inhalasi edit
Post on 03-Jan-2016
326 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bernapas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
keberlangsungan hidupnya. Bernapas dilakukan manusia setiap saat dan setiap waktu.
Tetapi tidak semua manusia dapat bernapas dengan normal dan ada juga yang harus
dibantu dengan alat bantu pernapasan seperti, MDI (Matered Dose Inhaler), DPI (Dry
Powder Inhaler) dan nebulizer.
Di era modern ini banyak ditemukan alat-alat bantu pernapasan yang modern
yang dapat mengatasi masalah gangguan jalan napas karena penumpukan lendir pada
saluran pernapasan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi inhalasi?
2. Apa saja jenis dari terapi inhalasi?
3. Apa saja indikasi terapi inhalasi?
4. Apa saja kontra indikasi inhalasi?
5. Bagaimana prosedur penggunaan alat-alat inhalasi?
6. Apa saja efek samping dan komplikasi inhalasi?
1
1.3 Tujuan
1. Memahami definisi inhalasi
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis terapi inhalasi
3. Mengetahui indikasi dari penggunaan terapi inhalasi
4. Mengetahui kontra indikasi dari penggunaan terapi inhalasi
5. Dapat menjelaskan prosedur inhalasi
6. Mengetahui efek samping dan komplikasi terapi inhalasi
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Terapi Inhalasi
Terapi inhalasi adalah terapi yang menggunakan uap atau pengisapan. Uap air
yang sudah bercampur dengan obat ini dipercaya dapat langsung mencapai daerah
disaluran pernapasan, sehingga obat yang dibawa lebih efektif. Adapun obat-obatan
yang di gunakan untuk inhalasi seperti bronkodilator, anti inflamasi, dan NaCl 3%.
Keuntungan Terapi Inhalasi
1. Efektif:
- Onset Cepat
- Bronkodilator kuat
2. Aman:
- Dosis Kecil
- Efek Samping Obat Minimal
3. Rasional:
- Langsung Bekerja Pada Lesi
- Menghilangkan Bronkopasme
- Anti –Inflamasi
4. Murah:
- Harga Per Dosis
5. Mudah:
- Cara Pemakaian
- Sedia Setiap Saat
3
2.2 Jenis Terapi Inhalasi
Terapi inhalasi dapat diberikan melalui :
Inhaler dosis terukur (MDI/Metered dose inhaler)
Salah satu cara terapi inhalasi yang populer adalah Metered Dose Inhaler (MDI).
Dalam MDI, obat berbentuk bubuk yang ultra halus, dengan diameter sekitar 2-31μm
(micronized), didorong ke luar sebagai aerosol oleh gas pendorong (propellant) yang
biasanya adalah gas fluoroklorokarbon/freon. MDI umumnya digunakan oleh pasien
rawat jalan yang kondisinya stabil, biasanya jarang dipakai pasien rawat nginap. Bila
diperlukan lebih dari satu kali semprot(puff), biasanya dosis MDI : 4 x 2 semprot;
pasien harus menunggu beberapa menit sebelum penyemprotan berikutnya. Posisi lidah
diatur sedemikian sehingga tidak menghalangi aliran aerosol melalui mulut.
Ada beberapa cara menggunakan MDI yaitu mengenai posisi MDI dengan bibir:
MDI diletakkan dalam mulut dengan bibir menutup rapat sekeliling
Mouthpiece
MDI dipegang 4 cm di depan mulut yang terbuka lebar.
MDI mungkin tidak praktis pada sekelompok pasien : anak kecil, usia lanjut,
bingung, cacat fisik, penderita artritis, kepatuhan pasien buruk dan pasien yang
cenderung memakai MDI secara berlebihan. Kesalahan yang bisa terjadi pada
4
penggunaan terapi MDI yaitu Intruksi salah, pasien tidak diajarkan dan sulit untuk
koordinasi.
MDI mempunyai komponen-komponen yang penting tetapi yang terpenting
pada MDI adalah katup terukur (metered valve ) yang secara akurat melepaskan partikel
obat dengan dosis tertentu.
a. Kekurangan MDI
Manuver tidak mudah (koordinasi inhalasi dan gerakan harus baik).
Partikel MDI yang langsung ke mulut memiliki kecepatan yang tinggi dan
ukuran droplet yang besar yang berakibat tingginya deposisi obat di orofaring.
Cara pakai dan kondisi optimal hanya sekitar 20% dosis yang mencapai paru.
Obat yang mengendap di tenggorokan dan tertelan, tidak banyak manfaatnya
karena akan dimetabolisme oleh hatimenjadi metabolit yang inaktif.
Khlorofluorokarbon (CFC) merusak lapisan ozon.
Perlu instruksi dan pelatihan cara penggunaan alat.
Kelembaban yang tinggi menjadi problem karena obat dapat menggumpal dan
MDI tidak efektif pada temperature di bawah 5 derajat.
b. Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI
Kurang koordinasi
Terlalu cepat inspirasi
Tidak menahan nafas selama 10 detik
Tidak mengocok kanister sebelum digunakan
Tidak berkumur setelah menggunakan MDI
Posisi MDI terbalik
c. Cara Penggunaan :
5
1. Lepaskan penutup aerosol
2. Pegang tabung obat di antara ibu jari dan jari telunjuk kemudian kocok seperti
gambar
3. Ekspirasi maksimal. Semakin banyak udara yang dihembuskan, semakin
dalam obat dapat dihirup.
4. Letakkan mouthpiece di antara kedua bibir, katupkan kedua bibir kuat-kuat
5. Lakukan inspirasi secara perlahan. Pada awal inspirasi, tekan MDI seperti
pada gambar. Lanjutkan inspirasi anda selambat dan sedalam mungkin.
6. Tahan nafas selama kurang lebih 10 detik agar obat dapat bekerja
7. Keluarkan nafas secara perlahan
8. Kumur setelah pemakaian (mengurangi ES stomatitis)
Inhaler Dosis Terukur dengan Spacer
6
Bentuk : Tube, coffee cup, Nebuhaler, volumatic, Baby haler, dll
Kelebihan :
Kecepatan aerosol berkurang
Terdapat katup pengaman (sehingga udara ekspirasi tidak masuk kembali ke
chamber)
Deposisi di paru meningkat
Kurang diperlukan koordinasi
Efek samping minimal
Harus digunakan pada bayi/anak
DPI (Dry Powder Inhaler)
1) Kelebihan :
Tidak memerlukan propelan (kurang iritatif)
Deposisi di paru lebih besar dibanding MDI tanpa spacer
Tidak perlu spacer
Mudah dan praktis untuk dibawa
2) Kekurangan :
Perlu penghisapan yang kuat
Sulit pada anak kecil
3) Jenis :
a) Rotahaler
7
Cara Penggunaan :
b) Turbuhaler
Cara Pemakaian :
a. Buka tutup turbuhaler
b. Putar ke kanan sampai habis (maksimal)
c. Putar ke kiri sampai berbunyi “klik”
d. Keluarkan nafas (ekspirasi maksimal), masukkan mulut ke turbuhaler
e. Hisap secara kuat dan cepat (inspirasi maksimal)
f. Tahan napas dan hitung sampai 5-10
g. Tutup kembali turbuhaler
h. Kumur setelah menghisap
8
c) Disk-haler
1. Buka tutup mouthpiece disk-haler
2. Buka tutup disk-haler (disk-haler lid) untuk membuka plastik penutup obat
3. Keluarkan nafas (ekspirasi maksimal), masukkan mulut ke turbuhaler
4. Hisap secara kuat dan cepat (inspirasi maksimal)
5. Tahan napas dan hitung sampai 5-10
6. Tutup kembali turbuhaler
7. Tarik tempat disk ke depan agar obat yang sudah habis bergeser, dorong ke
tempat semula
8. Kumur setelah menghisap
Nebulizer
9
Prinsip nebulazer mengubah obat : larutan aerosol
Sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece atau masker.
Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 μ. Berbeda
dengan alat MDI dimana alat dan obat merupakan satu kesatuan, Nebuliser terdiri dari
beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat bantu inhalasi
(kanul nasal, masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri.
Beberapa pasien, terutama pasien yang keadaan umumnya berat, di rumah sakit
harus dipakai alat nebulizer untuk terapi inhalasi. Biaya terapi inhalasi dengan bantuan
alat ini agaknya lebih mahal dari MDI, karena alatnya sendiri lebih kompleks dan
mahal, dan biasanya diperlukan supervisi profesional untuk menyiapkan larutan obat
dan mengawasi pasien selama terapi inhalasi.
Aerosol adalah suspensi berbentuk padat atau cair dalam bentuk gas. Yang
berfungsi untuk menghantarkan obat dalam bentuk larutan air ke jalan napas,
tenggorokan atau hidung.
Tujuannya untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek samping
minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi. Jenis-jenis aerosol dalam
terapi inhalasi pada penyakit paru obstruktif dapat berupa air (bland aerosol), larutan
garam, mukolitik, bronkodilator, natrium kromoglikat, kortikosteroid dan antibiotik.
2.3 Indikasi
10
Terapi inhalasi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, penderita alergi
saluran pernapasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada
dasarnya, ada tiga jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi: untuk
memperbesar saluran napas, mengencerkan lendir/slem, serta antialergi. Ketiga jenis
obat ini mempunyai ukuran molekul yang berbeda, sehingga pemilihan alat Nebulizer
harus disesuaikan.
2.4 Kontra Indikasi
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien
dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.
2.5 Prosedur Inhalasi
Hal pertama yang harus diperhatikan saat melakukan terapi inhalasi adalah
penggunaan selang dan masker untuk masing-masing pasien guna menghindari infeksi
silang. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter.
Jangan memakai resep yang diberikan pada saat sakit sebelumnya, kecuali
memang disetujui dokter. Tanyakan pada terapis, apakah obat yang diberikan dapat
dicampur menjadi satu, karena ada beberapa jenis obat yang sebaiknya diberikan
terpisah.
Pada saat mesin dihidupkan, tarik napas dalam perlahan-lahan dengan mulut,
tahan 2—3 detik, kemudian embuskan kembali. Pada anak-anak, cukup dianjurkan
bernapas normal dan usahakan agar si anak tidak menangis karena akan mengurangi
efektivitas terapi.
Jangan bernapas cepat untuk mencoba menghirup seluruh uap yang dihasilkan,
karena akan menyebabkan rasa pusing, gemetar, dan mual. Jika ini terjadi, hentikan
mesin dan istirahat selama lima menit sebelum melanjutkan terapi kembali. Terapi
inhalasi biasanya berlangsung selama 10—15 menit.
Obat pengencer lendir kadang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi batuk
sampai beberapa saat setelah terapi. Hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi
refleks untuk mengeluarkan lendir yang sudah diencerkan saat terapi. Setelah inhalasi,
11
fisioterapis akan membaringkan anak pada posisi tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Tanyakan pada dokter, paru-paru sebelah mana yang banyak lendirnya.
Prosedur ini harus selalu dilakukan untuk menghindari sesak napas setelah
inhalasi. Pemakaian modalitas pemanasan, seperti infrared (IRR) atau diathermi
(MWD) hanya diperlukan untuk kasus-kasus tertentu. Setelah selesai terapi, cuci muka
untuk menghindari iritasi akibat sisa-sisa obat yang menempel. Cuci serta simpan selang
dan masker untuk pemakaian selanjutnya. Kebanyakan masker dibuat untuk pemakaian
6—10 kali.
Prosedur Tindakan Inhalasi
INHALASI NEBULIZER
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
PENGERTIANPemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan
nebulator
TUJUAN1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
12
KEBIJAKAN
1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan
sekret
2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
PETUGAS Perawat
PERALATAN
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien
yang berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai
13
takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan
baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta
pasien nafas dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
KETERAMPILAN KLINIK
14
“INAHALASI UAP”
A. Pengertian
Menghirup uap dengan atau tanpa obat melalui saluran pernafasan bagian atas
B. Tujuan
1. Secret menjadi encer dan mudah dikeluarkan
2. Pernafasan menjadi lega
3. Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab
4. Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas
PETUNJUK:
I. Persiapan Alat:
a. Baskom berisi air mendidih
b. Obat bila diperlukan
c. Handuk 2 buah
d. Bengkok 1 buah
e. Peniti 2 buah
f. Vaselin dengan sudip lidah
g. Kain kassa
h. Kain pengalas untuk baskom air panas
II. Persiapan Pasien:
Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien
III. Langkah Kerja:
1. Bawa alat-alat ke dekat klien
2. Pasang sampiran
3. Bawa alat-alat ke dekat klien
4. Cuci tangan
5. Atur posisi klien duduk dengan kaki menjuntai disisi tempat tidur atau
meminta klien duduk di kursi
6. Tempatkan meja didepan klien
15
7. Oleskan vaselin disekitar mulut dan hidung klien
8. Pasang handuk pada dada klien kemudian penitikan ke punggung
9. Letakkan baskom berisi air panas diatas meja klien yang sudah diberi
pengalas
10. Bila perlu masukkan obat kedalam baskom
11. Tutup baskom dengan handuk dengan bentuk menyerupai corong, kemudian
mulut dan hidung klien dihadapkan ke baskom dan anjurkan klien
menghirup uap air dari baskom tersebut selama 10-15 mnt.
12. Setelah selesai bersihkan sekitar mulut dan hidung dengan kertas tissue
13. Rapikan klien
14. Bereskan alat-alat
15 Cuci tangan
2.6 Efek Samping Dan Komplikasi
Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat menyebabkan
penyempitan pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan
infeksi pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial juga dapat terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi inhalasi adalah pemberian obat ke dalam saluran napas dengan cara
inhalasi. Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.
16
Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera
bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu
diberikan adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Sayangnya pada cara
pemberian ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar
mengatur dosis, dan sering obatnya mengiritasi epitel paru.
Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (1) inhaler dosis terukur
(MDI,metered dose inhaler), (2) penguapan (gas powered hand held nebulizer),(3) DPI
(Dry Powder Inhaler).
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam pembuatannya,
maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua untuk
memberikan kritik dan saran atas makalah yang telah kami buat, dan kami akan sangat
merasa senang apabila teman mahasiswa sekalian bisa mengkritik atau memberi saran
guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami dalam membuat malalah ini.
Kita sebagai perawat sangat penting untuk menguasai keterampilan prosedur
inhalasi karena kita sering menemukan klien dengan gangguan jalan napas. Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang
pertolongan pada klien dengan gangguan jalan napas yang dapat dibantu dengan terapi
inhalasi.
17
top related