judul pokok bahasan -...
Post on 30-Oct-2020
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM PAKAR
Metode Inferensi
Metode Inferensi 1/total
SISTEM PAKAR
Outline• Trees, Lattice dan Graph• Spasi Stata dan Spasi Permasalahan• AND-OR Tree dan Goals• Logika Deduktif dan Syllogisms• Aturan dari Inferensi• Logika Pembatasan dari Proposisional• Logika Predikat Order Pertama Kali• Sistem Logika• Resolusi, Sistem Resolusi dan Deduksi• Shallow dan Casual Reasoning• Rangkaian Forward dan Backward• Metode Lain dari Inferensi• Metaknowledge
Metode Inferensi 2/total
• Trees, Lattice dan Graph• Spasi Stata dan Spasi Permasalahan• AND-OR Tree dan Goals• Logika Deduktif dan Syllogisms• Aturan dari Inferensi• Logika Pembatasan dari Proposisional• Logika Predikat Order Pertama Kali• Sistem Logika• Resolusi, Sistem Resolusi dan Deduksi• Shallow dan Casual Reasoning• Rangkaian Forward dan Backward• Metode Lain dari Inferensi• Metaknowledge
SISTEM PAKAR
Trees, Lattice dan Graph
• Tree :struktur data hirarki ygberisi node/vertices/objek ygmenyimpan informasi/pengetahuandan link/edges/cabang ygmenghubungkan node
• Disebut juga dg tipe jaringansemantik khusus
• Merupakan kasus khusus yg disebutgraf
• Suatu graf dapat mempunyai nol ataulebih link, dan tidak ada perbedaanantara root dan child
• Root : node tertinggi, leaves : terendah
Metode Inferensi 3/total
• Tree :struktur data hirarki ygberisi node/vertices/objek ygmenyimpan informasi/pengetahuandan link/edges/cabang ygmenghubungkan node
• Disebut juga dg tipe jaringansemantik khusus
• Merupakan kasus khusus yg disebutgraf
• Suatu graf dapat mempunyai nol ataulebih link, dan tidak ada perbedaanantara root dan child
• Root : node tertinggi, leaves : terendah
SISTEM PAKAR
• Stuktur keputusan : skemarepresentasi pengetahuan dan metodepemberian alasan tentangpengetahuannya.
• Jika suatu keputusan adalah binary,maka tree keputusan binary mudahdibuat dan sangat efisien.
• Setiap pertanyaan, turun satu tingkatdalam tree.Jika seluruh leaves adalahjawaban dan seluruh node yg turunadalah pertanyaan, maka ada max 2nuntuk jawaban dan n pertanyaan
Trees, Lattice dan Graph
Metode Inferensi 4/total
• Stuktur keputusan : skemarepresentasi pengetahuan dan metodepemberian alasan tentangpengetahuannya.
• Jika suatu keputusan adalah binary,maka tree keputusan binary mudahdibuat dan sangat efisien.
• Setiap pertanyaan, turun satu tingkatdalam tree.Jika seluruh leaves adalahjawaban dan seluruh node yg turunadalah pertanyaan, maka ada max 2nuntuk jawaban dan n pertanyaan
SISTEM PAKAR
Trees, Lattice dan Graph
Metode Inferensi 5/total
STATE SPACE• State adalah kumpulan karakteristik yg
dapat digunakan untuk menentukan status.
• State Space adalah rangkaian pernyataanyg menunjukkan transisi antara statedimana objek dieksprerimen
SISTEM PAKAR
Trees, Lattice dan Graph
Metode Inferensi 6/total
SISTEM PAKAR
POHON AND-OR•Dalam SP, untuk menemukan solusi problemdapat menggunakan rangkaian backward yaitudengan tree AND-OR dan AND-OR-NOT
LULUSSid.Sarjana
PersyaratanLULUS D3
Metode Inferensi 7/total
SKS = 160IPK >=2.0
Lulus
KURSUS WORKSHOP
SISTEM PAKAR
LOGIKA DEDUKTIF DANSILOGISME
INFERENCES
Induction Heuristics Abduction Autoepistemic AnalogyDeduction Intuition Generate&Test Default Nonmonotonic
Tipe-tipe Inferensi
Metode Inferensi 8/total
• DeductionPemberian alasan logikal dimana kesimpulanharus mengikuti premis
• InductionInferensi dari khusus ke umum
• IntuitionTidak ada teori yg menjamin. Jawabannyahanya muncul, mungkin dengan penentuanpola yg ada secara tidak disadari.
Induction Heuristics Abduction Autoepistemic AnalogyDeduction Intuition Generate&Test Default Nonmonotonic
SISTEM PAKAR
• HeuristicAturan yang didasarkan pada pengalaman
• Generate & TestTrial dan error. Digunakan dgn perencanaan.
• AbductionPemberian alasan kembali dari kesimpulan yangbenar ke premis .
• DefaultDiasumsikan pengetahuan umum sebagai default
• AutoepistemicSelf-knowledge
• NonmonotonicPengetahuan yg sebelumnya mungkin tidak benar jikabukti baru didapatkan
• AnalogyKesimpulan yang berdasarkan pada persamaan untuksituasi yang lainnya.
Tipe-tipe Inferensi
Metode Inferensi 9/total
• HeuristicAturan yang didasarkan pada pengalaman
• Generate & TestTrial dan error. Digunakan dgn perencanaan.
• AbductionPemberian alasan kembali dari kesimpulan yangbenar ke premis .
• DefaultDiasumsikan pengetahuan umum sebagai default
• AutoepistemicSelf-knowledge
• NonmonotonicPengetahuan yg sebelumnya mungkin tidak benar jikabukti baru didapatkan
• AnalogyKesimpulan yang berdasarkan pada persamaan untuksituasi yang lainnya.
SISTEM PAKAR
Yang paling sering dipakai : deductive logic, untukmenentukan validitas “argument”.
Silogisme merupakan satu tipe argumen logika.Contoh :
Premise : Anyone who can program is intelligentPremise : John can programConclusion : Therefore, John is intelligent
Premise• Digunakan sebagai bukti untuk mendukung sutu
kesimpulan.• Disebut juga antecedentKesimpulan/Conclusion• Disebut juga consequent• Karakteristik logika deduktif adalah kesimpulan
benar harus mengikuti dari premis yg benar
Anyone who can program is intelligentJohn can programJohn is intelligent
Metode Inferensi 10/total
Yang paling sering dipakai : deductive logic, untukmenentukan validitas “argument”.
Silogisme merupakan satu tipe argumen logika.Contoh :
Premise : Anyone who can program is intelligentPremise : John can programConclusion : Therefore, John is intelligent
Premise• Digunakan sebagai bukti untuk mendukung sutu
kesimpulan.• Disebut juga antecedentKesimpulan/Conclusion• Disebut juga consequent• Karakteristik logika deduktif adalah kesimpulan
benar harus mengikuti dari premis yg benar
Anyone who can program is intelligentJohn can programJohn is intelligent
SISTEM PAKAR
Dalam bentuk IF-THENIF Anyone who can program is intelligent And John
can programTHEN John is intelligent
• Silogisme klasik disebut categorical syllogism.• Premis dan kesimpulan ditentukan sebagai
statement categorical dari 4 bentuk berikut :
FORM SCHEMAA All S is P
Metode Inferensi 11/total
A All S is PE No S is P
I Some S is P
O Some S is not P
S : Subjek kesimpulan disebut minor termP : Predikat kesimpulan disebut major termMajor premise : All M is PMinor premise : All S is MConcluusion : All S is PSilogisme di atas disebut standard form di mana majordan minor premis diidentifikasi.
SISTEM PAKAR
Categorical Silogisme• A dan I disebut “affirmative in quality” ,
subjek dimasukkan kedalam jenis predikat
• E dan O disebut “negative in quality”,subjek tidak masuk dalam jenis predikat
• IS = capula = menghubungkan,menunjukkan bentuk tense dari kata kerja“tobe”
• Middle term (M)• All dan No : universal quantifier, Some
:particular quantifier
• Mood silogisme ditentukan dengan 3huruf yg memberikan bentuk premispokok, minor premis, dan kesimpulan.
Metode Inferensi 12/total
• A dan I disebut “affirmative in quality” ,subjek dimasukkan kedalam jenis predikat
• E dan O disebut “negative in quality”,subjek tidak masuk dalam jenis predikat
• IS = capula = menghubungkan,menunjukkan bentuk tense dari kata kerja“tobe”
• Middle term (M)• All dan No : universal quantifier, Some
:particular quantifier
• Mood silogisme ditentukan dengan 3huruf yg memberikan bentuk premispokok, minor premis, dan kesimpulan.
SISTEM PAKAR
Categorical Silogisme
Contoh :All M is PAll S is M type AAA-1 All S is P
All M is P Some P are MNo S is M type ???? All M are S type ??? No S is P Some S are P
Figure 1 Figure 2 Figure 3 Figure 4
Major Premise M P P M M P P M
Minor Premise S M S M M S M S
Metode Inferensi 13/total
Contoh :All M is PAll S is M type AAA-1 All S is P
All M is P Some P are MNo S is M type ???? All M are S type ??? No S is P Some S are P
SISTEM PAKAR
Untuk membuktikan validitas argumen silogisme,ada metode yang dinamakan “decisionprosedure” yaitu dengan menggunakan diagramvenn.Contoh :
All M is PAll S is M type AAA-1All S is P
PP
Metode Inferensi 14/total
S
M
PPP
PS
M
SISTEM PAKAR
BARIS INFERENCE(RULES OF INFERENCE)
Yaitu modus ponens dan modus tollens
Diagram venn tidak sesuai untuk argumen yg lebihkompleks karena menjadi sulit untuk dibaca padadecision tree untuk silogismePada logika proposisional,If there is power, the computer will workThere is powerThe computer will work
Maka dapat ditulisA B p qA p p, p q;qB q
disebut “direct reasoning,modus ponenes, law ofdetachment dan assuming the antecedent”p,q disebut variabel logikaA,B disebut konstanta proposisional
Metode Inferensi 15/total
Diagram venn tidak sesuai untuk argumen yg lebihkompleks karena menjadi sulit untuk dibaca padadecision tree untuk silogismePada logika proposisional,If there is power, the computer will workThere is powerThe computer will work
Maka dapat ditulisA B p qA p p, p q;qB q
disebut “direct reasoning,modus ponenes, law ofdetachment dan assuming the antecedent”p,q disebut variabel logikaA,B disebut konstanta proposisional
SISTEM PAKAR
Bagaimana dengen skema untuk argumen dari tipe ini :1. p q 2. p q
q ~q
p ~p
Disebut dg fallacy of converseDisebut dg indirect reasoning, modus tollens, law ofcontrapositive
Metode Inferensi 16/total
SISTEM PAKAR
Metode Inferensi 17/total
SISTEM PAKAR
Tabel Kondisional dan variantnyaKondisional p q
Konversi q p
Invensi ~p ~q
Kontrapositif ~q ~p
Contoh argumen dengan lebih dari 2 promise:Chip prices rise only if the yen risesThe yen rises only if the dollar falls and
If the dollar falls then the yen rises.Since chip proses have risen,
the dollar must have fallen
Proposisinya C = chip prices riseY = yen risesD = dollar falls
CY(Y D) (DY)CD
Buktikan !…..Metode Inferensi 18/total
Contoh argumen dengan lebih dari 2 promise:Chip prices rise only if the yen risesThe yen rises only if the dollar falls and
If the dollar falls then the yen rises.Since chip proses have risen,
the dollar must have fallen
Proposisinya C = chip prices riseY = yen risesD = dollar falls
CY(Y D) (DY)CD
Buktikan !…..
SISTEM PAKAR
Solusi :Ingat p q dan q p benar maka p dan q ekuivalenJika (p q) (q p) maka ekuivalen dg pq dg katalain p q
Maka argumennya menjadiCYY DCDKarena Y sama dengan D maka substitusi D kedalam Y
Maka argumennya menjadi :C DCD (TERBUKTI valid bahwa ini adalah modus ponens)
SOAL :All men are mortal (p)Socrates is a man (q)Therefore, Socrates is mortal rBuktikan valid atau tidak ?….
Metode Inferensi 19/total
Solusi :Ingat p q dan q p benar maka p dan q ekuivalenJika (p q) (q p) maka ekuivalen dg pq dg katalain p q
Maka argumennya menjadiCYY DCDKarena Y sama dengan D maka substitusi D kedalam Y
Maka argumennya menjadi :C DCD (TERBUKTI valid bahwa ini adalah modus ponens)
SOAL :All men are mortal (p)Socrates is a man (q)Therefore, Socrates is mortal rBuktikan valid atau tidak ?….
SISTEM PAKAR
FIRST ORDER PREDICATE LOGICKategori silogisme dengan menggunakanpredikat logik
TIPE SKEMA REPRESENTASI PREDIKATA All S is P (x) (S(x) P(x))E No S is P (x) (S(x) ~P(x))I Some S is P (x) (S(x) P(x))O Some S is not P (x) (S(x) ~P(x))
Rule Hukum Universal Instantion menunjukkanindividual yg mungkin digantikan dg universal yaitusimbol yg berarti fungsi proposisional
(x) (x) x= variabel yg mengatur seluruhindividual. (a) a= individual khusus
Contoh : Socrates is human(x) H (x)H (Socrates)dimana H(x) : fungsi proposissional dg x adalahhuman
Metode Inferensi 20/total
Rule Hukum Universal Instantion menunjukkanindividual yg mungkin digantikan dg universal yaitusimbol yg berarti fungsi proposisional
(x) (x) x= variabel yg mengatur seluruhindividual. (a) a= individual khusus
Contoh : Socrates is human(x) H (x)H (Socrates)dimana H(x) : fungsi proposissional dg x adalahhuman
SISTEM PAKAR
Contoh lainAll men are mortalSocrates is a man
Socrates is mortaldimana H=man, M=mortal, s=socrates
Solusi :1. (x) (H(x)M(x))2. H(s)3. M(s)4. H(s)M(s)5. M(s)
Metode Inferensi 21/total
Contoh lainAll men are mortalSocrates is a man
Socrates is mortaldimana H=man, M=mortal, s=socrates
Solusi :1. (x) (H(x)M(x))2. H(s)3. M(s)4. H(s)M(s)5. M(s)
SISTEM PAKAR
LOGIC SYSTEMS = WFFS = WFFKoleksi objek seperti baris, aksioma, pernyataan dsbTujuan :Menentukan bentuk argumen (WFFS=Well FormedFormulas)Contoh All S is PMenunjukkan baris inference yg validMengembangkan sendiri dg menemukan baris barudari inference shg memperluas rentangan argumen ygdapat dibuktikanAksioma :fakta sederhana atau assertion yg tidakdapat dibuktikan dari dalam sistemSystem formal yang diperlukan :Alfabet simbolString finite dari simbol tertentu, wffsAksioma, definisi systemBaris inference, yang memungkinkan wff, A untukdikurangi sebagai kesimpulan dari set finite wff laindimana = {A1,A2,…An}. Wffs harus berupaaksioma atau teori lain dari sistem logis
Metode Inferensi 22/total
Koleksi objek seperti baris, aksioma, pernyataan dsbTujuan :Menentukan bentuk argumen (WFFS=Well FormedFormulas)Contoh All S is PMenunjukkan baris inference yg validMengembangkan sendiri dg menemukan baris barudari inference shg memperluas rentangan argumen ygdapat dibuktikanAksioma :fakta sederhana atau assertion yg tidakdapat dibuktikan dari dalam sistemSystem formal yang diperlukan :Alfabet simbolString finite dari simbol tertentu, wffsAksioma, definisi systemBaris inference, yang memungkinkan wff, A untukdikurangi sebagai kesimpulan dari set finite wff laindimana = {A1,A2,…An}. Wffs harus berupaaksioma atau teori lain dari sistem logis
SISTEM PAKAR
RESOLUSIDiperkenalkan oleh Robinson (1965)•Merupakan baris inference yg utama dalam prolog•Prolog menggunakan notasi “quantifier-free”•Prolog didasarkan pada logika predikat first-order•Sebelum resolusi diterapkan, wff harus berada dalamkeadaan normal (bentuk standar) yaitu hanya menggunakanV , , ~
Mis wff (A V B) (~B V C) disebut bentuk normalkonjungtif
A V B dan ~B V C
Ekspresi clausal umumnyya dituliskan dalam bentukkhusus yg disebut kowalski :
A1, A2, ………. AN B1, B2, ….BM
Dalam notasi predikat standar :A1 A2 ………. AN B1 V B2 V, ….BM
Bentuk disjungsinya menggunakan(p q) ~p v q
Metode Inferensi 23/total
Diperkenalkan oleh Robinson (1965)•Merupakan baris inference yg utama dalam prolog•Prolog menggunakan notasi “quantifier-free”•Prolog didasarkan pada logika predikat first-order•Sebelum resolusi diterapkan, wff harus berada dalamkeadaan normal (bentuk standar) yaitu hanya menggunakanV , , ~
Mis wff (A V B) (~B V C) disebut bentuk normalkonjungtif
A V B dan ~B V C
Ekspresi clausal umumnyya dituliskan dalam bentukkhusus yg disebut kowalski :
A1, A2, ………. AN B1, B2, ….BM
Dalam notasi predikat standar :A1 A2 ………. AN B1 V B2 V, ….BM
Bentuk disjungsinya menggunakan(p q) ~p v q
SISTEM PAKAR
menjadi :A1 A2 V ………. AN B1 V B2 V, ….BM
~(A1 A2 ………. AN ) V (B1 V B2 V, ….BM ) ~A1 V ~A2 V ………. ~AN V B1 V B2 V, …. BM
INGAT De Morgan ~(p q) ~p v ~q
Dengan klausa Horn menjadi :A1, A2, ………. AN BDalam prolog :B :- A1, A2, … AN
Untuk membuktikan teori benar dengan metode klasik“reductio ad absurdum” metode kontradiksi.Tujuan resolusi adalah meng-infer klause baru “revolvent”dari 2 clause yang disebut parent clausesContoh
A V B AV~B Adapat ditulis sbb
(A V B) (A V ~B)ingat distribusi :
p V (q r) (p V q) (p V r)sehingga
(A V B) (A V ~B) A V (B ~B) A(resolvent). ingat (B ~B) nil/null
Metode Inferensi 24/total
menjadi :A1 A2 V ………. AN B1 V B2 V, ….BM
~(A1 A2 ………. AN ) V (B1 V B2 V, ….BM ) ~A1 V ~A2 V ………. ~AN V B1 V B2 V, …. BM
INGAT De Morgan ~(p q) ~p v ~q
Dengan klausa Horn menjadi :A1, A2, ………. AN BDalam prolog :B :- A1, A2, … AN
Untuk membuktikan teori benar dengan metode klasik“reductio ad absurdum” metode kontradiksi.Tujuan resolusi adalah meng-infer klause baru “revolvent”dari 2 clause yang disebut parent clausesContoh
A V B AV~B Adapat ditulis sbb
(A V B) (A V ~B)ingat distribusi :
p V (q r) (p V q) (p V r)sehingga
(A V B) (A V ~B) A V (B ~B) A(resolvent). ingat (B ~B) nil/null
SISTEM PAKAR
RESOLUSI
Metode Inferensi 25/total
SISTEM PAKAR
SISTEM RESOLUSI DAN DEDUKSI
Refutation adalah salah satu type pembuktian yang salah
Contoh A B
B C
C D
A D
A B, B C, C D ├ A B
Buktikan bahwa kesimpulan adalah teori resolusi refulasiSolusi :
Gunakan (p q) ~p v q untuk semua premise dankesimpulan, kemudian negasikan untuk kesimpulannya,sehingga menjadi
(~A V B) (~B V C) (~C V D) A ~DPohon resolusi refutation. Terbukti bahwa A D adalah teori
Metode Inferensi 26/total
Refutation adalah salah satu type pembuktian yang salah
Contoh A B
B C
C D
A D
A B, B C, C D ├ A B
Buktikan bahwa kesimpulan adalah teori resolusi refulasiSolusi :
Gunakan (p q) ~p v q untuk semua premise dankesimpulan, kemudian negasikan untuk kesimpulannya,sehingga menjadi
(~A V B) (~B V C) (~C V D) A ~DPohon resolusi refutation. Terbukti bahwa A D adalah teori
SISTEM PAKAR
• Latihan :• B E• E E• E S F• F G R• R T C•
B S G T C
• Latihan :• B E• E E• E S F• F G R• R T C•
B S G T C
Metode Inferensi
SISTEM PAKAR
RESOLUSI DAN LOGIKAPREDIKAT FIRT ORDER
Sebelum resolusi dapat diterapkan, wff harus
diletakkan dalam bentuk casual
Contoh :
Some programmers hate all failures
No programmer hates any success
No failure is a success
• P(x) = x is a progammer
• F(x) = x is a failure
• S(x) = x is a success
• H(x,y) = x hates y
Premise dan kesimpulannya1. (x) [P(x) (y) (F(y) H(x,y))]
2. (x) (P(x) (y) (S(y) ~H(x,y))]
3. ~(y) (F(y) ~S(,y))
Sebelum resolusi dapat diterapkan, wff harus
diletakkan dalam bentuk casual
Contoh :
Some programmers hate all failures
No programmer hates any success
No failure is a success
• P(x) = x is a progammer
• F(x) = x is a failure
• S(x) = x is a success
• H(x,y) = x hates y
Premise dan kesimpulannya1. (x) [P(x) (y) (F(y) H(x,y))]
2. (x) (P(x) (y) (S(y) ~H(x,y))]
3. ~(y) (F(y) ~S(,y))
SISTEM PAKAR
Konversi ke bentuk clausal1. Hilangkan kondisional, (p q) ~p v q2. Geser negasi ke dalam (reduksi skope ~). Negasi digeser
hanya berlaku untuk atomik formula3. Hilangkan quantifier eksistensial
– Jika tidak ada dalam skope , ganti variabel dengansuatu konstanta baru(x) P(x) diganti P(a)
– Jika berada dalam skope , ganti variabel dengansuatu fungsi yang memiliki argumen semua variabeldari tersebutx ,y , z P(x,y,z) diganti menjadix,y, P(x,y,F(x,y))
4. Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tiap quantifiermemiliki variabel yang berbeda
5. Geser semua ke kiri (karena semua quantifier punyanama yang berbeda, pergeseran tidak mempengaruhihasil). Bentuk ini disebut prenex normal form terdiri atasprefix quantifier yang diikuti matriks
6. Hilangkan . tidak perlu ditulis, diasumsikan semuavariabel terkuantifikasi universal
7. Geser disjungsi (V) kedalam, sehingga terbentukconjungsi normal form
8. Buang konjungsi dan uraikan menjadi klausa-klausa9. Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tidak ada
variabel yang muncul pada lebih dari 1 klausa.
Konversi ke bentuk clausal1. Hilangkan kondisional, (p q) ~p v q2. Geser negasi ke dalam (reduksi skope ~). Negasi digeser
hanya berlaku untuk atomik formula3. Hilangkan quantifier eksistensial
– Jika tidak ada dalam skope , ganti variabel dengansuatu konstanta baru(x) P(x) diganti P(a)
– Jika berada dalam skope , ganti variabel dengansuatu fungsi yang memiliki argumen semua variabeldari tersebutx ,y , z P(x,y,z) diganti menjadix,y, P(x,y,F(x,y))
4. Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tiap quantifiermemiliki variabel yang berbeda
5. Geser semua ke kiri (karena semua quantifier punyanama yang berbeda, pergeseran tidak mempengaruhihasil). Bentuk ini disebut prenex normal form terdiri atasprefix quantifier yang diikuti matriks
6. Hilangkan . tidak perlu ditulis, diasumsikan semuavariabel terkuantifikasi universal
7. Geser disjungsi (V) kedalam, sehingga terbentukconjungsi normal form
8. Buang konjungsi dan uraikan menjadi klausa-klausa9. Standarisasi variabel (jika perlu) sehingga tidak ada
variabel yang muncul pada lebih dari 1 klausa.
SISTEM PAKAR
Contoh : Ubah ke bentuk klausal
x (Balok (x) (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))~y (Diatas(x,y) Diatas(y,x))y (~Balok(y) ~Sama(x,y))))
Solusi :1. x (~Balok (x) V (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))
~y (Diatas(x,y) Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
2. x (~Balok (x) V (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
3. x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x)))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
4. x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x)))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))z (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
x (Balok (x) (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))~y (Diatas(x,y) Diatas(y,x))y (~Balok(y) ~Sama(x,y))))
Solusi :1. x (~Balok (x) V (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))
~y (Diatas(x,y) Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
2. x (~Balok (x) V (y (Diatas(x,y) ~Piramid(y))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
3. x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x)))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))y (~Balok(y) V ~Sama(x,y))))
4. x (~Balok (x) V (Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x)))y (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))z (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
SISTEM PAKAR
6. (~Balok (x) V ((Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x))) (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
7. (~Balok (x) V Diatas(x,f(x)) (~Balok (x) V ~Piramid(f(x)))(~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))(~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
8. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))~Balok (x) V ~Piramid(f(x))~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z)
9. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))~Balok (k) V ~Piramid(f(k))~Balok (m) V ~Diatas(m,y) V~Diatas(y,m)~Balok (n) V ~Balok(z) V ~Sama(n,z)
6. (~Balok (x) V ((Diatas(x,f(x)) ~Piramid(f(x))) (~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)) (~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
7. (~Balok (x) V Diatas(x,f(x)) (~Balok (x) V ~Piramid(f(x)))(~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x))(~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z))))
8. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))~Balok (x) V ~Piramid(f(x))~Balok (x) V ~Diatas(x,y) V~ Diatas(y,x)~Balok (x) V ~Balok(z) V ~Sama(x,z)
9. ~Balok (x) V Diatas(x,f(x))~Balok (k) V ~Piramid(f(k))~Balok (m) V ~Diatas(m,y) V~Diatas(y,m)~Balok (n) V ~Balok(z) V ~Sama(n,z)
SISTEM PAKAR
RANGKAIAN BACKWARDDAN FORWARD
• Forward : bottom-up reasoning, breadth first
• Backward : top-down reasoning, depth-first
Rangkaian forward Rangkaian Backward
-Planning, monitoring,control-Saat sekarang ke masa depan-Antecedent ke consequent-Data driven, bottom-up-Kerja mundur untukmenemukan pemecahan ygmengikuti fakta-Breadth-first search-Antecedent menentukanpencarian-Fasilitas bukan penjelasan
-Diagnosis-Sekarang ke masa lalu-Consequent ke antecedent-Goal driven, top-down-Kerja mundur untukmenemukan fakta ygmendukung hipotesa-Depth-first search-Consequent menentukanpencarian-Fasilitas penjelasan
-Planning, monitoring,control-Saat sekarang ke masa depan-Antecedent ke consequent-Data driven, bottom-up-Kerja mundur untukmenemukan pemecahan ygmengikuti fakta-Breadth-first search-Antecedent menentukanpencarian-Fasilitas bukan penjelasan
-Diagnosis-Sekarang ke masa lalu-Consequent ke antecedent-Goal driven, top-down-Kerja mundur untukmenemukan fakta ygmendukung hipotesa-Depth-first search-Consequent menentukanpencarian-Fasilitas penjelasan
Metode Inferensi
SISTEM PAKAR
METODE LAIN DARIINFERENCE/KESIMPULAN
• ANALOGI– Mencoba dan menghubungkan situasi lama sebagai
penuntun ke situasi baru.– Contoh : diagnosis medical– Pemberian alasan analogis berhubungan dgn
induksi• GENERATE AND TEST
– Pembuatan solusi kemudian pengetesan untukmelihat apakah solusi yg diajukan memenuhisemua persyaratan. Jika solusi memenuhi makaberhenti yg lain membuat sollusi yg baru kemudiantest lagi dst
– Contoh : Dendral, prog AM(artificialMathematician),Mycin
• ABDUCTION/PENGAMBILAN– Metodenya sama dg modus ponens
Abduction Modus ponensp q p qq p p q
• ANALOGI– Mencoba dan menghubungkan situasi lama sebagai
penuntun ke situasi baru.– Contoh : diagnosis medical– Pemberian alasan analogis berhubungan dgn
induksi• GENERATE AND TEST
– Pembuatan solusi kemudian pengetesan untukmelihat apakah solusi yg diajukan memenuhisemua persyaratan. Jika solusi memenuhi makaberhenti yg lain membuat sollusi yg baru kemudiantest lagi dst
– Contoh : Dendral, prog AM(artificialMathematician),Mycin
• ABDUCTION/PENGAMBILAN– Metodenya sama dg modus ponens
Abduction Modus ponensp q p qq p p q
Metode Inferensi
SISTEM PAKAR
• Bukan argument deduksi yang valid
• Berguna untuk baris/rules heuristikinference
• Analogi,generate and test, abduction adalahmetode bukan deduksi. Dari premise ygbenar, metode ini tidak dapat membuktikankesimpulan yg benar
Metode Inferensi
Inference Start Tujuan
FORWARDBACKWARDABDUCTION
FaktaKesimpulan tdkPastiKesimpulan benar
Kesimpulan ygHarus mengikutiFakta pendukungKesimpulanFakta yg dptmengikuti
Perbedaan
SISTEM PAKAR
• NONMONOTONIC REASONING
– Tambahan aksioma yg baru pada sistemlogika berarti bahwa banyak teori yg dapatdibuktikan jika ada banyak aksioma dariteori yg didapat, disebut monotonik sistem
• METAKNOWLEDGE
– Program meta-DENDRAL menggunakaninduksi untuk menyimpulkan baris barudari struktur kimia.
– Contoh : TEIRESIAS yg menambahpengetahuan secara interaktif dari expert
• NONMONOTONIC REASONING
– Tambahan aksioma yg baru pada sistemlogika berarti bahwa banyak teori yg dapatdibuktikan jika ada banyak aksioma dariteori yg didapat, disebut monotonik sistem
• METAKNOWLEDGE
– Program meta-DENDRAL menggunakaninduksi untuk menyimpulkan baris barudari struktur kimia.
– Contoh : TEIRESIAS yg menambahpengetahuan secara interaktif dari expert
SISTEM PAKAR
Referensi
• Giarratano bab 3
Metode Inferensi 36/total
top related