jurusan perbankan syariahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30537/1/kahfi... ·...
Post on 15-May-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
(Studi Komparatif PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensinal)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S,E,Sy)
Oleh:
KAHFI ADITYA RAMADHAN
NIM. 1110046100097
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT/EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
(Studi Komparatif PT.Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensional)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Kahfi Aditya Ramadhan
NIM : 1110046100097
Pembimbing
Ahmad Chairul Hadi,S.Ag,M.A
NIP: 197205312007101002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT/EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH & HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Komparatif PT. Bank Syariah Mandiri dan
Bank Asing Konvensional)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Selasa, tanggal 30 Juni 2015. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, Juli 2015
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Dr. Asep Saepudin Jahar, MA
NIP. 196912161996031001
Panitia Ujian:
Ketua : AM. Hasan Ali, M.A. (.......................................)
NIP. 197512012005011005
Sekretaris : H. Abdurrauf Lc, M.A (.......................................)
NIP. 197312152005011002
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi,S.Ag,M.A (.......................................)
NIP. 197205312007101002
Penguji I : Dr.H.Supriyadi Ahmad, M.A. (.......................................)
NIP. 195811281994031001
Penguji II : Sofyan Rizal, S.E.,M.Si (.......................................)
NIP. 197604302011011002
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Kahfi Aditya Ramadhan
NIM : 1110046100097
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Maret 1993
Prodi/Konsentrasi : Muamalat/Perbankan Syariah
Alamat : Jl. Gelatik Atas No.50 Rt/Rw 010/009, Tangerang
Selatan
Nomor HP : 085693203372
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaraatan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Tangerang Selatan, 17 Juni 2015
Yang menyatakan.
Kahfi Aditya Ramadhan
v
ABSTRAK
Kahfi Aditya Ramadhan NIM 111004610097. IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Komparatif PT. Bank
Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensional). Strata satu (S1), Pada
konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1436 H/2015 M. xiv, 75 halaman, 6 lampiran.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui model dan kategori PT. Bank Syariah
Mandiri dan Bank Asing Konvensional dalam melaksanakan CSR serta tahapan-
tahapannya dalam implementasi kegiatan, dan menganalisis tentang kegiatan CSR
dengan SWOT. Sehingga dapat diketahui perbedaan kegiatan CSR yang terdapat
diantara kedua Bank tersebut dan diharapkan bisa melakukan inovasi-inovasi
dalam melaksanakankegiatan CSR. Jenis peneliian ini adalah kualitatif yang
sumber datanya adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung
dengan melakukan wawancara terhadap Bank terkait yaitu, Bank Syariah Mandiri
dan Bank Asing Konvensional. Sedangkan data sekunder didapat melalui website
milik Bank, website serta jurnal yang membahas tentang CSR, dokumen-
dokumen terkait.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara Bank
Syariah Mandiri dengan Bank Asing Konvensional dalam melaksanakan kegiatan
CSR. Dari berbagai fasilitas, program dan strategi Bank Syariah Mandiri sedikit
lebih unggul dari Bank Asing Konvensional tapi Bank Asing konvensional juga
diapresiasi atas kegiatan CSR yang dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomi
indonesia. Selain itu diantara kedua Bank terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan serta terdapat beberapa peluang dan ancaman yang masing-masing
bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiataan CSR. Kelebihan yang
terdapat pada PT. Bank Syariah Mandiri ialah Sumber dana yang mendukung
Mempunyai cabang yang tersebar di wilayah Indonesia, Bekerjasama dengan
mitra yang berpengalaman dan Pilihan program yang beragam. Kelemahan yang
terdapat pada PT. Bank Syariah Mandiri ialah Sumberdaya manusia didalam
kegiatan CSR yang terbatas dan Sulit melibatkan komunitas dalam pelaksanaan
kegiatan CSR. Kelebihan yang terdapat pada Bank Asing Konvensional ialah
Sumber daya manusia yang mencukupi, Hubungan erat antar karyawan dan
Administrasi yang terorganisir. Serta kelemahan yang terdapat pada Bank Asing
Konvensional ialah Belum banyak diketahui masyarkat luas, Sumber dana yang
terbatas, Program yang terbatas dan Belum ada alat ukur menilai keberhasilan
CSR.
Kata Kunci : Implementasi, Corporate Social Reponsibility (CSR), Bank
Syariah Mandiri, Bank Asing Konvensional
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi,S.Ag,M.A
Daftar Pustaka : Tahun 1990 s.d 2013
vi
KATA PENGANTAR
Alhamduliilah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan nikmat, karunia, dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Banyak pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak
Abdurrauf Lc, MA, selaku sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam).
3. Bapak Ahmad Chairul Hadi,S.Ag,M.A, dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktu mencurahkan segala perhatian untuk
memberikan arahan dan masukan yang berharga bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dengan ikhlas dan baik memberikan ilmunya kepada penulis selama
masa kuliah. Serta Staff karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
dan Perpustakaan Utama.
vii
5. Kepada kedua orang tua, Ayahanda Supriyatna Hadisaputra dan Ibunda
Suryati terimkasih telah mendidik, mengajarkan dan membimbing sejak kecil
serta dukungan moril maupun materil. Dan Adik tercinta Karin yang selalu
memberikan semangat dikala penulis sedang jenuh.
6. Kepada Bagian Brand Development Officer (Corporate Secretary Group),
Bapak Doni Indra, yang telah memfasilitasi saya dalam mengadakan
wawancara di Bank Syariah Mandiri. Dan Ibu Dyah Pramesti Shinta Dewi
selaku Head of Corporate Relation Unit Bank Konvensional Asing yang
bersedia untuk di wawancara.
7. Sahabat-sahabat OC Dian, Ayu, Atul, Cipa, Zaid, Toto, Rizal, Mahbub, Ardi,
Badzar yang telah memberikan desakan dan semangat agar cepat lulus.
8. Teman–teman Pramuka SAA Darwis, Bani, Sarah, Iyoh, Asep, Wahyu, Rizal,
Omar. yang telah memberikan pengalaman selama berada di Alam.
9. Sahabat-sahabat DPR (Dibawah Pohon Rindang) Bijay, Uthe, Azis, Rojak,
willy, Dio, Temi, Hakim, Sinyo, Bams, Bebsy, Daus, Zada, Faqih, Rahman
yang tiada hari tanpa tertawa, bercanda dan membully.
10. Para anggota Fandom S2i Bang Bie, Abay, Sandy, Alphy, Eka dkk yang selalu
meramaikan forum selama ini, dan Anggota Kangen Fc, Fredy, Adri, Hizkia,
Teddy, Ramadhan, Pitoy, Gusto, Rizky, Cacu, Fen, Dicky, Daru, Fendy,
Danu, Randi, Rere, Ryan, Dika, Dana, Robi, Wira yang selalu meluangkan
waktunya setiap sabtu untuk futsal dan minggu untuk karaoke.
viii
11. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2010 B yang berjuang bersama
selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan teman-teman
KKN Kompak yang telah berjuang bersama selama KKN di Desa Cigudeg.
Tangerang Selatan, 17 Juni 2015
Kahfi Aditya Ramadhan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8
E. Review Studi Terdahulu. ............................................................. 9
F. Tehnik Penulisan Skripsi. ............................................................ 11
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG CSR
A. Konsep Dasar Corporate Social Responsibility (CSR) ............... 13
1. Definisi ................................................................................. 13
2. Sejarah .................................................................................. 16
B. Model dan Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility ............................................................................... 20
1. Pengertian Model ................................................................. 20
x
2. Pengertian Kategori .............................................................. 20
3. Model Implementasi ............................................................. 21
4. Kategori Perusahaan Menurut Implementasi ....................... 22
C. Tahapan Implementasi Corporate Social Responsibility ............ 23
1. Perencanaan .......................................................................... 23
2. Implementasi ........................................................................ 30
3. Evaluasi ................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................. 33
B. Jenis Penelitian ............................................................................ 33
C. Sumber Data Penelitian ............................................................... 34
1. Data Primer ........................................................................... 34
2. Data Sekunder ...................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 35
1. Studi pustaka (library research) ........................................... 35
2. Studi lapangan ...................................................................... 35
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 36
F. Subjek Objek Penelitian .............................................................. 37
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profile Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensional .... 38
1. Profile Bank Syariah Mandiri ............................................... 38
a. Visi dan Misi ................................................................. 40
b. Program CSR (Corporate Social Responsibility) .......... 40
2. Gambaran Umum Bank Asing Konvensional ...................... 42
a. Visi dan Misi ............................................. 42
b. Program CSR (Corporate Social Responsibility) .......... 43
xi
B. Model dan Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility .............................................................................. 45
1. Model Implementasi Corporate Social Responsibility ........ 45
2. Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility ........................................................................ 46
C. Tahapan Implementasi Corporate Social Responsibility ............ 47
1. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Corporate Social
Reponsibility Bank Syariah Mandiri ..................................... 47
2. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Corporate Social
Reponsibility Bank Asing Konvensional .............................. 53
3. Perbedaan Implementasi antara Bank Syariah Mandiri dengan
Bank Asing Konvensional .................................................... 57
D. Analisis SWOT Terhadap Implementasi program Corporate Social
Responsibility (CSR) ................................................................... 60
1. Analisis SWOT Implementasi program Corporate Social
Responsibility (CSR) Bank Syariah Mandiri ........................ 61
2. Analisis SWOT Implementasi program Corporate Social
Responsibility (CSR) Bank Asing Konvensional ................. 64
3. Matrix SWOT Implementasi implementasi Corporate Social
responsibility (CSR) Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional ........................................................................ 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 72
B. Saran ............................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 74
LAMPIRAN- LAMPIRAN ............................................................................... 77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ....................................................................................................... 77
Lampiran 2 ....................................................................................................... 78
Lampiran 3 ....................................................................................................... 79
Lampiran 4 ....................................................................................................... 82
Lampiran 5 ....................................................................................................... 84
Lampiran 6 ....................................................................................................... 88
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Penyaluran Dana CSR Bank Syariah Mandiri .................... 52
Tabel 4.2 Tabel Penyaluran Dana CSR Bank Asing Konvensional ............. 57
Tabel 4.3 Tabel Perbedaan Kegiatan Corporate Social Responsibility ........ 58
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tripel bottom line ..................................................................... 56
Gambar 2.2 Gradasi Perencanaan CSR ........................................................ 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan hidup merupakan suatu tujuan yang selalu ingin dicapai
oleh setiap individu tersebut. Mereka tidak akan sejahtera jika keadaan mereka
berstatus miskin. Oleh karena itu kemiskinan harus dihapuskan, karena
merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan. Berdasarkan Perpres Nomor 7
Tahun 2005 tentang RPJMN, kemiskinan terjadi ketika seseorang atau
sekelompok orang, baik laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang
bermartabat.1
Jika kita kaitkan dengan masalah kemiskinan yang sudah ada sejak
jaman dahulu dan diperparah dengan krisis ekonomi yang terjadi dinegara
berkembang seperti Indonesia beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini pun
kemiskinan tersebut masih membayang-bayangi perekonomian Indonesia.
Masalah ini terus berlanjut dan berkembang sehingga menjadi fokus utama
pemerintah. Kemiskinan terjadi karena ada penyebabnya meskipun pada
dasarnya kemiskinan terjadi karena terjadinya kelangkaan alat kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan sudah menjadi masalah yang bisa dibilang sudah mendarah
daging di Indonesia. Banyak program yang telah dibuat oleh pemerintah untuk
1 Anonim, “Pemberdayaan” artikel diakses pada 20 Juli 2014 dari https://acriski.word
press.com /category/pemberdayaan/
2
mengentaskan masalah tersebut, tetapi hasilnya masih jauh dari memuaskan
atau bisa dibilang jauh dari sasaran, karena program tersebut tidak terorganisir
dengan baik sehingga menyebabkan ketidakmerataan.
Data yang dikeluarkan BPS (Badan Pusat Statistik) Pada bulan
September 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan sebesar Rp.312.328 ) di
Indonesia mencapai 2,77 miliar orang (10,96 persen).2
Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan dan kritik bahwa globalisasi
hanya menguntungkan para kaum pemegang modal saja. Kekuasaan dan
penguasan terhadap sumber daya alam serta kekayaan lainnya berada ditangan
perusahaan besar. Sehingga, negara tersebut dapat kehilangan kedaulatan atas
sumber daya alam yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh warga negara
untuk mencapai kemakmuran.
Menurut David C. Korten dalam bukunya yang berjudul When
Corporations Rule the World “Dunia bisnis, selama setengah abad terakhir,
telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa diatas planet ini. Institusi
yang dominan di masyarakat maupun harus mengambil tanggung jawab untuk
kepentingan bersama. Setiap keputusan yang dibuat, Setiap tindakan yang
diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut3”
Untuk itu perlu adanya hubungan baik antara lingkungan sosial dengan
lingkungan alam disekitar aktivitas perusahaan, memunculkan sebuah konsep
2 Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan Di Indonesia” artikel diakses pada 20 Juli
2014 dari http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan14.pdf.
3 David C.Korten, When Corporate Rule the World, dalam Teguh Sri Pambudi, CSR:
Sebuah Keharusan dalam Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (PUSENSOS) Departemen
Sosial RI, (Jakarta: La Tofi Enterprise, 2005), h.15.
3
yang dinamakan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social
Responsibility (CSR). CSR meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap
karyawannya, pemerintah, lingkungan dan masyarakat sekitar, khususnya
dalam mensejahterakan komunitas dikawasan usaha. Tentu saja, dalam
melaksanakan CSR perusahaan juga harus berkerjasama dengan pihak lain
seperti pemerintah, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan
masyarakat luas.
Pada awalnya Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
bermula di Amerika Serikat, yaitu pada zaman permulaan perkembangan
perusahaan besar di akhir abad ke-19. Saat itu perusahaan besar
menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh
dan perilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. hal ini menyebabkan
protes masyarakat dan sebagai akibatnya pemerintah melakukan perubahan
peraturan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut. Fase ke dua evolusi
tanggung jawab sosial perusahaan tercetus pada tahun 1930 an, yang diikuti
gelombang resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan
pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia
berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh
terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan
pekerjannya. Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang
tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya.4
Hal inilah yang menjadi awal mula CSR. Di Indonesia, istilah CSR
semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan
4 Sadono Sukirno, Wan Sabri Husin, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta : Prenada Media,
2004), h.352.
4
sebenarnya telah lama melakukan Corporate Social Activity (CSA) atau
“aktivitas sosial perusahaan”. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR,
secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk
“peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan
lingkungan.
Menurut Natufe dengan mengutip definisi dari WBCSD (World
Business Council for Sustatainable Development) menyebut tanggung jawab
sosial korporat (CSR) sebagai komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk
berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi
sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta
komunitas lokal dan masyarakat secarah keseluruhan. Pilar dasar dari definisi
yang dikutip natufe tersebut mencakup (a) mendorong kesejahteraan ekonomi,
(b) perbaikan lingkungan hidup, dan (c) Tanggung jawab sosial.5
Yang melatar belakangi mengapa perusahaan perlu mempertimbangkan
tanggung jawab sosial terdiri dari berbagai macam alasan dalam
pelaksanaannya, misalnya karena ada isu isu pluralisme, reputation, the
demand of public opinion, dan licenses to operate.6 Isu-isu tersebut menjadi
dasar bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan tanggung jawab
sosialnya. Isu tetang reputasi menjadi bagian yang penting dalam
pertimbangan perusahaan melakukan CSR.
Dalam melaksanakan CSR terdapat payung hukum yang mengawasi.
Dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu
5 Yosal Iriantara, Community Relations: Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbioda
Rekatama Media, 2004). hal 49.
6 Philip J.Kitchen, Public Relation: Principles and Practice, 1st Edition (London:
Thompson Business Press, 1997). Hal 130.
5
Pasal 74. Yang berisi “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”.7
Peraturan lain yang mewajibkan CSR adalah Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2007, tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal dalam
negeri, maupun penanaman modal asing. Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan
bahwa “ Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan”.8 Pasal tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai negara
yang pertama kali mewajibkan CSR di dunia ini.9
Dalam rangka meningkatkan kinerja lembaga keuangan, melindungi
kepentingan stakeholder dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan serta nilai–nilai etika (code of conduct) yang berlaku
secara umum pada perseroan terbatas, perbankan turut serta melaksanakan
kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate
Govermance.10
Sehubung dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah
dengan PBI No. 8/14/2006 serta Surat Edaran No. 9/12/DPNP tentang
pelaksanaan Good Corporate Govermance bagi bank umum. Dalam Good
7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
http://prokum.esdm.go.id/uu/2007/uu-40-2007.pdf
8 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
http://www.bkpm.go.id/file_uploaded/UU_no_25_th_2007.pdf
9 Mulya Amri dan Wicaksono Sarosa . CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial.( Jakarta:
Indonesia Business Links,2008), hal. Xxiv.
10
D.Maharani, “Good Corporate Governance Training”, artikel ini diakses pada 20 Juli
2014 dari http://ssaconsulting.co.id/2014/05/25/good-corporate-governance-training-3/
6
Corporate Govermance terdapat Prinsip responsibilitas adalah prinsip di
mana para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua
tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan
sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya. Prinsip tanggung
jawab ada sebagai konsekuensi logis dari keprcayaan dan wewenang yang
diberikan oleh para pemangku kepentingan kepada para pengelola perusahaan.
Tanggung jawab ini mempunyai lima dimensi, yaitu: ekonomi, hukum, moral,
social dan spiritual.
Dengan adanya penguatan melalui payung hukum tersebut, agenda CSR
menjadi sesuatu keharusan. Perbankan harus melaksanakan implementasi CSR
sebagai bentuk bagian dari tanggung jawab perusahaan. Serta program CSR
diharapkan dapan berjalan dengan baik dan tidak keluar dari koridor
pengertian CSR itu sendiri.
CSR bukan hanya sekedar kegiatan amal saja, CSR juga mengharuskan
suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh
sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder), termaksud lingkungan hidup. Keseimbangan antara kepentingan
beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang
saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal..
Corporate Social Responsibility di Indonesia tidak hanya dilakukan
oleh dunia perbankan umum. Tetapi, bank swasta asing juga melakukan CSR.
Meskipun pada dasarnya nilai-nilai CSR yang diterapkan antara Bank umum
dan Bank asing adalah sama yaitu memberi bantuan kepada yang
membutuhkan. Tetapi, ada perbedaan dalam hal konsep pada CSR ini.
7
Maka dari itu untuk mengetahui perbedaan konsep, pendayagunaan
dana dan pengelolaan dalam mengimplementasikan CSR antara bank syariah
dngan bank asing kovensional. Oleh karena itu, penulis akan meneliti
“Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Komparatif
PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensional)”
B. Identifikasi Masalah
Berkembangnya CSR beberapa dekade terakhir membuat semakin
banyak perusahaan yang melaksanakan CSR dengan cara yang berbagai
macam. Hal ini menjadikan banyak program CSR yang diterapkan mengalami
keberhasilan maupun kegagalan dikarenakan kekurangan pahaman perusahaan
dalam melaksanakan CSR. Lagi pula bukan hanya perusahaan lokal yang
melalukan CSR tetapi perusahaan asing juga ikut turut ambil bagian dalam
kegiatan tersebut tak terkecuali dunia perbankan.
Oleh karena itu, penulis memfokuskan penelitian pada model serta
kategori perusahaan dalam implementasi CSR, program yang diterapkan
antara PT. Bank Syariah Mandiri dengan Bank Asing Konvensional. Serta
hasil analisis SWOT implementasi CSR dari kedua bank tersebut.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam skripsi ini, Peneliti memfokuskan penelitian pada perbedaan
model dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR), dan
menganalisa dengan alat ukur S.W.O.T antara Bank Syariah Mandiri
dengan Bank Asing Konvensional.
8
2. Perumusan Masalah
Dari rumusan masalah tersebut dapat dilihat sejumlah masalah
yang memungkinkan dapat dijelaskan dalam penulisan skripsi ini. Penulis
akan merumuskan dalam permasalahan diantaranya :
a. Bagaimana Model perusahaan implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional ?
b. Bagaimana kategori perusahaan implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional ?
c. Bagaimanakah tahapan perbedaan implementasi oleh Bank Syariah
Mandiri dan Bank Asing Konvensional ?
d. Bagaimanakah hasil analisis SWOT implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) Bank Syariah Mandiri ?
e. Bagaimanakah hasil analisis SWOT implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) Bank Asing Konvensional ?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan model dan kategori implementasi Corporate Social
responsibility (CSR) pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional.
b. Untuk membandingkan tahapan-tahapan dan program yang di
implementasi oleh Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional.
9
c. Untuk mengindentifikasi hasil analisis SWOT tentang implementasi
Corporate Social responsibility (CSR) Bank Syariah Mandiri
d. Untuk mengindentifikasi hasil analisis SWOT tentang implementasi
Corporate Social responsibility (CSR) Bank Asing Konvensional
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi dunia Akademisi, hasil penelitian dapat dijadikan refrensi dana
dasar untuk melakukan penelitian yang sejenis dimasa mendatang dan
diharapkan juga dapat berkontribusi dalam menambah pengetahuan
didunia perbankan syariah.
b. Bagi dunia Perbankan, diharapkan dari penelitian ini bank
memperbaiki konsep serta memiliki program yang lebih variatif dan
lebih giat lagi dalam melakukan Corporate Social Responsibility
(CSR).
c. Bagi Masyarakat Umum, diharapkan dari penelitian ini jadi lebih
mengetahui kegiatan sosial apa saja yang dilakukan oleh perbankan.
Serta dapat memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik.
E. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan studi review terdahulu yang penuli lakukan dari beberapa
literatur, diantaranya :
1. Penelitian dilakukan Ika Fitrianti 2008 dengan judul “Strategi
Pendistribusian Dana CSR (Corporate Social Responsibility)
PT.(PERSERO) Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Dalam Upaya
Mensejahterakan Masyarakat Sekita Bandara Soekarno Hatta” Jurusan
10
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menekankan pada
bagaimana mensejahterakan masyarakat yang berada disekitar Bandara
Soekarno Hatta dengan cara bina lingkungan dan melakukan peminjaman
modal usaha kepada pemilik usaha kecil agar lebih tangguh dan lebih
mandiri.
2. Penelitian dilakukan oleh Siti Innayah 2012 dengan judul “Dampak
Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat: Studi “Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng
Agung Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan” Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menekankan
pengelolaan sampah pada kali ciliwung dan melibatkan warga sekitar agar
bisa membuat sampah yang berada dibantaran kali menjadi pendapatan
dan lapangan kerja bagi masyarakat yang ada dibantaran kali ciliwung.
3. Penelitian dilakukan oleh Zulfitri 2011 dengan judul “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Corporate Social Responsibility PT Indocement
Tunggal Perkarsa Tbk” Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini menjelaskan
tentang memberdayakan masyarakat dengan berbagai pelatihan-pelatihan
dan memberikan lapangan pekerjaan dengan berasaskan beberapa pilar
yaitu: ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosbudag (sosial budaya dan
agama), dan keamanan.
Perbedaan dengan skripsi saya adalah terletak pada membandingkan
antara implementasi program CSR pada Bank Syariah Mandiri dengan Bank
11
Asing Konvensional. Serta, di skripsi ini disertai dengan analisis S.W.O.T
yang akan menjadikan tolak ukur antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank
Asing Konvensional
F. Tehnik Penulisan Skripsi
Adapun tehnik penulisan yang digunakan oleh penulis adalah buku
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil penulisan yang terstruktur dan sesuai dengan
kaidah penulisan yang dilewati dengan pendahuluan yang berisi latar belakang
dan perumusan masalah lalu diakhiri ndengan penutupan yang diberikan oleh
peneliti serta kesimpulan dari skripsi ini, maka sistematika penulisan disusun
sebagai berikut:.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah
dan juga perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian,
review studi terdahulu, tehnik penulisan skripsi dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang konsep dasar corporate social
responsibility yang terdiri dari definisi, sejarah, lalu model dan
kategori. Tahapan implementasi diawali dengan perencanaan,
implementasi dalam islam dan evaluasi
12
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian, rancangan penelitian,
jenis penelitian, sumber data, teknik pengelolahan dan analisis data,
subjek dan objek penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
Mengenai profil Bank Syariah Mandiri, gambaran umum CSR
Bank Asing Konvensional, Pembahasan tentang Model dan
Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility. Tahapan-tahapan, perencanaan, implementasi CSR
menurut islam serta evaluasi, dan analisis SWOT terhadap
implementasi Corporate Social.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan mengulas intisari dari penelitian yang telah kita
teliti sebagai bahasan dari penulisan skripsi ini dan juga
memberikan saran-saran sebagai bahan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam halaman ini terdapat terdapat buku-buku, jurnal, skripsi dan
website refrensi penulis yang dijadikan rujukan untuk mendukung
skripsi penulis.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Halaman ini berisikan surat-surat penelitian yang berasal dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, surat penelitian dari Bank Syariah
Mandiri dan Bank Aing Konvensional, beberapa hasil wawancara
penulis, program-program CSR yang dilaksanakan dan Tabel
Analisis.
13
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG CSR
A. Konsep Dasar Corporate Social Responsibility (CSR)
Social sustainability muncul sebagai kelanjutan konsep economic
sustainability dan environmental sustainability yang telah dicetuskan
sebelumnya. Konsep ini muncul dalam pertemuan di Johannesberg pada tahun
2002 yang dilatar belakangi oleh alasan-alasan seperti konsep economic
sustainability dan environmental sustainability. Environmental sustainability
yang dikembangkan sebelumnya belum dapat mengangkat kesejahteraan
komunitas dinegara – negara di dunia. Selanjutnya perlu adanya suatu tatanan
aturan untuk menyeimbangkan kesejahteraan pembangunan baik di Negara-
negara selatan maupun Negara-negara di utara.11
Dengan latar belakang tersebut dirumuskan suatu visi yang sama dalam
dunia usaha yang makin mengglobal dan mengarah pada liberalisasi untuk
mewujudkan kebersamaan aturan bagi tingkat kesejahteraan umat manusia
yaitu konsep social sustainability. Dalam perkembangan selanjutnya ketiga
konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial yang kita kenal dengan konsep corporate social responsibility
(CSR).
1. Definisi
CSR merupakan konsep yang terus berkembang. Ia belum memiliki
sebuah definisi standar maupun seperangkat kriteria spesifik yang diakui
secara penuh oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Secara
11
Lina Anatan, “Corporate Social Responsibility (CSR):Tinjauan Teoritis dan Praktik di
Indonesia”, Jurnal Manajemen Universitas Kristen Maranatha Vol.8, No.2, (2009): h.1.
14
konseptual, CSR juga bersinggungan dan bahkan sering dipertukarkan
dengan frasa lain, seperti corporate responsibility, corporate
sustainability, corporate accountability, corporate citizenship, dan
coporate stewardship.12
McWilliam dan Siegel mendefinisikan CSR sebagai serangkaian
tindakan perusahaan yang muncul untuk meningkatkan produk sosialnya,
memperluas jangkauan melebihi kepentingan ekonomi eksplisit
perusahaan, dengan pertimbangan tindakan semacam ini tidak diisyaratkan
oleh peraturan hukum.13
Sedangkan¸ The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995
dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang
beranggotakan lebih dari 30 negara itu, dalam publikasinya making Good
Business Sense mendefinisikan CSR, sebagai “Countinuing commitment
by businnes to behave ethically and contribute economic development
while improving the qualit of the workiforce and their family as well as of
the local community and society at large” maksudnya adalah komitmen
dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup dari karyawan
dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan
masyarakat secara lebih luas.14
12
Edi Suharto, CSR & COMDEV: INVESTASI KREATIF PERUSAHAAN DI ERA GLOBALISASI, (Bandung: CV Alfabeta,2010),h.3.
13
Tirta Mursitama, dan Fadil M Hasan, dkk, Corporate Social Responsibility di Indonesia (Teori dan Implementasi), (Jakarta: Institute for Development of Economic adn Finance (INDEF),2011), h.23.
14
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Cet.II, (Gresik: Fascho Publishing,2007), h.7.
15
The Jakarta Consulting Group mendefinisikan bahwa tanggung
jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun keluar
(eksternal) perusahaan. Ke dalam tanggung jawab perusahaan ini
diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan
pertumbuhan. Seperti diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan
sumber daya yang dimilikinya guna mendukung berbagai aktivitas
operasional perusahaan dan oleh karenanya mereka akan mengharapkan
profitabilitas yang optimal dan pertumbuhan perusahaan sehingga
kesejahteraan mereka di masa depan juga akan mengalami peningkatan.
Oleh karenanya perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh laba
yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa mencari peluang bagi
pertumbuhan di masa depan.15
Menurut para ahli lainnya seperti Sangkat dan Clement
mendefinisikan CSR sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis,
beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkat kualitas hidup
dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas luas.16
Secara umum, CSR dapat didefinisikan sebagai bentuk kegiatan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan
kemampuan manusia sebagai individu untuk beradaptasi dengan keadaan
sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan dan memelihara lingkungan
hidup yang ada.17
15
A.B, Susanto, A Strategic Management Approach CSR, (Jakarta: The Jakarta Consulting Group,2007), h.24.
16
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Edisi.I, (Bandung: penerbit Rekayasa Sains,2007).
17
Lina Anatan, Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia, h.2.
16
Dapat disimpulkan bahwa CSR adalah aktivitas bisnis yang tidak
hanya mencari keuntungan untuk bisnisnya saja tapi juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial dan ekonomi suatu lingkungan yang
menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Sejarah
Sejarah keberadaan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Sosial Responsibility) sebenarnya telah ada sejalan dengan perkembangan
aktvitas bisnis (perdagangan) itu sendiri, meskipun pada saat itu tidak
terdapat konsep baku mengenai hal tersebut. Bahkan dalam kode
Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi
bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau
menyebabkan kematian bagi pelanggannya.18
Terjadinya industrialisasi menyebabkan perubahan besar terhadap
masyarakat dan lingkungan.19
Dampak dari industrialisasi adalah pada
abad ke-19, para pekerja mengalami eksploitasi secara sistemik dimana
mereka memperoleh upah yang rendah, lingkungan kerja seadanya dan
sangat tidak manusiawi, harus bekerja dengan disiplin militer,
diberhentikan dan mengalami pengangguran. Para pemberi kerja sampai
tahun 1920-an berkeinginan untuk melupakan atau mengangkat eksploitasi
tersebut dengan meningkatkan keadaaan kerja yang lebih baik dan
manusiawi.20
18
Anonim.”Sejarah dan Evolusi Tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)”. Artikel diakses pada 23 september 2014 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567 89/40709/3/Chapter%20II.pdf.
19
Ibid 20
Sutan Remy Sjahdeni, “Corporate Social Responsibility”, Jurnal Hukum Bisnis.Vol.26,No.3(2007): h.60.
17
Gema CSR semakin terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu
persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula
terabaikan mulai mendapatkan perhatian lebih luas dari berbagai kalangan.
Beberapa kalangan bahkan menyebutkan bahwa buku yang bertajuk Social
Responsibility of the Businessman karya Howard R. Bowen yang ditulis
pada tahun 1953 merupakan literatur awal yang menjadi tonggak sejarah
modern CSR. Dan karena karyanya itu Howard R. Bowen diganjar dengan
sebutan bapak CSR.21
Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep
filantropisnya kearah Community Development (CD). Kegiatan
kedermawanan berkembang kearah pemberdayaan masayarakat.
Dasawarsa 1990-an adalah dasawarsa yang diawali dengan beragam
pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun
pendekatan civil society. Beragam pendekatan tersebut telah
mempengaruhi Community Development. Community Development
menjadi suatu aktivitas yang lintas sektor karena mencakup baik aktivitas
produktif maupun sosial dan juga lintas pelaku konsekuensi
berkembangnya keterlibatan berbagai pihak.22
Pengenalan konsep sustainability development memberi dampak
besar kepada perkembangan konsep CSR selanjutnya. Beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-an
21
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h.4
22
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, h.6.
18
sampai saat ini ialah diperkenalkannya konsep sustainable development
yang mendorong munculnya sustainability report dengan menggunakan
metode triple bottom line yang dikembangkan oleh Elkington.
Konsep tersebut mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain
maka perlu memperhatikan 3P, yaitu bukan hanya profit yag diburu,
namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan
ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Konsep Triple Bottom
Line tersebut merupakan kelanjutan dari konsep sustainable development
yang secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan
tanggungjawab, baik kepada shareholder maupun stakeholder.23
Konsep triple bottom line nampaknya cukup banyak direspon oleh
banyak kalangan karena mengandung strategi internal dengan memadukan
antara social motive dan economic motive. Gambar 1 mengilustrasikan
keterkaitan gugus tanggung jawab perusahaan yang secara intergral
memberikan basics ideas kristalisasi motive grounds dan pragmatice
ground (social motive dan economics motive bagi perusahaan.
Gambar 2.1
Triple Bottom Line
23 Nor Hadi, Corporate Social Responsibility,cet.I, (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2011),
h.56.
19
Gambar di atas mengisyaratkan bahwa terjadi konektisitas secara
integral antara keperdulian masyarakat, menjaga keseimbangan
lingkungan dan upaya mencapai laba perusahaan.
Profit. Perusahaan harus tetap berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang. Meskipun, dengan berjalannya waktu menuai protes banyak
kalangan yang tidak relevan, menjadi dasar strategi operasional
perusahaan.
Mana mungkin perubahaan tanpa didukung oleh kemampuan
mencetak keuntungan yang memadai mampu menjamin dan
mempertahankan. Peningkatan kesejahteraan personil dalam perusahaan,
meningkatkan tingkat kesejahteraan personil dalam perusahaan,
meningkatkan kesejahteraan pemilik (shareholder), peningkatan
kontribusi bagi masyarakat lewat pembayaran pajak, melakukan ekspansi
usaha dan kapasitas produksi membutuhkan sumber dana, yang hal itu bisa
dilakukan manakala didukung kemampuan mencipta keuntungan (profit)
perusahaan.24
People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap
kesejahteraan terhadap manusia, beberapa perusahaan mengembangkan
program tanggung jawab sosial perusahaan, seperti pemberian beasiswa
bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, penguatan ekonomi lokal dan bahkan ada perusahaan yang
merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.
24
Ibid.,h.57.
20
Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan
berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program tanggung jawab sosial
perusahaan yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan
lingkungan hidup penyediaan sarana air bersih perbaikan pemukiman dan
pengembangan parawisata.
B. Model dan Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility
1. Pengertian Model
Model dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia berarti contoh
dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lai dari Model
adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Menurut Simamarta model adalah abstraksi dari sistem
sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai
tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi
dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari
kehidupan sebenarnya.25
2. Pengertian Kategori
Di dalam kamus ilmiah populer tertulis bahwa pengertian dari
kategori adalah golongan, tingkat, kelas atau bagian. Sedangkan
pengertian dari klasifikasi adalah penggolongan, pembagian menurut
kelas, atau penjenisan dalam bagian-bagian.26
25
Abdul wahid chairulahun, Pengertian Model, artikel ini diakses pada 1 Juli 2015 dari
http://www.damandiri.or.id/file/abdwahidchairulahunairbab2.pdf
26
Pius A Partanto dan M. dadlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya: Arkola,
2001), h.321-345.
21
Dan konsep dari klasifikasi atau kategori tersebut hanyalah untuk
menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas atau untuk
mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang
mencakup pengertian lebih atau kurang dibandingkan dengan objek lain.
Seperti: panas atau dingin, lebih panas atau lebih dingin.27
3. Model Implementasi
Menurut Saidi dan Abidin sedikitnya ada empat model atau model
CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia.28
a. Keterlibatan langsung perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah
satu pejabat seniornya seperti corporate secretary atau public affair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan
mendirikan yayasan sendiri dibawah peusahaan atau grupnya. Model
ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan diperusahaan-
perusahaan di Negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana
awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
bagi kegiatan yayasan.
c. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR
melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintahan
27
Rizka Eliyana Mashilah, kumpulan Makalah, artikel ini diakses pada 1 juli 2015 dari
http://rishelcha.blogspot.com/2014/04/definisi-kategori-dan-hukum-dasar-logika.html
28
Zaim Saidi dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Yang Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia, (Jakarta: Piramedia,2004), h.64-65.
22
instansi pemerintahan, universitas atau media masa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
d. Mendukung atau bergabung dalam konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan, menjadikan anggota atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan
model lainnya, model ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium
atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan -
perusahaan yang mendukungnya pro-aktif mencari mitra kerjasama
dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan
program yang disepakati bersama.
4. Kategori Perusahaan Menurut Implementasi
Perilaku para pengusaha pun beragam dari kelompok yang sama
sekali tidak melaksanakan sampai kelompok yang telah menjadikan CSR
sebagai nilai inti (corevalue) dalam menjalankan usaha. Terkait dengan
praktik CSR, pengusaha dapat dikelompokan menjadi empat: kelompok
hitam, merah, biru, dan hijau.29
Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan CSR sama
sekali. Mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata
untuik kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada
aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha,
bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan praktik
CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan
29
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, cet.II, (Jakarta : Sinar Grafika,
2009), h.7.
23
mengurangi keuntungannya. Aspek lingkungan dan sosial mulai
dipertimbangkan, tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan
setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga
swadaya masyarakat. Kesejahteraaan karyawan baru diperhatikan setelah
karyawan ribut atau mengancam akan mogok kerja kelompok ini
umumnya berasal dari kelompok satu (kelompok hitam) yang
mendapatkan tekanan dari stakeholders nya, yang kemudian dengan
terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan social termaksud
kesejahteraan karyawan.
Kelompok biru adalah perusahaan yang menilai praktis CSR akan
memberikan dampak positif terhadap usahanya karena merupakan
investasi, bukan biaya.
Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah menempatkan CSR
sebagai strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap
sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal sosial.
C. Tahapan Implementasi Corporate Social Responsibility
1. Perencanaan
Sebelum melakukan kegiatan sosial, melakukan hal perencanaan
merupakan hal yang harus dilakukan. Perencanaan menjadi salah satu
tindak keseriusan bagi perusahaan dalam ikut berpartisipasi terhadap
masalah lingkungan dan sosial.
Corporate Social Responsibility butuh perumusan yang jelas, baik
materi, strategi, sasaran, penelitian pemangku kepentingan, maupun
anggaran yang dibutuhkan. Untuk itu, butuh kajian mendalam dan
24
berkelanjutan, khususnya dalam menentukan isi dan sasaran agar memiliki
daya dukung dalam pembangunan berkelanjutan dalam rangka
meningkatkan pemberdayaan pada pemangku kepentingan. Dengan
demikian, kualitas perencanaan praktik tanggungjawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility) tergantung pada analisis perusahaan
terhadap lingkungan dan sosial.30
Nor Hadi merumuskan diagram yang menggambarkan tahapan
perencanaan, evaluasi, dan implementasi tanggungjawab sosial (social
responsibility) sebagai dalam gambar berikut.31
Gambar 2.2
Gradasi Perencanaan CSR
30
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility,cet.I, h.123.
31
Ibid.,h.124.
Kebijakan
Strategi
Tujuan
Target
Visi
Misi
Laporan
Implementasi
Evaluasi
Merancang
Struktur
Organisasi
Penentuan
Data
Menyediakan
SDM
Merancang
Program
Operasional
Linkage
Stakeholder &
Pemetaan
Wilayah
25
a. Menetapkan Visi
Visi meupakan landasan filosofis operasional suatu entitas
dengan tidak memandangjenis entitasnya. Sebagai landasan filosofis,
visi menjadi core value satu aktivitas sehingga menjiwai berbagai
bentuk aktivitas yang menjadi kebijakan entitas (organisasi). Dalam
aktivitas keberpihakan terhadap masyarakat dan lingkungan, praktis
tanggungjawab sosial (Social Rsponsibility) harus didasarkan pada
landasan kuat yang dijadikan pijakan kebijakan. Untuk itu, penetapan
visi yang sinergis dengan visi perusahaan menjadi penting.
b. Menetapkan Misi
Misi merupakan penjabaran secara lebih operasional dari visi.
Sehingga, misi tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) merupakan wahana untuk mengkorfirmasikan siapa
perusahaan, landasan filosofi perusahaan, apa inti atau garis aktivitas
perusahaan dimata stakeholder. Di sini, misi menjadi pijakan untuk
merumuskan tanggungjawab sosial (social responsibility) yang akan
dilakukan perusahaan.
c. Menetapkan Tujuan
Tujuan merupakan scope hasil akhir (result) yang dicapai
perusahaan sebagaimana tertuang dalam perencanaan. Penentuan
tujuan penting dalam banyak aktivitas meskipun belum dilakukan,
mengingat penentuan tujuan secara akurat dapat menjadi bingkai
(frame) segala tindakan yang akan dilakukan, dan sekaligus dapat
dijadikan standar ketercapaian satu aktivitas.
26
d. Menetapkan Target
Target merupakan batas dari acuan ketercapaian pekerjaan
jangka pendek dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Target
penting ditetapkan, karena menjadi bagian pengawasan pelaksanaan
dan evaluasi secara melekat dari rentetan indakan jangka waktu yang
lebih lama.
e. Mempertimbangkan Kebijakan
Kebijakan merupakan pedoman umum sebagai acuan
pelaksanaan program tnggungjawab sosial perusahaan (corporate
social responsibility). Kebijakan, merupakan arah dasar yang diambil
pimpinan dan menjadi warna orieantasi satu program. Kebijakan akan
menentukan dalam merumuskan strategi pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan sekaligus sebagai guidance aktivitas yang akan dimuculkan.
Wibisono, Yusuf (2007), Nor Hadi (2009) menyatakan
berbagai bentuk kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menjalankan aktivitas tanggungjawab sosial (social responsibility),
seperti :
1) Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
didudukan sebagai investasi sosial perusahaan.
2) Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
didudukan sebagai strategi bisnis perusahaan.
3) Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
didudukan sebagai upaya untuk memperoleh licence to operate
perusahaan dari masyarakat.
27
4) Tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
didudukan sebagai bagian dari risk management.
f. Menetapkan Strategi
Menetapkan strategi implementasi tanggungjawab sosial
(social responsibility) memiliki ketergantungan arah mana kebijakan
tanggungjawab sosial akan dilakukan. Strategi di sini merupakan
sarana untuk menjabarkan visi, misi dan kebijakan tanggungjawab
sosial yang akan dipraktikan. Pada banyak kasus, tanggungjawab
sosial perusahaan dilakukan dengan mengacu pada strategi, antara lain:
1) Public Relation
Strategi ini ditujukan untuk ketercapaian tujuan social
responsibility dalam kerangka membangun dan menanamkan
persepsi masyarakat tentang perusahaan (membangun citra).
2) Strategi Defensif
Usaha dilakukan untuk menangkis atau mengubah anggapan
negatif yang telah tertanam pada diri komunitas terhadap
perusahaan.
3) Community Development
Melakukan program untuk komunitas sekitar perusahaan atau
kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil perusahaan. Program
pengembangan masyarakat.
g. Merancang Struktur
Praktik tanggungjawab sosial perusahaan (corporate sosial
responsibility) antar perusahaan berada dalam variance cukup besar.
28
Terdapat perusahaan melakukan tanggungjawab sosial penuh
keseriusan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan
operasional perusahaan, bahkan dijadikan strategi perusahaan. Namun,
terdapat pula perusahaan yang melakukan tanggungjawab sosial
sebatas memenuhi standar minimal, anjuran aturan dan polesan bahwa
dirinya telah melakukan tanggungjawab sosial sebagaimana dilakukan
peusahaan lain.
Satu contoh Terdapat perusahaan melakukan tanggungjawab
sosial ditangani oleh general affair, public relation, departemen social
responsibility. Bahkan terdapat perusahaan yang membentuk yayasan
yang secara khusus menangani social responsibility. Tipe perusahaan
ini, umumnya melakukan tanggungjawab sosial secara terprogram,
holistik, terencana dan terevaluasi secara baik.
h. Merancang program
Wibisono Yususf (2007) menyatakan bahwa tindakan yang
harus dilakukan dalam rangka mengurangi kekurang-efektian praktik
tanggungjawab sosial adalah dengan melakukan identifikasi
problematika yang dihadapi serta kebutuhan riil yang dirasakan
stakeholder. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, program tanggungjawab
sosial perusahaan (social responsibility) sedapat mungkin dilakukan
dalam kerangka orientasi, antara lain:
1) Berbasis sumberdaya lokal (local Recources)
2) Berbasis pada pemberdayaan masyarakat (community development
based)
29
3) Mengutamakan program keberlanjutan (Suntainability Program)
4) Dibuat berdasarkan perencanaan secara partisipasi {participatory)
yang didahului dengan need assessment.
5) Linked dengan core business perusahaan
6) Fokus pada bidang prioritas.
i. Menyediakan Sumberdaya Manusia
Menyediakan sumberdaya manusia adalah pihak karyawan
yang diserahi pelaksanaan aktivitas tanggungjawab sosial (social
responsibility). Penyiapan sumber daya manusia yang menangani
aktivitas tanggungjawab sosial dipandang penting, karena terkait
dengan efektivitas, evaluasi serta pengendalian pelaksanaan kegiatan
berikut keuangan yang menyertainya.
j. Linkage stakeholder dan pemetaan wilayah
Linkage dengan stakeholder maksudnya membangun jejaring
dana kedekatan dengan stakeholder. Hal itu penting, untuk
membangun kedekatan dan pemahaman berbagai persoalan yang
dihadapi masyarakat secara kontekstual. Linkage juga bermanfaat
untuk mendeteksi berbagai dampak negatif yang dirasakan stakeholder
berikut penanganannya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat.
Membangun linkage juga sekaligus dilakukan pemetaan,
maksudnya, linkage juga dapat dijadikan media fasilitasi untuk
pemetaan skala prioritas pelaksanaan social responsibility daerah
sasaran, sehingga program dapat dilakukan secara tepat sasaran.
30
k. Penentuan Sumber Dana
Kualitas praktik tanggungjawab sosial (social responsibility)
selain ditentukan oleh ketepatan strategi dan kapanilitas sumberdaya
manusia yang menjalankan tugas juga ditentukan oleh sumber dan
ketersediaan dana. Program yang bagus namun jika tidak didukung
dengan kecukupan pendanaan bukan tidak mungkin satu program
menjadi kurang efektif.
2. Implementasi
Menurut Islam, CSR yang dilakukan harus bertujuan untuk
menciptakan kebajikan yang dilakukan bukan melalui aktivitas-aktivitas
yang mengandung unsur riba, melainkan dengan praktik yang
diperintahkan Allah berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf. CSR juga
harus mengedepankan nilai kedermawanan dan ketulusan hati (Suharto,
2010). Perbuatan ini lebih Allah cintai dari ibadah-ibadah mahdhah
Allah SWT berfirman dalam (at-Taubah :60)
بهم وفي إنما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلى
الرقاب والغارمين وفي سبيل الله وابن السبيل فريضة من الله والله عليم
حكيمArtinya:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang
miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk
memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang,
untuk yang berada di jalan Allah dan untuk orang yang sedang di dalam
perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
Praktik CSR dalam Islam menekankan pada etika bisnis islami.
Operasional perusahaan harus terbebas dari berbagai modus praktik
korupsi (fight agains corruption) dan memberi jaminan layanan maksimal
sepanjang ranah operasionalnya, termasuk layanan terpercaya bagi setiap
31
produknya (provision and development of safe and reliable products).32
Implementasi tanggung jawab sosial juga mempunyai pijakan dalam
implementasi praktik tanggungjawab sosial, antara lain:
a. Program Sentralisasi
Program sentralistik, berarti program aplikasi tanggung jawab sosial
terpusat diperusahaan. Perusahaan yang merencanakan, menentukan
jenis program, merumuskan strategi yang perusahaan, dan sekaligus
sebagai yang melaksanakan program yang telah direncanakan..
b. Program Desentralisasi
Program desentralisasi, perusahaan berperan sebagai pendukung
kegiatan (supporting media). Di sini, perencanaan, strategi, tujuan dan
target termaksud pelaksanaan ditentukan oleh pihak lain selaku mitra.
Perusahaan berposisi sebagai supporting, baik dana, sponsorship
maupun material.
c. Mixed Type
Program ini menggunakan model memadukan antara sentralistik dan
desentralistik, sehingga cocok bagi program-program community
development. Program community development, mendudukan inisiatif,
pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara
partisipatoris dengan beneficiaries.
32
Gustani. “CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY dalam perspektif Islam”, Artikel
diakses pada 3 Juli 2014 dari http://gustani.blogspot.com/2012/11/corporate-social-responsibility-
csr.html
32
3. Evaluasi
Sebagai satu program, social responsibility membutuhkan
pemantauan dan evaluasi dalam rangka perbaikan di masa depan, dan
sekaligus menentukan tingkat capaian kinerja aktivitas sosial yang telah
dilakukan. Evaluasi dan pemantauan juga ditujukan untuk mengetahui
sejauhmana pencapaian tujuan program serta apakah terdapat
penyimpangan yang membutuhkan tindakan koreksi. Terutama bagi
tanggungjawab sosial (social responsibility) yang bersifat multy years.33
Evaluasi tanggungjawab sosial perusahaan dilakukan dalam rangka
untuk mencapai tujuan:
a. Memperoleh temuan masukan untuk perencanaan program atau
kegiatan yang dilaksanakan.
b. Memperoleh berbagai bahan pertimbangan dalam rangka mendukung
pengambilan keputusan, layak atau tidak layak program
tanggungjawab sosial untuk dilanjutkan.
c. Memperoleh temuan untuk masukan perbaikan program atau kegiatan
yang sedang dilaksanakan.
d. Memperoleh temuan program yang sedang dilaksanakan.
e. Memperoleh temuan unuk perbaikan.
f. Memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana.
33
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility,cet.I, h. 147.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif
bersifat komparasi. Komparatif karena bersifat membandingkan cara
implementasi yang dimiliki oleh kedua bank dalam menangani kegiatan corporate
social responsibility.
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-analisis,
dimana tahap awal dilakukan dengan cara mempelajari mempelajari teori-teori
yang berhubungan dengan tema penelitian. Kemudian menganalisis sisi
praktis yang terdapat diantara kedua bank tersebut selaku objek penelitian dan
pada akhirnya menyimpulkan mengenai perbedaan implementasi corporate
social responsibility yang dilakukan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metedologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial masalah manusia. Atau mengemukakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis
maupun lisan dari orang orang dan perilaku yang diamati.
Sedangkan berdasarkan tipe penyelidikannya, penelitian ini termaksud
kategori tipe studi komparasi, yaitu studi yang dilakukan apabila penelitian
tertarik untuk mengetahui perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya mengenai satu atau beberapa variable.
34
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif, karena data yang dianalisa tidak
untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada). Melainkan hasil analisis itu
berupa deskripsi dan gejala gejala yang diamati, yang tidak selalu harus
berbentuk angka angka atau koefisien antarvariabel. Pada penelitian kualitatif
pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.34
C. Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.35
Data yang penulis peroleh langsung dari objek penelitian berupa
dokumen yaitu laporan keuangan dan data yang didapat berupa:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.36
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain
34
Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiiah, (Bandung: Pustaka Setia,2005),
h 17-18.
35
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 112.
36
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cet.VI, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), h. 42.
35
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.37
Yaitu, berupa
data arsip dokumen tentang kegiatan CSR.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian
kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling
pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-
depth interview.38
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk
menyusun skripsi ini adalah:.
1. Studi pustaka (library research)
Studi kepustakaan yang digunakan untuk mencapai pemahaman
yang lebih jelas tentang konsep-konsep yang dikaji. Bahan yang
digunakan dalam kajian ini yaitu buku-buku yang berkaitan dengan teori,
artikel melalui media cetak atau elektronik, jurnal, skripsi dan lainnya.
2. Studi lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengunjungi objek penelitian
dengan cara ada beberapa cara dalam melakukan studi lapangan yaitu:
Pertama, pengamatan (observasi), salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk menjawab masalah penelitian adalah dengan cara
mengamati gejala yang diteliti. Dalam hal ini panca indera (pengelihatan
dan pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala yang diamati.39
37
Ibid, 42. 38
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56. 39
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA Bersaudara, 2010), h. 138.
36
Kedua, wawancara (interview), wawancara merupakan salah satu
cara pengumpulan data dengan jalan komunikasi (lisan) antara peneliti
dengan responden, yakni melalui kontak dan hubungan pribadi.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan cara face to face, artinya antara
peneliti dan responden berhadapan langsung, maupun dengan cara tidak
langsung (atau via telepon) untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang
dinginkan dan jawaban responden dicatat oleh si pewawancara.40
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Adapun teknik pengolaan data pada penelitian ini deskriptif kualitatif.
Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulkan informasi-informasi
khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun
atau mengklasifikasikannya dan menganalisa mekanisme penerapan
manajemen risiko.
Analisis data menurut Patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan
data mengorganisasikannya ke dalam suatu model, kategori, dan satuan uraian
dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam model, kategori, dan
40
Ibid, h. 140-141.
37
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis seperti yang disarankan oleh data.41
Analisis data yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan mengolah
seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuann baru maupun
dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan dan
mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Terhadap ini amat penting menentukan, kreatifitas peneliti
merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang
merupakan objek studinya.42
F. Subjek-Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek
penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Bank Syariah Mandiri Jl.
MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340 serta Bank Asing Konvensional. Penelitian
hanya diarahkan kepada perbedaan implementasi corporate social
Responsibility antara kedua bank tersebut.
41
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008), h.91
42
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Peneltian, h.83
38
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profile Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing Konvensional
1. Profile Bank Syariah Mandiri
Bermula dengan krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada
tahun 1997-1998 membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem
perbankan syariah di Indonesia. Di saat bank-bank konvensional terkena
imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai
suatu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman.
Di sisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara global
pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan (merger)
4 (empat) Bank milik pemerintah yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu, satu bank yang kokoh
dengan nama PT Bank Syariah Mandiri (PERSERO) Tbk pada tanggal 31
Juli 1999. Dengan adanya kebijakan tersebut juga menetapkan PT Bank
Syariah Mandiri (PERSERO) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank
Susila Bakti (BSB).
Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Sebagai tidak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi
syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang
memberika peluang bagi Bank umum untuk melayani transaksi syariah
(dual banking system). Sebagai respon PT Bank Syariah Mandiri
39
(PERSERO) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk tim
pengembang perbankan syariah yang bertujuan mengembankan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan PT Bank Syariah Mandiri
(PERSERO) Tbk.
Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari Bank Konvensional
menjadi Bank Syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan perbankan
syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB bertransformasi dari Bank Konvensional menjadi
Bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri. Sebagaimana tercantum dalam akta notaris sutjipto, SH,
No.23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan BSB menjadi Bank Umum Syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No.1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank
Syariah Mandiri (BSM). Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasional
sejak senin tanggal 25 rajab 1430 H atau tanggal 1 November 1999.43
43
Bank Syariah Mandiri, ”Laporan tahunan 2013”, h. 20-21.
40
a. Visi dan Misi
Visi Bank Syariah Mandiri sendiri adalah “Memimpin
pengembangan peradaban ekonomi yang mulia”. Makna dari
pernyataan visi itu sendiri adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) akan
menjadi yang terdepan dalam mengembangkan peradaban ekonomi
umat manusia yang lebih luhur, adil, terhormat, sejahtera-
menyejahterakan, sesuai syariah, bernilai tinggi dan unggul”.44
Sedangkan misi yang di usung untuk memudahkan misi dari
Bank Syariah Mandiri yaitu:
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industri yang berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat.
4) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
b. Program CSR (Corporate Social Responsibility)
Bank Syariah Mandiri menyalurkan dana zakat perusahaan
(Bank), karyawan Bank, nasabah dan umum kepada yang berhak
dengan bersinergi bersama LAZNAS BSM. Penyalurannya dilakukan
melalui program yang berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat
44
Ibid, h.52.
41
dengan melibatkan pegawai BSM dan, LAZNAS BSM dan warga
sekitar.45
Kegiatan CSR melalui kerjasama dengan LAZNAS BSM
dilaksanakan dalam program antara lain:
1) Mitra Umat
a) Usaha Mikro
Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat
melalui bantuan modal, pelatihan dan pendampingan usaha
secara perorangan.
b) Masyarakat Mikro
Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat
melalui bantuan modal, pelatihan dan pendampingan usaha
yang ditujukan untuk LKMS dan kelompok masyarakat.
2) Didik Umat
Memberikan bantuan pendidikan (beasiswa kepada mereka
yang membutuhkan dan mengupayakan tetap berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Bantuan juga termasuk sarana dan
prasarana belajar.
3) Simpati Umat
a) Kesehatan
Berupa bantuan kepada pihak yang membutuhkan di bidang
kesehatan termasuk sarana dan prasarananya.
45
Ibid, h.257
42
b) Kebencanaan dan Lingkungan Hidup
Bantuan untuk mengantisipasi kondisi darurat serta aktif
mengurangi dampak akibat terjadinya bencana sosial. Aktif
ikut memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup secara
luas.
2. Gambaran Umum Bank Asing Konvensional
Bank Asing Konvensional ini pada awalnya didirikan dengan nama
berbeda. Perubahan anggaran dasar Bank menyangkut antara lain
perubahan nama dari nama yang awal sehingga menjadi nama yang
dipakai sekarang dan perubahan modal bank serta susunan dewan
komisaris dan direksi, sehubungan dengan penggabungan Bank Asing
Konvensional Indonesia yang berlaku efektif pada 1 oktober 2001.
a. Visi dan Misi
Visi dari Bank Asing Konvensional adalah Menjadi Pilihan
Utama yang mempersembahkan solusi terbaik. Sedangkan, Bank
Asing Konvensional mencanangkan misinya atas dasar infrastruktur
organisasi yang solid dan sehat dalam rangka mewujudkan visi
bank:46
1) Menawarkan produk-produk inovatif serta pelayanan yang
terpercaya dan handal melampaui ekspektasi nasabah.
2) Meningkatkan profesionalisme, kerja sama tim dan semangat untuk
meraih yang terbaik yang membawa kepada kualitas kehidupan
kita yang lebih baik.
46
Bank Asing Konvensional, ”Laporan tahunan 2013”, h.1-2.
43
3) Memaksimalkan nilai-nilai bank bagi pemegang saham dengan
memperkuat keberadaan bank di Indonesia.
4) Mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial di indonesia dengan
menjadi warga perusahaan yang baik.
b. Program CSR (Corporate Social Responsibility)
Bank Asing Konvensional senantiasa melanjutkan program
Corporate Social Responsibility sebagai bagian dari komitmen Bank
untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia.47
Berikut rincian aktivitas CSR yang dilaksanakan pada tanggal
12 Oktober 2013 di Museum Mandiri:
1) Aktivitas Pendidikan dan Hiburan dengan Sahabat Anak
Bank Asing Konvensional berkolaborasi dengan Sahabat
Anak, sebuah organisasi nirlaba yang merehabilitasi lebih dari 300
anak jalanan anak jalanan yang berumur 6 – 13 tahun dari beberapa
wilayah di Jakarta
Berikut adalah anak jalanan yang mendapat rehabilitasi
oleh Bank Asing Konvensional dan Sahabat Anak:.48
a) Children of the Street
Anak jalanan murni yang menghabiskan waktunya 24 jam
dijalanan: makan, tidur, bekerja, tinggal tidak bersekolah, tidak
memiliki keluarga dan tempat tinggal atau kabur dari keluarga
dan tidak kembali ke rumah.
47
Ibid, h.54.
48
Sahabat Anak, artikel diakses pada tanggal 9 Maret 2015 dari
http://www.sahabatanak.org/index.php/in/aksi-sahabat/kepada-siapa.html
44
b) Children on the Street
Anak yang terpaksa bekerja diajalan karena membantu
ekonomi keluarga. Anak jalanan kelompok kedua ini sebagian
ada yang bersekolah, dan masih tinggal atau kembali ke
keluarga/rumah
c) Children Vulnerable to be on the Street
Anak yang bergaul dengan kelompok satu dan dua, yang rentan
turun ke jalan oleh karena kekerasan, keinginan memiliki uang
sendiri, atau ingin hidup bebas.
d) Anak Marjina
Anak yang mengalami diskriminasi dalam pemenuhan hak-hak
normatif dan memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber
daya, sumber ekonomi, pengetahuan, dan layanan publik.
Mereka mengalami ketidakberdayaan dalam hal ekonomi,
status sosial, pendidikan, bahkan terkadang fisik. Termasuk di
sini adalah anak dari komunitas pemulung, manusia gerobak,
keluarga miskin, dan kaum urban kota besar.
2) Program Edukasi Perbankan
Dalam rangka penerapan pilar VI dari Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) khususnya Perlindungan Nasabah, pada tahun
2013. Bank telah berpartisipasi dalam program edukasi masyarakat
di bidang perbankan yang dicanangkan aleh Bank Indonesia sejak
tahun 2008.
45
Bentuk partisipasi Bank dalam program tersebut berupa
penyelenggaraan seminar perbankan yang diikuti oleh siswa SMA
Nasional I Bekasi dengan tujuan meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap lembaga perbankan, jasa dan produk-produk
perbankan kepada kalangan siswa pelajar sekolah menengah atas.
Topik yang diampaikan dalam seminar tersebut antara lain :49
a) Pengenalan Produk dan Jasa Bank
b) Sejauh apa anda dikenal baik oleh bank anda
c) Mekanisme Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan
Di samping penyelengaraan seminar, Bank Asing
Konvensional juga menyumbangkan 105 (seratus Lima) buah buku
terkait dengan perbankan bagi perpustakaan sekolah.
B. Model dan Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social
Responsibility
1. Model Implementasi Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi dan Abidin sedikitnya ada empat model atau model
CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia yaitu secara langsung,
membuat yayasan, bermitra dengan pihak lain, dan bergabung dengan
konsorsium.
Bank Syariah Mandiri menerapkan model implementasi dengan
bermitra dengan pihak lain yang dalam hal ini adalah LAZNAS BSM/
Lembaga Mitra dalam penyaluran dana zakat perusahaan dan pelaksanaan
program yang bersifat humanity.50
49
Bank Asing Konvensional, ”Laporan tahunan 2013”, h.50
50 Bank Syariah Mandiri, ”Laporan tahunan 2013”, h.257
46
Sedangkan Bank Asing Konvensional menerapkan Model
implementasi dengan Keterlibatan langsung perusahaan menjalanankan
program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan
social.51
2. Kategori Perusahaan Implementasi Corporate Social Responsibility
Perilaku para pengusaha pun beragam dari kelompok yang sama
sekali tidak melaksanakan sampai kelompok yang telah menjadikan CSR
sebagai nilai inti (corevalue) dalam menjalankan usaha. Terkait dengan
praktik CSR, pengusaha dapat dikelompokan menjadi empat: kelompok
hitam, merah, biru, dan hijau.
Kategori perusahaan berwarna hijau adalah konsep CSR yang ideal,
memiliki kriteria program CSR, memiliki acuan-acuan CSR, membina
hubungan dengan stakeholders, memiliki model pelaksanaan CSR, adanya
anggaran sekitar 2% yang disisihkan dari laba perusahaan, adanya
program-program yang nyata pelestarian lingkungan, adanya program
yang berdampak positif bagi lingkungan, adanya program nyata pelayanan
sosial dan pemberdayaan masyarakat, adanya program yang berdampak
positif bagi peningkatan kualitas hidup dan kemandirian masyarakat,
dilakukan dengan lembaga yang terpisah dari perusahaan dengan cara
bermitra dengan organisasi lain, melibatkan ahli-ahli yang profesional di
bidangnya. Dengan kriteria tersebut maka Bank Syariah Mandiri
termaksud dalam kategori hijau.
Untuk kategori perusahaan yang berwarna biru ialah konsep CSR
yang ideal, memiliki kriteria program CSR, memiliki acuan-acuan CSR,
51
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta, 9 Maret 2015
47
membina hubungan dengan stakeholders, memiliki model pelaksanaan
CSR, masyarakat mendukung operasional perusahaan, melibatkan
karyawan sesuai dengan basic needs, adanya program yang
mensejahterakan pihak internal, adanya program yang bisa
memperkenalkan branding perusahaaan. Dengan kriteria tersebut maka
Bank Asing Konvensional termaksud dalam kategori biru.
C. Tahapan Implementasi Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility butuh perumusan yang jelas, baik
materi, strategi, sasaran, penelitian pemangku kepentingan, maupun anggaran
yang dibutuhkan. Untuk itu, butuh kajian mendalam dan berkelanjutan,
khususnya dalam menentukan isi dan sasaran agar memiliki daya dukung
dalam pembangunan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
pemberdayaan pada pemangku kepentingan. Dengan demikian, kualitas
perencanaan praktik tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) tergantung pada analisis perusahaan terhadap lingkungan dan
sosial.
1. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Corporate Social
Reponsibility Bank Syariah Mandiri
a. Menetapkan Visi
Visi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah visi
yang diterapkan Bank syariah Mandiri, yaitu “Memimpin
Pengembangan Peradaban Ekonomi Yang Mulia” yang mempunyai
makna Bank Syariah mandiri bertujuan untuk membangun Indonesia
48
yang lebih baik, agar Indonesia siap menjadi pemimpin peradaban
spiritual di masa yang akan datang.
b. Menetapkan Misi.
Untuk menunjang Visi Bank Syariah Mandiri tentunya terdapat
Misi. Misi Bank Syariah Mandiri keempat adalah “Meningkatkan
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan”. Bank Syariah
Mandiri memiliki Shared Values “ETHIC” sebagai Value-Driven
Company yang secara terus menerus diimplementasikan dalam
lingkungan kerja. Humanity sebagai bagian dari shared Values
memiliki salah satu core behavior yaitu Social & Enviroment Care :
memiliki kepedulian yang tulus terhadap lingkungan dan sosial.
c. Menetapkan Tujuan
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan BSM di tahun 2009 terus
diupayakan agar sesuai dengan konsep dasar CSR, yaitu membantu
mengatasi atau mengurangi permasalahan yang terjadi di masyarakat,
mengusahakan terjadinya perubahan perilaku masyarakat, dan
mengupayakan pencapaian kesejahteraan kehidupan masyarakat.52
1) Mendukung kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas
lingkungan.
2) Mendukung implementasi praktik bisnis yang transparan dan
bertanggungjawab.
3) Membuat perubahan positif di tengah masyarakat, khususnya di
lingkungan di mana BSM beroperasi.
52
Bank syariah Mandiri, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/csr/
49
4) Membangun citra positif BSM dalam benak masyarakat, dan
menggalang dukungan masyarakat untuk tujuan bisnis BSM.
5) Meningkatkan nilai brand BSM dengan membangun reputasi yang
baik.
6) Meningkatkan kesadaran publik tentang BSM melalui kegiatan-
kegiatan sosial.
d. Mempertimbangkan Kebijakan
Bank Syariah Mandiri mempunyai kebijakan tanggungjawab
(social responsibility) didudukan sebagai jantung bisnis perusahaan,
dimana pelaksanaannya dilakukan secara terancana dan berkerjasama
dengan dengan lembaga yang profesional (LAZNAS BSM) dalam
penyaluran dana sosial. Sebagai sebuah investasi, di samping ikut serta
dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat dan lingkungan, bank
Syariah Mandiri juga memikirkan tentang pembangunan perusahaan di
masa depan.
e. Menetapkan Strategi
Strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri merupakan
Strategi yang berbasis Community Development. Karena didalam
program Bank Syariah Mandri terdapat program pengembangan yang
terdapat pada strategi Community Development.
Pada program pengembangan Community Relation Bank
Syariah Mandiri mempunyai kegiatan yang berkaitan dengam sosial
kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakuakan
seperti: bantuan kesehatan, donor darah, bakti sosial, khitan masal,dst.
50
Lalu, pada program pengembangan community Service. Dalam
hal ini Bank Syariah Mandiri mewujudkan apa yang diperlukan oleh
warga. Tetapi dalam program ini Bank Syariah Mandiri hanya sebagai
fasilitator. Kegiatan yang dilakukan seperti : pembangunan sarana air
bersih dan MCK.
Yang terakhir, program pengembangan Community
Empowering. Kegiatan ini memberikan masyarakat program kemitraan
UKM. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
dalam program mitra ummat.
f. Merancang Struktur Organisasi
Unit yang membawahi pelaksanaan tanggungjawab sosial ialah
Corporate Secretary (CSD). Tetapi yang membawahi langsung
kegiatan tanggungjawab sosial Corporate Branding Departement
(Branding & CSR).53
g. Merancang Program
Penentuan program yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
bermula diawali oleh ide yag terdapat dari internal yang mencakup
seluruh indonesia atau dengan cara pengajuan dari pemohon. Lalu, ide
atau permohonan tersebut diproses oleh bagian Corporate Branding
Departement (Branding & CSR) dengan manajemen. Setelah disetujui
maka pelaksanaan kegiatan CSR dilaksanakan. Pelaksanaan bisa sendiri
atau melalui LAZNAS BSM.54
53
Wawancara pribadi dengan Doni Indra. Jakarta 10 April 2015
54
Wawancara pribadi dengan Doni Indra. Jakarta 10 April 2015
51
Ada beberapa rancangan dan klasifikasi program CSR Bank
Syariah Mandiri dalam rangka mengurangi ketidakefektifan. Yaitu :
1) berbasis pada pemberdayaan masyarakat (Community Development
Based)
2) mengutamakan program berkelanjutan (Suntainability Program).
Dalam hal ini, program yang diklasifikasikan bersifat :
1) Community
Program ini bersifat memberikan Bantuan, peningkatan
perekonomian rakyat, memberikan beasiswa, pelatihan,
keterampilan, dst.
2) Employee
Program ini berifat kepada karyawan yang bekerja di Bank Syariah
Mandiri. Seperti: Tunjangan hari tua, jaminan kesehatan,
pembinaan hobi karyawan, dst.
3) Environment
Bukan hanya fokus kepada masyarakat dan karyawan. Bank Syariah
Mandiri juga mempunyai program yang fokus kepada lingkungan.
Program yang dilakukan adalah penanaman mangrove, pengadaan
angkutan sampah serta kegiatan bina lingkungan lainnya.
h. Menyediakan Sumberdaya Manusia
Sumber Daya Manusia yang sediakan oleh Corporate Braning
Departement (Branding & CSR) dan disediakan juga oleh LAZNAS
BSM selaku mitra Bank Syaraiah Mandiri dalam melaksanakan
kegiatan CSR.
52
i. Linkage Stakeholder dan Pemetaan Wilayah
Dalam melaksanaan pemetaan wilayah untuk kegiatan CSR.
Bank Syariah Mandiri pusat melakukan kordinasikan dengan Bank
Syariah Mandiri Cabang untuk melakukan survei dengan cara melihat
keadaan dilapangan dan melakukan komunikasi dengan masyarakat.
Cara tersebut dilakukan agar Bank Syariah Mandiri bisa memberikan
program/bantuan yang tepat.
j. Penentuan Sumber Dana
Sumber dana yang digunakan bank Syariah Mandiri dalam
melakukan kegiatan CSR berasal dari Dana Kebajikan dan Dana Zakat.
Dana Kebajikan berasal dari pendapatan non-halal, denda dan dan
sosial lainnya.55
Sedangkan, Dana Zakat berasal dari Zakat, Infaq, dan
Shodaqoh yang berasal dari perusahaan (BSM), pegawai, nasabah dan
masyarakat umum yang diuraikan pada tabel berikut serta rincian
kegiatannya akan diuraikan pada lampiran.
Tabel 4.1
Tabel Penyaluan Dana CSR Bank Syariah Mandiri
No. Program 2012 2013 Growth
(Rp) %
1 Mitra Umat 2.659.570.201 7.606.338.396 186.00%
2 Didik Umat 9.249.674.228 9.548.805.938 3.23%
3 Simpati Umat 9.683.048.524 14.818.633.642 53.04%
4 Dana Program 837.094.510 95.188.000 -88.63%
Total 22.429.387.463 32.068.965.976 42.98
55
Bank Syariah Mandiri, ”Laporan tahunan 2013”,h.258.
53
k. Tahap Implementasi
Bank Syariah Mandiri melakukan implementasi dengan strategi
Mixed Type dimana strategi ini gabungan antara sentralisasi dengan
desentralisasi. Karena pada dasarnya Bank Syariah Mandiri dengan
LAZNAS BSM mempunyai peran yang sama. Jika nasabah Bank
Syariah Mandiri mengajukan proposal permohonan bantuan maka
yang akan memproses bantuan tersebut adalah pihak Bank Syariah
Mandiri. Jika, yang mengajukan proposal bukan dari nasabah Bank
Syariah Mandiri maka yang memproses pengajuan tersebut adalah
pihak LAZNAS BSM.
l. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi Bank Syariah Mandiri Bank dengan cara
mengkaji program yang dilakukan oleh manajemen dengan Corporate
Braning Departement (Branding & CSR) dan LAZNAS BSM. apakah
tempat yang diberikan program telah mencapai tujuan program CSR.
Jika belum maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu memperhatikan
kendala yang menghambat program CSR tersebut mencapai tujuan
kegiatan. Setelah mengetahui kendala yang terjadi maka dibuatlah
inovasi program yang sesuai untuk kegiatan kedepannya.
2. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi Corporate Social
Reponsibility Bank Asing Konvensional
a. Menetapkan Visi
Visi dari program CSR yang digunakan oleh Bank Asing
Konvensional adalah Visi yang digunakan oleh Bank Asing
Konvensional ialah: “To be “first choice” Corporate Bank that
54
provide the best quality solution” menjadi bank korporasi “pilihan
utama” yang mempersembahkan solusi terbaik.
b. Menetapkan Misi
Misi yang diterapkan oleh Bank Asing Konvensional adalah
misi terapan ialah misi ke empat Bank Asing Konvensional “To
support the economics and socialgrowth by being a good corporate
citizen”. Bank Asing Konvensional ingin ikut andil dalam
pertumbuhan ekonomi dan sosial di Indonesia serta Bank Asing
Konvensional juga ingin menjadi warga perusahaan yang baik di
Indonesia.
c. Menetapkan Tujuan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR Bank Asing Konvensional
mempunyai 2 tujuan:56
1) Mengembalikan keuntungan kepada perusahaan kepada
masyarakat
2) Memperkenalkan branding perusahaan.
d. Mempertimbangkan Kebijakan
Kebijakan yang diambil oleh Bank Asing Konvensional dalam
penyaluran dana sosial untuk kegiatan CSR ialah Sebagai sebuah
investasi sosial. Kegiatan CSR yang akan di implentasi haruslah sangat
terencana sehingga bukan berdampak positif pada masyarakat tetapi
juga kepada perusahaan ke depannya.57
56
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015 57
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
55
e. Menetapkan Strategi
Strategi yang digunakan oleh Bank Asing Konvensional dalam
melaksanakan kegiatan CSR adalah Community Development dimana
strategi ini ditujukan untuk komunitas atau kegiatan perusahaan yang
berbeda dari hasil perusahaan. Dan strategi Community Development
bisa dibedakan menjadi 3 yaitu : Community Relation, Community
Service dan Community Empowering.
Di dalam kegiatan CSR Bank Asing Konvensional terdapat
Community Relation kegiatan yang berupa donasi (charity) dan berupa
kegiatan sosial lainnya.
Bank Asing Konvensional juga melaksanakan program yang
berbasis Community Service. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan
pelayanan perusahaan kepada masyarakat. Kegiatan ini bermaksud
untuk memberikan kebutuhan kepada masyarakat.
f. Merancang Struktur Organisasi
Kegiatan CSR yang dilaksanakan di Bank Asing Konvensional
ditangani oleh 2 departement, Corporate Relation Unit (CRU) untuk
kegiatan CSR yang bersifat umum dan Compliance Departement untuk
kegiatan edukasi perbankan.58
g. Merancang Program
Dalam merancang program dilakukan dengan cara pengajuan
usulan dari Corporate Relation Unit sebagai departemen penanggung
CSR kepada Management. Apabila Management memberikan
58
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
56
persetujuan atas program yang diajukan, program akan dilaksananakan
sesuai petunjuk management.59
Program yang dirancang oleh Bank Asing Konvensional
program yang di buat sesuai perencana secara partisipasi
(Participatory). Yang didahului oleh need assessment.
Ada beberapa dimensi atau klasifikai program yang
dicanangkan oleh Bank Asing Konvensional seperti Community dan
Employe.
h. Menyediakan Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang disediakan oleh pihak Bank Asing
Konvensional diambil oleh internal perusahaan. Namun, pada beberapa
kesempatan, kegiatan CSR dilaksanakan dengan bekerjasama dengan
NGO.
i. Linkage Stakeholder dan Pemetaan Wilayah
Pemetaan wilayah kegiatan CSR Bank Asing Konvensional
masih mencangkup JABODETABEK. Karena, Bank Asing
Konvensional Bank yang hanya berpusat dipusat Jakarta dan tidak
mempunyai cabang didaerah lain. Sehingga, wilayah yang bisa dibantu
terbatas.
j. Penentuan Sumber Dana
Dana berasal dari dana yang disisihkan perusahaan untuk
kegiatan CSR. Dana tersebut berasal dari keuntungan perusahaan
sesuai yang disetujui oleh top manajemen.
59
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
57
Tabel 4.2
Tabel Penyaluan Dana CSR Bank Asing Konvensional
No. Program 2012 2013 Growth
(Rp) %
1 Charity 121.395.405 67.478.635 -44,41%
2 Banking
Education 106.330.130 37.232.960 -64,98&
Total 227.725.535 104.711.595 -54,02%
k. Tahap Implementasi
Di tahap Implementasi kegiatan CSR, Bank Asing
Konvensional menggunakan strategi sentralisasi atau bisa juga dengan
model self managing strategy. Dalam strategi atau model implementasi
tersebut Bank Asing Konvensional adalah sebagai pembuat rencana
dan pelaksana utama. Walaupun, melaksanakan kegiatan dengan pihak
NGO tetapi tetap semua kegiatan dibawah naungan Bank Asing
Konvensional.
l. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi program implementasi Bank Asing
Konvensional dilakukan oleh pihak internal, dengan meminta dengan
meminta feedback untuk mengetahui kekurangan program yang sudah
lalu dan hal hal yang dapat ditingkatkan untuk program selanjutnya.60
3. Perbedaan Implementasi antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank
Asing Konvensional
Setelah melihat tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi
antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank Asing Konvensional. Maka,
penulis membuat tabel perbedaan yang terdapat pada kedua pihak tersebut.
60
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
58
Tabel 4.3
Tabel Perbedaan Implementasi CSR
Perbedaan Bank Syariah Mandiri Bank Asing Konvensional
Sumber Dana
Dana Korporat CSR Rp.
250 juta. Dana Kebajikan
dan Dana Kebajikan
berasal dari pendapatan
non-halal, denda dan dan
sosial lainnya Rp28,09
miliar. Sedangkan, Dana
Zakat berasal dari Zakat,
Infaq, dan Shodaqoh yang
berasal dari perusahaan
(BSM), pegawai, nasabah
dan masyarakat umum
Rp22,66 miliar.
Berdasarkan persetujuan
top manajemen.
Struktur
Organisasi
Unit yang membawahi
pelaksanaan
tanggungjawab sosial ialah
Corporate Secretary
(CSD). Tetapi yang
membawahi langsung
kegiatan tanggungjawab
sosial Corporate Branding
Departement (Branding &
CSR) ditambah dengan st
LAZNAS BSM selaku
mitra.
Kegiatan CSR yang
dilaksanakan di Bank
Asing Konvensional
ditangani oleh 2
departement, Corporate
relation Unit untuk
kegiatan CSR yang
bersifat umum dan
Compliance Departement
untuk kegiatan edukasi
perbankan
Merancang
Program
Program yang dirancang
berbasis pada
pemberdayaan masyarakat
(Community Development
Based) dan mengutamakan
program berkelanjutan
(Suntainability Program).
Program yang dirancang
oleh Bank Asing
Konvensional program
yang di buat sesuai
perencana secara
partisipasi
(Participatory). Yang
didahului oleh need
assessment.
Sumberdaya
Manusia
Sumber Daya Manusia
yang sediakan oleh Bank
Syariah Mandiri berasal
dari Corporate Braning
Departement (Branding &
CSR) dan disediakan juga
oleh LAZNAS BSM
Sumberdaya manusia
yang disediakan oleh
pihak Bank Asing
Konvensional diambil
oleh internal perusahaan.
Namun, pada beberapa
kesempatan, kegiatan
59
selaku mitra Bank Syariah
Mandiri dalam
melaksanakan kegiatan
CSR
CSR dilaksanakan dengan
bekerjasama dengan NGO
Pemetaan
Wilayah
Pemetaan untuk
melakukan kegiatan CSR
diakukan di wilayah yang
terdapat cabang Bank
Syariah Mandiri. Bank
Syariah Mandiri pusat
melakukan kordinasikan
dengan Bank Syariah
Mandiri Cabang
Pemetaan wilayah
kegiatan CSR Bank Asing
Konvensional masih
mencangkup
JABODETABEK. Karena Bank Asing Konvensional
Bank yang hanya
berpusat di Jakarta dan
tidak mempunyai cabang
didaerah lain.
Implementasi
kegiatan
Bank Syariah Mandiri
melakukan implementasi
dengan strategi Mixed
Type dimana strategi ini
gabungan antara
sentralisasi dengan
desentralisasi.
Di tahap Implementasi
kegiatan CSR, Bank
Asing Konvensional
menggunakan strategi
sentralisasi atau bisa juga
dengan model self
managing strategy
Evaluasi
Kegiatan
Pada tahap evaluasi
program implementasi
Bank Syariah Mandiri
dengan cara mengkaji
program yang dilakukan
oleh manajemen dengan
Corporate Braning
Departement (Branding &
CSR) dan LAZNAS BSM.
apakah tempat yang
diberikan program telah
mencapai tujuan program
CSR. Jika belum maka
dilakukan tahap
selanjutnya yaitu
memperhatikan kendala
yang menghambat
program CSR tersebut
mencapai tujuan kegiatan.
Setelah mengetahui
kendala yang terjadi maka
dibuatlah inovasi program
yang sesuai untuk kegiatan
kedepannya.
Pada tahap evaluasi
program implementasi
Bank Asing Konvensional
dilakukan oleh pihak
internal, dengan meminta
dengan meminta feedback
dari partisipan (Employe)
mengenai program yang
telah dilaksanakan untuk
mengetahui kekurangan
program yang sudah lalu
dan hal hal yang dapat
ditingkatkan untuk
program selanjutnya.
60
Dalam tabel di atas terlihat perbedaan proses pelaksanaan CSR
antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank Asing Konvensional disatu sisi
Bank Syariah Mandiri mempunyai perbedaan yang terdapat pada sumber
dana yang memadai yang didukung oleh lembaga yang profesional dengan
program yang bersifat jangka panjang serta ruang lingkup yang cukup
luas. Sedangkan untuk Bank Asing Konvensional sendiri dari memiliki
perbedaan dari jumlah sumberdaya manusia yang berpartisipasi dalam
kegiatan CSR. Dalam pelaksanaan juga berbeda Bank Syariah Mandiri
menggunakan Mixed Type. Sedangkan Bank Asing Konvensional
menggunakan sentralisasi atau bisa juga dengan model self managing
strategy.
D. Analisis SWOT Terhadap Implementasi program Corporate Social
Responsibility (CSR)
Analisis SWOT merupakan cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan.61
Pada analisis SWOT, strategi perusahaan dapat dirumuskan
berdasarkan dua kondisi yaitu internal dan eksternal. Kondisi internal
perusahaan dalam analisis ini dideskripsikan oleh kekuatan (strenghts) dan
kelemahan (weaknesses). Sedangkan kondisi eksternal perusahaan dalam
analisis ini digambarkan oleh hal-hal apa saja yang menjadi peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) yang akan dihadapi serta diatasi oeh
kedua Bank untuk mencapai tujuannya. Penjabarannya dilakukan dengan
memasukan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan data refrensi.
61
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama, Hlm.18.
61
1. Analisis SWOT Implementasi program Corporate Social Responsibility
(CSR) Bank Syariah Mandiri
a. Kekuatan (Strengths)
1) Sumber dana yang mendukung
Dana merupakan kunci dari suatu kegiatan, dalam hal ini
Bank Syariah Mandiri mempunyai 2 sumber dana yang digunakan
untik melaksanakan kegiatan CSR yaitu: dana kebajikan dan dana
zakat. Dana kebajikan berasal dari denda, sumbangan, hibah dan
dan sosial lainnya. Dana zakat berasal dari zakat korporat, pegawai,
nasabah dan masyarakat umum.
2) Mempunyai cabang yang tersebar di wilayah Indonesia
Bank Syariah Mandiri mempunyai cabang hampir setiap
wilayah di indonesia. Hal ini mempermudah Bank Syariah Mandiri
untuk melakukan survei lokasi jika memang ada tempat yang
pantas diberikan bantuan CSR di wilayah tersebut.
3) Bekerjasama dengan mitra yang berpengalaman
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, Bank Syariah Mandiri
melakukan kerjasama dengan LAZNAS BSM. LAZNAS BSM
merupakan Lembaga penghimpun, pengelola dan penyaluran zakat
infak dan shadaqah yang sudah berdiri dari tahun 2001. Sudah
banyak kegiatan CSR Bank Syariah Mandiri yang dilaksanakan
bersama LAZNAS BSM.
4) Pilihan program yang beragam
Bank Syariah Mandiri mempunya 3 program utama yang
menjadikan patokan dalam melakukan kegiatan CSR. Program
62
tersebuat adalah: mitra ummat program tersbut fokus kepada
pengembangan usaha mikro. Selanjutnya didik umat dimana
program ini berfokus kepada bidang pendidikan seperti beasiswa
dan pembangunan sarana prasarana. Yang terakhir ialah simpati
umat, progeam ini berfokus pada bantuan jangka pendek seperti
kesehatan dan bantuan bencana.
b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Sumberdaya manusia yang tidak terlalu banyak
Sumberdaya manusia menjadi salah satu kendala yang
dimiliki Bank Syariah Mandiri. Karena dengan banyak program
yang dilaksanakan. Maka harus mempunyai sumberdaya manausia
yang cukup. Ditambah lagi dengan giatnya Bank Syariah Mandiri
dalam melaksanakan kegiatan CSR yang berbasis pengembangan
usaha mikro. Dalam kegiatan pengembangan usaha mikro terdapat
beberapa pengusaha yang bertindak nakal. Sehingga modal yang
diberikan tidak memberikan manfaat kepada pengusahan tersebut.62
2) Sulit melibatkan komunitas dalam pelaksanaan kegiatan CSR
Di dalam kegiatan CSR terkadang sulit untuk menemukan
komunitas untuk pelaksanaan dan menjaga pemberian yang telah
diberikan/dibuat. Sehingga hanya bermanfaat untuk jangka pendek
serta cepat rusak karena tidak dirawat.
62
Wawancara pribadi dengan Doni Indra. Jakarta 10 April 2015
63
c. Peluang (Opportunities)
1) Berkembangnya pemahaman tentang CSR.
Berkembangnya pemahaman tentang CSR dalam tataran
global bisnis membuka jalan dalam mempromosikan program-
program CSR kepada masyarakat publik.
2) Corporate Social Responsibility (CSR) award Indonesia
Corporate Social Responsibility (CSR) award menjadikan
kesempatan besar bagi perusahaan untuk memulai kiprah CSR di
tingkat nasional sekaligus menjadi ajang kompetisi personel CSR.
Strategi ini memberikan citra yang baik bagi perusahaan sekaligus
menjadi kebanggaan bagi personel CSR dan karyawan perusahaan.
3) Pengentasan kemiskinan yang belum merata
Jika kita kaitkan dengan masalah kemiskinan yang sudah
ada sejak jaman dahulu dan diperparah dengan krisis ekonomi yang
terjadi dinegara berkembang seperti Indonesia beberapa tahun
terakhir ini. Hingga saat ini pun kemiskinan tersebut masih
membayang-bayangi perekonomian Indonesia. Masalah ini terus
berlanjut dan berkembang
4) Peraturan pemerintah tentang CSR
Penerapan aktivitas CSR yang berkembang di Indonesia,
sesuai regulasi pemerintah dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas pada pasal 74, bahwa kegiatan CSR atau
tanggung jawa sosial merupakan suatu kegiatan yang diwajibkan
dan dilaksanakan berdasarkan pada kepatuhaan.
64
d. Ancaman (Threats)
1) Ancaman pesaing dalam kegiatan
Pesaing tetap menjadi ancaman yang paling utama, pesaing
tidak hanya datang dari dunia perbankan dalam negeri, tetapi dari
luar negeri pun ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
2) Belum terbangun pemahaman CSR pada Goverment Relation
Kurangnya pemahaman CSR dikalangan instansi pemerintah
yang bersangkutan terkadang malah menghambat kinerja CSR
tersebut. Dalam suatu kegiatan mungkin saja pihak instansi
pemerintah tidak ikut turun tangan dalam kegiatan. Mereka hanya
berpendapat bahwa kegiatan tersebut adalah tanggung jawab dari
perusahaan yang melakukan.
2. Analisis SWOT Implementasi program Corporate Social Responsibility
(CSR) Bank Asing Konvensional
a. Kekuatan (Strengths)
1) Sumber daya manusia yang mencukupi
Sumberdaya manusia yang banyak merupakan salah satu
kekuatan dari Bank Asing Konvensional. Karena setiap kegiatan
CSR dilaksanakan Bank Asing Konvensional mengerahkan semua
karyawan dilevel eksekutif sampai level officer. Setiap karyawan
mempunyai keahlian komunikasi, manajemen keuangan dan
keahlian lainnya sehingga memungkinkan mempermudah
pelaksanaan kegiatan CSR.63
63
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
65
2) Hubungan erat antar karyawan
Ini menjadi salah satu kelebihan Bank Asing Konvensional,
yaitu hubungan yang erat antar karyawan. Karena selama kegiatan
yang dilakukan oleh Bank Asing Konvensional selalu melibatkan
karyawan jarang untuk menggunakan lembaga lain. Sehingga para
karyawan saling percaya akan kualitas yang dimiliki oleh temannya
tersebut.64
3) Administrasi yang terorganisir
Administrasi yang terorganisisr merupakan salah satu kunci
suksesnya sebuah kegiatan. Bank Asing Konvensional mempunyai
administrasi yang sangat ketat setiap kegiatan yang dilaksanakan
langsung diawasi oleh generai affair perusahaan. Semua keperluan
kegiatan perusahaan harus mempunyai bukti transaksi formal untuk
dilaporkan. Jika, tidak ada bukti formal maka transaksi tersebut
dianggap tidak sah.
4) Menuggunakan bukti pembayaran formal
Administrasi yang ketat memang sudah menjadi hal biasa
yang dilakukan oleh perusahan. Bank Asing Konvensional dalam
melaksanakan kegiatan apapun harus jelas. Dalam melaksanakan
transaksi harus dengan penjual yang jelas. Maksud jelas disini
adalah bentuk pembayaran yang formal. Untuk pedagang yang
mempunyai NPWP mempunyai harga yang bisa dibilang agak
mahal mempunyai bukti pembayaran yang formal. Sehingga
harusnya dana bisa ditekan seminimalis mungkin dan mungkin bisa
dilakukan untuk kegiatan yang lain.
64
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
66
b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Sumber dana yang terbatas
Sumber dana untuk kegiatan CSR di Bank Asing
Konvensional sangatlah terbatas. Karena dana yang didapatkan
hanya dari pendapatan perusahaan saja. Jumlah nominalnya pun
semua tergantung oleh pendapatan perusahan.
2) Program yang terbatas
Program CSR yang dilakukan oleh Bank Asing
Konvensional hanya berputar dibidang pendidikan saja. Walaupun
melakukan renovasi bangunan, donasi, atau melakukan program
kesehatan lainya nya itu semua ditargetkan untuk murid-murid
disana atau anak putus sekolah yang berada ditempat kegiatan.
3) Belum ada alat ukur menilai keberhasilan CSR.
Bank Asing Konvensional tidak mempunyai alat ukur yang
pasti dalam menilai keberhasilah CSR. Selama ini Bank Asing
Konvensional hanya menilai keberhasilan kegiatan CSR ketika
kegiatan itu sukses dilaksanakan tanpa adanya halangan yang
berarti.
c. Peluang (Opportunities)
1) Fasilitas Pendidikan yang belum memadai
Realitas yang ada bahwa pendidikan pada umumnya di
Indonesia kurang memadai. Mendikbud menjelaskan, 75 persen
sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal
pendidikan. Berdasarkan pemetaan Kemendikbud terhadap 40.000
sekolah pada 2012, diketahui bahwa isi, proses, fasilitas, dan
67
pengelolaan sebagian besar sekolah saat ini masih belum sesuai
standar pendidikan yang baik seperti diamanatkan undang-
undang.65
2) Salah satu syarat Menjadi perusahaan Good Corporate Governance
Good Corporate Governance adalah prinsip yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggung jawabannya kepada para shareholder
khususnya, dan stakeholders pada umumnya.
3) Menambah citra positif perusahaan baik di lingkungan internal
maupun eksternal
Tidak dapat dipungkiri tujuan dari kegiatan CSR sendiri
selain untuk memperkenalkan perusahaan adalah mendapatkan citra
positif dari pihak internal dan eksternal perusahaan. Karena
semakin baik citra suatu perusahaan pasti akan mendapat dampak
yang baik untuk perusahaan tersebut entah langsung maupun tidak
langsung.
d. Ancaman (Threats)
1) Bersaing dengan perusahaan lain yang menjadi kompetitor dalam
kegiatan.
Persaingan merupakan sesuatu yang selalu menjadi
ancaman. Banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama
memberikan kegiatan yang sama. Atau, mungkin kegiatan yang
pesaing tawarkan lebih beragam dan inovatif.
65
Kompas,”Berita Buruk Pendidikan Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 12 April
2015 dari edukasi.kompas.com/read/2014/12/02/18365971/Berita.Buruk.Pendidikan.Indonesia
68
2) Perbedaan sifat masyarakat disetiap daerah.
Kegiatan CSR tidak mungkin dilakukan pada satu tempat
saja. Tetapi, kegiatan teresebut dilakukan didaerah yang berbeda
setiap tahunnya. Setiap daerah mempunyai perilaku, adat istiadat,
tingkat kerjasama dan kapabilitas yang berbeda.
3) Partisipasi pemerintah yang amat rendah.
Kegiatan CSR Bank Asing Konvensional minim sekali
dengan partisipasi pemerintah. Pemerintah hanya membantu dalam
mengurus perizinan pelaksanaan. Selebihnya kegiatan CSR Bank
Asing Konvensional dilaksanakan oleh karyawan.
3. Matrix SWOT Implementasi implementasi Corporate Social
responsibility (CSR) Bank Syariah Mandiri dan Bank Asing
Konvensional
Matrix SWOT merupakan Matching tool yang penting untuk
membantu perusahaan mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe
strategi tersebut adalah:
a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan
1) Bank Syariah Mandiri
a) Menambah program CSR yang berkonsentrasi ke bidang
pemberdayaan.
b) Memperbanyak pelaksanaan program didaerah terpencil
c) Lebih giat dalam melakukan supervisi kegiatan dengan cabang
atau lembaga yang bersangkutan didaerah kegiatan CSR.
69
d) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah untuk
mensinergikan program CSR perusahaan dengan pemerintah
2) Bank Asing Konvensional
a) Menambah program yang berfokus pada penyediaan fasilitas
serta beasiswa.
b) CSR staff melakukan pendampingan secara efektif terhadap
komunitas kelompok sasaran
c) Melakukan tranparency anggaran dana kegiatan CSR serta
menjalankan fungsi struktur dan sistem perusahaan.
b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan kelemahan
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
1) Bank Syariah Mandiri
a) Rekruitmen Staff CSR yang disesuaikan dengan kebutuhan
b) Pengikutsertaan pelatihan CSR bagi Corporate Branding
Departement (Branding & CSR) serta staff lainnya tentang
CSR.
2) Bank Asing Konvensional
a) Melakukan seleksi terhadap staff yang ingin ikut serta dalam
pelaksanaan kegiataan CSR
b) Melakukan promosi tentang perusahaan. Minimal pemerintah
serta komunitas mengetahui tentang profile perusahaan yang
melaksanakan CSR.
70
c. Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini bertujuan untuk menhindari atau mengurangi
dampak dari ancamn-ancaman eksternal.
1) Bank Syariah Mandiri
a) Melakukan survei ke daerah serta melakukan sosialisasi tentang
CSR dan kebutuhan daerah tersebut.
b) Melakukan pelatihan CSR bagi staff Goverment Relation,
tentang CSR.
2) Bank Asing Konvensional
a) menambah program mikro finance yang sudah ada memiliki
potensi untuk disinergikan dengan lembaga perbankan.
b) Melakukan sosialisasi serta meminta pemerintah untuk
berpartisipasi dalam kegiatan.
c) Menggunakan CSR sebagai alat pendekatan terhadap
masyarakat.
d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
1) Bank Syariah Mandiri
a) Melakukan komunikasi kepada komunitas CSR tentang
program CSR yang dilaksanakan.
b) Melakukan promosi kegiatan agar masyarakat lebih mengetahui
tentang program yang akan di laksanakan.
71
2) Bank Asing Konvensional
a) Mengurangi biaya operasional dan mengalihkannya untuk
program CSR.
b) Menyusun Standard alat ukur keberhasilan & Sistem
Pemantauan dan Evaluasi
Untuk lebih jelasnya tabel analisis matrix SWOT dapat
membantu untuk lebih memahanmi empat macam strategi yang
dimaksud pada lampiran.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan rumusan masalah dalam penelitian ini,
maka dapat itarik kesimpulan sebagai berikut:
1. model implementasi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri adalah
bermitra dengan pihak lain yang dalam hal ini adalah LAZNAS BSM
Model implementasi yang diterapkan oleh Bank Asing Konvensional
adalah Keterlibatan langsung perusahaan menjalanankan program CSR.
2. Kategori perusahaan Bank Syariah Mandiri masuk dalam kelompok hijau.
Bank Syariah Mandiri dimana CSR sebagai strategi inti dan jantung bisnis
dan Bank Asing Konvensional terdapat dikelompok biru dimana
perusahaan menilai praktis CSR sebagai investasi.
3. Pada tahap implementasi Bank Syariah Mandiri menggunakan strategi
Mixed Type. Sedangkan Bank Asing Konvensional menggunakan strategi
sentralisasi atau bisa juga dengan model self managing strategy.
4. Analisis SWOT (CSR) Bank Syariah Mandiri yaitu: Kekuatan: Sumber
dana yang mendukung, mempunyai cabang yang tersebar diwilayah
Indonesia, bekerjasama dengan mitra yang berpengalaman, pilihan
program yang beragam. Kelemahan: Sumberdaya manusia yang terbatas,
Sulit melibatkan komunitas dalam melaksanakan kegiatan. Peluang:
Berkembangnya pemahaman tentang CSR, Corporate Social
Responsibility (CSR) award Indonesia, pengentasan kemiskinan yang
belum merata, peraturan pemerintah tentang CSR. Ancaman: Ancaman
Pesaing dalam kegiatan, Kenaikan harga minyak.
73
5. Analisis SWOT Implementasi program Corporate Social Responsibility
(CSR) Bank Mizuho Indonesia yaitu: Kekuatan: sumber daya
manusiayang mencukupi, hubungan erat antar karyawan, administrasi
yang terorganisir, menggunakan bukti pembayaran formal. Kelemahan:
Belum banyak diketahui masyarakat luas, sumber dana yang terbatas,
Program yang terbatas. Peluang: Fasilitas Pendidikan yang belum
memadai, menjadikan perusahaan Good Corporate Governance,
menambah citra positif perusahaan baik di lingkungan internal maupun
eksternal. Ancaman: Bersaing dengan perusahaan lain yang menjadi
kompetitor dalam kegiatan, perbedaan masyarakat disetiap daerah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan diatas maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Dalam mengoptimalkan kegiatan CSR sebaiknya Bank Syariah Mandiri
meningkatkan kuantitas dan kualitas pengawas dilapangan untuk kegiatan
UMKM, serta melaksanakan pelatihan binaan dan pengawas Untuk Bank
Asing Konvensional agar memaksimalkan dana dan memperbanyak
program dibidang lain.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah tentang kegiatan
CSR. Agar masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan tersebut dan
pemerintah bisa memberikan bantuan dalam melaksanakan kegiatan CSR.
3. Membangun komunikasi yang baik terhadap para binaan agar cepat
merespon hal-hal yang dihadapi agar mendapatkan solusi yang baik agar
kegiatan berjalan lancar.
74
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi Penelitian. Ciputat: Adelina Bersaudara, 2010.
Amri, Mulya dan Wicaksono Sarosa. CSR Untuk Penguatan Kohesi Sosial. Jakarta:
Indonesia Business Links,2008.
Anatan, Lina. “Corporate Social Responsibility (CSR):Tinjauan Teoritis dan Praktik di
Indonesia” Jurnal Manajemen Universitas Kristen Maranatha Vol.8, No.2,
(2009): h.1.
Bank Konvensional Asing, Laporan tahunan 2013
Bank Syariah Mandiri, Laporan tahunan 2013.
Basrowi & Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.
C.Korten, David ”When Corporate Rule the World” dalam Teguh Sri Pambudi, CSR:
Sebuah Keharusan dalam Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial
(PUSENSOS) Departemen Sosial RI. Jakarta: La Tofi Enterprise, 2005, h.15.
Hadi, Nor. Corporate Social Responsibility,cet.I. Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2011.
Iriantara, Yosal. Community Relations: Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Simbioda
Rekatama Media, 2004.
J.Kitchen, Philip. Public Relation: Principles and Practice, 1st Edition. London:
Thompson Business Press, 1997.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Mursitama, Tirta N dan Fadil M Hasan, dkk. Corporate Social Responsibility di
Indonesia (Teori dan Implementasi). Jakarta: Institute for Development of
Economic adn Finance (INDEF),2011.
Rangkuty, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Rudito, Bambang dan Melia Famiola. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, Edisi.I. Bandung: penerbit Rekayasa Sains,2007.
Saidi, Zaim dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Yang Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Jakarta: Piramedia,2004.
Sjahdeni, Sutan Remy. “Corporate Social Responsibility”, Jurnal Hukum
Bisnis.Vol.26,No.3(2007): h.60.
75
Subana dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia,2005.
Suharto, Edi. CSR & COMDEV: INVESTASI KREATIF PERUSAHAAN DI ERA
GLOBALISASI. Bandung: CV Alfabeta,2010.
Sukirno, Sadono, Wan Sabri Husin, dkk. Pengantar Bisnis, Jakarta : prenada media,
2004.
Susanto, A.B. A Strategic Management Approach CSR. Jakarta: The Jakarta Consulting
Group,2007.
Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2011.
Umar, Husein. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis,Cet.VI. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Untung, Hendrik Budi. Corporate Social Responsibility, cet.II. Jakarta : Sinar Grafika,
2009.
Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Cet.II, Gresik: Fascho
Publishing,2007.
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Dyah Pramesti Shinta Dewi. Jakarta 9 Maret 2015
Wawancara pribadi dengan Doni Indra. Jakarta 10 April 2015
Website
Anonim.”Perkembangan Awal Konsep CSR di era tahun 1950-1960an”, Artikel diakses
pada 25 september 2014 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/30304/3/Chapter%20II.pdf
Anonim.”Sejarah CSR”, artikel ini diakses pada 20 juli 2014 dari
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2283794-sejarah-dan-
perkembangan-corporate-social/#ixzz33EAEYoF1
Anonim.”Sejarah dan Evolusi Tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR)”.Artikel diakses
pada 23 september 2014 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/40709/3/Chapter%20II.pdf.
Badan Pusat Statistik, “ Profil Kemiskinan Di Indonesia September 2013” artikel diakses
pada 20 Juli 2014 dari http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan14.pdf.
Bank syariah Mandiri, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 dari http://www.syariah
mandiri.co.id/category/csr/
76
D.Maharani, “Good Corporate Governance Training”, artikel ini diakses pada 20 Juli
2014 dari http://ssaconsulting.co.id/2014/05/25/good-corporate-governance-
training-3/t
Hendi Hidayat Weblog, “CSR : Sekilas Sejarah dan Konsep”, Artikel diakses pada 25
september 2014 dari http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/csr-sekilas-sejarah-
dan-konsep.html
Kompas,”Berita Buruk Pendidikan Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 12 Maret
2015edukasi.kompas.com/read/2014/12/02/18365971/Berita.Buruk.Pendidikan.
Indonesia
77
Lampiran 1
78
Lampiran 2
79
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA
Nama : Doni Indra
Jabatan : Brand Development Officer
Tempat : Bank Syariah Mandiri
Waktu : 10 April 2015
1. Mengapa Bank Syariah Mandiri melakukan Corporate Soaila Responsibility (CSR) ?
Bank Syariah Mandiri menydari bahwa CSR merupakan hal yang sangat penting
dalam mendukung aktifitas serta tumbuh kembangnya sebuah sebuah perusahaan.
Kegiatan CSR merupakan timbal balik dari semua proses yang dijalankan
perusahaan. Bentuk tanggung jawab tersebut salah satunya ada kegiatan CSR yuntuk
pegawai, konsumen masyarakat dan lingkungan.
2. Bagaimana prosedur yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dalam melaksanakan
kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ?
Penentuan program yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri bermula diawali oleh
ide yag terdapat dari internal atau dengan cara pengajuan dari pemohon. Lalu, ide
atau permohonan tersebut diproses oleh bagian Corporate Branding Departement
(Branding & CSR) dengan management. Setelah itu program yang disetujui di
eksekusi. Eksekusi program isa dilaknakan langsung oleh Bank Syariah Mandiri
ataupun melalui LAZNAS BSM.
3. Program seperti apa yang lebih diutamakan dalam kegiatan Corporat Social
Responsibilit (CSR) ?
Strategi yang digunakan dalam merancang program oleh Bank Syariah Mandiri
merupakan Strategi yang berbasis Community Development. Karena didalam program
Bank Syariah Mandri terdapat program pengembangan yang terdapat pada strategi
Community Development.
4. Bagaimana pola yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri ?
Sedangkan pola implementasi yang diterapkan Bank Syariah Mandiri adalah bermitra
dengan pihak lain yang dalam hal ini adalah LAZNAS BSM/ Lembaga Mitra dalam
penyaluran dana zakat perusahaan dan pelaksanaan program yang bersifat humanity.
Acuan kerja pelaksaaan program CSR melalui perjanjian kerjasama (PKS) BSM dan
LAZNAS BSM No.12/410-PKS/DIR: No.09/001/LAZBSM/DIR tanggal 12
November 2010 tentang penyaluran zakat dan Dana Program.
80
5. Apakah ada struktur khusus yang membawahi langsung kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) ? Jika ada siapa saja yang ikut partisipasi dalam melaksanakan
kegiatan CSR ?
Unit yang membawahi pelaksanaan tanggungjawab sosial ialah Corporate Secretary
(CSD). Tetapi yang membawahi langsung kegiatan tanggungjawab sosial Corporate
Branding Departement (Branding & CSR )
6. Apakah Bank Syariah Mandiri menyediakan SDM untuk membantu melaksanakan
CSR ? Jika ada siapa saja yang ikut partisipasidalam pelaksanaan kegiatan CSR ?
SDM yang yang disediakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah tenaga ahli yang
menguasai hal dibidangnya serta terdapat juga SDM yang disediakan oleh LAZNAS
BSM.
7. Menurut Bank Syariah Mandirisendiri kegiatan CSR itu berkedudukan seperti apa ?
Bank Syariah Mandiri menempatkan kegiatan CSR sebagai investasi sosial
perusahaan. Karena pada dasarnya kegiatan CSR ini akan berdampak secara langsung
maupun tidak langsung kepada Bank Syariah Mandiri. Untuk itu pelaksanaannya
dilakukan secara terencana dan bekerjasama dengan lembaga yang profesional dalam
penyaluran dana.
8. Apa tujuan dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ?
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan BSM di tahun 2009 terus diupayakan agar sesuai
dengan konsep dasar CSR, yaitu membantu mengatasi atau mengurangi permasalahan
yang terjadi di masyarakat, mengusahakan terjadinya perubahan perilaku masyarakat,
dan mengupayakan pencapaian kesejahteraan kehidupan masyarakat.
a. Mendukung kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.
b. Mendukung implementasi praktik bisnis yang transparan dan bertanggungjawab.
c. Membuat perubahan positif di tengah masyarakat, khususnya di lingkungan di
mana BSM beroperasi.
d. Membangun citra positif BSM dalam benak masyarakat, dan menggalang
dukungan masyarakat untuk tujuan bisnis BSM.
e. Meningkatkan nilai brand BSM dengan membangun reputasi yang baik.
f. Meningkatkan kesadaran publik tentang BSM melalui kegiatan-kegiatan sosial.
9. Apa target yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Mandiri dari kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) ?
Bank Syariah Mandiri mempunyai target yang tidak jauh berbeda dengan tujuan.
Tetapi target yang diprioritaskan ialah meningkatkan kinerja program CSR sehingga
mempunyai dampak yang positif dan memperkenalkan branding Bank Syariah
81
Mandiri kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih mengenal Bank Syariah
Mandiri melalui kegiatan CSR
10. Bagaimana mekanisme evaluasi CSR yang dilakukan Bank Syariah Mandiri ?
Pada tahap evaluasi Bank Syariah Mandiri Bank dengan cara mengkaji program yang
dilakukan oleh manajemen dengan Corporate Braning Departement (Branding &
CSR) dan LAZNAS BSM. Melakukan analisis mengenai berlangsungnya kegiatan
secara berkala apakah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan atau tidak,
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan kesesuaian program terhadap kondisi
masyarakat pada saat dan setelah berlangsungnya program, keiatan tersebut untuk
melihat kecocokan program yang telah dibuat dengan pelaksanaan, terkadang ada
kesalahan dari pihak mitrabinaan seperti tunggakan pembayaran dan keuangan yang
terus menurun.jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tunggakan pembayaran
dan keuangan yang terus menurun maka akan terus dilakukan monitoring dan
penyesuaian program ulang Menganalisis hasil-hasil yang dicapai untuk digunakan
dalam perencanaan, strategi dan penyusunan kebijakan untuk program selanjutnya.
82
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
Nama : Dyah Pramesti Shinta Dewi
Jabatan : Head Of Corporate Relation Unit
Tempat : Guest Houst Bank Konvensional Asing
Waktu : 9 Maret 2015
1. Mengapa Bank Konvensional Asing melakukan Corporate Soaila Responsibility
(CSR) ?
Untuk mengembalikan keuntunganyang didapat oleh perusahaan kepada masyarakat.
2. Bagaimana prosedur yang dilakukan Bank Konvensional Asing dalam melaksanakan
kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ?
Penentuan program dilaksanakan dengan cara pengajuan usulan dari Corporate
Relation Unit sebagai depatemen penanggung jawab CSR kepada managment.
Apabila management memberi persetujuan atas program yang diajukan, program
akan dilaksanakan sesuai petunjuk management.
3. Program seperti apa yang lebih diutamakan dalam kegiatan Corporat Social
Responsibilit (CSR) ?
Program yang lebih diutamakan adalahg program yang dibuat sesuai perencanaan
secara partisipasi.
4. Bagaimana pola yang diterapkan oleh Bank Konvensional Asing ?
Pola implementasi yang diterapkan oleh Bank Kovensional Asing adalah Keterlibatan
langsung perusahaan menjalanankan program CSR secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke
masyarakat tanpa perantara. Berawal dari brainstrorm tentang masalah tempat
program dan kapan pelaksanaan yang dirumuskan oleh Corporate Relation Unit
(CRU).
5. Apakah ada struktur khusus yang membawahi langsung kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) ? Jika ada siapa saja yang ikut partisipasi dalam melaksanakan
kegiatan CSR ?
Kegiatan CSR ditangani oleh 2 Departmen, Corporate Relatian Unit untuk kegiatan
CSR umum dan Compliance Department untuk kegiatan edukasi perbankan.
83
6. Apakah Bank Konvensional Asing menyediakan SDM untuk membantu
melaksanakan CSR ? Jika ada siapa saja yang ikut partisipasi dalam pelaksanaan
kegiatan CSR ?
SDM untuk pelaksanaan CSR diambil dari internal perusahaan. Namun pada
beberapa kesempatan, kegiatan CSR dilaksanakan dengan bekerjasama dengan NGO.
7. Menurut Bank Konvensional Asing sendiri kegiatan CSR itu berkedudukan seperti
apa ?
CSR lebih berasosia kepada investasi sosial perusahaan. Karena pada akhirnya akan
ada dampak yang akan dirasakan oleh perusahaan.
8. Apa tujuan dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) ?
Selain mengembalikan keuntungan yang didapat ole perusahaan ke masyarakat, juga
untuk branding perusahaan
9. Apa target yang ingin dicapai oleh Bank Syariah Mandiri dari kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) ?
Pada dasarnya target kegiatan CSR Bank Konvensional Asing tidak terlalu jauh
berbeda dari tujuan yang telah ditetapkan yaitu memberikan keuntungan kepada
masyarakat sehingga masyarakat setidaknya bisa sedikit diringankan. Selain itu juga
masyarakat diharapkan lebih mengenal Bank Konvensional Asing sebagai perusahaan
asing yang turut aktif dalam kegiatan sosial..
10. Bagaimana mekanisme evaluasi CSR yang dilakukan Bank Syariah Mandiri ?
Evaluasi yang dilaksanakan bersifat internal, dengan meminta feedback dari
partisipan. Mengenai program yang telah dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan
yang sudah lalu dan hal –hal yang dapat ditingkatkan untuk program selanjutnya.
84
Lampiran 5
Tabel CSR Program Kemitraan Tahun 2013
No Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima
1 Bantuan Kegiatan Pendampingan Dan Pelatihan Nasabah Warung Mikro
Selindo 1.748 Orang
2 Bantuan Biaya Pelatihan LKMS Selindo 811 Orang
3 Bantuan Pelatihan Wirausaha Selindo 1.113 Orang
4 Bantuan Modal Proyek Nasional Permodalan Mandiri
Selindo 696 Orang
5 Bantuan Modal Usaha Perorangan Selindo 37 Orang
6 Bantuan Modal Kelompok Usaha Selindo 216 Orang
7 Bantuan Biaya Masjid Wiramandiri Selindo 1.638 Orang
8 Bantuan Dana Peternakan Selindo 715 Orang
Tabel CSR Program Pemberdayaan Ekonomi Tahun 2013
No Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima
1 Bantuan modal Usaha Perorangan Jabotabek 103 Orang
2 Bantuan Operasional Budidaya Jamur Bogor 1 Lembaga
3 Bantuan Modal Kerja dan Outlet Usaha Minuman The Real Tea
Jakarta 9 Orang
4 Bantuan Modal Kerja dan Renovasi Pedagang Gerobak Bagi Keluarga Dhuafa Rumah Pemberdayaan Hijrah
Jakarta 30 Orang
5 Bantuan Pembelian Becak Bagi Warga Dhuafa Katamso Kerjasama dengan BSM Katamso
Katamso 10 Orang
6 Bantuan Mesin Cetak Batako Ponpes Al-Qodir Kerjasama dengan BSM Sleman
Sleman 1 Lembaga
7 Bantuan Ternak Kambing Ponpes Sabilunnajah Kerjasama dengan BSM Yogyakarta
Yogyakarta 1 Lembaga
8 Bntuan Peternak Ikan Ponpes Al-Hidayah Kerjasama dengan BSM Bekasi
Bekasi 1 Lembaga
9 Bantuan Kepada 100 Peternak Sapi untuk Masyarakat Tuban Kerjasama dengan BSM Tuban
Tuban 100 Orang
10 Bantuan CSR untuk Pengembangan Ekonomi BSM Kediri
Kediri 1 Lembaga
11 Bantuan Perahu Nelayan bagi Masyarakat Desa Sinar Laut dana
Lampung 30 Orang
85
Seremonial Kerjasama dengan BSM Lampung
12 Bantuan Pengembangan Usaha Mikro Yayasan Cindev Kerjasama Dengan BSM Cianjur
Cianjur 1 Lembaga
13 Bantuan Pedagang Kaki Lima Masyarakat Pali Kerjasama dengan BSM Pali
Pati 25 Orang
14 Bantuan Pemberdayaan Usaha warga Jayapura Lerjasama BSM Jayapura
Jayapura 1 Orang
15 Bantuan 1 Unit Komputer SMK Jember Kerjasama dengan BSM Jember
Jember 1 Lembaga
16 Bantuan Pelatiham/Outbound BMT Pekalongan Kerjasama dengan BMT Pekalongan
Pekalongan 1 Lembaga
17 Pelatihan Dana Bergulir Semarang Kerjasama dengan BSM Semarang
Semarang 30 Orang
18 Bantuan Microfinance PPAP Seroja Kerjasama dengan BSM Solo
Solo 1 Lembaga
19 Bantuan Masyarakat mikro Pelakongan Kerjasama dengan BSM Pekalongan
Pekalongan 30 Orang
20 Bantuan Pelatihan PNPM Sigli Kejasama dengan BSM Sigli
Sigli 1 Lembaga
21 Bantuan Sarasehan BMT Kerjasama dengan BSM Kanwil II
Jakarta 1 Lembaga
22 Bantuan Sepeda untuk Loper Koran Kerjasama dengan BSM Lampung
Lampung 50 Orang
23 Bantuan Tenda Kantin KOPKAR BSM Malang
Malang 20 Orang
24 Bantuan Pengembangan Ekonomi Ternak Itik Warga garut
Garut 10 Orang
25 Bantuan Tenda Kantin KOPKAR Tunas Harapa Kerjasama dengan BSM Malang
Malang 15 Orang
26 Bantuan Pengembangan Ekonomi 10 Masyarakat Sekitar Masjid Kerjasama dengan BSM Jakarta-Roxy
Jakarta-Roxy 10 Orang
27 Bantuan Pelatiham Entre dan PZU Kerjasama dengan BSM Tasikmalaya
Tasikmalaya 1 Lembaga
28 Bantuan Pelatihan dan Modal Usaha Lembaga Keuangan Mikro Syariah Kerjasama dengan BSM Selindo
Indonesia 500 Lembaga
86
Tabel CSR Program Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2013
No Kegiatan Wilayah
Jumlah Penerima
Individu Lembaga
Sekolah Yayasan
1 Bantuan Beasiswa SD, SMP dan SMU
Indonesia 8.845 102 0
2 Bantuan Beasiswa Mahasiwa
Indonesia 256 0 1
3 Bantuan Santunan Pendidikan
Indonesia 14.766 0 0
4 Bantuan Pendidikan Lembaga dan Yayasan
Indonesia 2.604 48 8
Tabel CSR Program Keagamaan Tahun 2013
No Kegiatan Wilayah Jumlah
Penerima
1 Bantuan Kegiatan Ramadhan Indonesia 52.741 Orang
2 Bantuan Kegiatan Qur’ban Mencapai Pelosok Indonesia 12.000 KK
3 Santunan Anak Yatim Dhuafa Peroranagan Indonesia 2.810 Orang
4 Santunan Anak Yatim Dhuafa Via Lembaga Indonesia 104 Lembag
5 Santunan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam Indonesia 120 Lembaga
6 Bantuan Kegiatan (GRES) Gerakan Ekonomi Syariah
Indonesia
Tabel CSR Program Sarana Umum 2013
No Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima
1 Sarana dan Prasarana Pendidikan Indonesia 26 Lembaga
2 Bantuan Ambulance dan Sarana Kesehatan
Indonesia 23 Lembaga
Tabel CSR Program Kesehatan dan Lingkungan Tahun 2013
No Kegiatan Wilayah Jumlah
Penerima
1 Bantuan Kesehatan Perorangan Indonesia 2620 Orang
2 Donor Darah Indonesia 5 Lembaga
3 Pelayanan Kesehatan Reguler Indonesia 13.839 Orang
4 Bantuan Pengentasan Gizi Buruk Indonesia 8.395 Orang
5 Baksos Kesehatan Keliling Indonesia 4.554 Orang
6 Pendirian Klinik Kesehatan BSM Umat Jakarta 1 Lembaga
7 Pengadaan Ambulance Jakarta 1 Lembaga
8 Khitanan Massal Indonesia 12 Lembaga
87
Tabel CSR Program Program Lingkungan Tahun 2013 No Kegiatan Wilayah Jumlah Penerima
1 Bantuan Pembangunan Sarana Air Bersih dan MCK
Indonesia 44 Lembaga
2 Bantuan Pembangunan Sarana Air Bersih Indonesia 36 Lembaga
3 Bantuan Pembangunan MCK Indonesia 19 Lembaga
4 Bantuan Pembuatan 2 Unit MCK di Jantho
Aceh 2 Lembaga
5 Bantuan Pembuatan 2 Unit MCK Jabodetabek 2 Lembaga
6 Bantuan Pengadaan Tong Sampah Permanen
Dumai 1 Lembaga
7 Bantuan Penanaman Mangrove di Tanjung Benoa
Bali 1 Lembaga
8 Bantuan Pengadaan Angkutan Sampah di Bone
Makasar 1 Lembaga
9 Program Bina Lingkungan Lainnya Indonesia 16 Lembaga
88
Lampiran 6
Tabel Matrix SWOT Bank Syariah Mandiri
Internal Faktor
Eksternal Faktor
Strengths-S
1. Sumber dana yang
mendukung
2. Mempunyai cabang
yang tersebar di
wilayah Indonesia
3. Bekerjasama dengan
mitra yang
berpengalaman
4. Pilihan program yang
beragam
Weaknesses-W
1. Sumberdaya manusia
didalam kegiatan
CSR yang terbatas.
2. Sulit melibatkan
komunitas dalam
melaksanakan
kegiatan CSR.
Opportunities-O
1. Berkembangnya
pemahaman tentang
CSR didunia bisnis
2. Corporate Social
Responsibility (CSR)
award Indonesia
3. Pengentasan
kemiskinan yang
belum merata
4. Peraturan pemerintah
tentang CSR
Strategi SO
1. Menambah program
CSR yang
berkonsentrasi ke
bidang
pemberdayaan.
2. Memperbanyak
pelaksanaan program
didaerah terpencil
3. Lebih giat dalam
melakukan supervisi
kegiatan dengan
cabang atau lembaga
yang bersangkutan
didaerah kegiatan
CSR.
4. Melakukan konsultasi
dan koordinasi
dengan pemerintah
untuk mensinergikan
program CSR
perusahaan dengan
Straetgi WO
1. Rekruitmen Staff
CSR yang
disesuaikan dengan
kebutuhan
2. Pengikutsertaan
pelatihan CSR bagi
Corporate Branding
Departement
(Branding & CSR)
serta staff lainnya
tentang CSR.
89
pemerintah.
Threats-T
1. Ancaman pesaing
dalam kegiatan.
2. Belum terbangun
pemahaman CSR
pada Government
Relation.
Strategi ST
1. Melakukan survei ke
daerah serta
melakukan sosialisasi
tentang CSR dan
kebutuhan daerah
tersebut.
2. Melakukan pelatihan
CSR bagi staff
Goverment Relation,
tentang CSR
Strategi WT
1. Melakukan
komunikasi kepada
komunitas CSR
tentang program
CSR yang
dilaksanakan.
2. Melakukan promosi
kegiatan agar
masyarakat lebih
mengetahui tentang
program yang akan di
laksanakan.
Tabel Matrix SWOT Bank Konvensional Asing
Internal Faktor
Eksternal Faktor
Strengths-S
1. Sumber daya manusia
yang mencukupi.
2. Hubungan erat antar
karyawan.
3. Administrasi yang
terorganisir.
Weaknesses-W
1. Belum banyak
diketahui masyarkat
luas.
2. Sumber dana yang
terbatas.
3. Menggunakan bukti
pembayaran formal.
4. Program yang
terbatas.
5. Belum ada alat ukur
menilai keberhasilan
CSR.
Opportunities-O
1. Fasilitas pendidikan
yang belum
memadai.
Strategi SO
1. Menambah program
yang berfokus pada
penyediaan fasilitas
serta beasiswa.
Straetgi WO
1. Melakukan seleksi
terhadap staff yang
ingin ikut serta dalam
pelaksanaan
kegiataan CSR.
90
2. Salah satu syarat
Menjadi perusahaan
Good Corporate
Governance.
3. Menambah citra
positif perusahaan
baik di lingkungan
internal maupun
eksternal.
2. CSR staff melalukan
pendampingan secara
efektif terhadap
komunitas kelompok
sasaran.
3. Melakukan
tranparency anggaran
dana kegiatan CSR
serta menjalankan
fungsi struktur dan
sistem perusahaan.
2. Melakukan promosi
tentang perusahaan.
Minimal pemerintah
serta komunitas
mengetahui tentang
profile perusahaan
yang melaksanakan
CSR.
Threats-T
1. Bersaing dengan
perusahaan lain yang
menjadi kompetitor
dalam kegiatan.
2. Perbedaan sifat
masyarakat disetiap
daerah.
3. Partisipasi
pemerintah yang
amat rendah.
Strategi ST
1. Menambah
program mikro
finance yang sudah
ada memiliki potensi
untuk disinergikan
dengan lembaga
perbankan.
2. Melakukan sosialisasi
serta meminta
pemerintah untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan.
3. Menggunakan CSR
sebagai alat
pendekatan terhadap
masyarakat.
Strategi WT
1. Mengurangi biaya
operasional dan
mengalihkannya
untuk program CSR
2. Menyusun Standard
alat ukur
keberhasilan &
Sistem Pemantauan
dan Evaluasi.
top related