
padanya.
2) Dasar biologis
Kematangan seksual individu. Individu yang tidak
memperoleh kepuasaan didalam keluarganya akan keluar
untuk membangun ikatan emosional dengan teman sebaya.
3) Dasar psikologis
Pada masa ini remaja mengalami sikap ambivalen terhadap
orangtuanya. Remaja ingin bebas, namun dirasa bahwa
38
dunia dewasa itu cukup rumit dan asing baginya. Dalam
keadaan semacam ini remaja masih mengharapkan
perlindungan orangtua, sebaliknya orang tua menginginkan
anaknya berkembang menjadi lebih dewasa.
e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
1) Hakikat tugas
Merasakan kemampuan membangun kehidupan sendiri
2) Dasar biologis
Tidak ada dasar biologis yang berarti utuk pelaksanaan
tugas ini meskipun kekuatan dan ketrampilan fisik sangat
bermanfaat untuk mencapai tugas ini.
3) Dasar psikologis
Berkaitan erat dengan hasrat untuk berdiri sendiri.
f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
1) Hakikat tugas
Memilih pekerjaan yang memerlukan kemampuan serta
mempersiapkan pekerjaan.
2) Dasar biologis
Ukuran dan kekuatan badan pada sekitar usia 18 tahun
sudah cukup kuat dan tangkas untuk memiliki da
menyiapkan diri memperoleh lapangan pekerjaan.
3) Dasar psikologis
39
Dasar hasil penelitian mengeni minat dikalangan remaja
ternyata pada kaum remaj berusia 16-19 tahun. Minat
utamanya tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan
lapangan pekerjaan.
g. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga.
1) Hakikat tugas
Mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan
berkeluarga. Khusus untuk remaja putri termasuk
didalamnya kesiapan untuk mempunyai anak.
2) Dasar biologis
Kematangan seksual yang normal yang menumbuhkan
ketetarikan antar jenis kelamin.
3) Dasar psikologis
Sikap remaja terhadap perkawinan sangat bervariasi. Ada
yang menunjukan rasa takut tetapi ada juga yang
menunjukan sikap bahwa perkawinan justru mrupakan
suatu kebahagiaan hidup.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang
penting untuk kompetensi kewarganegaraan
1) Hakikat tugas
Mengembangkan konsep tentang hukum,politik, ekonomi,
dan kemasyarakatan.
40
2) Dasar biologis
Pada usia 14 tahun, sistem syaraf dan otak telah mencapai
tahap ukuran kedewasaan.
3) Dasar psikologis
Berkembangnya kemampuan kejiwaan yang cukup besar
dan perbedaan individu dalam perkembngan kejiwaan yang
sangat erat hubungannya dengan perbedaan dalam
penguasaan bahasa pemaknaan, perolehan konsep-konsep,
minat dan motivasi.
i. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang
bertanggung jawab.
1) Hakikat tugas
Berpratisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung
jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu
menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
2) Dasar biologis
Tugas ini berkaitan erat dengan pengauh masyarakat
terhadap individu, kecuali jika menerima adanya insting
sosial pada manusia atau memandang bagus tingkah laku
remaja merupakan sublimasi dari dorongan seksual.
41
3) Dasar psikologis
Proses untuk mengikatkan diri individu kepada kelompok
sosialnya telah berlangsung sejak ndividu dilahirkan. Ini
berlangsung sampai dengan individu itu mencapai fase
remaja.
j. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika
sebagai pedoman tingkah laku.
1) Hakikat tugas
Membentuk suatu himpunan nilai-nilai sehingga
memungkinkan remaja mengembangkan dan
merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu
dalam huungannya dengan idividu lain, dan memegang
suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentingan
hubungan dengan individu lain.
2) Dasar psikologis
Banyak remaja yang menaruh perhatian pada problem
filosofis dan agama.
Erickson (papalia, Olds & Fieldman, 2001 :340) menjelaskan bahwa tugas
utama remaja adalah menghadapi identitas versus kebimbangan identitas (identity
versus identity confusion) yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan
psikososial. Tugas perkembangn ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar
nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang
koheren d( Papalia. Olds & Fieldman. 2001 :340).
42
Tugas perkembangan pada masa remaja merupakan tugas yang penting.
Hal ini mengingat bahwa apabila remaja mampu melaksanakan tugas
perkembangannya dengan baik maka akan mengarahkan remaja kepada
keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Demkian
juga sebaliknya.
Berdasarkan beberapa tugas perkembangan dan karakteristik pada remaja
salah satu tugas perkembangan yang penting adalah mencapai kemandirian
ekonomi. Dalam hal ini remaja sebagai konsumen seharusnya sudah memiliki
keberanian dalam mengambil keputusan dalam pembelian dan memiliki
kemampuan dalam mengatur uangnya sendiri dan membelanjakannya.
Keberhasilan remaja dalam menjalani tugas perkembangan tersebut akan dapat
mengarahkan remaja pada perilaku membeli yang tidak didasarkan pada
pertimbangan secara rasional, cenderung berlebihan sehingga dapat memunculkan
perilaku konsumtif.
D. Kerangka Pikir
Siswa SMA dalam perkembangannya masih tergolong dalam masa
remaja yang merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Pada masa remaja biasanya ditandai dengan adanya berbagai perubahan
baik pada aspek biologis, kognitif, sosial maupun emosional. Perubahan-
perubahan pada aspek tersebut pada akhirnya bermuara pada upaya mencari jati
diri atau identitas diri. Dalam masa remaja biasanya juga ditandai dengan
karakteristik remaja yang senang mencoba-coba sesuatu yang baru karena rasa
43
penasarannya yang tinggi. Karakteristik tersebut menjadikan siswa yang masih
tergolong dalam masa remaja dijadikan sebagai sasaran konsumen yang dianggap
potensial dikalangan produsen.
Seiring dengan tugas perkembangan pada siswa terutama remaja dalam
kemandirian, remaja merupakan tahap dimana sudah harus mampu untuk
mandiri dalam mengambil keputusan. Salah satu kemandirian dalam mengambil
keputusan tersebut yaitu dalam hal membeli suatu barang sesuai dengan apa
yang dikehendakinya. Namun, disisi lain remaja juga memiliki karekteristik
sebagai konsumen yang mudah terpengaruh oleh bujuk rayu penjual dan iklan,
tertarik dengan kemasan produk yang menarik, cenderung boros, tidak realistis,
romantis dan impulsif. Karakteristik remaja sebagai konsumen dapat
mengarahkan remaja kepada pembelian yang tidak didasarkan pada pertimbangan
yang rasional atau sesuai kebutuhan tetapi lebih kepada hal-hal yang sifatnya
emosional dan cenderung untuk memenuhi hasrat keinginan atau kepuasan
semata. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan kecenderungan perilaku
konsumtif pada remaja. Salah satu faktor pribadi yang penting dalam
mempengaruhi perilaku konsumtif pada siswa adalah konsep diri.
Konsep diri merupakan evaluasi secara menyeluruh baik dari persepsi atau
pandangan-pandangan terhadap dirinya sendiri. Konsep diri merupakan identitas
diri sebagai skema dasar yang terdiri atas kumpulan keyakinan dan sikap
terhadap diri sendiri yang terorganisir.
44
Berdasarkan paparan tersebut, dapat dipahami bahwa konsep diri ikut
berperan dalam perilaku konsumtif pada siswa karena remaja berorientasi pada
diri sendiri sehingga mengalami konsep diri yang rendah, bila dilihat secara
psikologis remaja dalam keadaan labil akan mudah terpengaruh dalam perilaku
konsumtifnya. Remaja yang mengalami konsep diri tinggi akan menerima apa
yang dimilikinya dan tidak akan mudah terpengaruh. misalnya perkembangan
handphone, bagi remaja berkonsep diri rendah, akan merasa malu menggunakan
handphone keluaran lama dan melakukan berbagai cara agar dapat mengikuti
perkembangannya, sedangkan bagi remaja berkonsep diri tinggi tidak akan mudah
terpengaruh dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.
E. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka tori dan kerangka berfikir yang dikemukakan di atas,
maka dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yaitu konsep diri dengan
variabel trikat yaitu perilaku konsumtif. Hubungan tersebut dapat dilihat pada
gambar 1 halaman .
45
H
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan :
X : Variabel bebas
Y : Variabel Terikat
H : Hipotesis
: Garis penghubung
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara konsep
diri dengan perilaku konsumtif pada siswa kelas 2 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Artinya, adanya konsep diri yang negatif dapat meningkatkan perilaku konsumtif
pada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, begitupun sebaliknya.
X Y
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data-data yang terkumpul
berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan analisis
statistika. Penelitian ini menggunakan korelasi karena bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel. Suharsimi Arikunto (2010: 4)
mengungkapkan bahwa penelitian korelasi atau penelitian hubungan adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam penelitian korelasional terdapat dua macam korelasi yaitu
korelasi sejajar dan korelasi sebab-akibat. Korelasi sejajar memandang
bahwa variabel pertama (variabel bebas) dan variabel kedua (variabel
terikat) tidak terdapat hubungan sebab-akibat, namun dapat dicari alasan
mengapa diperkirakan antara keduanya ada hubungannya. Sedangkan
korelasi sebab-akibat memandang bahwa antara variabel pertama dan
variabel kedua terdapat hubungan sebab-akibat, variabel pertama
berpengaruh terhadap variabel kedua (Suharsimi Arikunto, 2002: 30-32).
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi sejajar yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel konsep
diri dan perilaku konsumtif.
47
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ,
khususnya pada siswa kelas XI. Pertimbangan peneliti dalam menentukan
tempat pelaksanaan penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah
lokasi sekolah yang berada dipusat kota dan berdekatan dengan pertokoan,
sehingga memudahkan siswa melakukan perilaku konsumtif. Perilaku siswa
yang mudah dalam melakukan perilaku konsumtif tersebut memungkinkan
untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013.
C. Populasi dan Sampel/ Subjek Penelitian
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 173), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Pendapat lain diungkapkan oleh Sugiyono
(2010: 117) bahwa populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 113 siswa.
Berikut ini keadaan populasi subjek penelitian yang dapat dilihat pada
tabel 1.
48
Tabel 1. Keadaan Populasi Subjek Penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa
1. XI Bahasa 9
2. XI IPA1 23
3. XI IPA2 25
4. XI IPS1 29
5. XI IPS2 27
Jumlah 113
Alasan peneliti mengambil siswa Kelas XI sebagai subjek
penelitian adalah siswa berada dalam rentang usia 15-17 tahun yang
memiliki karakteristik tertentu sebagai remaja seperti keadaan psikologis
yang labil, konformitas teman sebaya yang tinggi, dan mudah terpengaruh
oleh lingkungan. Remaja pada masa ini senang mencoba hal-hal yang baru
dan cenderung memiliki emosi yang tidak stabil. Remaja juga mulai
meninggalkan stereotipnya sebagai kanak-kanak dan menganggap bahwa
dirinya sudah dewasa.
2.Sampel
Penentuan sampel atau teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sampel purposive. Pengambilan sampel dari populasi
telah sesuai dengan karakteristik kelompok sampel yang diinginkan yaitu
siswa SMA kelas XI bahasa, XI IPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2 yang berada
49
dalam rentan usia 15-17 tahun. Pada penelitian ini jumlah sampelnya
sebanyak 86 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
60). Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu sebagai berikut.
1.Variabel Independen (Bebas)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan
antecedent. Variabel independen atau bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen atau terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
konsep diri.
2.Variabel Dependen (Terikat)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku konsumtif.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif merupakan suatu tindakan individu dalam
membeli, menggunakan dan memanfatkan barang-barang yang sebenarnya
kurang dibutuhkan dan cenderung berlebihan dengan berbagai alasan yang
50
tidak rasional demi mencapai kepuasan dan kesenangan. Barang-barang
yang dibeli, digunakan, dan dimanfaatkan merupakan barang-barang yang
dapat merawat diri, menunjang penampilan diri dan prestise.
2. Konsep diri
Konsep diri adalah evaluasi individu tentang dirinya yang bersifat
unik baik secara fisik, psikis, sosial maupun moral dan bagaimana
pandangan orang lain mengenai dirinya yang diperoleh dari hasil interaksi
dengan orang lain. Persepsi dari konsep diri tersebut terdiri dari bagaimana
siswa melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana siswa merasa tentang
diri sendiri, dan bagaimana siswa menginginkan diri sendiri menjadi
manusia sebagaimana kita harapkan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto (2010: 192) menyatakan bahwa metode atau
teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan agar dapat
memperoleh data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Jenis-jenis
metode atau instrumen pengumpulan data yaitu tes, angket atau kuesioner
(questionnaires), wawancara (interview), observasi, skala bertingkat
(rating scale), dan dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 2010: 193-202).
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode angket atau kuesioner (questionnaires) dengan menggunakan skala
Likert.
51
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi
Arikunto, 2010: 194).
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148).
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 203) instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap,
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Djaali & Pudji,
2008: 59).
Sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data,
instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau
angket dengan menggunakan skala Likert. Jenis angket yang digunakan adalah
angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih. Butir-butir atau item-item kuesioner disusun
dalam bentuk pernyataan, dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu skala konsep diri dan skala perilaku konsumtif.
Peneliti menyusun instrumen yang mengacu pada skala reaksi konsep diri
dari (Kartini Kartono, 2003) dan skala perilaku konsumtif dari Hudaniyah dan
52
Dayakisni, (2003) yang kemudian dimodifikasi sesuai dengan tujuan dalam
penelitian ini. Instrumen tersebut digunakan untuk keperluan pengumpulan
data.
Dalam menyusun instrumen, peneliti akan mengikuti prosedur
pengadaan atau penyusunan instrumen yang baik yang telah dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto (2010: 209). Prosedur penyusunan instrumen
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel,
kategorisasi variabel.
2. Penulisan butir soal atau penyusunan skala.
3. Penyuntingan.
4. Uji coba instrumen.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-
saran, dan sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan
mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
Berikut ini uraian mengenai prosedur dalam penyusunan instrumen
di atas adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:
a. Perumusan tujuan.
Tujuan penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah
mengungkap data mengenai konsep diri dan tingkat perilaku konsumtif
53
pada responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
b. Menentukan variabel penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel konsep
diri dan variabel perilaku konsumtif. Variabel konsep diri sebagai variabel
independen atau bebas, variabel perilaku konsumtif sebagai variabel
dependen atau terikat.
c. Kategorisasi variabel penelitian.
Kategorisasi untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Variabel konsep diri
Dalam penelitian ini, penyusunan skala untuk mengungkap
konsep diri responden yang akan disusun oleh peneliti mengacu pada
aspek-aspek konsep diri yaitu sebagai berikut.
a) Konsep diri fisik
b) Konsep diri pribadi
c) Konsep diri sosial
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat konsep
diri yang dimiliki oleh subyek yaitu dengan menggunakan Tennessee
Self Concept Scale (TSCS) oleh H. Fitts(1971) yang diodifikasi oleh
Julia Raymond Lorenz (2002)
54
Kisi-kisi skala konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel3.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri (Tennesse Self Concept Scale)
No. Variabel Indikator Deskriptor Item Instrumen
Jumlah + -
1. Konsep Diri
Konsep diri fisik
Pandangan, individu terhadap fisiknya sendiri.
1,2,3,
6,10,11
4,5,7,
8,9,12,
13,14
14
Konsep diri
pribadi
Pandangan, individu terhadap
dirinya sendiri .
15,16,20
,21,22,26,
27,28
17,18,19,
23,24,25,
29,30,31
17
Konsep diri
sosial
Pandangan, individu terhadap
kecenderungan sosial yang ada
pada diri sendiri
32,33,34,
38,39,40,
44,45,46
35,36,37,
41,42,43,
47,48,49
18
Jumlah 23 26 49
2) Variabel perilaku konsumtif
Dalam penelitian ini, penyusunan skala untuk mengungkap
perilaku konsumtif responden yang akan disusun oleh peneliti
mengacu pada aspek-aspek perilaku konsumtif yaitu sebagai
berikut.
a) Membeli
b) Menggunakan
c) Memanfaatkan
55
Kisi-kisi skala perilaku konsumtif yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumtif
No.
Variabel Indikator Deskriptor Item Instrumen
Jumlah + -
2.
Perilaku Konsumtif
Membeli
a. Membeli berlebihan
1 2 2
b. Membeli tanpa rencana
3,5 4,6 4
c. Membeli tanpa pertimbangan rasional
7,9,11,13, 15,16,17
8,10,12, 14,18
12
Menggunakan
a. Menggunakan berlebihan
19 20 2
b. Menggunakan tidak sesuai dengan tempatnya
21 22 2
c. Memakai tidak sesuai waktunya
23 24 2
d. Menggunakan tidak sesuai dengan fungsinya
25 26 2
Memanfaatkan a. Memanfaatkan berlebihan
27 28 2
Jumlah 15 13 28
2. Penulisan butir soal dan penyusunan skala.
Setelah peneliti menyusun pengkategorisasian mengenai variabel
penelitian, maka tahap berikutnya adalah menuliskan butir soal atau
pernyataan dan menyusun skala. Skala konsep diri dibuat sejumlah 54
butir pernyataan yang terdiri dari 27 butir pernyataan positif dan 27 butir
pernyataan negatif. Sedangkan skala perilaku konsumtif dibuat sebanyak
28 butir yang terdiri dari 15 butir pernyataan positif dan 13 butir
pernyataan negatif. Dalam penelitian ini, masing-masing angket atau
kuesioner baik skala konsep diri maupun skala perilaku konsumtif
56
menggunakan model skala Likert. Skala Likert adalah skala penilaian
dengan rentangan dari positif sampai negatif.
Prosedur dalam melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan skala penelitian ini, responden diminta untuk memilih
jawaban terhadap pernyataan yang telah disediakan dengan memberikan
tanda check atau centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan dirinya. Pilihan jawaban pada skala konsep diri terdiri dari
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Sedangkan pilihan jawaban pada skala perilaku konsumtif
terdiri dari Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP).
Pemberian skor penilaian pada jawaban dalam skala konsep diri
dan perilaku konsumtif bergerak dari skor 4 sampai 1 untuk pilihan
jawaban positif dan skor 1 sampai 4 untuk pilihan jawaban negatif.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh, maka semakin tinggi konsep diri dan
perilaku konsumtif pada responden. Berikut ini skor penilaian untuk
pilihan jawaban skala konsep diri dan perilaku konsmtif dapat dilihat pada
tabel 4 dan tabel 5.
Tabel 4. Skor Penilaian Skala Konsep Diri
No. Positif Skor Negatif Skor
1. Sangat Sesuai 4 Sangat Sesuai 1
2. Sesuai 3 Sesuai 2
3. Tidak Sesuai 2 Tidak Sesuai 3
4. Sangat Tidak Sesuai 1 Sangat Tidak Sesuai 4
57
Tabel 5. Skor Penilaian Skala Perilaku Konsumtif
3. Penyuntingan
Setelah selesai menyusun item atau butir-butir pernyataan pada
skala, langkah berikutnya adalah penyuntingan. Ada beberapa hal yang
dilakukan dalam kegiatan penyuntingan yaitu melengkapi instrumen
dengan kata pengantar, pedoman mengerjakan, dan lembar jawaban. Kata
pengantar digunakan untuk menjelaskan fungsi dari skala itu sendiri dan
tujuan penelitian yang dilakukan. Dalam kata pengantar, peneliti
mencantumkan beberapa hal yang ditujukan kepada responden, yaitu:
a. Penelitian dilakukan dalam rangka apa.
b. Tujuan peneliti mengadakan penelitian.
c. Data seperti apa yang diperlukan.
d. Kemanfaatan data bagi peneliti dan masyarakat luas.
e. Ucapan terima kasih atas bantuan responden.
4. Uji coba instrumen
Sebelum instrumen digunakan pada pengumpulan data penelitian,
maka sebaiknya instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian
No. Positif Skor Negatif Skor
1. Selalu 4 Selalu 1
2. Sering 3 Sering 2
3. Jarang 2 Jarang 3
4. Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 4
58
ini, uji coba (try out) instrumen akan dilakukan kepada siswa kelas XI
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Penentuan jumlah subjek uji coba dalam
penelitian ini mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 253),
subjek uji coba dapat diambil sejumlah antara 25-40 subjek dan jumlah
tersebut memungkinkan untuk pelaksanaan dan analisis instrumen. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan banyaknya
subjek uji coba, yaitu sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002: 253).
a. Tersedianya subjek yang akan dijadikan sasaran.
b. Unit analisis yang diambil.
c. Kemampuan peneliti dalam hal waktu dan dana.
d. Tingkat kesulitan dalam pelaksanaan.
Karena keterbatasan kemampuan peneliti dalam hal waktu dan
dana, maka penelitian ini akan menggunakan subjek uji coba sebanyak 36
siswa atau sama dengan jumlah siswa 1 kelas. Tujuan uji coba instrumen
dalam penelitian ini adalah untuk keandalan instrumen. Keandalan
instrumen akan menghasilkan data yang benar dan hasil penelitian yang
bermutu. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting
yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 211), sehingga
instrumen penelitian sebelum digunakan dalam penelitian yang
sebenarnya, harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010: 211) menjelaskan bahwa validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
59
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai
validitas yang rendah.
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan
rumus korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Penghitungan
dilakukan dengan menggunakan SPSS ver.17 for Windows,. Berikut ini
rincian rumus korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2010: 213):
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan: ���= Koefisien korelasi x dan X = Nilai persepsi pola asuh demokratis Y = Nilai pemilihan karir
�2= Produk dari x dan x
�2= Produk dari y dan y XY = Produk dari x dan y N = Banyaknya data atau jumlah sampel
Hasil rxy hitung kemudian dibandingkan dengan r tabel pada
taraf signifikansi 5%. Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r
tabel (r hitung ≥ r tabel), maka butir atau item dari instrumen yang
dimaksud adalah valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel
(r hitung ≤ r tabel), maka butir atau item dalam instrumen yang
dimaksud tidak valid atau gugur.
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
60
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi
Arikunto, 2010: 221). Saifudin Azwar (2007: 83) berpendapat bahwa
reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya
berkisar antara 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya
semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati 0 berarti semakin
rendah reliabilitasnya.
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara
menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus koefisien Alpha. Rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket (Suharsimi Arikunto, 2010: 239).
Penghitungan reliabilitas akan menggunakan program software SPSS
ver. 17 for Windows. Rumus koefisien Alpha adalah sebagai berikut
(Suharsimi Arikunto, 2010: 223):
.r11 = �k
k−1� �1 −
∑∝b2
∝t2 �
Keterangan : k = jumlah butir ∑ ∝�
2 = jumlah varian butir ∝�
2 = varian total �11 = reliabilitas instrumen Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas,
kemudian diinterpretasikan dengan tingkat keterandalan koefisien
reliabilitas. Untuk melihat interpretasi koefisien reliabilitas maka
61
digunakan pedoman yang mengadaptasi kriteria interpretasi koefisien
(Sugiyono, 2010: 319) yang dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Antara 0,800 - 1, 00 Sangat Tinggi
Antara 0,600 - 0,800 Tinggi
Antara 0,400 - 0,600 Sedang
Antara 0,200 - 0,400 Rendah
Antara 0,00 – 0,200 Sangat Rendah (Tidak berkorelasi)
Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur bahwa
instrumen penelitian tersebut bebas dari kesalahan persepsi sehingga
menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat digunakan pada kondisi yang
berbeda-beda. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien
korelasi lebih besar dari 0,60 (>0,60) atau berada pada interval koefisien
antara 0,60-1,00.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-
saran, dan sebagainya.
Setelah uji coba instrumen, maka dapat diketahui butir-butir
pernyataan atau item yang valid dan item yang gugur. Pernyataan atau
item yang valid selanjutnya akan digunakan dalam pengumpulan data
penelitian. Sedangkan pernyataan atau item yang gugur tidak digunakan
lagi dalam instrumen pengumpulan data.
62
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan
mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
Langkah ini adalah langkah terakhir yang ditempuh oleh peneliti
dalam penyusunan instrumen. Peneliti merevisi pernyataan-pernyataan
atau item-item yang masih kurang baik atau gugur. Item tersebut diganti
dengan item yang lebih baik dan cocok. Akan tetapi, biasanya peneliti
lebih memilih untuk menghapus pernyataan atau item yang gugur.
Dari hasil analisis uji coba skala konsep diri menunjukan bahwa
dari 49 butir item yang diujicobakan , 44 butir item dinyatakan sahih dan 5
butir item gugur. Item yang gugur yaitu no 9, 17, 36, 41, dan 47. Koefisien
korelasi untuk skala yang sahih bergerak antara 0,460 hingga 0,802. Skala
konsep diri memiliki reliabilitas 0,952.
Sedangkan hasil uji coba skala perilaku konsumtif menyatakan
bahwa dari 28 butir item yang diujicobakan diyatakan sahih sebanyak 26
item dan 2 item gugur, yaitu no 16 dan 18. Koefisien korelasi untuk butir
item yang sahih berada pada kisaran 0,451 hingga 0,746. Skala perilaku
konsumtif 0,918.
63
H. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah didapat selanjutnya diolah atau
dianalisis. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat dari analisis
data. Data dalam penelitian ini berbentuk angka (kuantitatif), sehingga
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik.
Analisis data bertujuan untuk mengkaji kebenaran terhadap hipotesis yang
diajukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi uji persyaratan analisis dan uji hipotesis.
1. Uji Persyaratan Analisis
Agar dapat dilakukan analisis dwi-variat maka masing-masing
variabel harus memiliki distribusi atau sebaran data yang normal dan
hubungan antara dua variabel yang bersifat linear. Oleh karena itu, uji
persyaratan analisis statistik dalam penelitian ini hanya melakukan uji
normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data
dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas
dilakukan melalui metode Kolmogorov-Smirnov untuk menguji
kenormalan data penelitian dengan bantuan SPSS (Statistical Program
for Social Science) 17.00 for windows.
64
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat terbentuk linear atau tidak.
Rumus yang digunakan dalam uji linearitas, sebagai berikut.
���� = �����
�����
Keterangan : �reg= harga bilangan F untuk garis regresi
�����= rerata kuadrat garis regresi �����= rerata kuadrat residu (Sutrisno Hadi, 1995:14).
Taraf signifikan yang digunakan untuk uji linearitas hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini adalah taraf
signifikan 5%, dengan derajat kebebasan (db) untuk regresi harga F
adalah 1 lawan N-1. Jika harga p lebih besar dari 0,05 maka kedua
variabel mempunyai hubungan yang linear, sebaliknya jika harga p
lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara kedua variabel tidak linear.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis statistik korelasi Product Moment dari Karl
Pearson. Rumus analisis korelasi Product Moment adalah sebagai berikut
(Suharsimi Arikunto, 2010: 316):
65
rxy = ���
(���.���)
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi variabel x dengan y ∑xy = Kovariasi variabel x dengan y ∑x
2 = Varian x ∑y
2 = Varian y
66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI
2 Yogyakarta sejumlah 113. Karena keterbatasan waktu yang diberikan
sekolah untuk penelitiann. Siswa yang datang saat penelitian dilaksanakan
berjumlah 86 siswa yang terdiri dari 44 laki-laki dan 42 perempuan.
2. Persiapan
Sebelum penelitian dilaksanakan try out terlebih dahulu yang
bertujuan untuk mengurangi hambatan-hambatan yang mungkin muncul
saat pelaksanaan penelitian, serta untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan. Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi perizinan dan
persiapan alat ukur yang akan digunakan untuk pengambilan data.
a. Persiapan Administrasi
Sebelum pengambilan data penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan perizinan terhadap pihak terkait dalam proses penelitian ini.
Ada dua proses perizinan yang dilakukan, yang pertama adalah
perizinan try out kepada siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang
menjadi lokasi try out. Sebelumnya peneliti meminta izin melakukan
try out pada tanggal 5 Oktober 2013 kepada Kepala SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
67
Perizinan yang kedua yaitu perizinan penelitian (pengambilan
data) kepada Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang
menjadi lokasi penelitian. Kemudian ditentukan waktu untuk
pengambilan data tersebut, yaitu pada tanggal 19 Oktober 2013.
b. Persiapan Alat Ukur
Alat ukur penelitian dibuat sendiri oleh peneliti yang
disesuaikan dengan keadaan subjek, yaitu siswa SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Alat ukur tersebut yaitu berupa skala Konsep Diri dan
skala Perilaku Konsumtif. Alat ukur ini terlebih dahulu di try out kan
kepada subjek yang karekteristiknya mendekati karakteristik subjek
penelitian. Try out dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada
tanggal 5 Oktober 2013.
Subjek try out penelitian adalah siswa Kelas XI IPA 1 SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Jumlah subjek skala Konsep Diri dan skala
Perilaku Konsumtif 20 siswa. Dari hasil try out diperoleh tingkat
validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan sebagai alat
ukur penelitian.
3. Hasil Uji Coba
Hasil analisis uji coba skala konsep diri menunjukkan bahwa dari 49
butir item yang diujicobakan, 44 butir item dinyatakan sahih. Koefisien
korelasi untuk skala yang sahih bergerak antara 0.460 hingga 0.802. Skala
konsep diri memiliki reliabilitas 0.952.
68
Hasil uji coba skala perilaku konsumtif menyatakan bahwa dari 28
butir item yang di uji cobakan, 26 dinyatakan sahih. Koefisien korelasi untuk
butir item yang sahih berada pada kisaran 0.451 hingga 0.746. Skala perilaku
konsumtif 0.918.
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Deskripsi subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA BOPKRI 2
Yogyakarta terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Tabel 7. Deskripsi Subjek penelitian (N=86)
Faktor Kategori Jumlah
Jenis kelamin Laki-laki 44
Perempuan 42
Usia <15 tahun 1 15-16 tahun 63 >16 tahun 22
Jumlah 86
2. Deskripsi data penelitian
Hasil dari penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada
tanggal 19 Oktober 2013 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 86
siswa menunjukkan nilai empirik untuk skala konsep diri diketahui nilai
minimum 102 dan nilai maksimum 171 sedangkan niali meannya 129.72
dan standar deviasi 11.89. Untuk skala perilaku konsumtif dari
perhitungan spss diperoleh nilai minimum 37 dan nilai maksimum 68,
sedangkan nilai mean 51.98 dan standar deviasi 5.72.
69
Langkah selanjutnya adalah membuat pengkategorisasikan, ini
dimaksudkan guna mendapatkan informasi tentang kelompok subjek pada
variabel yang diteliti. Pengkategorisasikan ini dimaksudkan untuk
mengetahui tinggi rendahnya hasil yang diperoleh subjek penelitian dan
untuk mengetahui kelompok sebagian besar subjek pada skala Konsep Diri
dan skala Perilaku Konsumtif. Peneliti membuat kategorisasi tersebut
menjadi lima kelompok yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan
sangat tinggi. Azwar (2009: 166) pun menyatakan, karena kategorisasi ini
bersifat relatif, maka peneliti boleh menetapkan secara subjektif luasnya
interval yang mencakup setiap kategori yang diinginkan, selama penetapan
tersebut masih berada dalam batas kewajaran dan dapat diterima oleh akal.
Dalam hal ini, penulis menggunakan rumus kategorisasi yang dibuat oleh
Azwar (2008: 170), di mana terdapat lima kategori. Rumus tersebut dapat
dilihat pada tabel 10.
Tabel 8. Kriteria Kategori
Norma Kategorisasi Kategori
X < µ - 1.8 SD Kategori Sangat Rendah µ - 1.8 SD < X ≤ µ - 0.6 SD Kategori Rendah µ - 0.6 SD < X ≤ µ + 0.6 SD Kategori Sedang µ + 0.6 SD < X ≤ µ + 1.8 SD Kategori Tinggi X > µ +1.8 SD Kategori Sangat Tinggi
70
a. Skala Konsep Diri
Berdasarkan sebaran empirik dari skor skala konsep diri dalam
deskripsi penelitian diatas dapat diuraikan hasil dari kategorisasikan
dari skala tersebut untuk mengetahui subjek penelitian, seperti yang
tercantum pada tabel 11.
Tabel 9. Kategorisasi Skor Variabel Konsep Diri
Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentasi
Kategori Sangat Rendah x < 70.4 0 0.00
Kategori Rendah 70.4 ≤ x ≤ 96.8 0 0.00
Kategori Sedang 96.8 ≤ x ≤ 123.2 27 31.40
Kategori Tinggi 123 ≤ x ≤ 149.6 54 62.79
Kategori Sangat Tinggi x > 149.6 5 5.81
Dari skor skala konsep diri diketahui bahwa rerata keseluruhan
subjek adalah 129.72. Dapat diketahui pula bahwa persentase untuk
kategori sangat tinggi 5.81%, kategori tinggi 62.79%, kategori sedang
31.4%, kategori rendah 0% dan kategori sangat rendah 0%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tingkat penilaian konsep diri pada sebagian
subjek penelitian ini berada pada kategori tinggi dengan persentase
sebesar 62.79%.
71
Dari tabel 9 distribusi frekuensi konsep diri, dapat disajikan grafik
histogramnya sebagai berikut:
Gambar2. Grafik Konsep Diri
b. Skala Perilaku Konsumtif
Berdasarkan sebaran dari skor skala Perilaku Konsumtif dalam
deskripsi penelitian diatas dapat diuraikan hasil dari kategorisasikan
dari skala tersebut untuk mengetahui subjek penelitian, seperti yang
tercantum pada tabel 13.
Tabel 10. Kategorisasi Skor Variabel Perilaku Konsumtif
Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentasi
Kategori Sangat Rendah x < 41.6 2 2.33
Kategori Rendah 41.6 ≤ x ≤ 57.2 73 84.88
Kategori Sedang 57.2 ≤ x ≤ 72.8 11 12.79
Kategori Tinggi 72.8 ≤ x ≤ 88.4 0 0.00
Kategori Sangat Tinggi x > 88.4 0 0.00
0 0
27
54
5
0
10
20
30
40
50
60
sangatrendah
rendah sedang tinggi sangattinggi
Frekuensi
Column1
72
Dari skor skala Perilaku Konsumtif diketahui bahwa rerata
keseluruhan subjek adalah 51.98. Dapat diketahui pula bahwa
persentase untuk kategori sangat tinggi 0%, kategori tinggi 0%,
kategori sedang 12.79%, kategori rendah 84.88% dan kategori sangat
rendah 2.33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penilaian
Perilaku Konsumtif pada sebagian subjek penelitian ini berada pada
kategori rendah dengan persentase sebesar 84.88%.
Dari tabel 12 distribusi frekuensi Perilaku Konsumtif, dapat disajikan
grafik histogramnya sebagai berikut:
Gambar3. Grafik Perilaku Konsumtif
3. Uji Asumsi
Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi. Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidak syarat
untuk melakukan uji hipotesis, dengan menggunakan uji parametik atau
2
73
11
0 00
10
20
30
40
50
60
70
80
sangatrendah
rendah sedang tinggi sangattinggi
Frekuensi
Column1
73
apabila tidak terpenuhi menggunakan non parametik. Uji asumsi terdiri
dari uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One Sample
Kolmogrov – Smirnov Z. Variabel Konsep Diri menunjukkan KSZ =
0.749; P = 0.629 (P>0.05) dan variabel Perilaku Konsumtif
menunjukkan KSZ = 0.774;P = 0.586 (P>0.05). Hasil uji normalitas ini
menunjukkan bahwa skor subjek pada kedua variabel tersebut
memiliki sebaran normal karena masing-masing variabel menunjukkan
bahwa taraf signifikasi 1% (0,01) pada skala konsep diri dan memiliki
sebaran normal pada perilaku konsumtif. Dapat dilihat pada tabel 15.
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas
Variabel KS-Z p Normalitas
Konsep Diri 0.749 0.629 Normal
Perilaku Konsumtif 0.774 0.586 Normal
b. Uji Linearitas
Berdasarkan hasil pengujian linearitas diperoleh F = 0,459 dan p =
0.981 (p>0,05). Hasil uji linearitas ini menunjukkan bahwa antara
Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif bersifat linear.
4. Uji Hipotesis
Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu
menggunakan product moment corelation from Pearsons pada program
74
SPSS 16.0 for windows. Rumus analisis korelasi Product Moment adalah
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2010: 316):
rxy = ���
(���.���)
Keterangan: rxy = Koefisienkorelasi variabel x dengan y ∑xy = Kovariasi variabel x dengan y ∑x
2 = Varian x ∑y
2 = Varian y Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p = 0.001 (p <0.05)
dengan koefisien korelasi -0,345. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta sebesar.
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang telah diajukan
yakni ada hubungan negatif dan signifikan antara Konsep Diri dengan
Perilaku Konsumtif terbukti. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi (r) sebesar -0,345 dan p value = 0,001.
Tanda negatif pada nilai koefisien korelasi di atas menunjukan adanya
arah hubungan yang bersifat negatif antara konsep diri dengan perilaku
konsumtif. Maksud dari arah negatif dari hubungan ini adalah apabila konsep
diri pada siswa SMA Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta semakin tinggi,
maka perilaku konsumtifnya semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, apabila
konsep diri pada siswa Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta semakin
rendah, maka perilaku konsumtif semakin tinggi.
75
Hasil analisis korelasi ini mendukung hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, yaitu ada hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku
konsumtif pada siswa SMA Kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Remaja yang mempunyai konsep diri yang rendah, akan cenderung
melakukan perilaku konsumtif yang berlebihan. Sebaliknya, jika remaja
memiliki konsep diri yang tinggi akan berhati-hati dalam berperilaku
konsumtif, sehingga dapat meminimalisir pengeluaran.
Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan
menggunakan teknik product moment corelation menunjukkan terdapat
korelasi yang positif dan signifikan, dengan taraf signifikansi sebesar 1% atau
0,01. Hal ini dapat dimaknai bahwa konsep diri mempunyai hubungan yang
negative dengan perilaku konsumtif remaja. Nilai koefisien korelasi yang
didapatkan sebesar -0,345 dengan nilai probabilitas (p-value) sebesar 0.001.
Fitts (Widiarti & Tarakarnita, 2002), mengatakan bahwa konsep diri
mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Ketika remaja memiliki gambaran yang ada pada dirinya sendiri dan merasa
percaya diri dengan apa yang dia miliki, maka remaja tidak terpengaruh
dengan lingkungan diluar mereka. Sedangkan remaja yang tidak bisa melihat
gambaran atau persepsi yang ada pada dirinya, maka remaja tersebut
cenderung kurang percaya diri dan akan mudah terpengaruh dengan
lingkungan luar.
Hasil penelitian yang dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
ditinjau dari teori yang ada, menurut Swastha (1998. H.68), faktor-faktor
76
yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah faktor rasional dan faktor
emosional. Remaja yang berperilaku konsumtif mengutamakan faktor
emosionalnya saja, misalnya hanya dengan memperhitungkn gengsi dan
perstise. Sedangkan remaja yang memperhatikan faktor rasional, cenderung
memperhitungkan manfaat serta harga dari barang tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh bahwa perilaku konsumtif siswa kelas XII SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori rendah, yang berarti perilaku
konsumtif siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dipengaruhi oleh
kedua faktor emosional dan rasional, sehingga pembelian barang
diseimbangkan antara faktor kebutuhan dan faktor kesenangan dan keinginan
berlebihan.
Perilaku konsumtif yang rendah akan memungkinkan siswa
memiliki konsep diri yang tinggi. Artinya, konsep diri yang tinggi
mempengaruhi siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta untuk tidak
berperilaku konsumttif.
Perilaku konsumtif ini tidak menghawatirkan, kondisi ini
dimungkinkan kerena perilaku konsumtif siswa didukung oleh konsep diri
pada kategori tinggi. Hasil penelitian mengidikasikan bahwa variabel konsep
diri bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumtif.
Kondisi tersebut menyatakan bahwa ada faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumtif.
77
D. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan sehingga
belum dapat membedakan secara terperinci taraf perilaku konsumtifnya.
2. Tehnik pengumpulan data hanya menggunakan skala konsep diri dan
perilaku konsumtif, tidak melihat gejala lain dalam menentukan hipotesis
sehingga kurang optimal.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis penelitian, dan
pembahasan, dapat disimpulkan ada hubungan negatif yang signifikan antara
Konsep Diri dan Perilaku konsumtif Remaja siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Artinya, semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah tingkat perilaku
konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah konsep dirinya, maka akan semakin tinggi
perilaku konsumtif. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar -0,345 dan p value = 0,001.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas, maka saran-saran yang peneliti ajukan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi subjek penelitian
Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta rata-rata memliki konsep diri
dan perilaku konsumtif rendah. Kondisi ini harus dipertahankan,
disamping itu siswi diharapkan memulai skala priorits kebutuhan.
2. Bagi Guru BK
Guru BK dapat memberikan layanan BK pribadi kepada siswa
sehingga siswa dapat memanajemen diri agar tidak terjerumus dalam
perilaku konsumtif.
79
3. Bagi Keluarga
Orang tua diharapkan tetap memberikan masukan dan tetap
memantau pegaulan anak dengan cara mengetahui teman bergaul anak dan
menjaga komunikasi 2 arah. Orang tua diharapkan memberikan kebebasan
yang bertanggungjawab kepada putra dan putrinya dengan memberikan
uang saku secukupnya sesuai kebutuhan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti variabel perilaku
konsumtif agar menyertakan variabel-variabel lain yang mungkin
mempengarui perilaku konsumtif, baik variabel eksternal, internal atau
jenis kelamin. Peneliti selanjutnya dapat juga menggunakan tehnik
pengumpulan data yang lain, dengan observasi dan wawancara agar data
yang diperoleh dapat lebih banyak dan optimal.
80
DAFTAR PUSTAKA
Arsy, M. (2006). Kebutuhan atau Gaya Hidup Konsumtif. Jakarta: Sriwijaya Post
Aryani ,Gunita. (2006). Hubungan antara Konformitas Dan Perilaku Konsumtif Pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006. Skripsi Falkutas Psikologi. Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Alkhoirot. (2013). Perilaku Konsumtif Angelina Sondakh. Diakses dari http://alkhoirot.wordpress.com/2013/10/13/profil-angelina-sondakh/ pada tanggal 26 Desember 2013 jam 20.30 WIB
Baron, R. A. & Bryne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid 1 (penerjemah: Djuwita, R, dkk). Jakarta: Erlangga.
Burns, R. B. (1993). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Penerbit Arcan.
Deddy Kurniawan Halim (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan.2. Jakarta: Balai Pustaka.
Dian Anita (2003). Perilaku Konsumtif dan Harga Diri Remaja (Studi Deskriptif Terhadap Remaja kelas II SMA Pasundan 8 Bandung Tahun ajaran 2002/2003) Bandung: Skripsi PPB FIP UPI. Tidak diterbitkan.
Djaali & Pudji. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Fitts, William H. (1971). The Self Concept and Self Actualization. Los Angeles, California: Western Psychologica; Services A Division of Manson Western Corporation
Hudaniyah & Tri Dayaksini (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hurlock, Elizabeth B, (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepajang Rentan Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga
Kartono, Kartini, (2003) Psikologi umum. Bandung: Mandar Maju
Lina & Rosyid, H.F. (1997). Perilaku Konsumtif Berasarkan Locus of Control pada Remaja Putri. Jurnal. Jurnal Psikologika
Loundon, D. L., dkk, (1993). Consumer Behavior : Concept and Applications. 4th ed. New York: McGraw-Hill, Inc
81
Mangkunegara, A. (2005). Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika Aditama
Meilarartri, B. DKK.(2004). Konsep Diri dan Kecenderungan Pengambilan Keputusan dalam Membeli Pakaian pada Remja Wanita. Insight Journal. Tahun II, No 1, 19-27
Mohammad Ali & Mohammad Asrori. (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara
Papalia, Olds & Feldman. 2001. Human Development (8th ed). Boston: Mc Graw-hill.
Saifuddin Azwar. (2008). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Santrock, J. W. (2009). Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi keenam. (penerjemah Adelar, S. B. Saragih). Jakarta: Erlangga
Sarwono, sarlito. (2000). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
-------------. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
--------------------------. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Bandung: Alfabeta
Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Swastha & Handoko. (1987). Manajemen Pemasaran : Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Liberty.
Tambunan, Reymond. (2001). Remaja dan Perilaku Konsumtif. Diakses dari http://www.e-psikologi.com/artikel/individual/remaja-dan-perilaku-konsumtif pada tanggal 4 Januari 2013 jam 16.45.
Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Edisi Lengkap. Cetakan. Pertama. Surabaya: Gitamedia Press.
82
LAMPIRAN
83
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
84
SKALA
KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
BRINNA KUSUMANING DWI GEBYAR PANGASTUTI
08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
85
Kepada:
Yth. Siswa Kelas XI
SMA BOPKRI 2
Yogyakarta
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, maka
perkenanlah saya memohon partisipasi Anda untuk dapat meluangkan waktu
sejenak untuk mengisi atau menjawab pernyataan-pernyataan yang ada dalam
skala penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri dan perilaku
konsumtif. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu Skala I dan Skala II. Saya sangat
mengharapkan Anda memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya,
bukan berdasarkan apa yang seharusnya. Tidak ada jawaban yang salah dalam
pengisian skala ini. Semua jawaban dan identitas Anda akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Saya sebagai peneliti sangat mengharapkan partisipasi Anda karena
partisipasi Anda merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan
penelitian ini. Atas bantuan dan kesediaan Anda dalam pengisian skala ini, saya
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2013
Hormat Saya,
Brinna Kusumaning dwi GP
86
Skala Konsep Diri
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Usia :
Petunjuk Pengisian
Bacalah tiap pernyataan dengan teliti kemudian berikan jawaban saudara pada lembar atau kolom yang telah disediakan. Isilah dengan tanda centang (√) pada setiap pernyataan.
Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati.
SS, apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dngan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
S, apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan ya\ng saudara rasakan sekarang.
KS, apabila pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
TS, apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
No. Daftar Pernyataan SS S KS TS 1 Saya memiliki tubuh yang sehat
2 Saya suka tampil rapi dan menarik 3 Saya orang yang menarik 4 Saya penuh dengan rasa sakit dan
penderitaan
5 saya orang yang berantakan 6 Saya menyukai bagaimana saya sekarang 7 Saya tidak merasa sehat seperti biasanya 8 Saya ingin mengubah beberapa bagian
dari tubuh saya
9 Saya harus memiliki daya tarik seks lebih 10 Saya merawat tubuh fisik saya 11 Saya sangat hati-hati tentang penampilan
diri saya
12 Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga
87
13 Saya sering berperilaku seperti orang yang tahu semuanya
14 Saya sulit untuk tidur 15 Saya adalah seorang yang sopan 16 Saya orang yang jujur 17 Saya tidak memiliki moral yang baik 18 Saya adalah orang yang jahat 19 Saya memiliki daya juang yang lemah 20 Saya sangat puas dengan soapan santun
dan perilaku saya
21 Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya harapkan
22 Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan
23 Saya merasa bahwa saya sangat tidak bisa dipercaya
24 Saya jarang ketempat ibadah 25 Saya sering berbohong 26 Agama adalah panduan saya dalam
kehidupan sehari-hari
27 Saya sering melakuan hal yang benar 28 Saya akan berubah saat saya menyadari
bahwa saya salah
29 Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju.
30 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk
31 Saya mmiliki masalah melakukan hal yang benar
32 Saya adalah seorang yang ramah 33 Saya lebih populer dikalangan perempuan 34 Saya lebih populer dikalangan laki-laki 35 Saya merasa marah terhadap semua orang 36 Saya tidak tertarik pada apa yang orang
lain lakukan
37 Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain
38 Saya bisa bersosialisasi dengan cara yang saya inginkan
39 Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain
40 Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan
41 Saya harus lebih sopan kepada orang lain 42 Saya tidak pintar dalam bergaul
88
43 Saya tidak puas dengan cara saya bergaul dengan orang lain
44 Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain
45 saya memiliki kesan yang baik kepada semua orang yang saya temui
46 Saya bisa menjadi teman semua orang 47 Saya tidak merasa sulit untuk berbicara
dengan orang lain
48 Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain
49 Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu.
89
Skala Perilaku Konsumtif
A. DATA DIRI RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah uang saku/ bulan : a. < Rp100.000,00 b. Rp 100.000-300.000,00 c. Rp 300.000,00-500.000,00 c. > Rp. 500.000,00
B. PETUNJUK PENGISIAN
Skala ini terdiri dari 28 butir pernyataan (item) untuk mengungkap perilaku konsumtif. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan dalam skala kemudian jawablah secara jujur dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Dalam skala ini, setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Jarang(JR), dan Tidak Pernah (TP).
No Pernyataan Jawaban SL SR JR TP
1. Saya membeli satu jenis produk dengan merek yang berbeda-beda
2. Saya membeli barang yang dibutuhkan saja 3. Ketika melihat barang dan saya tertarik, saya
akan langsung membelinya.
4. Saya mempertimbangkan berbagai hal sebelum membeli suatu produk.
5. Saya tergiur membeli suatu produk karena bujukan teman.
6 Saya membuat skala prioritas sebelum belanja. 7. Saya mengincar produk yang menawarkan
hadiah.
8. Saya tidak tergiur membeli produk menawarkan bayak hadiah.
9. Saya membeli produk yang dibungkus rapi 10. Saya tidak tergoda mmbeli produk meskipun
kemasannya menarik.
11. Saya berusaha mengikuti metode yang sedang “up to date”
12. Saya menggunakan produk lama meskipun banyak bermunculan produk baru.
13. Saya mengikuti artis di TV dalam membeli suatu
90
produk. 14. Saya sulit tergiur untuk membeli suatu produk
meskipun dpromosikan oleh artis idola saya.
15. Apapun produk yang dapat memperindah penampilan fisik, akan saya beli.
16. Saya mengincar produk obral atau diskon 17. Saya membeli pakaian yang harganya mahal
agar dipandang menarik oleh orang lain.
18. Saya memilik produk yang bermerek terkenal karena saya produk tersebut awet.
19. Saya berganti-ganti merk dalam menggunakan suatu produk.
20. Sya tidak tergoda mencoba produk baru selama produk lama belum habis.
21. Saya mengenakan pakaian dan aksesoris berlebiham ketika pergi ke sekolah.
22. Saya berusaha menyesuaikan pakaian yang akan saya kenakan sebelum berpergian.
23 Meskipun malam hari, saya menggunakan sun block
24 Saya menggunakan suatu produk ketika produk tersebut benar-benar diperlukan
25. Saya menggunakan facial foam untuk sabun badan.
26. Dalam menggunakan suatu produk, saya sesuaikan dengan fungsi utama barang tersebut.
27. Saya bersocialmedia berjam-jam setiap hari dengan menggunakan handphone
28 Saya memanfaatkan handphone seperlunya saja.
Terimakasih atas partisipasinya.....
91
LAMPIRAN 2
VALIDITAS KONSEP DIRI
DAN PERILAKU
KONSUMTIF
92
No. Resp Skala Konsep Diri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 4 4 3 3 3 3
2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 4 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
5 3 3 3 4 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3
6 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2
7 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3
8 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3
9 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3
10 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3
11 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3
12 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3
13 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3
14 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3
15 2 3 2 4 4 3 3 1 4 3 3 3 2 2 2 2
16 2 3 3 2 4 2 3 2 4 4 4 2 2 2 3 3
93
17 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3
20 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3
0,75 0,66 0,65 0,51 0,52 0,51 0,61 0,61 0,14 0,54 0,51 0,50 0,66 0,61 0,78 0,54
OK OK OK OK OK OK OK OK NO OK OK OK OK OK OK OK
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2
4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3
4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2
2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3
94
4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3
3 4 2 3 2 2 1 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2
3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2
2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3
4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1
4 3 3 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2
3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2
4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3
-0,03 0,67 0,68 0,50 0,53 0,65 0,72 0,53 0,76 0,66 0,74 0,49 0,71 0,77 0,74 0,74 0,74
NO OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
95
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 2 4 3 160
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 134
2 4 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 152
2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 137
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 138
3 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 2 149
3 4 2 3 3 3 3 1 4 4 4 3 3 2 3 2 161
3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 1 3 4 167
2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 148
2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 122
2 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 127
3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 122
3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 2 4 2 2 3 133
3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 154
1 4 3 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 2 105
2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 131
2 4 2 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 2 3 3 137
96
4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 3 4 186
2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 153
2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 164
0,59 0,48 0,04 0,65 0,55 0,57 0,58 -0,24 0,78 0,82 0,62 0,63 0,57 0,28 0,70 0,50
OK OK NO OK OK OK OK NO OK OK OK OK OK NO OK OK
Skala Perilaku Konsumtif
No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 2 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2
3 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1
4 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 4 3
5 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2
6 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 3
7 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 2 1
8 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 2
97
9 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2
10 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1
11 1 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 1
12 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 1
13 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3
14 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 1
15 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3
16 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4
17 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1
18 2 3 2 1 2 3 4 3 2 3 2 3 2
19 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2
20 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 2 2 1
0,51 0,72 0,65 0,56 0,68 0,53 0,63 0,73 0,52 0,63 0,58 0,77 0,62
OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3 3 2 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 3 59
98
2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 63
1 1 4 2 4 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 46
4 2 2 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 2 81
3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 62
3 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 61
1 1 2 1 4 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 50
4 2 2 1 2 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 55
2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 57
4 4 4 4 2 2 3 1 2 1 4 2 3 2 3 87
1 2 3 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 53
2 1 1 1 4 1 2 1 1 1 4 1 4 4 1 57
3 2 3 2 3 3 3 1 1 1 3 1 1 3 3 67
2 2 3 2 3 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 51
3 3 4 1 4 3 2 3 2 1 1 2 2 3 2 70
4 2 3 2 2 2 4 2 4 3 4 3 4 4 3 91
99
1 2 2 1 4 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 54
3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 67
2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 46
2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
0,75 0,55 0,25 0,62 #### 0,51 0,53 0,50 0,63 0,62 0,53 0,65 0,53 0,51 0,58
OK OK NO OK NO OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
100
LAMPIRAN 3
SKALA KONSEP DIRI
DAN
PERILAKU KONSUMTIF
101
SKALA
KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF
BRINNA KUSUMANING DWI GEBYAR PANGASTUTI
08104244010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
102
Kepada:
Yth. Siswa Kelas XI
SMA BOPKRI 2
Yogyakarta
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
sarjana di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, maka
perkenanlah saya memohon partisipasi Anda untuk dapat meluangkan waktu
sejenak untuk mengisi atau menjawab pernyataan-pernyataan yang ada dalam
skala penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri dan perilaku
konsumtif. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu Skala I dan Skala II. Saya sangat
mengharapkan Anda memberikan jawaban yang jujur, terbuka dan apa adanya,
bukan berdasarkan apa yang seharusnya. Tidak ada jawaban yang salah dalam
pengisian skala ini. Semua jawaban dan identitas Anda akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Saya sebagai peneliti sangat mengharapkan partisipasi Anda karena
partisipasi Anda merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan
penelitian ini. Atas bantuan dan kesediaan Anda dalam pengisian skala ini, saya
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2013
Hormat Saya,
Brinna Kusumaning dwi GP
103
Skala Konsep Diri
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Usia :
Petunjuk Pengisian
Bacalah tiap pernyataan dengan teliti kemudian berikan jawaban saudara pada lembar atau kolom yang telah disediakan. Isilah dengan tanda centang (√) pada setiap pernyataan.
Bacalah tiap pernyataan dengan hati-hati.
SS, apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dngan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
S, apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan ya\ng saudara rasakan sekarang.
KS, apabila pernyataan tersebut Kurang Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
TS, apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan sekarang.
No. Daftar Pernyataan SS S KS TS 1 Saya memiliki tubuh yang sehat
2 Saya suka tampil rapi dan menarik 3 Saya orang yang menarik 4 Saya penuh dengan rasa sakit dan
penderitaan
5 saya orang yang berantakan 6 Saya menyukai bagaimana saya sekarang 7 Saya tidak merasa sehat seperti biasanya 8 Saya ingin mengubah beberapa bagian
dari tubuh saya
9 Saya merawat tubuh fisik saya 10 Saya sangat hati-hati tentang penampilan
diri saya
11 Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga
12 Saya sering berperilaku seperti orang
104
yang tahu semuanya 13 Saya sulit untuk tidur 14 Saya adalah seorang yang sopan 15 Saya orang yang jujur 16 Saya adalah orang yang jahat 17 Saya memiliki daya juang yang lemah 18 Saya sangat puas dengan soapan santun
dan perilaku saya
19 Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya harapkan
20 Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan
21 Saya merasa bahwa saya sangat tidak bisa dipercaya
22 Saya jarang ketempat ibadah 23 Saya sering berbohong 24 Agama adalah panduan saya dalam
kehidupan sehari-hari
25 Saya sering melakuan hal yang benar 26 Saya akan berubah saat saya menyadari
bahwa saya salah
27 Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju.
28 Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk
29 Saya mmiliki masalah melakukan hal yang benar
30 Saya adalah seorang yang ramah 31 Saya lebih populer dikalangan perempuan 32 Saya lebih populer dikalangan laki-laki 33 Saya merasa marah terhadap semua orang 34 Saya merasa sulit untuk mengembangkan
kedekatan dengan orang lain
35 Saya bisa bersosialisasi dengan cara yang saya inginkan
36 Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain
37 Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan
38 Saya tidak pintar dalam bergaul 39 Saya tidak puas dengan cara saya bergaul
dengan orang lain
40 Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain
41 saya memiliki kesan yang baik kepada
105
semua orang yang saya temui 42 Saya bisa menjadi teman semua orang 43 Sulit bagi saya untuk mengampuni orang
lain
44 Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu.
106
Skala Perilaku Konsumtif
A. DATA DIRI RESPONDEN Nama : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Jumlah uang saku/ bulan : a. < Rp100.000,00 b. Rp 100.000-300.000,00 c. Rp 300.000,00-500.000,00 c. > Rp. 500.000,00
B. PETUNJUK PENGISIAN
Skala ini terdiri dari 28 butir pernyataan (item) untuk mengungkap perilaku konsumtif. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan dalam skala kemudian jawablah secara jujur dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Dalam skala ini, setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Jarang(JR), dan Tidak Pernah (TP).
No Pernyataan Jawaban SL SR JR TP
1. Saya membeli satu jenis produk dengan merek yang berbeda-beda
2. Saya membeli barang yang dibutuhkan saja 3. Ketika melihat barang dan saya tertarik, saya
akan langsung membelinya.
4. Saya mempertimbangkan berbagai hal sebelum membeli suatu produk.
5. Saya tergiur membeli suatu produk karena bujukan teman.
6 Saya membuat skala prioritas sebelum belanja. 7. Saya mengincar produk yang menawarkan
hadiah.
8. Saya tidak tergiur membeli produk menawarkan bayak hadiah.
9. Saya membeli produk yang dibungkus rapi 10. Saya tidak tergoda mmbeli produk meskipun
kemasannya menarik.
11. Saya berusaha mengikuti metode yang sedang “up to date”
12. Saya menggunakan produk lama meskipun banyak bermunculan produk baru.
13. Saya mengikuti artis di TV dalam membeli suatu
107
produk. 14. Saya sulit tergiur untuk membeli suatu produk
meskipun dpromosikan oleh artis idola saya.
15. Apapun produk yang dapat memperindah penampilan fisik, akan saya beli.
16. Saya membeli pakaian yang harganya mahal agar dipandang menarik oleh orang lain.
17. Saya berganti-ganti merk dalam menggunakan suatu produk.
18. Sya tidak tergoda mencoba produk baru selama produk lama belum habis.
19. Saya mengenakan pakaian dan aksesoris berlebiham ketika pergi ke sekolah.
20. Saya berusaha menyesuaikan pakaian yang akan saya kenakan sebelum berpergian.
21. Meskipun malam hari, saya menggunakan sun block
22. Saya menggunakan suatu produk ketika produk tersebut benar-benar diperlukan
23. Saya menggunakan facial foam untuk sabun badan.
24. Dalam menggunakan suatu produk, saya sesuaikan dengan fungsi utama barang tersebut.
25. Saya bersocialmedia berjam-jam setiap hari dengan menggunakan handphone
26. Saya memanfaatkan handphone seperlunya saja.
Terimakasih atas partisipasinya.....
108
LAMPIRAN 4
DATA
HASIL PENELITIAN
109
No. Resp JK Usia
Skala Konsep Diri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 L 17 3 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4
2 L 17 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 P 16 2 3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3
4 L 16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
5 L 17 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 P 16 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 2
7 L 17 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
8 P 16 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
9 L 15 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3
10 L 19 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 1 4 2 3
11 L 15 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2
12 P 17 3 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
13 P 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3
14 L 16 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3
15 P 14 1 4 3 2 4 4 3 3 1 3 3 3 4 2 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2
16 P 16 2 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2
17 L 16 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
18 P 17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 P 17 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
20 P 16 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3
21 L 16 2 2 3 4 3 4 2 4 4 2 1 4 3 1 4 2 4 4 4 2 2 3 4 3 2
22 P 16 2 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
23 L 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3
24 L 16 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3
110
25 L 16 2 4 3 2 4 4 3 3 1 3 3 3 4 2 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2
26 L 16 2 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2
27 P 15 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
28 P 17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 P 15 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
30 L 16 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
31 P 16 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3
32 L 16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2
33 L 16 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3
34 L 16 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 1 3 4 1 3
35 L 16 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3
36 L 16 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 2 2 2
37 P 15 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3
38 L 16 2 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2
39 L 16 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2
40 L 16 2 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 4 2 3
41 L 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2
42 L 16 2 3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3
43 P 15 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
44 P 15 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
45 P 16 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 2
46 L 16 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
47 P 16 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
48 L 16 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3
49 L 15 2 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 1 4 2 3
50 P 17 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2
51 L 16 2 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
52 P 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3
111
53 L 16 2 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3
54 P 16 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
55 P 16 2 3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2
56 L 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
57 L 15 2 3 3 3 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
58 P 16 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 3
59 P 16 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
60 P 16 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2
61 P 16 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3
62 P 16 2 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 1 4 4 4
63 P 15 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3
64 P 17 3 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
65 P 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2
66 L 16 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 3
67 L 16 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3
68 L 17 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
69 P 17 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 3
70 P 17 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 1 4 2 3
71 L 19 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2
72 P 17 3 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3
73 P 16 2 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3
74 P 17 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 3
75 P 17 3 4 3 2 4 4 3 3 1 3 3 3 4 2 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2
76 P 16 2 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2
77 P 16 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3
78 L 16 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
79 L 16 2 2 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2
80 L 16 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3
112
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 149 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 124 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 135 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 124 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 127 4 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 132 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 144 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 150 5 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 133 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 117 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 118 3
81 L 16 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3
82 P 15 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
83 P 16 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2
84 L 18 3 2 3 4 3 4 2 4 4 2 1 4 3 1 4 2 4 4 4 2 2 4 3 2 2
85 L 17 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
86 L 17 3 2 3 3 2 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
113
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 117 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 124 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 138 4 1 3 1 2 1 2 1 1 4 1 4 2 3 1 1 4 2 1 1 3 102 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 122 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 128 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 171 5 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 138 4 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 148 4 3 4 1 1 1 3 1 2 4 3 3 4 2 2 1 2 3 2 1 1 115 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 121 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 135 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 144 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 120 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 118 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 121 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 150 5 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 135 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 138 4 3 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 148 4 2 3 2 2 2 2 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 4 4 3 1 118 3 2 1 3 4 1 3 3 1 2 2 3 3 4 4 1 3 3 3 2 3 118 3 4 1 4 4 2 3 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4 2 131 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 125 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 131 4 2 3 2 2 3 2 2 1 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 127 4
114
3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 117 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 4 3 3 2 120 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 114 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 121 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 137 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 133 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 130 4 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 129 4 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 140 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 143 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 131 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 119 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 118 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 119 3 2 3 2 2 3 3 3 1 4 1 4 2 3 1 1 4 2 1 1 3 116 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 141 4 1 3 1 2 1 2 1 1 4 1 4 2 3 1 1 4 2 1 1 3 107 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 128 4 3 4 4 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 128 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 147 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 128 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136 4 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 140 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 142 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 134 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 124 4
115
2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 114 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 126 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 131 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 2 135 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 138 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133 4 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 124 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 132 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 128 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 127 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 130 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 114 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 121 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 124 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 155 5 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 117 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 123 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 145 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 140 4 1 3 1 2 1 2 1 1 4 1 4 2 3 1 1 4 2 1 1 3 116 3 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 125 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 152 5 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 128 4
min 44
mak 176
116
M 110
SD 22
< 70,4
70,4 - 96,8
96,8 - 123,2
123 - 149,6
> 149,6
0 0,00
0 0,00
27 31,40
54 62,79
5 5,81
86
117
Skala Perilaku Konsumtif No.
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 2 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2 2 2 3 55 2
2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 58 3
3 3 1 2 1 1 1 1 4 3 4 1 2 1 1 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 43 2
4 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 62 3
5 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 57 2
6 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 54 2
7 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 44 2
8 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 1 4 2 1 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 50 2
9 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 54 2
10 2 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 4 1 4 4 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 3 68 3
11 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 50 2
12 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 51 2
13 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 3 3 50 2
14 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 45 2
15 2 1 3 3 3 4 2 2 2 2 1 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 53 2
16 2 3 3 2 1 3 1 1 4 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 4 3 56 2
17 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 48 2
118
18 2 3 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 3 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 2 3 48 2
19 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 44 2
20 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 37 1
21 2 1 2 1 1 4 1 4 3 4 2 2 1 4 1 1 1 3 1 1 1 4 2 2 1 3 53 2
22 3 1 2 1 1 1 1 4 3 4 1 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 55 2
23 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 53 2
24 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 48 2
25 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 2 4 2 1 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 58 3
26 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 2 1 3 3 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 48 2
27 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 1 4 4 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 3 56 2
28 3 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 45 2
29 2 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 60 3
30 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 52 2
31 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 49 2
32 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 1 4 4 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 3 59 3
33 3 1 2 1 1 1 1 4 3 4 1 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 49 2
34 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 54 2
35 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 57 2
36 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 53 2
37 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 49 2
38 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 4 3 51 2
39 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 51 2
40 2 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 67 3
41 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 4 2 1 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 51 2
42 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 2 3 3 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 53 2
43 2 2 2 1 2 3 2 4 3 3 3 4 1 4 4 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 3 63 3
44 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 47 2
45 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 54 2
119
46 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 57 2
47 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 53 2
48 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 49 2
49 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 4 3 51 2
50 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 51 2
51 2 3 4 3 2 4 2 4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 67 3
52 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 48 2
53 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41 1
54 2 2 2 1 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 2 1 1 3 1 1 1 4 2 2 1 3 55 2
55 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 4 3 3 1 1 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 50 2
56 2 1 3 3 3 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 50 2
57 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 3 53 2
58 3 1 2 1 1 1 1 4 3 4 1 3 2 3 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 53 2
59 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 56 2
60 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 57 2
61 1 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 54 2
62 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 43 2
63 2 2 2 1 1 3 1 4 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 4 3 53 2
64 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 55 2
65 2 3 4 3 2 4 2 4 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 50 2
66 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 45 2
67 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 2
68 2 2 2 1 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 1 1 1 4 2 2 1 3 58 3
69 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 51 2
70 2 3 4 1 2 1 2 4 3 3 2 1 1 2 1 2 3 1 3 2 1 1 2 2 2 3 54 2
71 1 2 2 2 2 4 1 1 3 3 2 2 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 45 2
72 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 3 1 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 57 2
73 2 2 2 1 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 61 3
120
74 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 45 2
75 2 1 3 3 3 4 2 2 2 2 1 4 3 3 1 1 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 54 2
76 2 3 3 2 1 3 1 1 4 3 4 2 2 1 2 1 2 3 1 1 1 3 1 1 3 2 53 2
77 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1 47 2
78 2 3 2 1 2 1 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 46 2
79 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 3 3 49 2
80 1 1 1 1 1 4 1 4 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 4 1 46 2
81 2 1 2 1 1 4 1 4 3 4 2 2 1 4 1 2 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 54 2
82 3 1 2 1 1 1 1 4 3 4 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 49 2
83 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 53 2
84 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 4 3 52 2
85 1 2 2 1 2 4 1 3 2 3 3 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 47 2
86 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 2 1 3 3 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 55 2
min 26
mak 104
M 65
SD 13
< 41,6 2 2,33
41,6 - 57,2 73 84,88
57,2 - 72,8 11 12,79
72,8 - 88,4 0 0,00
> 88,4 0 0,00
121
1. Uji Linearitas
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Konsep Diri * Perilaku
Konsumtif 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Konsep Diri * Perilaku
Konsumtif
Between
Groups
(Combined) 3075.604 25 123.024 .824 .698
Linearity 1429.093 1 1429.093 9.570 .003
Deviation from
Linearity 1646.511 24 68.605 .459 .981
Within Groups 8959.698 60 149.328
Total 12035.302 85
2.
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Konsep Diri * Perilaku
Konsumtif -.345 .119 .506 .256
122
Uji Korelasi
Correlations
Correlations
Konsep Diri
Perilaku
Konsumtif
Konsep Diri Pearson Correlation 1 -.345**
Sig. (2-tailed) .001
N 86 86
Perilaku Konsumtif Pearson Correlation -.345** 1
Sig. (2-tailed) .001
N 86 86
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
123
124
125
126
top related