hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien hipertensi …
Post on 16-Oct-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI
DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD
PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI
SELATAN KOTA GUNUNGSITOLI
TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH
FYNCE SONIFATI DAELI
NIM : 131000502
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI
DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD
PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI
SELATAN KOTA GUNUNGSITOLI
TAHUN 2017
Skripsi ini diajukan sebagai
Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
FYNCE SONIFATI DAELI
NIM : 131000502
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN HIPERTENSI
DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI UPTD
PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN KOTA
GUNUNGSITOLI TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil
karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Medan, Oktober2017
Fynce Sonifati Daeli
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
iii
ABSTRAK
WHO (World Health Organization) mencatat pada tahun 2013 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus hipertensi yang terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia
terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan prevalensi hipertensi
di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013). Dan di Sumatera Utara
prevalensi hipertensi tahun 2013 sebesar 24,7%. Dinas Kesehatan Kota
Gunungsitoli mencatat ada sebanyak 3499 kasus hipertensi yang terjadi pada
tahun 2016. Penderita hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya hampir di
seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat global yang
berkontribusi terhadap beban penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kecacatan dan
kematian dini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan
rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 56 orang penderita
hipertensi dan teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.
Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil dari penelitian adalah kelompok umur 45-54 tahun (35,7%), jenis
kelamin perempuan (53,6%), pendidikan SMA (42,9%) dan pekerjaan
petani/nelayan/buruh (37,5%). Tingkat pengetahuan baik (67,9%), sikap cukup
(53,6%), upaya pengendalian hipertensi cukup (64,3%) dan dukungan keluarga
dan petugas kesehatan baik (58,9%). Hasil uji chi square menunjukkan variabel
yang berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi adalah pendidikan,
pekerjaan, pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dan petugas kesehatan
(p<0,05).
Disarankan untuk pihak puskesmas untuk meningkatkan program
pelaksanaan kesehatan, khususnya deteksi dini penyakit hipertensi sehingga dapat
dilakukan program penanggulangan secara cepat untuk menghindari hipertensi
yang lebih parah. Diharapkan masyarakat mengikuti program Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), yang berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:
melakukan olahraga 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan
memeriksakan kesehatan secara rutin.
Kata kunci : Hipertensi, pengetahuan, sikap, upaya pengendalian
Universitas Sumatera Utara
iv
ABSTRACT
WHO (World Health Organization) noted in 2013 at least a total of 839
million cases of hypertension that occur worldwide. In Indonesia there is an
increased prevalence of hypertension. Overall prevalence of hypertension in
Indonesia in 2013 amounted to 26.5% (basic health research, 2013). And in North
Sumatra the prevalence of hypertension in 2013 amounted to 24.7%. Health
Office of Gunungsitoli City noted there were 3499 cases of hypertension that
occurred in 2016. Patients with hypertension are increasing every year almost
worldwide and cause global public health problems that contribute to the burden
of heart disease, stroke, kidney failure, disability and premature death.
The type of this research is analytic quantitative research with cross
sectional design, with total sample of 56 people with hypertension and sampling
technique used is simple random sampling. Data analysis using chi square test.
The result of the research were 45-54 years old (35,7%), female gender
(53,6%), high school education (42,9%) and farmer / fisherman / laborer work
(37,5%). Good knowledge level (67,9%), sufficient attitude (53,6%), hypertension
control effort enough (64,3%) and support of family and good health officer
(58,9%). The result of chi square test showed that variables related to
hypertension control were education, occupation, knowledge, attitude and support
of family and health officer (p <0,05).
It is recommended for puskesmas to improve health implementation
program, especially early detection of hypertension disease so that can be done
program of fast countermeasures to avoid more severe hypertension. It is
expected that the community will participate in the Healthy Living Community
Movement (GERMAS) program, which focuses on three activities: exercise 30
minutes per day, consume fruits and vegetables; and routine health checks.
Key words : Hypertension, knowledge, attitude, control effort
Universitas Sumatera Utara
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN
HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN GUNUNGSITOLI SELATAN KOTA
GUNUNGSITOLI TAHUN 2017” skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui
kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan, bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.Untuk itu kritik dan saran
masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes selaku Ketua Departemen Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
vi
4. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.KM selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran, dukungan,
nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Namora Lumongga Lubis, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran,
dukungan, nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Dr. dr. Linda T Maas, MPH selaku dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
8. dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan akademik selama penulis mengikuti pendidikan di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh dosen dan staff di FKM USU khususnya Departemen Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku yang telah memberikan ilmu dan membantu
penulis menyelesaikan kepentingan administrasi selama masa perkuliahan.
10. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada
kedua orang tua penulis, yaitu Filifo Daeli dan Yurniwati Harefa yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil di setiap langkah penulis
selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
Universitas Sumatera Utara
vii
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam kemajuan ilmu
pengetahuan.
Medan, Oktober 2017
Penulis
Fynce Sonifati Daeli
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................... 5
1.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Pengetahuan ................................................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ...................................................................... 8
2.1.2 Klasifikasi Pengetahuan ..................................................................... 8
2.1.3 Tingkat Pengetahuan .......................................................................... 9
2.1.4 Faktor-faktor Yang Memperngaruhi Pengetahuan ............................. 10
2.2 Sikap ............................................................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Sikap ................................................................................. 13
2.2.2 Komponen Pokok Sikap ..................................................................... 14
2.2.3 Tingkatan Sikap .................................................................................. 14
2.2.4 Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sikap ............................. 15
2.3 Hipertensi ..................................................................................................... 17
2.3.1 Definisi Hipertensi .............................................................................. 17
2.3.2 Etiologi Hipertensi .............................................................................. 18
2.3.3 Klasifikasi Hipertensi ......................................................................... 20
2.3.4 Gejala Hipertensi ................................................................................ 20
2.3.5 Komplikasi Hipertensi ........................................................................ 21
2.3.6 Epidemiologi Hipertensi ..................................................................... 23
2.3.7 Faktor Risiko Hipertensi ..................................................................... 25
2.4 Penatalaksanaan Hipertensi ......................................................................... 30
2.4.1 Pengendalian Faktor Risiko ................................................................ 30
2.4.2 Terapi Farmakologis ........................................................................... 34
Universitas Sumatera Utara
ix
2.5 Landasan Teori ............................................................................................. 35
2.6 Kerangka Konsep ......................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 41
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 41
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................................... 41
3.3 Populasi Dan Sampel ................................................................................... 42
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 43
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 43
3.6 Variabel Dan Definisi Operasional .............................................................. 43
3.7 Aspek Pengukuran ....................................................................................... 45
3.8 Analisis Data ................................................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 51
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 51
4.2 Analisis Univariat ........................................................................................ 51
4.2.1 Karakteristik Umum ........................................................................... 52
4.2.2 Pengetahuan Responden ..................................................................... 54
4.2.3 Sikap Responden ................................................................................ 56
4.2.4 Upaya Pengendalian Hipertensi ......................................................... 59
4.2.5 Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan ..................................... 61
4.3 Analisis Bivariat ........................................................................................... 63
4.3.1 Umur Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................................. 63
4.3.2 Jenis Kelamin Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................... 64
4.3.3 Pendidikan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi ......................... 65
4.3.4 Pekerjaan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi ........................... 66
4.3.5 Pengetahuan Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi ....................... 67
4.3.6 Sikap Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi .................................. 68
4.3.7 Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehtan Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ..................................................................... 69
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 70
5.1 Karakteristik Umum Responden .................................................................. 70
5.2 Pengetahuan Responden .............................................................................. 72
5.3 Sikap Responden .......................................................................................... 74
5.4 Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan ............................................... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 70
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 70
6.2 Saran ............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN .
Universitas Sumatera Utara
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi .................................................................... 20
Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang ................................................................ 31
Tabel 2.3 Dampak Modifikasi Gaya Hidup Terhadap Tekanan Darah ......... 33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ..................... 52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ............ 53
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan .............. 53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tentang Hipertensi ......................................................................... 54
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang
Hipertensi ....................................................................................... 56
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang
Hipertensi ....................................................................................... 56
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Hipertensi ...... 58
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Upaya Pengendalian
Hipertensi ....................................................................................... 59
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Pengendalian
Hipertensi ....................................................................................... 60
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dan Petugas Kesehatan .................................................................. 61
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Dan
Petugas Kesehatan ......................................................................... 63
Tabel 4.13 Hubungan Umur Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian
Hipertensi ....................................................................................... 63
Tabel 4.14 Hubungan Jenis Kelamin Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ................................................................ 64
Tabel 4.15 Hubungan Pendidikan Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ................................................................ 65
Universitas Sumatera Utara
xi
Tabel 4.16 Hubungan Pekerjaan Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ................................................................ 66
Tabel 4.17 Hubungan Pengetahuan Pasien Hipertensi Dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi ................................................................ 67
Tabel 4.18 Hubungan Sikap Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian
Hipertensi ....................................................................................... 68
Tabel 4.19 Hubungan Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Dengan
Upaya Pengendalian Hipertensi ..................................................... 69
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku .............................. 38
Gambar 2.2 Kerang Konsep ............................................................................ 39
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ..................................................................................... 83
Lampiran 2 Master Data ................................................................................. 89
Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................ 101
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian .................................................................... 102
Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian ............................................................... 103
Lampiran 6 Output Data ................................................................................. 104
Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fynce Sonifati Daeli
Tempat Lahir : Gunungsitoli
Tanggal Lahir : 07 September 1995
Suku Bangsa : Nias
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Nama Ayah : Filifo Daeli
Suku Bangsa Ayah : Nias
Nama Ibu : Yurniwati Harefa
Suku Bangsa Ibu : Nias
Pendidikan Formal
1. SD/Tamat tahun : SD Negeri 070981 Fodo/2007
2. SLTP/Tamat tahun : SMP Negeri 1 Gunungsitoli/2010
3. SLTA/Tamat tahun : SMA Swasta Methodist 2 Medan/2013
4. Lama studi di FKM USU : 2013-2017
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi
tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases), diperkirakan sampai
tahun 2025 tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan
mempengaruhi 1,56 milyar penduduk di seluruh dunia. Di dunia, hampir 1 milyar
orang atau 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Tekanan darah tinggi
merupakan penyakit kronis yang bisa merusak organ tubuh manusia (Depkes RI,
2007).
WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29%
dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%)
dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di
negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
1 Universitas Sumatera Utara
2
Berdasarkan laporan WHO tahun 2013, Afrika Selatan menjadi Negara
yang memiliki tingkat hipertensi paling tinggi di dunia yaitu sebanyak 72% pada
orang dewasa yang usianya di atas 50 tahun. Tim peneliti yang dibentuk oleh
WHO yang bernama SAGE atau Strategic Advisory Group of Expert menemukan
prevalensi hipertensi pada hampir 72% orang dewasa di negara Rusia. Angka
prevalensi yang lebih rendah terdapat di beberapa negara seperti 58% di Meksiko,
57% di Ghana, 53% di China, serta 32% di India (WHO, 2013).
Di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi. Secara keseluruhan
prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 26,5% (Riskesdas, 2013).
Dan di Sumatera Utara prevalensi hipertensi tahun 2013 sebesar 24,7%
(Riskesdas, 2013). Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH)
menyebutkan, angka kematian di Indonesia mencapai 56 juta jiwa terhitung dari
tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi adalah
hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk Indonesia
(InaSH, 2014). Hal ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi pada masyarakat
belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka
menderita hipertensi.
Menurut National Basic Health Survey 2013, prevalensi hipertensi di
Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia 25-
34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64 tahun
45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %. Dengan
prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin jumlahnya
Universitas Sumatera Utara
3
bisa lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan karena hipertensi dan komplikasi
jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi tidak bergejala (InaSH,2014).
Berdasarkan survey awal peneliti terhadap angka kesakitan dari tahun ke
tahun dapat diketahui bahwa penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan
penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit nomor 5 terbanyak di Kota
Gunungsitoli dengan jumlah kasus sebanyak 3499 kasus (Profil Kesehatan Kota
Gungsitoli Tahun 2016), jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yang berjumlah
2480 kasus. Pada tahun 2016 UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
mencatat ada 627 kasus hipertensi yang terjadi di wilayah kerjanya. Data yang
terdapat di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan mencatat ada
sebanyak 125 pasien hipertensi pada bulan januari terjadi sampai dengan bulan
mei 2017.
Penelitian Situmorang (2014) menunjukkan bahwa faktor keturunan, pola
makan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, merupakan faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi pada penderita rawat inap di rumah sakit umum
sari mutiara medan. Sejalan dengan hasil Penelitian Syahrini (2012) menunjukkan
bahwa umur, obesitas, kebiasaan konsumsi garam, kebiasaan konsumsi makanan
berlemak merupakan faktor-faktor risiko hipertensi primer di puskesmas tlogosari
kulon kota semarang.
Hipertensi dapat dicegah dan dikontrol dengan membudayakan perilaku
hidup sehat. Perilaku hidup sehat antara lain seperti mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,
rendah lemak dan rendah natrium (kurang dari 6 gr natrium perhari), berolahraga
Universitas Sumatera Utara
4
secara teratur, istirahat yang cukup, berpikir positif, tidak merokok, dan tidak
mengonsumsi alkohol karena rokok dan alkohol dapat meningkatkan resiko
hipertensi. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat yang memadai tentang
hipertensi dan pencegahannya cenderung meningkatkan angka kejadian hipertensi
(Wahid, 2008).
Penelitian Nugraheni (2008) menunjukkan bahwa penatalaksanaan
hipertensi dalam upaya mencegah terjadinya hipertensi dengan mengendalikan
faktor determinan yaitu melakukan olahraga teratur, menurunkan asupan lemak,
menurunkan asupan natrium, meningkatkan asupan serat minimal, meningkatkan
asupan kalium, serta melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan adalah dengan
pencegahan terjadinya hipertensi bagi masyarakat secara umum dan pencegahan
kekambuhan pada penderita hipertensi pada khususnya. Pencegahan kekambuhan
ataupun pengendalian hipertensi perlu dilakukan oleh semua penderita hipertensi
agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah. Tetapi sayangnya
tidak semua penderita hipertensi dapat melakukan pengendalian terhadap
penyakitnya. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dan sikap penderita
hipertensi tentang pengendalian penyakitnya tidaklah sama.
Tingginya kasus hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, mungkin masyarakat sudah
mengetahui tentang penyakit hipertensi yang dideritanya tetapi tidak ada tindakan
upaya pengendalian yang dilakukannya, mungkin juga masyarakat memang tidak
mengetahui sama sekali kalau mereka menderita penyakit hipertensi. Hal inilah
Universitas Sumatera Utara
5
yang menjadi alasan peneliti mengambil judul hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
Hipertensi termasuk suatu kondisi yang dapat dicegah atau dikendalikan.
Namun dari hasil pengamatan data bahwa penderita hipertensi semakin meningkat
setiap tahunnya hampir di seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan
masyarakat global yang berkontribusi terhadap beban penyakit jantung, stroke,
gagal ginjal, kecacatan dan kematian dini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Pasien Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien
hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik umum (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan) pasien hipertensi di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.
3. Untuk mengetahui sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota
Gunungsitoli Tahun 2017.
1.4 Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien
hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli
Tahun 2017.
Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pasien hipertensi
dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai
pengetahuan dan sikap pasien dalam mengendalikan hipertensi untuk
menurunkan kasus hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan dan juga sebagai bahan masukkan dalam
pengambilan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
7
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi pada masyarakat
khususnya penderita hipertensi tentang pentingnya upaya pencegahan
ataupun pengendalian hipertensi, sehingga dapat menurunkan angka kasus
hipertensi dan mencegah kematian akibat hipertensi.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dan informasi
bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang hipertensi
secara lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan faktor dominan yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang, sebab dari hasil penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap
seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek di
ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tesebut.
2.1.2 Klasifikasi Pengetahuan
Riyanto (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat
8
Universitas Sumatera Utara
9
nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan
seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis
ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan
budaya bahkan bisa tidak disadari.
b. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2012), tahap pengetahuan di dalam domain
kognitif terdiri dari 6 tingkat, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari
atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi
Universitas Sumatera Utara
10
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru daru formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.
Universitas Sumatera Utara
11
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Riyanto (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun
nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah untuk menerima informasi.
b. Informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah
suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi
dengan tujuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
12
c. Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan
memengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecaahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman
belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan
Universitas Sumatera Utara
13
menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang kerjanya.
f. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2.2 Sikap
2.2.1 Pengertian Sikap
Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan suatu reaksi atau respons
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap adalah suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat
positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Sikap juga
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan objek psikologi. Sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus objek dan tidak langsung terlihat
yang berarti seseorang mempunyai kesiapan untuk bertindak, tetapi belum
melakukan aktifitas yang disebabkan oleh penghayatan pada suatu objek.
Thomas dan Znaniecki dalam Wawan dan Dewi (2010) menyatakan
bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang
murni dari individu (purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan
proses kesadaran yang sifatnya individual. Artinya proses ini terjadi secara
Universitas Sumatera Utara
14
subjektif dan unik pada diri setiap individu. Keunikan ini dapat terjadi oleh
adanya perbedaan individual yang berasal dari nilai-nilai dan norma yang ingin
dipertahankan dan dikelola oleh individu.
2.2.2 Komponen Pokok Sikap
Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek artinya
bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek artinya
bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut
terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
2.2.3 Tingakatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2012) menjelaskan berbagai tingkatan yakni
sebagai berikut :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
Universitas Sumatera Utara
15
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang itu
menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang
mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk
menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah
suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan
dari mertua atau orang tuanya sendiri.
2.2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap
Menurut Azwar (2013), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi
pembentukan sikap pada manusia, antara lain :
1. Pengalaman pribadi.
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Universitas Sumatera Utara
16
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah
dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau
seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan
sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman
dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
3. Pengaruh kebudayaan.
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah
menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
4. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Universitas Sumatera Utara
17
6. Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode.
Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol kontriksi. Kontriksi arteriol membuat darah
sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan
kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2011).
Menurut WHO (2013), hipertensi didefinisikan sebagai keadaan tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi sering
kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit
yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu (Vitahealth,
2006).
Universitas Sumatera Utara
18
2.3.2. Etiologi Hipertensi
A. Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan tekanan arteri
yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal
tanpa subjek yang jelas atau tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer
memiliki populasi kira-kira 90% dari seluruh pasien hipertensi. Beberapa faktor
diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini.
1. Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
2. Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi
untuk mengalami hipertensi.
3. Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Menurut Widharto (2007) sebenarnya,
bukanlah garam (garam dapur) yang tidak baik bagi tekanan darah, tetapi
kandungan natrium (Na) dalam darah yang dapat mempengaruhi tekanan
darah seseorang. Namun, Na yang masuk dalam darah secara berlebihan
dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah.
Meningkatkannya volume darah mengakibatkan meningkatnya tekanan
pada dinding pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa
darah semakin meningkat. Sebagian besar hipertensi juga disebabkan
Universitas Sumatera Utara
19
adanya penebalan dinding pembuluh arteri oleh lemak atau kolesterol. Jika
penderita hipertensi mengonsumsi makanan berlemak, kadar kolesterol
dalam darahnya dapat meningkat sehingga dinding pembuluh darah makin
menebal. Dampak yang semakin parah, pembuluh darah tersebut menjadi
tersumbat.
4. Berat badan
Obesitas (>25% di atas berat badan ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi. Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya
bekerja keras untuk membakar berlebihnya kalori yang masuk.
Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang
cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan
oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung
bekerja lebih keras. Dampaknya, tekanan darah orang gemuk cenderung
tinggi (Widharto, 2007).
5. Gaya hidup
Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah jika
gaya hidup tersebut menetap.
B. Hipertensi Sekunder atau non Esensial
Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10%
dari pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pemakaian pil
Universitas Sumatera Utara
20
KB). Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan
kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan
psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, luka bakar, dan stres
(Udjianti, 2011).
2.3.3 Klasifikasi Hipertensi
Penggolongan hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik (TDS) dan
tekanan darah diastolik (TDD), untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit
hipertensi tersebut maka ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC
(Europian Society of Cardiology) tahun 2013 dipakai batasan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik oleh ESH (Europian Society of Hypertension) dan ESC
(Europian Society of Cardiology) tahun 2013.
Sistolik Diastolik
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 >180 ≥110
Hipertensi terisolir ≥140 <90
2.3.4 Gejala Hipertensi
Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal ini
diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak menunjukkan tanda dan
gejala yang spesifik, sehingga orang seringkali mengabaikannya. Gejala-gejalanya
Universitas Sumatera Utara
21
itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-
debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan
mimisan.
Namun demikian, jika hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama
dan tidak mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti: sakit kepala,
kelelahan, mual, muntah, sesak napas, terengah-engah, pandangan mata kabur dan
berkunang-kunang. Terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki,
keluar keringat yang berlebihan, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut
jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang
menyebabkan gangguan psikologis seperti: emosional, gelisah dan sulit tidur (Ira,
2014).
2.3.5 Komplikasi Hipertensi
Menurut Corwin (2005) komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark
miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy-included
hypertension (PIH). Adapun komplikasi yang mungkin timbul tergantung pada
berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah dialami, adakah faktor-faktor
risiko lain dan bagaimana penyakit tersebut ditangani.
a. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik
yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.
Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah yang
Universitas Sumatera Utara
22
menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang
mengalami oklusi (Hacke, 2003).
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah
ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya anurisma (Corwin, 2005).
b. Infark miokardium
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat
hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan
perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga
terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan
bekuan (Corwin, 2005).
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang
progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian
yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal
Universitas Sumatera Utara
23
ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem renin
angiotensin aldosteron (RAA). Menurut Mansjoer (2001) hipertensi berisiko
4 kali lebih besar terhadap kejadian gagal ginjal bila dibandingkan dengan
orang yang tidak mengalami hipertensi.
d. Ensefalopati (kerusakan otak)
Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi
maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke
dalam ruang intersitium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron
disekitarnya kolaps yang dapat menyebabkan ketulian, kebutaan dan tak
jarang juga koma serta kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan
otak dengan hipertensi, bahwa hipertensi berisiko 4 kali terhadap kerusakan
otak dibandingkan dengan orang yang tidak menderita hipertensi (Corwin,
2005).
2.3.6 Epidemiologi Hipertensi
a. Berdasarkan orang
Hipertensi lebih sering terjadi pada pria usia 31 tahun ke atas
sedangkan pada wanita terjadi pada usia 45 tahun (setelah menopause). Di
jawa barat prevalensi hipertensi pada laki-laki sekitar 23,1% sedangkan pada
wanita sekitar 6,5%. Pada usia 50-59 tahun prevalensi hipertensi pada laki-
laki sekitar 53,8% sedangkan pada wanita sekitar 29% dan pada usia lebih
dari 60 tahun prevalensi hipertensi sekitar 64,5% (Suryati, 2005).
Universitas Sumatera Utara
24
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi
hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas secara nasional mencapai
25,8%. Berdasarkan kelompok umur paling tinggi terdapat pada kelompok
umur 75 tahun ke atas yaitu 63,8%, di ikuti umur 65-74 tahun sebesar 57,6%.
Berdasarkan jenis kelamin prevalensi hipertensi pada laki-laki sebesar 22,8%
dan pada perempuan sebesar 28,8%.
Menurut Bustan (2007), berdasarkan suku dan ras bahwa orang hitam di
Amerika mempunyai prognosis yang lebih jelek dibandingkan dengan orang
berkulit putih.
b. Berdasarkan tempat
Hasil pengkuran tekanan darah yang diperoleh dari Riskesdas (2007)
menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan
(39,6%) dan terendah Papua Barat (20,1%). Provinsi Jawa Timur (37,4%),
Bangka Belitung (37,2%), Sulawesi Tengah (36,6%), DI Yokyakarta
(35,8%), Sulawesi Barat (33,9%), Kalimantan Tengah (33,6%) dan Nusa
Tenggara Barat (32,4%), merupakan proinsi yang mempunyai prevalensi
hipertensi lebih tnggi dari angka nasional (31,7%).
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia
adalah 26,5%, prevalensi mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar
31,7%. Provinsi yang paling tinggi adalah Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimatan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%)
dan prevalensi yang paling kecil adalah Papua (16,8%).
Universitas Sumatera Utara
25
c. Berdasarkan waktu
Para penderita penyakit hipertensi berdasakan waktu berbeda setiap
tahunnya. Studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tanggga (SKRT,
2001), menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami peningkatan
dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995, naik menjadi 110 per 1000
penduduk tahun 2001. Berdasarkan laporan Riskesdas 2007 prevalensi
hipertensi di Indonesia 31,7 % dari total penduduk dewasa, sedangkan tahun
2013 mengalami penurunan menjadi 26,5%.
2.3.7 Faktor Risiko Hipertensi
a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin
besar resiko terkena hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai resiko
terkena hipertensi, dengan bertambahnya usia resiko terkena hipertensi lebih
besar sehingga prevalesi hipertensi dikalangan usia lanjut lebih tinggi yaitu
umur diatas 75 tahun 63,8% diikuti usia 65-74 tahun (57,6%), usia 55-64
tahun (45,9%) (Riskesdas, 2013). Kategori untuk pengelompokkan umur
pada penelitian ini menggunakan pengelompokkan umur berdasarkan
Riskesdas 2013, yaitu : 15-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun,
55-64 tahun dan ≥65 tahun.
2. Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio
Universitas Sumatera Utara
26
sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki
gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan
dengan wanita. Namun, setelah memasuki manopause, prevalensi hipertensi
pada wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada
wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor
hormonal. Prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada riskesdas
2007 maupun riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (Depkes, 2014)
3. Keturunan atau Genetika
Seseorang cenderung menderita tekanan darah tinggi bila kedua
orangtuanya juga menderita tekanan darah tinggi. Penelitian menunjukkan
bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah
orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah. Hal ini menunjukkan
bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti
makanan atau status sosial), berperan besar dalam menentukan tekanan darah
(Palmer, A & William, B, 2005). Riwayat keluarga yang menunjukkan
adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko paling kuat
bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa datang.
b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
1. Konsumsi Garam
Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan
volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti
Universitas Sumatera Utara
27
oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan
hemodinamik yang normal (Sheps, 2005). Hipertensi hampir tidak pernah
ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam minimal. Asupan garam
kurang dari 3 gram per hari menyebabkan prevalensi hipertensi rendah,
sedangkan apabila asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi
hipertensi menngkat menjadi 15-20%. Konsumsi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram perhari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400
mg/hari.
2. Konsumsi lemak jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga
meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan
yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah (Sheps,
2005).
3. Alkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat
cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum
diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau
terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang
tidak minum atau minum sedikit. Mekanisme peningkatan tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
28
akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol
dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah
berperan dalam meingkatkan tekanan darah. Diperkirakan konsumsi alkohol
berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi.
Mengkonsumsi 3 gelas atau lebih minuman beralkohol setiap hari
meningkatkan risiko menderita hipertensi sebesar 2 kali.
4. Obesitas
Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan
lemak yang berlebihan dijaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan
terjadinya beberapa penyakit. Obesitas merupakan ciri khas penderita
hipertensi. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang
yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%
memiliki berat badan lebih (overweight) (Depkes, 2006).
5. Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan
kemungkinan timbulnya obesitas jika asupan garam juga bertambah akan
memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan
risiko hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang
tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung lebih tinggi
Universitas Sumatera Utara
29
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan
yang dibebankan pada arteri (Sheps, 2005).
Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk tubuh
dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Latihan
aerobik sedang selama 30 menit sehari selama beberapa hari setiap minggu
dapat menurunkan tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol
tekanan darah adalah berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan aerobik
(Palmer, A & William, B, 2005).
6. Stres
Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi
antara individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk
mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber daya
(biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri seseorang (Depkes, 2006).
Hubungan antara stren dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila
stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap
tinggi (Nurkhalida, 2003).
7. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses
artereosklerosis dan tekanan darah tinggi. Merokok juga meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
30
denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko
kerusakan pada pembuluh darah arteri (Depkes, 2006).
2.4 Penatalaksanaan Hipertensi
Tatalaksana hipertensi meliputi non farmakologis dan farmakologis.
Tatalaksana non farmakologis meliputi modifikasi gaya hidup, upaya ini dapat
menurunkan tekanan darah atau menurunkan ketergantungan penderita hipertensi
terhadap pengunaan obat-obatan. Sedangkan tatalaksana farmakologis umumnya
dilakukan dengan memberikan obat-obatan antihipertensi di Puskesmas. Apabila
upaya non farmakologis belum mampu mencapai hasil yang diharapkan,
Puskesmas bisa merujuk pasien ke pelayanan kesehatan sekunder yaitu rumah
sakit (Depkes, 2013).
2.4.1 Pengendalian Faktor Resiko
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah. Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan
mengendalikan hipertensi adalah :
1. Makan gizi seimbang
Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Prinsip diet yang dianjurkan adalah gizi seimbang:
membatasi gula, membatasi konsumsi garam, makan cukup buah, makan
sayuran, makan kacang-kacangan, biji-bijian, makanan rendah lemak
jenuh, menggantinya dengan unggas dan ikan.
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 2.2 Pedoman Gizi Seimbang
Garam
- Batasi garam < 5 gram (1 sendok
teh perhari)
- Kurangi garam saat memasak
- Membatasi makanan olahan dan
cepat saji
Buah-buahan dan sayuran
- 5 porsi (400-500 gram) buah-
buahan dan sayuran perhari.
(satu porsi setara dengan 1 buah
jeruk, apel, mangga, pisang, atau 3
sendok makan sayur yang sudah
dimasak).
Makanan Berlemak
- Batasi daging berlemak, minyak
susu dan minyak goreng (1,5-3
sendok makan perhari).
- Ganti daging lainnya dengan
ayam (tanpa kulit)
Ikan
- Makan ikan sedikitnya 3 kali
perminggu
- Utamakan ikan berminyak
seperti tuna, makarel, salmon
2. Mengatasi Obesitas/menurunkan kelebihan berat badan
Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak
dilaporkan. Upayakan untuk menurunkan berat badan sehingga mencapai
IMT normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang < 90 cm untuk laki-laki
atau < 80 cm untuk perempuan.
3. Melakukan olahraga secara teratur
Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit (sejauh 3 kilometer) lima kali perminggu, dapat menurunkan TDS 4
mmHg dan TDD 2,5 mmHg. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga
dan hypnosis dapat mengontrol sistem syaraf sehingga dapat menurunkan
tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
32
4. Berhenti merokok
Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan
kebiasaan merokok. Beberapa metode yang secara umum dicoba adalah
sebagai berikut:
a. Inisiatif sendiri
Banyak perokok menghentikan kebiasaannya atas inisiatif sendiri, tanpa
pertolongan pihak luar. Metode ini banyak menarik para perokok
karena hal-hal berikut:
- Dapat dilakukan secara diam-diam
- Program diselesaikan dengan tingkat dan jadwal sesuai kemauan
- Tidak perlu menghadiri rapat-rapat penyuluhan
b. Menggunakan permen yang mengandung nikotin
Kecanduan nikotin membuat perokok sulit meninggalkan rokok.
Permen nikotin dapat mengurangi penggunaan rokok. Ada jangka
waktu tertentu untuk menggunakan permen ini, dan selama
menggunakan permen, penderita dilarang merokok. Dengan demikian,
diharapkan perokok sudah berhenti merokok secara total sesuai jangka
waktu yang ditentukan.
c. Kelompok program
Beberapa orang mendapatkan manfaat dari dukungan kelompok
berhenti merokok. Para anggota kelompok dapat saling member nasehat
dan dukungan. Program ini banyak yang berhasil, tetapi memerlukan
Universitas Sumatera Utara
33
biaya dan waktu untuk menghadiri pertemuan-pertemuan, sehingga
menyebabkan keengganan untuk bergabung.
5. Mengurangi konsumsi alkohol
Satu studi meta-analisis menunjukkan bahwa kadar alkohol
seberapapun, akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi alkohol pada
penderita hipertensi yang biasa minum alkohol, akan menurunkan TDS
rata-rata 3,8 mmHg. Dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang
alkohol, hendaknya dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
- Pantang alkohol harus dipertehankan (jangan mulai minum alkohol)
- Jangan menganjurkan untuk mulai mengkonsumsi alkohol demi alasan
kesehatan
- Batasi konsumsi alkohol untuk laki-laki maksimal 2 unit perhari dan
untuk perempuan 1 unit perhari, jangan lebih dari 5 hari minum
perminggu.
Satu unit = setengah gelas bir (5% alkohol), 100 ml anggur (10%
alkohol), 25 ml minuman 40% alkohol.
Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, diharapkan terjadi penurunan
tekanan darah sebagai terlihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Dampak modifikasi gaya hidup terhadap penurunan tekanan darah
Modifikasi Rekomendasi Penurunan TD (mmHg)
Berat badan Pertahan IMT 18,5-22,9 kg/m2 5-20mmHg/ penurunan
10 kg
Diet sehat Konsumsi sayur dan buah cukup,
hindari lemak
8-14 mmHg
Universitas Sumatera Utara
34
Batasi garam Konsumsi garam < 1 sendok teh
kecil
2-8 mmHg
Aktifitas fisik Olahraga teratur: jalan kaki 30-45
menit (3km)/hari – 5 kali
perminggu
4-9 mmHg
Batasi Alkohol Laki-laki : 2 unit minuman/hari
Perempuan : 1 unit minuman/hari
2-4 mmHg
2.4.2 Terapi farmakologis
Penganan hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan,
kompikasi dan kematian akibat hipertensi. Terapi farmakologis hipertensi dapat
dilakukan di pelayanan strata primer atau puskesmas, sebagai penangan awal.
Berbagai penelitian klinik membuktikan, bahwa obat anti hipertensi yang
diberikan tepat waktu, dapat menurunkan kejadian stroke hingga 35-40%, infark
miokard 20-25%, dan gagal jantung lebih dari 50%.
Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal yang mempunyai masa
kerja panjang sehingga dapat diberikan sekali sehari dan dosisnya dititrasi. Obat
berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan pertama
perjalanan terapi.
Pemilihan atau kombinasi obat anti hipertensi yang cocok bergantung pada
keparahan hipertensi dan respon penderita terhadap obat. Beberapa prinsip
pemberian obat anti hipertensi perlu diingat, yaitu:
1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan
penyebabnya.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Pengobatan hipertensi essensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya
komplikasi.
3. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
antihipertensi.
4. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan
seumur hidup.
5. Jika tekanan darah terkontrol maka pemberian obat hipertensi di puskesmas
dapat diberikan disaat kontrol dengan catatan obat yang diberikan untuk
pemakaian selama 30 hari bila tanpa keluhan baru.
6. Untuk penderita hipertensi yang baru didiagnosis (kunjungan pertama) maka
diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam sebulan atau seminggu
sekali, apabila tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 100
mmHg sebaiknya diberikan terapi kombinasi setelah kunjungan kedua (dalam
dua minggu) tekanan darah tidak dapat dikontrol.
7. Pada kasus hipertensi emergensi atau urgensi tekanan darah tidak dapat
terkontrol setelah pemberian obat pertama langsung diberikan terapi
farmakologis kombinasi, bila tidak dapat dilakukan rujukan.
2.5 Landasan Teori
Model PRECEDE dikembangkan pada tahun 1970 oleh Green dan
rekannya (Green, Kreuter, Deeds, and Partridge, 1980). Akronimnya adalah
singkatan dari Predisposing, Reinforcing, dan Enabling Constructs in
Educational/Environmental Diagnosis and Evaluation. PRECEDE didasarkan
Universitas Sumatera Utara
36
pada premis bahwa, sama seperti diagnosis medis mendahului rencana perawatan,
Jadi sebaiknya diagnosa pendidikan mendahului rencana intervensi. Pendekatan
ini ditujukan pada kekhawatiran di antara beberapa profesional bahwa pendidikan
kesehatan difokuskan terlalu banyak pada pelaksanaan program dan terlalu sedikit
dalam merancang intervensi yang direncanakan secara strategis untuk memenuhi
kebutuhan yang ditunjukkan.
Pada tahun 1991, PROCEED (Policy, Regulatory, and Organizational
Constructs in Educational and Environmental Development) ditambahkan ke
dalam kerangka untuk mengenali pentingnya faktor lingkungan sebagai penentu
perilaku kesehatan dan kesehatan. Sebagai penghargaan atas dampak "lifestyle"
(yaitu, pola perilaku terkait kesehatan) pada kesehatan tumbuh, demikian juga
pengakuan bahwa perilaku ini, seperti merokok dan minum, dipengaruhi oleh
kekuatan kuat di luar individu, seperti industri, media, politik, dan ketidaksetaraan
sosial.
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) bahwa perilaku
kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor
pendukung dan faktor penguat.
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-
nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang ibu mau membawa anaknya ke
posyandu, karena tahu bahwa di posyandu akan dilakukan penimbangan anak
Universitas Sumatera Utara
37
untuk mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini
ibu tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke posyandu.
b. Faktor Pendukung (enabling factors)
Faktor-faktor yang mendukung atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya: puskesmas, posyandu,
rumah sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah
raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang
sudah tahu masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan
air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Tetapi
apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk mengadakan fasilitas itu semua,
maka dengan terpaksa buang air besar di kali/kebun menggunakan air kali untuk
keperluan seharihari, dan sebagainya.
c. Faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Faktor
penguat ini terwujud dalam sikap dan perilaku keluarga atau petugas kesehatan
yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Karenanya,
petugas kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai kesehatan. Selain itu perilaku keluarga dan tokoh masyarakat juga dapat
menjadi panutan orang lain untuk berperilaku sehat. Kadang-kadang meskipun
orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi mereka tidak
melakukannya. Contohnya seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil dan di
dekat rumahnya ada polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau melakukan
Universitas Sumatera Utara
38
periksa hamil karena ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa
hamil namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku sehat
memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku
(Lawrence W. Green)
Faktor Pendukung :
1. Adanya Puskesmas
2. Adanya Obat-obatan
3. Keterjangkauan Sumber
Faktor Penguat :
1. Keluarga
2. Petugas Kesehatan
3. Masyarakat
Perilaku
Faktor Predisposisi :
1.Pengetahuan
2.Sikap
3.Kepercayaan
4.Keyakinan
5.Nilai-nilai
Universitas Sumatera Utara
39
2.6 Kerangka Konsep
Berdasarkan beberapa kajian teori yang telah dibahas, maka kerangka
konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan
: Area yang di teliti
: Area yang tidak diteliti
Faktor Predisposisi
Karakteristik umum pasien
hipertensi :
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan
Tingkat pengetahuan
Sikap pasien hipertensi
Upaya
pengendalian
hipertensi
Faktor Penguat
Dukungan Keluarga dan
Petugas kesehatan
Faktor Pendukung
Sarana dan Prasarana
Universitas Sumatera Utara
40
Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Dari skema diatas dapat
dilihat berdasarkan teori Green, yaitu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Dalam
penelitian ini akan dilihat karakteristik umum pasien hipertensi yang meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan serta tingkat pengetahuan dan
sikap pasien hipertensi yang merupakan faktor predisposisi. Untuk faktor penguat
yang akan diteliti yaitu bagaimana dukungan keluarga dan petugas kesehatan
terhadap pasien hipertensi dalam upaya pengendalian hipertensi yang
dilakukannya. Untuk faktor pendukung yang meliputi sarana dan prasarana
menjadi batasan penelitian atau tidak diteliti oleh peneliti. Peneliti merasa faktor
pendukung yang merupakan sarana dan prasarana seperti jarak ke puskesmas
mampu dijangkau oleh pasien hipertensi dan ketersediaan obat di puskesmas tetap
diperhatikan sehingga tidak ada pasien yang tidak mendapatkan obat.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif bersifat analitik melalui
pendekatan cross-sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli dengan alasan:
1. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan ada sebanyak 627 kasus
hipertensi pada tahun 2016 di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan.
2. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3. Adanya kemudahan dan dukungan dari pihak UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan untuk melakukan penelitian tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2017 sampai dengan selesai.
41
Universitas Sumatera Utara
42
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 125 pasien hipertensi yang
berkunjung di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil di seluruh objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling sampai
jumlah sampel tercapai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, yaitu
a. Bersedia menjadi responden
b. Penderita hipertensi
Besar sampel digunakan dengan menggunakan rumus besar sampel
untuk uji hipotesis satu proporsi dari rumus Slovin, yaitu :
n =
Keterangan :
n = Besar sampel minimum
e = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian ini dipakai e = 0,1
N = Jumlah populasi
Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pasien
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan adalah berjumlah
125 orang maka didapati besar sampel sebanyak 56 orang.
Universitas Sumatera Utara
43
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan
kuesioner yang diajukan kepada pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil kesehatan kota Gunungsitoli tahun
2016, UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Studi Pustaka dan
Internet.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
3.6 Variabel dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik umum
pasien hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, tingkat
pengetahuan hipertensi, dan sikap pasien hipertensi dan variabel dependennya
adalah upaya pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
44
3.6.2 Definisi Operasional
1. Karakteristik umum pasien hipertensi adalah ciri umum yang dimiliki oleh
pasien hipertensi diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan.
a. Umur adalah rentang hidup responden dari lahir sampai saat penelitian
yang dihitung berdasarkan tanggal lahir pada kartu identitas.
b. Jenis kelamin adalah karakteristik biologis responden berdasarkan hasil
konfirmasi menggunakan kartu identitas dan pengamatan langsung
terhadap ciri-ciri fisik responden.
c. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh
responden berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki.
d. Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan responden yang
menghasilkan uang.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden
mengenai hipertensi.
3. Sikap adalah pandangan, perasaan atau penilaian baik positif maupun
negatif responden mengenai hipertensi.
4. Pengendalian hipertensi adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh
responden untuk mengendalikan berbagai macam faktor risiko sehingga
dapat menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.
5. Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan adalah keterlibatan anggota
keluarga dan petugas kesehatan untuk memotivasi penderita hipertensi
dalam mengendalikan penyakitnya.
Universitas Sumatera Utara
45
3.7 Aspek Pengukuran
1. Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan responden menggunakan skala interval,
dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Pengetahuan diukur melalui 15 pertanyaan dalam kuesioner.
B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, dan responden diminta memilih
1 jawaban dari setiap pertanyaan.
C. Jawaban yang dipilih responden atas 15 pertanyaan akan
dijumlahkan, berdasarkan jawaban benar atau salah.
D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan:
a. Benar, diberi nilai 1
b. Salah, diberi nilai 0
Dari 15 pertanyaan, pertanyaan nomor 1-15 skor tertinggi yang diperoleh
adalah 15. Aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai yang ada dapat
diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:
A. Tingkat pengetahuan baik responden dapat menjawab pertanyaan
dengan benar apabila skor jawaban > 75% dari nilai tertinggi (11-15).
B. Tingkat pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab
pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75% dari nilai
tertinggi (6-10).
C. Tingkat pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab
pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban dari nilai tertinggi
<40% (<6). (Azwar, 2012).
Universitas Sumatera Utara
46
2. Pengukuran Sikap
Untuk mengukur sikap responden diberikan pertanyaan yang dinilai
berdasarkan skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Sikap diukur melalui 10 pertanyaan dengan kuesioner.
B. Setiap pernyataan tersedia 4 jawaban, dan hanya 1 jawaban yang
harus dipilih responden.
C. Pertanyaan terdiri dari 8 pertanyaan positif dan 2 pertanyaan negatif.
Setiap jawaban dari pertanyaan positif diberi nilai dengan ketentuan:
a. Sangat setuju, diberi nilai 4
b. Setuju, diberi nilai 3
c. Tidak setuju, diberi nilai 2
d. Sangat tidak setuju, diberi nilai 1
Sebaliknya, setiap jawaban dari pertanyaan negatif diberi nilai dengan
ketentuan:
a. Sangat setuju, diberi nilai 1
b. Setuju, diberi nilai 2
c. Tidak setuju, diberi nilai 3
d. Sangat tidak setuju, diberi nilai 4
Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang
diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu
pada persentase berikut :
A. Tingkat sikap baik responden dapat menjawab pertanyaan dengan
benar apabila skor jawaban > 75% dari nilai tertinggi (30-40).
Universitas Sumatera Utara
47
B. Tingkat sikap cukup bila responden dapat menjawab pertanyaan
dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi (16-
29).
C. Tingkat sikap kurang bila responden dapat menjawab pertanyaan
dengan benar apabila skor jawaban dari nilai tertinggi <40% (< 16)
(Azwar, 2012).
3. Upaya pengendalian hipertensi
Pengukuran variabel upaya pengendalian hipertensi menggunakan skala
interval dengan ketentuan sebagai berikut :
A. Upaya pengendalian diukur melalui 10 pertanyaan dalam kuesioner.
B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, yaitu : Selalu, Kadang-kadang
dan Tidak pernah; responden diminta memilih 1 jawaban dari setiap
pertanyaan.
C. Jawaban yang dipilih responden atas 10 pertanyaan akan
dijumlahkan, berdasarkan kategori jawaban selalu, kadang-kadang dan
tidak pernah.
D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan :
a. Selalu, diberi nilai 3
b. Kadang-kadang, diberi nilai 2
c. Tidak pernah, diberi nilai 1
Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang
diperoleh adalah 30. Cara menentukan kategori upaya pengendalian
hipertensi responden mengacu pada persentase berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
A. Tingkat upaya pengendalian hipertensi baik bila responden dapat
menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban > 75% dari
nilai tertinggi (23-30).
B. Tingkat upaya pengendalian hipertensi cukup bila responden dapat
menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban 40% - 75%
dari nilai tertinggi (12-22).
C. Tingkat upaya pengendalian hipertensi kurang bila responden dapat
menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban dari nilai
tertinggi <40% (<12). (Azwar, 2012).
4. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan
Pengukuran variabel dukungan keluarga dan petugas kesehatan
menggunakan ketentuan sebagai berikut:
A. Upaya pengendalian diukur melalui 10 pertanyaan dalam kuesioner.
B. Setiap pertanyaan tersedia 3 jawaban, yaitu : Selalu, Kadang-kadang
dan Tidak pernah; responden diminta memilih 1 jawaban dari setiap
pertanyaan.
C. Jawaban yang dipilih responden atas 10 pertanyaan akan
dijumlahkan, berdasarkan kategori jawaban selalu, kadang-kadang dan
tidak pernah.
D. Setiap jawaban diberi nilai dengan ketentuan :
a. Selalu, diberi nilai 3
b. Kadang-kadang, diberi nilai 2
c. Tidak pernah, diberi nilai 1
Universitas Sumatera Utara
49
Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang
diperoleh adalah 30. Cara menentukan kategori upaya pengendalian
hipertensi responden mengacu pada persentase berikut :
A. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan baik bila responden
dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor jawaban >
75% dari nilai tertinggi (23-30).
B. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan cukup bila
responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor
jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi (12-22).
C. Tingkat dukungan keluarga dan petugas kesehatan kurang bila
responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar apabila skor
jawaban dari nilai tertinggi <40% (<22). (Azwar, 2012).
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan
program komputer statistik untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan variabel dependen dengan variabel
independen, dan menggunakan empat tahapan yaitu editing, coding, entry data
dan cleaning. Analisis data dalam penelitian ini mencakup:
1. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal
variabel-variabel dependen dan independen dalam bentuk distribusi
frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
50
2. Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan
dua variabel menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan dalam
p value hitung yang diharapkan.
a. Ho ditolak jika p < 0,05 maka ada pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen.
b. Terima Ho jika p > 0,05 maka tidak ada pengaruh diantara variabel
independen dengan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian
UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan terletak di Jalan Arah
Pelud Binaka, Desa Fodo. Secara geografis UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan mempunyai luas wilayah 56 Km2. UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan berjarak ± 6 KM dari pusat kota Gunungsitoli
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Gunungsitoli.
2. Sebelah timur berbatasan dengan pantai samudera Indonesia.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gunungsitoli Idanoi.
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Hiliserangkai.
UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan mencakup 15 desa,
dengan jumlah penduduk sebanyak 14.439 jiwa yang terdiri dari 3.438 kepala
keluarga. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki tercatat sebanyak 7.013
jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan tercatat sebanyak 7.426 jiwa.
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yaitu karakteristik umum pasien hipertensi (umur, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan), tingkat pengetahuan pasien hipertensi, sikap
pasien hipertensi, upaya pengendalian hipertensi dan dukungan keluarga serta
51
Universitas Sumatera Utara
52
dukungan petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan.
4.2.1 Karakteristik Umum
Responden dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berjumlah
sebanyak 56 responden. Data karakteristik umum yang diambil adalah umur, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
1. Umur
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
No Umur n %
1 35-44 Tahun 8 14,3
2 45-54 Tahun 20 35,7
3 55-64 Tahun 13 23,2
4 ≥ 65 Tahun 15 26,8
Jumlah 56 100
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden
yang berumur 35-44 tahun ada sebanyak 8 responden (14,3%), 45-54 tahun ada
sebanyak 20 responden (35,7%), 55-64 tahun ada sebanyak 13 responden (23,2%)
dan responden yang ≥ 65 tahun ada sebanyak 15 responden (26,8%).
2. Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin n %
1 Laki-laki 26 46,4
2 Perempuan 30 53,6
Jumlah 56 100
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden
diketahui yang berjenis kelamin laki-laki ada sebanyak 26 responden (46,4%) dan
yang berjenis kelamin perempuan ada sebanyak 30 responden (53,6%).
Universitas Sumatera Utara
53
3. Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan n %
1 Tidak Sekolah 11 19,6
2 SD 12 21,4
3 SMP 6 10,7
4 SMA 24 42,9
5 Perguruan Tinggi 3 5,4
Jumlah 56 100
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden
diketahui bahwa yang tidak sekolah ada sebanyak 11 responden (19,6%), yang
berpendidikan SD ada sebanyak 12 responden (21,4%), yang berpendidikan SMP
ada sebanyak 6 responden (10,7%), yang berpendidikan SMA ada sebanyak 24
responden (24,9%) dan yang berpendidikan perguruan tinggi ada sebanyak 3
responden (5,4%).
4. Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
No Pekerjaan n %
1 Tidak Bekerja 10 17,9
2 PNS 16 28,6
3 Wiraswasta 7 12,5
4 Petani/Nelayan/Buruh 21 37,5
5 Lainnya 2 3,6
Jumlah 56 100
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 56 responden
diketahui bahwa responden yang tidak bekerja ada sebanyak 10 responden
(17,9%), yang bekerja sebagai PNS ada sebanyak 16 responden (28,6%), yang
bekerja wiraswasta ada sebanyak 7 responden (12,5%), yang bekerja sebagai
petani/nelayan/buruh ada sebanyak 21 responden (37,5%) dan yang bekerja
lainnya ada sebanyak 2 responden (3,6%).
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.2 Pengetahuan Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang
pengetahuan kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan Benar
n %
Salah
n %
1 Hipertensi disebut juga sebagai penyakit 50 89,3 6 10,7
2 Berapa tekanan darah normal? 36 64,3 20 35,7
3 Berapa tekanan darah tinggi? 44 78,6 12 21,4
4 Penyakit darah tinggi merupakan penyakit
keturunan
14 25,0 42 75,0
5 Semakin bertambah umur, tekanan darah semakin
bertambah
19 33,9 37 66,1
6 Penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur 17 30,4 39 69,6
7 Yang merupakan gejala darah tinggi adalah 24 42,9 32 57,1
8 Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat
diubah?
14 25,0 42 75,0
9 Apakah komplikasi dari penyakit hipertensi? 16 28,6 40 71,4
10 Bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi? 21 37,5 35 62,5
11 Kapan harus meminum obat hipertensi? 19 33,9 37 66,1
12 Berikut ini makanan yang dapat menyebabkan
darah tinggi
28 50,0 28 50,0
13 Kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah
tinggi
18 32,1 38 67,9
14 Kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah
tinggi
29 51,8 27 48,2
15 Kebiasaaan yang dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi
32 57,1 24 42,9
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang
hipertensi pada pertanyaan hipertensi disebut juga sebagai penyakit, responden
yang menjawab dengan benar ada sebanyak 50 responden (89,3%). Berdasarkan
pertanyaan berapa tekanan darah normal, responden yang menjawab dengan benar
ada sebanyak 36 responden (64,3%). Berdasarkan pertanyaan berapa tekanan
Universitas Sumatera Utara
55
darah tinggi, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 44 responden
(78,6%). Berdasarkan pertanyaan penyakit darah tinggi merupakan penyakit
keturunan, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 14 responden
(25,0%). Berdasarkan pertanyaan semakin bertambah umur tekanan darah
semakin bertambah, responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 19
responden (33,9%).
Pertanyaan tentang penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur,
responden yang menjawab dengan benar ada sebanyak 17 responden (30,4%).
Berdasarkan pertanyaan yang merupakan gejala darah tinggi adalah, responden
yang menjawab dengan benar ada sebanyak 24 responden (42,9%). Berdasarkan
pertanyaan apakah faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah, responden
yang menjawab dengan benar ada sebanyak 14 responden (25,0%). Berdasarkan
pertanyaan apakah komplikasi dari penyakit hipertensi, responden yang menjawab
dengan benar ada sebanyak 16 responden (28,6%). Berdasarkan pertanyaan
bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi, responden yang menjawab
dengan benar ada sebanyak 21 responden (37,5%).
Pertanyaan tentang kapan harus meminum obat hipertensi, responden yang
menjawab benar ada sebanyak 19 responden (33,9%). Berdasarkan pertanyaan
berikut ini makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi, responden yang
menjawab dengan benar ada sebanyak 28 responden (50,0%). Berdasarkan
pertanyaan kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah tinggi, responden
yang menjawab dengan benar ada sebanyak 18 responden (32,1%). Berdasarkan
pertanyaan kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah tinggi, responden yang
Universitas Sumatera Utara
56
menjawab dengan benar ada sebanyak 29 responden (51,8%). Berdasarkan
pertanyaan kebiasaan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, responden
yang menjawab dengan benar ada sebanyak 32 responden (57,1%).
Penilaian terhadap pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dan
upaya pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut ini
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Tingkat Pengetahuan n %
1 Baik 38 67,9
2 Cukup 13 23,2
3 Kurang 5 8,9
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan
responden tentang hipertensi dan upaya pengendaliannya berada pada kategori
baik yaitu 38 responden (67,9%).
4.2.3 Sikap Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang
sikap kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap tentang
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan SS S TS STS
n % n % n % n %
1 Jika merasa pusing dan tengkuk
terasa berat dalam jangka waktu
yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan terdekat.
29 51,8 26 46,4 1 1,8
2 Penderita hipertensi sebaiknya
memeriksakan tekanan darah
17 30,4 38 67,9 1 1,8
Universitas Sumatera Utara
57
secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan.
3 Kurang istirahat dan banyak
beban pikian dapat menyebabkan
tekanan darah meningkat.
17 30,4 30 53,6 8 14,3 1 1,8
4 Penderita tekanan darah tinggi
boleh melakukan olahraga ringan
seperti jogging dan senam
10 17,9 20 35,7 25 44,6 1 1,8
5 Konsumsi garam tidak perlu
dihindari bagi penderita
hipertensi.
1 1,8 5 8,9 37 66,1 13 23,2
6 Mengurangi makanan yang
mengandung lemak seperti
gorengan, dan makanan yang
bersantan perlu dilakukan oleh
penderita hipertensi.
10 17,9 27 48,2 18 32,1 1 1,8
7 Jika istirahat cukup tetapi masih
pusing, teruskan saja minum obat
anti hipertensi tidak perlu ke
puskesmas.
2 3,6 20 35,7 28 50,0 6 10,7
8 Menurunkan berat badan secara
bertahap bisa mengurangi risiko
tekanan darah tinggi.
8 14,3 21 37,5 26 46,4 1 1,8
9 Mengkonsumsi makanan seperti
daging-dagingan dapat
meningkatkan tekanan darah
tinggi.
13 23,2 11 19,6 29 51,8 3 5,4
10 Dukungan keluarga sangat
penting peranannya dalam
keberhasilan penderita hipertensi
dalam menjalankan dietnya
11 19,6 38 67,9 7 12,5
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 29 responden (51,8%)
sangat setuju bahwa jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka
waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
Sebanyak 38 responden (67,9%) setuju bahwa penderita hipertensi sebaiknya
memeriksakan tekanan darah secara teratur tiap bulan dan mengontrol pola
makan. Sebanyak 30 responden (53,6%) setuju bahwa kurang istirahat dan banyak
beban pikian dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Sebanyak 25
Universitas Sumatera Utara
58
responden (44,6%) tidak setuju bahwa penderita tekanan darah tinggi boleh
melakukan olahraga ringan seperti jogging dan senam. Sebanyak 37 responden
(66,1%) tidak setuju bahwa konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita
hipertensi.
Ada sebanyak 27 responden (48,2%) setuju bahwa mengurangi makanan
yang mengandung lemak seperti gorengan, dan makanan yang bersantan perlu
dilakukan oleh penderita hipertensi. Sebanyak 28 responden (50,0%) tidak setuju
bahwa jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum obat anti
hipertensi tidak perlu ke puskesmas. Sebanyak 26 responden (46,4%) tidak setuju
bahwa menurunkan berat badan secara bertahap bisa mengurangi risiko tekanan
darah tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) tidak setuju bahwa mengkonsumsi
makanan seperti daging-dagingan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi.
Sebanyak 38 responden (67,9%) setuju bahwa dukungan keluarga sangat penting
peranannya dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya.
Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya
pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini
Tabel 4.8 Distribusi responden berdasarkan sikap tentang hipertensi di
UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Sikap n %
1 Baik 26 46,4
2 Cukup 30 53,6
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa sebagian besar sikap responden
tentang hipertensi dan upaya pengendaliannya berada pada kategori cukup yaitu
30 responden
Universitas Sumatera Utara
59
4.2.4 Upaya Pengendalian Hipertensi
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang
upaya pengendalian hipertensi kepada pasien hipertensi di UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan S KD TP
n % n % n %
1 Saya selalu mengontrol tekanan
darah setiap bulannya.
29 51,8 27 48,2
2 Saya tidak mengkonsumsi makanan
yang mengandung kolesterol tinggi
seperti daging dan gorengan.
14 25,0 31 55,4 11 19,6
3 Saya mengkonsumsi buah dan
sayuran segar setiap hari.
28 50,0 20 35,7 8 14,3
4 Saya selalu minum obat anti
hipertensi secara teratur jika tekanan
darah tinggi
36 64,3 19 33,9 1 1,8
5 Saya selalu meluangkan waktu untuk
istirahat walaupun pekerjaan
menumpuk.
18 32,1 29 51,8 9 16,1
6 Saya berolahraga secara teratur untuk
mengontrol tekanan darah.
8 14,3 32 57,1 16 28,6
7 Saya tidak mengkonsumsi minum
minuman keras bila sedang
mempunyai masalah yang berat
ataupun tidak mempunyai masalah.
37 66,1 15 26,8 4 7,1
8 Saya mengurangi kebiasaan merokok
dan konsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi.
20 35,7 23 41,1 13 23,2
9 Saya mengusahakan mengadakan
rekreasi setelah mengerjakan
pekerjaan yang berat.
10 17,9 29 51,8 17 30,4
10 Saya akan mengontrol emosi saya
jika sedang marah/banyak pikiran.
10 17,9 28 50,0 18 32,1
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 29 responden
(51,8%) yang selalu mengontrol tekanan darah setiap bulannya. Sebanyak 31
responden (55,4%) yang kadang-kadang mengkonsumsi makanan yang
Universitas Sumatera Utara
60
mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan gorengan. Sebanyak 28
responden (50,0%) yang selalu mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap hari.
Sebanyak 36 responden (64,3%) yang selalu minum obat anti hipertensi secara
teratur jika tekanan darah tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) yang kadang-
kadang meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk.
Ada sebanyak 32 responden (57,1%) yang kadang-kadang berolahraga
secara teratur untuk mengontrol tekanan darah. Sebanyak 37 responden (66,1%)
yang selalu tidak mengkonsumsi minum minuman keras bila sedang mempunyai
masalah yang berat ataupun tidak mempunyai masalah. Sebanyak 23 responden
(41,1%) yang kadang-kadang mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi
makanan yang mengandung garam tinggi. Sebanyak 29 responden (51,8%) yang
kadang-kadang mengusahakan mengadakan rekreasi setelah mengerjakan
pekerjaan yang berat. Sebanyak 28 responden (50,0%) yang kadang-kadang
mengontrol emosi saya jika sedang marah/banyak pikiran.
Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya
pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.10
berikut ini
Tabel 4.10 Distribusi responden berdasarkan upaya pengendalian hipertensi
No Upaya Pengendalian Hipertensi n %
1 Baik 14 25,0
2 Cukup 36 64,3
3 Kurang 6 10,7
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh bahwa sebagian besar upaya
pengendalian hipertensi responden berada pada kategori cukup yaitu 36 responden
(64,3%).
Universitas Sumatera Utara
61
4.2.5 Dukungan keluarga dan petugas kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang
dukungan keluarga dan petugas kesehatan kepada pasien hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut
ini
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga
dan petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pertanyaan S KD TP
n % n % n %
1 Keluarga mengingatkan saya untuk
rutin memeriksakan kesehatan
30 53,6 18 32,1 8 14,3
2 Keluarga ikut mengantar/menemani
saya dalam hal memeriksakan
kesehatan
26 46,4 14 25,0 16 28,6
3 Keluarga menganjurkan saya untuk
minum obat secara teratur
29 51,8 17 30,4 10 17,9
4 Keluarga melarang saya
mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak seperti
daging
27 48,2 26 46,4 3 5,4
5 Keluarga mengingatkan saya untuk
membatasi konsumsi sumber natrium
seperti garam dapur.
16 28,6 26 46,4 14 25,0
6 Keluarga mengingatkan saya untuk
mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari
21 37,5 19 33,9 16 28,6
7 Keluarga menyarankan saya untuk
sering berolahraga secara teratur
8 14,3 14 25,0 34 60,7
8 Petugas kesehatan melayani dengan
baik apa bila memeriksakan
kesehatan
42 75,0 9 16,1 5 8,9
9 Petugas kesehatan memberikan saya
informasi tentang penyakit dan
upaya-upaya pengendaliannya
37 66,1 11 19,6 8 14,3
10 Petugas kesehatan mengingatkan
saya untuk rutin memeriksakan
kesehatan
40 71,4 9 16,1 7 12,5
Universitas Sumatera Utara
62
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ada sebanyak 30 responden
(53,6%) mengatakan keluarga selalu mengingatkan responden untuk rutin
memeriksakan kesehatan. Sebanyak 26 responden (46,4%) mengatakan keluarga
selalu ikut mengantar/menemani responden dalam hal memeriksakan kesehatan.
Sebanyak 29 responden (51,8%) mengatakan keluarga selalu menganjurkan
responden untuk minum obat secara teratur. Sebanyak 27 responden (48,2%)
mengatakan keluarga selalu melarang responden mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung lemak seperti daging. Sebanyak 26 responden (46,4%)
mengatakan keluarga kadang-kadang mengingatkan responden untuk membatasi
konsumsi sumber natrium seperti garam dapur.
Ada sebanyak 21 responden (37,5%) mengatakan keluarga selalu
mengingatkan responden untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.
Sebanyak 34 responden (60,7%) mengatakan keluarga tidak pernah menyarankan
responden untuk sering berolahraga secara teratur. Sebanyak 42 responden
(75,0%) mengatakan petugas kesehatan selalu melayani dengan baik apa bila
memeriksakan kesehatan. Sebanyak 37 responden (66,1%) mengatakan petugas
kesehatan selalu memberikan responden informasi tentang penyakit dan upaya-
upaya pengendaliannya. Sebanyak 40 responden (71,4%) mengatakan petugas
kesehatan selalu mengingatkan responden untuk rutin memeriksakan kesehatan.
Penilaian terhadap sikap pasien hipertensi tentang hipertensi dan upaya
pengendaliannya berdasarkan perhitungan total skor dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.12 Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga dan
petugas kesehatan
No Faktor Pendukung n %
1 Baik 33 58,9
2 Cukup 20 35,7
3 Kurang 3 5,4
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh bahwa sebagian besar dukungan keluarga
dan petugas kesehatan kepada responden berada pada kategori baik yaitu 33
responden (58,9%).
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan masing-masing
variabel terikat yang mempunyai hasil analisis p < 0,05.
4.3.1 Hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.13 Hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Umur Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 35-44 2 3,6 5 8,9 1 1,8 8 14,3
2 45-54 6 10,7 12 21,4 2 3,6 20 35,7 0,642
3 55-64 5 8,9 7 12,5 1 1,8 13 23,2
4 ≥ 65 1 1,8 12 21,4 2 3,6 15 26,8
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan umur pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,642). Dari distribusi umur diketahui
responden yang menjawab cukup berada pada rentang umur 45-54 tahun yaitu ada
sebanyak 12 responden (21,4%), untuk jawaban baik ada sebanyak 6 responden
(10,7%) dan kurang ada sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk rentang umur yang
Universitas Sumatera Utara
64
memiliki paling sedikit jawaban baik mengenai upaya pengendalian hipertensi
yaitu umur ≥ 65 tahun yaitu sebanyak 1 responden (1,8%). Hal ini menunjukkan
secara statistik bahwa tidak ada hubungan antara umur pasien hipertensi dengan
upaya pengendalian hipertensi.
4.3.2 Hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.14 Hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Jenis
kelamin
Upaya pengendalian hipertensi Total P
Value Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Laki-laki 6 10,7 16 28,6 4 7,1 26 46,4 0,572
2 Perempuan 8 14,3 20 35,7 2 3,6 30 53,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan jenis kelamin pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,572). Dari distribusi jenis
kelamin diketahui jenis kelamin perempuan yang menjawab cukup ada sebanyak
20 responden (35,7%), untuk jawaban baik ada sebanyak 8 responden (14,3%)
dan untuk jawaban kurang baik ada sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk jenis
kelamin laki-laki yang memiliki jawaban baik mengenai upaya pengendalian
hipertensi ada sebanyak 6 responden (10,7%). Hal ini menunjukkan secara
statistik bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin pasien hipertensi dengan
upaya pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
65
4.3.3 Hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.15 Hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pendidikan Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Tidak
sekolah
0 0 6 10,7 5 8,9 11 19,6
2 SD 1 1,8 10 17,9 1 1,8 12 21,4
3 SMP 3 5,4 3 5,4 0 0 6 10,7 0,001
4 SMA 8 14,3 16 28,6 0 0 24 42,9
5 Perguruan
Tingi
2 3,6 1 1,8 0 0 3 5,4
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan pendidikan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi
pendidikan diketahui pendidikan SMA yang menjawab cukup ada sebanyak 16
responden (28,6%) dan untuk jawaban baik ada sebanyak 8 responden (14,3%).
Untuk yang tidak sekolah tidak ada responden yang memiliki upaya pengendalian
yang baik. Kebanyakan responden yang tidak sekolah memiliki upaya yang cukup
yaitu 6 responden (10,7%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pendidikan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
66
4.3.4 Hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.16 Hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pekerjaan Upaya pengendalian hipertensi Total P
Value Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Tidak
bekerja
2 3,6 7 12,5 1 1,8 10 17,9
2 PNS 9 16,1 7 12,5 0 0 16 28,6
3 Wiraswasta 3 5,4 4 7,1 0 0 7 12,5 0,007
4 Petani/
nelayan/
buruh
0 0 16 28,6 5 8,9 21 37,5
5 Lainnya 0 0 2 3,6 0 0 2 3,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,007). Dari distribusi
pekerjaan diketahui yang paling banyak menjawab cukup yaitu
petani/nelayan/buruh sebanyak 16 responden (28,6%) dan yang menjawab kurang
ada sebanyak 5 responden (8,9%). Untuk pekerjaan lainnya seperti tukang becak
dan montir sepeda motor tidak responden yang memiliki upaya pengendalian yang
baik. Responden yang bekerja lainnya memiliki upaya pengendalian yang cukup
yaitu 2 responden (3,6%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara pekerjaan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
67
4.3.5 Hubungan pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.17 Hubungan pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Pengetahuan Upaya pengendalian hipertensi Total P
Value Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Baik 14 25,0 24 42,9 0 0 38 67,9
2 Cukup 0 0 9 16,1 4 7,1 13 23,2 0,001
3 Kurang 0 0 3 5,4 2 3,6 5 8,9
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi
pengetahuan diketahui pengetahuan yang paling banyak menjawab upaya
pengendalian yang cukup yaitu responden yang pengetahuannya baik ada
sebanyak 24 responden (42,9%) dan untuk jawaban baik ada sebanyak 14
responden (25,0%). Untuk responden yang pengetahuannya kurang tidak ada yang
memiliki upaya pengendalian yang baik. Responden yang pengetahuannya kurang
baik memiliki upaya pengendalian yang cukup yaitu 3 responden (5,4%). Hal ini
menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
68
4.3.6 Hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.18 Hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan
No Sikap Upaya pengendalian hipertensi Total P Value
Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Baik 12 21,4 14 25,0 0 0 26 46,4 0,001
2 Cukup 2 3,6 22 39,3 6 10,7 30 53,6
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan sikap pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi sikap diketahui sikap
yang paling banyak menjawab upaya pengendalian cukup yaitu responden yang
sikapnya cukup ada sebanyak 22 responden (39,3%), dan untuk jawaban baik ada
sebanyak 2 responden (3,6%). Untuk responden yang sikapnya baik memiliki
upaya pengendalian baik ada sebanyak 12 responden (21,4%) dan untuk
pengendaian cukup ada sebanyak 14 responden (25,0%). Hal ini menunjukkan
secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap pasien
hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
69
4.3.7 Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan upaya
pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
Tabel 4.19 Hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan
upaya pengendalian hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan
No Dukungan
keluarga
dan petugas
kesehatan
Upaya pengendalian hipertensi Total P
Value Baik Cukup Kurang n %
n % n % n %
1 Baik 14 25,0 19 33,9 0 0 33 58,9
2 Cukup 0 0 16 28,6 4 7,1 20 35,7 0,001
3 Kurang 0 0 1 1,8 2 3,6 3 5,4
Jumlah 14 25,0 36 64,3 6 10,7 56 100
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, hasil uji statistik chi square dilakukan
untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan
upaya pengendalian hipertensi diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001). Dari distribusi
dukungan keluarga dan petugas kesehatan diketahui yang paling banyak upaya
pengendaliannya cukup yaitu responden yang dukungan keluarga dan petugas
kesehatannya baik ada sebanyak 19 responden (33,9%) dan untuk jawaban baik
ada sebanyak 14 responden (25,0%). Untuk responden yang dukungan keluarga
dan petugas kesehatan yang kurang tidak ada yang memiliki upaya pengendalian
yang baik. Kebanyakan responden yang dukungan keluarga dan petugas
kesehatannya kurang memiliki upaya pengendalian yang kurang ada sebanyak 2
orang (3,6%). Hal ini menunjukkan secara statistik bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara dukungan keluarga dan petugas kesehatan dengan upaya
pengendalian hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Umum Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah 56 orang pasien
hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan. Dari hasil
penilitian diketahui bahwa dari 56 responden, rentang umur yang paling banyak
yaitu 45-54 tahun 35,7% dan yang paling sedikit adalah rentang umur 35-44 tahun
14,3%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiawan Dalimartha
(2008:22), bahwa penyakit hipertensi paling dominan pada kelompok umur 31-55
tahun. Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah akan
cenderung meningkat. Penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur
seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang
berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun ke atas.
Menurut jenis kelamin diketahui bahwa dari 56 responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 46,4%, dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 53,6%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p > 0,05 (p=0,572),
yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan upaya pengendalian
hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan Eksanoto (2013),
perempuan cenderung menderita hipertensi daripada laki-laki. Pada penelitian
tersebut sebanyak 27,5% perempuan mengalami hipertensi, sedangkan untuk laki-
laki hanya sebesar 5,8%. Perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan
darah tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun. Perempuan
70
Universitas Sumatera Utara
71
yang belum menopouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL
rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) mempengaruhi
terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi
(Anggraini dkk, 2009).
Menurut pendidikan diketahui bahwa dari 56 responden, yang tidak
sekolah ada 19,6%, yang berpendidikan SD ada 21,4%, yang berpendidikan SMP
ada 10,7%, yang berpendidikan SMA ada 24,9% dan yang berpendidikan
perguruan tinggi ada 5,4%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p < 0,05
(p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan pasien
hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap gaya hidup yaitu kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, dan
kebiasaan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Hasil Riskesdas tahun 2013
dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) menyatakan bahwa
penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) cenderung tinggi pada pendidikan
rendah dan menurun sesuai dengan peningkatan pendidikan. Tingginya risiko
terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena
kurangnya pengetahuan pada seseorang yang berpendidikan rendah terhadap
kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan
oleh petugas sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat (Anggara dan
Prayitno, 2013 ).
Menurut pekerjaan diketahui dari 56 responden, responden yang tidak
bekerja sebanyak 17,9%, responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 28,6%,
Universitas Sumatera Utara
72
responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 12,5%, responden yang bekerja
sebagai petani/nelayan/buruh sebanyak 37,5% dan responden yang bekerja
lainnya sebanyak 3,6%. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p < 0,05
(p=0,007), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan pasien
hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Pickering (2008) dalam Arifin
(2010) mengatakan bahwa laki-laki dewasa yang bekerja dalam kondisi pekerjaan
dengan stress yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah tidak hanya selama
jam kerja, akan tetapi setelah tiba dirumah bahkan saat tidur. Hal ini menunjukan
bahwa pekerjaan dapat berdampak pada tekanan darah. Setiap pekerjaan memiliki
tingkat stres masing-masing. Menurut Sutanto (2010), stres dianggap sebagai
suatu yang buruk ketika seseorang tidak mampu menanggulangi stres dengan
baik. Peningkatan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai
kecenderungan stres emosional yang tinggi. Bagi wanita berusia 45-64 tahun,
sejumlah faktor psikososial seperti keadaan tegangan, ketidakcocokan
perkawinan, tekanan ekonomi, stres harian, mobilitas pekerjaan, gejala ansietas
dan kemarahan terpendam didapatkan bahwa hal tersebut berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah dan manifestasi klinik penyakit kardiovaskuler
apapun.
5.2 Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban
responden yang paling banyak adalah pengetahun baik yaitu 67,9% dan yang
paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kurang baik 8,9 %. Berdasarkan uji chi
square diperoleh nilai p < 0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
73
signifikan antara pengetahuan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi. Mengacu pada hasil penelitian ini, pengetahuan tentang hipertensi pada
responden secara nyata menunjukkan pengaruhnya terhadap upaya pengendalian
hipertensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryono (2007) bahwa pengetahuan
yang baik akan mampu merubah gaya hidup dengan cara berhenti merokok sedini
mungkin, berolahraga secara teratur, perbaikan diet, hindari stres serta hindari
pola hidup tidak sehat. Sumadi (2009), menyatakan bahwa semakin baik
pengetahuan responden mengenai hipertensi maka semakin baik pula upaya
responden untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa tingkat
pengetahuan responden mengenai hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan yaitu 67.9%. Menurut Notoadmodjo (2012) pengetahuan
dipengaruhi oleh pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Pengetahuan
responden mayoritas dipengaruhi oleh faktor sumber informasi dan mayoritas
tingkat pendidikan responden adalah SMA yaitu 42,9%. Beberapa responden
mendapatkan informasi mengenai hipertensi selain melalui penyuluhan, informasi
dari keluarga ataupun teman dan media elektronik. Seperti yang kita ketahui, iklan
terutama iklan di media televisi, merupakan media yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi konsep pemikiran masyarakat dan memberikan pengaruh yang
sangat beragam, baik pengaruh ekonomi, psikologis maupun sosial budaya dan
merambah berbagai bidang kehidupan manusia mulai dari tingkat individu,
keluarga hingga masyarakat (Raharjo, 2008).
Universitas Sumatera Utara
74
5.3 Sikap Responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban
responden yang paling banyak adalah sikap cukup baik yaitu 53,6% dan yang
paling sedikit yaitu sikap baik 46,4%. %. Berdasarkan uji chi square diperoleh
nilai p < 0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap
pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi. Hal ini sejalan dengan
studi Ginting (2008) di Belawan yang menyatakan sikap terhadap hipertensi
mempengaruhi tindakan pencegahan hipertensi. Sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam suatu
tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup (Sunaryo, 2014). Dengan demikian sikap
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai kesehatan
individu serta dapat menentukan cara pengendalian yang tepat untuk penderita
hipertensi.
Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa apabila responden memiliki sikap
yang positif maka upaya pengendalian hipertensi yang dilaksanakan juga baik
ataupun cukup baik sesuai dengan teori Lawrence Green yang menyatakan bahwa
perilaku kesehatan akan di pengaruhi oleh berberapa faktor salah satunya sikap.
Sikap yang dimiliki responden akan memberikan dampak pada kesehatan
responden itu sendiri, pengalaman pribadi menjadi dasar dari sikap seseorang
yang akan membawa pengaruh terhadap kesehatannya.
Universitas Sumatera Utara
75
5.4 Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 56 responden total dari jawaban
responden yang paling banyak adalah dukungan keluarga dan petugas kesehatan
baik yaitu 58,9% dan yang paling sedikit yaitu dukungan keluarga dan petugas
kesehatan kurang baik 5,4%. %. Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p <
0,05 (p=0,001), yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dan petugas kesehatan pasien hipertensi dengan upaya pengendalian
hipertensi. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan juga tidak kalah
pentingnya, karena keluarga dan petugas kesehatan merupakan bagian dari
penderita yang paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa
senang dan tentram apabila diperhatikan oleh keluarga dan petugas kesehatan
yang menangani, karena dukungan tersebut akan menimbulkan kepercayaan
dirinya untuk menghadapi atau mengolola penyakitnya dengan lebih baik, serta
penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga dan petugas
kesehatan untuk penunjang pengelolaan penyakitnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Lestari (2011)
menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuahan diet
pada pasien hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tumenggung (2013)
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan
kapatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan diet. Diet hipertensi merupakan
salah satu cara pengendalian hipertensi yang perlu dilakukan oleh pasien
hipertensi untuk menekan angka tekanan darahnya. Hasil penelitian di atas sesuai
dengan dengan pernyataan Lawrence Green dalam Notoadmojo (2012) bahwa
Universitas Sumatera Utara
76
dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
termasuk pengendalian hipertensi yang dilakukan penderita
Hasil penelitian ini didukung oleh Violita (2015) yang menyatakan ada
hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan minum obat
antihipertensi. Dukungan dari petugas kesehatan yang baik inilah yang menjadi
acuan atau referensi untuk mempengaruhi perilaku kepatuhan responden.
Dukungan petugas kesehatan sangatlah besar perannya bagi penderita,
sebab petugas adalah yang paling sering berinteraksi, sehingga pemahaman
terhadap kondisi fisik maupun psikis menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena
sebagian besar responden menyatakan adanya pelayanan yang baik dari petugas
kesehatan yang mereka terima, selain itu responden menerima informasi yang
jelas dari petugas kesehatan serta selalu mengingatkan penderita untuk rutin
melakukan pemeriksaan kesehatan. Pelayanan yang baik inilah yang
menyebabkan perilaku positif dari penderita.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rentang umur yang paling banyak adalah 45-54 tahun yaitu 35,7%, jenis
kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan yaitu 53,6%,
pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu 42,9%, dan pekerjaan
yang paling banyak adalah sebagai petani/nelayan/buruh yaitu 37,5%.
2. Tingkat pengetahuan responden tentang hipertensi berada pada kategori
baik yaitu 67,9%, responden sudah mengerti banyak hal tentang penyakit
hipertensi yang dideritanya.
3. Sikap responden tentang hipertensi berada pada kategori cukup yaitu
53,6%, responden sudah cukup waspada terhadap penyakit hipertensi yang
dideritanya.
4. Upaya pengendalian hipertensi responden berada pada kategori cukup
yaitu 64,3%, responden masih belum terlalu membiasakan melakukan
olahraga yang teratur dan masih mengkonsumsi daging secara berlebih.
5. Dukungan keluarga dan petugas kesehatan berada pada kategori baik
58,9%, keluarga dan petugas kesehatan memberikan motivasi yang baik
terhadap responden untuk mengendalikan penyakit hipertensinya.
77
Universitas Sumatera Utara
78
6. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pekerjaan
pasien hipertensi dengan upaya pengendalian hipertensi di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
7. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan pasien hipertensi
dengan upaya pengendalian hipertensi. Tingkat pengetahuan yang baik
mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi yang dilakukan responden.
8. Terdapat hubungan bermakna antara sikap pasien hipertensi dengan upaya
pengendalian hipertensi. Tingkat sikap yang cukup mempengaruhi upaya
pengendalian hipertensi yang dilakukan responden.
9. Terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dan petugas
kesehatan dengan upaya pengendalian hipertensi. Dukungan keluarga dan
petugas kesehatan yang baik mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi
yang dilakukan responden menjadi lebih baik.
6.2 Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli melalui UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan perlu meningkatkan program
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hipertensi dan
pengendaliannya melalui penyuluhan, sehingga masyarakat mampu
meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi serta mampu melakukan
upaya pengendalian penyakitnya dengan baik dan benar.
2. Pihak Puskesmas perlu juga meningkatkan program Prolanis (Program
Pengelolaan Penyakit Kronis) yang bertujuan untuk mendorong peserta
penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan
Universitas Sumatera Utara
79
indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat
Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap
penyakit DM Tipe 2dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga
dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.
3. Diharapkan masyarakat mengikuti program Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS), yang berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: melakukan
olahraga 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur; dan
memeriksakan kesehatan secara rutin. Masyarakat perlu juga untuk
mengurangi konsumsi garam dan daging secara berlebihan.
4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan data,
sumbangan pemikiran dan perkembangan pengetahuan serta dapat meneliti
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
kejadian hipertensi untuk peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
80
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M., 2009, Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi,
Jantung dan Stroke, Edisi ke-2, Yogyakarta: Dianloka Printika.
Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 5/ No. 1
Anggraini, D.A, (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Tesis. Riau.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Liberty.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI.
Budiman dan Riyanto, A. 2013. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
Corwin E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli. 2016. Profil Kesehatan Gunungsitoli.
Departemen Kesehatan RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan
Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular.
Gunawan, L. 2005. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Gramedia.
InaSh, 2014. Hipertensi Bukan Sekedar Tekanan Darah Tinggi.
http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=72. Diakses tanggal 10 Maret
2017.
80
Universitas Sumatera Utara
81
InaSh, 2014. Hipertensi Menduduki Penyebab Kematian Pertama di
Indonesia. http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=65. Diakses tanggal
10 Maret 2017.
Ira, H. S. (2014). Menu Ampuh Atasi Hipertensi. Yogyakarta: Notebook.
Lestari, D. 2010. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium dan
Natrium, Indeks Massa Tubuh serta Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Hipertensi pada Wanita Usia 30 – 40 Tahun (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponogoro.
Lovastatin, Kohlmeier, 2005. Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Maryono, D., 2009. Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip
Dasar. Jakarta: P.T Asdi Mahasatya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku. Edisi 1,Andi Offset, Yogyakarta.
Nugraheni, S.A. 2008. Pengendalian Faktor Determinan Sebagai Upaya
Penatalaksanaan Hipertensi Di Tingkat Puskesmas. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan Volume 11 No.4.
Nurkhalida, 2003, Warta Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Depkes RI
Nurrahmani. 2012. Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia.
Palmer, A. dan William, B., 2007. Tekanan Darah Tinggi, Jakarta: Erlangga
Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Situmorang, P.R. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Sari
Mutira. STIKes Imelda Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Volume 1
No.1.
Sufri, M.R. 2013. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita
Hipertensi Dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi.
Program Internsip Dokter Indonesia Kabupaten Aceh Barat.
Sunaryo (2014). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
Universitas Sumatera Utara
82
Sutanto. (2010). Cekal Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung,
Kolesterol, dan Diabetes. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Syahrini, N.E. 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas
Tlogosari Kulon Kota Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 1 No. 2.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi
secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tumenggung, Imran. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi di RSUD Toto Kabila Kabupaten
Bone Bolango. Politeknik Kesehatan Gorontalo.
Udjianti, W. J., 2011, Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Violita, Fajrin, 2015, Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum
Obat Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri, Skripsi.
Universitas Hasanuddin.
Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wawan, A dan Dewi. M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahyuni., dan Eksanoto, D. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan di Wilayah
Kerja Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan
Indonesia. 1 (1) : 79-85
Widharto. 2007. Bahaya Hipertensi. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka.
Universitas Sumatera Utara
83
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pasien Hipertensi dengan Upaya
Pengendalian Hipertensi di UPTD Puskesmas Kecamatan
Gunungsitoli Selatan Kota Gunungsitoli Tahun 2017
A. Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
5. Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah
( ) SD
( ) SMP
( ) SMA
( ) Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : ( ) Tidak Bekerja
( ) PNS
( ) Wiraswasta
( ) Petani/Nelayan/Buruh
( ) Lainnya
Universitas Sumatera Utara
84
B. Aspek pertanyaan pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi
tanda (x) pada huruf pilihan tersebut!
1. Hipertensi disebut juga sebagai penyakit
a. Tekanan darah rendah
b. Diabetes
c. Tekanan darah tinggi
2. Berapa tekanan darah normal?
a. Tekanan darah 130/80 mmHg
b. Tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih saat istirahat
c. Tekanan darah 120/80 mmHg
3. Berapa tekanan darah tinggi?
a. Tekanan darah 130/80 mmHg
b. Tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih saat istirahat
c. Tekanan darah 120/80 mmHg
4. Penyakit darah tinggi merupakan penyakit keturunan
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Semakin bertambah umur, tekanan darah semakin bertambah
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
6. Penyakit darah tinggi banyak terjadi pada umur
a. Kurang dari 40 tahun
b. Lebih dari 40 tahun
c. Tidak tahu
7. Yang merupakan gejala darah tinggi adalah
a. Sakit kepala, keluar darah dari hidung, sulit berkemih
b. Sakit kepala, berat ditengkuk, cepat lelah
c. Tidak tahu
8. Apa faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah?
a. Berat badan berlebih, stress
b. Merokok, minum alkohol dan genetik
c. Umur, jenis kelamin dan genetik
9. Apakah komplikasi dari penyakit hipertensi?
a. Stroke, sakit jantung, gagal ginjal
b. Mata rabun, kerusakan otak, Hepatitis
Universitas Sumatera Utara
85
c. Tidak Tahu
10. Bagaimana penanggulangan penyakit hipertensi?
a. Pengobatan alternatif
b. Operasi
c. Mengendalikan faktor risiko, minum obat
11. Kapan harus meminum obat hipertensi?
a. Teratur dan sesuai anjuran dari dokter/petugas kesehatan
b. Ketika dirasakan ada keluhan
c. Satu minggu sekali
12. Berikut ini makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi
a. Buah-buahan, sayuran
b. Daging, gorengan
c. Ikan asin, sayuran
13. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan darah tinggi
a. Benar
b. Salah
c. Tidak tahu
14. Kegiatan yang dapat mengurangi risiko darah tinggi
a. Olahraga secara teratur, mengurangi makanan asin/garam
b. Merokok, minum alkohol
c. Mengurangi makanan asin/garam, makan daging
15. Kebiasaaan yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi
a. Olahraga secara teratur, makanan sayur-sayuran dan buah-buahan
b. Makan daging, merokok, minum alkohol
c. Merokok, makan daging, olahraga secara teratur
C. Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Universitas Sumatera Utara
86
No Pertanyaan SS S TS STS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat
dalam jangka waktu yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan
tekanan darah secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan.
Kurang istirahat dan banyak beban pikian dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat.
Penderita tekanan darah tinggi boleh
melakukan olahraga ringan seperti jogging dan
senam
Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
penderita hipertensi.
Mengurangi makanan yang mengandung lemak
seperti gorengan, dan makanan yang bersantan
perlu dilakukan oleh penderita hipertensi.
Jika istirahat cukup tetapi masih pusing,
teruskan saja minum obat anti hipertensi tidak
perlu ke puskesmas.
Menurunkan berat badan secara bertahap bisa
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
Mengkonsumsi makanan seperti daging-
dagingan dapat meningkatkan tekanan darah
tinggi.
Dukungan keluarga sangat penting peranannya
dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam
menjalankan dietnya
Universitas Sumatera Utara
87
D. Upaya Pengendalian Hipertensi
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
S : Selalu
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No Pernyataan S KD TP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap
bulannya.
Saya tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi seperti daging dan
gorengan.
Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar setiap
hari.
Saya selalu minum obat anti hipertensi secara
teratur jika tekanan darah tinggi.
Saya selalu meluangkan waktu untuk istirahat
walaupun pekerjaan menumpuk.
Saya berolahraga secara teratur untuk mengontrol
tekanan darah.
Saya tidak mengkonsumsi minum minuman keras
bila sedang mempunyai masalah yang berat ataupun
tidak mempunyai masalah.
Saya mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi
makanan yang mengandung garam tinggi.
Saya mengusahakan mengadakan rekreasi setelah
mengerjakan pekerjaan yang berat.
Saya akan mengontrol emosi saya jika sedang
marah/banyak pikiran.
Universitas Sumatera Utara
88
E. Faktor Penguat (Dukangan Keluarga dan petugas kesehatan)
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
S : Selalu
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
No Pertanyaan S KD TP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keluarga mengingatkan saya untuk rutin
memeriksakan kesehatan
Keluarga ikut mengantar/menemani saya dalam hal
memeriksakan kesehatan
Keluarga menganjurkan saya untuk minum obat
secara teratur
Keluarga melarang saya mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung lemak seperti daging
Keluarga mengingatkan saya untuk membatasi
konsumsi sumber natrium seperti garam dapur.
Keluarga mengingatkan saya untuk mengkonsumsi
sayur dan buah setiap hari
Keluarga menyarankan saya untuk sering
berolahraga secara teratur
Petugas kesehatan melayani dengan baik apa bila
memeriksakan kesehatan
Petugas kesehatan memberikan saya informasi
tentang penyakit dan upaya-upaya pengendaliannya
Petugas kesehatan mengingatkan saya untuk rutin
memeriksakan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
89
LAMPIRAN 2 : Master Data
Nomor Umur Jenis
Kelamin
Pendidikan Pekerjaan
1 5 1 5 2
2 6 2 1 4
3 6 2 1 1
4 4 2 2 4
5 6 2 1 4
6 4 1 4 5
7 6 2 2 4
8 6 1 4 1
9 5 2 1 4
10 4 1 3 4
11 6 2 4 1
12 6 2 1 1
13 4 2 1 4
14 5 1 1 4
15 4 2 2 4
16 4 1 1 4
17 6 1 4 5
18 6 2 2 4
19 4 2 4 3
20 6 1 1 4
21 3 1 4 3
22 5 2 5 2
23 4 1 4 2
24 4 1 4 2
25 5 2 4 2
26 5 2 4 1
27 3 2 3 4
28 5 1 4 2
29 4 2 5 2
30 6 2 2 1
31 4 1 4 2
32 3 1 4 3
33 3 2 4 4
34 3 1 4 3
35 3 2 4 3
36 5 1 3 2
37 4 1 4 3
Universitas Sumatera Utara
90
38 5 1 4 2
39 3 1 4 2
40 4 2 4 2
41 4 1 4 2
42 6 2 2 1
43 6 2 3 1
44 4 1 2 1
45 4 1 4 3
46 5 1 4 2
47 4 2 4 2
48 4 2 3 1
49 5 2 3 2
50 5 1 2 4
51 4 2 2 4
52 6 1 2 4
53 6 2 2 4
54 3 2 1 4
55 5 2 1 4
56 4 1 2 4
Universitas Sumatera Utara
91
Pengetahuan
No TP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
1 2 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
2 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
3 3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
8 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
10 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
11 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
12 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
13 3 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
14 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
17 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
18 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
19 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
20 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
21 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
92
23 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
24 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
26 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
27 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
28 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
29 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
30 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
32 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
33 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
34 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
35 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
36 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
37 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
38 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
39 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
40 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
41 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
42 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
43 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
44 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
45 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
46 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
47 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
93
Keterangan
TP : Tingkat Pengetahuan
P : Pertanyaan Pengetahuan
Sikap Responden
No TS S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
1 1 2 4 4 4 3 2 2 3 4 2
2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 4 3
3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 2 3
4 1 3 4 4 2 4 1 3 3 4 3
5 2 3 4 4 2 4 2 3 2 2 3
6 2 4 4 2 2 4 2 2 3 3 3
7 2 4 3 3 4 1 4 2 2 3 3
8 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3
9 2 3 4 4 2 3 3 1 3 3 3
48 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
49 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
50 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
51 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
52 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
53 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
54 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
55 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
56 2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1
Universitas Sumatera Utara
94
10 2 4 4 4 2 3 2 1 3 3 3
11 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4
12 2 4 3 4 2 4 2 2 2 3 3
13 2 4 3 4 2 4 2 2 3 2 3
14 2 3 3 4 3 2 3 3 2 1 4
15 2 4 3 4 4 2 3 3 2 1 2
16 2 4 3 4 1 2 3 3 2 2 4
17 1 4 3 4 4 2 3 3 1 4 4
18 2 3 3 4 3 2 3 3 2 1 4
19 1 4 3 1 2 4 3 3 4 2 4
20 2 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3
21 1 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4
22 2 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2
23 1 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4
24 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4
25 2 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2
26 2 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2
27 2 4 4 3 2 3 2 3 3 2 2
28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2
29 1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4
30 2 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3
31 2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3
32 1 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4
33 1 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3
34 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3
Universitas Sumatera Utara
95
35 1 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3
36 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3
37 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
38 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
39 1 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3
40 1 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3
41 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3
42 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3
43 1 3 3 3 4 4 3 2 4 2 3
44 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
45 1 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3
46 1 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
47 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 1 4 3 3 4 4 4 2 2 2 3
49 1 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3
50 1 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3
51 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
52 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
53 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
54 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
55 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
56 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
Keterangan
TS : Tingkat Sikap
S : Pertanyaan Sikap
Universitas Sumatera Utara
96
Upaya Pengendalian
No TUP UP1 UP2 UP3 UP4 UP5 UP6 UP7 UP8 UP9 UP10
1 2 3 1 2 3 2 2 3 1 3 3
2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 1 1
3 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 1
4 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1
5 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 1
6 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2
7 2 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1
8 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1
9 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2
10 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 3
11 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3
12 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2
13 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2
14 3 3 3 3 3 1 1 1 3 2 1
15 2 3 3 1 2 1 2 3 2 2 1
16 3 3 1 1 3 3 2 3 2 2 1
17 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3
18 2 3 1 1 3 3 1 3 3 2 1
19 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 1
20 3 3 2 1 3 3 1 3 3 2 1
21 1 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2
22 1 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2
Universitas Sumatera Utara
97
23 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2
24 2 2 2 3 3 1 1 2 3 3 3
25 2 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2
26 2 2 2 3 1 1 1 2 3 2 1
27 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1
28 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 1
29 1 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3
30 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 1
31 2 2 2 1 3 1 1 1 3 2 1
32 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 1
33 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2
34 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 3
35 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3
36 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2
37 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2
38 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2
39 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2
40 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2
41 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2
42 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
43 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2
44 2 3 3 3 3 3 2 3 1 1 2
45 1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2
46 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3
47 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2
Universitas Sumatera Utara
98
48 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2
49 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2
50 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
51 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
52 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
53 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
54 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
55 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
56 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2
Keterangan
TUP : Tingkat Upaya Pengendalian Hipertensi
UP : Pertanyaan Upaya Pengendalian Hipertensi
Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
No TDK D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10
1 2 3 2 3 1 1 3 1 2 3 3
2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 2
3 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 1
4 2 3 2 2 2 3 1 1 3 2 3
5 2 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2
6 2 3 1 1 2 2 2 1 3 2 3
7 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2
8 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3
9 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 1
Universitas Sumatera Utara
99
10 2 3 2 1 2 3 3 1 3 1 3
11 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
12 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1
13 2 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3
14 2 3 3 3 2 1 3 1 3 1 2
15 2 3 3 3 3 1 3 1 2 1 2
16 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2
17 2 3 1 2 3 3 1 1 2 3 3
18 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3
19 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2
20 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
21 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3
22 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
23 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
24 1 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3
25 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3
26 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3
27 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3
28 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3
29 1 1 3 1 3 2 3 1 3 3 3
30 1 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3
31 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3
32 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3
33 1 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3
34 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3
Universitas Sumatera Utara
100
35 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3
36 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1
37 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3
38 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3
39 1 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3
40 1 2 1 3 3 2 2 1 3 3 3
41 1 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3
42 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2
43 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3
44 1 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2
45 1 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3
46 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
47 1 3 2 3 2 1 2 1 3 3 3
48 1 3 3 3 2 1 2 1 3 2 3
49 1 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3
50 1 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3
51 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3 3
52 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
53 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 3
54 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 3
55 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3
56 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
Keterangan
TDK : Tingkat Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
D : Pertanyaan Dukungan Keluarga dan Petugas Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
101
LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI
Gambar 1. Peneliti sedang melakukan wawancara dengan responden
Gambar 2. Peneliti sedang melakukan wawancara dengan responden
Universitas Sumatera Utara
102
LAMPIRAN 4 : Surat Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
103
LAMPIRAN 5 : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Universitas Sumatera Utara
104
LAMPIRAN 6 : Output Data
Hasil Analisi Univariat
Umur_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 34-44 8 14,3 14,3 14,3
45-54 20 35,7 35,7 50,0
55-64 13 23,2 23,2 73,2
>= 65 15 26,8 26,8 100,0
Total 56 100,0 100,0
Jenis_kelamin_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 26 46,4 46,4 46,4
Perempuan 30 53,6 53,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Pendidikan_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Sekolah 11 19,6 19,6 19,6
SD 12 21,4 21,4 41,1
SMP 6 10,7 10,7 51,8
SMA 24 42,9 42,9 94,6
Perguruan Tinggi 3 5,4 5,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
Pekerjaan_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Bekerja 10 17,9 17,9 17,9
Universitas Sumatera Utara
105
PNS 16 28,6 28,6 46,4
Wiraswasta 7 12,5 12,5 58,9
Petani/Nelayan/Buruh 21 37,5 37,5 96,4
Lainnya 2 3,6 3,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Pengetahuan_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Baik 38 67,9 67,9 67,9
Cukup baik 13 23,2 23,2 91,1
Kurang baik 5 8,9 8,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 6 10,7 10,7 10,7
1,00 50 89,3 89,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 20 35,7 35,7 35,7
1,00 36 64,3 64,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 12 21,4 21,4 21,4
1,00 44 78,6 78,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
p4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 42 75,0 75,0 75,0
1,00 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
106
p5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 37 66,1 66,1 66,1
1,00 19 33,9 33,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
p6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 39 69,6 69,6 69,6
1,00 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
p7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 32 57,1 57,1 57,1
1,00 24 42,9 42,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
p8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 42 75,0 75,0 75,0
1,00 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
p9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 40 71,4 71,4 71,4
1,00 16 28,6 28,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 35 62,5 62,5 62,5
1,00 21 37,5 37,5 100,0
Total 56 100,0 100,0
p11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ,00 37 66,1 66,1 66,1
Universitas Sumatera Utara
107
1,00 19 33,9 33,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
p12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 28 50,0 50,0 50,0
1,00 28 50,0 50,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
p13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 38 67,9 67,9 67,9
1,00 18 32,1 32,1 100,0
Total 56 100,0 100,0
p14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 27 48,2 48,2 48,2
1,00 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0
p15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 24 42,9 42,9 42,9
1,00 32 57,1 57,1 100,0
Total 56 100,0 100,0
Sikap_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Baik 26 46,4 46,4 46,4
Cukup baik 30 53,6 53,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
108
s1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,8 1,8 1,8
S 26 46,4 46,4 48,2
SS 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0
s2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TS 1 1,8 1,8 1,8
S 38 67,9 67,9 69,6
SS 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
s3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 8 14,3 14,3 16,1
S 30 53,6 53,6 69,6
SS 17 30,4 30,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
s4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 25 44,6 44,6 46,4
S 20 35,7 35,7 82,1
SS 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
s5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SS 1 1,8 1,8 1,8
S 5 8,9 8,9 10,7
TS 37 66,1 66,1 76,8
STS 13 23,2 23,2 100,0
Total 56 100,0 100,0
s6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
Universitas Sumatera Utara
109
TS 18 32,1 32,1 33,9
S 27 48,2 48,2 82,1
SS 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
s7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid SS 2 3,6 3,6 3,6
S 20 35,7 35,7 39,3
TS 28 50,0 50,0 89,3
STS 6 10,7 10,7 100,0
Total 56 100,0 100,0
s8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid STS 1 1,8 1,8 1,8
TS 26 46,4 46,4 48,2
S 21 37,5 37,5 85,7
SS 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
s9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid STS 3 5,4 5,4 5,4
TS 29 51,8 51,8 57,1
S 11 19,6 19,6 76,8
SS 13 23,2 23,2 100,0
Total 56 100,0 100,0
s10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TS 7 12,5 12,5 12,5
S 38 67,9 67,9 80,4
SS 11 19,6 19,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
110
Pengendalian_responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Baik 14 25,0 25,0 25,0
Cukup baik 36 64,3 64,3 89,3
Kurang baik 6 10,7 10,7 100,0
Total 56 100,0 100,0
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid KD 27 48,2 48,2 48,2
S 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 11 19,6 19,6 19,6
KD 31 55,4 55,4 75,0
S 14 25,0 25,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 20 35,7 35,7 50,0
S 28 50,0 50,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 1 1,8 1,8 1,8
KD 19 33,9 33,9 35,7
S 36 64,3 64,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Universitas Sumatera Utara
111
Valid TP 9 16,1 16,1 16,1
KD 29 51,8 51,8 67,9
S 18 32,1 32,1 100,0
Total 56 100,0 100,0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 32 57,1 57,1 85,7
S 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 4 7,1 7,1 7,1
KD 15 26,8 26,8 33,9
S 37 66,1 66,1 100,0
Total 56 100,0 100,0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 13 23,2 23,2 23,2
KD 23 41,1 41,1 64,3
S 20 35,7 35,7 100,0
Total 56 100,0 100,0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 17 30,4 30,4 30,4
KD 29 51,8 51,8 82,1
S 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 18 32,1 32,1 32,1
KD 28 50,0 50,0 82,1
S 10 17,9 17,9 100,0
Total 56 100,0 100,0
Dukungan_keluarga_responden
Universitas Sumatera Utara
112
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Baik 33 58,9 58,9 58,9
Cukup baik 20 35,7 35,7 94,6
Kurang baik 3 5,4 5,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
D1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 18 32,1 32,1 46,4
S 30 53,6 53,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
D2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 14 25,0 25,0 53,6
S 26 46,4 46,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
D3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 10 17,9 17,9 17,9
KD 17 30,4 30,4 48,2
S 29 51,8 51,8 100,0
Total 56 100,0 100,0
D4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 3 5,4 5,4 5,4
KD 26 46,4 46,4 51,8
S 27 48,2 48,2 100,0
Total 56 100,0 100,0
D5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 14 25,0 25,0 25,0
KD 26 46,4 46,4 71,4
S 16 28,6 28,6 100,0
Total 56 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
113
D6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 16 28,6 28,6 28,6
KD 19 33,9 33,9 62,5
S 21 37,5 37,5 100,0
Total 56 100,0 100,0
D7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 34 60,7 60,7 60,7
KD 14 25,0 25,0 85,7
S 8 14,3 14,3 100,0
Total 56 100,0 100,0
D8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 5 8,9 8,9 8,9
KD 9 16,1 16,1 25,0
S 42 75,0 75,0 100,0
Total 56 100,0 100,0
D9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 8 14,3 14,3 14,3
KD 11 19,6 19,6 33,9
S 37 66,1 66,1 100,0
Total 56 100,0 100,0
D10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid TP 7 12,5 12,5 12,5
KD 9 16,1 16,1 28,6
S 40 71,4 71,4 100,0
Total 56 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
114
Hasil Analisis Bivariat
Umur_responden * Pengendalian_responden Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Umur_responden 35-44 Count 2 5 1 8
% within Umur_responden 25,0% 62,5% 12,5% 100,0%
% within Pengendalian_responden
14,3% 13,9% 16,7% 14,3%
% of Total 3,6% 8,9% 1,8% 14,3%
45-54 Count 6 12 2 20
% within Umur_responden 30,0% 60,0% 10,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
42,9% 33,3% 33,3% 35,7%
% of Total 10,7% 21,4% 3,6% 35,7%
55-64 Count 5 7 1 13
% within Umur_responden 38,5% 53,8% 7,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
35,7% 19,4% 16,7% 23,2%
Universitas Sumatera Utara
115
% of Total 8,9% 12,5% 1,8% 23,2%
>= 65 Count 1 12 2 15
% within Umur_responden 6,7% 80,0% 13,3% 100,0%
% within Pengendalian_responden
7,1% 33,3% 33,3% 26,8%
% of Total 1,8% 21,4% 3,6% 26,8%
Total Count 14 36 6 56
% within Umur_responden 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Point
Probability
Pearson Chi-Square 4,257(a) 6 ,642 ,682
Likelihood Ratio 4,927 6 ,553 ,673
Fisher's Exact Test 4,921 ,554
Linear-by-Linear
Association ,789(b) 1 ,374 ,441 ,220 ,060
Universitas Sumatera Utara
116
N of Valid Cases 56
a 7 cells (58,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,86.
b The standardized statistic is ,888.
Jenis_kelamin_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Jenis_kelamin_responden
Laki-laki Count 6 16 4 26
% within Jenis_kelamin_responden
23,1% 61,5% 15,4% 100,0%
% within Pengendalian_responden
42,9% 44,4% 66,7% 46,4%
% of Total 10,7% 28,6% 7,1% 46,4%
Perempuan Count 8 20 2 30
% within Jenis_kelamin_responden
26,7% 66,7% 6,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
57,1% 55,6% 33,3% 53,6%
% of Total 14,3% 35,7% 3,6% 53,6%
Total Count 14 36 6 56
Universitas Sumatera Utara
117
% within Jenis_kelamin_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 1,117(a) 2 ,572 ,614
Likelihood Ratio 1,126 2 ,570 ,614
Fisher's Exact Test 1,129 ,614
Linear-by-Linear Association
,615(b) 1 ,433 ,497 ,290 ,134
N of Valid Cases 56
a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79.
b The standardized statistic is -,784.
Universitas Sumatera Utara
118
Pendidikan_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Pendidikan_responden Tidak
Sekolah
Count 0 6 5 11
% within
Pendidikan_responden ,0% 54,5% 45,5% 100,0%
% within
Pengendalian_responden ,0% 16,7% 83,3% 19,6%
% of Total ,0% 10,7% 8,9% 19,6%
SD Count 1 10 1 12
% within
Pendidikan_responden 8,3% 83,3% 8,3% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 7,1% 27,8% 16,7% 21,4%
% of Total 1,8% 17,9% 1,8% 21,4%
SMP Count 3 3 0 6
% within
Pendidikan_responden 50,0% 50,0% ,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
119
% within
Pengendalian_responden 21,4% 8,3% ,0% 10,7%
% of Total 5,4% 5,4% ,0% 10,7%
SMA Count 8 16 0 24
% within
Pendidikan_responden 33,3% 66,7% ,0% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 57,1% 44,4% ,0% 42,9%
% of Total 14,3% 28,6% ,0% 42,9%
Perguruan
Tinggi
Count 2 1 0 3
% within
Pendidikan_responden 66,7% 33,3% ,0% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 14,3% 2,8% ,0% 5,4%
% of Total 3,6% 1,8% ,0% 5,4%
Total Count 14 36 6 56
% within
Pendidikan_responden 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within
Pengendalian_responden 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
120
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Point
Probability
Pearson Chi-Square 25,822(a) 8 ,001 ,002
Likelihood Ratio 25,998 8 ,001 ,001
Fisher's Exact Test 20,175 ,002
Linear-by-Linear
Association 16,202(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 56
a 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.
b The standardized statistic is -4,025.
Universitas Sumatera Utara
121
Pekerjaan_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Pekerjaan_responden
Tidak Bekerja Count 2 7 1 10
% within Pekerjaan_responden
20,0% 70,0% 10,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
14,3% 19,4% 16,7% 17,9%
% of Total 3,6% 12,5% 1,8% 17,9%
PNS Count 9 7 0 16
% within Pekerjaan_responden
56,3% 43,8% ,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
64,3% 19,4% ,0% 28,6%
% of Total 16,1% 12,5% ,0% 28,6%
Wiraswasta Count 3 4 0 7
% within Pekerjaan_responden
42,9% 57,1% ,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
21,4% 11,1% ,0% 12,5%
Universitas Sumatera Utara
122
% of Total 5,4% 7,1% ,0% 12,5%
Petani/Nelayan/Buruh Count 0 16 5 21
% within Pekerjaan_responden
,0% 76,2% 23,8% 100,0%
% within Pengendalian_responden
,0% 44,4% 83,3% 37,5%
% of Total ,0% 28,6% 8,9% 37,5%
Lainnya Count 0 2 0 2
% within Pekerjaan_responden
,0% 100,0% ,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
,0% 5,6% ,0% 3,6%
% of Total ,0% 3,6% ,0% 3,6%
Total Count 14 36 6 56
% within Pekerjaan_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
123
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 21,053(a) 8 ,007 ,011
Likelihood Ratio 26,851 8 ,001 ,001
Fisher's Exact Test 20,388 ,001
Linear-by-Linear Association
7,330(b) 1 ,007 ,007 ,004 ,002
N of Valid Cases 56
a 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,21.
b The standardized statistic is 2,707.
Pengetahuan_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Pengetahuan_responden
Baik Count 14 24 0 38
% within Pengetahuan_responden
36,8% 63,2% ,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
124
% within Pengendalian_responden
100,0% 66,7% ,0% 67,9%
% of Total 25,0% 42,9% ,0% 67,9%
Cukup baik Count 0 9 4 13
% within Pengetahuan_responden
,0% 69,2% 30,8% 100,0%
% within Pengendalian_responden
,0% 25,0% 66,7% 23,2%
% of Total ,0% 16,1% 7,1% 23,2%
Kurang baik Count 0 3 2 5
% within Pengetahuan_responden
,0% 60,0% 40,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
,0% 8,3% 33,3% 8,9%
% of Total ,0% 5,4% 3,6% 8,9%
Total Count 14 36 6 56
% within Pengetahuan_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
125
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 19,657(a) 4 ,001 ,001
Likelihood Ratio 24,637 4 ,000 ,000
Fisher's Exact Test 19,190 ,000
Linear-by-Linear Association
15,772(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 56
a 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,54.
b The standardized statistic is 3,971.
Sikap_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Sikap_responden Baik Count 12 14 0 26
% within Sikap_responden 46,2% 53,8% ,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
126
% within Pengendalian_responden
85,7% 38,9% ,0% 46,4%
% of Total 21,4% 25,0% ,0% 46,4%
Cukup baik Count 2 22 6 30
% within Sikap_responden 6,7% 73,3% 20,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
14,3% 61,1% 100,0% 53,6%
% of Total 3,6% 39,3% 10,7% 53,6%
Total Count 14 36 6 56
% within Sikap_responden 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 14,710(a) 2 ,001 ,000
Likelihood Ratio 17,749 2 ,000 ,000
Fisher's Exact Test 14,847 ,000
Universitas Sumatera Utara
127
Linear-by-Linear Association
14,376(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 56
a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79.
b The standardized statistic is 3,792.
Dukungan_keluarga_responden * Pengendalian_responden
Crosstab
Pengendalian_responden Total
Baik Cukup baik Kurang baik Baik
Dukungan_keluarga_responden
Baik Count 14 19 0 33
% within Dukungan_keluarga_responden
42,4% 57,6% ,0% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 52,8% ,0% 58,9%
% of Total 25,0% 33,9% ,0% 58,9%
Cukup baik Count 0 16 4 20
% within Dukungan_keluarga_respo
,0% 80,0% 20,0% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
128
nden
% within Pengendalian_responden
,0% 44,4% 66,7% 35,7%
% of Total ,0% 28,6% 7,1% 35,7%
Kurang baik Count 0 1 2 3
% within Dukungan_keluarga_responden
,0% 33,3% 66,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
,0% 2,8% 33,3% 5,4%
% of Total ,0% 1,8% 3,6% 5,4%
Total Count 14 36 6 56
% within Dukungan_keluarga_responden
25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
% within Pengendalian_responden
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 25,0% 64,3% 10,7% 100,0%
Universitas Sumatera Utara
129
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 25,115(a) 4 ,000 ,001
Likelihood Ratio 28,609 4 ,000 ,000
Fisher's Exact Test 23,151 ,000
Linear-by-Linear Association
20,084(b) 1 ,000 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 56
a 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.
b The standardized statistic is 4,481.
Universitas Sumatera Utara
top related