hubungan pengetahuan kader tentang tugas dan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/511/1/skripsi...
Post on 28-Sep-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH:
INDAH RETNO SARI P00312017115
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV KEBIDANAN KENDARI
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH
KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
Diajukan Oleh:
INDAH RETNO SARI P00312017115
Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan
Tim Penguji Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.
Kendari, Agustus 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Syahrianti, S.Si.T, M. Kes Farming, SST, M. Keb Nip. 197602152001122002 Nip. 198211212005012003
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH
KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
Diajukan Oleh:
INDAH RETNO SARI P00312017115
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang
dilaksanakan tanggal 15 Agustus 2018
Tim Penguji:
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Penguji IV
Penguji V
: Feryani, S.Si.T, MPH
: Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH
: Andi Malahayati, S.Si.T, M.Kes
: Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes
: Farming, SST, M.Keb
( )
( )
( )
( )
( )
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita, SKM, M.Kes NIP. 196806021992032003
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH
KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Terapan
Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi
dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik Kesehatan
Kendari maupun di perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali
bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Kendari, Juli 2018
Indah Retno Sari NIM. P00312017115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : Indah Retno Sari
2. Tempat/Tanggal Lahir : Buton / 09 juli 1993
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Anak ke : Tiga dari empat bersaudara
5. Agama : kristen (protestan)
6. Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
7. Alamat : BTN Medy brata Indah II
B. Pendidikan
1. Tamat SD Negeri Lantari , tamat Tahun 2005
2. Tamat SMP Negeri 2 Rarowatu, tamat Tahun 2008
3. Tamat SMA Negeri 2 Kendari, tamat Tahun 2011
4. Tamat Politeknik Kesehatan Depkes Kendari Jurusan Kebidanan,
tahun 2014.
5. DIV kebidanan Poltekes Alih Jenjang Masuk 2017 Sampe
Sekarang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena
berkat karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya. Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di
hadapi namun berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu
Farming, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi serta arahan dalam
proses penyusunan skripsi ini selesai.
Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Hasmia Naningi, SST, M.Keb selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Bapak Amsal, SKM, selaku Kepala Puskesmas Lombakasi Kabupaten
Bombana
5. Ibu Feriyani, S.Si.T, MPH, selaku Penguji I, Ibu DR Nurmiaty, S.Si.T,
MPH, selaku Penguji II dan Ibu Andi Malahayati, S.Si.T, M.Kes selaku
Penguji III.
6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan
membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah
beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku atas doa, dukungan,bantuan,
motivasi serta kasih sayang yang begitu besar kepada penulis semoga
kita semua selalu dalam lindunganNYA dan semoga penulis bisa
memberikan yang terbaik untuk kalian.
8. Seluruh rekan – rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari
Prodi DIV Kebidanan angkatan 2017 khususnya teman-teman Alih
Jenjang Kelas C. Terima kasih atas segala dukungan serta
kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………………………………. iv
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………
KATA PENGANTAR…....................................................................
v
vi
DAFTAR ISI….................................................................................. viii
DAFTAR TABEL.............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... x
ABSTRAK........................................................................................ xi
ABSTRACT...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 9
A. Telaah Pustaka ......................................................................... 9
B. Landasan Teori.......................................................................... 32
C. Kerangka Teori.......................................................................... 34
D. Kerangka Konsep...................................................................... 35
E. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 35
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 37
D. Variabel Penelitian..................................................................... 37
E. Definisi Operasional.................................................................. 37
F. InstrumenPenelitian................................................................... 38
G. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 39
H. Alur Penelitian............................................................................ 39
I. Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 40
J. Etika Penelitian…………………................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 45
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 45
B. Hasil Penelitian......................................................................... 48
C. Pembahasan............................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 60
A. Kesimpulan................................................................................ 60
B. Saran......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 62
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lombakasih tahun 2018………………
46
Tabel 4.2 Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018……………...…
49
Tabel 4.3 Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu, di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018……………………….
50
Tabel 4.4 Keaktifan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018………
51
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu dengan Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018………………………………………………
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 4. Master tabel
Lampiran 5. Output analisis data
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI
POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LOMBAKASIH KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
Indah Retno Sari 1, Syahrianti2, Farming 2
Latar belakang: Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari-oleh-untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih puskesmas Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader tentang tugas dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana tahun 2018 Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian yaitu kader kesehatan posyandu di wilayah kerja puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana tahun 2018 yang berjumlah 50 orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai pengetahuan dan keaktifan kader. Data dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yakni 26 orang (52%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang tugas dan fungsi posyandu. Mayoritas kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yakni 34 orang (68%) aktif di posyandu. Secara bivariat hasul penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu dengan Keaktifan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yang ditandai dengan nilai p = 0,025 < α = 0,05 dengan X2 hitung = 7,369 Kata kunci : Keaktifan Kader, Pengetahuan kader
1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan. 2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan.
Abstract
RELATIONSHIP BETWEEN THE KNOWLEDGE ABOUT POSYANDU DUTIES AND FUNCTIONS WITH ACTIVITY OF THE KADER IN THE WORKING AREA
OF LOMBAKASIH HEALTH CENTER BOMBANA DISTRICT IN 2018
Indah Retno Sari 1, Syahrianti2, Farming 2
Background: Posyandu is a real activity that involves community participation in the efforts of community health services by cadres. The cadres assigned are local residents who have been trained by the puskesmas Research objective: This study aims to determine the relationship of cadre knowledge about the tasks and functions of posyandu with cadre activity in the working area of the Lombakasih Public Health Center in Bombana Regency in 2018. Research Method: This type of research is analytical research with cross sectional design. The research sample was posyandu health cadres in the working area of the Lombakasih health center in Bombana district in 2018, amounting to 50 people. Data collection instruments in the form of questionnaires regarding knowledge and activeness of cadres. Data were analyzed by Chi Square test. Research Results: The results showed that the majority of cadres in the Puskesmas Lombakasih District of Bombana in 2018, namely 26 people (52%) had sufficient knowledge about the duties and functions of posyandu. The majority of cadres in the Working Area of the Puskesmas Lombakasih in Kabupaten Bombana in 2018 were 34 people (68%) active in the posyandu. Bivariate hasul research shows that there is a significant relationship between Cadre Knowledge about Posyandu Tasks and Functions and Cadre Activity in the Working Area of Lombakasih Public Health Center in Bombana Regency in 2018 which is indicated by p = 0.025 <α = 0.05 with X2 count = 7,369 Keywords: Cadre activity, cadre knowledge
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes,
2006). Keberadaan posyandu di tengah tengah masyarakat
mempunyai peranan yang sangat besar dikarenakan menyangkut
pemenuhan kebutuhan yang sangat penting bagi kesehatan ibu dan
anak. Dengan demikian perlu adanya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman kader posyandu mengenai proses tata laksana posyandu
yang efektif (Dikson, 2017).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu
juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga
Berencana - Kesehatan ditingkat desa (Syakira, 2009). Posyandu
merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat
dalam upaya pelayanan kesehatan dari-oleh-untuk masyarakat yang
dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan adalah warga
setempat yang telah dilatih puskesmas (Dikson, 2017).
Posyandu memegang peran yang strategis untuk mewujudkan
keluarga yang sejahtera. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi
masyrakat untuk menunjang program kegiatan di posyandu. Peran
serta masyarakat saat ini dilakukan melalui sistem pengkaderan
dengan pelatihan dan bimbingan guna membekali para kader agar
dapat melaksanakan pelayanan yang optimal. Program posyandu
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan
masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan,
memanfaatkan dan mengembangkan posyandu sebaik-baiknya.
Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari-oleh-untuk
masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan
adalah warga setempat yang telah dilatih puskesmas. Keberhasilan
posyandu salah satunya dipengaruhi oleh kinerja kader, dengan
motivasi yang tinggi dan selalu aktif dalam kegiatan posyandu akan
meningkatkan kinerja kader posyandu. Namun permasalahan yang
terjadi adalah masih banyak kaderyang kurang termotivasi dan kurang
aktif dalam kegiatan posyandu
Menurut Niken (2009), penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat juga merupakan proses pemberian informasi secara terus
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran,
serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu atau sadar (knowledge) dari tau menjadi mau
(attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (practice). Kader merupakan tenaga masyarakat yang
dianggap paling dekat dengan masyarakat. Dalam konteks pelayanan
yang optimal, masyarakat yang menjadi kader harus memiliki
sejumlah kemampuan yang bersumber pengetahuannya tentang
tugas dan fungsi posyandu itu sendiri. Sebab hal inilah yang kemudian
akan petunjuk bagiu kader dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat.
Menurut Hidayat (2008) dalam Wicaksono (2014) kinerja
Posyandu dalam peningkatan kesehatan dan status gizi masyarakat
sangat tergantung dari partisipasi, motivasi, dan kemampuan kader
Posyandu dalam melaksanakan berbagai program kesehatan di
Posyandu. Soemanto (2001) dalam Wicaksono (2014) juga
menyatakanbahwa kader dalam pelaksanaan Posyandu merupakan
titik sentral kegiatan Posyandu, keikutsertaan dan keaktifannya
diharapkan mampu menggerakkan partisipasi masyarakat. Banyak
faktor yang berperan dalam menentukan partisipasi dan keaktifan
kader, baik secara internal dalam diri kader maupun eksternal atau
dari lingkungan kader.
Tugas dari kader kesehatan masyarakat adalah sebagai pemberi
informasi dan pelaku penyuluhan kepada masyarakat tentang
informasi masalah kesehatan. Kader kesehatan harus mempunyai
bekal pengetahuan dan ketrampilan untuk menyampaikan informasi
dalam penyuluhan (Sulistyorini, 2010). Disisi lain, kader dituntun untuk
dapat berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Menurut Adisasmito (2008) prosentase kader aktif secara
nasional adalah 69,2%, sehingga angka drop out kader sekitar 30,8%.
Bila kader tidak aktif, maka pelaksanaan posyandu juga akan
menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi dan balita (bawah
lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini
secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program
posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.
Oleh karena itu, kader kesehatan mampu memahami tugas dan
tanggunggjawabnya untuk mewujudkan tujuan dari posyandu. Untuk
mewujudkan tujuan posy andu tersebut maka perlu dibarengi dengan
mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya
pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang
posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader
untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan
mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Menurut
Scrimshaw (1992) dalam Hidayat (2008) pengetahuan dan
kemampuan (skiil) kader berkontribusi terhadap perbaikan
performance Posyandu.
Data Pada tahun 2018 tercatat jumlah Posyandu yang berada
diwilayah kerja Puskesmas Lombakasih mencapai 12 Posyandu
dengan jumlah kader sebanyak 50 orang. Dengan demikian,
berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ” Hubungan Pengetahuan Kader Tentang Tugas Dan
Fungsi Posyandu Dengan Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka rumuasan
masalah penelitian ini adalah “apakah ada hubungan pengetahuan
kader tentang tugas dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader di
Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun
2018 ?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader tentang tugas
dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader di wilayah kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana tahun 2018.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengindentifikasi pengetahuan kader tentang tugas dan
fungsi posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih
Kabupaten Bombana tahun 2018.
b. Untuk mengidentifikasi keaktifan kader di wilayah kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana tahun 2018.
c. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan kader tentang
tugas dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader di wilayah
kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana tahun
2018.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber pengetahuan
yang dapat menambah wawasan dan memperkaya khazanah
keilmuan bagi tenaga kesehatan khususnya mengenai kader
kesehatan pada posyandu
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk memahami
tugas kader kesehatan sehingga dapat memperlancar urusan-
urusan di posyandu
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan kajian bagi puskesmas dalam rangka
merumuskan kebijakan untuk meningkatkan keaktifan kader
kesehatan di posyandu
c. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman
bagi peneliti mengenai hubungan antara pengetahuan kader
tentang tugas dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader
kesehatan.
E. Keaslian Penelitian
1. Ratnawati (2011) hubungan pengetahuan kader tentang posyandu
dengan keaktifan kader di wilayah kerja puskesmas Gayamsari
Kota Semarang 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan Kader terhadap tugas dan
fungsi di Posyandu dengan keaktifan Kader di wilayah kerja
Puskesmas Gayamsari Kota Semarang. Jenis penelitian ini bersifat
explanatory research dengan menggunakan metode survei dan
pendekatan cross sectional. hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar kader mempunyai pengetahuan baik dan tingkat
keaktifan kurang baik. Hasil uji korelasi Rank Spearman
menunjukkan bahwa ada hubungan antara keaktifan Kader dalam
pengetahuan Kader dengan korelasi Rho 0,228 yang berarti
kekuatan hubungan lemah, dimana Kader yang aktif lebih banyak
berasal dari yang berpengetahuan baik dibandingkan yang
berpengetahuan kurang. Perbedaan dengan penelitian ini terletak
pada lokasi penelitian dan kekhususan variabel bebas, dimana
pada penelitian ini dikhususkan pada pengetahuan kader tentang
tugas dan fungsi posyandu.
2. Handika (2016) hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan
kader dalam menjalankan posyandu balita di desa pacalan wilayah
kerja puskesmas plaosan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
keaktifan kader dalam menjalakankan posyandu Balita di Desa
Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan. Desain penelitian ini
dengan pendekatan silang cross-sectional. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di
Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan. Perbedaan
dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan
kekhususan variabel bebas, dimana pada penelitian ini
dikhususkan pada pengetahuan kader tentang tugas dan fungsi
posyandu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kader kesehatan
a. Pengertian Kader Kesehatan
Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari
masyarakat, yang dipilih oleh masyarakat sendiri dan bekerja
secara sukarela untuk menjadi penyelenggara di Desa siaga
(Fallen & Budi, 2010). Kader merupakan tenaga masyarakat
yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Department
kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untuk kader
yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan anak kematian bayi. Pada
kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar
belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan
karena untuk membaca, menulis, dan menghitung secara
sederhana (Hasanah, 2014).
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab
terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang
ditunjuk oleh pusat-pusat kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing
dalam jalinan kerja dari sabuah tim kesehatan. Para kader
kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja secara full time
atau part time dalam bidang pelayanan kesehatan, dan mereka
tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya. oleh
masyarakat setempat atau oleh puskesmas (Sulistyorini, 2010).
b. Tugas Kegiatan kader
Tugas kegiatan kader akan di tentukan, mengingat bahwa
pada umumnya kader bukanlah tenaga professional
melainkanhanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Hal
ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik
menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Nugroho (2008)
menyebutkan adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh
dokter dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-
kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun di luar
posyandu antara lain:
1) Kegiatan yang dilakukan kader Posyandu adalah a)
melaksanakan pendaftaran; b) melaksanakan penimbangan
bayi dan balita; c) melaksanakan pencatatan hasil
penimbangan; d) memberikan penyuluhan; e) memberi dan
membantu pelayanan; f) merujuk.
2) Kegiatan yang dapat dilakukan diluar Posyandu KB-
kesehatan adalah a) bersifat yang menunjang pelayanan
KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare; b)
mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan
Posyandu; c) kegiatan yang menunjang upaya kesehatan
lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada:
pemberantasan penyakit menular; penyehatan rumah;
pembersihan sarang nyamuk; pembuangan sampah;
penyediaan sarana air bersih; menyediakan sarana jamban
keluarga; pembuatan sarana pembuangan air limbah;
pemberian pertolongan pertama pada penyakit; P3K; dana
sehat; kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan
dengan kesehatan.
c. Keaktifan kader
Keaktifan kader berasal dari kata aktif yang memiliki arti
giat, gigih, dinamis, dan bertenaga atau sebagai lawan statis atau
lamban dan mempunyai kecenderungan menyebar atau ber
berkurang (Suharso dan Retnoningsih, 2005). Keaktifan merupakan
suatu perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan
seorang untuk aktif daam kegiatan. Keaktifan kader posyandu
merupakansuatu perilaku atau tindakan yang nyata yang bisa
dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seorang kader dalam
berbagai kegiatan posyandu baik kegiatan dalam posyandu
maupun kegiatan diluar posyandu. Menurut Suryani (2003) perilaku
merupakan aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan
dengan lingkungannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka salah
satu persoalannya ialah bagaimana cara membentuk perilaku itu
sesuai dengan yang diharapkan.
Kader kesehatan adalah perwujudan peran aktif masyarakat dalam
pelayanan terpadu (Depkes RI, 2000). Keaktifan merupakan suatu
kegiatan atau kesibukan. Keaktifan kader kesehatan dapat
diasumsikan bahwa kader kesehatan yang aktif melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, maka kader kesehatan tersebut termasuk dalam kategori
yang aktif Namun, apabila kader kesehatan tidak mampu
melaksanakan tugasnya maka mereka tergolong yang tidak aktif
(Rochmawati, 2010).
2. Tinjauan Tentang Posyandu
a. Pengertian
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum
Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai
strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak
dini. Sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan keluarga berencana, pusat pelayanan
keluarga berencana, serta pos kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan
teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
NKKBS (Kemenkes, 2011).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu
oleh petugas kesehatan setempat, dimana dalam satu unit
posyandu, idealnya melayani sekitar 100 balita (120 kepala
keluarga) yang disesuaikan dengan kemampuan petugas dan
keadaan setempat yang dibuka sebulan sekali, dilaksanakan
oleh kader posyandu terlatih di bidang Keluarga Berencana
(KB), yang bertujuan mempercepat penurunan angka kematian
bayi, anak balita dan angka kelahiran (Depkes RI, 2000)
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di
desa untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau
memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak
balita. Keaktifan keluarga dalam setiap posyandu tentu akan
berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena salah satu
tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi
masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil (Adisasmito,
2007)
Menurut Ratnawati (2011) Hubungan pengetahuan kader
tentang posyandu dengan keaktifan kader di wilayah kerja
puskesmas Gayamsari Kota Semarang 2011. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan Kader
terhadap tugas dan fungsi di Posyandu dengan keaktifan Kader
di wilayah kerja Puskesmas Gayamsari Kota Semarang. Jenis
penelitian ini bersifat explanatory research dengan
menggunakan metode survei dan pendekatan cross sectional.
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader
mempunyai pengetahuan baik dan tingkat keaktifan kurang
baik. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa
ada hubungan antara keaktifan Kader dalam pengetahuan
Kader dengan korelasi Rho 0,228 yang berarti kekuatan
hubungan lemah, dimana Kader yang aktif lebih banyak berasal
dari yang berpengetahuan baik dibandingkan yang
berpengetahuan kurang. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada lokasi penelitian dan kekhususan variabel bebas,
dimana pada penelitian ini dikhususkan pada pengetahuan
kader tentang tugas dan fungsi posyandu.
b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Secara umum tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah
sebagai berikut (Depkes RI, 2006):
1) Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak
balita dan angka kelahiran.
2) Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu
hamil dan nifas.
3) Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera (NKKBS).
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan
lain yang mengunjang sesuai kebutuhan.
5) Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan. Sasaran
dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia
kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil,
ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur).
c. Tujuan Pokok Posyandu
Menurut Mubarak (2012) tujuan pokok dari pelayananterpadu
adalah untuk hal-hal berikut:
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu (ibu hamil,
melahirkan,dan ibu nifas) dan anak, meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
2) Mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) atau membudayakan NKKBS
3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat sejahtera.
4) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis.
5) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga
sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan
ekonomi keluarga sejahtera.
d. Manfaat Posyandu
1) Bagi Masyarakat
Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah
memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu,pertumbuhan
anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk. Bayi dan ank balita mendapatkan kapsul
vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, ibu hamil
juga akan terpantau berat badanya dan memperoleh tablet
tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh
kapsul vitamin A dan tablet tambah darah serta memperoleh
penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan
ibu dan anak
2) Bagi kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu
dan lebih lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tubuh
kembang anak balita dan kesehatan ibu. Citra diri
meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang
terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi panutan
karena telah mejadi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu (Sulistyorini, 2010).
e. Pelayanan Kesehatan yang Dijalankan Posyandu
Menurut Mubarak (2009) berikut ini pelayanan keshatan
yang terdapat dalam posyandu:
1) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak,
perhatian harus diberikan secara khusus terhadap anak
yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhan tidak
meningkat sesuai umurnya (kenaikan berat badan
kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang kurva berat
badanya berada dibawah garis merah KMS (Tirayoh,
2015).
b) Pemberian makanan tambahan bagi yang berat
badannya kurang
c) Imunisasi bayi 3-14 bulan
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi
tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x,
polio 3x,dan campak 1x pada bayi.
d) Pemberian oralit untuk menanggulanggi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
f) Deteksi dini tumbuh kembang dan identifikasi penyakit
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan dalam ukuran fisik sesorang. Sedangkan
perkembangan (development) berkaitan dengan
pemantangan dan penambahan kemampuan (skill)
fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi
secara sinkron pada setiap individu.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan
pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin
dan pil penambah darah
d) Imunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan KB
3) Pemberian alat kontrasepsi KB
4) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
5) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
6) Pertolongan pertama untuk kecelakaan
f. Jenis Kegiatan Posyandu
a) Meja 1 Pendaftaran
Semua pengunjung posyandu (Balita, ibu hamil, ibu
menyusui, wanita usia subur (WUS) harus didaftarkan
dahulu sebelum pelayanan, dimana di meja 1 terdapat kartu
meunuju sehat (KMS) balita, kartu menuju sehat (KMS) ibu
hamil, register balita, ibu hamil, ibu hamil dan wanita usia
subur (WUS).
b) Meja II adalah penimbangan
Dimeja II dilakukan kegiatan penimbangan
c) Meja III adalah pengisian KMS
Buka KMS balita yang bersangkutan kemudian di pindahkan
hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS nya.
d) Meja IV adalah penyuluhan
(1) Diketahui berat badan anak yang naik atau tida naik, ibu
hamil dengan risiko tinggi , dan PUS yang belum mengikuti
KB
(2) Penyuluhan kesehatan, menjelaskan data KMS atau
keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu bayi/balita dan
memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu
pada data KMS anaknya atau hasil pengamatan mengenai
masalah yang dialami.
(3) Pelayanan PMT oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulang
kondom.
Memberikan rujukan puskesmas, apabila diberikan untuk
balita, ibu hamil dan menyusui berikut ini: rujukan balita
apabila berat badan dibawah garis merah (BGM) pada KMS,
dua kali pemeriksaan berturut-turutmberat badan tidak naik,
terlihat sakit (lesu, kurus,busung lapar, diare, rabun mata).
Rujukan ibu hamil atau menyususi apabila keadannya kurus,
pucat, bengkak, atau gondokkan, rujukan orang sakit.
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader
posyandu misalnya pemberian pil tambah darah, vitamin A,
oralit dan sebagainya.
e) Meja V adalah pelayanan
Meja V merupakan pelayanan sektor yang bisanya dilakukan
oleh petugas kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah
sebagai berikut:
(1) Pemberin imunisasi, pemberian pil tambah darah, vitamin
A, dan obat-obatan lainnya
(2) Pemeriksaan kehamilan
(3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
(4) Pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan
a) Tingkatan Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetpakan oleh Depkes,
posyandu, secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat )
tingkat yaitu
1) Posyandu Pratama
Posyandu pratama adalah yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan posyandu belum dilaksanakan secara
rutin serta jumlah kader terbatas yakni krang dari lima orang.
Penyebeb tidak dilaksanakan kegiatan rutin bulanan,
disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karna belum
siapnya masyarakat. Intervensi yang dilakukan untuk
perbaikan peringakat adalah motivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader.
2) Posyandu Madya
Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat
dilaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu
<50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan tingkat
adalah meningkat cakupan dengan mengikutsertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih mengingatkan kader
dalam pengelolahan kegiatan posyandu.
3) Posyandu Purnama
Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah
dilaksanakan kegiatan lebih darih 8 kali pertahun dengan rata-
rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih. Cakupan
utamnya >50% serta mampu menyelenggarakan program
tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelolah oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni <50% KK diwilayah kerja posyandu.
4) Posyandu Mandiri
Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dilaksanakan
kegiatan lebih darih 8 kali pertahun dengan rata-rata jumlah
kader sebanyak 5 orang atau lebih. Cakupan utamnya >50%
serta mampu menyelenggarakan program tambahan serta
telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelolah oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas
yakni >50% KK yang bertempat tinggal diwilayah posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk
pembinaan dana sehat, serta terjaminnya kesinambungan.
3. Pengetahuan Kader tentang Tugas dan Fungsi Posyandu
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang
menjadi telah seseorang setelah melakukan pengindraan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan tersebut melalui panca
indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.
Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu
proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep,
baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman.
Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang
luas dari hal-hal terperinci untuk teori tetapi apa yang
diberikan telah menggunakan ingatan akan keterangan yang
sesuai (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan
mampu diingat oleh setiap orang setelah mengalami,
menyaksikan, mengamati atau diajarkan semenjak ia lahir
sampai menginjak dewasa khususnya setelah diberi pendidikan
baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan
diharapkan dapat mengevaluasi terhadap suatu materi atau
obyek tertentu untuk melaksanakannya sebagai bagian dalam
kehidupan sehari – hari (Notoatmodjo, 2010).
Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar.
Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak jaman
dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan
teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh
baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman
orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Handika (2016) hubungan tingkat pengetahuan
dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu balita di
desa pacalan wilayah kerja puskesmas plaosan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan keaktifan kader dalam menjalakankan
posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas
Plaosan. Desain penelitian ini dengan pendekatan silang cross-
sectional. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader
dalam menjalankan posyandu Balita di Desa Pacalan Wilayah
Kerja Puskesmas Plaosan. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada lokasi penelitian dan kekhususan variabel bebas,
dimana pada penelitian ini dikhususkan pada pengetahuan
kader tentang tugas dan fungsi posyandu.
b. Tugas dan Fungsi Kader di Posyandu
Yang bertindak sebagai pelaksana posyandu adalah
kader. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut
dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu
kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga
seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela
dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan
posyandu, serta mau sanggup menggerakkan masyarakat
untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu
(Ismawati dkk, 2010).
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI
memberikan batasan kader : “Kader adalah warga masyarakat
setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat
bekerja secara sukarela” (Zulkifli, 2013). Kader kesehatan
adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat
yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan
(Syafrudin, dan Hamidah, 2006).
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih
oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.
Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau
promotor kesehatan (Yulifah R, dan Yuswanto, 2006). Kader
aktif adalah kader yang selalu melaksanakan kegiatan
posyandu dan selalu menjalankan tugas dan perannya
sebagai kader (Dinas Kesehatan Tuban, 2005).
Kader tidak aktif adalah kader yang tidak melaksanakan
tugas dan perannya sebagai kader posyandu serta tidak rutin
mengikuti kegiatan posyandu (Republika, 2005).
Tugas dan Peran Kader Posyandu adalah :
1) Melakukan kegiatan bulanan posyandu
2) Mempersiapkan pelaksanaan posyandu
Tugas-tugas kader posyandu pada H-1 atau saat
persiapan hari buka Posyandu, meliputi :
1) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi,
KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan atau materi
penyuluhan.
2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu
memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu.
3) Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan
rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta
mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa
hadir pada hari buka Posyandu.
4) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan
pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk
persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.
Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu adalah:
1) Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga
dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :
a) Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau ballita, yaitu
menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas
yang diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu
menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register
ibu hamil.
b) Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan
mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang
akan dipindahkan pada KMS.
c) Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari
secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d) Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau
keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak
yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan kepada
setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau
dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami
sasaran.
e) Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang
biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL,
dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan antara lain :
Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana,
Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi),
vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
2) Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :
a) Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
b) Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan
diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu
yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma).
c) Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)
merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke
Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
c. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
3) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau pemikiran terhadap suatu materi atau obyek.
(Notoatmodjo, 2010).
d. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui
penyuluhan baik individu maupun kelompok. Untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan perlu diberikan
penyuluhan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan
perilaku individu, keluarga maupun masyarakat, dalam
membina dan memelihara hidup sehat serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang
dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya sebagai
aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah perilaku menurut
Notoatmodjo (2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku
didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang
berurutan yang terdiri dari:
1). Kesadaran (awareness) artinya Individu menyadari adanya
stimulus.
2). Tertarik (Interest) artinya Individu mulai tertarik pada
stimulus.
3). Menilai (Evaluation) artinya Individu mulai menilai tentang
baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada
proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih
baik lagi.
4). Mencoba (Trial) artinya Individu sudah mulai mencoba
perilaku yang baru.
5). Menerima (Adoption) artinya Individu telah berprilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, sikap dan kesadarannya
terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur
dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas
(Notoatmodjo, 2010).
Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis:
1) Pertanyaan Subjektif; bentuk pertanyaannya berupa
essay.
2) Pertanyaan Objektif; jenis pertanyaan berupa pilihan
ganda, betul/salah dan pertanyaan menjodohkan
(Arikunto, S, 2011).
Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif
karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor
subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari
seorang penilai dibandingkan dengan yang lain dan dari satu
waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda,
betul/salah, menjodohkan, disebutkan pertanyaan objektif
karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dinilai secara
pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas dari
penilai (Arikunto, S, 2011).
f. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
menurut Notoatmodjo (2010) :
2) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada
anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan
GBHN Indonesia mendefinisikan lain, bahwa
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau
keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan
adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang
cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang
tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan.
c) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang,
mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama
sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif
terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan
lama membekas.
d) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang
maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi.
3) Faktor Eksternal
a) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi
dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal
ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk
kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai
hal.
b) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut.Pesan-pesan sugestif dibawa oleh
informasi tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini
biasanya digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat
terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,
biasanya digunakan melalui media masa.
c) Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
B. Landasan Teori
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh
petugas kesehatan setempat. Posyandu dapat diartikan sebagai pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Peran Posyandu saat ini lebih kepada prioritas masalah
kesehatan terutama pada masyarakat yang mengindikasikan
perubahan kebijakan penanganan tersebut. Peran posyandu di desa
sangat signifikan dalam memantau masalah kesehatan di daerah
setempat, menurunkan masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat.
Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang
dengan suka rela mengelola posyandu diwilayahnya masing-masing.
Keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu akan meningkatkan
keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader akan
mendapat tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun
dengan belajar dari teman sekerjanya. Menurut Khotimah (2005)
partisipasi dan keaktifan kader posyandu dipengaruhi oleh status
pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan, serta
keikutsertaan dengan organisasi lain.
Pengetahuan kader kesehatan tentang tugas dan fungsi
posyandu akan sangat menunjang keaktifannya di posyandu. Sebab
dengan pengetahuan yang dimilikinya kader tersebut dapat
mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu dan terbentuk setelah seseorang melakukan
pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu. Menurut Notoatmojo
(2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif sangat
penting menentukan tindakan seseorang. Menurut Dewi & Wawan
(2011) pengetahuan dipengaruhi 2 faktor yakni faktor internal yang
terdiri atas pendidikan, pekerjaan, dan umur serta faktor eksternal
yang terdiri atas faktor lingkungan dan sosial budaya.
C. Kerangka Teori
Gambar 1 : Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Khotimah (2002), Notoatmodjo (2010)
Faktor Internal:
1. Jenis Ras/keturunan
2. Jenis Kelamin 3. Sifat fisik 4. Kepribadian 5. Inteligensia 6. Bakat 7. Pengetahuan
Keaktifan
kader
Posyandu
Faktor eksternal:
1. Pendidikan 2. Agama 3. Kebudayaan 4. Lingkungan 5. Status ekonomi
Perilaku
D. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2 : Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas (Independent) : Pengetahuan Kader tentang
tugas dan fungsi posyandu
Variabel terikat (Dependent) : Keaktifan kader
E. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan
pengetahuan kader tentang tugas dan fungsi posyandu dengan
keaktifan kader di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana tahun 2018”
Pengetahuan Kader tentang tugas
dan fungsi posyandu
Keaktifan kader
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik
melalui pendekatan cross sectional study. Dimana penelitian diadakan
dalam waktu yang bersamaan tetapi dengan subjek yang berbeda-
beda (Arikunto, 2011). Adapun rancangan penelitian yang digunakan
adalah:
Gambar 3 : Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional
Kader kesehatan
Pengetahuan (Baik)
Pengetahuan
(Kurang)
Tidak aktif
Aktif
Tidak aktif
Aktif
Pengetahuan
(Cukup) Tidak aktif
Aktif
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas
Lombakasih kabupaten Bombana.
2. Waktu penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah semua kader kesehatan posyandu di
wilayah kerja puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana tahun
2018 berjumlah 50 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah kader kesehatan posyandu di
wilayah kerja puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana tahun
2018. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling yaitu tehnik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Saryono,
2010). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan kader tentang
tugas dan fungsi posyandu
2. Variabel terikat (dependent) yaitu keaktifan kader.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan kader adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
kader sehubungan dengan tugas dan fungsi kader di posyandu.
Kriteria objektif :
a. Kategori baik, jika persentase jawaban benar 76% -100%
b. Kategori cukup, jika persentase jawaban benar 56% -75%
c. Kategori kurang, jika persentase jawaban benar < 55%
2. Keaktifan kader adalah keterlibatan kader secara teratur dalam
berbagai kegiatan posyandu
kriteria:
a. Aktif, bila jawaban responden memperoleh nilai > 50% dari total
skor maksimal
b. Tidak aktif, bila jawaban responden memperoleh nilai < 50%
dari total skor maksimal
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner
yang digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closedended
dengan variasi dichotomous choice yang terdiri dari 10 pertanyaan
sehubungan dengan pengetahuan dan keaktifan kader. Kuisioner
pengetahuan menggunakan alternatif jawaban “benar” dan “salah”,
dengan kriteria pernyataan positif dan negatif. Dimana pertanyaan
positif pada kuesioner mendapat skor 1 jika menjawab benar dan skor
0 jika menjawab salah. Sedangkan pernyataaan negatif pada
kuesioner mendapat skor 0 jika menjawab benar dan skor 1 jika
menjawab salah. sedangkan kuisioner keaktifan kader menggunakan
alternatif Sering (S=2), Jarang (J=1) dan Tidak Pernah (TP=0).
Adapun pengisian kuesioner dengan memberikan tanda centang (√)
pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
G. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data berupa data primer digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja
puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana tahun 2018
2. Data Sekunder
Data sekunder diambil dari buku register kader posyandu di
wilayah kerja puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana tahun
2018
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2: Alur penelitian
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu
langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang
diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum
memberikan informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan.
Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan
kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo,
Populasi semua kader posyandu wilayah kerja puskesmas Lombakasih
berjumlah 50 orang.
Sampel
Sampel berjumlah 50 orang responden
Pembahasan
Analisis data
Pengumpulan data
Kesimpulan
2010). Dalam hal ini pengolahan data menggunakan komputer
akan melalui tahap-tahap sebagai berikut
a. Editing’
Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner
apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten.
b. Coding
Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Processing
Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat
dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan
bivariat mengunakan komputer.
d. Cleaning
Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber
data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan
pembetulan atau koreksi.
e. Tabulating
Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas
yaitu pengetahuan kader posyandu dan variabel terikat yaitu
keaktifan kader posyandu, dianalisa menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Presentase variable yang diteliti
f = Frekuensi kategori variable yang diamati
n = Jumlah sampel penelitian
K = Konstanta (100%)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan
uji chi square (X2) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05)
dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2.
Adapun penghitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini
digunakan untuk melihat hubungan pengetahuan kader
tentang tugas dan fungsi posyandu dengan keaktifan kader di
X = f/n x K
wilayah kerja puskesmas Lombakasih kabupaten Bombana
tahun 2018, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
X2 : Chi square
O : Nilai-nilai yang diamati
E : Nilai-nilai frekuensi harapan
E : Total baris x total kolom Grand total
Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis
penelitian berdasarkan tingkat signifikan (nilai p value) dengan
program computer SPSS 16.00 adalah:
1) Jika nilai p > α 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak
2) Jika nilai p < α 0,05 maka hipotesis penelitian diterima
I. Etika Penelitian
Etika penelitian artinya subyek penelitian dan yang lainya harus
dilindungi. Beberapa prinsip dalam pertimbangan etik meliputi : bebas
eksploitasi, bebas kerahasiaan, bebas penderitaan, bebas menolak
menjadi responden, dan perlu surat persetujuan (Nursalam, 2013).
Etika membantu manusia untuk melihat atau menilai secara
kritis moralitas yang dihayati dan dianut oleh masyarakat. Perilaku
penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugasnya hendaknya
memegang teguh pada etika penelitian. Meskipun penelitian yang
dilakukan tidak merugikan atau membahayakan bagi subjek
penelitian. Secara garis besar, dalam penelitian ada beberapa prinsip
yang harus dipegang teguh yakni, :
1. Informet concent (persetujuan setelah penjelasan)
Salah satu aspek etika yang harus ada dalam sebuah penelitian
adalah adanya inform content. Dimana responden akan mengisi
lembar persetujuan untuk dilakukan penelitian, jika responden
menolak maka peneliti tidak akan memaksa karena hak asasi
responden. Tetapi jika responden menerima untuk dilakukan
penelitian maka menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, diisi penelitian tidak akan
mencantumkan nama responden dan hanya memberi kode
sehingga privacy responden tetap terjaga dan responden merasa
nyaman walaupun sebagai responden penelitian.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Dalam penelitian, peneliti harus menjaga kerahasiaan jawaban
dan hasil dari responden, hanya data tertentu yang akan di
publikasikan pada hasil riset.
4. Balancing harms and benefits (Mempertimbangkan manfaat dan
kerugian yang ditimbulkan)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian
pada khususnya. Penelitian hendaknya berusaha meminimalisasi
dampak yang merugikan bagi subjek. Pelaksanaan penelitian harus
dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera,
stress, maupun kematian subjek penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis.
UPTD Puskesmas Lombakasih adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Kecamatan Lantari Jaya yang terdiri dari 9 Desa Kelurahan. UPTD
Puskesmas Lombakasih memiliki visi, misi dan tugas pokok yang
jelas. Memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan yang didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya
manusia, anggaran serta sarana dan prasarana kerja.
UPTD Puskesmas Lombakasih berlokasi di Jl. Poros
Rumbia-Tinanggea, Kelurahan Lombakasih, Kecamatan Lantari
Jaya, Kabupaten Bombana, dengan luas wilayah berjumlah 285,01
km2 yang meliputi 9 Desa/kelurahan. Secara astronomi, Kecamatan
Lantari Jaya terletak antara 5º08’ 12” - 5º 08’ 12 “ Lintang Selatan,
serta antara 94º 12’ - 100º 12’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Konawe Selatan
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Rarowatu Utara
c. Sebelah Barat : Kecamatan Matausu
d. Sebelah Timur : Selat Tiworo
2. Data Demografi
Dari hasil pendataan ke desa-desa di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya, di peroleh data
jumlah penduduk di Kecamatan Lantari Jaya 8.998 jiwa. Untuk
lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 4.1 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Lombakasih tahun 2018
No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Jumla
h Laki– Laki Perempuan
1 Lantari 693 612 1.305
2 Anugrah 618 545 1.163
3 Pasare Apua 454 400 854
4 Rarongkeu 429 378 807
5 Lombakasi 496 437 933
6 Kalaero 426 375 801
7 Langkowala 558 491 1.049
8 Watu-Watu 573 505 1.078
9 Tinabite 536 472 1.008
Jumlah 4.783 4.215 8.998
Sumber : Data Primer UPTD Puskesmas Lombakasih 2018
3. Keadaan Iklim
Curah hujan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lombakasih
yang terbesar terjadi pada bulan Mei dengan curah hujan sebesar
178 mm yang turun hujan selama 18 hari dalam bulan tersebut
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober, dan
Bulan Desember yaitu 28 mm dengan hari hujan hanya 7 hari.
4. Sosial Budaya
a. Adat istiadat dan Mata Pencarian
Penduduk yang berada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lombakasih terdiri dari suku moronene, suku bali,
suku jawa, suku Lombok, suku bugis, suku makasar dan suku
madura yang hampir sebagian besar penganut agama Islam.
Sedangkan bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-hari
adalah bahasa Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhannya,
penduduk Lantari Jaya memiliki mata pencaharian sebagai
petani sawah, perkebunan, peternakan, nelayan dan pedagang.
b. Sarana Perhubungan
UPTD Puskesmas Lombakasih dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dengan
waktu tempuh dari Desa ke UPTD Puskesmas Lombakasih
yang terdekat yakni selama 10 menit dan yang terjauh selama
90 menit dengan kondisi jalanan poros beraspal dan sebagian
jalan setapak , semua pusat pemerintahan Desa dan Kelurahan
dapat dengan mudah dijangkau.
c. Peran Serta Masyarakat
Upaya untuk lebih menggerakan masyarakat dengan
melaksanakan SMD/MMD, pembinaan kader posyandu agar
UKBM aktif, kemitraan Kader-Dukun, dan membina desa
unggulan untuk menjadi Percontohan. Dari 9 desa yang ada
terdapat 8 Desa yang telah mendirikan bangunan Posyandu
sendiri .
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Kader Tentang Tugas Dan Fungsi Posyandu Dengan
Keaktifan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018. Data primer yang dikumpulkan melalui
kuesioner selanjutnya diolah dan dianalisis secara univariat dan
bivariat menggunakan software SPSS for windows versi 20.
1. Analisi Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran dari variabel yang diteliti baik variabel
terikat maupun variabel bebas, kemudia ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan
untuk mendeskripsikan karakteristik responden, Pengetahuan
Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu, serta Keaktifan Kader
di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana
Tahun 2018.
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang disajikan dalam penelitian ini
adalah karakteristik yang berkaitan dengan umur responden,
dan tingkat pendidikan responden. secara umum disajikan
dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih
Kabupaten Bombana Tahun 2018
Karakteristik Jumlah %
Umur (tahun)
25-34 20 40,00
35-44 27 54,00
>44 3 6,00
Total 50 100
Pendidikan
SD 17 34,00
SMP 25 50,00
SMA 8 16,00
PT 0 0,00
Total 50 100
sumber: Olahan Data Primer
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh keterangan bahwa
mayoritas responden di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih
Kabupaten Bombana Tahun 2018 berumur pada interval 35 – 44
tahun, yakni dari 50 responden, terdapat 27 orang (54%)
responden sudah berumur pada interval 35 – 44 tahun, 20 orang
(40%) responden berumur pada interval 25 - 34 tahun, dan 3
orang (6%) responden berumur > 44 tahun.
Tingkat pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 mayoritas
setingkat SMP yakni dari 50 orang responden ada 25 orang (50%)
responden berpendidikan setingkat SMP, 17 orang (34%)
responden berpendidikan setingkat SD, 8 orang (11,76%)
responden berpendidikan setingkat SMA. dan tidak ada
responden berpendidikan setingkat Perguruan Tinggi (PT).
b. Deskripsi Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu, di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi Pengetahuan Kader
Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu, di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 pada
tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu, di
Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Pengetahuan Jumlah %
Baik 3 6
Cukup 26 52
Kurang 21 42
Total 50 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas
kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018 memiliki pengetahuan yang cukup tentang
tugas dan fungsi posyandu. Yakni dari 50 orang responden
terdapat 26 orang (52%) kader yang memiliki pengetahuan pada
kategori cukup, 21 orang (42%) kader memiliki pengetahuan pada
kategori kurang, dan 3 orang (6%) kader memiliki pengetahuan
pada kategori baik.
c. Deskripsi Keaktifan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data secara
univariat, maka peneliti menyajikan deskripsi Keaktifan Kader di
Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana
Tahun 2018 pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Keaktifan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Keaktifan Jumlah %
Aktif 34 68
Tidak Aktif 16 32
Total 50 100
sumber: olahan data primer
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas
kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018 aktif di posyandu, yakni dari 50 orang
responden yang diukur keaktifannya, terdapat 34 orang (68%)
kader aktif diposyandu, dan 16 orang (32%) kader tidak aktif di
posyandu.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (kategorik) dengan variabel dependent
(kategorik). Analisis bivariabel dalam penelitian ini dilakukan
dengan Chi Square untuk mengetahui hubungan Pengetahuan
Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu dengan Keaktifan
Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018. Hasil analisis disajikan pada tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5
Hubungan Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan Fungsi Posyandu dengan Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Pengetahuan
Keaktifan
X2 hitung (P-Value)
Aktif Tidak Aktif
N % n %
Baik 3 100 0 0
7,369 (0,025)
Cukup 21 80,77 5 19,23
Kurang 10 47,62 11 52,38
Total 34 68 16 32
Sumber: olahan data primer
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Kader di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yang
memiliki pengetahuan baik semuanya aktif di posyandu, yakni dari
3 orang kader yang memiliki pengetahuan baik, semuanya (100%)
aktif diposyandu. Kader yang memiliki pengetahuan cukup
mayoritas aktif diposyandu, yakni dari 26 orang kader yang
berpengetahuan cukup, terdapat 21 orang (80,77%) kader aktif
diposyandu, dan 5 orang (19,23%) kader tidak aktif di posyandu.
Sedangkan kader yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas
tidak aktif di posyandu, yakni dari 21 orang kader berpengetahuan
kurang, terdapt 11 orang (52,38%) kader tidak aktif di posyandu
dan 10 orang (47,62%) kader aktif di posyandu.
Secara statistik menggunakan analisis Chi Square (X²)
pada tingkat kemaknaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara Pengetahuan Kader Tentang Tugas dan
Fungsi Posyandu dengan Keaktifan Kader di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yang
ditandai dengan nilai p = 0,025 < α = 0,05 dengan X2 hitung =
7,369.
C. Pembahasan
Kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat,
yang dipilih oleh masyarakat sendiri dan bekerja secara sukarela
untuk menjadi penyelenggara di Desa siaga (Fallen & Budi, 2010).
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat
dengan masyarakat.
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut
membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui
kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu. Kader diharapkan dapat
menjembatani antara petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat
serta membantu masyarakat mengidentifikasi dan
menghadapi/menjawab kebutuhan kesehatan mereka sendiri. Kader
juga diharapkan dapat menyediakan informasi bagi pejabat kesehatan
berwenang yang mungkin tidak dapat mencapai masyarakat langsung,
serta mampu mendorong para pejabat kesehatan di sistem kesehatan
agar mengerti dan merespons kebutuhan masyarakat. Kader dapat
membantu mobilisasi sumber daya masyarakat, mengadvokasi
masyarakat serta membangun kemampuan lokal.
Namun, kelancaran pelayanan kader sangat ditunjang oleh
pengetahuan kader tentang tugas dan fungsinya, serta keaktifan
kader dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di posyandu.
1. Pengetahuan kader tentang tugas dan fungsi posyandu kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
manusia. Tingkat pengetahuan seseorang dapat menentukan perilaku
sesorang terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Notoatmojo (2003) menjelaskan bahwa pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih banyak kader
kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018 yaitu 26 orang (52%) memiliki pengetahuan
yang cukup tentang tugas dan fungsi posyandu, 21 orang (42%)
memiliki pengetahuan yang kurang, dan hanya 3 orang (6%) kader
yang memiliki pengetahuan yang baik tentang tugas dan fungsi
posyandu. Secara umum, tingkat pengetahuan kader masih belum
memadai sebab pentingnya peran serta kader dalam
pengelolaan posyandu tentu membutuhkan kualitas dari kader yang
lebih baik agar proses pelayanan dapat berjalan dengan baik.
Banyaknya kader yang memiliki pengetahuan kurang,
disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah tingkat
pendidikan dari kader itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa sebagian besar kader kesehatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yakni 25
orang (50%) berpendidikan setingkat SMP, 17 orang (34%)
berpendidikan setingkat SD, dan hanya 8 orang (16%) kader yang
berpendidikan setingkat SMA. Banyak kader yang berpendidikan SD
tentu akan mempengaruhi kualitas pengetahuan kader tentang tugas
dan fungsi posyandu itu sendiri. Meskipun kader diberikan pelatihan
khusus, namun tingkat penduidikan akan menjadi patron kecepatan
pemahaman mereka terhadap informasi yang diperolehnya.
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
pemberian respon terhadap informasi yang datang dari luar.
Responden yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah mengerti dan
memahami informasi yang diberikan tentang pelayanan posyandu.
Menurut Sahlan (2003), apabila tingkat pengetahuan tinggi maka
seseorang akan lebih kritis dalam menghadapi berbagai masalah,
dimana pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun
informal. Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik, seorang kader
sebaiknya selalu mendapatkan bimbingan dari petugas kesehatan.
Tingkat pendidikan yang baik akan mempengaruhi seseorang
dalam pengembangan nalar dan analisa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kasdu (2002), bahwa pengetahuan yang baik akan
membantu seseorang memahami dan mempersiapkan dirinya
menjalani tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Ratnawati (2011) hubungan pengetahuan kader
tentang posyandu dengan keaktifan kader di wilayah kerja puskesmas
Gayamsari Kota Semarang 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan Kader terhadap tugas dan fungsi
di Posyandu dengan keaktifan Kader di wilayah kerja Puskesmas
Gayamsari Kota Semarang. Jenis penelitian ini bersifat explanatory
research dengan menggunakan metode survei dan pendekatan cross
sectional. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader
mempunyai pengetahuan baik dan tingkat keaktifan kurang baik. Hasil
uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa ada hubungan
antara keaktifan Kader dalam pengetahuan Kader dengan korelasi
Rho 0,228 yang berarti kekuatan hubungan lemah, dimana Kader
yang aktif lebih banyak berasal dari yang berpengetahuan baik
dibandingkan yang berpengetahuan kurang. Perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan kekhususan variabel
bebas, dimana pada penelitian ini dikhususkan pada pengetahuan
kader tentang tugas dan fungsi posyandu.
2. Keaktifan kader kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Keaktifan kader kesehatan meruapakan salah satu aspek yang
sangat penting dimiliki oleh kader posyandu, sebab keaktifan
berkaitan dengan keterlibatan kader dalam memberikan pelayanan
yang optimal kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar kader kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yakni 34 orang (68%)
aktif diposyandu untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat,
sedangkan 16 orang (32%) kader lainnya tidak aktif diposyandu.
Makna tidak aktif disini bukan berarti tidak datang diposyandu atau
tidak melakukan aktifitas pelayanan, namun kategori tidak aktif berarti
aktifitas yang dilakukan selama proses pelayanan diposyandu masih
sangat minim.
Kader mempunyai peranan yang sangat penting terutama
dalam kegiatan posyandu balita, bila kader-kader tidak aktif maka
pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak baik dan tidak lancer.
Peran aktif kader dalam kegiatan-kegiatan posyandu dapat
mempengaruhi dan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik (Legi
dkk, 2015). Tingginya tingkat ketidakaktifan kader Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun
2018 dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya mungkin
terkait dengan kesdaran kader terhadap fungsi posyandu, atau
lemahnya manajemen waktu yang bisa dilakukan oleh kader
sehinggga tidak dapat melakukan aktifitas pelayanan secara optimal.
3. Hubungan Pengetahuan Kader Tentang Tugas Dan Fungsi
Posyandu Dengan Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 3 orang Kader di
Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun
2018 yang memiliki pengetahuan baik semuanya aktif di posyandu,
demikian pula dari 26 kader yang memiliki pengetahuan cukup
terdapat 21 orang (80,77%) kader aktif diposyandu, dan hanya 5
orang (19,23%) kader tidak aktif di posyandu. Sebaliknya dari 21
orang kader yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas sebagian
besar yakni 11 orang (52,38%) kader tidak aktif di posyandu dan 10
orang (47,62%) kader aktif di posyandu. Hasil ini memberikan
gambaran bahwa tingkat pengetahuan kader memiliki keterkaitan
dengan keaktifan kader di posyandu. Dengan kata lain, kader yang
memiliki pengetahuan minimal cukup terhadap tugas dan fungsi
posyandu cenderung aktif di posyandu, sebaliknya kader yang
memiliki pengetahuan yang kurang tentang tugas dan fungsi
posyandu cenderung tidak aktif di posyandu.
Secara Bivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Kader Tentang Tugas
dan Fungsi Posyandu dengan Keaktifan Kader di Wilayah Kerja
Puskesmas Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yang
ditandai dengan nilai p = 0,025 < α = 0,05 dengan X2 hitung = 7,369.
Hasil penenlitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rewanti
Prang(2012) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan kader Posyandu dengan keaktifan kader Posyandu.
Menurut Handika (2016) hubungan tingkat pengetahuan
dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu balita di desa
pacalan wilayah kerja puskesmas plaosan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
keaktifan kader dalam menjalakankan posyandu Balita di Desa
Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan. Desain penelitian ini
dengan pendekatan silang cross-sectional. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan keaktifan kader dalam menjalankan posyandu Balita di Desa
Pacalan Wilayah Kerja Puskesmas Plaosan. Perbedaan dengan
penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan kekhususan variabel
bebas, dimana pada penelitian ini dikhususkan pada pengetahuan
kader tentang tugas dan fungsi posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader
diantarannya pengetahuan tentang posyandu, pengetahuan kader
tentang posyandu akan berpengaruh yang baik apabila kader
posyandu aktif, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan, dan
menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga akan
mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran
keberhasilan bisa dicapai. Kader harus mengetahui apa yang
berhubungan dengan posyandu, bila kader tidak mengetahui apa
yang berhubungan dengan kegiatan posyandu maka keberhasilan
program kerja posyandu tidak bisa dicapai. (Notoadmojo, 2007)
Kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi, bahkan
dukungan dari masing-masing kader menyebabakan ketidakaktifan
kader pada saat kegiatan posyandu. Seorang kader yang memiliki
pengetahuan yang baik bahkan perlunya dukungan dari keluarga
tentang Posyandu akan menimbulkan kesadaran untuk aktif dalam
posyandu. Tingkat pengetahuan individu berpengaruh terhadap
keadaan yang ikut serta dalam suatu kegiatan dan mempunyai
dampak terhadap perilaku. Namun apabila dianalisis lebih jauh proses
terbentuknya suatu tindakan tidak hanya dipengaruhi oleh
pengetahuan. Jadi, pengetahuan saja belum cukup untuk merubah
perilaku seseorang karena perubahan perilaku merupakan proses
yang kompleks dan memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu,
pelatihan yang rutin dan berkesinambungan dapat membantu kader
untuk tetap mengaplikasikan pengetahuannya dalam tindakan
sehingga dalam waktu tertentu dapat menjadikannya terampil dalam
melaksanakan pemantauan pertumbuhan bayi dan balita di Posyandu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengetahuan kader di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih
Kabupaten Bombana Tahun 2018 mayoritas pada kategori cukup
yaitu 26 orang (52%), 21 orang (42%) pada kategori kurang, dan 3
orang (6%) pada kategori baik.
2. Keaktifan kader di posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 mayoritas aktif di
posyandu, yakni terdapat 34 orang (68%) kader aktif diposyandu,
dan 16 orang (32%) kader tidak aktif di posyandu
3. Ada hubungan yang pengetahuan kader tentang tugas dan fungsi
posyandu dengan keaktifan kader di Wilayah Kerja Puskesmas
Lombakasih Kabupaten Bombana Tahun 2018 yang ditandai
dengan nilai p = 0,025 < α = 0,05 dengan X2 hitung = 7,369
B. SARAN
Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Puskesmas dan instansi terkait agar dapat melakukan
penyuluhan kepada kader posyandu tentang tugas dan fungsi
kader kesehatan
2. Bagi kader agar senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang
tugas dan fungsi sebagai kader sehingga dapat melakukan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menggali lebih jauh
tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keaktifan
kader posyandu
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito W. 2007. Status Gizi Anak Balita. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
. 2008. Sistem Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimin 2011. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka cipta
Depkes, 2000. Buku Pintar Konseling Keluarga Mandiri Sadar Gizi.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
. 2006. Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta
Dikson, A. 2017. Peran Kader Posyandu Terhadap Pembangunan
Kesehatan Masyarakat. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol.
6, No. 1. Tahun 2017.
Fallen, R., & R.Budi Dwi .K. 2010. Catatan kuliah keperawatan komunitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Farinda. 2016. Hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader
dalam menjalankan posyandu balita di desa pacalan wilayah kerja
puskesmas plaosan.(skripsi). Surakarta : universitas sebelas
maret
Handika. 2016. Hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan kader
dalam menjalankan posyandu balita di desa pacalan wilayah kerja
puskesmas plaosan. Jawa
Hasanah, R. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhungan Dengan Keaktifan
Kader Dalam Pelayanan Posyandu. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Bandung.Stikes Jendral Ahmat Yani Cimahi
Hidayat, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.
Ismawati. 2010. Tugas dan Fungsi Kader di Posyandu. Jakarta
Kasdu. 2002. Tingkat Pendidikan Responden. Jakarta
Khotimah, 2002. Analisis Peranan Bidan Desa dalam Penggerakan ader
posyandu di Desa Wav Gubak Kecamatan Panjang Kota Bandar
Lampung. Skripsi
Kemenkes. 2011. Posyandu adalah Forum Komunikasi. Jakarta
Legi. 2015. Tugas dan Peranan Kader. Jakarta
Mubarak, WI. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba
Medika
Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
Nova, R. 2011. Hubungan pengetahuan Kader terhadap tugas dan fungsi
di Posyandu dengan keaktifan Kader di wilayah kerja Puskesmas
Gayamsari Kota Semarang. Jurnal Sari Pediatri.
Notoatmodjo, S. 2003 . Pengetahuan adalah penginderaan Perilaku.
Jakarta
. 2007. Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jakarta
. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Nugroho. 2008. Kegiatan dalam Posyandu. Jakarta
Nursalam. 2013. Etika Penelitian. Jakarta
Ratnawati. 2011. Hubungan pengetahuan kader tentang posyandu
dengan keaktifan kader di wilayah kerja puskesmas Gayamsari
Kota Semarang 2011. Semarang
Rochmawati , Arva. 2010. Hubungan Antara Keaktifan Kader Kesehatan
Dengan Pengembangan Program Desa Siaga Di Kecamatan
Masaran Kabupaten Sragen. Melalui
< http://eprints.uns.ac.id/4197/> [4/6/2018].
Saryono. 2010. Populasi dan Sampel Penelitian. Jakarta
Sahlan . 2003. Pendidikan sebagai Kader. Jakarta
Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta :
Pustaka Rihama.
Suharso dan Retnoningsih. 2005. Keaktifan Kader pada Posyandu.
Jakarta
Sulistyorini. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Jogjakarta: Nuha Medika
Suryani. 2003. Hubungan Perilaku dengan Lingkungannya. Jakarta
Syakira. 2009. Tentang Posyandu. Diakses tanggal 4 Juni 2018 dari
Blog.blogspot.com/2009/01/tentang-posyandu.html.
Syafrudin & Hamidah. 2006. Kader Kesehatan. Jakarta
Tirayoh, N. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan
Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Manado : Universitas
Samratulangi
Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
Wicaksono, R. 2014. faktor predisposting (tingkat pengetahuan,
pendidikan, sikap, pekerjaan) kader dengan keaktifan kader pada
kegiatan posyandu di desa rakit. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Yulifah R & Yuswanto. 2006. Kader Kesehatan sebagai Promotor. Jakarta
Zulkifli. 2013. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat. Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
No. Responden : ……..................………………………………................
Alamat : ………………….......…………………….......................
Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan Judul “Hubungan
Pengetahuan Kader Tentang Tugas Dan Fungsi Posyandu Dengan
Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kabupaten
Bombana Tahun 2018”.
Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang
harus saya jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab
pertanyaan kuesioner dengan jujur.
Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari
pihak lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan
ditanggungkan kepada saya sesuai dengan penjelasan yang sudah
dijelaskan oleh peneliti.
Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat
dipublikasikan sebagai hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada
ujian hasil dengan tidak akan mencantumkan nama, kecuali nomor
informan.
Kendari, ...............................2018
LEMBAR KUESIONER
Responden
…………………………………
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER TENTANG TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU DENGAN KEAKTIFAN KADER DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH KABUPATEN BOMBANA TAHUN 2018
Karakteristik Responden
1. Nama (Inisial) : ……………………………………
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir : ……………………………………………………
I. Pengetahuan Kader tentang Peran dan tugas kader di posyandu
Petunjuk pengisian kuesioner pengetahuan:
Pilihan jawaban adalah: B = Benar, S = Salah
Pililah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan
pendapat Anda seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan yang
tersedia
Berilah tanda centang pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang Anda pilih
No Pertanyaan Benar Salah
A. Tugas Kader
1 Mengundang dan menggerakkan masyarakat, dengan memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu bukan merupakan tugas kader posyandu
2 Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader adalah tugas kader setelah hari buka posyandu
3 Menghubungi Pokja Posyandu adalah tugas kader pada kegiatan bulan posyandu
4 Meja 1 pada hari buka posyandu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS
5 Kader Posyandu dapat melakukan kunjungan rumah kepada Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul
vitamin
B. Fungsi Posyandu
6 Posyandu adalah tempat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita
7 Tujuan datang ke posyandu adalah untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
8 Posyandu tidak bisa memberikan pelayanan kepada ibu hamil
9 Posyandu hanya bisa memberikan pelayanan kepada bayi
10 Posyandu dapat melaksanakan pemberian vitamin A pada bulan Februari dan Agustus
II. Keaktifan Kader Di Posyandu
Pilihan jawaban adalah:
S = Sering
J = Jarang
TP = Tidak Pernah
Pililah salah satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan
pendapat Anda seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan yang
tersedia
Berilah tanda centang pada salah satu pilihan yang tertera dibelakang
pertanyaan untuk menunjukkan jawaban yang Anda pilih.
No Pernyataan S J TP
1 Saya datang tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
2 Saya menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS
3 Saya datang kerumah warga membicarakan Posyandu
4 Saya membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan dan berbagai usaha kesehatan masyarakat
5 Saya memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
6 Saya menjelaskan kepada Ibu bagaimana asupan nutrisi pada balita
7 Saya menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu
8 Saya mendaftar bayi atau ballita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS
9 Saya menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan
10 Saya memberikan pelayanan gizi berupa pemberian makanan bergizi pada ibu hamil dan balita
DOKUMENTASI
top related