ipa melalui metode quantum pada siswa kelas iv sd …/tujuan...perpustakaanaunaaaid s...
Post on 25-Jul-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN
IPA MELALUI METODE QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD N
SAPEN 03 KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Disusun oleh:
AJI WASITO
X7108611
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN
IPA MELALUI METODE QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD N
SAPEN 03 KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Sapen 03 Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2009/ 2010)
Oleh :
AJI WASITO
NIM : X7108611
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI S1 PGSD KUALIFIKASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2010
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA
MELALUI METODE QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD N SAPEN 03
KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/ 2010)
Oleh :
Nama : Aji Wasito
NIM : X7108611
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. JENNY I.S POERWANTI, M.PdNIP. 19630125 198703 2 001
Pembimbing II
Dr. PEDUK RINTAYATI, M. Pd NIP. 19540224 198203 2 001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPA
MELALUI METODE QUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD N SAPEN 03
KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/ 2010)
Oleh :
Nama : Aji Wasito
NIM : X7108611
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
Nama Terang : Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd ………………….
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd ………………….
Anggota I : Dra. Jenny I.S Poerwanti, M. Pd ………………….
Anggota II : Dr. Peduk Rintayati, M. Pd ………………….
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret SurakartaDekan
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. PdNIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRAK
AJI WASITO, PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF
PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE QUANTUM PADA
SISWA KELAS IV SD N SAPEN 03, KECAMATAN MOJOLABAN
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010. SKRIPSI,
SURAKARTA : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, JULI 2010.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : untuk meningkatkan
kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA melalui metode quantum pada siswa
kelas IV SD Negeri Sapen 03,kecamatan Mojolaban, kabupaten sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus.
Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri
Sapen 03. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumen,
wawancara. Teknik analisis data menggunakan tehnik analisis model interaktif
yang terdiri dari tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Ada peningkatan
kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA melalui metode quantum. Hal ini
ditunjukkan dari nilai rata- rata tes kognitif sebelum tindakan 61,38 dan siswa
belajar tuntas 55,55%, pada siklus I nilai rata- rata tes kognitif 62,22 dan siswa
belajar tuntas 72,22%, pada siklus II nilai rata-rata tes kognitif 73,05 dan siswa
belajar tuntas 100%.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
AJI WASITO, IMPROVING THE COGNITIVE ABILITY IN NATURAL
SCIENCE LEARNING THROUGH THE QUANTUM LEARNING METHOD OF
THE STUDENTS IN GRADE IV OF STATE PRIMARY SCHOOL OF SAPEN 03
IN MOJOLABAN SUB-DISTRICT, SUKOHARJO REGENCY, IN THE
ACADEMIC YEAR OF 2009/2010. SKRIPSI: THE FACULTY OF TEACHER
TRAINING AND EDUCATION, SEBELAS MARET UNIVERSITY, SURAKARTA,
JULY 2010.
The objective of this research is to improve the cognitive ability in Natural
Science through the Quantum learning method of the students in Grade IV of
State Primary School of Sapen 03 in Mojolaban Sub-district, Sukoharjo Regency
in the academic year of 2009/2010.
This research is a classroom action one with two cycles. Each cycle
consisted of four phases, namely: planning, implementation, observation, and
reflection. The subject of the research was all of the students in grade IV of State
Primary School of Sapen 03 in Mojolaban Sub-district, Sukoharjo Regency in the
academic year of 2009/2010. Its data were gathered through observation,
document analysis (content analysis), and in-depth interview. The data were then
analyzed by using an interactive model of analysis comprising three components,
namely: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification.
The result of the research shows that there is an improvement of cognitive
ability in Natural Science of the students in grade IV of State Primary School of
Sapen 03 in Mojolaban Sub-district, Sukoharjo Regency in the academic year of
2009/2010, who were taught with the Quantum learning method. This is indicated
by their cognitive tests. Prior to the treatment, the average score of their cognitive
test is 61.38, and the percentage of the students completing the learning is
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55.55%. Following the treatment of cycle I, the average score improves to 62.22
and the percentage of students completing the learning is 72.22%. After the
treatment of cycle II, the average score improves to 73.05, and the percentage of
the students completing the learning is 100%.
MOTTO
Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,
mencintai hidup dan pekerjaannya.
(Kahlil Gibran)
Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi
yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang
bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.
(Henry Van Dyke)
Hakekat hidup di dunia agar tidak bingung berpeganglah pada empat usaha;
pertama contohlah apa yang baik, kedua tirulah kehendak yang baik, ketiga
indahkanlah apa yang nyata, keempat pilihlah apa yang membawa keberhasilan,
itulah bekal hidup
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segenap hati yang paling dalam,
Aji Wasito mempersembahkan skripsi ini
kepada :
1. Ayahku Suripto, BA dan Ibuku Tri
murni Wiji Lestari yang saya cintai
yang telah memberikan motivasi,
bimbingan dan kasih sayang dengan
tulus ikhlas serta mendukungku,
menuntunku di setiap langkahku.
2. Rekan-rekan guru SD N Sapen 03.
3. Rekan-rekan S1 PGSD.
4. Almamaterku.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
tindakan kelas dengan lancar.
Skripsi yang berjudul “Peningkatan kemampuan kognitif pada
pembelajaraan IPA melalui metode quantum pada siswa kelas IV SD N Sapen 03
kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010” ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan
berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat tulus
kepada semua pihak, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Jenny I.S Poerwanti, M. Pd selaku pembimbing I yang dengan
sabar memberikan motivasi serta bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Dr. Peduk Rintayati, M. Pd selaku pembimbing II yang dengan sabar
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Hj. Dwi Atmini, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Sapen 03
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang telah memberi
motivasi dan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Rekan-rekan di SD Negeri Sapen 03 yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan dan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya
juga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi
penelitian tindakan kelas ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat
pahala dari Allah SWT. Amin.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
Aji Wasito
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………...
HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………..
HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………..
HALAMAN MOTTO………………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………..
C. Tujuan Penelitian …………………………………………..
D. Manfaat Penelitian ………………………………………...
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………..
1. Kemampuan Kognitif ………………………………………
…..
2. Pengertian Metode Quantum ………....................................
xi
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
5
5
6
8
8
13
24
24
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Penelitian yang Relevan…………………………………….
C. Kerangka Berpikir…………………………………………..
D. Hipotesis Tindakan ………………………………………...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………
B. Bentuk dan Strategi Penelitian …………………………….
C. Subjek Penelitian …………………………………………..
D. Data dan Sumber Data ..…………………………………...
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………...
F. Validitas Data ………………………………………………
G. Teknik Analisis Data ………………………………………
H. Prosedur Penelitian ………………………………………...
I. Indikator Kinerja …………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Awal Kemampuan Menghitung Siswa…………..
B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………..
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ………………………...
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ………………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………….…….
B. Implikasi …………………………………………………..
C. Saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………...
xii
28
29
29
29
30
31
32
33
39
40
40
41
56
66
67
69
71
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Siswa Materi Pokok
Perubahan kenampakan bumi sebelum tindakan ……………………..
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Siswa Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi Pada Siklus I ……………………..
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Siswa Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi Pada Siklus II ……………………..
Tabel 4. Prosentase siswa yang memperoleh nilai tes kognitif > 63
sebelum dan sesudah tindakan siklus I ................................................
Tabel 5. Prosentase siswa yang memperoleh nilai tes kognitif > 63
sebelum dan sesudah tindakan siklus II ................................................
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Nilai Tes Kognitif dengan
Kriteria Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan Rata-Rata Nilai
sebelum Tindakan dan setelah Tindakan melalui
Metode Quantum pada siklus I dan II.................................................
xiii
57
59
61
63
64
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka berpikir ………………………………........
Gambar 2. Model Analisis Interaktif …………………………………………….
Gambar 3. Gambar Model Kemmis dan MC Taggart ................................
Gambar 4. Gambar Media Globe (sebagai Tiruan Bumi) ..........................
Gambar 5. Deskripsi Kenampakan Bumi…………………………...........
Gambar 6. Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan
Kenampakan Bumi sebelum Tindakan ………........................
Gambar 7. Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan
Kenampakan Bumi pada Siklus I………..................................
Gambar 8. Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan
Kenampakan Bumi pada Siklus II ………................................
Gambar 9. Proses Pembelajaran pada Pertemuan Pertama Siklus I .........
Gambar 10. Proses Pembelajaran pada Pertemuan Kedua Siklus II ...........
Gambar 11. Proses Pembelajaran pada Pertemuan Pertama Siklus II .........
Gambar 12. Proses Pembelajaran pada Pertemuan Kedua Siklus II ............
xiv
26
32
38
43
45
58
60
62
116
117
118
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kriteria Ketuntasan Minimal ……………………………….....
Lampiran 2. Indikator Materi pokok perubahan kenampakan bumi
dan Silabus .................................................................................
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………….....
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………....
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I .................................
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ................................
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I ...............................
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...............................
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I ...........................................
Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ..........................................
Lampiran 11. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ..........................................
Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .........................................
Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ............................
Lampiran 14. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ............................
Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ...........................
Lampiran 16. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ...........................
Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ……….....
Lampiran 18. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ………....
Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1…………..
Lampiran 20. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 …………
Lampiran 21. Lembar Panduan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ......
Lampiran 22. Lembar Panduan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II......
Lampiran 23. Lembar Panduan Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I .......
xv
72
73
76
79
82
83
84
85
86
89
92
95
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 24. Lembar Panduan Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II........
Lampiran 25. Lembar Wawancara untuk Siswa ...............................................
Lampiran 26. Lembar Wawancara untuk Guru .................................................
Lampiran 27. Lembar Angket Siswa………………....................................... 113
Lampiran 28. Daftar Nilai Tes Kognitif Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi Sebelum Tindakan ......................
Lampiran 29 Daftar Nilai Tes Kognitif Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi Pada Siklus I........................
Lampiran 30. Daftar Nilai Tes Kognitif Materi Pokok
Perubahan Kenampakan Bumi Pada Siklus II.........................
Lampiran 31. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................
Lampiran 32. Materi Pokok Perubahan kenampakan Bumi
dan Peta Konsep .....................................................................
Lampiran 33. Jadwal Penelitian ....................................................................
Lampiran 34. Jurnal Internasional, Surat Ijin Penelitian dan
Surat Keterangan Penelitian .................................................
xvi
110
111
112
113
114
115
116
120
124
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pada era globalisasi, perkembangan IPTEK semakin marak di masyarakat.
Maraknya perkembangan IPTEK disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk
berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan
zaman. Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia
yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian, kebutuhan
manusia yang semakin kompleks akan terpenuhi. Selain itu melalui pendidikan
akan dibentuk manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualitas sumber daya
manusia sangat diperlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mampu menghadapi persaingan global.
Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya
meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan
kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan
pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui
peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.
Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika
serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena
pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup
menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan pembangunan disegala bidang, hingga kini pendidikan masih
diyakini sebagai wadah dalam pembentukan sumber daya manusia yang
diinginkan. Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber
daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib
dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah
peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah
proses pembelajaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga
pendidikan terutama untuk sekolah dasar pada pembelajaran IPA masih banyak
yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Pembelajaran
IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka pelajaran IPA perlu diajarkan dengan cara yang
tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap
ilmiah. Oleh sebab itu kemampuan kognitif anak sangat diperlukan dalam
pembelajaran IPA.
Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam
melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain
dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-
sekolah.
Akhmad Sudrajat (2009) mengemukakan : di dalam kemampuan kognitif
meliputi berbagai domain diantarannya : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisa, sintesa dan evaluasi (http://localhost).
Permasalahan yang dihadapi siswa di SD N SAPEN 03, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo adalah rendahnya kemampuan kognitif dalam
pembelajaran IPA terutama kemampuan kognitif pada aspek pengetahuan dan
pemahaman materi pokok perubahan kenampakan bumi, hal ini bisa dilihat dari
rata-rata hasil ulangan harian IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi
yang hanya 61.38 di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk pelajaran
IPA dimana KKM untuk pelajaran IPA yaitu 63.00, salah satu sebab rendahnya
kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA adalah guru kurang menggunakan
metode bervariasi dalam pembelajaran IPA sehingga anak-anak kurang aktif
dalam pembelajaran IPA dan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit
sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya
kemampuan kognitif yang diperoleh siswa dan rendahnya pemahaman konsep
pada materi pokok perubahan lingkungan fisik dan pengaruh terhadap daratan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Para siswa menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak
yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, semua yang diamati,
diraba, dicium, dilihat dan didengar akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya
diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu
diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga
kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda. Dalam proses
pembelajaran IPA (sains) kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan
metode yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif.
Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan
serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat
dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Krisna (2009) menyatakan bahwa : belajar adalah proses perubahan
perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang
dipelajari (http://krisna1.blog.uns.ac.id).
Pembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana
yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun
emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih
mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya
guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan
dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat
membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu
materi.
Pada pembelajaran IPA diperlukan kemampuan guru dalam mengelola
proses belajar dan mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal, sehingga
pada akhirnya berdampak pada kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran
dapat meningkat. Hal tersebut sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari,
siswa tidak pernah lepas dengan dunia IPA (Sains), yang dekat dengan aktivitas
kehidupan mereka. Untuk itu dalam pembelajaran diperlukan metode yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan pemilihan metode yang tepat dan
efektif diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada pembelajaran
IPA.
Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Guru dapat membuka berbagai pikiran dari siswa yang
bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam
penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA untuk
memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa membuat
hubungan antara materi IPA dan penerapannya yang berkaitan dalam kehidupan
sehari-hari.
Di dalam penyampaian materi pelajaran IPA perlu dirancang suatu
strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru
dalam belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman. Perlu diketahui bahwa
tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam
mencerna bahan pengajaran berbeda. Dengan menerapkan metode quantum, maka
dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di pendidikan dasar dapat tercapai.
Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan
meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk
mengimbangi perkembangan teknologi.
Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan
dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Untuk
menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang perlu diterapkan
pembelajaran yang bermakna yang akan membawa siswa pada pengalaman
belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa makin berkesan
apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil dari pemahaman dan
penemuan sendiri yaitu proses yang melibatkan siswa sepenuhnya untuk
merumuskan konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Menurut Bobbi dan Mark Reardon (2005:5) quantum adalah interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran quantum dengan demikian
adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar
momen belajar. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode quantum akan
membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan.
Siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam
belajarnya, sehingga kemampuan kognitif pada siswa diharapkan dapat tumbuh
dalam kegiatan belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan
judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA
PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE QUANTUM PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI SAPEN 03, KECAMATAN MOJOLABAN,
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009/2010”.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan pada latar belakang dan data yang diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti dan untuk membatasi permasalahan yang
telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan di atas, penulis
merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
“Apakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
Quantum dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa kelas IV
SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tahun
pelajaran 2009/2010 ?”
C. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan permasalahan pokok di atas, tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini adalah:
“Untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA melalui
metode Quatum pada siswa kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Hasil Penelitian.
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan
memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai suatu
sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses belajar dan mengajar
siswa.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
atau masukan kepada pengajar (guru) dalam memberikan pelajaran-
pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh siswa dalam menerima
pelajaran. Metode quantum memberikan cara belajar dalam suasana
yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih
bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
2. Manfaat Praktis.
a. Manfaat bagi Siswa.
1) Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar IPA terutama
pada materi pokok perubahan kenampakan bumi.
2) Kemampuan kognitif siswa meningkat terutama kemampuan
kognitif pada domain pengetahuan dan pemahaman pada
materi pokok perubahan kenampakan bumi.
3) Siswa lebih dapat mencintai alam sekitar.
b. Bagi Guru.
1) Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode quantum
sebagai metode pembelajaran.
2) Guru lebih termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan
kelas yang bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran.
3) Guru lebih termotivasi untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran
akan lebih menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagi Sekolah.
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
d. Bagi Peneliti.
Memberikan sumbangan pengalaman tentang penelitian
tindakan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka.
1. Kemampuan Kognitif.
a. Pengertian Kemampuan.
Chaplin (1997) mengemukakan bahwa kemampuan (ability) adalah
tenaga/daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan biasa
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan/praktek.
(Http:digilib.petra.ac.id/jiunkpe-ns-s1-2008-31403361-9052-hanurda chapter2.)
Robbins (2002) mengemukakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor
yaitu :
1) Kemampuan Intelektual (Intelektual ability).
Kemampuan Intelektual merupakan kemampuan melaukan aktivitas secara
mental .
2) Kemampuan fisik (Physical ability).
Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan aktivitas
berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik
(Http:digilib.petra.ac.id/jiunkpe-ns-s1-2008-31403361-9052-hanurda
chapter2).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability)
adalah kecakapan/potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan
sejak lahir, atau merupakan hasil latihan dan digunakan untuk mengerjakan
sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Pengertian Kognitif.
Amin Susilo (2008) mengemukakan bahwa kognitif adalah suatu proses
dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental
seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah,
menciptakan dan berfantasi (Http:etd.eprints.ums.ac.id).
Akhmad Sudrajat (2009) menyatakan : di dalam kemampuan kognitif
meliputi berbagai domain diantarannya : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisa, sintesa dan evaluasi (http://localhost).
Berdasarkan uraian di atas kognitif adalah suatu proses dan produk pikiran
untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat,
mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan
berfantasi di dalam melakukan suatu kegiatan.
Kegiatan belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia di
antaranya pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap,
keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Kegiatan belajar yang
dilakukan seorang siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan kognitif anak
tersebut. Kemampuan kognitif siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dan
kemandirian siswa maupun kemampuan siswa dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar dapat meningkatkan kemampuan
kognitif siswa bukanlah hal yang mudah. Banyak sekali ditemukan siswa yang
mendapat nilai rendah dalam sejumlah mata pelajaran, ada pula yang dapat nilai
tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka masih kurang mampu
menerapkan dengan baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dan
situasi yang lain.
Di dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus bisa membimbing
anak untuk beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-
kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-
objek seperti mainan, perabot dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,
orang tua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk
memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek, peristiwa-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan
yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan,
memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.
Dalam pengembangan variasi mengajar tidak sembarangan, tetapi ada
tujuan yang hendak di capai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak
didik terhadap relevensi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan
fungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
memberikan kemungkinan pilihan, fasilitas belajar individual dan mendorong
anak untuk belajar. Inti pokok dari pembelajaran adalah siswa yang belajar.
Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Perkembangan kognitif sendiri adalah perkembangan fungsi intelek atau
proses-proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak. Kemampuan
kognitif berkaitan dengan pengetahuan kemampuan berfikir dan kemampuan
memecahkan masalah, tanpa kemampuan kognitif sulit dibayangkan seorang
siswa dapat memahami materi-materi pelajaran yang disajikan kepadanya. Upaya
pengembangan kognitif secara terarah, baik oleh orang tua maupun guru sangat
penting.
Piaget memandang perkembangan intelektual berdasarkan perkembangan
struktur kognitif. Piaget mengidentifikasikan empat tahap perkembangan kognitif
anak-anak. Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget
sebagai berikut :
1) Tahap sensorimotor : dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami
dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi
obyek).
2) Tahap pra-operasional : dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki
kecakapan motorik).
3) Tahap operasional konkret : dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai
berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret).
Perkembangan dari satu tahap ke tahap yang lainnya disebabkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
akumulasi kesalahan di dalam pemahaman anak tentang
lingkungannya pada akhirnya menyebabkan suatu tingkat
ketidakseimbangan kognitif yang perlu ditata ulang oleh struktur
pemikiran (http:id.wikipedia.org/wiki/Jean_Piaget).
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam
menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima
informasi, walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah
dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga
berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui
pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi
mengenai dunia yang telah ia punyai (http:id.wikipedia.org/wiki/Jean_Piaget).
Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-
tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Menurut teori tahapan
Piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang
bersifat selalu tetap, tidak melompat atau mundur.
Perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya pengorganisasian struktur
berpikir. Perilaku individu mencakup segala pernyataan hidup, untuk keperluan
studi tentang perilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan
kerangka berfikir tertentu (taksonomi). Bloom (1956) mengungkapkan tiga
kawasan (domain) perilaku individu beserta sub kawasan dari masing-masing
kawasan, yakni : kawasan kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotor
(Http:id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom).
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual
atau berfikir/nalar terdiri dari :
1) Pengetahuan (knowledge).
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi
paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal
dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan.
2) Pemahaman (comprehension).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti
merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan
materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari
mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun
kembali dalam struktur kognitif yang ada.
3) Penerapan (application).
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau
menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang
dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh,
menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan
dan mengidentifikasi hal-hal yang sama.
4) Penguraian (analysis).
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan
hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari
suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong
suatu pernyataan.
5) Memadukan (synthesis).
Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi
menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru.
Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan ciri
kemampuan ini.
6) Penilaian (evaluation).
Kemampuan untuk mempertimbangkan, menilai dan mengambil
keputusan benar/salah, baik-buruk, atau bermanfaat dan tak
bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif
maupun kuantitatif .
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kemampuan kognitif adalah kecakapan/potensi menguasai suatu keahlian suatu
dalam proses berpikir untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental
seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah,
menciptakan dan berfantasi di dalam kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Pengertian Metode Quantum.
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk
mencapai tujuan (Http : tiptk.blogspirit.com/archive/pengertian-metode).
Charlotte Shelton (1998:1) menjelaskan tentang pengertian quantum
sebagai berikut :
The word quantum literally means a quantity of something, mechanics refers to the study of motion. Quantum mechanic is, therefore, the study of sub atomic particles in motion. It is however, erroneous to think of these subatomic particle as quantities of something. Subatomic particles are not material things, rather, they are probability tendencies-energy with potentiality. The energy, as the term mechanics implies, is never static. It is always in continous motion, uncceasingly changing from wave to particle and particle to wave, forming the atoms and molecules that subsequently create a material world. It is really quite amazing that those seemingly stable and stationary things we observe in the material world ore composed solely of energy.
Kata quantum dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara
mekanik berarti studi tentang gerakan. Jadi mekanika quantum adalah ilmu
yang mempelajari tentang partikel-partikel sub atom yang bergerak.
Namun demikian kekeliruan berpikir tentang partikel sub atom ini
merupakan banyaknya benda. Partikel sub atom bukan merupakan
kecenderungan energi dengan potensial. Energi sebagai implikasi dalam
istilah mekanika tidak pernah statis. Energi selalu bergerak secara terus
menerus, tidak pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi partikel
dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul
yang seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar hal yang
menakjubkan yang terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati, ternyata
dunia materi ini tersusun energi (http: quantumdc.wordpress.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Menurut Bobbi dan Mark Reardon (2005:5) quantum adalah interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran quantum dengan demikian
adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar
momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif
yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.
a. Lahirnya Konsep Quantum Learning.
Bobbi DePorter dalam artikelnya yang berjudul The Impact of Quantum
Learning (http://learningforum.com) menjelaskan pengertian Quantum Learning
sebagai berikut :
Quantum Learning adalah keseluruhan model yang mencakup kedua teori
pendidikan dan pelaksanaan di kelas dengan cepat. Ini menggambarkan praktek
dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam pendidikan ke dalam keseluruhan,
yang membuat isi lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (dalam Alwiyah
Abdurrahman 2009:14) bahwa Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi
Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan
apa yang disebutnya dengan suggestology atau suggestopedia (yang menurut
sebagian orang memicu seluruh gerakan accelerated Learning). Prinsipnya adalah
bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang
digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid
secara nyaman, memasang musik latar di dalam ruang kelas, meningkatkan
partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar
sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik
dalam seni pengajaran sugestif.
Istilah yang hampir dipertukarkan dengan sugestology adalah percepatan
belajar (accelerated learning). Permercepatan belajar didefinisikan sebagai
memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur
yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan,
warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional, namun
semua unsur ini bekerja sama menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (dalam Alwiyah
Abdurrahman 2009:16) Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.
Rumus fisika yang terkenal dalam fisika quantum adalah massa kali kecepatan
cahaya kuadrat sama dengan energi, dan ditulis sebagai E = mc2.
Tubuh manusia secara fisik adalah materi, sebagai pelajar, tujuannya
adalah untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi
agar menghasilkan energi cahaya. Quantum Learning mencakup aspek-aspek
penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang
bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa
dan perilaku yang dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara
siswa dan guru.
Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana
menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif,
merupakan faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.
Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari
setiap orang, dan menciptakan pegangan dari saat-saat keberhasilan yang
meyakinkan.
Quantum Learning menggabungkan sugestology, teknik pemercepatan
belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode kami sendiri. Termasuk
diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar lain,
seperti : teori otak kanan/kiri, teori otak trione (3 in 1), pilihan modalitas (visual,
audotorial, kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistic (menyeluruh),
belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan symbol (Metaphoric learning),
simulasi/permainan.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (dalam Alwiyah
Abdurrahman 2009:12) dengan belajar menggunakan Quantum Learning akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
didapatkan berbagai manfaat : bersikap positif, meningkatkan motivasi,
keterampilan belajar seumur hidup, kepercayaan diri, sukses atau hasil belajar
yang meningkat. Di dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning
mempunyai langkah-langkah salah satunya dengan cara : ”Ambak”, ”Ambak”
adalah singkatan dari ”Apa Manfaat Bagi Ku”.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (dalam Alwiyah
Abdurrahman 2009:49) ”Ambak” adalah motivasi yang didapat dari pemilihan
secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat
diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk
belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru
dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu
materi, selain itu langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
melalui konsep Quantum Learning yaitu: penataan lingkungan belajar, memupuk
sikap juara, bebaskan gaya belajarnya, membiasakan membaca, jadikan anak lebih
kreatif dan melatih kekuatan memori anak untuk melaksanakan/praktek
pembelajaran metode quantum.
b. Penerapan metode quantum dalam pembelajaran IPA.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2005:6) karakteristik
pembelajaran quantum adalah
1) Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif.
2) Pembelajaran quantum bersifat humanintis, pembelajaran menjadi pusat
perhatiannya, potensi diri dan kemampuan pikiran daya motivasi manusia
diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.
3) Pembelajaran quantum bersifat konstruktivitas, pembelajaran quantum
bersifat menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan optimal yang memudahkan dalam mencapai
keberhasilan tujuan pembelajaran. Pembelajaran quantum berupaya
memadukan faktor potensi diri siswa dengan lingkungan (fisik dan mental)
sebagai konteks pembelajaran.
4) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang
bermutu dan bermakna bukan sekedar transaksi makna. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
quantum memberikan tekanan pada pentingnya interaksi, frekuensi dan
akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna yang dapat mengubah
energi kemampuan pikiran dan bakat ilmiah siswa menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi keberhasilan pembelajaran.
5) Pembelajaran quantum menekankan pada alamiah dan kewajaran proses
pembelajaran, sehingga menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat,
rileks, santai dan menyenangkan.
6) Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mengarahkan
dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi suasana
yang memberdayakan, fasilitas, ketrampilan belajar dan ketrampilan
hidup.
7) Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan
ketrampilan akademis, ketrampilan dalam hidup dan prestasi. Ketiganya
harus diperhatikan, diperlukan dan dikelola secara seimbang.
8) Pembelajaran quantum menginteraksi totalitas tubuh dan pikran dalam
proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat
pembelajaran biasa langsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar dan mengajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.
Di beberapa sekolah dasar para guru menyadari bahwa setiap orang
mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka
memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mengajar standar. Jika dalam mengajar dengan metode standar, maka
kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Gaya belajar
merupakan suatu kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di
sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2003:7-8) prinsip
pembelajaran quantum adalah :
1) Prinsip utama
Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar) dan
dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar).
2) Prinsip dasar
a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara. Dalam pembelajaran quantum
segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran, bahasa tubuh pengajar,
sampai sikap guru, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
b) Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam
proses pembelajaran mempunyai tujuan.
c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan. Proses
pembelajaran paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka
pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia yang akan
menggerakkan rasa ingin tahu.
d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada waktu
siswa melakukan langkah pembelajaran, mereka patut memperoleh
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka, bahkan
sekalipun siswa melakukan kesalahan perlu diberi pengakuan atas
usaha yang mereka lakukan.
e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan
keberhasilannya.
Pembelajaran dengan menggunakan metode quantum lebih mengutamakan
keaktifan peran serta siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui
panca inderanya baik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan
pengecapan, sehingga hasil penelitian dengan metode quantum terletak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
modus berbuat yaitu katakan dan lakukan, dimana proses pembelajaran quantum
mengutamakan keaktifan siswa, siswa mencoba mempraktekkan media melalui
kelima inderanya dan kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan
dapat meningkatkan daya ingat. Semakin banyak indera yang terlibat dalam
interaksi belajar, maka materi pelajaran akan semakin bermakna. Selain itu dalam
proses pembelajaran perlu diperdengarkan musik untuk mencegah kebosanan
dalam belajarnya. Pemilihan jenis musik pun harus diperhatikan, agar jangan
musik yang diperdengarkan mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Siswa dikatakan aktif jika ikut serta mempersiapkan pelajaran, gembira
dalam belajar, mempunyai kemauan dan kreativitas dalam belajar, keberanian
menyampaikan gagasan dan minat, sikap kritis dan ingin tahu, kesungguhan
bekerja sesuai dengan prosedur, pengembangan penalaran induktif dan
pengembangan penalaran deduktif. Belajar akan benar-benar dipahami sebagai
aktivitas kreasi ketika seorang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa
mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan
cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri.
Dalam pembelajaran quantum dikenal dengan pendekatan ”TANDUR”,
”TANDUR” adalah :
T : Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan memuaskan ” Apakah manfaatnya
Bagiku” (AMBAK) dan manfaatkan kehidupan siswa.
A : Alami, ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua siswa.
N : Namai, sediakan kata kunci, konsep, modal, rumus strategi sebagai
sebuah masukan.
D : Demonstrasikan, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan
bahwa mereka tahu.
U : Ulangi, tunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan
menegaskan ”aku tahu bahwa aku memang tahu”.
R : Rayakan, bentuk reward yang harus senantiasa diberikan setiap siswa
berhasil dalam pembelajaran (Bobbi DePorter dan Mark Readon
2005:10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kemampuan guru sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA, seorang
guru harus pandai di dalam mengelola proses belajar dan mengajar sehingga
keterlibatan siswa dapat optimal, seperti penggunaan metode quantum dalam
pembelajaran IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi, dengan adanya
penerapan alat peraga globe dan gambar-gambar benda langit dalam metode
pembelajaran quantum pada pelajaran IPA materi pokok perubahan kenampakan
bumi, siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam
belajarnya, sehingga kemampuan kognitif khususnya aspek pengetahuan dan
pemahaman pada siswa diharapkan dapat tumbuh dalam kegiatan belajar siswa.
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang
dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan
lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
Selain itu motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya
motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa
akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa
saja setelah mempelajari suatu materi.
Berdasarkan uraian di atas pengertian metode quantum adalah suatu cara
dalam pembelajaran dimana terdapat interaksi-interaksi antara guru dan siswa,
dimana dalam pembelajaran tersebut terdapat pertumbuhan minat, keaktifan
siswa. Semua kehidupan adalah energi, tubuh manusia secara fisik adalah materi,
sebagai pelajar, tujuannya adalah untuk meraih sebanyak mungkin cahaya,
interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya.
Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.
Pada hakikatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses dan
sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang
dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari rahasia gejala alam atau peristiwa-peristiwa alam. Ilmu
berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
utama yaitu filsafat alam kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural
sciences) dan filsafat moral kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the
social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam
(the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam ialah
ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat
mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam bercabang lagi menjadi
fisika, kimia dan astronomi. Ilmu fisika mempelajari massa dan energi, ilmu kimia
mempelajari substansi zat, ilmu astronomi mempelajari benda-benda langit dan
ilmu bumi (the earth sciences) mempelajari bumi kita (http:
id.wikipedia.org/wiki/ilmu pengetahuan alam).
The word science comes from the Latin "scientia," meaning knowledge. How do we define science? According to Webster's New Collegiate Dictionary, the definition of science is "knowledge attained through study or practice," or "knowledge covering general truths of the operation of general laws, esp. as obtained and tested through scientific method and concerned with the physical world" (www. science made simple.com/science-definition. html).
c. Pengertian Pembelajaran IPA (Sains) di SD.
Rochman Natawidjaja dan H.A. Moein Moesa (1991:23) mengemukakan
bahwa : pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu
secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar
sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
Menurut Gagne dan Briggs (1979:3) pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
(http:blog.persimpangan.com/blog/pengertian-pembelajaran).
Menurut Srini M.Iskandar (2001 : 2) kata IPA merupakan singkatan kata
Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan dari kata-kata bahasa inggris natural science. Natural artinya alamiah,
berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya
ilmu pengetahuan. Jadi pengertian ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu
secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu alam ini. Ilmu yang mempelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya kita akan
menggunakan kata IPA sebagai suatu istilah. IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi
dan eksperimen. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait
dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup,
energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA atau sains berorientasi pada
siswa. Peran guru bergeser dari menentukan apa yang akan dipelajari ke
bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa.
Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk
mengeksploitasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan
nara sumber lain. Dalam pembelajaran IPA hendaknya guru dapat merancang dan
mempersiapkan suatu pembelajaran dengan memotivasi awal sehingga dapat
menimbulkan suatu pertanyaan. Dengan begitu, guru dapat mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa dalam melaksanakan
pembelajaran.
Salah satu ciri utama pembelajaran IPA adalah dimulai dengan pertanyaan
atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi,
mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan
pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui. Jadi terlihat bahwa siswa akan
lebih aktif di dalam pembelajaran dan dapat menemukan sendiri jawaban dari
masalah atau pertanyaan yang timbul di awal pembelajaran. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh diharapkan tidak dengan jalan mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan jalan menemukan dan menggeneralisasi
sendiri sebagai hasil kemandiriannya.
d. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) di SD.
Pembelajaran IPA bertujuan membantu siswa memperoleh ide,
pemahaman, dan keterampilan (life skill) sebagai warga negara sehingga siswa
dapat mengaitkan konsep-konsep IPA tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Belajar seperti ini sarat dengan aktivitas, kreativitas, efektivitas, dan membuat
siswa menjadi senang (http: kezia-lophemyself.blogspot.com).
Di dalam pembelajaran, hasil belajar menjadi lebih bermakna bukan
merupakan hafalan yang mudah lupa, tetapi memiliki resistensi di otak lebih lama.
Sains berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.
Kesejahteraan suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu
dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut
sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah
sains. Orang tidak menjadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik,
tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam. Bila diajarkan sains
menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berpikir kritis, misalnya : sains diajarkan dengan
mengikuti metode menemukan sendiri. Dengan ini anak dihadapkan pada suatu
masalah, umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian : dapatkah
tumbuhan hidup tanpa daun?, anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
Bila sains diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak, maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
Mata pelajaran ini mempunyai: nilai–nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) sekolah dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut :
1) Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap teknologi
dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya IPA (sains)
kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5) Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke
bidang pengajaran lainnya.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
7) Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.
Berdasarkan uraian di atas salah satu tujuan dari pembelajaran IPA di SD
adalah menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seorang
guru di dalam pembelajaran IPA harus bisa menanamkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep sains kepada siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hermawan
Widyastantyo ( http : digilib.unnes.ac.id ) menemukan bahwa : Penerapan metode
Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA bagi
siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung.
C. Kerangka Berpikir .
Dalam proses belajar dan mengajar apabila seorang guru menggunakan
metode yang tepat, media pendidikan sebagai alat bantu mengajar, dan dapat
berkomunikasi dengan baik pada saat menyajikan pelajaran, siswa akan lebih
mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini pembelajaran
IPA melalui metode quantum merupakan salah satu metode pembelajaran yang
diharapkan akan menjadi metode yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif.
Permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV di SD N Sapen 03, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo adalah rendahnya kemampuan kognitif dalam
pembelajaran IPA terutama kemampuan kognitif pada aspek pengetahuan dan
pemahaman materi pokok perubahan kenampakan bumi, hal ini disebabkan
karena guru masih menggunakan metode ceramah, belum menggunakan metode
quantum pada pelajaran IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Melihat permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV di SD N Sapen 03,
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo adalah rendahnya kemampuan
kognitif dalam pembelajaran IPA terutama kemampuan kognitif pada aspek
pengetahuan dan pemahaman materi pokok perubahan kenampakan bumi maka
guru melakukan tindakan yaitu dalam pembelajaran IPA materi pokok perubahan
kenampakan bumi, guru menggunakan metode quantum dengan alat peraga globe,
gambar-gambar benda langit, melalui metode quantum guru berharap dapat
meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan nilai rata-rata kelas ≥ 63 dan
siswa yang mendapat nilai ≥ 63 mencapai 80%.
Melalui metode quantum dalam pembelajaran IPA dapat menimbulkan
minat siswa, membantu siswa mendapatkan konsep yang jelas dan tepat, bersifat
konkret, menguatkan ingatan siswa, menghindari kesalahpahaman, suasana
pembelajaran IPA menyenangkan dengan media globe dalam pembelajaran IPA
materi pokok kenampakan bumi. Sehingga minat siswa meningkat (siswa tertarik
belajar IPA), dengan demikian, kemampuan kognitif siswa akan meningkat,
terutama aspek pengetahuan dan pemahaman dalam pembelajaran IPA materi
pokok kenampakan bumi. Kegiatan belajar dan mengajar dengan penggunaan
metode quantum dalam pembelajaran IPA dapat menciptakan suasana belajar
yang menarik dan materi akan terkesan pada diri siswa. Hal ini siswa akan
menjadi lebih jelas dalam menerima materi yang disampaikan guru, sehingga
kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPA lebih meningkat, terutama
pada materi pokok perubahan kenampakan bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarah jalannya
penelitian tindakan agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan seperti pada
Gambar 1 :
Siklus I
Siklus II
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir.
Kondisi awal
Guru masih meggunakan metode ceramah, belum menggunakan metode quantum pada pelajaran IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi
Kemampuan kognitif dalam pembelajaran IPA rendah.
Melalui metode quantum dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan nilai rata-rata kelas ≥ 63
Tindakan
Dalam pembelajaran IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi, guru menggunakan metode quantum quantum dengan alat peraga globe, gambar-gambar benda langit
Kondisi akhir
Melalui metode quantum dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Melalui metode quantum dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa khususnya aspek pengetahuan dan pemahaman dengan nilai rata-rata kelas ≥ 63 dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 mencapai 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Hipotesis.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis
tindakan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Penggunaan
metode quantum dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan,
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Zainal Aqib (2006:33) metode penelitian adalah tahapan-tahapan
cara dalam melaksanakan penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian
merupakan salah satu bagian dalam yang ikut menentukan tingkat kebenaran hasil
penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Istilah dalam
bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).
A. Tempat dan waktu penelitian.
Penelitan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang dilaksanakan pada semester 2 tahun
pelajaran 2009/2010. Alasan dipilihnya Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 sebagai
tempat penelitian karena peneliti sebagai guru di SD N Sapen 03, sehingga
peneliti sudah mengetahui seluk beluk Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 yang
dapat membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. Selain itu, latar belakang
intelegensi dan kehidupan sosial siswa yang cenderung heterogen, guru-guru yang
sudah cukup berpengalaman, dan fasilitas sekolah yang cukup memadai, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Sapen 03.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret–Juni tahun 2010 atau
selama 4 bulan. Pelaksanaan dilakukan dengan dua siklus. Penelitian ini adalah
salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPA melalui metode quantum pada siswa kelas IV SD N Sapen 03
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Menurut Sarwiji Suwandi (2008:15), penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan
oleh siswa.
Strategi dalam penelitian tindakan kelas adalah dengan model siklus.
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Sarwiji Suwandi
(2008:34) ada 4 tahapan yaitu: Perencanaan (planning), Tindakan (acting),
Pengamatan (observing), dan Refleksi (reflecting).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas IV SDN Sapen 03, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010, yang terdiri dari 18
siswa yaitu 9 putra dan 9 putri yang akan dibagi menjadi 3 kelompok.
D. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini berupa informasi tentang hasil kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPA, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. Adapun sumber data yang akan
dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Informasi data dari narasumber yang terdiri dari siswa kelas IV SD N Sapen
03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Hasil tes kognitif materi pokok perubahan kenampakan bumi.
3. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Hasil pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan, diskusi, kajian dokumen, dan tes yang masing-masing secara singkat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung pada tanggal 21 Mei 2010, selain itu pengamatan juga
dilakukan pada tindakan siklus I pada tanggal 24, 28 Mei 2010 dan pada
siklus II pada tanggal 1 dan 4 Juni 2010 untuk mengetahui tingkat partisipasi
siswa dalam mengikuti pelajaran.
2. Diskusi
Diskusi dengan guru dilaksanakan setelah pengamatan pertama selesai
pembelajaran pada siklus I yaitu pada tanggal 24, 28 Mei 2010 dan pada
siklus II yaitu pada tanggal 1 dan 4 Juni 2010. Diskusi dilakukan untuk
mengetahui ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPA. Diskusi tersebut
dapat peneliti lakukan sampai data yang dibutuhkan dapat terpenuhi.
3. Kajian dokumen
Kajian dilakukan untuk mencari berbagai dokumen atau arsip data
yang ada seperti kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus,
materi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan nilai pelajaran IPA.
Kajian dokumen dilakukan tanggal 21 Mei 2010, selain itu kajian dokumen
juga dilakukan pada siklus I yaitu pada tanggal 24, 28 Mei 2010 dan pada
siklus II yaitu pada tanggal 1 dan 4 Juni 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Tes
Pemberian tes untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa dalam
sebelum maupun setelah penerapan metode quantum. Tes dilakukan pada
dilakukan tanggal 21 Mei 2010, selain itu tes juga dilakukan pada siklus I
yaitu pada tanggal 24, 28 Mei 2010 dan pada siklus II yaitu pada tanggal 1
dan 4 Juni 2010. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui kemampuan
kemampuan kognitif sesuai dengan siklus yang ada.
F. Validitas Data
Validitas data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas
data dipertanggungjawabkan dan dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik simpulan. Trianggulasi merupakan cara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (1995: 178) trianggulasi adalah teknik
pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau pembandingan data itu.
Untuk menguji validitas data peneliti menggunakan trianggulasi data dan
triangulasi teori.
1. Trianggulasi data
Trianggulasi data juga sering disebut sebagai trianggulasi sumber. Cara ini
mengarahkan agar di dalam mengumpulkan data menggunakan beragam
sumber yang tersedia. Selain itu juga memanfaatkan jenis sumber data yang
berbeda-beda. Untuk menggali data yang sejenis bisa diperoleh dari nara
sumber (manusia), dari kondisi lokasi, dari sumber yang berupa catatan/arsip
yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud. Dengan
cara ini data yang sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya dari
sumber data yang berbeda-beda. Pada penelitian ini, sumber data yang
digunakan diantaranya adalah arsip daftar nilai, dokumen portofolio siswa,
dan hasil diskusi dengan guru kelas pada tahun pelajaran sebelumnya.
2. Trianggulasi teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Trianggulasi teori merupakan teknik yang digunakan dengan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas masalah yang dikaji. Selain
itu juga digunakan informasi dari informan yang digunakan untuk
menanyakan kembali kepada informan tentang kevalidan data tersebut.
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah di jelaskan pada bab II diantaranya adalah teori tentang metode quantum,
kemampuan kognitif dan hakekat pembelajaran IPA.
G. Teknik Analisis Data
Data yang berupa hasil pengamatan atau observasi diklasifikasikan sebagai
data kualitatif. Data ini diinterpertasikan kemudian dihubungkan dengan data
kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Data hasil tes dianalisis secara deskriptif, yakni dengan membandingkan
hasil tes antar siklus. Yang dianalisis adalah perubahan kemampuan kognitif
sebelum dan sesudah mengalami tindakan tergantung dari berapa banyak
siklusnya. Selanjutnya data hasil tes antar siklus dibandingkan sehingga dapat
mencapai batas ketercapaian atau ketuntasan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif
Milles dan Hubberman, (1984:15-21) yang terdiri dari tiga komponen analisis,
yaitu Reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau verifikasi. Aktivitas
ketiga komponen tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai siklus (http:docstoc.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 2
Model Analisis Interaktif.
Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional sesuai
dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil penelitian itu dengan
menggunakan tabel sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam
menginterpretasikan. Kemudian data hasil penelitian pada masing-masing tabel
tersebut diinterpretasikan (pengambilan makna) dalam bentuk naratif (uraian) dan
dilakukan penyimpulan.
Pada dasarnya, analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi
data, penyajian/paparan data dan penyimpulan.
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data hasil penelitian yang
dilakukan melalui proses seleksi, pengelompokkan data sesuai dengan
tujuan penelitian dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang
bermakna.
Pengumpulan Data(Data Collection)
Reduksi Data(Data Reduction)
Kesimpulan-kesimpulanPenarikan/Verifikasi
Penyajian data(Data Display)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Penyajian data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih
sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk
naratif.
3. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan
atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam
bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan
penelitian.
H. Prosedur Penelitian.
Pada penelitian tindakan kelas ini, direncanakan melalui 2 siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang
sudah dibuat dalam variabel penelitian.
Suwarto dan St.Y.Slamet (2007:79) mengemukakan variabel ialah sesuatu
yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Penelitian ini ada dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah suatu variabel
yang dapat mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat tidak dapat
mempengaruhi variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode
quantum disebut variable X. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan
kognitif disebut variabel Y.
Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang
diberikan dalam rangka meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa dalam
mempelajari materi pokok perubahan kenampakan bumi dengan menerapkan
quantum sebagai metode pembelajaran.
Dari hasil observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa
tindakan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode
quantum dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa, khususnya aspek
pengetahuan dan pemahaman. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut
akan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini dengan prosedur penelitian :
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observe) dan
refleksi (reflecting). Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
instrumen yaitu: 1) Silabus, 2) Rencana Pembelajaran, 3) Media globe, 4) Lembar
Observasi, 5) Angket siswa, 6) Alat evaluasi (tes). Dalam penelitian ini
pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus :
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan menyiapkan
materi untuk siklus I.
2) Tindakan
Proses tindakan dalam siklus I adalah:
a) Tumbuhkan.
Guru menumbuhkan minat siswa dengan cara menugaskan siswa
untuk membaca dan mempelajari materi tentang perubahan
kenampakan bumi sehingga siswa betul-betul merasa butuh akan
materi tentang perubahan kenampakan bumi.
b) Alami.
Dengan kerja kelompok atau individual, siswa dibimbing untuk
mengalami sendiri bagaimana menciptakan konsep tentang perubahan
kenampakan bumi dengan menggunakan alat peraga globe.
c) Namai.
Guru menamai konsep-konsep yang dilaporkan oleh siswa, sehingga
siswa mendapatkan konsep tentang perubahan kenampakan bumi.
d) Demonstrasikan.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuan tentang materi perubahan kenampakan bumi dengan
mendemonstrasikan hasil pekerjaan di depan teman-temannya.
e) Ulangi.
Pada tahapan ini guru menjelaskan secara ulang tentang konsep
perubahan kenampakan bumi, sehingga siswa tahu. Guru memberi soal
latihan yang dikerjakan secara individual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
f) Rayakan.
Setelah siswa berhasil dalam mengerjakan soal latihan maka sebelum
ditutup perlu dirayakan dengan cara guru memberikan tepuk tangan
terhadap siswa yang nilainya terbaik sehingga siswa bersemangat
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode quantum.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
dalam siklus I hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
belum baik atau belum mengalami peningkatan (lampiran 21), hal ini
ditandai dengan masih adanya siswa dalam pembelajaran dengan metode
quantum yang tidak memperhatikan penjelasan guru, sehingga berdampak
hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat belum maksimal.
4) Analisis dan Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis
dengan komponen analisis data seperti : pengumpulan data, penyajian
data, kesimpulan, reduksi data, sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan
yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil analisis
data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan siklus berikutnya.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Pada tahap ini menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan menyiapkan
materi untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2) Tindakan
Proses tindakan dalam siklus II adalah:
a) Tumbuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Guru membawa alat peraga globe dan gambar-gambar benda langit
untuk menumbuhkan minat siswa, sehingga siswa betul-betul merasa
butuh akan materi tentang perubahan kenampakan bumi.
b) Alami.
Dengan kerja kelompok atau individual, siswa dibimbing untuk
mengalami sendiri bagaimana menciptakan konsep tentang perubahan
kenampakan bumi dengan menggunakan alat peraga globe dan
gambar-gambar benda langit, sehingga siswa paham dampak-
dampak/pengaruh dari bumi berputar atau perubahan kenampakan
bumi dengan melihat globe dan gambar-gambar benda langit.
c) Namai.
Guru menamai konsep-konsep yang dilaporkan oleh siswa, sehingga
siswa mendapatkan konsep tentang perubahan kenampakan bumi dan
siswa paham dampak-dampak/pengaruh dari perubahan kenampakan
bumi dengan melihat globe dan gambar-gambar benda langit.
d) Demonstrasikan.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuan tentang materi perubahan kenampakan bumi dan dampak-
dampak/pengaruh dari perubahan kenampakan bumi dengan
mendemonstrasikan hasil pekerjaan didepan teman-temannya.
e) Ulangi.
Pada tahapan ini guru menjelaskan secara ulang tentang perubahan
kenampakan bumi, sehingga siswa tahu. Guru memberi soal latihan
yang dikerjakan secara individual.
f) Rayakan.
Setelah siswa berhasil dalam mengerjakan soal latihan maka sebelum
ditutup perlu dirayakan dengan cara guru memberikan memainkan
piano dan bernyanyi, selain itu juga pemberian tepuk tangan terhadap
siswa yang nilainya terbaik sehingga siswa bersemangat dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode quantum.
3) Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan,
dalam siklus II ini memperbaiki perhatian siswa dalam proses
pembelajaran dengan metode quantum dengan cara mengganti posisi
duduk siswa yang sebelumnya di belakang digeser ke depan. Pada siklus II
ini dapat diketahui hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat sudah baik (meningkat), hal ini ditandai dengan kondisi siswa
dalam pembelajaran dengan metode quantum, siswa memperhatikan
penjelasan guru, sehingga berdampak pada hasrat siswa untuk bertanya
dan mengeluarkan pendapat sudah baik atau mengalami peningkatan
(lampiran 22). Peningkatan perhatian siswa dan hasrat siswa untuk
bertanya dan mengeluarkan pendapat ditandai dengan adanya siswa yang
berani bertanya dan mengemukakan konsep perubahan kenampakan bumi
di depan kelas.
4) Analisis dan Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis
dengan komponen analisis data seperti : pengumpulan data, penyajian
data, kesimpulan dan reduksi data, sehingga diperoleh hasil refleksi
kegiatan yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan
yang telah dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi.
Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan
sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
Adapun rancangan (desain) penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dipergunakan dalam penelitian ini mengacu model Kemmis dan Mc Taggart.
Kemmis dan McTaggart dalam (Zainal Aqib 2006:23) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan kelas menggunakan model spiral (the action research spiral).
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi empat alur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
(langkah): perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Alur
(langkah) pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada Gambar 3 :
Gambar 3
Gambar Model Kemmis dan MC Taggart.
(Zainal Aqib, 2006:23)
Rencana tindakan
Tindakan Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Rencana tindakan
Observasi
Refleksi
Rencana tindakan Berikutnya..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
I. Indikator Keberhasilan.
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan keefektifan penelitian. Indikator kinerja pada
penelitian ini adalah peningkatan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA.
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas ≥ 63 dan dari
jumlah 18 siswa semua siswa dapat memperoleh nilai ≥ 63 atau jumlah siswa yang
belajar tuntas meningkat.
Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila tes kemampuan
kognitif mencapai nilai rata- rata kelas ≥ 63.
Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila tes kemampuan
kognitif mencapai nilai rata- rata kelas ≥ 63 dan siswa yang memperoleh nilai >
63 mencapai 80 % siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Awal Kemampuan Kognitif Siswa .
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran
IPA materi pokok perubahan kenampakan bumi diperoleh informasi sebagai data
awal bahwa siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03 sebanyak 18 siswa masih
terdapat 8 siswa atau 44,44% yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 63 dan rata-rata kelas hanya mencapai 61.38, hal ini menandakan
bahwa rata-rata kelas di bawah KKM. Setelah dilakukan pemeriksaan pada
lembar pekerjaan siswa ternyata sebagian besar siswa belum dapat memahami
konsep yang diajarkan oleh guru yaitu perubahan kenampakan bumi. Hal ini
mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif siswa terutama aspek pengetahuan
dan pemahaman pada materi pokok perubahan kanampakan bumi.
Rendahnya kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPA materi
pokok perubahan kenampakan bumi dapat dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi
siswa yang tercatat di dalam daftar nilai siswa. Dari jumlah siswa yang ada atau
18 siswa hanya 10 siswa atau 55,55% yang nilainya sudah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63.
B. Deskripsi/ Hasil Penelitian.
1. Keadaan Siswa Sekolah Dasar Negeri Sapen 03.
Pada Tahun Pelajaran 2009/ 2010 jumlah siswa SD Negeri Sapen 03
sebanyak 133 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 29 siswa, kelas II sebanyak
23 siswa, kelas III sebanyak 25 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V
sebanyak 19 siswa, dan kelas VI sebanyak 19 siswa. Berdasarkan jumlah tersebut,
Kepala Sekolah beserta guru dan karyawan selalu berusaha meningkatkan mutu
pendidikan SD Negeri Sapen 03 pada khususnya dan peningkatan mutu
pendidikan pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri Sapen 03.
Sekolah Dasar Negeri Sapen 03 berdiri di atas tanah seluas 1.650 m2
dengan luas bangunan 612 m2. Bangunan yang ada diantaranya 6 ruang kelas, 1
ruang kantor, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 ruang serba guna untuk UKS dan
menyimpan alat- alat peraga, dan 1 gudang. Selain itu juga ada bangunan WC dan
tempat parkir sepeda bagi siswa dan guru yang letaknya terpisah dengan
bangunan sekolah.
SD Negeri Sapen 03 juga memiliki halaman yang luas yang dapat
digunakan untuk sarana kegiatan pembelajaran penjaskes dan kegiatan
ekstrakurikuler. Selain itu juga memiliki kebun sekolah yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pembelajaran bagi guru dan siswa.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian.
1. Tindakan Siklus I.
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (2x35 menit)
selama satu minggu pada akhir bulan mei 2010 yaitu pada tanggal 25 dan 27 mei.
Adapun tahapan - tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA
yang dilakukan di kelas IV untuk keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
yang dilaksanakan. Di samping itu untuk mencatat hasil belajar siswa berupa nilai
formatif mata pelajaran IPA pada daftar nilai.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan
hasil belajar tersebut seperti yang tercantum pada lampiran data awal nilai tes
kognitif sebelum tindakan, diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa
kelas IV SD Negeri Sapen 03 sebanyak 18 siswa terdapat 8 siswa atau 44,4%
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Setelah
dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa ternyata sebagian besar
siswa belum dapat memahami konsep yang diajarkan oleh guru yaitu perubahan
40
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kenampakan bumi. Hal ini mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif siswa
terutama aspek pengetahuan dan pemahaman pada materi pokok perubahan
kenampakan bumi, sehingga guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga akan berdampak pada kemampuan kognitif siswa
meningkat dan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03 dapat
meningkat.
Dari kenyataan tersebut diadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah
mengenai alternatif peningkatan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA
melalui metode quantum. Dengan berpedoman Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan 2008 Kelas IV tentang materi pokok perubahan kenampakan bumi,
dilakukan langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran IPA melalui
metode quantum antara lain :
1) Memilih Kompetensi Dasar atau indikator yang sesuai dengan materi
perubahan kenampakan bumi. Alasan memilih kompetensi dasar atau
indikator tersebut adalah :
a) Kompetensi dasar atau indikator tentang materi pokok perubahan
kenampakan bumi harus betul- betul dikuasai siswa, karena hal tersebut
merupakan salah satu materi yang dapat mendeskripsikan perubahan
kenampakan bumi dan mengidentifikasi unsur-unsur permukaan bumi.
Sehingga akan mempermudah penguasaan materi pembelajaran IPA
selanjutnya.
b) Kompetensi dasar atau indikator pada materi materi pokok perubahan
kenampakan bumi nantinya dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
c) Pemilihan kompetensi dasar atau indikator tentang perubahan kenampakan
bumi didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat
terhadap hasil belajar siswa.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan indikator yang
telah dibuat. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun 2 kali
pertemuan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
minggu. Mengenai langkah-langkah dan susunan rencana pelaksanaan
pembelajaran terlampir.
3) Menyiapkan media globe yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran IPA melalui metode
quantum dengan menggunakan media globe, dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I materi yang diajarkan adalah mengidentifikasi unsur-
unsur permukaan bumi, mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Kegiatan
diawali dengan berdoa bersama-sama, sebagai kegiatan awal guru menumbuhkan
minat siswa dengan membawa media globe dan guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok belajar. Hal ini dilakukan agar di dalam proses pembelajaran
nantinya ada interaksi siswa yang multi arah. Kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan guru tentang materi pokok perubahan kenampakan bumi.
Contoh:
Gambar 4. Media globe (sebagai tiruan bumi).
Kegiatan dilanjutkan dengan mengajak setiap kelompok untuk melihat
dan memahami media globe, dengan bimbingan dari guru, setiap siswa dalam
kelompok melihat dan memahami media globe. Selanjutnya siswa yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
melihat lembar kerja siswa dan mengerjakan soal yang ada pada lembar kerja
siswa. Hal ini dilakukan secara bergantian agar setiap siswa dalam kelompok
benar-benar mampu memahami konsep tentang materi perubahan kenampakan
bumi. Pada pertemuan I guru dalam pembelajaran menggunakan metode
quantum dengan pendekatan yang dikenal dengan pendekatan ”TANDUR” :
Guru menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran dengan cara membawa alat
peraga globe sebagai contoh kenampakan bumi (Tumbuhkan).
Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan kelompoknya untuk mengamati
globe, sehingga siswa mengalami sendiri dan paham tentang konsep perubahan
kenampakan bumi terutama tentang unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi
kenampakan bumi (Alami). Guru bersama siswa menamai konsep-konsep yang
berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi
(Namai). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan
tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan
deskripsi kenampakan bumi (Demonstrasikan). Guru mengulang materi
mengidentifikasi unsur-unsur permukaan bumi, sehingga siswa paham tentang
unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi (Ulangi). Siswa
yang berhasil dalam mengerjakan soal latihan maka sebelum ditutup perlu
dirayakan dengan cara guru memberikan tepuk tangan terhadap siswa yang
nilainya terbaik sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode quantum (Rayakan).
Kemudian sebagai tindak lanjut guru berpesan agar anak-anak selalu rajin
belajar baik di sekolahan maupun di rumah.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II materi IPA yang diajarkan adalah mendeskripsikan
perubahan kenampakan bumi. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama.
Kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, seperti pada pertemuan sebelumnya guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok dengan bimbingan dan arahan guru
menyebutkan tentang contoh-contoh perubahan kenampakan bumi. Selanjutnya
setiap siswa bekerjasama dengan kelompoknya mengerjakan soal. Selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
siswa yang lain mengamati globe. Hal ini dilakukan secara bergantian agar setiap
siswa dalam kelompok benar-benar mampu mendeskripsikan tentang perubahan
kenampakan bumi, selanjutnya siswa mengamati gambar deskripsi kenampakan
bumi. setelah siswa dirasa mampu memahami tentang bentuk dan kenampakan
bumi.
Pembelajaran dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa bumi berputar
pada porosnya, selanjutnya guru menjelaskan unsur-unsur permukaan bumi.
Unsur-unsur permukaan bumi seperti gunung, lembah, laut , daratan dan hutan
sangat berpengaruh terhadap perubahan kenampakan bumi.
Contoh :
Gambar 5.
Deskripsi
kenampakan bumi.
Dengan adanya bumi berputar pada porosnya maka akan ada akibat-
akibat yang ditimbulkan salah satu akibat dari rotasi bumi adalah terjadinya siang
dan malam, selanjutnya guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk
dikerjakan secara berkelompok.
Pada pertemuan II guru dalam pembelajaran menggunakan metode
quantum dengan pendekatan yang dikenal dengan pendekatan ”TANDUR” :
Guru menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran dengan cara membawa alat
peraga globe sebagai contoh kenampakan bumi (Tumbuhkan).
Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan kelompoknya untuk mengamati
globe, sehingga siswa mengalami sendiri dan paham tentang konsep perubahan
kenampakan bumi terutama tentang unsur- unsur permukaan bumi dan deskripsi
kenampakan bumi (Alami). Guru bersama siswa menamai konsep-konsep yang
berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(Namai). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan
tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan
deskripsi kenampakan bumi (Demonstrasikan). Guru mengulang materi deskripsi
kenampakan bumi, sehingga siswa paham tentang unsur-unsur permukaan bumi
dan deskripsi kenampakan bumi (Ulangi). Siswa yang berhasil dalam
mengerjakan soal latihan maka sebelum ditutup perlu dirayakan dengan cara guru
memberikan tepuk tangan terhadap siswa yang nilainya terbaik sehingga siswa
bersemangat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode quantum.
Kemudian sebagai tindak lanjut guru berpesan agar anak- anak selalu rajin
belajar baik di sekolahan maupun di rumah.
c. Observasi
Dalam tahap ini pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode
quantum, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa media globe,
lembar observasi dan rekaman dengan kamera foto. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA melalui
metode quantum dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran melalui metode quantum
yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan kognitif siswa pada
siswa kelas IV. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas
atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada suasana kelas pada
setiap pertemuan.
Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus I sebagai berikut :
Pertemuan : I (satu)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
- Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa (Berdasarkan lampiran 21, halaman 106)
a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru cukup, b) Perhatian
siswa terhadap apa yang dijelaskan guru cukup baik, c) Siswa dalam cara
penggunaan alat dan media pelajaran sudah baik, d) Minat Siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pembelajaran IPA cukup baik, e) Kemauan siswa dalam menerapkan hasil
pelajaran cukup baik, f) Hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat cukup baik, g) Semangat siswa dalam KBM cukup baik, h)
Kemauan siswa berdiskusi dengan teman kelompok cukup baik.
2) Kegiatan Guru (Berdasarkan lampiran 23, halaman 108)
a. Penampilan guru di depan kelas cukup baik, b) Guru dalam penyampaian
materi pelajaran cukup baik, c) Guru dalam cara penggunaan alat dan
media pelajaran sudah baik, d) Guru dalam pengelolaan kelas cukup baik,
e) Guru dalam cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa cukup baik,
f) Guru dalam cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa cukup baik,
g) Guru dalam cara perayaan keberhasilan siswa sudah baik, h) Interaksi
guru dengan siswa sudah baik, i) Guru dalam cara memberi bimbingan
individu/kelompok cukup baik, j) Guru dalam cara pengelolaan waktu
cukup baik.
Pertemuan : II (dua)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
a. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar deskripsi kenampakan bumi.
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa (Berdasarkan lampiran 21, halaman 106)
a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru sudah baik, b)
Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru cukup baik, c) Siswa dalam
cara penggunaan alat dan media pelajaran sudah baik, d) Minat Siswa
terhadap pembelajaran IPA sudah baik, e) Kemauan siswa dalam menerapkan
hasil pelajaran cukup baik, f) Hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat sudah baik, g) Semangat siswa dalam KBM sudah baik, h) Kemauan
siswa berdiskusi dengan teman kelompok cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Kegiatan Guru (Berdasarkan lampiran 23, halaman 108)
a) Penampilan guru di depan kelas cukup baik, b) Guru dalam penyampaian
materi pelajaran sudah baik, c) Guru dalam cara penggunaan alat dan
media pelajaran sudah baik, d) Guru dalam pengelolaan kelas cukup baik,
e) Guru dalam cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa sudah baik, f)
Guru dalam cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa cukup baik, g)
Guru dalam cara perayaan keberhasilan siswa sudah baik, h) Interaksi guru
dengan siswa sudah baik, i) Guru dalam cara memberi bimbingan
individu/kelompok sudah baik, j) Guru dalam cara pengelolaan waktu
sudah baik.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
tindakan belum menunjukkan perubahan, khususnya pada pencapaian kemampuan
kognitif siswa, sehingga semua materi yang telah disampaikan belum
menunjukkan perubahan yang berarti.
Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertemuan : I (satu)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
- Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru.
Namun siswa belum begitu memahami konsep tentang perubahan kenampakan
bumi. Hal ini dikarenakan sebagian siswa belum mampu memahami konsep
tentang perubahan kenampakan bumi, sehingga kemampuan kognitif siswa belum
menunjukkan perubahan yang berarti, hal ini dapat ditandai dengan nilai rata-rata
siswa materi pokok perubahan kenampakan bumi cuma mencapai 61,94 dan siswa
yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 12 siswa atau 66,67% dari 18 siswa.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan kognitif siswa materi pokok
perubahan kenampakan bumi dari jumlah 18 siswa, nilai rata-rata kelas mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
≥ 63. Dengan adanya siswa yang memperoleh nilai > 63 hanya 12 siswa atau
66,67%, dengan demikian nilai rata- rata kelas yang mencapai 61,94 dan siswa
yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 12 siswa atau 66,67% dari 18 siswa, hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode quantum belum berhasil.
Pertemuan : II (dua)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
b. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar deskripsi kenampakan bumi.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru.
Namun siswa belum begitu memahami konsep tentang perubahan kenampakan
bumi. Hal ini dikarenakan sebagian siswa belum mampu memahami konsep
tentang perubahan kenampakan bumi belum menunjukkan perubahan yang
berarti, karena nilai rata- rata siswa mencapai 62,50 dan siswa yang memperoleh
nilai > 63 sebanyak 13 siswa atau 72,22% dari 18 siswa. Bagi siswa yang nilainya
kurang, siswa tersebut dibimbing secara individu yakni bimbingan cara
mengerjakan soal yang ada dalam LKS (lembar kerja siswa) materi perubahan
kenampakan bumi. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan kognitif
siswa meningkat yang ditandai dengan nilai rata-rata kelas ≥ 63. Dengan demikian
nilai rata- rata kelas yang mencapai 62,50 dan siswa yang memperoleh nilai > 63
sebanyak 13 siswa atau 72% dari 18 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan melalui metode quantum belum berhasil.
Berdasarkan nilai pada Siklus I dapat diketahui bahwa materi perubahan
kenampakan bumi belum dipahami siswa secara optimal atau belum berhasil.
Dengan catatan untuk siswa yang nilainya kurang dari 63 dapat diberikan
perbaikan dengan menambah waktu belajar dan latihan soal-soal agar kemampuan
belajarnya meningkat, sehinggga kemampuan kognitif anak juga meningkat.
Pertemuan I dan II belum menunjukkan perubahan yang signifikan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pembelajaran dilanjutkan pada Siklus II pada materi perubahan kenampakan
bumi.
2. Tindakan Siklus II.
Tindakan Siklus II dilaksanakan selama satu minggu awal bulan juni
2010 yaitu pada tanggal 01 dan 03 juni 2010. Tindakan dalam siklus II
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
Siklus I diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
kognitif terutama aspek pengetahuan dan pemahaman yang ditandai dengan masih
adanya siswa yang nilainya di bawah KKM (di bawah nilai 63). Karena dari
indikator-indikator yang telah ditetapkan belum menunjukkan hasil yang
diharapkan. Oleh karena itu, praktikan dengan pengarahan Kepala Sekolah dan
masukan dari guru-guru yang lain, kembali menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan lebih cermat dan teliti untuk mengulang
pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
Siklus II yaitu: memilih atau menentukan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator yang hendak dicapai, mempersiapkan alat- alat atau media yang akan
digunakan, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II. Mengingat
analisis pekerjaan siswa pada Siklus I menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
masih mengalami kesulitan dalam materi perubahan kenampakan bumi. Maka
rencana kegiatan pembelajaran menekankan pada pemahaman konsep perubahan
kenampakan bumi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dengan menggunakan media globe
dan gambar-gambar benda langit.
1) Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pada pertemuan I guru dalam pembelajaran menggunakan metode
quantum dengan pendekatan yang dikenal dengan pendekatan ”TANDUR” :
Guru menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran dengan cara membawa alat
peraga globe sebagai contoh kenampakan bumi (Tumbuhkan). Guru memberi
tugas kepada siswa sesuai dengan kelompoknya untuk mengamati globe, sehingga
siswa mengalami sendiri dan paham tentang konsep perubahan kenampakan bumi
terutama tentang unsur- unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi
(Alami). Guru bersama siswa menamai konsep-konsep yang berkaitan dengan
unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi (Namai). Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan tentang konsep-
konsep yang berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi
kenampakan bumi (Demonstrasikan). Guru mengulang materi deskripsi
kenampakan bumi, sehingga siswa paham tentang unsur-unsur permukaan bumi,
deskripsi kenampakan bumi dan mampu menyebutkan unsur-unsur yang dapat
mengubah muka bumi (Ulangi). Siswa yang berhasil dalam mengerjakan soal
latihan maka sebelum ditutup perlu dirayakan dengan cara guru memberikan
tepuk tangan terhadap siswa yang nilainya terbaik sehingga siswa bersemangat
dalam pembelajaran dengan menggunakan metode quantum (Rayakan).
Kemudian sebagai tindak lanjut guru berpesan agar anak- anak selalu rajin
belajar baik di sekolahan maupun di rumah.
2) Pertemuan II
Pembelajaran dimulai guru mengawali pembelajaran dengan berdoa
bersama, dan mengabsen siswa. kemudian guru menjelaskan kepada siswa tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, selanjutnya guru menjelaskan tentang unsur-
unsur muka bumi, contoh-contoh perubahan kenampakan bumi, unsur-unsur yang
dapat mengubah muka bumi, dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi, cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Pada pertemuan I guru dalam pembelajaran menggunakan metode
quantum dengan pendekatan yang dikenal dengan pendekatan ”TANDUR” :
Guru menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran dengan cara membawa alat
peraga globe sebagai contoh kenampakan bumi (Tumbuhkan). Guru memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tugas kepada siswa sesuai dengan kelompoknya untuk mengamati globe, sehingga
siswa mengalami sendiri dan paham tentang konsep perubahan kenampakan bumi
terutama tentang unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi
(Alami). Guru bersama siswa menamai konsep-konsep yang berkaitan dengan
unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi kenampakan bumi (Namai). Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemontrasikan tentang konsep-
konsep yang berkaitan dengan unsur-unsur permukaan bumi dan deskripsi
kenampakan bumi (Demonstrasikan). Guru mengulang materi deskripsi
kenampakan bumi, sehingga siswa paham tentang unsur-unsur permukaan bumi,
deskripsi kenampakan bumi, mampu menyebutkan unsur-unsur yang dapat
mengubah muka bumi, mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi
(Ulangi). Siswa yang berhasil dalam mengerjakan soal latihan maka sebelum
ditutup perlu dirayakan dengan cara guru memberikan tepuk tangan terhadap
siswa yang nilainya terbaik sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode quantum (Rayakan).
Kemudian sebagai tindak lanjut guru berpesan agar anak- anak selalu rajin
belajar baik di sekolahan maupun di rumah.
c. Observasi
Guru kelas secara kolaboratif bersama guru kelas yang lain
melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan cermat dan
teliti pada masing- masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam pembelajaran
serta suasana pembelajaran. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini
termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau masukan untuk
menganalisis perkembangan kemampuan kognitif materi perubahan kenampakan
bumi dalam diskusi balikan yaitu menganalisis nilai tes kognitif dari tiap-tiap
siklus yang telah dilaksanakan yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Adapun uraian hasil observasi Siklus II
sebagai berikut :
Pertemuan : I (satu)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c. Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
- Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
d. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar-gambar benda langit.
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa (Berdasarkan lampiran 22, halaman 107)
a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru sudah baik, b)
Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru cukup baik, c) Siswa dalam
cara penggunaan alat dan media pelajaran sudah baik, d) Minat Siswa
terhadap pembelajaran IPA sudah baik, e) Kemauan siswa dalam menerapkan
hasil pelajaran cukup baik, f) Hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat cukup baik, g) Semangat siswa dalam KBM cukup baik, h)
Kemauan siswa berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik.
2) Kegiatan Guru (Berdasarkan lampiran 24, halaman 109)
a. Penampilan guru di depan kelas cukup baik, b) Guru dalam penyampaian
materi pelajaran sudah baik, c) Guru dalam cara penggunaan alat dan
media pelajaran sudah baik, d) Guru dalam pengelolaan kelas cukup baik,
e) Guru dalam cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa cukup baik,
f) Guru dalam cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa sudah baik,
g) Guru dalam cara perayaan keberhasilan siswa sudah baik, h) Interaksi
guru dengan siswa sudah baik, i) Guru dalam cara memberi bimbingan
individu/kelompok sudah baik, j) Guru dalam cara pengelolaan waktu
sudah baik.
Pertemuan : II (dua)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
e. Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
- Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
f. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar-gambar benda langit.
Hasil Observasi :
1) Kegiatan Siswa (Berdasarkan lampiran 22, halaman 107)
a) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran dari guru sudah baik, b)
Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru sudah baik, c) Siswa dalam
cara penggunaan alat dan media pelajaran sudah baik, d) Minat Siswa
terhadap pembelajaran IPA sudah baik, e) Kemauan siswa dalam menerapkan
hasil pelajaran cukup baik, f) Hasrat siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat sudah baik, g) Semangat siswa dalam KBM sudah baik, h) Kemauan
siswa berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik.
2) Kegiatan Guru (Berdasarkan lampiran 24, halaman 109)
a. Penampilan guru di depan kelas sudah baik, b) Guru dalam penyampaian
materi pelajaran sudah baik, c) Guru dalam cara penggunaan alat dan
media pelajaran sudah baik, d) Guru dalam pengelolaan kelas cukup baik,
e) Guru dalam cara menumbuhkan minat dan motivasi siswa sudah baik, f)
Guru dalam cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa sudah baik, g)
Guru dalam cara perayaan keberhasilan siswa sudah baik, h) Interaksi guru
dengan siswa sudah baik, i) Guru dalam cara memberi bimbingan
individu/kelompok sudah baik, j) Guru dalam cara pengelolaan waktu
sudah baik.
d. Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media Petak Persegi Satuan pada Siklus II dapat diuraikan sebagai
berikut :
Pertemuan : I (Satu).
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
g. Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
- Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
h. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar-gambar benda langit.
Hasil Refleksi :
Siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab
pertanyaan guru, siswa dapat mendemonstrasikan konsep tentang perubahan
kenampakan bumi, guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi,
pujian dan melaksanakan penilaian proses dengan hasil rata-rata kelas mencapai
68,88 dan siswa yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 15 siswa atau 83,66% dari
18 siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan kognitif siswa
meningkat hal ini dapat ditandai dengan seluruh siswa mendapat nilai > 63.
Dengan demikian meski nilai rata- rata kelas mencapai 68,88 dan siswa
yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 15 siswa atau 83,66% dari 18 siswa tetapi
masih ada 3 siswa atau 16,67% dari 18 siswa yang nilainya di bawah KKM yang
ditetapkan yaitu 63. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode
quantum sudah berhasil meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama pada
aspek pengetahuan dan pemahaman tetapi masih perlu ditingkatkan agar nilai
rata-rata kelas > 63 dan semua siswa mendapat nilai diatas KKM atau mendapat
nilai > 63.
Pertemuan : II (dua)
Indikator : - Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
i. Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
- Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
j. Menyebutkan dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi.
- Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Media : Globe dan gambar-gambar benda langit.
Hasil Refleksi :
Siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab
pertanyaan guru, siswa dapat mendemonstrasikan konsep tentang perubahan
kenampakan bumi, guru memberikan informasi secara tepat, memberi motivasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pujian dan melaksanakan penilaian proses dengan hasil rata- rata kelas mencapai
76,66 dan siswa yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 18 siswa atau 100% dari
18 siswa. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan kognitif siswa
meningkat hal ini dapat ditandai dengan nilai rata-rata kelas mencapai nilai > 63.
Dengan demikian nilai rata-rata kelas mencapai 76,66 dan siswa yang
memperoleh nilai > 63 sebanyak 18 siswa atau 100% dari 18 siswa, hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode quantum sudah berhasil
meningkatkan kemampuan kognitif anak terutama pada aspek pengetahuan dan
pemahaman terhadap materi perubahan kenampakan bumi.
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II,
secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran sudah dapat meningkatkan minat dan aktivitas anak
dalam memahami konsep perubahan kenampakan bumi, siswa juga dapat
mendemonstrasikan konsep perubahan kenampakan bumi dengan baik. Prosentase
aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Mereka lebih
banyak memperhatikan dan memahami media globe dan siswa mampu
menyelesaikan soal-soal latihan dan memahami materi perubahan kenampakan
bumi dengan baik, sehingga nilai rata-rata kelas siswa meningkatdan mencapai
nilai rata-rata kelas > 63 dan 100% siswa mendapat nilai > 63.
Melalui metode quantum partisipasi siswa semakin meningkat, suasana
kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan, pada akhirnya diharapkan
kemampuan kognitif dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD N Sapen
03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo meningkat. Berdasarkan
peningkatan kemampuan yang telah dicapai siswa, maka pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada Siklus II.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada pembelajaran
menggunakan metode quantum dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran, serta peningkatan kemampuan kognitif yang ditandai dengan
nilai rata-rata kelas > 63 pada siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Mojalaban, Kabupaten Sukoharjo. Peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran antara lain :
1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru.
2. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru.
3. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat.
4. Kerjasama antar siswa meningkat.
5. Siswa lebih aktif dalam mendemonstrasikan konsep IPA materi pokok
perubahan kenampakan bumi.
6. Keterampilan berdiskusi lebih meningkat.
7. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas- tugas yang diberikan oleh guru.
Sedangkan untuk peningkatan kemampuan kognitif siswa yang
memperoleh nilai > 63 seperti yang tercantum dalam tabel frekuensi 2, 3, 4 pada
data nilai tes kognitif materi perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV
SD Negeri Sapen 03 sebelum tindakan, sesudah tindakan Siklus I dan sesudah
tindakan Siklus II.
Tabel 1. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi pada Siswa Kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo sebelum Tindakan.
NO Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategori1 24,5– 34,5 1 5,55% Kurang sekali2 35,5 – 45,5 3 16,67% Kurang3 46,5– 56,5 3 16,67% Hampir cukup
4 57,5– 67,5 5 27,78% Cukup
5 68,5 – 78,5 3 16,67% Lebih dari cukup
6 79,5 – 90 3 16,67% Baik
Jumlah 18 100%Sumber : Data nilai harian
Dari Tabel 1 di atas tersebut, dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan
tindakan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sekali sebanyak 1
siswa atau 5,55%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak
3 siswa atau 16,67%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
sebanyak 3 siswa atau 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori
cukup sebanyak 5 siswa atau 27,78%, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori lebih dari cukup sebanyak 3 siswa atau 16,67%, siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 3 siswa atau 16,67%.
Data frekuensi nilai tes kognitif materi pokok perubahan kenampakan bumi
sebelum tindakan dapat ditunjukkan dengan grafik pada Gambar 6:
Gambar 6. Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi pada Siswa Kelas IV SDN Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo sebelum Tindakan.
Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 6 tersebut, langkah selanjutnya guru
adalah tindakan pada siklus I dengan menerapkan metode quantum diperoleh data
hasil tes kognitif materi pokok perubahan kenampakan bumi seperti pada Tabel 2.
0
1
2
3
4
5
6
Interval nilai
Frekuensi
24,5 35,5 46,5 57,5 68,5 79,5 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 2. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi pada Siswa Kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada Siklus I.
NO Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategori1 34,5 – 45,5 4 22,22% Kurang
2 46,5 – 56,5 1 5,55% Hampir cukup
3 57,5 – 67,5 4 22,22% Cukup
4 68,5– 78,5 8 44,44% Lebih dari cukup
5 79,5 – 90 1 5,55% Baik
Jumlah 18 100%
Dari Tabel 2 di atas tersebut, dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan pada Siklus I siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang
sekali tidak ada. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 4
siswa atau 22,22%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir cukup
sebanyak 1 siswa atau 5,55%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori
cukup sebanyak 4 siswa atau 22,22%, siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori lebih dari cukup sebanyak 8 siswa atau 44,44%, siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori baik sebanyak 1 siswa atau 5,55% dan siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori baik sekali sebanyak tidak ada. Jumlah
keseluruhan siswa yang memperoleh nilai > 63 sebanyak 13 siswa atau 72,22%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Data frekuensi nilai tes kognitif materi pokok perubahan kenampakan bumi pada
siklus I dapat ditunjukkan dengan grafik pada Gambar 7:
Gambar 7. Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi melalui Metode Quantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada siklus I.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Interval nilai
Frekuensi nilai
34,5 46,5 68,5 79,5 90 57,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Untuk data nilai tes kognitif materi pokok perubahan kenampakan bumi
pada siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
Sukoharjo pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi melalui Metode Quantum pada Siswa Kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada Siklus II.
NO Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategori1 56,5 – 66,5 3 16,67% Cukup
2 67,7– 77,5 13 72,22% Lebih dari cukup
3 78,5 – 88,5 1 5,55% Baik
4 89,5– 100 1 5,55% Baik sekali
Jumlah 18 100%
Dari Tabel 3 di atas tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus II jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai > 63
sebanyak 18 siswa atau 100%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 8:
Gambar 8: Grafik Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi melalui Metode Quantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada Siklus II.
Secara lebih rinci perkembangan hasil tes kognitif materi pokok
perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03,
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dapat disajikan pada Tabel 5:
67,50123456789
1011121314
Interval nilai
Frekuensi nilai
89,5 100 78,5 56,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4. Prosentase Siswa yang memperoleh Nilai Tes Kognitif Materi Pokok Perubahan Kenampakan Bumi melalui Metode Quantum yang mencapai nilai > 63 pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo sebelum dan sesudah Tindakan Siklus I.
NO Materi Pelajaran
Jumlah Siswa yang
Memperoleh Nilai
> 63 (Standar KKM)
Prosentase
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Keterangan
1Perubahan
kenampakan bumi.10 13 55,55% 72,22% Meningkat
Dari Tabel 04 tersebut di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
pembelajaran IPA melalui metode quantum secara klasikal memperlihatkan
adanya peningkatan tetapi secara umum prosentase siswa yang mendapat nilai >
63 belum mengalami peningkatan secara totalitas atau 100%. Dengan demikian
penelitian dilanjutkan pada Siklus II untuk materi perubahan kenampakan bumi.
Setelah dilaksanakan tindakan untuk materi pada materi perubahan kenampakan
bumi siklus II terlihat adanya peningkatan kemampuan berhitung antara sebelum
dan sesudah diadakan tindakan Siklus II. Adapun hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 5. Prosentase Siswa yang memperoleh Nilai Tes Kognitif Materi Perubahan Kenampakan Bumi melalui Metode Quantum yang mencapai nilai > 63 pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo sebelum dan sesudah Tindakan siklus II.
NO Materi Pelajaran
Jumlah Siswa yang
Memperoleh Nilai
> 63 (Standar KKM)
Prosentase
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Keterangan
1Perubahan
kenampakan bumi.13 18 72,22% 100% Meningkat
Dari tabel 5 tersebut di atas menunjukkan bahwa pembelajaran IPA
melalui metode quantum secara totalitas memperlihatkan adanya peningkatan.
Karena secara umum prosentase siswa yang mendapat nilai > 63 adalah 18 siswa
sesuai dengan jumlah siswa kelas IV yaitu 18 siswa.
Secara lebih rinci perkembangan hasil tes kognitif materi pokok
perubahan kenampakan bumi sebelum tindakan dan setelah tindakan melalui
metode quantum pada siklus I dan II pada siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03,
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dapat disajikan pada Tabel 6:
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Nilai Tes Kognitif dengan Kriteria Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan Rata-Rata Nilai sebelum Tindakan dan setelah Tindakan melalui Metode Quantum pada Siklus I dan II pada Siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
NO Kriteria Sebelum tindakan
Siklus I
Siklus II
Keterangan
1 Nilai terendah 30 35 65 Meningkat2 Nilai tertinggi 90 80 90 Meningkat3 Rata-Rata nilai 61,38 62,22 73,05 MeningkatKKM (Kriteria ketutasan Minimum) 63 63 63 -
Siswa belajar tuntas Belum tuntas
Belum
tuntas
Tuntas -
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat
disimpulkan bahwa kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA materi pokok
perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV SD N Sapen 03, Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dapat ditingkatkan melalui metode
quantum. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai pada
tes kognitif yang diperoleh siswa baik secara perorangan maupun klasikal pada
setiap siklus sebagaimana terlihat pada Tabel 2, 3 dan 4, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa : pembelajaran IPA melalui metode quantum dapat
meningkatkan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPA, siswa kelas IV SD
Negeri Sapen 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo khususnya dan
siswa kelas IV Sekolah Dasar-Sekolah Dasar lain pada umumnya.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
A. Simpulan.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran dengan
metode quantum pada siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Kemampuan kognitif siswa kelas IV SD Negeri Sapan 03 pada materi
pokok perubahan kenampakan bumi meningkat dengan menerapkan metode
quantum pada pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebasar 61,38, pada siklus I nilai rata-
ratanya yaitu 62,22 dan pada siklus II naik menjadi 73,05. Kemampuan kognitif
secara keseluruhan sudah meningkat, hasil belajarnya bila dilihat dari prosentase
ketuntasan siswa pada siklus II menjadi 100%, setelah dilakukan refleksi, semua
siswa sudah mencapai ketuntasan.
B. Implikasi.
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran quantum dalam
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pelaksanaan pembelajaran IPA. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah
model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan
pada tanggal 24 mei sampai 29 mei 2010, dan siklus II dilaksanakan pada tanggal
31 Mei sampai 5 Juni 2010. Adapun indikatornya adalah : 1) Menyebutkan unsur-
unsur muka bumi. 2) Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. 3)
Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi. 4) Menyebutkan
dampak yang ditimbulkan akibat perubahan kenampakan bumi. 5) Mengusulkan
cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Dalam setiap pelaksanaan siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang.
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat
diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif
materi pokok perubahan kenampakan bumi baik secara teoretis maupun secara
praktis.
1. Implikasi teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan
kognitif siswa pada materi pokok perubahan kenampakan bumi dan mendapat
respon positif dari siswa, hal tersebut dapat ditinjau dari hal berikut :
a. Pembelajaran dengan menggunakan metode quantum meningkatkan
kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPA karena model
pembelajaran quantum melibatkan interaksi antara siswa dan lingkungan,
kebebasan bertanya dan berpendapat, pujian dan perayaan dari guru saat
siswa berhasil melakukan kegiatan dengan baik dan melibatkan unsuk musik
dalam pembelajaran.
Secara umum telah menunjukkan perubahan signifikan. Guru
dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan
kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontol waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Prosentase hasil belajar tes kognitif meningkat. Hal ini terbukti
adanya peningkatan nilai rata-rata kelas, adanya peningkatan siswa
mencetuskan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu
mendemonstrasikan, kerja sama dengan kelompok meningkat, dan
menyelesaikan soal-soal latihan.
Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif siswa dalam
pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas menjadi hidup dan
menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan kognitif dalam pembelajaran
IPA siswa kelas IV SD Negeri Sapen 03 meningkat.
b. Penerapan pembelajaran quantum secara tepat dan optimal sehingga prestasi
belajar dan kemampuan kognitif siswa meningkat.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi, hasil
belajar dan kemampuan kognitif siswa yang akan dicapai. Hasil belajar dan
kemampuan kognitif siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode
pembelajaran dan media yang tepat bagi siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk
membantu guna dalam menghadapi permasalahan sejenis. Pembelajaran dengan
menggunakan metode quatum pada hakikatnya dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama
untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan kognitif
siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian harus diatasi semaksimal mungkin.
Kendala yang dihadapi antara lain, guru akan sulit dalam mengendalikan
siswa sehingga suasana nampak ramai. Untuk itu guru harus kreatif dalam
mengatasi hal tersebut. Guru mengatasinya, misalnya dengan menempatkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
yang sering ramai di dekat guru, guru harus sering mendekati siswa-siswa
tersebut, Selain itu karena pembelajaran quantum menggunakan permainan alat
musik, bernyanyi bersama dan penuh perayaan maka suasana di dalam kelas
dianggap mengganggu kelas lain.
C. Saran.Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran
quantum pada kelas IV SD Negeri Sapen 03 tahun ajaran 2009/2010, maka saran-
saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik SD
Negeri Sapen 03 pada khususnya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Class-room
Action Research), dengan penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan hasil belajar materi pokok
perubahan kenampakan bumi diharapkan menggunakan model
pembelajaran quantum.
b. Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektivan
pembelajaran diharapkan menerapkan model pembelajaran dengan metode
quantum.
3. Bagi Siswa
a. Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide
atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil yang optimal.
b. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. 2009 . Taksonomi Perilaku Individu (http://localhost). Diunduh tanggal 03 januari 2010.
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Amin Susilo. 2008. Pengertian Kognitif. (http:etd.eprints.ums.ac.id). Diunduh tanggal 05 Januari 2010.
Bloom. 1956. Domain Kognitif. (Http:id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom).Diunduh tanggal 11 Januari 2010.
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Terjemahan Aliyah Abdurahman Cetakan ke -18, Bandung: Kaifa
Bobbi DePorter dan Mark Readon. 2005. Quantum Learning. Terjemahan Aliyah Abdurahman Cetakan ke -18, Bandung: Kaifa
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (dalam Alwiyah Abdurrahman 2009). Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : PT Mizan Pustaka.
Bobbi DePorter dan Mark Readon. 2003. Quantum Teaching. Terjemahan Aliyah Abdurahman Cetakan ke -18, Bandung: Kaifa
Charlotte Shelton. 1998. Pengertian Quantum (http: quantum dc . wordpress.com ) . Diunduh pada tanggal 18 Januari 2010.
Chaplin. 1997. Pengertian Kemampuan.(Http: digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns-s1- 2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf). Diunduh pada tanggal 17 Januari 2010.
Gagne dan Briggs. 1979. Pengertian Pembelajaran. h ttp: blog . persimpangan.com/blog /.../ pengertian - pembelajaran . Diunduh pada tanggal 22 Januari 2010.
Hermawan Widyastantyo. 2007. Penerapan Metode Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA (SAINS) bagi Siswa Kelas V SD Negeri Kebonsari Kabupaten Temanggung ( http : digilib.unnes.ac.id ). Diunduh pada tanggal 21 Januari 2010.
Http: docstoc.com/docs/22087090/SIM-TESIS-BAB-III . Diunduh pada tanggal 24 Januari 2010.
Http: i d .wikipedia.org/wiki/Jean_ Piaget . Diunduh pada tanggal 21 Januari 2010.
Http: kezia-lophemyself.blogspot.com. Diunduh pada tanggal 23 Januari 2010.
Http: learningforum.com. Pengertian Quantum Learning. Diunduh pada tanggal 15 Januari 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Http: science made simple.com/ science - definition . html. Diunduh pada tanggal 13 Januari 2010.
Http : tiptk.blogspirit.com/archive /.../ pengertian - metode . Pengertian Metode. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2010.
Krisna. 2009 . Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran. (http: // krisna 1.blog.uns.ac.id ). Diunduh tanggal 07 januari 2010.
Lexy J.Moelong. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Milles dan Hubberman. 1984. Teknik Analisis Data. Http: docstoc.com/docs/22087090/SIM-TESIS-BAB-III . Diunduh pada tanggal 24 Januari 2010.
Milles dan Hubberman. 2007. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : UI Press).
Piaget 1975. Perkembangan Kognitif. Http: i d .wikipedia.org/wiki/Jean_ Piaget .Diunduh pada tanggal 21 Januari 2010.
Robbins. 2002. Pengertian Kemampuan. (Http: digilib.petra.ac.id/.../jiunkpe-ns- s1-2008-31403361-9052-hanurda-chapter2.pdf). Diunduh pada tanggal 17 januari 2010.
Rochman Natawidjaja dan H.A. Moein Moesa. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Karya Ilmiah . Surakarta : UNS Press.
Srini M.Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV. Maulana.
Suwarto dan St.Y.Slamet. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitan Kuantitatif. Surakarta : Sebelas Maret University.
Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV.Yrama Widya.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL(KKM)
Lampiran 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Nama Sekolah : SD Negeri Sapen 03
Kelas/ Semester : IV/ 2
Tahun Pelajaran : 2009/ 2010
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan
benda langit.
No Kompetensi Dasar KompleksitasDaya Dukung
Pendidik Sarana
Intake
SiswaKKM
1.
9.1 Mendeskripsikan
perubahan
kenampakan
bumi.
63 63 63 63 63
Jumlah 63 63 63 63 63
Rata-rata 63 63 63 63 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
INDIKATOR PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI
NO Indikator
1
2
3
4
5
Menyebutkan unsur-unsur muka bumi.
Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi.
Menyebutkan unsur-unsur yang dapat mengubah muka bumi.
Menyebutkan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat perubahan
kenampakan bumi.
Mengusulkan cara mengatasi perubahan kenampakan bumi.
Lampira 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
top related