jurnal (alfin zheto)
Post on 23-Jan-2016
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 1
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
RANCANG BANGUN SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN
TERNAK AYAM MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM
TSUKAMOTO
ALFIN ZHETO
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya
Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar Lampung - Indonesia 35142
Telp. (0721) 787214 Fax. (0721)700261
e-mail : zhetoalfin@gmail.com
ABSTRACT
Bisnis peternakan merupakan bisnis menjanjikan, namun perlu kewaspadaan tinggi terhadap serangan
penyakit, seperti ayam broiler. Mengingat mudahnya ayam broiler terserang penyakit, maka peternak
melakukan diagnosa dengan melakukan pengamatan langsung, peternak melihat satu-persatu gejala
penyakit tersebut. Setelah dilakukan pengamatan sering terjadi kendala, apabila ditemukan gejala
penyakit yang sama.
Salah satu solusi untuk membantu peternak dalam mendiagnosa penyakit tersebut yaitu dengan
penerapan sistem pendiagnosa penyakit pada ayam menggunakan metode Fuzzy Inference System
Tsukamoto. Tahapan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto, yaitu input himpunan fuzzy,
menentukan derajat keanggotaan himpunan fuzzy, menghitung predikat aturan (α), dan defuzzifikasi.
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC (System
Development Life Cycle) model waterfall. Sistem ini terdapat 9 variabel input (gejala penyakit) terdiri
dari batuk dan bersin, ngorok basah akibat bunyi cairan melalui trakea, keluar cairan (eksudat) dari
hidung dan mata, pembengkakan pada sinus, pembengkakan muka sekitar mata, kelopak mata
kemerahan dan tertutup, pembengkakan pada pial, bernapas melalui mulut (menggih-menggih), serta
pembengkakan muka sekitar sinus. Sistem ini terdapat 567 rule sebagai basis pengetahuan dan 3
penyakit (variabel output), yaitu penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), penyakit Infectious
Coryza (snot), dan penyakit Infectious Bronchitis (IB).
Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendiagnosa penyakit pada hewan ternak ayam yang dapat
membantu masyarakat umum khususnya peternak dalam mendiagnosa penyakit ayam broiler, sehingga
peternak dapat melakukan penanggulangan yang tepat.
Kata kunci : Fuzzy Inference System Tsukamoto, Sistem pendiagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak
Ayam
I. PENDAHULUAN
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang
terbesar protein hewani asal ternak dan
merupakan komoditas unggulan serta menjadi
salah satu sumber perekonomian bagi bangsa
indonesia. Oleh karena itu, setiap faktor yang
mempengaruhi tingkat produksinya sangat
penting diperhatikan.
Penyakit merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat produksi daging ayam
broiler. Penyakit hewan ternak ayam yang
menyerang pada ayam broiler membuat produksi
daging ayam broiler menjadi menurun.
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 2
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
Mengingat akan bahayanya penyakit hewan
ternak ayam yang menyerang ayam broiler, maka
para peternak melakukan diagnosa penyakit
hewan ternak ayam dengan melakukan
pengamatan langsung pada gejala-gejala penyakit
ayam broiler. Peternak melihat satu-persatu gejala
penyakit pada ayam broiler tersebut. Setelah
dilakukan pengamatan sering terjadi kendala,
karena ditemukan gejala penyakit yang sama.
Peternak sukar menentukan jenis penyakit yang
menyerang, akibatnya peternak mengalami
kerugian karena tidak tepat dalam melakukan
diagnosa penyakit dan penanggulangannya.
Logika fuzzy sangat fleksibel sehingga memiliki
toleransi terhadap data-data yang tidak tepat,
dengan logika fuzzy kita dapat merepresentasikan
dan menangani masalah ketidakpastian yang
dalam hal ini bisa berarti keraguan,
ketidaktepatan, kurang lengkapnya informasi dan
kebenaran yang sifatnya sebagian.
Metode pengembangan sistem yang digunakan
dalam penelitian ini adalah SDLC (System
Development Life Cycle) model waterfall. Model
waterfall merupakan metode yang masih sering
digunakan sampai saat ini, dalam metode
pengembangan model waterfall proses analisis
dan pengguna melanjutkan dengan berurutan dari
satu tahap ke tahap berikutnya. Keuntungan dari
pengembangan waterfall ini adalah
mengindentifikasi sistem yang lamas sebelum
pemrograman dimulai dan bahwa hal itu
meminimalkan perubahan persyaratan selama
proyek berlangsung (Dennis, Wixom, &
Tegarden, 2005, p. 8).
Alat dan Tehnik Perancangan Sistem, Alat dan
teknik perancangan sistem digunakan untuk
membantu merancang dan menganalisa sebuah
sistem, alat teknik tersebut antara lain:
Diagram konteks (Context Diagram) adalah
sebuah diagram sederhana yang menggambarkan
hubungan antara entity luar, masukan, dan
keluaran dari sistem. Diagaram konteks
direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang
mewakili keseluruhan sistem (Kristanto, 2004, p.
76).
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model
logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan darimana asal data dan kemana
tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data
disimpan, proses apa yang menghasilkan data
terasebut dan interaksi antara data yang tersimpan
dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
DFD menggambarkan penyimpanan data dan
proses yang mentransformasikan data. DFD
menunjukkan hubungan antara data pada sistem
dan proses pada sistem (Kristanto, 2004, p. 66).
Basis data adalah suatu susunan/kumpulan
lengkap dari suatu organisasi/ perusahaan yang
diorganisir/dikelola dan disimpan secara
terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu
menggunakan komputer sehingga mampu
menyediakan informasi optimal yang diperlukan
pemakainya. Sistem basis data adalah suatu
sistem menyusun dan mengelola record-record
menggunakan komputer untuk menyimpan atau
merekam serta memelihara data operasional
lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga
mampu menyediakan informasi yang optimal
yang diperlukan pemakai untuk proses
mengambil keputusan (Marlinda, 2004, p. 1).
II. METODE
a) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara
membaca, mengutip dan membuat catatan
yang bersumber pada bahan-bahan pustaka
yang mendukung dan berkaitan dengan
penelitian diagnosa penyakit hewan ternak
ayam khususnya ayam broiler.
b) Study Lapangan
a) Wawancara
Melakukan wawancara langsung dengan
pihak terkait, yaitu Dokter Hewan untuk
mendapatkan keterangan-keterangan valid
yang diperlukan sebagai bahan penulisan
laporan.
b) Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung. Pengamatan
ini bertujuan untuk mencari data - data
yang akan digunakan pada penelitian.
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 3
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
Dalam penelitian dilakukan rekayasa perangkat
lunak dimana prosesnya disebut dengan rekayasa
sistem. Dennis, Wixom, & Tegarden
menyampaikan 4 tahapan pertama yaitu
perencanaan, analisis, rancangan, dan
implementasi. Tahapan ini dinamakan siklus
hidup pengembangan sistem (system development
life cycle – SDLC). Tahap kelima adalah tahap
penggunaanya, yang berlangsung sampai sudah
waktunya untuk merancang system itu kembali.
1. Planning (Perencanaan)
Tahap perencanaan merupakan proses
dasar untuk mengetahui mengapa sistem
harus dibuat dan menentukan bagaimana cara
membangun sistem tersebut. Langkah
pertama dari proses tersebut adalah dengan
mengidentifikasi peluang apakah dapat
memberikan kemungkinan biaya rendah
tetapi menghasilkan keuntungan.
2. Analysis (Analisis)
Analisis sistem dilakukan untuk memberikan
jawaban pertanyaan siapa yang akan
menggunakan sistem. Apa yang akan
dilakukan oleh sistem, dimana dan kapan
sistem tersebut digunakan. Pada tahap ini
pembuat sistem akan melakukan observasi
dan pengamatan terhadap sistem yang lama,
kemudian mengidentifikasi, memanfaatkan
dan mengembangkan peluang, dan
membangun konsep untuk sebuah sistem
baru.
3. Design (perancangan)
Tahap perancangan dilakukan untuk
menetapkan bagaimana sistem akan
dioperasikan. Hal ini berkaitan dengan
menentukan perangkat keras, perangkat
lunak, tampilan program, form dan laporan
yang akan dipakai. Selain itu perlu juga
menspesifikasi program, database dan file
yang dibutuhkan.
4. Implementation
Merupakan tahap berikutnya untuk
menerjemahkan data atau pemecahan
masalah yang telah dirancang ke dalam
bahasa pemrograman komputer yang telah
ditentukan. Semua tahap ini desain perangkat
lunak sebagai sebuah program lengkap atau
unit program.
5. System
Tahapan ini, merupakan hasil sistem yang
telah dibuat dalam bentuk perangkat lunak
yang telah dipasang dan digunakan, termasuk
didalamnya proses pemeliharaan dan
perbaikan kesalahan. Perangkat lunak yang
telah selesai dibuat dapat mengalami
perubahan-perubahan atau penambahan
sesuai dengan permintaan user atau
perubahan sistem.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Metode Pengembangan Sistem
a) Planning (Perencanaan)
Tahap ini melakukan pemahaman terhadap
permasalan yang muncul dan
mendefinisikan secara rinci, kemudian
mentukan tujuan pembuatan sistem serta
melakukan pengumpulan data dan fakta
terhadap objek yang diteliti.
b) Analysis (Analisis)
Analisis dilakukan untuk menganalisis data
yang dibutuhkan, kebutuhan software
maupun kebutuhan hardware dalam
pelaksanaan pembuatan sistem ini.
Tabel 3.1 Variabel Input Variabel
Input
Range Fuzzy
Ringan Sedang Parah
Gejala 1 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h
Gejala 2 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h
Gejala 3 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h
Gejala 4 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h
Gejala 5 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h
Gejala 6 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h
Gejala 7 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h
Gejala 8 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h
Gejala 9 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h
Keterangan :
h : Hari
Gejala 1 : Batuk dan bersin.
Gejala 2 : Keluar cairan (eksudat) dari hidung dan
mata.
Gejala 3 : Ngorok basah (bunyi cairan melalui
trakea).
Gejala 4 : Pembengkakan sinus.
Gejala 5 : Pembengkakan muka sekitar mata.
Gejala 6 : Kelopak mata kemerahan dan tertutup.
Gejala 7 : Pembengkakan pial.
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 4
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
Gejala 8 : Bernapas melalui mulut (menggih-
menggih).
Gejala 9 : Pembengkakan muka sekitar sinus.
Tabel 3.1 Variabel Output
Variabel
Output
Range Fuzzy
Ringan Sedang Parah
CRD 7 - 39 % 16 - 68 % 7 - 14 %
snot 1 - 5 % 2 - 9 % 5 -14 %
IB 1 - 5 % 2 - 9 % 5 -14 %
Keterangan:
CRD : Penyakit Chronic Respiratory Disease
snot : Penyakit Infectious Coryza
IB : Penyakit Infectious Bronchitis
c) Desygn (Perancangan)
Tahap perancangan selanjutnya adalah
menetapkan bagaimana sistem akan dioperasikan.
Hal ini berkaitan dengan penentuan variabel dan
himpunan fuzzy sampai perancangan pembuatan
perangkat lunak, dan tampilan program. Selain itu
perlu juga menspesifikasi program, database dan
file yang dibutuhkan. Penjelasan sistem yang
diusulkan pada penelitian ini menggunakan Data
Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship
Diagram (ERD).
1. Perancangan Variabel Input dan Variabel
Output Fuzzy
Variabel input terdiri dari gejala-gejala penyakit
pada ayam broiler, yaitu: Batuk dan bersin, keluar
cairan (eksudat) dari hidung dan mata, ngorok
basah (bunyi cairan melalui trakea),
pembengkakan sinus, pembengkakan muka
sekitar mata, pembengkakan pial, bernapas
melalui mulut (menggi-menggi), pembengkakan
muka sekitar sinus. Variabel input terdiri dari 3
himpunan fuzzy yaitu: Ringan, Sedang, dan
Parah.
Variabel output terdiri dari tiga penyakit ayam
broiler yaitu: Chronic Respiratory Disease
(CRD), Infectious Coryza (snot), dan Infectious
Bronchitis (IB). Variabel output terdiri dari 3
himpunan fuzzy, yaitu: ringan, sedang, dan parah.
1.1 Perancangan Fungsi Keanggotaan
Variabel Input (Gejala)
a) Fungsi Keanggotaan Gejala 1
b) Fungsi Keanggotaan Gejala 2
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 5
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
c) Fungsi Keanggotaan Gejala 3
d) Fungsi Keanggotaan Gejala 4
e) Fungsi Keanggotaan Gejala 5
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 6
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
f) Fungsi Keanggotaan Gejala 6
g) Fungsi Keanggotaan Gejala 7
h) Fungsi Keanggotaan Gejala 8
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 7
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
i) Fungsi Keanggotaan Gejala 9
1.2 Perancangan Fungsi Keanggotaan
Variabel Output (Penyakit)
a) Fungsi Keanggotaan Penyakit CRD
b) Fungsi Keanggotaan Penyakit snot
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 8
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
c) Fungsi Keanggotaan Penyakit IB
2. Perancangan Sistem
Tahapan ini akan menguraikan tentang
perancangan sistem yang akan dibuat sehingga
dapat menghasilkan suatu program yang
kemudian dapat diimplementasikan pada tahap
implementasi sistem.
Diagram konteks (context diagram) adalah
sebuah diagram sederhana yang menggambarkan
hubungan antara entity luar, masukan, dan
keluaran dari sistem. Diagaram konteks
direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang
mewakili keseluruhan sistem. Diagram konteks
pada sistem ini terdapat 2 entitas yaitu
Administrator dan Visitor.
Gambar 3.14 Diagram Konteks (Context
Diagram)
Data Flow Diagram level 0 menggambarkan
sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang
berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran
dan penyimpanan data.
Bagian KESWAN dan
KESMAVET
1. Data Login
Admin
2. Data Variabel
Input
3. Data Variabel
Output
4. Data Aturan
Fuzzy
Data Login Admin
Informasi Data Login Admin
Informasi Data Variabel Input
Data Variabel Input
Informasi Data Variabel
Output
Data Variabel Output
5. Input Data
Diagnosa dan
Perhitungan
Peternak Ayam
Broiler
(Masyarakat Umum)
admin
v_input
v_output
aturan_fuzzy
data_input_diagnosa
Data Aturan Fuzzy
Informasi Data Aturan Fuzzy
Data Login Admin
Informasi Data Login Admin
Data Variabel Input
Informasi Data Variabel Input
Data Variabel
Output
Informasi Data
Variabel Output
Data Aturan Fuzzy
Data Variabel Input
Informasi Data Variabel Input
Informasi Data Aturan Fuzzy
Informasi Data Variabel Output
Data Variabel Output
6. Tampil Hasil
Diagnosa
Data Hasil Diagnosa
Informasi Data Hasil Diagnosa
Data Input Diagnosa
Informasi Data Input DiagnosaInformasi Data Hasil Diagnosa
Info
rmas
i D
ata
Inp
ut
Dia
gn
osa
Dat
a In
pu
t D
iag
no
sa
Info
rmas
i D
ata
Var
iabel
Input
Data Variabel
Input
Data Variabel
Output
Informasi Data
Variabel Output
Informasi Data Hasil Diagnosa
Data Hasil Diagnosa
Informasi Data Input Diagnosa
perhitungan
Dat
a H
asil
Dia
gn
osa
Info
rmai
Dat
a H
asil
Dia
gn
osa
Dat
a H
asil
Per
hit
un
gan
Info
rmas
i D
ata
Has
il P
erh
itu
ng
an
Dat
a In
pu
t D
iag
no
sa
Info
rmas
i D
ata
Inp
ut
Dia
gn
osa
Data Aturan Fuzzy
Informasi Data
Aturan Fuzzy
defuzzy
Data Input Diagnosa
Informasi Data Input Diagnosa Gambar 3.15 Data Flow Diagram level 0 pada
sistem pendiagnosa penyakit hewan ternak ayam
(broiler)
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 9
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
3. Perancangan Tampilan Program
Rancangan tampilan program Sistem
Pendiagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Ayam
Menggunakan Metode Fuzzy Inference System
Tsukamoto adalah sebagai berikut:
Sistem Pendiagnosa Penyakit Hewan Ternak Ayam (Broiler)
Menggunakan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto
Home Info Penyakit
HEADER
FOOTER
DiagnosaInfo Diagnosa Login
Gambar 16 Rancangan Halaman Utama
HEADER
FOOTER
Home Info Penyakit Info Diagnosa Diagnosa
DIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER
--- Pilih Gejala Penyakit ----
Nama Pemilik
Alamat Peternakan
Nilai
Range
:
PILIH BERSIH DIAGNOSA
Login
Gambar 3.17 Rancangan Halaman Diagnosa
HEADER
Home Info Diagnosa Login
FOOTER
Nama :
Alamat Peternakan :
Gejala Penyakit Nilai Input Fuzzy
Xxxx xx
Xxxx xx
HASIL DIAGNOSA
Penyakit Defuzzyfikasi Tingkat Serangan
α*pred Min (α) WA
1. xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Defuzzy : xxxxxx
Hasil Diagnosa : xxxxxx
Gambar 3.18 Rancangan Halaman Hasil
Diagnosa
Home Diagnosa Input Rule
HEADER
FOOTER
Output E. Login
Logout
Daftar
Tambah
No
Variabel Input
Himpunan FuzzyVariabel
1 Gejala 1 xxxxRingan Sedang Parah Aksi
xx - xxxx - xx xx - xx Edit || Hapus
Gambar 19 Rancangan Halaman Variabel Input
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 10
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
Home Diagnosa Input Rule
HEADER
FOOTER
Output E. Login
Logout
Daftar
Tambah
No
Variabel Output
Himpunan FuzzyVariabel
1 Gejala 1 xxxxRingan Sedang Parah Aksi
xx - xxxx - xx xx - xx Edit || Hapus
Gambar 3.20 Rancangan Halaman Variabel
Output
Home Diagnosa Input Rule
HEADER
FOOTER
Output E. Login
Logout
Daftar
Tambah
IF xx AND xx AND xx THEN xx
Rule
Aturan Fuzzy (Rule)
Edit || Hapusxx
Aturan Aksi
IF xx AND xx AND xx THEN xxxx Edit || Hapus
Gambar 21 Rancangan Halaman Rule
Dari hasil pengembangan aplikasi yang dibuat
dengan Dreamweaver cs 3, dengan software
MySQL untuk membuat database Sistem
pendiagnosa hewan ternak ayam (broiler), maka
berikut ini tampilan beberapa screen yang ada
pada aplikasi yang telah dibuat.
Gambar 22. Halaman Utama
Gambar 23. Halaman Diagnosa
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 11
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
Gambar 24. Halaman Hasil Diagnosa
Gambar 25. Halaman Variabel Input
Gambar 26. Halaman Variabel Output
Gambar 27. Halaman Rule
Alfin Zheto
Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 12
Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015
IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat
diambil beberapa simpulan yaitu:
1. Sistem Pediagnosa Penyakit Pada Hewan
Ternak Ayam dibangun menggunakan
Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto
berbasis website. Sehingga membantu
mempermudah masyarakat luas khususnya
peternak ayam broiler dalam mendiagnosa
penyakit ayam broiler.
2. Implementasi Fuzzy Inference System
Tsukamoto dapat digunakan dalam
mendiagnosa penyakit ayam broiler dengan
pendekatan logika fuzzy, maka setiap variabel
fuzzy yang digunakan secara linguistik
(Variabel Input: Ringan, Sedang, Parah) dan
(Variabel Output: Ringan, Sedang, Parah).
3. Sistem Pediagnosa Penyakit Pada Hewan
Ternak Ayam ini dapat melakukan fungsinya
dengan baik, yaitu menghasilkan prediksi
kemungkinan penyakit ayam broiler.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang
telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan
antara lain:
1. Administrator terlebih dahulu perlu diberikan
pelatihan, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan proses diagnosa penyakit
ayam broiler.
2. Perlu adanya pemeliharaan sistem serta
penyempurnaannya, maka evaluasi dalam
jangka waktu tertentu dibutuhkan, misalnya
satu tahun atau lebih. Evaluasi menyangkut
kemungkinan pengembangan kembali
fasilitas sistem yang disesuaikan dengan
kebutuhan akan sistem yang lebih baik.
3. Pada penelitian berikutnya, diharapkan
jumlah penyakit yang didiagnosa ditambah
karena terdapat penyakit ayam broiler
lainnya yang terdapat di lapangan, seperti
Kolibasilosis, Fowl Cholera, Tetelo, dan
Gumboro.
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, A., Wixom, B., & Tegarden, D. (2005).
Systems Analysis and Design with UML Version
2.0 an object – oriented approach 2nd edition.
United States of America: Jhon Wiley and
Sons.Inc.
Kristanto, A. ( 2004). Rekayasa Perangkat Lunak
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Media.
Kusumadewi, S., & Purnomo, H. (2010). Aplikasi
Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marlinda, L. (2004). Sistem Basis Data.
Yogyakarta: Andi.
Nugroho, B. (2005). Database Relasional dengan
MySQL. Yogyakarta: Andi.
Peranginangin, K. (2006). Aplikasi Web dengan
PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi.
Semangun, H. (2008). Penyakit Tanaman
Perkebunan Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sidik, B. (2005). MySQL. Bandung: Informatika.
Sidik, B; Pohan, B. (2005). Pemrograman WEB
dengan HTML disertai lebih dari 200 contoh
program beserta tampilan grafisnya. Bandung:
Informatika.
Sutanta, E. (2004). Sistem Basis Data.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tamalludin, F. (2014). Panduan Lengkap Ayam
Broiler. Jakarta: Penebar Swadaya.
top related