impetigo bullosa
Post on 05-Apr-2017
44 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPETIGOPHILJEUWBENS ADITYA RAHANTOKNAM
07 016
Impetigo adalah : pioderma superfisialis berbatas tegas
Impetigo Non Bulosa/kontagiosa/kr
ustosaImpetigo Bulosa
Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphilococcus Aureus, Streptococcus B
hemolyticus, atau kedua-duanya. Ada beberapa penyakit pioderma salah satunya:
Staphilococcus Aureus
Gram positif
Bentuk/morfologi seperti buah anggur
Aerob/anaerob fakultatis
Tidak berspora, tidak bergerak
Tumbuh optimal pada suhu 35º C
Menghasilkan pigmen kuning
Beberapa strain menghasilkan beta
laktamaseTes koagulase positif
Pada agar darah koloni S, hemolisis (+)
Peragi KH
Streptococcus Beta Hemolitikus Group A
Gram Positif
Morfologi seperti kalung mutiara
Anaerob fakultatif
Tidak bergerak, tidak berspora
Tumbuh optimal pada suhu 37˚C
Susunan dinding sel sangat komplek
Hemolisis (+)
Mempunyai fili
Mempunyai simpai
Koloni S. ukuran kecil
Kuman Staphiloccus areus, flora normal pada kulit
mc,saluran pernafasan dan saluran pencernaan
Daya tahan tubuh menurun, kuman menjadi invasif
Hemolisis, membentuk koagulasi, membentuk pigmen kuning, emas,
mencairkan gelatin dan meragi manitol
Berkembang biak dalam folikel rambut dan
menyebabkan nekrosis jaringan
Koagulai fibrin di sekitar lesi
Terbentuk dinding fibrin yang membatasi proses nekrosis disusul serbukan sel radang
Pencairan jaringan nekrotik
Bula
Pecah
Meninggalkan Jariangan Granulasi
PATOFIOLOGIStafilococcus
Areus
Lab Staphilococcus AureusGambar Kiri ke Kanan:Pewarnaan Gram, Biakan agar darah, Biakan EYA, Manitol (kuning)Hasil pengamatan•Bentuk: Coccus•Susunan: Anggur•Sifat Gram: +Courtesy : Lab Mikro FK UKI
Kuman Streptococcus B hemolitikus masuk melalui kulit
yang terluka
Daya tahan tubuh menurun, kuman menjadi invasif
Menginfeksi kulit yang sangat superficial , menghasilkan
toksin, hemolisis, fibrinolisis dan pembentukan pigmen
hijau
Pembentukan vesicapustulae di bawah
staratum korneum
Pecah
Muncul krusta yang berwarna kuning madu yang sangat
menular
Dibawah krusta terdapat daerah erosif yang
mengeluarkan sekret
Krusta menebal dan terlepas
secara berulang
PATOFIOLOGIStreptoco
ccus
Lab. Streptococcus B HemolitikusGambar Kiri ke Kanan:Pewarnaan gram, Tes Basitrasin, Biakan pada agar darahHasil pengamatan•Bentuk: Basil•Susunan: Berderet•Sifat Gram: +Courtesy : Lab Mikro FK UKI
Padat pendudukRawat RS
Trauma, luka bakar
berat
cuaca panas lembab
KemoterapiTerapi
radiasi, hemodialisis
Penyakit sistemik,
Imunodefesiensi, HIV,
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Staphilococus Areus dan
Streptoccus B hemolitikus
invasif
Impetigo
Faktor – faktor resiko invasi kuman S. Areus dan Streptococcus B Hemolitikus
Varicella, Herpes
Simplex , dermafitosi
s
Riwayat Atopik
Gigitan Serangga, pediculosis
Kebersihan/ Higiene
DEFENISIImpetigo bullosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-lepuh
berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang,
terkadang tampak hipopion.
IMPETIGO BULOSA
Penyebab
Terutama disebabkan oleh
Stafilokokus Aureus.
Umur Anak – anak dan dewasa
Jenis kelamin
Frekuensinya sama pada pria
dan wanita
Etiologi Dan Epidemiologi
DaerahLebih banyak pada
daerah tropis dengan udara panas
Musim Musim panas dengan banyak debu
GiziLebih sering dan berat
pada keadaan kurang gizi dan anemia
Lingkungan
Yang kotor dan berdebu akan sering
dan lebih hebat
Faktor – FaktorYang
Mempengaruhi
DIAGNOSISTimbulnya lesi, Demam, Diare, Pruritus, Riwayat atopik, Riwayat penyakit lain,
Penggunaan kortikosteroid, Lingkungan, Higiene dll
Melihat ruam/efloresensi; Ruam Primer dan Sekunder, yang sesuai, Sifat efloresensi: Ukuran, Susunan, Bentuk, dan Lokalisasi , alat bantu kaca pembesar atau sinar wood
Bahan pemeriksaan Usapan/swab permukaan lesi, Nanah/pus
•Sediaan langsung dengan pewarnaan Gram•Biakan/kultur pada agar darah, dilanjutkan dengan tes biokimia, Tes koagulasa dan tes resistensi
Anamnesis
Pemeriksaan
JasmaniPemeriksa
anLaboratori
um
2. Bervariasi mulai miliar hingga lentikular
4. Berdinding tebal dan ada hipopion
1. Lepuh timbul mendadak pada
kulit
3. Dapat bertahan 2 – 3 hari
5. Jika pecah menimbulkan krusta yang coklat datar dan tipis
Gejala singkat penyakit
Ketiak, dada,
punggung dan
ekstremitas atas dan bawah
Lokalisasi
Efloresensi/sifat-
sifatnya
Tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga lentikular, kulit disekitarnya tak menunjukan
peradangan kadang-kadang tampak hipopion.
Pada epidermis tampak vesikel subkornea berisi sel – sel radang yaitu leukosit.
Gambaran Histopatologis
Pada dermis tampak serbukan sel – sel radang ringan dan pelebaran ujung – ujung pembuluh darah.
DEFENISIBentuk pioderma yang
paling sederhana. Menyerang epidermis,
gambaran yang dominan ialah krusta
khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu
yang berlapis – lapis.
IMPETIGO NON BULOSA
Penyebab
Staphylolococcus aureus koagulase positif dan streptococcus beta
hemolyticus
Umur Terutama pada anak – anak
Jenis kelamin
Frekuensinya sama pada pria
dan wanita
Etiologi Dan Epidemiologi
Bangsa Semua bangsa
Daerah Lebih Sering pada daerah Tropis
MusimMusim panas atau cuaca panas dan
lembabKebersihan/
Higienekebersihan yang kurang dan higiene yang buruk
(anemia malnutrisi)
Faktor – FaktorYang
Mempemgaruhi
DIAGNOSISTimbulnya lesi, Demam, Pruritus, diare, Riwayat atopik, Riwayat penyakit lain, Penggunaan kortikosteroid, riwayat di
rawat, Lingkungan, Higiene dll
Melihat ruam/efloresensi; Ruam Primer dan Sekunder, yang sesuai, Sifat efloresensi: Ukuran, Susunan, Bentuk, dan Lokalisasi , alat bantu kaca pembesar atau sinar wood
BP : pus, swab lesi, eksudat di bawah krustaJenis pemeriksaan :1. Sediaan langsung Gram2. Kultur pada media agar darah; koloni S,
kecil, hemolisis (+)3. Tes basitrasin (+)4. Tes serologi bila diperlukan
Anamnesis
Pemeriksaan
JasmaniPemeriksa
anLaboratori
um
2. Berubah menjadi bula dan vesikel yang berdinding
tipis
4. Mengering dan membentuk krusta yang
berlapis – lapis, dan mudah terlepas
1. Makula eritematosa
berukuran 1 – 2 mm
3. Pecah dan mengeluarkan cairan
seropurulen atau kuning kecoklatan
5. Dibawah krusta terdapat daerah erosif yang
mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali
menebal.
Gejala singkat penyakit
Daerah yang terpajan
terutama wajah (sekitar hidung
dan mulut), tangan, leher,
dan ekstremitas.
Lokalisasi
Efloresensi/sifat-sifatnya
makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular, sirsinar; vesikel dan bula lentikular difus; pustula miliar
sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis – lapis, mudah
diangkat.
Gambaran Histopatologis
Berupa peradangan superficial folikel pilobasea bagian atas
Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN
Terbentuk bula atau vesikopustulosa sub kornea yang berisi kokus serta debris berupa lekosit dan sel epidermis
Diagnosis Banding
Impetigo Non Bulosa
Kandidasis Kutaneus
Kerion
Dermafitosis inflamasiInfeksi
dermatopikLupus
ErytematosaDermatosis Akut
Diagnosis Banding Impetigo Bulosa
Dermatosis Bullosa
Reaksi Pemfigoid BulosaLupus
Eritematosus Bulosa
Skabies Bulosa
Dermatitis Herpetiform
Bulosa karena reaksi obat
Diagnosis Banding Umum
Dermatitis Atopik
Luka Bakar atau Kimia
Kandidosis Berat
Dermatitits Kontak
Infeksi herpes simpleks
Kudis
Varisela Zooster
Pemyakit Krusta akibat
staphilococcus
DIAGNOSIS BANDING
Epidemiologi: US StatistikImpetigo menyumbang 10 % masalah kulit
di ASUntuk penyakit kulit pada anak menempati
urutan ke 3Lebih sering terjadi di amerika tenggara
daripada amerika utaraInsiden puncak pada musim panas dan
gugurTetapi untuk wilayah yang hangat dan
lembab sepanjang tahun kejadian penyakit tetap ada
Epidemiologi Impetigo: World StatistikImpetigo terjadi lebih sering di negara beriklim tropis
dan di dataran rendah, mudahnya infeksi diperburuk dengan gigitan serangga.
Padatnya penduduk dan kurangnya kebersihan juga meningkatkan insiden impetigo
Statistik di inggris tahun 1995: 2,8 % pada anak usia ≤ 4 tahun dan 1,69% pada anak usia 5 – 15 tahun per tahun.
Di belanda impetigo menempati urutan ke 3 penyakit kulit pada anak. Kejadian rata – rata 10,8 – 22,2 kasus/1000anak/tahun, tergantung wilayah geografis
Penelitian di belanda: anak usia 18: 1,65% pada tahun 1987 menjadi 2,06% pada tahun 2001.
Di australia : di diagnosis 22 dari 60 pasien (37%) pada usia 19 tahun dan 38% pada pasien laki - laki
Prognosis Impetigo Komplikasi impetigo
Bahkan tanpa pengobatan, impetigo biasanya sembuh dalam waktu 2-3 minggu .
Namun, pengobatan menghasilkan angka
kesembuhan yang lebih tinggi dan mengurangi penyebaran infeksi ke bagian lain dari tubuh
(melalui inokulasi) atau untuk orang lain
Dengan pengobatan yang tepat, lesi ini biasanya hilang setelah 7-10 hari
Scarlet demamErisipelas
Guttate psoriasisPneumonia
OsteomielitisSeptic arthritis
bakteri endokarditisGlomeronefritis post
coccal
Pengobatan Umum Untuk Impetigo
Membersihkan dengan lembut krusta dengan lap atau sabun antibiotik.
Antibiotik topikal, antibiotik sistemik, atau kombinasi dari keduanya adalah terapi yang efektif untuk impetigo.
Empiris cakupan bakteri bertujuan untuk memberantas Staphylococcus aureus dan kelompok A beta-hemolitik streptokokus (GABHS, juga dikenal sebagai Streptococcus pyogenes).
Antihistamin dapat diresepkan untuk mengurangi gejala-gejala pada pasien dengan pruritus.
Resusitasi cairan intravena dan rawat inap diperlukan untuk kegawatdaruratan semisal impetgo dengan lesi seluruh tubuh dan sepsis pada bayi.
Pengobatan TopicalKeuntungan dari antibiotik topikal terdiri dari:
Kelemahan dari antibiotik topikal terdiri dari:
Rendahnya risiko efek samping sistemik
Potensi produksi iritan dan dermatitis kontak alergi
Tinggi konsentrasi antibiotik bila diterapkan pada daerah yang terkena
Penurunan penetrasi di daerah yang terkena
jumlah kecil obat yang digunakan
Reaksi yang cepat potensi resistensi bakteri
Kurangnya efek pada flora usus Potensial gangguan flora kulit
Biaya rendah Potensi penyerapan sistemik dan konsekuensi efek racun
Mudah dipakaikan ke anak
Selain Antibiotik topikal di atas, ada beberapa antibiotik topikal lain yang dipertimbangkan bagi pengobatan impetigo antara lain klindamisin, gentamisin, hidrogen peroksida, tetrasiklin, sulfanilamide, dan nitrofurazone perak
Obat DosisMupirosin Oles 2% di kulit yang infeksi, jikaa tidak ada
respon perbaikan 3 – 5 hari, evealuasi lagiRetapamulin Oles di kulit yang infeksi, 3 – 5 hari tidak
ada perbaikan evaluasi
Obat FungsiMupirosin Antibiotik alami, Diproduki Pseudomanas
Fluorescens . Menghambat sintesis bakteri.Retapamulin Antibiotik baru, (karena S. Areus resisten
terhadap Mupirocin meningkat). Menghambat sintesis protein bakteri.
Topical antimikroba
Antibiotik SistemikPengobatan antibiotik sistemik diindikasikan utk pioderma spektrum luas atau rumit.Obat Fungsi
Amoksisilin dan klavulanat
Amoksilin menghanbat sintesis dinding sel bakteri, klavunat menghambat produksi B laktamase bakteri
Dicloxacillin Menghambat sintesis dinding sel bakteri Staphilococcus Penisilinase
Eritromisin Menghambat pertumbuhan bakteri untuk infeksi staphilococcal dan streptococcus digunakan untuk pasien resistensi penisilin.
Klindamisin Menghambat pertumbuhan bakteri, digunakan untuk pasien resisten penisilin, untuk Staphilococcal dan Streptococcal aerob dan anaerob
Kloksasilin Digunakan untuk staphilococcal penisilinase (resisten penisilin)
Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat sintesis bakteri
Levofloksasin Efek bakterisidal, untuk Staphilococcus Areus Meticilin Resisten
Ciprofloxacin Efek bakterisidal, untuk Staphilococcus Areus Meticilin Resisten
Linezolid Mengganggu sintesis protein bakteri, untuk Staphilococcus Areus Meticilin resisten
Antibiotik SistemikObat Dosis Obat
Amoksisilin dan klavulanat
Dewasa dan anak – anak dengan BB > 20 kg 250 - 500 mg /8 jam, anak – anak < 20 kg: 20 – 40 mg/kg/BB/hari dosis bagi tiap 8 jam.
Dicloxacillin Untuk anak <40 kg: 12,5-25 mg/kg/hari/6 jam per oral, Infeksi berat: 50-100 mg/kg/hari setiap 6 jam per oral, BB: 40 kg atau lebih: untuk dewasa; 125-500 mg /6 jam diminum saat perut kosong.
Eritromisin Dewasa per oral 400 mg /6 jam dapat ditinggkatkan menjadi 4 g/hari tergantung berat infeksi
Klindamisin Per oral 150 - 450 mg 6-8 jam; tidak melebihi 1,8 g / hari 1,2-2,7 g /hari IV/IM tiap 6-12 jam; tidak melebihi 4,8 g / hari
Kloksasilin Dewasa dan anak dengan BB >20 kg: 250-500 mg per oral tiap 6 jam, anak > 1 bulan BB <20 kg 50 – 100/ hari setiap 6 jam 1 atau 2 jam sebelum makan.
Antibiotik SistemikObat Dosis Obat
Trimetoprim-sulfametoksazol
Dewasa: Injeksi: (16mg/80mg)/mL, Sirup: (40mg/200mg)/5mL, Tablet: 80mg/400mg ,160mg/800mg
Levofloksasin Dewasa dan anak: injeksi 500mg/20mL, 750mg/30mL. Sirup: 25mg/mL, Tablet: 250mg,500mg,750mg
Ciprofloxacin Dewasa dan Anak: Solusio: 200mg/100mL, 200mg/20mL, 400mg/40mL, 400mg/200mL. Sirup: 250mg/5mL, 500mg/5mL. Tablet: 250mg, 500mg, 750mg.
Linezolid Dewasa dan anak: Injeksi: 2mg/mL (100mL infusion bag), 2mg/mL (200mL infusion bag), 2mg/mL (300mL infusion bag)Sirup: 100mg/5mL, Tablet: 600mg
Anti Histamin, Generasi 2Jika pruritus signifikan, antihistamin dapat diresepkan untuk membantu meminimalkan kemungkinan menggaruk. Menghindari trauma pada kulit dapat mencegah atau membatasi penyebaran impetigo oleh autoinokulasi. Agen ini selektif menghambat kerja histamin perifer dengan memblok H1 reseptor untuk histamin.Obat
Desloratadine Cetirizine Loratadine
Anti Histamin, Generasi Pertama
Agen ini selektif menghambat reseptor H1 histamin perifer untuk histamin.
ObatHidroksizin
Menghindari kontak langsung dengan penderita impetigo misalnya di sekolah dan tempat – tempat umum lainnya
Mengevaluasi pekerja RS, Anggota keluarga, dan populasi yang terkena impetigo agar segera di obati untuk menghambat penularan lebih lanjut
Segera mengobati penyakit kulit
Menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan, potong kuku dll.
Penggunaan anti histamin dapat mencegah lesi semakin parah.
Edukasi pasien RS carang perwatan dan pembersihan luka serta terapi antibiotik topikal untuk trauma kulit minor.
PENCEGAHAN IMPETIGO
Referensihttp//:www.medscape.com/impetigoIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima.
Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Hal 57 - 59
Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Hal 45 - 49
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta; Binarupa Aksara, 1994. Hal 103 - 122
THANK
YOU
top related