isi laporan kerja praktek fix
Post on 28-Nov-2015
298 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (KP) setiap mahasiswa /
mahasiswi sebagai salah satu syarat kelulusan program S1 Sarjana Teknik Sipil
sangat penting sekali karena akan untuk meningkat kan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berkuantitas agar dapat terjun langsung kedalam masyarakat.
Setiap mahasiswa dalam pelaksanaan KP diharap kan agar dapat
membandingkan dunia kerja dan melihat secara langsung perkembangan teknologi
yang maju secara pesat dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut agar dapat
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi dilapangan, oleh sebab itu sangat
diperlukan sebuah lembaga tinggi pendidikan agar dapat menunjang kuliatas
mahasiswa tersebut, Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) merupakan salah satu
sekolah tinggi agar dapat mencetak mahasiswa / mahasiswi yang handal dan terampil
dalam bidang ilmu teknologi.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (KP)
Di zaman ini perkembangan dan kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi
(IPTEK) sangat lah pesat. Dengan adanya kemajuan ini akan membawa dampak
positif bagi kehidupan masyarakat, dunia kerja, dan pendidikan maka dari sebagai
seorang mahasiswa harus mengikuti perkembangan teknologi dan tidak hanya diam
1
saja juga harus memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi agar tidak tertinggal
dalam perkembangan kemajuan teknologi. Oleh karena itu kita harus selalu mengikuti
perkembangan iptek pada saat sekarang ini.
Tujuan dari praktek kerja lapangan ialah;
1. Memenuhi persyaratan kurikulum Jurusan Teknik Sipil sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi.
2. Memperoleh pengalaman praktis sebelum menyelesaiakan studi.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa
sebagai bekal dalam menghadapi dunia informasi yang semakin pesat.
4. Membina hubungan baik antara pihak kampus dan perusahaan tempat
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (KP).
5. Melatih mental dan disiplin terhadap dunia kerja sebenarnya.
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (KP)
Pelaksanaan praktek kerja lapangan membawa manfaat bagi mahasiswa
perusahaan dan bagi pihak kampus. Manfaat dari praktek kerja lapangan meliputi:
A. Manfaat Bagi Mahasiswa Yang Bersangkutan
Dari pengalaman penulis selama melakukan KP di CV. Global Globe
Informasi Indonesia di bagian pengolahan data, maka penulis dapat mengemukakan
tujuan KP tersebut yaitu;
2
a) Mempraktekkan dan menerapkan apa yang telah diperoleh dibangku kuliah
dengan sebenarnya di dunia kerja.
b) Untuk mengenal situasi kerja yang sebenarnya dan membiasakan diri untuk
bekerja secara baik dan benar
c) Menambah pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan
pekerjaan.
d) Merubah perilaku seorang mahasiswa manjadi seorang pekerja.
e) Menempah diri untuk disiplin kerja, baik waktu maupun tenaga dan pikiran.
f) Dapat membandingkan antara teori dengan praktek.
B. Untuk Perusahaan
Di dalam sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan agar penulis dapat
melaksanakan KP yang di kerjakan oleh mahasiswa / mahasiswi, yaitu antara lain;
a) Dapat menjalin hubungan yang baik antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
b) Mahasiswa dapat ikut serta dalam meningkatkan dan memperluas penerapan bidang -
bidang konstruksi di perusahaan.
c) Dapat memberikan informasi kepada para mahasiswa dalam menjalani KP.
d) Membantu perusahaan untuk kelancaran penyelesaian tugas
e) Mahasiswa ikut serta mensukseskan rencana pemerintah mencerdaskan kehidupan
bangsa.
f) Memberikan masukan-masukan yang diperlukan oleh Perusahaan/Instansi dimana
tempat mahasiswa KP sehingga dapat membantu pegawai dalam melaksanakan tugas.
3
C. Untuk Sekolah Tinggi
Adapun manfaatnya bagi sekolah tinggi ialah;
a) Dapat membina dan meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara pihak
sekolah dan perusahaan.
b) Mempromosikan Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) terhadap dunia kerja.
c) Menciptakan Mahasiswa yang siapa kerja.
1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Dalam pelaksanaannya, Kerja Praktek (KP) harus memiliki peranan penting
untuk mendidik mahasiswa/i agar dapat melaksanakan tanggung jawab dari tugas
yang diberikan dengan baik dan juga meningkatkan rasa percaya diri terhadap ruang
lingkup pekerjaan yang dihadapi.
Dalam ruang lingkup kerja pada pelaksanaan Kerja Praktek (KP) tidak hanya
bertumpu pada aktifitas kerja tetapi juga menyangkut berbagai kendala dan
permasalahan yang dihadapi serta solusi yang diambil dengan tetap memperhatikan
prosedur dan batasan-batasan yang telah ditetapkan, sehingga kecakapan kerja yang
diperoleh seperti struktur organisasi, bidang kerja, hubungan sosial dan pada batasan-
batasan tertentu mengenai berbagi persoalan dan kendala yang dihadapi dan
bagaimana upaya pemecahannya.
4
1.5. Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (KP), penulis memilh tempat
KP di CV. Global Globe Informasi Indonesia, Penulis memilih di perusahaan ini
karena apa yang dipelajari di Sekolah Teknik Harapan ada hubungan/kaitannya
dengan kegiatan yang ada di Pengolahan Data seperti Geographic Information
System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG).
1.6.Metodologi Praktek Kerja Lapangan
Dalam rangka melaksanakan kerja praktek dilakukan kegiatan meliputi;
1. Tahap Persiapan
Mempersiapkan hal – hal yang perlu dalam melaksanakan kerja praktek seperti :
pengenalan perusahaan, membuat permohonan kerja praktek pada jurusan /
perusahaan dan konsultasi dengan koordinator kerja praktek.
2. Studi Literatur
Mempelajari buku – buku yang berhubungan dengan sistem informasi terutama yang
berhubungan dengan GIS (Geographic Information System).
3. Survei dan pengumpulan data
Mengadakan peninjauan langsung seperti praktek lapangan dan mengumpulkan data
– data yang berhubungan dengan laporan selama kerja praktek.
4. Penulisan Laporan Kerja Praktek
Membuat laporan dari data – data dan informasi yang diperolah selama kerja praktek
laporan berisikan tentang jaringan
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
MENGENAI PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat Mengenai Perusahaan
CV. Global Globe Informasi Indonesia di dirikan pada tahun 2000. Sejak awal
pertumbuhannya, perusahaan ini dikelola oleh sekelompok tenaga muda professional
yang mempunyai latar belakang pendidikan dari berbagai Perguruan Tinggi di
Indonesia.
Pada dasarnya CV. Global Globe Informasi Indonesiaa merupakan Perusahaan
Jasa Konsultasi Swasta Nasional yang berfokus pada kegiatan Survey Pemetaan dan
GIS. Dalam pelaksanaannya sendiri CV. Global Globe Informasi Indonesia didukung
oleh tenaga - tenaga ahli yang berpengalaman dari berbagai disiplin ilmu. CV. Global
Globe Informasi Indonesia telah banyak melaksanakan berbagai proyek milik
Pemerintah maupun Swasta yang berlokasi menyebar di seluruh wilayah Sumatera.
Untuk mencapai hasil terbaik dalam melaksanakan tugasnya, CV. Global Globe
Informasi Indonesia selalu memberikan pelayanan yang efisien, efektif, tepat guna
serta memuasakan kepda pemberi pekerjaan. Hal ini dimungkinkan bukan saja karena
dukungan staff yang kuat dan berdedikasi tetapi juga berkat pengalaman yang
diperoleh selama bekerjasama dengan instansi instansi terkait. Adapun beberapa
contoh proyek proyek dari beberapa instansi yang telah dipercayakan diantaranya:
6
1. Instansi Pemerintahan
BAPPEDA Mandailing Natal
BAPPEDA Kab. Karo
BAPPEDA Kota Gunung Sitoli
BAPPEDA Kab. Aceh Jaya
BPMPD Batubara
Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pariwisata Kab.Simeulue
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Deli Serdang
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Langkat
Dinas Pekerjaan Umum Nias Barat
Dinas Pekerjaan Umum Nias Utara
Dinas Cipta Karya dan Pertambangan Kab. Deli Serdang
Dinas Pekerjaan Umum Tobasa
Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara
Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang Sidempuan
Dinas Pendapatan Daerah Kab. Deli Serdang
2. Instansi Swasta
PT. MPA Langkat
PT. OKTA HEDRON
PT. TAIPAN INTERNATIONAL RESORT
PT SALMA AROWANA ABADI
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan
7
STRUKTUR ORGANISASI CV. GLOBAL GLOBE INFROMASI INDONESIA
2.3. Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek Perusahaan
8
KOMISARIS
Ir. Musliono
DIREKTUR
Suyatno, ST
SEKRETARIS
MEYERIKA SINAGA, S.Kom.
DIVISI I
(GIS)Budi Azhari Syah, ST
DIVISI II
(Terestrial Survey)Riki Novialdi, ST
DIVISI III
(Bathimetric Survey)Dhonny Zakaria
Randa,ST
ADMINISTRASI
Yunda Pangestu
Gambar 1 Struktur Organisasi CV. Global Globe
Sumber : CV. Global Globe Informasi Indonesia
Lingkup kegiatan adalah melakukan survey dan perencanaan data base jaringan jalan,
yang meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
Mengumpulkan data dan informasi serta melakukan konsultasi dengan pemberi
kegiatan di lingkungan Instansi Terkait
2. Survey Lapangan
Pekerjaan Survey Sekunder dan Primer : survey lapangan dalam rangka
menginventarisasi data yang hendak di survey dengan menggunakan standar
survey yang umum (form K1 dan K10). Survey lapangan dilakukan untuk
mengumpulkan data-data karakteristik, penentuan titik koordinat dan visualisasi
multimedia kondisi eksisting dilapangan sesuai dengan objek kegiatan.
3. Memetakan kembali kondisi hasil survey dengan menggunakan program
software AutoCAD/GIS
4. Membuat daftar informasi kondisi setiap hasil yang disurvey.
5. Melakukan validasi data terhadap program yang telah dibuat tersebut.
6. Pembuatan Peta Digital versi AutoCAD/GIS
7. Diskusi dan asistensi kepada pengguna jasa.
8. Pembangunan Sistem Informasi dan Aplikasi. Pembangunan system dan aplikasi
database berbasiskan web yang bersifat efisien dan efektif, bebas redudansi
9
(dalam batas tertentu), fleksibel serta dapat diakses secara bersama dalam
lingkungan jaringan.
9. Pembutan laporan pada foto dokumentasi, meliputi :
a. Laporoan Pendahuluan
b. Laporan Antara (Data Pengukuran)
c. Laporan Akhir
d. Gambar-gambar : Album Foto dan Album Peta (Daftar K1 dan K10)
10
BAB III
URAIAN PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Dalam menjalankan Praktek Kerja Lapangan di CV. Global Globe Informasi
Indonesia penulis melakukan beberapa kegiatan rutin yang dilakukan. Adapun
kegiatan yang dilakukan penulis sebagai berikut :
1. Pengolahan hasil Survey
Kegitan awal yang dilakukan penulis ketika melakukan Praktek Kerja Lapangan
adalah melakukan pengolahan data hasil survey. Yaitu mengedit data hasil
tarcking survey dengan software Mapsource. Mapsource berguna untuk
mengkonversi hasil tarcking GPS yang berformat MPS menjadi KMZ yang
nantinya akan di edit dalam program Google Earth.
11
Gambar 3 Pengolahan Hasil Survey dengan Google Earth
Gambar 2 Pengolahan Hasil Survey dengan Map Source
Sumber : CV. Global Globe Informasi Indonesia
2. Mengedit hasil konversi dari Map Source
Setelah berhasil dikonversikan file data survey akan diedit dan dipilah pilah
berdasarkan jenisnya. Jika datanya berupa track maka data tersebut berupa jalan
dan jika berupa waypoints (titik) data tersebut adalah bangunan jembatan atau
semacamnya. Jika data survey telah dipilah berdasarkan jenisnya maka data
tersebut dapat langsung di save kedalam format KML yang nantinya akan
dikonversi lagi menjadi format SHP agar bisa dibaca oleh software Arc GIS.
3. Melayout Peta dengan Software Arc GIS
Jika hasil data survey yang telah diedit sudah berubah kedalam format SHP maka
bisa langsung melayout peta pada Arc GIS. Hasil data yang berupa SHP
dimasukan pada kolom layer dan digabungkan dengan data Administrasi lainnya
yang berupa batas kabupaten, batas kecamatan, titik pengenal dan data - data
penunjang lainnya. Proses pembuatan peta harus berdasarkan syarat syarat yang
12
Gambar 4 Layout Arc GIS
Sumber : CV. Global Globe Informasi Indonesia
telah ada, seperti harus memiliki judul peta, legenda, tanda arah, skala, simbol,
warna peta, Inset peta, Garis tepi Peta, Garis Lintang dan Bujur, dan Sumber Peta.
4. Pengolahan Data Tabel
Untuk menunjang hasil layout peta harus disertakan data tabel. Data tabel hasil
survey dibuat dengan software Microsoft Excel yang disusun dengan rapi dan
sistematis untuk memudahkan dalam pembacaan datanya.
5. Mencetak hasil Laporan dan Peta
Setelah data tabel telah disatukan kedalam satu layout arc gis maka peta pada
layout arc gis dapat langsung dicetak sebagai hasil output dari pekerjaan proyek.
13
Gambar 5 : Data Tabel Excel
Sumber : CV. Global Globe Informasi Indonesia
BAB IV
DESKRIPSI TEORI
MENGENAI SIG / GIS
4.1. Defenisi SIG / GIS
Definisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah, dan sedikit
bervariasi. Hali ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di berbagai
sumber pustaka. Berikut adalah beberapa definisi SIG yang telah ada :
a) Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
b) Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan
mengaktifkan kembalai data yang mempunyai referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaiatan dengan pemetaan dan perencanaan.
c) Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, refernsi internal, serta
otomatisasi data keruangan.
d) Arnoff (1989), SIG adalah suatu sistem bebrbasis komputer yang
memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemendata (penyimpanan dan pemanggilan
kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir
(output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
15
e) Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi - deskripsi
lokasi dengan karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut.
SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan
yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi
f) Chrisman (1997), Sig adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan meyebarkan
informasi - informasi mengenai daerah - daerah di permukaan bumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu
titik tertentu di bumi, menggabungkanya, menganalisa, dan akhirnya memetakan
hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu,
sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa
pertanyaan seperti lokasi, kondisi, tren, pola dam pemodelan. Kemampuan inilah
yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
4.2. Sub-sistem SIG
16
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut:
a) Data Input
Subsitem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-sistem
ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang
dapat digunkan oleh perangkat SIG yang bersangkutan.
b) Data Output
Sub-sitem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilakan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau
sebagaian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy sperti halnya tabel, garfik, report, peta dan lain sebagainya.
c) Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel - tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikan rupa
sehingga mudah dipanggil kembali atau di retrieve, diupdate, dan diedit.
d) Data Manipulation & Analysis
17
Sub-sistem ini menentukan informasi - informasi yang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu Sub-sistem ini juga melakuakn manipulasi (evaluasi
dan penggunaan fungsi - fungsi dan operator matematis & logika).
Sub-sistem SIG diatas dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 7 : Ilustrasi Uraian Sub-sistem SIG
4.3. Sejarah Pengembangan GIS
18
Tabel
Laporan
Pengukuran Lapangang
an
Peta (tematik, topografi, dll)
Foto Udara
Citra staelit / radar
DEM (srtm, dll)
Data lainnya
INPUT
Storage /Basis data
Retrieval
Processing
Output
Tabel
Peta
Laporan
Softcopy
Sumber : CV. Global Globe Informasi Indonesia
35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-
Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai
rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen
struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang
terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk
pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya
untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan
menjadiamultifungsiapadaaawalatahuna1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di
Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS
- SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang
dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) -
sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada
dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam
bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
GISadenganagvSIG. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari
19
perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay),
penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem
koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis
sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional
pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudianaadisebuta"BapakaSIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi
pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.
Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI,
CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan
generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan
pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database.
Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan
SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20,
pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan
menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan
data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar padaaformaadataadanatransfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan
20
Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan,
teknologiadanariset.
4.4. Aplikasi GIS dalam Bidang Konstruksi
Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat
dibagikan dalam dua jenis informasi Yaitu:
a) informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi
pembangunan proyek yang diperlukan pada tahap kajian awal,
persiapan rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat
permohonan dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah
(PEMDA). Penggunaan GIS di bagian ini biasanya dilakukan oleh
pihak PEMDA itu sendiri. Data-data tersebut adalah seperti
penzoningan kawasan, guna tanah yang direncanakan, komponen
pembangunan atau komponen bangunan, utilitas, status tanah, status
pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan oleh PEMDA.
b) informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan
operasional lahan seperti jadual kerja, pengelolaan dokumen, bahan
bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini
adalah khusus pada managemen proyek konstruksi yang
mempersiapkan proyek dari mula hingga akhir pekerjaan konstruk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
21
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman kegiatan Kerja Praktek (KP) di CV. GLOBAL GLOBE
INFORMASI INDONESIA selama hampir satu bulan (27 hari) terhitung sejak
tanggal 21 Novemberr 2013 sampai tanggal 18 Desember 2013, penulis banyak
menemukan kegiatan-kegiatan dalam dunia kerja. Segala kegiatan telah diuraikan
pada bab sebelumnya dengan memberikan kesimpulan pada penulis yaitu :
Proses pembuatan sistem informasi geografis dibuat dengan hasil tracking
GPS yang dilakukan oleh Surveyor yang nanti akan di proses agar berbentuk
data spasial yang akurat dan dapat dipergunakan untuk tahapan selanjutnya,
yaitu tahapan pembangunan dan tahapan pelaksanaan. Pemprosesan dan
pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi
kelebihan yang sangat luar biasa terhadap setiap pihak yang terkait dalam
industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara
tradisional. Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang
teratur, efektif dan menghematkan biaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang informasi yang begitu
22
pesat, penggunaan GIS diperkirakan menjadi lebih mudah, murah dan
dapat memproses informasi dengan cepat. Informasi juga dengan mudah
dipakai bersama oleh beberapa pihak terutama melalui Web GIS yang
mampu melaksanakan fungsi-fungsi GIS seperti yang terdapat pada software
GIS yang beredar di pasaran.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat saya simpulkan setelah melakukan Kerja Praktek pada CV.
Global Globe Informasi Indonesia adalah sebagai berikut :
Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu
cambuk dan tantangan tersendiri bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera
Utara khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih membuka mata
untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi kompetisi yang
lebih tajam pada masa depan terutamanya tantangan dunia global.
Dan juga diharapkan kepada adik-adik mahasiswa / i yang nantinya akan
melaksanakan Kerja Praktek (KP) agar dapat menyiapkan segala sesuatu dengan baik
agar tidak mengalami hambatan dan gangguan yang mungkin akan menjadi
penghalang bagi kelancaran kegiatan Kerja Praktek (KP).
23
DAFTAR PUSTAKA :
Aronoff, S. (1989). Geographical Information Systems: A Management Perspective. Pp. 39. Ottawa : WDL Publications. Klosterman, R.E. (2001). The What If? Planning Support System. In Brail R.K. and Klosterman R.E. (eds.), Planning Support Systems. Pp. 263. Redlands, California: ESRI Press.
Moore, J. Patrick (1998). Building A Baseball Stadium Using GIS. Integral GIS Inc., Seattle, Washington.
Ofori, George (1990). The Construction Industry, Aspects of its Economic and Management. Pp. 20. Singapore: Singapore University Press.
Yaakup A.B, Zulherman, Mohd. Nuruddin Abdul Kadir, and Nuha Musa(2001). “GIS For Geohazard Assessment In Monitoring Urban Development In Klang Valley Region Malaysia.” Makalah yang dipresentasikan pada ‘CUPUM2001’ di Hawaii.
Yaakup, A., Jama’an, J., Abu Bakar, Y. and Sulaiman, S. (2001). Web-based GIS for Public Participation in Urban Planning and Management; Case Study: Klang Valley Region. Proceeding of Asia GIS 2001, Tokyo, Japan.
Yaakup, A.B., Johar, F. and Yusof, I.M. (1997). Development Control System and GIS for Local Authority in Malaysia: A Case at Kuala
Lumpur City Hall. Proceeding of the 5th International Conference in Computers in Urban Planning and Urban Management, Bombay, India.
Zulherman. (2002). Analysis Of Flood Zone Using Geographic Information System - GIS, MSc. Thesis. Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Built Environment, Universiti Teknologi Malaysia.
24
top related