implementasi gerakan literasi sekolah dalam …
Post on 27-Oct-2021
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM
MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 MUARO JAMBI
SKRIPSI
Ditujukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memproleh Gelar Sarjana Srata
Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan Pada Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh:
Lia Apriani
404171007
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya: “1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Mulia. 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 1-
5)1.
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung: Sygma Examedia Arkanleema,
2007), hal. 497
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya
rahmat dan hidayahnya sehingga saya selalu di beri nikmat dan kesehatan sehingga
Saya dapat mempersembahkan skripsi saya kepada orang-orang yang saya sayangi
dan cintai.
Kepada kedua orang tua saya ayah Leskar Siregar dan ibu Nur Hayani Harahap
yang selama ini telah membesarkan saya dan tak hentinya selalu memberi doa,
dukungan, motivasi dan nasehat serta kasih sanyang yang tulus dan ikhlas.
Tak henti hentinya saya ucapkan banyak terimakasih kepada kedua orang tua saya
yang telah mengorbankan segalanya demi pendidikan anaknya.
vi
KATA PENGENTAR
Alhamdulillah Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
guna untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu
(S.1) pada Program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tak lupa pula
Sholawat salam kita persembahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan hingga alam terang benderang yang
penuh dengan kemajuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai
pihak, baik moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis untuk
itu penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS
Jambi, Ibu Dr. Rafiqoh Ferawati, SE, M.EI, selaku Wakil Rektor I,
Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd, selaku Wakil Rektor II dan Bapak
Bahrul Ulum, S.Ag, MA, selaku Wakil Rektor III Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I, selaku Dekan, Bapak Dr. Ali
Muzakkir, M.Ag, sabagai Dekan I, Bapak Dr. Alfian, M.Ed
Sebagai Dekan wakil II dan Ibu Dr. Raudhoh, S.Ag, SS, M.Pd.I,
selaku wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Athiatul Haqqi, S.Ag, S.IPI, M.I.Kom selaku Ketua Program
Studi Ilmu Perpustakaan serta Pembimbing I dan Ibu Masyrisal
Miliani, SS, M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Fridinanti Yusufhin, M.A selaku Pembimbing II
5. Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan segala Jerih payah dan ketulusan hatinya
dalam membimbing dan memandu dalam perkuliahan sehingga
menambah wawasan si peneliti.
6. Civitas akademika lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora yang
telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian administrasi
selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
vii
7. Bapak Heryadi, S.Pd, MPd selaku kepala sekolah Sekolah
Menengah Atas (SMA) 1 Muaro Jambi, bapak Andar Siahaan,
S.Pd selaku kepala perpustakaan, guru-guru yang ada di SMA 1,
staf tata usaha, pegawai perpustakaan Rama Juni Pratama Putra
dan siswa/I SMA 1 Muaro Jambi yang telah memberikan peneliti
izin untuk melakukan penelitian.
8. Saudara Ismail Hasan, Lina Marlina, M. Yamin dan Indra Batari
yang selalu senantiasa memberikan doa dan dukungannya kepada
peneliti demi kelancaran studinya.
9. Sahabat saya Sundari, S.SI, Elfiani, S.SI, Sri Suhartini, S.SI, Yessi
Dwi Maryadni, S.SI dan Asmira, S.SI, teman atau saudara
seperjuangan, terimakasih atas kebaikan kalian semua.
10. Pada keluarga besar Ilmu perpustakaan (IPT A) angkatan 2017
11. Semua pihak yang tidak peneliti bisa sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Hanya kepada Allah SWT. semua ini peneliti serahkan, semoga jasa
baik mereka mendapat imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT. Dan
dilipat gandakan dan menjadi amal ibadah yang di terima Allah SWT.
Aamiin, atas kerendahan hati peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pada Program Studi Ilmu
Perpustakaan.
Jambi, Juni 2021
Lia Apriani
404171007
viii
ABSTRACT
Lia, Apriani. Implementation of the school literacy movement in shaping
student character in SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Libraray and
information science study program, Factulty of Adab dan Humaniora,
State Islamic University of Sulthan thaha saifuddin Jambi. Mentor I:
Athiatul Haqqi, S.Ag, S.IPI, M.I.Kom and mentor II: Fridinanti Yusufhin,
M.A
The purpose of this study was to determine the implementation of the school
literacy movement in shaping the character of student, to find out what
obstacles are obstacles in the implementation of the sshcool literacy movement
in shaping student character and to find out how to overcome obstacles in
shaping the character of student at SMA Negeri 1 Muaro Jambi. This reseaech
uses descriptive qualitative. This study uses purposive sampling. Character
building, especially in reading interest is relatively low and there is still alack of
student reading materials in the implementation of the school literacy
movement. The results of this study indicate the that implementation of the
literacy movement in SMA Negeri 1 Muaro Jambihas been implemented. The
program implemented is a 15 minutes reading before learning begins, at 07.15
to 07.30, there is a reading corner in each classand reading hut in every corner
of the school however, at the learning stage in the from of academic bills it has
not run optimally. At the habituation stage students are required to like to read,
be independent and disciplined, at the development stage, namelyto conduct a
language month competition as a result of reading written by students are
required to have curiosity, love to read, be creative, honest, and disciplined,
while at the learning stage students are requerid to be disciplined in collecting
the readings written on each student’s agenda. The reading materials, low
student motivation to read, teacher supervision in the implementation of the
literacy movement which is still lacking and the Covid-19 Pandemic Priod.
While the efforts made ware to give students additional assignments to read
articles online and watch youtube, provide school information and collaborate
whith schools so that reading corners, libraries and reading booths can be
fulfilled.
Keywords : School Literacy Movement, Student Character
ix
ABSTRAK
Lia, Apriani. 2021. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam
Membentuk Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Prodi
Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing I:
Athiatul Haqqi, S.Ag, S.IPI, M.I.Kom dan Pembimbing II: Fridinanti
Yusufhin, M.A
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi gerakan literasi
sekolah dalam membentuk karakter siswa, untuk mengetahui kendala apa saja
dalam implementasi gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa
serta untuk mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam
membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Penelitian ini
menggunakan Kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling. Pembentukan karakter terutama dalam minat baca masih tergolong
sangat rendah dan masih minimnya bahan bacaan siswa yang terdapat di pojok
baca dan masih kurang disiplinnya siswa dalam pelaksanaan gerakan literasi
sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi gerakan literasi
di SMA Negeri 1 Muaro Jambi sudah dilaksanakan. Program yang
dilaksanakan yaitu 15 menit membaca sebelum pembelajaran dimulai, pada jam
07.15 sampai 07.30, terdapat pojok baca di setiap kelasnya dan saung baca di
setiap pojok sekolah akan tetapi pada tahap pembelajaran berupa tagihan
akademik belum berjalan optimal. pada tahap pembiasaan siswa dituntut untuk
gemar membaca, mandiri dan disiplin, pada tahap pengembangan yaitu
melakukan perlombaan bulan bahasa hasil dari bacaan yang ditulis siswa dan
siswa dituntut untuk memiliki rasa ingin tahu, gemar membaca, kreatif, jujur
dan disiplin, sedangkan pada tahap pembelajaran siswa dituntut untuk disiplin
dalam mengumpulkan hasil bacaan yang ditulis di angenda masing-masing
siswa/i. Kendala yang dihadapi adalah bahan bacaan yang masih minim,
motivasi siswa untuk membaca rendah, pengawasan guru pada pelaksanaan
gerakan literasi yang masih kurang dan masa pandemi covid-19. Sedangkan
upaya yang dilakukan adalah memberikan siswa tugas tambahan untuk
membaca artikel secara online dan menonton youtube, memberikan informasi
sekolah dan melakukan kerjasama dengan sekolah agar pojok baca, perpustakan
dan saung baca dapat terpenuhi.
Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Karakter Siswa
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ............................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................................. vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Literasi ............................................................................................. 7
B. Konsep Gerakan Literasi Sekolah .................................................................. 8
1. Pengertian Literasi ................................................................................... 8
2. Komponen Literasi................................................................................... 8
3. Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah ................................................. 10
4. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah ........................................................... 11
5. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah ............................................................. 14
6. Indikator ketercapaian Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah ....................... 15
C. Konsep Karakter ............................................................................................ 16
1. Pengertian Karakter ................................................................................. 16
2. Tujuan Pembentukan Karakter ................................................................. 17
xi
3. Pilar dan Komponen Karakter .................................................................. 17
4. Macam-macam Pembentukan Karakter .................................................... 18
5. Strategi dalam Pembentukan Karakter ...................................................... 19
D. Studi Relavan ................................................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Pendekatan Penelitian ........................................................................... 25
B. Lokasi penelitian ........................................................................................... 25
C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 26
D. Data dan Sumber Data ................................................................................... 26
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 27
F. Metode Analisis Data..................................................................................... 29
G. Triangulasi Data ............................................................................................ 31
BAB IV HASIL TEMUAN
A. Gambaran umum SMA Negeri 1 Muaro Jambi ............................................... 32
1. Sejarah singkat SMA Negeri 1 Muaro Jambi ............................................. 32
2. Identitas sekolah ....................................................................................... 32
3. Visi dan misi SMA Negeri 1 Muaro Jambi ................................................ 33
4. Keadaan personil sekolah .......................................................................... 33
5. Keadaan perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi .................................. 39
6. Sarana dan prasarana sekolah .................................................................... 39
7. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi ...................................... 42
B. Hasil dan pembahasan
1. Implementasi gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter
siswa ......................................................................................................... 43
2. Kendala yang dihadapi pada implementasi gerakan literasi sekolah
dalam membentuk karakter siswa .............................................................. 58
3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pada implementasi
gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa......................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 70
B. Saran .............................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data nama-nama guru SMA Negeri 1 Muaro Jambi ......................................... 32
Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar Siswa/I SMA Negeri 1 Muaro Jambi ....................... 36
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ....................................................................................... 37
Table 4.4 Sarana Olahraga .............................................................................................. 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...................................................................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakter merupakan sifat, kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan antara seseorang dengan yang lainnya. Kerakter
juga sering disamakan dengan kepribadian. Pembangunan karakter adalah
usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia, pembentukan
karakter adalah tujuan utama dari sistem pendidikan, menyusun harga diri
yang kukuh-kuat, pandai terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas
kemampuannya, mempunyai kehormatan dan memiliki akhlak yang mulia.2
Karakter merupakan hal paling utama yang harus dimiliki oleh
seorang siswa sebagai peserta didik karena yang paling pertama dinilai dari
seseorang adalah sifat, tabiat, watak dan akhlaknya.
Menurut Perkemendikbud Nomor 20 Pasal 2 Tahun 2018 Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai relegius, jujur,
disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.3
Pembentukan karakter di sekolah dapat dilakukan melalui program-
program yang ada di sekolah salah satunya yaitu program gerakan literasi
sekolah. Gerakan literasi sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
melibatkan seluruh warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
2Wisnu Aditiya Kurniawan, Budaya Tertib Siswa di Sekolah, (Sukabumi: Jejak, 2018), hal. 61 3 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2018, (Jakarta: Direktur Jendral Peraturan
Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2018), hal.3, salinan,
https://kemendikbud.go.id, diakses pada 18-02-2021
2
kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua atau wali
murid), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat,
yang dapat mempresentasikan keteladanan, dunia usaha dll) dan pemangku
kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif berbagai elemen salah satu nya yang ditempuh untuk mewujudkan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran warga yang literet sepanjang hayat
adalah pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan 15
menit membaca (guru membacakan buku siswa atau siswa dan guru membca
dalam hati yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah).4
Munculnya globalisasi menjadikan tantangan bagi Negara yang belum
siap berhadapan dengan era globalisasi. Tantangan tersebut memang dapat
dijawab melalui penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan yang
menjadikan kemajuan peradaban bangsa, akan tetapi masih terdapat
permasalahan yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan minat baca
yang masih tergolong rendah Programe for International Student Assessment
(PISA) 2009 menyatakan peserta didik di Indonesia berada pada peringkat ke-
57 dengan skor 396 (sekor rata-rata OECD 493), sedangkan Programe for
International Student Assessment (PISA) 2012 menyatakan peserta didik
Indonesia berada pada pringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD
496). Sebanyak Negara yang berpartisipasi dalam Programe for International
Student Assessment (PISA) 2009 dan 2012.5 Survei terbaru PISA 2015 yang
diumumkan pada 6 Desember 2016, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari
72 negera yang disurvei. Survei yang dilakukan Progres in International
Reading Literacy Study (PIRLS) dan Trends in International Mathematics
4Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan LIterasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menegah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019), hal. 16 5Sutrianto, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 1
3
and Scince Study (TIMSS) juga tidak menaikkan peringkat Indonesia. Dapat
disimpulkan dari ketiga hasil ini menunjukkan bahwa praktik pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan fungsi sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang berupaya menjadikan semua warganya trampil
membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat.6
Oleh karna itu pada tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan merancang sebuah gerakan besar yaitu gerakan literasi sekolah.
Gerakan ini merupakan implementasi dari dari peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
yang di dalamnya mencakup gerakan literasi sekolah, salah satunya adalah
“kegiatan 15 menit membaca buku sebelum waktu belajar dimulai”.7
Gerakan Literasi Sekolah diuraikan berdasarkan Sembilan agenda
priopritas (Nawacita) yang terkaitan dengan tugas dan fungsi Kemendikbud,
khususnya pada Nawacita nomor 5 dan 8 butir nawacita yang dimaksudkan
adalah (5) meningkatkan kualitas hidup masyarakat indonesia dan (8)
melakukan revolusi karakter bangsa.8 Jadi pembentukan karakter pada siswa
dapat ditanamkan melalui gerakan literasi sekolah terutama pada poin gemar
membaca, disiplin, jujur, relegius dan kreatif.
SMAN 1 Muaro Jambi merupakan SMA favorit di daerah Muaro
Jambi selain itu SMA tersebut mendapatkan predikat juara 3 lomba gerakan
literasi sekolah se-kabupaten Muaro Jambi dan pelaksanaan gerakan literasi
sekolah di SMAN 1 Muaro Jambi sudah dilaksanakan dengan membaca 15
menit sebelum pembelajaran di mulai yang dilakukan pada setiap harinya,
6Billy Antoro, Gerakan Literasi Sekolah dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Refleksi. (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018), hal. 9 7Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jandral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal.4 8Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal.3
4
pada hari jum’at membaca surah yasin. Sudah tersedianya pojok baca di setiap
kelas-kelas akan tetapi buku yang terdapat di pojok baca belum sepenuhnya
memenuhi kebutuhan siswanya. Gerakan literasi sekolah di pelopori oleh
ketua literasi yang berasal dari guru SMAN 1 Muaro Jambi. kegiatan gerakan
literasi sekolah sudah pada tahap pembiasaan, pengembangan dan
pembelajaran.
Faktor-faktor yang menyebabkan minimnya karakter siswa dan
minimnya minat baca masyarakat Indonesia adalah kurikulum dan metode
pembelajarannya masih kurang mendukung. Semakin berkembangnya
teknologi informasi yang banyak disalah gunakan, program televisi yang tidak
mendidik, kecanduan teknologi yang tidak bisa dipungkiri lagi seperti
bermain games, tiktok, instagram, youtube dan lain sebagainya. Jadi banyak
siswa yang kuang memiliki budi pekerti dan moral yang mencerminkan siswa
yang baik sehingga konflik yang terjadi semakin banyak seperti, tidak jujur,
tidak disiplin, tidak beretika dan banyak yang lainnya.
Fakta yang terjadi di lapangan bahwa penerapan pembiasaan membaca
sebelum pelajaran dimulai masih kurang diterapkan dengan baik karena masih
kurannya minat baca siswa di SMAN 1 Muaro Jambi, masih banyak siswa
yang mengisi waktu luangnya dengan bermain handphone, dan mengerjakan
PR (pekerjaan rumah) di sekolah sehingga minat bacanya masih sangat
minim. Karna kurang tegasnya guru-guru atau petugas dalam memantau siswa
dalam membaca buku 15 sebelum pembelajaran dimulai, seharusnya setelah
membaca buku di tanya apa saja yang didapat kan setelah membaca buku,
kurangnya buku bacaan yang disediakan sekolah atau perpustakaan sehingga
minat baca siswanya masih minim.9
Pengawasan guru yang masih belum sepenuhnya dialakukan terhadap
siswa yang tidak disiplin, tidak jujur dan tidak tanggung jawab, seperti masih
9 Observasi, oleh peneliti di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 02 Maret 2021
5
banyak siswa yang mencontek, datang terlambat bolos pada saat jam pelajaran
dan lain sebagainya. Pada saat jam pelajaran kosong atau guru mata
pelajarannya tidak masuk siswa lebih tertarik untuk bermaian main
dibandingkan membaca buku sehingga sering terjadi keributan sampai
mengganggu kelas yang sedang belajar dan pada saat jam istirahat
kebanyakan siswa yang lebih memilih meramaikan kantin sekolah
dibandingkan datang ke perpustakaan .
Sesungguhnya dengan adaya gerakan literasi sekolah dapat
menjadikan siswa memiliki karakter yang baik, dapat menumbuhkan minat
baca siswanya. Oleh sebab itu, berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih jauh lagi masalah yang terdapat di atas dan peneliti
menuangkan dalam judul “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam
Membentuk Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi”
B. Rumusan Masah
1. Bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah dalam membentuk
karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
2. Apa kendala yang dihadapi pada implementasi gerakan literasi sekolah
dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
3. Apa upaya untuk mengatasi kendala dalam melakukan gerakan literasi
sekolah dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi?
C. Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah
dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
b. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam implementasi gerakan
literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1
Muaro Jambi
6
c. Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam
melakukan gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
2. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai syarat-syarat guna untuk
memproleh Gelar Sarjana Strata Satu (1) dalam Ilmu Perpustakaan, yang
diharapkan dari peneliti sebagai berikkut:
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah kemampuan penulis dalam
membuat karya ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri
membaca. Selain itu melalui penelitian ini penulis lebih dapat
mengetahui Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Membentuk
Karakter siswa di SMAN 1 Muaro Jambi.
b. Secara teoritis, untuk mengetahui implementasi gerakan literasi sekolah
dalam membentuk karakter siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, dan
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan tentang Gerakan Litersai
Sekolah, dan diharapkan dapat menenjadi panduan untuk penelitian
selanjutnya.
c. Secara praktis, penelitian ini berupaya memberikan kontribusi bagi
sekolah tentang pentingnya Gerakan Literasi Sekolah.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Literasi Informasi
Dari sisi istilah, kata “literasi” berasal dari bahasa Latin Litteratus
(littera), yang sama dengan kata Letter dalam bahasa inggris yang
menunjukkan pada makna “Kemampuan membaca dan menulis”. Sehingga
dapat disimpulkan menjadi “kemampuan menguasai berbagai ilmu
pengetahuan bidang tertentu”.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan
menulis, sedangkan menurut Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan
bahwa literasi juga mencakup kemampuan seseorang dalam berkomunikasi
dengan masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang
terkait dengan pengetahuan, bahasa dan budaya. (UNESCO, 2003). Deklarasi
UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi berhubungan dengan
kemampuan dalam mengidentifikasi, menemukan, menggunakan,
mengevaluasi, minciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan
mengkomunikasikan informasi dalam berbagai persoalan.10
Literasi informasi semakin fameliar di dunia pendidikan Indonesia dan
semakin sadar bahwa literasi informasi dapat menuju pada kemandirian siswa
dalam pembelajaran sempanjang hayat, arah pendidikan masa depan akan
semakin berpotensi kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran.11
10 Pangesti windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Dirjen Didaksmen,
2019), hal. 7 11 Suherman, Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah, (Bandung: Publishing, 2009), hal. 174
8
B. Gerakan Literasi Sekolah
1. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah merupakan merupakan usaha atau kegiatan
yang melibatkan seluruh warga sekolah (peserta didik, guru, kepala
sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang
tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa,
masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat mempresentasikan keteladanan,
dunia usaha).
Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif sebagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya
berupa pembiasaan membaca peserta didik.Pembiasaan ini dilakukan
dengan kegiatan 15 menit membaca. Setelah pembiasaan terbentuk
dilanjutkan dengan tahap pengembangan setelah itu tahap pembelajaran.12
2. Komponen Literasi
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun mencakup
keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam
bentuk cetak, visual, digital fan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini
disebut sebagai literasi informasi.
Clay dan Furguson menjabarkan bahwa komponen literasi informasi
terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media,
literasi teknologi dan literasi visual.Dalam konteks Indonesia literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemrolehan berliterasi terhadap selanjutnya.
Komponen tersebut di jelaskan sebagai berikut:
a. Literasi dini (Early Literacy), yaitu kemampuan untuk mengamati,
memahami bahasa lisan, dan mengkomunikasikan melalui gambar dan
12Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 7
9
lisan yang dibentuk oleh pengalamannya dan dapat berinteraksi dengan
lingkungan sosial.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy) yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan menghitung.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) yaitu kemampuan seseorang
menggunakaan perpustakaan dalam mengakses informasi dan dapat
memberikan pemahaman kepada pengguna dalam membedakan bahan
pustaka dan cara memahami dan menggunakan kataog, bibliografi,
indeks dalam mencari imformasi, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan penelitian dan
berbagai masalah.
d. Literasi Media (Media Literacy) yaitu kemampuan seseorang
membedakan dan mengetahui berbagai bentuk media cetak (surat
kabar, majalah dan tabloid, elektronik (radio dan televisi) dan media
internet dan cara penggunaannya.
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy) yaitu kemampuan seseorang
memahami dan membedakan seperti piranti keras (Hardwere) piranti
lunak (softwere), serta cara menjalankan program komputer, dan cara
memanfaatkan teknologi dan kemampuan dalam memahami teknologi
untuk mencetak, mempresentasikan dan mengakses internet.
f. Literasi Visual (Visual Literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut
antara literasi media dan literasi Teknologi yang mengembangkan
kemampuan dan kebutuhan belajar dan memanfaatkan materi visual
dan audio visual secara kritis dan bermanfaat.13
13 Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Dirjen Didaksmen,
2016), Hal. 8
10
3. Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah
Menurut Beers praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah
menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut14:
a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang
dapat diprediksi. Tahap perkembangan anak dalam membaca dan
menulis saling berurusan antar tahap perkembangan. Memahami
tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah
untuk memilih strategi pembiasaan dan pemebelajaran literasi yang
tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka
b. Program literasi baik bersifat berimbang
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang memahami
bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan berbeda. Oleh
karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu di
persiapkan dan di sesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program
literasi bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan
bacaan karya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak dan
remaja.
c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung
jawab semua guru di mata pelajaran sebab pembelajaran mata
pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan
menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam
hal literasi perlu di berikan kepada guru semua mata pelajaran.
d. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun.
Misalnya dengan menulis surat kepada bapak presiden atau
membaca untuk ibu ataupun membaca di depan kelas merupakan
contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.
14Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Dirjen Didaksmen,
2016), hal. 11
11
e. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan
Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai
kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di
kelas.
f. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap
keberagaman
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan
literasi di sekolah. bahan bacaan untuk peserta didik perlu
menggambarkan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat
mengetahui multi kultural.
4. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Tahapan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Tahapan pembiasaan
Pada tahap pembiasaan bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap
membaca. Fokus kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. 15 menit membaca setiap hari sebelum pembelajaran dimulai.
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang literasi antara lain:
menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, area baca yang
nyaman, pengembangan sarana lain, penyediaan koleksi cetak
maupun non cetak, visual, digital dan pembuatan bahan karya
teks.15
Kegiatan literasi ditahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati.
Secara umum, kegiatan membaca ini memiliki tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan rasa cita baca diluar jam pelajaran.
2. Meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
15Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 29
12
3. Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik, dan
4. Menumbuh kembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.16
b. Tahap pengembangan
Pengembangan kegiatan literasi pada tahapan ini adalah
pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi siswa dalam memahami bacaan dan meningkatkannya
dengan pengalaman pribadi, berfikir kritis, kreatif dalam
menanggapi bacaan. Terdapat 3 fokus utama dalam tahapan
pengembangan antara lain:17
1. 15 menit membaca sebelum pembelajaran dimulai melalui
kegiatan membacakan buku dengan nyaring, dalam hati dan
membaca bersamaan.
2. Menciptakan ekosistem yang menghargai keterbukaan dan
kegemaran terhadap pengetahuan melalui kegiatan antara lain:
memberikan penghargaan terhadap pencapaian prilaku positif,
kegiatan akademik yang mendukung terciptanya budaya literasi
seperti, belajar di luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah
dan lain sebagainya.
Sebagai tindak lanjut kegiatan di tahap pembiasaan, kegiatan 15
menit membaca di tahap pengembangan diperkuat oleh berbagai
kegiatan tindak lanjut yang bertujuan untuk:
1. Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku
pengayaan secara lisan dan tulisan.
2. Membangun interaksi antar peserta didik dan antara peserta
didik dengan guru tentang buku yang di baca.
16Sutrianto, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Menengah Atas. (Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Hal. 8 17Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menegah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 28
13
3. Mengasah kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis,
analitis, kreatif dan inovatif, dan
4. Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan
antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan
sekitarnya.18
c. Tahap pembelajaran
Pada tahapan pembelajaran ini mengembangkan
kemampuan memahami teks dan meningkatkannya dengan
pengalaman pribadi, berfikir kritis dan mengolah kemampuan
berkomunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks
buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tahapan ini
ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata
pelajaran). Kegiatan membaca pada tahapan ini mendukung
kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku
nonteks pelajaran yang berupa buku pengetahuan umum,
kegemaran, minat khusus atau teks multi modal. Terdapat 4 fokus
kegiatan dalam tahap pengembangan antara lain sebagai berikut:
1.15 menit membaca sebelum pembelajaran dimulai.
2. Kegiatan literasi pada tahapan pembelajaran disesuaikan
dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.
3. Melakukan berbagai macam strategi untuk memehami teks
dalam semua mata pelajaran.
4.Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif dan akademik.19
18Sutrianto, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Menengah Atas. (Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan dasar dan Menegah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), Hal. 15 19Pangesti Windarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Dirjen Didaksemen,
2016), hal. 30
14
Kegiatan berliterasi pada tahap pembelajaran bertujuan:
1. Mengembangkan kemampuan memahami teks dan
meningkatkan pengalaman pribadi sepanjang hayat.
2. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, dan
3. Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara
kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan
menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.20
5. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Adapun tujuan gerakan literasi sekolah secara umum yaitu
menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pemberdayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi
sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Adapun tujuan khususnya sebagai berikut:
a. Menumbuh kembangkan budaya literasi membaca dan menulis
siswa di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah yang
literet
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang nyaman dan
ramah anak agar sekolah mampu mengelola ilmu pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi dalam membaca.21
20 Sutrianto, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Menengah Atas, (Jakarta: Dirjen
Didaksemen, 2016), hal. 21 21 Buku saku Gerakan Literasi Sekolah, Menumbuhkan Budaya Literasi Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2019), hal.6
15
6. Indikator Ketercapaian Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah.
Indikator ketercapaian pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS)
yang dimana indikator tersebut merupakan indikator ketercapaian pada
tingkatan satuan pendidikan (Sekolah).dan indikator ketercapaian tersebut
antara lain:
a. Mengidentifikasi kebutuhan sekolah dengan mengacu pada kondisi
pemenuhan standard nasional pendidikan.
b. Melaksanakan tahapan kegiatan GLS yang meliputi pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran.
c. Melaksanakan pelatihan guru untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang
mampu meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
d. Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah dengan maksimal
untuk memfasilitasi pembelajaran.
e. Mengelola perpustakaan sekolah dengan baik.
f. Menginventarisasi semua prasarana yang dimiliki sekolah (salah
satunya buku).
g. Menciptakan ruang-ruang baca yang nyaman bagi warga sekolah
h. Melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran
bagi seluruh warga sekolah.
i. Mengawasi dan mewajibkan peserta didik membaca sejumlah buku
sastra dan menyelesaikan dalam kurun waktu tertentu.
j. TLS (Tim Literasi Sekolah) mendukung dan terlibat aktif dalam
kegiatan GLS.
k. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang melibatkan orang
tua dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran mereka
terhadap literasi agar perlakuan yang diberikan kepada peserta didik
di sekolah bisa ditindak lanjuti di dalam keluarga dan di tengah
masyarakat.
16
l. Merencanakan atau bekerjasama dengan pihak lain yang
melaksanakan berbagai kegiatan GLS.
m. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan program dan
kegiatan GLS yang dilaksanakan.
n. Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan GLS.22
C. Konsep Karakter
1. Pengertian karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “karakter”
berartikan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lainnya.23
Martin Luther King dalam Novan Ardi mengetakan
intelligence plus character thet is the goal of true education
(kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan sejati pendidikan). Istilah
karakter berasal dari bahasa Yunani “Charassein” yang berarti
mengukir. Karakter diibaratkan mengukir di atas batu yang keras.
Karakter diartikan sebagai tanda khusus atau pola prilaku.
Menurut Masnur Muslich, karakter berkaitan dengan kekuatan
moral, berkonotasi positif, bukan mental. Dalam bahasa Inggris
“Character” berarti watak, sifat, peran dan huruf. Sedangkan secara
istilah karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana
ia memiliki berbagai sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya
sendiri. Sementara Islam menggunakan istilah “akhlaq” untuk
menyebut manusia yang berkarakter sebagaimana sabda Rasulullah
22Wiedarti Pangesti, DesainInduk Gerakan Literasi Sekolah, (Jakarta: Dirjen Didaksmen,
2016), hal. 35 23Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi elektronik, 2008, diakses melalui Link,
https://kbbi.web.id, pada 14-02-2021
17
saw. “Innama bu’istu liutammima makarimal akhlaq” (sesungguhnya
tiada ku utus melainkan untuk menyempurnakan akhlak).
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan Pendidikan
Nasional. Berdasarkan amanat Undang-Undang SISDIKNAS tahun
2003 bahwa pendidikan tidak hanya membentuk manusia yang cerdas,
namun juga berkepribadian (berkarakter).24
2. Tujuan Pembentukan Karakter Pada Pesrta Didik
a. Mengembangkan kopetensi kalbu, nurani, afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan prilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai penerus bangsa.
d. Menegmbangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan
e. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
3. Pilar dan Komponen Karakter
Menurut Mutohir terdapat 6 (enam) pilar karakter yaitu sebagai berikut:
a. Jujur, suatu sifat terbuka, dapat dipercaya, dan apa adanya. Sikap
jujur antara lain ditandai dengan mengatakan apa adanya, menepati
24Muhammad Soleh Hapudin, Manajemen Karakter: Membentuk Karakter Baik Pada Diri
Anak. (Jakarta: Tazkia Pres, 2019), hal. 7
18
janji, mengakui kesalahan, menolak berbohong, menipu dan
mencuri.
b. Hormat, suatu sikap yang menaruh perhatian kepada orang lain dan
memperlakukannya secara hormat. Sikap hormat ditandai dengan
melakukan apa yang telah disepakati dengan sungguh-sungguh,
mengakui kesalahan yang dilakukan tanpa alasan, memberikan
yang terbaik atas apa yang dilakukan.
c. Tanggung jawab, suatu sikap yang menunjukkan kemampuan untuk
memenuhi kesepakatan yang telah dilakukan. Mengakui kesalahan
tanpa alasan, memberikan yang terbaik atas apa yang dilakukan.
d. Berprilaku adil, suatu sikap yang adil dalam melakukan dan
memperlakukan sesuatu dengan menegakkan hak sesama termasuk
dirinya, mau menerima resiko, menolak berprasangka.
e. Peduli, yaitu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada sesama Peduli antara lain
ditandai dengan memperlakukan orang lain, diri dan sesuatu dengan
kasih sayang, memperhatikan dan mendengarkan orang lain secara
seksama, mengenai sesuatu dengan hati-hati.
f. Beradab, sikap dasar yang diperlukan dalam bermasmasyarakat
seperti pada kesopanan, keteraturan dan kebaikan. Beradab antara
lain ditandai dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya,
mengapresiasi keteraturan.25
25Wisnu Aditiya Kurniawan, Budaya Tertib Siswa di Sekolah. (Sukabumi: Jejak, 2018), hal 69
19
4. Macam-macam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Menurut Perkemendikbud No. 20 ayat 2 Tahun 2018 bahwa terdapat
macam macam Penguatan Pendidikan Karakter antaralain sebagai
berikut:26
a. Relejius
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin
e. Kerja keras
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Demokratis
i. Rasa ingin tahu
j. Semangat kebangsaan
k. Cinta tanah air
l. Menghargai prestasi
m. Bersahabat atau komunikatif
n. Cinta damai
o. Gemar membaca
p. Peduli lingkungan
q. Peduli sosial
r. Tanggung jawab.
26 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 20 Tahun 2018, (Jakarta: Direktur Jendral Peraturan Perundang-undangan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2018), hal.3, salinan,diakses melalui Link,
https://kemendikbud.go.id, pada 18-02-2021
20
5. Strategi dalam Pembentukan Karakter
Untuk menumbuhkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa perlu dilakukan
setrategi sehingga terbentuk karakter yang idealis. Menurut Hendri
terdapat beberapa setrategi dalam pembentukan karakter antara lain.27:
a. Keteladanan, memiliki integritas yang tinggi, serta memiliki
kopetensi, kepribadian dan professional.
b. Pembiasaan.
c. Penanaman kedisiplinan.
d. Menciptakan suasana yang kondusif.
e. Integrasi dan internalisasi.
f. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai
dalam pendidikan jasmani.
g. Membangun landasan kepribadian yang kukat sikap cinta damai,
sikap sosial toleransi dalam kemajemukan budaya, etnis dan agama.
h. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan
tugas-tugas ajar dalam pembelajaran.
i. Mengembangkan ketrampilan.
D. Studi Relevan
1. Gerakan Literasi dalam Membentuk Prilaku Budaya Baca Siswa di
SDN 58/X Tanjung Jabung Timur.
Penelitian ini dilakukan oleh Wahyu Kurniawan pada tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gerakan literasi di
SDN 58, untuk mengetahui apa saja kendala dalam menerapkan gerakan
literasi sekolah dan untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan gerakan
literasi sekolah di SDN 58, serta mengetahui hasil dari pelaksanaan
27 Wisnu Aditiya Kurniawan, Budaya Tertib di Sekolah. (Sukabumi: Jejak, 2018), hal. 83
21
gerakan literasi sekolah. Jenis penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
gerakan literasi sekolah dilakukan 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
yaitu membaca buku yang ada di perpustakaan ataupun membawa buku
dari rumah, guru membaca dengan nyaring dan siswa menyimak. Akan
tetapi masih banyak terdapat kendala dalam kegiatan gerakan literasi
sekolah yaitu meliputi, kondisi perpustakan yang tidak repsentatif,
kurangnya sumber bacaan dan faktor biologis siswa yang masih kurang
minat dalam membaca. Upaya yang dilakukan guru yaitu dengan cara
memberikan tugas bacaan kepada siswa agar rajin dalam membaca
sehingga siswa cepat dan lancar dalam membaca28
Pada penelitian pertama ini terdapat persamaan yaitu sama-sama
membahas tentang gerakan literasi sekolah, menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dan pengumpulan data observasi,
wawancara dan dokumentasi. Adapun perbedaan penelitian ini yaitu
tempat penelitian, penelitian ini tidak membahas tentang Implementasi
gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa, penelitian ini
meneliti di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan penelitian ini lebih
memfokuskan kepada budaya baca siswanya.
2. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 06 Salatiga Tahun
Ajaran 2016/2017
Penelitian ini dilakukan oleh M. Azka Aripin pada Tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi gerakan literasi
sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017, untuk mengetahui
28 Wahyu Kurniawan, Skripsi: Gerakan Literasi dalam Upaya Membentuk Prilaku Budaya Baca di
SDN 58/X Tanjung Jabung Timur, (Jambi: UIN STS Jambi, 2017), hal.5,16,34
22
faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi gerakan
literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017 dan untuk
mengetahui solusi yang dilakukan oleh pihak guru dan sekolah dalam
mengatasi hambatan implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06
Salatiga tahun ajaran 2016/2017. Jenis pendekatan ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu metode observasi,
wawancara dan dokumentasi dari sumber data pihak yang diwawancarai
yaitu antara lain guru, kepala sekolah dan siswa-siswi SMPN 06 Salatiga..
Berdasarkan hasil dari penelitian ini yaitu, membaca dimulai dari jam
07.00-07.15 sebelum pembelajaran dimulai membaca buku non pelajaran
dilakukan setiap hari senin sampai dengan hari rabu, siswa di perintahkan
untuk merangkum buku bacaan yang telah dibaca selama 3 hari, media
buku yang dibaca dan dirangkum boleh dipinjam di perpustakaan dan
boleh bawa sendiri dari rumah, faktor pendukung gerakan literasi sekolah
sarana dan prasarana yang sudah memadai, ketrsediaan buku yang sudah
lengkap merupakan sumbangan dari orang tua, guru dan alumni. Terdapat
hambatan yang sering terjadi pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah
yaitu ketika banyak kegiatan sekolah yang dilakukan sehingga
pelaksanaan gerakan liteasi sekolah tidak dilakukan, maka upaya yang
dilakukan pihak sekolah yaitu dengan memberikan tugas bacaan dirumah,
solusi agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pelaksanaan gerakan
literasi sekolah dengan cara membeikan arahan atau teguran, mengimbau
kepada seluruh warga sekolah untuk gemar membaca.29
Terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama membahas
tentang gerakan literasi sekolah, menggunakan metode penelitian
pendekatan deskriptif kualitatif dan menggunakan metode pengumpulan
29Muhammad Azka Arifin, skripsi: Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SMP 06
Salatiga, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2017), hal. 7, 11, 39, diakses melalui Link, https://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id, pada 14-02-2021
23
data observasi, wawncara dan dokumentasi. Akan tetapi dari penelitian
kedua ini terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, jenjang penelitian
dan penelitian ini lebih memfokuskan kepada implementasi gerakan
literasi sekolah nya saja sedangkan penelitian yang akan peneliti teliti
adalah bagaimana implementasi gerakan literasi sekolah dalam
membentuk karakter siswanya di SMAN 1 Muaro Jambi.
3. Gerakan Literasi Sekolah dalam Menunjang Belajar Siswa SMAN 1
Tanjung Jabung Timur
Penelitian ini di teliti oleh Defitra Aprima pada Tahun 2018.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana Gerakan
Literasi Sekolah dalam Menunjang Belajar Siswa di SMAN 1 Tanjung
Jabung Timur, untuk mengetahui bagaimana kendala Gerakan Literasi
Sekolah dalam menunjang kegiatan belajar siswa di SMAN 1 Tanjung
Jabung Timur dan Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan
Gerakan literasi Sekolah dalam menunjang kegiatan belajar siswa di
SMAN 1 Tanjung Jabung Timur. Penelitianan ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dan metode pengumpulan data, observasi,
wawancara dan dokumentasi
Berdasarkan hasil penelitian membaca dilakukan selama 15 menit
sebelum pembelajaran dimulai pada tahap pembiasaan, yaitu dengan cara
membaca materi yang sudah disediakan atau di khususkan dengan pokok
pembahasan pembelajaran. Waktu gerakan 15 menit membaca umumnya
dilakukan setelah membaca doa yaitu sebelum pembelajaran ataupun awal
pembelajaran dimulai sebab mengikuti jadwal pelajaran bahasa indonesia
karna belum merata pelaksanaannya kesemua guru. Bahan bacaan yang
dapat di ambil di pojok baca dekat kantor tidak terdapat pojok baca
disetiap kelasnya, terdapat tugas rangkuman dari hasil bacaan yang telah
dibaca buku yang dibaca disesuaikan dengan pelajaran yang akan dimulai
24
akan sehingga dapat menunjang kegiatan belajar siswanya. Kendala
gerakan literasi sekolah di SMAN 1 Tanjung Jabung Timur masih
kurangnya fasilitas yang tersedia seperti buku bacaan, pojok bacanya
hanya terdapat di kantor, belum terdapat poster-poster tentang gerakan
membaca dan sekolah memfasilitasi peminjaman buku dan bisa dibawa
pulang selama 3 hari dan kurangnya motivasi siswa dalam membaca.
Upaya yang dilakukan guru yaitu dengan cara memberikan materi materi
bahan bacaan, memotivasi siswa untuk gemar membaca dengan
memberikan tugas-tugas yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
mengadakan pengembangan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan
siswanya sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa sehingga dapat
menunjang pembelajaran dan meningkatkan minat baca dari siswa.30
Pada penelitian ketiga ini memiliki persamaan yaitu sama-sama
membahas tentang gerakan literasi sekolah, menggunakan metode
penelitian pendekatan kualitatif deskriptif dan menggunakan metode
pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Akan
tetapi banyak terdapat perbedaan antaranya, tempat penelitian, penelitian
ini lebih fokus kepada gerakan literasi sekolah dalam menunjang
pembelajaran sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
bagaimana implementasi adanya gerakan literasi sekolah dapat
membentuk karakter siswanya itu sendiri.
30Defitra Aprima,Skripsi: Gerakan Literasi Sekolah dalam Menunjang Kegiatan Belajar Siswa
di SMAN 1 Tanjung Jabung Timur, (Jambi: UIN STS Jambi, 2018), hal. 7, 18, 37
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Pendekatan Penelitian
Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, serta
informasi peneliti melakukan penelitian berbentuk kualitatif deskriptif dilihat
dari sudut pandang perpustakaan dengan mengkaji Implementasi gerakan
literasi sekolah dalam membentuk karakter Siswa di SMAN 1 Muaro Jambi.
Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa “metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati”. Dafis Williams
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada
suatu pada latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan
oleh orang atau peneliti secara alamiah.31
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan secara rinci dan mendalam tentang implementasi gerakan
literasi skolah dalam membentuk karakter siswa di SMAN 1 Muaro Jambi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jambi, tepatnya di SMAN 1 Muaro Jambi,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, 36361. Alasan saya
memilih lokasi tersebut dikarnakan SMAN 1 Muaro Jambi merupakan SMA
terfavorit di Muaro Jambi, memiliki program gerakan literasi sekolah,
menjadi predikat juara 3 se-SMA Negeri Muaro Jambi dan pernah menjadi
tempat penyelenggara literasi tinggat nasional secara Zoom. Sehingga peneliti
tertarik untuk meneliti di lokasi tersebut.
31 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif . (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2011).
Hal 4
26
C. Subjek penelitian
Subjek penelitian merujuk pada individu atau kelompok yang
disajikan. Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan
keterangan berupa fakta dan pendapat.32 Adapun subjek penelitian yaitu
merupakan sumber informasi yang akan digali untuk mengungkap berupa
fakta-fakta yang ada di lapangan, atau biasa di sebut dengan informant.
Key Informantnya adalah kepala sekolah SMA N 1 Muaro Jambi dan
sebagai informan guru bahasa Indonesia, siswa, kepala perpustakaan dan staff
perpustakaan. Cara penentuan subjek penelitian ini dilakukan dengan
pusposive sampling, yaitu salah satu teknik sampling non random sampling
dimana peneliti menetapkan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian
sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian dalam hal ini siswa SMAN
1 Muaro Jambi yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Siswa SMAN 1 Muaro Jambi yang memiliki peringkat 1-5 dan 25-30
2. Siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan
3. Siswa yang sering mengikuti kegiatan sekolah.
D. Data dan Sumber data
1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Data primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh
peneliti dari sumber pertama/ utama yang berupa teks dari hasil
wawancara.33
Data primer yang dimaksud disini adalah data yang diproleh secara
langsung dari sumber data yang dilakukan melalui observasi dan
32Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 218 33Fakultas Adab dan Humaniora, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora, (Jambi: Fakultas Adab dan Humanira,2018), Hal. 42
27
wawancara langsung kepada kepala sekolah, guru dan siswa/i yang
ada di SMAN 1 Muaro Jambi. Dalam mencari data sejauh mana
implementasi gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter
siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan diolah dan disajikan oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk Publikasi.34 Biasanya berupa
data pendukung yang berbentuk dokumen, foto serta dokumen penting
yang lainnya.
2. Sumber Data
Sumber data adalah asal darimana data diproleh. Sedangkan sumber data
dalam penelitian ini meliputi:
a. Kepala sekolah, guru dan siswa dalam Implementasi Gerakan Literasi
Sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa di SMAN 1 Muaro Jambi
b. Dokumen yang mempunyai hubungan dengan Implementasi Gerakan
Literasi Sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya
pengumpulan sebanyak-banyaknya informasi yang berhubungan dengan
fokus masalah yang akan diteliti.35
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya
informasi yang berhubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Peneliti
menggunakan metode observasi ini untuk mendapatkan informasi
34Fakultas Adab dan Humaniora, Pedoman Proposal dan Skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora (Jambi: Adab dan Humaniora, 2018), hal.45 35Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B,
(Bandung : Alfabeta, 2015), hal. 226
28
mengenai Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Membentuk
Karakter Siswa di SMAN 1 Muaro Jambi. Observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yakni observasi terus terang. Peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan dengan terus terang kepada sumbernya,
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi pihak sekolah yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
Hasil dari observasi awal di Sekolah SMAN 1 Muaro Jambi telah
dilaksanakannya Gerakan Literasi Sekolah, sudah pada tahap pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran. Terdapat fasilitas pojok baca di setiap
kelas.
2. Wawancara
Proses memproleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan
menggunakan cara Tanya jawab. Wawancara merupakan kegiatan untuk
memproleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang
diangkat dalam penelitian. Atau merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diproleh lewat teknik lain
sebelumnya.
Penelitian ini saya menggunakan wawancara terarah (guided
interview) dimana peneliti menanyakan kepada subyek yang diteliti berupa
pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan pedoman yang telah disipkan
terlebih dahulu,36 dengan membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu
sebelum melakukan wawancara sehingga wawancara yang dilakukan
sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan ketua Literasi di SMAN 1
Muaro Jambi. Gerakan Literasi sudah diterapkan 15 menit membaca
sebelum pembelajaran dimulai yang dilaksanakan pada setiap hari dan
pada hari jum’at membaca surat Yasin.
36Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2020), hal.31
29
3. Metode Dokumentasi
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.37 dengan metode ini
penulis akan lebih mudah dalam melakukan penelitian. Hasil pengumpulan
data dari wawancara dan observasi lebih akurat atau dapat dipercaya
dengan didukung oleh dokumentasi yang berupa foto, rekaman suara,
catatan dan arsip mengenai serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti
saat berada di lapangan.
F. Metode Analisis Data
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan
cendrung menggunakan analisis dengan pendektan induktif. Proses dan makna
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori di manfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.Selain
itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang
latar belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.38
Terdapat beberapa elemen penting dalam analisis data kualitatif yang perlu
dilakukan dalam melakukan kegiatan analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Proses analisis data semestinya dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah selanjutnya adalah
membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan
responden. Kegiatan lain yang masih dalam mereduksi data yaitu kegiatan
37Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015),
hal. 82 38Andi Prasetowo, Metode Penelitian Kualitatif : dalam Prespektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012), Hal. 227
30
yang memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer data kasar yang
muncul dari catatan-catatan di lapangan. Dalam penelitian kualitatif ini
merupakan kegiatan continue dan oleh karena itu peneliti harus sering
memeriksa dengan cermat hasil catatan yang diperoleh dari setiap peneliti
dengan informan, agar bahasa dalam penelitian ini lebih mudah dipahami
oleh pembaca.
b. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar
katagori, flowcart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman
menyatakan: yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada
langkah ini peneliti melakukan penyatuan data-data yang diproleh di
lapangan dengan membuat uraian singkat agar lebih mudah dipahami dan
akan mempermudah peneliti dalam penelitian.
c. Menarik Kesimpulan
Pada langkah ini sebagian peneliti juga terkadang masih ragu-ragu untuk
meyakinkan dirinya apakah mereka dapat mencapai pada tingkat final,
untuk menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan dari hasil lapangan,
seorang peneliti pada umumnya diharapkan mengerti tentang menarik serta
menjelaskan hasil dari kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil kesimpulan dari data yang telah didapatkan baik itu dari hasil
wawancara kepada informan ataupun dari hasil dokumentasi langsung di
lapangan.
31
G. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data ini untuk keperluan atau sebagai
perbandingan terhadap data tersebut.39 jadi dalam hal ini mengecek sumber
data yang diproleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini. Penelitiaan ini
menggunakan triangulasi data dengan sumber yakni membandingkan dan
mengecek kembali sumber informasi dan data yang telah diproleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan.
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
3. Membendingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya di sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan persepektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang sebagai rakyat biasa, orang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang kaya dan pemerintah.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.40
Berdasarkan teknik triangulasi data di atas, maka yang dimaksud disini adalah
untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diproleh dilapangan
tentang implementasi gerakan literasi sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa di
SMAN 1 Muaro Jambi dari sumber hasil wawancara, observasi dan dokumentasi,
sehingga dapat di pertanggung jawabkan keseluruhan data yang diproleh di lapangan
dalam penelitian tersebut.
39Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011),
Hal. 330 40Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011),
hal. 330-331
32
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Muaro Jambi
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muaro Jambi berdiri sejak tahun
1990, sebelumnya bernamakan SMU Negeri 1 Jaluko atau Pijoan, setelah
adanya perluasan kabupaten dengan berdirinya Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 1999, sekolah ini berganti nama menjadi SMA Negeri 1 Muaro
Jambi.
SMA Negeri 1 Muaro Jambi memiliki luas tanah 2 Hektar lebih,
Bangunannya 1050 M2 luas lapangan olahraga 400 M2 dan pagar keliling
400 M2. SMA Negeri 1 Muaro jambi merupakan SMA tertua di Kabupaten
Muaro Jambi Sehingga terus menerus secara mandiri memperluas jumlah
guru dan meningkatkan kemampuan gurunya.
Perkembangan yang sangat pesat SMA Negeri 1 Muaro Jambi berawal
dari tahun 2008/2009 menjadi Sekolah Katagori Mandiri (SKM) / Sekolah
Standar Internasional (SSN) di bawah pembinaan Direktorat Pembinaan
SMA Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan nasional.41
2. Identitas Sekolah
a. Nama sekolah : SMAN 1 Muaro Jambi
b. NPSN : 10507313
c. Jenjang Pendidikan : SMA
d. Alamat Sekolah : Jln. Lintas Jambi Muara Bulian KM.20
41Direktori Guru dan Tenga Kependidikan SMA Negeri 1 Muaro Jambi, diakses melalui Link,
https://www.sma1muarojambi.sch.id/direktori-guru-dan-tenaga-kependidikan, Pada 09-03-2021
33
Rt/RW : 10/4
Kode Pos : 36361
Kelurahan : Pijoan
Kecamatan : Jambi Luar Kota
Kabupaten : Muaro Jambi
Provinsi : Jambi
Negara : Indonesia
e. Posisi Geografis : -1,5998 lintang 103,4785 bujur
3. Visi dan Misi SMAN 1 Muaro Jambi
a. Visi
Terwujudnya peserta didik yang bertaqwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, berbudaya, berwawasan lingkungan, unggul
dalam prestasi, serta kompotitif dalam dunia global.
b. Misi
1) Membentuk insan yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
senantiasa menjalankan perintah agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari
2) Menumbuhkan dan membiasaakan hidup disiplin, bertanggung jawab
dan saling menghagai sesama warga sekolah dan lingkungannya.
3) Menciptakan peserta didik berakhlakdan berbudi pekerti luhur.
4) Menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa kepada seluruh
warga sekolah
5) Menanamkan cinta terhadap diri sendiri, sesama warga sekolah dan
lingkungan sekitar.
6) Menanamkan dan membiasakan toleransi antar warga sekolah.
7) Meningkatkan rasa cinta pada lingkungan dan menumbuhkan
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
34
8) Menggerakkan warga sekolah untuk dapat mengolah sampah dan
limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat sebagai salah satu upaya
pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
9) Membangun insan yang literet dan terbuka terhadap perkembangan
dunia luar melalui media visual.
10) Membimbing peserta didik untuk dapat bersaing di bidang akademis
dan non akademis di tingkat sekolah, kabupaten, provinsi dan nasional.
11) Memotivasi peserta didik untuk dapat bersaing masuk ke Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Ternama.
12) Membiasakan peserta didik untuk memanfaatkan IPTEK dalam proses
pembelajaran
13) Menumbuhkan rasa optimis untuk menggunakan IPTEK dan
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana
peningkatan kualitas hidup.
4. Keadaan Personil Sekolah
a. Keadaan Guru SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Tabel 4.1
Data nama-nama guru SMA Negeri 1 Muaro Jambi
NO. Nama L/
P
Setatus
kepegawaian
Jabatan
1. Alizar Johan L PNS Waka Humas
2. Amirullah L PNS Guru Olahraga
3. Ance Eripiana Tambunan P PNS Guru MTK
4. Andar Siahaan L PNS Kepala
Perpustkaan
5. Anggi Chrystin P Honorer Guru IPS
35
6. Arika Febriyeni P PNS Guru Ekonomi
7. Armalina P PNS Guru Biologi
8. Asmali L PNS Coordinator
sosial
9. Budiyanto L Honorer Keamanan
10. Doni Wijaya L Honorer Guru Agama
Islam
11. Efi Juslinawati L PNS Guru B.Inggris
12. Eliza wati P PNS Guru Geografi
13. Elza Indriyani P PNS Guru
Antropologi
14. Emi Meili Rizki P Honorer Guru Ekonomi
15. Emri yesmen L PNS Guru Seni
Budaya
16. Endang Mulyati P PNS Waka Sarana
prasarana
17. Endang Susilakarti P PNS Guru Bahasa
dan seni
18. Fajar wahyudi L Honorer Guru
Penjaskes
19. Fetri Syaflidar Yestri P PNS Guru teknologi
20. Fitrah Sukma L PNS Guru Kimia
21. Hamdani L Honor Guru TIK
22. Hazanatun Nikmatilah P Honor Guru Biologi
23. Henny Septiani P Honor Guru MTK
24. Heryadi L PNS Kepala sekolah
25. Hesti Pradita P Honor Tenaga
Perpustakaan
36
26. Hesti Yulia sari P PNS Guru Sosiologi
27. Hj. Edrinawati P PNS BP/BK
28. Husni Mubarak L PNS Guru Sejarah
29. Indriani P PNS Guru Agama
Islam
30. Ira Veraliza P Honorer Guru Prakarya
31. Ismail L PNS Guru Agama
32. Jamiah P PNS Tenaga
Administrasi
33. Kerini Rahayu P PNS Guru Mapel
34. Kusma Hadiyati P Honorer Guru Mapel
35. Layli Salfia P PNS Guru Mapel
36. Lindasyah L Honor Guru Mapel
37. Luarni P PNS Tenaga
Administrasi
38. Mai Herti Lasjan
simbolon
P Honorer Guru BK
39. Maigina Busrianti P Honorer Guru Mapel
40. Meirina Lestari P PNS Guru Mapel
41. Melintari P Honorer Tenaga
Pendidikan
Sekolah
42. Minarni P PNS Guru Mapel
43. Moonlailaighis Nellya P PNS Guru Mapel
44. Mukhlis L PNS Guru Mapel
45. Mukti Shuhrizan L PNS Coordinator
Dapodik
46. Mulyawarmon L PNS Guru Mapel
37
47. Murida P Honorer Guru Mapel
48. Netti Yulia Ningsih P PNS Waksek
Kurikulum
49. Nur Azmi P Honorer Tenaga
Administrasi
50. Nurlaili P PNS Koordinator
BK
51. Nuzmiah P PNS Guru Mapel
52. Ois oktalina P PNS Guru Mapel
53. Prasetiawati P PNS Guru Mapel
54. Rama Juni Pratama Putra L Honorer Tenaga
Perpustakaan
55. Ramli L Honorer Petugas
Keamaan
56. Ratumas Maryatun P PNS Guru Mapel
57. Refdawati P PNS Guru Mapel
58. Rido Mimar Defitra L Honorer Guru Mapel
59. Ririn Monthomimah P PNS Guru Mapel
60. Ristina Sitompul P Honorer Guru Mapel
61. Rizka Apriyani Putri P Honorer Guru Mapel
62. Rizki Februhari L Honorer Guru Mapel
63. Rosni Rani Sitompul P PNS Guru Mapel
64. Rts. Ainun P PNS Guru Bk
65. Rts. Eka Enovasi P PNS Guru Mapel
66. Rts. Widyawati P PNS Guru Mapel
67. S. Waltuti P PNS Guru Mapel
68. Samingan L Honorer Guru TIK
69. Samsuri L PNS Waka
38
Kesiswaan
70. Septiadi Pangsti Aji L Honorer Guru Mapel
71. Sophia Juanita Bekti
Rahayu
P Honorer Office Boy
72. Sri ui Doris P PNS Guru Mapel
73. Sri Wahyu Wulandari. E P Honorer Guru Mapel
74. Sudiarti P PNS Guru BK
75. Supini P PNS Guru Mapel
76. Suryani P Honorer Guru Mapel
77. Tri Rahmah Hayati P Honorer Guru Mapel
78. Vony Meiriska P PNS Guru Mapel
79. Welly Karmila P Honorer Guru Mapel
80. Yudi Wijaya L PNS Guru Mapel
81. Zakia P PNS Tenaga
Administrasi
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
b. Keadaan Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2
Data Rombongan belajar siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 10 139 185 324
Tingkat 11 139 210 349
Tingkat 12 154 217 371
Total 432 612 1044
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
39
5. Keadaan Perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi
a. Jumlah koleksi perpustakaan
Jumlah keseluruhan koleksi Perpustakaan buku paket, buku fiksi,
koran dan majalah berjumlah: 7917 Eksemplar
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
b. Visi Perpustakaan
Menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi untuk menembah
ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan serta mengembangkan
bakat dan minat warga sekolah.
c. Misi Perpustakaan
1) Membentu mengembangkan bakat dan minat warga sekolah
2) Mewujudkan siswa gemar membaca, biasa membaca dan
menjadikan membaca sebagai kebutuhan.
3) Memfasilitasi kegiatan belajar mengajar siswa sehingga memupuk
daya kreativitas siswa dalam menemuka sumber informasi
4) Sebagai tempat menghilangkan kejenuhan siswa dan warga
sekolah dari rutinitas belajar mengajar serta menambah wawasan
dan pengetahuan.
5) Membantu warga sekolah dalam memudahkan melancarkan
proses belajar mengajar.
6. Sarana dan Prasarana Sekolah
Dalam rangka mendukung kegiatan belajar mengajar di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Muaro Jambi, maka sekolah menyediakan
sarana dan prasarana antaralain sebagai berikut:
40
Tabel 4.3
Sarana dan prasarana
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Ruang kelas 31
2. Ruang perpustakaan 1
3. Ruang kepala sekolah 1
4. Ruang wakil kepala sekolah 1
5. Ruang guru 2
6. Ruang tata usaha 1
7. Ruang wakil bidang kurikulum 1
8. Toilet siswa 4
9. Toilet guru 7
10. Lab. Fisika 1
11. Lab. Biologi 1
12. Lab kimia 1
13. Lab computer 3
14. Aula 1
15. Green House 1
16. Gudang 3
17. Musholla 1
18. Pos satpam 1
19. Ruang Konseling 1
20. Ruang osis 1
21. Ruang pertemuan 1
22. Ruang tata usaha 1
23. Ruang seni 1
24. Ruang uks 1
41
25. Ruang MGMP 1
26. Ruang BK/BP 1
27. Waserda 1
28. Rumah penjaga sekolah 1
29. Kantin 14
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Tabel 4.4
Sarana Olahraga
No Sarana Olahraga Jumlah
1. Lapangan Badminton 1
2. Lapangan basket 1
3. Lapangan bola kaki 1
4. Lapangan futsal 1
5. Lapangan tenis meja 1
6. Lapangan volley Ball 1
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
42
7. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Gambar. 4.1
Struktur Organisasi sekolah
Sumber: SMA Negeri 1 Muaro Jambi
KOMITE
SEKOLAH
KEPALA
SEKOLAH
KASUBANG TATA USAHA
WAKASEK
URUSAN
KURIKULUM
WAKA
URUSAN
KESISWAAN
WAKA
SARANA &
PRASARANA
WAKA
URUSAN
HUMAS
KOORDINA
TOR BK/BP
KEPALA
PERPUSTAKAN
KEPALA
LABORAT
URIUM
KOORDINATO
R DAPODIK
KOORDINATOR
SOSIAL
SISWA/I
GURU WALI KELAS
43
B. Hasil dan Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti akan menjelaskan hasil
penelitian yang diproleh melalui wawancara dan observasi mengenai
Implementasi gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi.
1. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dalam Membentuk
Karakter Siswa
Pelaksanaan gerakan literasi di SMA Negeri 1 Muaro Jambi sudah
dilakukan sejak tahun 2016. Kegiatan gerakan literasi sekolah merupakan
salah satu kegiatan yang dapat mendukung dalam pembentukan karakter
siswa yang berdasarkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menurut
menkendikbut No. 20 Ayat 2 Tahun 2018. Terdapat 18 poin antara lain,
Relejius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Dalam
tahapan gerakan literasi sekolah terdapat tiga tahapan antara lain yaitu:
a. Tahap Pembiasaan
Tahap pembiasaan dilakukan 15 menit membaca sebelum
pembelajaran dimulai membaca dalam hati dengan tujuan untuk
meningkatkan cita membaca di luar jam pelajaran, meningkatkan
kemampuan memahami bacaan dan meningkatkan rasa percaya diri
sebagai pembaca yang baik. Membangun lingkungan fisik sekolah,
sudut baca, area baca yang nyaman dan menyediakan koleksi cetak
maupun non cetak. pada tahap pembiasaan dapat membentuk
karakter siswa untuk gemar membaca dan mandiri dimana siswa
diwajibkan untuk membaca buku baik buku pelajaran ataupun non
pelajaran sebelum pembelajaran dimulai secara mandiri sehingga
44
karakter siswa dapat terbentuk sesuai dengan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK).
1) Kegiatan 15 menit membaca
Salah satu kegiatan gerakan literasi sekolah adalah kegiatan 15
menit membaca buku non pelajaran sebelum pembelajaran
dimulai, membaca buku dengan nyaring atau membaca buku
dalam hati. Pembiasaan kegiatan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai merupakan program untuk meningkatkan
minat baca dan menumbuhkan rasa cita baca siswa sehingga
siswa memiliki karakter atau kebiasaan membaca dan membaca
sebagai kebutuhan siswa. Waktu pelaksanaan kegiatan 15
membaca di mulai Jam 07.15-07.30.
Berikut pernyataan dari bapak Heryadi selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Muaro Jambi beliau menyatakan:
“Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 1
Muaro Jambi dilakukan setiap hari senin sampai dengan
hari sabtu masa pandemi ini kan tidak dilaksanakan,
kalau ada pelajaran yang bisa di baca melalui WA,
youtube, yang kita harapkan sekarang ini sekolah tatap
muka dan yang dilayani sekarang ini pembelajaran
pokoknya”.42
Didukung oleh pernyataan dari bapak Syamsuri selaku
guru Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan gerakan literasi sekolah zaman dulu
sebelum pandemi dari jam 7.15 ya jam mata pelajaran itu
5 menit sampai 10 menit sampai ke 15 menit batas guru
mempersilahkan untuk membaca yang bukunya di bawak
dari rumah topik yang tidak ditentukan apa yang
berkaitan dengan sastra ataupun filsafat misalnya itu
tergantung kualitas siswanya yang mau bawak, bisa
pinjam di perpustakaan dan tukaran dengan kelas lain”.43
42 Wawancara, oleh peneliti dengan responden di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 43 Wawancara, oleh peneliti dengan responden di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021
45
Bapak Syamsuri juga menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan gerakan literasi sekolah 15 membaca yang
sering dilakukan yaitu hanya kelas IPA saja dibandingkan
dari kelas IPS, kelas IPS hanya siswa tertentu saja yang
melakukan 15 menit membaca sebelum pembelajaran
dimulai”44
Sama halnya dengan pernyataan dari ibu Eka Enovasi
selaku guru Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan gerakan literasi di sekolah dilakukan
dengan disediakannya waktu 15 menit setiap pagi
sebelum kbm dimulai untuk membaca buku-buku yang
ada di pojok baca yang ada di bagian belakang kelas,
kemudian setiap kelas membuat pojok baca dan
menyediakan buku-buku literasi secara swadaya atau
mandiri siswa.45
Berdasarkan pernyataan dari siswa Abdul kelas XII. IPS
2 dan Heryanto XI.IPS 3 yang memiliki peringkat kelas
menyatakan bahwa:
“Membaca buku komik, seperti buku-buku cerita
pelajaran sejarah sebelum belajar dimulai dari jam 07.15-
07.30, terdapat pojok baca di kelas, kadang jam istirahat
baca buku juga, akan tetapi kebanyak yang ke kantin, pas
baca buku 15 menit ada yang baca ada yang tidak
membaca tergantung kemauan masing masing, karna
jarang diawasi dengan guru selain guru b.indonesia. Ada
yang asik main hp, orang-orang yang tertentulah yang
membaca buku. Kadang gurunya juga ikut baca”.46
Sama halnya dengan Idha Radit Prastyo kelas XII.IPA 4
menyatakan bahwa:
“sebelum masuk biasanya 15 sebelum belajar iya baca
buku, membacanya lebih banyak mandiri dan itu
44 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 45 Wawancara, oleh peneliti dengan responden di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 46 Wawancara, Oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
46
tergantung dari siswanya ada yang baca dan juga ada
yang tidak”47
Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan di atas bahwa, SMA
Negeri 1 Muaro Jambi melaksanakan gerakan literasi sekolah setiap
harinya senin sampai dengan hari sabtu. Kegiatan gerakan literasi sekolah
dilakukan sebelum pembelajaran dimulai yaitu pada jam 07.15-07.30
pada tahap pembiasaan sudah dilakukan dengan menerapkan 15 menit
membaca buku non pelajaran seperti buku sastra dan filsafat sebelum
pembelajaran dimulai, buku bacaan yang sudah disediakan di pojok baca
yang tempatnya tepat di pojok belakang kelas yang dibuat oleh masing-
masing kelas Akan tetapi hanya sebagian siswa saja yang membaca buku
sebelum pembelajaran dimulai.
2) Area baca
Area baca di SMA Negeri 1 Muaro terdapat pojok baca yang
terletak disetiap kelas dan pondok baca di taman sekolah program
ini dibuat untuk mendukung gerakan literasi sekolah dan
memotivasi siswa untuk gemar membaca.
Berdasarkan pernyataan dari bapak Heryadi selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Muaro Jambi sebagai berikut:
“Program dari gerakan literasi sekolah terdapat penerapan
pojok baca, meding, di luar kelas ada gazebo dan tempat
pondok baca akan tetapi sekarang sudah mulai rusak karna itu
tadi tidak digunakan akan dilakukan perehap lagi, tanaman-
tanaman yang di beri namanya sehinggakan secara tidak
langsung bisa di baca.”48
47 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 48 Wawancara. Oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
47
Berbeda dengan pernyataan dari ibu Eka Enovasi selaku guru
bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Pojok baca ada di pojok setiap kelas dan menyediakan buku-
buku literasi secara mandiri siswa”.49
Harapan guru bahasa indonesia yang ada di SMA Negeri 1
Muaro Jambi dengan adanya kegiatan membaca 15 sebelum
pembelajara di mulai dan menyediakan bahan bacaan di pojok baca
dan di Perpustakaan siswa juga dituntut untuk membawa buku
bacaan dari rumah sehingga dapat membentuk karakter siswa yang
mandiri dan gemar membaca tidak hanya di sekolah saja akan tetapi
di rumah.
Berdasarkan pernyataan dari bapak Syamsuri selaku guru
Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:
“Dalam membentuk karakter siswa di sekolah siswa kita
anjurkan membawa buku dan membiasakan siswa untuk
membaca buku agar siswanya mandiri dan kreatif.”50
Didukung oleh pernyataan dari Bapak Rama Julia selaku
pegawai perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi menyatakan
bahwa:
“Kebijakan perpustakaan yaitu menyediakan bahan pustaka
yang memang sesuai dengan kebutuhan siswa dan menjelaskan
apa pentingnya literasi bagi siswa.”51
49 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 50 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 51 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021
48
Selain memberikan penjelasan mengenai pentingnya literasi
kepada siswa Perpustakaan mendukung kegiatan literasi sekolah
dengan menyediakan pojok baca dan membuat saung baca, agar
siswa/I SMA Negeri 1 Muaro Jambi membaca buku tidak hanya di
perpustakaan saja akan tetapi bisa membaca buku di kelas dan di
saung baca, jadi harapan dari pegawai perpustakaan siswa/I tidak
ada alasan lagi malas untuk membaca karna sudah di sediakannya
pojok baca di setiap kelas dalam hal ini karakter siswa dapat
dibentuk, seperti yang di jelaskan oleh bapak Rama Julia selaku
pegawai perpustakaan:
“Membentuk sistem pojok baca selain mereka membaca di
perpustakaan mereka juga bisa membaca di kelas dan kami
juga punya di setiap sudut sekolah pembuat saung baca
pondok-pondok kecil, jadi tidak ada alasan lagi untuk siswa
malas dalam membaca, sehingga disini kita bisa membisakan
atau membentuk karakter siswa yang gemar membaca itu
tadi”.52
Didukung oleh pernyataan Ibu Endang Mulyati selaku guru
bahasa Indonesia menyetakan bahwa:
“Harapannya siswa memang benar nenar memiliki kebiasaan
membaca tidak hanya pada saat jam atau waktu yang telah di
tentukan seperti sebelum pembelajaran di mulai akan tetapi
juga pada saat jam kosong atau istirahat mereka memiliki
kesadaran dari diri mereka sendiri untuk membaca”.53
Berdasarkan pernyataan dari siswa/I Anngea XI.IPA.2
menyatakan bahwa:
“Buku disediakan dari perpustakaan bukunya udah lama di
kasih, pas pertama kali masuk semester setelah itu di bagikan
ke setiap kelas, bukunya buku non pelajaran.54
52 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021 53 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 54 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
49
Berdasarkan pernyataan dari siswa/I Faradiba kelas XI.IPA 2
menyatakan bahwa:
“Buku yang disediakan dipojok baca sumbangan perkelas yaitu
misal buku dirumah yang tidak digunakan lagi maka
disumbangkan kepojok baca, persiswa 2 buku topiknya
bebas.”55
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, hanya 10
kelas yang masih memiliki pojok baca, buku-buku yang terdapat di
pojok baca kelas hanya terdapat beberapa buku saja, buku-bukunya
sudah tidak menarik lagi untuk dibaca dan 4 saung baca yang sudah
tidak layak untuk digunakan.56
Berdasarkan hasil wawancara bahwa SMA Negeri 1 Muaro
Jambi sudah terdapat pojok baca di setiap kelas, pondok baca dan
gazebo. Buku yang terdapat di pojok baca kelas merupakan
sumbangan dari setiap siswa 2 buku yang topiknya tidak ditentukan.
Pada tahap pembiasaan karakter yang dibentuk yaitu menuntut siswa
untuk gemar membaca dan mandiri.
b. Tahap Pengembangan
Kegiatan gerakan literasi sekolah pada tahap pengembangan
sama halnya dengan tahapan pembiasaan yaitu 15 membaca yang
ditindak lanjuti dengan tahapan pengembangan, karena pada tahapan
pengembangan siswa dituntut untuk berfikir kritis, kreatif dan mandiri
dalam menanggapi buku yang telah dibaca baik secara tulisan ataupun
lisan. Pada tahap pengembangan dapat karakter siswa yang memiliki
rasa ingin tahu, kreatif dan mandiri karna siswa dituntut untuk dapat
55 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi Pada 10 maret 2021 56 Observasi, oleh peneliti di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 06 maret 2021
50
menanggapi hasil bacaan yang di baca selama waktu yang ditentukan
oleh guru. SMA Negeri 1 Muaro Jambi menerapkan lomba karya
ilmiah setiap bulan bahasa. Program ini juga mendukung gerakan
literasi sekolah.
Berdasarkan pernyataan dari bapak Syamsuri selaku guru
Bahasa Indonesia menyatakan:
“Hasil dari tanggapan membaca siswa kita buat lomba
berapa kesimpulan yang didapat dibuat dilombakan. Hasil
bacaannya itu berbentuk ringkasan bacaan tersebut
diserahkan dan itu di bulan bahasa rentan bulan bahasa di
umumkan kepada siswa pengumpulan hasil bacaannya, haa
itu ngumpul semua tetapi banyak juga yang tidak ngumpul
tapi itu tergantung kualitasnya. Ada anak yang suka baca
kalau ada lomba 1000 siswa nasional tugas baca itu yang
siswanya menang di sekolah bakalan dikirim.”57
Sama halnya dengan pernyataan dari ibu Eka Enovasi selaku
guru bahasa Indonesia menyatakan:
“Mengadakan lomba yang berhubungan dengan literasi
misalnya lomba menulis artikel, menulis cerpen, menulis puisi,
membaca puisi pada saat bulan bahasa yahh.58
Kegiatan yang mendukung gerakan literasi dan dapat
membentuk karakter siswa yang kreatif dan disiplin yaitu melalui
kegiatan-kegiatan organisasi sekolah yaitu terdapat 32 organisasi
antara laian yaitu seperti ABSI (Asosiasi Bahasa Sastra Indonesia) ,
OSIS, PMR Pramuka dan lain sebagainya. Organisasi ABSI
(Asosiasi Bahasa Sastra Indonesia) pada bulan bahasa melakukan
lomba-lomba yang berhubungan dengan gerakan literasi sekolah
57 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 58 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021
51
dimana siswa seperti lomba karya tulis, menulis puisi, menulis
cerpen dan banyak yang lainnya.
Ibu Eka Enovasi selaku guru Bahasa Indonesia juga
mengungkapkan bahwa.
“Kegiatan dalam membentuk karakter siswa antaralain dapat
melalui organisasi karna di sekolah ini banyak sekali
organisasi. 32 organisasi antara lain ABSI, Pramuka, OSIS,
PMR dan banyak yang lainnya jadi melalui organisasi itulah
karakter siswa juga dapat dibentuk.”59
Berdasarkan pernyataan dari siswa/I Idha Rodi Prasetya selaku
ketua OSIS menyatakan bahwa:
“Yang mengikuti lomba tergantung dari siswanya, itu hanya
perwakilan dari kelas saja. Jika kelasnya mau jadi juara
biasanya wali kelasnya yang menunjuk orangnya tapi ada juga
yang siapa yang mau ikut ikut saja.”60
Didukung oleh pernyataan dari siswa Faradiba Maulidiyah
siswi kelas XI.IPA 4 menyatakan:
“Organisasi ABSI mengadakan lomba-lomba pada peringatan
bulan bahasa seperti lomba debat, baca puisi dan setiap
kelasnya harus ada perwakilan.”61
Harapan guru SMA Negeri 1 Muaro jambi dengan di
adakannya lomba-lomba pada saat bulan bahasa dapat menjadikan
siswa yang kreatif dan menghargai prestasi seperti pernyataan bapak
Syamsuri, S.pd selaku guru Bahasa Indonesia:
“Hasil bacaan yang dibaca yang berbentuk ringkasan yang di
lombakan, bagi yang minat dalam mengumpulkan hasil bacaan
59 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 60 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 61 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021
52
yang paling baik itu akan di lombakan lagi di lomba 1000 siswa
nasional tugas baca itu dikirimkan, dari sinilah karakter siswa
juga di bentuk, jadi mereka kan memiliki keinginan yang lebih
lagi dan ada kesempatan mereka untuk mendapat prestasi
dalam membaca itu tadi.”62
Sependapat dengan bapak Syamsuri, ibu Endang Mulyanti
mengatakan bahwa:
“SMA Negeri 1 Muaro Jambi di percaya oleh Nasional sebagai
tempat penyelenggara literasi yang diikuti oleh siswa se-Muaro
Jambi perwakilan melalui Zoom Meeting yang dilakukan di
laboraturium, oleh karna itulah siswa di harapkan selalu
memiliki jiwa kreatif.”63
Berdasarkan pernyataan ibu Eka Enovasi selaku guru bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
“Selain siswa yang memiliki karekter jujur, gemar membaca,
disiplin, kami juga mengharapkan siswa itu lebih dapat aktif
dalam belajar dan berfikir kritis, kalau di hubungkan dengan
GLS ini tadi dapat berfikir kritis dalam menanggapi buku apa
yang di baca sehingga mereka juga bisa dapat menghasilkan
karya-karya”.64
Berdasarkan hasil observasi perlombaan diadakan bukan hasil dari
tagihan hasil dari bacaan pada pelakanaan gerakan literasi sekolah
akan tetapi siswa yang ditunjuk oleh wali kelasnya untuk mengikuti
lomba dan siswa yang ingin mengikuti lomba.65
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa lomba karya ilmiah yang di
adakan tepatnya di bulan bahasa yang diadakan oleh organisasi ABSI,
perlombaan yang dilombakan seperti lomba menulis artikel, menulis
cerpen, menulis puisi, membaca puisi dan lomba debat yang
diwakilkan dari setiap kelasnya, orang yang mewakilkan kelasnya ini
62 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 63 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 64 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 65 Observasi, oleh peneliti di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
53
merupakan orang yang sering membaca buku pada pelaksanaan 15
menit membaca sebelum pembelajaran dimulai.
Perlombaan yang diadakan pada saat bulan bahasa ini diharapkan
dapat membentuk karakter siswa yang memiliki rasa ingin tahu atau
literet, kreatif dan mandiri sehingga dapat menghargai prestasi.
c. Tahap Pembelajaran
Tahap pembelajaran merupakan tindak lanjut dari tahap
pembiasaan dan pengembangan. Pada tahap pengembangan
kemampuan memahami teks bacaan, sedangkan dalam tahapan
pembelajaran terdapat tagihan yang sifatnya akademis. Pada tahap
pengebangan guru dapat membentuk karakter siswa yang jujur dan
disiplin. Jujur dalam hal mengerjaan tagihan bacaan yang sesuai
dengan buku yang dibaca dan disiplin dalam mengumpulkan tugas-
tugas tagihan akademik.
Berdasarkan pernyataan bapak Syamsuri selaku guru bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
“Tagihan bacaan itu seperti lomba dari hasil bacaan buku berapa
buku yang dibaca itulah yang dilombakan. Akan tetapi dari 1000
siswa lebih itu tidak semuanya yang mengumpulkan hanya 50
persen dan siswa yang itulah yang sering baca”.66
Berdasarkan pernyataan dari siswa Okta kelas XI.IPA 2
menyatakan bahwa:
“Tagihan hasil dari bacaan ditulis di buku anggenda, tetapi hasil
bacaan yang di buat cumin waktu pertama kali ada kegiatan saja
yang dikumpulkan setelah itu tidak”.67
66 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 67 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
54
Berdasarkan pernyataan dari siswi Atia kelas XI. IPA 3
menyatakan bahwa:
“Awal dilakukannya sekolah sehat itu diadakan, kami disuruh buat
agenda untuk nulis hasil bacaan yang kita baca tsetelah itu
dijadikan sebagai nilai tambahan tapi ada yang ngumpul dan ada
yang tidak mengumpulkan”.68
Berdasarkan pernyataan dari siswi Anggea kelas XI.IPA.3
menyatakan bahwa:
“Pengumpulan tugas dari hasil bacaan itu dikumpulkan 1 semester
tapi tidak dikumpulkan”.69
Sama halnya dengan pernyataan dari siswi Ulfa kelas XI.IPS 1
menyatakan bahwa:
“Hasil bacaan yang kami baca tidak di kumpulkan ”70
Bebeda dengan pernyataan dari siswa Abdul kelas XII.IPS 2 yang
mendapat peringkat 1 menyatakan bahwa:
“Disalin dibuku ringkasan dari bacaan yang kita baca, itu langsung
dikumpulkan di kasih waktu utuk meringkas, untuk nilai tambahan
tapi hanya guru-guru tertentu saja”71
Berdasarkan pernyataan dari siswa Heryanto kelas XI.IPS 3 yang
mendapat peringkat 5 menyatakan bahwa:
“Kadang sekedar baca kadang tugas dari hasil bacaan dikumpulin
tergantung dari pada gurunya.”72
68 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 69 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 70 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 71 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
55
Berdasarkan pernyataan dari siswa Idha Radi sebagai ketua
Osis kelas XI.IPA 4 menyatakan bahwa:
“Seingat saya dijadikan seperti sebuah buku agenda masing-
masing siswa dikumpulkan sebagai nilai tambahan bahasa
Indonesia, pengumpulannya sudah baca pagi terus balek
sekolah boleh di kerjakan atau pada jam pelajaran di
kumpulkan dengan guru yang menjadi patokan yang udah di
tentukan dengan sekolahnya”.73
Berbeda dengan pernyataan dari siswi Tasya Olivia kelas
XI.IPA 4 menyatakan bahwa:
“Hasil bacaan tidak dikumpulkan malah kami tidak pernah
mengerjakan kalau diberi waktu membuat ringkasan akan tetapi
membuat tugas yang lain seperti ngerjain pr yang belum
selesai”74
Sama halnya dengan pernyataan dari siswi faradiba maulidiyah
kelas XI.IPA 2 menyatakan bahwa:
“Sempat ada buku untuk rangkuman literasi, akan tetapi itu
hanya sekali dilakukan yang pertama kali pojok baca dibuat dan
tidak dikumpulkan.”75
Sama halnya dengan pernyataan Tasya, Hendra kelas XI.IPA 2
menyatakan bahwa:
“Tidak membuat ringkasan buku hasil dari bacaan kami bahkan
kami pas waktu seminggu dilaksanakan gerakan literasi sekolah
pada saat itu saya membaca buku 15 menit”76
72 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 73 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 74 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi,10 maret 2021 75 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 76 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021
56
Harapan dari pada tahap pengembangan yaitu dapat membentuk
karakter siswa/I yang jujur dalam mengerjakan tugas-tugas tagihan
akademik yang di buku agenda siswa/I masing masing dan memang
benar dari hasil bacaan yang mereka baca, mandiri dalam mengerjakan
tugas tagihan hasil bacaan dan mandiri membaca 15 menit sebelum
pembelajran di mulai walaupun tidak diawasi oleh guru dan disiplin
dalam mengumpulkan tugas tagihan hasil bacaan sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan.
Seperti pernyataan dari Bapak Syamsuri selaku guru bahasa
Indonesia:
“Tagihan akademik dari hasil bacaan ini harapannya, siswa itu
seperti yang disebutkan tadi bisa jujur, disiplin dalam
mengumpulkan tugas yang disuruh bukan hanya beberapa orang
saja kan jadi dengan adanya literasi disekolah ini ya diharapkan
juga siswanya jadi suka baca dan kualitas bacanya itu baik yang
memang benar-benar baca untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan”.77
Sependapat dengan ibu Endang Mulyati selaku guru bahasa
indonesia menyatakan bahwa:
“Siswa memang harus ditanamkan kebiasaan yang disiplin dan
jujur, siswa yang sering kurang disiplin dan jujur tadi dalam
membaca dan mengumpulkan tugas bacaan diharapkan walaupun
gurunya tidak ada ya kalau sudah menjadi kebiasaan setiap
harinya rutinitasnya seperti itu diharapkan siswanya tetap dapat
disiplin dan jujur dalam mengerjakan tugas tugas yang diberikan
oleh gurunya”.78
Berbeda dengan pernyataan ibu Eka Enovasi menyatakan bahwa:
“Membentuk karakter siswa yang disiplin itu biasanya setiap hari
boleh disaksikan di depan itu memberi arahan arahan tentang
peraturan-peraturan yang ada di sekolah dan memberi imbauan
kepada siswa.”79
77 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 78 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 79 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021
57
Berdasarkan hasil observasi pada tahap pengembangan sudah
dilakukan dengan membuat buku agenda untuk ringkasan dari hasil
bacaan yang telah dibaca, akan tetapi ringkasan yang terdapat di
agenda tersebut hanya sebagai simbol telah dilakukannya pelaksanaan
gerakan literasi sekolah dan tidak berjalan sesuai dengan tahapan
pengembangan.80 Hanya beberapa guru saja yang menyuruh untuk
mengumpulkan hasil bacaan atau tagihan akademik.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pada
tahapan pembelajaran di SMA Negeri 1 Muaro Jambi bisa dikatakan
belum terlaksanakan karna dari beberapa hasil wawancara dengan
siswa SMA Negeri 1 Muaro Jambi Masih banyak yang tidak
mengumpulkan tagihan hasil dari bacaan yang mereka baca dan
bahkan mereka tidak membuat dan pengumpulan tugas hasil bacaan
secara disiplin.
Ketiga tahap pelaksanaan gerakan literasi sekolah hanya pada
tahap pembiasaan dan tahap pengembangan yang berjalan sedangkan
pada tahap pembelajaran belum terlaksana sehingga pelaksanaan
gerakan literasi sekolah belum berjalan secara optimal.
2. Kendala yang dihadapi Dalam Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah
Dalam Membentuk Karakter Siswa
a. Bahan Bacaan
Implementasi gerakan literasi sekolah merupakan suatu kegiatan
yang harus dilakukan di setiap sekolah. Faktor yang yang paling utama
dalam mendukung implementasi gerakan literasi sekolah dalam
membentuk karakter siswa adalah bahan bacaan yang memadai,
80 Observasi, oleh peneliti di SMAN 1 Muaro Jambi, pada 10 maret 2021
58
bervariasi dan sesuai dengan kebuthan siswanya sehigga siswa tertarik
untuk membaca agar tujuan dari pada tahap pembiasaan 15 menit
sebelum pembelajaran dimulai sesuai dengan tujuan dan dapat
membentuk karkter siswa memiliki rasa ingin tahu, disiplin, kerja keras,
kreatif, madiri dan gemar dalam membaca buku.
Berdasarkan pernyataan dari ibu Eka Enovasi selaku guru bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
“Yang pertama kendala yang dihadapi minimnya buku-buku yang
bervariasi”.81
Didukung oleh pernyataan dari bapak Syamsuri selaku guru
bahasa Indonesia menyatakan bahwa:
“Kendala buku-buku yang ada di pojok baca sudah banyak yang
hilang”.82
Berbeda dengan pernyataan bapak Andar Siahaan selaku pustakawan
menyatakan bahwa:
“Ketersediaan stok buku kurang atau jumlah bukunya dan kemudian
siswa sering tidak tepat waktu mengembalikan buku perpustakaan
dan Sumber daya manusia (SDM) nya masih 2 orang.”83
Berdasarkan pernyataan dari Abdul selaku siswa kelas XII.IPS 2 dan
Heryanto selaku siswa kelas XI. IPS 3 menyatakan bahwa:
“Buku yang di pojok baca ya hanya itu itu saja dan tidak menarik”.84
81 Wawncara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 82 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 83 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 84 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021
59
Berdasarkan pernyataan dari Rama Julia selaku pegawai
perpustakaan menyatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam
mendukung gerakan literasi sekolah yaitu:
“Permasalahan palingan hanya dari sarana dan prasarana walaupun
kami sudah berhasil gerakan literasi sudah terprogram masalah nya
masih di sarana dan prasarana dan hanya bisa menciptakan pojok
baca dan saung baca sama perpustakaan seadanya karna kan litersi
bukan hanya membaca buku akan tetapi menonton video visual dan
kami hanya terkendala sarana dan prasarana pendukung”.85
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulakan bahwa
bahan bacaan yang masih kurang mendukung seperti buku bacaan yang
terdapat dipojok baca kurang beranekaragam, kurangnya stok koleksi
perpustakaan, Sumber daya manusia dan koleksi perpustakaan pandang
dengar yang masih minim karena kegiatan literasi bukan hanya membaca
dan menulis saja akan tetapi mendengar dan melihat dan
mengkomunikasikan.
b. Minat Baca Siswa Yang Masih Rendah
Tujuan dari kegiatan gerakan literasi sekolah yaitu untuk
meningkatkan minat baca di Indonesia, oleh karena itu diterapkanlah
gerakan literasi sekolah di setiap sekolah baik sekolah dasar maupun
sekolah menengah atas, dengan menerapkan 15 menit membaca buku non
pelajaran maupun buku pelajaran sebelum pembelajaran dimualai dapat
meningkatkan minat baca siswa ssehingga dapat membentuk karakter
siswa yang gemar membaca, kreatif, mandiri, jujur dan disiplin.
Berdasarkan pernyataan dari ibu Eka Enovasi selaku guru Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
85 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA negeri 1 Muaro Jambi, 04 maret 2021
60
“Kembali kemotivasi siswanya untuk membaca masih kurang
pengaruh teknologi juga sangat besar mereka lebih senang bermain
HP nya”86
Sama halnya dengan pernyataan dari bapak Syamsuri selaku guru
Bahasa Indonesia menyatakan bahwa:
“Menurut pemikiran saya ya minat baca siswa itu tinggi akan tetapi
kualitas bacanya kurang apa alasannya saya mengatakan seperti iyu
kalo kita lari keteknologi HP yang dia buka dan baca WA tinggi
sekali minatnya tapi kalo namanya pengetahuan itu kurang, kalau
ibaratnya tentang masalah yang singkat-singkat masalah hubungan
remaja anak milenial itu minat bacanya tinggi akan tetapi kualitas
bacanya kurang”.87
Berdasarkan pernyataan dari Anggea dan Ulfa selaku siswi Kelas
IPA 2 dan IPS 1 menyatakan bahwa:
“Pada saat 15 menit waktu baca buku ada yang baca juga ada yang
kerjakan PR.”88
Berdasarkan pernyataan dari siswa/I Faradiba dan hendra selaku
siswa/I kelas XI. IPA 2 menyatakan bahwa:
“Di kelas sibuk dengan urusan mereka masing masih ada yang baca
buku baca ada yang menggibah ada yang main HP main games,buat
tiktok, yang pintar pintar saja yang membaca”.89
Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa minat baca siswa yang
masih rendah disebabkan karna pengaruh teknologi yang semakin besar
dan tingkat kualitas membaca siswa sangat rendah karena siswa lebih
86 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 87 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 88 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 89 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021
61
memilih membaca seperti Whatsap dibandingkan membaca buku-buku
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
c. Pengawasan Guru Pada Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Pengawasan guru dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah sangat
penting karna masih banyak siswa yang kurang disiplin dan jujur dalam
melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran dimulai
dan pengumpulan tugas tagihan akademik.
Berdasarkan pernyataan dari bapak Heryadi selaku kepala sekolah
SMA Negeri 1 Muaro Jambi menyatakan bahwa:
“Kalau memonitor terus saya ya, setiap pagi jam 07.15 keliling
untuk memonitoring seluruh kelas, guru atau siswa jam 07.40 tidak
boleh masuk. Inilah kesempatan saya memonitoring anak kita
dengan wali kelas itu tetap konsisten bagi yang masih ada pojok
baca untuk menjaga apa yang ada di di kelas itu.”90
Karna sistem kebijakan dalam pembentukan kelas dengan cara
kelas permanen dari kelas 10-12 seperti yang disebutkan bapak Heryadi:
“saya kebetulan menggunakan kelas permanen jadi anak itu dari
kelas 10 sampai kelas 12 itu tetap disitu. Karna kami juga termasuk
sekolah pelaksana kelas keluarga. Dan juga terdapat grup kelas
orang tua jadi bisa bimbingan disitu jadi jika terdapat permasalahan
akan mudahdan lebih mudah mengenal satu sama lain”.91
Berdasarkan pernyataan dari siswi Anggea kelas XI.IPA2
menyatakan bahwa:
“Gurunya tetap masuk tapi tidak diawasi, jika sudah selesai
membaca selesai jika belum selesai tidak masalah, jadi yang mau
membaca- baca yang tidak tidak masalah”.92
90 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 91 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 92 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021
62
Samahalnya dengan pernyataan dari siswa Idha Radi Prasetya Kelas
XI.IPA4 selaku ketua OSIS menyatakan bahwa:
“Kadang gurunya ngawasi kadang tidak, tapi kebanyakan mandiri
siswa sendiri, tapi tergantung siswanya yang pintar-pintar baca yang
lain itu main HP dan ada yang mengerjakan PR.”93
Berbeda dengan pernyataan dari siswi Faradiba Maulidiyah dan
hendra Menyatakan bahwa:
“Sejauh ini, guru tidak mengasih luang waktu untuk baca yang
selama 15 menit, hanya pada saat melakukan lomba sekolah sehat
itu baru dilakukan setelah itu tidak, kadang gurunya juga datang
kekelas jam 7.30”.94
Berdasarkan observasi yang dilakukan pelaksanaan gerakan literasi
sekolah dalam membentuk karakter siswa dalam pengawasan guru pada
pelaksanaan gerakan literasi sekolah hanya pada seminggu sebelum
pelaksanaan lomba gerakan literasi sekolah dan seminggu setelah
dilaksanakannya gerakan literasi sekolah, setelah itu hanya guru-guru
tertentu saja yang masih menerapkan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.95
Dapat diuraikan bahwa SMA Negeri 1 Muaro Jambi membuat
kebijakan kelas permanen tujuannya agar pojok baca yang ada di kelas
tetap menjadi milik kelas masing-masing. Pengawasan guru dalam
pelaksanaan 15 menit membaca belum sesuai dengan indikator
pelaksanaan gerakan literasi sekolah. Pelaksanaan 15 menit membaca
lebih ke mandiri siswanya sedangkan siswa/I jika tidak di awasi mereka
93 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 94Wawncara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambu, 10 Maret 2021 95 Observasi, oleh peneliti di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021
63
lebih tertarik bermain HP, menegerjakan PR yang belum selesai di
bandingkan untuk membaca buku yang ada di pojok baca karna hanya
sebagian kecil saja yang memiliki rasa ingin membaca buku, sehingga
disini karakter siswa yang mandiri, jujur dan disiplin belum terbentuk
sepenuhnya karna kurannya pengawasan dari guru.
d. Masa Pandemi COVID-19
Covid-19 atau Virus Corona yang mewabah diseluruh merupakan
salah satu kendala dalam melakukan aktivitas yang melibatkan banyak
orang oleh karena itu sekolah dilakukan secara online. Akan tetapi pada
saat sekarang ini sekolah sudah mulai dilakukan secara tatap muka
dengan cara melakukan sip sipan yang hanya 17 orang persip. Hal inilah
yang salah satunya menjadi kendala dalam implementasi gerakan literasi
sekolah.
Berdasarkan pernyataan dari bapak Heryadi selaku kepala sekolah
SMA Negeri 1 Muaro Jambi menyatakan bahwa:
“Pada masa pandemi ini Kegiatan gerakan literasi sekolah tidak di
lakukan kalau pelajaran yang ada bisa baca lewat Whatsap,Youtube
dan yang kita harapkan saat inikan harus sekolah tatap muka dan
yang dilayani sekarang ini pembelajaran pokoknya, sekarang jam
sekolah saja dari jam 7.15-10.30 kalau dulu kan dari jam 07.15-
14.00”.96
Sama halnya dengan dari pernyataan ibu Eka Enovasi selaku guru
Bahasa Indonesia menyatakan:
“Sekarang pengaruhnya suasana Pandemi atau covid ya semua nya
terkendala pojok baca yang ada di kelas tidak terawat lagi terus
pada masa pandemi ini siswa sudah keasikan bermain HP nya”.97
96 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 97 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021
64
Berdasarkan pernyataan dari bapak Syamsyuri selaku guru Bahasa
Indonesia menyatakan:
“Kendala kalau sekarang terus terang sekarang zamannya covid,
jadi kalau ingin melakukan kegiatannya susah.”98
Berdasarkan pernyataan dari Atiya, Ulfa dan Okta selaku kelas
XI.IPA 3 menyatakan bahwa:
“Kalau sekarang semenjak corona kami sekolah udah tidak
dilaksanakan lagi, pojok baca di kelas kami aja udah tidak ada
lagi”.99
Pernyataan dari Idha Radi dan Tasya selaku kelas XI.IPA 4 hampir
sama dengan pernyataan dari Atiyah, Ulfa dan Okta menyatakan:
“Semenjak covid membaca 15 sebelum pembelajaran dimulai tidak
dilaksanakan dan banyak buku-buku yang dipojok baca itu tidak
ada lagi hilang ntah kemana, bukunya hanya tinggal beberapa
lagi”.100
Berdasarkan observasi yang dilakukan implementasi gerakan
literasi sekolah pada saat pendemi ini memang tidak dilakukan karena
faktor waktu yang singkat sehingga pelajaran pokoknya saja yang
dilakukan dan tidak terdapat jam istirahat. Pojok baca yang terdapat
dikelas selama pandemi hanya terdapat beberapa buku saja dan ada juga
di kelasnya pojok bacanya hanya terdapat bacaan pojok literasi akan
tetapi tidak terdapat buku-buku dipojok baca tersebut.101
98 Wawancara , oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 99 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 100 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 Maret 2021 101 Observasi, oleh peneliti di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021
65
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa semenjak pandemic wabah covid-19 kegiatan gerakan
literasi sekolah tidak dilaksanakan dan pojok baca yang terdapat di kelas
sudah tidak terawat lagi dan banyak buku-bukunya yang sudah tidak ada
lagi.
3. Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi Kendala Implementasi
Gerakan Literasi Sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa
Upaya yang dapat di atasi dalam implementasi gerakan literasi sekolah
dalam membentuk karakter siswa yaitu:
a. Pengembangan Bahan Bacaan
Pengembangan bahan bacaan yang bervariasi dan sesuai dengan
kebutuhan siswanya dapat mendukung kegiatan gerakan literasi sekolah,
dapat menjadikan sekolah yang semakin maju dan menumbuhkan warga
sekolah yang literet atau pembelajar sepanjang hayat. Sehingga siswa
yang awalnya malas membaca dengan adanya pengembangan bahan
bacaan terutama di pojok baca siswa memiliki rasa ingintahu, menjadi
gemar membaca, maka menjadi kreatif, jujur dan disiplin sehingga
terbentuklah kebiasaan-kebiasaan siswa yang sesuai dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) Perkemendikbud No.20.
Berdasarkan pernyataan dari Rama Julia selaku pegawai Perpustakaan
menyatakan bahwa upaya yang dapat dilakukan yaitu:
“Kami sedang melakukan kerja sama dengan pihak sekolah bagaimana
kendala tersebut bisa terselesaikan dengan secepatnya ketika sarana
dan prasarana itu diberikan kami yakin SMA Negeri 1 Muaro Jambi
bisa menjadi sekolah rujukan gerakan literasi sekolah”.102
102 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021
66
Didukung oleh pernyataan bapak Andar Siahaan selaku kepala
perpustakaan menyatakan bahwa:
“Melakukan pemesanan buku ke penerbit dengan mencatat buku-buku
yang dibutuhkan siswa dan menyerahkannya kepada kepala
sekolah”.103
Berdasarkan pernyataan dari bapak Heryadi selaku kepala sekolah
menyatakan bahwa:
“Melakukan perehapan sarana dan prasarana seperti pondok baca yang
sudah mau roboh akan di perbaiki, mengaktifkan kembali
perpustakaan dengan menyediakan buku paket yang dulunya 2 orang
satu buku sekarang sudah di upayakan menjadi 1 orang satu buku”.104
Di dukung oleh pernyataan bapak Syamsuri menyatakan bahwa:
“Pojok baca yang terdapat di pojok kelas yang sudah tidak ada taupun
buku buku nya tinggal sedikit akan di perbaiki dengan memberi
imbauan kepada siswa dan kepada wali kelasnya agar dapat di
benahi”.105
b. Memotivasi Siswa Untuk Membaca
Salah satu langkah dalam membentuk karakter siswa yaitu dengan cara
memotivasi siswa untuk membaca buku baik buku pelajaran ataupun non
pelajaran agar siswa dapat terbiasa dan disiplin dalam membaca buku
sehingga karakter siswa dapat terbentuk.
Berdasarkan pernyataan dari ibu Eka Enovasi selaku guru bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
“Untuk bahasa Indonesia mereka saya suruh membaca artikel-artikel
secara online kemudian nonton video-vidio atau youtube yang
berhubungan dengan pengetahuan, saya kasih link mengenai artikel-
103 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 104 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 10 maret 2021 105 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jamni, 03 Maret 2021
67
artikel yang berhubungan dengan mata pelajaran mereka yang
mengakses”.106
Berdasarkan pernyataan dari bapak Syamsuri selaku guru Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa:
“Pada zaman sekarang kitanya bisa memberikan informasi dan tidak
bisa memaksakan sesuatu, mau tidak mau terserah pada orangnya,
yang penting kita sebagai guru kita telah memberikan informasi
seberapa minatnya, ada yang siswanya minat bacanya tinggi ya dia
bisa sukses bisa jadi juara karya ilmiah, juara debat dan sebagainya
itu karna minat bacanya tinggi dan kualitas bacanya baik”.107
Pernyataan diatas mendefinisikan bahwa cara memotivasi siswa agar
dapat membentuk karakter yang gemar membaca, kreatif, jujur dan
disiplin yaitu dengan memberikan tugas-tugas membaca artikel dan
menonton video di youtube yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
memberikan informasi mengenai pembelajaran.
c. Kerja Sama Kepala Perpustakaan Dan Guru Dalam Mendukung
Gerakan Literasi Sekolah.
Kerjasama kepala perpustakaan dengan guru dalam mendukung
kegiatan gerakan literasi sekolah sangat berperan penting dikarnakan
perpustakaan dapat menyediakan koleksi perpustakaan atau bahan
bacaan yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswanya dalam
melakukan proses belajar mengajar.
106 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 maret 2021 107 Wawancar, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jamni, 03 Maret 2021
68
Berdasarkan pernyataan bapak Andar Siahaaan selaku kepala
perpustakaan menyatakan bahwa:
“Perpustakaan meminjamkan buku-buku paket setiap mata
pelajaran secukup mungkin kepada siswa, setiap siswa ada 1 buku
seorang ada yang 1 buku 2 orang”.108
Koleksi perpustakaan yang terdapat di Perpustakaan SMA Negeri1
Muaro Jambi yaitu beranekaragam seperti hasil wawancara yang di
jelaskan oleh Bapak Andar Siahaan:
“buku yang disediakan di perpustakaan ini ada buku filsafat, buku
paket semua pelajaran, novel, kamus, komik, majalah, Koran yang
jumlahnya 7917 eksemplar, cara kerja samanya dengan guru itu ya
meminta data-data yang dibutuhkan siswanya dan diupayakan untuk
disediakan, dan membagikan buku-buku paket melalui wali
kelas.”109
Selain itu bapak Rama Julia menambahkan bahwa kebijakan yang
dilakukan perpustakaan dalam melakukan kerja sama dengan guru
dalam mendukung gerakan literasi sekolah yaitu dengan menjadikan
perpustakaan sebagai tempat rekreasi yang dijelaskannya:
“kebijakan yang paling besar di perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro
Jambi yaitu perpustakaan sebagai tempat rekreasi selain mereka
belajar mereka juga bisa sambil bermain jadi lebih mudah
mempelajari hal hal tersebut dengan adanya TV di perpustakaan
jadi jika jam kosong ada juga beberapa siswa yang datang ke
perpustakaan”.110
Koleksi yang mendukung dalam proses pembelajaran di
perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi yaitu bermacam-macam
seperti yang di jelaskan oleh bapak Rama Julia selaku pegawai
perpustakaan:
108 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 109 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 03 Maret 2021 110 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021
69
“Buku pembelajaran seperti ensiklopedi umum dan Ilmu
pengetahuan, biografi, buku sastra, CD ROM, bentuk kerja
samanya dengan guru dalam proses pelayanan siswa dibebaskan
dalam proses pelayanan, kita ukur kebutuhan siswa apa dan setiap
mata pelajaran itu ada khusus buku gurunya”.111
Uraian di atas menjelaskan bahwa kebijakan yang dilakukan
perpustakaan dalam mendukung gerakan literasi sekolah dalam
membentuk karakter siswa yaitu dengan mendukung sekolah
menciptakan saung baca yang lebih baik dan lebih memadai dan
mempebaiki pojok baca yang terdapat di setiap keas dengan
menyediakan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Kepala perpustakaan dan guru menjadikan
perpustakaan sebagai tempat rekreasi sehingga lebih memudahkan
dalam membentuk karakter siswa yang gemar membaca
111 Wawancara, oleh peneliti dengan responden SMA Negeri 1 Muaro Jambi, 04 Maret 2021
70
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan skripsi diatas, setelah penulis menganalisis
dan menulis Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 1 Muaro Jambi, maka
dapat disimpulkan:
1. Pelaksanaan Gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa di
SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Kebijakan yang dilakukan SMA Negeri 1
Muaro Jambi dalam mendukung Gerakan Literasi Sekolah yaitu
mewajibkan pojok baca disetiap kelas yang koleksinya merupakan
sumbangan siswa yang terdiri dari 2 buku 1 siswa selain itu kepala
perpustakaan dan guru menjadikan perpustakaan sebagi tempat rekreasi.
Pelaksanaan gerakan literasi sekolah terdapat 3 tahapan yaitu yang pertama,
tahap pembiasaan dilakukan setiap hari senin sampai dengan hari sabtu,
yang dilaksananakan jam 7.15 samapai 07.30 sebelum pelajaran dimulai,
buku yang dibaca siswa berupa buku non pelajaran seperti komik,
ensiklopedia umum dan ilmu pengetahuan dan buku sastra. Yang kedua,
tahap pembelajaran, sekolah mengadakan lomba pada bulan bahasa hasil
dari bacaan siswa yang ditulis siswa dan yang ketiga, tahap pengembangan
pada tahap pengembangan belum berjalan secara optimal karna masih
banyak siswa yang tidak mengumpulkan tagihan akademik. Jadi
pelaksanaan gerakan literasi di SMA Negeri 1 masih dikatakan belum
berjalan secara optimal.
2. Kendala yang dihadapi pada implementasi gerakan literasi sekolah dalam
membentuk karakter siswa anataralain yaitu:
a. Bahan bacaan yang terdapat dipojok baca masih minim dan kurang
bervariasi
71
b. Minat baca siswa masih rendah dikarnakan pengeruh teknologi, mereka
lebih tertarik untuk membaca Whatsap dibandingkan membaca buku.
c. Kurangnya pengawasan guru pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah
d. Masa Pandemi COVID-19 menjadikan kendala untuk melaksanaakan
kegiatan gerakan literasis ekolah dan banyak buku-buku yang terdapat di
pojok baca hilang dan tak terurus lagi.
3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala implementasi gerakan
literasi sekolah dalam membentuk karakter siswa yaitumyang pertama,
menambah bahan bacaan di pojok baca yang bervariasi sesuai dengan
kebutuhan siswanya agar siswa gemar membaca. yang kedua, memotivasi
siswa agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, gemar membaca, mandiri,
jujur dan disiplin dengan memberikan tugas bacaan dirumah seperti
membaca artikel. Yang ketiga, kerjasama yang dilakukan kepala
perpustakaan dengan guru dengan mendata kebutuhan siswa dan kebutuhan
buku dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari peneliti, maka penulis pada bagian ini
memberikan saran kepada pihak yang terkait. Adapun saran yang dapat peneliti
sampaikan antaralain:
1. Diharapkan agar Kepala Sekolah dapat mengelola, mengatur, megawasi
guru, staff dan siswa ataupun sarana pendukung kegiatan gerakan literasi
sekolah dan program yang lainnya agar SMA Negeri 1 Muaro Jambi
kedepannya lebih menjadi sekolah yang berbudaya literasi.
2. Diharapkan agar guru dengan adanya program GLS diharapkan agar guru
dapat mmembentuk karakter siswa yang gemar membaca, mengawasi
siswa, dengan cara mengajarkan kedisiplinan pada siswa dalam membaca
dan memberi motivasi kepada siswa bahwa pentingnya membaca.
72
3. Diharapkan agar perpustakaan: perlunya menambah jumlah koleksi
perpustakaan yang mendukung program GLS dengan melakukan kerjasama
dengan donator dan menambah pegawai perpustakaan untuk membantu
dalam pengelolaan perpustakaan agar perpustakaannya lebih maju.
4. Diharapkan agar siswa dapat manfaatkan sarana prasarana yang mendukung
program GLS jangan sampai merusaknya, lakukan waktu luang untuk
membaca, disiplin dalam melaksanakan program GLS sehingga dapat
membentuk siswa yang memiliki karakter gemar membaca dan menjadi
siswa yang literet sepanjang hayat.
JADWAL PENELITIAN
Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka penulis
menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:
N0
Kegiatan
Tahun 2020-2021
September Februari Maret April juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
judul
X
2. Pembuatan
proposal
X
3. Perbaikan
proposal dan
seminar
X
4. Surat izin riset X
5. Pengumpulan
data
X
6. Pengelolaan
dan analisis
data
X
7. Pembuatan
laporan
X
8. Bimbingan dan
perbaikan
X
9. Agenda dan
ujian skripsi
X
10. Perbaikan dan
penjilidan
X
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Antoro, Billy. 2018. Gerakan Literasi Sekolah dari Pucuk Hingga Akar Sebuah
Refleksi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan dan Kebudayaan.
Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah. 2019. Menumbuhkan Budaya Literasi
Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dapartemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Sygma
Examedia Arkanleema.
Hapudin, Muhammad Soleh. 2019. Manajemen Karakter: Membentuk Karakter
Baik pada Diri Anak. Jakarta: Tazkia Press
Kurniawan, Wisnu Aditiya. 2018. Budaya tertib Siswa di Sekolah. Sukabumi:
Jejak
Lexy, J. Meleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fakultas Adab dan Humaniora. 2018. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi
Fakultas Adab dan Humaniora. Jambi: Fakultas Adab dan Humaniora
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Prespektif
Penelitian.Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: Publishing.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian kuantitatif; Kulitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna. 2020. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Sutrianto.2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Mengengah Atas. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Windarti, Pangesti. 2019. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Skripsi
Arifian, Muhammad Azka. Skripsi. 2017. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
di SMPN 06 Salatig. Salatiga: IAIN Salatiga. Diakses melalui Link https://e-
repository.perpus.iainsalatiga.ac.id. Pada 14-02-2021
Aprima, Defitra. Skripsi. 2018. Gerakan Literasi sekolah dalam menunjang
kegiatan belajar siswa SMAN 1 Tanjung Jabung Timur. Jambi : Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Wahyu, Kurniawan. Skripsi. 2017. Gerakan Literasi Sekolah Dalam Upaya
Membentuk Prilaku Budaya Baca di SDN 58/X Tanjung Jabung Timur.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Internet
Direktori Guru dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Muaro Jambi. Diakses
melalui Link https://www.sma1muarojambi.sch.id/direktori-guru-dan-tenaga-
kependidikan. Pada 09-03-2021
Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik. 2008. Diakses melalui Link
https://kbbi.wed.id/. Pada 14-02-2021
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2018. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.20 Tahun 2018. Jakarta: Direktur
Jendral Peraturan Perundang-undangan Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Salinan. Diakses melalui Link https://jdih.kemendikbud.go.id/.
Pada 18-02-1021
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
PENELITIAN MAHASISWA PRODI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
NAMA : Lia Apriani
NIM :404171007
PEMBIMBING I : Athiatul Haqqi, S.Ag, S.IPI, M.I.Kom
PEMBIMBING II : Fridinanti Yushufin, M.A
JUDUL SKRIPSI :Peranan Gerakan Literasi Sekolah dalam Membentuk Karakter
Siswa di SMA Negeri 1 Muaro Jambi
A. Observasi
1. Survei langsung kelapangan dengan mengamati kegiatan gerakan literasi
sekolah dalam membentuk karakter siswa yang akan diteliti.
2. Mengamati langsung subjek kegiatan gerakan literasi sekolah
B. Wawancara
Kepala Sekolah
1. Bagaimana kebijakan yang dilakukan dalam kegiatan gerakan literasi
sekolah di SMAN 1 Muaro Jambi?
2. Apa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah?
3. Bagaimana upaya dalam mengatasi kendala tersebut?
4. Bagaimana cara memonitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan gerakan
literasi sekolah?
5. Bagaimana cara untuk membuat rencana menindak lanjut berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan gerakan literasi sekolah?
Guru
1. Bagaimana pelaksanaan gerakan literasi sekolah dilakukan?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk membentuk karakter siswa di
sekolah?
3. Kendala apa yang dihadapi pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah?
4. Upaya apa yang dilakukan pada kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
gerakan literasi sekolah?
Ketua Literasi/Kepala Perpustakaan
1. Bagaimana Kebijakan yang dilakukan dalam mendukung pelaksanaan
gerakan literasi sekolah?
2. Buku bacaan apasaja yang di sediakan oleh perpustakaan dalam
mendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah?
3. Bagaimana bentuk Kerjasama yang dilakukan dengan guru dalam
memenuhi kebutuhan siswa?
4. Kendala apa yang di hadapi dalam mendukung pelaksanaan gerakan literasi
sekolah?
5. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Siswa
1. Buku apasaja yang di baca pada saat 15 menit membaca sebelum
pembelajaran di mulai?
2. Berapa kurun waktu untuk mengumpulkan tugas dari hasil bacaan?
3. Apakah saat membaca 15 menit guru mengawasi?
4. Kebiasaan kebiasaan apasaja yang sering dilakukan pada saat jam kosong
atau jam istirahat?
5. Pada saat jam apa siswa membaca buku?
6. Kegiatan apasaja yang dilakukan oleh sekolah?
C. Dokumentasi
Untuk memproleh data maka peneliti melakukan dokumentasi dengan cara
mengambil gambar atau foto di objek penelitian sebagai bukti yang digunakan
dalam melakukan penelitian.
1. Lokasi pelaksanaan Gerakan Literasi sekolah di SMAN 1 Muaro Jambi.
2. Pelaksanaan kegiatan Gerakan Literasi Sekolah di SMAN 1 Muaro Jambi.
3. Fasilitas yang mendukung kegiatan Gerakan Literasi Sekolah di SMAN 1
Muaro Jambi.
Nama-nama Narasumber SMA Negeri 1 Muaro Jambi
No Nama Jabatan Status
1. Heryadi, S.Pd, MPD Kepala Sekolah Key Impormant
2. Syamsuri, S.Pd Guru B. Indonesia Narasumber
3. Eka Enovasi, S.Pd Guru B. Indonesi Narasumber
4. Andar Siahaan, S.Pd Kepala perpustakaan Narasumber
5. Rama Julia Pegawai
perpustakaan
Narasumber
6. Okta Siswa XI. IPA 2 Narasumber
7. Atia Siswi XI.IPA 3 Narasumber
8. Anggea SiswiXI. IPA 2 Narasumber
9. Faradiba maulidiyah Siswi XI. IPA 2 Narasumber
10. Hendra Siswa XI. IPA 2 Narasumber
11. Abdul SiswaXII.IPS 2 Narasumber
12. Heryanto Siswi XI. IPS 3 Narasumber
13. Idha Radi Siswa XI. IPA 4 Narasumber
14. Tasya Olifia Siswi XI IPA 4 Narasumber
15. Ulfa Siswi XI. IPS 1 Narasumber
CURICULUME VITAE
Nama : Lia Apriani
Tempat Tanggal Lahir : Karya Mukti, 07 April 1999
NIM : 404171007
Prodi : Ilmu Perpustakaan
Semester : VIII (Delapan)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Karya Mukti, Maro Sebo Ilir
Kewarganegaraan : Indonesia
No Handphone : 082184068649
Email : aprianilia074@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
1. SD Negeri 175/1 Karya Mukti, kec. Maro Sebo Ilir,
Kab. Batang Hari
2011
2. MTs Negeri 1
Batang Hari
Kel. Rengas Condong, Kec. Muaro
Bulian, Kab. Batang Hari
2014
3. SMA Negeri 6
Batang Hari
Keramat tinggi, Kec. Muaro Jambi,
Kab. Batang Hari
2017
4. Universitas Islam
Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin
Jambi (Program
Studi Ilmu Ilmu
Perpustakaan)
Simpang Sungai Duren, Kec. Jambi
Luar Kota, Kab. Muaro Jambi
2021
Lampiran
Denah lokasi SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Pojok literasi atau pojok baca yang terdapat di kelas
Pojok literasi yang terdapat di UKS dan Proses belajar Mengajar
Wawancara bersama Kepala Sekolah
Wawancara bersama Kepala perpustakaan dan staf perpustakaan
Wawancara bersama guru bahasa indonesia
Perpustakaan SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Wawancara bersama Siswa
Wawancara bersama siswa/i SMA Negeri 1 Muaro Jambi
Kegiatan lomba pada saat bulan bahasa yang dilakukan di sekolah
top related