jiwa bunuh diri
Post on 13-Apr-2018
255 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
1/28
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus bunuh diri ternyata merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi.
Kasus ini meningkat dengan bertambahnya usia dan kebanyakan terjadi pada pria
dewasa, siswa, dan mahasiswa. Percobaan bunuh diri yang paling umum
dilakukan adalah dengan meminum obat-obatan bahkan melalui penembakan
yang akibatnya sangat fatal. Di Amerika Serikat saja, dilaporkan sebanyak !"""
orang pertahun melakukan percobaan bunuh diri. Sedangkan di #ndonesia,
menurut $%&media.com dikatakan '"."" orang di #ndonesia berusaha untuk
bunuh diri. Penyakit jiwa merupakan faktor predisposisi terpenting terjadinya
bunuh diri. (%) memperkirakan sebanyak *"+ orang yang melakukan tindakan
bunuh diri terjadi akibat penyakit jiwa yang tidak didiagnosa dan diobati, di
samping penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi alkohol. Kondisi ini
merupakan masalah kesehatan utama di dunia yang mempresentasikan !,+ dari
beban masalah kesehatan dunia.
Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuh diri dari pada
wanita, karena laki-laki lebih sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk
bunuh diri, antara lain dengan pistol, menggantung diri, atau lompat dari gedung
yang tinggi, sedangkan wanita lebih sering menggunakan at psikoaktif oerdosis
atau racun, namun sekarang mereka lebih menggunakan pistol. Selain itu wanita
lebih sering memilih cara menyelamatkan dirinya sendiri atau diselamatkan orang
lain. Data dari /adan Kesehatan Dunia 0(%)1 pada tahun 2"" mengungkapkan
bahwa sat juta orang bunuh diri dalam setiap tahunya atau setiap " detik, bunuh
diri juga merupakan satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia !'-
tahun selain factor kecelakaan. Sejak tahun !*'3 dari !"".""" penduduk 4epang
2' orang di antaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk 5egaraAustria, Denmark, inggris, rata-rata 2 orang. Pada tahun-tahun terakhir, di
Amerika !2.""" anak-anak dan remaja tiap tahun dirawat di &umah sakit akibat
upaya bunuh diri dan ditemukan di Amerika Serikat angka bunuh diri setiap tahun
mencapai 2'.""" orang.
/unuh diri merupakan salah satu bentuk kegawat daruratan psikiatri.
6eskipun bunuh diri adalah perilaku yang membutuhkan pengkajian yang
komprehensif pada depresi, penyalahgunaan 5AP7A , skiofrenia, gangguan
kepribadian0 paranoid, borderline, antisocial1, suicide tidak bisa disamakan
! 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
2/28
dengan penyakit mental. Ada hal yang krusial yang perlu diperhatikan oleh
perawat selaku tim kesehatan diantaranya adalah 9 pertama, bunuh diri merupakan
perilaku yang bisa mematikan dalam seting rawat inap di rumah sakit jiwa,
Kedua, faktor : faktor yang berhubungan dengan staf antara lain 9 kurang
adekuatnya pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat, komunikasi staf yang
lemah, kurangnya orientasi dan training dan tidak adekuatnya informasi tentang
pasien. Ketiga, pengkajian suicide seharusnya dilakukan secara kontinyu selama
di rawat di rumah sakit baik saat masuk, pulang maupun setiap perubahan
pengobatan atau treatmen lainnya. Keempat, hubungan saling percaya antara
perawat dan pasien serta kesadaran diri perawat terhadap cues perilaku pasien
yang mendukung terjadinya resiko bunuh diri adalah hal yang penting dalam
menurunkan angka bunuh diri di rumah sakit.)leh karena itu bunuh diri pada pasien rawat inap merupakan masalah
yang perlu penanganan yang cepat dan akurat. Pada makalah ini akan dipaparkan
mengenai faktor resiko terjadinya bunuh diri, instrument pengkajian dan
managemen keperawatannya dengan pendekatan proses keperawatanya sehingga
mahasiswa keperawtan dapat mempelajari makalah ini dan mampu
megaplikasikan pada pasien yang beresiko tinggi bunuh diri.
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan umum
6engetahui konsep resiko bunuh diri dan pendekatan asuhan
keperawatannya
1.2.2 Tujuan khusus
a. 6enguraikan definisi bunuh diri
b. 6enguraikan faktor predisposisi pada klien yang memiliki resiko
bunuh diri
c. 6enguraikan faktor presipitasi pada klien yang memiliki resiko
bunuh diri
d. 6enguraikan manifestasi ; tanda dan gejala pada klien yang
memiliki resiko bunuh diri
e. 6enjelaskan proses terjadinya resiko bunuh diri
f. 6enjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan resiko bunuh
diri
1.3 Manfaat
6anfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah 9
2 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
3/28
!..! 6endapatkan pengetahuan tentang proses terjadinya resiko
bunuh diri
!..2 6endapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
klien yang memiliki resiko bunuh diri
8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
4/28
BAB 2
TINJAUAN PUSTAA
2.1 Def!n!s!
/unuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mengakhiri kehidupan indiidu secara sadar berhasrat dan berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-
isyarat, percobaab atau ancaman erbal, yang akan mengakibatkan
kematian, luka atau menyakiti diri sendiri. /unuh diri adalah tindakan
agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan 0/udi
Anna Keliat, !**!1. Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara
ekspresi orang yang penuh stress. 0................................................? &espon maladaptif
"am#ar 1$ %entang mengharga!&merusak '!r! (Stuart 'an Sun'een)
1*+,) hlm$+-+.
/unuh diri adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
untuk mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons
maladaptie yang telah disebutkan. /unuh diri mungkin merupakan
keputusan terakhir dari indiidu unutk memecahkan masalah yang dihadapi.
2$2 /akt0r Pre'!s0s!s!
/eberapa factor yang dapat mencetuskan bunuh diri di antaranya ialah 9
1) @aktor genetic dan teori biologi
8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
6enghargai
diri
/erani ambil
resiko dalam
mengembangkan
diri
6erusak diri
sendiri secara
tidak langsung
/unuh diri
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
5/28
@actor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada
keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
2)
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
6/28
Fsia 0 kelompok resiko tinggi adalah klien yang berusia kurang
dari !*, lebih dari ' tahun, dan terutama mereka yang berusia
lebih dari G' tahun1.
2) Status atau gejala emosi dan medis
Depresi yang hebat
6erasa tidak berdaya atau putus asa
Penyalahgunaan at atau gangguan kesehatan mental
/erjudi patologis 0compulsive gambling)
(aham atau halusinasi pendengaran yang memerintah untuk
membahayakan diri
Penyakit kronis, lemah atau penyakit parah
5yeri hebat Ansietas hebat, tak tertahankan
Kehilangan harga diri
&eaksi yang berlebihan yang berat terhadap stress
Kekurangan control terhadap rangsang atau penilaian yang buruk
6erasa marah, permusuhan, atau ingin balas dendam
&asa marah yang tertahan
Konflik internal yang hebat, misalnya merasa bersalah yang
berlebihan atau ambialensi
3) Stressor
&iwayat teraniaya
Disfungsi keluarga
Kesulitan berhubungan
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
7/28
6enyerahkan bisnis pribadi atau menyerahkan barang-barang
pribadinya
6emiliki rencana bunuh diri yang sangat mematikan 0menentukan
rencana, waktu, tempat, dan acara yang akan membuat seseorang
meninggal dengan cepat dengan metode tersebut
6encari alat yang akan dipakai untuk bunuh diri
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
8/28
5. #a memperlihatkan perubahan tingkah laku yang tidak terduga, seperti
membicarakan hal yang serius dan mendalam dengan kerabat,
menyampaikan pesan-pesan, atau membagi-bagikan harta;benda muliknya.
6. Adanya perubahan sikap yang mendadak. Bontohnya, secara-tiba-tiba
gembira, marah, melamun, bahkan menyendiri.
7. Ada riwayat bunuh diri dalam keluargaI ada anggota keluarga yang
mencoba bunuh diri karena bunuh diri mungkin menurun secara genetik.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu orang yang mempunyai
resiko bunuh diri 9
1. Cakukanlah pendekatan dengannya dengan penuh rasa perhatian danpenerimaan. /erusahalah untuk mengerti alasannya ingin mati. Bobalah
untuk menjadi the bes listener untuknya, biarkan ia mengekspresikan
kemarahan, perasaan ditolak, dan keputusasaannya.
2. 4ika ia tidak tahu alasannya bunuh diri, cobalah untuk memperlihatkan
bukti-bukti kenapa ia harus hidup dan betapa ia ingin untuk tetap hidup.
3. 4angan mengecilkan keseriusannya dalam usaha bunuh diri. Fsahakan
kamu merasakan berada di posisinya dan bangkitkanlah semangat
hidupnya
4. 4angan pernah setuju untuk merahasiakan rencana bunuh diri.
5. 4ika ia baru saja merasa kehilangan, bantulah ia untuk melewati masa
berduka karena kehilangan.
6. 4angan memberi alasan untuk membenarkan gejala-gejala yang
dialaminya. 6isalnya,mengatakan JAku juga pernah merasakan hal yang
sama.J
7. Potensi bunuh diri dapat berubah dalam waktu yang cepat. 4adi, sering-
seringlah menilai tingkah lakunya.
8. 4ika ia mempunyai masalah dengan keluarga dan teman yang menjadi
salah satu alasannya bunuh diri, cobalah untuk membicarakan hal ini
dengan keluarga dan temannya. 6intalah keluarga dan teman untuk
mengurangi isolasi sosial dan penarikan diri. 06aghria 5oita Syahti1
2.5 Pr0ses Terja'!n3a Masalah
Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya 9
1) Suicidal ideation
3 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
9/28
Pada tahap ini merupakan proses contemplasi dari suicide, atau
sebuah metode yang digunakan tanpa melakukan aksi;tindakan,
bahkan klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila
tidak ditekan. (alaupun demikian, perawat perlu menyadari bahwa
pasien pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati
2) Suicidal intent
Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan
perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh diri.
3) Suicidal threat
Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan
hasrat yang dalam , bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya .
4) Suicidal gesturePada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang
diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam
kehidupannya tetapi sudah pada percobaan untuk melakukan bunuh
diri.
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
10/28
!" 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
11/28
BAB
45NT5H ASUS
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
12/28
P 9 Selamat pagi pak S
S 9
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
13/28
P 9 6as S tidak boleh merasa seperti itu..mas S kan masih punya ayah dan
ibu,juga masih ada kerabat lainnya..
S 9 tapi sejak istri saya selingkuh saya merasa tidak ada gunanya lagi saya
hidup
P 9 mas S tidak boleh berkata seperti itu, mas S masi berguna untuk orangtua
mas S, kalau mas S gak ada siapa dong yang menjaga orangtua mas SL
yang membantu orangtua mas SLpasti orangtua mas S akan sedih kalau
mas S gak ada.
S 9 hmm..iya juga yah sus..
P 9iyaa.. mulai sekarang coba secara pelan : pelan mas S hilangkan rasa
ingin mati dan rasa tidak berguna di dalam pikiran mas S..masih banyak
yang bias mas S lakukan..yah..
S 9 iyaah sus..saya akan mencobanya
P 9 /aik kalau begitu, karena ini sudah !' menit, sesuai janji kita tadi, kita
akhiri obrolan kita ya mas S. saya masih disini sampai jam sore nanti,
kalau mas S ada apa-apa, nanti mas S bisa minta bantuan saya di ners
station.
S 9 #ya suster.
! 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
14/28
BAB -
ASUHAN EPE%A6ATAN
4.1 Pengkaj!an
1. Data demografi
a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan
perawatan, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik
yang akan dibicarakan.
b. Fsia dan nomor rekam medik
c. 6ahasiswa menuliskan sumber data yang didapat
2. Alasan masuk
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
15/28
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain
0baik psikiatrik maupun medik1, kehilangan yang baru dialami, dan
riwayat penyalahgunaan at.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan,
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan
sendiri.
7. &iwayat Psikososial. /ercerai, putus hubungan, kehilangan pekerjaan,
stress multiple 0pindah, kehilangan, putus hubungan, masa sekolah,
krisis displin1, penyakit kronik.
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko
apabila menunjukkan perilaku sebagai berikut 9
1) 6enyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
2) 6emiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh
diri.
3) 6emilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
4) 6engalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
5) 6emiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
6) 6engalami penyalahunaan 5AP7A terutama alcohol
7) 6enderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
8) 6enunjukkan impulsiitas dan agressif
9) Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau
kehilangan yang bertubi-tubi dan secara bersamaan
10) 6empunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri
misal pistol, obat, racun.
11) 6erasa ambialen tentang pengobatan dan tidak kooperatif
dengan pengobatan.
12) 6erasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial.
/anyak instrument yang bisa dipakai untuk menentukan resiko klien
melakukan bunuh diri diantaranya dengan skala penilaian bunuh diri SAD
P&S)5S.
5o. SAD P&S)5S Keterangan
! SeM 0jenis kelamin1 Caki-laki lebih komit melakukan bunuh diri
!' 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
16/28
kali lebih tinggi dibanding wanita,
meskipun wanita lebih sering kali
dibanding laki-laki melakukan percobaan
bunuh diri
2 Age 0 umur1 Kelompok resiko tinggi 9 umur !* tahun
atau lebih muda, ' tahun atau lebih tua
dan khususnya umur G' tahun lebih.
Depression 0depresi1 ':*+ oran yang melakukan bunuh diri
mengalami sindrome depresi.
Preious attempts 0Percobaan
sebelumnya1
G'-"+ orang yang melakukan bunuh diri
sudah pernah melakukan percobaan
sebelumnya
'
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
17/28
!" Sickness 0penyakit1 Penyakit terminal, penyakit kronoik, dan
penyakit yang melemahkan meningkatkan
resiko bunuh diri.
#nterpretasi Poin 9
"-2 9 Dapat tinggal di rumah dengan dukungan orang terdekat dan terapi
rawat jalan
- 9 Dukungan orang terdekat dengan asuhan rawat jalan yang lebih intensI
dapat mempertimbangkan hospitalisasi
'-G 9 %ospitalisasi sangat dipertimbangkan
N 9 %ospitalisasi di rekomendasikan
Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu
memahami petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga
untuk mendapatkan data yang akurat. %al : hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara adalah 9
a.
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
18/28
4angan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu indiidu
mempengaruhi emosional klien.
f. 4angan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan
membuat kabur penilaian profesional.
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian resiko bunh diri9
1) &iwayat masa lalu 9
a) &iwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri.
b) &iwayat keluarga terhadap bunuh diri.
c) &iwayat gangguan mood, penyalahgunaan 5AP7A dan
skiofrenia.
d) &iwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
e) Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline,
paranoid, antisocial.
f) Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka.
2) Symptom yang menyertainya
a. Apakah klien mengalami 9
1. #de bunuh diri
2. Ancaman bunuh diri
3. Percobaan bunuh diri
4. Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan
anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan
resiko bunuh diri.
/ila indiidu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk
membunuh diri mereka sendiri. Perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam
lagi diantaranya 91. Bari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
2. 6enentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau
perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan
rencananya.
3. 6enentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk
merencanakan dan mengagas akan bunuh diri.
4. 6enentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu
diakses oleh klien.
!3 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
19/28
4.2 Anal!sa Data
Data 7 'ata Et!0l0g! Masalah eera8atan
DS 9 menyatakan ingin bunuh diri ;
ingin mati saja, tak ada gunanya
hidup.
D) 9 ada isyarat bunuh diri, ada
ide bunuh diri, pernah mencoba
bunuh diri.
ketidakmampuan
menangani stres krisis
yang tiba-tiba
perasaan depresi,
hopelesness
&isiko bunuh diri
DS 9 menyatakan putus asa dan takberdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan.
D) 9 nampak sedih, mudah marah,
gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.
keinginan bunuh dirisebagai pencegahan
masalah
Koping indiidu yangtidak efektif
D)9 Apatis, ekpresi sedih, afek
tumpul, menyendiri, berdiam diri
dikamar, banyak diam.
DS 9 Klien menolak berkomunikasi
kegagalan 0hubungan
interpersonal1
Eanggaun konsep diri9
harga diri rendah
-$ P0h0n Masalah
!* 8 K e p e r a w a t a n 4 i w a #
Gangguan isolasi social :
Gangguan konsep diri : harga diri
Ko in Individu
Resiko Bunuh diri
Core problem
Kehilan
Regimen
terapi
inefektif
Dukunga
n
keluarga
rela
-
7/26/2019 JIWA BUNUH DIRI
20/28
-$- D!agn0sa eera8atan
1. &isiko bunuh diri b.d ketidakmampuan menangani stres krisis yang tiba-
tiba perasaan depresi, hopelesness
2. Koping indiidu yang tidak efektif b.d keinginan bunuh diri sebagai
pencegahan masalah
3. Eangguan konsep diri b.d koping indiidu tidak efektif
-$9 %en:ana !nter;ens!
1. %!s!k0 #unuh '!r! #$' ket!'akmamuan menangan! stres kr!s!s 3ang t!#a
t!#a erasaan 'eres!) h0elesness
Tujuan Umum < l!en t!'ak melakukan er:0#aan #unuh '!r!
Tujuan husus
top related