jaringan bisnis ikan etnis cina muslim cilacap dalam ... · pdf fileperspektif etika bisnis...
Post on 06-Feb-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JARINGAN BISNIS IKAN ETNIS CINA MUSLIM CILACAP DALAM
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Itsna Nurrahma Mildaeni
NIM : 104046101619
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
JARINGAN BISNIS IKAN ETNIS CINA MUSLIM CILACAP DALAM
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Itsna Nurrahma Mildaeni
NIM : 104046101619
Di Bawah Bimbingan
Prof. Dr. Drs.H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H/ 2008 M
LEMBAR PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 10 Mei 2008
Itsna Nurrahma Mildaeni
KATA PENGANTAR
Segenap syukur atas segala nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-
Nya pada kita. Shalawat beserta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW dengan
mukjizatnya, al-Qur’an menunjukan hambanya pada benar dan yang salah.
Sebagai putri daerah, besar asa dan cita penulis untuk dapat melakukan yang
terbaik dan memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat Cilacap. Skripsi ini
merupakan sedikit dari langkah awal yang dapat penulis lakukan untuk dapat
merealisasikan sumbangsih bagi perekonomian masyarakat meskipun masih dalam
lingkup yang sangat kecil dan terbatas yaitu masyarakat nelayan Cilacap.
Skripsi ini dapat diselesaikan pada saat yang diharapkan bukan hanya karena
kerja keras penulis, namun banyak pihak yang turut serta berjuang didalamnya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin
Suma, SH., MA., MM.
2. Ketua Jurusan Muamalat Ibu Euis Amalia, M.Ag, dan Sekretaris Jurusan
Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, terima kasih atas bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung selama penulis menempuh masa studi.
3. Dosen pembimbing, Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM
yang senantiasa meluangkan waktu ditengah kepadatan kegiatan beliau,
semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau
dan senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.
4. Dr. Yongky selaku pengurus PITI (Persatuan Iman Tauhid Indonesia) dan
para pengurus KUD Mino Saroyo dan HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia) Cilacap, yang sangat membantu memberikan informasi dan data
dalam penelitian ini.
5. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan
Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan bantuan
untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.
6. Rasa ta’dzim dan terima kasih yang tak terhingga banyaknya kepada
ayahanda Djuwarno Sumarja, S.Pd.I dan Ibunda Parjiati S.Pd., atas segala
dukungan dalam kesabaran, keikhlasan, perhatian dan kasih sayang yang tak
terbatas, senantiasa memotivasi dan menguatkan penulis disaat lelah dan
lemah hingga dalam do’a dan munajatnya tak pernah berhenti memohon pada-
Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.
7. Buat kakak terkasih, Rifka Rahma Wardati, Mas Aa (k’Adi) dan Faiq Adzka
Ar-raja’ serta adik-adik tersayang Fauzia Uli Rahmi dan Fahmi Humaidi
Abdillah yang selalu mewarnai hari-hari penulis dengan canda, terima kasih
menjadikan hidup terasa amat berharga.
8. Untuk Bu’dhe Sari, Bu’dhe Rina, Pa’dhe Karno, kakak ku Iin Imam Widodo
dan keluarga kecilnya (Zan Zabran&mba’ Siti), matur nuwun sanget sangu
kalian do’ane.
9. Teruntuk do’a dan dukungan yang senantiasa menemani penulis, guru bagi
kehidupan Ita Rodiah SS, serta sahabat-sahabat tempat berbagi Ajeng dan
Ulul, jangan cepat puas atau putus asa, believe the power of pray. Juga kawan-
kawan yang selalu ikhlas membantu, mba’ Nana, Dista, Nisa, Iik, teh Euis,
Saiful, Nina, Ryan, Fajar, Irham, dan Audy, teruslah semangat berjuang.
10. Untuk kawan-kawan PS-B 2004 Lutfi, Rahma, Ida, Puji, Maya, Yuyun, Yetti,
Ozan, Evi, Heni, Fidah, Afudz, Sessar, Zaenal, Icha, Ussie, Wira, Udin,
Gilang, Dayat, Omen, Ipank, Hamba, Hilman, Tuti dan seluruh sahabat-
sahabat seperjuangan perbankan Syariah 2004 yang tak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih cinta.
Hormat saya,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
D. Metode Penelitian 9
E. Review Studi Terdahulu 13
F. Teknik Penulisan 16
G. Sistematika Penulisan 16
BAB II JARINGAN BISNIS DAN ETIKA BISNIS ISLAM
A. Jaringan Bisnis 18
B. Etika Bisnis Islam 23
C. Berdagang Pekerjaan Mulia dalam Islam 31
D. Distribusi Barang 33
E. Persaingan Bisnis 34
F. Mengelola harta 37
BAB III GAMBARAN UMUM ETNIS CINA MUSLIM CILACAP
A. Perkembangan Jaringan Bisnis Etnis Cina di Indonesia 41
B. Kondisi Geografi Cilacap 43
C. Perkembangan Bisnis Sektor Perikanan 44
D. Etnis Cina Muslim Cilacap 47
E. Bisnis Ikan Etnis Cina Muslim Cilacap 50
BAB IV ANALISA TERHADAP BISNIS ETNIS CINA DALAM
PANDANG ETIKA BISNIS ISLAM
A. Jaringan Bisnis Lingkar Pedesaan dan Perkotaan 53
B. Distribusi 72
C. Pola Jaringan Bisnis Etnis Cina Muslim 73
D. Hubungan Dengan Rekan dan Relasi Bisnis 78
E. Strategi Perdagangan dalam Persaingan Bisnis 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 81
B. Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis merupakan kegiatan yang tak pernah lepas dari kehidupan manusia
sepanjang masa. Perannya dalam pembangunan suatu bangsa sangatlah besar,
terutama pembangunan ekonomi. Bisnis dapat melancarkan proses produksi,
distribusi dan konsumsi. Hal ini tentu akan berpengaruh pada berkurangnya
jumlah pengangguran yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga secara tidak langsung dapat meminimalisir ketergantungan
pada bangsa lain dan mempertangguh ketahanan nasional.1
Namun sangat disayangkan, realita menunjukan jiwa bisnis masyarakat
Indonesia masih sangat lemah. Hal ini tidak lepas dari latar belakang sejarah
pekerjaan bisnis di Indonesia yang dianggap sebagai pekerjaan kurang terhormat
dan pendapatan keuntungannya tidak pasti. Bisnis identik dengan kegiatan yang
penuh siasat kotor para pelakunya. Dalam perdagangan, perilaku negatif seorang
pedagang dianggap sebagai karakter yang tak pernah lepas dari dunia
perdagangan. Sudah melekat dibenak masyarakat bahwa pekerjaan dagang selalu
dilakukan penuh dengan trik penipuan, ketidakjujuran, pelit, terlalu perhitungan
dan beberapa sifat buruk lainnya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia lebih
1Buchari Alma, Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2002, Cet-Ke1, h.2.
tertarik untuk menjadi pegawai di institusi pemerintah atau swasta yang dianggap
memiliki pendapatan pasti, cenderung beresiko kecil dan dipandang lebih
memiliki posisi pada status sosial masyarakat.
Menurut Rhenald Kasali, mayoritas pebisnis Indonesia yang berhasil
berasal dari atau keturunan etnis Cina. Mereka memiliki beberapa karakteristik
dan nilai yang lebih baik daripada pebisnis lokal seperti sifat pantang menyerah,
berani mengambil resiko, kecepatan dan fleksibilitas serta kemampuan keluarga
sebagai lahan untuk menggembleng anak-anaknya menjadi pebisnis handal2.
Di skala nasional, banyak perusahaan-perusahaan besar berada di bawah
kendali para Cina overseas3 seperti Liem Sioe Liong dari Salim Group, Eka
Tjipta dari Sinar Mas, Mochtar Riadi dari Lippo Group dan banyak lagi yang lain.
Dalam skala lokal, hampir disetiap pasar menjadi wilayah kekuasaan bisnisnya.
Hal ini tentu sangat menarik, mengingat mereka adalah golongan minoritas dari
total penduduk Indonesia. Menurut perkiraan angka kasar yang dilakukan
Universiti Ohiou Tionghoa Indonesia, etnis Cina di Indonesia berkisar
7.310.0004. Namun jumlah yang hanya 3-4% dari total penduduk Indonesia ini
mengendalikan sekitar 80% dari semua bisnis swasta.5
2“Membangun Kewirausahaan di Indonesia”, Usahawan, XXXIV, No 5, ( Mei, 2005), h.9-
10. 3Istilah yang digunakan bagi para Cina perantauan. 4http://www.library ohiou.edu/subject/shao/database_populasi_Indonesia 5Rob Goodfellow, Etika Bisnis Indonesia, Yogyakarta:Tajidu Press, 2002, h.96.
Bagi dunia bisnis, etnis Cina menjadi maestro. Keunggulannya menjadi
teka-teki besar yang mengundang keingintahuan banyak orang, bukan hanya
karena kesuksesan yang dapat diraihnya, namun juga karena kelihaiannya dalam
mempertahankan kursi emas yang telah didudukinya. Mereka masih mampu
bertahan meski sempat mengalami masa suram saat kerusuhan Mei 1998. Etnis
Cina seolah telah memiliki formula yang sangat tepat dan jitu untuk kesuksesan
bisnis yang mereka jalankan.
لب العلم ولو بالصيناط Artinya: “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”.
Pepatah ini menjadi semangat tersendiri untuk dapat belajar pada etnis
Cina. Pada abad ke-7 Masehi orang Cina telah pandai membuat kertas, menenun
sutera, menguasai seni keramik serta meramu bahan peledak. Dalam seni sastra,
ketabiban, filasafat, dan pemerintahan mereka juga sudah maju.6 Tentu saja untuk
dapat belajar dari etnis Cina tidak harus pergi ke negeri Cina, mereka dapat
ditemui di berbagai daratan di belahan bumi, juga di bumi pertiwi ini. Kita dapat
melihat lebih dekat dan lebih dalam pada etnis Cina yang berada disekitar
lingkungan kita.
Sebagai pendatang, perjalanan kehidupan etnis Cina di Indonesia tidak
tanpa masalah. Etnis Cina di Indonesia menjadi warga negara yang tak jarang
menerima diskriminasi sosial, mereka cenderung hidup berkelompok dan
6Mohammad Fadhely, Meneropong Kehidupan Ekonomi Umat Islam, Peradaban Islam,
Kapitalisme, dan Budaya China di Indonesia, Jakarta:PT Golden Terayon Press, 1999, Cet.Ke-2, h.61-62.
interaksi dengan etnis lain masih terbatas. Oleh karena itu, solidaritas sesama
anggota etnis sangatlah kuat. Perasaan ketidakamanan karena merupakan
golongan minoritas ini mendorong mereka untuk memperkuat jaringan rasial
dalam berbisnis. Meskipun etnis Cina terpisah dari negara Cina secara geopolitik,
namun dari segi ekonomi, hubungan mereka masih terjalin kuat dan dikenal
dengan istilah bamboo network.7 Sesama anggota jaringan saling membantu dan
mendukung. Jaringan ini menjadikan mereka kuat dan terkadang menghalangi
masuknya pendatang baru terlebih etnis non-Cina dalam jaringan bisnis mereka.
Ikatan yang kuat ini juga memungkinkan mereka untuk dapat menguasai pasar
bahkan untuk memonopoli perdagangan8.
Kelebihan etnis Cina juga sangat tampak pada jiwa inovatif dan kreatif
yang mereka miliki. Merekapun sangat pandai melihat peluang bisnis, seperti
yang tampak pada bisnis perikanan di Cilacap. Mereka mampu melihat peluang
bisnis dengan melihat potensi daerah yaitu kekayaan maritim. Potensi perikanan
diperkirakan sekitar 6,7 juta ton pertahun, sementara tingkat pemanfaatannya baru
mencapai 5,9% dari potensi lestarinya. Ini berarti produksi perikanan baru
7Ann Wan Seng, Formula Bisnis Negara Cina, Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika, Agustus
2007, Cet.Ke-1, h.64. 8Ann Wan Seng, Rahasia Bisnis Orang Cina, Jakarta: Hikmah Zaman Baru, 2007, Cet.Ke-5,
h.140.
mencapai 3,953 juta ton pertahun atau 3,9 milyar kg/tahun.9 Inilah salah satu
peluang bisnis yang mereka lihat untuk menerjuni bisnis di sektor perikanan.
Seiring berjalannya waktu terjadi proses pembauran etnis Cina dan kaum
pribumi, baik melalui akulturasi maupun asimilasi yaitu melalui amalgamasi
biologis (perkawinan campuran) dan konversi keagama masyarakat lokal.10
Banyak etnis Cina yang beralih keagama Kristen dan Katholik yang masih
mentolerir budaya lama mereka seperti pemujaan terhadap arwah leluhur, makan
daging babi dan meminum alkohol serta kegemaran berjudi yang sangat melekat
dalam kehidupan mereka. Namun tak sedikit etnis Cina di Indonesia yang
berkonversi keagama Islam. Dan tentu saja konversi keagama Islam tidak hanya
sekedar menyatakan perpindahan agama, namun mencakup seluruh perubahan
secara komprehensif.
Al-Qur’an memberikan kebebasan dalam berbisnis. Namun tentu saja
kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak melanggar syariah. Al-Qur’an juga
memotivasi umatnya untuk giat bekerja salah satunya dalam sektor perdagangan.
Islam menempatkan perdagangan sebagai pekerjaan mulia11. Rasulullah juga
9 Laode Kamaludin, Pembangunan Ekonomi Maritim, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2002, h.75. 10Susiyanto, “Solidaritas Sosial Cina Muslim dan non-Muslim dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya” (Studi di Bengkulu), Jurnal Penelitian Humaniora Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Edisi Khusus, Juni 2006, h.84-98.
11Buchari Alma, Kewirausahaan, h.200.
menganjurkan umatnya untuk mengadakan jalinan atau jaringan perdagangan tak
terkecuali dengan kaum non muslim 12
Islam sebagai suatu agama merupakan suatu sistem yang tak dapat
dipisahkan dari seluruh aspek kehidupan umatnya.13 Islam tidak memisahkan
kehidupan duniawi dan ukhrawi. Seperti yang disebutkan dalam QS. al-
Qhashas/28: 77.
وابتغ فيما ءاتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن آما في الأرض إن الله لا يحب أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد
)77: 28القصص(المفسدين
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qhashas ayat 77)
Islam melalui Al-Qur’an dan hadits memberikan petunjuk fundamental
bagi umatnya dalam bertingkah laku. Islam tidak melarang umatnya untuk
memperjuangkan kehidupan duniawi, namun juga selalu mengingatkan umatnya
untuk mencari bekal bagi kehidupan yang lebih kekal, yaitu kehidupan akhirat.
Oleh karena itu, selain memotivasi umatnya untuk giat bekerja, Islam juga
12Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, Cet.Ke-4,
h.95. 13Muhammad dan Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis, Jakarta:
Salemba Diniyah, 2002, h.83.
memberikan tuntunan nilai serta moral yang menjadi pedoman bagi umatnya
dalam bertindak dan berperilaku termasuk dalam aktifitas bisnisnya, yang
semuanya telah diatur dalam etika bisnis Islam agar keseimbangan hidup dunia
dan akhirat dapat tercapai.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dengan pemaparan latar belakang masalah diatas, dapat dilihat beberapa
kelebihan etnis Cina dalam dunia bisnis, salah satunya kekuatan jaringan bisnis
yang menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk mengkaji masalah ini.
Disisi lain, dunia bisnis sangat dekat dengan perilaku-perilaku negatif yang
melanggar etika, ditambah lagi iklim dunia bisnis yang menuntut adanya
persaingan sesama pelaku bisnis yang kerap menghalalkan segala cara untuk
memenangkan persaingan dan meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa
mengindahkan etika dalam berbisnis.
1. Pembatasan Masalah
Berawal dari uraian yang telah dipaparkan diatas, melihat luasnya
sektor yang ada dalam dunia bisnis serta banyaknya obyek bisnis, untuk
membatasi ruang penelitian maka penulis memfokuskan penelitian pada
jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim, dengan mengambil lokasi kabupaten
Cilacap.
Adapun pemilihan etnis Cina yang beragama Islam (muslim)
berkenaan dengan akses data dan informasi yang akan dijadikan sumber
penelitian.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, pembahasan yang akan
dilakukan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa dan bagaimanakah jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim Cilacap?
b. Bagaimanakah persaingan bisnis ikan etnis Cina muslim Cilacap?
c. Bagaimana pandangan etika bisnis Islam terhadap jaringan bisnis dan
perilaku serta persaingan etnis Cina muslim di pasar?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Bagi dunia akademik
a. Menambah kontribusi keilmuan tentang bisnis etnis Cina khususnya
dalam bisnis perikanan.
b. Memperkaya khazanah pengetahuan tentang jaringan bisnis etnis Cina
muslim.
c. Mengetahui perilaku bisnis etnis Cina dari kaca pandang etika bisnis
Islam.
2. Bagi praktisi
a. Mempelajari kekuatan etnis Cina dalam jaringan bisnis yang mereka
miliki.
b. Mengetahui lebih jauh tentang jaringan bisnis etnis Cina muslim dalam
persaingan di pasar agar dapat saling memotivasi dan berlomba-lomba
dalam kebaikan.
c. Menerapkan prinsip dan perilaku bisnis etnis Cina muslim yang sesuai
dengan etika bisnis Islam sehingga dapat berperan aktif dalam
pembangunan ekonomi Indonesia melalui dunia bisnis dengan
mengembangkan potensi daerah.
D. Metode Penelitian
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang
juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi
pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis
atas jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian yang hati-hati atas hipotesis.14
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran,
atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang15, dengan menggunakan
pendekatan empiris. Penulis akan mendeskripsikan tentang jaringan bisnis ikan
etnis Cina muslim Cilacap serta beberapa hal yang berhubungan dengannya
14Moh, Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, Cet.Ke-5, h.13. 15Ibid., h.54.
dengan mempertimbangkan dan menilai data-data yang penulis dapatkan dari
kaca pandang etika bisnis Islam.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini memadukan dua jenis penelitian yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini mengkaji lebih dalam literatur yang ada, baik berupa buku,
catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Peneliti juga langsung terjun kelapangan penelitian untuk mendapatkan
data hasil pengamatan lapangan atau informasi dari responden.16
2. Jenis Data
Jenis data merupakan data kualitatif dimana instrumen yang digunakan
adalah:
a. Data Primer
1) Observasi, dengan mengamati langsung ke tempat bisnis etnis Cina
dan lokasi-lokasi transaksi bisnis perikanan di Cilacap.
2) Wawancara, dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur.
b. Data Sekunder
1) Dokumentasi dari arsip atau data yang berhubungan dengan penelitian.
16 Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h.11.
2) Dari buku, artikel dan karya-karya ilmiah serta penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Sampel Penelitian
a. Besar Sampel.
Secara umum sampel minimum yang dapat diterima untuk studi
tergantung dari jenis studi yang dilakukan. Beberapa pedoman yang
dianjurkan adalah:
1) Untuk studi deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap merupakan
jumlah amat minimal. Untuk populasi kecil setidaknya memerlukan
sampel 20%.
2) Untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk
menguji ada tidaknya hubungan.17
Maka penelitian ini akan mengambil sampel sebesar 20% dari
masing-masing sektor dalam jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim
Cilacap.
No Sektor Bisnis Jumlah Sampel yang diambil
1 Perkapalan (nelayan) 22 orang 20% x 22 = 4,4 dibulatkan 4 orang
2 Perdagangan ikan (bakul ikan)
11 orang 20% x 11 = 2,2 dibulatkan 2 orang
3 Industri rumah tangga makanan berbahan dasar ikan
9 orang 20% x 9 = 1,8 dibulatkan 2 orang
17Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:Erlangga, 2003, h.111.
b. Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah non probabilitas
sampling atau sampel secara tidak acak dimana elemen-elemen populasi
tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel18.
Secara lebih spesifik metode sampel yang diambil adalah sampling bola
salju (snowing ball) yaitu pengumpulan data dimulai dari beberapa orang
yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel, kemudian
menjadi sumber informasi mengenai orang-orang lain yang juga dapat
dijadikan anggota sampel.19
Sedangkan beberapa informan lain dalam penelitian terdiri dari:
a. Relasi bisnis, pekerja dan pesaing bisnis etnis Cina muslim.
b. Pengurus organisasi atau yayasan etnis Cina muslim di Indonesia
seperti Yayasan Karim Oei dan PITI (Persatuan Iman Tauhid
Indonesia).
c. Pengurus organisasi nelayan seperti KUD (Koperasi Unit Desa) dan
HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia)
18Indriantoro Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta: PBFE,
2002, Cet.Ke-2, h.131. 19Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasiny, h.68
E. Review Studi Terdahulu
Tema bisnis telah banyak dikaji dalam penelitian. Sebagian besar
membahas pada konsep etika bisnis yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits
serta implementasi nilai-nilainya pada konteks kekinian. Penelitian tersebut
antara lain:
1. Konsep Bisnis dalam Al-Qur’an dan Implikasinya pada Konteks Modern
Muhammad Abduh-Perbankan Syariah 2004.
Bisnis harus sesuai dengan apa-apa yang digariskan Al-Qur’an yang
diterapkan melalui etika bisnis Islam. Etika bisnis Islam terdiri dari nilai-nilai
dasar ekonomi Islam yaitu: keadilan, kehendak bebas, kejujuran, pertanggung
jawaban, berorientasi produktif, dilandasi rela sama rela, tidak menghalangi
kewajiban terhadap Allah, bersih dari riba, administrasi dan manajemen yang
baik, objek yang diperdagangkan halal dan bermanfat.
2. Konsep Etika Bisnis Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah
Badriatul Lutfiani-Perbankan Syariah 2004.
Pelaksanaan etika dalam kegiatan bisnis dimasa kini dan mendatang
merupakan tuntutan yang tidak terelakan. Islam menganjurkan umatnya untuk
bekerja, salah satu pekerjaan yang baik yaitu berdagang. Ditengah
perdagangan global seorang pedagang muslim dituntut untuk dapat berjiwa
wirausaha yang pantang menyerah dan menerapkan prinsip-prinsip bisnis
yang sesuai syariah untuk pedoman dalam menjalankan usaha dagangnya.
Adanya bisnis perdagangan sesuai syariah yang mengutamakan etika
dalam berdagang merupakan warna tersendiri dalam sistem perekonomian
dunia saat ini dan menjadi tugas kita bersama untuk membumikan etika bisnis
perdagangan yang sesuai syari’ah.
3. Penerapan Etika Kerja Guna Mencapai Profit yang Maksimal Ditinjau dari
Ekonomi Islam (Studi Kasus Toserba Mekar Sari Pondok Gedhe)
Nur Asiah- Perbankan Syariah 2004.
Peranan etika sangatlah penting dalam dunia usaha, jika usaha dijalankan
berdasarkan etika maka memberikan citra bagi usahanya, sehingga memiliki
kredibilitas yang tinggi. Etika kerja dan profit memiliki hubungan erat.
Dengan diterapkannya etika kerja pada Toserba Mekar Sari ternyata
memberikan pengaruh positif terhadap pelayanan yang diberikan sehingga
menarik pelangggan lebih banyak lagi yang akhirnya dapat meningkatkan
profit.
4. Perilaku Produksi pada Pedagang Etnis Cina di Kya-Kya Kembang Jepun
Surabaya.
Dwiana Mariawati-Skripsi FE Universitas Brawijaya Malang, 2006.
Penelitian ini menemukan fakta bahwa budaya, tradisi, kepercayaan,
pengalaman dan bahkan agama telah melatar belakangi pembentukan karakter
para pedagang etnis Cina di Kya-Kya Kembang Jepun dalam menjalankan
proses produksi. Penelitian ini juga mengungkapkan bagaimana perilaku
produksi pedagang Etnis Cina di Kya-Kya Kembang Jepun Surabaya.
Skripsi pertama, kedua dan ketiga membahas tentang pentingnya
penerapan etika dalam dunia bisnis. Skripsi pertama memaparkan tentang
konsep bisnis yang ada didalam Al-Qur’an dan hadits yang harus dipegang
oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya. Sedangkan skripsi
kedua dan ketiga menarik kesimpulan pentingnya penerapan nilai-nilai etika
dalam bisnis dan kerja karena akan menimbulkan dampak positif bagi bisnis
yang dijalankannya. Sedangkan skripsi keempat secara spesifik membahas
tentang perilaku produksi etnis Cina tanpa meninjaunya dari pandangan
ekonomi Islam.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas jaringan bisnis etnis
Cina muslim kabupaten Cilacap Jawa Tengah serta analisa etika bisnis Islam
memandang hal ini. Uraian yang telah memaparkan beberapa kelebihan etnis
Cina dalam dunia bisnis menjadi daya tarik untuk belajar dan menggali lebih
dalam tentang bisnis mereka, namun dalam mengadopsi dan mengambil
pelajaran dalam bidang apapun harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip
syariah yang dalam hal ini diatur dalam etika bisnis Islam. Telah jelas
perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah ada
sebelumnya.
F. Teknik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang
diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2007.
G. Sistematika Penulisan
Struktur berpikir yang dituangkan dalam penyusunan skripsi ini
berdasarkan hasil penelitian dan bacaan yang ditulis secara sistematis dalam lima
bab, secara terperinci sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, review studi terdahulu, teknik penulisan dan sistematika penulisan.
Bab kedua mencoba memaparkan kerangka konseptual tentang jaringan
bisnis dan etika bisnis Islam. Pembahasannya meliputi: jaringan bisnis, etika
bisnis Islam, berdagang pekerjaan mulia dalam Islam, distribusi barang,
persaingan bisnis, serta mengelola harta.
Bab ketiga adalah gambaran umum etnis Cina Cilacap dan perkembangan
bisnis perikanan yang menguraikan tentang perkembangan jaringan bisnis etnis
Cina di Indonesia, kondisi geografi Cilacap, perkembangan bisnis sektor
perikanan, keadaan etnis Cina muslim Cilacap dan bisnis ikan etnis Cina muslim
Cilacap.
Bab keempat adalah pembahasan yang menganalisa jaringan bisnis ikan
etnis Cina muslim Cilacap yang mencakup jaringan bisnis lingkar pedesaan dan
perkotaan, pola jaringan bisnis etnis Cina muslim, hubungan dengan rekan dan
relasi bisnis, strategi perdagangan dalam persaingan bisnis.
Bab kelima adalah penutup dari seluruh uraian penulis yang meliputi
kesimpulan dari pembahasan dan saran-saran.
BAB II
JARINGAN BISNIS DAN ETIKA BISNIS ISLAM
A. Jaringan Bisnis
Jaringan bisnis dipahami sebagai suatu tatanan organisasi ekonomi yang
mengatur koordinasi dan kerja sama antarunit bisnis.20 Jaringan memiliki peran
yang sangat penting bagi keberlangsungan bisnis dan daya saing suatu bisnis.
Oleh karena itu, setiap pelaku bisnis akan berupaya untuk memelihara
jaringannya.
Dilihat secara keseluruhan, jaringan bisnis etnis Cina di Asia Timur dan
Tenggara terdiri dari empat lingkar: lingkar pedesaan, lingkar perkotaan, lingkar
regional, dan lingkar global. Keempat lingkar tersebut menjadi jaringan-jaringan
bisnis yang ekstensif yang bisa diandalkan untuk dengan cepat memobilisasi dan
mendistribusikan modal, barang, kebutuhan produksi, konsumsi, dan informasi21
1. Faktor Pembentuk Jaringan Bisnis
Pengikat jaringan bisnis ini tidak selalu berupa aturan-aturan legal,
namun dapat juga berupa konvensi-konvensi informal. Dalam proses
20Ismail Yusanto, Muhammad dan Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami,
Jakarta: Gema Insani, 2002, Cet-Ke1, h.87. 21Alexander Irwan, Jaringan Bisnis dan Identitas Etnis Transnasional, dalam I Wibowo, ed.,
Retrospeksi dan Rekontekstualisasi Masalah Cina, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999, h.77.
pembentukannya jaringan bisnis dapat dicapai melalui berbagai interaksi
antar unit bisnis yang pada akhirnya akan membentuk suatu jaringan.
Terdapat 3 faktor pembentuk jaringan bisnis, yaitu: pertukaran, adanya
ketergantungan sumber daya dan ekonomi biaya transaksi.
a. Pertukaran.
Jaringan bisnis merupakan struktur sosial yang terbentuk karena
adanya relasi sosial diantara para pelakunya baik perseorangan ataupun
melalui lembaga. Interaksi yang terjadi diantara relasi-relasi sosial
tersebut dimaksudkan untuk melakukan sejumlah pertukaran baik secara
langsung atau tidak langsung terhadap hal-hal yang dianggap berharga
seperti materi dan informasi
b. Adanya Ketergantungan Sumber Daya.
Faktor ini menegaskan bahwa terbentuknya jaringan bisnis adalah
upaya strategis organisasi atau unit bisnis yang beroperasi dalam
lingkungan bisnis yang relatif tidak stabil. Dengan jaringan bisnis akan
mengamankan sumber daya yang dikuasai oleh pihak lain. Melalui
jaringan bisnis atau kerjasama dengan pihak lain pemenuhan kebutuhan
sumber daya dapat lebih terjamin sehingga dapat menguatkan posisi
masing-masing.
c. Ekonomi Biaya Transaksi
Sebuah bisnis tentu membutuhkan barang-barang yang akan
diolah untuk mengahasilkan suatu produk. Kebutuhan akan barang ini
dapat dicukupi melalui pasar dan hierarki. Untuk mendapatkan barang-
barang kebutuhan melalui pasar akan diperlukan biaya transaksi yang
lebih tinggi dibanding melalui hierarki. Keinginan untuk meminimalisir
biaya transaksi inilah yang menjadi salah faktor pembentuk jaringan
bisnis.
2. Pola Hubungan Jaringan Bisnis
Terdapat beberapa pola hubungan jaringan bisnis, yaitu:
a. Vertikal, yaitu hubungan yang terjadi antara usaha-usaha yang memiliki
kaitan ke depan (hilir) atau ke belakang (hulu). Misalnya hubungan yang
terjadi antara produsen buah segar dengan produsen manisan buah.
b. Horizontal, yaitu hubungan yang terjadi antara usaha-usaha yang terkait
langsung, namun tidak dalam sektor yang sama. Misalnya hubungan
antara produsen buah kalengan dan industri pengemasan.
c. Lateral, yaitu hubungan antara usaha atau institusi yang tidak terkait
secara langsung, baik dalam sektor yang sama maupun berbeda. Misalnya
lembaga-lembaga pemerintah, LSM dan kelompok-kelompok sosial.
Pola hubungan vertikal dan horizontal dikenal sebagai jaringan
interfirm networks, dimana relasi yang terjadi berpusat pada kepentingan
untuk memperoleh manfaat yang timbul dari spesialisasi masing-masing
komponen (unit usaha). Sedangkan hubungan lateral dikenal sebagai
extrafirm networks, hubungan yang terjadi lebih didasari oleh motif-motif
yang berkaitan dengan kekuasaan dan pengaruh. Lobi-lobi untuk memperoleh
dukungan dan kontrak-kontrak pemerintah atau legitimasi sosial politik
merupakan contoh dari hubungan ini.22
3. Hubungan Pengusaha dengan Orang Lain.
a. Tepat dalam memilih rekan kerja.
Nilai-nilai akhlak mulia dan efisiensi keahlian haruslah menjadi
kriteria dalam memilih rekan kerja. Sehingga para pelaku bisnis
dibolehkan untuk lebih selektif dalam memilih rekan bisnis untuk
mengantisipasi perselisihan dan kerugian yang akan terjadi bila rekan
bisnis tidak kompeten serta amanah.
ال الذين ءامنوا وإن آثيرا من الخلطآء ليبغي بعضهم على بعض إ )38:24/ص ( وعملوا الصالحات وقليل ماهم
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah mereka itu”.(QS. Shaad/ 24: 38)
b. Tepat dalam memilih pekerja.
Tidak jauh berbeda dengan pemilihan rekan kerja, memilih pekerja juga
harus mengutamakan kualitas akhlak dan kompetensi serta keahlian
mereka.
22Ibid., h.97-101
وقال الملك ائتوني به أستخلصه لنفسي فلما آلمه قال إنك اليوم ألرض إني حفيظ قال اجعلني على خزائن ا0لدينا مكين أمين
)55-54 :12/سفيو(عليم Artinya: “Dan raja berkata, “Bawalah Yusuf kepadaku, aku akan memilihnya sebagai pembantu dekatku”, maka tatkala raja bercakap-cakap dengannya, raja berkata, “Sesungguhnya pada hari ini engkau di sisi kami mempunyai kedudukan lagi dipercaya. Berkata Yusuf, “jadikanlah aku bendahara Mesir, sesungguhnya aku sanggup memelihara lagi cukup mengetahui”.
c. Kerjasama di antara para pelaku bisnis.
Kerjasama dengan para pelaku bisnis lain sangat dibutuhkan dalam rangka
bertukar informasi dan pengalaman. Islam menganjurkan adanya
kerjasama dalam hal-hal kebajikan.
)2: 5/المائدة ( وتعاونوا على البر والتقوى والتعاونوا على اإلثم والعدوانArtinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. al-Maidah/ 5: 2)
d. Konsultasi dalam ruang lingkup manajemen dan penentuan keputusan.
Dalam Islam dikenal istilah syura (musyawarah) seperti yang disebutkan
QS. Al-Syura (42): 38 yang berbunyi:
وأمرهم شورى بينهمArtinya: “Sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah diantara mereka”.
Dapat dipahami bahwa Islam menganjurkan untuk bermusyawarah dalam
manajemen pengelolaan bisnis. Dengan bermusyawarah sebelum
mengambil keputusan akan terbentuk dukungan moral dari para rekan
kerja dan pegawai serta mendatangkan solusi yang sehat bagi
permasalahan yang timbul.23
B. Etika Bisnis Islam
1. Pengertian Etika Bisnis
a. Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani ethos jamaknya
ta etha yang berarti adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berfikir.
Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan
diartikan juga sebagai nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.24 Secara terminologi etika merupakan konsep
nilai, baik, buruk, benar, salah dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip
umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atas apa saja.25
b. Bisnis
23Siddiq Muhammad, Husain Shahatah, Transaksi dan Etika Bisnis Islam, Jakarta:Visi Insani
Publishing, 2005, h.60-66 24Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam,
Jakarta: Kholam Publishing, 2008, Cet.Ke-1, h.292. 25Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam , h.5.
Apa yang dimaksud dengan bisnis sudah banyak diungkapkan oleh
beberapa ahli. Melihat asal katanya bisnis berasal dari bahasa Inggris
business yang berarti: perusahaan, urusan atau usaha. Bisnis dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 26
Pendapat lain menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total
usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi,
transportasi, komunikasi, usaha jasa, yang bergerak dalam bidang
membuat dan memasarkan barang dan jasa ke konsumen.27
c. Etika Bisnis
Setelah memahami tentang pengertian etika dan bisnis maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang
baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada
prinsip-prinsip moralitas. Dengan kata lain etika bisnis berarti
seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit
padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai
tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. Etika bisnis juga dapat berarti
pemikiran atau refleksi tentang perbuatan baik, buruk, terpuji, tercela,
26Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung: Alfabeta, 1998, h.21. 27Ibid
benar, salah, wajar, tidak wajar, pantas, tidak pantas dari perilaku
seseorang dalam berbisnis atau bekerja.28
2. Pengertian Etika Bisnis Islam
Pada dasarnya Islam merupakan kode perilaku etika dan moral bagi
kehidupan manusia yang didasarkan pada perintah dan petunjuk Ilahiah.
Islam memandang etika sebagai salah satu bagian dari sistem kepercayaan
muslim yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Islam juga
memberikan garis petunjuk yang bersifat operasional dan praktis dalam
aktivitas manusia termasuk dalam bisnis.29
Maka yang dimaksud etika bisnis Islam ialah konsep tentang usaha
ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta
benar dan salah menurut standar akhlak Islam.30
Batasan syariah menempatkan halal-haram dalam berperilaku. Dalam
etika bisnis Islam, Al-Qur’an dan hadits dijadikan acuan dalam menilai baik,
buruk, benar dan salahnya suatu aktivitas bisnis. Jelas bahwa Al-Quran
memberikan tuntunan bisnis yang baik dan benar, yaitu suatu visi bisnis masa
depan yang bukan semata-mata mencari keuntungan sesaat.
28Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, h.15-16 29Taha Jabir Al-Alwani, Bisnis Islam, Penerjemah:Suharsono, Yogyakarta: Ak Group, 2005,
h.36. 30Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, h.293.
3. Pokok-pokok aksioma Etika Islam
Aksioma, yang berasal dari bahasa Latin ialah sesuatu yang tidak perlu
dibuktikan lagi karena sudah diterima kebenarannya secara pasti. Dalam Etika
Islam terdapat 4 aksioma yang menjadi dasar etika Islam, keempat aksioma
tersebut adalah:
a. Tauhid
Sistem etika Islam, yang meliputi kehidupan manusia di bumi
secara keseluruhan, selalu tercermin dalam konsep tauhidullah
(pemahaesaan Allah) yang dalam pengertian absolut, hanya berhubungan
dengan Tuhan.
اهللا آل إله إال هو الحي القيوم ال تأخذه سنة والنوم له مافي السماوات ومافي األرض من ذا الذي يشفع عنده إال بإذنه يعلم
فهم وال يحيطون بشيء من علمه إال بما شآء مابين أيديهم وماخلوسع آرسيه السماوات واألرض وال يئوده حفظهما وهو العلي
)255: 2/البقرة ( العظيم Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang Hidup Kekal lagi
Berdiri Sendiri. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan dibumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Dia mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi (kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak berat memelihara keduanya, dan Dia Maha tinggi lagi Maha Besar”.
b. Kesetimbangan
Sebagai tambahan terhadap dimensi vertikal adalah al’adl
(kesetimbangan) yang dalam pengertian lebih mendalam menunjukan
suatu imbangan daya kesetimbangan. Pada sifat mutlak, ini merupakan
pengingkaran pula terhadap Nya. Berikutnya, pada tingkat relatif, sifat
kesetimbangan juga harus memadai semua ciptaan Nya yang mesti
mencerminkan sifat-sifat Nya.
الذي خلق سبع سماوات طباقا ماترى في خلق الرحمن من تفاوت رتين ينقلب ثم ارجع البصر آ.فارجع البصر هل ترى من فطور
)3-4: 67/الملك ( إليك البصر خاسئا وهو حسيرArtinya: “(Allah) telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat (apapun) dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah”. (al-Mulk/ 67: 3-4)
c. Kehendak bebas
Salah satu kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsafat
sosial (termasuk sosial ekonomi) adalah konsep mengenai manusia bebas
atau merdeka. Maksudnya, hanya Tuhanlah yang mutlak bebas, tetapi
dalam batas-batas skema penciptaan-Nya manusia juga secara relatif
bebas. Tentu saja kebebasan yang tetap dipandu oleh kebenaran mutlak
kalam Allah dan sunnatullah.
d. Pertanggung jawaban
Yang secara langsung berhubungan dengan aksioma kehendak bebas
adalah aksioma pertanggung jawaban. Allah menetapkan batasan
mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan membuatnya
bertanggung jawab atas semua yang dilakukan.
من يشفع شفاعة حسنة يكن له نصيب منها ومن يشفع شفاعة : 4/النساء( ان اهللا على آل شىء مقيتاسيئة يكن له آفل منها وآ
85( Artinya: “Barang siapa memberikan suatu pertolongan dengan
pertolongan yang baik niscaya dia akan memperoleh bagian (pahala) daripadanya, dan barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang jahat, niscaya dia memperoleh bagian (dosa) daripadanya. Dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. an-Nisa/ 4: 85)
Selanjutnya, pemujaan kepada individualisme yang tidak
terkendalikan dan tidak beretika, juga tidak diperkenankan oleh Islam.
Bahkan logika murni harus meyakinkan kita bahwa kebebasan yang tidak
terbatas adalah sesuatu yang dibuat-buat. Kebebasan yang tidak terbatas
berarti pertanggung jawaban yang tidak terbatas.
4. Prinsip Umum Etika Bisnis Islam.
a. Itikad baik
Itikad artinya kepercayaan, keyakinan yang teguh (kuat) juga bisa
diartikan dengan kemauan dan maksud. Maka yang dimaksud dengan
itikad adalah kemauan, maksud atau tepatnya keyakinan yang baik untuk
melakukan bisnis dan memenuhi hal-hal yang bertalian dengan bisnis.
Dalam berbisnis tentu saja itikad baiklah yang harus dibangun dan
diterapkan. Sebaliknya, itikad buruk harus diperangi karena akan merusak
pasar dan dunia usaha. Dan tentu saja itikad baik harus realisasi nyata
dilapangan diiringi dengan kejujuran dan kesetiaan yang juga menjadi
prinsip dan etika dalam berbisnis.
b. Kejujuran
Setiap akan atau transaksi dalam bisnis pasti dibangun oleh dua
pihak atau lebih. Akad terlahir dari persetujuan yang disepakati para
pihak, baik dalam bentuk tertulis atau tidak tertulis. Dalam hal ini
kejujuran setiap pihak mutlak dibutuhkan. Perjalanan bisnis tidak selalu
mulus tanpa kendala permasalahan yang timbul. Dalam penyelesaiannya
masing-masing pihak dituntut untuk memiliki itikad baik dengan penuh
kejujuran, kepatuhan serta tanggungjawab.
c. Kesetiaan atau kepatuhan
Setia artinya berpegang teguh pada janji atau pendirian, kesetiaan
maksudnya keteguhan hati. Kepatuhan ini menjadi sangat penting dalam
dunia bisnis terlebih dalam bisnis Islam. Kesetiaan ini berlaku secara
timbal balik sesama rekan dan relasi bisnis. Allah telah mengatur dalam
al-Qur’an surah al-Maidah (5): 1 dan an-Nisa (4): 58
)1: 5/المائدة(ياأيها الذين ءامنوا أوفوا بالعقود Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah segala janji”.
إن اهللا يأمرآم أن تؤدوا األمانات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن اهللا نعما يعظكم به إن اهللا آان سميعا بصيرا
) 58: 4/النساء(Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu supaya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menghukum di antara manusia hendaklah kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Point penting dalam hal ini adalah kekhususan kesetiaan dan
kepatuhan pada akad-akad dan transaksi yang seseuai dengan prinsip
syariah. Untuk hal-hal yang bertentangan seperti perjanjian yang
menghalalkan yang haram atau sebaliknya maka etika bisnis Islam tidak
membenarkan untuk melakukannya meskipun dengan dalih kejujuran dan
kepatuhan.31
d. Tanggung jawab
Islam menanamkan rasa tanggung jawab berkenaan dengan
kebebasan yang dimiliki individu dan diakui dalam Islam. Setiap individu
akan dimintai pertanggungjawaban perbuatannya termasuk dalam akad
dan transaksi bisnisnya.
C. Perdagangan Pekerjaan Mulia dalam Islam
31Ibid, h.309-313.
Islam melalui Al-Qur’an menyebutkan banyak istilah yang dikenal dalam
dunia bisnis seperti jual-beli, untung rugi dan sebagainya. Aturan-aturan tentang
bisnis yang baik maupun tidak baik diatur didalamnya.
Bisnis merupakan proses kegiatan manusia sebagai individu atau
masyarakat untuk mencari keuntungan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan
hidupnya.32 Islam telah menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis.
Keterlibatan muslim di dalam dunia bisnis bukanlah fenomena baru. Rasulullah
SAW juga terlibat dalam kegiatan ini. Beliau memilih dunia bisnis khususnya
perdagangan untuk mencukupi hajat hidup beliau. Pekerjaan dagang mendapat
tempat terhormat dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW pernah ditanya tentang
suatu pekerjaan yang paling baik, maka beliau menjawab:
)رواه البزار (عمل الرجل بيده و آل بيع مبرورArtinya: “Ialah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih”. (HR Bazar)
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman
)275: 2/البقرة (وأحل اهللا البيع وحرم الرباArtinya: “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. al-Baqarah/ 2: 275)
Dari ayat ini dapat diketahui al-Qur’an menyatakan dengan tegas bahwa
berdagang adalah halal. Regulasi detail dalam berbagai ayat yang ada didalam al-
Quran memberikan bukti nyata bahwasannya al-Qur’an mendorong orang-orang
32Muhammad, Lukman Fauroni, Visi Al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis, h. 65
beriman untuk terlibat dalam sebuah perdagangan yang jujur dan
menguntungkan.33
Namun tentu saja, dalam suatu transaksi bisnis terdapat beberapa hal yang
harus dipatuhi agar transaksi tersebut di bolehkan dan halal menurut syariah. Ada
tiga penyebab terlarangnya sebuah transaksi yaitu: haram zatnya, haram selain
zatnya dan tidak sah atau lengkap akadnya. Gambaran singkatnya dapat dilihat
dalam bagan di bawah ini.34
D. Distribusi Barang
33Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, h.94. 34Adiwarman Karim, Bank Islam Analisisi Fiqh dan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2004, Cet.Ke-2, h.28.
Haram zatnya
1. Tadlis 2. Ihtikar 3. Bai’ najsy 4. Gharar 5. Riba
Haram selain zatnya
Tidak sah/lengkap akadnya
Penyebebab dilarangnya
1. Rukun tidak terpenuhi 2. Syarat tidak terpenuhi 3. Terjadi ta’aluq 4.Terjadi 2 ini 1
Dalam dunia bisnis, kegiatan distribusi dapat diartikan sebagai usaha
melancarkan penyebaran sumber daya sehingga kesejahteraan dapat dengan
merata dirasakan. Artinya, distribusi terjadi karena aktivitas ekonomi, seperti
kegiatan jual beli dan dunia kerja. Fungsi distribusi dalam aktivitas ekonomi pada
hakekatnya mempertemukan kepentingan produsen dengan konsumen dengan
tujuan kemaslahatan umat.35
Agar suatu hasil produksi sampai ketangan konsumen, pelaku bisnis
dalam hal ini produsen harus mendistribusikan barangnya. Ada 3 alternatif untuk
ditempatkan sebagai perantara pada tingkat perdagangan besar atau perdagangan
eceran yaitu: distribusi intensif, distribusi selektif dan distribusi selektif.
1. Distribusi intensif merupakan suatu strategi yang digunakan oleh produsen
dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur (terutama pengecer) untuk
mencapai konsumen.
2. Distribusi selektif merupakan strategi yang digunakan oleh produsen dengan
menggunakan sejumlah pedagang besar dan atau pengecer yang terbatas
dalam daerah geografis tertentu. Dalam hal ini produsen berusaha memilih
penyalur yang betul-betul baik dan mampu melaksanakan fungsinya.
3. Distribusi eksklusif merupakan strategi yang digunakan oleh produsen dengan
hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer didaerah tertentu.
35Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma dan Aqsa Publising, 2007,
Cet.Ke-1, h.145.
Jadi, produsen hanya menjual barangnya kepada satu pedagang besar atau
pengecer saja.36
E. Persaingan Bisnis
Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition. Dalam kamus
manajemen, yang dimaksud dengan persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak
atau lebih yang yang masing-masing bergiat memperoleh pesnan dengan
menawarkan harga atau syarat yang paling menguntungkan. Persaingan ini dapat
terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga, iklan, promosi, variasi dan
kualitas, kemasan, desaing dan segmentasi pasar.37
Dalam kamus manajemen, persaingan usaha atau bisnis terdiri dari:
1. Persaingan sehat (healthy cimpetition)
Yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis yang
diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak.
2. Persaingan gorok leher (cut throat competition)
Persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair
dimana terjadi perebutan pasar diantara beberapa pihak dengan melakukan
usaha yang mengarah pada praktek menghalalkan segala cara (machiavelistik)
36Swastha Basu, Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998, Cet.Ke-
VI, h.208. 37Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003, h.276.
untuk menjatuhkan lawan bisnis sehingga salah satu diantaranya tersingkir
dari pasar.
Islam mengatur tentang hal ini untuk menghindari praktek persaingan
yang tidak sehat atau persaingan gorok leher. Ada 3 unsur yang perlu dicermati
dalam membahas persaingan bisnis dalam Islam.
1. Pihak-pihak yang bersaing
Manusia merupakan pelaku dan pusat pengendali persaingan bisnis.
Berbicara tentang faktor manusia tentu saja berkaitan dengan motivasi dan
landasan ketika ia menjalankan bisnisnya termasuk dalam hal persaingan.
Bagi seorang muslim, bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka
memperoleh dan mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang
diperolehnya merupakan rizqi yang dikaruniakan Allah. Tugas manusia
adalah berusaha sebaik-baiknya, salah satunya dengan jalan berbisnis.
Tidak ada anggapan rizqi yang diberikan-Nya diambil oleh pesaing
karena Allah telah mengatur hak masing-masing sesuai usahanya. Keyakinan
ini menjadikan landasan sikap tawakal setelah manusia berusaha sekuat
tenaga.
Dalam hal kerja, Islam memerintahkan agar setiap muslim memiliki
etos kerja tinggi sebagaimana Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-
lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi diartikan
sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tapi dilakukan untuk memberikan
sesuatu melalui mutu produk, harga yang bersaing dan pelayanan total.
2. Segi cara bersaing
Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak
terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam
berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti
rekan dan pesaing bisnis. Seorang pebisnis muslim harus selalu berupaya
memberikan pelayanan yang terbaik bagi mitra bisnisnya. Namun bukan
berarti dapat menghalalkan segala cara, seperti pemberian suap untuk
mempermudah proses negosiasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus
sesuai dengan akad syariah tanpa manipulasi atau berbuat curang.
3. Obyek yang dipersaingkan
Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya
saing adalah sebagai berikut:
a. Produk. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang amaupun
jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen untuk menghindari penipuan. Kualitasnya terjamin dan
bersaing.
b. Harga. Bila ingin memenangkan persaingan, harga produk harus
kompetitif. Dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan
tujuan menjatuhkan pesaing.
c. Tempat. Tempat usaha harus baik, sehat, bersih dan nyaman. Harus juga
dihindarkan melengkapi tempat bisnis dengan hal-hal yang diharamkan
seperti barang-barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung.
d. Pelayanan. Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh
dengan cara yang mendekati maksiat.
e. Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan
pelanggan. Akan tetapi, ini diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai
dengan akad.38
F. Mengelola Harta
Dalam aktifitas ekonomi baik Islam maupun konvensional, harta menjadi
objek penting dalam pembahasan ekonomi. Dalam Islam, diyakini bahwa Allah
SWT memberikan harta (rizki-Nya) pada seluruh umat manusia tidak sama. Oleh
karena itu, diperlukan suatu aktifitas atau kegiatan untuk mengelola harta tersebut
dalam rangka mengembangkan dan mencari keuntungan demi mencukupi
kebutuhan masing-masing individu.
Dalam pandangan al-Qur’an bisnis yang menguntungkan mengandung 3
elemen dasar:
a. Mengetahui investasi yang paling baik.
b. Membuat keputusan yang logis, sehat dan masuk akal.
38Ismail Yusanto, M.Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, h.96-97
c. Mengikuti perilaku yang baik.
Berikut ini akan dibahas ketiga elemen tersebut sesuai dengan tuntunan yang
digariskan al-Qur’an.
a. Mengetahui investasi yang paling baik.
Menurut al-Qur’an tujuan dari semua aktifitas manusia hendaknya
diniatkan untuk mencari keridhaan Allah, termasuk dalam berinvestasi. Jadi
tujuan yang ingin dicapai bagi seorang muslim dalam melakukan investasi
bukan hanya keuntungan materi yang bersifat duniawi, namun juga mencari
keridhaan Allah sebagai salah satu bentuk ibadah yang akan membawa
kepada kebahagiaan ukhrawi. Dalam QS. Al-Dzariyat (51):56-57 disebutkan:
ما أريد منهم من رزق وما أريد. وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون )67-56: 51/الذاريات (أن يطعمون
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan”.
Bisnis harus dijadikan salah satu bentuk ibadah melalui investasi yang baik
yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah. Bisnis juga merupakan salah
satu usaha untuk mewujudkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
jiwa dan jasmani, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Qhashas (28): 77
yang berbunyi:
وابتغ فيما ءاتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن آما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إن الله لا يحب
)77: 28القصص(المفسدين
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Perwujudan nyata hal ini adalah dengan melakukan investasi pada sektor atau
hal-hal yang baik pada usaha yang halal dan menghindari usaha yang haram
seperti disebutkan surat al-Maidah (5):100
لا يستوي الخبيث والطيب ولو أعجبك آثرة الخبيث فاتقوا الله لق )100: 5/المائدة ( ياأولي الألباب لعلكم تفلحون
Artinya: Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".
b. Membuat keputusan yang logis, sehat dan masuk akal.
Agar sebuah bisnis sukses dan menghasilkan keuntungan, hendaknya
bisnis didasarkan atas keputusan yang sehat, bijaksana dan hati-hati. Hasil
yang akan dicapai dengan pengambilan keputusan yang sehat dan bijak ini
akan nyata dan dapat bertahan lama. Menurut al-Qur’an bisnis yang
menguntungkan adalah sebuah bisnis yang keuntungannya bukan hanya
terbatas untuk kehidupan dunia saja, namun juga keuntungan yang juga dapat
dinikmati di akhirat.
c. Mengikuti perilaku yang baik.
Perilaku yang baik mengandung kerja yang baik sangatlah dihargai
dan dianggap sebagai suatu investasi bisnis yang benar dan menguntungkan.
Hal ini menjamin akan adanya kedamaian di dunia dan juga kesuksesan di
akhirat. Panduan tentang bagaimana perilaku seseorang diukur dan dinilai
oleh al-Qur’an. Oleh karena itu, orang-orang beriman standar dan ukuran
perilaku mereka hendaknnya diselaraskan dengan perilaku Rasulullah.39 Al-
Qur’an memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjaga
amanah, menepati janji, adil serta moderat dalam berperilaku. Menetapi dan
menjaga hal tersebut adalah tuntunan untuk sebuah perilaku yang baik.
39Mustaq Ahmad, Etika Bisnis dalam Islam, h.38-44.
BAB III
GAMBARAN UMUM ETNIS CINA CILACAP DAN PERKEMBANGAN
BISNIS PERIKANAN
A. Perkembangan Jaringan Bisnis Etnis Cina di Indonesia
Sebelum membahas secara khusus jaringan bisnis ikan etnis Cina Cilacap,
akan dibahas terlebih dahulu perkembangan jaringan bisnis etnis Cina secara
umum di Indonesia.
Dari masa kolonialisme jaringan bisnis etnis Cina di Indonesia sudah
mulai dibangun. Peran mereka sebagai distributor dan perantara cukup kuat,
mereka juga bergerak di perdagangan eceran seperti menjadi pedagang ikan atau
penjaja keliling kecil-kecilan. Dari titik ini mereka mulai membangun bisnis dan
mereka aktif memperluas jaringan bisnis.
Peran ekonomi etnis Cina pada awal kemerdekaan RI sedikit demi sedikit
mulai memasuki usaha grosir dan ekspor impor yang masih didominasi oleh
orang-orang Belanda. Mereka juga berhasil mengambil alih perusahaan-
perusahaan besar Belanda yang dinasionalisasikan. Hal ini tentu saja memiliki
arti strategis bagi kelanjutan dan pertumbuhan bisnis mereka di Indonesia.
Pada awal pemerintahan Orde Baru etnis Cina kelas menengah telah
melakukan human capital besar-besaran dibidang pendidikan, terutama yang
bersifat teknis dan manajerial. Dan berkat ketersediaan modal dan valuta asing
yang didapat dari modal sendiri, keluarga, maupun jaringan bisnis dengan pihak
luar negeri, pengusaha etnis Cina dapat bertahan dan beradaptasi saat terjadi
inflasi tinggi dan perasaan anti-Cina yang menyebar luas hingga tahun 1966.
Pertumbuhan ekonomi yang dirangsang oleh pemerintah Orde Baru
tentunya membutuhkan lebih banyak usaha dan modal swasta. Kedua hal tersebut
banyak dimiliki oleh etnis Cina dan ditunjang pula oleh kemampuan teknis dan
hubungan perekonomian dengan pihak luar, terutama dengan sesama etnis Cina
di luar negeri.
Keberanian pengusaha dan pelaku ekonomi etnis Cina dalam penanaman
modal, spekulasi, strategi kerjasama dan jaringan kerja dengan pihak luar negeri
menjadi point istimewa bagi mereka. Meski pada Mei 1998, etnis Cina
mengalami keterpurukan dalam usaha mereka akibat kerusuhan di tanah air yang
mengakibatkan bisnis mereka mengalami kevakuman untuk beberapa saat, namun
hal tersebut tidak berlangsung lama.
Kinerja ekonomi Indonesia belum pulih setelah krisis moneter Asia.
Untuk mengembalikan kondisi ekonomi yang sempat carut marut pasca
pemerintahan presiden Suharto, pemerintah melibatkan para ekonom dan pelaku
bisnis termasuk etnis Cina. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan
dicabutnya Kepres ataupun Inpres yang mendiskriminasikan etnis Cina oleh
presiden Abdurrahman Wahid. Sejak saat itu iklim yang kondusif bagi semua
pelaku usaha mulai dapat diciptakan lagi dan etnis Cina mulai membangun
kembali semangat dan mengembangkan karya mereka, terutama dalam bidang
perdagangan.40
B. Kondisi Geografi Cilacap
Kabupaten Cilacap berada disebelah Selatan pulau Jawa. Secara geografis
terletak diantara 108o 4’ 30”-109o 30’ 30” Bujur Timur dan 7o 30’-7o 45’ 20”
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 225.360,840 Ha. Sebelah Selatan kabupaten
Cilacap adalah Samudra Hindia, sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten
Banyumas, sebelah Timur berbatasan dengan kebupaten Kebumen dan sebelah
Barat berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Barat. Kabupaten Cilacap
terbagi menjadi 24 kecamatan.
Cilacap memiliki potensi kelautan yang cukup besar. Kekayaan alam laut
yang dimiliki bukan hanya penghasil perikanan, namun juga memiliki pelabuhan
dan pariwisata bahari seperti pulau Nusakambangan, pantai Permisan, Teluk
Penyu dan taman wisata hutan payau. Cilacap juga merupakan daerah
pertambangan seperti minyak bumi dan pasir besi.
Penelitian Jaringan Bisnis Ikan Etnis Cina Muslim Cilacap dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam dilakukan dibeberapa lokasi, yaitu kecamatan
Cilacap Selatan yang difokuskan pada kelompok nelayan Sentolokawat dan
40Liem Tjoe, Thomas, Rahasia Bisnis Etnis Tionghoa di Indonsia, Yogyakarta: Media
Pressindo, 2007, h.28-40.
PPNC yang merupakan muara jaringan bisnis etnis Cina Cilacap. Lokasi lain
adalah daerah jaringan bisnis ikan di kecamatan Cilacap Selatan secara luas dan
kecamatan-kecamatan lain seperti kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Utara
yang memiliki populasi etnis Cina yang cukup banyak.
C. Perkembangan Bisnis Sektor Perikanan
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi, khususnya dalam penyediaan
bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Pada
saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama dalam
mendatangkan devisa.41 Indonesia adalah negara maritim yang potensi
kelautannya sangat besar. Potensi perikanan diperkirakan sekitar 6,7 juta ton
pertahun, sementara tingkat pemanfaatannya baru mencapai 5,9% dari potensi
lestarinya. Ini berarti produksi perikanan baru mencapai 3,953 juta ton pertahun
atau 3,9 milyar kg/tahun. Sangat disayangkan, potensi yang ada belum tereksplor
dengan baik sehingga kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi rakyat belum
maksimal.
Terdapat beberapa masalah besar yang dihadapi oleh bisnis perikanan di
Indonesia diantaranya, masih lemahnya bisnis perikanan dan belum terintegrasi
41Mulyadi, Ekonomi Kelautan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, h.15.
secara vertikal dan horizontal, pencurian ikan oleh kapal asing masih cukup besar
dan praktek bisnis perikanan yang merusak alam.42
Masalah ini juga dihadapi masyarakat nelayan Cilacap. Potensi kelautan
yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
belum dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat Cilacap. Bisnis sektor perikanan yang dijalankan
masyarakat Cilacap hanya sebatas dapat mencukupi kebutuhan pokok saja.
Profesi disektor perikanan hanya menjadi alternatif terakhir saat tak ada lapangan
pekerjaan lain yang tersedia. Mayoritas masyarakat nelayan Cilacap kurang
kreatif sehingga hanya mengandalkan hasil laut yang sangat bergantung pada
musim, maka pada masa paceklik keadaan ini akan sangat berdampak pada
kehidupan ekonomi mereka.
Masyarakat nelayan Cilacap juga hanya menjalankan rutinitas tanpa daya
inovatif untuk mengembangkan dan menciptakan produk-produk baru, mereka
tidak menyadari bahwa mereka adalah kekuatan besar bagi perekonomian
Indonesia. Seharusnya mereka dapat membentuk jaringan bisnis yang kuat dan
solid sehingga menguatkan posisi satu sama lain di pasar bahkan dapat merambah
pasar internasional yang sebenarnya sangat membutuhkan sumber daya yang
mereka miliki yaitu ikan.
Untuk mengkoordinir kegiatan para nelayan Cilacap, didirikan KUD
(Koperasi Unit Desa) Mino Saroyo yang berkedudukan di kelurahan Cilacap
42Laode Kamaludin, Pembangunan Ekonomi Maritim, h.80.
kecamatan Cilacap Selatan. Anggotanya adalah seluruh nelayan yang berada di
10 kelurahan yang dibagi kedalam 7 kelompok nelayan yaitu:
1. Kelompok Sentolokawat
2. Kelompok Sidakaya
3. Kelompok Pandanarang
4. Kelompok Tegal Katilayu
5. Kelompok Lengkong
6. Kelompok Bengawan Donan
7. Kelompok PPNC ( Pelabuhan Perikanan Nelayan Cilacap )
KUD Mino Saroyo memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai
penyalur pinjaman dana atau modal kepada nelayan serta menjadi penampung
dan perantara dalam proses jual beli ikan atau lelang. KUD juga menyediakan
berbagai sarana seperti pabrik es, SPBU yang berlokasi dekat pelabuhan, serta
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Namun sangat disayangkan fungsi TPI yang
disediakan untuk membantu nelayan dalam memasarkan ikan kurang optimal.
Banyak nelayan yang lebih memilih langsung menyalurkan hasil tangkapannya
kepada para pedagang ikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah
kecepatan pembayaran, ikatan perjanjian karena pinjaman modal yang diberikan
pedagang ikan, atau karena ikatan kekeluargaan.
D. Etnis Cina Muslim Cilacap
Komunitas terbesar etnis Cina di kabupaten Cilacap berada di kecamatan
Cilacap Selatan. Hal ini dikarenakan ibukota kabupaten dan pusat pemerintahan
berada di kecamatan ini. Dan mayoritas etnis Cina selalu memilih tempat yang
strategis untuk tempat hidup dan kemajuan bisnis mereka sehingga cenderung
memilih hidup dan bertempat tinggal di ibukota kabupaten yang tentu saja lebih
ramai dan lebih maju dibanding daerah lainnya.
Berikut ini adalah tabel populasi etnis Cina di kabupaten Cilacap.
CINA ARAB LAIN TOTAL NO KECAMATAN L P L P L P L+P 1 Dayeuhluhur 8 3 - - - - 112 Wanareja 74 68 - - - - 1423 Majenang 262 219 11 13 10 14 5294 Cimanggu 12 10 - - - - 225 Karangpucung 9 8 2 2 - - 216 Cipari - - - - - - 07 Sidareja 244 246 4 4 - - 4988 Kedungreja - - - - - - 09 Patimuan 12 15 - - - - 2710 Gandrungmangu - - - - - - 011 Bantarsari 19 16 - - - - 3512 Kawunganten 28 29 - - - - 3513 Jeruklegi 36 40 - - - - 7614 Kesugihan - - - - - - 015 Adipala - - - - - - 016 Maos 31 26 3 - - - 6017 Sampang 4 2 4 6 - - 1618 Kroya 138 135 6 5 - - 29019 Binangun - - - - - - 020 Nusawungu 7 7 - - - - 1421 Kampung Laut - - - - - - 022 Cilacap Selatan 1.425 1.205 34 38 - - 2.70223 Cilacap Tengah 342 337 99 104 - - 86424 Cilacap Utara 112 98 30 26 - - 266
TOTAL / JUMLAH 2.745 2.464 193 198 10 14 5.630Sumber : BPS Kabupaten Cilacap43
Etnis Cina Cilacap tidak datang pada masa yang sama. Banyak yang sudah
menjadi generasi kedua, ketiga bahkan keempat, ada juga pendatang baru yang
berasal dari pulau Sumatra seperti Medan atau pulau Kalimantan seperti
Pontianak yang semuanya telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), namun
sangat sedikit etnis Cina yang merupakan generasi pertama yang langsung datang
dari negara Cina.
Menurut sejarah, emigrasi orang Cina ke Indonesia hampir seluruhnya
datang dari dua provinsi yaitu Fujian dan Guangdong. Ada 4 suku dari kedua
provinsi ini yang merupakan mayoritas, yaitu suku Hok Kian, Tio-Cu, Hak-Ka
dan Kanton. Setiap suku memiliki keahlian khusus sebagai bidang bisnis yang
mereka geluti.
Pengelompokan Suku dan Bidang Usaha
SUKU BIDANG USAHA
Hok-kian Perdagangan, ekspor, impor kecil-kecilan dan perantara
Tio-Cu Perdagangan, rumah makan, agrobisnis, dan pertukangan
kasar
Hak-ka Pertanian, perdagangan, pertukaran, industri
43Cilacap dalam Angka, 2005
Kanton Rumah makan, hotel atau losmen, toko mebel, toko besi,
tukang atau teknisi
Hainan Rumah makan Eropa, pertanian atau perkebunan
Ing Hoa Pedagang suku cadang sepeda, kendaraan bermotor
Hok Cia Guru, sinshe, tukang gigi, perdagangan tekstil
Sumber: J.L Vleming Sr “Het Chinese Zakenleven in Nederlandsch Indie” diterjemahkan oleh Bob Widyartono.44
Meskipun proses pembauran dengan masyarakat Indonesia menjadikan
kekhususan bidang usaha makin kabur, namun hal ini tidak benar-benar hilang.
Mereka masih menerapkan simbiosis mutualisme ini untuk saling melengkapi
bisnis satu sama lain. Dalam bisnis ikan di Cilacap, tidak semua etnis Cina
memiliki spesifikasi bisnis yang sama misalnya semua bergerak dibidang
perkapalan (nelayan), atau menjadi pedagang ikan, juga tidak semuanya bergerak
dibisnis peralatan perkapalan atau mengelola rumah makan sea food.
Agama yang dipeluk oleh etnis Cina Cilacap sangat beragam. Tak sedikit
etnis Cina yang memeluk agama Islam meskipun dilatar belakangi oleh beberapa
alasan yang berbeda seperti pernikahan dengan etnis pribumi yang beragama
Islam, tertarik dan meyakini kebenaran ajaran Islam atau bahkan telah turun
temurun memeluk agama Islam.
44Bob Widyartono, “Perkembangan Wawasan Strategi Bisnis Keturunan Cina” InfoBank
XXIX, no.336 (Maret 2007)h:81.
Etnis Cina muslim Cilacap berada dibawah naungan yayasan Cina muslim
Karim Oei atau PITI (Persatuan Iman Tauhid Indonesia) yang dulu bernama
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Organisasi ini melakukan bimbingan dan
kegiatan keagamaan seperti mengkoordinir zakat fitrah saat Idul Fitri,
menyalurkan zakat, infak dan shodaqah atau kajian-kajian pembinaan bagi
anggotanya. Mereka juga bekerjasama dengan KUA untuk memperoleh
informasi tentang etnis Cina muallaf yang akan menikah sehingga dapat
senantiasa dibimbing dan dikuatkan keyakinannya pada agama Islam. Namun
sangat disayangkan, beberapa tahun terakhir kegiatannya mengalami
kemunduran.
E. Bisnis Ikan Etnis Cina Muslim Cilacap
Potensi kekayaan alam Indonesia, khususnya Cilacap dilihat etnis Cina
sebagai peluang bisnis. Banyak diantara mereka yang berhasil mengelola dan
mengembangkan bisnis perikanan bahkan saat etnis pribumi mengalami kesulitan
dalam bisnis ini. Bisnis ikan etnis Cina semakin memiliki keunggulan, terlebih
etnis Cina muslim. Salah satunya dibuktikan dengan masih beroperasinya kapal-
kapal milik etnis Cina muslim dan tetap berkembangan bisnis sektor perikanan
lainnya meskipun kondisi perikanan di Cilacap sedang mengalami musim
paceklik panjang.
Contoh lain keunggulan bisnis ikan etnis Cina dapat dilihat pada musim
ubur-ubur dimana mereka mampu mengekspor 200 kontainer ubur-ubur kering ke
negara asal mereka (Cina) untuk sekali musim, ujar Bambang Bekti General
Manager PT Pelindo III Tanjung Intan45, sedangkan penduduk pribumi tidak
melihat ini sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Tidak semua etnis Cina muslim Cilacap terjun di sektor perikanan.
Prosentasenya masih sangat sedikit bila dibandingkan total jumlah etnis Cina di
Cilacap, namun jumlah yang sangat sedikit ini memiliki keunggulan dibanding
bisnis etnis Cina non muslim atau bisnis perikanan etnis pribumi.
Mayoritas etnis Cina muslim yang menekuni bisnis perikanan berada
pada sektor perkapalan. Hal ini karena intensnya interaksi mereka dengan
masyarakat pribumi yang sebagian besar beragama Islam. Mereka berdomisili di
perumahan nelayan yang semakin memperkuat hubungan ini. Mereka juga
memiliki spesialisasi, jenis ikan yang mereka tangkap adalah ikan tongkol jenis
cakalang atau tuna kwalitas ekspor yang memiliki permintaan tinggi di pasar dan
harga yang cukup memberi keuntungan.
Pada urutan kedua etnis Cina muslim terbesar berada pada sektor
perdagangan. Adapun informasi atas jumlah populasi etnis Cina muslim yang
menekuni bisnis perikanan didapatkan dari bapak Atas Munandar ketua HNSI
(Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia), dan bapak Yongky pengurus PITI
(Persatuan Iman Tauhid Indonesia) Cilacap adalah sebagai berikut: Perkapalan
45Kompas-Cetak/0610/04/daerah/3002449.htm
(nelayan) 22 orang, perdagangan ikan (bakul ikan) 11 orang, industri rumah
tangga makanan berbahan dasar ikan 9 orang.
Beberapa hal yang terjadi pada jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim
Cilacap yang ditemukan di lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Etnis Cina muslim sektor perkapalan (nelayan)
a. Proses pencarian ikan yang meliputi: peralatan yang digunakan dan
manajemen (pemilihan pekerja dan sistem pembayaran upah)
b. Jaringan distribusi.
2. Etnis Cina muslim di sektor perdagangan ikan atau bakul ikan yang meliputi
perilaku jaringan pada sistem pembelian ikan, tallaqi rukban dan lelang.
3. Etnis Cina muslim di sektor industri rumah tangga (makanan berbahan dasar
ikan) atau unit pemasaran lainnya yang meliputi pemilihan jenis bisnis dan
timbangan.
4. Ditribusi membahas penyalur yang digunakan dalam pendistribusian komiditi.
5. Pola jaringan bisnis etnis cina muslim mengungkapkan kerjasama antar unit
atau sektor bisnis.
6. Hubungan dengan rekan dan relasi bisnis yang memaparkan faktor-faktor
pendorong kerjasama anggota etnis dan keterbukaan etnis Cina muslim
pemilihan relasi bisnis.
7. Strategi perdagangan dalam persaingan bisnis meliputi pembahasan faktor-
faktor yang dipersaingkan, perhatian pada lingkungan bisnis dan kepercayaan
pada benda-benda yang memiliki kekuatan.
BAB IV
ANALISA TERHADAP JARINGAN BISNIS IKAN ETNIS CINA MUSLIM
CILACAP DALAM PANDANGAN ETIKA BISNIS ISLAM
Setelah melakukan observasi dan mendapatkan info dari hasil wawancara,
didapatkan suatu gambaran tentang jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim Cilacap
yang akan dibahas dalam beberapa pembahasan sesuai alur jaringan bisnis dan
beberapa pokok pembahasan lain yang berkaitan erat dengannya seperti hubungan
dengan relasi bisnis serta persaingan bisnis. Untuk lingkar jaringan bisnis, penelitian
ini hanya akan membahas lingkar pedesaan dan lingkar perkotaan.
A. Jaringan Bisnis Lingkar Pedesaan dan Perkotaan
Jaringan bisnis ikan lingkar pedesaan dapat ditemukan pada aktifitas
kelompok nelayan Cilacap yang terpusat pada kelompok nelayan Sentolokawat
dan PPNC dimana mayoritas Etnis Cina bergerak disana. Dimulai dari etnis Cina
muslim yang menerjuni sektor perkapalan atau biasa disebut nelayan dilanjutkan
dengan distribusi kepedagang ikan yang dikenal dengan istilah bakul kemudian
akan dilanjutkan pada distribusi ke sektor industri rumah tangga makanan
berbahan dasar ikan atau unit-unit distribusi lainnya yang berarti memasuki
jaringan bisnis lingkar perkotaan.
Alur Jaringan Bisnis Lingkar Pedesaan dan Perkotaan
1. Sektor Perkapalan (nelayan)
Sektor perkapalan dalam jaringan bisnis ikan merupakan salah satu
unit bisnis yang berkonsentrasi pada bidang penangkapan ikan dan kekayaan
laut lainnya, sektor perkapalan ini lebih akrab disebut nelayan
Seperti kita pahami, ikan merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable) dimana setiap individu diberikan kebebasan atau
diizinkan untuk menangkap dan mengelolanya. Allah menciptakan alam
beserta isinya untuk kepentingan umat manusia di dunia, seperti juga samudra
yang terbentang luas dan sangat kaya akan sumber daya yang terkandung di
dalamnya. Semuanya dianugerahkan oleh Allah SWT agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup, seperti yang
disebutkan dalam QS an-Nahl (16): 14
Etnis Cina muslim sektor perkapalan
(nelayan)
Etnis Cina muslim sektor perdagangan (bakul ikan)
Etnis Cina muslim sektor industri rumah
tangga (makanan berbahan dasar
ikan)
وهو الذي سخر البحر لتأآلوا منه لحما طريا وتستخرجوا منه حلية تلبسونها وترى الفلك مواخر فيه ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون
)14 :16/النخل(
Artinya: “Dan Dialah yang menundukan lautan supaya kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar, dan kamu keluarkan daripadanya perhiasan yang dapat kamu pakai, dan engkau lihat bahtera berlayar padanya, dan agar kamu mencari karunia-Nya, supaya kamu bersyukur”.
Daging yang segar dalam ayat ini memiliki makna segala macam jenis
binatang laut yang diperoleh manusia dengan jalan menangkapnya.
Sedangkan perhiasan yang dimaksud adalah perhiasan yang terkandung di
dalam laut seperti mutiara.46 Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah telah
menciptakan lautan beserta isinya agar manusia dapat mencari karunia-Nya,
seperti ikan, cumi-cumi, udang, lobster dan perhiasan seperti mutiara yang
dapat dikonsumsi dan dikelola. Maka, dapat disimpulkan kebolehan mencari
penghidupan dengan mengelola kekayaan yang terkandung di lautan.
Dari masa kemasa, teknologi penangkapan ikan terus menerus
dimodernisasi, sayangnya hal ini membuat tingkat eksploitasi ikan dibeberapa
wilayah tidak lagi memperhitungkan regenerasinya. Banyak yang
mempergunakan alat-alat penangkapan ikan yang berdampak buruk bagi biota
laut, hal ini dilarang dalam Islam. Meskipun Islam memberikan kebebasan
berusaha dan mengelola kekayaan alam, namun tentu saja etika bisnis Islam
46Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jogjakarta: PT Dana Bhakti Wakaf UII, 1995, h.345.
mengatur kebebasan itu sebagai kebebasan yang bertanggung jawab, tidak
berlebihan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Secara umum, nelayan Cilacap mulai menggunakan alat-alat modern
untuk menangkap ikan, terlebih etnis Cina yang memiliki alat-alat
berteknologi tinggi dan lebih lengkap dibanding nelayan pribumi. Hampir
seluruh kapal-kapal etnis Cina dilengkapi dengan satelit untuk membaca
pergerakan arah ikan, pager untuk berkomunikasi dengan nelayan juragan di
darat, mesin kapal yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan alat-alat
tangkap ikan yang berkwalitas tinggi. Tidak terdapat penyimpangan pada
operasional kapal dan proses penangkapan ikan di laut karena alat-alat yang
mereka miliki masih memenuhi standar keselamatan lingkungan yang
ditetapkan pemerintah.
Dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan
perorangan. Etnis Cina muslim seperti mayoritas etnis Cina lainnya termasuk
dalam kelompok kedua yaitu kelompok nelayan juragan yang memiliki kapal
beserta alat tangkap namun operasionalnya diserahkan kepada para pekerja
yang dimilikinya. Hampir seluruh etnis Cina Cilacap yang bergerak disektor
perkapalan adalah etnis Cina yang berasal dari Bagan Siapiapi. Bagan
Siapiapi adalah ibukota dari kabupaten Rekan Hilir kepulauan Riau yang
wilayahnya berada ditepi pantai. Penduduk yang berkedudukan di pusat kota
hampir 90% nya etnis Cina.47 Di Cilacap mereka lebih akrab dipanggil Cina
Bagan.
Dalam pembayaran upah pekerja, etnis Cina muslim berbeda dengan
sistem nelayan juragan pribumi yang hampir seluruhnya menerapkan sistem
presentase untuk para bidak (awak kapal) dan tekong (ketua bidak yang
merangkap sebagai nahkoda), mereka menerapkan sistem upah harian yang
sudah disepakati diawal kontrak kerjasama, ditambah dengan bonus sesuai
hasil tangkapan ikan. Ini merupakan salah satu strategi etnis Cina muslim
untuk menarik dan mendapatkan bidak-bidak dan tekong terbaik untuk
mengoperasionalkan kapal-kapal yang mereka miliki, hal ini dapat diterima
melihat produksi ikan yang sangat labil beberapa tahun terakhir.
Mengoperasionalkan kapal adalah pekerjaan yang berat dan penuh resiko,
dengan sistem upah bidak dan tekong merasa lebih terjamin pendapatannya
meskipun hasil tangkapan mereka tidak begitu banyak dan sistem bonus yang
diterapkan menjadi motivasi bagi mereka untuk semakin giat bekerja agar
mendapatkan bonus yang besar pula.
Dalam pandangan etika bisnis Islam strategi etnis Cina muslim ini
dibolehkan dan ini merupakan salah satu bentuk manajemen yang baik
47Sholihin, “Implikasi Ajaran Konghucu terhadap Sikap Keberagaman Masyarakat Tionghoa
di Bagan Siapiapi”, Skripsi S1 Fakultas Usuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005, h.47.
dengan memilih sumber daya manusia yang kompeten untuk menjalankan
tugas sesuai keahlian. Seperti yang disebutkan dalam QS. Yusuf (12): 54-55
فلما آلمه قال إنك اليوم لدينا ني به أستخلصه لنفسيوقال الملك ائتوقال اجعلني على خزائن األرض إني حفيظ عليم 0مكين أمين
)55-54 :12/يوسف( rtinya: “Dan raja berkata, “Bawalah Yusuf kepadaku, aku akan memilihnya sebagai pembantu dekatku”, maka tatkala raja bercakap-cakap dengannya, raja berkata, “Sesungguhnya pada hari ini engkau di sisi kami mempunyai kedudukan lagi dipercaya. Berkata Yusuf, “jadikanlah aku bendahara Mesir, sesungguhnya aku sanggup memelihara lagi cukup mengetahui”.
Akhir ayat ini, dimana nabi Yusuf menyatakan kesanggupannya untuk
memelihara dan pengetahuannya tentang perbendaharaan negara, menunjukan
kompetensi yang harus dimiliki untuk dapat mengemban atau memegang
suatu posisi atau jabatan agar tercapai hasil yang maksimal dan tidak
menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat. Oleh karena itu dalam
berbisnis, Islam menganjurkan kepada para pelaku bisnis untuk lebih selektif
dalam memilih pekerja agar tercipta produktifitas yang tinggi sehingga bisnis
yang dijalankan dapat memberikan keuntungan dan merupakan investasi yang
baik.
Setelah proses pemilihan pekerja yang tepat, maka kewajiban bagi
nelayan juragan untuk memperhatikan hak pekerjanya yaitu upah dan bonus
yang mereka terapkan untuk membayar bidak dan tekong, Islam sangat
menghormati hak-hak para pekerja dan telah mengatur hal ini dalam QS at-
Thalaq (65): 6
:65/الطالق( فإن أرضعن لكم فئاتوهن أجورهن وأتمروا بينكم بمعروف6(
Artinya: “Maka jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik”.
Ayat ini adalah perintah untuk memberi upah kepada wanita yang menyusui
putra-putri orang lain. Perintah ini dapat diterapkan pada kondisi yang
berbeda dalam mempekerjakan seseorang, Islam memerintahkan untuk
memberikan upah.
Kenaikan harga BBM memberikan dampak signifikan terhadap
produksi ikan di Cilacap bahkan hampir diseluruh wilayah tanah air. Banyak
kapal-kapal milik pribumi yang tidak dapat kembali melaut karena mahalnya
harga bahan bakar dan biaya produksi. Dalam menghadapi kondisi ini, etnis
Cina muslim memperkuat sisi permodalan dan manajemen agar tetap exist
dalam bisnis yang mereka geluti.
Hasil tangkapan ikan etnis Cina muslim disektor perkapalan atau
nelayan, mayoritas langsung didistribusikan kepada pedagang ikan yang telah
menjadi relasi bisnis mereka dan sebagian kecil disetorkan ke TPI untuk
dilelang.
2. Sektor Perdagangan (industri rumah tangga makanan berbahan dasar ikan)
Ada beberapa alasan bagi masyarakat nelayan Cilacap untuk
menyerahkan ikan hasil tangkapannya langsung kepada pedagang ikan bukan
ke TPI yang seharusnya bisa menjadi sarana dan prasarana bagi mereka
dalam memasarkan produk (ikan), alasan ini diantaranya karena ikatan
kekeluargaan, ikatan kerjasama atau relasi yang telah lama terjalin, juga
karena pinjaman modal yang diberikan oleh pedagang ikan kepada nelayan
agar dapat melaut dan melengkapi alat-alat produksinya. Alasan lain adalah
kemudahan prosedur dan kecepatan waktu pembayaran dibanding dengan TPI
yang harus melalui beberapa proses sehingga memakan waktu.
Etnis Cina muslim yang bergerak di sektor ini lebih banyak
mendapatkan pasokan ikan langsung dari nelayan juragan etnis Cina muslim
dan nelayan perorangan dibanding pasokan ikan yang didapatkan dari hasil
lelang di TPI. Dengan mendapatkan pasokan ikan langsung dari nelayan
juragan etnis Cina muslim dan nelayan perorangan yang telah menjadi relasi
bisnis, mereka dapat menghemat biaya transaksi dan lebih memiliki jaminan
atas ketersediaan barang stok.
Dalam etika bisnis Islam, ini bukan merupakan salah satu bentuk
tallaqi rukban. Tallaqi rukban adalah salah satu bentuk distorsi pasar yang
dilakukan oleh pedagang kota yang memiliki informasi lebih lengkap tentang
harga di pasar sehingga ia memasang harga yang lebih rendah dari harga di
pasar. Tallaqi rukban dilarang dalam Islam seperti hadits Nabi
قال رسول اهللا صلى اهللا , العن عبداهللا بن عمر رضى اهللا عنه قال يبيع بعضكم على بيع بعض وال تلقوا السلع حتى : عليه و سلم
.يهبط بها السوقArtinya: “Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah sebagian kamu menjual atas sebagian yang lain, dan jangalah kamu sekalian menyongsong barang-barang dagangan sehingga diturunkan dipasar”.
Mencari barang dengan harga yang lebih murah tidaklah dilarang,
namun transaksi jual beli antara dua pihak dimana satu pihak tidak
mengetahui harga di pasar akan cenderung dimanfaatkan oleh pihak lainnya
untuk mencari keuntungan maka ini adalah perbuatan zalim dan ini dilarang
dalam Islam karena Allah melaknat orang-orang yang berbuat zalim.
ب الجنة أصحاب النار أن قد وجدنا ماوعدنا ربنا حقا ونادى أصحافهل وجدتم ماوعد ربكم حقا قالوا نعم فأذن مؤذن بينهم أن لعنة اهللا
)44 :7/األعراف(على الظالمين Artinya: “Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada neraka, “Sungguh kami telah mendapatkan apa yang sebetulnya dijanjikan Tuhan kami, maka apakah kamu telah memperoleh apa yang sebetulnya dijanjikan Tuhanmu?” Mereka menjawab “ya”. Lalu seorang penyeru (malaikat) berseru diantara mereka bahwa laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim”. (QS. Al-A’raf/ 7: 44)
Dalam transaksi yang terjadi antara pedagang etnis Cina muslim
dengan nelayan juragan etnis Cina muslim, yang berlaku adalah harga di
pasar. Nelayan juragan telah mengetahui harga di pasar sehingga tidak ada
pihak yang dizalimi. Tawar menawar pun terjadi di antara mereka sehingga
berlaku hak khiyar untuk meninggalkan transaksi atau melanjutkan transaksi
sesuai kesepakatan.
Namun tak dapat dipungkiri, banyak pedagang ikan yang
meminjamkan modal agar menjadi pengikat bagi nelayan untuk menjual ikan
hasil tangkapannya kepada para pedagang ikan peminjam modal. Dalam
keadaaan ini, harga yang berlaku bagi nelayan relatif lebih rendah dari harga
pasar. Meskipun kedua belah pihak merasa saling membutuhkan dan
menguntungkan namun pada hakikatnya perilaku ini merugikan salah satu
pihak. Praktek ini juga memberikan resiko pada masing-masing pihak, pihak
nelayan yang diberi bantuan modal akan dirugikan dengan rendahnya harga
ikan dibanding harga pasar, untuk pedagang ikan yang meminjamkan modal
beresiko kehilangan uang yang mereka pinjamkan. Hal ini juga memicu
persaingan tidak sehat karena perilaku suap untuk saling merebut relasi bisnis
dengan memberikan tawaran pinjaman modal yang menggiurkan. Demi
menjaga kebaikan masing-masing pihak, ikatan kerjasama karena pinjaman
modal seperti ini harus dihindari.
Etnis Cina muslim pedagang ikan lebih cepat dalam urusan
pembayaran. Mereka menerapkan sistem bayar tunai atau dengan pemberian
uang muka yang kemudian akan dilunasi dalam satu atau dua hari. Juga tidak
terdapat potongan biaya seperti biaya yang dikenakan bila menjual ikan
melalui lelang di TPI. Untuk pembayaran tunai, secara umum cara ini
mendapatkan preferensi lebih utama dalam mekanisme jual beli dalam dunia
bisnis karena memperlancar sirkulasi bisnis. Sedangkan dengan pembayaran
tertunda terkadang membuka peluang terjadinya konflik diantara para pelaku
bisnis. Terlebih bila tiba saat pembayaran debitur tidak dapat menunaikan
pembayaran. Dalam hal ini, nelayan juragan dan pedagang ikan etnis Cina
muslim saling menjaga kepercayaan masing-masing. Dengan semakin cepat
nelayan juragan mendapatkan uang hasil penjualan ikan, semakin cepat pula
mereka dapat membayar upah bagi para bidak dan tekong kapal.
Sikap etnis Cina muslim baik nelayan juragan atau pedagang ikan
yang sangat menjaga kepercayaan dan pelayanan bagi para relasi bisnis
termasuk para pekerjanya dengan ketepatan dan kecepatan pembayaran
sangat sesuai dengan etika bisnis Islam yang menuntun untuk menyegerakan
dan tidak menunda-nunda pembayaran upah pekerja seperti dalam hadits
48اعطوا االجير اجره قبل ان يجف عرقهArtinya: “Berilah upah para pekerja sebelum kering keringatnya”.
Dari hadits ini tampak jelas kearifan etika bisnis Islam yang melindungi
semua pelaku bisnis dengan tidak membeda-bedakan antara hak pemilik
modal dan pekerja.
Selain pasokan ikan dari etnis Cina muslim di sektor perkapalan atau
nelayan, etnis Cina muslim pedagang ikan juga aktif mengikuti lelang di TPI
untuk menambah stok dan mengetahui perkembangan harga ikan di pasar.
Dalam aktifitas lelang ini sangat tampak adanya persaingan baik sesama etnis
48“HR. Ibnu Majah dari Umar, Abu Ya’la dari Abu Hurairah, at-Thabrani dalam al-Ausath
dari Jabir al-Hakim dari Anas semua jalan riwayatnya adalah lemah, tetapi secara kolektif menjadi hadits hasan, seperti dikatakan oleh al-Munawi dalam Faidhul Qadir (I/562-563) di-hasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shigar wa Ziyadatuh (1055)”.
Cina baik muslim atau non muslim maupun dengan pelaku bisnis pribumi.
Dalam lelang ini banyak terjadi kerjasama sesama relasi bisnis sehingga
persaingan yang terjadi bukan hanya antar individu namun juga antar
kelompok bisnis.
Hukum lelang sendiri sah dalam pandangan Islam. Tentu saja selama
persaingan harga yang terjadi adalah persaingan harga alamiah sesuai
permintaan pasar. Meskipun harga yang tercipta dalam kegiatan lelang selalu
meningkat namun harga tersebut merupakan harga alamiah sesuai permintaan
peserta lelang.
Praktek lelang telah ada pada masa Rasulullah SAW, seperti dalam
hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah melelang pelana
dan gelas beliau.
حدثنا حميد بن مسعود، حدثنا عبيد اهللا بن شميط بن عجالن، حدثنا
بن مالك أن األخضر بن عجالن عن عبد اهللا الحنفي، عن انسوقال من يشترى . رسول اهللا صلي اهللا عليه وسلم باع حلسا وقدحا
صلي فقال النبي. اخذتهما بدرهم: ؟ قال رجل...هذا الحلس والقدحاهللا عليه وسلم من يزيد على درهم؟ من يزيد على درهم؟ فأعطاه
اخرجه احمد واصحاب السنن واللفط (رجل درهمان فباعهما منه )الترميذى
Artinya: “Humaid bin Mas’udah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Syumaith bin Ajlar menceritakan kepada kami, Al-Akhtar bin Ajlar menceritakan pada kami dari Abdullah Al-Hanafi dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah SAW menjual pelana dan gelas, kemudian Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang mau membeli pelana dan gelas ini?” seorang lelaki berkata. “Saya beli dengan satu dirham, Nabi SAW bersabda “siapa yang mau menambah lebih satu dirham? siapa yang mau menambah
lebih satu dirham?”, maka seorang lelaki membeli kepada Rasulullah dengan dua dirham dan Rasulullah menjual kepada lelaki itu”.49
Dalam kegiatan lelang ini, kerap terjadi kerjasama beberapa peserta
lelang untuk membagi ikan hasil lelang yang berhasil dibeli salah satu pihak,
dalam kerjasama ini tidak terjadi penyimpangan dari etika bisnis Islam.
Namun dalam suatu kondisi, dapat ditemukan adanya penyimpangan dari
persaingan harga alamiah, yaitu saat komoditi yang di lelang hanya
dibutuhkan oleh satu kelompok bisnis saja, misalnya pada jenis ikan yang
hanya dibutuhkan pedagang-pedagang besar sebagai komoditi bisnis seperti
ikan tuna kwalitas ekspor. Dalam hal ini kerap terjadi rekayasa harga oleh
para pelelang yang membutuhkan komoditi tersebut. Pihak yang bekerjasama
memberikan batasan harga yang telah mereka sepakati bersama agar tidak
melambung tinggi untuk kemudian barang tersebut akan dibagi di antara
mereka.
Perilaku ini tentu saja bertentangan dengan etika bisnis Islam yang
sangat melindungi hak setiap pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan.
Melalui sistem lelang dengan persaingan harga alamiah, pemilik barang akan
mendapatkan keuntungan sesuai dengan tingginya tingkat permintaan pasar,
namun pembatasan harga lelang, berarti menghalangi pemiliki barang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari keuntungan yang didapatkan
49Sunan at-Tirmidzi, Abi Isa Muhammad bin Isa Saurah, Beirut, Dar al-Fikri, Libanon, juz 3, h.9.
bila persaingan harga yang tercipta alamiah. Ini merupakan salah satu bentuk
tadlis (penipuan) dalam harga, transaksi seperti ini dilarang karena
bertentangan dengan ayat jual beli yang mensyaratkan adanya keridhaan
kedua belah pihak dengan tidak menzalimi salah satu pihak yang bertransaksi
seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Nisa (4): 29
امنوا التأآلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة ياأيها الذين ء: 4/النساء ( عن تراض منكم والتقتلوا أنفسكم إن اهللا آان بكم رحيما
29(
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta antara kamu dengan cara yang batil, kecuali perniagaan yang terjadi dengan rela sama rela di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”.
Harga yang berlaku di pasar seharusnya adalah harga alamiah
sehingga tercipta keadilan. Harga yang adil dalam konsep Aquinas yang
mendefinisikan sebagai harga kompetitif normal. Yaitu harga yang yang
berada dalam persaingan sempurna yang disebabkan oleh supply dan demand,
tidak ada unsur spekulasi.
Menurut Ibnu Taimiyah bahwa harga yang adil adalah:
“Nilai harga dimana orang-orang menjual barangnya dan diterima secara umum sebagai hal yang sepadan dengan harga yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis lainnya di tempat dan waktu tertentu”50
50Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, dari Edi Adi Kuswanto, Pengantar
Ekonomi, Depok: Gunadarma, 1993, Cet.Ke-3, h.6.
Keadilan yang diinginkan Ibnu Taimiyah berhubungan dengan prinsip
la dharar yaitu tidak melukai dan tidak merugikan orang lain. Maka dengan
berbuat adil akan mencegah terjadinya tindakan kezaliman. Allah SWT
memerintahkan umat manusia untuk berlaku adil seperti yang disebutkan
dalam QS. Al-Nahl/ 16: 90 yang berbunyi:
ربى وينهى عن الفحشآء إن اهللا يأمر بالعدل واإلحسان وإيتآئ ذي الق )90: 16/النخل (والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذآرون
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi pertolongan kepada kerabat dan melarang berbuat yang keji, munkar dan zalim, Dia mengajari kamu agar kamu mendapat peringatan”.
Dari etnis Cina muslim dalam sektor perdagangan, ikan
didistribusikan ke berbagai tempat atau sektor bisnis lain seperti ke industri
rumah tangga misalnya pabrik kerupuk ikan atau rumah makan, bahkan
didistribusikan ke pabrik sarden, abon ikan serta sambel ikan atau ke
pedagang besar atau agen diluar kota yang akan diekspor atau didistribusikan
kepada pengecer dimana mayoritas relasi bisnis mereka adalah etnis Cina.
3. Sektor Industri Rumah Tangga (makanan berbahan dasar ikan) atau Unit
pemasaran lainnya.
Sektor industri rumah tangga yang dimaksud adalah industri rumah
tangga yang mengelola atau memproduksi makanan berbahan dasar ikan
seperti ikan asin, sambal ikan, terasi, dan makanan ringan lainnya seperti
kerupuk ikan, samabal ikan, dan lain sebagainya. Untuk Unit lain, maksudnya
adalah pedagang besar atau pengecer-pengecer yang berada dilingkar
perkotaan atau meluas ke wilayah lainnya. Pembahasan yang digunakan
dalam sektor ini lebih menggunakan pendekatan karakter bisnis etnis Cina
muslim.
Salah satu keunggulan yang etnis Cina miliki adalah daya kreatif dan
inovatif. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mereka juga memiliki
beberapa karakteristik dan nilai yang lebih baik daripada pebisnis lokal
seperti sifat pantang menyerah, berani mengambil resiko, kecepatan dan
fleksibilitas, ditambah lagi tnis Cina sangat menjaga simbiosis mutualisme
dengan saling melengkapi satu sama lain. Mereka akan memilih untuk
membuka bisnis dibidang baru dibanding membuka bisnis yang sedang tren
atau ramai dan diminati banyak pelaku bisnis.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan budaya masyarakat pribumi yang
kerap kali menerjuni dunia bisnis yang sama seperti jamur yang bersemi
dimusim hujan. Kalaupun membuka bisnis yang sama, etnis Cina akan
memberikan ciri khusus yang dapat menjadi identitas yang sangat menonjol
pada produk mereka dan memilih lokasi bisnis yang tidak berdekatan.
Etnis Cina muslim juga menerapkan hal ini. Mereka banyak membuka
bisnis-bisnis baru yang belum banyak digeluti orang meskipun ini berarti
harus merintis dari bawah dan harus bekerja keras karena memiliki tingkat
resiko yang cukup tinggi. Tentu saja mereka tidak gegabah dalam
menginvestasikan harta mereka, manajemen yang baik sudah diatur sebelum
mereka mulai melangkah. Hal ini dapat ditemukan pada bisnis rumah makan
sea food yang berlokasi ditepi pantai. Mereka melihat peluang bisnis yang
cukup menjanjikan dan mempelopori pembukaan rumah makan di tepi pantai.
Etnis Cina muslim tidak sembarangan dalam memilih jenis bisnis
yang akan mereka terjuni, mereka memilih bisnis yang baik dan halal. Bisnis
lain yang mereka pilih selain sektor perkapal dan perdagangan ikan adalah
industri rumah tangga yang memproduksi makanan khas kota Cilacap
contohnya kerupuk ikan, terasi, abon ikan, ikan asin dan berbagai makanan
ringan berbahan dasar ikan. Mereka memahami perbedaan antara yang halal
dan yang haram, mereka juga meyakini bahwa bisnis yang baik bukan hanya
memberikan keuntungan duniawi namun juga keuntungan ukhrawi. QS. Al-
Maidah (5):100
ل لا يستوي الخبيث والطيب ولو أعجبك آثرة الخبيث فاتقوا الله ق )100: 5/المائدة( باب لعلكم تفلحونياأولي الأل
Artinya: Katakanlah, "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".
Terkadang kerasnya persaingan dalam dunia bisnis menghadapkan
para pelaku bisnis kepada keadaan dilematis. Banyak kecurangan menyalahi
etika bisnis Islam menawarkan keuntungan yang menggiurkan dan seringkali
sesuatu yang buruk terlihat baik dimata manusia dan tampak sangat mudah
dilakukan dengan banyaknya jalan yang mendukung. Namun tentu saja
perbuatan baik dan buruk tidaklah sama. Etika bisnis Islam sangat jelas
membedakan yang mudharat dan manfaat, yang halal dan yang haram, dan
antara yang adil dan yang zalim. Maka Allah mempertegas dalam akhir ayat
ini untuk tetap bertakwa dan memilih jalan yang baik agar mendapatkan
keberuntungan yang bukan saja bersifat materiil dan duniawi semata, tapi
juga keberuntungan yang lebih kekal yang dijanjikan Allah bagi umat yang
bertakwa. Untuk bahan baku industri yaitu ikan, mereka mendapatkannya dari
relasi bisnis baik sesama etnis Cina maupun etnis pribumi. Namun realita
menunjukan bahwa etnis Cina muslim masih memprioritas sesama etnis Cina
untuk menjadi relasi bisnis mereka.
Etnis Cina muslim sangat menjaga kualitas produk yang mereka
miliki. Kesalahan pelaku bisnis lain yang pernah terjadi mereka jadikan
pelajaran untuk tidak mengulanginya lagi. Contoh kecurangan yang pernah
terjadi salah satunya adalah kecurangan dalam timbangan yang dilakukan
oleh salah satu industri kerupuk tengiri yang sudah cukup dikenal masyarakat.
Berat netto yang tercantum dikemasan produk tidak sesuai dengan berat
sesungguhnya, kecurangan yang akhirnya menjatuhkan bisnis mereka.
Kecurangan ini seharusnya tidak mereka lakukan karena Allah sangat
mencela perbuatan ini.
وإذا آالوهم أو .وا على الناس يستوفون الذين إذا اآتال.لمطففينل ويل )3-1: 83/المطففيـن( وزنوهم يخسرون
Artinya: “Celakalah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima timbangan dari orang lain, mereka minta dipenuhi. Dan
apabila mereka menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (QS. al-Muthafifin/83: 1-3)
Pada akhirnya, banyak industri rumah tangga etnis Cina muslim
memiliki keunggulan dibanding industri rumah tangga lainnya. Bahkan
industri yang mereka miliki lebih banyak bersaing dengan koperasi-koperasi
kelompok nelayan dibanding dengan industri rumah tangga yang dimiliki
individu. Pesaing individu yang mereka miliki juga sesama etnis Cina.
Namun mereka memandang persaingan ini sebagai motivasi untuk dapat
berbuat lebih baik lagi.
Secara personal, mayoritas etnis Cina adalah pribadi yang tekun dan
ulet. Dalam berbisnis etnis Cina muslim senantiasa berusaha melakukan dan
memberikan yang terbaik untuk menjaga kepercayaan yang telah mereka
dapatkan baik dari para pelanggan atau dari relasi bisnis. Mereka memiliki
keyakinan bahwa setiap usaha pasti akan membuahkan hasil, dan usaha atau
perbuatan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Keyakinan ini
sangat sesuai dengan firman Allah SWT
من يشفع شفاعة حسنة يكن له نصيب منها ومن يشفع شفاعة سيئة )85: 4/النساء( شىء مقيتايكن له آفل منها وآان اهللا على آل
Artinya: “Barang siapa memberikan suatu pertolongan dengan pertolongan yang baik niscaya dia akan memperoleh bagian (pahala) daripadanya, dan barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang jahat, niscaya dia memperoleh bagian (dosa) daripadanya. Dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. an-Nisa/4: 85)
B. Distribusi
Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa distribusi
dapat diartikan sebagai usaha melancarkan penyebaran sumber daya sehingga
kesejahteraan dapat dengan merata dirasakan. Artinya, distribusi terjadi karena
aktivitas ekonomi, seperti kegiatan jual beli dan dunia kerja. Fungsi distribusi
dalam aktivitas ekonomi pada hakekatnya mempertemukan kepentingan produsen
dengan konsumen dengan tujuan kemaslahatan ummat.
Untuk memasarkan produk, etnis Cina muslim memilih distribusi intensif.
Distribusi intensif yaitu strategi dengan menggunakan sebanyak mungkin
penyalur (terutama pengecer) untuk mencapai konsumen. Selain motif bisnis
yang etnis Cina muslim miliki, mereka memahami bahwa manusia diciptakan
dengan berbagai macam perbedaan dengan kekurangan dan kelebihan masing-
masing agar bisa saling melengkapi satu sama lain. Pandangan ini sangat sesuai
dengan QS. Al-Hujurat (49): 13 yang berbunyi:
يآأيها الناس إنا خلقناآم من ذآر وأنثى وجعلناآم شعوبا وقبآئل إن )13: 49/الحجرات ( أآرمكم عند اهللا أتقاآم إن اهللا عليم خبير
Artinya: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”.
Dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur atau pengecer maka akan
semakin mudah bagi etnis Cina muslim untuk mendapatkan keuntungan.
Berkenaan dengan prioritas etnis Cina muslim untuk memilih sesama
etnis Cina sebagai relasi bisnis didorong oleh banyak faktor seperti latar
belakang kesamaan budaya. Saat awal merintis bisnis, kesamaan budaya dan
kesamaan biologis menjadi faktor yang cukup kuat untuk membantu mereka
menjalin kerjasama dan menjadi relasi bisnis.
Bila ada kesempatan untuk menjalin kerjasama dengan sesama etnis
Cina yang beragama Islam, prioritas mereka akan lebih kuat. Faktor lain
adalah kesalahan etnis pribumi yang kurang dapat dipercaya.
C. Pola Jaringan Bisnis Etnis Cina Muslim.
Dalam transaksi bisnis yang dilakukan oleh etnis Cina muslim Cilacap
berlaku akad jual beli. Menurut etika bisnis Islam, jual beli yang dilakukan oleh
etnis Cina muslim Cilacap halal hukumnya karena tidak ditemukan
penyimpangan dari nilai-nilai syariah. Sangat jelas hukum jual beli dalam al-
Qur’an seperti firman Allah dalam surah al-Baqarah (2): 275
)275: 2/قرةالب( وأحل اهللا البيع وحرم الربا
Artinya: “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Dalam proses pembentukannya, jaringan bisnis dapat dicapai melalui
berbagai interaksi antar unit bisnis yang pada akhirnya akan membentuk suatu
jaringan. Beberapa faktor pembentuknya adalah pertukaran, adanya
ketergantungan sumber daya dan ekonomi biaya transaksi. Ketiga faktor ini
secara bersama-sama menguatkan jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim baik
sesama etnis Cina muslim, dengan etnis Cina non muslim maupun dengan enis
pribumi.
a. Pertukaran
Pertukaran dalam dunia bisnis ini tidak hanya pertukaran yang
bersifat material, namun juga imaterial seperti informasi. Objek pada
pertukaran material adalah ikan dan hasil produksi yang berasal dari ikan.
Dilihat dari sisi objek, ikan merupakan jenis makanan yang halal untuk
dijadikan komoditas, hal ini karena kehalalan zatnya. Seperti hadits yang
diriwayatkan Abu Hurairah
: عن ابي هريرة رصي اهللا عنه قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم فى البحر هو الطهور ماؤه والحل ميتته
Artinya: “Dari Abu Rurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)51
Dari hadits ini tidak diragukan lagi kehalalan ikan dan hasil laut lainnya
sebagai objek pertukaran, termasuk halalnya makanan yang berbahan dasar
ikan selama bahan campuran lainnya tidak mengandung najis atau zat-zat
lainnya yang dilarang oleh syariah seperti minyak babi yang digunakan
sebagai pelezat makanan, atau formalin yang untuk mengawetkan ikan yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
51Sunan at-Tirmidzi, Abi Isa Muhammad bin Isa Saurah, Beirut, Dar al-Fikri, Libanon, juz 1,
h.12.
Selain objek material terdapat objek imaterial yang dipertukarkan
sesama pelaku bisnis yaitu informasi. Pertukaran informasi yang dibolehkan
adalah informasi yang tidak berusaha menjatuhkan pihak lain dalam hal ini
pesaing bisnis serta tidak menzalimi rekan atau relasi bisnis lainnya. Etnis
Cina muslim banyak bertukar informasi seputar harga barang di pasar, waktu
lelang atau nelayan juragan yang memiliki pasokan ikan yang mereka
butuhkan, jadi pertukaran ini dibolehkan dalam etika bisnis Islam.
b. Adanya Ketergantungan Sumber Daya.
Dalam dunia bisnis yang penuh persaingan, sangat sulit bagi pemain
atau pelaku bisnis untuk tetap exist bertahan tanpa menjalin kerjasama dengan
pihak lain. Etnis Cina muslim harus bekerjasama atau menjalin hubungan
dengan pihak lain karena melalui jaringan bisnis inilah pemenuhan kebutuhan
akan sumber daya dapat lebih terjamin sehingga dapat menguatkan posisi
dipasar. Selama kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama dalam hal
kebajikan, Islam membolehkan hal ini.
نوا على البر والتقوى والتعاونوا على اإلثم والعدوانوتعاو )2: 5/المائدة(
Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam mnegerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. al-Maidah/ 5: 2)
c. Ekonomi Biaya Transaksi.
Adapun faktor ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh
etnis Cina muslim untuk meminimalisir biaya produksi dan meningkatkan
laba usaha. Hal ini dibolehkan oleh Islam sebagai salah satu bentuk
manajemen investasi yang baik.
Adapun pola hubungan jaringan bisnis etnis Cina muslim Cilacap yang
terbentuk adalah pola hubungan vertikal, horizontal dan lateral. Vertikal, terjadi
dalam distribusi ikan etnis Cina muslim yang bergerak dibidang perkapalan
(nelayan juragan etnis Cina muslim) kepada etnis Cina produsen kerupuk ikan.
Horizontal, misalnya hubungan antara etnis Cina muslim produsen ikan sarden
dan abon dengan industri pengemasan atau seperti hubungan kerjasama antar
nelayan etnis Cina dengan pedagang peralatan perkapalan. Lateral, seperti lobi-
lobi untuk memperoleh izin dari pemerintah untuk memasarkan produk-produk
yang mereka miliki atau masalah perizinan lainnya.
Untuk pola hubungan horizontal dan vertikal (interfirm networks) secara
global tidak ada larangan Islam yang melarang aktifitas etnis Cina muslim
Cilacap ini karena Islam membolehkan untuk bekerja sama dengan siapapun
selama masih dalam kebajikan, namun pada hubungan lateral (extrafirm
networks) terdapat beberapa perilaku yang menyalahi aturan syariah.
Dari beberapa sumber diketahui bahwa etnis Cina muslim pelaku bisnis
perikanan di Cilacap terkadang masih melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Islam demi memperlancar bisnis yang mereka jalankan dengan melakukan
praktek suap.
Kasus suap yang dilakukan oleh etnis Cina muslim salah satunya dapat
ditemukan pada masalah perizinan kapal yang mereka miliki. Ini merupakan
salah satu bentuk suap pada sektor ekonomi, dimana pelaku bisnis harus
memberikan uang pelicin kepada pemerintah atau pihak yang berwenang demi
kelancaran bisnis mereka. Ada beberapa izin yang harus dilalui untuk operasional
kapal yaitu izin berlayar ke Syahbandar dan izin kapal penangkap ikan ke Dinas
Perikanan yang harus senantiasa diperpanjang dalam jangka waktu 5 tahun.52
Proses itu tentu saja memakan waktu dan biaya. Oleh karena itu mayoritas
nelayan termasuk etnis Cina muslim lebih memilih untuk melakukan praktek suap
agar mempermudah proses perizinan ini. Perbuatan suap-menyuap merupakan
perbuat yang dilarang dalam Islam. Ini berkenaan dengan dampaknya bagi moral
dan kehidupan sosial masyarakat. Rasulullah SAW melaknat perbuatan ini seperti
dalam hadits
اهللا صلى اهللا عليه و سلم الراشى والمرتشىلعن رسول Artinya: “Rasulullah mengutuk (melaknat) penyuap dan penerima suap”.53
D. Hubungan dengan Rekan dan Relasi Bisnis
52Wawancara Pribadi dengan Bp. Sumarja. Cilacap, 22 Maret 2008.
53Sunan at-Tirmidzi, Abi Isa Muhammad bin Isa Saurah, Beirut, Dar al-Fikri, Libanon, juz 3,
h.66.
Etnis Cina muslim lebih memilih untuk mengembangkan bisnis personal
dibanding menjalin berserikat untuk membangun usaha bersama. Selain
keleluasan dalam mengelola bisnis sesuai keinginan dan inisiatif mereka,
berserikat dalam bisnis seringkali berujung pada masalah. Kondisi seperti ini
tidak terlepas dari sifat dasar egoisme manusia untuk mementingkan diri sendiri
dan meraup keuntungan yang sebesar-besarnya saat ada kesempatan. Hal ini
ternyata telah disebutkan didalam al-Qur’an
طآء ليبغي بعضهم على بعض إال الذين ءامنوا وإن آثيرا من الخل )38:24/ص ( وعملوا الصالحات وقليل ماهم
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah mereka itu”.(QS. Shaad/ 24: 38)
Dalam memilih relasi bisnis, etnis Cina muslim lebih terbuka dibanding
etnis Cina non muslim. Meskipun mayoritas etnis Cina masih memegang prinsip
guanxi,54 namun etnis Cina muslim lebih terbuka dalam memilih relasi bisnis
karena mereka yakin semakin banyak relasi bisnis yang mereka miliki, akan
semakin mudah bagi mereka untuk mengembangkan bisnis. Mereka memahami
ajaran Islam bahwa seluruh manusia adalah sama dan tidak boleh membeda-
bedakan dalam berinteraksi. Hal ini membuat mereka lebih membuka diri untuk
bekerjasama dengan pelaku bisnis pribumi atau dari golongan manapun.
54Ikatan-ikatan antar manusia yang bersifat pribadi, khas, dan non-ideologis, yang didasarkan
pada kesamaan identitas.
Namun tentu saja etnis Cina muslim tetap berhati-hati dalam memilih
relasi bisnis. Kejujuran adalah karakter yang paling mereka utamakan. Ini juga
salah satu alasan yang menyebabkan etnis Cina muslim sangat berhati-hati untuk
bekerjasama dengan etnis pribumi. Banyak pelaku bisnis etnis pribumi yang
kurang amanah dan tidak dapat dipercaya, padahal mayoritas etnis pribumi
beragama Islam yang seharusnya memegang teguh norma-norma yang diajarkan
di dalam Islam seperti. kejujuran, kesetiaan pada relasi bisnis dan rasa tanggung
jawab.
Kesetiaan ini sangat dipegang teguh oleh etnis Cina muslim, dan
hubungan ini berlaku secara timbal balik sesama rekan dan relasi bisnis mereka.
Allah telah mengatur dalam Al-Qur’an surah al-Maidah (5): 1 dan an-Nisa (4): 58
)1: 5/المائدة(ياأيها الذين ءامنوا أوفوا بالعقود Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah segala janji”.
نات إلى أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن إن اهللا يأمرآم أن تؤدوا األما
تحكموا بالعدل إن اهللا نعما يعظكم به إن اهللا آان سميعا بصيرا ) 58: 4/النساء(
Artinya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu supaya menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menghukum diantara manusia hendaklah kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
E. Strategi Perdagangan dalam Persaingan Bisnis
Islam memandang kerja sebagai salah satu bentuk ibadah. Allah SWT
memotivasi umat Islam untuk giat bekerja karena dengan bekerja seseorang dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya.
ولكل درجات مما عملوا وليوفيهم أعمالهم وهم لا يظلمونArtinya: Dan setiap mereka mendapat derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasannya) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tidak dirugikan. (Al-Ahqaaf/ 46: 19)
Ini berarti kerja keras etnis Cina muslim dalam berbisnis untuk menuai hasil yang
diinginkan dipandang baik oleh etika bisnis Islam selama mereka masih
mengindahkan nilai-nilai Islam dan tetap menjaga keseimbangan hidup dunia dan
akhirat. Allah SWT juga memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk
berusaha semaksimal mungkin, dan membolehkan umat-Nya untuk berlomba-
lomba dalam kebaikan.
)148 :2/البقرة( فاستبقوا الخيرات
Artinya: “Dan berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebajikan.(QS al-Baqarah /2: 148)
Dalam dunia bisnis, keadaan saling berlomba disebut persaingan. Hal ini
menjadi salah satu faktor yang nyaris tak dapat dihindari, etnis Cina muslim juga
mengalami ini. Pesaing bisnis yang mereka hadapi tidak hanya kaum pribumi,
namun juga sesama etnis Cina baik muslim maupun non muslim.
Persaingan dalam bisnis memiliki dua bentuk yang berlawanan, yaitu
persaingan sehat dan persaingan tidak sehat atau gorok leher. Persaingan yang
sesuai dengan etika bisnis Islam tentu saja persaingan sehat yang tidak
menghalalkan segala cara. Elemen-elemen yang dipersaingkan antara lain produk,
harga, tempat pelayanan, dan layanan purna jual.
a. Produk. Produk yang dipersaingkan adalah ikan. Etnis Cina muslim sangat
menjaga kualitas ikan yang mereka miliki. Salah satunya dengan menjaga
kesegaran ikan.
b. Harga. Ini merupakan salah satu keunggulan yang sudah sangat melekat pada
etnis Cina. Mereka berani berkompetisi dalam harga. Dalam bisnis ikan etnis
Cina muslim mampu menekan biaya seperti biaya transportasi yang harus
dikeluarkan bila mendapatkan pasokan ikan dari hasil lelang di TPI karena
mendapatkan barang langsung dari produsen yaitu nelayan juragan atau
nelayan perorangan.
c. Tempat. Untuk tempat, etnis Cina muslim seperti umumnya pelaku bisnis ikan
ikan lainnya hanya memperhatikan posisi tempat usaha namun tidak terlalu
memperhatikan kondisinya. Apalagi dalam bisnis ikan baik nelayan juragan
maupun pada industri rumah tangga, dimana konsumen tidak datang langsung
ketempat produksi, tempat menjadi hal yang tidak terlalu mendapatkan
perhatian yang besar.
Dalam hal ini, kebersihan lingkungan juga kurang mendapat perhatian
para pelaku bisnis ikan. Lingkungan bisnis cenderung kotor dan kumuh
karena pembuangan limbah ikan yang tidak dialokasikan dengan baik.
Kondisi ini umum berlaku sehingga tidak lagi mendapat perhatian dari
masyarakat setempat. Jika secara cermat diamati, lingkungan yang kotor dan
kumuh ini berpengaruh buruk pada kesehatan masyarakat setempat dan dalam
jangka panjang akan membawa kerusakan lingkungan. Tentu saja ini
bertentangan dengan peritah Allah SWT untuk menjaga kelestarian muka
bumi meskipun diberikan kebebasan untuk mengelolanya. Seperti firman
Allah SWT,
وابتغ فيما ءاتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن ن الله لا يحب آما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إ
)77: 28القصص (المفسدينArtinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qhashas/ 28: 77)
Satu fenomena lain yang dapat ditemukan pada etnis Cina muslim
yang berada pada bisnis yang langsung berhadapan dengan konsumen seperti
toko-toko yang menjual makanan khas hasil olahan ikan, masih sering
ditemukan adanya patung boneka kucing yang mereka yakini sebagai
pembawa kemakmuran bagi bisnis mereka. Tangan kucing yang melambai
jauh diyakini akan memanggil pelanggan dari wilayah yang semakin jauh dan
semakin tinggi tangan boneka kucing terangkat maka semakin sejahtera
kehidupan mereka.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan keyakinan dalam Islam.
Etika bisnis Islam mengajarkan untuk bekerja semaksimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan keyakinan penuh bahwa Allah
Yang Maha Adil akan membalas sesuai kerja keras hamba-Nya. Perilaku ini
juga bertentangan dengan pokok aksioma etika Islam yaitu tauhid. Berharap
pada kekuatan dan kekuasaan selain Allah adalah dosa besar karena hanya
Allah Satu-satu nya Sang Penguasa dan Maha Kuasa atas segala yang terjadi
dumuka bumi ini.
حي القيوم ال تأخذه سنة والنوم له مافي السماوات اهللا آل إله إال هو الومافي األرض من ذا الذي يشفع عنده إال بإذنه يعلم مابين أيديهم
وسع آرسيه وماخلفهم وال يحيطون بشيء من علمه إال بما شآء: 2/البقرة ( السماوات واألرض وال يئوده حفظهما وهو العلي العظيم
255(
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang Hidup Kekal lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan dibumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Dia mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi (kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak berat memelihara keduanya, dan Dia Maha tinggi lagi Maha Besar”.(QS. Al-Baqarah/2: 255)
d. Pelayanan dan Layanan Purna Jual.
Untuk hal ini etnis Cina muslim tidak perlu diragukan lagi. Mereka sangat
menjaga pelayanan dan layanan purna jual untuk menjaga pelanggan.
Demikian uraian dan analisa tentang jaringan bisnis ikan etnis Cina
muslim Cilacap dengan memaparkan segala aktifitas dalam unit-unit bisnis dari
aktifitas disektor perkapalan hingga industri rumah tangga dan beberapa hal yang
berkaitan erat dengannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tak dapat dipungkiri bahwa etnis Cina muslim masih menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari komunitas etnis Cina. Selain ciri-ciri fisik yang
membedakan mereka dengan etnis pribumi, terdapat beberapa karakter yang amat
lekat dengan etnis Cina seperti ketekunan, solidaritas sesama golongan dan
pekerja keras. Etnis Cina juga sangat bersungguh-sungguh dalam mengelola
bisnis, mereka memiliki jiwa keberanian untuk mengambil langkah-langkah dan
terobosan baru.
Dari pembahasan dan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Jaringan bisnis ikan etnis Cina muslim adalah jalinan kerjasama etnis Cina
dalam mengembangkan bisnisnya khususnya dalam bisnis perikanan yang
terjalin karena beberapa faktor pendorong untuk menciptakan hubungan yang
saling menguntungkan dan menguatkan posisi mereka di pasar.
Etnis Cina muslim masih memegang prinsip guanxi dan memprioritaskan
sesama etnis Cina dalam berbisnis, kesamaan akidah semakin memantapkan
mereka untuk menjalin kerjasama. Etnis Cina muslim juga lebih terbuka
untuk menerima relasi bisnis dari etnis lain selama mereka bisa menjaga
kepercayaan yangn diberikan. Adapun pola jaringan bisnis etnis Cina muslim
yang tercipta adalah kombinasi pola hubungan vertikal, horizontal, dan lateral.
2. Untuk persaingan bisnis, etnis Cina muslim memiliki 3 kelompok besar
pesaing yaitu etnis pribumi, sesama etnis Cina muslim dan etnis Cina non
muslim.
Persaingan dengan etnis pribumi berada pada tingkat yang rendah, hal
ini dapat dilihat pada kuatnya pelaku-pelaku bisnis etnis Cina dan lemahnya
pelaku bisnis etnis pribumi pada saat lelang. Seringkali dengan sangat mudah
etnis Cina muslim mengalahkan pelaku bisnis ikan etnis pribumi. Di sektor
perkapalan dan bisnis ikan lainnya pelaku bisnis yang banyak bertahan adalah
etnis Cina, sedangkan pelaku bisnis ikan etnis pribumi banyak mengalami
gulung tikar.
Persaingan dengan sesama etnis Cina muslim berada pada tingkatan
sedang, sesama etnis Cina muslim menjadi relasi yang menguatkan jaringan
dan posisi mereka di pasar, persaingan dengan sesama kelompok bisnis etnis
Cina muslim bukan menjadi ajang bagi mereka untuk saling menjatuhkan
namun sebagai sarana saling memotivasi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Adapun persaingan dengan etnis Cina non muslim, karena beberapa
karakter bisnis dan jiwa ulet dan tekun yang mereka miliki serta kuatnya sisi
permodalan, baiknya manajemen dan kesamaan strategi yang diterapkan
dalam bisnis menjadikan persaingan sesama etnis Cina berada pada level yang
cukup tinggi.
3. Dalam aplikasi bisnis ikan etnis Cina muslim Cilacap, sebagian perilaku etnis
Cina muslim telah sesuai dengan etika bisnis Islam seperti implementasi nilai-
nilai kejujuran, tanggung jawab, kesetiaan dan sebagainya. Namun terdapat
beberapa praktek bisnis yang masih menyalahi aturan atau bertentangan
dengan etika bisnis Islam seperti kecurangan dalam harga lelang, kurangnya
perhatian pada lingkungan dan perilaku suap.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis ingin memberikan
beberapa masukan yang diharapkan dapat memberikan sedikit kontribusi bagi
dunia bisnis perikanan.
1. Etnis pribumi harus banyak belajar dari etnis Cina pada kekuatan jaringan
yang mereka miliki karena banyak keuntungan yang bisa diambil dari jaringan
bisnis. Etnis Cina muslim lebih terbuka dalam bergaul dan memilih relasi
bisnis, maka bagi etnis pribumi untuk menjaga kepercayaan yang sudah
mereka berikan dengan menjadi relasi bisnis yang baik bagi etnis Cina
muslim. Pelajari apa yang dapat dipelajari dari kebaikan etnis Cina muslim
dalam berbisnis, tentu saja acuan yang digunakan untuk menilai kebaikan itu
adalah etika bisnis Islam.
2. Persaingan sehat harus senantiasa dibina. Etnis pribumi juga diharapkan dapat
menjalin jaringan bisnis yang kokoh sehingga dengan kekuatan jaringan,
bisnis etnis pribumi diharapkan dapat survive di pasar lokal bahkan mampu
mengembangkan bisnis pada wilayah yang lebih luas dan mampu bersaing
dengan pelaku bisnis yang lebih besar.
3. Optimalisasi fungsi organisasi yang menaungi etnis Cina muslim. Dalam
upaya mewujudkan etika bisnis Islam, peran aktif organisasi-organisasi
keislaman baik yang menaungi etnis Cina muslim secara khusus atau
organisasi Islam secara umum sangat dibutuhkan. Kajian dan syiar-syiar Islam
baik secara langsung atau tidak langsung perlu direalisasikan agar tercipta
sebuah pasar yang sehat, kompetitif, tidak merugikan pihak-pihak tertentu
sehingga tercapai tujuan akhir yaitu kesejahteraan dengan mendapatkan
keberkahan dan ridho Allah SWT.
Nama-nama responden:
No Nama Asli Nama Indonesia/ Islam
Keterangan
1 Lok Kwan Purwanto Pedagang ikan dan udang
2 A Han Handoyo Pedagang ikan
3 Mao Lim Muslim Nelayan juragan
4 Topo Taufik Nelayan juragan
5 Ong Weni Agus Nelayan juragan
6 Eddy Eddy Nelayan juragan
7 A We Ali Pengusaha kerupuk ikan
8 A Chai Yaman Siid Pengusaha restoran sea food
9 Ambarwati - Nelayan juragan&pesaing bisnis
10 Dr. Yongky Muhammad Zaky Pengurus PITI
Hasil wawancara dengan pelaku dan pesaing bisnis ikan etnis Cina muslim Cilacap
Nama responden : Ny. Ambarwati Agama : Islam Usia : 42 tahun Sektor bisnis : Perkapalan (nelayan)
1. Pertanyaan (P) : Sudah berapa lama anda menekuni bisnis perkapalan ini?
Jawab (J) : sejak tahun 1990, berarti sekitar 18 tahun.
2. P: Berapa buah kapal yang anda miliki?
J: Dulu 5, lama-kelamaan tinggal 2 karena pailit terus, tahun 2006 kena Tsunami
jadi sekarang tinggal 1, itu juga jarang jalan, ga punya modal. BBM kan naek
terus buat sekali jalan kurang lebih 8-10 juta, ya kalo along, balik modal aja
syukur-syukur.
3. P: Banyak nelayan yang tidak lagi melaut karena mahalanya bahan bakar dan
biaya produksi, namun masih banyak kapal-kapal etnis Cina beroperasi. Menurut
anda, mengapa mereka dapat bertahan?
J: O ya, bener, kapal-kapal yang masih jalan kebanyakan kapale orang Cina.
Modal mereka kan gedhe, jadi kapal mereka masih bisa jalan, alat-alatnya juga
lengkap. Kalo orang Jawa kan berangkat sesuai jaring yang dimiliki. Musim
tengiri kalo cuma punya jaring tongkol ya nggak melaut, buang-buang modal.
4. P: Apakah anda memiliki pesaing atau relasi bisnis etnis Cina?
J: Kalo pesaing banyak, tapi ya persaingan biasa, nggak terlalu keras karena kami
memiliki pelanggan sendiri-sendiri. Paling yang sering saingan bakul-bakul ikan,
tapi ya orang Jawa sering kalah, orang Cina kan berani-berani. Kalo partner bisnis
orang Cina saya ndak punya, mereka lebih banyak bekerjasama dengan sesama
orang Cina. Kalo lagi lelang tu’ mba, keliatan banget pada saingane.
5. P: Mudahkah bagi golongan pribumi untuk menjadi relasi bisnis etnis Cina?
J: Yang saya tahu kebanyakan orang Cina yang kerjasama sama orang Jawa
adalah Cina muslim seperti Agus (Ong Weni), ikan hasil tangkapannya ada yang
masuk gudang orang Jawa, tapi tetap aja kebanyakan masuk gudang orang Cina
juga.
6. P: Bagaimana perilaku bisnis mereka dilihat dari sisi pandang agama Islam?
J: Perilaku bisnis mereka sama seperti kita orang Jawa. O ya, mereka sering
nyogok buat dapat izin perkapalan, nyogok kan dilarang dalam Islam. Mereka
juga sering licik kalo lagi lelang, suka ngakali harga biar nggak terlalu mahal.
7. P: Bisa dijelaskan lebih lanjut, memainkan harga yang ibu maksud?
J: Gini lho…, jadi kalo barange nggak dibutuhin sama banyak orang, mereka
kongkalingkong. Kaya ikan tuna yang suka diekspor, kan paling beberapa bakul
yang butuh, itu juga banyakan bakul Cina. Nah…, mereka udah kompromi
sebelum lelang buat pasang harga, nanti hasile dibagi orang-orang itu.
8. P: Menurut anda, apa kelebihan dan kekurangan bisnis mereka?
J: Orang Cina rajin-rajin, ulet, tapi kadang terlalu perhitungan. Saya juga
beberapa kali dengar kabar kalo timbangan orang-orang Cina lebih ringan
daripada timbangan di tempat lain, makanya mereka berani kasih harga lebih
murah. Tapi saya ndak tahu pasti, saya ndak pernah ngoper barang ke orang Cina.
Nama China: Liu Ki/ Yongky Nama Indonesia atau nama Islam: Muhammad Zaky Jabatan: Pengurus PITI Usia: 62 tahun
1. P: Apa yang melatar belakangi anda masuk Islam?
J: Dulu saya di Jakarta, saya sering ketemu buya Hamka, saya sering diajak
ngobrol tentang agama. Saya juga sering liat kalo buya Hamka meng-Islam kan
orang. Lama kelamaan saya tertarik untuk masuk Islam juga.
2. P: Apa kegiatan PITI sebagai organisasi Islam etnis Cina?
J: Orang Cina yang masuk Islam kan macam-macam alasane, ada yang cuma
ikut-ikutan atau karena mo nikah sama orang Islam. Makane harus dibina terus,
biar Islame ndak cuma Islam KTP. Kami juga kerjasama sama KUA, kalo ada
Cina mualaf yang mau nikah mereka kasih info.
3. P: Mengapa banyak etnis Cina yang terjun disektor bisnis?
J: Lapangan kerja yang paling longgar kan bisnis, siapa aja bisa buka bisnis.
Orang Cina kan masih sering dapet diskriminasi. Selain itu, cara paling mudah
dapet duit ya dengan bisnis. Dasare orang Cina juga ndak suka jadi bawahan/
pegawai. Kalo buka bisnis sendiri kan ndak terikat waktu, bebas mau ngapain aja.
4. P: Orang Cina terkenal dengan keberanian spekulatifnya, benarkah?
J: Bener, intine kalo mo sukses kita harus berani. Kalo dilihat dari sejarah orang
Cina berani spekulasi bisnis karena dah biasa spekulasi kalo main judi.
5. P: Saya juga pernah dengar tentang spesialisasi sektor bisnis, bisa dijelaskan lebih
lanjut?
J: Sebetul’e itu ndak cuma di Indonesia, di Cina sana hal seperti itu juga terjadi.
Misalnya yang terkenal sama pengusaha restorant ya orang Tio Cu, pernah denger
nama makanan Tio-Ciu kan? Itu sebetule nama suku di Cina. Tapi akhire kaya
ada spesialisasi gitu ya? Ya…, yang penting bisa saling menguntungkan aja.
Ndak saling rebut pasar.
6. P: Bagaimana kerjasama bisnis sesama etnis Cina?
J: Orang Cina biasane fanatik-fanatik, mereka merasa lebih tinggi dari bangsa
lain. Banyak kesamaan fisik, budaya dan kesamaan latar belakang buat mereka
jadi makin kuat. Tapi namane bisnis kan keras, kadang ndak kenal mana kawan,
mana lawan. Orang Cina kalo udah saingan lebih kejam, sekarang kawan besok
jadi lawan udah biasa banget, makan temen sendiri juga ndak heran lagi.
7. P: Adakah perbedaan perilaku etnis Cina muslim dan non muslim dalam
berbisnis?
J: Ada, Cina muslim paling ndak agak mikir-mikir dosa kalo mau berbuat apa-
apa, tapi kadang udah tau dosa ya ndablek aja, itu yang Islam KTP. Banyak juga
sich, yang berbuat dosa karena ndak tahu, itu yang jadi tanggung jawab kita. Cina
muslim juga ndak terlalu anti pati buat kerjasama sama orang Jawa, yang penting
bisa jaga kepercayaan masing-masing.
8. P: Mengapa etnis Cina sangat hati-hati kalo kerjasama sama orang diluar etnis
Cina?
J: Sebetul’e ndak juga…, yang penting bisa sama-sama jaga kepercayaan. Cuma
orang Jawa udah terkenal ndak jaga hubungan ini. Orang Jawa yang jujur jadi
ikutan kena akibate.
9. P: Bagaimana kegiatan PITI saat ini?
J: Karena sibuk dengan urusan masing-masing paling kegiatane cuma pengajian-
pengajian biasa, biasane rame kegiatan kalo bulan Ramadhan.
Nama China: Lok Kwan Nama Indonesia atau nama Islam: Purwanto Tahun masuk Islam: 1984 Sektor bisnis yang ditekuni: Pedagang ikan dan udang Lama menekuni bisnis: 25 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Sebelum masuk Islam, agama saya Kristen, keluarga juga Kristen semua.
Tahun 1980 saya merantau ke Cilacap ikut paman. Anak paman yang seumuran
temen-temene kebanyakan orang Jawa dan Islam. Tahun 1983 dia masuk Islam,
akhire saya ikutan masuk Islam.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Kan paman saya juga dagang ikan, dulu saya datang ke Cilacap buat belajar
dagang ikan, akhire tahun 1983 dibantu modal sama paman saya buka bisnis ikan.
3. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Ya, waktu awal buka bisnis kan yang saya kenal orang Cina, tapi sekarang saya
juga kerjasama sama orang Jawa, tapi itu juga orang Jawa yang bisa dipercaya.
Mereka kadang licik, kadang mau setor barang, kadang nggak. Dulu saya sering
buang duit buat modalin kapal mereka berangkat, tapi ternyata nggak mau nyetor
ikane ke saya.
4. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Sesama orang Cina lebih mudah kompromine, kan biasane ngobrole pake
bahasa Cina yang orang lain nggak paham. Kalau ada informasi juga cepet banget
ngasih kabare, terus kalo punya barang sering ditawarin duluan.
5. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Pasti ada, orang Cina bisnis harus sungguh-sungguh. Seluruh tenaga dan
pikiran ya buat ngembangin bisnis. Kalo orang Jawa bisnis ikan kan buat
sambilan (sampingan).
6. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap
mampu exist di pasar?
J: Kerjasama sama orang-orang Cina juga salah satu cara biar bisa tetap bersaing,
biar sama-sama kuat, saling menolong.
7. P: Apakah Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda jalankan?
J: Gimana ya, kalau bisnis yang dipikirin untung, banyak orang bisnis yang jahat.
Saya sendiri kadang ya ikut-ikutan, tapi mau gimana lagi, pengennya kan bisnis
lancar terus.
8. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Ada sih, kaya’ saya kalo mo ngurangi timbangan suka takut. Kan di Islam
nggak boleh ngurangi timbangan ya? Orang Cina yang nggak muslim juga males
buat kerjasama sama orang Jawa, menurut mereka orang Jawa susah dipercaya.
9. P: Hasil laut akhir-akhir ini sangat fluktuatif bahkan cenderung menurun,
bagaimana strategi anda agar dapat tetap memiliki pasokan ikan?
J: Kan partner bisnis saya banyak. Saya dapat ikan langsung dari juragan.
Kebanyak sih orang Cina, kapal-kapal Cina kan masih pada jalan.
10. P: Kemanakah anda mendistribusikan ikan?
J: Saya jual ikan ke pabrik-pabrik kerupuk, ke restorant sea food, saya juga kirim
ke pedagang-pedagang di luar kota seperti Bandung, Bogor.
Nama China: A Han Nama Indonesia atau nama Islam: Handoyo Tahun masuk Islam: 1983 (sejak lahir) Sektor bisnis yang ditekuni: Pedagang ikan Lama menekuni bisnis: 7 tahun.
1. P: Anda memeluk agama Islam sejak lahir, apakah anda meyakini kebenaran
ajaran Islam?
J: Oh pasti, saya sholat, saya juga puasa. Meskipun orang tua saya juga Islam tapi
mereka sangat demokratis. Dari SD sampe SMA saya sekolah disekolahan
Kristen, kalo saya nggak yakin sama Islam, mungkin saya sudah masuk Kristen.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Cilacap kan daerah pesisir, kekayaan laute juga besar. Nggak perlu bingung
cari bisnis baru, kita manfaatkan aja kekayaan alam yang ada, betul tho’?
3. P: Saat anda terjun diperdagangan ikan ini, apa anda sudah mengenal kondisi
pasar?
J: Sebetule belum, cuma saya yakin kalo mau usaha pasti bisa. Dulu jualan kecil-
kecilan, Alhamdulillah sekarang sudah mulai berkembang. Bahkan saat pedagang
lain sepi, saya masih punya barang.
4. P: Bagaimana caranya menjaga pasokan ikan?
J: Saya mengembangkan bisnis keluar kota. Saya bekerjasama tidak hanya
dengan nelayan Cilacap, tapi juga diluar daerah (Tuban, Tegal, Indramayu).
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Bisa dibilang begitu, tapi saya nggak menutup diri buat kerjasama dengan
orang Jawa, Sunda atau yang lainnya, yang penting mereka jujur dan bisa
dipercaya. Saya juga kirim ikan buat restoran Padang, relasi bisnis saya di
Bandung orang Sunda.
6. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Sesama orang Cina hubungan emosional lebih kuat, kaya orang Jawa sama
orang Jawa. Untungnya, bisa jaga stok ikan, kan kapal-kapal sekarang yang
banyak jalan kapal-kapal orang Cina. Tapi kalo udah saingan bisa mati-matian,
sama-sama keras, sama-sama berani spekulasi.
7. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Saya pikir tidak ada perbedaan yang mencolok. Keduanya sama-sama ingin
mendapatkan keuntungan. Ada orang Cina yang licik, tapi banyak juga yang
jujur, begitu juga sebaliknya.
8. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Modal, kalau modal besar bisnis bisa lancar asal pandai memutar uang. Kalau
modal kecil susah mengembangkan bisnis. Pasar dan langganan juga perlu
diseleksi, jangan asal kirim barang ke orang yang belum tau jujur apa nggaknya.
9. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Sangat relatif. Kalo saya pribadi sudah pasti. Buat apa untung besar. Kaya
didunia kalo nantinya masuk neraka.
10. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Seharusnya iya, tapi dunia bisnis keras. Ada orang Islam yang jahat dan
banyak juga orang Kristen, Katholik atau yang lain yang jujur, tergantung
masing-masing individu.
Nama China: Mao Lim Nama Indonesia atau nama Islam: Muslim Tahun masuk Islam: 1990 Sektor bisnis yang ditekuni: Nelayan juragan Lama menekuni bisnis: 20 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Istri saya orang Jawa, agamanya Islam. Tapi istri saya sholate masih bolong-
bolong, apalagi saya, he…he….,
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Asli saya Bagan Siapiapi, kata orang kami dikenal dengan Cina lautan. Dulu
disana orang tua saya juga nelayan.
3. P: Hasil laut akhir-akhir ini sangat fluktuatif bahkan cenderung menurun,
bagaimana strategi anda agar kapal-kapal anda bisa tetap beroperasi?
J: Kapal saya nggak banyak, tapi besar dan alat-alate lengkap. Kalo alat lengkap
terus punya modal, pasti kapal bisa jalan terus. Tekong kapal saya juga pinter,
bidake juga rajin-rajin.
4. P: Kemana anda menditribusikan ikan hasil tangkapan?
J: Kebanyakan langsung masuk gudang bakul-bakul ikan, tapi kadang juga saya
lelang.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Bisa dibilang begitu.
6. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Sama-sama orang Cina gampang ngomonge, masalah pembayaran juga dijaga
banget. Dulu pernah kirim ikan ke bakul Jawa tapi bayare molor-molor, jadi kan
kita juga nggak bisa cepet bayar tekong dan bidak.
7. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Ada, lha barusan yang saya sebutin kan perbedaan cara bisnis Cina sama orang
Jawa.
8. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Harus punya banyak kerjasama sama orang lain, biar kuat dalam persaingan,
nggak perang sendiri. Modale juga harus gedhe. Kalo banyak relasi, saat nggak
punya modal kita bisa dapat pinjam.
9. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Nggak tahu ya…,sebetule semua agama kan ngajarin yang baik-baik yang
bener-bener, apalagi agama Islam, tapi kalo diterapin dibisnis agak susah maju,
terlalu banyak larangan.
10. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Wah…, nggak tau pasti tuh, saya kan Islam, tapi kaya’e sama aja kaya temen-
teman yang bukan Islam.
Nama China: Topoe Nama Indonesia atau nama Islam: Taufik Tahun masuk Islam: Sektor bisnis yang ditekuni: Nelayan juragan Lama menekuni bisnis: 16 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Istri saya dua, dua-duanya orang Islam. Jujur, awal masuk Islam waktu mau
nikah sama istri yang pertama. Tapi kami sekarang lagi usaha betulin ibadah.
Udah tua, takut mati.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Ini bisnis warisan keluarga, ayah saya dari dulu udah usaha kapal, jadi nelayan.
Sekarang yang saya pegang cuma 2. Yang lain dibagi-bagi sama saudara.
3. P: Hasil laut akhir-akhir ini sangat fluktuatif bahkan cenderung menurun,
bagaimana strategi anda agar kapal-kapal anda bisa tetap beroperasi?
J: Alhamdullillah hasil kapal saya stabil, makane saya malu sama Allah yang
udah baik banget sama saya. Tapi untuk strategi, mungkin karena kapal saya
lengkap alat-alate.
4. P: Kemana anda menditribusikan ikan hasil tangkapan?
J: Saya jual ke saudara saya yang dagang ikan, sebagian lain ke relasi bisnis yang
udah lama kerjasama. Kadang juga saya lelang di TPI, tapi jarang juga
sih.Gampangan dijual langsung ke bakul yang udah biasa nerima, cepet dapet
uange, nggar ribet, nggad ada potongane, hargane juga nggak jauh sama hasil
lelang.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Ya, tapi saya juga kerjasama sama orang-orang Jawa. Yang penting bisa saling
menguntungkan.
6. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Sesama orang Cina cepet banget kalo ada informasi, kalo lagi susah modal
juga gampang dapet pinjaman.
7. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Kaya’e sama aja deh…, cuma orang Jawa cepet nyerah. Beberapa kali nendo
terus kapal dijual, nggak mau berangkat lagi. Padahal kan namanya bisnis kadang
untung, kadang juga rugi, udah lumrah.
8. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Kalo kita jujur, tekun, pasti bisnis kita bisa langgeng. Nggak boleh membeda-
bedakan atau pilih-pilih teman dalam bisnis, yang penting harus saling membantu.
9. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Saat ini iya. Dulu saya sering nyogok kalo perpanjangan izin kapal, kan suka
lama tuh…, sayang kapal didarat kelamaan, makane biar cepet nyogok aja. Tapi
sekarang nggak, sambil nunggu surat izin anggap aja istirahat atau dipake buat
betulin kapal.
10. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Seharusnya ada, Islam kan mengajarkan banyak perbuatan baik yang harus
diikuti demi kebahagiaan umatnya.
Nama China: Ong Weni Nama Indonesia atau nama Islam: Agus Tahun masuk Islam: 2005 Sektor bisnis yang ditekuni: Nelayan juragan Lama menekuni bisnis: 21 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Saya belum lama masuk Islam, teman-teman banyak yang masuk Islam, lama-
lama saya tertarik juga. Sekarang saya masih belajar ngaji dan sholat. Yach..,
dikit-dikit lah…, namanya juga orang tua, udah susah ngapal, yang penting kan
kemauan dan usaha, betul kan?
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Dulu kan bisnis ikan ramai, nelayan pada along terus, hasil laut melimpah, jadi
saya tertarik untuk terjun juga. Yakinnya sich…, ikan ga akan habis-habis, tapi
akhir-akhir ni sepi terus…, bahan bakar juga mahal banget, ongkos buat
berangkat kapal naik semua.
3. P: Menghadapi kondisi ini, strategi apa yang anda terapkan?
J: Nggak ada strategi khusus, kan sistem pembayaran kita pake’ sistem upah, jadi
masih banyak bidak dan tekong yang pinter yang mau kerja sama kita. Kalo
dikapal Jawa kan kasihan, udah cape-cape kalo nendo cuma dapet dikit banget.
4. P: Kemana anda menditribusikan ikan hasil tangkapan?
J: Kebanyakan langsung masuk gudang bakul-bakul ikan.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Iya, hampir seluruh bakul yang saya kirimi ikan ya orang Cina, tapi kalo bisa
saya lebih senang kalo Cinanya Cina muslim, biasane lebih jujur makane saya
tertarik sama Islam. Tapi kadang ada juga orang Islam yang jahat ya?
6. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Kalo sesama orang Cina lebih enak, nego juga lebih gampang. Tapi saya juga
kerjasama sama orang Jawa, yang penting dia jujur dan tanggung jawab.
7. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Ga tahu ya….,
8. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Menurut saya asal orang jujur, jaga kepercayaan dan hubungan sama relasi,
nggak berkhianat pasti bisnise lancar.
9. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Saya sedang mencoba selalu menerapkan ajaran Islam yang baru saya pelajari.
Kalau semua ikut aturan, pasti damai.
10. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Agama Islam kan banyak mengajarkan kebaikan, seharusnya ada perbedaan
antara yang muslim sama yang non muslim. Sebab sebelum masuk Islam saya
juga banyak main curang dalam bisnis, abis nggak tahu.
Nama China: Eddy Nama Indonesia atau nama Islam: Eddy Tahun masuk Islam: 1999 Sektor bisnis yang ditekuni: Nelayan juragan Lama menekuni bisnis: 15 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Pas kerusuhan Mei dulu saya sempet takut juga, kan orang Cina dimana-mana
nggak aman. Tapi lingkungan saya yang kebanyakan orang Islam baik-baik, saya
jadi tenang dan pengen tahu lebih banyak tentang Islam.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Saya berasal dari Bagan Siapiapi, orang sana kebanyakan nelayan. Saya disana
dulu juga nelayan, merantau ke Jawa saya pilih jadi nelayan juga.
3. P: Hasil laut akhir-akhir ini sangat fluktuatif bahkan cenderung menurun,
bagaimana strategi anda agar kapal-kapal anda bisa tetap beroperasi?
J: Kapal yang penting kan ada modal, alat-alat lengkap dan anak buah yang ahli.
Kalo buat modal, saya suka pinjem ke bank atau ke keluarga, alat-alatnya saya
kontrol banget, biar anak buah semangat kerjane.
4. P: Kemana anda menditribusikan ikan hasil tangkapan?
J: Saya kirim ke gudang temen bisnis saya. Kalo ada yang kurang bagus
kwalitasnya kadang saya lelang murah.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Dulu iya, sekarang nggak juga sich…, yang penting buat saya bisa saling bantu
dan menguntungkan.
6. P: Dalam pandangan anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina dengan kaum pribumi?
J: Kaya’e ndak ada dech…,
7. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Harus punya banyak relasi, biar gampang dapat informasi, biar mudah
negosiasi.
8. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Ya pasti.
9. P: Menurut pendapat anda, adakah perbedaan karakter bisnis yang mendasar
antara etnis Cina muslim dengan etnis Cina non muslim?
J: Ada, orang Cina yang nggak Islam kalo bersaing suka kejam, kalo lelang di
TPI sering ngakali harga biar dapet murah. Saya juga baru tahu waktu pinjem
uang di bank Muamalat, terus marketinge nanya-nanya tentang bisnis ikan biar
dapet murah kalo lelang, katanya perilaku begitu dilarang.
Nama China: A We Nama Indonesia atau nama Islam: Ali Tahun masuk Islam: 2004 Sektor bisnis yang ditekuni: Pengusaha kerupuk ikan Lama menekuni bisnis: 4 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Sebetulnya sudah sejak lama saya tertarik dengan Islam, keluarga besar di
Bandung kebanyakan Islam, disana kan organisasi Cina muslimnya aktif. 1 Tahun
di Bandung saya banyak tahu tentang Islam.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Sebelum saya pergi ke Bandung saya dagang ikan lumayan lama, sekitar 5
tahun. Tapi mungkin saya nggak banyak tahu tentang dagang ikan akhirnya saya
bangkrut, gudang saya dijual. Pulang dari Bandung saya punya semangat lagi,
saya pengen buka bisnis baru, akhirnya saya pilih bisnis kerupuk ikan dan
beberapa makanan ringan lainnya yang bahan dasare ikan.
3. P: Bagaimana pertumbuhan bisnis anda?
J: Alhamdulillah bisnis saya lancar, sekarang pabrike udah punya 9 pegawai.
Kata orang makanan saya enak dan murah.
4. P: Dari mana anda mendapatkan bahan bakunya yaitu ikan?
J: Dari temen-temen bisnis yang masih dagang ikan. Kalo saya lagi butuh banyak
saya cari di TPI atau langsung ke nelayan yang punya barang bagus.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Kalo pemasok ikannya iya, tapi kalo buat masarin barang nggak, saya nggak
pilih-pilih. Yang penting bisa kerjasama dan sama-sama untung, kan semua
manusia sama.
6. P: Apakah keuntungan yang anda dapatkan dengan jalinan kerjasama sesama
etnis Cina?
J: Karena udah lama temenan biasanya mereka kasih pelayanan yang bagus,
kwalitas ikane super-super, harga juga bisa diobrolin.
7. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Kalo bisnis makanan yang paling penting adalah rasa, berarti harus jaga
kwalitas. Harga juga berpengaruh kalo makanan enak, terus murah pasti semua
orang nyari. O ya, kemaren ada kasus kerupuk merk lain berat yang tertulis
dibungkus sama aslinya beda dikit, akhire pembeli males beli kerupuk itu lagi
karena merasa dibohongi. Sekarang katanya omzetnya nurun drastis. Padahal
mungkin karena kesalahan sepele ya?
8. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Ya, saya juga masih sering nanya sama saudara-saudara di Bandung kalo ada
apa-apa.
Nama China: A Chai Nama Indonesia atau nama Islam: Yaman Siid Tahun masuk Islam: 1974 (sejak lahir) Sektor bisnis yang ditekuni: Pengusaha restoran sea food Lama menekuni bisnis: 9 tahun.
1. P: Apa yang melatar belakangi anda memeluk agama Islam?
J: Saya sudah Islam sejak lahir, kebanyakan keluarga saya Islam.
2. P: Mengapa anda menekuni bisnis di sektor ini?
J: Sebelum ini saya bisnis sarang burung walet tapi ada masalah sama partner.
Emang lebih enak bisnis sendiri ya? Nenek moyang saya banyak yang buka usaha
restoran. Saya juga pernah buka restorant tapi kurang laku, katanya pada takut
karena yang punya orang Cina, kawatir masaknya pake minyak babi. Mereka
nggak tahu kalo saya juga Islam dan saya tahu kalo babi haram. Akhirnya saya
mikir bisnis restorant ikan bakar yang dijamin halal. Saya juga pilih tempat
dipantai karena lihat di TV. Sekarang banyak pilihan menunya, saya kasih logo
halal.
3. P: Bagaimana pertumbuhan bisnis anda?
J: Perkembangane bagus banget, meskipun sekarang banyak pesaing baru tapi
saya sudah punya panyak pelanggan setia.
4. P: Dari mana anda mendapatkan ikan, udang dan yang lainnya?
J: Kadang dari pedagang ikan, tapi saya juga udah punya nelayan langganan yang
kirim barang kesini. Yang penting mereka bisa jaga kwalitas sesuai pesanan saya.
5. P: Apakah rekan atau relasi bisnis anda mayoritas etnis Cina?
J: Sebagian orang Cina, sebagian lain bukan.
6. P: Bisnis tak pernah lepas dari persaingan, salah satu strategi anda agar tetap exist
di pasar?
J: Jaga kwalias dengan menjaga kwalitas rasa dan kwalitas pelayanan. Untuk
orang-orang tertentu berani bayar mahal asal memuaskan.
7. P: Apakah ajaran Islam berpengaruh besar dalam perilaku bisnis yang anda
jalankan?
J: Pasti. Buktinya saya memilih bisnis restorant sea food ini.
top related