k3 morfologi bangunan
Post on 21-Oct-2015
80 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MORFOLOGI BANGUNANPADA BERBAGAI RAGAM MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Arsitektur Vernakular | K3 | 10 februari 2014
MORFOLOGI
Morf (bentuk) dan Logos (ilmu) Pengertian:
ilmu yang mempelajari bentuk bangunan, khususnya enclosure (kulit bangunan) yang terbentuk dari sistem pondasi, atap, dinding.
Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk fisik secara logis.
Formasi sebuah objek yang lebih luas yaitu bentuk kota.
Berkaitan erat dengan topologi dan tipologi.
Topologi:topologi merupakan tatanan spasial dan pengorganisasian ruang, di mana ruang berkaitan dengan tempat (place).Merujuk pada orientasi kegiatan manusia pada tempat tertentu (tidak hanya sekedar fungsional)Mengandung makna kekhasan suatu tempat, seperti:setting fisik lahan, komposisi dan figurasi bangunan, kehidupan masyarakat setempat.
Tipologi:Klasifikasi karakteristik dari formasi objek-objek bentukan fisik kota dalam skala lebih kecil.Istilah tipologi lebih banyak digunakan untuk mendefinisikan bentuk elemen kota seperti jalan, ruang terbuka hijau (RTH), bangunan, dll.Tinjauan terhadap konsep dan konsistensi yang memudahkan masyarakat mengenal elemen-elemen arsitektur
“KEBUDAYAAN”
Budhayah : jamak dari Budhi, yang artinya budi atau akal.
Hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Merupakan keseluruhan pengetahuan manusia yang dimiliki sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menafsirkan lingkungan yang dihadapinya.
PANDANGAN HIDUP
LINGKUNGAN
NALURI
KEBUDAYAAN
KEBUTUHAN
PERILAKU
Interaksi kebudayaan dengan aspek-aspek kehidupan
Bentuk Masyarakat dan Kebudayaan
Katagori masyarakat berdasarkan proses interaksi manusia dan alam yang membentuk kebudayaan:
1. Masyarakat pengumpul2. Masyarakat pemburu3. Masyarakat pengembala (pastoral)4. Masyarakat agrikultur5. Industri6. Masyarakat maju
1. Masyarakat Pemburu dan Pengumpul Ciri-ciri:
Berupa kelompok kecil, < 50 orang Kelompok tidak stabil, berebut makanan,
mengalami penggabungan juga perpecahan Mobilitas cukup tinggi Alat dan perkakas sederhana Pemimpin Pembagian kerja muncul atas dasar umur
dan jenis kelamin Tidak ada kelas / strata sosial Kekerabatan berdasarkan keturunan Politeistik Terdapat pertengkaran dan konflik
Budaya bermukim dan morfologi bangunan: Kepemilikan tidak jelas Batas tetitorial tidak jelas Budaya bermukim nomaden Bangunan tidak permanen, bongkar
pasang Teknologi membangun sederhana Bahan bangunan lokal dan tidak diolah Kapasitas bangunan hanya untuk satu
keluarga kecil
1. Masyarakat Pemburu dan Pengumpul
Contoh: Suku Kubu, Jambi Suku Dayak Punan, Kalimantan Suku Mentawai
1. Masyarakat Pemburu dan Pengumpul
Ciri-ciri: Kelompok lebih stabil (tidak nomad dan
cenderung lebih besar) Sedentary / semi sedentary (berdiam) Sosialis Terdapat stratifikasi sederhana Hubungan darah 10 generasi ke atas / ke
bawah Pertengkaran antar kelompok berperang Politeistik
2. Masyarakat Berladang / Hortikultura
Budaya bermukim dan morfologi bangunan: Tergantung pada perkembangan tingkat
hortikultura. Batas teritorial jelas Stabilitas pola permukiman tergantung
pada tingkat kesuburan tanah Pada masyarakat holtikultura
berkembang, tipologi rumah bervariasi, fungsi dan bentuk ruang dan bangunan beragam
Terdapat cluster / kelompok hunian
2. Masyarakat Berladang / Hortikultura
Contoh: Suku Dani, Papua (Rumah adat Honai) Suku Maloh, Kalimantan Barat
2. Masyarakat Berladang / Hortikultura
Ciri-ciri: Terbagi atas sedentary / menetap dengan titik
berat bercocok tanam; nomad / pengembara Daerah mencakup padang pasir, padang
rumput (savana/stepa), dan tundra Budaya bermukim:
Bermula di sekitar mata air, oase, padang rumput yang subur
Arah pengembaraan vertikal dan horizontal Pola bermukim berdasarkan ekologi sosial /
hubungan dengan grup untuk mendapatkan barang dan alat.
3. Masyarakat Pastoral / Gembala
Ciri-ciri: Mobilitas tinggi Organisasi keluarga / kelompok
pengembalaan tidak tetap Bergantung pada sumber Terdapat kepentingan ekonomi dan konflik
sosial Pembagian kerja berdasarkan umur dan
jenis kelamin Tidak ada spesialisasi kerja Egalitarian (pemimpin muncul pada waktu
tertentu) Terdapat perang dan permusuhan Kekerabatan berdasarkan keturunan Pemujaan arwah nenek moyang
4. Masyarakat Pastoral Pengembara
Pola bermukim dan morfologi bangunan: Teritorial untuk seluruh suku (tidak
memiliki) Budaya bermukim berpindah-pindah dan
tidak permanen (bongkar pasang) Teknologi bangunan dengan sistem
bongkar serta prefabrikasi sederhana Beberapa kelompok masyarakat
menggunakan bahan bangunan dari kulit binatang untuk struktur atap tenda
4. Masyarakat Pastoral Pengembara
Masyarakat Nelayan memiliki ciri-ciri: Tidak 100% bergantung pada laut Jumlah penduduk lebih banyak dari
masyarakat pemburu 50% dari keseluruhan jumlah masyarakat
menetap Teknologi lebih maju Sistem politik komunitas Terdapat tingkatan sederhana dalam
masyarakat Perkawinan diselenggarakan berdasarkan
ekonomi Terdapat perkembangan struktur sosial
masyarakat Masyarakat sulit untuk maju dan
berkonsolidasi, dan sering dikalahkan oleh masy. hortikultura
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
Karakteristik pola permukiman dan morfologi bangunan: Menetap di pinggir pantai atau muara sungai
dekat pantai Memiliki tipologi unit hunian / rumah tinggal Bangunan bersifat permanen dengan
teknologi sederhana dan bahan lokal Konstruksi bangunan langsung di atas tanah,
namun beberapa ada yang menggunakan konstruksi rumah panggung (Rumah Bugis)
Beberapa menetap di atas perahu (Suku Bajo)
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
Contoh: Kampung Kapitan, Palembang Suku Ot Danum, Kalimantan Barat
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
Masyarakat Maritim memiliki ciri-ciri: Jumlahnya sedikit Lokasi terlindung dari masyarakat (pulau,
semenanjung) Menghindari masyarakat agraris yang lebih kuat Maritim dan agraris memiliki tingkat yang sama
dalam perkembangan masyarakat dan budayanya Teknologi memiliki persamaan dengan agraris Transportasi air murah shgg perdagangan
berkembang Penyebaran difusi dan migrasi Jumlah penduduk kecil Tidak berbentuk kerajaan, tapi republik Kegiatan militer kecil Pemerintahan kuat, terpusat, memiliki hirarki
yang jelas
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
Perbedaan agraris, maritim, dan nelayan:Agraris: tanah diolah dengan bajak,Maritim: perahu sebagai alat transportasiNelayan: perahu untuk menyadap hasil
laut
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
Pola permukiman dan morfologi bangunan: Gabungan model fungsi perdagangan dan
permukiman nelayan Memiliki pusat kota di pinggir pantai Mirip masyarakat agraris maju Morfologi bangunan relatif maju, khususnya
teknologi bangunan di atas air (bahari) Morfologi bangunan terapung relatif
berkembang Merupakan cikal bakal kota pantai-bahari,
serta tumbuhnya kota-kota pelabuhan.
5. Masyarakat Nelayan dan Maritim
top related