identifikasi penyakit sistem pernafasan pada manusia …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal...
Post on 08-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Identifikasi Penyakit Sistem Pernafasan Pada Manusia Menggunakan Metode
Certainty Factor Berbasis WEB
Aris Setiawan, Soewarto Hardhienata, Prihastuti Harsani
arieztsetia1@gmail.com
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan
J.Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547
ABSTRAK
Sistem pernafasan pada manusia bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara
dan mengeluarkan karbondioksida. Sistem pernafasan amatlah penting bagi manusia,
karena faktor utama manusia adalah bernafas. Terganggunya pernafasan maka manusia
akan kesulitan untuk melakukan kegiatan. Anggapan bahwa penyakit yang diawali dengan
gejala batuk atau flu biasa tidak akan membahayakan, tetapi orang awam tidak tahu apakah
gejala awal tersebut merupakan gejala awal pada penyakit berat lainnya seperti TBC atau
kanker paru-paru. Mengacu pada permasalahan diatas, maka dibangun identifikasi
penyakit sistem pernafasan pada manusia menggunakan metode certainty factor berbasis
web. Metode yang digunakan adalah metode System Development Life Cycle (SDLC).
Identifikasi penyakit sistem pernafasan ini, terdapat 17 penyakit, 48 gejala beserta
pengobatannya. Untuk mengidentifikasi penyakit, seorang user di haruskan memberikan
input berupa gejala yang dialami kemudian output yang diberikan berupa hasil diagnosa
gejala penyakit yang dialami beserta pengobatannya. Sistem ini dapat dijadikan alternatif
solusi bagi user (pengguna) dalam mencari referensi penyakit sistem pernafasan pada
manusia.
Kata Kunci : Penyakit sistem pernafasan, Sistem Pakar, Certainty Factor
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Pakar (Expert System)
adalah suatu bidang dari ilmu kecerdasan
buatan dalam kaitannya dengan sistem
pendukung keputusan yang dirancang
dengan memasukkan unsur-unsur keahlian
dari satu konsep terprogram (Code Base
Concept) dalam pengambilan keputusan.
Implementasi sistem pakar dapat
diterapkan dalam dunia kesehatan selain
sebagai media informasi bagi masyarakat
terutama penderita penyakit untuk
mengetahui jenis penyakit yang diderita
sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat
bantu bagi dokter untuk dapat mengambil
keputusan secara cepat dan lebih akurat.
Sistem pernapasan pada manusia
bertujuan untuk memperoleh oksigen dari
udara dan mengeluarkan gas sisa
pembakaran (karbondioksida). Oksigen
diperlukan untuk membakar makanan dari
hasil pencernaan yang diubah menjadi
energi. Sistem pernapasan pada manusia
terdiri dari hidung, laring (pangkal
tenggorokan), trakea (batang
tenggorokan), bronkus (cabang batang
tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
Sistem pernapasan amatlah penting bagi
manusia, karena faktor utama bagi
kehidupan manusia adalah dengan
menghirup oksigen dan oksigen didapat
dengan bernafas.
Terganggunya sistem pernapasan
maka manusia akan kesulitan untuk
melakukan kegiatan atau pekerjaan.
Penyakit yang terdapat pada sistem
pernapasan manusia amatlah komplek.
Anggapan bahwa penyakit yang diawali
2
dengan gejala batuk atau flu biasa tidak
akan membahayakan, tetapi orang awam
tidak tahu apakah gejala awal tersebut
merupakan gejala awal pada penyakit berat
lainnya seperti TBC atau kanker paru-paru.
Mengacu pada permasalahan
diatas, untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berfokus
pada sistem pernafasan agar dapat
memberikan suatu kemudahan dalam
mengidentifikasi penyakit. Oleh karena itu,
dalam penyusunan penelitian ini penulis
mengambil judul “Identifikasi Penyakit
Sitem Pernafasan pada Manusia
menggunakan Metode Certainty Factor
Berbasis web”.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membangun sistem pakar
identifikasi penyakit sistem pernapasan
pada manusia menggunakan metode
certainty factor berbasis web.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup ini
mencakup 17 penyakit, menggunakan
metode certainty factor, pembuatan sistem
pakar ini hanya berdasarkan gejala-gejala
spesifik dari ketujuh belas jenis penyakit
yang akan dibahas, output yang diberikan
berupa hasil diagnosa gejala penyakit yang
dialami beserta pengobatannya,
perancangan program aplikasi sistem pakar
menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan MySQL sebagai databasenya.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah
menjadi media perantara bagi pengguna
aplikasi (masyarakat/ user non-expert)
untuk membantu mengidentifikasi jenis
penyakit sistem pernafasan dan mendapat
alternatif solusinya berupa penanganan
awal dari penyakit, Referensi dalam
mencari jenis penyakit sistem pernafasan
dan gejala-gejala yang dialami penderita,
Membantu pakar kedokteran terutama
spesialis penyakit sistem pernafasan
melestarikan kepakarannya, dan Sebagai
dokumentasi kepakaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Pakar (Expert System)
Sistem pakar diambil dari istilah
knowledge base expert system yang
merupakan hasil dari proses knowledge
engineering. Sistem pakar pertama kali
dikembangkan oleh komunitas artificial
intelligent pada pertengahan tahun 1960.
Sistem pakar yang muncul pertama kali
adalah General Purpose Problem Solver
(GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan
Simon. (Giarratano dan Rilley, 2004).
Sistem pakar dapat didefinisikan sebagai
sebuah program komputer yang mencoba
meniru atau mensimulasikan pengetahuan
(knowledge) dan ketrampilan (skill) dari
seorang pakar pada area tertentu.
Selanjutnya sistem ini akan mencoba
memecahkan suatu permasalahan sesuai
dengan kepakarannya. (Jusak, 2007).
Kemampuannya untuk memberikan
keputusan seperti seorang pakar didalam
bidang tertentu merupakan salah satu hal
yang diperlukan oleh manusia dalam
berbagai aspek kehidupan.
Certainty Factor (CF) Awal mula Teori certainty factor
(CF) diusulkan oleh Shortlife dan
Buchanan pada tahun 1975 untuk
mengakomodasi ketidakpastian pemikiran
seorang pakar. Seorang pakar/ahli dalam
hal ini biasanya dokter sering kali
menganalisis informasi yang sudah ada
dengan ungkapan seperti “mungkin”,
“kemungkinan besar”, “hampir pasti”.
Untuk mengakomodasi hal ini kita
menggunakan certainty factor guna
menggambarkan tingkat keyakinan pakar
terhadap masalah yang sedang
dihadapi.(Sutojo,dkk, 2010).
Ada dua cara dalam mendapatkan
Certainty Factor (CF) dari sebuah rule,
yaitu:
3
1. Metode “Net Belief” yang diusulkan
oleh E.H Shortlife dan B.G.
Buchaman
CF (Rule) = MB (H,E)-MD(H,E)
MB(H,E) = {max[P(H|E),P(H)]−P(H)
max[1,0]−P(H) P(H)=1, lainnya
MD(H,E) = {min[P(H|E),P(H)]−P(H)
min[1,0]−P(H) P(H)=0, lainnya
Dimana :
CF (Rule) = Faktor kepastian
MB(H,E) = Measure of Belief (ukuran
kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika
diberikan evidence E (antara 0 dan 1)
MD(H,E) = Measure of Disbelief (ukuran
ketidakpercayaan) terhadap evidence H,
jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1)
P(H) = Probabilitas kebenaran hipotesis H
P(H|E) = Probabilitas bahwa H benar
karena fakta E
2. Dengan cara mewawancarai seorang
pakar/ahli
Nilai CF (Rule) didapat dari
interpretasi “term” dari pakar, yang
dirubah menjadi nilai CF tertentu. Sebagai
contoh dapat dilihat pada Tabel 1, yakni
uncertain term dari seorang pakar
dikonversi menjadi sebuah nilai CF.
Tabel 1. Nilai evidence tingat keyakinan
pakar Uncertain Term CF
Pasti Tidak
Hampir pasti Tidak
Kemungkinan Besar Tidak
Mungkin Tidak
Tidak Tahu
Mungkin
Kemungkinan Besar
Hampir Pasti
Pasti
-1.0
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2 to 0.2
0.4
0.6
0.8
1
Sumber : Buku Kecerdasan Buatan
(Sutojo, dkk. 2010:195-196)
Pengertian Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas. Pada
hewan berkaki empat, sistem pernafasan
pada umumnya termasuk saluran yang
digunakan untuk membawa udara kedalam
paru-paru dimana terjadi pertukaran gas.
Diafragma menarik udara masuk dan juga
mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem
pernafasan ditemukan pada berbagai jenis
makhluk hidup. Bahkan pohon pun
memiliki sistem pernafasan. Organ-organ
pernafasan meliputi hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, paru-paru, alveolus
Sumber:
http://www.gurupendidikan.com/pengertia
n-sistem-pernafasan -pada-manusia-
lengkap/
Penyakit Sistem Pernafasan
Penyakit (disease) adalah
penyimpangan pelaksanaan fungsi normal
proses fisiologi yang mengganggu,
merusak, atau bahkan menghentikan
kegiatan vital makhluk hidup. Pernapasan
manusia dapat saja mengalami gangguan
karena terjadinya kelainan pada organ atau
akibat penyakit tertentu. Gangguan
tersebut dapat disebabkan oleh kuman,
bakteri, polusi udara, atau faktor keturunan
(genetik). Alat-alat pernapasan pada sistem
pernapasan ini merupakan organ-organ
tubuh yang sangat penting. Jika alat-alat ini
terganggu karena penyakit atau kelainan,
proses akan terganggu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Beberapa macam
penyakit yang umum terjadi pada saluran
pernapasan manusia, antara lain :
Faringitis, Asma, Influenza (Flu),
Emfisema, Bronkitis, Asbestosis, Sinusitis,
Tuberculosis (TBC), Pneumonia, Dipteri,
Renitis, Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA), Kanker paru-paru, SARS, Rinitis,
Laringitis, Tonsilitis.
Sumber:
https://aguskomteu.blogspot.com/2011/10/
kelainan-dan-penyakit-pada-
pernafasan.html?m=1
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan System Development Life
Cycle (SDLC). Dalam tahapan-tahapan ini
dijelaskan proses pembuatan sistem serta
4
langkah-langkah yang sesuai dengan
tahapan sistem yang berlaku pada SDLC
termasuk pengumpulan data. Tahapan-
tahapan tersebut disajikan dalam skema
seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi
Penelitian
Perencanaan Sistem Tahap perencanaan merupakan
suatu tahap pengumpulan data yang
dilakukan dengan mencari informasi yang
berkaitan dengan penelitian yang akan
dibuat. Dalam mencari informasi dapat
dilakukan dengan memanfaatkan referensi
dari buku-buku maupun internet, serta
observasi.
Tabel 2. Tabel jenis penyakit sistem
pernafasan
KODE NAMA PENYAKIT SISTEM
PERNAFASAN
SP001 Faringitis
SP002 Asma
SP003 Influenza (Flu)
SP004 Emfisema
SP005 Bronkitis
SP006 Asbestosis
SP007 Sinusitis
SP008 Tuberculosis (TBC)
SP009 Pneumonia
SP010 Dipteri
SP011 Renitis
KODE NAMA PENYAKIT SISTEM
PERNAFASAN
SP012 Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
SP013 Kanker Paru-Paru
SP014 SARS
SP015 Rinitis
SP016 Laringitis
SP017 Tonsilitis
Sedangkan pada tabel 3. Berikut ini berisi
tentang semua gejala penyakit sistem
pernafasan pada manusia.
Tabel 3. Tabel jenis gejala penyakit sistem
pernafasan
KODE GEJALA PENYAKIT
G001 Tenggorokan sakit saat menelan
G002 Kerongkongan terasa kering
G003 Sesak nafas
G004 Mudah Lelah
G005 Rasa sesak dan berat di dada
G006 Nafas berbunyi ngiiik…ngiiik (wezink)
G007
Kesulitan tidur dengan nyenyak minimal
3 kali dalam seminggu
G008
Batuk setiap hari di malam dan cuaca
dingin
G009
Serangan asma yang hebat sehingga tidak
dapat berbicara
G010 Hidung tersumbat
G011 Bersin-bersin
G012 Pilek
G013 Tenggorokan gatal
G014 Nafsu makan dan berat badan menurun
G015 Batuk kronis lebih dari 3 bulan
G016 Kepala terasa sakit
G017 Batuk berdahak
G018 Flu berkepanjangan selama 1 minggu
G019
Timbul warna kemerahan pada wajah,
telapak tangan, dan selaput lendir
G020 Penglihatan kabur
G021 Batuk
G022 Hidung gatal
G023 Hidung berair (ingus encer)
G024
Tercium bau tidak sedap pada hidung
ketika bernafas
G025
Hidung mengeluarkan ingus kental yang
berwarna putih/ kekuning-kuningan
G026
Batuk berdahak selama 3 minggu atau
lebih
G027 Dalam dahak bercak darah
5
KODE GEJALA PENYAKIT
G028
Demam selama 1 bulan terutama siang
dan sore
G029
Berkeringat setiap hari dimalam hari
tampa melakukan aktivitas
G030 Sakit pada dada
G031 Kesulitan bernafas
G032 Bengkak pada leher (bulneck)
G033
Adanya selaput wana putih ke abu-abuan
ditenggorokan
G034 Demam tinggi lebih dari 38° celcius
G035 Tenggorokan merah
G036 Kulit bercak merah menyerupai campak
G037 Telinga sakit
G038 Pernafasan berbunyi berdecit
G039 Pembengkakan wajah / leher
G040 Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan
G041 Pusing
G042 Muntah-muntah 2-3 kali seminggu
G043
Peradangan pada rongga hidung oleh
virus
G044 Produksi lendir/ingus meningkat
G045 Serak / parau/ kehilangan suara
G046 Demam 38° celcius
G047 Bau tidak sedap pada mulut
G048 Nyeri sekitar otot
Pada Tabel 4 berikut ini berisi nilai
CF rule dari penyakit sistem pernafasan,
yaitu nilai yang menunjukkan tingkat
keyakinan seorang pakar terhadap
besarnya kontribusi dari gejala terhadap
suatu penyakit sistem pernafasan pada
manusia.
Tabel 4. Tabel nilai CF rule penyakit
sistem pernafasan
No
Penyakit
Sistem
Pernafasan
Jenis Gejala CF Rule
MB MD
1 Faringitis (SP001)
Tenggorokan sakit saat menelan (G001)
0.8 0.2
Tenggorokan terasa
kering (G002) 0.8 0.2
2 Asma
(SP002)
Sesak nafas (G003) 0.8 0.2
Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5
Rasa sesak dan berat di dada (G005)
0.6 0.4
Nafas berbunyi
ngiiik…ngiiik (wezink) (G006)
0.9 0.1
No
Penyakit
Sistem
Pernafasan
Jenis Gejala CF Rule
MB MD
2 Asma
(SP002)
Kesulitan tidur dengan nyenyak
minimal 3 kali dalam
seminggu (G007)
0.6 0.4
Batuk setiap hari di malam dan cuaca
dingin (G008)
0.6 0.3
Serangan asma yang hebat sehingga tidak
dapat berbicara
(G009)
0.8 0.1
3
Influenza
(Flu)
(SP003)
Hidung tersumbat (G010)
0.8 0.3
Bersin-bersin
(G011) 0.9 0.1
Pilek (G012) 0.9 0.2
Tenggorokan gatal
(G013) 0.8 0.3
4 Emfisema
(SP004)
Mudah Lelah (G004) 0.6 0.4
Rasa sesak dan berat di dada (G005)
0.8 0.4
Nafsu makan dan
berat badan menurun
(G014)
0.6 0.4
Batuk terus menerus
lebih dari 6 bulan
(G015)
0.7 0.4
5 Bronkitis
(SP005)
Sesak nafas (G003) 0.6 0.4
Mudah Lelah (G004) 0.6 0.5
Kepala terasa sakit
(G016) 0.6 0.5
Batuk berdahak
(G017) 0.9 0.1
Flu berkepanjangan
selama 1 minggu
(G018)
0.6 0.5
Timbul warna kemerahan pada
wajah, telapak
tangan, dan selaput lendir (G019)
0.6 0.3
Penglihatan kabur
(G020) 0.6 0.4
6 Asbestosis
(SP006)
Sesak nafas (G003) 0.9 0.2
Batuk (G021) 0.7 0.3
7 Sinusitis
(SP007)
Hidung tersumbat
(G010) 0.6 0.4
Bersin-bersin (G011)
0.8 0.2
Kepala terasa sakit
(G016) 0.75 0.4
Hidung gatal (G022) 0.6 0.5
Tercium bau tidak
sedap pada hidung
ketika bernafas (G024)
0.9 0.1
Hidung
mengeluarkan ingus kental yang
berwarna putih/
kekuning-kuningan (G025)
0.75 0.3
6
No
Penyakit
Sistem Pernafasan
Jenis Gejala CF Rule
MB MD
8 TBC
(SP008)
Sesak nafas (G003) 0.7 0.3
Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014)
0.8 0.1
Batuk berdahak
selama 3 minggu atau lebih (G026)
0.9 0.1
Dalam dahak bercak
darah (G027) 0.9 0.1
Demam selama 1 bulan terutama siang
dan sore (G028)
0.7 0.3
Berkeringat setiap
hari dimalam hari
tampa melakukan
aktivitas (G029)
0.7 0.1
9 Pneomunia
(SP009)
Batuk (G021) 0.6 0.5
Sakit pada dada
(G030) 0.6 0.4
Kesulitan bernafas (G031)
0.7 0.3
Demam 38° celcius
(G046) 0.6 0.3
10 Dipteri
(SP010)
Tenggorokan sakit saat menelan (G001)
0.6 0.2
Sesak nafas (G003) 0.7 0.2
Bengkak pada leher (bulneck) (G032)
0.9 0.1
Adanya selaput
wana putih ke abu-abuan ditenggorokan
(G033)
0.9 0.1
Demam 38° celcius (G046)
0.6 0.3
11 Renitis (SP011)
Hidung tersumbat
(G010) 0.8 0.3
Bersin-bersin (G011)
0.8 0.2
Hidung berair (ingus
encer) (G023) 0.7 0.3
12 ISPA
(SP012)
Demam tinggi lebih dari 38° celcius
(G034)
0.9 0.1
Tenggorokan merah
(G035) 0.7 0.2
Kulit bercak merah
menyerupai campak
(G036)
0.6 0.4
Telinga sakit (G037) 0.7 0.3
Pernafasan berbunyi
berdecit (G038) 0.5 0.5
13
Kanker
paru-paru (SP013)
Sesak nafas (G003) 0.9 0.1
Mudah Lelah (G004) 0.8 0.1
Nafsu makan dan
berat badan menurun
(G014)
0.7 0.3
Kepala terasa sakit
(G016) 0.7 0.4
Dalam dahak bercak
darah (G027) 0.9 0.2
Pembengkakan
wajah / leher (G039) 0.8 0.4
No
Penyakit
Sistem Pernafasan
Jenis Gejala CF Rule
MB MD
13 Kanker
paru-paru
(SP013)
Batuk terus menerus lebih dari 6 bulan
(G040)
0.7 0.3
Serak / parau/ kehilangan suara
(G045)
0.7 0.5
14 SARS
(SP014)
Batuk (G021) 0.7 0.4
Demam tinggi lebih
dari 38° celcius
(G034)
0.6 0.3
Pusing (G041) 0.5 0.5
Muntah-muntah 2-3
kali seminggu (G042)
0.7 0.5
15 Rinitis
(SP015)
Peradangan pada
rongga hidung oleh virus (G043)
0.8 0.4
Produksi
lendir/ingus meningkat (G044)
0.8 0.3
16 Laringitis
(SP016)
Tenggorokan sakit
saat menelan (G001) 0.7 0.4
Serak / parau/ kehilangan suara
(G045)
0.9 0.2
Demam 38° celcius
(G046) 0.6 0.5
17 Tonsilitis
(SP017)
Tenggorokan sakit
saat menelan (G001) 0.8 0.2
Nafsu makan dan
berat badan menurun (G014)
0.7 0.4
Kesulitan bernafas
(G031) 0.6 0.5
Demam tinggi lebih dari 38° celcius
(G034)
0.8 0.4
Muntah-muntah 2-3 kali seminggu
(G042)
0.5 0.5
Bau tidak sedap pada mulut (G047)
0.8 0.3
Nyeri sekitar otot
(G048) 0.6 0.5
Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan
suatu tahap pencarian masalah terhadap
suatu hal yang berkaitan dengan penelitian
yang dilaksakan. Tahap analisis dilakukan
dengan melakukan pengamatan pada
penelitian terdahulu seperti satu jenis
penyakit pada sistem pernafasan saja,
sehingga tidak menyeluruh untuk semua
jenis penyakit yang terdapat pada sistem
pernafasan.
7
Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem adalah
tahapan yang meliputi proses pembuatan
sistem yang sudah dianalisis sebelumnya.
Perancangan Basis Data
Perancangan ini digunakan untuk
mempermudah pada pengolahan data satu
dengan data lainnya. Dalam perancangan
basis data ini dibuat agar tidak terjadi
penggandaan pada data-data yang ada pada
saat penginputan data pada sistem yang
akan dibuat. Perancangan ini dilakukan
dengan menggunakan Entity
Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram
adalah diagram yang menggambarkan
hubungan antara obyek data. Model ER-
Diagram menjadi salah satu pemodelan
data konseptual yang paling sering
digunakan dalam proses pengembangan
basis data bertipe relasional.
Gambar 2. Entity Relationship Diagram
(ERD)
Perancangan Sistem Secara Umum
Perancangan ini dibuat dengan
mengunakan Data Flow Diagram (DFD),
flowchart. Data Flow Diagram dibuat
untuk menggambarkan alur proses
informasi dan transformasi pada saat data
bergerak dari input ke output. Flowchart
dibuat untuk menggambarkan alur sistem
yang dibuat kedalam sebuah diagram
menggunakan simbol, gambar, dan
keterangan untuk menjelaskan informasi
tersebut dimulai dari (start) untuk awal
hingga selesai (end).
Diagram Konteks Diagram konteks merupakan
gambaran secara umum mengenai sebuah
sistem yang dirancang secara global, yaitu
suatu diagram yang menggambarkan
hubungan antara sistem dengan lingkaran
luar sistem yang mempengaruhi operasi
sistem. Sistem ditunjukan dalam satu
lingkungan yang mengambarkan
keseluruhan proses dalam sistem dan
hubungannya dengan entitas. Terdapat dua
entitas yang terhubung langsung dengan
sistem yaitu pengguna (user) dan pakar
(admin). Adapun Diagram konteks pada
sistem pakar ini dapat dilihat pada gambar
3.
Gambar 3. Diagram Konteks
Flowchart Flowchart dibuat guna
mempermudah menentukan alur sistem
yang akan dibangun sehingga sistem dapat
berjalan secara terstruktur. Berikut
Flowchart identifikasi penyakit sistem
pernafasan pada manusia ini menampilkan
hirarki dari sistem pada saat berjalan.
Dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Flowchart Sistem
8
Perancangan Sistem Secara Detail
Perancangan ini dimulai dari
perancangan struktur navigasi dari
perancangan form-form yang digunakan
sebagai media komunikasi sistem dengan
pengguna. Perancangan ini dimaksudkan
agar sistem dapat mudah dimengerti oleh
penggunanya.
Perancangan Halaman Menu Utama
User (pengguna)
Gambar 5. Halaman Utama User
(Pengguna)
Perancangan Halaman Login User
(Pengguna)
Gambar 6. Halaman Login User
(Pengguna)
Perancangan Halaman Menu Utama
Pakar (Admin)
Gambar 7. Halaman Utama Pakar
(Admin)
Implementasi Tahap implementasi merupakan
proses pembuatan sebuah sistem yang telah
dirancang sebelumnya. Proses
implementasi yang dilakukan dalam
perancangan sistem pakar identifikasi
penyakit sistem pernafasan pada manusia
berbasis web dengan menggunakan Adobe
Dreamweaver CS5 dengan bahasa
pemrograman PHP dan MYSQL sebagai
database-nya.
Uji Coba Sistem Uji coba sistem dilakukan melalui 3
(tiga) tahap uji coba, yakni uji coba
struktural, fungsional dan validitas data.
a. Uji Coba Struktural
Uji coba struktural adalah uji coba
yang dilakukan untuk mengetahui
apakah struktur atau alur program
yang dibuat sudah sesuai dengan
rancangannya.
b. Uji Coba Fungsional
Uji coba fungsional adalah uji coba
yang dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem yang dibuat sudah dapat
berfungsi dengan baik.
c. Uji Coba Validasi
Uji coba validasi adalah uji coba yang
dilakukan untuk mengetahui apakah
sistem yang dibuat sesuai dengan
benar.
9
Penggunaan Tahap ini adalah tahapan dimana
sistem sudah selesai diimplementasikan
dan lulus uji coba serta sistem sudah dapat
digunakan. Pemeliharaan sistem juga
merupakan salah satu dari tahap
penggunaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada tahap ini dilakukan penerapan
hasil dari proses analisa, proses
perancangan, dan tahap implementasi yang
sudah dilakukan. Berikut ini penjelasan
hasil dari tampilan beserta uraian mengenai
sistem identifikasi penyakit sistem
pernafasan pada manusia menggunakan
metode certainty factor.
Halaman Utama User (Pengguna) Pada tampilan halaman utama user
(pengguna) akan terdapat beberapa menu,
yaitu home, data penyakit, konsultasi, dan
login admin. Berikut merupakan tampilan
halaman utama user, seperti gambar 8.
Gambar 8. Tampilan Halaman Utama
User (Pengguna)
Halaman Data Penyakit User
(Pengguna) Pada tampilan halaman data
penyakit user (pengguna) akan
menampilkan table data penyakit yang
didalamnya terdapat kode penyakit, nama
penyakit, gejala dari setiap penyakit, dan
pengobatan dari penyakit tersebut. Pada
data penyakit seorang user (pengguna)
tidak dapat merubah/ memanipulasi data
karena tidak diberikan hak akses, apabila
ingin memanipulasi data maka harus
melakukan login admin. Berikut tampilan
halaman data penyakit user, seperti gambar
9.
Gambar 9. Tampilan Halaman Data
Penyakit User (Pengguna)
Halaman Konsultasi Pada tampilan halaman konsultasi
akan menampilkan pertanyaan gejala yang
harus dijawab oleh user (pengguna).
Berikut tampilan halaman konsultasi,
seperti gambar 10.
Gambar 10. Tampilan Halaman
Konsultasi
Halaman Hasil Konsultasi
Pada tampilan halaman hasil
konsultasi akan menampilkan hasil dari
pertanyaan yang sudah dijawab
sebelumnya oleh user (pengguna), tabel
penyakit yang di indikasikan menjadi
penyakit yang diderita dengan persentase
keyakinan, nama penyakit yang diderita
dan pengobatan penyakit, serta terdapat
button untuk kembali melakukan
konsultasi dan untuk mencetak hasil
konsultasi menjadi laporan.
10
Gambar 11. Tampilan Hasil Konsultasi
Pembahasan
Uji Coba Struktural
Uji coba structural adalah ntuk
menguji setiap form atau halam yang telah
dirancang untuk memastikan apakah
sistem yang dibuat sudah terstruktur
dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan atau tidakdengan cara
menjalankan program tersebut. Adapun
pengujian struktural dapat dilihat pada
tabel 5 berikut.
Tabel 5. Tabel Uji Coba Struktural No Halaman Hasil
1
Halaman utama → data
penyakit → detail → halaman
detail penyakit
Sesuai
2
Halaman utama → konsultasi
→ jawab pertanyaan → submit
diagnosa → halaman hasil
konsultasi
Sesuai
3 Login admin → valid →
halaman pakar
Sesuai
4 Login admin → tidak valid →
halaman login
Sesuai
5
Halaman data penyakit →
tambah data penyakit → simpan
→ tersimpan di database →
data tampil pada halaman data
penyakit
Sesuai
6
Halaman data penyakit → ubah
data penyakit → simpan →
tersimpan di database → data
Sesuai
tampil pada halaman data
penyakit
7
Halaman data gejala → tambah
data gejala → simpan →
tersimpan di database → data
tampil pada halaman data gejala
Sesuai
8
Halaman data gejala → ubah
data gejala → simpan →
tersimpan di database → data
tampil pada halaman data gejala
Sesuai
9
Halaman basis pengetahuan →
tambah basis pengetahuan →
simpan → tersimpan di
database → data tampil pada
halaman basis pengetahuan
Sesuai
10
Halaman basis pengetahuan →
ubah basis pengetahuan →
simpan → tersimpan di
database → data tampil pada
halaman basis pengetahuan
Sesuai
11
Halaman ubah password →
valid → halaman ubah
password
Sesuai
12 Halaman ubah password →
tidak valid → halaman pakar
Sesuai
13 Logout → ok → halaman utama Sesuai
14 Logout → cancel → halaman
pakar
Sesuai
Uji Coba Fungsional
Uji coba fungsional merupakan
pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah bagian proses (button,
form, fungsi) pada sistem telah berfngsi
dengan baik atau tidak. Adapun pengujian
fungsional dapat dilihat pada tabel 6
berikut.
Tabel 6. Tabel Uji Coba Fungsional No Proses Halaman Fungsional Hasil
1 Detail
Halaman
data
penyakit
user
(pengguna
)
Button
menampilkan
detail data
penyakit pada
halaman utama
user (pengguna)
Berfungsi
2 Submit
diagnosa
Halaman
konsultasi
user
(pengguna
)
Button
menampilkan
hasil konsultasi Berfungsi
3 Cetak
Halaman
hasil
konsultasi
user
(pengguna
)
Button
menampilkan
laporan
konsultasi
Berfungsi
11
4 Login Halaman
Login
Button validasi
untuk masuk ke
halaman pakar
Berfungsi
5 Tambah Halaman
pakar
Button
menambahkan
data penyakit,
data gejala, dan
basis
pengetahuan ke
database
Berfungsi
6 Edit Halaman
pakar
Button
mengubah data
penyakit, data
gejala, basis
pengetahuan,
dan data admin
ke database
Berfungsi
7 Hapus Halaman
pakar
Button
menghapus data
penyakit, data
gejala, dan
basis
pengetahuan
Berfungsi
Uji Coba Validasi Uji coba validasi merupakan suatu
proses pengujian sistem untuk
membandingkan sistem yang dibangun
dengan pengujian perhitungan manual
dapat bekerja sesuai yang dibuat. Pada
menu konsultasi, sistem ini menggunakan
perhitungan certainty factor dalam
mengidentifikasi penyakit. Berikut
merupakan pengujian sistem dengan
membandingkan antara perhitungan
manual dengan perhitungan yang telah
diterapkan pada sistem.
1. Pengujian Manual
Contoh kasus user (pengguna) memilih
gejala yang dialami yaitu :
Tabel 7. Tabel gejala yang dipilih user Id gejala Nama Gejala
3 Sesak nafas
4 Mudah lelah
5 Rasa sesak dan berat di dada
10 Hidung tersumbat
11 Bersin-bersin
Setelah gejala yang yang dialami telah
dipilih maka akan muncul beberapa
penyakit yang memiliki kesesuaian dengan
masukan gejala dari pertanyaan dengan
nilai ukuran MB dan MD tiap relasi id
penyakit danid gejala yang didapat.
Tabel 8. Tabel relasi dari gejala
yang telah dipilih Kode
Penyakit
Kode
gejala
Ukuran
MB MD
SP002 G003 0.8 0.2
SP002 G004 0.6 0.5
SP002 G005 0.6 0.4
SP003 G010 0.8 0.3
SP003 G011 0.9 0.1
SP004 G004 0.6 0.4
SP004 G005 0.8 0.4
SP005 G003 0.6 0.4
SP005 G004 0.6 0.5
SP006 G003 0.9 0.2
SP007 G010 0.6 0.4
SP007 G011 0.8 0.2
SP008 G003 0.7 0.3
SP010 G003 0.7 0.2
SP011 G010 0.8 0.3
SP011 G011 0.8 0.2
SP013 G003 0.9 0.1
SP013 G004 0.8 0.1
Setelah diketahui daftar penyakit
yang memiliki gejala yang dipilih, maka
akan duhitung nilai CF dari setiap
penyakit. Apabila nilai CF dari setiap
penyakit telah diketahui maka akan dicari
nilai CF yang paling besar untuk
menentukan penyakit mana yang
mendekati dan menjadi hasil akhir dari
konsultasi.
1. Penyakit Asma
a. Ukuran MB
MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)] =
0.8+0.6*(1-0.8) = 0.92
MB(B) = MB(3) + MB(A)*[1-
MB(3)] = 0.92+0.6*(1-0.92) = 0.968
b. Ukuran MD
MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)] =
0.2+0.5*(1-0.2) = 0.6
MD(B) = MD(3) + MD(A)*[1-
MD(3)] = 0.6+0.4*(1-0.6) = 0.76
CF = MB - MD = 0.968-0.76 = 0.208
2. Penyakit Influenza (Flu)
a. Ukuran MB
MB(A) = MB(1) + MB(2)*[1-MB(1)]
= 0.8+0.9*(1-0.8) = 0.98
b. Ukuran MD
MD(A) = MD(1) + MD(2)*[1-MD(1)]
= 0.3+0.1*(1-0.3) = 0.37
CF = MB - MD = 0.98-0.37 = 0.61
12
Untuk perhitungan id penyakit yang
lain yang terdapat di dalam tabel, dapat
dihitung sesuai contoh perhitungan di atas.
Dibawah ini adalah hasil nilai CF
setelah dihitung berdasarkan id
penyakitnya. Dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Tabel Perhitungan Nilai CF
Penyakit Kode
Penyakit Kode Gejala Nilai CF
SP002 G003, G004, G005 0.208
SP003 G010, G011 0.61
SP004 G004, G005 0.46
SP005 G003, G004 0.14
SP006 G003 0.7
SP007 G010, G011 0.4
SP008 G003 0.4
SP010 G003 0.5
SP011 G010, G011 0.52
SP013 G003, G004 0.79
Berdasarkan hasil perhitungan CF secara
manual, maka nilai yang tertinggi yaitu
pada penyakit Kanker paru-paru dengan
nilai 0.79 atau 79%. Dari hasil yang
diperoleh maka sistem mendiagnosa
bahwa user tersebut terkena gejala
penyakit Kanker Paru-paru.
2. Pengujian Sistem
Untuk menguji apakah hasil
pengujian manual dengan pengujian sistem
sesuai atau valid, maka kita masukkan
gejala yang dipilih tadi kedalam halaman
konsultasi dan lihat hasil identifikasinya.
Berikut ini merupakan hasil pengujian
sistem.
Gambar 12. Hasil Pengujian Sistem
Setelah melihat hasil pengujian
secara manual dengan pengujian sistem
maka kedua pengujian memiliki
kesesuaian dan hasil yang sama. Maka
dapat dikatakan bahwa dalam uji coba
validasi ini telah sesuai
Uji Coba Akurasi Uji coba Akurasi merupakan
pengujian yang bertujuan untuk
mengetahuai apakah jawaban dari sistem
sama dengan jawaban yang diberikan
dokter. Pengujian ini dilakukan dengan 10
sample pertanyaan. Adapun pengujian
akurasi dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 10. Tabel Pengujian Akurasi
No Gejala
Jawaban
Sistem Dokter
1 G001,
G007,
G013,
G016
Tonsilitis Tonsilitis
2 G003,
G006,
G008,
G021,
G030
Kanker Paru-
paru
Asma
3 G008,
G013,
G028,
G033,
G041
Dipteri Dipteri
4 G007,
G016,
G020,
Sinusiris Pneumonia
13
G025,
G036
5 G009,
G016,
G026,
G038
Tuberculosis
(TBC)
Tuberculosis
(TBC)
6 G018,
G022,
G023,
G041,
G046
Renitis Renitis
7 G014,
G026,
G034,
G043,
G048
ISPA SARS
8 G016,
G028,
G040,
G041,
G044
Rinitis Rinitis
9 G019,
G034,
G037,
G045,
G047
Laringitis Laringitis
10 G017,
G027,
G041,
G046
Tuberculosis
(TBC)
Tuberculosis
(TBC)
Dari pengujian diatas, hasil
jawaban sistem dengan dokter didapatkan
hasil yang baik. Sebanyak 10 sample
pertanyaan yang di uji, didapat 7 hasil yang
sama. Dengan begitu dapat disimpulkan
bahwa tingkat akurasi sistem ini adalah 70
%.
SIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan sistem identifikasi
penyakit sistem pernafasan telah dibangun
sesuai dengan analisis dan perancangan
sistem. Sistem ini bersifat dinamis
sehingga data yang ada dalam sistem ini
dapat ditambah, diubah, dan dihapus.
Sistem ini telah berjalan sesuai dengan
metode certainty factor yang diprogram
sebelumnya sehingga dapat
mengidentifikasi penyakit sistem
pernafasan yang telah dijawab oleh user
(pengguna).
Penyakit sistem pernafasan pada
manusia yang diambil hanya 17 penyakit,
48 jenis gejala beserta pengobatannya.
Penyakit yang dibahas merupakan
penyakit yang biasanya dialami oleh
manusia yang menyerang pada saluran
pernafasan.
Sistem yang disajikan berbasis
website yang dapat diakses dimanapun
selama masih terintegrasi dengan jaringan
internet sehingga lebih efisien. Hasil
identifikasi ini menampilkan nama gejala
yang dipilih, penyakit yang diderita, cara
pengobatannya. Hasil identifikasi dapat
dicetak sebagai laporan identifikasi. Hasil
dari pengujian akurasi yang diuji
berdasarkan jawaban dokter dan jawaban
sistem didapatkan tingkat akurasi 70%.
Sistem ini dapat dijadikan alternatif solusi
bagi user (pengguna) dalam mencari
referensi penyakit sistem pernafasan pada
manusia.
Penelitian ini tentu saja masih
terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, mengingat keterbatasan yang
dimiliki penulis terutama masalah
pemikiran dan waktu. Penulis
menyarankan untuk menutupi kekurangan
serta meningkatkan kemampuan kepakaran
sistem ini yaitu dengan melakukan
pengembangan penelitian dimasa yang
akan datang. Adapun saran dari penelitian
ini adalah perlu adanya perawatan dan
penambahan basis pengetahuan data
penyakit, gejala penyakit, dan
pengobatannya sehingga sistem ini dapat
mengidentifikasi jenis penyakit lebih
umum lagi dan diperlukan pengembangan
kearah aplikasi mobile, karena hampir
semua orang menggunakan gadget dan
lebih mudah mengoperasikan sistem ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Pakuan Bogor. 2014. Buku
Panduan Skripsi dan Tugas Akhir,
Program Studi Ilmu Komputer
FMIPA UNPAK, Bogor.
Giarratano, J. & Riley, G. D. 2004.
Expert System : Priciples and
Programming, Fourth Edition 4th,
USA.
Jusak. 2007. Sistem Pakar : Buku
Pegangan Kuliah. Surabaya :
STIKOM.
Komteu, A. 2011. Kelainan dan penyakit
pada pernafasan.
https://aguskomteu.blogspot.com/2
011/10/kelainan-dan-penyakit-
pada-pernafasan.html?m=1 12
Agustus 2015, 19:30 WIB.
Kurniawan, A. 2015. Pengertian Sistem
Pernafasan Pada Manusia Lengkap.
http://www.gurupendidikan.com/p
engertian-sistem-pernafasan -pada-
manusia-lengkap/ 21 Desember
2015, 19:00 WIB.
Perwira, R. I. & A. Aziz. 2013. Sistem
Pakar Untuk Mendiagnosa
Penyakit Infeksi TBC Paru. Tesis.
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” dan Jurusan Ilmu
Komputer Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Putra, Firmansyah. 2011. Perancangan
Sistem Pakar Identifikasi Penyakit
Paru-Paru Menggunakan Metode
Forward Chaining. Skripsi.
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Sutojo, T., Mulyanto, E. dan Suhartono,
V. 2010. Kecerdasan Buatan. Andi,
Yogyakarta.
Tohir, A. R., A. Sukmaaji & J.
Lemantara. 2012. Rancang
Bangun Aplikasi Sistem Pakar
Untuk Diagnosis Penyakit Asma
dan Gangguan Pernafasan. Skripsi.
Jurusan Sistem Informatika
STIKOM, Surabaya.
Wiweka, E. P. 2013. Sistem Pakar
Diagnosa Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
Menggunakan Logika Fuzzy.
Skripsi. Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Informatika
Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
top related