jurnal laporan kerja praktek_kesha monique.pdf
Post on 17-Feb-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 1/5
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DASAR
PEMBUATAN CAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ
(ECONOMIC ORDER QUANTI TY )
PADA PT. FANOS ASIA
Kesha Monique Kasakeyan
Fakultas Teknik Jurusan Industri Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
Abstrak
PT. Fanos Asia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi cat. Perusahaan dituntut untuk dapat
memenuhi permintaan dari konsumen. Untuk mencapai permintaan tersebut, perlu adanya pengendalian persediaanbahan baku untuk mempermudah proses produksi dan menghindari keterlambatan produksi.
Persediaan adalah suatu hal yang penting dalam suatu perusahaan. Karena apabila persediaan tersebut
tidak dapat memberikan kontribusi dalam kelancaran penyediaan barang maka persediaan tersebut akan menjadi
suatu penumpukan barang dan akan mengakibatkan pembengkakan biaya. Untuk mengendalikan persediaan bahanbaku yang ada di PT. Fanos Asia dibutuhkan metode perhitungan yang cermat disertai efisiensi dan mampu
menekan biaya persediaan bahan baku seminimal mungkin. Dalam penelitian ini menggunakan metode EOQ. EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan atau
persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Hasil perhitungan dengan metode EOQ, menghasilkan biaya yang
minimum jika dibandingkan dengan biaya yang sudah dikleuarkan oleh perusahaan. Maka dianjurkan kepada PT.
FANOS ASIA untuk melakukan perhitungan biaya persediaan bahan baku dengan metode EOQ (Economic Order
Quantity).
Kata Kunci: Pengendalian Persediaan Bahan Baku, Metode EOQ (Economic Order Quantity)
I. PENDAHULUAN
PT. Fanos Asia merupakan salah satuindustri manufaktur yang memproduksi cat.Perusahaan ini memproduksi beberapa jenis cat.Salah satu produk cat yang paling banyakdiproduksi adalah cat lantai ( floor coating ).Bahan baku dasar dari pembuatan produk cat iniadalah solven, resin, thinner , pewarna industridan calsium.
Permintaan untuk produk cat selalu berubah dan tidak pasti, karena perusahaan inimembuat cat tidak menjual produk cat kepada
distributor melainkan langsung kepadakonsumen dengan sistem online. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan cat, diperlukan sistem persediaanyang tepat untuk mendukung kelancaran proses
produksi. PT. Fanos Asia telah membuat pengendalian persediaan akan tetapi perencanaan
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan belum dengan perhitungan yang pasti, sehingga terjadi penumpukan bahan bakuatau kekurangan bahan baku.
Perencanaan persediaan bahan baku ini perlu dilakukan untuk memperoleh solusi dari permasalahan diatas. PT. Fanos Asia berusahauntuk meminimalisasi biaya-biaya yang
dikeluarkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah
sistem persediaan yang lebih sistematis yaitudengan menggunakan metode EOQ ( EconomicOrder Quantity).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Groebner dalam Baroto (2002)mendifinisikan persediaan sebagai komponenmaterial, atau produk jadi yang tersimpan ditangan, menunggu untuk digunakan atau dijual.Menurut Assauri (2004), persediaan merupakanaktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses
produksi, ataupun persediaan barang baku yangmenunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Sehingga persediaan merupakan istilah
umum yang menunjukkan segala sesuatu atausumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya ter-hadap pemenuhan permintaan.Ada beberapa jenis persediaan, setiap
jenis persediaan mempunyai karakteristik khusustersendiri. Menurut jenisnya, persediaan dapat
dibedakan atas:1. Persediaan bahan baku (raw materials)Persediaan barang-barang ber-wujud yangdigunakan dalam proses produksi. Bahan
7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 2/5
mentah dapat diperoleh dari sumber-sumberalam atau dibeli dari supplier atau dibuatsendiri oleh perusahaan untuk digunakandalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan komponen -komponen rakitan( purchased parts)Persediaan barang-barang yang terdiri darikomponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsungdapat dirakit menjadi satu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong( supply)Persediaan barang-barang yang diperlukandalam proses produksi,tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process)
Persediaan barang-barang yang merupakankeluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebihlanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi ( finished goods)Persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dalam pabrik dan siapuntuk dijual atau dikirimkan kepada
konsumen.Metode pengendalian persediaan
menggunakan matematika dan statistika sebagai
alat bantu utama dalam memecahkan masalahkuan-titatif dalam sistem persediaan. Pada
dasarnya, metode ini berusaha mencari jawabanoptimal dalam menentukan:
Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
Titik pemesanan kembali ( Reorder Point )
Jumlah cadangan pengaman ( safety stock )yang diperlukan
METODE EOQ ( ECONOMIC ORDERQUANTITY )
Menurut Sundjaja (2007), EconomicOrder Quantity (EOQ) adalah metode untukmenentukan beberapa jumlah pesanan yang paling ekonomis dalam satu kali pesanan.Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakanhendaknya menghasilkan biaya-biaya yang
timbul dalam penyediaan minimal dalam katalain dapat dikatakan jumlah pesanan ekonomis.
Model ini diarahkan untuk menemukan jumlah pesanan yang memenuhi total biaya persediaan minimal dengan mempertimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan,sehingga diharapkan tidak ada kekurangan
persediaan. Metode ini dapat digunakan baikuntuk barang yang dibeli maupun untuk barang
yang diproduksi sendiri. Model ini dapatdigunakan dengan beberapa asumsi, yaitu:1. Permintaan diketahui, tetap dan bebas2. Lead Time antara pemesanan dan penerimaan
pesanan diketahui dan konstan
3. Penerimaan persediaan bersifat seketika danlengkap
4. Discount (potongan harga) karena kuantitastidak dimungkinkan
5. Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan (biaya set up)dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu (biaya penyimpanan atau penggudangan)
6. Kosongnya persediaan (kekurangan) dapatdihindari sepenuhnya jika pemesanandilakukan pada waktu yang tepat.
Gambar 2.1. Model Persediaan Economic
Order Quantity (EOQ) (Nasution, 2008)
Dimana dalam metode EOQ digunakan beberapanotasi sebagai berikut:D = jumlah pemesanan barang suatu
periode (kg/tahun)d = tingkat kebutuhan per unit waktu
(kg/tahun)S = biaya pemesanan (rupiah)T = periode/waktu pemesanan (tahun)t = waktu satu putaran produksi (tahun)C = harga barang (rupiah)H = biaya penyimpanan (rupiah/kg/tahun)Q = jumlah pemesanan (kg)F = frekuensi pemesanan (kali/tahun)L = waktu tenggang atau lead time (hari)TC = total biaya persediaan (rupiah/tahun)
EOQ ( Economic Order Quantity) terjadi bila biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, maka untuk Q* yang merupakan jumlah pemesanan yang memberikan total biaya persediaan yang optimal. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut :
∗ =
7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 3/5
Menurut Rangkuti (2004), persediaan pengaman (Safety stock) adalah persediaantambahan yang diadakan untuk melindungi ataumenjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Rumus yang digunakan adalah :
Safety Stock = a *
̅
Menurut Rangkuti (2004), ROPmerupakan batas titik jumlah pemesanankembali termasuk permintaan yang diinginkanatau dibutuhkan selama masa tenggang,misalnya suatu tambahan atau ekstra. Rumusyang digunakan adalah ;
ROP = d.L + SS
Persediaan maksimal merupakan jumlah persediaan yang paling banyak yang boleh ada digudang. Besarnya persediaan maksimal ataumaximum inventory yang ada di gudang dapat
dicari dengan menjumlahkan kuantitas persediaan menurut EOQ dengan jumlah persediaan pengaman ( safety stock ). Rumus di bagian bawah ini adalah untuk persediaanmaksimal (maximum inventory). Rumus yangdigunakan adalah :
Maximum Inventory = SS + EOQ
Total Inventory Cost merupakankeseluruhan dari biaya persediaan yangdikeluarkan. Rumus berikut ini adalah untukmelakukan perhitungan total inventory cost :
= √ 2III. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data historis bahan baku PT.FANOS ASIA terhitung Januari 2014 – Desember 2014, yaitu data historis kebutuhan bahan baku, data harga pembelian bahan baku,data biaya bahan baku, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Tahapan pengolahan dataini yaitu :
1.
Menentukan jumlah pemesanan ekonomis(EOQ)2. Menentukan frekuensi pesanan3. Menentukan persediaan pengaman ( safety
stock )4. Menentukan pemesanan kembali (reorder
point )5. Menentukan persediaan maksimal (maximum
inventory)
6. Menentukan total inventory cost (TIC)7. Membuat kesimpulan dan saran
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data di PT. FANOS ASIA, data-data tersebut disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Data Historis Kebutuhan Bahan
Baku Periode Januari 2014- Desember 2014
Tabel 4.2. Biaya Bahan Baku, Biaya
Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan
Baku
Berdasarkan data-data yang telah
didapatkan, maka akan dilakukan pengolahandata untuk kelima bahan baku dengan
menngunakan metode EOQ.a. Pehitungan Jumlah Pemesanan Ekonomis(EOQ)
= ∗ =
- Bahan baku solven
= ∗ = 9432,57
- Bahan baku resin = ∗ = 14399,04 - Bahan baku thinner
= ∗ = 19757
PeriodeSolven
(kg)
Resin
(kg)
Thinner
(kg)
Pewarna
Industri
(kg)
Calsium
(kg)
1 2614 3484 4355 1763 5231
2 2361 3146 3933 1573 4719
3 2403 3208 4008 1602 4805
4 2580 3442 4303 1721 5163
5 2505 3337 4174 1667 5008
6 2756 3672 4590 1836 5505
7 2785 3712 4645 1851 5572
8 2519 3359 4197 1680 5041
9 2806 3741 4676 1865 5611
10 2308 3082 3847 1539 461611 2669 3557 4447 1779 5334
12 2411 3211 4017 1607 4820
Total 30717 40951 51192 20483 61425
Rata-Rata 2559,75 3412,58 4266 1706,9167 5118,75
Standar Deviasi 170,404 226,245 283,967 112,97261 340,639
Biaya Bahan
Baku/kg (Rp)
Biaya Pemesanan /
1x pesan (Rp)
Solven 29.000,00 4.200.000,00
Resin 28.600,00 7.240.000,00 Thinner 8.000,00 3.050.000,00
Pewarna Industri 23.500,00 2.090.000,00
Calsium 10.400,00 1.770.000,00
Biaya Pe nyimpanan
/ tahun/ kg (Rp)Lead time
Solven 2.900,00 7
Resin 2.860,00 7
Thinner 800,00 7
Pewarna Industri 2.350,00 7
Calsium 1.040,00 7
7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 4/5
- Bahan baku pewarna industri
= ∗ = 6036,03 - Bahan baku calsium
= ∗ = 14459,64
b. Pehitungan Frekuensi Pesanan
∗ =
- Bahan baku solven
∗ = = .
, =3,26≈4 /ℎ- Bahan baku resin
∗ = =
, =2,84≈3 /ℎ- Bahan baku thinner
∗ = =
=2,59≈3 /ℎ- Bahan baku pewarna industri
∗ = = .., =3,39≈4 /ℎ- Bahan baku calsium
∗ = = .
., =4,25≈5 /ℎc. Pehitungan Persediaan Pengaman (SafetyStock )
SS = a * X
Nilai a adalah 5%, yang merupakan kebijakanketetapan persediaan perusahaan
- Bahan baku solven
= 127,99 - Bahan baku resin
= 170,63 - Bahan baku thinner
= 213,3 - Bahan baku pewarna industri
= 85,35 - Bahan baku calsium
= 255,94
d. Pehitungan Pemesanan Kembali ( Reorder Point )
= ( ∗ ) + - Bahan baku solven
= (85 /ℎ ∗ 7 ℎ) +127,99 = 722,99 ≈ 723
- Bahan baku resin
= (113 /ℎ ∗ 7 ℎ) +170,63 = 961,63 ≈ 962
- Bahan baku thinner
= (141 /ℎ ∗ 7 ℎ) +
213,3 = 1200,3 ≈ 1201
- Bahan baku pewarna industri= (57 /ℎ ∗ 7 ℎ) + 85,35 =484,35≈485
- Bahan baku calsium
= (169 /ℎ ∗ 7 ℎ) +255,94 =1438,94≈1439
e. Pehitungan Persediaan Maksimal ( Maximum Inventory)
Maximum Inventory = SS + EOQ- Bahan baku solven
= 9560,56 - Bahan baku resin
= 14569,67 - Bahan baku thinner
= 19970,3 - Bahan baku pewarna industri
= 6121,38 - Bahan baku calsium
= 15898,64
f. Pehitungan Total Inventory Cost
= √ 2 - Bahan baku solven
= 27.354.453,39- Bahan baku resin
= 41.181.252,69 - Bahan baku thinner
= 15.805.599,01 - Bahan baku pewarna industri
= 14.184.657,52 - Bahan baku calsium
= 15.038.027,8
Berdasarkan hasil perhitungan diatas,
didapatkan biaya yang optimal yaitu totalinventory cost yang lebih kecil jika dibandingkandengan total inventory cost perusahaan saat ini.
Dibawah ini terdapat tabel dan grafik perbandingan antara total inventory cost dengan
metode EOQ dantotal inventory cost perusahaansaat ini.
Tabel 4.3. Perbandingan Nilai TICPerusahaan Saat Ini dengan Nilai TIC
Metode EOQ
Perusahaan
(Rp)
Metode EOQ
(Rp)
Solven 57.823.275,00 27.354.453,39 30.468.821,61
Resin 96.639.978,80 41.181.252,69 55.458.726,11
Thinner 40.012.800,00 15.805.599,01 24.207.200,99
Pewarna Industri 29.091.262,00 14.184.657,52 14.906.604,48
Calsium 26.563.500,00 15.038.027,80 11.525.472,20
TIC
Bahan Baku Selisih (Rp)
7/23/2019 JURNAL LAPORAN KERJA PRAKTEK_KESHA MONIQUE.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-laporan-kerja-praktekkesha-moniquepdf 5/5
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai TIC
Perusahaan Saat Ini dengan Nilai TIC
Metode EOQ
Berdasarkan grafik diatas, total
inventory cost dengan metode EOQ lebih kecildibandingkan dengan total inventory cost perusahaan. Jadi dapat dikatakan metode usulandengan menggunakan metode Economic OrderQuantity (EOQ) layak untuk diterapkan dalam
sistem persediaan bahan baku pembuatan catPT.FANOS ASIA.
V. KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudahdilakukan di PT. FANOS ASIA selama masa
kerja praktek, maka dapat ditarik beberapakesimpulan yang didapatkan melalui data-datayang ditunjukkan dibawah ini :1. Biaya persediaan bahan baku yang
dikeluarkan oleh PT. FANOS ASIA cukup besar dan mengakibatkan penumpukan bahan baku pada gudang bahan baku (GBB). Hal ini
karena perusahaan tidak memakai metode persedian yang baik.
2. Biaya persediaan yang dihasilkan melalui perhitungan dengan metode EOQ adalahuntuk bahan baku solven sejumlah Rp
27.354.453,39. Untuk bahan baku resinsejumlah Rp 41.181.252,69. Untuk bahan
baku thinner sejumlah Rp 15.805.599,01.
Untuk bahan baku pewarna industri sejumlahRp 14.184.657,52. Untuk bahan baku calsiumsejumlah Rp 15.038.027,80.
3. Biaya persediaan PT. FANOS ASIA saat ini
dengan perhitungan dengan metode EOQmenghasilkan selisih yang cukup besar, untuk bahan baku solven selisihnya sejumlah Rp30.468.821,61. Untuk bahan baku resinselisihnya sejumlah Rp 55.458.726,11. Untuk bahan baku thinner selisihnya sejumlah Rp24.207.200,99. Untuk bahan baku pewarnaindustri selisihnya sejumlah Rp
14.906.604,48. Untuk bahan baku calsiumselisihnya sejumlah Rp 11.525.472,20.
4. Metode terbaik untuk sistem persediaan bahan baku PT. FANOS ASIA berdasarkan perhitungan adalah metode Economic OrderQuantity (EOQ). Karena total biaya persediaan yang paling mininum adalahdengan metode EOQ.
5.
PT. FANOS ASIA sebaiknya menggunakanmetode EOQ untuk perhitungan persediaan bahan baku agar dapat memesan bahan bakusesuai dengan kebutuhan dan tidakmenyebabkan penumpukan pada GBB.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitan yang sudahdilakukan maka pihak peneliti dapatmemberikan beberapa saran yang berguna untukPT. FANOS ASIA agar bisa dilakukan beberapa
perbaikan. Berikut ini adalah saran yangdiberikan kepada PT. FANOS ASIA :1. Untuk menghemat biaya persediaan dan
menjaga agar produksi dapat berjalan denganlancar tanpa adanya hambatan, maka perusahaan dapat mempertimbangkan hasildari penelitian ini agar dapat meminimalisir biaya persediaan. PT. FANOS ASIA dapatmenerapkan sistem persediaan bahan baku
pembuatan cat dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) sebagai bentuk perbaikan untuk sistem persediaan
yang dimiliki sebelumnya, karena dapatdibuktikan melaui hasil perhitungan yang ada
ternyata metode Economic Order Quantity(EOQ) lebih optimal
VI. DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2000. Manajemen Produksi danOperasi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi danOperasi. Edisi Revisi. Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.
Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta : Penerbit
Ghalia Indonesia.
Nasution, Arman H., et al. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta :Penerbit Graha Ilmu.
Rangkuti, F. 2004. Manajemen Persediaan
Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta :Penerbit Erlangga.
top related