implementasi data warehouse guna membantu peternak sapi dan kun dalam mengelola penghasilan di desa...
Post on 16-Apr-2017
112 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DATA WAREHOUSE
TI025335
“IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE GUNA MEMBANTU
PETERNAK SAPI DAN KUD DALAM MENGELOLA PENGHASILAN
DI DESA CAU BELAYU KABUPATEN TABANAN”
Dosen Pengampu :
I PUTU AGUS EKA PRATAMA, S.T., M.T.
Oleh:
I Putu Edi Puspayasa
1304505095
Data Warehouse (C)
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA
2015
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Solusi ..................................................................................................... 2
1.4 Desain Solusi ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peternakan ............................................................................................. 6
2.2 KUD (Koperasi Unit Desa) ................................................................... 6
2.3 Data Warehouse .................................................................................... 7
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse ............................................. 7
2.3.1.1 Subject Oriented ................................................... 7
2.3.1.2 Terintegrasi .......................................................... 7
2.3.1.3 Rentang Waktu ..................................................... 7
2.3.1.4 Non – Volatile ...................................................... 8
2.4 Data Mining .......................................................................................... 8
2.5 OLAP (Online Analytical Processing) .................................................. 8
2.6 OLTP (Online Transaction Processing) ............................................... 9
2.7 ETL (Extraction, Transformation, Loading)......................................... 9
2.8 ELT (Extraction, Loading, Transformation)....................................... 11
2.9 Cloud Computing ................................................................................ 11
2.9.1 Cloud IAAS (Infrastructure As A Services) ....................... 12
BAB III ANALISA DAN KESIMPULAN
3.1 Analisa ................................................................................................. 13
3.2 Kesimpulan.......................................................................................... 13
3.3 Saran .................................................................................................... 14
iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 16
iv
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi kini sangatlah semakin maju. Salah satu
contoh dari perkembangan teknologi informasi yaitu implementasi data warehouse.
Data warehouse merupakan database yang saling bereaksi yang dapat digunakan
untuk query dan analisisis, bersifat orientasi subjek, terintegrasi, time-variant, tidak
berubah yang digunakan untuk membantu para pengambil keputusan. Peternak sapi
dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu, Tabanan memerlukan
implementasi data warehouse guna memaksimalkan atau mengelola
penghasilannya. Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD
tentunya memerlukan teknologi-teknologi pendukung seperti Data Mining, OLAP
(Online Analytical Processing), OLTP (Onlone Transaction Processing), ETL
(Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading Transform), Cloud Computing
khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A Services). Implementasi data
warehouse ini diharapkan dapat membantu peternak khususnya peternak sapi dan
KUD Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan untuk
memaksimalkan dan mengelola penghasilan para peternak sapi.
Kata Kunci :
Peternakan, KUD (Koperasi Unit Desa), Data Mining, OLAP (Online Analytical
Processing), OLTP (Onlone Transaction Processing), ETL (Extract Transform
Loading) /ELT (Extract Loading Transform) dan Cloud Computing khususnya
bagian IAAS (Ifrastructure As A Services).
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup yang dimana perlu biaya untuk
bertahan hidup. Banyak hal yang di lakukan manusia agar menghasilkan
penghasilan untuk biaya hidupnya, salah satunya adalah beternak. Beternak
merupakan salah satu pekerjaan yang mudah tetapi jika dilakukan dengan baik akan
menghasilkan penghasilan yang lumayan.
Peternakan merupakan kegiatan mengembangbiakkan dan
membudidayakan hewan ternak untuk mendapat keuntungan dari kegiatan tersebut.
Tujuan dari peternakan adalah untuk mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal. Kegiatan peternakan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
peternakan hewan besar seperti, sapi, babi, kuda, dan lain-lain, sedangkan
kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, burung, dan
lain sebagainya.
Masyarakat kecil Indonesia sebagaian besar memiliki pekerjaan beternak.
Khususnya di Desa Cau Belayu,Tabanan sebagaian besar masyarakatnya memiliki
ternak sapi, baik yang hanya memiliki pekerjaan beternak saja maupun hanya
beternak sebagai pekerjaan sampingan. Penghasilan dari para peternak sapi di Desa
Cau Belayu kurang maksimal dikarenakan kurang adanya manajemen bagi peternak
sapi. Begitupun juga dengan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu masih
belum memiliki kerjasama yang baik dengan para peternak sapi. Hal ini dapat
diatasi dengan memanfaatkan inovasi di bidang teknologi informasi.
Inovasi di bidang teknologi informasi yang dimaksud adalah berupa
implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu.
Tujuan dari implemen data warehouse ini adalah untuk mengarsipkan dan
menganalisis data historis peternak sapi seperti data penjualan ternak, penghasilan,
dan informasi lain dari operasi harian.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan pada sub bab 1.1, didapatkan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Siapa saja yang berperan dalam implementasi data warehouse peternak sapi
dan KUD di Desa Cau Belayu. (wawancara langsung dengan Bapak I Putu
Sumertayasa)
2. Apa dampak positif dan negatif dari implementasi data warehouse pada
Sumber Daya Manusia (wawancara langsung dengan Bapak I Putu
Sumertayasa).
3. Kurangnya biaya serta pengetahuan masyarakat Cau Belayu di bidang
teknologi informasi (wawancara langsung dengan Bapak I Putu
Sumertayasa).
4. Teknologi-teknologi apa saja yang berperan untuk mendukung
implementasi data warehouse.
5. Bagaimana cara mengimplementasikan data warehouse pada peternak sapi
dan KUD di Desa Cau Belayu, Tabanan.
1.3 Solusi
Implementasi data warehouse ini perlu dilakukan dikarenakan terkait
kurang maksimalnya penghasilan para peternak sapi di Desa Cau Belayu,
Kabupaten Tabanan. Implementasi data warehouse peternak sapi ini diharapkan
dapat membantu proses transaksi para peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu,
Tabanan. Orang-orang yang berperan dalam implementasi data warehouse
peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu ini melainkan dari para peternak sapi,
pihak KUD (Koperasi Unit Desa), dan tenaga di bidang IT (Information
Technology). Para peternak sapi dan KUD berperan sebagai pengguna data
warehouse nantinya, dan tenaga di bidang IT akan berperan sebagai perancang atau
pembuat sebuah sistem data warehouse untuk peternak sapi dan KUD di Desa Cau
Belayu, Tabanan.
Terdapat dampak positif dan negatif bagi SDM (Sumber Daya Manusia) di
Desa Cau Belayu, Kabupaten Tabanan dalam implementasi data warehouse ini.
Dampak positifnya adalah akan memaksimalkan penghasilan peternak sapi,
3
memudahkan peternak sapi dan KUD untuk memanajemen keputusan dan
pelaporan, serta memudahkan peternak sapi dan KUD untuk mengelola proses
transaksi. Sedangkan dampak negatifnya adalah masyarakat akan lebih
ketergantungan dengan internet atau teknologi.
Implementasi data warehouse ini dapat menggunakan layanan cloud serta
menggunakan software atau sistem operasi yang berbasis open source seperti Linux
untuk mengatasi kurangnya biaya. Kurangnya pengetahuan masyarakat di Desa
Cau Belayu di bidang teknologi informasi dapat diatasi dengan melakukan
sosialisasi lebih dalam di bidang teknologi informasi.
Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa
Caubelayu ini memerlukan beberapa teknologi-teknologi pendukung seperti, Data
Mining, OLAP (Online Analytical Processing), OLTP (Onlone Transaction
Processing), ETL (Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading Transform),
Cloud Computing khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A Services), dan OTT
(Over The Top). Teknologi-teknologi pendukung ini tentunya sangat berperan
penting dalam implementasi data warehouse ini dan saling berkaitan satu sama
lain.
Cara mengimplementasikan data warehouse pada peternak sapi dan KUD
di Desa Cau Belayu adalah dengan menyewa beberapa pekerja di bidang IT
(Information Technology) untuk membantu proses perancangan, pembuatan, serta
sosialisasi penggunaan sistem data warehouse. Menyewa pekerja di bidang IT
mungkin akan memerlukan biaya yang lumayan tinggi, tetapi biaya tersebut akan
dapat ditutupi jika penerapan data warehouse pada peternak sapi dan KUD ini
lancar.
1.4 Desain Solusi
Desain solusi merupakan desain atau perancangan yang diajukan pada
implementasi data warehouse peternak sapi dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa
Cau Belayu. Gambar 1.1 berikut merupakan desain solusi yang digambarkan
menggunakan DIA Diagram.
4
Gambar 1.1 Desain Solusi Implementasi Data Warehouse pada Peternakan Sapi dan KUD
di Desa Cau Belayu, Tabanan dengan DIA Diagram
Gambar 1.1 merupakan desain solusi dari implementasi data warehouse
pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu yang digambarkan dengan
menggunakan DIA Diagram. Pada desain tersebut terdapat 2 (dua) pengguna yaitu
peternak sapi dan pihak KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu. User dapat
menginputkan dokumen, flat file, dan database ke dalam sistem data warehouse
baik secara langsung maupun dengan melalui data mart. Data mart berguna untuk
mengelompokan data yang berada di database sesuai formatnya.
Pada sistem data warehouse terdapat teknologi ETL/ELT, yang dimana
pada proses ini yaitu semua data akan di extract terlebih dahulu kemudian data akan
disaring dan data yang akan diambil yaitu data yang penting, pada proses
transformation data akan diubah sesuai format yang disetujui dan data diload ke
Data Warehouse.
Kemudian terdapat teknologi OLAP (Online Analytical Processing) dan
OLTP (Online Transaction Processing), OLAP digunakan untuk melakukan
5
permintaan terhadap data dalam bentuk yang kompleks dan menganalisa data yang
bervolume besar. Sedangkan OLTP (Online Transaction Procesing) digunakan
untuk memproses suatu transaksi secara langsung seperti insert, update, delete,
pada database peternak sapi dan KUD melalui komputer yang terhubung dalam
jaringan.
Data Mining untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini
tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata dengan melakukan penggalian
pola-pola dari data dengan tujuan untuk memanipulasi data menjadi informasi yang
lebih berharga yang diperoleh dengan cara mengekstraksi dan mengenali pola yang
penting atau menarik dari data yang terdapat dalam basisdata peternak sapi dan
pihak KUD.
Pada desain tersebut juga terdapat proses analisa data dan pengolah
keputusan. Proses analisa data yang dimaksud berguna untuk menganalisa sapi jenis
apa yang baiknya diternak sesuai kebutuhan pasar, kapan harga pasar sapi
meningkat, dan pakan apa yang terbaik dalam pertumbuhan sapi. Proses analisa ini
akan berguna dalam pengolah keputusan pada data warehouse peternak sapi dan
KUD. Implementasi data warehouse ini juga menggunakan layanan cloud
computing khususnya pada bagian IAAS (Infrastructure As A Service).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dipapakarkan sejumlah tinjauan pustaka yang mendasari
solusi yang diajukan untuk permasalahan yang diangkat pada makalah ini.
Referensi dari setiap tinjauan pustaka yang di sajikan pada bab berikut tercantum
pada bagian daftar pustaka.
2.1 Peternakan
Menurut buku Glosarium Peternakan, Peternakan merupakan kegiatan
mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapat
keuntungan dari kegiatan tersebut. Tujuan dari peternakan adalah untuk mencari
keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor - faktor
produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. [4]
Kegiatan peternakan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu peternakan
hewan besar seperti, sapi, babi, kuda, dan lain-lain, sedangkan kelompok kedua
yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci, burung, dan lain sebagainya.[4]
2.2 KUD (Koperasi Unit Desa)
KUD adalah singkatan dari Koperasi Unit Desa yang merupakan suatu
Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah
pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan.
Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian
yang kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara
resmi didorong perkembangannya oleh pemerintah. [5]
Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1
Ayat (2) disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat
menjadi pusat layanan kegiatan perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta
dikembangkan secara terpadu melalui program lintas sektoral. [5]
7
2.3 Data Warehouse
Data warehouse adalah suatu sistem komputer untuk mengarsipkan dan
menganalisis data historis suatu organisasi seperti data penjualan, gaji, dan
informasi lain dari operasi harian. Pada umumnya suatu organisasi menyalin
informasi dari sistem operasionalnya (seperti penjualan dan SDM) ke gudang data
menurut jadwal teratur, misalnya setiap malam atau setiap akhir minggu.[6]
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse
Terdapat 4 (empat) jenis karakteristik dari data warehouse. Berikut
merupakan karakteristik dari data warehouse.
2.3.1.1 Subject Oriented
Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse didesain untuk
menganalisa data berdasarkan subject-subject tertentu dalam organisasi, bukan
pada proses atau fungsi aplikasi tertentu. Data warehouse diorganisasikan disekitar
subjek-subjek utama dari perusahaan(customers, products dan sales) dan tidak
diorganisasikan pada area-area aplikasi utama (customer invoicing, stock control
dan product sales). Hal ini dikarenakan kebutuhan dari data warehouse untuk
menyimpan data-data yang bersifat sebagai penunjang suatu keputusan, dari pada
aplikasi yang berorientasi terhadap data. [6]
2.3.1.2 Terintegrasi
Data warehouse dapat menyimpan data-data yang berasal dari sumber-
sumber yang terpisah ke dalam suatu format yang konsisten dan saling terintegrasi
satu sama lain. Data tidak dapat dipecah-pecah karena data yang ada merupakan
suatu kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep data warehouse itu sendiri. [6]
2.3.1.3 Rentang Waktu
Data yang berada di dalam data warehouse dapat dikatakan akurat dan valid
pada titik waktu tertentu atau dalam interval waktu tertentu (hanya pada saat proses
ETL/update). Setiap data yang dimasukkan ke data warehouse pasti memiliki
dimensi waktu. Dimensi waktu ini akan dipergunakan sebagai pembanding dalam
perhitungan untuk menghasilkan laporan yang diinginkan. Selain itu, dengan
8
menggunakan dimensi waktu, pembuat keputusan dapat mengenal kecenderungan
dan pola dari suatu data. [6]
2.3.1.4 Non - Volatile
Data pada data warehouse tidak di-update secara real time, tetapi di-refresh
dari sistem operasional secara reguler. Data yang baru selalu ditambahkan sebagai
tambahan bagi database itu sendiri. Database tersebut secara berkesinambungan
mengambil data baru ini, dan kemudian disatukan dengan data sebelumnya. Data
yang berada dalam data warehouse bersifat read-only, dan tidak berubah setiap saat
sehingga hanya terdapat dua kegiatan dalam data warehouse, yaitu mengambil data
(loading data), dan akses data (mengakses data warehouse, seperti melakukan
query untuk menampilkan laporan yang dibutuhkan, tidak ada kegiatan updating
data). [6]
2.4 Data Mining
Data mining merupakan serangkaian proses untuk menggali nilai tambah
berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basisdata
dengan melakukan penggalian pola-pola dari data dengan tujuan untuk
memanipulasi data menjadi informasi yang lebih berharga yang diperoleh dengan
cara mengekstraksi dan mengenali pola yang penting atau menarik dari data yang
terdapat dalam basisdata. [6]
Hasil dari data mining sering kali diintegrasikan dengan Decision Support
System (DSS). Sebagai contoh, dalam aplikasi bisnis informasi yang dihasilkan oleh
data mining dapat diintegrasikan dengan tool manajemen kampanye produk
sehingga promosi pemasaran yang efektif yang dilaksanakan dan dapat diuji.
Integrasi demikian memerlukan langkah postprocessing yang menjamin bahwa
hanya hasil yang valid dan berguna yang akan digabungkan dengan DSS. Salah satu
pekerjaan dan postprocessing adalah visualisasi yang memungkinkan analyst untuk
mengeksplor data dan hasil data mining dari berbagai sudur pandang. Ukuran-
ukuran statistik dan metode pengujian hipotesis dapat digunakan selama
postprocessing untuk membuang hasil data mining yang palsu[6]
9
2.5 OLAP (Online Analytical Processing)
OLAP adalah singkatan dari Online Analytical Processing yang merupakan
suatu proses atau juga bisa disebut dengan sistem yang dirancang atau digunakan
untuk melakukan permintaan terhadap data dalam bentuk yang kompleks dan
menganalisa data yang bervolume besar, maka dari itu OLAP seringkali disebut
analisis data multidimensi. [6]
OLAP biasanya digunakan untuk pengambilan suatu keputusan, misalkan
sebagai contoh para top level di sebuah minimarket ingin melihat data transaksi
perbulan, per 6 bulan atau bahkan per tahun untuk pengambilan keputusan barang
apa saja yang paling laku dijual serta barang apa saja yang tidak laku di pasar. [6]
2.6 OLTP (Online Transaction Processing)
OLTP (Online Transaction Processing) merupakan suatu sistem yang
memproses suatu transaksi secara langsung seperti insert, update, delete, melalui
komputer yang terhubung dalam jaringan. OLTP berorientasi pada proses yang
memproses suatu transaksi secara langsung melalui komputer yang terhubung
dalam jaringan. OLTP sangat optimal untuk updating data. [6]
Contoh penggunaan OLTP seperti di sebuah toko atau supermarket seperti
misalanya kasir pada sebuah super market yang menggunakan mesin dalam proses
transaksinya. OLTP mempunyai karakteristik beberapa user dapat creating,
updating, retrieving untuk setiap record data, serta OLTP sangat optimal untuk
updating data. [6]
2.7 ETL (Extraction, Transformation, Loading)
ETL (Extraction, Transformation, Loading) merupakan proses yang harus
dilalui dalam pembentukan Data Warehouse, yang dimana pada proses ini yaitu
semua data akan di extract terlebih dahulu kemudian data akan disaring dan data
yang akan diambil yaitu data yang penting, pada proses transformation data akan
diubah sesuai format yang disetujui dan data diload ke Data Warehouse, kemudian
data akan diolah selanjutnya akan du teruskan ke user.[7]
Hasil dari proses ETL adalah dihasilkannya data yang memenuhi kriteria
data warehouse seperti data historis, terpadu, terangkum, statis dan memiliki
10
struktur yang dirancang untuk keperluan proses analisis. Proses ETL terdiri dari
tiga tahap, yaitu sebagai berikut. [7]
1. Extraction
Langkah pertama dari proses ETL adalah proses penarikan data dari satu
atau lebih sistem operasional sebagai sumber data (bisa diambil dari sistem OLTP,
tapi bisa juga dari sumber data di luar system database). Kebanyakan proyek data
warehouse menggabungkan data dari sumber-sumber yang berbeda. Pada
hakekatnya, proses ekstraksi adalah proses penguraian dan pembersihan data yang
diekstrak untuk mendapatkan suatu pola atau struktur data yang diinginkan.
Terdapat beberapa fungsi ekstraksi data[7], yaitu :
a. Ekstraksi data secara otomatis dari aplikasi sumber.
b. Penyaringan atau seleksi data hasil ekstraksi.
c. Pengiriman data dari berbagai platform aplikasi ke sumber data.
d. Perubahan format layout data dari format aslinya.
e. Penyimpanan dalam file sementara untuk penggabungan dengan hasil
ekstraksi dari sumber lain.
2. Transformation
Proses transformasi data merupakan proses mengubah data dari format
operasional menjadi format data warehouse. Proses transformasi berupa tugas-tugas
seperti mengkonversi tipe data, melakukan beberapa perhitungan, penyaringan data
yang tidak relevan, dan meringkasnya. Proses transformasi dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan bisnis suatu perusahaan. [7] Langkah-langkah dalam
transformasi data adalah sebagai berikut :
a. Memetakan data input dari skema data aslinya ke skema data warehouse.
b. Melakukan konversi tipe data atau format data.
c. Pembersihan serta pembuangan duplikasi dan kesalahan data.
d. Penghitungan nilai-nilai derivat atau mula-mula.
e. Penghitungan nilai-nilai agregat atau rangkuman.
f. Pemerikasaan integritas referensi data.
g. Pengisian nilai-nilai kosong dengan nilai default.
h. Penggabungan data.
11
3. Loading
Fase load merupakan tahapan yang berfungsi untuk memasukkan data ke
dalam target akhir, yaitu ke dalam suatu data warehouse. Waktu dan jangkauan
untuk mengganti atau menambah data tergantung pada perancangan data warehouse
pada waktu menganalisa keperluan informasi. Fase load berinteraksi dengan suatu
database, constraint didefinisikan dalam skema database sebagai suatu trigger yang
diaktifkan pada waktu melakukan load data (contohnya : uniqueness, referential,
integrity, mandatory fields), yang juga berkontribusi untuk keseluruhan tampilan
dan kualitas data dari proses ETL.[7]
2.8 ELT (Extraction, Loading, Transformation)
ELT (Extraction, Loading, Transformation) adalah variasi dari ETL
(Extraction, Transformation, Loading), proses integrasi data di mana transformasi
berlangsung pada server menengah sebelum dimuat ke sasaran. Sebaliknya, ELT
memungkinkan data mentah yang akan dimuat langsung ke sasaran dan berubah di
sana. Kemampuan ini sangat berguna untuk memproses set data yang besar
diperlukan untuk Business Intelligence (BI) dan analisis data yang besar. [7]
Sebenarnya, ELT hampir sama dengan ETL, hanya saja pada ELT setelah
mengekstrak data dari sumber data, ELT meloading data ke dalam Data Warehouse
kemudian barulah data tersebut di diolah sesuai kebutuhan. [7]
2.9 Cloud Computing
Cloud computing berdasarkan The NIST (National Institute of Standard and
Technology) oleh Peter Meel dan Timothy Grance yaitu sebuah model yang
memungkinkan adanya penggunaan sumberdaya (resource) secara bersama-sama
dan mudah, menyediakan jaringan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi dan
layanan yang digunakan sesuai keperluan (on demand).[1]
NIST juga menjelaskan tiga model layanan cloud computing serta empat
jenis deployment cloud computing. [1]
12
2.9.1 Cloud IAAS (Infrastructure As A Services)
Cloud IAAS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pengguna bisa
menyewa infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network). Pengguna juga
bisa memilih berapa besarnya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage)
, memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Pada
IAAS ini menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer
ini disewa pengguna bisa menggunakannya sesaui kebutuhannya. [1]
Pengguna dapat menginstall sistem operasi dan aplikasi apapun didalmnya.
Contoh penyedia layanan IAAS ini adalah Amazon EC2, Windows Azure
(soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dan lain sebagainya. Keuntungan dari IAAS ini
adalah pengguna tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer
virtual tersebut bisa diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh,
saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, pengguna bisa tambahkan
CPU, RAM, Storage dsb dengan segera. [1]
13
BAB III
ANALISA DAN KESIMPULAN
3.1 Analisa
Desa Cau Belayu merupakan suatu desa yang masyarakatnya sebagian besar
memiliki ternak sapi. Desa ini terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan,
Provinsi Bali. Peternak sapi di Desa Cau Belayu masih merasa kurang puas dengan
hasil ternaknya, dikarenakan harga sapi yang dijual yang tidak sebanding dengan
modal yang dikeluarkan. KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa ini belum memiliki
keterkaitan dengan peternak sapi, sehingga diperlukan suatu teknologi data
warehouse dalam masalah ini. Implementasi data warehouse pada peternak sapi
dan KUD (Koperasi Unit Desa) di Desa Cau Belayu, Tabanan akan memeberikan
dampak positif bagi peternak sapi dan KUD dalam mengelola penghasilan.
Implementasi data warehouse akan sangat berguna bagi para peternak dan pihak
KUD, karena dengan implementasi data warehouse ini akan memudahkan peternak
sapi dan KUD dalam mengelola keptusan, proses pelaporan, dan proses transaksi.
Implementasi data warehouse pada peternak sapi dan KUD diharapkan dapat
memudahkan permasalahan yang ada pada peternak sapi dan KUD. Teknologi-
teknologi pendukung yang dapat digunakan pada implementasi data warehouse ini
yaitu Data Mining, OLAP (Online Analytical Processing), OLTP (Onlone
Transaction Processing), ETL (Extract Transform Loading)/ELT (Extract Loading
Transform), Cloud Computing khususnya bagian IAAS (Ifrastructure As A
Services).
3.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan terkait dengan implementasi data
warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu adalah sebagai berikut.
1. Kurang maksimalnya penghasilan para peternak sapi di Desa Cau Belayu
dapat diatasi dengan memanfaatkan implementasi data warehouse.
2. Tujuan dari implemen data warehouse ini adalah untuk mengarsipkan dan
menganalisis data historis peternak sapi seperti data penjualan ternak,
penghasilan, dan informasi lain dari operasi harian.
14
3. Implementasi data warehouse diharapkan dapat membantu para peternak
sapi dan KUD di Desa Cau Belayu dalam mengelola dan memaksimalkan
penghasilannya.
3.3 Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait dengan implementasi
data warehouse pada peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu yaitu, perlu
dilakukan disempurnakan teknologi-teknologi yang digunakan sebagai pendukung
didalam sistem data warehouse yang diharapkan dapat membantu masyarakat dan
pihak KUD didalam mengelola hasil ternak sapi agar dapat dijual sesuai dengan
nilai jual yang sesuai dengan kualitas dan nilai pasar, serta perlu dilakukan lebih
sering sosialisasi kepada masyarakat di bidang teknologi informasi agar
kedepannya lebih mudah dalam mengenalkan inovasi-inovasi bari di bidang
teknologi informasi.
Saran yang disampaikan oleh narasumber yaitu, perlu dilakukannya
penelitian yang lebih mendalam didalam pengolahan data warehouse pada peternak
sapi dan KUD di Desa Cau Belayu, serta diharapkan dengan sistem data warehouse
ini dapat membantu peternak sapi dan KUD di Desa Cau Belayu, Tabanan dalam
mengelola penghasilannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Smart City Beserta Cloud
Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya”. Bandung:
Informatika.
[2] Agus Eka Pratama, S.T., M.T, I Putu. 2014. “Handbook Jaringan Komputer”.
Bandung: Informatika.
[3] Agus Eka Pratama, S.T.,M.T, I Putu.2015. “E-Commerce, E-Bussines, dan
Mobile Commerce”. Bandung : Informatika.
[4] Mansjoer, Supartini. 2003. “Glosarium Peternakan”. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
[5] Hardianto, Rochmad. 2009. “Peran Koperasi Unit Desa Dalam Memberikan
Kredit Di Kalangan Masyarakat Klaten”.
http://eprints.ums.ac.id/5076/1/C100040027.pdf. [diakses pada 14 November
2015]
[6] Saagari, S., dkk. 2013. “Data Warehousing, Data Mining, OLAP and OLTP
Technologies Are Essential Elements to Support Decision-Making Process in
Industries”. International Journal of Innovative Technology and Exploring
Engineering (IJITEE) (http://www.ijitee.org/attachments/File/v2i6/
F0801052613.pdf). [diakses pada 14 November 2015].
[7] Davenport, Robert J.. 2008. “ETL vs ELT”.
http://www.dataacademy.com/files/ETL-vs-ELT-White-Paper.pdf. [diakses
pada 14 November 2015]
[7] Wawancara langsung dengan bapak I Putu Sumerta Yasa [pada 15 November
2015 di Desa Cau Belayu, Kabupaten Tabanan].
16
LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara
Berikut merupakan hasil dari wawancara dengan narasumber yang
merupakan salah satu peternak sapi di Desa Cau Belayu, Tabanan yaitu Bapak I
Putu Sumerta Yasa. Wawancara ini dilakukan melalui tanya jawab langsung pada
tanggal 15 November 2015.
P : Penulis
N : Narasumber
P : Dimanakah Bapak menjual hasil ternak sapi bapak ?
N : Bapak menjualnya pada disributor, nanti orang tesebut menjualnya ke
konsumen langsung.
P : Bukankah dengan begitu sapi yang Bapak jual, dibeli dengan harga yang
lebih murah, pak ?
N : Iya, bisa dibilang begitu. Peternak disini tidak punya pilihan lain.
P : Mengapa Bapak tidak menjualnya ke konsumen langsung ?
N : Susah untuk mencari konsumen di dekat sini.
P : Lalu dimana Bapak membeli bibit maupun pakan sapinya ?
N : Kami membelinya di dari distributor juga.
P : Apa Bapak membelinya dengan modal sendiri ?
N : Ya. Semuanya dengan modal sendiri,
P : Kenapa tidak membeli di KUD pak ?
N : Para peternak disini masih belum memiliki kerjasama dengan pihak KUD.
P : Bagaimana tentang pengetahuan teknologi informasi pada masyarakat disini
pak ?
N : Masyarakat disini masih belum begitu mengenal dengan dunia teknologi.
top related