hukum koperasi indonesia
Post on 24-Jul-2015
92 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUKUM KOPERASI INDONESIA
BAB I
Pemahaman mengenai organisasi koperasi yang nantinya akan digunakan sebagai
dasar pengetahuan untuk mendalami badan usaha koperasi tersebut. Dengan
mengingat bahwa cara bekerja serta interaksi internal dan eksternal terdapat
perbedaan dengan badan usaha lain; seperti Perseroan Terbatas (PT), Firma (Fa),
Commandite Vennotschap (CV). Namun dalam menjalankan usahanya tetap
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi murni.
. A. Ideologi Perekonomian
Dalam hal tentang organisasi perekonomian, yang terpenting dan mendasar untuk
mempelajari hukum koperasi adalah pengetahuan dasar tentang ideologi, paham, dan
sistem yang dihubungkan dengan latar belakang sejarah perekonomian baik secara
teori maupun praktik yang dianut oleh Negara tersebut. Badan organisasi koperasi
memiliki karakteristik dan cara tersendiri dalam melakukan kegiatan
perekonomiannya. Lebih jauh lagi dalam aktivitas perekonomian dunia, bahwa
eksistensi koperasi benar-benar hadir didalam kehidupan sehari-hari; seperti
dilingkungan para pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, pedagang, dan pejabat
pemerintahan. Hal itu disebabkan karena pada dasarnya ideologi perekonomian itu
sendiri memang menghendaki berkooperasi, yang biasa disebut dengan ekonomi
kerakyatan. Dengan demikian, keberadaan organisasi koperasi dan cara bekerja yang
sifatnya melayani sangat bermanfaat baik bagi anggota koperasi maupun orang-orang
yang memerlukan pelayanan jasa-jasanya.
Sedang dalam pemahaman mengenai kehidupan organisasi koperasi, terdapat 3 bagian
yaitu: Ideologi Kapitalis, Ideologi Sosialis, Dan Ideologi Koperasi. Ideologi
kapitalisme mengajarkan pada pengikutnya bahwa pengaturan tentang kegiatan
ekonomi dan pelaksnaan pembangunan harus diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar, pengusaha dan perusahaan-perusahaan swasta agar dapat diperoleh
fee yang maksimal, baik secara individual maupun secara perusahaan. Sebaliknya,
Ideologi Sosialisme mengajarkan bahwa semua urusan ekonomi dan pelaksanaan
pembangunan dilaksanakan sepenuhnya oleh Negara. Dengan tujuan memberikan
manfaat dan nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup dan kebutuhan memenuhi
kepentingan ekonomi bersama (social benefit). Sedangkan Ideologi Koperasi muncul
pada era kejayaan kapitalisme, yang lebih mengutamakan peranan manusia dalam
memupuk modal. Dalam arti bahwa menjalankan suatu usaha haruslah bekerja sama
satu dengan yang lainnya dalam suatu wadah yang diorganisir dan mempunyai
program yang teratur dan dikelola bersama-sama secara demokratis.
. B. Pengertian Koperasi
Secara etimologi, berasal dari kata dalam bahasa belanda yaitu cooperatie yang
artinya adalah kerja sama. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
memberikan definisi koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan Perseroan dan
Koperasi Indonesia, mendefinisikan koperasi adalah bersifat suatu kerja sama antara
orang-orang yang termasuk golongan kurang mampu, yang ingin bersama untuk
meringankan beban hidup atau beban kerja.
Mohammad Hatta dalam bukunya The cooperative Movement in Indonesia,
mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.
Dari berbagai definisi dan pengertian koperasi, pada umumnya terdapat beragam
unsur yang terkandung tetapi pada pokoknya sama, yaitu:
. Merupakan perkumpulan orang, bukan semata perkumpulan modal.
. Adanya persamaan baik dalam tujuan kepentingan maupun dalam kegiatan
ekonomi, yang menyebabakan lahirnya beragam bentuk sejenis koperasi.
. Merupakan usaha yang bersifat social
. Bukan bertujuan untuk keuntungan badan koperasi itu sendiri, tetapi untuk
kepentingan kesejahteraan anggota.
. Diurus bersama, dengan semangat kebersamaan dan gotong royong.
. Netral.
. Demokratis.
. Menghindari persaingan antaranggota.
. Merupakan suatu sistem.
. Sukarela.
. Mandiri dengan kepercayaan diri.
. Keuntungan dengan manfaat sama.
. Pendidikan.
. Moral.
. Pengaturan beragam untuk setiap anggota dengan prinsip-prinsip koperasi.
. C. Hakikat Koperasi
Hakikat koperasi dari ungkapan Charles Gide yang berbunyi bahwa koperasi “kalau
mau berkembang dan tetap setia pada dirinya sendiri dan tidak menyimpang menjadi
bentuk lain, maka nilai-nilai moral yang mendasarinya harus merupakan realita-realita
dalam kegiatan maupun tingkah laku orang-orang koperasi”.
. Tujuan Koperasi
Bahwa tujuan koperasi harus berdasarkan atas motif ekonomi atau mencari
keuntungan.
. Sifat Koperasi
Koperasi bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk golongan
kurang mampu dalam hal kekayaan yang ingin meringankan beban hidup atau beban
kerja.
. Nilai dan Prinsip-prinsip koperasi
Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam koperasi adalah keadilan, bertanggung jawab,
demokrasi, solidaritas, kesetaraan. Sedang nilai etika bagi anggota adalah kejujuran,
keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan perhatian terhadap sesama.
Prinsip-prinsip koperasi meliputi: sukarela dan terbuka, demokratis, partisipasi
ekonomi anggota, otonomo daerah dan independen, pendidikan, pelatihan, informasi,
kerja sama antar koperasi, perhatian terhadap komunitas.
. Jenis Koperasi
Pada umumnya jenis koperasi dibedakan menjadi 4 bagian yaitu:
. Koperasi konsumsi
. Koperasi produksi
. Koperasi simpan pinjam
. Koperasi serba usaha
. D. Sejarah Awal Koperasi
. Koperasi pertama di Dunia
Meskipun tidak banyak literatur yang mengungkapkan tentang awal mula berdirinya
koperasi ,sehingga banyak yang mengatakan; seperti koperasi yang dikatakan oleh
syamsudin (1986) bahwa pendirian koperasi berdiri pada abad ke-18 oleh kaum
buruh bengkel kapal di Chatam and Woolwich, Scotlandia.
. Koperasi kedua di dunia
Pada koperasi pertama masih banyak kekurangan atau dapat dikatakan masih belum
modern. Atas ide bantuan William King dengan mendirikan koperasi dalam bentuk
warung-warung dapat dikatakan telah mendekati koperasi modern, karena telah
dikelola berdasarkan unsur-unsur ilmu pengetahuan didalamnya. Sehingga banyak
orang menyebutnya sebagai bapak koperasi (dunia).
. Koperasi Rochdale – Inggrisi
Koperasi modern yang pertama kali didirikan adalah Rochdale(1844), jadi setelah
berdirinya koperasi di Chatam and Woolwich. Koperasi inilah yang membawa
pengaruh besar terhadap gerakan koperasi di dunia. Terbukti pada tahun 1919
Cooperative Union dibentuk oleh Women-Skill Guild Organization. Atas usaha
Cooperative College di Manchester ( lembaga tinggi petama dunia).
. Robert Owen, William King, dan Charles Howaerd
Robert owen dalam pelaksanaan koperasinya tidak hanya mencari keuntungan bagi
perusahaannya, tetapi juga memikirkan tingkat kehidupan ekonomi para buruhnya
tanpa membatasi (community).
William King yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan ingin berbuat sesuatu
untuk memperbaiki kehidupan para buruh tetapi tidak terlalu fokus terhadap
perekonomian para buruhnya. Salah satu usahanya berupa, dengan nendirikan 130
koperasi. Dan usahanya dikategorikan Koperasi Generasi kedua dunia.
Charles Howard mendirikan koperasi dengan ditandai adanya ide para buruh (Massa
William K), karena ada pemerasan dan manipulasi terhadap pekerja; seperti barang-
barang yang disediakan bermutu rendah, palsu, ukuran, takaran, dan timbangan tidak
tepat, harga selalu tinggi, dsb.
. E. Sejarah Awal Koperasi Di Indonesia
Padamassakoloni belanda yaitu, E. Siedeburg dan penggantinya De Wolf van
Westerrede yang berada di Purwokerto. Sedang orang pribumiIndonesiapertama
perintisan koperasi adalah Raden Aria Wiria Atmadja. Kedua orang Belanda tersebut
banyak kaitannya dengan perintisan koperasi di Indonesia, karena pada tahun 1896
atas dorongan E. Siedeburgh membantu Raden Aria Wiria Atmadja dalam mendirikan
Bank Bantuan dan Tabungan.
Kemudian pada tahun 1908, berdirilah perkumpulan Budi Utomo yang dipimpin oleh
budi utomo dan gunawan mangunkusumo. Dengan menganjurkan berdirinya Koperasi
Rumah Tangga (Konsumsi). Sekitar tahun 1912, berdiri pula Serikat Dagang Islam
oleh H. Samanhudi yang bertujuan memperkuat posisi para pedagang pribumi.
. F. Koperasi Dalam Cabang Ilmu (Pengetahuan) Hukum
Terdapat beberapa tokoh yang berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan koperasi,
yaitu:
. Ivan Emelianoft (RUSIA), yang mempunyai gelar Doktor dalam ilmu ekonomi dan
disebut dalam bukunya economic theory of cooperation.
. Margaret Digby(Inggris ), seorang aktivis koperasi dan ahli teori koperasi.
. Paul Lambert, seorang akitivis koperasi selain itu juga menuliskan tentang falsafah
koperasi.
Untuk dapat dikatakan sebagai cabang ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-
syarat keilmuan sebagai berikut:
. Harus mempunyai obyek tertentu, maksudnya bahwa sasaran pokok
pembahasannya adalah tentang kegiatan manusia dalam menjalankan usaha
untuk memenuhi kebutuhan.
. Pembahasan harus menggunakan metode tertentu, yaitu metode berpikir yang
umum digunakan adalah metode deduksi, metode induksi, n metode
komparatif.
. Jalan pikiran harus logis dan sistematis, bahwa hubungan antara suatu ilmu dengan
ilmu yang lain dalam arti ilmu ini berdiri sendiri dalam kedudukannya (ilmu
pengetahuan tidak dibenarkan berdiri sendiri terlepas sama sekali dengan ilmu
yang lain).
BAB II
Kronologi Dan Sejarah Regulasi Tentang Koperasi Di Indonesia
Dengan mengetahui kronologi dan sejarah peraturan perundang-undangan tersebut
akan diketahui pokok-pokok pikiran, pokok-pikiran perubahan dalam pengaturan, dan
arah perkembangan koperasiIndonesiadengan segala kekhususan yang ada.
Kekhususan-kekhususan koperasiIndonesiasangat dipengaruhi oleh ideologi bangsa
dan NegaraIndonesiayang tercermin dari isi peraturan perundang-undangan tersebut.
A. kronologi Dan Sejarah Regulasi Koperasi Sebelum UU. No 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian.
. Veror op de cooperative verenigingen (staatsblad 431tahun 1915)
Dalam pasal 1 (1) regeling der cooperatieve verenigingen stb.227 tahun 1876, sama
halnya dengan peraturan koperasi pertama diIndonesiayakni verordening op de
cooperatieve verenigingen stb.431 tahun 1915. Koperasi didefinisikan sebagai sebuah
perkumpulan orang-orang, dimana orang tersebut diperbolehkan untuk keluar masuk
sebagai anggota, yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran para anggotanya,
dengan cara bersama-sama menyelenggarakan suatu sistem penghidupan atau
pekerjaan (koperasi produksi), atau secara bersama-sama menyediakan bahan-bahan
untuk keperluan mereka (koperasi konsumsi), atau secara memberikan uang muka
atau kredit (koperasi perkreditan).
Dilihat dari definisi diatas, pada dasarnya koperasi yang dimaksudkan dalam
peraturan-peraturan tersebut adalah suatu perkumpulan berbadan hukum yang tunduk
pada pertauran hukum perdata yang termuat dalam burgerlijk wetboek (KUH perdata)
dan wetboek van koophandel (KUH Dagang). Dalam periode pemerintahan hindia
belanda membuat peraturan mengenai kerja sama, namun peraturan yang dibuat itu
tanpa mempelajari dan mempertimbangkan situasi dan kondisi asli rakyatnya,
mencontoh apa adanya dari peraturan di Negara Belanda. Sehingga tidak cocok
dengan dengan keadaan di hindia belanda.
Oleh karena itu peraturan koperasi pertama diIndonesiaini dapat dikatakan, tidak
dapat diikuti oleh rakyat hindia belanda waktu itu karena tidak memberikan manfaat
apa pun bagi mereka. Bahkan sebaliknya malah peraturan itu mendapat reaksi keras
dari kaum pergerakkan nasional dan pergerakkan koperasi.
. Regeling Inlanndsche Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No.91 tahun 1927)
Sebagai kelanjutan dari adanya reaksi keras dan desakan dari rakyat hindia belanda,
maka pada tanggal 10 juni 1920 berdasarkan gouvernements-besluit No. 1,
dibentuklah cooperatieve commisie yang dipmpin oleh J.H. Boeke yang pada waktu
itu menjabat sebagai adviseur voor volks-credietwezen dengan beberapa anggotanya
dari wakil pemuda pejuang Indonesia. Tugas dari komisi ini adalah untuk menyelidik,
apakah koperasi itu bermanfaat bagi rakyat hindia belanda.
Kemudian hasil laporan itu setelah diterima oleh Kerajaan Belanda, maka dilakukan
pembangunan perekonomian rakyat dengan cara menerbitkan peraturan koperasi yang
khusus bagi rakyat hindia belanda (tidak tunduk pada BW dan WvK, melainkan
tunduk pada hukum adat).
. Aglemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen Stb. 108 tahun 1933
Dengan adanya aglemene regeling op de coopertieve ini (himgga masa-masa
berikutnya) syarat-syarat untuk mendirikan koperasi tidak lagi menjadi masalah dan
memberatkan bagi orang-orang asli hindia belanda, tidak seperti pada masa
sebelumnya dimana syarat untuk mendirikan koperasi sengaja diatur sedemikian rupa
sehingga sulit bagi orang-orang asli hindia belanda untuk dapat memenuhinya.
. Regeling Cooperatieve Verenigingen (Stb. 179 tahun 1949)
Pada tanggal 7 juli 1949 diterbitkan regeling cooperatieve verenigingen (stb.
179/1949), yakni mengenai koperasi yang berlaku untuk orang Indonesia ini tidak
mencabut peraturan yang sebelumnya yaitu algemene regeling op de cooperatieve
verenigingen stb. 108/1933. Pada tanggal 11 s/d 14 juli tahun 1947 dilangsungkan
kongres pertama di Tasikmalaya, dengan menetapkan bahwa pada tanggal 12 juli
sebagai “Hari Koperasi”. Disamping itu kemudian ditetapkan juga pendirian sentral
organisasi koperasi rakyat indinesia(SOKRI). Selanjutnya pada tahun 1950 yaitu
bulan januari sampai bulan agustus, dimasaIndonesiamenjadi Negara serikat dibawah
konstitusi RIS,Indonesiadipecah menjadi beberapa bagian. Oleh karena itu koperasi
dibentuk untuk masing-masing Negara bagian.
Kemudian pada tanggal 15 s/d 17 juli 1953 di Bandung dilangsungkan kongres kedua
dengan keputusan mengubah SOKRI menjadi Dewan Koperasi Indonesia(DKI),
mewajibkan DKI membentuk lembaga pendidikan koperasi dan mendirikan sekolah.
Dan pada tanggal 1s/d 5 september 1956 kongres ketiga koperasi seluruh Indonesia di
Jakarta. Setelah kongres ketiga ini mulai terjalin hubungan dengan Internasional
Cooperatieve Alliance(ICA).
. Undang-undang tentang perkumpulan koperasi No. 79 tahun 1958
Undang-undang ini memang dibuat secara tergesa-gesa dan telah berulang kali
disusun dan disempurnakan oleh jawatan koperasi, tetapi menjelang hingga akhir
tahun 1958 belum pernah diajukan kepada perlemen. Dengan adanya hal itu, maka
tidak banyak membawa perubahan dan masih belum memenuhi kebutuhan untuk
mengatur tentang perkumpulan koperasi.
. Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi.
Untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP No. 60 tahun 1959,
maka pada tanggal 25 s/d 28 mei 1960 di Jakarta dilakukan musyawarah kerja
koperasi dengan hasil keputusan bahwa :
. Menjadikan manipol-usdek sebagai landasan idiil koperasi
. Pelaksaan ekonomi terpimpin memberikan peluang besar kepada koperasi, yang
berarti bahwa koperasi dikendalikan secara intensif oleh pemerintahan dan itu
menyimpang dari UUD 1945.
. Insrtuksi Presiden No. 2 dan No. 3 tahun 1960
Inpres No. 2 tahun 1960 intinya adalah pembentukan Badan Penggerak
Koperasi(Bapengkop) sebagai wadah tunggal kerja sama antara jawatan koperasi dan
masyarakat, tujuanya adalah untuk mendorong pertumbuhan gerakan koperasi
Bapengkop ini bertugas mengadakan koordinasi dalam segala kegiatan instansi-
instansi pemerintah untuk menumbuhkan dan mengembangkan gerakan koperasi
secara teratur dari pusat sampai ke daerah. Sedang Inpres No. 3 tahun 1960 sebagai
berikut:
. Pendidikan koperasi untuk kader-kader masyarakat, untuk kader-kader pemerintah,
tenaga pengajar dan pendidikan sekolah menengah atas serta akademi
koperasi.
. Pemasukan mata pelajaran koperasi di sekolah-sekolah sejak SD-SMU.
. UU Perkoperasian No. 14 Tahun 1965 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
Pada tanggal 2 s/d 10 agustus 1965 diJakartadiadakan musyawarah nasional koperasi
kedua. Hadirnya utusan daerah ke Munaskop II ini pada dasarnya hanya diperlukan
untuk mengesahkan keputusan-keputusan yang telah dipersiapkan terlebih dulu,
keputusan yang lebih bersifat politis. Serta pengesahan UU No. 14 tahun 1965 oleh
presiden soekarno tentang pokok-pokok perkoperasian (lembaran Negara No. 75
tahun 1965), yang didalamnya diterapkan prinsip Nasakom.
. UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian
Bahwa penyusunan UU No. 12 tahun 1967 dilandasi oleh pemikiran dan kaidah
ekonomi. Dengan berlakunya undang-undang ini yang didalamnya mengharuskan
koperasi-koperasi melakukan penyesuaian dalam penertiban organisasi koperasi
tersebut. Seiring dengan mulai dilaksanakanya REPELITA I, pertumbuhan koperasi
mendapat dukungan pemerintah secara akomodatif serta terpenuhilah keinginan
masyarakat, aktivis koperasi untuk memiliki landasan pokok untuk mengatur kegiatan
perkoperasian yang sesuai dengan jiwa dan semangat pemerintah orde baru;
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
. A. KRONOLOGI DAN SEJARAH UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN
1992 TENTANG PERKOPERASIAN.
UU No. 25 tahun 1992 ini diterbitkan untuk menyesuaikan gerak langkah koperasi
dengan perkembangan keadaan perekonomian pada secara umum.
Undang-undang ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas jati diri,
tujuan, kedudukan, peran, manajemen, keusahaan, dan permodalan koperasi serta
pembinaan koperasi sehingga dapat lebih menjamin terwujudnya kehidupan koperasi
sebagaimana diamanatkan UUD 1945. selain itu, UU No. 25 tahun 1992 juga
memberi kesempatan bagi koperasi untuk memperkuat permodalan melalui
pengerahan modal penyertaan baik dari anggota maupun bukan anggota.
BAB III
Pendirian Koperasi Dan Status Badan Hukum
. A. Koperasi adalah Subjek Hukum: Persoonrecht
Ketentuan hukum yang menjadi landasan operasional koperasi diwilayah negara
kesatuan RI tidak hanya sebatas pada konstitusi (UUD 1945) mulai dari pedoman
kebijaksanaan publik disektor ekonomi (GBHN) peraturan dasar (UU), peraturan
teknis tentang pelaksanaan perkoperasian (PP, kepress, kepmen), sampai dengan
berbagai aspek-aspek dasar dan asas-asas umum hukum yang sering disebut dengan
ketentuan yang lex generalis dalam hukum perdata.
Dalam pasal 1653 menyebutkan beberapa macam jenis perkumpulan yang dibedakan
berdasarkan peruntukannya yang dapat dikategorikan sebagai aspek hukum, yaitu:
. Badan hukum yang didirikan oleh pemerintah.
. Badan hukum yang diakui keberadaannya.
. Badan hukum yang diperbolehkan atau diizinkan keberadaannya.
. Badan hukum yang didirikan dengan maksud tertentu oleh siapa saja.
. B. Aspek Hukum Perikatan Dalam Pendirian Koperasi
Kitab undang-undang hukum perdata mengatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah
untuk memberikan sesuatu untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
Memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu itu disebut sebagai
prestasi, kebalikannya jika perikatan itu diabaikan maka pihak tersebut dinyatakan
sebagai wanprestasi (pasal 1234). Tiap-tipa perikatan dilahirkan baik karena adanya
persetujuan maupun disebabkan oleh undang-undang (pasal 1233). Agar persetujuan
menjadi sah, maka harus terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut: adanya kata sepakat,
kesepakatan yang dibuat mereka yang cakap yang ingin mengikatkan diri, adanya
suatu hal (objek) tertentu, dan dengan maksud halal (pasal 1320).
Tujuan Pendirian, Rencana Usaha, Bentuk dan Jenis Koperasi.
. Tujuan Pendirian Koperasi
Tujuan mendirikan koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam
memenuhi kepentingan bersama dari pada pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi.
Adapun prinsip-prinsip dasar koperasi dalam undang-umdang perkoperasian adalah
sebagai berikut:
. Keanggotaan di dalam koperasi bersifat sukarela dan terbuka
. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masimg-masing anggota
. Pemberian balas jasa usaha yang terbatas terhadap modal
. Kemandirian
. Rencana Usaha, Bentuk dan Jenis Koperasi
Rencana usaha biasanya sudah terjadi sebelum koperasi didirikan, para calon pendiri
telah membicarakan rencana usaha dalam pertemuan-pertemuan yang mereka adakan
untuk sebuah koperasi. Setelah itu, maka ditentukan usaha yang mereka kehendaki
dan disebut dengan bentuk koperasi. Terdapat 2 bentuk koperasi, yaitu koperasi
primer (beranggotakan orang per orang) dan koperasi sekunder (beranggotakan
koperasi-koperasi primer). Kemudian barulah jenis-jenis koperasi yang dapat
dibedakan berdasarkan adanya kesamaan dalam melakukan kegiatan usaha.
. C. Syarat-syarat Pendirian
Syarat mendirikan sebuah koperasi baik yang diatur dalam UU koperasi tahun 1992
maupun yang diatur dalam UU koperasi tahun 1967 sangat simpel, yaitu hanya
memerlukan calon pendiri sebanyak minimal 20 orang, dari dua puluh orang tersebut
kemudian semuanya dapat menjadi anggota, dan diantara mereka dapat dipilih
menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas.
Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan kesemua anggota, maka proses
selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersama kedalam anggaran dasar yang
berbentuk akta pendirian koperasi.
. D. Modal Dasar Pendirian
Organisasi koperasi bukanlah organisasi yang didirikan untuk wadah menampung
modal atau bantuan dari pihak ketiga, orang lain atau pemerintah, tetapi merupakan
sebuah organisasi swadaya yang mandiri yang didirikan menjadi sebuah wadah untuk
berkumpul, bekerja sama dalam berusaha untuk meningkatkan kegiatan ekonomi para
anggotanya. Jadi, organisasi koperasi merupakan suatu organisasi yang didirikan
dengan tanpa modal karena koperasi merupakan salah satu dari organisasi perusahaan,
yang didirikan untuk mengakumulasikan potensi keuangan (modal).
Aturan mengenai permodalan koperasi tidak diatur secara detail; yaitu didalam UU
Perkoperasian meliputi modal sendiri, dan modal pinjaman.
. E. Nama dan Domosili Koperasi
Ketentuan mengenai nama dan tempat kedudukan koperasi merupakan salah satu dari
ketentuan minimal yang harus dicantumkan dalam AD koperasi. UU perkoperasian
harus memberikan aturan yang jelas mengenai nama yang bagaimana yang dapat
dipergunakan sebagai suatu koperasi, seperti yang diatur oleh ketentuan perundang-
undangan terhadap nama yang dapat dipakai oleh sebuah perseroan terbatas, asal tidak
bertentangan dengan hak atas kekayaan intelektual dan tidak melanggar kesusilaan
dan ketertiban umum, termasuk ketentuan perundang-undangan.
. F. Jangka Waktu Berdirinya Koperasi
Jangka waktu berdirinya koperasi dapat ditetapkan terbatas dalam jangka waktu
tertentu atau untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sesuai dengan tujuan dan
kehendak para pendiri.
. G. Pengesahan dan Penolakan Akta Pendirian oleh Otoritas Perkoperasian
Di dalam akta pendirian atau anggaran dasar suatu koperasi yang dibuat (autentik)
oleh dan ditandatangani dihadapan notaris harus dicantumkan nama-nama anggota
atau orang-orang yang dipercayai atau ditunjuk untuk duduk dalam organisasi
manajemen koperasi. Pengesahan akta pendirian akan diperoleh dalam jangka waktu
paling lama 3 bulan setelah pengajuan dan diumumkan dalam berita Negara RI.
Untuk mengenai penolakan dalam pengesahan, alasan penolakan itu akan
diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lama 3 bulan
setelah pengajuan.
. H. Perolehan Status Badan Hukum
Dengan mendapatkan status badan hukum maka sebuah badan usaha koperasi menjadi
subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban, sehingga terhadap pihak ketiga
apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta
bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut.
. I. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Merupakan Aturan
Main Dalam Sebuah Koperasi
Anggaran dasar dari suatu perkumpulan merupakan sebuah kumpulan dari aturan-
aturan main yang dibuat oleh para pendiri perkumpulan itu; mengatur hubungan
hukum dalam kehidupan perkumpulan itu baik secara eksternal maupun internal.
Demikian juga anggaran dasar dari suatu badan usaha koperasi memuat semua
ketentuan hukum yang berlaku bagi semua anggota koperasi tersebut.
Jadi, anggaran koperasi merupakan kumpulan ketentuan dan peraturan yang dibuat
oleh para pendiri koperasi atas kesepakatan bersama yang berlaku sebagai undang-
undang terhadap para anggota koperasi.
. J. Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
Ada dua cara dalam melakukan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yaitu:
. Perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebelum koperasi berstatus
badan hukum.
. Perubahan anggaran dasar setelah koperasi berstatus badan hukum.
BAB IV
MODAL-MODAL DAN PRINSIP KEUANGAN
Dengan adanya ketentuan hukum yang mengatur permodalan koperasi secara jelas
dan tegas maka keterbatasan dalam memformulasikan faktor modal usaha koperasi
selama ini dapat dihilangkan salah satu jalan misalnya dengan merombak struktur
permodalan koperasi selaku sebuah badan usaha, dalam kenyataan bahwa para pendiri
dan para anggota koperasi selama ini pada dasarnya secara klasik menghadapi
masalah yang sama dari waktu kewaktu, yaitu keterbatasan kemampuan ekonomi para
anggota dalam memberikan kontribusi berupa dana yang cukup dan layak untuk
dijadikan sebagai modal usaha.
. A. Pengertian Permodalan Dalam Koperasi
Setiap perkumpulan atau organisasi baik itu yang dikategorikan sebagai organisasi
non-profit orientet maupun organisasi yang dikategorikan sebagai organisasi yang
profit orientet dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuannya, secara logis
tentu memerlukan dana tidak terkecuali badan hukum yang disebut koperasi. Sebagai
badan usaha, koperasi memerlukan dana sesuai dengan lingkup dan jenis usahanya,
dana tersebut disebut dengan modal yaitu modal usaha yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas usaha koperasi. Beberapa alternatif jalan keluar yang dapat
dipakai oleh para pendiri koperasi dan otoritas yang berwenang, yaitu:
. Karakteristik Koperasi
Karakteristik koperasi yaitu merupakan sebuah perkumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan bersama untuk bekerja sama untuk memperbaiki dan
meningkatkan taraf kemampuan mereka dibidang ekonomi dan perekonomian.
. Peruntukan Modal
Ada tiga alasan mendasar mengapa koperasi membutuhkan modal antara lain:
pertama, untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi yang digunakan seperti
dalam pembuatan akta pendirian atau anggaran dasar, membayar biaya-biaya
administrasi, dll. Kedua, untuk membeli barang-barang modal. Ketiga,untuk modal
kerja.
. Sumber Modal
Ada dua sumber modal yang dapat dijadikan modal usaha koperasi yaitu:
. Secara langsung
. Secara tidak langsung
. B. Modal Koperasi
Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan usaha koperasi
adalah sama yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Modal koperasi
terdiri dari:
. Modal dasar
. Modal sendiri
. Modal pinjaman.
. Modal Penyertaan
Berdasarkan SK menteri koperasi No. 145/menkop/1998, penanaman modal
penyertaan dapat diperoleh dari pemerintah, dunia usaha dan badan usaha lainnya
baik yang berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri, serta dari masyarakat
umum. Untuk menawarkan atau mengundang para modal yang mau ikut memasukkan
modal penyertaan ke dalam usaha koperasi, dapat dilakukan melalui media masa. Dari
ketentuan inilah maka koperasi dapat menghimpun modal dari masyarakat luas di
lingkungan sekitarnya, bahkan menarik modal dari luar negeri, baik secara manual
konvensional maupun secara modern.
. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Istilah sisa hasil usaha dalam istilah koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi
pertama, SHU ditentukan dari cara menghitungnya (pasal 45 ayat 1) UU
Perkoperasian. Dan sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik
dan nilai-nilai tersendiri.
Berikut macam-macam SHU koperasi:
. SHU koperasi pemasaran
. SHU koperasi pembelian
. SHU koperasi simpan pinjam
. Prinsip Keuangan
Prinsip keuangan terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:
. Equity atau Ekuitas
. Modal penyertaan
. Modal sumbangan
. Dana cadangan
. Sisa hasil usaha (SHU)
. Kewajiban
. Aktiva
Transaksi usaha koperasi
top related