hubungan persepsi siswa terhadap perilaku guru … · hubungan persepsi siswa terhadap perilaku...
Post on 04-Apr-2019
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI
KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Calvin Febriarto
NIM : 101334050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karyaku ini ku persembahkan kepada yang terkasih:
Allah Bapa di surga Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tuaku, Robertus Wahyudiyono dan
Ellyana Margaret
Adikku Andrew Baskoro
Teman – teman yang sudah sangat mendukung saya
selama ini :
Albertus Anang Dwi Krisdian, Stefanus Priambudi
Dwi Sulaksono, Antonius Dwi Nugroho, Duwi
Patmantoro Prihono, Arnold Dwi Hattomo
Widyono, Richardo Eko Widyono, Hendrik Pratik
Nugroho dan teman-teman Kompak (Komunitas
Pendidikan Akuntansi)
Teman-teman angkatan 2011, 2012, 2013, 2014
Teman hatiku Natalia Kartika Purnasari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Teruslah Berkaya Hingga Sampai Engkau Dijemput Oleh BAPAK
DISURGA”
“Kejujuran Adalah Modal Yang Paling Utama Dan Terutama Yang Harus
Dijunjung Tinggi”
“Lihat, Aku Mengutus Kamu seperti Domba Ke Tengah – Tengah Seigala,
Sebab Itu Hendaklah Kamu Cerdik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati.”
(Matius 10 : 16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPI SISWA TERHADAP PERILAKU GURU
SESUAI KOMPETENSI INTI-2 DENGAN NILAI AFEKTIF
Calvin Febriarto
Universitas Sanata Dharma
2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; persepsi siswa terhadap
perilaku guru sesuai dengan Kompetensi Inti-2 pada aspek: (1) jujur; (2) disiplin;
(3) tanggung jawab; (4) toleransi; (5) gotong royong; (6) sopan santun; dan (7)
percaya diri.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015. Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 2 Cangkringan yang berjumlah 200
siswa. sampel yang diteliti adalah kelas 8 sebanyak 96 siswa diambil dengan
teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
dan dokumentasi, dengan analisis data korelasi bivariat (spearman) dan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) ada hubungan positif antara
persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa (sig. (2-
tailed) = 0,005); (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku
disiplin guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0.000); (3) ada hubungan
positif persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab guru dengan nilai afektif
siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (4) ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000);
(5) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong
guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (6) ada hubungan positif
antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru dengan nilai afektif
siswa (sig.(2-tailed) = 0,000); (7) ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap perilaku percaya diri guru dengan nilai afektif siswa (sig.(2-tailed) =
0.000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
STUDENTS’ PERCEPTION TOWARD THE ATTITUDE OF TEACHERS
IN ACCORDANCE WITH THE SECOND CORE COMPETENCE WITH
STUDENTS’ AFFECTIVE VALUE
Calvin Febriarto
Universitas Sanata Dharma
2016
The purpose of this study are to find out the student perception toward the attitude
of teacher accordance with the core value of the second competence based on; (1)
honesty; (2) discipline; (3) responibility; (4) tolerance; (5) mutual cooperation; (6)
manners; and (7) self confidence.
This study was conduted from January to april 2015. Population this research
were 200 junior high school students of two Cangkringan. Sample were 96
student taken by purposive sampling technique. Data was collected by a
questioner and documentation. Data were analysed descriptively.
The result show that: (1) any have correlation positively between perception
students’ toward attitude honest teacher with affective students’ value (sig.(2-
tailed) = 0.005); (2) any have correlation positively between perception students’
toward attitude discipline teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) =
0.000); (3) any have correlation positively between perception students’ toward
attitude responsibility teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) =
0.000); (4) any have correlation positively beetwen perception students’ toward
attitude tolerance teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000);
(5) any have correlation positively between perception students’ toward attitude
mutual cooperation teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000);
(6) any have correlation positively between perception students’ toward attitude
manners teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000); (7) any
have correlation positively between perception students’ toward attitude self
confidence teacher with affective students’ value (sig.(2-tailed) = 0.000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya
sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai Kompetensi Inti 2
Dengan Nilai Afektif.
Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) di Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rohandi Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Kaprodi PE BKK P.Ak.
3. Drs. Bambang Purnomo, S.E,. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi
serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
4. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. & A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen penguji skripsi.
5. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para
staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan
pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Seluruh keluarga besar SMP N 2 Cangkringan yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melaksanaan penelitian. Terima kasih
banyak atas ijin dan bantuannya.
8. Kedua orang tuaku, Robertus Wahyu Diyono dan Ellyana Margaret yang tidak
pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun
material, serta semangat kepada penulis.
9. Adikku Andrew Baskoro yang selalu memberikan motivasi supaya cepat
menyelesaikan kuliah.
10. Natalia Kartika Purnasari terima kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih
sayang, serta segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini
11. Teman-teman dan kakak tingkat P.Ak’10 & P.Ak’09 Condro, Ricky, Priam,
Arjun, Thomas, Arnold, Anton, Duwi, dll yang selalu mendengarkan keluh
kesah dan selalu memberikan hiburan disaat mengalami banyak kepenatan
dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi.
12. Teman – teman penelitian bersama ku Anita, Ina, Maria, Novrin, dan Bono
terima kasih sudah bekerja sama dengan baik dalam pembuatan ide Penelitian.
13. Sekretariat dekanat dan karyawan yang bersedia memberikan tempat
mengerjakan skripsi dan menyediakan fasilitas yang baik selama bekerja di
sekretariat dekanat “disambi” mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9
A. Persepsi .......................................................................................... 9
a. Terjadinya Persepsi .................................................................. 10
b. Ciri-ciri Persepsi ...................................................................... 10
B. Perilaku ......................................................................................... 11
a. Eksperimen Ivan Pavlov .......................................................... 13
b. Stimuli Antesenden Stimuli Konsekuensi ............................... 16
c. Pengukuhan (Imbalan) ............................................................. 18
d. Hukuman .................................................................................. 27
C. Kurikulum 2013 ............................................................................ 32
D. Konsep Dasar ................................................................................ 33
E. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................... 35
F. Kerangka Dasar ............................................................................ 36
a. Landasan Filosofis ................................................................... 36
b. Landasan Teoretis .................................................................... 38
G. Landasan Yuridis .......................................................................... 40
H. Struktur Kurikulum 2013 .............................................................. 41
I. Kompetensi Inti ............................................................................. 44
J. Hasil Belajar ................................................................................. 49
K. Penilaian Sikap ............................................................................. 57
L. Kerangka Berfikir ......................................................................... 78
M. Perumusan Hipotesis .................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 81
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 81
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 82
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 82
D. Model dan Paradigma Penelitian .................................................. 82
E. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................... 83
F. Teknik Sampling ........................................................................... 84
G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ....................................... 85
H. Teknik Pengumpulan data ............................................................ 87
I. Teknik Pengujian Instrumen ......................................................... 89
J. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 96
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 97
A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru
Dengan Nilai Afektif ....................................................................... 97
B. Deskripsi Data ................................................................................. 98
C. Pembahasan .................................................................................... 117
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASA DAN SARAN ..................... 124
A. Kesimpulan .................................................................................... 124
B. Keterbatasan ................................................................................... 125
C. Saran .............................................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 130
LAMPIRAN ................................................................................................ 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prosedur Eksperimen Pavlov ...................................... 12
Gambar 2.2 Diagram Skematik Pengukuhan Operan
Kondisioning ............................................................. 16
Gambar 2.3 Diagram Skematik Proses Pengukuhan
Negatif ....................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulasi dan
Dampak Terhadap Perilaku Operasional ........................ 15
Tabel 2.2 Rangkuman Hubungan Antara Jadwal Pengukuhan ....... 25
Tabel 2.3 Struktur Kurikulum SMP ................................................ 41
Tabel 2.4 Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP ..................... 42
Tabel 2.5 Indikator KI-1 dan KI-2 .................................................. 45
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................... 84
Tabel 3.2 Skor Pernyataan Kuesioner ............................................. 85
Tabel 3.3 Hasil Belajar Afektif ....................................................... 86
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas I ........................................................ 88
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas II ....................................................... 90
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas III ..................................................... 91
Tabel 3.7 Reliabilitas ...................................................................... 93
Tabel 3.8 Normalitas Bivariat ......................................................... 94
Tabel 3.9 Kriteria tingkat Hubungan .............................................. 95
Tabel 4.1 Karakteristik responden ................................................. 103
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Indikator Jujur ........................... 103
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Indikator Disiplin ..................... 105
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Indikator Tanggung Jawab ....... 108
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Indikator Toleransi .................. 110
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Indikator Gotong royong ........... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Indikator Sopan Santun ............ 112
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Indikator Percaya Diri .............. 114
Tabel 4.9 Hubungan Antara Perilaku Jujur dengan Nilai Afektif . 115
Tabel 4.10 Hubungan Antara Perilaku Disiplin dengan Nilai
Afektif .......................................................................... 116
Tabel 4.11 Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab dengan
Nilai Afektif ................................................................ 117
Tabel 4.12 Hubungan Antara Perilaku Toleransi dengan Nilai
Afektif ......................................................................... 118
Tabel 4.13 Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong dengan
Nilai Afektif ................................................................ 119
Tabel 4.14 Hubungan Antara Perilaku Sopan dengan Nilai
Afektif ........................................................................ 120
Tabel 4.15 Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri dengan Nilai
Afektif ........................................................................ 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner .................................................................... 134
Lampiran 2 Tanggapan Persepsi Siswa Terhadap Guru ................ 142
Lampiran 3 Hasil Rapor Siswa ...................................................... 145
Lampiran 4 Uji Validitas I .............................................................. 148
Lampiran 5 Ujivaliditas II .............................................................. 150
Lampiran 6 Uji Validita III ............................................................ 152
Lampiran 7 Reliabilitas .................................................................. 153
Lampiran 6 Normalitas Bivariat .................................................... 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan khususnya permasalahan-permasalahan yang di
lakukan oleh siswa yang perlu mendapatkan perhatian contohnya saja banyak
penyimpangan-penyimpangan terjadi mulai dari penyimpangan sosial,
penyimpangan norma agama, yang terwujud dalam bentuk tingkah laku siswa
disekolah mulai dari siswa kurang hormat kepada guru dan karyawan, siswa
yang sering terlambat masuk sekolah, membolos, tidak disiplin dalam
berseragam, kurangnya peduli terhadap lingkungan seperti tidak membuang
sampah pada tempatnya, mengotori tembok dengan mencorat-coret tembok
sekolah, atau merusak tanaman sekolah, merokok di sekolah pada saat istirahat,
berbuat asusila di lingkungan sekolah, memakai obat-obatan terlarang,
mencuri, dan juga sering sekali terjadi tawuran antar pelajar perilaku ini
tampak nyata sekali yang di alami pada dunia pendidikan sekarang ini.
Guru dalam mengajar cenderung berpihak pada anak yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi dan memiliki tingkah laku yang baik, sedangkan
anak nakal cenderung di benci sehingga anak tersebut bisa menjadi bertambah
nakal akibat tingkah laku yang di biarkan. Meskipun pada awalnya guru
memberikan pengarahan, tetapi anak tersebut tidak bisa berubah tingkah
lakunya maka guru tersebut langsung membiarkannya dengan ketidak
sabarannya inilah yang mengakibatkan anak merasa terasing dan anak semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
nakal. sikap guru yang seperti demikian harus dimusnahkan agar dalam
pembelajaran teracapai.
Guru di gugu dan ditiru bahwa guru dipercaya karena diharapkan akan
selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi
kehidupan siswanya baik secara akademis maupun pribadi. Guru diharapkan
bertingkah laku sesuai dengan azas moral dan adat istiadat setempat. Secara
komulatif diharapkan hasil pendidikan sekolah dengan anak didik yang berasal
dari berbagai keluarga yang berlatar belakangnya berbeda akan menjadi
kelompok masyarakat yang madani.(10 maret 2014: 06:04:59 kompasiana).
Untuk itu, diperlukan pihak kedua yaitu peran guru dalam menantau
perkembangan kepribadian peserta didik, sekaligus memberikan contoh
perilaku yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan akhlak dan perilaku
siswa didiknya, mampu terwujud generasi bangsa yang berkepribadian baik,
sesuai yang diinginkan. Peran guru diantaranya menanamkan kepribadian pada
diri siswa. Sehingga untuk seorang guru harus memiliki pribadi yang baik,
karena hal itulah yang menjadi penentu dalam menjalankan tanggung jawab
dan tugas untuk membina kepribadian peserta didik bukan sebagai perusak
kepribadian peserta didik.
Semua tingkah laku guru merupakan cerminan kepribadiannya. untuk itu
agar guru memiliki kepribadian yang di segani oleh orang atau berwibawa,
maka seorang guru harus taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki sifat
kepemimpinan, mampu memelihara dan mengembangkan kode etik guru, serta
melaksanakan tugas-tugasnya secara iklas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pada awal tahun 2014 pemerintah telah menetapkan kurikulum 2013
yang bertujuan untuk membentuk karakteristik siswa serta membuat siswa
menjadi lebih aktif dalam belajar. Dengan adanya perubahan kurikulum 2013
diharapkan masalah-masalah dalam dunia pendidikan dapat diatasi dan menjadi
lebih baik lagi.(menurut Nuh dalam bukunya berjudul “pengembangan dan
implementasi kurikulum”) Perlunya perubahan kurikulum karena beberapa
kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 yaitu Isi dan pesan-pesan
kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan banyaknya materi
pelajaran dan banyaknya materi yang keluasan dan kesukarannya melampui
tingkat perkembangan usia anak, kurikulum belum mengembangkan
kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional, kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek
pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik
(pengetahuan, keterampilan dan sikap), berbagai kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter,
kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifistik,
keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum
terakomodasi di dalam kurikulum, kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun
global, standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka
ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas
memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala. (Nuh; 2013,61)
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik seperti mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; memberi waktu yang cukup
leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; kompetensi inti kelas menjadi
unsur pengorganisasian (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; kompetensi dasar
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kompetensi kepribadian guru berkaitan dengan kurikulum 2013 yang
ditinjau dari KI 2 karena Kurikulum 2013 ada KI 2 berbicara tentang sikap
sosial yaitu jujur, disiplin, gotong royong, sopan-santun, percaya diri. Sikap
yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki pengaruh terhadap
perkembangan jiwa anak didik. Untuk melihat fenomena yang terjadi di
sekolah maka Penelitian ini diberi judul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA
TERHADAP PERILAKU GURU SESUAI KOMPETENSI INTI KI 2
DENGAN AFEKTIF SISWA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti akan
mengkaji tentang persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai dengan kegiatan
Inti-2, yang berkaitan dengan sikap sosial misalnya jujur, disiplin, tanggung
jawab, toleransi, gotong royong, santun atau sopan, dan percaya diri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru dengan
nilai afektif siswa?
2. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku displin guru dengan
nilai afektif siswa?
3. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab
guru dengan nilai afektif siswa?
4. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru
dengan nilai afektif siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong guru
dengan nilai afektif siswa?
6. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru
dengan nilai afektif siswa?
7. Apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru
dengan nilai afektif siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif siswa.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif siswa.
5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku gotong royong guru hasil belajar afektif siswa.
6. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7. Untuk mengetahui apakah ada hubungan persepsi siswa terhadap
perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi kepala sekolah
Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-
tugas sebagai administrator/ Manager (merencanakan, melaksanakan,
mengontrol, mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran) dan
supervisor (pengawasan dan bimbingan perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran) dalam rangka memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian
berikutnya yang berhubungan dengan kurikulum 2013 ditinjau KI-2
dengan hasil belajar siswa SMP
3. Bagi Guru
Bagi guru sebagai tenaga kependidikan utama di sekolah, kurikulum
harus mampu menjadi:
a. Pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan tugas
mendidik-melatih dan Mengajar, dalam bentuk penyusunan
dan pengorganisasian pengalaman belajar yang akan disajikan
kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Pedoman dalam merencanakan dan melakukan evaluasi
terhadap perkembangan daya serap peserta didik terhadap
pengalaman belajar yang telah disajikan kepada mereka.
c. Bagi Siswa
Dengan adanya pengembangan kurikulum mereka dapat
mengembangkan potensinya, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan mudah dan tujuan akan sering tercapai.
Dengan pengembangan potensi tersebut peserta didik dapat
bergerak dengan optimal dilingkungan masyarakat.
Berdasarkan prinsip relevansi, isi kurikulum harus sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat.
para peserta didik diharapkan dapat hidup ditengah-tengah
masyarakat dan dapat memenuhi harapan masyarakat dan
pengguna lulusan (Stakeholders).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi
Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan, persepsi adalah “tanggapan
(penerimaan)langsung atas sesuatu; serapan. Perhatian merupakan syarat
psikologis bagi individu dalam mengadakan persepsi”.
Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan,
penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi. Apa yang
diperoleh, ditafsirkan, dipilih, dan diatur adalah informasi indrawi dari
lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.
Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dengan
demikian, maka apa yang diperhatikan akan benar-benar disadari oleh
individu yang bersangkutan, karena itu kesadaran mempunyai kolerasi yang
positif, semakin diperhatikan suatu objek akan semakin jelas bagi individu.
Jadi apa yang diperhatikan benar-benar disadari dan berada pada pusar
kesadaran.
Menurut Hanif Ismail mengatakan persepsi adalah “suatu proses mental
memberi makna atau arti terhadap sesuatu atau hal setelah kita memeroleh
informasi melalui indera”.
Persepsi adalah apa yang ingin dilihat seseorang yang belum tentu sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, yang menyebabkan dua orang yang melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
atau mengalami hal yang sama memberikan interprestasi yang berbeda
tentang apa yang dilihat atau di alaminya. Dari beberapa pendapat tersebut
dapat kita simpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan seseorang atas
rangsangan yang diterimanya dengan melalui pencernaan rangsangan alat
inderanya.
a. Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut : Objek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses
fisik. stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensori ke
otak. proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa
yang dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba.
proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang
disebut dengan proses psikologis. dua orang yang melihat hal dan kejadian
yang sama di waktu yang sama mungkin mempunyai interprestasi yang
berbeda. hal ini berdasarkan atas persepsi mereka yang dipengaruhi oleh
beberapa hal yang menyangkut kondisi dari diri mereka sendiri, hal yang
dilihat atau dialaminya serta kondisi lingkungan sekitarnya.
b. Ciri-Ciri Persepsi
Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna ada ciri-ciri tertentu
dalam sebuah dunia persepsi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Modalitas, yakni rangsangan-rangsangan yang diterima harus bau untuk
penciuman, suhu bagi rasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi
peraba dan sebagainya
b. Dimensi ruang sehingga dapat meyatakan atas-bawah, tinggi-rendah, latar
depan-belakang.
c. Dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda.
d. Struktur konteks, yakni keseluruhan yang menyatu.
B. Perilaku
Menurut kamus bahasa indonesia Perilaku adalah tingkah laku; tanggapan
seseorang terhadap lingkungan.
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut
amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. karena amat penting untuk
dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah
perilaku tersebut.
Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku
tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.
Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas dan McGregor dalam buku
“The human Side Enterprise”, di mana para manajer atau pemimpin organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau
karyawan yaitu teori X dan Y (www.samueliverpudlan.blogspot.com).
Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk yang
pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil
untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta
jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi,
diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
Sedangkan teori Y memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia
seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu diawasi dan
diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan
diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan
kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi
atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala
potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Penelitian teori X dan Y
menghasilkan gaya kepemimpinan Ohio State yang membagi kepemimpinan
berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
Perilaku (Behaviour) adalah sesuatu yang dikerjakan atau dikatakan oleh
seseorang (Kazdin, 1987; Alberto& Troutman, 2006). Istilah lainnya yang
identik dengan perilaku adalah aktivitas, respon, kinerja, dan reaksi. Perilaku
yang dapat diamati secara langsung disebut perilaku overt, sedangkan yang
tidak dapat diamati secara langsung disebut perilaku covert(misalnya, berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
atau merasakan). fokus teori perilaku adalah mengubah perilaku manusia
asumsi bahwa penjelasan perilaku dapat diprediksi. Hubungan fungsional akan
terjadi dan menyimpang dan generalisasi diupayakan secara jelas sehingga
dapat mengurangi perilaku menyimpang dan meningkatkan perilaku yang tidak
menyimpang. Teori perilaku menekankan pada perubahan perilaku dan bukan
pada mendiskusikan perilaku.
Teori perilaku terkait dengan stimulus (jamak stimuli). stimulus adalah
variabel lingkungan menyangkut kondisi atau perubahan dalam kesemuanya
dapat dijelaskan, diukur, dimanipulasi sesuai dimensi-dimensi yang ada.
dengan kata lain, stimuli adalah objek atau peristiwa yang berdampak pada
seseorang. stimuli meliputi stimuli di dalam diri (kesakitan, tekanan hidup, dan
kemarahan) dan di luar seseorang (orang lain, tempat, benda, dan suara).
a. Eksperimen Ivan Pavlov
Semua manusia memasuki dunia dengan kemampuan tertentu untuk
merespons yang terjadi secara otomatis. fungsi perilaku semacam ini untuk
melindungi diri dari stimulus yang merugikan. misalnya cahaya terang pada
mata dan dikenal dengan stimulus antesenden menyebabkan orang berkedip.
Respon terhadap cahaya disebut respondent condition (RC). RC
dikembangkan oleh Ivan Pavlov.
Stimuli baru dapat menunjang kemampuan memancarkan
(elicit)responden. Hal ini dilaporkan oleh Pavlov dengan studinya pada
anjing. Pavlov membunyikan bel sebelum memberi makanan pada anjing.
pada mulanya, makanan (unconditioning stimulus/UCS) akan memunculkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
air liur anjing (unconditioned respons/UR). Bel yang dibunyikan belum
memunculkan air liur (stimulus netral/SN), setelah berulang kali bel
dibunyikan dan makanan diberikan (UCS) akan memunculkan air liur
(conditioning respons). Pada akhirnya, dengan hanya membunyikan bel
(CS), air liur akan keluar. hubungan antar kondisi UCS dengan CS terdapat
pada Gambar berikut :
tahap 1
makanan(UCS)
Bunyi
tahap 2
Bunyi
gambar 2.1
Prosedur Ekperimen pavlov
Dengan ekperimen ini, Pavlov mengemukakan teorinya bahwa perilaku
dapat dibentuk dengan cara memasangkan US dengan CS.
Teori perilaku ini bahkan sekarang menjadi dasar pengembangan
analisis perilaku terapan. Stimulus kondisioning dapat menjadi stimulus
antensenden atau stimulus kontrol dan menimbulkan respons kondisioning
(air liur). Contoh dalam kehidupan sehari-hari, antara lain telepon berdering,
Keluar air liur
keluar air liur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
orang mengangkat telepon; tanda lampu lalu lintas berwarna merah, mobil
berenti.
Teori respondent conditioning banyak digunakan oleh terapis perilaku
pada penanganan perilaku phobia dan untuk mengubah kebiasaan buruk
seperti merokok dan konsumsi alkohol (Alberto & Troutman, 2006). selain
responden berkondisi (Conditioning Responden), terdapat operan berkondisi
(Conditioning Operant). Perilaku operan merupakan perilaku yang
dipancarkan (Emitted) oleh stimuli yang jelas, kemungkinan terjadinya
perilaku ditentukan oleh konsekuensinya, sifatnya dinamis, dan terdapat
perubahan konstan sebagai respons terhadap lingkungan. efeknya adalah
perilaku tersebut meningkat pada mendatang. Perilaku yang dikukuhkan
cenderung meningkat, baik frekuensi, lama, dan intensitasnya. Contoh:
anak mencuci tangan karena di waktu lalu dengan mencuci tangan, tangan
menjadi bersih. frekuensi mencuci tangan meningkat.
Penelitian lain yang sejajar dengan penelitian Pavlov dilaksanakan oleh
Edward Thorndike adalah The Law Of Effect dan The Law Of Exercise.
hukum pertama menyatakan bahwa setiap aksi pada satu stimuli tertentu
akan menghasilkan kepuasan dan berasosiasi dengan situasi tersebut bila
situasi itu terulang, akan terjadi aksi kembali. hukum kedua menyatakan
bahwa respons terjadi pada satu sisi tertentu akan berasosiasi dengan
lingkungan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Aplikasi awal teknik-teknik perilaku di Amerika Serikat dilaksanakan
di laboratorium pada binatang. beberapa penelitian awal pada manusia
dilaporkan anatara lain oleh Fuller pada 1949 pada seorang tunagrahita
berat (idiot) berumur 18tahun. penelitian lain dilakukan oleh Bijou pada
1958, anak-anak TK dan DeMeyer pada 1960, pada anak-anak autis,
Fuller(Cooper dkk., 1987, 22) melaporkan sebagai berikut:
“Penelitian ini sangat berhasil karena selama 18 tahun, ia hanya tidur
terlentang tidak dapat membalikan badan dan tidak dapat menggerakan
tangannya. Dengan mengunggunakan konditioning operan dalam 4 sesi ia
dapat mengangkat tangannya dengan posisi vertikan sebanyak 3kali per
menit.”
Sejak itu, analisis perilaku terapan berkembang dengan pesat dan juga
berhasil diterapkan pada anak-anak kesulitan belajar khusus, agresi verbal
dan fisik, dan meluas sampai pada pencegahan dan remedial perilaku bagi
anak yang mengalami ganguan sosial (cooper dkk., 1987). Namun, disadari
bahwa mengubah perilaku, melainkan memerlukan sumber-sumber
kekuatan manusia untuk menganalisis asal-usul sasaran perliaku dan
penataan lingkungan secara efektif.
b. Stimuli Antesenden dan Stimuli Konsekuensi
Salah satu kepercayaan analisis perilaku terapan adalah segala sesuatu
yang terjadi dunia berhubungan dengan peristiwa lain dan sains hendak
menemukan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
lainnya. Analisis perilaku eksperimental menunjukan dua peristiwa
lingkungan yang mengontrol perilaku manusia, yaitu stimuli antesenden
dan stimuli konsekuensi. stimuli (jamak dari stimulus) konsekuensi
merupakan perubahan pada lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku
dalam urutan temporal dan mengatur kemungkinan terjadinya perilaku itu.
Konsekuensi terdiri salah satu dari yang berikut.
a. Pemberian atau penambahan sebuah stimulus pada lingkungan.
b. Penarikan atau penghilangan sebuah stimulus dari lingkungan Morse &
Keleher, 1977 (ooper Dkk.,1987,23)
Stimulus merupakan variabel kontrol, dari kedua jenis konsekuensi
dapat menghasilkan satu dari dua hal berikut (1) tingkat perilaku menaik
atau (2) rate perilaku menurun. konsekuensi atau akibat sebuah perilaku
sangat berpengaruh dan dapat diprediksi apakah di kemudian hari perilaku
tersebut akan terulang kembali atau tidak. tabel berikut menyajikan
hubungan antara konsekuensi dan pengaruhnya terhadap perilau, yaitu
pengukuhan dan hukuman.
Tabel 2.1
Hubungan Fungsi Operasional Perubahan Stimulus dan Dampak
Terhadap Perilaku Operasional
Operasional
Pengukukuhan positif Pengukuhan negati
Hukuman Tipe I Hukuman Tipe II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Pengukuhan (Imbalan)
Pengukuhan merupakan peristiwa peningkatan atau pembentukan
perilaku yang didasarkan pada prinsip operan berkondisi. Prinsip ini
menyangkut hubungan antara stimuli (antesenden), perilaku (behaviour),
dan konsekuensi. Gambar berikut menunjukan prinsip dasar kondisioning
operan terkait pengukuhan.
Gambar 2.2
Diagram Skematik Pengukuhan Operan Kondisioning
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsip
Kondisioning Operan dengan konsekuensi menyenangkan akan memperkuat
perilaku dan disebut pengukuhan (reinforcement). Dua jenis pengukuhan:
konsekuensi
Stimul
i
Perilaku Perilaku berikut (dapat
diprediksikan)
Perilaku
kondekuen
si
menyenan
gkan Konsekuensi
tak
menyenang
kan
Perilaku berulang
Perilaku tak berulang
Stimuli Respon Konsekuensi
Antesenden Behavior Konsekuensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pengukuhan positif dan negatif dan gabungan keduanya dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku.
a. Pengukuhan Positif
Pengukuhan positif merupakan peristiwa meningkatkan respons
yang menjadi sasaran. Hadiah dan imbalan termasuk pengukuhan
disamakan dengan hadiah. Namun, ada perbedaan antara imbalan dan
pengukuhan positif. dalam pengukuhan positif, terdapat penambahan atau
peningkatan respons, sedangkan pada hadiah hanya berupa sesuatu yang
diberikan atau di terima (Sulzher-Azaroff, 1992). Pengukuhan positif
dapat diberikan dalam bentuk verbal (pujian), materi kongkret,
senyuman, atau makanan, tetapi definisi pengukuhan positif harus
ditentukan oleh efeknya.
Walaupun pengukuhan positif terbukti banyak keberhasilannya,
berbagai kritikan muncul terutama terhadap penggunaan pengukuhan
positif berbentuk materi yang dianggap sebagai bentuk penyuapan
(Skinner, 1978). bedanya, pada penyuapan, hadiah atau imbalan
diberikan sebagai pertimbangan yang keliru atau sebagai tindak korupsi,
sedangkan pengukuhan positif sifatnya netral. Tetapi, imbalan akan
menajadi suap bila orang bertindak berlawanan dengan kepentingan atau
norma-norma masyarakat.
Sebuah perilaku tidak dengan sendirinya mendapatkan pengukuhan,
tetapi harus didukung oleh stimuli. Sebagai contoh, pujian diberikan
kepada siswa karena mengerjakan tugas dengan baik. Akan tetapi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mungkin pujian sajabukan merupakan pengukuhan dan harus
dipasangkan dengan stimuli lain, misalnya anak diberikan permen setelah
pujian dipasangkan dengan permen(makanan), pujian sendiri dapat
menjadi pengukuhan dan menambah berbagai respons lainnya. Respons
tertentu dapat juga menjadi pengukuhan, misalnya menggunakan prinsip
premack atau yang sulit dahulu dikerjakan atau berpotensi tinggi baru
yang mudah atau berpotensi rendah. contoh, anak mengerjakan PR baru
boleh bermain.
Dalam pengukuhan terdapat tiga kontingensi (ketergantungan), yaitu
hubungan antara antensenden, behavior, dan konsekuensi. peristiwa
berkondisi ini dapat diartikan sebagai hubungan “jika maka”. Sebagai
contoh, jika orang keluar rumah di bawah sinar matahari terik, maka ia
akan merasa panas; jika guru bertanya, maka siswa akan menjawab.
Gambar berikut menunjukan hubungan antar stimulus diskriminan
dengan simbol (guru memberi soal), respons(siswa menjawab), dan
konsehkuensi pada seorang siswa yang sedang belajar (pengukuhan
positif). Maksud dari stimulus diskriminan ( )adalah stimulus yang
mendahului atau menyertai sebuah perilaku dan dapat mengontrol
perilaku tersebut (Cooper dkk., 1987,126).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
+
keterangan;
= Stimulus diskriminan
R = Respon atau prilaku
+ = Stimulus respons Positif
b. Pengukuhan Negatif
Pengukuhan negatif merupakan peristiwa meningkatkan atau
memelihara frekuensi respons karena berasosiasi dengan hilangnya atau
pengurangan stimulus yang dikehendaku (stimulus negatif). Pengukuhan
hanya disebut pengukuhan negatif bila terdapat penghilangan stimulus
daripada menghasilkan stimulus. Pengukuhan sering disamakan dengan
hukuman, padahal pengukuhan negatif merupakan suatu prosedur untuk
meningkatkan perilaku operan (Cooper., 1987; Alberto & Troutman,
2006).
Dalam kehidupan sehari-hari, orang belajar melakukan sesuatu
karena pengalaman dalam hidupnya terkait hilangnya atau berkurangnya
suatu stimulus yang tidak diinginkan. kekurangan sarana atau benda-
benda yang dibutuhkan juga merupakan pengukuhan negatif.
R
guru memberikan
soal
siswa
menjawab
soal benar
pengukuhan oleh guru
“anak pintar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Contoh: orang menutup jendela karena aingn kencang, mengurangi
volume suara TV karena bising, memakai payung waktu hujan supaya
tidak basah.. Pada contoh terakhir, kemungkinan memakai payung
meningkat pada musim hujan. Selain benda, perilaku sosial juga dapat
merupakan pengukuhan negatif. Misalnya, disindir atau dibentak.
Gambar berikut mengenai diagram skematik prosedur pengukuhan
negatif.
- +
Gambar 2.3
Diagram Skematik Proses Pengukuhan Negatif
keterangan;
- = Stimulus respons negatif = antensenden
R = Respon atau prilaku
+ = Stimulus respons Positif(konsekuensi)
Pengukuhan negatif menyingkirkan apa yang tidak dikehendaki.
Namun, Tidak semua peristiwa merupakan pengukuhan negatif karena
apa yang disenangi seseorang berbeda dengan orang lain.
R
Dua siswa
bercakap-cakap
mengajar
Peringatan
guru verbal Bercakap-cakaop
berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dua kemungkunan akan terjadi pada pengukuhan negatif, yaitu
menyingkirkan dan menghindar. Menyingkir dari sebuah stimulus ialah
menghentikan stimulus yang ada. pada contoj di atas, guru telah
menggunakan pengukuhan negatif (bercakap-cakap selama
pembelajaran), karena setelah peringatan guru, perilaku bercakap-cakap
berhenti. guru telah menyingkirkan stimulus respons negatif (bercakap-
cakap) dan di kemudian hari, guru akan sering menggunakan teknik
peringatan verbal untuk menghentikan perilaku bercakap-cakap dan
mungkin juga pada perilaku lainnya.
Menghindar tejadi karena penyingkiran sebuah respon. Sebagai
contoh, (1)siswa mengikuti perintah guru untuk menghindar disuruh
menghadap kepala sekolah, atau (2)siswa duduk di bangku paling
belakang untuk menghindari dari pengawasan guru. Pada kedua contoh
ini, respons siswa terjadi untuk menghindari dari hal-hal yang tidak
diinginkan (pengalaman stimulus). menyingkir dan menghindar,
keduanya dapat dipadukan untuk mencapai sasaran perilaku.
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya orang memadukan
pengertian pengukuhan positif dan negatif. Hal ini terjadi karena
interaksi sosial. Misalnya, guru mengeluarkan siswa dari kelas karena
mengganggu teman-teman yang sedang belajar. Bagi guru, peristiwa
dikeluarkan siswa dari kelas merupakan pengukuhan negatif, padahal
mungkin bagi siswa, dikeluarkan dari kelas dianggap sebagai
pengukuhan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Pengukuhan positif terjadi pemberian pengukuha dapat
mengingkatkan kemungkinan terulangnya sebuah perilaku. Contoh: anak
makan sendiri dikukuhkan serta mengingkat bila mendapat perhatian atau
dipuji orang tuanya. Sebaliknya, pengukuhan negatif akan mengingkat
karena hilangnya atau berkurangnya suatu stimulus. Contoh, perilaku
negatif siswa di kelas meningkat disebabkan ia disuruh keluar kelas yang
ia sukai.
c. Jadwal pengukuhan
Pengukuhan sebaiknya diberikan secara sistematis agar efektif.
Cara sistematis pemberian pengukuhan disebut jadwal pengukuhan
jadwal pengukuhan merupakan aturan waktu pengukuhan yang diberikan
pada respon sasaran prilaku. jadwal pengukuha yang dighankan sangat
berpengaruh pada proses perubahan perilaku. Pada umumnya, jadwal
pengukuhan terdiri dari jadwal interval dan jadwal rasio. Perbedaannya
didasarkan ada frekuensi perilaku dan waktu terjadinya perilaku. Strategi
melaksanakan jadwal pengukuhan interva, sebagai berikut.
1. Kurangi ukuran interval untuk sementara waktu.
2. Gunakan stimulus diskriminan.
3. Gunakan sejarah pengukuhan untuk tingkatan (tinggi atau rendah)
respons.
4. Gunakan instruksi aturan.
5. Memperhatikan dampak perilaku yang berlawanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
6. Memperhatikan urutan kompetensi mendapatkan pengukuhan
(misalnya, pengukuhan hany untuk satu orang).
7. Tambahkan komponen keterbatasan kinerja atau respons, misalnya
pada melakukan sebuah tugas, guru menambahkan batas waktu
pemasukan tugas.
selanjutnya, terdapat dua jenis jadwal pengukuhan, yaitu interval
dan jadwal rasio. Jadwal interval baik digunakan untuk mengukur
diskrit (misalnya, Frekuensi keluar tempat duduk dalam 5 menit) dan
jadwal rasio baik digunakan untuk perilaku kontinu (misalnya
membuat tugas). (Suzher-Azaroff & Mayer, 2992; Walker & Shea,
2010). kaitan antara keduanya menghasilkan beberapa jenis jadwal
pengukuhan yang sering digunakan dalam analisis perilaku terapan,
sebagai berikut.
1. jadwal interval
Jadwal interval kontinu: pengukuhan segera diberikan setelah
terjadi sasaran perilaku dan biasanya digunakan selama tahap
permulaan program dan dianjurkan untuk tidak
menggunakannya dalam waktu lama. Contoh: siswa sering
keluar dari tempat duduk waktu belajar, guru memberikan
pengukuhan setiap siswa duduk.
Jadwal interval berjangka tetap (fixed interval =F1) terdapat
periode waktu khusus sebelum diberikan pengukuhan (misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5, 8, 10 menit), contoh: Guru memberikan pengukuhan jika
siswa duduk selama 5 menit.
Jadwal interval bervariasi (VI): sama dengan jadwal interval,
bedanya adalah presentase pengukuhan didasarkan pada rata-
rata respons perilaku. siswa tidak tahu kapan pengukuhan
diberikan. Contoh: guru menerapkan jadwal interval 3, 5, 8, 10,
15, 13 menit (rata-rata 10 menit)pada contoh di atas, pertama
pengukuhan diberikan bila siswa duduk selama 3 meni, kedua
selama 5 menit, ketiga selama 8 menit, dan seterusnya.
2. Jadwal rasio
Jadwal fixed ratio atau rasio tetap (FR): pengukuhan diberikan
setelah siswa menunjukan beberapa respons perilaku yang
benar. Contoh: setiap kali siswa menjawab 5 pertanyaan
berhitung (FR=5), siswa diberi satu hadiah setelah menjawab
10 soal (FR 10).
Jadwal rasio bervariasi ( varible ratio = VR) diadakan untuk
menopang tingkat respons yang sesuai yang telah dicapai anak,
dan jadwal rasio adalah sekitar rata-rata respons. Contoh: guru
menerapkan VR= 5 menit pada siswa tunanetra supaya
mengangkat kepalanya setelah guru memanggil. Siswa
mendapat pengukuhan pada jadwal misalnya 8, 7, 3, 4, 5 menit
yang artinya siswa mendapat pengukuhan setelah dalam waktu
8 menit mengangkat kepalanya, kemudian 7 menit, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
seterusnya. Rangkuman jadwal pengukuhan terdapat pada
tabel berikut.
Tabel 2.2
Rangkuman Hubungan Antara Jadwal pengukuhan
Interval Rasil
Kontinu Siswa diberikan
pengukuhan pada
setiap respons
yang benar.
Siswa mendapat
pengukuhan
setelah setiap
masalah selesai
Tetap (fixed) Siswa mendapat
pengukuhan
selama interval
waktu khusus( 5
atau 10 menit).
Siswa merespons
benara pada
sejumlah tugas
(menjawab 10
soal) dan
sesudahnya
menerima
pengukuhan.
Variabel Guru memberikan
pengukuhan pada
perhatian siswa
sekitar rata-rata
respons siswa
Guru memberikan
pengukuhan pada
rata-rata respons
siswa.
d. Hukuman
Istilah hukuman banyak artinya, pada yang mengartikan hukuman
sebagai penderitaan fisik (anak ditampar karena nakal) atau penderitaan
psikologis, misalnya siswa jadi bahan tertawaan dalam kelas, atau kehadiran
orang yang tidak disenangi. Hukuman secara formal dilakukan oleh
pengadian dan secara informal adalah konsekuensi dalam kehidupan sehari-
hari dengan hukum yang tidak terteulis. dalam analisis perilaku terapan,
hukuman menyangkut pemberian sebuah stimulus yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menyenangankan segera setelah terjadinya respons dan di kemudian hari
menurunkan rate respons tersebut.
Foxx dalam Cooper dkk. (1987,31) memberikan istilah hukuman tipe I
dan tipe II (lihat tabel I) yang didasarkan pada pemberian dan penghilang
stimulus. Dalam hukuman tipe I terdapat pengurangan perilaku karena
pemberian stimulus yang tidak disukai, sedangkan hukuman tipe II terjadi
karena pengurangan atau penghilangan perilaku. Dengan demikian,
hukuman tipe I menyangkut pemberian peristiwa yang tidak diinginkan
pada seseorang setelah terjadi respons (contoh: suara keras, benda panas,
dan hukuman fisik). Contoh guru menyuruh anak berdiri di pojok kelas
kerena mengganggu temannya. Hukuman tipe II menyangkut penundaan
atau penarikan kemungkinan mendapat pengukuhan positif. Contoh: siswa
tida mendapat kudapan karena berperilaku buruk.
Selanjutnya, dalam analisis perilaku terapan terdapat
kontingensi(ketergantungan) perilaku. Kontingensi merupakan sebuah
uraian lengkap tentang sebuah perilaku operan khusus yang meliputi (1)
definisi jelas keterbatasan ranah respons yang dihasilkan, (2) konsekuensi
khusus, (3) situasi lingkungan (skinner, 1978). tiga perilaku menyangkut
manipulasi satu atau lebih komponen “ABC” (Cooper dkk., 1978; Alberto
& Troutman, 2006). Model kontingensi disebutjuga sebagai model “ABC”
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
stimulus antensenden (A): semua hal yang menyebabkan terjadinya
perilaku:
respons atau behaviour (B): perilaku yang dapat diukur dengan frekuensi,
intensitas dan durasi perilaku;
semua akibat konsekuensi atau consequence (C) yang diperoleh setelah
terjadi perilaku.
Model “ABC”(Antensenden, Behaviour, Consequence) yang digunakan
adalah setiap tugas yang digunakan adalah setiap tugas yang diberikan
kepada siswa terdiri dari Antensenden: (prakejadian) atau suatu arahan
( atau stimulus diskriminan) atau instruksi/permintaan pada siswa untuk
melakukan suatu aksi.
Behaviour atau “respons” siswa meliputi berbagai hal: misalnya bisa
atau berhasil; sebagian bisa; tidak bisa, respons salah. konsekuensi atau
“reaksi” guru adalah dengan memberikan imbalan positif kuat, ringan, atau
reaksi negatif (misalnya, dengan mengatakan “tidak” dengan suara keras)
Antesenden (A)
Guru memberikan
intruksi
Perilaku (B)
siswa merespons
dengan benar
Konsekuensi (C) guru
memberikan pujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan diikuti oleh suatu jeda untuk memisahkan uji coba yang satu dengan uji
coba yang lainnya.
Terkait dengan pembelajaran sekolah, analisis perilaku terapan
berpendapat sebagai berikut.
1. Belajar merupakan proses yang tidak dapat diamati, tetapi dapat dicatat
perubahan perilaku (kinerja, respons) bedasarkan latihan atau stimulus
lingkungan
2. Perilaku siswa dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kesehatan anak,
stimuli antensenden, dan konsekuensi perilaku.
3. Pembelajaran harus individualistik dan cocok dengan kemampuan dan
keburuhan siswa.
4. Pengajaran bagi siswa dengan kelainan badan dan berat hendaknya
didesain sedemikian rupa sehingga mereka dapat belajar banyak hal
dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, dibuthkan pengukuran kinerja
seara berkelanjutan.
5. Kegiatan pembelajaran harus di desain sehingga siswa dapat memelihara
dan mengaplikasikan perubahan perilaku pada situasi atau setting lain.
6. Prinsip dan prosedur perilaku yang digunakan dalam mengajarkan
keterampilan adalah sama pada berbagai ranah yang berbeda, konten
dapat berbeda, tetapi proses dasarnya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan
a. Perincian pelaksanaan intervensi perilaku dapat diubah selama
intervensi berlangsung.
b. Sebuah strategi atau teknik yang gagal dapat digantikan dengan
yang lain, tetapi strategi atau teknik pengganti harus di amati dan
diukur.
c. Waktu pelaksanaan perubahan perilaku singkat.
2. Kelemahan
tidak ada suatu pendekatan perilaku yang merupakan pendekatan
mutlak. Demikian juga dengan analisis perilaku terapan. Keterbatasan
dari pendekatan ini sebagai berikut.
a. Penelitian awal dilakukan pada binatang. Oleh sebab itu, jika
dilaksanakan pada manusia (siswa) harus dilaksanakan dengan
teliti.
b. Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung.
c. Perilaku manusia adalah kompleks.
d. Tidak semua prosedur atau strategi perilaku dapat diterapkan pada
sebuah sasaran perilaku.
e. membutuhkan latihan dan kecermatan guru, peneliti, analisis
perilaku dalam pelaksanaan intervensi perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung
dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi
pelaksananya kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil
pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai yang
diharapkan, karena itu kurikulum sangat perlu untuk diperhatikan di masing-
masing satuan pendidikan, sebab kurikulum merupakan salah satu
penentukeberhasilan pendidikan. Dalam konteks ini, kurikulum dimaknai
sebagai serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan. Menurut
Sanjaya (2008:7)
Kurikulum adalah“Bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus
dipelajari, melainkan menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi
siswa belajar, baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar
sekolah”.
Menurut Hilda Taba (1962) sebagaiman dikutip Sanjaya (2008:7)
kurikulum adalah “A curriculum is a plan for learning; therefore, what is know
about the learning process and the development of the individual has bearing
on the shaping of a curriculum”
Maksudnya, kurikulum merupakan perencanaan pembelajaran yang
memuat berbagai petunjuk belajar serta hasil yang diharapkan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada
tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada
Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan
nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan
keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku
sekolah. Dengan kata lain soft skills dan hard skills dapat tertanam secara
seimbang, berdampingan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan adanya Kurikulum 2013, harapannya peserta didik dapata
memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan yang meningkat
dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya
sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam
kehidupan selanjutnya.
D. Konsep Dasar
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU No. 20 tahun 2003 tentang SPN).
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pengetahuan keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan
penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan
peserta didik dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan berwawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, danperadaban. kompetensi keterampilan peserta didik
yang dikembangkan meliputi mengamati, menanya, mencoba,mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta agar pribadi yang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta duania peradabannya (Kemdikbud,
2013f).
Kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, pertama kali
dikemukakan oleh Bloom (1965) dan sudah menjadi dasar dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia sejak kurikulum 1973 (kurikulum
PPSP). Akan tetapi, dalam implementasinya guru-guru pada umumnya tidak
mengembangkan kompetensi keterampilan dan sikap secara eksplisit, mungkin
kerena tidak ditagih dalam rapor sehingga tidak merupakan penentu kenaikan
kelas dan kelulusan peserta didik. Pada kurikulum 2013, ketiga kompetensi
tesebut ditagih dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan
kelulusan peserta didik sehingga guru wajib meinplementasikannya dalam
pembelajaran dan penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Karakteristik Kurikulum 2013
kurikulum 20013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut
(Kemendikbud, 2013).
a. mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik secara simbang.
b. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat
sebagai sumber belajar secara seimbang.
c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah.
d. Memberikan waktu yang cukupu leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing element)
dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensu yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatid, saling
memperkuat( reinforeced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horisontal dan vertikal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Kerangka dasar
pembahasan kerangka dasar kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis,
landasan teoretis, dan landasar yuridis (Kemendikbud, 2012).
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber, dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta ddik menjadi
manusia indonesi berkualitas yang tercantum dala tujuan pendidikan
nasional.
Pada dasarnya, tidak ada satu pun filosofis pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia berkualitas. Berdasarlan hal tersebut, kurikulum
2013 dikembangkan menggunakan filosofis sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, masa
depan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum. Hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kehidupan generasu muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan pesera didik,
kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada
waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka bagi
pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat daam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempata kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibacam dipelajari dari warisan budaya berdasrkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
psikologis serta kematangan fisik peserta didik, selain itu, akademik,
kurikulum 2013 memposisikan keungguan budaya tersebut dipelajari
untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melauli pendidikan disiplin ilmu. filosofi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menentukan isi kurikulum adalah disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemamuan inteletual,
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
dengan filosofi ini, kurikulum 2013 bermaksid untuk mengmbangkan
potensi peserta didik menajdi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangung
kehidupan masyatakat demokoratis yang lebih baik.
b. Landasan Teoretis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga
negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. kurikulum berbasis kompetensi di rancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalm mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, keterampilan, dan bertindak.
Baik negara berkembang maupun negara maju, dewasa ini tengah
berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. salah satu upaya
peningkatan mutu pendidikan melalui perbuhan kurikulum. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
perubahan kurikulum digunakan model-model yang dipandang dapat
menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama terkait dengan
peningkatan mutu. Berdasarkan studi yang dihadapi,terutama yang terkait
dengan peningkatan mutu. Berdasrkan studi yang dilakukan oleh NIER
(1999). (Depdiknas, 2003b), model kurikulum yang digunakan di berbagai
negara dapat dikelompokan ke dalam tiga model, yaitu: (1)kurikulum yang
berbasis konten atau topik (content base curriculum); (2)kurikulum berbasis
hasil atau kompetensi(outcome or competency base curriculum); (3)dan
campuran kedua model tersebut.
Menurut Richard dan Tittle (1980), kompetensi antara lain memiliki
unsur integrasi dan aplikas yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap; kinerja merupakan perwujudan dari capacity-building
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sejalan dengan Richard dan Tittle,
Spencer dan Spencer(1993) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
kesesuaian antara pengetahuan dengan tindakan dan sikap.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
pemilikan pengetahuan yang diwujudkan dalam tindakan (keterampilan) dan
sikap dalam kehidupan nyata sehari-hari (Widyastono, 2007). Dalam
pembelajaran berbasis kompetensi, tidak cukup peserta didik hanya dibekali
dengan pengetahuan semata-mata. Berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki tersebut, diharapkan membentuk keterampilan apa? selanjutnya,
berdasar keterampilan yang telah dimiliki tersebut, diharapkan membentk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sikap apa? Artinya, ada kesesuaian antara pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dengan keterampilan dan sikapnya.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran disekolah, kelas, dan masyarakat: dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
G. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional; dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
H. Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam
pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu
satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide
kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai
pilihan.
Struktur Kurikulum SMP
Tabel 2.3
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar
Per Minggu
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti
3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan
3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika
5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk
muatan lokal)
3 3 3
2. Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan (termasuk
muatan lokal)
3 3 3
3. Prakarya (termasuk
mulok)
2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu per
Minggu
38 38 38
*muatan lokal dapat termasuk bahasa daerah
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP antara lain
Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah,
dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok
mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran
Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai
dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata
pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial
dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,
patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam
juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta
pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni
tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap
satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan
kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu. Prakarya terdiri
atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya
sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Perbedaan Esensial Kurikulum 2014 SMP
Tabel 2.4
KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status
Mata pelajaran tertentu
menudkung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi sikap, keterampilan,
pengetahuan
Benarnya
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan
memiliki kompetensi
dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu
dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dsar diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Benarnya
Bahasa Indonesia sebagai
pengatahuan
Baha Indonesia sebagai alat
komunikasi adan carrier of knowledge
Idealnya
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan yang berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan
dengan pendekatan yang sama, yaitu
pendekatansaintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba,
menalar
Idealnya
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media
pembelajaran mata pelajaran lain
Idealnya
I. Kompetansi Inti
Kompetensi lulusan jenjang satuan pendidikan pun masih memerlukan
rencana pendidikan yang panjang untuk mencapainya. Untuk memudahkan
proses perencanaan dan pengendaliannya, pencapaian jangka panjang perlu
dibagi-bagi ke dalam beberapa tahap sesuai jenjang kelas kerika kurikulum
tersebut diterapkan. sejalan dengan undang-undang, kompetnasi inti ibarat anak
tangga yang harus dilalui peserta untuk sampai pada kompetensi lulusa jenjang
satuan pendidikan. Kompetensi inti meningkat seiring engan meningkatnya
usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Melaui pencapaian dan perwujudan kompetensi inti, integrasi vertikal
antarkompetensi dasar dapat dijamin, dan peningkatan kemampuan peserta dari
kelas ke kelas direncanakan. Sebagai anak tangga menuju kompetensi lulusan,
kompetensi inti juga bersifat multidimensi. Dalam operasionalnya, kompetensi
lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yaiut sikap spiritual untuk
membentuk peserta didik yang beriman, bertkwa, dan kompetensi sikap sosial
untuk membentuk peserta didik yang berkarakteristik mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing
element)Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial
(Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching)
yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3)
dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap
peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri
karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
Kompetensi Inti Kelas VIII
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, maka cakupan,
pengertian, dan indikator penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial
pada jenjang SMP/MTs disajikan dalam tabel di bawah ini.
Indikator KI-1 dan KI-2
Tabel 2.5
Cakupan dan pengertian Indikator
Sikap spiritual
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan
sesuatu.
2. Menjalankan ibadah tepat waktu.
3. Memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Mensyukuri kemampuan manusia dalam
mengendalikan diri
6. Mengucapkan syukur ketika berhasil
mengerjakan sesuatu.
7. Berserah diri kepada Tuhan apabila gagal
dalam mengerjakan sesuatu.
8. Menjaga lingkungan hidup di sekitar
rumah tempat tinggal, sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Cakupan dan pengertian Indikator
masyarakat
9. Memelihara hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa
10. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai bangsa Indonesia.
11. Menghormati orang lain menjalankan
ibadah sesuai agamanya.
Sikap sosial
Jujur
adalah perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan
2. Tidak menjadi plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas.
3. Mengemukakan perasaan terhadap
sesuatu apa adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan
5. Melaporkan data atau informasi apa
adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki
Disiplin
adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
1. Datang tepat waktu
2. Patuh pada tata tertib atau aturan
bersama/ sekolah
3. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai
waktu yang ditentukan
4. Tertib dalam menerapkan aturan
penulisan untuk karya ilmiah
Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa
1. Melaksanakan tugas individu dengan baik
2. Menerima resiko dari tindakan yang
dilakukan
3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti
yang akurat
4. Mengembalikan barang yang dipinjam
5. Meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda
pendapat
2. Menghormati teman yang berbeda suku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Cakupan dan pengertian Indikator
menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
agama, ras, budaya, dan gender
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda
dengan pendapatnya
4. Dapat menerima kekurangan orang lain
5. Dapat mememaafkan kesalahan orang
lain
Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama
dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama
dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas.
1. Terlibat aktif dalam bekerja bakti
membersihkan kelas atau sekolah
2. Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
3. Bersedia membantu orang lain tanpa
mengharap imbalan
4. Aktif dalam kerja kelompok
Santun atau sopan
adalah sikap baik dalam
pergaulan dari segi bahasa
maupun tingkah laku. Norma
kesantunan bersifat relatif,
artinya norma kesantunan yang
diterima bisa berbeda-beda di
berbagai tempat, lingkungan,
atau waktu.
1. Menghormati orang yang lebih tua.
2. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
takabur.
3. Tidak meludah di sembarang tempat.
4. Tidak menyela pembicaraan.
5. Mengucapkan terima kasih setelah
menerima bantuan orang lain
6. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
7. Meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan
barang milik orang lain
Percaya diri
adalah kondisi mental atau
psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada
dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan.
1. Berpendapat atau melakukan kegiatan
tanpa ragu-ragu.
2. Mampu membuat keputusan dengan cepat
3. Tidak mudah putus asa
4. Tidak canggung dalam bertindak
5. Berani presentasi di depan kelas
6. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan.
J. Hasil Belajar
Hasil belajar atau prestasi belajara adalah yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan
usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. seriap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kegiatan belajar yang dilakukan perserta didik akan menghasilkan presetasu
belajar, berupa perubahan-perubahan perilaku, yang dikatakan oleh Bloom dan
kawan-kawan dikelompokan kedalam kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor. perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah bersifat
intensional, positif, dan efektif. Ketika hal tersebut dapat di jelaskan sebagai
berikut.
Perubahan perilaku hasil belajar bersifat intensional, artinya pengalaman
dan bukan secara kebetulan. Dengan sengaja dan disadari karena kematangan,
keletihan atau penyakit tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar. contohnya:
belajar bermain gitar, dia mencari pengetahuan tentang cara bermain gitar,
setelah tahu tentang cara bermain gitar secara teori, dia mempraktekan
bagaimana bermain gitar yang baik.
Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan yang
diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of succes), baik
dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru. Misalnya: seseorang
yang tidak bisa mengoperasikan komputer, melalui proses belajar mampu
mengoperasikan komputer dengan baik.
Perubahan perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan hasil
belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan dan
dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), ujian,
maupun dalam penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kelangsungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
hidupnya. Contoh: orang belajar matematika bisa dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya berhitung dalam perdagangan.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar bukan diarahkan oleh
suatu kekuatan refleks, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan,
sehingga seseorang akan mempelajari apa yang seharusnya dilakukan. dalam
pada itu, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan
ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorog individu untuk
memperhinakan pikiran dalam memnuhi kebutuhan tersebut. Untuk
mendongkrak prestasi belajar, kita harus memahami faktor-faktor yang
mempengaruhinya, karena prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai
faktor baik internal maupun eksternal
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapa dikelompokan
menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan;
(c) faktor intrumental, dan (d) kondisi peserta didik. faktor-faktor tersebut
baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu
terhadap prestasi belajar peserta didik.
Makmun (1999) mengemukakan komponen-komponen yang terlibat
dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar, adalah
“....(1) masukan mentah (raw-input), menunjuk pada karakteristik individu
yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses
pembelajaran, (2) masukan instrumental,menunjuk pada kualifikasi serta
kelengkapan sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sumber dan program, dan (3) masukan lingkungan, yang menunjuk pada
situasi, keadaan fisik dan suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar
dan teman.
Uraian di atas menunjukan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri , tetapi merupakan hasil berbagai
faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, untuk memahami dan
mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu dialami faktor-
faktor yang memengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal.
a. Faktor internal
prestasi belajar sesorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal),
baik secara fisiologi maupun secara psikologi, beserta usaha yang
dilakukannya. Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi jasmani atau
fisik sesorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi
jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis,
berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat, dan sikap.
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial
bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan
bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang di capai tidak
akan melebihi tingkat intelegensinya. Semakin tinggi tingkat
intelegensinya, makin pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat
dicapai. jika intelegensinya rendah maka kecenderungan hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dicapainyapun rendah. Mesikipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa
“taraf prestasu belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya
kurang, karena banyak faktor lain yang memengaruhinya.
Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat
memengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.
umpamanya, seseorang peserta didik yang menaruh minat besar terhadap
kesenian akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada yang
lain.pemusatan perhatian yang intensif tersebut memungkinkan peserta
didik untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan
cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif.
Selain faktor-faktor diatas, prestasi juga dipengaruhi oleh
waktu(time) dan kesempatan (engagement). waktu dan kesempatan yang
dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh
terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, peserta
didik yang memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk belajar
cenderung memiliki prestasi yang tinggi daripada yang hanya memiliki
sedikit watu dan kesempatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Para ahli mengungkapkan bahwa kepandaian seseorang itu sangat
ditentukan oleh waktu dan kesempatan. setiap orang akan mampu
mengerjakan sesuatu asal di beri waktu dan kesempatan yang cukup
untuk mengerjakannya. dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa
orang pandai dapat mengerjakan banyak hal dalam waktu dan
kesempatan yang relatif singkat, sementara orang bodoh membutuhkan
waktu dan kesempatan yanga relatif lebih banyak. sehubungan dengan
itu, guru hendaknya dapat memberikan pelayanan individual yang
berbeda-beda untuk setiap peserta didik, sehingga dapat mengembangkan
dirinya secara optimal.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. faktor
sosial menyangkkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam bebagai
situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga,
sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. sedangkan faktor non-
sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti
lingkungan alam dan fisis, misalnya: keadaan rumah, ruang belajar,
fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.
Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar
peserta didik. Di samping itu, di antara beberapa faktor eksternal yang
memengaruhi proses dan prestasi belajar adalah peranan faktor guru atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
fasilitator. Dalam sistem pendidikan dan khususnya dalam pembelajaran
yang berlaku dewasa ini peranan guru dan keterlibatannya masih
menempati posisi yang penting. Dalam hal ini, efektivitas pengelolaan
faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor-faktor utama
yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar, hampir seluruhnya
bergantung pada guru.
Proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah (one way system)
melainkan terjadi secara timbal balik(interactive, two way trafic system).
Kedua pihak berperan secara aktifdalam kerangka berpikir (frame work),
serta dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir(frame of
reference) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan
interaksi pembelajaran merupakan titik temu yang bersifat mengikat dan
mengarahkan aktivitas kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria
keberhasilan pembelajaran hendaknya ditimbang atau dievaluasi
berdasarkan tercapai tidaknya tujuan bersama tersebut.
Proses pembelajaran, khususnyayangberlangsung di kelas sebagian
besar ditentukan oleh peranan guru. Peranan guru yang paling dominan
adalah sebagai designer, implementator, fasilitator, pengelola kelas,
demonstator, mediator, dan evaluator.
guru sebagai designer, yang bertugas merancang dan merencanakan
pembelajaran, serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan
pembelajaran. Persiapan pembelajaran (RPP), yang pengembangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, karakteristik peserta didik,
karakteristik kelas serta faktor penunjang lainnya.
guru sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik agar dapat membentuk kompetensi dan mencapai
tujuan secara optimal. Peran guru sebagai fasilitator erat kaitannya
dengan peran sebagai pengelola kelas, agar mendukung pembelajaran.
guru sebagai pengelola kelas, yang bertanggung jawab memelihara
lingkungan fisik kelasnya, agar senantiasa menyenangkan untuk
belajar dan mengarahkan serta membimbing proses-proses intelektual,
sosial, emosional, moral, dan spiritual di dalam kelas, serta
mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara
efektif di kalangan peserta didik.
guru sebagai demonstrator, yang senantiasa dituntut untuk menguasai
materi pembelajaran dan mengembangkan kemampuannya dalam
bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
guru sebagai mediator, yang bertugas tidak hanyasebagi penyampai
informasi dalam pembelajara, tetapi sebagai perantara dalam
hubungan antar manusia,dengan peserta didik.
guru sebagai evaluator, yang harus menilai proses dan hasil belajar
yang telah dicapai, serta memberikan umpan balik terhadap
keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
keterlibatan guru dalam pembelajaran memberi pengaruh yang besar
terhadap proses dan prestasi belajar perserta didik. hal ini telah
dibuktikan oleh Soedijarto(1981: 79) dalam penelitiannya antara lain
menunjukan hasil sebagai berikut.
“...(1)perbedaan peran guru dalam proses pembelajaran
memengaruhi perbedaan kualitas proses belajar, (2) kualitas proses
belajar merupakan variabel kehidupan sekolah yang memiliki pengaruh
positif terhadap hasil belajar. Ditemukan juga bahwa cara guru
berperan dalam pembelajaran seperti yang sekarang berjalan ternyata
tidak mempengaruhi (secara langsung), baik kualitas pembelajaran
maupun mutu hasil belajar, peranan guru disini yaitu peranan yang
mengurangi aktivitas belajar peserta didik”.
K. Penilaian Kompetensi Sikap
Sebelum menjelaskan pengertian tentang penilaian sikap perlu dijelaskan
terlebih dahulu pengertian sikap. Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak
suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu
atau objek. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi
tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang
mungkin bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi
perilaku atau tindakan yang diingkan.
Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI 1)
maupun sikap Sosial (KI 2) tidak diajarkan dalam Proses Belajar Mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(PBM), artinya kompetensi sikap spiritual dan sosial meskipun memiliki
Kompetesi Dasar (KD), tetapi tidak dijabarkan dalam materi atau konsep yang
harus disampaikan atau diajarkan kepada peserta didik melalui PBM yang
terdiri dari kegiatan pendahuan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Namun
meskipun kompetensi sikap spiritual dan sosial harus terimplementasikan
dalam PBM melalui pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh
peserta didik dalam keseharian melalui dampak pengiring dari pembelajaran.
Hal ini disebabkan sikap, baik sikap spiritual (KI 1) maupun sikap sosial
(KI 2) tidak dalam konteks untuk diajarkan, tetapi untuk diimplementasikan
atau diwujudkan dalam tindakan nyata oleh peserta didik. Oleh karena itu, jika
sikap itu diajarkan, sesungguhnya guru sedang mengajarkan pengetahuan
tentang sikap, seperti pengertian kejujuran dan kedisiplinan, tetapi bukan
membentuk dan merealisasikan sikap jujur dan disiplin dalam tindakan nyata
sehari-hari peserta didik. Oleh karena itu sikap spiritual dan sikap sosial harus
muncul dalam tindakan nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir yakni:
1. Kemampuan menerima.
Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya
dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Misalnya pendidik
mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerja
sama, kesenangan ini akan menjadi kebiasaan dan hal lain yang
diharapkan, yaitu kebiasaan positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Kemampuan merespon.
Kemampuan merespon adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Dalam kegiatan
belajar hal itu dapat ditunjukan antara lain melalui: tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas, menaati aturan, menggungkapkan perasaan,
menanggapi pendapat, memint maaf atas suatu kesalahan.
3. Kemampuan menilai.
Kemampuan menilai (valuing) adalah kemampuan memberikan nilai atau
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan
itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
Dalam kegiatan belajar dapat ditunjukkan antara lain melalui :
mengapresiasi, menghargai peran, menunjukan keprihatinan, mengoleksi
sesuatu, menunjukkan rasa simpati dan empati kepada orang lain.
4. Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan
Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan (organization) artinya
kemampuan mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai
baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
Contoh hasil belajar afektif jenjang kemampuan mengorganisasikan
adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin
1. Kemampuan Menerima
Kemampuan berkarakter (characterization) atau menghayati adalah
kemampuan memadukan semua sistem nilai yang telah dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
seseorang yang mempengaruhi emosinya. Contoh hasil belajar afektif
jenjang kemampuan berkarakter adalah peserta didik menjadikan nilai
disiplin sebagai pola pikir dalam bertindak di sekolah, rumah dan
masyarakat
Ada lima tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral.
a. Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka
atau tidak suka. Sikap daat dibentuk melalui cara mengamati dan
menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta
menerima informasi verbal.
b. Minat
Menurut Getzel (1996:98), minat adalah
“Suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang
mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,aktivitas,
pemahaman dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau
pencapaian”.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia(1990:583), minat
atau keinginan adalah Kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu.
c. Konsep Diri
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap
kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Konsep diri ini penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
untuk menentukan jenjang karier peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih
alternatif karier yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi
konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar
peserta didik dengan tepat,
d. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau
perilaku yang baik dan yang dianggap buruk. Oleh karenanya satuan
pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan
menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik
untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberikan kontribusi
positif terhadap masyarakat.
e. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah satu atau benar terhadap
kebahagian orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi
orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Jadi
moral berkaitan dengan prinsip, nilai dan keyakinan seseorang.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki
sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif
dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah
menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
2. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki
sikap terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap
positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang
diajarkan.
3. Sikap terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran di sini
mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan
teknik pembelajaran yang digunakan.
4. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus
atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi
atau Geografi.
Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Penilaian kompetensi sikap melalui pengamatan atau
observasi juga bisa dilakukan untuk melihat sikap atau respon
peserta didik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
Dalam menentukan aspek apa saja yang mau diobservasi atau
diamati harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
a) Aspek yang diamati harus tampak atau muncul dalam
suatu aktivitas tertentu. Misalnya mengamati aspek kerja
sama dalam diskusi kelompok, maka aktivitas kerja sama
dalam diskusi harus jelas terlihat atau muncul
b) Aspek yang diamati atau diobservasikan hendaknya
terukur.Artinya sesuatu yang diamati hendaknya jelas
ukurannya atau indikatornya sehingga memudahkan
ketika guru menggunakan instrumen observasi tersebut.
c) Aspek yang diamati hendaknya mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang sudah kita tetapkan yang
mengacu pada kompetensi dasar dari kompetensi inti
sikap spiritual dan sosial.
d) Aspek yang diamati dituangkan dalam pernyataan atau
butir instrumen hendaknya menggunakankata kerja
operasional yang memiliki arti jelas.
2. Penilaian Diri
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri
adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses
dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari.
3. Penilaian antar peserta didik
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sosial dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai satu sama
lain. Instrumen yang digunakan bisa berupa lembar penilaian
antarpeserta didik menuntut keobjektifan dan rasa tanggung
jawab dari peserta didik, sehingga menghasilkan data yang
akurat.
4. Jurnal
Jurnal yang berisi catatan-catatan peserta didik sebaiknya
dibuat per peserta didik. Catatan-catatan kelemahan dan
kekeurangan peserta didik berkaitan dengan sikap spiritual
dan sikap sosial selanjutnya ditindaklanjuti dengan upaya-
upaya pembinaan dan bimbingan. Dengan demikian, akan
terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik secara
bertahap.
5. Wawancara
Dalam melakukan wawancara hendaknya tidak menggangu
proses belajar mengajar dan kegiatan peserta didik dalam
belajar. Misalnya melakukan wawancara sambil bimbingan
atau pengarahan ketika diskusi kelompok berlangsung.
Dengan demikian, peserta didik akan terbuka memberikan
informasi yang diperluhkan guru berkaitan dengan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial tanpa merasa
sedang diintrograsi oleh gurunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104
TAHUN 2014 Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam
bentuk predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K).
Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2)
ditetapkan dengan predikat Baik (B)
Format penilaian kompetensi sikap yang dilakukan guru
untuk menilai sikap siswa.
1. Observasi
a. Jujur
P
e
d
o
m
a
n
O
b
s
e
r
v
a
s
i
J
No Aspek
Pengamatan
Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Tidak menyontek
dalam
mengerjakan
ujian/ulangan
2 Tidak melakukan
plagiat
(mengambil/meny
alin karya orang
lain tanpa
menyebutkan
sumber) dalam
mengerjakan
setiap tugas
3 Mengemukakan
perasaan terhadap
sesuatu apa
adanya
4 Melaporkan data
atau informasi apa
adanya
Jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Jujur
Petunjuk:
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
sesuai pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai
pernyataan.
Nama Peserta Didik :...............................
Kelas :................................
Tanggal Pengamatan :................................
Materi Pokok :................................
Petunjuk Penyekoran:
Peseta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20
Baik : Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Disiplin
Pedoman Observasi Sikap Disiplin
Petunjuk:
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
Ya= Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuai aspek
pengamatan
Tidak= Apabila siswa tidak menjukkan perbuatan sesuai
aspek pengamatan.
Nama Peserta Didik :.......................
Kelas :.......................
Tanggal Pengamatan :.......................
Materi Pokok :.......................
No Sikap Yang Diamati Melakukan Keterang
an Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat
waktu
2 Mengumpulkan tugas
tepat waktu
3 Memakai seragam
sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas
yang diberikan
5 Tertib dalam
mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti pratikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis
sesuai mata pelajaran
8 Membawa buku teks
mata pelajaran
Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila terdapat 7-8 jawaban YA
Baik : Apabila terdapat 5-6 jawaban YA
Cukup : Apabila terdapat 3-4 jawaban YA
Kurang : Apabila terdapat 1-2 jawaban YA
c. Tanggung jawab
Pedoman Observasi Sikap Tanggung Jawab
Petunjuk
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai
pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai
pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Nama Peserta Didik :.......................
Kelas :.......................
Tanggal Pengamatan :.......................
Materi Pokok :.......................
No Aspek
Pengamatan
Skor Keterangan
1 2 3 4
1 Melaksanakan
tugas individu
dengan baik
2 Menerima
resiko dari
tindakan yang
dilakukan
3 Tidak menuduh
orang lain tanpa
bukti yang
akurat
4 Mengembalikan
barang yang
dipinjam
5 Meminta maaf
atas kesalahan
yang dilakukan
Jumlah skor
Petunjuk Pengskroran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20
Baik : Apabila memperoleh skor 11-5
Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
d. Toleransi
Pedoman Observasi Sikap Toleransi
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai
pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai
pernyataan.
Nama Peserta Didik :........................
Kelas :........................
Tanggal Pengamatan :.......................
Materi Pokok :.......................
No Aspek Pengamatan Skor Keterang
an 1 2 3 4
1 Menghormati
pendapat teman
2 Menghormati teman
yang berbeda suku,
agama, ras, budaya
dan gender
3 Menerima
kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya
4 Menerima
kekurangan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
lain
5 Memaafkan
kesalahan orang lain
Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20
Baik : Apabila memperoleh skor 11-5
Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5
e. Gotong Royong
Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong
Petunjuk
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
sesuai pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan
sesuai pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Nama Peserta Didik :........................
Kelas :........................
Tanggal Pengamatan :.......................
Materi Pokok :.......................
No Aspek Pengamatan Skor Keterang
an 1 2 3 4
1 Aktif dalam kerja
kelompok
2 Suka menolong
teman /orang lain
3 Kesedihan
melakukan tugas
sesuai kesepakatan
4 Rela berkorban
untuk orang lain
Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 13-16
Baik : Apabila memperoleh skor 9-12
Cukup : Apabila memperoleh skor 5-8
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-4
f. Santun
Pedoman Observasi Sikap Santun
Petunjuk
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
sesuai pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan
sesuai pernyataan.
Nama Peserta Didik :........................
Kelas :........................
Tanggal Pengamatan :.......................
Materi Pokok :.......................
No Aspek Pengamatan Skor Keterang
an 1 2 3 4
1 Menghormati
orang yang lebih
tua
2 Mengucapkan
terimakasih setelah
menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan
bahasa santun saat
menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan
bahasa santun saat
mengkritik
pendapat teman
5 Bersikap 3
S(salam, senyum,
sapa) saat bertemu
orang lain
Jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Petunjuk Penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20
Baik : Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5
g. Percaya Diri
Pedoman Observasi Sikap Percaya Diri
Petunjuk
Lembaran ini di isi oleh guru untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam kejujuran. Berilah tanda () pada kolom
skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
4= Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2= Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
sesuai pernyataan
1= Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan
sesuai pernyataan
Nama Peserta Didik :........................
Kelas :........................
Tanggal Pengamatan :.......................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Materi Pokok :.......................
No Aspek Pengamatan Skor Keterang
an 1 2 3 4
1 Berani presentasi di
depan kelas
2 Berani
berpendapat,
bertanya atau
menjawab
pertanyaan
3 Berpendapat atau
melakukan
kegiatan tanpa
ragu-ragu
4 Mampu membuat
keputusan dengan
cepat
5 Tidak mudah putus
asa/pantang
menyerah.
Jumlah skor
Petunjuk Penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : Apabila memperoleh skor 16-20
Baik : Apabila memperoleh skor 11-15
Cukup : Apabila memperoleh skor 6-10
Kurang : Apabila memperoleh skor 1-5
2. Contoh : Format penilaian diri untuk aspek sikap partisipasi
dalam diskusi kelompok
Nama :
nama-nama anggota kelompok :
Kegiatan kelompok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Istilah pernyataan sebagai berikut dengan jujur. Untuk no 1
s.d 6, isilah dengan angka 4-1 didepan tiap pernyataan
4: Selalu 2 : Kadang-kadang
3 : Sering 1 : Tidak Pernah
1. -----Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada
kelompok untuk didiskusikan.
2. -----Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan
mengusulkan sesuatu.
3. -----Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu
selama kegiatan.
4. -----Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam
kelompok saya.
5. Selama kerja kelompok saya.....
-----mendengarkan orang lain
-----mengajukan pertanyaan
-----mengorganisasi ide-ide saya
-----mengorganisasi kelompok
-----mengacaukan kegiatan
-----melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
3. Penilaian Teman Sebaya
Contoh format penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Pernyataan Skala
1 2 3 4
1 Teman saya berkata benar,
apa adanya kepada orang lain
2 Teman saya mengerjakan
sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya menaati
peraturan (tata tertib) yang
diterapkan
4 Teman saya memperhatikan
kebersihan diri sendiri
5 Teman saya mengembalikan
alat kebersihan, pertukangan,
olah raga, laboratorium yang
sudah selesai dipakai ke
tempat penyimpanan semula
6 Teman saya terbiasa
menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk guru
7 Teman saya menyelesaikan
tugas tepat waktu apabila
diberikan tugas oleh guru
8 Teman saya berusaha bertutur
kata yang sopan kepada orang
lain
9 Teman saya menolong teman
yang sedang mendapatkan
kesulitan
Keterangan :
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Jarang
1 = Sangat Jarang
4. Jurnal
Contoh format penilaian jurnal
Jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal Kejadian Keterangan
L. Kerangka Berpikir
Berdasarkan dari kajian teoritis di atas yang telah di paparkan, maka dalam
penelitian ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran:
Perilaku guru dalam kelas akan membentuk perilaku siswanya, karena
guru menjadi panutan dan dihormati oleh semua siswanya, untuk itu guru
harus mampu memberikan dan menunjukkan perilaku yang baik. Sikap
yang dilakukan oleh guru merupakan cerminan bagi siswanya. Bagaimana
siswanya begitulah gurunya sehingga sikap guru memiliki keterkaitan
terhadap perkembangan jiwa anak didik.
Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanakan kurikulum 2013 ditinjau
dari KI 2 rendah tetapi hasil belajar afektif tinggi, guru sudah melakukan
sikap yang sesuai dengan KI 2, tetapi guru dalam melakukan sikap yang
sesuai dengan KI 2 kurang optimal sehingga murid juga berperilaku sesuai
KI 2 dalam kurikulum 2013 kurang optimal, misalnya saja guru menujukkan
sikap disiplin kepada siswa, tetapi guru tidak menunjukkan sikap tanggung
jawab sebagai seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Apabila persepsi siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2103 ditinjau
dari KI 2 tinggi, tetapi hasil belajar afektif rendah, kemungkinan guru dalam
melakukan penilaian sikap terhadap masing-masing siswa tidak spesifik.
Pemerintah sudah memberikan contoh format penilaian sikap, tetapi guru
dalam melakukan penilaian sikap tidak mau mengembangkan penilaian
sikap yang sudah ada. Menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN
2014 pasal 7 ayat 1 skala penilaian untuk kompetensi sikap menggunakan
rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).
Teknik-teknik penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial adalah
observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal dan wawancara.
M. Perumusan Hipotesis
Bedasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan hipotesisi sebagai berikut :
H1 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku jujur guru sesuai
dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
H2 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku disiplin guru
sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
H3 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku tanggung jawab
guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran
IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
H4 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku toleransi guru
sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
H5 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku gotong royong
guru sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran
IPS.
H6 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku sopan santun guru
sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
H7 = Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap perilaku percaya diri guru
sesuai dengan KI 2 dengan hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif
asosiatif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2008:5) adalah
sebagai berikut :
“Penelitian desktiptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.”
Jadi, penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang
akan mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan denga
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri. Sedangkan penelitian
asosiatif menurut sugiyono (2008:5) adalah sebagai berikut :
“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.”
Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Dimana hubungan antara variabel
dalam penelitian akan di analisis dengan menggunakan ukuran-ukuran
statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari – Febuari 2015
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Cangkringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Setelah
mengemukakan beberapa populasi berdasarkan konsep dan teori tertentu,
penelitian perlu menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya
merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel. Fenomena
sosial dapat dijelaskan dan diramalkan apabila hubungan antara variabel
tertentu telah diketahui. Variabel independen merupakan perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :
1. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Hasil
Belajar Afektif(Y1).
2. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah
Presepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru (X).
D. Model dan Paradigma Penelitian
Hubungan pelaksanaan kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 dengan hasil
belajar pada mata pelajaran IPS dapat diilustrasikan paradigma atau model
penelitian sebagai berikut :
Keterangan :
X Y1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
X = Presepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai kompetensi inti
KI 2
Y1 = Hasil belajar afektif
Apabila guru berperilaku baik, maka siswanya juga akan berperilaku
baik. Tetapi sebaliknya, apabila guru berperilaku tidak baik, maka siswanya
akan berperilaku yang tidak baik. Misalnya dalam hal disiplin, guru harus
membiasakan datang ke sekolah dan masuk kelas tepat waktu, agar semua
siswanya termotivasi untuk datang dan masuk kelas lebih awal sehingga tidak
akan ada yang terlambat masuk kelas. Kegiatan guru dalam hal sikap akan
dilihat oleh siswa, sehingga apa yang dilakukan oleh guru akan dipantau oleh
siswanya.
Apabila dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2,
siswa mendapatkan hasil belajar kognitif dan afektif tinggi, berarti guru sudah
menerapkan perilaku KI 2 di dalam kelas. Tetapi apabila dengan pelaksanaan
kurikulum 2013 yang ditinjau dari KI 2 siswa mendapatkan hasil belajar
kognitif dan afektif rendah, berarti guru belum menerapkan perilaku KI 2 di
dalam kelas.
E. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas SMP N 2 Cangkringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah “Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru
Sesuai Kompetensi Inti KI 2”
F. Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah Keseluruhan dari subjek penelitian atau
keseluruhan unsur-unsur yang memiliki karakteristik yang sama
(Arikunto 2006:130). Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMP
N 2 Cangkringan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto 2006:131), sedangkan menurut Mardalis (2009:55) sampel
adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.
Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagian populasi
penelitian yang dapat mewakili populasi. Bedasarkan pertimbangan
kemampuan, waktu, dan biaya yang dimiliki oleh penulis, maka
penelitian tidak dilaksanakan pada seluruh populasi tetapi pada sebagian
populasi (sample). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang siswa
yang diambil dari tiga kelas yaitu kelas VIII (delapan).
Cara atau teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan penelitian menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.
Kriteria sampelpenelitian ini adalah responden yang pernah mengikuti
pelajaran kurikulum 2013.
G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
Variabel peneilitan pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam
penelitian (Soegeng 2006:63). Variabel bebas yaitu presepsi siswa
terhadap pelaksanaan kerikulum 2013 ditinjau dari KI 2, sedangkan
variabel terikat hasil belajar kognitif maupun hasil belajar afektif.
2. Pengukuran Variabel Penelitian
a. Variabel bebas atau independent variabel
Untuk variabel bebas adalah presepsi siswa terhadap pelaksanaan
kurikulum 2013 ditinjau dari KI 2 diukur dengan menggunakan skala
likert yaitu dengan menggunakan kuisioner. Skala likert yaitu
dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan
dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Kuisioner
No Indikator Pertanyaan
1 Jujur 1,2,3,4,5,6,7,8
2 Disiplin 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,2
1,22,23
3 Tanggung Jawab 24,25,26,27,28,29,30,31,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No Indikator Pertanyaan
4 Toleransi 33,34,35,36,
5 Gotong Royong 37,38,39,40,41,42
6 Sopan Santun 43,44,45,46,47,48,49
7 Percaya Diri 50,51,52,53,54,55
Dalam penelitian ini skoring atas jawaban item atas masing-
masing responden ditrntukan bedasarkan sifat pertanyaan. Masing-
masing pernyataan dan atau pernyataan selanjutnya dinyatakan
dalam 4(empat) skala pendapat sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skor Pernyataan Kuisioner
Pernyataan Kuisioner Skor
Selalu (S) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1
b. Variabel terikat / dependent variabel
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar afektif
yang diukur bedasarkan nilai rapot semester1.
1) Hasil Belajar Afektif (Y1)
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yakni penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian organisasi dan
internalisasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang
dapat diramalkan perubahanya, bila seseorang telah memiliki
penguasaan kognitif tingkat tinggi.Pengukuran variabel hasil
belajar diberi skor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 3.3
Hasil Belajar Afektif
Interval Konversi Skala 1-4 Predikat
96 – 100 4.00 A
91 – 95 3.66 A-
85 – 90 3.33 B+
80 – 84 3.00 B
75 – 79 2.66 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C
60 – 64 1.66 C-
55 – 59 1.33 D+
<54 1.00 D
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui
pos diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dalam pengawasan
peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
sikap-sikap yang ditinjau dari kompetensi inti-2 kuesioner ini bersifat
tertutup artinya peneliti sudah menyediakan alternatif jawaban, sehingga
responden diminta memilih jawaban yang ada. Tujuan dilakukan kuesioner
adalah untuk memeroleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
dan memeroleh informasi mengenai yang relevan dengan tujuan penelitian
dan memeroleh informasi suatu masalah secara serentak. Kuesioner yang
saya gunakan dalam peneltian ini adalah kuesioner tertutup karena siswa
menjawab dengan memilih salah sati opsi jawaban yang tersedia.
Pengujian kuesioner akan dilakukan kepada seluruh siswa kelas VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Studi Dokumentasi
Menurut Zuriah (2009:191). Dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk
juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang telah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar
atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Pada penelitian ini data yang diambil untuk
dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai raport siswa
kelas VIII.
3. Observasi
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
untuk memberikan suatu kesimpulan dan diagnosis. Pengamatan yang
tanpa tujuan bukan merupakan observasi. Pada pengamatan yang tanpa
tujuan bukan merupakan observasi. Pada dasarnya tujuan observasi adalah
untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam leingkungan tersebut
beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian
berdasarkan perspektif individi yang terlibat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
I. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mengukur apakah instrumen valid atau tidak penelitimelakukan
pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas
Menurut Premastuti (2014:18) uji validitas dilakukan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur
validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor butir
pertanyaan dengan total skor konstrik atau variabel. Pengujian validitas ini
menggunkan teknik Product Moment yang dikemukakan oleh pearson
(Arikunto, 2010:2013).
Besarnya nilai r ditentukan dengan taraf signifikan 5%. Apabila nilai
pengukuran nilai r hitung > r tabel maka item tersebut tidak valid,
sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka item tersebut valid. Untuk
menentukan nilai r tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurang 2,
dalam kasus ini df=96-2 =94 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat r
tabel= 0,2006. adapun uji validitas dengan menggunakan aplikasi spss
16.00 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas I
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Butir 1 181.8125 258.849 .298 . .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 2 180.8542 259.157 .367 . .914
Butir 3 181.7187 260.225 .225 . .916
Butir 4 181.9375 259.491 .235 . .916
Butir 5 181.6979 255.329 .310 . .915
Butir 6 181.1146 251.555 .492 . .913
Butir 7 180.8646 254.203 .480 . .913
Butir 8 180.5417 259.304 .371 . .914
Butir 9 181.4167 258.877 .329 . .914
Butir 10 180.3437 264.207 .299 . .914
Butir 11 180.8958 255.673 .531 . .912
Butir 12 181.3854 254.681 .464 . .913
Butir 13 180.7083 256.251 .543 . .912
Butir 14 180.6250 258.658 .409 . .913
Butir 15 180.4583 258.946 .535 . .913
Butir 16 181.0729 256.616 .375 . .914
Butir 17 181.5208 255.094 .451 . .913
Butir 18 180.8437 260.007 .328 . .914
Butir 19 181.0000 259.621 .314 . .914
Butir 20 180.3646 259.413 .505 . .913
Butir 21 180.6562 254.060 .639 . .911
Butir 22 180.6771 254.221 .585 . .912
Butir 23 180.8854 255.366 .394 . .914
Butir 24 181.0312 261.357 .265 . .915
Butir 25 181.3854 254.239 .516 . .912
Butir 26 180.3542 261.621 .544 . .913
Butir 27 180.8542 263.094 .208 . .915
Butir 28 181.1771 256.000 .504 . .912
Butir 29 180.5312 258.652 .497 . .913
Butir 30 180.4896 260.168 .426 . .913
Butir 31 180.4062 264.981 .187 . .915
Butir 32 180.6042 260.789 .339 . .914
Butir 33 181.7708 260.136 .280 . .915
Butir 34 180.7396 256.068 .537 . .912
Butir 35 180.4583 260.314 .523 . .913
Butir 36 180.9792 258.231 .375 . .914
Butir 37 180.5833 255.909 .707 . .912
Butir 38 180.5104 263.031 .238 . .915
Butir 39 180.3646 265.181 .190 . .915
Butir 40 181.2917 260.440 .282 . .915
Butir 41 181.0625 255.912 .404 . .913
Butir 42 181.1667 259.382 .308 . .914
Butir 43 180.3750 261.458 .525 . .913
Butir 44 180.4271 260.163 .502 . .913
Butir 45 180.7604 260.500 .335 . .914
Butir 46 180.6458 258.189 .550 . .913
Butir 47 180.5417 256.335 .584 . .912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 48 180.3542 263.115 .454 . .914
Butir 49 180.5521 256.418 .638 . .912
Butir 50 181.2812 258.057 .349 . .914
Butir 51 180.7917 261.219 .278 . .915
Butir 52 180.8542 254.757 .520 . .912
Butir 53 180.5104 261.410 .415 . .914
Butir 54 181.3021 255.603 .446 . .913
Butir 55 181.3854 265.060 .099 . .916
Dari hasil uji validitas kuisioner persepsi siswa terhadap perilaku guru
sesuai kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak
valid (r hitung<r tabel). Butir instrumen yang tidak valid adalah butir 55
dan butir 39. Kedua butir pertanyaan ini dihapus oleh peneliti.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas II
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 175.0833 253.277 .296 . .916
Butir 2 174.1250 253.437 .371 . .915
Butir 3 174.9896 254.179 .238 . .917
Butir 4 175.2083 253.977 .231 . .917
Butir 5 174.9688 249.631 .313 . .917
Butir 6 174.3854 245.924 .495 . .914
Butir 7 174.1354 248.413 .489 . .914
Butir 8 173.8125 253.564 .376 . .915
Butir 9 174.6875 253.312 .327 . .915
Butir 10 173.6146 258.513 .300 . .916
Butir 11 174.1667 250.077 .531 . .913
Butir 12 174.6562 248.838 .474 . .914
Butir 13 173.9792 250.547 .548 . .913
Butir 14 173.8958 252.936 .414 . .914
Butir 15 173.7292 253.231 .541 . .914
Butir 16 174.3438 251.217 .367 . .915
Butir 17 174.7917 249.577 .448 . .914
Butir 18 174.1146 254.524 .321 . .915
Butir 19 174.2708 254.094 .309 . .916
Butir 20 173.6354 253.708 .510 . .914
Butir 21 173.9271 248.531 .637 . .913
Butir 22 173.9479 248.534 .590 . .913
Butir 23 174.1562 249.670 .398 . .915
Butir 24 174.3021 255.560 .271 . .916
Butir 25 174.6562 248.502 .522 . .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 26 173.6250 255.963 .544 . .914
Butir 27 174.1250 257.774 .191 . .916
Butir 28 174.4479 250.629 .494 . .914
Butir 29 173.8021 253.003 .499 . .914
Butir 30 173.7604 254.626 .421 . .915
Butir 31 173.6771 259.379 .181 . .916
Butir 32 173.8750 255.100 .341 . .915
Butir 33 175.0417 254.335 .286 . .916
Butir 34 174.0104 250.179 .551 . .913
Butir 35 173.7292 254.621 .527 . .914
Butir 36 174.2500 252.842 .365 . .915
Butir 37 173.8542 250.357 .704 . .913
Butir 38 173.7812 257.394 .237 . .916
Butir 40 174.5625 255.175 .266 . .916
Butir 41 174.3333 250.309 .405 . .915
Butir 42 174.4375 253.849 .304 . .916
Butir 43 173.6458 255.789 .526 . .914
Butir 44 173.6979 254.487 .505 . .914
Butir 45 174.0312 255.020 .327 . .915
Butir 46 173.9167 252.414 .560 . .914
Butir 47 173.8125 250.849 .579 . .913
Butir 48 173.6250 257.521 .446 . .915
Butir 49 173.8229 250.842 .636 . .913
Butir 50 174.5521 252.481 .348 . .915
Butir 51 174.0625 255.554 .278 . .916
Butir 52 174.1250 249.037 .526 . .913
Butir 53 173.7812 255.773 .414 . .915
Butir 54 174.5729 250.184 .439 . .914
Dari hasil uji validitas 2 persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
kompetensi inti-2 menunjukan bahwa ada 2 instrumen yang tidak
valid (r hitung<r tabel). Butir instrumen yang tidak valid adalah butir
27 dan butir 31.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas III
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean if Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared
Multiple Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
Butir 1 167.8646 246.350 .292 . .916
Butir 2 166.9062 246.233 .378 . .915
Butir 3 167.7708 247.063 .240 . .917
Butir 4 167.9896 247.063 .227 . .917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Butir 5 167.7500 242.611 .313 . .917
Butir 6 167.1667 238.793 .501 . .914
Butir 7 166.9167 241.109 .501 . .914
Butir 8 166.5938 246.475 .378 . .915
Butir 9 167.4688 246.188 .330 . .916
Butir 10 166.3958 251.336 .306 . .916
Butir 11 166.9479 242.913 .539 . .914
Butir 12 167.4375 241.680 .481 . .914
Butir 13 166.7604 243.489 .551 . .914
Butir 14 166.6771 245.926 .412 . .915
Butir 15 166.5104 246.105 .546 . .914
Butir 16 167.1250 244.132 .370 . .915
Butir 17 167.5729 242.689 .444 . .915
Butir 18 166.8958 247.547 .317 . .916
Butir 19 167.0521 247.587 .286 . .916
Butir 20 166.4167 246.793 .501 . .914
Butir 21 166.7083 241.451 .642 . .913
Butir 22 166.7292 241.505 .593 . .913
Butir 23 166.9375 242.586 .401 . .915
Butir 24 167.0833 248.414 .274 . .916
Butir 25 167.4375 241.322 .531 . .914
Butir 26 166.4062 248.938 .540 . .915
Butir 28 167.2292 243.736 .489 . .914
Butir 29 166.5833 246.182 .486 . .914
Butir 30 166.5417 247.977 .396 . .915
Butir 32 166.6562 248.165 .334 . .915
Butir 33 167.8229 247.031 .296 . .916
Butir 34 166.7917 243.051 .557 . .914
Butir 35 166.5104 247.537 .529 . .914
Butir 36 167.0312 246.178 .349 . .915
Butir 37 166.6354 243.287 .709 . .913
Butir 38 166.5625 250.501 .225 . .916
Butir 40 167.3438 248.165 .264 . .916
Butir 41 167.1146 243.071 .413 . .915
Butir 42 167.2188 246.825 .303 . .916
Butir 43 166.4271 248.668 .530 . .915
Butir 44 166.4792 247.326 .512 . .914
Butir 45 166.8125 248.112 .319 . .916
Butir 46 166.6979 245.455 .556 . .914
Butir 47 166.5938 244.181 .560 . .914
Butir 48 166.4062 250.328 .456 . .915
Butir 49 166.6042 243.821 .638 . .913
Butir 50 167.3333 245.530 .344 . .916
Butir 51 166.8438 248.449 .280 . .916
Butir 52 166.9062 241.896 .533 . .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Butir 53 166.5625 248.607 .420 . .915
Butir 54 167.3542 243.010 .446 . .914
Hasil pengujian ketiga semua instrumen memiliki r hitung di atas
0,2006 sehingga dinyatakan instrumen valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Premastuti (2014:19) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variavel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Sedangkan menurut Siregar (2013: 55) reliabilitas adalah untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.00.
Tabel 3.7
Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.916 .928 51
3. Pengujian Normalitas
Menurut Premastuti (2014:30),uji distribusi normal adalah uji untuk
mengukur apakah data yang didapatkan mewakili distribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik (statistik inferensial).
Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah
data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi
teoritik tertentu.
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:chisquare
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .433 71.862 1 94 .000 .040 .011
The independent variable is Mahalanobis Distance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pada tabel distibusi normal bivariat R square 0,433. Nilai R square
tersebut menunjukkan normalitas distribusi data KI-2 dengan hasil
belajar afektif dikategorikan cukup. Oleh sebab itu uji statistic
penelitian ini akan menggunakan statistik nonparametrik
(Spearman’rho).
J. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis mengenai hubungan pelaksanaan kurikulum
2013 ditinjau dari kompetensi inti-2 dengan hasil belajar afektif pada mata
pelajaran IPS menggunakan analisis Uji korelasi Spearman dengan
menggunakan aplikasi SPSS 16.00.Adapun kriteria tingkat hubungan
(koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara
tanda + merupakan positif dan tanda – negatif kriteria penafsiran:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0.02 Hampir tidak ada hubungan
0,21 – 0,40 Korelasi rendah
0,41 – 0,60 Korelasi sedang
0,61 – 0,80 Korelasi tinggi
0,81 – 1,00 Korelasi sempurna
(Sunjoyo dkk, 2013: APLIKASI SPSS untuk RISET; hlm 142)
Alasan menggunakan uji korelasi Spearman karena variabel berskala
kontinus atau interval. Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil uji
hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika sig (2-tailed) < 0,05 maka Ha diterima
b. Jika sig (2-tailed)>0,05 maka Ha ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Korelasi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru
Dengan Nilai Afektif
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Nilai
Afektif (Y)danVariabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini
adalah Persepsi siswa terhadap perilaku guru yang sesuai dengan
kompetensi inti KI 2 (X). Dari hasil penelitian semua siswa mendapatkan
hasil belajar afektif baik (B) dan ada pula yang mendapatkan nilai (A),
maka analisis korelasi bisa di lakukan, oleh karena itu analisis yang
digunakan analisis data deskripsi.
Guru memberikan penilaian afektif kepada semua siswa baik (B)
danada pula yang mendapatkan nilai (A) kemungkinan karena guru dalam
melakukan penilaian afektif sudah menggunakan format penilaian
kompetensi sikap kurikulum 2013. Ketuntasan belajar untuk penilaian
sikap (KI 2) kurikulum 2013 minimal baik (B) sehingga apabila guru
memberikan penilaian sikap kepada siswa dibawah kriteria minimal maka
siswa tidak bisa naik kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
B. Deskripsi Data.
1. Deskripsi Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)
Laki-laki 47 0,49%
Perempuan 49 0,51%
Jumlah 96 100%
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari seluruh responden yang
berjumlah 96 orang, sebagian besar berjenis kelamin perempuan
yakni 49 orang atau 0,51% dan sisanya adalah responden laki-laki
berjumlah 47 orang atau 0,49%.
2. Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Sesuai KI 2
a. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Jujur
Indikator jujur terbagi atas delapan pertanyaan. Hasilnya dapat kita
lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur No
pertanyaan Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
1 18 18,75 11 11,45 61 63,54 6 6,25
2 49 51,04 35 36,45 12 12,5 0 0
3 16 16,66 32 0,33 34 35,41 14 14,58
4 16 16,66 17 17,70 43 44,79 20 20,83
5 27 28,12 18 18,75 29 30,20 22 22,91
6 44 45,83 29 30,20 14 14,58 9 9,37
7 55 57,29 26 27,08 11 11,45 4 4,16
8 75 78,12 14 14,58 3 3,12 4 4,16 Rata-rata 39,05 19,56 26,94 20,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden. Pertanyaan
no 1 tentang Guru memberi sanksi terhadap murid yang mencontek
yang menyatakan Selalu sebesar 18,75%, Sering sebesar 11,45%,
Kadang-kadang sebesar 63,54% dan Tidak Pernah 6,25%.
Pertanyaan no 2 tentang guru memberi informasi kepada murid
bahwa mencontek adalah tindakan yang tidak jujur yang
menyatakan Selalu 51,04%, Sering sebesar 36,45%, Kadang-
kadang sebesar 12,5%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 3 tentang
Guru memberi informasi tentang menjiplak karya orang lain
dengan tidak menyebutkan namanya adalah tindakan yang tidak
jujur yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 0,33%, Kadang-
kadang 35.41%, Tidak Pernah 14,58%. Pertanyaan no 4 tentang
Guru pernah menginformasikan tentang sanksi/hukum bagi orang
yang menjiplak yang menyatakan Selalu 16,66%, Sering 17,70%,
Kadang-kadang 44,79% dan Tidak Pernah 20,83%. Pertanyaan no
5 tentang guru menginformasikan barang-barang(berharga kepada
siswa yang menyatakan Selalu 28,12%, Sering 18,75%, Kadang-
kadang 30,20% dan Tidak Pernah 22,91%. Pertanyaan no 6 tentang
Guru melapor pada yang piket jika terlambat kesekolah yang
menyatakan Selalu 45,83%, Sering 30,20%, Kadang-kadang
14,58% dan Tidak Pernah 93,75%. Pertanyaan no 7 tentang Guru
selalu meminta maaf ketika salah dalam menyampaikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
yang menyatakan Selalu 57,29%, Sering 27,08%, Kadang-kadang
11,45% dan Tidak Pernah 4,16%. Pertanyaan no 8 tentang Guru
melapor atau meminta ijin kepada Sekolah, ketika guru berhalangan hadir
untuk mengajar yang menyatakan Selalu 78,12%, Sering 314,58%,
Kadang-kadang 3,12% dan Tidak Pernah 4,16%.
b. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Disiplin
Indikator Disiplin terdapat lima belas pertanyaan. Hasilnya dapat
kita lihat pada tabel berikut
Tabel 4.3
Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin No
pertanyaan Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak
Pernah (1)
F % F % F % F %
9 23 23,96 32 33,33 40 41,67 1 1,04
10 88 91,67 6 6,25 2 2,08 0 0,00
11 44 45,83 42 43,75 9 9,38 1 1,04
12 28 29,17 26 27,08 42 43,75 0 0,00
13 59 61,46 29 30,21 8 8,33 0 0,00
14 69 71,88 17 17,71 10 10,42 0 0,00
15 79 82,29 13 13,54 4 4,17 0 0,00
16 44 45,83 26 27,08 24 25,00 2 2,08
17 20 20,83 33 34,38 39 40,63 4 4,17
18 50 52,08 34 35,42 12 12,50 0 0,00
19 42 43,75 35 36,46 19 19,79 0 0,00
20 89 92,71 4 4,17 1 1,04 2 2,08
21 65 67,71 22 22,92 9 9,38 0 0,00
22 64 66,67 24 25,00 6 6,25 2 2,08
23 59 61,46 16 16,67 15 15,63 6 6,25
Rata-rata 57,15 24,94 16,67 1,25
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator disiplin, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 9 tentang Guru datang tepat waktu pada saat jam
mengajar dikelas yang menyatakan Selalu sebesar 23,96%, Sering
sebesar 33,33%, Kadang-kadang sebesar 41,67% dan Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
1,04%. Pertanyaan no 10 tentang Guru mengikut upacara bendera
yang menyatakan Selalu 91,67%, Sering sebesar 6,25%, Kadang-
kadang sebesar 2,08%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 11 tentang
Guru meminta tugas kepada siswa tepat pada waktu yang sudah
dijanjikan yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 43,75%,
Kadang-kadang 9,38%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 12
tentang Guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas sangat
mudah di tangkap yang menyatakan Selalu 29,17%, Sering
27,08%, Kadang-kadang 43,75% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan
no 13 tentang Guru pada saat mengajar menggunakan kalimat yang
baik dan baku sehingga mudah dimengerti oleh siswa yang
menyatakan Selalu 61,46%, Sering 30,21%, Kadang-kadang 8,33%
dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 14 tentang guru selalu
mengenakan pakaian dinas yang menyatakan Selalu 71,88%,
Sering 17,71%, Kadang-kadang 10,42% dan Tidak Pernah 0%.
Pertanyaan no 15 tentang Guru selalu menegur siswa yang
berpenampilan tidak seperti anak sekolah.(Misalnya bajunya
dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 82,29%, Sering 13,54%,
Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 16
tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang
berpenampilan tidak seperti anak sekolah(Misalnya bajunya
dikeluarkan) yang menyatakan Selalu 45,83%, Sering 27,08%,
Kadang-kadang 25% dan Tidak Pernah 2,08%. Pertanyaan no 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang menyatakan Selalu
20,83%, Sering 34,38%, Kadang-kadang 40,63% dan Tidak Pernah
4,17%. Pertanyaan no 18 tentang Guru menanyakan pekerjaan
rumah (PR) kepada siswa yang menyatakan Selalu 52,08%, Sering
35,42%, Kadang-kadang 12,5% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan
no 19 tentang Guru membuat persiapan sebelum mengajar yang
menyatakan Selalu 43,75%, Sering 36,46%, Kadang-kadang
19,79% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 20 tentang Guru
membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu
92,71%, Sering 4,17%, Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah
2,08%. Pertanyaan no 21 tentang Guru menegur siswa yang tidak
membuang sampah pada tempatnya yang menyatakan Selalu
67,71%, Sering 22,92%, Kadang-kadang 9,38% dan Tidak Pernah
0%. Pertanyaan no 22 tentang Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang membolos pada jam sekolah yang menyatakan Selalu
66,67%, Sering 25%, Kadang-kadang 6,25% dan Tidak Pernah
2,08%. Pertanyaan no 23 tentang Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang nongkrong dikantin sebelum bel istirahat berbunyi yang
menyatakan Selalu 61,46%, Sering 16,67%, Kadang-kadang
15,63% dan Tidak Pernah 6,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
c. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Tanggung
jawab
Indikator Tanggung Jawab terdapat sembilan pertanyaan. Hasilnya
dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab No
pertanya
an
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
24 36 37,50 39 40,63 21 21,88 0 0,00
25 26 27,08 40 41,67 26 27,08 4 4,17
26 86 89,58 9 9,38 1 1,04 0 0,00
27 46 47,92 41 42,71 9 9,38 0 0,00
28 27 28,13 47 48,96 21 21,88 1 1,04
29 73 76,04 18 18,75 5 5,21 0 0,00
30 76 79,17 17 17,71 2 2,08 1 1,04
31 82 85,42 13 13,54 0 0,00 1 1,04
32 68 70,83 21 21,88 7 7,29 0 0,00
Rata-rata 60,19 28,36 10,65 0,81
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator tanggung jawab, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 24 tentang Guru membagikan hasil ulangan siswa
yang menyatakan Selalu sebesar 37,50%, Sering sebesar 40,63%,
Kadang-kadang sebesar 21,88% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan
no 25 tentang Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah yang menyatakan Selalu 27,08%,
Sering sebesar 41,67%, Kadang-kadang sebesar 27,08%, Tidak
Pernah 4,17%. Pertanyaan no 26 tentang Guru menanyakkan siswa
yang tidak masuk sekolah yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
9,38%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no
27 tentang Guru melakukan persiapan sebelum mengajar yang
menyatakan Selalu 47,92%, Sering 42,71%, Kadang-kadang 9,38%
dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 28 tentang Guru selalu
melakukan sesuatu yang pernah dijanjikan atau diucapkan yang
menyatakan Selalu 28,13%, Sering 48,96%, Kadang-kadang
21,88% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 29 tentang Guru
meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang menyatakan Selalu
76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 5,21% dan Tidak Pernah
0%. Pertanyaan no 30 tentang guru memberikan sanksi kepada
siswa yang melanggar peraturan sekolah yang menyatakan Selalu
79,17%, Sering 17,71%, Kadang-kadang 2,08% dan Tidak Pernah
1,04%. Pertanyaan no 31 tentang Guru mengajar sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan dari sekolah yang menyatakan Selalu
85,42%, Sering 13,54%, Kadang-kadang 0% dan Tidak Pernah
1,04%. Pertanyaan no 32 tentang Ketika guru berhalangan hadir
pada saat jam mengajar, Apakah guru memberikan tugas dikelas
yang menyatakan Selalu 70,83%, Sering 21,88%, Kadang-kadang
7,29% dan Tidak Pernah 0%.
d. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Toleransi
Indikator Toleransi terdapat empat pertanyaan. Hasilnya dapat kita
lihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 4.5
Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak
Pernah (1)
F % F % F % F %
33 11 11,46 29 30,21 48 50 8 8,33
34 57 59,38 27 28,13 11 11,46 1 1,04
35 76 79,17 19 19,79 1 1,04 0 0,00
36 42 43,75 37 38,54 1 1,04 0 0,00
Rata-rata 48,44 29,17 15,89 2,34
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator toleransi, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 33 tentang Guru memberikan tugas lain, apabila
siswa tidak menyelesaikan pekerjaan rumah(PR) yang menyatakan
Selalu sebesar 11,46%, Sering sebesar 30,21%, Kadang-kadang
sebesar 50% dan Tidak Pernah 8,33%. Pertanyaan no 34 tentang
Guru menghargai pendapat siswa yang menyatakan Selalu 59,38%,
Sering sebesar 28,13%, Kadang-kadang sebesar 11,46%, Tidak
Pernah 1,04%. Pertanyaan no 35 tentang Guru memberikan izin
kepada siswa yang sakit untuk pulang kerumah yang menyatakan
Selalu 79,17%, Sering 19,79%, Kadang-kadang 1,04%, Tidak
Pernah 0%. Pertanyaan no 36 tentang Guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang datang terlambat kesekolah dengan
disertai lapor yang menyatakan Selalu 43,75%, Sering 38,54%,
Kadang-kadang 1,04% dan Tidak Pernah 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
e. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Gotong
Royong
Indikator Gotong Royong terdapat enam pertanyaan. Hasilnya
dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
37 65 67,71 29 30,21 2 2,08 0 0,00
38 77 80,21 12 12,50 7 7,29 0 0,00
39 86 89,58 9 9,38 0 0,00 1 1,04
40 25 26,04 40 41,67 30 31,25 1 1,04
41 43 44,79 30 31,25 20 20,83 3 3,13
42 34 35,42 35 36,46 27 28,13 0 0,00
Rata-rata 57,29 26,91 14,93 0,87
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator Gotong Royong, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 37 tentang Guru terlibat aktif dalam kegiatan
sekolah yang menyatakan Selalu sebesar 67,71%, Sering sebesar
30,21%, Kadang-kadang sebesar 2,08% dan Tidak Pernah 0%.
Pertanyaan no 38 tentang Guru melaksanakan tugas dari
sekolah.(Misalnya pergi ke dinas, ikut seminar atau wrokshop) yang
menyatakan Selalu 80,21%, Sering sebesar 12,50%, Kadang-
kadang sebesar 7,29%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 39 tentang
Guru melaksanakan tugas dari sekolah(Misalnya pergi ke dinas, ikut
seminar atau wrokshop) yang menyatakan Selalu 89,58%, Sering
9,38%, Kadang-kadang 0%, Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no
40 tentang Guru membentuk siswa dalam diskusi kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
menyatakan Selalu 26,04%, Sering 41,67%, Kadang-kadang
31,25% dan Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 41 tentang Guru
menggantikan guru yang lain ketika ada guru lain yang
berhalangan hadir ke sekolah (sakit, rapat, atau ditugaskan keluar
kota oleh dinas) yang menyatakan Selalu 44,79%, Sering 31,25%,
Kadang-kadang 20,83% dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no
42 tentang Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelasnya
secara bersama-sama yang menyatakan Selalu 35,42%, Sering
36,46%, Kadang-kadang 28,13% dan Tidak Pernah 0%.
f. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Sopan
Santun
Indikator Sopan Santun terdapat tujuh pertanyaan. Hasilnya dapat
kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
43 84 87,50 11 11,46 1 1,04 0 0,00
44 81 84,38 12 12,50 3 3,13 0 0,00
45 54 56,25 34 35,42 8 8,33 0 0,00
46 59 61,46 35 36,46 2 2,08 0 0,00
47 73 76,04 18 18,75 4 4,17 1 1,04
48 85 88,54 11 11,46 0 0,00 0 0,00
49 70 72,92 22 22,92 4 4,17 0 0,00
Rata-rata 75,30 21,28 3,27 0,15
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator Sopan Santun, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 43 tentang Guru saling menghormati dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
yang lain pada saat berpapasan(menyapa dengan sebutan yang
pantas) yang menyatakan Selalu sebesar 87,50%, Sering sebesar
11,46%, Kadang-kadang sebesar 1,04% dan Tidak Pernah 0%.
Pertanyaan no 44 tentang Guru selalu mengucapkan kalimat
yangbaik dan baku dalam bertutur kata yang menyatakan Selalu
84,38%, Sering sebesar 12,50%, Kadang-kadang sebesar 3,13%,
Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 45 tentang Guru mempersilahkan
siswa untuk berpendapat yang menyatakan Selalu 56,25%, Sering
35,42%, Kadang-kadang 8,33%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no
46 tentang Guru selalu mengucapkan terima kasih setelah
mendapat bantuan dari siswa maupun dari guru lain atau karyawan
yang menyatakan Selalu 61,46%, Sering 36,36%, Kadang-kadang
2,08% dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 47 tentang Guru
melakukan salam, senyum, dan sapa di sekolah yang menyatakan
Selalu 76,04%, Sering 18,75%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak
Pernah 1,04%. Pertanyaan no 48 tentang Guru berpakaian rapi dan
sopan yang menyatakan Selalu 88,54%, Sering 11,46%, Kadang-
kadang01% dan Tidak Pernah %. Pertanyaan no 49 tentang apakah
guru pada saat memasuki kelas, mengucapkan salam (Misalnya
selamat pagi, siang) yang menyatakan Selalu 72,92%, Sering
22,92%, Kadang-kadang 4,17% dan Tidak Pernah 0%.
g. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Indikator Percaya
Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Indikator Percaya Diri enam pertanyaan. Hasilnya dapat kita lihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
50 28 29,17 37 38,54 28 29,17 3 3,13
51 54 56,25 31 32,29 10 10,42 1 1,04
52 53 55,21 27 28,13 16 16,67 0 0,00
53 71 73,96 24 25,00 1 1,04 0 0,00
54 22 22,92 53 55,21 14 14,58 7 7,29
55 19 19,79 44 45,83 33 34,38 0 0,00
Rata-rata 42,88 37,50 17,71 1,91
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang
indikator Percaya Diri, dapat dilihat bahwa dari 96 responden.
Pertanyaan no 50 tentang Guru dalam menyampaikan materi
dengan suara yang lantang yang menyatakan Selalu sebesar
29,17%, Sering sebesar 38,54%, Kadang-kadang sebesar 29,17%
dan Tidak Pernah 3,13%. Pertanyaan no 51 tentang Guru
memberikan motivasi kepada siswanya yang menyatakan Selalu
56,25%, Sering sebesar 32,29%, Kadang-kadang sebesar 10,42%,
Tidak Pernah 1,04%. Pertanyaan no 52 tentang Guru selalu
menatap siswa-siswanya pada saat materi disampaikan yang
menyatakan Selalu 55,21%, Sering 28,13%, Kadang-kadang
16,66%, Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 53 tentang Guru pada
saat dikelas dengan sikap yang tegap atau tidak grogi yang
menyatakan Selalu 73,96%, Sering 25,00%, Kadang-kadang 1,04%
dan Tidak Pernah 0%. Pertanyaan no 54 tentang Guru pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dikelas gerak tubuhnya tidak berlebihan (Misalnya suka
menggerak-gerakan tanggan berlebihan) yang menyatakan Selalu
22,92%, Sering 55,21%, Kadang-kadang 14,58% dan Tidak Pernah
7,29%. Pertanyaan no 55 tentang Guru pada saat mengajar dikelas
suka jalan-jalan (Misalnya jalan kedepan atau kebelakang) yang
menyatakan Selalu 19,79%, Sering 45,83%, Kadang-kadang
34,38% dan Tidak Pernah 0%.
Tabel 4.9
Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif
Correlations
Jujur NilaiAfektif
Spearman's rho Jujur Correlation Coefficient
1.000 .282**
Sig. (2-tailed) . .005
N 96 96
NilaiAfektif Correlation Coefficient
.282** 1.000
Sig. (2-tailed) .005 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output diatas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) sebesar 0.005
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya dari
output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi)
sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah
antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif, sehingga
guru harus lebih jujur dalam mendidik siswanya, sebagai contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
ketika guru dalam menyampaikan materi ketika guru tidak
menguasai materi tersebut lebih baik guru mengatakan yang
sebenarnya dan menjadikan tugas atau pekerjaan bersama - sama.
Tabel 4.10
Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif Correlations
NilaiAfektif Disiplin
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .393**
Sig. (2-tailed)
. .000
N 96 96
Disiplin Correlation Coefficient
.393** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya, dari
output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien korelasi)
sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan yang rendah
antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif, sehingga
guru harus lebih disiplin dalam berpakaian maupun dalam
mendidik siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 4.11
Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan
Nilai Afektif
Correlations
NilaiAfektif
Tanggung Jawab
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .546**
Sig. (2-tailed)
. .000
N 96 96
TanggungJawab Correlation Coefficient
.546** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar afektif.
Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien
(koefisien korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan
hubungan yang sedang antara perilaku tanggung jawab guru
dengan hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di
tingkatkan lagi perilaku tanggung jawab guru terhadap siswa –
siswanya dan tugas sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4.12
Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan
Nilai Afektif
Correlations
NilaiAfektif Toleransi
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .487**
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
Toleransi Correlation Coefficient
.487** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya,
dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien
korelasi) sebesar 0,487, maka nilai ini menandakan hubungan yang
sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif,
dalam mentolerir siswa guru sudah cukup baik harap di
pertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 4.13
Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan
Nilai Afektif Correlations
NilaiAfektif GotongRoyong
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .452**
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
GotongRoyong
Correlation Coefficient
.452** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed)
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif.
Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien
(koefisien korelasi) sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan
hubungan yang sedang antara perilaku gotong royong guru dengan
hasil belajar afektif, sehingga perlu dipertahankan dan di
tingkatkan lagi guru dalam bekerjasama dengan rekan guru maupun
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 4.14
Hubungan Antara Perilaku Sopan Santun Guru
dengan Nilai Afektif
Correlations
NilaiAfektif
Sopan Santun
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .436**
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
SopanSantun Correlation Coefficient
.436** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif.
Selanjutnya, dari output di atas diketahui correlation coefisien
(koefisien korelasi) sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan
hubungan yang sedang antara perilaku sopan santun guru dengan
hasil belajar afektif, tetap di pertahankan dan perlu di tingkatkan
lagi, guru dalam bertutur kata maupun bertingkah laku karena guru
adalah panutan bagi siswa – siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel IV.15
Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan
Nilai Afektif
Correlations
NilaiAfektif PercayaDiri
Spearman's rho NilaiAfektif Correlation Coefficient
1.000 .481**
Sig. (2-tailed) . .000
N 96 96
PercayaDiri Correlation Coefficient
.481** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa N atau jumlah data
penelitian adalah 96, kemudian nilai sig.(2-tailed) 0,000,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan diatas, maka dapat
diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif. Selanjutnya,
dari output di atas diketahui correlation coefisien (koefisien
korelasi) sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan hubungan yang
sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar
afektif, sehingga perlu ditingkatkan lagi perilaku percaya diri guru
sewaktu mengajar atau mendidik siswanya agar siswa menjadi
lebih semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
C. Pembahasan
1. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Jujur Guru Sesuai Dengan
Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru
yaitu pertanyaan no 1 tentang guru memberikan sanksi terhadap murid
mencontek siswa menjawab kuesioner kadang-kadang sebesar 63,54% ,
pertanyaan no 6 tentang guru melapor pada yang piket jika terlambat ke
sekolah siswa menjawab kuesioner tidak pernah sebesar 93,75%,
pertanyaan no 8 tentang guru melapor atau meminta ijin kepada
sekolah, ketika guru berhalangan hadir untuk mengajar siswa menjawab
kuesioner selalu sebesar 78,12%.
2. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Disiplin Guru Sesuai Dengan
Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden, peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku jujur guru
yaitu pertanyaan no 10 tentang guru mengikuti upacara bendera siswa
menjawab kuesioner selalu sebesar 91,67% , pertanyaan no 15 tentang
guru selalu menegur siswa yang berpenampilan tidak seperti anak
sekolah (misalnya bajunya dikeluarkan) siswa menjawab kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
selalu 82,29%, pertanyaan no 20 tentang guru membuang sampah pada
tempatnya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 92,71%.
3. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku tanggung jawab Guru Sesuai
Dengan Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin
guru yaitu pertanyaan no 26 tentang guru menanyakan siswa yang tidak
masuk sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%,
pertanyaan no 29 tentang guru meminta maaf apabila terjadi kesalahan
siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 76,04%, pertanyaan no 30
tentang guru memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar siswa
menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%.
4. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Toleransi Guru Sesuai Dengan
Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin
guru yaitu pertanyaan no 34 tentang guru menghargai pendapat siswa
siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 59,38%, pertanyaan no 35
tentang guru memberikan izin kepada siswa yang sakit untuk pulang
kerumah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 79,17%, pertanyaan
no 36 tentang guru memberikan kesempatan kepada siswa yang datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
terlambat kesekolah dengan disertai lapor siswa menjawab kuesioner
selalu sebesar 43,75%.
5. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Gotong Royong Guru Sesuai
Dengan Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin
guru yaitu pertanyaan no 37 tentang guru terlibat aktif dalam kegiatan
sekolah siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 67,71%, pertanyaan
no 38 tentang guru melaksanakan tugas dari sekolah siswa menjawab
kuesioner selalu sebesar 80,21%, pertanyaan no 39 tentang guru
melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan siswa
menjawab kuesioner selalu sebesar 89,58%.
6. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Sopan Santun Guru Sesuai
Dengan Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin
guru yaitu pertanyaan no 43 tentang guru saling menghormati dengan
guru yang lain pada saat berpapasan siswa menjawab kuesioner selalu
sebesar 87,50%, pertanyaan no 44 tentang guru selalu mengucapkan
kalimat yang baik dan baku dalam bertutur kata siswa menjawab
kuesioner selalu sebesar 84,38%, pertanyaan no 48 tentang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
berpakain rapi dan sopan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar
88,54%.
7. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Percaya Diri Guru Sesuai
Dengan Kompetensi Inti-2
Berdasarkan pertanyaan tentang tanggapan responden tentang indikator
jujur, dapat dilihat bahwa dari 96 responden peneliti membahas 3
kriteria dari tanggapan siswa yang terbesar terhadap perilaku disiplin
guru yaitu pertanyaan no 51 tentang guru memberikan motivasi kepada
siswanya siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 56,25%, pertanyaan
no 52 tentang guru selalu menatap siswa-siswanya pada saat materi
disampaikan siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 55,21%%,
pertanyaan no 53 tentang guru pada saat dikelas dengan sikap yang
tegap atau tidak grogi siswa menjawab kuesioner selalu sebesar 73,96.
8. Hubungan Antara Perilaku Jujur Guru dengan Nilai Afektif
Perilaku jujur guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif yang
signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,282) namun demikian
tetap memiliki hubungan perilaku jujur guru dengan nilai afektif siswa,
dengan kata lain perilaku guru di kelas akan mempengaruhi perilaku
siswanya contohnya ketika guru itu terlambat masuk ke kelas guru
selalu berkata sebenarnya dan jujur terhadap siswanya mengapa guru
tersebut terlambat dan ketika guru tidak tahu akan pertanyaan siswa
maka guru tersebut terbuka dan jujur kepada siswa bahwa guru tidak
mengetahuinya dan menjadikan tugas bersama untuk mencari jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
atas pertanyaan siswa yang di ajukan, guru menjadi sosok yang utama
bagi siswa-siswanya, guru menjadi cerminan siswanya serta guru sangat
dihormati oleh siswanya, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi
perkembangan jiwa anak didik.
9. Hubungan Antara Perilaku Disiplin Guru dengan Nilai Afektif
Perilaku disiplin guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif
yang signifikan dan koefisien korelasinya rendah (0,393) namun
demikian tetap memiliki hubungan perilaku disiplin guru dengan niali
afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru
berpakaian rapih maka siswanya pun akan mengikuti gurunya untuk
berpenampilan rapih dan pada hari-hari tertentu guru selalu memakai
seragam dinasnya maka siswanya pun akan selalu disiplin dalam
berseragam sekolah, untuk itu guru sangat berpengaruh bagi
perkembangan jiwa anak didik.
10. Hubungan Antara Perilaku Tanggung Jawab Guru dengan
Nilai Afektif
Perilaku tanggung jawab guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan
positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,546) namun
tetap memiliki hubungan perilaku tanggung jawab guru dengan nilai
afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika guru
bertanggung jawab mengampu peserta didik dengan baik maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
siswanya pun akan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah yang di
berikan oleh sang guru.
11. Hubungan Antara Perilaku Toleransi Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku toleransi guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan positif
yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,487) namun tetap
memiliki hubungan perilaku toleransi guru dengan nilai afektif siswa,
dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas akan
mempengaruhi perilaku siswanya contohnya ketika ada seorang siswa
yang tidak mengerjakan PR atau tugas rumahnya guru memberikan
tugas lain ini merupakan cerminan dari sosok seorang guru dengan
murah hati untuk mentolerir siswanya yang tidak mengerjakan tugas di
rumah, dan guru merupakan cermin bagi siswa agar guru selalu menjadi
sosok idola bagi siswanya.
12. Hubungan Antara Perilaku Gotong Royong Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku gotong royong guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan
positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,452) namun
tetap memiliki hubungan perilaku gotong royong guru dengan nilai
afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu terlibat
aktif dalam kegiatan di sekolah maka siswanya pun akan mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
gurunya untuk terlibat sosial dalam kegiatan sekolah maupun di luar
sekolah.
13. Hubungan Antara Perilaku Sopan santun Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku sopan santun guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan
positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,436) namun
tetap memiliki hubungan perilaku sopan santun guru dengan nilai
afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di kelas
akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu bertutur
kata yang baik maka siswanya pun akan bertutur kata yang baik.
14. Hubungan Antara Perilaku Percaya Diri Guru dengan Nilai
Afektif
Perilaku percaya diri guru dari indikator Ki-2 memiliki hubungan
positif yang signifikan dan koefisien korelasi sedang (0,481) namun
tetap memiliki hubungan perlilaku percaya diri guru dengan hasil
belajar afektif siswa, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh guru di
kelas akan mempengaruhi perilaku siswanya contohnya guru selalu
tampil percaya diri sewaktu mengajar di depan murid-muridnya, tegas
dalam menyampaikan materi maka siswanya pun akan melakukan hal
yang sama dengan yang gurunya lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian persepsi siswa terhadap perilaku guru sesuai
kompetensi inti 2:
1. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku jujur guru dengan hasil
belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,005 dan
koefisien korelasi sebesar 0,282, maka nilai ini menandakan hubungan
rendah antara perilaku jujur guru dengan hasil belajar afektif.
2. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku disiplin guru dengan hasil
belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,393, maka nilai ini menandakan hubungan
rendah antara perilaku disiplin guru dengan hasil belajar afektif.
3. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku tanggung jawab guru
dengan hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed)
0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,546, maka nilai ini menandakan
hubungan sedang antara perilaku tanggung jawab guru dengan hasil belajar
afektif.
4. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku toleransi guru dengan hasil
belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,487. maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku toleransi guru dengan hasil belajar afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
5. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku gotong royong guru dengan
hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,452, maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku gotong royong guru dengan hasil belajar afektif.
6. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku sopan santun guru dengan
hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,436, maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku sopan santun guru dengan hasil belajar afektif.
7. Terdapat hubungan yang positif antara perilaku percaya diri guru dengan
hasil belajar afektif. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. (2-tailed) 0,000 dan
koefisien korelasi sebesar 0,481, maka nilai ini menandakan hubungan
sedang antara perilaku percaya diri guru dengan hasil belajar afektif.
B. Keterbatasan
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam pembuatannya antara
lain sebagai berikut:
1. Sebagian besar data penulis dari kuesioner yang diisi para siswa, sehingga
kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan para siswa mengisi
kuesioner.
2. Keterbatasan waktu dalam mengambil data melalui kuesioner dari siswa
dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan jam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti tidak bisa
melakukan wawancara terhadap guru sehingga hasil penelitian afektif
diambil berdasarkan rapot para siswa.
4. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih jauh dari
kesempurnaan.
C. Saran
Bedasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti
memberikan saran-saran:
1. Bagi Sekolah
Kurikulum harus dapat dijadikan pedoman dalam melakukan tugas-tugas
khusus pada inti KI-2 yaitu tentang:
a. Jujur
Dalam memberikan informasi kepada calon siswa tentang visi dan misi
sekolah sebaiknya sekolah lebih terbuka dan jujur.
b. Disiplin
Sekolah sebaiknya lebih tegas lagi terhadap siswa ataupun guru jika ada
yang melanggar aturan – aturan yang berlaku di sekolah.
c. Tanggung Jawab
Sekolah sebaiknya memberikan sanksi yang berat jika ada siswa yang
kedapatan sedang merokok ataupun melanggar aturan sekolah agar nama
sekolah tetap terjaga dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
d. Toleransi
Sebaiknya sekolah dalam memberikan toleransi kepada siswa ataupun
guru tidak berlebih ataupun kurang agar siswa maupun guru tidak
membuat penyelewengan waktu ataupun hal – hal yang negatif.
e. Gotong Royong
Sebaiknya sekolah selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di
sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar
siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama.
f. Sopan Santun
Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan sekolah bisa
saling menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah
dengan guru, dan sekolah dengan peserta didik.
g. Percaya Diri
Sekolah sebaiknya memberikan motivasi kepada guru agar lebih semangat
dan siap dalam materi ataupun ketika sedang mempromosikan sekolah
kepada calon siswa.
2. Bagi Guru
a. Jujur
Guru sebaiknya selalu memberikan informasi kepada murid bahwa
mencontek adalah tindakan yang tidak jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
b. Disiplin
Guru sebaiknya selalu datang tepat waktu pada saat jam mengajar ataupun
ketika berangkat dari rumah sampai sekolah ini menjadikan cerminan bagi
siswa – siswanya.
c. Tanggung Jawab
Guru sebaiknya selalu menanyakan siswa yang tidak masuk sekolah dan
memberikan sanksi kepada siswa bagi yang melanggar aturan sekolah
maupun yang tidak mengerjakan tugas.
d. Toleransi
Sebaiknya guru dalam memberikan toleransi kepada siswa tidak berlebih
ataupun kurang agar siswa tidak membuat penyelewengan waktu ataupun
hal – hal yang negatif.
e. Gotong Royong
sebaiknya guru dan siswa selalu rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di
sekolah ataupun mengadakan piknik atau mengadakan pertandingan agar
siswa dan guru bisa melatih dan menjali kerjasama.
f. Sopan Santun
Tetap di pertahankan dalam bertutur kata yang baik dan guru bisa saling
menghormati antar sekolah, sekolah antar orang tua murid, sekolah dengan
guru, dan sekolah dengan peserta didik.
g. Percaya Diri
guru sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat
dan siswa bisa menjadi lebih percaya diri ketika mengadakan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadikan sumber referensi dan
inspirasi sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dengan
mengkaji variabel yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, sarlito. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Runtukahu Tombokan J. 2013. Analisis Perilaku Terapan untuk Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Kurniawan Rony, Magdalena Nonie, Carolina Verani, Setiawan Rony, Sunjoyo. 2013.
Aplikasi Spss untuk Smart Riset. Bandung: Cv Alfabeta.
Djamarah Bahri Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Metcalf. K Kim, Jenkins Bainer Deborah, Cruickshank R. Donald. 2014. Perilaku Mengajar.
Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyasa H, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah No 32. Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 09 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendikbud RI Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
______________ Sinar Baru.2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosda Karya.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Sarlito. 2009. Pengantar Psikologi umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Premastuti, Natalia. 2014. Model Pengolahan Data Elektronik 1 (PDE 1). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
(Http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian%20deskriptif.pdf) Di unduh hari
senin, jam 12.30.
(http://www.smptn1-dbn.sch.id/2014/09/kurikulum-2013.html). Di unduh hari senin, jam
12.30
Rahmawati, Selly, Sunarti.2014. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit
Andi Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Mohon identitasanda ditulis sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Nama :
Umur :
JenisKelamin : Laki-laki Perempuan
Asal Sekolah :
Kelas :
Lembar Kuisioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, ..... Januari 2015.
Kepada Yth :
Siswa Kelas VIII
SMP...................
Dengan Hormat,
Dalam rangka penyusunan tugas akhir saya di Program Studi Pendidikan Akuntansi
saya bermaksud mengadakan penelitian dengan “Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sleman
Bagian Timur yang Ditinjau dari KI 2 Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP
N.................... Tahun Ajaran 2014/2015.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka mohon bantuan dan kesediaan siswa-siswi
kelas VIII SMP N .............. untuk mengisi kuisioner ini dengan baik dan jujur sesuai dengan
kondisi dan keadaan yang dialami saat ini. Kuisioner ini tidak akan berpengaruh terhadap
nilai atau prestasi akademik Anda. Sebelum mengisi kuisioner ini, dimohon untuk membaca
petunjuk pengisian kuisioner. Atas bantuan dan partisipasi Anda, peneliti mengucapkan
banyak terimakasih
Peneliti,
..............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kuesioner
Mohon diberi tanda centang () pada kolom S (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-
kadang) atau TP (Tidak Pernah) setiap nomor yang sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya.
A. JUJUR
No Pertanyaan S SR KD TP
1. Guru memberi sanksi terhadap
murid yang mencontek.
2. Guru memberi informasi kepada
murid bahwa mencontek adalah
tindakan yang tidak jujur
3. Guru memberi informasi tentang
menjiplak karya orang lain
dengan tidak menyebutkan
namanya adalah tindakan yang
tidak jujur
4. Guru pernah menginformasikan
tentang sanksi/hukum bagi orang
yang menjiplak.
5. Guru menginformasikan barang-
barang (berharga) kepada siswa
6. Guru melapor pada yang piket
jika terlambat kesekolah.
7. Guru selalu meminta maaf
ketika salah dalam
menyampaikan materi.
8. Guru melapor atau meminta ijin
kepada Sekolah, ketika guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berhalangan hadir untuk mengajar.
B. DISIPLIN
No Pertanyaan S SR KD TP
9. Guru datang tepat waktu pada
saat jam mengajar dikelas
10. Gurumengikut upacara bendera.
11. Guru meminta tugas kepada
siswa tepat pada waktu yang
sudah dijanjikan.
12. Guru dalam menyampaikan
materi di dalam kelas sangat
mudah di tangkap.
13. Guru pada saat mengajar
menggunakan kalimat yang baik
dan baku sehingga mudah
dimengerti oleh siswa.
14. Guru selalu mengenakan
pakaian dinas
15. Guru selalu menegur siswa yang
berpenampilan tidak seperti anak
sekolah.(Misalnya bajunya
dikeluarkan)
16. Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang berpenampilan tidak
seperti anak sekolah(Misalnya
bajunya dikeluarkan)
17. Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang tidak menyelesaikan
pekerjaan rumah (PR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Guru menanyakan pekerjaan
rumah (PR) kepada siswa
19. Guru membuat persiapan
sebelum mengajar
20. Guru membuang sampah pada
tempatnya.
21. Guru menegur siswa yang tidak
membuang sampah pada
tempatnya.
22 Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang membolos pada jam
sekolah
23 Guru memberikan sanksi kepada
siswa yang nongkrong dikantin
sebelum bel istirahat berbunyi.
C. TANGGUNG JAWAB
No Pertanyaan S SR KD TP
24. Guru membagikan hasil ulangan
siswa
25. Guru memberikan sanksi
kepada siswa yang tidak
menyelesaikan pekerjaan rumah
26. Guru menanyakkan siswa yang
tidak masuk sekolah
27. Guru melakukan persiapan
sebelum mengajar.
28. Guru selalu melakukan sesuatu
yang pernah dijanjikan atau
diucapkan.
29. Guru meminta maaf apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terjadi kesalahan.
30.
Guru memberikan sanksi
kepada siswa yang melanggar
peraturan sekolah.
31. Guru mengajar sesuai dengan
jadwal yang sudah ditetapkan
dari sekolah
32. Ketika guru berhalangan hadir
pada saat jam mengajar, Apakah
guru memberikan tugas dikelas?
D. TOLERANSI
No Pertanyaan S SR KD TP
33. Guru memberikan tugas lain,
apabila siswa tidak
menyelesaikan pekerjaan
rumah(PR)
34. Guru menghargai pendapat
siswa
35. Guru memberikan izin kepada
siswa yang sakit untuk pulang
kerumah.
36. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa yang datang
terlambat kesekolah dengan
disertai lapor
E. GOTONG ROYONG
No Pertanyaan S SR KD TP
37. Guru terlibat aktif dalam
kegiatan sekolah.
38. Guru melaksanakan tugas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah.(Misalnya pergi ke dinas,
ikut seminar atau wrokshop)
39. Guru melaksanakan piket sesuai
dengan jadwal yang telah di
tetapkan.
40. Guru membentuk siswa dalam
diskusi kelompok.
41. Guru menggantikan guru yang
lain ketika ada guru lain yang
berhalangan hadir ke sekolah
(sakit, rapat, atau ditugaskan
keluar kota oleh dinas).
42. Guru mengajak siswa untuk
membersihkan kelasnya secara
bersama-sama
F. SOPAN SANTUN
No Pertanyaan S SR KD TP
43. Guru saling menghormati
dengan guru yang lain pada saat
berpapasan(menyapa dengan
sebutan yang pantas).
44. Guru selalu mengucapkan
kalimat yangbaik dan baku
dalam bertutur kata.
45. Guru mempersilahkan siswa
untuk berpendapat.
46. Guru selalu mengucapkan
terima kasih setelah mendapat
bantuan dari siswa maupun dari
guru lain atau karyawan.
47. Guru melakukan salam,
senyum, dan sapa di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48. Guru berpakaian rapi dan sopan
49. Apakah guru pada saat
memasuki kelas, mengucapkan
salam? (Misalnya selamat pagi,
siang)
G. PERCAYA DIRI
No Pertanyaan S SR KD TP
50. Guru dalam menyampaikan
materi dengan suara yang
lantang.
51. Guru memberikan motivasi
kepada siswanya
52. Guru selalu menatap siswa-
siswanya pada saat materi
disampaikan.
53. Guru pada saat dikelas dengan
sikap yang tegap atau tidak
grogi
54. Guru pada saat dikelas gerak
tubuhnya tidak berlebihan
(Misalnya suka menggerak-
gerakan tanggan berlebihan)
55. Guru pada saat mengajar dikelas
suka jalan-jalan (Misalnya jalan
kedepan atau kebelakang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggapan Responden tentang Indikator Jujur No
pertanyaan Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
1 18 18,75 11 11,45 61 63,54 6 6,25
2 49 51,04 35 36,45 12 12,5 0 0
3 16 16,66 32 0,33 34 35,41 14 14,58
4 16 16,66 17 17,70 43 44,79 20 20,83
5 27 28,12 18 18,75 29 30,20 22 22,91
6 44 45,83 29 30,20 14 14,58 9 9,37
7 55 57,29 26 27,08 11 11,45 4 4,16
8 75 78,12 14 14,58 3 3,12 4 4,16 Rata-rata 39,05 19,56 26,94 20,83
Tanggapan Responden tentang Indikator Disiplin No
pertanyaan Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak
Pernah (1)
F % F % F % F %
9 23 23,96 32 33,33 40 41,67 1 1,04
10 88 91,67 6 6,25 2 2,08 0 0,00
11 44 45,83 42 43,75 9 9,38 1 1,04
12 28 29,17 26 27,08 42 43,75 0 0,00
13 59 61,46 29 30,21 8 8,33 0 0,00
14 69 71,88 17 17,71 10 10,42 0 0,00
15 79 82,29 13 13,54 4 4,17 0 0,00
16 44 45,83 26 27,08 24 25,00 2 2,08
17 20 20,83 33 34,38 39 40,63 4 4,17
18 50 52,08 34 35,42 12 12,50 0 0,00
19 42 43,75 35 36,46 19 19,79 0 0,00
20 89 92,71 4 4,17 1 1,04 2 2,08
21 65 67,71 22 22,92 9 9,38 0 0,00
22 64 66,67 24 25,00 6 6,25 2 2,08
23 59 61,46 16 16,67 15 15,63 6 6,25
Rata-rata 57,15 24,94 16,67 1,25
Tanggapan Responden tentang Indikator Tanggung Jawab No
pertanya
an
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
24 36 37,50 39 40,63 21 21,88 0 0,00
25 26 27,08 40 41,67 26 27,08 4 4,17
26 86 89,58 9 9,38 1 1,04 0 0,00
27 46 47,92 41 42,71 9 9,38 0 0,00
28 27 28,13 47 48,96 21 21,88 1 1,04
29 73 76,04 18 18,75 5 5,21 0 0,00
30 76 79,17 17 17,71 2 2,08 1 1,04
31 82 85,42 13 13,54 0 0,00 1 1,04
32 68 70,83 21 21,88 7 7,29 0 0,00
Rata-rata 60,19 28,36 10,65 0,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggapan Responden tentang Indikator Toleransi No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak
Pernah (1)
F % F % F % F %
33 11 11,46 29 30,21 48 50 8 8,33
34 57 59,38 27 28,13 11 11,46 1 1,04
35 76 79,17 19 19,79 1 1,04 0 0,00
36 42 43,75 37 38,54 1 1,04 0 0,00
Rata-rata 48,44 29,17 15,89 2,34
Tanggapan Responden tentang Indikator Gotong Royong No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
37 65 67,71 29 30,21 2 2,08 0 0,00
38 77 80,21 12 12,50 7 7,29 0 0,00
39 86 89,58 9 9,38 0 0,00 1 1,04
40 25 26,04 40 41,67 30 31,25 1 1,04
41 43 44,79 30 31,25 20 20,83 3 3,13
42 34 35,42 35 36,46 27 28,13 0 0,00
Rata-rata 57,29 26,91 14,93 0,87
Tanggapan Responden tentang Indikator Sopan Santun No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
43 84 87,50 11 11,46 1 1,04 0 0,00
44 81 84,38 12 12,50 3 3,13 0 0,00
45 54 56,25 34 35,42 8 8,33 0 0,00
46 59 61,46 35 36,46 2 2,08 0 0,00
47 73 76,04 18 18,75 4 4,17 1 1,04
48 85 88,54 11 11,46 0 0,00 0 0,00
49 70 72,92 22 22,92 4 4,17 0 0,00
Rata-rata 75,30 21,28 3,27 0,15
Tanggapan Responden tentang Indikator Percaya Diri No
Pertanyaan
Tanggapan Responden
Selalu (4) Sering (3) Kadang-
kadang (2)
Tidak Pernah
(1)
F % F % F % F %
50 28 29,17 37 38,54 28 29,17 3 3,13
51 54 56,25 31 32,29 10 10,42 1 1,04
52 53 55,21 27 28,13 16 16,67 0 0,00
53 71 73,96 24 25,00 1 1,04 0 0,00
54 22 22,92 53 55,21 14 14,58 7 7,29
55 19 19,79 44 45,83 33 34,38 0 0,00
Rata-rata 42,88 37,50 17,71 1,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas I
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 181.8125 258.849 .298 . .915
Butir 2 180.8542 259.157 .367 . .914
Butir 3 181.7187 260.225 .225 . .916
Butir 4 181.9375 259.491 .235 . .916
Butir 5 181.6979 255.329 .310 . .915
Butir 6 181.1146 251.555 .492 . .913
Butir 7 180.8646 254.203 .480 . .913
Butir 8 180.5417 259.304 .371 . .914
Butir 9 181.4167 258.877 .329 . .914
Butir 10 180.3437 264.207 .299 . .914
Butir 11 180.8958 255.673 .531 . .912
Butir 12 181.3854 254.681 .464 . .913
Butir 13 180.7083 256.251 .543 . .912
Butir 14 180.6250 258.658 .409 . .913
Butir 15 180.4583 258.946 .535 . .913
Butir 16 181.0729 256.616 .375 . .914
Butir 17 181.5208 255.094 .451 . .913
Butir 18 180.8437 260.007 .328 . .914
Butir 19 181.0000 259.621 .314 . .914
Butir 20 180.3646 259.413 .505 . .913
Butir 21 180.6562 254.060 .639 . .911
Butir 22 180.6771 254.221 .585 . .912
Butir 23 180.8854 255.366 .394 . .914
Butir 24 181.0312 261.357 .265 . .915
Butir 25 181.3854 254.239 .516 . .912
Butir 26 180.3542 261.621 .544 . .913
Butir 27 180.8542 263.094 .208 . .915
Butir 28 181.1771 256.000 .504 . .912
Butir 29 180.5312 258.652 .497 . .913
Butir 30 180.4896 260.168 .426 . .913
Butir 31 180.4062 264.981 .187 . .915
Butir 32 180.6042 260.789 .339 . .914
Butir 33 181.7708 260.136 .280 . .915
Butir 34 180.7396 256.068 .537 . .912
Butir 35 180.4583 260.314 .523 . .913
Butir 36 180.9792 258.231 .375 . .914
Butir 37 180.5833 255.909 .707 . .912
Butir 38 180.5104 263.031 .238 . .915
Butir 39 180.3646 265.181 .190 . .915
Butir 40 181.2917 260.440 .282 . .915
Butir 41 181.0625 255.912 .404 . .913
Butir 42 181.1667 259.382 .308 . .914
Butir 43 180.3750 261.458 .525 . .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 44 180.4271 260.163 .502 . .913
Butir 45 180.7604 260.500 .335 . .914
Butir 46 180.6458 258.189 .550 . .913
Butir 47 180.5417 256.335 .584 . .912
Butir 48 180.3542 263.115 .454 . .914
Butir 49 180.5521 256.418 .638 . .912
Butir 50 181.2812 258.057 .349 . .914
Butir 51 180.7917 261.219 .278 . .915
Butir 52 180.8542 254.757 .520 . .912
Butir 53 180.5104 261.410 .415 . .914
Butir 54 181.3021 255.603 .446 . .913
Butir 55 181.3854 265.060 .099 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas II
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 1 175.0833 253.277 .296 . .916
Butir 2 174.1250 253.437 .371 . .915
Butir 3 174.9896 254.179 .238 . .917
Butir 4 175.2083 253.977 .231 . .917
Butir 5 174.9688 249.631 .313 . .917
Butir 6 174.3854 245.924 .495 . .914
Butir 7 174.1354 248.413 .489 . .914
Butir 8 173.8125 253.564 .376 . .915
Butir 9 174.6875 253.312 .327 . .915
Butir 10 173.6146 258.513 .300 . .916
Butir 11 174.1667 250.077 .531 . .913
Butir 12 174.6562 248.838 .474 . .914
Butir 13 173.9792 250.547 .548 . .913
Butir 14 173.8958 252.936 .414 . .914
Butir 15 173.7292 253.231 .541 . .914
Butir 16 174.3438 251.217 .367 . .915
Butir 17 174.7917 249.577 .448 . .914
Butir 18 174.1146 254.524 .321 . .915
Butir 19 174.2708 254.094 .309 . .916
Butir 20 173.6354 253.708 .510 . .914
Butir 21 173.9271 248.531 .637 . .913
Butir 22 173.9479 248.534 .590 . .913
Butir 23 174.1562 249.670 .398 . .915
Butir 24 174.3021 255.560 .271 . .916
Butir 25 174.6562 248.502 .522 . .913
Butir 26 173.6250 255.963 .544 . .914
Butir 27 174.1250 257.774 .191 . .916
Butir 28 174.4479 250.629 .494 . .914
Butir 29 173.8021 253.003 .499 . .914
Butir 30 173.7604 254.626 .421 . .915
Butir 31 173.6771 259.379 .181 . .916
Butir 32 173.8750 255.100 .341 . .915
Butir 33 175.0417 254.335 .286 . .916
Butir 34 174.0104 250.179 .551 . .913
Butir 35 173.7292 254.621 .527 . .914
Butir 36 174.2500 252.842 .365 . .915
Butir 37 173.8542 250.357 .704 . .913
Butir 38 173.7812 257.394 .237 . .916
Butir 40 174.5625 255.175 .266 . .916
Butir 41 174.3333 250.309 .405 . .915
Butir 42 174.4375 253.849 .304 . .916
Butir 43 173.6458 255.789 .526 . .914
Butir 44 173.6979 254.487 .505 . .914
Butir 45 174.0312 255.020 .327 . .915
Butir 46 173.9167 252.414 .560 . .914
Butir 47 173.8125 250.849 .579 . .913
Butir 48 173.6250 257.521 .446 . .915
Butir 49 173.8229 250.842 .636 . .913
Butir 50 174.5521 252.481 .348 . .915
Butir 51 174.0625 255.554 .278 . .916
Butir 52 174.1250 249.037 .526 . .913
Butir 53 173.7812 255.773 .414 . .915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Butir 54 174.5729 250.184 .439 . .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Uji Validitas III
Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Guru Yang Sesuai Dengan KI 2
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Butir 1 167.8646 246.350 .292 . .916
Butir 2 166.9062 246.233 .378 . .915
Butir 3 167.7708 247.063 .240 . .917
Butir 4 167.9896 247.063 .227 . .917
Butir 5 167.7500 242.611 .313 . .917
Butir 6 167.1667 238.793 .501 . .914
Butir 7 166.9167 241.109 .501 . .914
Butir 8 166.5938 246.475 .378 . .915
Butir 9 167.4688 246.188 .330 . .916
Butir 10 166.3958 251.336 .306 . .916
Butir 11 166.9479 242.913 .539 . .914
Butir 12 167.4375 241.680 .481 . .914
Butir 13 166.7604 243.489 .551 . .914
Butir 14 166.6771 245.926 .412 . .915
Butir 15 166.5104 246.105 .546 . .914
Butir 16 167.1250 244.132 .370 . .915
Butir 17 167.5729 242.689 .444 . .915
Butir 18 166.8958 247.547 .317 . .916
Butir 19 167.0521 247.587 .286 . .916
Butir 20 166.4167 246.793 .501 . .914
Butir 21 166.7083 241.451 .642 . .913
Butir 22 166.7292 241.505 .593 . .913
Butir 23 166.9375 242.586 .401 . .915
Butir 24 167.0833 248.414 .274 . .916
Butir 25 167.4375 241.322 .531 . .914
Butir 26 166.4062 248.938 .540 . .915
Butir 28 167.2292 243.736 .489 . .914
Butir 29 166.5833 246.182 .486 . .914
Butir 30 166.5417 247.977 .396 . .915
Butir 32 166.6562 248.165 .334 . .915
Butir 33 167.8229 247.031 .296 . .916
Butir 34 166.7917 243.051 .557 . .914
Butir 35 166.5104 247.537 .529 . .914
Butir 36 167.0312 246.178 .349 . .915
Butir 37 166.6354 243.287 .709 . .913
Butir 38 166.5625 250.501 .225 . .916
Butir 40 167.3438 248.165 .264 . .916
Butir 41 167.1146 243.071 .413 . .915
Butir 42 167.2188 246.825 .303 . .916
Butir 43 166.4271 248.668 .530 . .915
Butir 44 166.4792 247.326 .512 . .914
Butir 45 166.8125 248.112 .319 . .916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Butir 46 166.6979 245.455 .556 . .914
Butir 47 166.5938 244.181 .560 . .914
Butir 48 166.4062 250.328 .456 . .915
Butir 49 166.6042 243.821 .638 . .913
Butir 50 167.3333 245.530 .344 . .916
Butir 51 166.8438 248.449 .280 . .916
Butir 52 166.9062 241.896 .533 . .914
Butir 53 166.5625 248.607 .420 . .915
Butir 54 167.3542 243.010 .446 . .914
Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.916 .928 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.916 .928 51
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:chisquare
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .433 71.862 1 94 .000 .040 .011
The independent variable is Mahalanobis Distance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related