iv. hasil penelitian dan pembahasan a. hasil penelitiandigilib.unila.ac.id/17295/17/bab iv.pdf39...
Post on 28-Oct-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian perilaku berkarakter dengan menggunakan metode inkuiri
terbimbing (guiding inqury) berbasis pendidikan karakter pada materi
pemuaian zat ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2011 di SMP Negeri
5 Bandar Lampung. Proses pembelajaran berlangsung selama 3 kali tatap
muka dengan alokasi waktu 2x45 menit setiap pertemuan. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif (perilaku berkarakter dan
kompetensi afektif) yang selanjutnya diolah dengan uii korelasi menggunakan
uji Korelasi Bivariate Pearson, uji ini dilakukan dengan bantuan program
SPSS 17.0.
1. Uji Instrumen
Sebelum dilakukan pengumpulan data mengenai perilaku berkarakter dan
kompetensi afektif siswa, dilakukan uji coba instrumen angket
kompetensi afektif siswa yang meliputi angket sikap, minat, dan konsep
diri siswa pada kelas di luar sampel, tetapi masih dalam satu populasi.
Adapun jumlah responden uji coba angket adalah 30 siswa. Uji coba ini
dilaksanakan untuk mengetahui validitas tiap-tiap butir soal dan
39
reliabilitas instrumen tersebut. Adapun hasil dari uji validitas dan
reliabilitas tersebut adalah:
a. Angket Sikap
1) Uji Validitas Soal
Uji validitas soal diolah menggunakan program SPSS 17,0 dan
datanya dapat dilihat pada lampiran hal 117. Dengan N = 30 dan
α = 0,05 maka adalah 0,361. Dari hasil uji validitas dapat
dilihat bahwa untuk item 1, 2, 3, 9, dan 10 nilai korelasi kurang
dari 0,361. Maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan untuk
item yang tidak valid harus dikeluarkan. Sedangkan pada item-
item lainnya nilainya lebih dari 0,361 sehingga item soal
dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas yang dilakukan diambil dari 30 koresponden
dengan jumlah soal sebanyak 15 butir. Reliabilitas soal dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17,0. Hasil uji reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran hal 120. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,772. Ini berarti item-item soal bersifat sangat reliabel dan dapat
digunakan sebab nilai Cronbach's Alpha > 0,61.
40
b. Angket Minat
1) Uji Validitas Soal
Uji validitas soal diolah menggunakan program SPSS 17,0 dan
datanya dapat dilihat pada lampiran hal 121. Dengan N = 30 dan
α = 0,05 maka adalah 0,361. Dari hasil uji validitas dapat
dilihat bahwa untuk item 3, 4, 7, 9 dan 14 nilai korelasi kurang
dari 0,361. Maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan untuk
item yang tidak valid harus dikeluarkan. Sedangkan pada item-
item lainnya nilainya lebih dari 0,361sehingga item soal
dinyatakan valid.
2) Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas yang dilakukan diambil dari 30 koresponden
dengan jumlah soal sebanyak 15 butir. Reliabilitas soal dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17,0. Hasil uji reliabilitas
soal dapat dilihat pada lampiran hal 125. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,749. Ini berarti item-item soal bersifat reliabel dan dapat
digunakan sebab nilai Cronbach's Alpha > 0,61.
41
c. Angket Konsep Diri
1) Uji Validitas Soal
Uji validitas soal diolah menggunakan program SPSS 17,0 dan
datanya dapat dilihat pada lampiran hal 126. Dengan N = 30 dan
α = 0,05 maka adalah 0,361. Dari hasil uji validitas dapat
dilihat bahwa untuk item 9 dan 14 nilai korelasi kurang dari
0,361. Maka item tersebut dinyatakan tidak valid, dan untuk item
yang tidak valid harus dikeluarkan. Sedangkan pada item-item
lainnya nilainya lebih dari 0,361 sehingga item soal dinyatakan
valid.
2) Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas yang dilakukan diambil dari 30 koresponden
dengan jumlah soal sebanyak 15 butir. Reliabilitas soal dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17,0. Hasil uji reliabilitas
soal dapat dilihat pada lampiran hal 129. Berdasarkan hasil uji
reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach's Alpha sebesar
0,859. Ini berarti item-item soal bersifat sangat reliabel dan dapat
digunakan sebab nilai Cronbach's Alpha > 0,81.
Setelah setiap butir soal dinyatakan valid dan reliabel, selanjutnya soal angket
sikap, minat, dan konsep diri siswa siap digunakan pada sampel yang
sesungguhnya, yaitu siswa kelas VII A..
42
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini terdiri dari 2 aspek yaitu perilaku
berkarakter, dan kompetensi afektif siswa (sikap, minat, dan konsep diri).
Data yang disajikan berupa data hasil pengolahan dengan program
Microsoft Office Excel 2007.
a. Data Aspek Perilaku Berkarakter
Data aspek perilaku berkarakter diperoleh dari pengamatan perilaku
berkarakter siswa selama pembelajaran berlangsung. Penilaian
perilaku berkarakter siswa selama proses pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan lembar penilaian dengan beberapa RTK
(Rincian Tugas Kinerja) yaitu tanggung jawab, berfikir logis,
kerjasama, kritis, kejujuran, disiplin diri, kreatif, dan ketekunan. Skala
penilaian yang digunakan adalah: 1 = belum terlihat, 2 = mulai
terlihat, 3 = cukup terlihat dan 4 = terlihat. Selain guru, siswa juga
diberi kesempatan untuk menilai teman-temannya (peer assessment).
Penentuan skor total dilakukan dengan cara mengambil persentase
70% penilaian dari guru dan 30% penilaian dari siswa. Data penilaian
perilaku berkarakter dapat dilihat tabel berikut:
Subjek
Skor Assesmen
Skor Total Oleh Guru
70%
Oleh Siswa
30%
1 24,6 27,3 25,42
2 21,3 22 21,51
3 19,3 21,6 20,01
4 27 28 27,3
Tabel 3. Data Perilaku Berkarakter
43
5 25,6 27 26,02
6 26,3 27,3 26,61
7 28,3 28 28,21
8 26,6 27,3 26,82
9 27,6 27,6 27,62
10 26,6 26,6 26,62
11 27,6 27,3 27,52
12 26,3 28,3 26,91
13 25,3 27 25,81
14 26 26 26
15 28,3 28 28,21
16 28,6 24,3 27,32
17 20,3 23,6 21,31
18 27,6 27,6 27,62
19 20,3 20,3 20,31
20 26,3 28,3 26,91
21 26,6 28,3 27,12
22 28,3 28,3 28,31
23 26,6 26,6 26,62
24 25 25 25
25 26,6 25,6 26,32
26 26,6 26,6 26,62
27 20 20 20
28 26,3 26,6 26,41
29 26,6 26,6 26,62
Data aspek perilaku berkarakter juga digunakan untuk melihat perilaku
berkarakter yang paling dominan muncul dan perubahan perilaku
berkarakter selama proses pembelajaran berlangsung. Data rata-rata hasil
pengamatan peer assessment dapat dilihat pada tabel berikut ini
Pertemuan
ke
Perilaku Berkarakter
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3,13 2,82 3,03 2,89 3,06 3,17 2,62 3,13
2 3,37 3,24 3,37 3,44 3,65 3,55 3,24 3,06
3 3,79 3,62 3,62 3,27 3,20 3,48 3,10 3,44
Rata-rata 3,43 3,22 3,34 3,2 3,30 3,4 2,98 3,21
Tabel 4. Data Perilaku Berkarakter Rata-Rata Hasil Pengamatan Peer Assesment
44
Data rata-rata hasil pengamatan perilaku berkarakter siswa oleh guru
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Pertemuan
ke
Perilaku Berkarakter
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3,37 2,79 2,79 2,89 2,93 2,82 2,72 2,86
2 3,62 3,10 3,20 3,27 3,20 3,13 3,17 3,10
3 3,86 3,24 3,31 3,55 3,51 3,58 3,24 3,44
Rata-rata 3,61 3,04 3,1 3,23 3,21 3,17 3,04 3,13
Keterangan :
1. Tanggung jawab 5. Kejujuran
2. Berfikir logis 6. Disiplin diri
3. Kerjasama 7. Kreatif
4. Kritis 8. Ketekunan
Data jumlah siswa yang mengalami perubahan perilaku berdasarkan hasil
pengamatan peer assessment yang terjadi pada setiap pertemuan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
No Perilaku
berkarakter
Pertemuan
pertama
Pertemuan
kedua
Pertemuan
ketiga
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Bertanggung
jawab
0 7 11 11 2 5 2 20 0 2 2 25
2 Berfikir logis 2 5 18 4 2 3 10 14 0 3 4 21
3 Kerjasama 1 5 15 8 1 1 13 14 0 0 11 18
4 Kritis 0 11 10 8 2 2 6 19 0 9 3 17
5 Kejujuran 0 4 19 6 2 2 0 25 0 9 5 15
6 Disiplin diri 3 4 7 15 3 0 4 22 0 1 13 15
7 Kreatif 6 8 6 15 2 3 10 14 0 8 10 11
8 Ketekunan 0 6 13 10 3 4 10 12 0 3 10 16
Tabel 6. Data Jumlah Siswa yang mengalami Perubahan Perilaku
Berkarakter Hasil Pengamatan Peer Assessment
Tabel 5. Data Perilaku Berkarakter Rata-Rata Hasil Pengamatan oleh Guru
45
Data perubahan perilaku berdasarkan hasil pengamatan guru yang terjadi
pada setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Keterangan :
1 : Belum terlihat 3 : Cukup terlihat
2 : Mulai terlihat 4 : Terlihat
b. Data Aspek Kompetensi Afektif
Data aspek kompetensi afektif terdiri dari data sikap, minat, dan
konsep diri. Data aspek kompetensi afektif diperoleh dari pengisian
angket. Untuk angket sikap dan minat terdiri dari 10 item soal,
sedangkan untuk angket konsep diri terdiri dari 13 item soal. Untuk
data angket sikap, minat, dan konsep diri dapat dilihat pada tabel
berikut:
Subjek Sikap Minat Konsep Diri
1 37 34 43
2 36 31 45
3 47 38 44
4 46 38 44
5 46 40 53
No Perilaku
berkarakter
Pertemuan
pertama
Pertemuan
kedua
Pertemuan
ketiga
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Bertanggung
jawab
0 8 2 19 0 3 5 21 0 0 4 25
2 Berfikir logis 2 5 19 3 1 3 17 8 1 4 11 13
3 Kerjasama 1 6 18 3 0 3 17 9 0 0 20 9
4 Kritis 1 9 11 8 1 4 10 14 0 2 9 18
5 Kejujuran 2 6 13 8 1 5 10 13 0 4 6 19
6 Disiplin diri 3 2 21 3 2 1 17 9 0 0 12 17
7 Kreatif 3 6 16 4 0 5 14 10 0 5 12 12
8 Ketekunan 3 6 12 8 2 4 12 11 1 0 13 15
Tabel 8. Data Angket Sikap, Minat, dan Konsep Diri
Tabel 7. Data Jumlah Siswa yang mengalami Perubahan Perilaku
Berkarakter Hasil Pengamatan Guru
46
6 45 36 47
7 45 34 42
8 49 38 43
9 45 42 44
10 39 40 52
11 40 41 55
12 45 44 56
13 35 35 46
14 34 27 39
15 41 36 39
16 41 46 54
17 41 39 41
18 47 45 51
19 34 31 45
20 41 39 47
21 32 35 53
22 38 38 45
23 32 29 39
24 42 37 46
25 37 32 40
26 46 42 53
27 31 42 35
28 43 38 55
29 47 42 47
3. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebelum melakukan uji korelasi, untuk melihat
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan
uji normalitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode
Kolmogrov-Smirnov diperoleh nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-
tailed) untuk data angket sikap, angket minat, angket konsep diri dan
perilaku berkarakter dapat dilihat pada tabel berikut:
Data Asymp. Sig. (2-tailed) hitung Keterangan
Hasil Uji Angket Sikap 0,331 Normal
Hasil Uji Angket Minat 0,200 Normal
Hasil Uji Angket Konsep Diri 0,143 Normal
Pengamatan Perilaku
Berkarakter 0,872 Normal
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov
47
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
dari data hasil uji angket sikap, hasil uji angket minat, hasil uji angket
konsep diri dan hasil pengamatan perilaku berkarakter yang diperoleh
lebih dari 0,05 hal ini berarti data hasil uji angket sikap, hasil uji angket
minat, hasil uji angket konsep diri dan hasil pengamatan perilaku
berkarakter siswa berdistribusi normal.
4. Hasil Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua
variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Uji korelasi
dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0, karena semua data
berdistribusi normal, maka untuk menguji hubungan perilaku berkarakter
dengan kompetensi afektif yaitu sikap, minat, dan konsep diri dilakukan
dengan uji korelasi parametrik (Korelasi Bivariate Pearson). Hasil
pengujian ditampilkan pada tabel berikut:
Variabel r hitung Sig. (2-tailed) hitung Ket.
Perilaku Berkarakter Vs
Sikap
0,301 0,112 Rendah
Perilaku Berkarakter Vs
Minat
0,191 0,321 Sangat Rendah
Perilaku Berkarakter Vs
Konsep Diri
0,342 0,070 Rendah
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi
48
B. Pembahasan
1. Perilaku Berkarakter dengan Sikap Siswa
Berdasarkan hasil uji korelasi antara perilaku berkarakter dengan
sikap siswa dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif dan
hubungannya rendah antara perilaku berkarakter dengan sikap siswa
melalui pembelajaran guiding inquiry berbasis pendidikan karakter
karena nilai r hitungnya hanya 0,301 kurang dari 0,399 sehingga
hubungannya dikategorikan rendah. Nilai r positif menunjukkan
hubungan yang timbal balik yang berarti apabila siswa telah memiliki
perilaku berkarakter yang baik maka akan meningkatkan sikap siswa
tersebut terhadap mata pelajaran fisika dan sebaliknya apabila siswa
telah memiliki sikap yang baik maka akan meningkatkan perilaku
berkarakter siswa tersebut terhadap mata pelajaran fisika. Perilaku
berkarakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jujur pada saat
melakukan eksperimen baik pada saat mengamati dan mengambil
data, disiplin diri dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
guru, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
guru, berpikir logis dalam memberikan pendapat yang disertai alasan,
kerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan oleh
guru, kritis dalam mengemukakan pendapat, kreatif dalam
memecahkan suatu permasalahan, dan tekun dalam melakukan
eksperimen. Karena menurut Kamus Modern Bahasa Indonesia
(KBBI, 2001: 1270), karakter itu adalah watak dan watak itu adalah
sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah
49
laku, budi pekerti dan tabiat manusia. Dari penjelasan di atas jelas
bahwa perilaku berkarakter itu berhubungan dengan sikap seseorang.
Menurut Purwanto (1998: 63) ada beberapa ciri sikap, yaitu sikap
bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari, sikap
dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah, Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan sikap itu
dapat dibentuk dan dipelajari dari perkembangan selama hubungan
dengan obyeknya. Melalui pembelajaran dengan menggunakan
metode Inkuiri terbimbing berbasis pendidikan berkarakter, sikap
siswa yang sudah terbentuk sebelumnya dapat lebih terarah.
2. Perilaku Berkarakter dengan Minat Siswa
Antara perilaku berkarakter dengan minat siswa melalui pembelajaran
guiding inquiry berbasis pendidikan karakter setelah dilakukan uji
korelasi terlihat bahwa ada hubungan yang positif dan hubungannya
dikategorikan sangat rendah karena nilai r hitungnya hanya 0,191
kurang dari 0,199. Nilai r positif menunjukkan hubungan yang timbal
balik yang berarti apabila siswa telah memiliki perilaku berkarakter
yang baik maka akan meningkatkan minat siswa tersebut terhadap
suatu mata pelajaran fisika dan sebaliknya apabila siswa telah
memiliki minat yang baik maka akan meningkatkan perilaku
berkarakter siswa tersebut terhadap mata pelajaran fisika. Hasil
50
penelitian yang diperoleh penulis sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Shoffan (2011) yang mengungkapkan bahwa “minat
memiliki pengaruh yang besar terhadap proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakter siswa”. Menurut Crow and Crow dalam
Purwanto (2004) ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya minat,
yaitu faktor dorongan dari dalam seperti rasa ingin tahu, faktor motif
sosial yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri, dan faktor
emosional yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Banyaknya
faktor yang harus dipenuhi untuk meningkatkan minat, dalam hal ini
minat siswa terhadap mata pelajaran fisika sedangkan penelitian ini
dilakukan hanya sekitar 1 bulan, sehingga peningkatan minat belajar
siswa dalam kurun waktu tersebut belum optimal. Sedangkan perilaku
berkarakter yang sudah dimilki siswa sebelumnya sudah cukup baik
dan makin terarah setelah mengalami pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing berbasis pendidikan
karakter. Hal ini yang membuat hubungan antara perilaku berkarakter
dengan minat siswa masih sangat rendah.
3. Perilaku Berkarakter dengan Konsep diri Siswa
Setelah dilakukan uji korelasi antara perilaku berkarakter dengan
konsep diri siswa melalui pembelajaran guiding inquiry berbasis
pendidikan karakter terlihat bahwa ada hubungan antara perilaku
berkarakter dengan konsep diri siswa karena nilai r hitungnya adalah
0,342 kurang dari 0,399 sehingga hubungannya dikategorikan rendah
51
dan hubungannya searah karena nilai r positif. Nilai r positif
menunjukkan bahwa ada hubungan timbal balik antara perilaku
berkarakter dengan konsep diri siswa melalui pembelajaran guiding
inquiry berbasis pendidikan karakter. Ini berarti bahwa apabila siswa
tersebut memiliki perilaku berkarakter yang baik maka akan
meningkatkan konsep diri siswa tersebut dan sebaliknya apabila siswa
telah memiliki konsep diri yang baik maka akan meningkatkan
perilaku berkarakter siswa tersebut terhadap mata pelajaran fisika. Hal
ini sesuai dengan pendapat Foerster dalam Elmubarok (2008) yang
menyatakan bahwa ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter
yaitu salah satunya adalah koherensi yang memberikan keberanian,
sehingga membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah
terombang-ambing pada situasi yang baru. Dari penjelasan Foerster
ini dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang mempunyai perilaku
berkarakter yang baik maka orang tersebut akan memiliki konsep diri
yang baik pula sehingga orang tersebut mempunyai keberanian yang
membuat seseorang tersebut teguh pada prinsip dan tidak mudah
terombang-ambing pada situasi yang baru.
4. Perilaku Berkarakter yang Dominan Muncul
Berdasarkan data hasil pengamatan peer assessment yang diperoleh,
perilaku bertanggung jawab dengan kriteria melaksanakan tugas yang
telah dibagi dalam kelompok dengan baik selama proses pembelajaran
berlangsung merupakan perilaku yang dominan muncul dengan jumlah
52
skor rata-rata 3,43. Pada hasil pengamatan oleh guru perilaku
bertanggung jawab juga memperoleh jumlah skor rata-rata tertinggi
yaitu 3,61. Menurut Sudrajat (2008: 2) mengatakan bahwa kemampuan
afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk
tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.
Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran,
yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
afektif dapat memunculkan kemampuan yang berkaitan dengan sikap
dan nilai, akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Seperti: rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan,
perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam
mengikuti mata pelajaran disekolah.
5. Perubahan Perilaku Berkarakter Siswa
Penilaian perubahan perilaku berkarakter siswa selama proses
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian
dengan beberapa RTK yaitu tanggung jawab, berfikir logis, kerjasama,
kritis, kejujuran, disiplin diri, kreatif, dan ketekunan. Skala penilaian
yang digunakan adalah: 1 = belum terlihat, 2 = mulai terlihat, 3 =
cukup terlihat dan 4 = sangat terlihat. Selain guru, siswa juga diberi
kesempatan untuk menilai teman-temannya (peer assessment).
53
Gambar 4. Grafik Perubahan Perilaku Bertanggung Jawab Hasil
Pengamatan Peer Assessment
Pada gambar 4 terlihat grafik hasil pengamatan peer assessment untuk
perilaku bertanggung jawab, pada pertemuan pertama untuk perilaku
bertanggung jawab tidak terdapat siswa yang masuk kategori belum
terlihat, 7 orang kategori mulai terlihat, 11 orang kategori cukup
terlihat dan kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2
orang siswa yang masuk kategori belum terlihat, 5 orang kategori
mulai terlihat, 2 orang kategori cukup terlihat dan 20 orang kategori
sangat terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa
masuk kategori belum terlihat, 2 orang masuk kategori mulai terlihat
dan cukup terlihat serta 25 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
30
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
jum
lah
sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
54
Gambar 5. Grafik Perubahan Perilaku Berfikir logis Hasil Pengamatan
Peer Assessment
Pada gambar 5 RTK berfikir logis hasil pengamatan peer assessment
menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama terdapat 2 orang yang
masuk kategori belum terlihat, 5 orang kategori mulai terlihat, 18
orang kategori cukup terlihat dan 4 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan kedua untuk kategori belum terlihat ada 2 orang, pada
kategori mulai terlihat 3 orang, kategori cukup terlihat 10 orang,
sedangkan pada kategori cukup sangat terlihat 14 orang. Pada
pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi siswa yang masuk kategori
belum terlihat. Pada kategori mulai terlihat ada 3 orang, pada kategori
cukup terlihat 4 orang sedangkan pada kategori sangat terlihat 21
orang.
0
5
10
15
20
25
pertemuanpertema
pertemuankedua
pertemuanketiga
jum
lah
sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
55
Gambar 6. Grafik Perubahan Perilaku Kerjasama Hasil Pengamatan Peer
Assessment
Pada RTK kerjasama hasil pengamatan peer assessment menunjukkan
bahwa pada pertemuan pertama untuk perilaku bertanggung jawab
terdapat 1 orang siswa yang masuk kategori belum terlihat, 5 orang
kategori mulai terlihat, 18 orang kategori cukup terlihat dan 4 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2 orang siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori mulai terlihat, 10
orang kategori cukup terlihat dan 14 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat, 3 orang masuk kategori mulai terlihat, 4 orang cukup
terlihat serta 21 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
56
Gambar 7. Grafik Perubahan Perilaku Kritis Hasil Pengamatan Peer
Assessment
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kritis hasil pengamatan peer
assessment tidak terdapat siswa yang masuk kategori belum terlihat,
11 orang kategori mulai terlihat, 10 orang kategori cukup terlihat dan
8 orang kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2
orang siswa yang masuk kategori belum terlihat dan kategori mulai
terlihat, 6 orang kategori cukup terlihat dan 19 orang kategori sangat
terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk
kategori belum terlihat, 9 orang masuk kategori mulai terlihat, 3 orang
cukup terlihat serta 17 orang kategori sangat terlihat.
02468
101214161820
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
57
Gambar 8. Grafik Perubahan Perilaku Kejujuran Hasil Pengamatan Peer
Assessment
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kejujuran hasil pengamatan
peer assessment, tidak terdapat siswa yang masuk kategori belum
terlihat, 4 orang siswa kategori mulai terlihat, 19 orang siswa kategori
cukup terlihat, dan 6 orang siswa masuk kategori sangat terlihat. Pada
pertemuan kedua terdapat 2 orang siswa yang masuk kategori belum
terlihat dan kategori mulai terlihat, tidak ada siswa yang masuk
kategori cukup terlihat dan 25 orang kategori sangat terlihat. Pada
pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat, 9 orang masuk kategori mulai terlihat, 5 orang cukup
terlihat serta 15 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
30
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
58
Gambar 9. Grafik Perubahan Perilaku Disiplin diri Hasil Pengamatan
Peer Assessment
RTK disiplin diri hasil pengamatan peer assessment pada pertemuan
pertama terdapat 3 orang yang masuk kategori belum terlihat, 4 orang
kategori mulai terlihat, 7 orang kategori cukup terlihat dan 15 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 3 orang yang
masuk kategori belum terlihat, tidak ada siswa yang masuk kategori
mulai terlihat, 4 orang kategori cukup terlihat dan 22 orang kategori
sangat terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 1 orang kategori mulai terlihat, 13
orang kategori cukup terlihat dan 15 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
59
Gambar 10. Grafik Perubahan Perilaku Kreatif Hasil Pengamatan
Peer Assessment
RTK kreatif hasil pengamatan peer assessment pada pertemuan
pertama terdapat 6 orang yang masuk kategori belum terlihat, 8 orang
kategori mulai terlihat, 6 orang kategori cukup terlihat dan 15 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2 orang yang
masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori mulai terlihat, 10
orang kategori cukup terlihat dan 14 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi siswa yang masuk
kategori belum terlihat, 8 orang kategori mulai terlihat, 10 orang
kategori cukup terlihat dan 11 orang kategori sangat terlihat.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
60
Gambar 11. Grafik Perubahan Perilaku Ketekunan Hasil Pengamatan
Peer Assessment
Pada pertemuan pertama untuk RTK ketekunan hasil pengamatan
peer assessment tidak terdapat siswa yang masuk kategori belum
terlihat, 6 orang kategori mulai terlihat, 13 orang kategori cukup
terlihat dan 10 orang kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua
terdapat 3 orang yang masuk kategori belum terlihat, 4 orang kategori
mulai terlihat, 10 orang kategori cukup terlihat dan 12 orang kategori
sangat terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori mulai terlihat, 10
orang kategori cukup terlihat dan 16 orang kategori sangat terlihat.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
61
Gambar 12. Grafik Perubahan Perilaku Bertanggung jawab Hasil
Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk RTK bertanggung jawab hasil
pengamatan guru tidak terdapat siswa yang masuk kategori belum
terlihat, 8 orang kategori mulai terlihat, 2 orang kategori cukup terlihat
dan 19 orang kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua tidak
terdapat siswa yang masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori
mulai terlihat, 5 orang kategori cukup terlihat dan 21 orang kategori
sangat terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi siswa
yang masuk kategori belum terlihat dan mulai terlihat, 4 orang
kategori cukup terlihat dan 25 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
30
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
mulai berkembang
membudaya
62
Gambar 13. Grafik Perubahan Perilaku Berfikir logis Hasil
Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk RTK berfikir logis hasil pengamatan
guru terdapat 2 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 5 orang
kategori mulai terlihat, 19 orang kategori cukup terlihat dan 3 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 1 orang yang
masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori mulai terlihat, 17
orang kategori cukup terlihat dan 8 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga 1 orang masuk kategori belum terlihat, 4
orang kategori mulai terlihat, 11 orang kategori cukup terlihat dan 13
orang kategori sangat terlihat.
02468
101214161820
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
63
Gambar 14. Grafik Perubahan Perilaku Kerjasama Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kerjasama hasil pengamatan
guru terdapat 1 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 6 orang
kategori mulai terlihat, 18 orang kategori cukup terlihat dan 3 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua tidak terdapat lagi
siswa yang masuk kategori belum terlihat, 3 orang kategori mulai
terlihat, 17 orang kategori cukup terlihat dan 9 orang kategori sangat
terlihat. Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk
kategori belum terlihat dan kategori mulai terlihat, 20 orang kategori
cukup terlihat dan 9 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
64
Gambar 15. Grafik Perubahan Perilaku Kritis Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kritis hasil pengamatan guru
terdapat 1 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 9 orang kategori
mulai terlihat, 11 orang kategori cukup terlihat dan 8 orang kategori
sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 1 orang siswa yang
masuk kategori belum terlihat, 4 orang kategori mulai terlihat, 10
orang kategori cukup terlihat dan 14 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat, 2 orang kategori mulai terlihat, 9 orang kategori cukup
terlihat dan 18 orang kategori sangat terlihat.
02468
101214161820
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
65
Gambar 16. Grafik Perubahan Perilaku Kejujuran Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kejujuran hasil pengamatan
guru terdapat 2 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 6 orang
kategori mulai terlihat, 13 orang kategori cukup terlihat dan 8 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 1 orang siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 5 orang kategori mulai terlihat, 10
orang kategori cukup terlihat dan 13 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat, 4 orang kategori mulai terlihat, 6 orang kategori cukup
terlihat dan 19 orang kategori sangat terlihat.
02468
101214161820
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
ah S
isw
a
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
66
Gambar 17, Grafik Perubahan Perilaku Disiplin diri Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku disiplin diri hasil pengamatan
guru terdapat 3 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 2 orang
kategori mulai terlihat, 21 orang kategori cukup terlihat dan 3 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2 orang siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 1 orang kategori mulai terlihat, 17
orang kategori cukup terlihat dan 9 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat dan kategori mulai terlihat, 12 orang kategori cukup
terlihat dan 17 orang kategori sangat terlihat.
0
5
10
15
20
25
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
67
Gambar 18. Grafik Perubahan Perilaku Kreatif Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku kreatif hasil pengamatan
guru terdapat 3 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 6 orang
kategori mulai terlihat, 16 orang kategori cukup terlihat dan 4 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua tidak terdapat siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 5 orang kategori mulai terlihat, 14
orang kategori cukup terlihat dan 10 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga sudah tidak terdapat lagi siswa masuk kategori
belum terlihat, 5 orang kategori mulai terlihat, 12 orang kategori
cukup terlihat dan 12 orang kategori sangat terlihat.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
68
Gambar 19. Grafik Perubahan Perilaku Ketekunan Hasil Pengamatan Guru
Pada pertemuan pertama untuk perilaku ketekunan hasil pengamatan
guru terdapat 3 siswa yang masuk kategori belum terlihat, 6 orang
kategori mulai terlihat, 12 orang kategori cukup terlihat dan 8 orang
kategori sangat terlihat. Pada pertemuan kedua terdapat 2 orang siswa
yang masuk kategori belum terlihat, 4 orang kategori mulai terlihat, 12
orang kategori cukup terlihat dan 11 orang kategori sangat terlihat.
Pada pertemuan ketiga 1 orang masuk kategori belum terlihat, sudah
tidak terdapat lagi siswa masuk kategori mulai terlihat, 13 orang
kategori cukup terlihat dan 15 orang kategori sangat terlihat.
Sukmadinata (2007) menyatakan kegiatan pembelajaran kelompok
memberikan hasil yang lebih baik dalam pengembangan karakter
siswa karena banyak memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berinteraksi antar siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
diartikan bahwa dengan kegiatan pembelajaran kelompok siswa dapat
0
2
4
6
8
10
12
14
16
pertemuanpertama
pertemuankedua
pertemuanketiga
Jum
lah
Sis
wa
Pertemuan
belum terlihat
mulai terlihat
cukup terlihat
sangat terlihat
69
terlatih untuk bertanggung jawab, berfikir logis, bekerjasama, berfikir
kritis, jujur, disiplin diri, kreatif, dan tekun dalam memecahkan suatu
masalah yang diberikan oleh guru.
Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2001:104), hubungan-
hubungan pribadi saling aksi dan mereaksi, penerimaan oleh anggota
kelompok, kerja sama dengan teman-teman sekelompok akan
berpengaruh pada perilakunya. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di
atas dapat diartikan bahwa proses pembelajaran yang melibatkan
interaksi antar siswa dapat mengembangkan karakter siswa.
top related