kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · iii kajian ekonomi dan keuangan regional...
Post on 29-Jan-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO
November 2018
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI GORONTALO
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 ii
Publikasi ini dan publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada : www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo
Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :
Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jl. By Pass Kel. Tamalate, Kec. Kota Timur Gorontalo 96113, Indonesia
Telepon : 0435-824444 Faksimili : 0435-827993
iii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Visi Bank Indonesia :
Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan
terbaik diantara negara emerging markets.
Misi Bank Indonesia : 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem
pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis
lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk
infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah.
7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem
informasi Bank Indonesia.
Nilai-Nilai Strategis : Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)
profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan
umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork)
yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 iv
DEWAN REDAKSI
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN
REGIONAL PROVINSI GORONTALO
Penanggung jawab : Ricky P. Gozali
(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo)
Pemimpin Redaksi : Gunawan Purbowo
(Deputi Kepala Perwakilan / Kepala Tim Advisory dan
Pengembangan Ekonomi
Mitra Bestari : Deasy Ariyanti
(Analis Ekonomi / Departemen Regional III kantor Pusat BI)
Penyunting : Rangga Pratama
(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)
Penulis : Rangga Pratama
(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)
Rahmi Mabrury
(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Koordinasi dan
Komunikasi Kebijakan)
M. Asep Zaenal Ansory
(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Data dan Statistik
Ekonomi dan Keuangan)
Kontributor : Yudist Admiral Nugroho
(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Pelaksanaan
Pengembangan UMKM)
Abdul Haris Masi
(Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan
Keuangan)
v KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo merupakan publikasi
triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang membahas
mengenai kondisi Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Keuangan Pemerintah, Inflasi Daerah,
Stabilitas Sistem Keuangan, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, serta
Prospek Perekonomian. Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo
diterbitkan setiap periode Februari, Mei, Agustus, dan November setiap tahunnya. Publikasi ini
berfungsi sebagai media advisory Bank Indonesia kepada pemangku kepentingan di daerah
mengenai perkembangan kondisi terkini, prospek perekonomian, dan isu yang berkembang di
masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jalan Bypass Tamalate Kota Timur
Gorontalo 96135
T 0435-824444
F 0435-827993
Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo/Default.aspx Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silahkan mengirimkan surel ke KBIGorontalo@bi.go.id dengan mencantumkan subjek Publikasi KEKR Gorontalo beserta nama, jabatan dan instansi.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Gorontalo dapat
diselesaikan dengan baik. Kajian ini disusun dan disajikan setiap triwulan meliputi aspek
pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan
akses keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan
kesejahteraan masyarakat, serta prospek ekonomi ke depan.
Melalui kajian ini, peranan strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Gorontalo diharapkan dapat tercapai yaitu sebagai economic intelligent and research unit yang
diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,
menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan stakeholders di daerah dan di pusat dalam
pengambilan kebijakan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik berupa pemikiran maupun penyediaan data atau informasi, baik secara
langsung maupun melaui survei dan liaison. Saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi kualitas kajian dan peranan yang lebih baik ke depan.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama bagi
pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, November 2018 Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Gorontalo
vii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Halaman ini sengaja dikosongkan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ vi
BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ....................................................................................... 1
1.1 GAMBARAN UMUM ............................................................................................. 1
1.2 SISI PENGGUNAAN ............................................................................................... 3
1.2.1 KONSUMSI ............................................................................................ 3
1.2.2 INVESTASI ............................................................................................. 7
1.2.3 EKSPOR – IMPOR ................................................................................. 10
1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA) ................................................. 12
1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN .......... 13
1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI
MOBIL DAN SEPEDA MOTOR ............................................................... 15
1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ......................................................... 16
BAB 2 : KEUANGAN PEMERINTAH .................................................................................................... 33
2.1 GAMBARAN UMUM ........................................................................................... 33
2.2 APBD PROVINSI GORONTALO ............................................................................. 38
2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .......... 38
2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .... 38
2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ...................................... 39
2.2.4 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO .................. 41
2.2.5 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO ............ 41
2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO.......................................... 43
BAB 3 : INFLASI DAERAH .................................................................................................................. 45
3.1 INFLASI UMUM .................................................................................................. 46
3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI ............................................................. 47
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN .................................................................. 50
3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA ............................................................. 54
3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI ......................... 58
3.6 PENGENDALIAN INFLASI ..................................................................................... 58
ix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
BAB 4 : STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM,
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............. 61
4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO ...................................................... 61
4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH ........................................................................ 68
4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ................................................... 68
4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ............................................................ 69
4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................ 71
4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN ......................................................................... 71
4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............................................................. 72
BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .......................................................................... 79
5.1 KETENAGAKERJAAN ........................................................................................... 79
5.1.1 PENGANGGURAN ................................................................................ 82
5.2 KESEJAHTERAAN ................................................................................................ 83
5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT ..................................................................... 83
5.2.2 NILAI TUKAR PETANI ........................................................................... 84
5.2.3 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI) .......... 85
BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN ................................................................................................... 89
6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................................. 90
6.2 PROSPEK INFLASI ............................................................................................... 93
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo .................................................................. 4
Grafik 1.4. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Gorontalo ..................................................................... 5
Grafik 1.5 Ekspektasi Kondisi Dunia Usaha Perdagangan ................................................................ 5
Grafik 1.6 Level IKE Triwulan III 2018 ............................................................................................. 5
Grafik 1.7. Ekspektasi Konsumen Ke Depan ..................................................................................... 5
Grafik 1.8. Perkembangan Realisasi ................................................................................................ 6
Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Provinsi Gorontalo ............................... 6
Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD ........................................................................................ 8
Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi PMDN ..................................................................................... 9
Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi PMA ........................................................................................ 9
Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo ...................................................... 10
Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo ............................................. 11
Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Gorontalo ....................................................... 11
Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan III 2018......................................................... 11
Grafik 1.20. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas ........................ 13
Grafik 1.21. Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo ............................................ 14
Grafik 1.22 Luas dan pertumbuhan Panen Jagung .......................................................................... 14
Grafik 1.23 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo .................................... 14
Grafik 1.24 Kredit Pertanian Gorontalo .......................................................................................... 14
Grafik 1.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan ....................................................... 15
Grafik 1.26 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT ......................................... 15
Grafik 1.28. Perkembangan Kredit Konstruksi ................................................................................. 17
Grafik 1.29. Perkembangan Impor Barang Modal ............................................................................ 17
Grafik 1.30. Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) ..... 24
Grafik 1.31. Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) ... 24
Grafik 1.32, Potensi Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja Sektoral dari Baseline-nya (Program
Modifikasi)................................................................................................................... 24
Grafik 1.33. Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) .... 24
Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan II 2017 dan 2018 .......................................................... 34
Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah......................................... 35
Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah......................................... 35
Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018 ................................... 35
Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota Triwulan III 2018 di Provinsi Gorontalo ..... 35
Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan triwulan III 2018 secara spasial ....................................... 36
Grafik 2.7. Gambaran Kondisi Keuangan triwulan III 2018 ............................................................ 36
Grafik 2.8. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018 ............................................................................ 37
Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018.......................................................... 37
Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo ................................................................ 37
Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................................. 37
Grafik 2.13 Pangsa Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan II dan III 2018 ............... 40
Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja ............ 41
Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018 ..................................... 43
Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten ................... 43
Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd) .............................................. 46
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy) ............................................................... 46
xi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi .... 47
Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food ......................................... 48
Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food (Lanjutan) ........................ 48
Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered Prices ....................................................................... 49
Grafik 4.2 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo ............................................. 64
Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo ............................................................................................... 65
Grafik 4.4 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo .............................................................. 65
Grafik 4.5 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan .......................................................................... 66
Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo ........................................................................ 67
Grafik 4.7 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ................................................................. 67
Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal ................................................................. 68
Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten .................................................... 68
Grafik 4.10 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ...................................................... 69
Grafik 4.11 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo ......................................................................... 69
Grafik 4.12. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini ..................................................... 69
Grafik 4.13. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang .................................. 69
Grafik 4.14 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo ............................... 70
Grafik 4.15 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo ............. 70
Grafik 4.16 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo ................................................................ 71
Grafik 4.17 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi ............................................................................... 71
Grafik 4.18. Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan ........................................ 71
Grafik 4.19 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo .......................................... 72
Grafik 4.20 Perkembangan Inflow – Outflow .................................................................................. 73
Grafik 4.21. Data Temuan Uang Palsu Gorontalo ............................................................................ 73
Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ............................................................................... 80
Grafik 5.2. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan .................................................................. 80
Grafik 5.4 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ........................................................ 82
Grafik 5.5 Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo .................................................................... 82
Grafik 5.6 Tingkat Pengangguran ................................................................................................. 83
Grafik 5.7 Pengangguran Menurut Daerah ................................................................................... 83
Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK).................................................................................. 83
Grafik 5.9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi ............................................................... 83
Grafik 5.11 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per Subsektor ................................................. 85
Grafik 5.12 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo ............................................................................ 86
Grafik 5.13 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo ......................................................................... 86
Grafik 5.14 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo......................................................................... 87
Grafik 5.15 Kurva Lorenz Gorontalo ............................................................................................... 87
Grafik 5.16 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)..................................... 87
Grafik 5.17 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo ............................................................................... 87
Grafik 5.18 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total).................................... 88
Grafik 5.19 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo .............................................................................. 88
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi ............................................. 9
Tabel 1.4 Volume Ekspor Komoditas asal Gorontalo .................................................................... 20
Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan II 2017 dan Triwulan II 2018......... 42
Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok ............................. 54
Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Bahan Makanan ................................................................................ 55
Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau ............................... 55
Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .................................... 56
Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Sandang ............................................................................................ 56
Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Kesehatan ......................................................................................... 57
Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................................... 57
Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .................................... 57
Tabel 3.9 Inflasi IHK Provinsi di Pulau Sulawesi ............................................................................ 58
Tabel 4.1. Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo....................................................................... 62
Tabel 5.1 Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo ....................................................................... 81
Tabel 5.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo .......................................................... 88
xiii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Halaman ini sengaja dikosongkan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Pada triwulan III 2018,
pertumbuhan ekonomi
Provinsi Gorontalo tercatat
sebesar 5,24% (yoy) lebih
rendah dibandingkan
triwulan II 2018 sebesar
7,45% (yoy).
Di triwulan IV 2018, kinerja
perekonomian Provinsi
Gorontalo diperkirakan
akan lebih baik
dibandingkan triwulan III
2018.
Pada triwulan III 2018, pertumbuhan ekonomi Provinsi
Gorontalo tercatat sebesar 5,24% (yoy) lebih rendah dibandingkan
triwulan II 2018 sebesar 7,45% (yoy). Namun, kinerja pertumbuhan
ekonomi Gorontalo tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi
penggunaan, kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,
dan investasi cukup mendorong pertumbuhan ekonomi pada
triwulan laporan meskipun terjadi tekanan yang disebabkan oleh
perlambatan konsumsi LNPRT yang disertai dengan pertumbuhan
kegiatan impor Gorontalo yang lebih besar dari pertumbuhan
ekspor. Pada sisi penawaran, meskipun terjadi perlambatan kinerja
lapangan usaha pertanian akibat dari penurunan hasil panen, kinerja
lapangan usaha utama lainnya secara umum mengalami perbaikan
seperti pada lapangan usaha perdagangan, dan konstruksi.
Di triwulan IV 2018, kinerja perekonomian Provinsi Gorontalo
diperkirakan akan lebih baik dibandingkan triwulan III 2018. Adanya
HBKN yang dirangkai dengan libur akhir tahun dan berbagai MICE
yang diselenggarakan di Gorontalo seperti Festival Boalemo,
Karnaval Karawo dan event lainnya serta kegiatan pembangunan
yang dilakukan pemerintah, diperkirakan akan mendoron perbaikan
ekonomi di triwulan IV 2018. Peningkatan konsumsi tersebut juga
diperkirakan akan menopang perbaikan kinerja LU perdagangan. Di
sisi lain, panen komoditas pangan utama diperkirakan turut
mendorong kinerja lapangan usaha pertanian.
Total pagu anggaran APBN
dan APBD Provinsi
Gorontalo pada tahun 2018
tercatat sebesar Rp11,8
triliun yang terdiri atas
APBD Provinsi dengan
pangsa 14,3% (Rp1,7
triliun), APBD
Kabupaten/Kota 48.6%
(Rp5,7 triliun), dan APBN
KEUANGAN PEMERINTAH
Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo
pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp11,8 triliun yang terdiri atas
APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp1,7 triliun), APBD
Kabupaten/Kota 48.6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 36,5% (4,4 triliun).
Nilai Pagu pada tahun ini apabila dibandingkan dengan tahun 2017
meningkat sebesar 2,9% atau sebesar Rp333,5 miliar dari Rp 11,5
triliun. Terjadinya peningkatan pagu dan perbaikan tata kelola
keuangan pemerintah daerah dan dana dari pemerintah pusat
xiii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
36,5% (4,4 triliun)
Kinerja realisasi pendapatan
dan belanja pemerintah
daerah pada triwulan III
2018 mengalami perbaikan
dibandingkan triwulan III
2017.
Terjadinya peningkatan
kinerja keuangan pemda
sejalan dengan perbaikan
tata kelola keuangan
untuk mencapai target
pembangunan untuk
mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif.
diharapkan dapat mendukung pencapaian target pembangunan
untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat di Gorontalo.
Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah
pada triwulan III 2018 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan
III 2017. Realisasi belanja APBD pemda Gorontalo pada triwulan III
2018 tercatat sebesar Rp5,8 triliun atau 78,6% dari total pagu 2018
dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp. 4,2 triliun atau 57,8%
dari pagu 2017. Sedangkan serapan kinerja APBN pada triwulan III
2018 sebesar 56,1% (Rp. 2,5 triliun) lebih rendah dibandingkan
tahun sebelumnya ditengah peningkatan kinerja APBD Provinsi
maupun Kab/Kota.
Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan
dengan perbaikan tata kelola keuangan dan pola seasonal untuk
mencapai target pembangunan untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan
misi pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk
memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat
pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo
Pada triwulan III 2018,
inflasi Gorontalo tercatat
menurun dari dari 1,88%
di triwulan II 2018 menjadi
1,79% (yoy)
Penurunan tekanan inflasi
terutama didorong oleh
terkendalinya inflasi
volatile food dan
administered prices.
Penurunan harga bahan
pangan dan holtikultura
pasca perayaan Idul Fitri
mendorong penurunan
inflasi volatile food
INFLASI DAERAH
Pada triwulan III 2018, inflasi Gorontalo tercatat menurun
dari 1,88% di triwulan II 2018 menjadi 1,79% (yoy). Capaian
tersebut juga berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88%
(yoy). Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018
inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd).
Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh
terkendalinya inflasi volatile food dan administered prices.
Penurunan harga bahan pangan dan holtikultura pasca perayaan
Idul Fitri mendorong penurunan inflasi volatile food. Sementara itu,
penurunan inflasi administered prices pada triwulan III 2018
ditopang oleh penurunan didorong oleh penurunan tarif angkutan
baik udara maupun antarkota seiring kembali normalnya permintaan
pasca lebaran. Selain itu, penurunan harga bensin non subsidi juga
mendorong penurunan tekanan inflasi administered prices lebih
lanjut. Di sisi lain, inflasi inti cenderung meningkat sejalan dengan
perkembangan faktor eksternal. Peningkatan tersebut terutama
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xiv
Ke depan, pada triwulan IV
2018, Inflasi Gorontalo
diperkirakan akan
mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Melambatnya
pertumbuhan
perekonomian Gorontalo
pada triwulan III 2018
masih ditopang oleh
stabilitas keuangan
Gorontalo yang relatif
terjaga
didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan
peningkatan harga emas global. Selain itu, tingginya inflasi inti juga
didorong oleh inflasi kelompok pendidikan seiring masuknya tahun
ajaran baru 2018-2019. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap
permintaan akan pakaian seragam sekolah yang mendorong
peningkatan inflasi sandang.
Ke depan, pada triwulan IV 2018, Inflasi Gorontalo
diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Peningkatan tersebut akan terjadi di seluruh komponen
inflasi baik inflasi volatile food, inti maupun administered prices
seiring dengan peningkatan permintaan saat perayaan Natal dan
Tahun Baru. Selain dipengaruhi oleh peningkatan permintaan,
tekanan inflasi volatile food juga akan dipengaruhi oleh masih
terganggunya pasokan bahan pangan yang berasal dari Sulawesi
Tengah akibat bencana yang melanda. Tekanan inflasi administered
prices akan dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara karena
tingginya permintaan dan penyesuaian tarif rokok. Secara
keseluruhan tahun rendahnya capaian inflasi mendorong optimisme
capaian inflasi tahun 2018 yang diperkirakan berada pada batas
bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Meski demikian,
risiko inflasi tetap patut diwaspadai terutama terkait dengan
peningkatan tekanan inflasi inti terkait kondisi sektor eksternal yakni
kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN
AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH
Melambatnya pertumbuhan perekonomian Gorontalo pada triwulan
III 2018 masih ditopang oleh stabilitas keuangan Gorontalo yang
relatif terjaga. Hal tersebut tercermin dari risiko kredit perbankan
yang masih di bawah level indikatif yakni sebesar 2,87%. Hal
tersebut didukung dengan meningkatnya penghimpunan dana,
meskipun kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan
perkembangan aset dan kredit yang cenderung melambat.
Meskipun terjadi perlambatan perekonomian Gorontalo, kondisi
ketahanan korporasi di Gorontalo yang masih terjaga. Risiko
xv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Pada triwulan III 2018 baik
transaksi pembayaran
tunai maupun non tunai
mengalami penurunan
dibandingkan triwulan II
2018
rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio membaik,
sedangkan tingkat risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan
relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada triwulan III 2018
diperkirakan didorong oleh korporasi yang terus melakukan efisiensi
seiring perlambatan kinerja perekonomian.
Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan III
2018 baik transaksi pembayaran tunai maupun non tunai
mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2018. Penurunan
tersebut disebabkan oleh kembali normalnya kegiatan ekonomi
pasca puncaknya di triwulan II 2018 seiring pelaksanaan Pilkada dan
Idul Fitri. Pada triwulan ini, terjadi kondisi net inflow di sisi sistem
pembayaran tunai seiring dengan banyaknya yang masuk
dibandingkan dengan dana yang keluar
Kondisi ketenagakerjaan
Gorontalo pada triwulan III
2018 melambat
dibandingkan periode
sebelumnya seiring dengan
pertumbuhan ekonomi
yang melambat.
Pada triwulan III 2018,
daya beli masyarakat masih
solid meskipun terjadi
penurunan Indeks Tendesi
Konsumen (ITK) karena
faktor seasonal.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018
melambat dibandingkan periode sebelumnya seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang melambat. Menurunnya kondisi
ketenagakerjaan disebabkan oleh peningkatan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) dan penurunan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi peningkatan kondisi
ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan perlambantan pada
lapangan usaha utama di Gorontalo yaitu LU pertanian.
Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid
meskipun terjadi penurunan Indeks Tendesi Konsumen (ITK) karena
faktor seasonal. Kembali normalnya tingkat konsumsi masyarakat
pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN yang
jatuh di triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun
demikian, optimisme masyarakat masih cukup solid. Hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme
konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal
ini tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100.
Masih tingginya nilai IEK tersebut juga mengindikasikan ekspektasi
masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi
kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan
terciptanya kesinambungan dalam tingkat konsumsi masyarakat ke
depan.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xvi
Perbaikan tingkat
kemiskinan Gorontalo
pada periode Maret 2018,
diiringi dengan perbaikan
kondisi ketimpangan
pendapatan
Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret
2018, diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan.
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga Maret 2018
mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau
sebesar 16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut
rasio gini Gorontalo pada Maret 2018 juga membaik menjadi 0,40
dari 0,41 di September 2017. Perbaikan tingkat ketimpangan
tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang lebih
merata.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Untuk keseluruhan tahun,
kinerja perekonomian
Gorontalo di tahun 2018
diperkirakan akan lebih
baik dibandingkan tahun
2017 dengan tingkat
pertumbuhan pada kisaran
6,5%-6,9% (yoy)
Memasuki tahun 2019,
perekonomian pada
triwulan I 2019
diperkirakan akan lebih
rendah di bandingkan
dengan triwulan IV 2018
dan berada pada rentang
6,2%-6,4% (yoy)
Di tahun 2019,
perekonomian Gorontalo
Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo
di tahun 2018 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun
2017 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,5%-6,9% (yoy).
Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada
tahun 2018 berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu
konsumsi dan investasi. Konsumsi rumah tangga diperkirakan
tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring
meningkatnya pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan
kinerja pertanian sebagai lapangan usaha utama, peningkatan UMP,
peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan terjaganya
tekanan inflasi. Di sisi lain, peningkatan kinerja investasi terutama
akan didorong oleh adanya pembangunan proyek strategis yaitu
PLTU Sulbagut I yang mempunyai nilai cukup besar, serta adanya
base year effect akibat terbatasnya nilai investasi di tahun 2017.
Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019
diperkirakan akan lebih rendah di bandingkan dengan triwulan IV
2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy). Relaksasi
perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi
sesuai dengan siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak
konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah di akhir tahun
2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal
seiring dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah
dan sikap investor yang masih wait and see di awal tahun terutama
jelang pilpres 2019.
Di tahun 2019, perekonomian Gorontalo secara keseluruhan
xvii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
secara keseluruhan tahun
diperkirakan akan
meningkat dan berada
pada kisaran 7,0%-7,4%.
Dari sisi inflasi, secara
keseluruhan tahun 2018,
inflasi Gorontalo
diperkirakan akan lebih
rendah dari 2017 dan
berada di dalam rentang
sasaran inflasi nasional
yakni 3,5±1%
Pada triwulan I 2019, laju
inflasi diperkirakan akan
meningkat namun masih
dalam kisaran yang
terkendali yakni sekitar
3,5%
Sementara itu, inflasi
tahun 2019 diperkirakan
masih stabil dalam sasaran
nasional 3,5±1%
tahun diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 7,0%-
7,4%. Sumber utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan terutama
akan didorong oleh permintaan domestik seiring dengan
peningkatan konsumsi karena pelaksanaan Pemilu Legislatif dan
Presiden 2019 dan masih berlanjutnya proyek strategis nasional.
Namun demikian, sektor eksternal khususnya ekspor luar negeri
diperkirakan masih belum akan pulih seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dunia yang stagnan di tengah perbaikan perekonomian
nasional.
Dari sisi inflasi, secara keseluruhan tahun 2018, inflasi
Gorontalo diperkirakan akan lebih rendah dari 2017 dan berada di
dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%. Penurunan
tekanan Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food
dan inflasi administered price di tengah inflasi inti yang cenderung
meningkat. Peningkatan inflasi inti diperkirakan sejalan peningkatan
asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu, tidak
adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan
semakin intensifnya peran TPID di Gorontalo dalam menjaga inflasi
terutama dari sisi supply diperkirakan akan mendorong penurunan
inflasi volatile food dan administered price.
Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan
meningkat namun masih dalam kisaran yang terkendali yakni sekitar
3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh
inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang
relatif terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh
adanya pilpres pada tahun 2019 dan juga kenaikan UMP pada tahun
2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan
hortikultura akan mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi
volatile food relatif terjaga. Meskipun demikian, terdapat risiko
terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja LU
pertanian.
Sementara itu, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil
dalam sasaran nasional 3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko
yang masih harus diwaspadai. Dari sisi administered prices, terdapat
risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi) akibat
tren harga minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xviii
inti, terdapat risiko passthrough kenaikan harga komoditas,
khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat risiko
memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang
lancar. Dari sisi volatile food, terganggunya pasokan pangan akibat
adanya potensi la-nina terutama diawal tahun 2019 menjadi faktor
risiko yang perlu diperhatikan
xix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
TABEL INDIKATOR EKONOMI
PROVINSI GORONTALO
2016
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Ekonomi Makro Regional
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp Tril iun) 6,79 6,93 7,52 7,36 7,70 7,74 8,36 8,07 8,40 8,40 8,93 8,88 9,16 9,23 9,61
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp Tril iun) 5,37 5,41 5,74 5,54 5,72 5,72 6,14 5,93 6,14 6,10 6,46 6,39 6,53 6,55 6,79
Ekspor
- Nilai Ekspor Non Migas (US$ Juta) 4,59 16,08 6,02 4,68 1,26 0,02 1,90 1,13 - - - 1,58 5,02 1,83 -
Impor
- Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) 2,27 0,97 1,54 95,26 11,02 8,35 6,21 0,94 3,33 - 0,52 2,67 - - 0,53
Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) 5,28 6,09 7,39 4,30 5,74 4,89 (4,20) 1,30 2,73 3,69 4,41 4,34 2,83 1,88 1,79
Perbankan*
Dana Pihak Ketiga (Rp Tril iun) 3,86 4,08 4,23 3,90 4,33 4,51 4,42 4,45 4,50 4,85 5,01 4,63 5,02 4,67 5,30
- Giro 0,79 0,89 0,77 0,48 0,90 0,82 0,69 0,58 0,81 0,80 0,84 0,52 1,14 0,90 1,23
- Tabungan 1,78 1,83 2,01 2,38 2,13 2,33 2,32 2,68 2,35 2,56 2,68 2,91 2,52 2,60 2,62
- Deposito 1,28 1,36 1,45 1,04 1,30 1,37 1,41 1,19 1,34 1,49 1,50 1,20 1,35 1,17 1,44
Kredit (Rp Tril iun) 9,40 9,82 10,03 10,32 10,45 10,83 10,93 11,20 11,38 11,91 13,65 13,71 13,58 13,69 14,31
- Modal Kerja 2,42 2,58 2,58 2,75 2,83 2,94 2,93 3,05 3,11 3,24 4,08 3,69 3,64 3,71 4,08
- Investasi 0,99 1,02 1,04 1,14 1,17 1,31 1,33 1,37 1,38 1,63 1,86 1,94 1,94 1,99 2,08
- Konsumsi 6,00 6,22 6,41 6,43 6,45 6,58 6,67 6,78 6,89 7,04 7,72 8,08 8,00 7,98 8,14
Kredit UMKM (Rp Tril iun) 2,50 2,59 2,64 2,80 2,88 3,02 2,99 3,04 3,29 3,46 2,97 3,38 3,93 4,01 4,30
- Modal Kerja 2,02 2,11 2,13 2,21 2,29 2,42 2,38 2,41 2,61 2,25 2,56 2,88 3,71 3,23
- Investasi 0,48 0,48 0,51 0,60 0,59 0,60 0,61 0,63 0,85 0,72 0,83 1,05 1,99 1,07
Loan to Deposit Ratio (%) 243,83 240,92 236,81 264,50 241,60 240,10 247,33 251,96 252,66 245,43 254,16 296,22 270,60 292,98 270,00
NPL Gross (%) 3,77 4,19 3,92 3,54 3,83 3,67 3,78 3,06 3,48 3,47 3,26 2,78 2,13 2,92 2,08
Sistem Pembayaran
Transaksi RTGS
- Volume Transaksi 1.849,00 2.222 2.409
- Nominal Transaksi (Rp tril iun) 1,34 1,56 2,13
Inflow/Outflow
- Inflow (miliar) 679 323 553 261 563 318 810 366 547 260 120 117 516 363 444
- Outflow (miliar) 191 330 559 399 171 760 382 422 251 733 195 268 354 417 216
Transaksi Kliring
- Volume Transaksi 17.151 17.169 17.794 17.119 14.565 13.779 16.245 17.025 14.835 12.092 5.313 3.618 10.303 8.655 9.668
- Nominal Transaksi (Rp Miliar) 466 437 495 452 392 363 445 436 386 275 141 100 256 396 279
2018Indikator
2015 2017
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 1
1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo di triwulan III 2018 tercatat sebesar 5,24%
(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan II 2018 yang tercatat sebesar 7,45% (yoy). Namun,
kinerja pertumbuhan ekonomi Gorontalo tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi cukup mendorong pertumbuhan ekonomi
pada triwulan laporan maskipun terjadi tekanan yang disebabkan oleh perlambatan konsumsi
LNPRT yang disertai dengan pertumbuhan kegiatan impor Gorontalo yang lebih besar dari
pertumbuhan ekspor. Pada sisi penawaran, kinerja lapangan usaha utama secara umum
mengalami perbaikan seperti pada lapangan usaha perdagangan, dan konstruksi meskipun
terjadi perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian akibat dari penurunan hasil panen.
Memasuki triwulan IV 2018, kinerja perekonomian Provinsi Gorontalo diperkirakan akan
lebih baik dibandingkan triwulan III 2018. Akselerasi perekonomian Gorontalo pada triwulan IV
2018 terutama akan didorong oleh peningkatan konsumsi seiring HBKN yang dirangkai dengan
libur akhir tahun dan berbagai MICE yang diselenggarakan di Gorontalo seperti Festival
Boalemo, Karnaval Karawo dan even lainnya serta kegiatan pembangunan yang dilakukan
pemerintah. Peningkatan konsumsi tersebut juga diperkirakan akan menopang perbaikan
kinerja LU perdagangan. Di sisi lain, panen komoditas pangan utama akan mendorong kinerja
lapangan usaha pertanian.
1.1 GAMBARAN UMUM
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 5,24%
(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,44% (yoy). Sesuai data
historisnya, level pertumbuhan Gorontalo lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan
ekonomi Gorontalo didorong oleh penurunan kinerja konsumsi LNPRT dan tingginya
pertumbuhan impor pada triwulan laporan. Terjadinya perlambatan pengeluaran LNPRT
didorong oleh selesainya periode pilkada di Gorontalo dan berakhirnya berbagai bantuan sosial
yang banyak di salurkan pada periode HBKN di triwulan II 2018. Sementara itu, peningkatan
kebutuhan untuk pembangunan proyek strategis seperti impor aspal, mesin, besi dan baja
mendorong peningkatan impor. Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan
seiring dengan penurunan hasil panen akibat masuknya jadwal tanam tanaman pangan utama.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Namun demikian, permintaan domestik masih cukup terjaga seiring dengan
peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan PMTB. Peningkatan
konsumsi RT didorong oleh masih baiknya daya beli masyarakat karena level pendapatan yang
cukup baik serta ditopang oleh tingkat inflasi yang rendah. Di sisi lain, peningkatan konsumsi
pemerintah didorong oleh pola musimam dalam rangka percepatan pembangunan untuk
mengejar target pembangunan fisik dan realisasi keuangan pemerintah. Sejalan dengan itu,
pertumbuhan PMTB juga meningkat didorong oleh meningkatnya jumlah proyek investasi baik
yang berasal dari PMA maupun PMDN secara signifikan, termasuk didalamnya berbagai rencana
investasi yang masih berupa izin prinsip. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor juga terpantau
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Masih berlanjutnya ekspor jagung baik ke luar
negeri maupun antarprovinsi mendorong peningkatan kinerja ekspor pada periode laporan.
Sesuai dengan pola musimannya, perlambatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan
lapangan usahanya disebabkan oleh perlambatan kinerja LU pertanian yang melambat dari
14,18% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 6,42% (yoy) di triwulan III 2018. Terjadinya
perlambatan pada lapangan usaha pertanian sejalan dengan selesainya masa panen dari
komoditas padi dan jagung dan mulai masuknya periode tanam. Kinerja panen tanaman padi
pada tahun ini hanya terjadi sebanyak 2 kali sesuai dengan siklus 5 kali panen dalam 2 tahun
menyebabkan jumlah panen padi yang cenderung lebih sedikit. Sementara itu kinerja panen
tanaman jagung tidak sebanyak periode yang sama pada tahun sebelumnya akibat dari kondisi
cuaca yang mengalami kemarau yang cukup panjang pada masa tanamnya.
Memasuki triwulan IV 2018, kinerja konsumsi diperkirakan kembali menjadi pendorong
utama meningkatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo seiring dengan pola konsumsi periode
akhir tahun dan peningkatan permintaan di kota mitra dagang utama. Selain itu, peningkatan
juga terjadi pada komponen investasi seiring perbaikan iklim investasi di Gorontalo akibat
adanya penerapan OSS dan promosi yang dilakukan. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha utama
yaitu LU pertanian, perdagangan dan konstruksi diperkirakan tumbuh dengan baik sehubungan
dengan kondisi cuaca yang mendukung kegiatan pertanian serta kondisi peningkatan daya beli
masyarakatdan penyelesaian berbagai proyek strategis pemerintah.
Jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi
Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 diperkirakan akan lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.
Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi diperkirakan akan mengalami peningkatan didorong
oleh kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor. Peningkatan konsumsi
rumah tangga ditopang oleh pendapatan masyarakat yang meningkat dari peningkatan kinerja
pertanian sejalan dengan realisasi berbagai program bantuan pertanian pemerintah. Adapun,
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 3
kinerja konsumsi pemerintah didorong oleh adanya perbaikan tata kelola pemerintah yang
disertai dengan peningkatan anggaran pemerintah. Sementara itu, kinerja ekspor meningkat
akibat dari perbaikan kegiatan perdagangan ke luar negeri sejak awal tahun. Secara agregat,
konsumsi juga akan didorong oleh adanya event tahunan pariwisata Festival Boalemo, Karnaval
Karawo dan event lainnya.
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy)
Sumber: BPS, diolah
Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo ADHK 2010 menurut Penggunaan (%, yoy)
2018
Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I Tw II Tw III
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,72 7,36 6,43 6,79 6,82 6,25 6,96 7,09
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 10,89 8,71 8,56 8,00 9,00 10,90 10,59 7,61
3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,11 -3,18 6,92 11,71 4,74 1,67 3,63 9,86
4 Investasi (PMTB+ Perubahan Inventori) 3,21 2,24 2,67 4,22 3,35 4,61 4,22 5,38
4.b. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 14,43 2,02 2,63 4,32 3,06 4,89 3,92 4,97
4.a. Perubahan Inventori 4,23 7,60 3,75 0,11 9,10 2,12 11,31 14,76
5 Ekspor Barang dan Jasa 4,81 10,67 2,65 6,82 5,81 4,76 -18,95 3,18
6 Impor Barang dan Jasa 0,13 0,19 4,14 4,73 2,28 2,18 -21,92 9,52
7,35 6,50 5,23 7,82 6,74 6,19 7,45 5,24P D R B
No Komponen2017
Sumber: BPS, diolah
1.2 SISI PENGGUNAAN
1.2.1 KONSUMSI
Pada triwulan III 2018 konsumsi mengalami peningkatan dari triwulan II 2018, terutama
konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada
triwulan III 2018 meningkat menjadi 7,06% (yoy) dari 6,96% (yoy) pada triwulan II 2018,
sedangkan pertumbuhan konsumsi pemerintah meningkat dari 11,31% (yoy) pada triwulan II
2018 menjadi 9,86% (yoy) pada triwulan III 2018. Peningkatan konsumsi rumah tangga
tersebut terjadi di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh terjaganya
tingkat pendapatan dan terjaganya daya beli masyarakat berkat terkendalinya tingkat inflasi
sehingga jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, kinerja konsumsi pemerintah
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
tercatat mengalami pertumbuhan sejalan dengan pola musimannya untuk mengejar target
pertumbuhan fisik maupun keuangan daerah.
Memasuki triwulan IV 2018, kinerja konsumsi diperkirakan kembali mengalami
peningkatan yang didorong oleh seluruh komponen konsumsi. Peningkatan pendapatan dari LU
pertanian serta pelaksanaan berbagai event budaya dan keagamaan diperkirakan akan
menopang pertumbuhan konsumsi. Perayaan Natal pada triwulan IV 2018 akan mendorong
peningkatan kinerja konsumsi LNPRT terutama terkait kegiatan santunan dan bantuan sosial.
Peningkatan pertumbuhan juga diperkirakan akan terjadi pada konsumsi pemerintah yang
merealisasikan anggarannya untuk berbagai kegiatan dan program di tahun 2018.
KONSUMSI RUMAH TANGGA
Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2018 tercatat tumbuh sebesar 7,09% (yoy)
lebih tinggi daripada triwulan II 2018 sebesar 6,96% (yoy). Terjadinya peningkatan konsumsi
rumah tangga didorong oleh terjaganya level pendapatan ditengah inflasi yang terkendali. Daya
beli masyarakat yang terjaga juga tercermin dari hasil survei kondisi usaha terhadap lapangan
perdagangan yang terekam membaik.
Meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan ini juga tercermin dari NTP yang
mengalami peningkatan dari 103,68 pada triwulan lalu menjadi 105,71. Faktor yang
mendorong terjadinya peningkatan NTP petani pada triwulan ini adalah penurunan indeks yang
dibayar petani untuk menjalankan usahanya seperti kebutuhan pembelian Alat Produksi
Pertanian (Alsitan) maupun sarana Produksi Pertanian (saprona).
Grafik 1.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy)
Sumber: Survei Konsumen
Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo
Sumber: Cognos BI, diolah
Kondisi konsumsi masyarakat yang terjaga juga tercermin dari pertumbuhan kredit
konsumsi di perbankan. Pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan III 2018 tercatat sebesar
8,14% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2018 sebesar yang tumbuh sebesar 8,06%
(yoy). Terjaganya level pertumbuhan kredit konsumsi mengindikasikan topangan keuangan bagi
masyarakat untuk menjaga daya beli.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 5
Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga juga didukung dari pertumbuhan
lapangan usaha perdagangan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Survei
kegiatan dunia usaha yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan terjadinya perbaikan
ekspektasi nilai SBT perdagangan pada triwulan III dari 2,72% menjadi 5,40%.
Grafik 1.4. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Gorontalo
Grafik 1.5 Ekspektasi Kondisi Dunia Usaha Perdagangan
Sumber : Liaison Sumber : BPS
Memasuki triwulan IV 2018, perkembangan dari berbagai indikator terkini
mengindikasikan adanya pola kenaikan dari konsumsi rumah tangga. Dari sisi pendapatan,
kenaikan konsumsi akan ditopang oleh peningkatan penghasilan akibat panen jagung yang
diperkirakan cukup optimal seiring dengan kondisi cuaca yang sudah memasuki musim hujan
di akhir tahun. Level ITK diperkirakan akan berada di atas 100 menunjukkan masih tingginya
optimisme dari kondisi ekonomi di triwulan depan. Sejalan dengan itu, nilai dari IEK juga
meningkat dengan meningkatnya ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi
kondisi ekonomi. Konsumsi masyarakat juga diperkirakan akan tetap terjaga sesuai dengan pola
musiman akibat adanya rangkaian event keagamaan dan budaya, hari libur sekolah, Festival
Boalemo, Karnaval Karawo dan even lainnya.
Grafik 1.6 Level IKE Triwulan III 2018
Grafik 1.7. Ekspektasi Konsumen Ke Depan
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
KONSUMSI PEMERINTAH
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2018 mengalami pertumbuhan sebesar
9,86% (yoy) atau meningkat dari triwulan lalu sebesar 0,80% (qtq). Peningkatan kinerja
konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi APBD Pemda Gorontalo pada triwulan III 2018
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
yang mencapai 78,57%, meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya
yang mencapai realisasi sebesar 57,80%. Peningkatan realisasi belanja APBD didorong oleh
realisasi belanja operasi berupa belanja pegawai dan belanja barang serta transfer yang tinggi
dibagian komponen lainnya. Selain itu realisasi belanja yang berasal dari pendanaan APBN di
triwulan III 2018 juga tercatat sebesar 74,32% atau meningkat dari 70,63% pada triwulan III
2017. Kenaikan belanja APBN tersebut didorong oleh tingginya realisasi belanja barang dan
pegawai untuk keperluan administrasi pemerintah maupun pemenuhan target pembangunan
daerah.
Grafik 1.8. Perkembangan Realisasi Belanja Barang/Jasa APBD Provinsi Gorontalo
Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Provinsi Gorontalo
Sumber: Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Sumber: Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
Pada triwulan III 2018 belanja APBD provinsi Gorontalo juga mengalami peningkatan
yang signifikan yakni sebesar 112,01% (yoy) atau sebesar Rp418,67 miliar dari pagu sebesar
496,28 miliar. Peningkatan tersebut didorong oleh adanya tambahan beban anggaran gaji
tenaga pengajar yang ditanggung anggaran Provinsi. Sementara itu, pertumbuhan belanja
barang/jasa dari anggaran APBD Provinsi Gorontalo juga meningkat dari 11,53% (yoy) di
triwulan III 2017 menjadi 145,26% (yoy) pada triwulan III 2018. Sesuai dengan pola historisnya,
peningkatan didorong oleh pemenuhan target pembangunan fisik dan keuangan pemerintah.
Pada triwulan IV 2018, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan semakin meningkat
didorong oleh upaya realisasi program dan anggaran pemerintah. Sampai dengan akhir
triwulan III 2018, realiasi belanja pegawai dan belanja barang/jasa pemerintah Provinsi
Gorontalo adalah sebesar 79,20% dengan sisa anggaran yang akan terealisasi di triwulan IV
2018 adalah sebesar Rp195,7 miliar.
Jika dilihat secara keseluruhan tahun 2018, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan semakin besarnya
pagu belanja provinsi Gorontalo, baik dari APBN maupun APBD. Alokasi belanja operasional
pemerintah yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang/jasa, baik dari APBD dan APBN
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 7
mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun
sebelumnya. Upaya untuk mendorong realisasi anggaran belanja operasional baik di tingkat
pemerintah daerah dan juga instansi vertikal akan menjadi kunci pendorong peningkatan
kinerja konsumsi pemerintah.
KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT RUMAH TANGGA (LNPRT)
Pertumbuhan konsumsi LNPRT Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 mencapai
7,61% (yoy) atau menurun dari triwulan II 2018 sebesar 10,90% (yoy). Perlambatan ini
terutama didorong oleh berkurangnya aktivitas sosial pemerintah maupun masyarakat setelah
Ramadhan dan perayaan Idul Fitri pada triwulan II 2018 serta berakhirnya pilkada di Gorontalo.
Selain itu, masih rendahnya realisasi belanja bantuan sosial Pemerintah hingga triwulan III 2018
yakni sebesar 34,3% atau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar 51,6%, juga
berkontribusi terhadap penurunan kinerja konsumsi LNPRT. Masih terkendalanya program sosial
pemerintah seperti pemberian bantuan pangan nontunai akibat masalah teknis dan kesesuaian
data penerima menjadi kendala masih rendahnya realisasi bantuan sosial pemerintah.
Pada triwulan IV 2018, konsumsi LNPRT diperkirakan akan mengalami peningkatan
seiring adanya upaya mendorong realisasi program sosial dari pemerintah, maupun rangkaian
HBKN. Fokus pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk dilakukan
melalui berbagai program sosial diperkirakan menjadi pendorong peningkatan konsumsi LNPRT.
Masih cukup besarnya target realisasi belanja bantuan sosial pemerintah sebagai akibat dari
perlambatan belanja sosial di triwulan III 2018 diperkirakan turut mendorong percepatan
penyerapan anggaran di periode ini.
Secara tahunan konsumsi LNPRT pada tahun 2018 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, seiring aktivitas pilkada Provinsi Gorontalo di
tahun 2018. Selain itu pemerintah daerah juga melakukan beberapa program sosial seperti
penambahan jumlah bantuan pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat mengakses
pangan dengan harga murah melalui program pasar murah, pasar ikan, bantuan nontunai,
bantuan beras sejahtera (rastra) dan lain sebagainya.
1.2.2 INVESTASI
Pada triwulan III 2018, investasi tumbuh sebesar 5,38% (yoy), meningkat dibandingkan
kinerja triwulan II 2018 yang tumbuh sebesar 4,22% (yoy). Peningkatan ini terutama didorong
oleh investasi bangunan seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal pemerintah Provinsi
Gorontalo yang bersumber dari APBN. Pada triwulan III 2018, realisasi belanja modal yang
bersumber dari APBN tercatat sebesar tumbuh 64,45% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
yang sama di tahun lalu sebesar 58,83% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
keberlanjutan pembangunan beberapa proyek pembangunan pemerintah daerah skala besar
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
dan multiyear seperti jalan GORR, pembangunan dan perbaikan jembatan di berbagai lokasi,
serta proyek pembangunan lainnya.
Peningkatan kinerja investasi tercermin dari perbaikan kredit investasi di perbankan.
Pada triwulan III 2018 pertumbuhan kredit tercatat sebesar 30,59% (yoy) dibandingkan
triwulan II 2018 sebesar 22,46% (yoy). Terjadinya peningkatan kinerja investasi di triwulan III
2018 juga tercermin dari peningkatan kegiatan investasi PMA dan PMDN yang masuk ke
Gorontalo. Pada triwulan laporan, investasi PMDN dilihat dari nilai investasi mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp396,03 miliar dari Rp65 miliar di triwulan II 2018.
Sejalan dengan itu, peningkatan investasi dari PMA didorong oleh semakin banyaknya jumlah
proyek investasi PMA yang masuk yaitu 16 proyek dengan nilai investasi mencapai USD1,61
juta.
Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD
Grafik 1.11 Kredit Investasi di triwulan III 2018
Sumber : DJPN Provinsi Gorontalo Sumber: Cognos, Bank Indonesia
Adapun jenis lapangan usaha yang paling menarik investor dalam negeri (PMDN) di
triwulan III 2018 adalah lapangan usaha sekunder seperti industri makanan minuman dan
industri kayu dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp95 miliar dan Rp49 miliar. Di sisi
lain, jenis lapangan usaha yang paling menarik bagi investor asing (PMA) adalah industri tersier
seperti LGA dan perhotelan dengan nominal investasi mencapai USD 1,55 juta dan USD 19,1
ribu.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 9
Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi PMDN
Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi PMA
Sumber: Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo
Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi
1 Tanaman Pangan dan Perkebunan - 1 Tanaman Pangan dan Perkebunan 19.500
2 Peternakan - 2 Pertambangan 91.603
3 Kehutanan 15,50 3 Total -
4 Perikanan - 4 Industri Makanan 97.455
5 Pertambangan 4,00 5 Industri Kayu 49.820
6 Total 19,50 6 Total 49.820
7 Industri Makanan 14,00 7 Listrik, Gas dan Air 96.270
8 Industi Kayu 0,10 8 Perdagangan dan Reparasi 41.389
9 Industri Karet, Barang dari karet dan
Plastik
- 9 Hotel dan Restoran -
10 Industri Logam Dasar, Barang Logam,
Mesin dan Elektronik
- 10 Transportasi, Gudang dan
Telekomunikasi
-
11 Total 14,10 11 Jasa Lainnya -
12 Listrik, Gas dan Air 1.555,80 12 Total 137.659,00
13 Perdagangan dan Reparasi -
14 Hotel dan Restoran 19,10
15 Transportasi, Gudang dan
Telekomunikasi
-
16 Jasa Lainnya 3,00
17 Total 1.577,90
Triwulan III 2018
PMA (US$, Ribu) PMDN (Rp, Juta)
Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo
Ke depan, investasi pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami akselerasi sejalan
dengan realisasi berbagai proyek pemerintah maupun swasta. Kinerja pembangunan
pemerintah masih mendominasi kegiatan investasi di Gorontalo yang berasal dari proyek
pemerintah yang termasuk proyek strategis nasional yang sedang masa penyelesaian seperti
jalan GORR, Bendungan Randangan, revitalisasi Danau Limboto Rumah Sakit Provinsi Habibie
Ainun, dan pembangunan waduk Bone. Sementara itu, secara umum kinerja investasi pada
tahun 2018 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama yang
menyebabkan peningkatan kinerja investasi adalah bertambahnya kegiatan pembangunan
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
proyek multiyear di Gorontalo seperti dimulainya pembangunan waduk Bone di triwulan III-IV
2018.
1.2.3 EKSPOR – IMPOR
Dari sisi eskternal, kinerja ekspor pada triwulan III 2018 tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 3,81% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu yang terkontraksi -18,95%
(yoy). Terjadinya peningkatan kinerja ekspor tersebut terutama disebabkan oleh kinerja ekspor
yang baik hingga triwulan II 2018 untuk komoditas unggulan ekspor Gorontalo seperti jagung,
gula tetes, kayu olahan, dan hasil perikanan. Adapun pasar potensial dari komoditas Gorontalo
adalah beberapa negara seperi Filipina, Singapura, Jepang, Vietnam, Thailand, Hongkong, dan
Taiwan.
Pertumbuhan kinerja ekspor di triwulan III 2018 juga dlihat dari kinerja muat barang
pelabuhan yang mengalami pertumbuhan sebesar 42,99% (yoy) dengan nominal tonase
sebanyak 160,78 ton. Komoditas yang dimuat adalah hasil pertanian seperi jagung dan lainnya
seperti bahan makanan sehari-hari. Peningkatan kinerja ekspor dilihat dari nominalnya pada
triwulan III 2018 adalah sebesar USD 296,5 juta meningkat dibandingkan triwulan II 2018
sebesar USD 20,9 juta.
d
Grafik 1.14 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo
Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo
Sumber: BPS, diolah Sumber : Kantor Pelabuhan se Provinsi Gorontalo
Di tengah peningkatan kinerja ekspor, kinerja impor pada triwulan III 2018 tumbuh
lebih tinggi sebesar 9,52% (yoy) dibandingkan triwulan II 2018 yang mengalami kontraksi
sebesar -21,92% (yoy). Jenis barang impor ke Gorontalo pada triwulan III 2018 didominasi oleh
barang modal seperti mesin, peralatan listrik, besi baja dan kendaraan lainnya. Pertumbuhan
kinerja impor didorong oleh peningkatan aktivitas pembangunan pemerintah untuk berbagai
proyek multiyear baik yang sudah dimulai maupun baru dilaksanakan di triwulan laporan.
Adapun secara nilai impor pada triwulan III 2018 adalah sebesar USD 201 juta dibandingkan
triwulan II 2018 yang terekam nihil.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 11
Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo
Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Gorontalo
Sumber: BPS, diolah Sumber : Kantor Pelabuhan se Provinsi Gorontalo
Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan III 2018
Sumber : BPS, diolah
Kondisi ekspor dan impor pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan meningkat didorong
oleh ekspor komoditas utama seperti gula tebu, hasil perikanan, olahan kayu, dan lainnya.
Selain itu, adanya peningkatan permintaan hortikultura (cabai rawit dan tomat sayur) dari
Sulawesi Utara, juga akan mendorong peningkatan ekspor antardaerah. Dari sisi impor,
peningkatan kinerja impor didorong oleh peningkatan impor barang modal untuk
keberlangsungan kegiatan pembangunan pemerintah seperti aspal, mesin, besi-baja dan
barang kebutuhan proyek lainnya.
Secara keseluruhan tahun 2018, ekspor Gorontalo diperkirakan mengalami peningkatan
jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya produksi
pertanian, terutama jagung yang sejak awal tahun 2018 kembali mampu mengekspor ke
Filipina dan Singapura. Di sisi lain, kinerja impor Gorontalo di tahun 2018 diperkirakan
cenderung tertahan akibat tidak adanya kegiatan impor selama lebih dari satu semester
pertama di tahun 2018.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA)
Dari sisi penawaran, terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo
pada triwulan III 2018 didorong oleh perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian yang
menurun dari 14,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 6,42% (yoy). Terjadinya
penurunan hasil panen akibat cuaca kering dan kerusakan/gangguan sistem irigasi telah
menghambat kinerja lapangan usaha pertanian pada periode laporan.
Namun demikian, kinerja lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha konstruksi
tercatat mengalami perbaikan. Lapangan usaha perdagangan pada triwulan III 2018 tumbuh
sebesar 5,66% (yoy) lebih tinggi dari triwulan II 2018 sebesar 3,79% (yoy) sedangkan
konstruksi tumbuh sebesar 2,03% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,53%
(yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas belanja pemerintah untuk
memenuhi target pembangunan fisik dan realisasi keuangan daerah.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (%, yoy)
2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,44 4,24 6,43 9,09 4,24 14,18 6,42
Pertambangan dan Penggalian 3,36 3,95 0,08 4,71 4,12 2,69 0,42
Industri Pengolahan 5,99 4,67 6,58 3,46 10,01 8,42 5,49
Pengadaan Listrik dan Gas 11,61 1,72 12,04 8,48 2.125,77 10,63 12,23
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,34 2,46 14,92 16,28 13,73 14,64 -1,13
Konstruksi 7,85 9,77 5,10 2,48 4,79 0,53 2,03
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,05 5,73 9,91 9,59 10,62 3,79 5,66
Transportasi dan Pergudangan 8,57 9,67 6,47 5,32 7,71 0,88 2,27
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,93 8,05 8,71 10,62 8,80 1,60 5,37
Informasi dan Komunikasi 9,02 9,80 10,23 10,57 6,32 3,27 9,96
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,54 10,15 18,45 9,87 13,48 10,76 0,03
Real Estate 7,85 8,22 8,31 5,32 4,61 3,36 4,51
Jasa Perusahaan 5,96 5,57 5,91 5,51 5,83 5,20 2,72
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,92 3,76 -0,10 0,09 1,87 0,10 5,02
Jasa Pendidikan 13,55 7,14 3,78 6,21 9,52 9,16 9,55
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,84 10,64 8,48 4,94 10,18 9,57 7,90
Jasa lainnya 5,28 4,92 3,54 3,54 4,13 1,78 0,01
PDRB 7,27 6,22 6,52 6,74 6,19 7,45 5,24
Uraian2014
Total Total
2015 2016
Total Total I
2018
II III
Sumber: BPS, diolah
Memasuki triwulan IV 2018, kinerja lapangan usaha utama seperti pertanian,
perdagangan, konstruksi, dan akomodasi makanan minuman diperkirakan akan lebih baik dari
triwulan III 2018. Perbaikan kondisi LU pertanian akan didorong oleh musim panen jagung yang
jatuh di triwulan IV 2018. Sementara itu, peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan
perayaan Natal dan Tahun Baru diharapkan akan mendorong perbaikan kinerja LU
perdagangan dan akomodasi makanan minuman. Selain itu, upaya pemerintah untuk
menyelesaikan berbagai proyek strategis menjadi pendorong peningkatan kinerja lapangan
usaha konstruksi.
Kinerja sisi penawaran provinsi Gorontalo pada tahun 2018 terutama didorong oleh
peningkatan lapangan usaha pertanian seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 13
peningkatan produksi pertanian secara on-farm maupun off-farm. Di sisi lain, kinerja lapangan
usaha perdagangan di tahun 2018 diprediksi akan meningkat sejalan dengan terjaganya daya
beli akibat tingkat pendapatan yang baik dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali.
Sedangkan, lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring
adanya peningkatan kegiatan realisasi belanja pemerintah untuk berbagai program maupun
proyek strategis nasional seperti pembangunan Jalan GORR, revitalisasi Danau Limboto,
pembangunan waduk Bone, dan perluasan RS Provinsi Habibie-Ainun.
1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Pada triwulan III 2018, kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
tumbuh melambat menjadi sebesar 6,42% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya tumbuh
sebesar 14,18% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan hasil
panen pertanian padi dan jagung akibat pengaruh cuaca panas, curah hujan terbatas dan
gangguan sistem irigasi. Di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III
2018, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat dari 103,68 menjadi 105,71 yang didorong oleh
penurunan indeks yang dibayar petani secara umum. Peningkatan NTP ini, terjadi untuk semua
kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, perikanan dan peternakan. Di sisi
lain, NTP tanaman holtikultura mengalami perlambatan akibat kendala panen komoditas
holtikultura seperti barito yang sangat terpengaruh kondisi musim panas yang minim curah
hujan.
Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo
Grafik 1.20. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas
Sumber : BPS Sumber : BPS
Menurunnya kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2018 terkonfirmasi dari
melambatnya pertumbuhan luas panen pertanian di Gorontalo. Luas total panen padi dan
jagung pada triwulan III 2018 menurun dari sebesar 82,15% (yoy) pada triwulan lalu, menjadi -
43,43% (yoy). Selain itu, kondisi cuaca pada triwulan laporan terekam memiliki curah hujan
yang rendah dengan kecepatan angin yang meningkat. Besarnya rata-rata curah hujan pada
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
triwulan III 2018 adalah sebesar 1,76 mm dan kecepatan angin sebesar 2,29 knot dibandingkan
triwulan II 2018 sebesar 5,34 mm dan 1,33 knot. Kondisi rendahnya curah hujan mengganggu
hasil pertanian sedangkan kecepatan angin yang tinggi berpotensi mengganggu aktivitas
melaut nelayan.
Grafik 1.21. Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo
Grafik 1.22 Luas dan pertumbuhan Panen Jagung
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
Kinerja kredit pertanian pada triwulan III 2018 juga mengindikasikan terjadinya
penurunan dengan besar pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy) lebih rendah dibandingkan
triwulan II 2018 sebesar 12% (yoy). Terjadinya penurunan kredit pertanian sejalan dengan
masih minimnya aktivitas tanam petani pada triwulan III 2018 yang masih termasuk dalam
musim panen. Di sisi lain masih adanya kendala peyaluran kredit akibat dari catatan NPL LU
pertanian yang tergolong tinggi menyebabkan penyaluran kredit pertanian masih dilakukan
secara terbatas
Grafik 1.23 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo
Grafik 1.24 Kredit Pertanian Gorontalo
Sumber : BMKG Sumber : Cognos Bank Indonesia
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 15
Pada triwulan IV 2018, lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami peningkatan
seiring dengan adanya potensi panen jagung dari standing crop1. Selain itu, kondisi cuaca pada
triwulan IV 2018 diperkirakan akan semakin baik dengan potensi peningkatan curah hujan dan
kecepatan angin akibat masuknya musim hujan. Selanjutnya, upaya pemerintah untuk
mendorong peningkatan produksi pertanian, khususnya komoditas jagung dan padi dengan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian secara umum
melalui metode off-farm maupun on-farm sehingga diharapkan dapat memberi dampak yang
signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian.
1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL
DAN SEPEDA MOTOR
Kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada triwulan III
2018 tercatat mengalami perbaikan dengan pertumbuhan sebesar 5,66% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 3,79% (yoy). Peningkatan tersebut didorong
peningkatan aktivitas perdagangan ekspor antardaerah dan masih terjaganya daya beli
masyarakat. Secara khusus, terjaganya pendapatan rumah tangga pertanian ditunjukkan oleh
peningkatan NTP yang disertai dengan tingkat inflasi yang rendah sehingga mendorong
terjaganya daya beli masyarakat petani.
Peningkatan kinerja LU perdagangan pada triwulan III 2018 juga tercermin dari
pertumbuhan kredit perdagangan yang meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 8,18%
(yoy) menjadi 9,57% (yoy). Hasil survei kondisi dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia
menunjukan bahwa nilai ekspektasi kondisi usaha perdagangan pada triwulan III 2018
meningkat sebesar 5,40% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,72% (yoy).
Sementara itu, nominal muat barang di pelabuhan juga terpantau meningkat sebesar
120,43% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 67,12% (yoy).
Grafik 1.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan
Sumber : Cognos, diolah
Grafik 1.26 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT
Sumber : SKDU Bank Indonesia
1 Standing Crop adalah total tanaman pertanian yang ada pada suatu lahan pada waktu tertentu
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 1.27 Perkembangan Muat Pelabuhan
Sumber : BPS, diolah
Memasuki triwulan IV 2018, aktivitas perdagangan berpotensi mengalami perbaikan
dibanding triwulan III 2018 seiring dengan masuknya periode musim liburan yang dirangkai
dengan HBKN di akhir tahun. Masuknya periode high season mendorong peningkatan
konsumsi masyarakat yang menyebabkan perbaikan pada LU perdagangan. Selain itu,
peningkatan aktivitas belanja barang dan jasa pemerintah juga akan ikut berkontribusi
meningkatkan kinerja LU perdagangan. Secara umum, jika dilihat secara tahunan, kinerja
lapangan usaha perdagangan diperkirakan tumbuh lebih baik dari tahun lalu. Terjaganya
tingkat inflasi sepanjang tahun 2018 yang mendorong terjaganya daya beli masyarakat
menopang perbaikan LU perdagangan lebih lanjut.
1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI
Pertumbuhan LU konstruksi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat mengalami
peningkatan menjadi sebesar 2,03% (yoy) dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 0,53% (yoy).
Terjadinya pertumbuhan kinerja lapangan usaha konstruksi tersebut terutama didorong oleh
pola seasonal penyelesaian pembangunan proyek multiyear di Gorontalo terkait dengan
pencapaian realisasi target pembangunan fisik dan keuangan daerah. Beberapa proyek
multiyear yang ada di Gorontalo yang juga termasuk kedalam proyek strategis nasional adalah
proyek pembangunan GORR, Bendungan Bone, RS Habibie-Ainun, dan Revitalisasi Danau
Limboto.
Terjadinya perbaikan kondisi LU konstruksi juga tercermin dari nominal kredit kontruksi
yang mencapai Rp 274,8 miliar, meningkat dibandingkan triwulan II 2018 sebesar Rp202,2
miliar. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan impor barang modal pada triwulan III 2018
juga terekam mengalami peningkatan dengan nilai impor mencapai USD 201,42 ribu
dibandingkan periode sebelumnya yang terekam nihil. Adapun jenis barang modal yang
diimpor adalah besi baja, mesin, peralatan listrik, kapal dan kendaraan lainnya
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 17
Grafik 1.28. Perkembangan Kredit Konstruksi
Grafik 1.29. Perkembangan Impor Barang Modal
Sumber : Cognos Bank Indonesia Sumber: BPS, diolah
Pada triwulan IV 2018, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan sejalan dengan adanya tambahan kegiatan pembangunan proyek strategis
nasional yang sudah mulai dikerjakan pada triwulan laporan. Selain dari itu, kinerja
pembangunan proyek pemerintah lainnya yang masih terus berlanjut akan mendorong
pertumbuhanj kinerja LU konstruksi pada triwulan ini. Kinerja lapangan usaha konstruksi di
sepanjang tahun 2018 diperkirakan akan lebih baik dari tahun sebelumnya didorong oleh
membaiknya kegiatan investasi swasta yang berasal dari dalam negeri maupun asing.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
BOKS 1 : RISET GROWTH STRATEGY PROVINSI GORONTALO
Kondisi perekonomian Indonesia mengalami tren penurunan sejak 5 tahun terakhir,
terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2017 sebesar 5,07% (yoy) mengalami
penurunan sejak lima tahun terakhir sebesar 5,56% (yoy). Di sisi lain, kinerja ekspor nasional
juga terekam mengalami penurunan dengan indikasi peningkatan Current Account Deficit
(CAD) tercatat sebesar 3% dari PDB Indonesia pada triwulan II 2018. Terjadinya tren penurunan
kondisi perekonomian nasional juga turut tercermin pada perlambatan pertumbuhan ekonomi
Gorontalo dalam 7 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Gorontalo dalam
lima tahun terakhir adalah sebesar 6,89% (yoy).
Kerangka Berpikir Growth Strategy
Program pembangunan daerah merupakan solusi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah, perbaikan kinerja ekspor, penurunan kinerja impor untuk mengurangi CAD,
dan perbaikan penyerapan tenaga kerja. Hasil dari pemetaan berdasarkan Trade
Competitiveness Diagnostic menyatakan bahwa hambatan dalam memaksimalkan parameter
output perekonomian terbagi kedalam akses pasar, micro-insentif framework, faktor input, dan
promosi serta infrastruktur dari lapangan usaha utama, dengan faktor input /AKL (peningkatan
produktivitas, barang modal, dan kualitas SDM) sebagaithe most binding constraint .
Penelitian sebelumnya mengenai Growth Diagnostics sudah mengidentifikasi
permasalahan mengenai binding constraint ekonomi namun pada penelitian tersebut masih
bersifat broadbased reform dan belum ada pendetailan dalam lingkup lapangan usaha. Melalui
penelitian Growth Strategy ini, dillakukan simulasi program pembangunan yang diaplikasikan
untuk sub-lapangan usaha unggulan di Gorontalo. Strategi yang dapat diambil guna
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 19
mendorong pertumbuhan adalah dengan melakukan peningkatan melalui upaya strategi
peningkatan capital-accumulation-productivity-decent employment (AKL).
PEREKONOMIAN DAERAH
Gorontalo merupakan provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara, dengan kapasitas
ekonomi yang masih kecil di kawasan. Berdasarkan nilai nominal, Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo pada 2017 mencapai Rp25,09 triliun (atas dasar harga berlaku).
Adapun berdasarkan harga konstan, PDRB Provinsi Gorontalo mencapai Rp34,54 triliun dengan
pangsa PDRB Provinsi Gorontalo terhadap PDB nasional hanya sebesar 0,24%. Sementara itu
selama empat tahun terakhir, perekonomian Gorontalo ditopang oleh konsumsi rumah tangga
dan investasi yang masih tumbuh disertai dengan tren peningkatan belanja Pemerintah baik
belanja modal maupun belanja operasional sebagai pendorong dari sisi internal.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
Gambar 1.2 Trend Pertumbuhan Lapangan Usaha Secara Tahunan
Sumber : BPS Sumber : BPS
Perekonomian Gorontalo didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu lapangan
usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; lapangan usaha perdagangan besar&kecil dan
reparasi mobil dan sepeda motor; dan lapangan usaha konstruksi. Pada tahun 2017, ketiga LU
tersebut memiliki pangsa sebesar 59,68% dengan pangsa terbesar adalah lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 37,04%.
Sub-Lapangan Usaha tanaman perkebunan di Provinsi Gorontalo merupakan salah satu
dari sub- Lapangan Usaha lapangan usaha pertanian dengan pangsa terhadap PDRB sebesar
3,1% (2017). Data luas areal perkebunan di Provinsi Gorontalo pada 2017 mengalami
pertumbuhan 6,35% (yoy) menjadi seluas nilai 25,9 ribu ha, sementara hasil produksi
meningkat 10,71% (yoy) menjadi sebesar 47,7 ribu sejak 2013. Berdasarkan pada sensus
pertanian ada tahun 2013, jumlah rumah tangga perkebunan yang ada di Provinsi Gorontalo
adalah sebanyak 52.441 rumah tangga, meningkat 22,65% dibandingkan tahun 2003.
Sub-Lapangan Usaha perikanan memiliki pangsa terhadap PDRB sebesar 8,17%.
Sementara, potensi perikanan tangkap Provinsi Gorontalo berdasarkan pada Wilayah
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Pengelolaan Perikanan (WPP) dan diakui secara nasional maupun internasional adalah : (1) WPP
715 : perairan Teluk Tomini dan Laut Seram 595.630 ton per tahun; (2) WPP 716 : Sulawesi
Samudera Pasifik bagian Pulau Halmahera dan Papua 630.470 ton per tahun; (3) wilayah ZEE
Laut Sulawesi sampai Samudera Pasifik (bagian utara Papua : 487.600 ton per tahun.
Berdasarkan pada data BPS, jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Provinsi Gorontalo
sejak lima tahun terakhir (2012 s.d. 2016) terekam stabil dengan nilai pada 2016 sebanyak
6449 RT nelayan.
Gambar 1.3 Kinerja Export, Import dan Neraca Perdagangan
Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.4 Volume Ekspor Komoditas asal Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Gambar 1.4 Kinerja Ekspor dari Provinsi Gorontalo
Gambar 1.5 Kinerja Impor dari Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo dalam 5 tahun terekam pada neraca perdagangan mengalami defisit
akibat tingginya impor barang dibandingkan ekspor. Nilai ekspor barang luar negeri tehadap
nilai perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) mengalami tren penurunan dalam 4 tahun
terakhir dari 1,56% pada 2015 menjadi 0,85% pada 2017. Pemetaan produk ekspor unggulan
di Gorontalo menggunakan metode product space, Compound Annual Growth Rate (CAGR),
Intensive Margin-Extensive Margin (IM-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Trade
Competitiveness Diagnostic (TCD) menghasilkan beberapa produk unggulan yaitu Cane
Molases, hasil laut, serta kelapa dan olahannya,
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 21
ANALISIS EMPIRIK
Sub Sektor Pangsa
terhadap PDRB
Sub Sektor / komoditas
Product Space
CAGR IM-EM Ekspor (RCA)
TCD
Tanaman pangan 19,38% Perkebunan / Molases 1 1
Small fish in small
pond
Rising Star
Perdagangan Besar dan Eceran
8,29% Perikanan / Crustacean & mollusk,
3 4 Small fish in small
pond
Rising Star
Perikanan 8,17% Perkebunan / Coconut
5 3 Small fish in small
pond
Rising Star
Hambatan ekspor, MoU perdagangan, standar dan sertifikasi ,
promosi, dan sisi administasi
Angkutan Darat 3,91% Perkebunan / Copra 2
Small fish in small
pond
Rising Star
Perkebunan 3,10% Kehutanan / Fuel wood
Small fish in small
pond
Rising Star
Hambatan ekspor, MoU perdagangan, standar dan sertifikasi ,
promosi, dan sisi administasi
Tanaman Hortikultura
2,77% Kehutanan / Wood, non-
coniferous species,
2 Small fish in small
pond
Falling Star
Industri Makanan dan Minuman
2,56% Perkebunan / Coconut
fibre
Small fish in big pond
Falling Star
Peternakan 2,56% Kehutanan / Plywood 4
Small fish in small
pond
Falling Star
Perantara jasa keuangan
2,47% Industri / Other
furniture dan part
5 Small fish in small
pond
Falling Star
Hasil dari pemilihan dengan kriteria pangsa terhadap PDRB dan kinerja ekspor
komoditas terbaik (product space, CAGR, IM-EM, RCA, dan TCD) adalah, sub sektor perikanan,
dan sub sektor perkebunan. Berdasarkan pada pemetaan TCD untuk lapangan usaha utama
tersebut masih memiliki hambatan terkait akses pasar, faktor input (A, K, dan L), promosi dan
infrastruktur. Kelompok hambatan terebut kemudian dipetakan lebih lanjut dan diperoleh hasil
bahwa faktor input merupakan the most binding constraint dari upaya peningkatan perbaikan
parameter output ekonomi daerah. Selanjutnya, fokus lebih lanjut terkait berbagai program
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
pemerintah daerah pada lapangan usaha utama ini adalah upaya memperbaiki faktor input (A =
produktivitas, K = barang modal, dan L = SDM).
Di dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap penerapan program pembangunan
daerah untuk lapangan usaha subsektor tanaman perkebunan dan sub sektor perikanan
menggunakan simulasi model IndoTerm dengan aplikasi Gempack. Dalam melakukan simulasi
dibangun sebuah asumsi sebagai landasan yaitu subsektor tanaman perkebunan di Gorontalo
merupakan kombinasi tanaman tebu dengan pangsa 71,68% dan 28,32% untuk tanaman
kelapa. Selain itu ditetapkan tahun 2017 sebagai tahun dasar untuk initial value beberapa
parameter produksi dan ekonomi.
Proses simulasi dilakukan menggunakan program pemerintah daerah dan program
modifikasi (rekomendasi BI). Untuk sub sektor tanaman perkebunan strategi peningkatan
produktivitas dilakukan dengan program rendemen tebu (metode rawat raton, bongkar raton,
dan panen kemarau), dan dikombinasikan program peningkatan produktivitas tanaman kelapa
sebesar 1% per tahun (program penggunaan bibit kelapa hibrida). Sedangkan strategi
peningkatan pengunaan barang modal dilakukan dengan program regenerasi tanaman kelapa
(berupa program underplanting 385 Ha kebun kelapa pertahun yang dikombinasikan dengan
program perluasan lahan tebu). Sedangkan strategi dalam meningkatkan kualitas pekerja
dilakukan dengan program prioritas pendidikan rakyat (Prodira) berupa peningkatan years of
schooling di Gorontalo dari 7,2 menjadi 7,9 tahun pada tahun 2022.
Simulasi peningkatan sub sektor perikanan dibuat berdasarkan informasi strategi
peningkatan produktivitas, peningkatan penggunaan barang modal, serta peningkatan kualitas
pekerja. Program peningkatan produktivitas berupa penyediaan benih ikan dan udang unggul
kepada nelayan. Sementara itu program peningkatan penggunaan barang modal berupa
program bantuan penyediaan kapal tangkap nelayan 3 GT sebanyak 250 unit pertahun.
Sedangan strategi dalam meningkatkan kualitas pekerja dilakukan dengan program prioritas
pendidikan rakyat (Prodira) berupa peningkatan years of schooling di Gorontalo dari 7,2
menjadi 7,9 tahun pada tahun 2022.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 23
Hasil Simulasi dengan Menggunakan Shock Modifikasi Tanaman Perkebunan
Parameter Potensi pertumbuhan Rata-Rata
Kinerja Ekspor 2,72
Pertumbuhan Ekonomi 0,33
Penyerapan tenaga kerja 0,18
Kinerja Impor 0,18
Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari Baselinenya
(Program Modifikasi)
Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari Baselinenya
(program Modifikasi)
Potensi Peningkatan Tenaga Kerja Sektoral dari Baselinenya
(program Modifikasi)
Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari Baselinenya
(Program Modifikasi)
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa program modifikasi (rekomendasi BI)
memberikan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari program pembangunan daerah. Hasil
dari program untuk subsektor tanaman perkebunan memberikan dampak pada potensi
pertumbuhan kinerja ekspor paling sebesar 2,72% dari baseline-nya, potensi pertumbuhan
PDRB sebesar 0,33% dari baselinenya, penyerapan jumlah tenaga kerja sebanyak 944 orang
(0,18% dari baseline), dan potensi penurunan impor sebesar -0,1% dari baseline-nya. Secara
sektoral peningkatan kondisi sub sektor tanaman perkebunan berdampak terbesar pada LU
industri mamin sebagai pengguna dari produk yang dihasilkan. Jika dilakukan secara terpisah
diketahui bahwa program peningkatan produktivitas (A) adalah program yang menghasilkan
parameter output (pertumbuhan ekonomi, perbaikan penyerapan tenaga kerja, dan perbaikan
kinerja ekspor) yang paling besar dibandingkan program lainnya.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Hasil Simulasi dengan Menggunakan Shock Modifikasi Perikanan
Parameter Potensi pertumbuhan Rata-Rata
Kinerja Ekspor 1,01
Pertumbuhan Ekonomi 0,99
Penyerapan tenaga kerja 0,03
Kinerja Impor -0,08
Grafik 1.30. Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari
Baseline-nya (Program Modifikasi)
Grafik 1.31. Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari
Baseline-nya (Program Modifikasi)
Grafik 1.32, Potensi Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja
Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi)
Grafik 1.33. Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari
Baseline-nya (Program Modifikasi)
Hasil dari simulasi program modifikasi (rekomendasi BI) menghasilkan potensi
pertumbuhan kinerja ekspor sebesar 1,01% dari baseline-nya, potensi peningkatan PDRB
sebesar 0,39% dari baselinenya, peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 157 orang
pertahun, dan penurunan kinerja impor sebesar -0,08% dari baseline-nya. Secara sektoral
pertumbuhan pada lapangan usaha perikanan turut mendorong pertumbuhan industri
makanan minuman karena sebagai barang input. Jika dilakukan secara terpisah diketahui
bahwa program peningkatan produktivitas (A) dan barang modal (K) adalah program yang
menghasilkan parameter output (pertumbuhan ekonomi, perbaikan penyerapan tenaga kerja,
dan perbaikan kinerja ekspor) yang paling besar dibandingkan program lainnya.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 25
KESIMPULAN
Kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami tren perlambatan sejalan
dengan kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan didorong oleh
kinerja LU non-pertanian. Di sisi lain, kinerja ekspor Gorontalo juga mengalami tren penurunan
dalam 5 tahun terakhir mendorong peningkatan defisit neraca berjalan (current account deficit).
Berdasarkan analisi, strategi pembangunan yang memberikan potensi pertumbuhan paling baik
terhadap parameter output adalah peningkatan produktivitas lapangan usaha tanaman
perkebunan dan program pembangunan peningkatan kapital dan produktivitas untuk .
lapangan usaha sub sektor perikanan. .
Hasil Simulasi Dengan Menggunakan Shock Modifikasi Sub Sektor Tanaman Perkebunan dan Perikanan
Sub sektor tanaman perkebunan
Sub sektor perikanan Total
Kinerja Ekspor 2,724 1,012 3,736
Pertumbuhan Ekonomi 0,338 0,394 0,732
Penyerapan tenaga kerja 0,188 0,036 0,224
Kinerja Impor 0,182 -0,082 0,1
Apabila pelaksanaan program pembangunan dilaksanakan dengan menerapkan strategi
kombinasi untuk sub sektor tanaman perkebunan dan perikanan didapatkan bahwa
pertumbuhan ekonomi berpotensi tumbuh lebih tinggi 0,73% dari nilai baseline per tahun,
potensi perbaikan kegiatan ekspor sebesar 3,73% dari baseline per tahun, dan potensi
peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1101 orang (0,22% dari baseline) per tahun.
REKOMENDASI
Dari hasil simulasi yang dilakukan bahwa program peningkatan capital accumulation-
productivity-decent employment skema Modifikasi BI untuk sub sektor tanaman perkebunan
dan subsektor perikanan dapat mendorong pertumbuhan parameter output secara signifikan di
Gorontalo. Seterusnya diharapkan agar pemerintah daerah dapat berkomitmen dalam
merumuskan kebijakan maupun langkah strategis untuk pengembangan subsektor tersebut.
Hal ini dapat diawali dengan mendorong komoditas tanaman perkebunan dan perikanan
sebagai komoditas utama pembangunan daerah di Provinsi Gorontalo. Selanjutnya, dalam
rangka mendorong realisasi program pembangunan daerah, perlu dilakukan penguatan dan
feasibility study berupa kajian dan FGD bersama Instansi, dinas teknis, pelaku usaha, maupun
akademisi.
Program pembangunan untuk subsektor tanaman perkebunan dapat dilakukan dengan
berfokus pada peningkatan faktor input. Dari sisi produktivitas, hal ini dapat dilakukan dengan
menjamin ketersediaan pasokan bahan baku secara konsisten. Hal ini dapat didorong melaui
program optimalisasi kinerja UPTD, Balitka, TTIC, Bulog, dan distributor. Tidak terbatas pada
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
penyediaan, pemerintah daerah sudah harus menjalin jalur koordinasi yang kuat dengan SKPD
teknis terkait dengan program swasembada untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku secara
mandiri melalui peningkatan kapasitas produksi. Selain itu pemerintah daerah juga perlu
mendorong perbaikan akses petani terhadap teknologi pertanian melalui penguatan kualitas
dan jumlah penyuluh pertanian. Seterusnya pemerintah daerah juga dapat mendorong
pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan melalui campur tangan kewenangan pemda
dalam mendorong penambahan luas lahan tanaman perkebunan melalui program ekstensifikasi
pertanian. Kemudian diperkuat dengan komitmen daerah untuk mendorong perbaikan angka
sekolah melalui keberlanjutan program pendidikan rakyat.
Pemerintah daerah juga dapat mendorong program pembangunan untuk subsektor
perikanan melalui strategi peningkatan kuantitas dan kualitas bahan baku dengan optimalisasi
usaha Balai Benih Ikan (BBI) yang dikombinasikan dengan strategi mendorong badan
usaha/swasta produksi bahan baku untuk hadir dan beroperasi di Gorontalo. Selanjutnya perlu
juga adanya tindak lanjut MoU kerjasama antar instansi dalam efisiensi desain dan kapasitas
barang modal subsektor perikanan di Gorontalo sehingga pelaku usaha dapat melakukan
kegiatan usahanya dengan efisien, hemat biaya dan dengan kapasitas optimal. Pemerintah
daerah juga harus berkomitmen untuk terus mengejar ketertinggalan di sisi SDM dengan
penerapan berbagai program pendidikan rakyat yang konsisten dan berkelanjutan.
Adapun rekomendasi untuk mengoptimalkan parameter output dari faktor market akses
dan macro-incentive framework adalah dengan penerapan key success untuk memastikan
pertumbuhan parameter output dapat tercapai sesuai target adalah dengan mendorong
perbaikan akses pasar dengan meningkatkan standar/insentif /akses untuk menembus pasar,
dan mendorong perbaikan macro-incentive framework melalui perbaikan iklim, governance,
dan kebijakan tarif.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 27
BOKS 2 : TRANSFORMASI KERAJINAN SULAMAN KARAWO
Kerajinan Sulaman Karawo merupakan kerajinan khas dari Gorontalo. Proses
pembuatan kerajinan ini masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan tanpa
bantuan mesin. Terdapat 4 (empat) tahapan untuk membuat kerajinan ini, mulai dari
pembuatan desain, mengiris-mencabut, menyulam hingga mengikat. Proses pengirisan dan
pencabutan benang merupakan tahapan dengan risiko yang paling tinggi sehingga
membutuhkan kesabaran, keuletan dan ketelitian para pengrajin agar kain tidak rusak. Tingkat
kesulitan yang tinggi sebanding dengan usaha yang diberikan membuat Kerajinan Sulaman
Karawo memiliki nilai keunikan dan kekhasan yang berbeda dengan kerajinan lain.
Dulu, Sulaman Karawo dikerjakan oleh ibu rumah tangga hanya untuk mengisi waktu
luang. Hingga pada tahun 1970-an kerajinan sulaman karawo mulai dipadukan dalam kerajinan
lain seperti kipas, selendang hingga baju dan mulai diperjualbelikan hingga saat ini. Namun
siapa sangka pada awal tahun 2000, kerajinan Karawo sempat mengalami ancaman kepunahan
disebabkan berkurangnya pembeli yang berdampak pada menurunnya pendapatan pengrajin.
Hal ini dikarenakan model Sulaman Karawo saat itu masih sangat monoton dan beralih
profesinya pengrajin karawo ke profesi lain yang lebih menguntungkan.
Menyikapi kondisi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
melakukan inisiatif untuk melakukan pengembangan kerajinan Sulaman Karawo. Pada tahun
2010, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo mulai melakukan identifikasi
masalah dan didapatkan permasalahan utama Sulaman Karawo saat itu yaitu dari sisi aspek
sumber daya manusia dan pemasaran.
Tahun 2011, Kerajinan Sulaman Karawo ditetapkan sebagai Klaster binaan Bank
Indonesia. Langkah ini merupakan transformasi awal Karawo sebagai kerajinan khas Gorontalo
yang tidak hanya memiliki nilai seni dan budaya melainkan nilai ekonomi yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
melakukan pembinaan dari berbagai aspek secara terstruktur dan komprehensif, antara lain:.
1. Pemberian bantuan teknis berupa alat dan bahan;
2. Pelatihan skill pengrajin terutama dari segi desain;
3. Memberi perluasan informasi dan akses permodalan dari perbankan;
4. Fasilitasi promosi melalui publikasi media serta pameran skala lokal dan regional Sulawesi;
5. Penyelenggaraan event Gorontalo Karnaval Karawo pertama pada tahun 2011.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Gambar 1.1 Pengembangan Awal Kerajinan Karawo di Gorontalo
Gambar 1.1 Pengembangan Awal Kerajinan Karawo di Gorontalo, Searah dengan arah
jarum jam dari kiri atas: pelatihan pengelolaan manajemen keuangan dan organisasi, pelatihan
teknis pengembangan produk, keikutsertaan dalam pameran Pekan Raya Gorontalo, pelatihan
membuat desain busana.
Semenjak dibina oleh Bank Indonesia, daya tarik Karawo perlahan mulai tumbuh sangat
pesat dan menjadi lebih dikenal masyarakat di dalam daerah Gorontalo hingga skala nasional.
Tentunya hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari dukungan para stakeholders yang turut terlibat
dalam pengembangan kerajinan Sulaman Karawo. Keberhasilan tersebut bisa ditunjukkan dari
berbagai prestasi yang didapat seperti:
1. Pemecahan rekor MURI dengan penggunaan Karawo terbanyak di tahun 2013
2. Penetapan karawo sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2014 No. 78 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Penetapan tanggal 23 Januari sebagai Hari Karawo melalui Pergub No 9 tahun 2014
Selanjutnya pada tahun 2016, Bank Indonesia menginisiasi adanya Program
Pengembangan UMKM Unggulan. Adapun tema pengembangan UMKM yang dimaksud adalah
daerah perbatasan/tertinggal, pemberdayaan perempuan, nelayan, industri kreatif dan komoditi
ekspor/substitusi impor. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo kembali
mengangkat Karawo sebagai bagian dari Program Pengembangan UMKM Unggulan
dikarenakan kerajinan Sulaman Karawo memenuhi jenis tema yang sesuai dengan kondisi
Gorontalo yaitu pemberdayaan perempuan dan penguatan industri kreatif.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 29
Tabel 1.1 Informasi UMKM Kerajinan Karawo Binaan KPwBI Provinsi Gorontalo
Informasi UMKM Karawo
Tahun 2015 2018
Jumlah UMKM (org) 115 200
Produksi (unit) 355 1150
Omzet 26 juta 98 juta
Laba bersih 12 juta 45 juta
Sebagai bagian dari Program UMKM Unggulan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo,
kerajinan Sulaman Karawo didorong untuk lebih berpartisipasi dalam pameran dan fashion
show bergengsi tingkat nasional hingga internasional. Hasilnya Karawo diundang untuk
berpartisipasi dalam ajang fashion show terbesar di Indonesia yaitu Indonesia Fashion Week
2017. Berpartisipasinya Karawo dalam fashion show menjadi sebuah sejarah tersendiri karena
ini merupakan penampilan perdana Karawo dalam ajang fashion show.
Keberhasilan Karawo tampil dalam acara fashion show Indonesia Fashion Week 2017
membuka pintu Karawo menuju ke level yang lebih tinggi yaitu internasional dengan
berpartisipasinya Karawo di New York Couture Fashion Week 2017. Pencapaian ini membuat
Gorontalo khususnya karawo menjadi perhatian dunia. Bahkan setelah acara, berbagai sentra
penjualan fashion di New York langsung menunjukkan ketertarikannya untuk memasarkan
sulaman karawo di Amerika Serikat. Selain itu, eksposur media nasional dan internasional
mendorong tingginya minat masyarakat untuk mengetahui keindahan dan keunikan dari
kerajinan sulaman karawo.
Hingga saat ini, komitmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
terhadap pengembangan kerajinan karawo tidak pernah berkurang sedikitpun. Adapun selama
tahun 2018, kerajinan sulaman karawo kembali menorehkan catatan prestasi yang luar biasa,
diantaranya sebagai berikut:
1. Terpilih sebagai satu dari enam kerajinan Indonesia yang ditampilkan dalam acara High
Level Meeting IMF 2018 di Jakarta
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
2. Kembali diundang untuk berpartisipasi dalam acara fashion terbesar di Indonesia yaitu
Indonesia Fashion Week 2018
3. Termasuk dalam enam kerajinan daerah dari seluruh Indonesia Indonesia yang ditampilkan
dalam acara fashion show Karya Kreatif Indonesia 2018. Dalam acara pameran kerajinan
tahunan terbesar di Indonesia ini penjualan karawo mencapai angka Rp80 juta dalam waktu
tiga hari
Gambar 1.2 Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Iriana Joko Widodo bersama Istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Ibu Mufidah
Kalla mendapatkan penjelasan terkait pengembangan kerajinan sulaman karawo dari Kepala KPwBI Provinsi Gorontalo, Bapak Ricky
P. Gozali di Booth Kerajinan Karawo Provinsi Gorontalo dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia Tahun 2018
4. Termasuk dalam enam kerajinan daerah dari seluruh Indonesia yang ditampilkan serta
menjadi seragam khusus panitia dan peserta dari Bank Indonesia dalam acara IMF-World
Bank Annual Meeting 2018 di Bali. Perlu diketahui bahwa acara tersebut dihadiri 15.000
tamu VIP internasional seperti Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189
negara, perusahaan swasta multinasional, investor, dan media.
5. Diundang untuk berpartisipasi dalam tiga acara pameran dan fashion show terbesar tingkat
internasional yaitu New York Fashion Week 2018, JMM Fashion Show Paris 2018, serta
Artisan & Product Exhibition New York 2018. Karena ketiga acara tersebut dilaksanakan
pada waktu yang bersamaan, maka KPwBI Provinsi Gorontalo memilih untuk berpartisipasi
dalam acara Artisan & Product Exhibition 2018. Dalam pameran tersebut, kerajinan sulaman
karawo ditampilkan bersama karya fashion dari desainer terkemuka asal Indonesia dan
dijual selama tiga bulan di Manhattan, New York yang merupakan salah satu kota fashion
terbesar di Amerika.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 31
Gambar 1.3 Eksposur media nasional dalam keikutsertaan kerajinan sulaman karawo dalam New York Couture Fashion
Week 2017
6. Untuk pertama kalinya Gorontalo Karnaval Karawo 2018 ditetapkan sebagai bagian dari
100 (seratus) Calendar of Event Wonderful Indonesia yang merupakan daftar event
pariwisata tingkat Internasional di Indonesia tahun 2018 oleh Kementerian Pariwisata
Republik Indonesia.
BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 33
2 BAB 2 : KEUANGAN PEMERINTAH Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat
sebesar Rp11,8 triliun yang terdiri atas APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp1,7 triliun),
APBD Kabupaten/Kota 48.6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 36,5% (4,4 triliun). Nilai Pagu pada
tahun ini apabila dibandingkan dengan tahun 2017 meningkat sebesar 2,9% atau sebesar
Rp333,5 miliar dari Rp 11,5 triliun. Terjadinya peningkatan pagu dan perbaikan tata kelola
keuangan pemerintah daerah dan dana dari pemerintah pusat diharapkan dapat mendukung
pencapaian target pembangunan untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat di Gorontalo.
Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah pada triwulan III 2018
mengalami perbaikan dibandingkan triwulan III 2017. Realisasi belanja APBD pemda Gorontalo
pada triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp5,8 triliun atau 78,6% dari total pagu 2018
dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp. 4,2 triliun atau 57,8% dari pagu 2017. Sedangkan
serapan kinerja APBN pada triwulan III 2018 sebesar 56,1% (Rp. 2,5 triliun) lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya ditengah peningkatan kinerja APBD Provinsi maupun
Kab/Kota.
Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan dengan perbaikan tata kelola
keuangan dan pola musiman untuk mencapai target pembangunan untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi pembangunan sejalan
dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi
Gorontalo.
2.1 GAMBARAN UMUM
Pada tahun 2018, pagu anggaran belanja yang bersumber dari pembiayaan APBN dan
APBD untuk Pemerintah Daerah Gorontalo adalah sebesar Rp11,8 triliun atau meningkat
sebesar 2,9% (yoy). Adapun pangsa pagu APBD Provinsi Gorontalo sebesar 14,3% (Rp1,6
triliun), pemerintah Kabupaten/Kota 48,6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 37,1% (4,4 triliun).
Terjadinya perbaikan anggaran belanja didorong oleh peningkatan anggaran belanja
pemerintah Kabupaten/Kota yang tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya nilai pagu
belanja operasi, belanja modal, dan transfer dengan besar peningkatan masing-masing adalah
25,1% (yoy), 50,9% (yoy), 176,4% (yoy). Peningkatan pagu anggaran belanja pemda
diharapkan sejalan dengan strategi pembangunan yang mulai terdesentralisasi dan berdampak
positif terhadap perekonomian Gorontalo.
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan II 2017 dan 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Dari sisi penyerapan anggaran, realisasi belanja pemda pada triwulan III 2018 mengalami
perbaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017. Peningkatan serapan belanja
pemerintah menunjukan komitmen tinggi dalam mengejar target pembangunan untuk
mewujudkan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini
tercermin dari kinerja realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota pada triwulan III 2018 sebesar
78,6% (Rp5,8 triliun) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 57,8% (Rp4,2 triliun).
Sejalan dengan hal tersebut, serapan belanja APBD Provinsi di triwulan laporan mencapai
68,4% (Rp1,2 triliun) dibandingkan periode di tahun lalu 62,5% (Rp1,1 triliun), dan kinerja
penyerapan APBN mencapai 56,1% (Rp2,5 triliun).
Baiknya tingkat serapan belanja pemerintah pada triwulan laporan juga dibarengi
dengan perbaikan realisasi pendapatan pemda dan turut mendorong peningkatan rasio Indeks
Kemampuan Rutin (IKR)2 yang bergerak dari 25,5% pada triwulan III 2017 menjadi 28,8% pada
triwulan III 2018. Terjadinya perbaikan kondisi pendapatan dan belanja pada periode ini
dibandingkan tahun lalu mencerminkan perbaikan PAD daerah, dana perimbangan maupun
transfer pemerintah. Tingkat pengelolaan belanja yang tercermin dari level IKR masih dalam
kategori kurang dan perlu ditingkatkan melalui strategi peningkatan PAD untuk mencapai level
minimum IKR 60%. Adapun kinerja IKR terbaik dimiliki oleh pemerintah Kota Gorontalo sebesar
19,19% akibat level PAD Kota Gorontalo (Rp214,9 miliar) paling tinggi dibandingkan
Kabupaten lain. Lebih lanjut, tingkat PAD Kota Gorontalo yang tinggi berasal dari pendapatan
pajak, dan pendapatan lain-lain yang sah.
2 Rasio Indeks kemampuan Rutin adalah perbandingan antara total pendapatan terhadap total belanja operasi
daerah yang mencerminkan kemampuan daerah dalam membiayai pembiayaan rutinnya
2018
2017
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 35
Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah
Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
Terjadinya peningkatan serapan belanja pada triwulan III 2018 akibat dari peningkatan
belanja barang dan jasa mencapai 15,1% (yoy). Namun demikian, hal tersebut tidak dibarengi
dengan pertumbuhan PAD sehingga mendorong penurunan tingkat rasio pengelolaan belanja3.
Tingkat Rasio Pengelolaan Belanja pada periode laporan mengalami penurunan menjadi
115,7% dibandingkan rasio pengelolaan belanja pada triwulan III 2017 sebesar 120,11%
(Grafik 2.3). Tingkat rasio pengelolaan belanja pada triwulan II 2018 berdasarkan pada wilayah
paling tinggi dimiliki oleh kabupaten Boalemo (131,6%), mengindikasikan tata kelola belanja
yang sudah baik dengan memperhatikan tingkat pendapatan daerah.
Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
(diolah)
Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota Triwulan III 2018 di Provinsi Gorontalo
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
3 Rasio Pengelolaan Belanja adalah perbandingan antara realisasi pendapatan APBD terhadap realisasi belanja Provinsi Gorontalo
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Kinerja kemampuan keuangan daerah4 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo pada
triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp699,3 miliar, meningkat sebesar 12,7% (yoy) dibanding
triwulan III 2017 sebesar Rp620,4 miliar (grafik 2.6). Terjadinya peningkatan kemampuan
keuangan Pemprov mencerminkan kemampuan pemerintah daerah melaksanakan otonomi
daerah yang lebih baik, meski masih perlu terus ditingkatkan. Sejalan dengan itu, tingkat
kapasitas fiskal juga tercatat mengalami pertumbuhan menjadi 278,8% pada periode laporan
dari 264,27% pada triwulan III 2017 akibat dari dari perbaikan PAD Pemprov dari sisi
penerimaan pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan PAD lain-lain yang sah.
Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan triwulan III 2018 secara spasial
Grafik 2.7. Gambaran Kondisi Keuangan triwulan III 2018
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Kondisi keuangan pemerintah provinsi yang mengalami perbaikan pada periode ini
sejalan dengan kondisi keuangan pemkab dan pemkot di triwulan III 2018. Kinerja Kemampuan
Keuangan Daerah tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 284,4% yang
mencerminkan kondisi pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang lebih baik dibandingkan
kabupaten/kota lain. Sedangkan, kinerja kapasitas fiskal tertinggi secara spasial pada triwulan III
2018 adalah Kota Gorontalo dengan nilai mencapai Rp114,79 miliar. Pendorong perbaikan
kapasitas fiskal di Kota Gorontalo adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
komponen retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan PAD lain-lain yang sah
dengan masing-masing pertumbuhan 26,2% (yoy), 56,8% (yoy), dan 26,8% (yoy).
4 Kemampuan Keuangan Daerah adalah total dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak, dan Dana alokasi Umum
setelah dikurangi pegneluaran belanja pegawai
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 37
Grafik 2.8. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018
Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018
Sumber: e monep Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
Di sisi lain, terjadinya perbaikan pada tingkat pendapatan pemerintah daerah Gorontalo
terjadi akibat dari penurunan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (transfer Dana
Perimbangan). Hal ini tercermin dari rasio kemandirian fiskal5 yang meningkat dari 19,08%
pada triwulan III 2017 menjadi sebesar 20,84% pada triwulan III 2018 (grafik 2.10). Semakin
tingginya kemandirian fiskal daerah tercatat dari nilai dana transfer pemerintah pusat kepada
pemerintah Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 yang berkurang menjadi Rp1.064,2 miliar
dari sebesar Rp1.130,72 miliar. Kabupaten/kota yang mempunyai rasio kemandirian yang
tertinggi adalah Kota Gorontalo tercatat sebesar 14,4%. Tingginya rasio kemandirian fiskal
Kota Gorontalo mengindikasikan kemampuan keuangan yang lebih kuat dalam menghasilkan
pendapatan yang bersumber dari daerahnya sendiri dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya
di Gorontalo.
Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo
Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
(diolah)
Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)
5 Rasio kemandirian adalah rasio yang menunjukan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatannya sendiri. Rasio
kemandirian dihitung dengan penjumlahan PAD dan DBH dibagi dengan total pendapatan. Rasio Kemandirian yang semakin tinggi menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin mandiri dan tidak bergantung kepada bantuan eksternal (pemerintah pusat dan atau provinsi). Rasio kemandirian yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah yang ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah (Halim, 2007, dikutip dalam Ika, Syahrir, 2013).
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
2.2 APBD PROVINSI GORONTALO
2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO
Total pagu APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp1.7 triliun,
menurun -5,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun. Lebih lanjut pendorong
terjadinya penurunan pagu anggaran pendapatan adalah pendapatan transfer sebesar -6,9%
yang berasal dari Dana Perimbangan menjadi Rp1,372 triliun (pangsa 79,1%) dari sebelumnya
Rp1,4 triliun. Sementara itu, pangsa PAD Provinsi Gorontalo cenderung meningkat menjadi
Rp362 miliar atau sebesar 20,9% dari pagu tahun ini.
Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2017 dan Triwulan III 2018
No Uraian APBD 2017 (Rp miliar)
Triwulan III 2017 APBD 2018 (Rp
miliar)
Triwulan III 2018
Realisasi (Rp miliar)
% Realisasi thd APBD
Realisasi (Rp miliar)
% Realisasi thd APBD
I Pendapatan Asli Daerah (PAD)
361,5 238,9 66,06% 362,58 261,96 72,25%
a. Pajak Daerah 326,1 214,5 65,77% 330,85 242,54 73,31%
b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4,0 2,8 69,30% 7,33 4,35 59,35%
c. Retribusi Daerah 6,0 3,9 65,41% 2,42 4,85 200,29%
d. Lain-lain PAD 25,4 17,7 69,53% 21,98 10,22 46,51%
II Dana Perimbangan 1445,3 1130,7 78,23% 1122,11 1067,19 95,11%
a. Bagi Hasil Pajak 26,9 25,4 94,36% 28,01 16,89 60,29%
b. Dana Alokasi Umum 997,6 818,4 82,04% 1006,93 839,10 83,33%
c. Dana Alokasi Khusus 414,0 286,9 69,29% 82,46 209,48 254,03%
III Lain-lain Pendapatan 8,0 7,9 98,46% 0,75 0,46 60,88%
Total Pendapatan 1.814,89 1.377,45 75,90% 1.502,43 1.329,61 88,50%
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO
Tingkat realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 sebesar
77,1% dari target anggaran APBD 2018 dan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III
2017 sebesar 75,2%. Lebih dalam terjadinya peningkatan realisasi pendapatan didorong oleh
petumbuhan realisasi PAD dan Pendapatan Transfer dengan besar 72,4% dan 78,4% d
triwulan III 2018 dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 66,9% dan 77,2%. Peningkatan
realisasi PAD didorong oleh tingginya realisasi untuk komponen pajak daerah, retribusi daerah
dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar masing-masing 73,3%,
66,2%, dan 179,4%. Di sisi lain Pendapatan Transfer juga mengalami pertumbuhan di
komponen Dana perimbangan untuk Dana Alokasi Umum dan Alokasi Khusus dengan tingkat
realisasi sebesar 83,3% dan 66,2%. Lebih lanjut mengenai realisasi pendapatan yang tercatat
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 39
meningkat signifikan tersebut, akan meningkatkan ruang fiskal pemerintah untuk realisasi
pembangunan ekonomi, dan infrastruktur dalam mendorong perekonomian.
2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
PAD Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 memiliki kinerja realisasi yang tumbuh
cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan realisasi pendapatan daerah. Adapun besar
realisasi PAD pada triwulan laporan dibandingkan triwulan III 2017 tercatat sebesar 72,4% dari
pagu atau Rp362 miliar, dari tahun sebelumnya 66,9%. Semakin besarnya realisasi PAD di
periode ini terhadap pagu anggarannya didorong oleh kinerja penerimaan Pajak, Retribusi
Daerah, dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Pangsa dari komponen PAD di
Provinsi Gorontalo masih didominasi oleh pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dengan
pangsa sebesar 92% dari total PAD, disusul oleh lain-lain PAD sebesar 4,0%, retribusi sebesar
2,0% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 2,0%.
Peningkatan penerimaan pajak pemerintah provinsi didorong oleh pembayaran untuk
kategori Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), BBNKB, PBBKB, Pajak Air Permukaan, dan Pajak
Rokok. Perbaikan penyerapan pajak daerah merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam
menerima hak-hak pemda yang bersumber dari pembayaran pajak yang terlambat
pembayarannya akibat minimnya kesadaran dalam membayar pajak. Di sisi lain, pemda juga
berinisiatif melakukan berbagai perbaikan pelayanan, penertiban administrasi, dan pembebasan
biaya mutasi telah mendorong peningkatan penerimaan pajak.
Selain dari penerimaan pajak juga terdapat jenis penerimaan lainnya yaitu hasil retribusi
daerah. Penerimaan pos retribusi berasal dari penerimaan pungutan daerah untuk pembayaran
jasa umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu seperti Izin Perpanjangan IMTA. Di sisi lain,
kinerja penerimaan dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan juga merupakan salah satu
pendorong peningkatan PAD terekam dengan realisasi sebesar 66,2% dibandingkan triwulan III
2017 sebesar 65,4%. Adapun sumber dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan berupa
pembagian laba atas penyertaan modal dari perusahaan BUMN di Gorontalo seperti PT.Pelindo
IV.
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Realisasi Dana Perimbangan Serapan dari realisasi Dana Perimbangan pada triwulan III 2018 adalah sebesar 78,7%
atau Rp1,06 triliun mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 77,1%.
Penerimaan DAU yang mengalami peningkatan mendorong perbaikan pada pos Dana
Perimbangan dengan besar 78,6% pada triwulan III 2018 dibandingkan pada triwulan III 2017
sebesar 72,4%. Pertumbuhan DAU Pemerintah Provinsi sejalan dengan adanya tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
upaya pembangunan yang terdesentralisasi. Dana Alokasi Umum memiliki porsi paling besar
dalam komponen Dana Perimbangan (78,6%), disusul dengan DAK (19,6%) dan DBH (1,6%).
Secara tahunan, realisasi Dana Perimbangan meningkat menjadi 78,4% dari pagu dari
triwulan III 2017 sebesar 77,2%. Realisasi nilai pagu untuk DAU dipergunakan untuk alokasi
pendanaan biaya pegawai maupun kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi seperti berbagai proyek pembangunan berupa pembangunan RS Habibie Ainun, GORR,
dan lainnya.
Grafik 2.13 Pangsa Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan II dan III 2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 41
2.2.4 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO
Tingkat pagu Belanja APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat mengalami
penurunan dengan nilai pagu belanja APBD Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp1,69 triliun,
menurun sebesar 8,2% (yoy) dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp2,3 triliun.
Penurunan pagu anggaran belanja di tahun 2018 utamanya didorong oleh penurunan pagu
anggaran Belanja Operasi dan Transfer sebesar -13,5% (yoy) dan -3,6% (yoy). Di sisi lain, terjadi
peningkatan pagu anggaran Belanja Modal pada triwulan III 2018 yakni sebesar 14,5% (yoy)
yang didorong oleh Belanja Tanah dan Belanja Aset Tetap Lainnya.
Peningkatan belanja modal didorong oleh adanya peningkatan pagu Realisasi belanja
tanah yang dilakukan oleh pemerintah provinsi. Besar peningkatan belanja tanah dan belanja
aset tetap lainnya masing-masing sebesar 169,8%(yoy) dan 310,6% (yoy). Adapun jenis belanja
modal tanah adalah kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan GORR dan proyek
strategis lainnya di Gorontalo.
Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja 2017-2018
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.2.5 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO
Kinerja realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo di triwulan III 2018 mencapai 68,4%
(Rp1,15 triliun), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2017 sebesar 62,5% (Rp1,14
triliun). Adanya peningkatan realisasi belanja tersebut didorong oleh semua komponen realisasi
belanja baik belanja operasi, dan transfer. Pada triwulan III 2018 terjadi perbaikan kinerja
realisasi belanja pemerintah sejalan dengan berbagai kegiatan konsumsi pemerintah untuk
pembangunan proyek strategis nasional seperti bendungan Bolango Ulu, maupun preservasi
dan pelebaran jalan dan pembangunan Bandara Pohuwato.
Apabila dilakukan disagregasi berdasarkan pada jenisnya, realisasi Belanja Operasi
Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 76,1%, meningkat dibandingkan
triwulan III 2017 sebesar 67,5%. Pendorong dari peningkatan Belanja Operasi adalah realisasi
semua komponennya seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan keuangan, dan
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
belanja bantuan sosial. Peningkatan realisasi belanja barang anggaran Provinsi Gorontalo
tersebut sejalan dengan upaya Pemda untuk mengejar target pembangunan fisik daerah.
Di sisi lain, realisasi Transfer pada triwulan III 2018 adalah sebesar 67,3% meningkat
dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 55,5%. Terjadinya perbaikan realisasi Transfer didorong
peningkatan signifikan untuk Transfer Bantuan keuangan sebesar 297,5% pada triwulan III
2018. Peningkatan Transfer Bantuan Keuangan didorong oleh strategi Pemprov untuk
mendorong realisasi pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot maupun Pemkab di Gorontalo.
Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018
No
Uraian APBD 2017 (Rp miliar)
Triwulan III 2017
APBD 2018 (Rp miliar)
Triwulan III 2018
Realisasi (Rp miliar)
% Realisasi thd APBD
Realisasi (Rp
miliar)
% Realisasi thd APBD
I Belanja Operasi 1.869,12
938,19
50,19% 1325,9 910,9 68,70%
a. Belanja Pegawai 573,36
462,31
80,63% 648,5 418,7 64,56%
b. Belanja Barang dan Jasa 512,87
284,33
55,44% 421,8 327,4 77,61%
c. Belanja Bunga -
-
-
0,0 0,0 -
d. Belanja Subsidi -
-
-
0,0 0,0 -
e. Belanja Hibah 242,01
187,24
77,37% 197,6 145,0 73,35%
f. Belanja Bantuan Sosial 6,10
1,09
17,79% 58,0 19,9 34,29%
g. Belanja Bantuan Keuangan 11,32
3,23
28,50% 1,0 2,9 297,55%
II Belanja Modal 292
125
42,86% 332,5 140,6 42,30%
III
Belanja Tidak Terduga 3,04
0,75
24,62% 5,0 0,6 12,52%
IV
Belanja Bagi Hasil 148,64
88,76
59,72% 153,2 100,9 65,88%
Total Belanja 2.313,15
1.153,03
49,85% 1.816,58
1.153,07
63,47%
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2017 dan Triwulan III 2018
No Uraian Triwulan III 2017 (%) Triwulan III 2018 (%)
I Belanja Operasi 81,37 79,00
a. Belanja Pegawai 40,10 36,31
b. Belanja Barang dan Jasa 24,66 28,39
c. Belanja Bunga - -
d. Belanja Subsidi - -
e. Belanja Hibah 16,24 12,57
f. Belanja Bantuan Sosial 0,09 1,72
g. Belanja Bantuan Keuangan 0,28 0,25
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 43
II Belanja Modal 10,87 12,20
III Belanja Tidak Terduga 0,06 0,05
IV Belanja Bagi Hasil 7,70 8,75
Total Belanja 100,00 100,00
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)
2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO
Realisasi belanja APBN pada triwulan III 2018 adalah sebesar 61,6% dari pagu atau
sebesar Rp561 miliar. Realisasi belanja tersebut mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
III 2017 yang mencapai 63,4% atau sebesar Rp516,3 miliar. Realisasi belanja APBN pada
triwulan III 2018 dialokasikan paling besar untuk belanja pegawai pemerintah, yaitusebesar
74,9% (Rp141,2 miliar) dimana realisasi belanja pegawai tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 65,9% atau Rp125,1 miliar. Selanjutnya, pengeluaran
dengan pagu terbesar kedua adalah belanja barang/jasa yang memiliki kinerja realisasi
penyerapan yang cukup tinggi mencapai 50,5% atau sebesar Rp553,4 miliar.
Sementara itu, realisasi belanja modal tercatat sebesar 64,5% dari pagu anggaran atau
sebesar Rp162,1 miliar tumbuh dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 58,8% (Rp144 miliar).
Salah satu komponen belanja modal yang terekam mengalami peningkatan adalah belanja
tanah untuk kepentingan pembebasan lahan pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya.
Beberapa kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan meningkatkan realisasi
pembangunan adalah berbagai proyek strategis provinsi seperti pembangunan Bendungan
Bone Hulu.
Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018
Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah) Ke depan, peningkatan realisasi belanja pemerintah provinsi menjadi semakin krusial
sebagai salah satu indikator yang mencerminkan prioritas daerah dalam pengelolaan
keuangannya. Lebih lanjut, pencapaian target realisasi pembangunan fisik dan keuangan
sejalan dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki parameter output yang masih
BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH
44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
rendah seperti tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka
dan IPM di Provinsi Gorontalo dan Perbaikan tingkat realisasi pembangunan infrastruktur di
Gorontalo sebagai penggerak roda perekonomian dalam perbaikan daya saing Provinsi
Gorontalo di mata investor, baik domestik maupun mancanegara. Hal tersebut dapat
diwujudkan antara lain melalui peningkatan kinerja penyerapan anggaran pada setiap satuan
kerja wilayah. Selain itu, fungsi semakin diperlukan dalam monitoring realisasi anggaran secara
intensif.
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 45
3 BAB 3 : INFLASI DAERAH Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 juga turut
disertai dengan penurunan tekanan inflasi, dari 1,88% menjadi 1,79% (yoy). Capaian tersebut
juga berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy). Rendahnya capaian inflasi ini
terutama didorong oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga
pangan dibandingkan tahun 2017. Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018
inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd).
Rendahnya capaian inflasi tersebut terutama didorong oleh terkendalinya inflasi volatile
food dan administered prices. Penurunan harga bahan pangan dan hortikultura pascaperayaan
Idul Fitri mendorong penurunan inflasi volatile food. Sementara itu, penurunan inflasi
administered prices pada triwulan III 2018 ditopang oleh penurunan didorong oleh penurunan
tarif angkutan baik udara maupun antarkota seiring kembali normalnya permintaan pasca
Lebaran. Selain itu, penurunan harga bensin nonsubsidi juga mendorong penurunan tekanan
inflasi administered prices lebih lanjut. Di sisi lain, inflasi inti cenderung meningkat sejalan
dengan perkembangan faktor eksternal. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh
meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan peningkatan harga emas global. Selain itu,
tingginya inflasi inti juga didorong oleh inflasi kelompok pendidikan seiring masuknya tahun
ajaran baru 2018-2019. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap permintaan akan pakaian
seragam sekolah yang mendorong peningkatan inflasi sandang.
Pada triwulan IV 2018, inflasi Gorontalo diperkirakan akan mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut akan terjadi di seluruh komponen
inflasi baik inflasi volatile food, inti maupun administered prices seiring dengan peningkatan
permintaan saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain dipengaruhi oleh peningkatan
permintaan, tekanan inflasi volatile food juga akan dipengaruhi oleh masih terganggunya
pasokan bahan pangan yang berasal dari Sulawesi Tengah akibat bencana yang melanda.
Tekanan inflasi administered prices akan dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara karena
tingginya permintaan dan penyesuaian tarif rokok. Secara keseluruhan tahun rendahnya
capaian inflasi mendorong optimisme capaian inflasi tahun 2018 yang diperkirakan berada
pada batas bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Meski demikian, tekanan inflasi
tetap patut diwaspadai terutama terkait dengan peningkatan tekanan inflasi inti terkait kondisi
sektor eksternal, yakni kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.
BAB 3 INFLASI DAERAH
46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
3.1 INFLASI UMUM
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 juga turut
disertai dengan penurunan inflasi, dari 1,88% (yoy) menjadi 1,79% (yoy). Capaian tersebut juga
berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy). Rendahnya capaian inflasi ini
terutama didorong oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga
pangan dibandingkan tahun 2017. Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018
inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd). Dengan perkembangan tersebut,
inflasi 2018 diperkirakan berada pada kisaran sasaran inflasi 3,5±1%.
Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy)
Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah
Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan III 2018
terutama didorong oleh penurunan tekanan inflasi volatile food dan administered prices. Andil
inflasi volatile food dan administered prices pada triwulan III 2018 masing-masing menurun dari
0,38% dan 0,47% pada triwulan II 2018 menjadi -0,33% dan 0,41%. Terjaganya pasokan
bahan pangan dan hortikultura serta tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait
penyesuaian tarif mendorong penurunan tekanan inflasi volatile food dan administered prices
tersebut. Sementara itu, andil inflasi inti pada triwulan III 2018 cenderung meningkat dari
1,03% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,74% sejalan dengan perkembangan faktor
eksternal. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi
rupiah dan peningkatan harga emas global.
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 47
Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi
Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi
Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah
3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI
Penurunan tekanan inflasi volatile food masih menjadi pendorong utama penurunan
tekanan inflasi pada triwulan III 2018. Kembali normalnya permintaan masyarakat pascapuncak
permintaan saat perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018 dan disertai dengan pasokan pangan di
pasaran yang memadai mendorong penurunan tekanan inflasi volatile food. Pada triwulan III
2018 kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -1,54% (yoy), menurun dibandingkan
pada triwulan II 2018 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (yoy). Meredanya tekanan inflasi
kelompok ini terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
Pada triwulan III 2018, harga daging terpantau mulai kembali ke level yang relatif
rendah sehingga mendorong penurunan tekanan inflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya
dari 15,46% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi 1,41% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh
penurunan inflasi daging ayam ras dari 28,00% (yoy) di triwulan lalu menjadi -1,32% (yoy) dan
daging sapi dari 1,74% (yoy) menjadi 1,05% (yoy). Penurunan tersebut sejalan dengan pola
musimannya dimana mulai kembali normalnya permintaan masyarakat setelah perayaan Idul
Fitri di triwulan II 2018.
Penurunan tekanan inflasi kelompok volatile food juga ditopang oleh rendahnya inflasi
subkelompok ikan segar. Inflasi ikan segar pada triwulan III 2018 menurun dari 3,86% (yoy)
pada triwulan II 2018 menjadi 0,23% (yoy). Penurunan inflasi tersebut terjadi pada hampir
seluruh jenis ikan diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor kuning dan layang/benggol yang
mengalami deflasi masing-masing sebesar -8,57% (yoy), -6,25% (yoy), -5,00% (yoy) dan -
4,35% (yoy). Deflasi tersebut terjadi seiring dengan peningkatan pasokan karena membaiknya
kondisi cuaca yang mendukung nelayan untuk melaut di tengah penurunan permintaan pada
triwulan III 2018.
BAB 3 INFLASI DAERAH
48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Sementara itu, meskipun mulai mulai meningkat, subkelompok bumbu-bumbuan masih
mengalami deflasi. Pada triwulan III 2018 subkelompok bumbu-bumbuan tercatat masih
mengalami deflasi sebesar -4,30% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar -8,87%
(yoy). Masih deflasinya subkelompok ini terutama ditopang oleh beberapa komoditas utama
yakni lada, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah yang masing-masing mengalami
deflasi sebesar -24,43% (yoy), -11,47% (yoy), -1,08% (yoy) dan -0,88% (yoy).
Memasuki triwulan IV 2018, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh
peningkatan permintaan masyarakat seiring perayaan Natal dan Tahun Baru dan didorong oleh
masih belum pulihnya pasokan dari daerah mitra dagang utama yakni Sulawesi Tengah
pascabencana yang melanda. Selain itu, mulai masuknya musim hujan disertai dengan cuaca
yang buruk diperkirakan akan mengakibatkan frekuensi melaut nelayan berkurang sehingga
akan mengganggu pasokan ikan.
Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile Food
Sumber: BPS, data diolah
Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food
Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food (Lanjutan)
Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah
Selanjutnya, kelompok administered prices pada triwulan III 2018 tercatat mengalami
inflasi sebesar 2,22% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
2,54% (mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh lebih rendahnya inflasi tarif
angkutan baik antarkota maupun udara dibandingkan triwulan II 2018. Inflasi tarif angkutan
udara pada triwulan III 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -9,20% (yoy), lebih rendah dari
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 49
triwulan II 2018 sebesar 7,18% (yoy), sedangkan inflasi angkutan antarkota tercatat mengalami
inflasi sebesar 0,00%, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,73%
(yoy). Namun demikian, penurunan tekanan inflasi administered prices tertahan oleh inflasi
kelompok tembakau yang tercatat inflasi sebesar 8,53% (yoy) seiring dengan penyesuaian tarif
cukai rokok 2018.
Pada triwulan IV 2018, inflasi administered prices diperkirakan akan meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan
tarif angkutan udara seiring dengan peningkatan permintaan saat libur Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, penyesuaian tarif rokok juga masih akan berlangsung sampai dengan sisa tahun
2018.
Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara
Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered Prices
Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah
Di sisi lain, inflasi inti pada triwulan III 2018 meningkat dari 1,75% (yoy) dari triwulan II
2018 menjadi 2,91% (yoy) seiring dengan perkembangan faktor eksternal. Peningkatan
tekanan inflasi inti terutama didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan harga
komoditas global. Secara kelompok, tekanan inflasi inti terutama didorong oleh subkelompok
biaya tempat tinggal, makanan jadi, pendidikan, komunikasi dan rekreasi yang masing-masing
memberikan andil inflasi sebesar 0,32%, 0,25%, 0,22%, 0,16%, dan 0,16%. Pada
subkelompok tempat tinggal, inflasi terutama didorong oleh inflasi semen dan seng yang
tercatat meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 4,49% (yoy) dan 7,69% (yoy) dari 1,58%
(yoy) dan 7,36% (yoy). Pada kelompok makanan jadi, inflasi terutama didorong oleh inflasi mie
sebesar 6,97% (yoy), sedangkan pada kelompok komunikasi, inflasi terutama didorong oleh
inflasi tarif pulsa ponsel sebesar 10,27% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir akibat dari
depresiasi nilai tukar rupiah dimana input produksi dari mie (gandum) dan pulsa ponsel (biaya
satelit) bergantung terhadap nilai tukar dollar Amerika Serikat.
BAB 3 INFLASI DAERAH
50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Memasuki triwulan IV 2018 inflasi inti diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan
triwulan III 2018. Peningkatan inflasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan permintaan
jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, kondisi ketidakpastian eksternal juga
diperkirakan masih berlanjut yang diperkirakan akan berdampak pada nilai tukar dan barang
impor. Namun demikian, ekspektasi inflasi relatif terjaga tercermin pada hasil survei pedagang
eceran dan survei konsumen Bank Indonesia dimana ekspektasi inflasi baik di level pedagang
maupun konsumen relatif stabil.
Meski tekanan inflasi pada awal triwulan IV 2018 masih cukup rendah, lonjakan
permintaan masyarakat diperkirakan meningkat hingga akhir triwulan IV 2018 seiring dengan
perayaan Natal dan Tahun Baru. Dengan kondisi tersebut, TPID se-Provinsi Gorontalo
melakukan berbagai langkah antisipatif melalui peningkatan koordinasi pengendalian inflasi.
Terkait hal tersebut, TPID se-Provinsi telah melaksanakan rapat koordinasi pada awal Oktober
2018. Ke depan, TPID se-Provinsi Gorontalo terus melakukan langkah-langkah pengendalian
sesuai roadmap jangka pendek dan menengah TPID, dengan fokus pada upaya menjamin
pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi
inflasi
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN
Secara bulanan, tingkat inflasi bulanan Gorontalo sepanjang triwulan III 2018 lebih
rendah dibandingkan dengan rataan historisnya dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juli
2018 Gorontalo mencatatkan inflasi 0,14% (mtm), sementara bulan Agustus dan September
2018 tercatat deflasi masing-masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,06% (mtm).
Inflasi Bulan Juli 2018
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Juli 2018 relatif stabil dan
terkendali. Tekanan inflasi tercatat sebesar 0,14% (mtm), berada di bawah level inflasi nasional
sebesar 0,28% (mtm). Berdasarkan pada perkembangan inflasi secara tahunan tekanan inflasi
bulan ini mencapai 0,98% (yoy), sedangkan tekanan inflasi sampai dengan Juli 2018 adalah
sebesar 1,27% (ytd). Pendorong dari perbaikan kinerja inflasi adalah kelompok volatile food
yang mengalami koreksi harga seiring terjaganya pasokan. Sedangkan Inflasi yang terjadi pada
bulan Juli 2018 terutama didorong oleh inflasi inti seiring dengan kenaikan tarif pulsa ponsel
dan biaya pendidikan.
a. Kelompok volatile food pada Juli 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,94% (mtm),
atau lebih rendah dari Juni 2018 sebesar -0,11% (mtm). Koreksi harga terjadi untuk
komoditas ikan segar sebesar -0,28% (mtm), daging ayam ras -0,02% (mtm), dan sayuran
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 51
sebesar -0,04% (mtm). Penurunan harga komoditas ikan tangkap yang mendorong deflasi
sejalan dengan kembali normalnya permintaan masyarakat setelah Lebaran dan terjaganya
pasokan ikan akibat aktivitas melaut nelayan yang kembali normal pada kondisi cuaca yang
kondusif. Sejalan dengan itu, hasil panen sayuran di wilayah sentra produksi dengan
pasokan yang terjaga turut mendorong penurunan harga sayuran di pasaran.
Namun demikian, tekanan inflasi kelompok volatile food didorong oleh kenaikan harga
untuk komoditas cabai rawit dengan nilai inflasi sebesar 11,34% (mtm). Kondisi tersebut
disinyalir karena rendahnya pasokan komoditas cabai rawit di Gorontalo seiring dengan
peningkatan permintaan cabai di Manado saat perayaan Cengbeng dan pengucapan umat
Nasrani di bulan Juli.
b. Kelompok Administered Price bulan Juli 2018 juga mengalami deflasi sebesar -0,38% (mtm)
jauh lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2018 sebesar 0,84% (mtm). Koreksi harga
kelompok administered price didorong oleh penurunan tarif transportasi pasca mudik
Lebaran untuk tarif angkutan udara maupun transportasi antarkota dengan besar masing-
masing -9,93% (mtm), dan -4,25% (mtm). Selain itu, koreksi harga bahan bakar bensin
nonsubsidi memperdalam penurunan tekanan inflasi administered prices lebih lanjut.
Sementara itu, subkelompok tembakau masih terpantau mengalami inflasi sebesar 1,21%
(mtm) akibat penyesuaian tarif cukai rokok 2018 yang mendorong peningkatan harga
komoditas rokok kretek, rokok filter, dan rokok putih dengan besar masing-masing 5,75%
(mtm), 0,36% (mtm) dan 0,505 (mtm).
c. Di sisi lain, peningkatan harga kelompok inti pada Juli 2018 sebesar 0,72% (mtm) menjadi
menahan tekanan deflasi Gorontalo lebih dalam. Peningkatan harga kelompok inti
didorong oleh meningkatnya tarif pulsa ponsel dan harga mie instan yang masing-masing
sebesar 6,55% (mtm) dan 6,66% (mtm). Peningkatan tersebut disinyalir didorong oleh
depresiasi nilai tukar dimana alat-alat komunikasi dan bahan baku pembuatan mie
(gandum) masih dipenuhi dari impor. Selain itu, inflasi pendidikan juga terpantau naik
sebesar 0,78% (mtm) seiring dengan masuknya tahun ajaran baru 2018.
Inflasi Bulan Agustus 2018
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Agustus 2018 mencatatkan deflasi
sebesar -0,02% (mtm) atau menurun dibanding bulan Juli 2018 yang tercatat inflasi sebesar
0,14% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan tingkat inflasi adalah sebesar
1,95% (yoy) sedangkan inflasi tahun kalendar hingga Agustus 2018 tercatat sebesar 1,25%
(ytd). Deflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2018 terutama didorong oleh penurunan inflasi
volatile food dan inti sedangkan administered prices meningkat.
BAB 3 INFLASI DAERAH
52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
a. Kelompok volatile food pada Agustus 2018 terekam mengalami deflasi sebesar -1,44%
(mtm), jauh lebih dalam dibandingkan deflasi pada Juli 2018 sebesar -0,94% (mtm). Koreksi
harga terjadi untuk komoditas barito (bawang, rica, dan tomat) sebesar masing-masing -
5,82% (mtm), -9,74% (yoy) dan -28,82% (mtm), juga komoditas ayam hidup -9,73%
(mtm), dan daging ayam ras -4,32% (mtm). Terjadinya koreksi harga komoditas yang
mendorong deflasi sejalan dengan tingkat pemenuhan pasokan yang baik ditengah tingkat
permintaan masyarakat yang normal. Sejalan dengan itu, masuknya musim panen
kelompok tanaman hortikultura di Sulawesi Tengah turut mendorong adanya aliran barang
menuju ke Gorontalo dan menambah ketersediaan pasokan di pasar. Lebih dalam terkait
dengan adanya periode Idul Adha yang jatuh pada bulan ini turut berperan dalam
penurunan harga komoditas daging ayam karena terjadinya peningkatan konsumsi daging
sapi. Namun demikian, harga komoditas ikan tangkap secara umum untuk jenis ikan
selar/tude, ikan cakalang/sisik, ekor kuning, dan layang/benggol terekam mengalami
peningkatan dengan besar 6,75% (mtm) dibandingkan bulan lalu yang terekam mengalami
deflasi.
b. Tekanan harga kelompok administered prices bulan Agustus 2018 terkendali dengan besar
inflasi mencapai 0,04% (mtm) lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 yang mengalami deflasi
sebesar -0,38% (mtm). Terjadinya peningkatan harga kelompok ini berasal dari peningkatan
tarif angkutan udara dari -9,93% (mtm) menjadi 0,98% (mtm). Peningkatan tarif angkutan
udara tersebut disinyalir akibat dari peningkatan tarif pesawat udara tujuan Gorontalo-
Manado seiring semakin sedikitnya maskapai yang beroperasi pada rute tersebut. Di sisi lain
masuknya periode liburan musim panas turut mendorong peningkatan biaya tarif angkutan
udara.
c. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok inti pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,49%
mengalami perlambatan dibandingkan bulan lalu sebesar 0,72% (mtm). Tekanan inflasi
pada kelompok inti terutama didorong oleh meningkatnya biaya sekolah (SMP, SMA dan
universitas), dan pergerakan harga komoditas ikan laut dengan masing-masing sebesar
14,15% (mtm), dan 38,36% (mtm). Terjadinya peningkatan biaya sekolah terjadi untuk
pengeluaran kelompok sekolah formal maupun penyelenggaraan kursus terutama diawal
semester baru.
Inflasi Bulan September 2018
Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan September 2018 mencatatkan deflasi
sebesar -0,06% (mtm) atau lebih dalam dibanding bulan Agustus 2018 yang mengalami deflasi
sebesar -0,02% (mtm). Kondisi deflasi tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 53
dalam 5 tahun terakhir yang mencapai 0,30% (mtm). Dengan perkembangan inflasi tersebut,
pada tahun 2018 hingga september 2018 inflasi Gorontalo tercatat sebesar 1,19% (ytd), atau
secara tahunan mencapai 1,79% (yoy), jauh di bawah sasaran tahun 2018 sebesar 3,5+1% dan
masih di bawah realisasi inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy).
a. Kelompok volatile food pada September 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -1,84%
(mtm), lebih baik dibandingkan deflasi pada Agustus 2018 sebesar -1,44% (mtm). Koreksi
harga terjadi untuk komoditas barito (bawang, rica, dan tomat) sebesar masing-masing -
1,69% (mtm), -9% (mtm) dan -12,03% (mtm), juga komoditas ikan tude/selar -10%(mtm),
ayam hidup -8,33% (mtm), dan daging ayam ras -2,54% (mtm). Terjadinya koreksi harga
komoditas yang mendorong deflasi tersebut sejalan dengan tingkat pemenuhan pasokan
yang baik dan terjaga ditengah tingkat permintaan masyarakat yang normal. Sejalan
dengan itu, masuknya musim panen kelompok tanaman holtikuktura di Sulawesi Tengah
turut mendorong adanya aliran barang menuju ke Gorontalo dan menambah ketersediaan
pasokan di pasar. Namun demikian, masih adanya beberapa harga komoditas ikan tangkap
untuk jenis ikan Nike, ikan Bubara tercatat mengalami peningkatan dengan besar inflasi
masing-masing 50,0% (mtm) dan 9,08% (mtm) dibandingkan bulan lalu yang terekam
mengalami deflasi.
b. Tekanan inflasi kelompok inti pada September 2018 mengalami penurunan yang tercatat
sebesar 0,43% dibandingkan bulan lalu sebesar 0,46% (mtm). Tekanan inflasi pada
kelompok inti terutama didorong oleh meningkatnya biaya jaringan saluran TV yang
mengalami peningkatan biaya sebesar 33,33% (mtm) dengan kontribusi inflasi sebesar
0,19% (mtm), Ikan Nike dengan inflasi sebesar 50% (mtm) serta inflasi biaya rekreasi
sebesar 12,38%(mtm). Terjadinya peningkatan biaya jaringan saluran TV dikarenakan
adanya peningkatan biaya bulanan Mimoza TV.
c. Tekanan harga kelompok administered prices bulan September 2018 terkendali dengan
besar inflasi mencapai 0,46% (mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus 2018 yang
mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Terjadinya peningkatan harga kelompok ini berasal
dari masih tingginya tarif angkutan udara dengan inflasi sebesar 0,96% (mtm) serta adanya
inflasi pada biaya rokok putih dan kretek masing-masing sebesar 0,79%(mtm) dan
0,69%(mtm). Tingginya tarif angkutan udara tersebut disinyalir akibat dari peningkatan
tarif pesawat udara tujuan Gorontalo-Manado seiring semakin sedikitnya maskapai yang
beroperasi pada rute tersebut.
BAB 3 INFLASI DAERAH
54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA6
Berdasarkan kelompok barang dan jasa, meredanya tekanan inflasi pada triwulan III 2018
didorong oleh meredanya tekanan inflasi kelompok bahan makanan, kelompok kesehatan,
kelompok sandang, dan kelompok transportasi. Sementara itu, kelompok barang dan jasa
lainnya seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga cenderung
meningkat.
Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok
Sumber: BPS, data diolah
Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan merupakan kelompok dengan penurunan tekanan inflasi
tertinggi pada triwulan III 2018, yaitu dari 1,80% (yoy) menjadi deflasi -0,61% (yoy). Penurunan
tekanan inflasi tertajam terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya dimana turun dari
15,46% (yoy) menjadi 1,41% (yoy). Penurunan ini terutama didorong oleh penurunan inflasi
daging ayam ras dari 28,00% (yoy) di triwulan lalu menjadi -1,32% (yoy) dan daging sapi dari
1,74% (yoy) menjadi 1,05% (yoy). Hal ini sejalan dengan pola musimannya dimana permintaan
masyarakat sudah kembali normal setelah perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018.
Selanjutnya, subkelompok ikan segar juga menurun dari 3,86% (yoy) menjadi 0,23%
(yoy). Peningkatan pasokan seiring baiknya kondisi cuaca yang mendukung nelayan untuk
melaut di tengah penurunan permintaan mendorong penurunan inflasi ikan pada triwulan III
2018. Penurunan inflasi pada subkelompok ikan segar terjadi pada hampir seluruh jenis ikan
utama diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor kuning dan layang/benggol yang mengalami
deflasi masing-masing sebesar -8,57% (yoy), -6,25% (yoy), -5,00% (yoy) dan -4,35% (yoy).
Penurunan tekanan inflasi juga terlihat pada subkelompok sayur-sayuran yang turun dari
-2,10% (yoy) menjadi -9,08% (yoy). Penurunan subkelompok ini terutama didorong oleh
6 Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi (lihat tabel 3.1)
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 55
penurunan tekanan inflasi pada komoditas daun bawang yang turun dari 30,38% (yoy) menjadi
-32,88% (yoy) dan kangkung yang turun dari -21,65% (yoy) menjadi -22,17% (yoy). Hasil
panen sayuran di wilayah sentra produksi dengan pasokan yang terjaga turut mendorong
penurunan harga sayuran di pasaran.
Sementara itu, subkelompok bumbu-bumbuan tercatat masih mengalami deflasi sebesar
-4,30% (yoy) tapi meningkat dari bulan sebelumnya sebesar -8,87% (yoy). Masih deflasinya
subkelompok ini terutama ditopang oleh beberapa komoditas utama yakni lada, cabai rawit,
bawang putih, dan bawang merah yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -24,43%
(yoy), -11,47% (yoy), -1,08% (yoy) dan -0,88% (yoy).
Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Bahan Makanan
I II III IV I II III
Bahan Makanan 4,99 4,94 7,12 6,49 3,61 1,80 -0,61
Padi-padian, Umbi-umbian,dan Hasilnya -1,52 0,10 -2,05 -1,99 -1,40 -0,99 1,06
Daging dan Hasil-hasilnya 2,10 -2,30 7,19 4,13 12,44 15,46 1,41
Ikan Segar -1,57 -4,81 8,20 21,88 17,54 3,86 0,23
Ikan Diawetkan -0,25 5,91 9,36 5,74 1,36 2,82 -5,37
Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya -4,39 -4,77 0,71 5,73 1,23 3,70 5,23
Sayur-sayuran 47,02 56,30 30,29 -5,15 4,87 -2,10 -9,08
Kacang-kacangan 4,76 4,20 12,30 10,48 10,91 10,33 1,66
Buah-buahan -16,88 -4,20 2,84 -3,67 4,66 -0,27 -4,41
Bumbu-bumbuan 36,25 42,43 23,58 3,15 -27,19 -8,87 -4,3
Lemak dan Minyak 7,58 4,78 0,43 2,90 -2,86 -1,52 -0,78
Bahan Makanan Lainnya 3,12 6,05 0,00 0,00 0,86 3,89 13,59
Kelompok2017
Arah2018
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Peningkatan cukai rokok dan harga bahan baku telah mendorong peningkatan inflasi
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 2,54% (yoy) menjadi 4,08%
(yoy). Peningkatan terjadi diseluruh komponen subkelompok ini yakni makanan jadi, minuman
yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol yang masing-masing menjadi
2,82% (yoy), 0,41% (yoy), dan 8,53% (yoy) dari 1,68% (yoy), -0,37% (yoy), dan 5,76% (yoy).
Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
I II III IV I II III
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan
Tembakau 3,08 1,78 2,20 2,48 1,52 2,54 4,08
Makanan Jadi 1,18 2,05 2,00 2,27 1,59 1,68 2,82
Minuman yang Tidak Beralkohol 2,56 -10,65 -8,75 -6,54 -4,58 -0,37 0,41
Tembakau dan Minuman Beralkohol 7,24 9,98 10,19 8,83 5,11 5,76 8,53
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
BAB 3 INFLASI DAERAH
56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar relatif meningkat
dari 1,19% (yoy) menjadi 1,55% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan tekanan
inflasi subkelompok biaya tempat tinggal dan perlengkapan rumah tangga dari 1,38% (yoy)
dan 0,18% (yoy) menjadi 1,92% (yoy) dan 0,70% (yoy). Peningkatan subkelompok biaya
tempat tinggal terutama disebabkan oleh peningkatan harga harga semen dan seng.
Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
I II III IV I II III
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan
Bakar 2,32 4,53 4,50 4,56 3,23 1,19 1,55
Biaya Tempat Tinggal 0,79 1,32 1,60 1,72 1,91 1,38 1,92
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 8,19 18,09 16,45 15,60 8,75 0,15 0,16
Perlengkapan Rumah Tangga 1,09 1,12 1,28 0,89 0,08 0,18 0,70
Penyelenggaraan Rumah Tangga 0,63 -1,17 -0,24 1,83 1,47 3,64 3,43
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Sandang
Kelompok sandang pada triwulan III 2018 mengalami penurunan level inflasi dari 2,97%
(yoy) menjadi 2,42% (yoy). Penurunan tersebut terjadi di sebagian besar komponen sub
kelompok, yakni sandang wanita, anak-anak dan barang pribadi dan sandang lainnya.
Penurunan tekanan inflasi kelompok ini terutama didorong oleh berakhirnya puncak
permintaan masyarakat akan komoditas sandang di periode Lebaran pada triwulan sebelumnya.
Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Sandang
I II III IV I II III
Sandang 2,76 2,32 2,32 2,45 2,22 2,97 2,42
Sandang Laki-Laki 4,06 3,98 3,65 2,37 1,09 1,97 2,78
Sandang Wanita 1,41 0,40 0,86 1,69 1,27 3,02 0,67
Sandang Anak-Anak 2,57 2,94 3,07 3,63 2,69 2,92 2,67
Barang Pribadi dan Sandang Lain 3,13 1,63 1,19 2,08 5,51 4,95 4,48
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Kesehatan
Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan III 2018 menurun dari 2,86% (yoy)
menjadi 1,95% (yoy). Penurunan tekanan inflasi terjadi pada seluruh subkelompok yakni obat-
obatan, jasa perawatan jasmani, dan kosmetika. Penurunan tersebut didorong oleh kebijakan
pemerintah untuk menjaga pasokan obat dan pemberian pelayanan kesehatan dengan harga
terjangkau.
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 57
Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Kesehatan
I II III IV I II III
Kesehatah 4,33 5,04 4,89 5,87 3,78 2,86 1,95
Jasa Kesehatan 0,02 1,71 1,71 1,69 1,69 0,00 0,00 =
Obat-obatan 6,06 6,47 7,94 11,14 3,67 2,43 1,93
Jasa Perawatan Jasmani 0,30 5,26 8,28 8,28 8,28 3,14 0,35
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 6,76 6,18 4,48 5,11 4,10 4,58 3,33
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami peningkatan inflasi
dari 3,37% (yoy) menjadi 8,45% (yoy). Peningkatan inflasi subkelompok ini didorong oleh
masuknya masa ajaran baru sehingga mendorong peningkatan harga perlengkapan/ peralatan
pendidikan dan olahraga. Selain itu, peningkatan biaya TV berlangganan juga mendorong
peningkatan tekanan inflasi pada kategori hiburan.
Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
I II III IV I II III
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 1,13 0,84 2,72 2,72 3,37 3,37 8,45
Pendidikan 0,36 0,00 3,81 3,81 3,81 3,81 7,70
Kursus-Kursus / Pelatihan 1,80 1,80 1,80 0,60 10,54 10,54 10,54
Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 4,99 4,31 0,92 1,13 3,86 4,15 4,92
Rekreasi 0,55 0,59 1,48 1,60 1,21 1,13 12,60
Olahraga 0,20 0,81 2,52 1,97 2,90 1,68 0,40
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Inflasi kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan di triwulan III menurun dari
1,52% (yoy) menjadi 1,44% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh penurunan subkelompok
transportasi terutama terjadi di tarif angkutan baik antar kota maupun udara dibandingkan
triwulan II 2018. Inflasi tarif angkutan udara pada triwulan III 2018 tercatat mengalami deflasi
sebesar -9,20% (yoy) menurun dari triwulan II 2018 sebesar 7,18% (yoy), sedangkan inflasi
angkutan antar kota tercatat mengalami inflasi sebesar 0,00% menurun dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya sebesar 4,73% (yoy). Sementara itu, subkelompok komunikasi cenderung
meningkat dari 0,36% (yoy) menjadi 6,57% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir didorong oleh
depresiasi nilai tukar dimana alat-alat komunikasi masih dipenuhi dari impor.
Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
I II III IV I II III
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan 0,22 3,28 3,62 3,42 2,14 1,52 1,44
Transpor -1,13 2,79 3,69 3,44 2,60 1,78 0,60
Komunikasi dan Pengiriman 6,17 4,98 2,07 2,08 0,14 0,36 6,57
Sarana dan Penunjang Transpor 10,33 10,94 10,94 10,66 1,01 1,18 2,90
Jasa Keuangan 0,00 0,00 0,23 0,23 0,23 0,23 0,00
Kelompok2017 2018
Arah
Sumber: BPS, diolah
BAB 3 INFLASI DAERAH
58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI
Secara agregat, laju inflasi tahunan Pulau Sulawesi pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar 2,49% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 3,54% (yoy).
Pencapaian ini di bawah laju inflasi nasional sebesar 2,88% (yoy). Penurunan tekanan inflasi
disebabkan oleh turunnya harga komoditas bahan makanan pada sebagian daerah di Sulawesi.
Sementara itu, Provinsi Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi ketiga terendah
setelah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara yang masing-masing mencapai 1,40%
(yoy) dan 1,45% (yoy). Sementara itu, provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan
inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dengan inflasi mencapai 3,09% (yoy).
Tabel 3.9 Inflasi IHK Provinsi di Pulau Sulawesi
PROVINSI Tw II-18 Tw III-18
SULAWESI TENGGARA 1,79 1,40
SULAWESI UTARA 3,46 1,45
GORONTALO 1,88 1,79
SULAWESI BARAT 2,68 1,95
SULAWESI TENGAH 3,61 2,52
SULAWESI SELATAN 4,14 3,09
Sumber: BPS, diolah
3.6 PENGENDALIAN INFLASI
Dalam melakukan sinergi upaya pengendalian inflasi pada triwulan III 2018, TPID di
Provinsi Gorontalo memiliki fokus dalam 1) menjaga kenaikan harga bahan makanan strategis
seperti cabai, BBM, Listrik, LPG; 2) mengendalikan pasokan komoditas pangan strategis yang
sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan inflasi; dan, 3) melakukan intervensi dalam
distribusi komoditas.
Strategi stabilisasi harga komoditas pangan strategis pada triwulan III dibuat dengan
mempertimbangkan terjadinya risiko peningkatan inflasi yang harus diwaspadai yakni: (i) dari
sisi administered price, terdapat risiko kenaikan harga BBM non subsidi akibat tren kenaikan
harga minyak dunia; (ii)dDari sisi inflasi inti, terdapat risiko passthrough kenaikan harga
komoditas, khususnya terhadap bahan pangan; (iii) dari sisi volatile food, terganggunya
pasokan pangan menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.
Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut membutuhkan upaya pengendalian inflasi
melalui beberapa kegiatan antara lain:
BAB 3 INFLASI DAERAH
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 59
1. Penguatan database di masing-masing TPID dari setiap pihak terkait konsumsi, produksi,
dan distribusi sehingga dapat diketahui kondisi surplus/defisit komoditas pangan strategis
di daerah.
2. Melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan Badan Ketahanan Pangan, Dinas
Pertanian, Dinas Pangan, PPI dan aparatur penegak hukum untuk melakukan monitoring,
pengumpulan informasi kondisi terkini pasokan dan perkembangan harga komoditas
pangan di setiap daerah dan pasar-pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern serta
isu-isu terkini;
3. Mendorong peningkatan pasokan komoditas pangan strategis seperti bawang merah,
cabai rawit, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras dari beberapa produsen baik di
lokal Gorontalo maupun daerah mitra dagang;
4. Memperkuat cadangan pangan pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog;
5. Mendorong Penganekaragaman konsumsi pangan lokal melalui konsep kelompok
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu pemberdayaan kelompok wanita tani di
kabupaten/kota;
6. Melakukan peningkatan upaya penanaman cabai rawit dan tomat sayur di tingkat rumah
tangga bekerja sama dengan PKK, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo,
dengan tujuan meningkatkan pasokan di tingkat rumah tangga;
7. Melakukan sidak terhadap pelaku perdagangan dan tata niaga komoditas pangan strategis
oleh TPID, Satgas dan Dewan Ketahanan Pangan untuk menjaga praktek bisnis yang baik
dan juga menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan dan tingkat
harga;
8. Upaya koordinasi Program pengembangan distribusi dan cadangan pangan, berupa
kegiatan lumbung pangan masyarakat dan Toko Tani Indonesia (bekerjasama dengan
Gapoktan dan BULOG);
9. Polda Gorontalo akan membackup kegiatan operasi pasar dari sisi keamanan, koordinasi
pihak satgas pangan akan melakukan pengawasan dan keamanan distribusi pangan dari
hulu sampai hilir yang akan berpotensi pada gangguan kamtibmas;
10. Melakukan upaya pengendalian harga ikan segar, yang tercatat persisten menjadi
pendorong tekanan inflasi selama beberapa tahun terakhir melalui berbagai upaya, seperti
dukungan terhadap pelaksanaan operasi pasar, pengadaan operasional cold storage,
bantuan operasional kapal tangkap dan upaya lainnya;
BAB 3 INFLASI DAERAH
60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
11. Penyediaan beras oleh Bulog Sub Divisi Regional (subdivre) Gorontalo untuk ketahanan
selama lima bulan ke depan. Selain itu melaksanakan arahan Kementerian Perdagangan
untuk melakukan Operasi Pasar;
12. PT Pertamina Gorontalo mengeluarkan larangan bagi SPBU untuk melayani pembelian oleh
pengecer BBM terutama dalam jumlah besar. Serta meminta SPBU untuk menambahkan
waktu operasional menjadi 24 jam apabila dibutuhkan sesuai dengan tren kebutuhan di
lapangan;
13. PT. Pertamina Gorontalo bersama dengan PT. Hiswana Migas melakukan penambahan
pasokan LPG 3 Kg dan bright gas 5 Kg serta pengawasan distribusi LPG yang disalurkan
oleh agen kepada pengecer melalui pangkalan siaga serta melakukan sosialisasi
penggunaan LPG Non Subsidi kepada rumah makan dan industri kecil sehingga jika
terdapat pelanggaran, pihak Pertamina bersama dengan PT Hiswana Migas akan
memberikan pembinaan hingga sanksi berupa skorsing tidak dapat menjual LPG kepada
agen tersebut atau melakukan pencabutan izin sebagai agen LPG Pertamina;
14. Memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/
cooperative farming), pengelolaan produksi dan pascapanen khususnya pengeringan dan
pergudangan, seperti penggunaan Integrated Cold Storage (ICS) untuk penyimpanan
komoditas ikan segar dan penggunaan CAS (Control Atmosphare Storage) untuk
penyimpanan komoditas hortikultura (cabai rawit dan bawang merah) yang mempunyai
karakter tidak tahan lama;
15. Meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan, untuk
memperbaiki kualitas dan pasokan beras;
16. Menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan
dengan kualitas yang terjaga.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 61
4 BAB 4 : STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM
PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH
Meskipun pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat, stabilitas
keuangan Gorontalo relatif terjaga. Hal tersebut tercermin dari risiko kredit perbankan yang
masih terjaga, yakni sebesar 2,87%. Hal tersebut didukung dengan meningkatnya
penghimpunan dana, walaupun kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan
perkembangan aset dan kredit yang cenderung melambat.
Selain itu, kondisi ketahanan korporasi di Gorontalo yang masih terjaga. Risiko
rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio membaik, sedangkan tingkat risiko
likuiditas, turn-over aset dan persediaan relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada
triwulan III 2018 diperkirakan didorong oleh korporasi yang terus melakukan efisiensi seiring
perlambatan kinerja perekonomian.
Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan III 2018, transaksi pembayaran
tunai maupun nontunai menurun dibandingkan triwulan II 2018. Penurunan tersebut
disebabkan oleh kembali normalnya kegiatan ekonomi pascapuncaknya di triwulan II 2018
seiring pelaksanaan Pilkada dan Idul Fitri. Pada triwulan ini, terjadi kondisi net inflow di sisi
pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang masuk dibandingkan dengan
dana yang keluar.
4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO
Meski terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Gorontalo pada triwulan III
2018, stabilitas keuangan relatif terjaga. Hal ini tercermin dari risiko kredit yang masih terjaga,
yakni sebesar 2,87%. Namun, kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan
perkembangan aset dan kredit yang melambat. Di sisi lain, perkembangan penghimpunan dana
mengalami kenaikan.
Terjadinya perlambatan kondisi perekonomian di Provinsi Gorontalo tidak tercermin dari
sektor korporasi yang masih terjaga dengan risiko rentabilitas, solvabilitas, dan interest service
coverage ratio yang membaik. Di sisi lain, tingkat risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan
dari korporasi relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Pendorong perbaikan pada
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
kinerja korporasi di triwulan III 2018 adalah strategi peningkatan permintaan di tengah kinerja
perekonomian yang melambat.
Sementara itu, ketahanan sektor rumah tangga yang terjaga tercermin pada
pertumbuhan kredit rumah tangga yang masih kuat dengan NPL yang relatif masih terkendali
yakni sebesar 2,63%. Selain itu, tingkat keyakinan konsumen masih berada pada level optimis
didorong kegiatan konsumsi pada triwulan III 2018 yang meningkat dibanding triwulan
sebelumnya.
Di sisi lain, kinerja sektor UMKM secara keseluruhan juga mengalami penurunan yang
tercermin dari penyaluran kredit UMKM yang menurun dari 7,92% (yoy) menjadi 4,99% (yoy)
pada triwulan III 2018. Sektor UMKM masih dihadapkan pada tekanan finansial seiring dengan
NPL yang cukup tinggi.
Mengingat peran UMKM yang cukup penting dalam perekonomian, Bank Indonesia
terus melakukan berbagai program kerja untuk pengembangan UMKM. Di sisi lain, Bank
Indonesia juga terus melakukan sinergi dan kolaborasi untuk mendukung tercapainya
ketahanan dan kemandirian pangan dengan melakukan pengembangan klaster.
Tabel 4.1. Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3
Aset (Rp Miliar) 10.103 10.694 10.785 11.571 11.697 12.064 12.118
Growth Aset (%,yoy) 8,18% 8,66% 9,96% 15,30% 15,78% 12,80% 12,36%
Kredit (Rp Miliar) 11.376 12.494 13.654 13.710 13.581 13.685 14.315
Growth Kredti (Rp Miliar) 37,16% 44,60% 24,93% 22,36% 19,38% 9,53% 4,84%
DPK (Rp Miliar) 4.709 5.071 5.009 4.628 4.790 4.671 5.302
Growth DPK (% yoy) 3,92% 6,94% 7,42% 4,08% 1,73% -7,89% 5,85%
LDR 241,59% 246,38% 272,60% 296,22% 283,50% 292,98% 270,00%
NPL 3,48% 3,31% 3,10% 2,78% 3,03% 2,92% 2,87%
2017 2018
Kondisi Umum
Pada triwulan III 2018 kinerja sektor perbankan melambat seiring dengan penurunan
pertumbuhan ekonomi. Aset dan kredit perbankan tumbuh melambat di tengah peningkatan
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Namun demikian, Secara keseluruhan fungsi
intermediasi perbankan sampai dengan triwulan III 2018 relatif baik dengan risiko kredit yang
terjaga. Hal ini terlihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang cukup baik (sedikit menurun dari
292,50% ke 270,00%). Selain itu, rasio kredit bermasalah berada di bawah batas target
indikatif NPL, menurun dari 2,92% menjadi 2,87%.
Pada triwulan III 2018 pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo tercatat melambat dari
12,80% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 12,36% (yoy). Sejalan dengan itu, pertumbuhan kredit
pada triwulan III 2018 juga menurun menjadi 4,87% (yoy) dari 9,55% (yoy) pada triwulan
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 63
sebelumnya. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat dari 3.23% (yoy) pada triwulan lalu
menjadi 5,85% (yoy).
Aset Perbankan
Pada triwulan III 2018 aset perbankan di Gorontalo tercatat sebesar Rp12,1 triliun, atau
tumbuh 12,80% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 12,36% (yoy). Melambatnya pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo merupakan
dampak dari pertumbuhan kredit yang melambat, sejalan dengan penurunan kinerja ekonomi
Gorontalo secara umum.
Bila dilihat dari kelompok banknya, bank persero masih memiliki aset terbesar di antara
bank lainnya, dengan pangsa sebesar 92,8%, diikuti bank swasta sebesar 7,2%. Sementara itu,
tidak ada bank asing dan campuran yang beroperasi di Gorontalo.
Pertumbuhan Kredit Perbankan
Kinerja penyaluran kredit perbankan pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga meskipun
melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercermin dari pertumbuhan kredit
yang lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK. Menurunnya kegiatan ekonomi pada periode
tersebut mengakibatkan menurunnya permintaan atas pembiayaan yang berasal dari
perbankan. Sementara menurunnya kebutuhan uang tunai pasca periode Lebaran mendorong
meningkatnya DPK (selanjutnya lihat bagian Penghimpunan Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran
Kredit).
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Seiring menurunnya tingkat kebutuhan masyarakat Gorontalo akan uang tunai pada
periode pasca Lebaran, kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung meningkat
dari 2,74% (yoy) menjadi 5,85% (yoy) pada triwulan III 2018. Akselerasi DPK ini terutama
didorong oleh tingginya pertumbuhan kinerja giro. Meskipun demikian, hal tersebut tidak
merubah dominasi tabungan sebagai instrumen utama dalam penghimpunan DPK yang
mencapai 50%, disusul oleh deposito 27% dan giro yang mencapai 23% dari total DPK.
Pangsa ini cenderung tidak berubah dibandingkan dengan triwulan II 2018 lalu.
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 4.1 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan III 2018
Rendahnya kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada periode pasca Lebaran yang
turut diiringi dengan meningkatnya penghasilan dunia usaha di Gorontalo pada periode yang
sama mendorong peningkatan kinerja tabungan, yaitu dari 7,91% (yoy) menjadi 12,81% (yoy).
Meningkatnya pertumbuhan tabungan ini terutama didorong oleh meningkatnya tabungan
non-perseorangan di Gorontalo khususnya dunia usaha yang mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan. Di sisi lain, tabungan perseorangan mengalami perlambatan pertumbuhan
apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Grafik 4.2 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah)
Berdasarkan golongan nasabah, proporsi nasabah perorangan pada perbankan
Gorontalo masih cukup dominan, yaitu 65,34% dari total DPK. Dengan demikian, kinerja
penghimpunan dana sangat bergantung pada nasabah perorangan. Pada triwulan III 2018, DPK
sektor perseorangan cenderung melambat dari 9,59% (yoy) menjadi 7,92% (yoy). Terjadinya
penurunan ini terutama didorong oleh penurunan DPK dari jenis giro perseorangan yang
mengalami penurunan.
Deposito;
27%
Tabungan;
50%
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 65
Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo
Grafik 4.4 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo
Sumber: Cognos BI (diolah) Sumber: Cognos BI (diolah)
Penyaluran Kredit
Seiring dengan kinerja ekonomi yang melambat, kegiatan penyaluran kredit di Gorontalo
pada triwulan III 2018 juga melambat dari 9,55% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,87% (yoy).
Melambatnya penyaluran kredit ini diperkirakan didorong oleh kembali normalnya aktivitas
konsumsi masyarakat di Gorontalo pascapuncak konsumsi pada periode Lebaran. Hal tersebut
mengakibatkan kebutuhan akan pembiayaan relatif menurun. Berdasarkan sektor ekonominya,
perlambatan penyaluran kredit di Gorontalo terutama didorong oleh melambatnya penyaluran
kredit pada sektor lapangan usaha utama yaitu sektor pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran
(PBE), dan konstruksi dari masing-masing sebesar 11,88% (yoy), 11,52% (yoy) dan 4,93% (yoy)
menjadi sebesar 8,67% (yoy), 4,78% (yoy) dan -37,55% (yoy). Terkontraksinya kredit PBE dan
konstruksi didorong oleh faktor seasonal setelah Lebaran dimana aktivitas perdagangan
masyarakat akan menurun dan berakhirnya tradisi untuk memperbaiki rumah masyarakat.
Berdasarkan tujuan penggunaan, kredit terbesar digunakan untuk Konsumsi dengan
proporsi 56,89%, diikuti oleh kredit modal kerja 28,57% dan kredit investasi 14,55%. Proporsi
ini relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi dan modal kerja menurun dari
masing-masing sebesar 10,52% (yoy) dan 9,19% (yoy) dari triwulan lalu menjadi 5,52% (yoy)
dan 0,20% (yoy) di triwulan III 2018. Sementara itu, kredit investasi meningkat dari 6,36% (yoy)
di triwulan lalu menjadi 12,23%. Melambatnya kredit konsumsi dan modal kerja tersebut
sejalan dengan melambatnya aktivitas ekonomi pasca Lebaran di triwulan II 2018. Sementara
itu, meningkatnya kinerja kredit investasi diharapkan mampu mendorong perekonomian
Gorontalo untuk tumbuh lebih baik ke depan.
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 4.5 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan
Meskipun demikian, kualitas kredit masih terpantau baik .Pada triwulan III 2018 NPL
perbankan Gorontalo mencapai 2,87% atau menurun dari triwulan II 2018 yang mencapai
2,92%. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL sektor konstruksi cenderung tinggi, yaitu mencapai
28,91% terkait dengan siklus pembayaran kepada kontraktor yang relatif tertahan hingga akhir
tahun. Dengan demikian, optimisme akan membaiknya kualitas kredit konstruksi pada akhir
tahun masih relatif tinggi. Sementara itu, menurunnya kredit pertanian diakibatkan oleh
menurunnya kinerja sektor pertanian. Namun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi
kemampuan bayar debitur. Hal tersebut tercermin dari sangat baiknya kualitas kredit yang
dimiliki sektor ini. NPL sektor pertanian pada triwulan III 2018 sebesar 1,16%.
Secara spasial, kredit perseorangan masih terkonsentrasi di Kota Gorontalo dengan
pangsa sebesar 47,91% dan Kabupaten Gorontalo dengan pangsa kredit perseorangan
terbesar kedua sebesar 28,41%. Pertumbuhan kredit perseorangan tertinggi pada triwulan III
2018 dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo yang tumbuh sebesar 11,81% (yoy). Dari sisi jumlah
rekening, jumlah rekening kredit multiguna memiliki rekening dengan jumlah rekening kredit
terbesar sebanyak 35.739 rekening (Tabel 4.2)..
Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan per Komponen Penggunaan di Gorontalo
Akses Keuangan kepada UMKM
Sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit
UMKM juga tercatat mengalami perlambatan. Pertumbuhan kredit UMKM dari yang
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 67
semula tumbuh sebesar 7,92% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi sebesar 4,99% (yoy) pada
triwulan III 2018. Perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh base
year effect Lebaran tahun lalu.
Dari sisi ketahanan risiko kredit, tekanan risiko kredit UMKM mengalami peningkatan.
Kredit UMKM pada triwulan III 2018 mengalami peningkatan tekanan yang tercermin dari
peningkatan NPL kredit UMKM menjadi sebesar 7,63% (yoy) dari sebesar 7,11% (yoy) pada
triwulan sebelumnya. Tekanan risiko kredit pada kredit UMKM harus menjadi perhatian
bersama karena NPL UMKM yang sudah cukup tinggi.
Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo
Grafik 4.7 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit
Pangsa kredit UMKM di Gorontalo mengalami penurunan. Pangsa UMKM Gorontalo
menurun dari sebesar 29,90% pada periode triwulan sebelumnya menjadi sebesar 27,82%
pada triwulan III 2018. Berdasarkan kelompok nominal kreditnya, mayoritas pangsa realisasi
kredit UMKM pada triwulan III 2018 tersalurkan pada rentang nominal < 10jt yaitu sebesar
23,79% dan rentang nominal >100 juta Rp500 juta sebesar 22,42%.
Di sisi lain, berdasarkan sebaran wilayah per Kabupaten dan Kota di Gorontalo, pada
periode laporan konsentrasi realisasi kredit UMKM terbesar masih berada di Kota Gorontalo
dengan pangsa mencapai 38,75%, diikuti oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 31,56% dan
Kabupaten Pohuwato sebesar 11,25%.
TW IV 2017
TW III 2017
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal
Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten
Eksistensi UMKM terus didorong oleh Bank Indonesia melalui kebijakan persentase kredit yang
harus disalurkan kepada UMKM. Porsi tersebut di tahun 2018 telah ditingkatkan menjadi 20%
dari total kredit. Bank Indonesia menilai kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan
UMKM yang berkualitas. Akan tetapi NPL UMKM yang cenderung lebih tinggi dari kredit non-
UMKM perlu mendapat perhatian, khususnya pada saat seleksi debitur yang mengajukan
kredit.
4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH
4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA7
Konsumsi Rumah Tangga memiliki peran besar dalam ekonomi Gorontalo dan menjadi
mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari pangsa konsumsi
rumah tangga terhadap perekonomian Gorontalo yang mencapai 61,01%. Pada triwulan III
2018, PDRB konsumsi rumah tangga Gorontalo meningkat dari 6,96% (yoy) pada triwulan
sebelumnya menjadi 7,09% (yoy). Kondisi ini menunjukan bahwa optimisme konsumsi
masyarakat yang tetap terjaga.
Pada triwulan III 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh 7,09% (yoy), dengan pangsa terhadap
perekonomian sebesar 61,01%. Kondisi ini sejalan dengan optimisme masyarakat yang tetap
terjaga. Namun, sedikit dibawah level optimis 100, yaitu mencapai 98,79 atau menurun dari
sebelumnya sebesar 133,20. Hal ini terutama didorong jumlah volume barang yang dikonsumsi
setelah selesainya hari perayaan Lebaran di triwulan II 2018.
7 Rumah tangga di dalam sistem keuangan memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan sebagai penerima pendanaan dari
institusi keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga adalah tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat konsumsi dan kondisi pembiayaan/kredit oleh rumah tangga.
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 69
Grafik 4.12. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini
Grafik 4.13. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang
Grafik 4.10 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
Grafik 4.11 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo
Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah
Besarnya peran rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi Gorontalo diiringi dengan
kerentanan yang rendah. Adapun sumber kerentanan tersebut umumnya berasal dari
keyakinan dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan
datang dimana pada akhirnya akan mempengaruhi pola belanja rumah tangga. Hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen Gorontalo pada
triwulan III 2018 masih tetap terjaga yang tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level
optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada triwulan III 2018 tercatat sebesar sebesar 121,71 dan
111,45.
Sumber : BPS, diolah
Sumber : BPS, diolah
4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI
Kinerja sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkat turut mendorong
perbaikan risiko kredit dan keuangan sektor korporasi. Meskipun pertumbuhan ekonomi
Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat dari 7,45% pada triwulan sebelumnya menjadi
sebesar 5,24% (yoy), kinerja sektor korporasi tumbuh cukup stabil. Lebih lanjut perbaikan di
triwulan ini dari sisi korporasi didorong pertumbuhan lapangan usaha ekonomi kedua terbesar
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
di Gorontalo yakni LU perdagangan besar dan eceran. Adapun besarnya pertumbuhan PDRB
lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran pada triwulan ini adalah sebesar 5,24% (yoy)
dengan pangsa ekonomi sebesar 10,95% dari total PDRB Gorontalo triwulan III 2018.
Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko
Pada triwulan III 2018, kegiatan dunia usaha di Gorontalo mengalami penurunan tapi
secara umum masih dalam level aman bagi keuangan korporasi. Menurut hasil Survei
Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) selama triwulan III 2018 yang diukur berdasarkan Saldo Bersih
Tertimbang (SBT), kondisi kegiatan usaha mengalami penurunan dari 34,17% menjadi 13,74%
pada triwulan laporan. Penurunan tersebut bersifat siklikal dimana pasca puncak aktivitas
kegiatan konsumsi yang terjadi di triwulan II 2018 seiring dengan pelaksanaan Pilkada dan Idul
Fitri. Namun demikian, dari hasil liaison Bank Indonesia, pelaku usaha masih tetap optimis
kinerja ekonomi ke depan akan mengalami perbaikan.
Grafik 4.14 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo
Grafik 4.15 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo
Sumber : SKDU BI Gorontalo
Sumber : SKDU BI Gorontalo
Dari sisi eksposur perbankan, sektor korporasi di Gorontalo memanfaatkan kredit
perbankan terbesar pada kredit modal kerja. Porsi kredit modal kerja korporasi memiliki
pangsa yang cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh perbankan pada korporasi.
Kredit modal kerja memiliki pangsa hingga 28,60%. Hal ini mencerminkan bahwa banyak
korporasi menggunakan modal dari perbankan untuk kegiatan operasional hariannya. Di sisi
lain, kredit investasi memiliki pangsa sebesar 14,56% yang merupakan tambahan pembiayaan
rencana pengembangan usaha sektor korporasi.
Meski demikian, pertumbuhan kredit korporasi untuk modal kerja mengalami
perlambatan di akhir periode triwulan III 2018. Terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit
korporasi didorong oleh penurunan tingkat konsumsi masyarakat Gorontalo pasca periode
bulan suci Ramadhan (Grafik 4.17).
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 71
Grafik 4.16 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo
Grafik 4.17 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah
Risiko kredit dari sisi korporasi dalam batas aman sejalan dengan level NPL yang baik.
Tekanan risiko kredit gagal bayar yang tercermin pada indikator Non Performing Loan (NPL)
menunjukkan bahwa kerentanan korporasi masih dalam batas aman. Secara rata-rata NPL
korporasi masih terjaga dan mengalami perbaikan dari 3,92% pada triwulan II 2018 menjadi
2,87% pada triwulan III 2018. Hal ini menunjukkan tekanan risiko kredit yang tidak bertambah
akibat kinerja kredit sektor korporasi yang membaik.
Grafik 4.18. Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah
4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi non tunai yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. Transaksi kliring mencakup kliring kredit dan
kliring debet. Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi kumulasi data keuangan elektronik
transaksi card based melalui mesin EDC (kartu kredit dan kartu debet) dan transaksi paper
based (cek, bilyet giro dan nota debet).
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Pada triwulan III 2018, transaksi kliring melalui SKNBI secara volume tercatat sebesar 9.083
warkat dengan nilai nominal transaksi sebesar Rp262,64 miliar. Volume tersebut menunjukkan
penurunan sebesar -8,88% (qtq) dibandingkan volume transaksi SKNBI pada triwulan II yang
tercatat sebanyak 9.968 warkat. Penurunan volume transaksi juga diikuti oleh penurunan nilai
transaksi sebesar -10,70% dari sebelumnya sebesar Rp294,10 miliar. Sementara itu, rata-rata
harian transaksi SKNBI di Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat 165,15 warkat dengan nilai
sebesar Rp4,78 miliar per hari. Penurunan transaksi kliring tersebut sejalan perlambatan kinerja
ekonomi yang terjadi pada triwulan III 2018.
Grafik 4.19 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara
4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi Tunai
Sesuai dengan polanya, pada triwulan laporan penarikan uang kartal menurun secara
signifikan disertai peningkatan penyetoran seiring dengan menurunnya kebutuhan
uang tunai pasca Lebaran dan tahun ajaran baru pada triwulan II 2018. Dengan
demikian transaksi uang kartal di Gorontalo mencatat net cash inflow. Pada triwulan III 2018,
tren aliran uang pada Kas Titipan Bank Indonesia di Kota Gorontalo dan Kas Titipan Marisa
untuk wilayah Gorontalo menunjukkan inflow dimana aliran uang masuk (inflow) lebih besar
dari aliran uang keluar (outflow). Transaksi outflow tercatat sebesar Rp216,53 miliar mengalami
penurunan sebesar -43,02% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp380,00
miliar. Di sisi lain, transaksi inflow mengalami akselerasi sebesar 17,28% (qtq) dari Rp378,60
miliar pada triwulan II 2018 menjadi sebesar Rp444,03 miliar pada periode laporan triwulan III
2018 (Grafik 4.19).
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 73
Grafik 4.20 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 4.21. Data Temuan Uang Palsu Gorontalo
Penanganan Uang Palsu
Dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran di Gorontalo, Bank Indonesia senantiasa
melakukan berbagai tindakan yang bersifat preventif maupun represif, agar sistem pembayaran
berjalan lancar, aman, efektif dan efisien.
Uang Rupiah yang beredar di masyarakat terus-menerus dijaga kualitasnya oleh Bank Indonesia.
Uang Rupiah perlu dijaga kualitasnya agar uang yang beredar dalam kondisi baik dan layak
sehingga masyarakat nyaman dalam menggunakan uang Rupiah sehari-hari. Uang Rupiah
memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari
upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur
pengaman yang tertanam pada bahan uang.
Adapun terkait temuan uang palsu (UPAL) di Gorontalo, pada periode III triwulan 2018
ditemukan 7 lembar uang palsu yang terdiri dari 5 lembar pecahan Rp100.000, 1 lembar
pecahan Rp20.000, dan 1 lembar pecahan Rp5.000.
Masyarakat memiliki peran besar dalam memutus mata rantai kejahatan pemalsuan uang
Rupiah, diantaranya dengan melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dialami atau
diketahui kepada Polisi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo bekerja sama
dengan Kepolisian Daerah Gorontalo senantiasa melakukan koordinasi terkait penanganan
uang palsu seperti Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana terhadap Uang Rupiah.
Kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah terus dilakukan
dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan keaslian uang Rupiah.
Sumber : Bank Indonesia
Sumber : Bank Indonesia
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
BOKS 3 : ANALISIS REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT AND BALANCE
SHEET TRIWULAN I DAN II KPWBI GORONTALO
Gambaran Umum
Pinjaman merupakan salah satu sumber pendanaan yang banyak dipakai oleh negara, baik
negara berkembang maupun negara maju, untuk melaksanakan berbagai program
pembangunan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat alokasi dana yang
ada tidak mencukupi. Namun demikian, dalam praktiknya pemanfaatan utang sebagai sumber
pembiayaan harus diiringi dengan tata kelola yang baik terhindar dari risiko krisis.
Terjadinya krisis utang internasional seperti pada tahun 1997 di Thailand yang berdampak
sistemik terhadap krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 dan krisis subprime mortgage di
Amerika Serikat yang menyebabkan krisis keuangan dunia pada tahun 2008, telah menjadi
pendorong perbaikan tata kelola utang di seluruh negara di dunia. Salah satu alat analisis dalam
memetakan risiko sistemik adalah financial account and balance sheet yang digunakan untuk
mengetahui aliran dana antar sektor terutama untuk mengetahui sektor mana yang memiliki
neto aset finansial ataupun kewajiban, relatif terhadap sektor lain. Metode tersebut telah
menjadi best practice di negara maju sepert Uni Eropa (Integrated Economic Account) dan
Amerika Serikat (Integrated Macroeconomic Account). Untuk itu, Bank Indonesia telah
menyusun Financial Account and Balance Sheet nasional dan regional yang mampu
menghubungkan aliran dana dari seluruh sektor ekonomi baik dari sisi produksi, pendapatan
dan konsumsi maupun data neto kekayaan secara agregat.
Analisis RFABS mampu menangkap
financial imbalances dan risiko
sistemik antar sektor rill (Perusaahaan
non keuangan, rumah tangga),
sektor keuangan (perbankan, institusi
keuangan non bank, dan Bank
Sentral), dan sektor publik
(pemerintah pusat dan daerah).
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 75
Analisis RFABS Gorontalo
Berdasarkan pada analisis RFABS, total aset Gorontalo didominasi oleh aset keuangan dimana
pada triwulan II 2018 pangsanya mencapai 68,45% dari total aset, meski menurun dari
triwulan I 2018 yang mencapai 77,17%. Jenis aset keuangan yang paling besar adalah
pinjaman (loan), yang pada triwulan II 2018 meningkat menjadi sebesar 56% dari 41% pada
triwulan I 2018. Pada triwulan II 2018 pangsa aset berupa kepemilikan saham mengalami
penurunan yang signifikan dari 33% menjadi 2%.
Matrix Analysis Triwulan I dan II 2018 Provinsi Gorontalo
Matrix analysis adalah bentuk analisis untuk mengetahui posisi suatu sektor relatif terhadap
sektor lainnya dengan menggunakan BSA8 Matrix Net Financial Position.
Matrix Net Financial Position Triwulan I 2018
Matrix Net Financial Position Triwulan II 2018
NFC HH ODC OFC LG ROI ROW TOTAL
NFC - (9.21) (123.78) - (416.19) (692.53) - (1,241.71)
HH 9.21 - (6,229.86) (15.88) (30.67) 1,432.82 - (4,834.39)
ODC 123.78 6,229.86 - (84.01) (2,185.04) 1,203.59 0.95 5,289.12
OFC - 15.88 84.01 - 0.04 - - 99.94
LG 416.19 30.67 2,185.04 (0.04) - 74.20 - 2,706.06
ROI 692.53 (1,432.82) (1,203.59) - (74.20) - - (2,018.07)
ROW - - (0.95) - - - - (0.95)
NFC 0.00% -0.03% -0.34% 0.00% -1.15% -1.91% 0.00% -3.43%
HH 0.03% 0.00% -17.21% -0.04% -0.08% 3.96% 0.00% -13.36%
ODC 0.34% 17.21% 0.00% -0.23% -6.04% 3.33% 0.00% 14.61%
OFC 0.00% 0.04% 0.23% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.28%
LG 1.15% 0.08% 6.04% 0.00% 0.00% 0.21% 0.00% 7.48%
ROI 1.91% -3.96% -3.33% 0.00% -0.21% 0.00% 0.00% -5.58%
ROW 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Pemegang utang (Debitur)
Dalam Milyar Rupiah
Persen PDRB
Pe
me
ga
ng
Ase
t (K
red
itu
r)
8 Balance Sheet Analysis
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
a. Sektor perbankan
Pada triwulan II 2018 aset perbankan tercatat sebesar Rp5,2 triliun atau meningkat
dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 3,8 triliun. Kepemilikan aset oleh sektor
perbankan pada triwulan II 2018 kepada sektor rumah tangga adalah sebesar Rp6,2 triliun
cukup stabil dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp6,3 triliun. Masih tingginya pangsa
kredit perbankan terhadap sektor rumah tangga sejalan dengan tingginya penyaluran
kredit konsumsi dibandingkan kredit investasi maupun modal kerja. Pada triwulan II 2018
pertumbuhan kredit konsumsi adalah 12,14% (yoy) dibandingkan kredit modal kerja
sebesar 11,02% (yoy) dan kredit investasi sebesar 7,76% (yoy).
Sementara itu, nilai aset sektor perbankan yang disalurkan pada sektor Rest of Indonesia
(ROI) meningkat menjadi Rp1,2 triliun pada triwulan II 2018 dari Rp 970 miliar pada
triwulan I 2018. Di sisi lain, kinerja kepemilikan aset perbankan pada sektor perusahaan
non keuangan adalah sebesar Rp123 miliar pada triwulan II 2018 menurun dari Rp 289
miliar pada triwulan I 2018. Terjadinya penurunan penyaluran kredit perbankan pada
sektor perusahaan non keuangan seiring dengan masih rendahnya credit appetite sektor ini
akibat level NPL yang cenderung tinggi terutama untuk lapangan usaha pertanian dan
konstruksi. Di sisi lain, kondisi iklim usaha yang belum tumbuh baik salah satunya terlihat
dari berabagai kendala usaha terkait dengan ketersediaan listrik, air dan bahan baku.
b. Sektor Pemerintah Daerah
Di sisi lain, kepemilikan aset terbesar kedua di provinsi Gorontalo adalah sektor
pemerintah, pada triwulan II 2018 sebesar Rp2,7 triliun. Berdasarkan kepemilikan asetnya,
sektor pemerintah daerah memiliki aset pada sektor keuangan dengan besar Rp 2,1 triliun
pada triwulan II 2018 menurun dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 3,7 triliun.
Kepemilikan aset pemda berupa equity atau saham terhadap Lembaga perbankan daerah
BPD SulutGo. Kerjasama antara sektor pemerintah dengan sektor perbankan BPD SulutGo
berupa aktivitas pembayaran gaji pegawai pemda, maupun pengelolaan dana
pembangunan yang berasal dari APBD.
Kepemilikan aset kedua terbesar milik sektor pemerintah daerah adalah kepada sektor
perusahaan non keuangan atau sektor riil dengan besar aset mencapai Rp 416,7 miliar
pada triwulan II 2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 7,8
triliun. Penurunan aset sektor pemerintah daerah juga terjadi untuk kepemilikan aset pada
sektor rumah tangga dengan besar Rp 30,67 miliar pada triwulan II 2018 dari Rp 432 miliar
pada triwulan I 2018. Terjadinya penurunan kepemilikan aset seiring dengan tingginya
kebutuhan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan belanja daerah untuk pos
belanja pegawai, belanja barang jasa dll akibat pencairan gaji ke-13 pada periode laporan
BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 77
yang disertai dengan program pembangunan untuk mengejar realisasi pembangunan fisik
dan keuangan.
Network Analysis Triwulan I dan II 2018 Provinsi Gorontalo
Network Analysis adalah analisis keterkaitan antar institusi yang dapat berdampak pada
interlinkage disstress dalam suatu sistem keuangan menggunakan static maupun dynamic
network. Network analysys membantu untuk memahami interkoneksi dan potensi transmisi
risiko antar sektor. Potensi transmisi risiko berupa billateral exposure mencerminkan sectoral
balance sheet yang saling terkoneksi dan berpotensi memincu peningkatan risiko sistemik saat
terjadi shock pada satu sektor.
Network Net Transaksi Triwulan I 2018 Network Net Transaksi Triwulan II 2018
a. Sektor Perbankan
Terjadi perubahan net transaksi sektor perbankan pada triwulan I 2018 dari net lending
menjadi net borrowing pada triwulan II 2018. Pada triwulan I 2018, sektor perbankan
sebagai net lending banyak menyalurkan kredit kepada sektor rumah tangga, sektor
ROI, dan sektor perusahaan non keuangan. Lebih dalam terlihat bahwa pada credit
appetite perbankan terhadap jenis kredit konsumsi sektor rumah tangga masih
mendominasi sejalan dengan tingginya daya beli masyarakat akibat panen melimpah.
Pada triwulan II 2018 terjadi perubahan sektor perbankan menjadi net borrowing
sebesar Rp 903,2 miliar terutama untuk pendanaan yang berasal dari pemerintah
daerah, sektor rumah tangga, sektor IKNB, dan pendanaan asing. Komponen
pendanaan dari pemerintah daerah sebagai holder of liability terbesar di sektor
perbankan sebesar Rp 974,12 miliar sejalan dengan adanya transfer dana untuk
keperluan pembangunan. Di sisi lain, terjadinya aliran dana dari rumah tangga kepada
sektor perbankan pada triwulan II 2018 seiring dengan tingkat konsumsi yang tumbuh
namun terkendali mendorong peningkatan porsi DPK sebesar 7,06% (qtq).
BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah
78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
b. Sektor Pemerintah Daerah
Pada triwulan I dan II 2018 transaksi pemerintah daerah tercatat sebagai net lender
dengan jumlah transasksi pada triwulan II 2018 sebesar Rp 1,02 triliun. Sektor
pemerintah daerah menyalurkan dana terutama kepada sektor perbankan untuk
keperluan pembangunan daerah. Di sisi lain, sektor pemerintah juga melakukan
kegiatan transfer dana ke sektor perusahaan non keuangan terkait dengan pembayaran
berbagai proyek pembangunan pemerintah dan keperluan lainnya dengan besar
mencapai Rp 24,74 miliar.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 79
5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018 menurun dibandingkan
periode sebelumnya seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Menurunnya kondisi
ketenagakerjaan disebabkan oleh peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan
penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi peningkatan kondisi
ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan perlambantan pada lapangan usaha utama di
Gorontalo yaitu LU pertanian.
Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid meskipun terjadi penurunan
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) karena faktor musiman. Kembali normalnya tingkat konsumsi
masyarakat pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN yang jatuh di
triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun demikian, optimisme masyarakat
masih cukup solid. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level
optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin
dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100. Masih tingginya nilai IEK tersebut juga
mengindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi
kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan terciptanya kesinambungan
dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.
Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret 2018 turut diiringi dengan
perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo
hingga Maret 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau sebesar
16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut rasio gini Gorontalo pada Maret
2018 juga membaik menjadi 0,40 dari 0,41 di September 2017. Perbaikan tingkat ketimpangan
tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang lebih merata.
5.1 KETENAGAKERJAAN
Kinerja ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat dibandingkan
periode sebelumnya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Perlambatan
kondisi ketenagakerjaan tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dan peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada triwulan berjalan. Jumlah angkatan
kerja Gorontalo hingga Agustus 2018 tercatat sebesar 578.880 orang dengan TPAK sebesar
67,34%. Tingkat partisipasi tersebutmenurun dibandingkan periode Februari 2018 yang sebesar
622.395 orang dengan TPAK sebesar 72,90%. Penurunan TPAK disebabkan karena terjadinya
penurunan jumlah penduduk angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja tapi tidak diiringi
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
dengan jumlah penduduk usia kerja yang masuk ke pasar kerja. Sedangkan untuk penduduk
bukan angkatan kerja pada Agustus 2018 tercatat mengalami peningkatan sebanyak 49.365
dibandingkan Februrari 2018.
Hasil dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada
triwulan III 2018 menunjukkan hasil yang searah dengan kondisi ketenagakerjaan. Lapangan
usaha seperti pertanian, PHR, pengangkutan, dan industri pengolahan mengkonfirmasi
terjadinya penurunan realisasi jumlah tenaga kerja pada triwulan berjalan. Dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, kinerja realisasi tenaga kerja LU pertanian pada triwulan III 2018
menurun dari 0,77% menjadi 0,35% seiring dengan terjadinya perlambatan kegiatan usaha
pertanian karena penurunan hasil panen dan kekeringan lahan. Di sisi lain, kinerja realisasi
tenaga kerja LU PHR juga menurun dari 5,36% menjadi 0,68 pada triwulan III 2018 akibat dari
berakhirnya rangkaian HBKN. Penurunan penyerapan tenaga kerja secara umum seiring dengan
kondisi ekonomi Gorontalo yang mengalami perlambatan, khususnya dipengaruhi oleh kembali
normalnya permintaan masyarakat pasca perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018 yang
berpengaruh pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.2. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan per Sektor Usaha (SKDU)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Terjadinya penurunan realisasi penyerapan tenaga kerja hasil dari SKDU Provinsi
Gorontalo pada triwulan III 2018 sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia pada
September 2018. Berdasarkan hasil survei konsumen, indeks ketersediaan lapangan kerja pada
triwulan III 2018 tercatat mengalami penurunan menjadi sebesar 100,09 dari triwulan
sebelumnya sebesar 133,33. Penurunan ketersediaan lapangan kerja juga berhubungan dengan
penurunan penghasilan rumah tangga dengan sebesar 119,79 pada triwulan III 2018 dari
161,67 di triwulan II 2018.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 81
Tabel 5.1 Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Lebih lanjut, peran sektor informal terhadap penyerapan tenaga kerja di Gorontalo
hingga Agustus 2018 masih dominan, terutama yang berasal dari sektor UMKM. Porsi tenaga
kerja informal di Gorontalo mencapai 61,27% atau 340.375 orang, menurun dari Februari
2018 yang mencapai 62,34% atau sebanyak ......orang. Perkembangan sektor informal tersebut
sejalan dengan dari rata-rata pertumbuhan kredit UMKM yang menurun dari triwulan
sebelumnya. Sementara itu, porsi tenaga kerja sektor formal cenderung meningkat dari bulan
Februari 2018 yakni dari 37,66% atau 225.901 orang menjadi 38,73% atau 215.158 orang.
Meskipun secara pangsa mengalami peningkatan, secara nominal jumlah karyawan formal
mengalami penurunan seiring dengan masih belum berkembangnya pertumbuhan sektor
industri dan jasa di Provinsi Gorontalo.
Ke depan, berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada triwulan III 2018
kondisi ketersediaan lapangan kerja diperkirakan masih belum optimal, meskipun tingkat
pendapatan mengalami peningkatan. Perkiraan ketersediaan lapangan kerja ke depan
mengalami penurunan dengan indeks sebesar 121,48 dibandingkan triwulan lalu sebesar
133,33. Hal ini sejalan dengan masih tingginya risiko terganggunya kinerja lapangan usaha
pertanian akibat kondisi cuaca maupun sistem irigasi pertanian yang masih terganggu
dibeberapa lokasi
Grafik 5.3 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ke depan
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
5.1.1 PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran Provinsi Gorontalo pada Agustus 2018 tercatat sebesar 4,03%,
meningkat dibandingkan Februari 2018 sebesar 3,62%. Peningkatan TPT di Gorontalo
didorong oleh perlambatan penyerapan tenaga kerja dibeberapa sektor utama. Hasil liaison
Bank Indonesia kepada pelaku usaha menyatakan bahwa minimnya kegiatan penambahan
jumlah pegawai seiring penurunan permintaan domestik untuk lapangan usaha utama seperti
pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi. Penurunan realisasi tenaga
kerja tersebut, diiringi dengan penurunan pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di
Gorontalo pada triwulan III 2018 yang tercermin pada Indeks penghasilan dari hasil Survei
Konsumen Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hasil survei
kondisi dunia usaha juga menunjukan tren perlambatan pada realisasi tenaga kerja lapangan
usaha pada triwulan III 2018 sebesar 21,23% dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 26,09%.
Grafik 5.4 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini
Grafik 5.5 Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Sumber: SKDU, BI
Secara spasial, penyumbang penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada
Agustus 2018 adalah TPT perkotaan sebesar 5,08% dibandingkan Februari 2018 sebesar
4,36%. Hal ini selaras dengan informasi mengenai penyumbang penurunan penyerapan
ketenagakerjaan lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi
yang terfokus di wilayah perkotaan. Berdasarkan pada tingkat pendidikan, penurunan
penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada level pendidikan SMK untuk kebutuhan tenaga
kerja pada karya yang bergerak dari 4,48% pada Februari 2018 menjadi 12,06% pada Agustus
2018.
Sejalan dengan tingginya tingkat pengangguran di perkotaan, berdasarkan tingkat
pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada tingkat SMK, SMA dan perguruan tinggi yang masing-
masing tercatat sebesar 12,06%, 9,06% dan 5,73% sedangkan tingkat pendidikan rendah
yakni SMP dan SD masing-masing tercatat sebesar 2,16% dan 1,47%. Karakteristik
perekonomian Provinsi Gorontalo yang ditopang oleh sektor informal menyebabkan
banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi pekerja berpendidikan rendah. Selain itu,
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 83
tenaga kerja berpendidikan rendah cenderung menerima apapun jenis pekerjaan yang
tersedia.
Grafik 5.6 Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Provinsi Gorontal
Grafik 5.7 Pengangguran Menurut Daerah
Sumber: BPS Provinsi Gorontal
5.2 KESEJAHTERAAN
5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT
Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid meskipun terjadi penurunan
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) karena faktor seasonal. Di triwulan III 2018, ITK tercatat
sebesar 98,79 atau menurun dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 133,2. Kembali normalnya
tingkat konsumsi masyarakat pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN
yang jatuh di triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun demikian, optimisme
masyarakat masih cukup solid. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa
level optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal ini
tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada
triwulan III 2018 tercatat sebesar sebesar 121,71 dan 111,4. Masih tingginya nilai IEK tersebut
juga meindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi
kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan terciptanya kesinambungan
dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.
Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Menurut Variabel Pembentuknya Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
di Sulawesi
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
5.2.2 NILAI TUKAR PETANI
Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan III 2018 meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya, tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo. NTP Gorontalo
meningkat 1,96% (qtq), yaitu dari 103,68 menjadi 105,71. Peningkatan tersebut disebabkan
oleh kenaikan indeks harga yang diterima (It) lebih besar dibandingkan dengan indeks harga
yang dibayar (Ib). Indeks diterima tercatat (It) naik 1,16% (qtq) sementara indeks yang dibayar
(Ib) turun -1,42% (qtq).
Indeks harga yang diterima (It) petani menggambarkan fluktuasi harga komoditas
pertanian yang dihasilkan oleh petani. Nilai It petani di Gorontalo pada triwulan ini sebesar
137,53, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 134,84, atau meningkat
1,16%. Kenaikan Indeks harga yang diterima diperkirakan didukung oleh kenaikan harga Harga
Gabah Kering Giling (GKG) baik di level petani maupun penggilingan. Selain itu masih baiknya
harga komoditas utama mendorong kenaikan It pada periode laporan.
Sementara itu, Indeks Harga yang dibayar (Ib) petani menggambarkan fluktuasi harga
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan
jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada triwulan III 2018, Ib petani
menurun menjadi 130,11 dari triwulan sebelumnya 131,53, atau menurun -1,42% (qtq).
Penurunan tersebut salah satunya didorong oleh stabil dan rendahnya tingkat inflasi khususnya
di daerah pedesaan Gorontalo seiring dengan penurunan harga hampir di seluruh kelompok
bahan makanan, makanan jadi, sandang, kesehatan dan transportasi. Dengan demikian,
kanaikan It yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib, mendorong nilai NTP Gorontalo lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
I II III IV I II III IV I II III
Nilai Tukar Petani (NTP) 104,89 105,57 105,6 105,95 104,43 105,22 105,48 105,38 103,1 103,68 105,71
Indeks yang Diterima (It) 130,41 130,49 130,93 131,89 132,11 134,21 134,24 132,94 132,78 136,37 137,53
Indeks yang Dibayar (Ib) 124,34 123,61 123,99 124,49 126,51 127,55 127,27 126,15 128,79 131,53 130,11
1. Tanaman Padi dan palawija 107,4 107,44 107,95 111,15 105,29 108,55 108,3 110,61 105,61 106,37 109,86
2. Holtikultura 121,83 117,42 113,49 112,5 116,78 113,44 112,05 106,68 107,72 108,28 107,47
3. Tanaman Perkebunan Rakyat 95,21 97,10 98,1 98,29 97,5 100,18 102,56 103,91 99,25 99,18 102,13
4. Peternakan 100,49 103,57 104,69 102,61 101,67 101,2 101,47 100,47 100,81 101,87 103,29
5. Perikanan 99,66 102,53 102,36 102,65 103,18 100,59 100,53 101,22 100,9 100,78 102,19
2018NTP
2016 2017
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 85
Grafik 5.10 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 5.11 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per
Subsektor
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Jika dilihat per subsektornya, peningkatan nilai tukar petani didorong oleh peningkatan
nilai tukar petani padi dan palawija yang tercatat sebesar 109,86 pada triwulan III 2018.
Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga adalah gabah, jagung, dan kacang tanah.
Selain itu, gencarnya bantuan pemerintah terhadap petani dalam penyediaan Alat Produksi
Pertanian (Alsitan) dan sarana Produksi Pertanian (Saprona) mendorong penurunan biaya
produksi. Selanjutnya, nilai tukar petani yang mengalami peningkatan adalah nilai tukar
peternakan, perikanan dan tanaman perkebunan rakyat yang masing-masing tercatat sebesar
103,29, 102,19 dan 102,13. Sementara itu, meskipun masih surplus (di atas nilai 100) nilai
tukar petani holtikultura menurun dari 108,28 menjadi 107,47 seiring dengan harga jual cabai
rawit dan tomat yang menurun karena tingginya pasokan.
5.2.3 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI)
Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret 2018, diiringi
dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi
Gorontalo hingga Maret 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau
sebesar 16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut rasio gini Gorontalo pada
Maret 2018 juga membaik menjadi 0,40 dari rilis BPS pada September 2017 sebesar 0,41.
Perbaikan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang
lebih merata.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
86 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 5.12 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo
Grafik 5.13 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Namun, perbaikan kondisi kemiskinan di Gorontalo masih diiiringi dengan ketimpangan
distribusi pendapatan9, . Pada periode Maret 2018, 20% penduduk dengan pendapatan
tertinggi mempunyai porsi pendapatan sebesar 44,88% (terhadap total pendapatan),
sedangkan 40% berpendapatan menengah mempunyai porsi sebesar 38,83% dan 40%
berpendapatan rendah hanya mempunyai porsi sebesar 16,30%. Hal tersebut menunjukan
distribusi pendapatan di Gorontalo dikuasai oleh high income people.
Meski demikian, ketimpangan distribusi pendapatan tersebut cenderung membaik. Hal
ini terlihat dari bentuk kurva Lorenz10 yang mendekati perfect distribution line. Terjadi
peningkatan distribusi pendapatan 40% penduduk berpendapatan terendah dari porsi
pendapatan sebesar 14,58% (terhadap total pendapatan) pada periode Maret 2017 menjadi
15,72% di Maret 2018. Sementara itu, 40% penduduk berpendapatan menengah juga
mengalami peningkatan porsi pendapatan dari 37,02% di tahun 2017 menjadi 38,03% di
tahun 2018, sedangkan penguasan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi
menurun dari 48,40% di tahun 2017 menjadi 46,25% di tahun 2018.
9 Merujuk pada konsep perhitungan Bank Dunia, BPS menghitung distribusi pendapatan dengan membagi populasi menjadi tiga kelompok,
yakni 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi (High income), 40% penduduk dengan pendapatan menengah (middle income) dan 40% dengan pendapatan terendah (low income). 10
Kurva Lorenz (Max O. Lorenz, 190%) merupakan diagram yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan menurut kelompok
penduduk. Semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal, menyiratkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya, kurva yang semakin jauh dari garis diagonal menunjukan distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 87
Grafik 5.14 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Grafik 5.15 Kurva Lorenz Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Di daerah pedesaan Gorontalo, ketimpangan pendapatan pada tahun 2018 juga
membaik dibandingkan tahun 2017. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang mendekati perfect
distribution. Penguasan pendapatan oleh 40% penduduk berpendapatan terendah meningkat
dari 15,57% di tahun 2017 menjadi 16,58% di tahun 2018. Sementara itu, 40% penduduk
berpendapatan menengah juga mengalami peningkatan dari 38,62% di tahun 2017 menjadi
39,15% di tahun 2018, sedangkan 20% penduduk berpendapatan tinggi menurun dari
45,81% menjadi 44,27%. Namun demikian, distribusi pendapatan di daerah pedesaan masih
dikuasai oleh high income people.
Grafik 5.16 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Grafik 5.17 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Sementara di daerah perkotaan, ketimpangan distribusi pendapatan pada tahun 2018
cenderung membaik dibandingkan 2017. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang mendekati
perfect distribution. Penguasan pendapatan oleh 40% penduduk berpendapatan terendah
meningkat dari 15,29% di tahun 2017 menjadi 16,30% di tahun 2018. Sementara itu, 40%
penduduk berpendapatan menengah juga mengalami peningkatan dari 36,80% di tahun 2017
menjadi 38,83% di tahun 2018, sedangkan 20% penduduk berpendapatan tinggi menurun
dari 47,91% menjadi 44,88%. Sehingga sama halnya dengan daerah pedesaan, distribusi
pendapatan di daerah pedesaan masih dikuasai oleh high income people.
BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
88 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Grafik 5.18 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total)
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Grafik 5.19 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih berkualitas dan pertumbuhan
ekonomi yang lebih inklusif diperlukan upaya pemerintah untuk memperbaiki aspek
pemerataan (equity) dalam distribusi pendapatan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan
dengan intervensi langsung untuk pembangunan modal manusia. Peran aktif pemerintah
dibutuhkan untuk dapat menjamin seluruh penduduk agar dapat mengakses kebutuhan
mendasar agar mampu mengembangkan potensinya. Hal ini, tercermin dari perkembangan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, IPM Gorontalo terus meningkat
setiap tahunnya dan pada tahun 2017 mencapai 67,01. Namun demikian, level IPM Gorontalo
tersebut termasuk ke dalam kategori menengah ke bawah atau lebih rendah dibandingkan
dengan provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (table 6.1). Oleh karena itu,
diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pengembangan manusia
seperti memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan, sehingga kesejahteraan
akan merata dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin dapat dipersempit.
Tabel 5.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo
Sumber: BPS Gorontalo, diolah
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 89
6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di tahun 2018 diperkirakan
akan lebih baik dibandingkan tahun 2017 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,5%-
6,9% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2018
berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu konsumsi dan investasi. Konsumsi rumah
tangga diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring meningkatnya
pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan kinerja pertanian sebagai lapangan usaha
utama, peningkatan UMP, peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan terjaganya
tekanan inflasi. Di sisi lain, peningkatan kinerja investasi terutama akan didorong oleh adanya
pembangunan proyek strategis yaitu PLTU Sulbagut I yang mempunyai nilai cukup besar, serta
adanya base year effect akibat terbatasnya nilai investasi di tahun 2017.
Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019 diperkirakan akan lebih
rendah di bandingkan dengan triwulan IV 2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy).
Relaksasi perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi sesuai dengan
siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah
di akhir tahun 2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal seiring
dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan sikap investor yang masih wait
and see di awal tahun terutama jelang pilpres 2019.
Di tahun 2019, perekonomian Gorontalo secara keseluruhan tahun diperkirakan akan
meningkat dan berada pada kisaran 6,7%-7,1%. Sumber utama pertumbuhan ekonomi
diperkirakan terutama akan didorong oleh permintaan domestik seiring dengan peningkatan
konsumsi karena pelaksaan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 dan masih berlanjutnya proyek
strategis nasional. Namun demikian, sektor eksternal khususnya ekspor luar negeri diperkirakan
masih belum akan pulih seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang stagnan di tengah
perbaikan perekonomian nasional.
Dari sisi inflasi, secara keseluruhan tahun 2018, inflasi Gorontalo diperkirakan akan lebih
rendah dari 2017 dan berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%.
Penurunan tekanan Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food dan inflasi
administered price di tengah inflasi inti yang cenderung meningkat. Peningkatan inflasi inti
diperkirakan sejalan peningkatan asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu,
tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan semakin intensifnya
peran TPID di Gorontalo dalam menjaga inflasi terutama dari sisi supply diperkirakan akan
mendorong penurunan inflasi volatile food dan administered price.
Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan meningkat namun masih dalam
kisaran yang terkendali yakni sekitar 3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama
didorong oleh inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang relatif
BAB 6 Prosepek Perekonomian
90 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh adanya pilpres pada tahun 2019 dan
juga kenaikan UMP pada tahun 2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan hortikultura akan
mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi volatile food relatif terjaga. Meskipun
demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja sektor
pertanian.
Sementara itu, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil dalam sasaran nasional
3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko yang masih harus diwaspadai. Dari sisi administered
prices, terdapat risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi) akibat tren harga
minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi inti, terdapat risiko passthrough
kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat risiko
memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang lancar. Dari sisi volatile food,
terganggunya pasokan pangan akibat adanya potensi la-nina terutama diawal tahun 2019
menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.
6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI
Melihat prospek dan risiko ke depan, perekonomian Gorontalo untuk keseluruhan
tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2017 dengan tingkat pertumbuhan
pada kisaran 6,5%-6,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut diperkirakan akan ditopang oleh
konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, ekspor, dan investasi. Sedangkan dari sisi
penggunaan, lapangan usaha yang akan mengalami peningkatan adalah lapangan usaha
pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha konstruksi.
Konsumsi rumah tangga di tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh meningkatnya
pendapatan masyarakat seiring peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) pertanian seiring
upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas pertanian yaitu jagung
pipilan. Peningkatan LU pertanian tersebut juga didorong oleh perbaikan penerimaan ekspor
seiring dengan kembali bergeliatnya ekspor jagung ke Filipina. Selain itu, perbaikan kinerja
sektor utama seperti konstruksi dan perdagangan juga menopang tingkat penerimaan
masyarakat dari sisi sektoral. Optimisme konsumen juga diperkirakan akan meningkat di sisa
tahun 2018 seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Konsumsi LNPRT pada tahun 2018
juga diperkirakan akan meningkat dari tahun 2017 seiring dengan pelaksanaan PILKADA di
beberapa daerah di Provinsi Gorontalo.
Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan meningkat dari tahun
sebelumnya seiring dengan optimalisasi belanja pemerintah khususnya penyelesaian
pembangunan infrastruktur strategis. Selain itu, proses transfer DAU/DAK dari Pemerintah Pusat
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 91
yang tidak menghadapi kendala juga diperkirakan akan meningkatkan realisasi belanja di sisa
akhir tahun 2018.
Seiring dengan peningkatan belanja pemerintah, kinerja investasi di tahun 2018 juga
diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi terutama akan
didorong oleh investasi bangunan seiring dengan gencarnya realisasi proyek infrastruktur
strategis. Sementara itu, di sisi swasta, investasi non-bangunan juga diperkirakan akan
meningkat. Ekspektasi peningkatan investasi swasta tersebut tercermin dari hasil liaison di
beberapa kontak Bank Indonesia yang menyatakan akan merealisasikan investasi akhir tahun
2018. Realisasi proyek infrastruktur yang tepat waktu dan membaiknya kinerja sektor eksternal
telah menciptakan persepsi positif akan iklim investasi di Gorontalo. Hal tersebut juga
diakomodasi oleh reformasi birokrasi yang terus diupayakan oleh pemerintah. Pembiayaan yang
memadai juga menunjang realisasi investasi pada periode mendatang.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor di tahun 2018 diperkirakan membaik seiring dengan
perbaikan harga komoditas pangan yang disertai dengan mulai menggeliatnya ekspor jagung
dengan tujuan utama ke Filipina setelah vakum selama 2 tahun. Selain itu, juga terdapat
komoditas yang secara konsisten di ekspor dari Gorontalo yaitu gula tetes dengan tujuan
Vietnam dan Thailand. Komoditas lainnya seperti hasil laut berupa ikan tuna juga di ekspor dari
Gorontalo dengan tujuan negara-negara di Asia Timur Seperti Hongkong, Taiwan dan Jepang.
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi Gorontalo pada tahun 2018
masih didominasi oleh 4 sektor utama yaitu pertanian, konstruksi, dan perdagangan, dan
administrasi pemerintah. Kinerja sektor pertanian diperkirakan akan stabil sejalan dengan
program pemerintah yang menerapkan musim panen yang terus berlangsung di sepanjang
tahun sehingga produksi pertanian akan tetap terjaga. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah
berupa program pengaturan pola tanam yakni
menjaga kontinuitas kegiatan pertanian sepanjang tahun. Selain itu, tingginya intensi
pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi ditandai dengan tingginya penyaluran
bantuan dalam bentuk alat atau benih diharapkan mampu menahan perlambatan produksi
lebih lanjut. Meningkatnya kinerja konsumsi domestik pada tahun 2018 akibat adanya
pelaksanaan PILKADA dibeberapa daerah, menjadi faktor pendorong utama terhadap
peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan dan administrasi pemerintahan. Sementara
itu, peningkatan kinerja lapangan konstruksi terutama terkait upaya percepatan realisasi
berbagai proyek pemerintah dan juga belanja modal pemerintah.
Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019 diperkirakan akan lebih
rendah di bandingkan dengan triwulan IV 2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy).
perlambatan perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi sesuai dengan
siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah
BAB 6 Prosepek Perekonomian
92 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
di akhir tahun 2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal seiring
dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan sikap investor yang masih wait
and see di awal tahun terutama menjelang pilpres 2019.
Dari sisi konsumsi, daya beli masyarakat diperkirakan masih solid dan cenderung akan
stabil seiring dengan mulai meningkatnya konsumsi LNPRT karena persiapan Pilpres di triwulan
ke II 2019. Selain itu kenaikan UMP di 2019 juga mendorong tingkat optimisme konsumsi
masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia yang
menunjukan bahwa konsumen masih tetap optimis dalam memandang kondisi ekonomi,
penghasilan, dan lapangan pekerjaan di awal tahun 2019.
Sejalan dengan polanya, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan menurun. Pada
triwulan I 2019, tingkat realisasi anggaran pemerintah yang belum optimal mendorong
terhambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah. Meskipun demikian, monitoring realisasi
anggaran yang terus dilaksanakan secara intensif diperkirakan dapat menjaga realisasi konsumsi
pemerintah.
Belum optimalnya realisasi belanja pemerintah juga diperkirakan turut menekan kinerja
investasi pemerintah. Proses pengadaan yang pada umumnya tidak terjadi di awal tahun
menyebabkan tidak optimalnya capaian investasi pemerintah pada periode mendatang. Kendati
demikian, realisasi belanja infrastruktur strategis yang terus dilakukan seiring dengan komitmen
pemerintah untuk terus menyempurnakan kualitas infrastruktur yang ada diperkirakan mampu
menahan penurunan kinerja investasi lebih lanjut. Ekspektasi peningkatan investasi dari sisi
swasta juga masih cukup kuat, tercermin dari beberapa kontak liaison yang menyatakan
rencananya untuk merealisasikan investasi berupa barang modal pada periode mendatang,
antara lain upaya peningkatan luas lahan serta pengadaan mesin.
Dari sisi lapangan usaha, perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan
didukung oleh kinerja kategori pertanian yang masih baik. Sementara itu, kinerja kategori
konstruksi dan perdagangan diperkirakan melambat. Sementara, masuknya periode panen raya
tanaman pangan dan hortikultura akan mendorong kinerja kategori pertanian pada
pertengahan triwulan I 2019. Meskipun demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah)
yang dapat menggangu kinerja sektor pertanian. Ekspektasi akan meningkatnya permintaan,
terutama dari sisi domestik meningkatkan kinerja kategori industri pengolahan. Meningkatnya
kapabilitas industri pendukung seperti listrik diperkirakan mampu menunjang aktivitas industri.
Peningkatan aktivitas industri juga dilakukan untuk meningkatkan stok dalam rangka
menyambut Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2019.
Kinerja LU konstruksi di triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh melambat sejalan dengan
proses pengadaan proyek infrastruktur pemerintah yang cenderung lambat di awal tahun.
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 93
Meskipun demikian, masih berlanjutnya proyek infrastruktur strategis diharapkan mampu
menahan semakin dalamnya penurunan kinerja konstruksi. Sementara itu, kinerja lapangan
usaha utama lainnya, LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), juga memiliki kecenderungan
mengalami penurunan sejalan dengan selesainya puncak aktivitas konsumsi pasca perayaan
Natal dan tahun baru.
Secara keseluruhan tahun, perekonomian Gorontalo pada tahun 2019 diperkirakan
akan meningkat dibandingkan 2018 dan berada pada kisaran 6,7%-7,1%. Sumber utama
pertumbuhan ekonomi diperkirakan terutama akan didorong oleh permintaan domestik seiring
dengan peningkatan konsumsi karena pelaksaan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 dan masih
berlanjutnya proyek strategis nasional. Namun demikian, pelaksaan Pemilu juga menimbulkan
ketidakpastian terhadap investor sehingga persepsi negatif terhadap investasi khususnya
investasi swasta harus terus diwaspadai.
6.2 PROSPEK INFLASI
Tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi
masih berada pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Peningkatan tersebut
diperkirakan akan terjadi diseluruh komponen inflasi seiring dengan peningkatan aktivitas
konsumsi di akhir tahun. Dari sisi supply, masuknya musim hujan di triwulan IV 2018
diperkirakan akan mempengaruhi pasokan hortikultura dan ikan segar.
Peningkatan tekanan inflasi kelompok volatile food pada akhir tahun diperkirakan akan
dipengaruhi oleh peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan adanya perayaan HBKN.
Peningkatan akibat HBKN terutama akan terjadi untuk permintaan komoditas cabai rawit dan
bawang merah dari baik dari Gorontalo maupun kota mitra dagang utama seperti Sulawesi
Utara. Selain itu, adanya perayaan Maulid Nabi yang secara tradisi dirayakan cukup besar di
Gorontalo akan mendorong peningkatan permintaan masyarakat terhadap beberapa komoditas
seperti tepung, minyak, gula, telur ayam ras dan daging ayam ras. Dengan adanya perbedaan
harga jual cabai rawit dan bawang merah antara Sulawesi Utara dan Gorontalo, diperkirakan
akan mengakibatkan adanya mobilisasi pasokan komoditas tersebut seiring mekanisme pasar.
Sementara itu, kecenderungan pola produksi beberapa komoditas hortikultura dan bumbu-
bumbuan yang mengalami penurunan di akhir tahun seiring tingginya curah hujan, serta
tingginya gelombang laut yang mempengaruhi usaha penangkapan ikan, menjadi faktor utama
risiko dari sisi supply.
Dari sisi kelompok administered prices, tekanan terutama akan berasal dari peningkatan
tarif angkutan dan tarif pulsa seluler. Masuknya musim libur akhir tahun mendorong
peningkatan permintaan tiket pesawat dan peningkatan frekuensi komunikasi. Selain itu, masih
adanya penyesuaian cukai rokok yang terdistribusi selama satu tahun akan mendorong inflasi
administered prices di akhir tahun. Di sisi lain, peningkatan inflasi inti terutama akan didorong
BAB 6 Prosepek Perekonomian
94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
oleh peningkatan permintaan dan bahan baku makanan. Peningkatan tersebut diperkirakan
akan mendorong subkelompok makanan jadi dan sandang. Selain itu, depresiasi nilai tukar
diperkirakan akan mendorong tekanan imported inflation di tengah ekspektasi inflasi yang
masih cukup terkendali.
Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2018 diperkirakan akan lebih rendah dari
2017 dan berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%. Penurunan tekanan
Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food dan inflasi administered price di
tengah inflasi inti yang cenderung meningkat. Peningkatan inflasi inti diperkirakan sejalan
peningkatan asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu, tidak adanya kebijakan
strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan semakin intensifnya peran TPID di Gorontalo
dalam menjaga inflasi terutama dari sisi supply diperkirakan akan mendorong penurunan inflasi
volatile food dan administered price. Namun, risiko kenaikan inflasi masih harus terus
diwaspadai yakni kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi mendorong peningkatan harga
BBM nonsubsidi dan tarif angkutan udara.
Pada tahun 2018, inflasi volatile food diperkirakan akan menurun dibandingkan tahun
2017. Penurunan inflasi ini merupakan hasil koordinasi dan upaya seluruh pihak dalam menjaga
pasokan pangan. Menjelang Lebaran, Tim Pengendalian Inflasi Daerah baik Provinsi maupun
Kabupaten/Kota melakukan operasi pasar di berbagai titik strategis di provinsi Gorontalo. Selain
itu, BULOG juga memastikan ketersediaan beras di sepanjang tahun 2018. TPID juga secara
langsung melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengendalikan tekanan
inflasi volatile food yang sempat naik di triwulan III 2018. Terkendalinya pasokan pangan
diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir 2018.
Dilihat selama setahun penuh, Inflasi administered prices pada tahun 2018 relatif
terkendali. Tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif mendorong
penurunan inflasi administered price dibanding tahun lalu. Namun, penyesuaian harga seperti
biaya perpanjangan STNK dan cukai rokok yang terjadi di triwulan I 2018 meningkatkan
tekanan inflasi administered prices tetapi masih dalam perkiraan. Selain itu, sesuai dengan
siklusnya tekanan inflasi juga akan terjadi di akhir tahun dimana diperkirakan akan ada
penyesuaian tarif transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru.
Inflasi inti pada tahun 2018 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.
Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat yang tercermin dari
kinerja perekonomian yang meningkat. Selain itu, depresiasi nilai tukar rupiah dan peningkatan
harga komoditas global karena meningkatnya risiko ketidakpastian kondisi perekonomian dunia
telah mendorong peningkatan inflasi inti terutama pada triwulan II dan III 2018. Namun
demikian peningkatan inflasi inti tersebut masih dalam perkiraan. Memasuki triwulan IV 2018,
BAB 6 Prospek Perekonomian
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 95
mulai stabilnya nilai tukar rupiah dan terjaganya ekspektasi inflasi diperkirakan akan mendorong
terjaganya tekanan inflasi inti hingga akhir tahun 2018. Namun, risiko kenaikan permintaan
menjelang Natal dan Tahun Baru harus tetap diwaspadai.
Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan meningkat namun masih dalam
kisaran yang terkendali yakni sekitar 3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama
didorong oleh inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang relatif
terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh adanya pilpres pada tahun 2019 dan
juga kenaikan UMP pada tahun 2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan hortikultura akan
mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi volatile food relatif terjaga. Meskipun
demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja sektor
pertanian.
Secara keseluruhan tahun, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil dalam sasaran
nasional 3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko yang masih harus diwaspadai. Dari sisi
administered prices, terdapat risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi)
akibat tren harga minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi inti, terdapat risiko
passthrough kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat
risiko memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang lancar. Dari sisi volatile
food, terganggunya pasokan pangan akibat adanya potensi la-nina terutama diawal tahun
2019 menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.
.
96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
LAMPIRAN Ekonomi Makro-Inflasi-Perbankan
Daftar Istilah dan Singkatan
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 97
1. EKONOMI MAKRO
Tabel 1.A. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)
I II III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 4.627 4.777 4.940 4.949 19.292 5.072 5.260 5.424 5.467 21.223 5.531 5.778 5.921
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 51 54 56 58 220 58 61 62 65 246 67 69 69
Konsumsi Pemerintah 1.291 2.032 1.810 2.065 7.199 1.398 1.999 1.991 2.366 7.754 1.488 2.135 2.233
Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.295 2.384 2.456 2.580 9.715 2.430 2.501 2.604 2.774 10.309 2.618 2.676 2.821
Perubahan Persediaan 307 135 151 83 676 386 155 162 85 787 405 178 194
Total Ekspor (LN + AD) 2.195 1.626 2.262 1.484 6.083 2.305 1.825 2.290 1.496 7.916 2.497 2.085 2.502
Total Impor (LN + AD) 3.073 3.272 3.319 3.146 12.810 3.241 3.403 3.564 3.373 13.581 3.445 3.694 4.122
PDRB 7.695 7.736 8.356 8.073 31.861 8.408 8.398 8.969 8.880 34.655 9.161 9.227 9.620
20172017 2018
20162016
Komponen (Rp miliar)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)
I II III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 3.455 3.544 3.638 3.649 14.286 3.687 3.805 3.872 3.897 15.261 3.918 4.069 4.146
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 40 42 43 45 169 44 45 47 48 184 49 50 50
Konsumsi Pemerintah 925 1.370 1.239 1.398 4.933 955 1.331 1.303 1.562 5.151 976 1.383 1.458
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.838 1.900 1.950 2.033 7.721 1.897 1.938 2.001 2.121 7.957 1.989 2.014 2.101
Perubahan Persediaan 185 78 85 46 393 211 84 88 46 429 216 94 101
Total Ekspor (LN + AD) 1.515 1.121 1.525 945 5.106 1.588 1.234 1.589 1.010 5.422 1.660 1.351 1.612
Total Impor (LN + AD) 2.235 2.337 2.343 2.187 9.102 2.238 2.341 2.440 2.290 9.310 2.282 2.411 4.284
PDRB 5.722 5.719 6.136 5.930 23.507 6.145 6.097 6.460 6.394 25.095 6.522 6.551 6.795
20172017 2018
20162016
Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 1.C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.651 2.553 2866 2.517 10.586 2.964 2.774 3.308 2.910 11.955 3.361 3.097 3.493 3.242 13.193 3.603 3.619 3.840
Pertambangan dan Penggalian 86 93 98 98 376 90 92 96 102 380 96 96 101 107 400 101 101 104
Industri Pengolahan 279 295 304 313 1.192 320 337 340 337 1.334 333 347 359 374 1.414 381 388 389
Pengadaan Listrik dan Gas 2 3 2 3 10 3 3 4 4 13 4 4 4 4 16 4 4 4
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3 3 4 4 14 4 4 4 5 17 5 5 5 5 20 5 5 5
Konstruksi 793 845 898 990 3.526 908 938 964 1.009 3.819 921 967 1.006 1.085 3.979 988 999 1.058
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 682 729 786 802 2.998 810 874 904 896 3.484 902 992 1.029 1.020 3.943 1.040 1.056 1.104
Transportasi dan Pergudangan 417 437 464 472 1.791 463 499 510 504 1.976 493 532 534 533 2.093 530 541 551
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 146 157 166 171 640 165 179 184 189 718 189 205 209 212 816 212 213 223
Informasi dan Komunikasi 167 177 187 191 722 198 204 211 215 828 222 232 233 235 922 238 239 257
Jasa Keuangan dan Asuransi 256 265 273 283 1.077 307 323 330 357 1.316 350 363 368 409 1.490 412 415 379
Real Estate 127 132 138 145 542 149 154 156 159 618 162 164 166 169 662 171 172 175
Jasa Perusahaan 7 7 7 7 28 8 8 8 8 31 8 8 8 9 33 9 9 9
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 524 558 637 640 2.359 593 618 597 615 2.423 597 612 594 624 2.427 611 615 628
Jasa Pendidikan 275 284 305 322 1.187 313 317 319 339 1.289 338 346 370 389 1.443 388 389 417
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 239 246 257 272 1.014 277 287 289 291 1.145 292 294 308 323 1.217 324 324 335
Jasa lainnya 112 117 123 127 479 124 126 132 133 514 129 133 139 140 540 136 137 141
PDRB 6.765 6.899 7.517 7.357 28.538 7.695 7.736 8.356 8.073 31.861 8.402 8.398 8.928 8.880 34.607 9.161 9.227 9.620
20182017
20172015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)
20152016
2016
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
98 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Tabel 1.D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)
I II III IV I II III IV I II III III I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.034 1.992 2.151 1.849 8.026 2.127 1.980 2.362 2.072 8.541 2.380 2.185 2.474 2.275 9.314 2.481 2.494 2.633
Pertambangan dan Penggalian 68 73 76 77 294 70 72 73 78 294 74 75 79 81 308 77 76 79
Industri Pengolahan 215 222 221 225 883 229 237 238 237 942 233 240 247 253 974 256 260 261
Pengadaan Listrik dan Gas 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18 5 5 5 5 20 5 5 5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3 3 3 3 10 3 3 3 3 12 3 3 4 4 14 4 4 4
Konstruksi 624 655 687 746 2.711 682 703 717 747 2.849 682 712 738 788 2.920 715 716 753
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 543 562 586 585 2.276 590 627 642 641 2.500 644 689 704 703 2.741 712 715 744
Transportasi dan Pergudangan 318 327 339 341 1.325 333 357 363 359 1.412 352 377 378 379 1.485 379 380 387
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 114 119 124 126 483 121 131 134 137 523 137 147 148 149 581 149 149 156
Informasi dan Komunikasi 155 159 164 167 645 171 175 180 185 711 190 198 198 200 786 202 204 218
Jasa Keuangan dan Asuransi 199 202 205 212 818 229 239 242 259 969 251 260 262 288 1.062 288 288 262
Real Estate 104 105 107 112 429 114 115 116 119 464 120 122 123 125 489 126 126 128
Jasa Perusahaan 5 5 5 5 21 6 6 6 6 23 6 6 6 6 24 6 6 6
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 464 471 517 527 1.978 487 504 483 502 1.977 487 499 484 508 1.978 497 499 508
Jasa Pendidikan 228 233 244 254 959 246 247 247 255 995 254 255 268 279 1.057 278 278 294
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 195 198 202 209 804 213 219 219 220 872 220 221 231 242 915 242 242 250
Jasa lainnya 95 97 100 101 393 99 100 104 105 406 101 104 108 109 421 105 105 108
PDRB 5.367 5.426 5.736 5.542 22.070 5.722 5.719 6.136 5.930 23.506 6.140 6.097 6.460 6.394 25.091 6.526 6.551 6.795
20182017
20172015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)
20152016
2016
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
2. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
U M U M / T O T A L 108,24 109,32 109,62 115,26 113,96 115,98 117,72 120,22 120,5 121,65 120,98 121,78 123,79 126,20 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58
BAHAN MAKANAN 105,24 105,98 103,77 112,27 107,16 110,37 115,89 125,01 125,4 129,54 123,43 127,98 131,67 135,37 134,73 136,29 136,41 138,39 133,91
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 104,16 104,12 103,77 103,98 120,29 107,69 110,55 113,86 131,87 129,02 129,47 129,46 129,87 129,15 126,92 126,88 128,05 127,87 128,27
Daging dan Hasil-hasilnya 98,41 105,65 108,81 112,50 104,51 120,98 127,71 130,39 128,38 142,96 137,36 141,33 131,07 139,67 147,23 147,17 147,37 161,26 149,31
Ikan Segar 107,22 101,99 98,60 93,00 104,24 111,52 121,06 143,02 133,62 148,48 134,51 130,33 131,52 141,34 145,54 158,84 132,07 146,80 145,88
Ikan Diawetkan 116,13 111,44 115,39 110,56 114,23 103,28 111,28 104,41 118,33 108,62 109,65 109,25 118,03 115,04 119,91 115,52 118,25 118,28 113,47
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 106,38 110,75 112,09 113,38 112,23 113,7 113,71 118,95 117,78 120,5 111,98 113,52 112,61 114,75 112,77 120,02 120,58 119,00 118,67
Sayur-sayuran 99,47 122,79 105,57 89,96 88,56 107,88 116,21 135,62 111,8 117,81 123,6 151,21 164,37 184,14 161,04 143,43 118,44 180,28 146,41
Kacang - kacangan 120,25 120,78 120,47 122,56 120,45 119,68 121,09 120,3 119,02 120,86 123,96 124,15 124,68 125,94 139,21 137,16 114,99 138,95 141,52
Buah - buahan 117,33 118,32 123,93 120,81 122,07 122,88 123,79 131,82 130,24 121,56 123,94 123,82 108,25 116,45 127,46 119,28 155,53 116,13 121,84
Bumbu - bumbuan 105,70 99,48 91,27 205,99 83,38 95,4 105,15 106,64 111,81 99,39 102,04 112,15 152,34 141,56 126,10 115,68 164,05 129,00 120,68
Lemak dan Minyak 105,59 105,26 107,82 110,81 110,17 110,56 107,19 103,29 102,77 103,78 108,21 106,68 110,56 108,74 108,67 109,77 144,30 107,09 107,82
Bahan Makanan Lainnya 110,85 115,51 111,27 114,08 113,14 114,87 112,31 116,28 116,29 116,29 119,92 119,92 119,92 123,32 119,92 119,92 173,44 128,12 136,22
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 112,42 114,61 115,97 116,65 119,35 122,18 123,28 124,44 126,22 128,99 128,85 128,86 130,11 131,63 131,69 132,05 116,88 134,62 137,06
Makanan Jadi 115,00 116,45 117,16 117,22 120,23 121,24 121,8 122,49 122,49 122,87 123,26 123,29 123,94 125,39 125,72 126,09 100,00 127,50 129,27
Minuman yang Tidak Beralkohol 109,96 111,06 111,96 109,62 110,22 117,73 116,8 119,46 120,84 133,44 131,44 128,08 123,93 119,23 119,94 119,70 113,78 118,79 120,43
Tembakau dan Minuman Beralkohol 108,34 113,06 116,20 120,52 124,05 127,58 131,38 132,53 138,62 139,61 139,61 142,07 148,66 153,54 153,83 154,62 114,44 162,38 166,95
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 107,46 107,99 109,64 112,21 114,25 114,42 114,34 114,86 115,44 115,35 115,49 116,12 118,12 120,51 120,69 121,42 115,98 122,01 122,56
Biaya Tempat Tinggal 107,27 107,55 108,10 109,60 110,88 110,85 110,43 110,9 111,96 111,88 111,56 112,26 112,84 113,36 113,34 114,19 114,19 114,92 115,52
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 106,66 106,78 112,80 120,84 125,98 126,35 126,46 127,32 126,19 125,56 127,32 128,4 136,52 148,27 148,26 148,43 130,34 148,49 148,50
Perlengkapan Rumahtangga 111,14 112,28 113,96 114,64 115,30 116,01 116,59 116,79 116,97 116,99 116,99 117,24 118,24 118,30 118,49 118,28 125,85 118,51 119,32
Penyelenggaraan Rumahtangga 107,55 110,45 110,85 111,04 113,37 114,15 115,78 116,28 117,25 118,24 118,46 117,85 117,99 116,86 118,17 120,01 128,10 118,51 122,22
SANDANG 103,60 106,18 107,61 108,11 109,28 109,81 110,71 110,85 111,27 112,19 113,07 113,53 114,34 115,10 115,69 116,31 197,2 118,20 118,49
Sandang Laki-laki 102,34 105,53 107,38 108,78 110,44 110,24 110,89 110,83 110,87 111,35 112,22 113,52 115,37 115,78 116,32 116,21 151,99 118,06 119,55
Sandang Wanita 103,10 103,67 104,65 104,18 105,39 106,14 106,89 107,04 107,24 107,84 108,19 108,35 108,75 108,27 109,12 110,18 136,69 111,54 109,85
Sandang Anak-anak 102,56 107,91 108,85 110,48 111,21 111,29 112 112,85 112,87 113,18 113,56 114,46 115,77 116,51 117,05 118,61 147,99 119,91 120,18
Barang Pribadi dan Sandang Lain 109,18 109,76 112,16 110,71 111,59 113,96 116,08 115,36 117,73 121,4 124,32 122,82 121,41 123,38 125,80 125,37 87,50 129,49 131,44
KESEHATAN 108,29 110,39 110,89 112,11 113,36 113,32 114,21 115,3 117,55 118,36 120,06 120,69 122,64 125,39 125,93 127,77 142,11 127,88 128,39
Jasa Kesehatan 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 103,68 103,68 103,68 103,7 103,70 105,45 105,45 105,45 140,67 105,45 105,45
Obat-obatan 106,00 106,43 106,81 107,23 107,84 107,91 109,53 112,48 112,64 114,15 114,27 114,34 119,47 121,54 123,34 127,08 114,64 124,49 125,72
Jasa Perawatan Jasmani 110,26 119,99 120,30 121,36 135,12 136,37 138,7 142,98 159,13 159,6 155,6 159,6 159,60 168,00 172,82 172,82 100,00 173,28 173,42
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 113,11 116,33 117,27 119,79 120,23 119,88 120,76 121,05 123 124,01 128,02 129,48 131,31 131,67 133,75 136,09 143,03 137,70 138,21
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 101,36 102,24 103,87 104,96 106,32 106,33 107,52 108,1 108,12 108,43 108,96 109,01 109,34 109,58 111,92 111,98 130,2 113,02 121,38
Pendidikan 100,27 101,08 103,64 103,73 105,35 105,35 107,16 107,16 107,16 107,55 107,55 107,55 107,55 107,55 111,65 111,65 125,62 111,65 120,25
Kursus-kursus / Pelatihan 103,78 103,78 103,78 103,78 105,80 105,8 106,22 110,7 110,7 110,7 110,7 112,69 112,69 112,69 112,69 113,37 111,28 124,57 124,57
Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 105,89 106,18 106,64 106,64 109,28 109,24 109,81 112,29 112,43 112,66 116,5 116,32 118,04 117,52 117,57 117,64 151,23 122,40 123,36
Rekreasi 100,73 102,19 102,54 106,41 106,44 106,51 106,52 106,92 106,92 107,08 107,11 107,11 107,51 107,71 108,69 108,82 122,52 108,93 122,39
Olahraga 105,24 106,01 108,91 112,03 113,06 113,21 117,75 117,88 117,88 118,56 118,07 118,71 118,11 119,52 121,05 121,05 101,71 121,53 121,53
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 113,06 113,87 113,63 128,30 121,26 125,44 126,41 126,32 124,34 122,7 122,88 123,17 124,61 127,18 127,33 127,38 100 128,64 129,16
Transpor 116,83 117,77 117,46 135,71 126,63 132,04 133,14 133,18 130,52 128,18 127,77 128,15 129,05 131,76 132,49 132,56 107,85 134,10 133,28
Komunikasi Dan Pengiriman 99,05 99,50 99,50 98,24 97,52 97,55 98,25 97,51 97,44 98,5 101,57 101,56 103,45 103,41 103,67 103,67 139,35 103,78 110,48
Sarana dan Penunjang Transpor 104,38 104,62 104,62 105,20 107,36 107,37 107,46 107,46 107,47 107,47 107,47 107,55 118,57 119,23 119,23 119,01 145,10 120,64 122,69
Jasa Keuangan 101,92 101,92 101,92 127,38 127,38 127,38 127,38 127,38 130,2 130,2 130,2 130,2 130,20 130,20 130,50 130,50 130,14 130,50 130,50
20182017Kelompok/Sub Kelompok
2014 2015 2016
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 99
3. PERBANKAN I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1 Total Asset 7.125,99 7.554,61 7.725,44 8.546,77 8.516,02 8.765,30 9.059,37 9.339,09 9.339,46 9.841,89 9.808,07 10.036,18 10.103,35 10.694,48 10.784,60 11.571,23 11.425,43 12.063,70 12.117,66
2 DPK 3.516,81 3.743,98 3.895,43 3.584,12 4.003,11 4.220,55 4.427,63 4.204,84 4.325,38 4.512,50 4.418,62 4.446,92 4.502,62 4.851,27 5.008,65 4.628,29 5.018,71 4.671,06 5.301,72
- Giro 568,59 670,63 653,14 413,19 811,51 931,94 822,58 556,32 897,84 817,30 692,47 581,11 812,40 798,73 837,57 520,61 1.139,73 897,17 1.232,31
- Deposito 1.043,33 1.161,96 1.186,97 1.065,10 1.301,32 1.375,04 1.476,62 1.082,72 1.299,88 1.368,95 1.407,90 1.185,65 1.343,81 1.494,93 2.675,56 2.911,50 1.354,39 1.169,99 1.444,29
- Tabungan 1.904,90 1.911,39 2.055,33 2.105,83 1.890,28 1.913,57 2.128,43 2.565,80 2.127,66 2.326,25 2.318,25 2.680,15 2.346,41 2.557,61 1.495,52 1.196,18 2.524,59 2.603,89 2.625,120,00
3 Kredit Berdasarkan Penggunaan 6.941,65 7.279,41 7.495,41 8.254,30 8.393,78 8.646,16 8.859,16 9.039,82 10.450,17 10.834,51 10.926,99 11.204,38 11.376,39 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55
- Investasi 576,35 454,11 455,67 977,69 969,28 969,13 998,40 1.013,85 1.168,58 1.308,83 1.331,69 1.373,85 1.379,55 1.626,17 1.855,26 1.941,49 1.938,76 1.991,42 2.082,17
- Modal Kerja 2.018,52 2.115,85 2.114,77 2.174,36 2.208,54 2.303,05 2.327,05 2.396,40 2.827,86 2.942,20 2.929,96 3.053,92 3.109,22 3.235,91 4.081,17 3.688,99 3.637,92 3.711,28 4.089,31
- Konsumsi 4.346,79 4.709,45 4.924,97 5.102,26 5.215,96 5.373,98 5.533,71 5.629,57 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07
4 Kredit Sektoral 6.941,65 7.279,41 7.495,41 8.280,74 8.420,22 8.646,16 8.859,16 9.039,82 10.450,17 10.834,51 10.928,66 11.204,38 11.376,38 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55
- Pertanian, Perburuan & Kehutanan 86,36 90,30 91,25 603,87 602,79 602,14 597,63 610,81 652,51 632,94 654,30 744,13 757,77 1.064,26 1.413,78 1.303,23 1.324,11 1.403,88 1.536,29
- Perikanan 18,70 22,70 22,72 22,81 23,08 23,66 27,83 31,28 32,99 35,23 34,95 36,51 40,60 47,19 55,85 57,60 55,93 54,72 62,33
- Pertambangan & Penggalian 5,27 5,25 5,36 5,42 5,03 6,45 6,13 5,86 10,95 13,20 11,60 10,86 10,62 9,58 11,04 9,83 12,32 12,46 36,96
- Industri Pengolahan 76,35 79,24 87,83 91,19 92,27 88,27 98,71 113,25 210,04 213,13 220,98 232,50 236,37 217,02 230,90 187,14 180,33 229,50 235,10
- Listrik, Gas, & Air 0,81 1,05 1,06 1,10 1,14 2,38 2,80 1,54 62,78 81,48 77,44 77,11 71,49 70,91 66,54 65,92 58,97 57,89 52,83
- Konstruksi 117,32 142,49 140,62 137,01 136,66 154,93 178,15 171,08 272,46 181,35 191,75 181,50 169,82 181,48 440,04 249,42 179,73 216,98 274,80
- Perdagangan Besar & Eceran 1.874,63 1.959,23 1.965,92 2.002,99 2.024,63 2.093,52 2.089,47 2.151,65 2.353,54 2.469,74 2.458,65 2.520,87 2.570,06 2.614,75 3.105,84 3.091,18 3.133,34 3.089,61 3.254,28
- Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 45,61 48,04 51,89 80,45 82,85 82,47 113,47 114,28 124,25 213,68 229,19 230,20 232,75 241,32 235,72 278,26 217,30 225,15 225,83
- Transportasi, Pergudangan, & Komunikasi 27,92 32,00 32,14 32,96 31,86 31,71 30,53 32,81 48,75 61,24 63,47 65,00 68,59 67,30 81,56 80,56 82,60 79,44 90,08
- Perantara Keuangan 1,22 5,90 2,09 1,99 1,63 1,47 1,28 1,17 5,48 4,19 3,09 3,49 4,87 7,06 9,42 8,81 9,69 9,93 15,73
- Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan 55,87 49,78 54,12 58,45 57,23 60,50 57,05 57,00 57,09 179,54 173,94 172,54 169,10 164,66 78,94 79,54 82,87 85,58 115,08
- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, & Jaminan Sosial 0,29 0,22 0,26 0,12 0,08 0,05 0,04 0,02 0,61 0,64 0,09 0,09 0,08 0,09 0,44 0,18 0,27 0,75 13,40
- Jasa Pendidikan 0,62 3,26 3,42 2,83 3,87 4,49 5,54 3,91 9,28 8,95 8,48 12,47 13,48 14,46 14,10 13,26 11,36 10,70 10,14
- Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 34,70 4,99 4,43 3,91 6,70 11,96 10,75 12,00 11,41 11,14 12,91 12,46 12,40 20,07 27,55 26,90 28,68 26,27 35,28
- Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, & Lainnya 240,34 91,02 96,59 96,10 98,05 98,53 95,92 93,65 134,99 135,68 112,33 119,59 121,95 133,52 155,69 168,32 189,79 188,39 199,48
- Jasa Perorangan yg Melayani Rumah Tangga 8,35 9,48 9,73 9,16 8,59 9,06 9,55 9,34 8,62 8,23 7,66 7,35 7,79 8,02 8,65 10,01 9,32 9,35 13,84
- Badan Internas. & Badan Ekstra Internas. Lainnya 0,50 0,46 0,43 0,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
- Kegiatan yg Belum Jelas Batasannya 0,85 25,37 1,35 1,96 1,36 0,59 0,59 0,59 0,70 0,70 0,80 1,10 1,02 0,40 0,36 0,32 0,06 0,21 0,05
- Bukan Lapangan Usaha 4.345,94 4.708,62 4.924,21 5.101,50 5.215,96 5.373,98 5.533,71 5.629,57 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07
201820172016Indikator Perbankan (dalam milyar)
2014 2015
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum
100 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Administered Price
Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air
serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah
misalnya tembakau dan minuman beralkohol.
Base Effect
Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup
rendah/tinggi.
BEC
Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan
kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.
Barang Modal (Capital Goods)
Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1
tahun.
Bahan Baku (Raw Material)
Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.
BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR)
Suku bunga referensi (suku bunga kebijakan) yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan
moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan
diumumkan kepada publik.
BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time
(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari
sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Ceteris paribus
Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 101
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka
(deposito).
Disposable income
Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.
Ekspor dan Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
daerah.
Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank
konvensional.
Harga Minyak WTI
Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas
Intermediate atau Texas light sweet.
Indeks Penjualan Barang Konstruksi
Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.
Indeks Keyakinan Konsumen
Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat
keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang
menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks
harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat luas.
Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.
Inflow
102 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.
Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan
pabrik dan pembelian mesin.
Kredit Modal Kerja
Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku
produksi.
Kredit Konsumsi
Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit
Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit
tanpa agunan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik
(feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari
bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.
Leading Indicators
Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.
Liaison
Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik
melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan
usaha.
Loan to Value (LTV)
Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang
dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.
Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 103
Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet
terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank
syariah
NTP (Nilai Tukar Petani)
Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.
Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.
Passthrough effect
Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan
berdampak pada harga retail suatu produk.
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat
pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Quarter on Quarter (qtq)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan
sebelumnya.
PDRB Riil
Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk
menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.
Seasonal event
Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan
cenderung terjadi berulang antar tahun.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank
Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi
pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value
Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.
SurveI Konsumen
104 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui
persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.
Survei Penjualan Eceran
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan
eceran dan dilakukan secara bulanan.
Uang Kartal
Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa
kertas maupun logam.
Volatile Foods
Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan
bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).
Year on year (yoy)
Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)
terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya.
top related