jfp bappeda provinsi jawa timur -...
Post on 17-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh :
JFP Bappeda Provinsi Jawa Timur
DISAMPAIKAN PADA ACARA
FORUM KOMUNIKASI PERENCANA INDUSTRI
8 JULI 2011
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jl. Pahlawan No. 102-108 Surabaya, Telp. 3554853
S U R A B A Y A – 60174
PERAN FUNGSIONAL PERENCANA
DALAM PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
DI JAWA TIMUR
2
STRUKTUR ORGANISASI
BAPPEDA
PP 41 TAHUN 2007
KEPALA BAPPEDA
SEKRETARIS
KASUBAG TATA
USAHA
KASUBAG
PENYUSUNAN
PROGRAM
KASUBAG
KEUANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
BID
EKONOMI
BID
PRASARANA
WILAYAH
BID
PENGEMBANG
AN REGIONAL
BID
PEMERINTAHAN
KEMASYARAKATA
N
BID
PEMBIAYAAN
PEMBANGUNA
N
BID
STATISTIK
&
PELAPORAN
KASUBID
TANI LAUT
KASUBID
KOPERASI
KASUBID
INDAG PDU
KASUBID
PRASARANA
PERHUBUNGA
N
KASUBID
PRASARANA
SDA
KASUBID
KECIPTAKAR
YAAN
KASUBID
PERENCANAAN
TATA RUANG
KASUBID
PENGEMBAN
GAN WILAYAH
DAN SDLAH
KASUBID
PEMERINTAHAN
DAN APARATUR
KASUBID
DIKBUDPAR
KEMASYARAKATAN
KASUBID
KESRA
KASUBID
PERENCANAAN
ALOKASI
PEMBIAYAAN
PEMBANGUNA
N
KASUBID
PERENCANAAN
PENGEMBANGA
N PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN
KASUBID
PENGENDALIAN
& EVALUASI
KASUBID
PENGOLAHA
N DATA &
INFORMASI
KASUBID
PELAPORAN
PENDAHULUAN • IKM secara potensial mempunyai modal sosial untuk berkembang
dan bertahan pada setiap kondisi, relatif mandiri dan mempunyai potensi yang besar dalam menyerap tenaga kerja dan menyumbang devisa.
• Permasalahan internal yang dihadapi IKM terbatasnya penguasaan dan pemilikan aset produksi, terutama permodalan, rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan usaha yang belum berkembang secara optimal.
• Permasalahan eksternal yang dihadapi sulitnya memperoleh dana perkuatan modal, nilai komoditas yang dihasilkan cenderung rendah, terbatasnya akses pasar.
PROGRAM PENGEMBANGAN IKM
BERBASIS KELOMPOK
TIDAK AKAN BERJALAN TANPA ADANYA
PROSES PERENCANAAN DAN EVALUASI
Perencanaan :
Penentuan serangkaian tindakan berdasarkan pemilihan
berbagai alternatif fakta yang ada dan dirumuskan dalam
bentuk keputusan yang dikerjakan untuk masa yang akan
datang dalam usaha mencapai sesuatu yang diinginkan
MENGURANGI KETIDAKPASTIAN
MENGARAHKAN PADA TUJUAN
MERINGANKAN BIAYA
BERBAGAI SARANA UNTUK
MENGADAKAN PENGAWASAN
Kegunaan Perencanaan
PEMANFAATAN FAKTOR-FAKTOR YANG PALING
PENTING SEMAKSIMAL MUNGKIN
Titik Tolak Perencanaan Industri di Jawa Timur
OUTPUT DARI JFP BAPPEDA
PROVINSI JAWA TIMUR TERKAIT DENGAN IKM
• TAHUN 2009 :
– Pengembangan UMKM / IKM Dalam Rangka
Peningkatan Daya Beli Masyarakat Kawasan Utara
dan Selatan serta Madura di Provinsi Jawa Timur
• TAHUN 2010 :
– Penyusunan Strategi Kebijakan Pengembangan
Pusat-Pusat Bisnis di Kawasan Utara dan Selatan
serta Madura di Provinsi Jawa Timur
• TAHUN 2011
– Penyusunan rencana tindak pengembangan
UMKM/IKM
Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat
di kawasan Utara dan Selatan
• Kabupaten Lamongan, terdapat sebanyak 282 unit
usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
5.244 orang, nilai produksi sebesar Rp.
126.767.672.800,00 dan nilai investasi Rp.
17.195.666.038,00.
• Kabupaten Blitar terdapat sebanyak 454 unit usaha,
dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.788
orang, nilai produksi sebesar Rp.
105.726.750.000,00 dan nilai investasi Rp.
13.923.878.518,00.
• Kabupaten Tuban terdapat sebanyak 322 unit
usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
5.336 orang, nilai produksi sebesar Rp.
388.348.714.000,00 dan nilai investasi Rp.
19.908.561.738,00.
• Kabupaten Bojonegoro terdapat sebanyak 153 unit
usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
1.530 orang, nilai produksi sebesar Rp.
2.638.729.000,00 dan nilai investasi Rp.
248.391.810,00
• Kabupaten Lumajang terdapat sebanyak 265 unit
usaha, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
3.575 orang, nilai produksi sebesar Rp.
1.053.282.847,00 dan nilai investasi Rp.
8.747.358.000,00.
KONDISI EKONOMI & DAYA BELI MASAYARAKAT
DIKAWASAN UTARA SELATAN
• Kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat di kawasan utara terlihat
lebih baik dibanding dengan kawasan selatan Jawa Timur, karena
struktur ekonomi di kawasan selatan sebagian besar masih
ditopang oleh sektor pertanian yang menga-kibatkan laju
pertumbuhan ekonominya masih dibawah rata-rata Jawa Timur,
kondisi PDRB dan daya beli masyarakat terendah adalah kabupaten
Trenggalek untuk kawasan selatan dan kabupaten Lamongan untuk
kawasan Utara, sehingga untuk pengembangan UKM di Kawasan
Utara dan Selatan Jatim perlu dilakukan secara selektif yaitu
berdasarkan keunggulan komparatif wilayah yang tergolong kepada
sektor basis yaitu jenis usaha yang lebih banyak memberikan
sumbangan pendapatan terhadap pengembangan wilayah, dalam
hal ini perlu disarankan untuk membenahi dan meningkatkan sarana
dan prasarana serta mengembangkan sentra-sentra UKM serta
Showroom Pusat Bisnis Produk UKM di Ibukota
BENTUK USAHA DIKAWASAN MADURA
Kabupaten * Bentuk Usaha Crosstabulation
Count
21 26 14 61
19 23 11 53
26 13 12 51
25 18 14 57
91 80 51 222
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Kabupaten
Total
Usaha
Industri
Usaha
Dagang Usaha Jasa
Bentuk Usaha
Total
KLASIFIKASI USAHA DIKAWASAN MADURA
Kabupaten * Klasifikasi Usaha Crosstabulation
Count
46 11 3 60
30 19 4 53
32 16 3 51
32 23 2 57
140 69 12 221
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Kabupaten
Total
Usaha Mikro Usaha Kecil
Usaha
Menengah
Klasifikasi Usaha
Total
DAYA BELI MASAYARAKAT DIKAWASAN MADURA
Kabupaten * Evaluasi diri atas kemampuan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
Crosstabulation
Count
19 60 12 91
32 50 11 3 96
34 47 6 87
31 48 10 9 98
116 205 39 12 372
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Kabupaten
Total
Tidak
kesulitan
Sulit tapi
masih dapat
memenuhi
sulit dan
sering tidak
dapat
memenuhi
selalu
kesulitan
untuk
memenuhi
Evaluasi diri atas kemampuan memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari
Total
FAKTOR PENGHAMBAT UKM UNTUK BERKEMBANG
DIKAWASAN UTARA SELATAN
• Untuk factor internal adalah bahan baku (71,2%),
kemudian aspek SDM/inovasi teknologi(60,0%),aspek
produksi (52,0),aspek tenaga kerja(51,2%), Pemasaran /
manajemen(50,4%), dan Modal (20%), sedangkan factor
eksternal yang paling berpengaruh adalah factor sarana
dan prasarana / transportasi (65,6%), kemudian aspek
pemasaran(57,6%),Aspek regulasi/kebijakan(55,2%),
Aspek network/kerjasama (45,6%), Aspek produksi
(44,0%), Aspek pesaing (30,4%).
FAKTOR PENGHAMBAT UKM DIKAWASAN MADURA
SULITKNYA UNTUK MENDAPATKAN TAMBAHAN MODAL
Kabupaten * Prosedur mendapatkan pinjaman kredit tambahan modal usaha Crosstabulation
Count
5 38 2 11 2 58
44 1 7 1 53
39 1 10 1 51
6 31 5 14 56
11 152 9 42 4 218
Bangkalan
Sampang
Pamekasan
Sumenep
Kabupaten
Total
0 SULIT
SEMAKIN
SULIT MUDAH
SEMAKIN
MUDAH
Prosedur mendapatkan pinjaman kredit tambahan modal usaha
Total
HARAPAN UKM DIKAWASAN UTARA SELATAN & MADURA
• Untuk kebutuhan dan harapan UKM, sebagian besar UKM
mengharapkan adanya bantuan dukungan sarana dan prasarana
infrastruktur yang memadai agar akses pasar berjalan lancar,
utamanya perbaikan jalan desa dan pentingnya rambu-rambu lalu
lintas penunjuk jalan menuju lokasi UKM, serta sarana prasarana
pembuangan dan pengolahan limbah hasil produksi, selain itu
kebutuhan UKM yang sangat mendesak adalah bantuan peralatan
dan modal pinjaman bunga lunak untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas produknya, pembinaan dan pelatihan
manajemen kewirausahaan agar menjadi UKM yang mandiri dan
berjiwa enterpreneur, serta bagi UKM yang produknya merupakan
produk unggulan daerah perlu didukung dan difasilitasi guna
kemudahan untuk promosi, pameran dan studi banding, baik di
tingkat lokal, di dalam negeri maupun diluar negeri.
• Besarnya andil pemerintah sangat diharapkan, karena saat ini andil
pemerintah hanya dirasakan sebagian kecil UMKM (12 % )
ANALOG PENGEMBANGAN IKM
DI JAWA TIMUR
`
D (Daya Penggerak)
M (Massa ) P (Tuas Pengungkit)
B 2
B 1 T
(Tumpuan)
ELEMEN ITEM
Daya pengerak Dukungan finansial
Dukungan non finansial
Kebijakan
Perubahan tak terduga
Mekanisme Transmisi Kualitas SDM dari pelaksana dukungan keuangan dan non keuangan
Kejelasan dan kelengkapan peraturan dan petunjuk pelaksanaan
Kejelasan visi pembangunan IKM pemerintah daerah
Kesiapan aparat pemerintah daerah yang menangani IKM
Koordinasi dan komunikasi diantara pelaku
Keberadaan perguruan tinggi
Titik tumpu Kemauan/Jiwa kewirausahaan/Etos kerja masyarakat
Keunikan/daya saing produk
Ketersediaan pasar
Sarana dan prasarana produksi/industri daerah
Konsistensi kebijakan
Penegakan aturan
Massa UKM Jumlah pengusaha dalam IKM
Omzet IKM
Modal sosial dalam IKM
Kelembagaan anggota IKM
• Berdasarkan prinsip pengungkit tersebut, maka analogi
masalah-masalah yang dihadapi pusat bisnis IKM dalam
tumbuh dan berkembang dapat digolongkan ke dalam 5
kelompok masalah berikut ini:
– Daya Penggerak terlalu kecil;
– Massa terlalu rapuh;
– Pengungkit terlalu lemah/lentur;
– Titik tumpu terlalu rendah;
– Pengungkit tidak diletakkan pada titik yang benar
FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
DALAM PENGEMBANGAN IKM DI JAWA TIMUR
• Sebagai salah satu unsur Daya penggerak yang
diharapkan mampu memberikan masukan terhadap
pengambil keputusan dalam setiap program dan
kebijakan.
• Sebagai Motivator bagi pengusaha Industri Kecil dan
Menengah, khususnya pada saat turun ke lapangan
dalam bentuk survey maupun studi banding.
TERIMA KASIH
top related