jurnal skripsi
Post on 10-Apr-2016
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
i
ANALISA OPERASIONAL ZONA MENUNGGU PERON
STASIUN KERETA UNIVERSITAS INDONESIA
MUHAMMAD HIDAYAT
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik
E-mail: muhammad.hidayat.101@gmail.com
ABSTRAK
Stasiun kereta Universitas Indonesia merupakan pintu masuk menuju kampus UI Depok
bagi penumpang kereta listrik. Jumlah penumpang yang naik/turun dari Universitas Indonesia ini
terus bertambah. Penambahan jumlah penumpang tersebut harus disesuaikan dengan peningkatan
kualitas infrastruktur stasiun, salah satunya adalah peron. Peron memiliki beberapa zona dan setiap
zona harus disesuaikan dimensinya dengan permintaan penumpang yang ada. Karena itu perlu
adanya analisa antara daya tampung zona pada peron yang telah ada pada saat ini di Universitas
Indonesia dengan permintaan penumpang untuk tahun mendatang, terutama zona menunggu peron.
Analisa operasional zona menunggu peron stasiun UI ini dilakukan pada peron sisi timur yang
dilewati kereta arah Jakarta dan peron sisi barat yang dilewati kereta arah Bogor. Analisa operasional
peron ini bertujuan untuk mengetahui nilai ruang dan nilai kepadatan dari zona menunggu peron dan
nilai tingkat pelayanan dari zona menunggu peron stasiun UI untuk tahun mendatang. Analisa ini
akan disesuaikan dengan pertumbuhan volume penumpang stasiun UI sehingga diperlukan estimasi
volume penumpang stasiun UI. Seluruh data volume penumpang dan luas area efektif zona
menunggu peron akan diolah untuk mendapatkan nilai kepadatan dan ruang peron stasiun UI. Dari
hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai ruang dan kepadatan dari peron sisi timur telah
memasuki tingkat pelayanan D pada tahun 2015. Untuk peron sisi barat masih dalan tingkat
pelayanan yang baik hingga tahun 2016 dimana memiliki nilai rata-rata B. Dari hasil analisa
operasional untuk umur pakai didapatkan bahwa zona menunggu peron sisi timur dari stasiun UI
hanya bisa menampung pertumbuhan volume penumpang hingga tahun 2023 karena pada tahun
2024 telah mamasuki tingkat pelayanan E dan zona menunggu peron sisi barat dapat menampung
pertambahan volume penumpang hingga tahun 2036.
Kata kunci :
Estimasi Volume Penumpang, Area Menunggu Efektif, Nilai Kepadatan, Nilai Ruang , Tingkat
Pelayanan.
ii
UNIVERSITY OF INDONESIA TRAIN STATION PLATFORM
CAPACITY ANALYSIS
ABSTRACT
Train station University of Indonesia is the gate of University of Indonesia Campus in
Depok for electricity train. The number of passenger who depart and arrive in this station increase
every year. This number shlould be followed by the increasing of the quality service of the station
infrastructure, which one of them is the platform. Platform has some zones which has its dimension
and should be developed by the increasing of passenger. So that, it is neccessary to do such an
operational analysis between the capacity of the platform and the passenger demand, especially on
the waiting zone platform. The operational analysis is being done at the east side platform which
passed by train to Jakarta and west side platform which passed by train to Bogor. This operational
analysis is being done to identify the value of space and densiry of the waiting zone platform and
also to determine the level of service of waiting zone platform in University of Indonesia station.
This analysis will follow the demand growth of the University of Indonesia station’s passenger so
that it will be neccessary to estimate the passenger demand. All the passenger demand and waiting
zone platform effective area’s data will be analyzed to identify the value of density and passenger
space. That analysis revealed that the value of density and space on the east side platform will be
worse than before because it already on level of service D on 2015. For the west side platform, the
value of level of service still B to the end of 2016. From the long term operational analysis it revealed
that the east side waiting zone platform will be no longer able to operate in 2024 because it will be
on level of service E and the west side waiting zone platform will be on level of service E on 2037.
Key Word :
Estimating Passenger Demand, Waiting Zone Effective Area, Density Value, Space Value, Level of
Service (LOS)
1
Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Stasiun kereta api Universitas Indonesia merupakan pintu gerbang masuk
ke kampus Universitas Indonesia bagi penumpang kereta api listrik. Di sini setiap
harinya naik/turun ratusan mahasiswa dan ratusan masyarakat lainnya yang tinggal
disekitar Universitas Indonesia. Ada juga penumpang yang turun di stasiun ini
untuk menyambung ke moda angkutan lainnya. Penumpang yang naik dan turun
dari stasiun Universitas Indonesia bervariasi walaupun cenderung didominasi oleh
mahasiswa. Penumpang dimana terdiri dari karyawan, dosen dan staf pengajar dari
Universitas Indonesia atau tamu/undangan Universitas Indonesia serta masyarakat
sekitar Universitas Indoensia dan kalangan lainnya.
Jumlah penumpang yang turun atau berangkat dari Universitas Indonesia
ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Apalagi dengan adanya kebijakan
penambahan jumlah mahasiswa baru Universitas Indonesia setiap tahun ajaran baru
dan juga pengembangan kawasan baru di sekitar Universitas Indonesia.
Pengembangan kawasan baru disekitar Universitas Indonesia yakni seperti
pembangunan apartemen, hotel dan rumah sakit. Pembangunan apartemen tersebut
ada yang langsung ditujukan untuk mahasiswa baru Universitas Indonesia.
Sedangkan pembangunan rumah sakit pendidikan memang sudah direncanakan
sejak dulu di Universitas Indonesia kawasan Depok. Oleh karena faktor-faktor ini
maka dapat diprediksi bahwa penumpang yang naik dan turun di stasiun Universitas
Indonesia akan semakin bertambah.
Penambahan jumlah penumpang tersebut harus disesuaikan dengan
peningkatan kualitas infrastruktur stasiun yang ada. Salah satu infrastruktur yang
penting di stasiun kereta api adalah peron atau platform. Peron pada setiap stasiun
kereta api memiliki daya tampung masing-masing sesuai dengan zona keperluan
dan dimensinya. Analisa ini perlu dilakukan karena belum pernah ada analisa
sebelumnya atau operational analysis terhadap daya tampung zona menunggu pada
peron stasiun UI.
2
Universitas Indonesia
Peron stasiun UI memang telah dibersihkan atau disterilisasi sejak
diberlakukannya sistem elektronik tiket pada akhir bulan Juni 2013. Pada akhir
bulan Juni 2013 tersebut seluruh kios yang berada dalam lingkungan stasiun UI
terutama dalam lingkungan peron dibebaskan dari lahan atau di gusur dari lahan
stasiun UI. Dengan adanya proses sterilisasi ini maka diharapkan daya tampung tiap
zona pada peron dapat ditingkatkan dan tingkat pelayanan peron juga meningkat.
Karena kawasan zona tertentu pada peron memiliki daya tampung
maksimum, maka harus disesuaikan antara dimensi zona tertentu pada peron
tersebut dengan permintaan atau permintaan penumpang yang ada. Karena itu perlu
adanya pengkajian antara daya tampung zona pada peron yang telah ada pada saat
ini di Universitas Indonesia dengan permintaan penumpang yang ada pada tahun
ini dan tahun yang akan datang dan seterusnya. Sehingga hal ini dapat
meningkatkan kenyamanan dan efesiensi ketika terjadinya naik dan turun
penumpang. Hal ini juga dapat mencegah terjadinya desak-desakan atau saling
dorong antar penumpang ketika turun dari kereta api atau ketika akan masuk kereta.
Kondisi peron di stasiun kereta api Universitas Indonesia sedang dalam masa
penataan dimana terdapat kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kondisi infrastruktur peron yang telah ada. Selain itu, jika dilihat dari jumlah
penumpang yang ada setiap harinya, nilainya cenderung terus bertambah dimana
terlihat dari padatnya penumpang di peron saat turun dari kereta api dimana
akhirnya membuat mereka harus berdesak-desakan dan terkadang saling dorong.
Maka berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai
berikut:
1. Berapakah nilai ruang dan kepadatan dari zona menunggu pada peron
stasiun UI untuk tahun 2014, 2015 dan 2016?
2. Bagaimanakah nilai tingkat pelayanan atau tingkat pelayanan dari zona
menunggu pada peron stasiun UI terhadap pertumbuhan permintaan pada
tahun 2014, 2015 dan 2016?
3. Bagaimanakah hasil analisa operasional zona menunggu pada peron stasiun
UI terhadap umur pakai maksimum dari zona menunggu peron stasiun UI?
3
Universitas Indonesia
Studi tentang Kapasitas Peron Stasiun Kereta Api Universitas Indonesia
dimaksudkan untuk menganalisa operasional peron, terutama daya tampung zona
menunggu peron yang telah ada dimana dianalisis hingga berapa lama dimensi atau
luas area dari zona menunggu tersebut dapat terus menampung permintaan
penumpang KAI. Sedangkan tujuannya adalah :
1. Menghitung nilai ruang dan kepadatan dari zona menunggu pada peron
stasiun UI untuk tahun 2014, 2015 dan 2016.
2. Menganalisa nilai tingkat pelayanan dari zona menunggu pada peron stasiun
UI terhadap pertumbuhan permintaan stasiun UI untuk tahun 2014, 2015
dan 2016.
3. Menganalisa umur pakai maksimum dari zona menunggu peron stasiun UI.
TEORI PENUNJANG
Prinsip Dasar Peron (Station Capacity Assessment Guidance: 2011)
Panjang peron
Panjang peron haruslah cukup untuk mengakomodasi kereta terpanjangyang
ada di stasiun ditambah jarak aman untuk antisipasi pemberhentian kereta
yang kurang akurat dimana panjangnya antara 2-5 meter tambahan.
Lebar peron
Lebar peron harus mencukupi bagi jumlah penumpang terbanyak yang ada
pada suatu waktu tertentu.
Peron tunggal dengan kecepatan kereta <165 km/jam
Lebar peron ini tidak kurang dari 2,5 meter.
Peron tunggal dengan kecepatan kereta >165 km/jam
Lebar peron ini tidak kurang dari 3 meter.
Peron tipe island dengan kecepatan kereta <165 km/jam
Lebar peron ini tidak kurang dari 4 meter.
Peron tipe island dengan kecepatan kereta >165 km/jam
Lebar peron ini tidak kurang dari 6 meter.
4
Universitas Indonesia
Kolom konstruksi Peron
Kolom konstruksi peron sebaiknya memiliki area bebas 2 meter dari ujung
peron.
Headroom
Hedroom memiliki jarak minimal 2,5 meter dari struktur dan petunjuk arah
peron dimana lebarnya minimum 2 meter dari ujung peron dari panjang total.
Garis Kuning
Lebar dari garis kuning minimal 1,5 meter untuk kereta dengan kecepatan 100
km/jam hingga 165 km/jam. Pada areal ini juga dibutuhkan papan peringatan
akan bahaya.
Lebar Peron sebagai Area Tunggu
Setiap zona pada peron harus sesuai minimal dengan lebar minimumnya
dimana lebar total dari peron adalah jumlah lebar keseluruhan zona A+B+C+D.
(Station Capacity Assessment Guidance: 2011)
Sumber: Station Capacity Assessment Guidance. Network Rail. London: 2011
Gambar 1 Tipe Zona pada Peron Stasiun Kereta
5
Universitas Indonesia
Lebar pada zona menunggu atau zona B harus cukup dalam
mengakomodasi seluruh penumpang yang ada pada jumlah penupang terbanyak di
jam sibuk dimana nilai ruang/keleluasaan sebaiknya 0,65 m2/orang sebagai
kepadatan minimum.
Terminologi Pejalan kaki pada Analisa Peron
Kepadatan Pejalan kaki
Nilai rata-rata dari jumlah orang per satuan unit area pada area berjalan atau
area mengantri dimana di lambangkan atau disebut dengan orang /m2.
Ruang Pejalan kaki
Area rata-rata yang digunakan oleh setiap pejalan kaki pada area berjalan atau
area mengantri dimana dilambangkan dengan m2/orang. Ruang pejalan kaki
merupakan kebalikan dari kepadatan pejalan kaki. Nilai standar dari ruang
pejalan kaki ini sangat dipengaruhi oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh
pejalan kaki yang dimaksud. Sebagai contoh, area yang diperlukan oleh
seseorang yang menggunakan kursi roda atau orang yang membawa tas atau
koper akan lebih besar dari pada orang yang hanya berdiri tanpa membawa
apapun.
Lebar dan Area Efektif
Merupakan area berjalan atau mengantri dari pejalan kaki baik lebarnya,
panjangnya serta luasannya yang dimana biasa digunakan oleh pejalan kaki.
Menentukan Lebar Efektif Jalur Pejalan kaki
Lebar efektif jalan untuk pejalan kaki adalah porsi jalan yang bisa
digunakan secara efektif oleh pejalan kaki. Beberapa benda infrastruktur dan hal
lainnya dapat mengurangi area dari jalan yang bisa digunakan oleh pejalan kaki
(Highway Capacity Manual 2010).
Shy ditance adalah jarak yang digunakan oleh pejalan kaki untuk
menghindari kecelakaan seperti menabrak pagar, menginjak rumput, jatuh ke
selokan atau sebagainya. Benda-benda yang mengganggu sepanjang jalur pejalan
kaki dapat berupa kolom atau tiang penyangga, pagar, pohon atau sebagainya.
6
Universitas Indonesia
Biasanya operasi dalam menganalisa dan mengevaluasi porsi dari jalan
bagi pejalan kaki ini menggunakan area dengan lebar tersempit karena pada sisi
inilah merupakan sisi paling kritis dimana debit dari pejalan kaki sangat ditentukan.
Analisa dari desain jalur pejalan kaki harus bisa mengidentifikasi berapa lebar
efektif minimum yang harusa dijaga sepanjang jalur pejalan kaki tersebut untuk
mencegah terjadinya antrian atau kemacetan pejalan kaki (Highway Capacity
Manual 2010).
Nilai Tingkat Pelayanan
United State Federal Highway Administration
Jenis tingkat pelayanan yang dipakai pada metoda ini adalah nilai tingkat
pelayanan pada area mengantri. Area mengantri adalah area yang didesain dimana
pejalan kaki bisa dengan nyaman untuk menunggu suatu akses atau kegiatan
tertentu untuk mengguanakan suatu fasilitas. Tabel dibawah ini merupakan kriteria
tingkat pelayanan dari United State Federal Highway Administration.
Tabel 1 Standar Nilai Tingkat pelayanan United State Federal Highway Administration
Sumber: Estimating Capacities for Pejalan kaki Walkways and Viewing Platforms : A Report to Parks Victoria
2002
Nilai tingkat pelayanan terendah yang di izinkah untuk area mengantri
adalah tingkat pelayanan D sehingga semua fasilitas dimana terdapat area
mengantri maka harus dideasin sedemikian rupa sehingga area minimum per
pejalan kakinya adalah sesuai dengan tingkat pelayanan D.
7
Universitas Indonesia
Highway Capacity Manual 2000 (HCM 2000)
Pada nilai tingkat pelayanan mengantri ini, pejalan kaki diibaratkan sedang
berdiri dan menunggu secara temporary pada suatu area yang ada. Pada keadaan
menunggu atau mengantri yang sangat ramai, akan hanya ada sedikit ruangan untuk
bergerak dengan keterbatasan sirkulasi dimana ditandai dengan mengecilnya niai
ruang yang ada per orang.
Tabel 2 Standar Nilai Tingkat pelayanan Highway Capacity Manual 2000
Sumber: Highway Capacity Manual 2000 Chapter 18
Transit Capacity and Quality of Service Manual
Untuk kasus area mengantri dan area menunggu, standar utama untuk
mendefinisikan nilai tingkat pelayanannya adalah sesuai dengan ruang rata-rata
yang tersediapada setiap orang. Nilai tingkat pelayanan dari area mengantri dan
area menunggu dikembangkan berdasarkan nilai ruang rata-rata dari pejalan kaki,
kenyamanan perorangan dan derajat dari mobilitas internal. Nilai tingkat pelayanan
digambarkan oleh nilai area rata-rata per orang dan ruang rata-rata interpersonal.
Tabel 3 Standar Nilai Tingkat pelayanan Transit Capacity and Quality of Service Manual
Sumber: Transit Capacity and Quality of Service Manual 2nd Edition
8
Universitas Indonesia
Nilai tingkat pelayanan pada area menunggu seperti menunggu ada peron
stasiun kereta api, adalah suatu fungsi dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk
menunggu, jumlah orang yang menunggu dan tingkat kebutuhan akan kenyamanan.
Sebagai contoh, para pelaju akan bersedia untuk menerima kepadatan dan
keramaian dengan level tinggi atau dengan waktu yang lama dibandingkan dengan
pejalan tipe rekreasi atau pejalan jauh antarkota (Transit Capacity and Quality of
Service Manual 2nd Edition).
METODE PENELITIAN
Alur kegiatan dari skripsi ini dibagi menjadi dua yaitu tahap pengumpulan
data dan survey serta tahap pengolahan dan analisis data. Bagan berikut merupakan
alur penelitian secara keseluruhan.
Gambar 2 Diagram Alur Kegiatan Penelitian Secara Keseluruhan
9
Universitas Indonesia
Tahap pengumpulan data:
1. Melakukan pengurusan perizinan serta segala administrasi yang diperlukan
untuk melakukan pengumpulan data dan survey di stasiun KA UI.
2. Melakukan pengumpulan data berupa data denah stasiun KA UI, data
volume penumpang tiga tahun terakhir dan data sebaran bulanan dan harian
dari salah satu tahun sampel.
3. Melakukan survey untuk memastikan waktu sibuk stasiun UI.
4. Analisa Rentang Jam Sibuk dan Persiapan Survey Perhitungan Volume
Penumpang st UI
5. Melakukan survey perhitungan volume penumpang stasiun UI di peron sisi
timur dan sisi barat.
Tahap pengolahan dan analisis data:
1. Melakukan prediksi dan estimasi jumlah penumpang stasiun UI untuk tahun
2014, 2015 dan 2016 dengan metode linear.
.Menganalisa persebaran dan persentase dari prediksi dan estimasi
penumpang kereta api yang telah dilakukan kedalam hitungan bulanan dan
harian.
2. Menentukan Bobot Variabel Waktu dari analisa bulanan, mingguan,
3. Menentukan volume maksimum dari penumpang kereta api stasiun
Universitas Indonesia untuk peron sisi timur dan peron sisi barat untuk
tahun 2014, 2015 dan 2016.
4. Menggambarkan dimensi peron stasiun UI secara keseluruhan sesuai hasil
survey.
5. Menentukan luas area efektif zona menunggu peron stasiun.
6. Menentukan nilai kepadatan dan nilai ruang dari zona menunggu peron
kereta api stasiun Universitas Indonesia untuk tahun 2014, 2015 dan 2016.
7. Menentukan nilai tingkat pelayanan dari peron stasiun Universitas
Indonesia untuk tahun 2014, 2015 dan 2016.
10
Universitas Indonesia
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Nilai Prediksi Volume Penumpang Stasiun UI
Prediksi volume penumpang stasiun UI untuk masa depan dilakukan
dengan metoda regresi linear ditambah dengan faktor kalibrasi agar hasil estimasi
diharapkan lebih mendekati nilai volume yang sebenarnya. Regresi linear dilakukan
terhadap data tahun 2011, 2012 dan 2013 yang telah didapat sebelumnya. Dari data
tersebut didapatkanlah grafik linear dengan microsoft excel dengan persamaan:
𝒚 = 𝟒𝟕𝟎. 𝟑𝟏𝟐𝒙 + 𝟏𝟎𝟔
Tabel 4 Volume Estimasi Hasil Fungsi Linier
Tahun a b Volume
Linear (a+b)
2011 470.312 1.000.000 1.470.312
2012 940.624 1.000.000 1.940.624
2013 1.410.936 1.000.000 2.410.936
2014 1.881.248 1.000.000 2.881.248
2015 2.351.560 1.000.000 3.351.560
2016 2.821.872 1.000.000 3.821.872
Dari fungsi linerar didapatkanlah nilai estimasi volume penumpang stasiun
UI untuk 3 tahun kedepan dimulai dari tahun 2014. Nantinya nilai ini merupupakan
input utama dalam menentukan volume penumpang boarding maksimum untuk
setiap peron.
Bobot Variabel Waktu
Bobot Variabel Waktu yang dimaksud pada penelitian ini adalah
persentase bobot nilai untuk setiap jenis bulan, minggu dan hari pada kondisi
dengan volume terbanyak atau paling maksimum. Nilai persentase dari bobot
variabel waktu ini bertujuan untuk mengetahui volume maksimum pada setiap
bulan, minggu, hari dan jam sibuk pada tahun prediksiVolume Penumpang
Maksimum
Nilai dari volume penumpang menunggu maksimum untuk setiap
kedatangan kereta dapat ditelusuri melalui kombinasi dari seluruh Bobot Variabel
11
Universitas Indonesia
Waktu yang ada. Berikut ini merupakan tabel ringkasan Bobot Variabel Waktu
penumpang stasiun UI.
Tabel 5 Nilai Volume Maksimum Penumpang
Tahun
Rencana
Tahunan
(1)
Bulanan
(9,85%)
Mingguan
(23,62%)
2014 2.881.248 283.803 67.034
2015 3.351.560 330.129 77.976
2016 3.821.872 376.454 88.919
Tabel 6 Nilai Volume Maksimum Penumpang untuk Hari Sibuk
Tahun
rencana
Harian
Senin
(16,22%)
Selasa
(15,84%)
Jumat
(16,67%)
2014 10.873 10.618 11.175
2015 12.648 12.351 12.999
2016 14.423 14.085 14.823
Dari kesimpulan tabel Bobot Variabel Waktu tersebut dapat dilihat nilai
volume prediksi penumpang untuk harian pada setiap tahun rencana. Nilai harian
hasil prediksi ini mendekati nilai harian dari hasil survey sebelumnya sehingga
dapat dikatan bahwa nilai prediksi ini dapat mewakili nilai harian untuk tahun
rencana yang akan datang.
Tabel 7 Estimasi Nilai Volume Penumpang Menunggu Maksimum
Tahun
Persentase
Kenaikan
Penumpang
Volume Penumpang
Peron Sisi Timur Peron Sisi Barat
2014 0% 321 182
2015 16,323% 373 212
2016 32,646% 426 241
12
Universitas Indonesia
Pengolahan Data Luas Area Efektif Peron UI
Zona Garis Kuning
Lebar daari garis kuning minimal 1,5 meter untuk kereta dengan kecepatan
100 km/jam hingga 165 km/jam. Pada areal ini juga dibutuhkan papan peringatan
akan bahaya. Untuk stasiun UI lebar rata-rata dari zona garis kuning adalah 75 cm.
Zona Tunggu atau Waiting Zone
Lebar pada zona menunggu harus cukup dalam mengakomodasi seluruh
penumpang yang ada pada jumlah penupang terbanyak di jam sibuk dimana nilai
ruang/keleluasaan sebaiknya 0,65m2/orang sebagai kepadatan minimum. Untuk
rata-rata lebar zona menunggu dari stasiun UI adalah 125 cm. Lebar ini merupakan
lebar area tunggu berdiri dan tidak termasuk luas area menunggu berupa kursi yag
terdapat di peron.
Zona Berjalan atau Circulation Zone
Zona ini merupakan zona tempat terjadinya sirkulasi perjalanan oleh
penumpang stasiun kereta. Sirkulasi perjalanan terjadi antara penumpang yang
masuk ke area peron menuju zona menunggu dan penumpang yang akan keluar
peron setelah turun dari kereta. Lebar rata-rata dari zona berjalan di stasiun UI
adalah 120 cm.
Zona Aktivitas Stasiun atau Activity Zone
Zona aktivitas dari stasiun adalah zona dimana terjadi aktivitas lain dari
stasiun seperti cafe, kantin atau aktivitas lainnya di luar aktivitas menunggu kereta.
Untuk seluruh stasiun kereta Commuterline di Jabodetabek, zona aktivitas ini telah
dihapuskan sehingga lebarnya tidak ada atau = 0 cm. Hal ini untuk mendukung
fungsi utama peron stasiun Commuterline di Jabodetabek sebagai tempat menunggu
keberangkatan dan kedatangan kereta.
Ukuran dan Luas Area Tunggu Penumpang Efektif
Ukuran lebar efektif rata-rata dari zona menunggu stasiun UI adalah 1,25
m dimana nantinya harus dikurangi 25 cm sebagai shy distance atau buffer area.
13
Universitas Indonesia
oleh karena zona garis kuning juga sering digunakan sebagai zona menunggu oleh
penumpang stasiun UI maka nantinya akan ada 2 analisa area menunggu pada
penelitian ini. Luas area 1 merupakan luas area zona menunggu efektif, yaitu
sebesar 1 meter. Untuk luas area 2 adalah gabungan dari zona menunggu dan zona
garis kuning dimana lebarnya adalah 2 meter dan dikurangi 2 x 0,25 untuk setiap
sisi sebagai shy distance atau buffer zone sehingga lebar efektifnya menjadi 1,5 m.
Gambar 3 Lebar Masing-masing Zona Pada Peron Stasiun UI
Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa luas area 1 adalah 165 meter dan
luas area 2 adalah 247,5 meter. Panjang peron stasiun UI eksisting yang adal
sebenarnya adalah 185 meter. Akan tetapi terdapat 20 meter peron yang merupakan
dead area, dimana artinya tidak ada orang yang mengantri atau menunggu pada
area tersebut. Dead area ini biasanya terdapat pada bagian paling belakang gerbong
kereta karena posisi berhenti kereta yang selalu maju ke arah paling depan masing-
masing peron sesuai arah tujuan keberangkatan kereta (Bogor atau Jakarta).
Tabel 8 Ukuran Lebar dan Luas Area Efektif Peron Stasiun UI
Peron Panjang (meter) Lebar 1 (meter) Lebar 2 (meter) Luas 1 (m2) Luas 2 (m2)
Sisi Barat 165,00 1,00 1,50 165 247,5
Sisi Timur 165,00 1,00 1,50 165 247,5
14
Universitas Indonesia
Gambar 4 Sketsa Situasi Panjang Efektif dari Peron sisi Timur
Kepadatan Maksimum Peron
Kepadatan penumpang merupakan nilai rata-rata dari jumlah orang per
satuan unit area pada area berjalan atau area mengantri dimana di lambangkan atau
disebut dengan orang /m2. Berikut ini merupakan nilai kepadatan dari penumpang
di peron stasiun UI pada volume maksimum hasil estimasi sebelumnya.
Tabel 9 Nilai Kepadatan Peron Menggunakan Luas Area 1
Tahun
Volume Peron
(orang)
Nilai Kepadatan
(orang/m2)
Sisi
Timur
Sisi
Barat
Sisi
Timur Sisi Barat
2014 321 182 1,95 1,10
2015 373 212 2,26 1,28
2016 426 241 2,58 1,46
Tabel 10 Nilai Kepadatan Peron Menggunakan Luas Area 2
Tahun
Volume Peron
(orang)
Nilai Kepadatan
(orang/m2)
Sisi
Timur
Sisi
Barat
Sisi
Timur Sisi Barat
2014 321 182 1,30 0,74
2015 373 212 1,51 0,86
2016 426 241 1,72 0,98
15
Universitas Indonesia
Luas area 1 merupakan luas area zona menunggu efektif, dimana lebarnya
sebesar 1 meter. Untuk luas area 2 adalah gabungan dari zona menunggu dan zona
garis kuning dimana lebarnya adalah 2 meter dan dikurangi 2 x 0,25 untuk setiap
sisi sebagai shy distance atau buffer zone sehingga lebar efektifnya menjadi 1,5 m.
Luas area 1 adalah 165 meter dan luas area 2 adalah 247,5 meter.
Nilai kepadatan tersebut didapatkan dari hasil pembagian antara jumlah
volume maksimum penumpang menunggu pada stasiun UI dengan luas area 1 atau
luas area 2. Oleh karena penumpang stasiun UI cenderung menggunakan zona garis
kuning sebagai tempat menunggu, maka nilai kepadatan yang paling
menggambarkan kondisi dari stasiun UI adalah nilai kepadatan pada luas area 2.
Dari tabel dapat diliha bahwa kepadatan peron stasiun UI tidak sampai 2
orang/m2. Sehingga dengan nilai kepadatan tersebut, peron UI masih dapat
tergolong nyaman dengan mobilitas perorangan yang masih bisa bergerak dan
cukup nyaman dari segi jarak antar penumpang yang menunggu. Dapat disimpulkan
bahwa kepadatan peron stasiun UI masih dapat dikategorikan nyaman sampai
dengan tahun 2016 untuk kedua arah peron, Bogor dan Manggarai.
Nilai Ruang Peron
Area rata-rata yang digunakan oleh setiap pejalan kaki pada area berjalan
atau area mengantri dapat dilambangkan dengan m2/orang. Ruang pejalan kaki
merupakan kebalikan dari kepadatan pejalan kaki. Nilai standar dari ruang pejalan
kaki ini sangat dipengaruhi oleh jenis aktivitas yang dilakukan oleh pejalan kaki
yang dimaksud. Sebagai contoh, area yang diperlukan oleh seseorang yang
menggunakan kursi roda atau orang yang membawa tas atau koper akan lebih besar
dari pada orang yang hanya berdiri tanpa membawa apapun.
Tabel 11 Nilai Ruang Peron Menggunakan Luas Area 1
Tahun Volume Peron (orang) Nilai Ruang (m2/orang)
Sisi Timur Sisi Barat Sisi Timur Sisi Barat
2014 321 182 0,51 0,91
2015 373 212 0,44 0,78
2016 426 241 0,39 0,68
16
Universitas Indonesia
Tabel 12 Nilai Ruang Peron Menggunakan Luas Area 2
Tahun Volume Peron (orang) Nilai Ruang (m2/orang)
Sisi Timur Sisi Barat Sisi Timur Sisi Barat
2014 321 182 0,77 1,36
2015 373 212 0,66 1,17
2016 426 241 0,58 1,03
Ukuran dimensi badan yang dianjurkan sebagai standar ukuran badan bagi
pejalan kaki adalah (50x60) cm2 untuk posisi berdiri atau sekitar 0,3 m2. Akan tetapi
jika penumpang tersebut membawa barang dengan ukuran sedang hingga besar
maka nilai ruang minimal yang dianjurkan adalah 0,65 m2/orang. Seperti nilai
kepadatan sebelumnya, untuk nilai ruang peron stasiun UI yang akan dipakai dalan
kajian peron stasiun UI ini adalah hasil pengolahan menggunakan luas area 2.
Dari hasil analisa ruang penumpang stasiun UI masih didapatkan hasil
lebih besar dari 0,3 m2/orang. Dengan nilai tersebut maka peron stasiun UI
dianggap masih bisa menampung penumpang boarding yang sedang menunggu
kedatangan kereta, terutama penumpang tipe pelaju. Akan tetapi untuk penumpang
tipe pembawa barang ukuran besar mungkin harus merasa kurang nyaman dengan
nilai ruang pada tahun 2015 dan 2016 dimana sudah lebih kecil dari 0,65 m2/orang.
Sehingga tidak disarankan bagi penumpang tipe ini untuk menggunakan kereta
pada jam sibuk pagi pada peron sisi timur. Tetapi penumpang tipe pembawa barang
ukuran besar tersebut masih bisa menggunakan kereta pada jam sibuk sore diamana
pada hasil pengamatan survey sebelumnya penumpang tipe ini memang banyak
ditemukan pada hari Jumat ketika jam sibuk sore.
Analisa Tingkat pelayanan Stasiun UI
Nilai tingkat pelayanan minimum yang harus dipenuhi oleh setiap peron
untuk nilai ruang penumpang pada peron tersebut haruslah tingkat pelayanan D.
Hal ini disebabkan oleh asumsi dimensi tubuh manusia dengan ukuran minimum
0,28m2/orang dimana dijadikan 0,3 m2/orang untuk alasan kenyamanan depan dan
belakang tubuh manusia. Penelitian ini menggunakan 3 macam standar tingkat
pelayanan untuk kajian ruang dan gambaran kenyamanan dari peron stasiun UI.
17
Universitas Indonesia
Standar tingkat pelayanan yang digunakan adalah standar menurut HCM (Higway
Capacity Manual) 2000, TCQSM (Transit Capacity and Quality of Service
Manual) dan United State Federal Highway Administration (USFHA).
Nilai tingkat pelayanan dari zona menunggu pada peron stasiun UI
terhadap pertumbuhan permintaan stasiun UI untuk tahun 2014, 2015 dan 2016
berdasarkan beberapa standar yang ada adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Nilai Tingkat Pelayanan (level of service) dari Zona Menunggu Peron Stasiun
Universitas Indonesia
Tahun
LOS HCM
2000 LOS TCQSM LOS USFHA
Sisi
Timur
Sisi
Barat
Sisi
Timur
Sisi
Barat
Sisi
Timur
Sisi
Barat
2014 C A C A C A
2015 C B D B C B
2016 D B D B D B
1.2 Kajian Operasional Tingkat Pelayanan Peron Stasiun UI
Dari pengolahan data hasil prediksi volume maksimum penumpang yang
menuggu kereta pada jam sibuk, didapatkan persentase kenaikan penumpang untuk
setiap jam sibuk pada tahun yang akan datang. Dari persentase ini didapatkan
volume maksimum penumpang menunggu di peron stasiun UI dimana dapat
dijadikan data primer untuk mencari tahu ruang atau kepadatan dari peron tersebut
sejalan dengan pertambahan permintaan penumpang yang ada.
18
Universitas Indonesia
Gambar 5 Grafik Hubungan Antara Pertumbuhan Permintaan Stasiun UI dengan Nilai Ruang
Penumpang (m2/orang)
Dari pengolahan data terhadap prediksi permintaan maksimum
penumpang yang menunggu di peron stasiun UI hingga 2040 didapatkan bahwa
mulai tahun 2024 atau 10 tahun lagi dari 2014, nilai tingkat pelayanan dari peron
sisi timur telah merosot menjadi tingkat pelayanan E. Hal ini diakibatkan nilai ruang
peron sisi timur yang 0,3 m2/orang hingga akhir 2023 dimana merosot menjadi 0,28
m2/orang pada tahun 2024. Untuk peron sisi barat nilai tingkat pelayanan baru akan
merosot menjadi tingkat pelayanan E pada tahun 2036 atau sekitar 22 tahun lagi
dari tahun 2014.
19
Universitas Indonesia
Nilai tingkat pelayanan ini akan terus turun seiring bertambahnya
permintaan penumpang stasiun UI dan akan lebih memburuk jika tidak ada
antisipasi berupa peningkatan infrastruktur dan peningkatan sistem serta pelayan
oleh stasiun UI khususnya dan PT KAI DAOP 1 umumnya. Berikut merupakan
beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan oleh pihak stasiun UI atau PT KAI
DAOP 1 untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai tingkat pelayanan dari
peron stasiun UI:
Menambah ukuran lebar area menunggu dan area garis kuning pada kedua
peron stasiun UI.
Menambah jumlah gerbong untuk setiap rangkaian kereta yang beroperasi
dimana juga disesuaikan dengan panjang stasiun yang ada pada rute kereta
tersebut.
Memperpendek atau mempertahankan headway efektif yang ada untuk setiap
kedatangan kereta.
DAFTAR PUSTAKA
Grava, Sigurd. 2004. Urban Transportation System Choice for Communities
Chapter 2 Walking. McGraw Hill
Highway Capacity Manual 2000 Chapter 18
Highway Capacity Manual 2010 Chapter 23
Itami, Robert M. 2002. Estimating Capacities for Pejalan kaki Walkways and
Viewing Platforms : A Report to Parks Victoria. Brunswick:
GeoDimensions Pty Ltd..
National Transportation Library US. Calculating Pejalan kaki Based RITA
Method. Style Sheet. http://ntl.bts.gov/DOCS/11877/Chapter_8.html.
28 Mei 2014. 20:00 WIB
Station Capacity Assessment Guidance. 2011. London: Network Rail.
Transit Capacity and Quality of Service Manual 1st Edition
Transit Capacity and Quality of Service Manual 2nd Edition
20
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1: Denah Stasiun UI
21
Universitas Indonesia
Lampiran 2: Detail Denah Stasiun UI
top related