invaginasi

Post on 03-Feb-2016

195 Views

Category:

Documents

45 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

invaginasi

TRANSCRIPT

Invaginasi

Preceptor:dr. Sri Indah Arumningsih, Sp.Rad

Oleh: Wirda Elya Sari 0918011024Fitri Liani 1018011009Andre Prasetyo M 1018011109

Pendahuluan

• Invaginasi merupakan keadaan akut suatu gangguan peristaltic usus, dimana suatu segmen usus menjorok masuk ke segmen sebelahnya.

• Invaginasi pada anak dan bayi sering dijumpai pada usia di bawah 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia 5-9 bulan.

Definisi

• Invaginasi atau intususepsi adalah suatu keadaan akut saluran cerna dimana suatu segmen usus bagian proximal masuk ke bagian distal yang umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus strangulasi.

• Bagian segmen usus yang masuk ke bagian distal disebut intususeptum. Sedangkan bagian usus yang mengandung intususeptum disebut intususipien.

Etiologi

anatomi

anatomi

Pada orang hidup, panjang usus halus sekitar 12 kaki/ sekitar ± 3,6 meter.

Ujung proximalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya semakin berkurang sampai sekitar 2,5 cm.

Sepertiga proximal usus halus terdiri dari jejunum, 2/3 yang berikut merupakan ileum.

anatomi

Usus besar terdiri dari sekum, kolon dan rectum, panjangnya sekitar 1,5 meter, terbentang dari ileum terminalis sampai anus.

Diameter terbesarnya pada saat kosong ±6,5 cm dalam sekum, dan berkurang menjadi ± 2,5 cm dalam sigmoid.

anatomi

Patofisiologi

• gangguan motilitas usus usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir arah peristaltik adalah dari oral keanal

• disritmik peristaltik usus retrograd intususepsi pada pasien pasca gastrojejunostomi

Patofisiologi

• adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya dinding usus terjepit aliran darah menurun nekrosis dinding usus

• Perubahan terutama mengenai intususeptum oleh karena kontraksi dari intususepien dan terganggunya aliran darah Edema menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam lumen perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.

Klasifikasi

1. Enterik : usus halus ke usus halus(6.7%)

2. Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi.(39 %)

3. Kolokolika : kolon ke kolon.(4.7%)

4. Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.(31.5%)

Diagnosa

Pemeriksaan Fisik

• nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang timbul.

• Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan rasa sakit untuk beberapa saat, kemudian diam, lalu main atau tidur kembali.

• Sering disertai muntah. • Beberapa jam kemudian (antara 6-8 jam

setelah serangan pertama) bayi defekasi disertai darah segar dan lendir.

Pemeriksaan Fisik

• Menjelang 24 jam sejak serangan sakit, usus yang tadinya tersumbat parsial dapat berubah menjadi sumbatan totalis, seperti abdomen yang membuncit dengan terlihat kontur & peristaltic usus.

• Muntah sudah berwarna hijau, karena mengandung empedu atau sudah fekal.

• Massa intra abdomen sulit teraba lagi.

Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan colok dubur mungkin teraba ujung invaginatum, seperti perabaan pada portio yang dikenal sebagai pseudoportio.

• Pengeluaran cairan yang terus menerus akan menyebabkan dehidrasi yang bila tidak segera ditangani akan menyebabkan syok & mungkin kenaikan suhu tubuh.

Pemeriksaan radiologi

• Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen memperlihatkan tanda-tanda obstruksi usus halus, kadang-kadang tamapak bayangan menyerupai sosis di bagian tengah abdomen.

Pemeriksaan radiologi

• Pemeriksaan USG menunjukkan doughnat sign atau pseudokidney sign.

• Dengan enema barium tampak defek pengisian barium yang konveks, barium akan terhenti sementara, bayangan per mobil (coiled spring appearance) apabila barium melingkari intususeptum.

Caption:. Note intussusception in the left upper quadrant on this plain film of an infant with pain vomiting. Courtesy of Dr. Kelly Marshall, Children's Healthcare of Atlanta at Scottish Rite.

• Pic.Type X-RAY

• A computed tomographic scan revealed air within the wall of the ascending colon and the typical target lesion of a colonic intussusceptions (arrow in Panel B).

• Foto polos “Saussege appearance”

• Gambaran USG Invaginasi

Reduksi hidrostatik

• Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan kateter dengan tekanan tertentu.

• Reposisi barium diikuti oleh X-ray. Mula-mula tampak bayangan barium bergerak berbentuk cupping pada tempat invaginasi.

Reduksi hidrostatik

• Dengan tekanan hidrostatik sebesar ¾ - 1 meter air, barium didorong ke arah proksimal.

• tekanan hidrostatik tidak boleh melewati 1 meter air dan tidak boleh dilakukan pengurutan atau penekanan manual di perut sewaktu dilakukan reposisis hidrostatik.

Reduksi hidrostatik

• Pengobatan dianggap berhasil bila barium sudah mencapai ileum terminalis.

• Pada saat itu, pasase usus kembali normal, norit yang diberikan per os akan keluar melalui dubur.

Reduksi hidrostatik

• Pada saat sekarang ini barium enema yang digunakan untuk prosedur diagnostic, kurang lebih 75% berhasil mereduksi invaginasi.

• Pemberian sedikit sedative yang cukup sebelum prosedur enema sangat banyak membantu berhasilnya reduksi hidrostatik ini.

Reduksi hidrostatik

Indikasi:

• tidak terdapat gejala & tanda rangsangan peritoneum

• tidak toksik juga tidak terdapat obstruksi tinggi

• tidak dehidrasi

• gejala invaginasi kurang dari 48 jam

kontra indikasi:,

• distensi abdomen yang berlebihan,

• invaginasi rekuren

• gejala invaginasi lebih dari 48 jam,

• peritonitis

Reduksi hidrostatik

PENATALAKSANAAN

Kasus invaginasi masuk RS sebagai kasus gawat darurat. Tindakan pertama yaitu:

1.Tindakan perbaikan keadaan umum mutlak perlu dikerjakan sebelum melakukan tindakan apa pun.

2.Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi & mencegah aspirasi.

PENATALAKSANAAN

3. Rehidrasi. Hati-hati tanda dehidrasi kadang-kadang tidak jelas tampak karena bayi bergizi baik & malah sering gemuk.

4. Obat-obat penenang untuk penahan rasa sakit.

5. Setelah keadaan umum baik dilakukan tindakan pembedahan, bila jelas telah tampak tanda-tanda obstruksi usus. Atau dilakukan tindakan reposisi bila tidak terdapat kontraindikasi.

• TERIMAKASIH

top related