kantor wilayah kementerian agama · 2019. 8. 21. · rencana strategis kantor wilayah kementerian...
Post on 18-Jan-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015 - 2019
RENCANA STRATEGIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 - 2019
Jl. Pulau Bangka Nomor. 1 Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat izin-Nya kami dapat menyelesaikan penyempurnaan Rencana Strategis (RENSTRA)
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2019 dalam
rangka mewujudkan good governance, yaitu penerapan yang efektif, transparan dan akuntabel.
RENSTRA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2015-2019 merupakan penyesuaian dan tindaklanjut atas terbitnya RENSTRA penyesuaian
Kementerian Agama RI Tahun 2015 – 2019. Hal penting dalam penyesuaian ini adalah dilakukannya
penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada level Kementerian Agama yang harus di ikuti oleh
Kantor Wilayah.
RENSTRA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2015 – 2019 memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Arah Kebijakan serta Strategi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 – 2019 dalam bidang agama
dan bidang pendidikan yang di selaraskan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan dan
Strategi Kementerian Agama I Tahun 2015 – 2019.
RENSTRA Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2015 – 2019 ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh Satuan Kerja di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menyusun pefencanaan dan
melaksanaan program kegiatan dan anggaran.
Pangkalpinang, Nopember 2018
Kepala Kantor Wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
MUHAMMAD RIDWAN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................... ii
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 631.a TAHUN 2018 TENTANG RENCANA
STRATEGIS KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2015 – 2019 .......................................................................................................................... iii
LAMPIRAN I
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1 1.1 Kondisi Umum ................................................................................................................................. 1
1.2 Potensi dan Permasalahan ............................................................................................................. 51
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ............................................................... 62
2.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Agama ........................................... 62
2.2 Tujuan dan Sasaran Kementerian Agama ................................................................................. 62
BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ................................................................................................................................................... 69 3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agama ................................................................. 69
3.2 Arah Kebijakan dan Startegi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. ........................................................................................................ 72
3.3 Kerangka Regulasi .......................................................................................................................... 75
3.4 Kerangka Kelembagaan ................................................................................................................. 76
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ....................................................... 79
4.1 Target Kinerja .................................................................................................................................. 79
4.2 Kerangka Pendanaan .................................................................................................................... .102
BAB V. PENUTUP..................................................................................................................................................107
LAMPIRAN II
Matriks Kinerja dan Pendanaan Kanwil Kementerian Agama Bangka Belitung .......................... 108
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : 631.a TAHUN 2018
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015 – 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Menimbang
:
a. Bahwa untuk memberikan arah, tujuan, dan target yang jelas, teratur, dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang agama Tahun 2015 – 2019, perlu ditetapkan Rencana Strategis Kantro Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung tentang Penetapan Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepualaun Bangka Belitung Tahun 2015 – 2019;
Mengingat
:
1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Agama Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
6. Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 – 2019.
KESATU :
Menetapkan Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2015 – 2019, sebagaimana tercantum dalam Lampiran-lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini;
KEDUA
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Pangkalpinang Pada tanggal 15 Nopember 2018 KEPALA KANTOR WILAYAH
MUHAMMAD RIDWAN
1
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 631.a TAHUN 2018
TENTANG
REVISI RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM
Pembangunan Bidang Agama dan Bidang Pendidikan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-
2019) mengacu pada upaya untuk pencapaian tujuan Kementerian Agama yang mencakup 7 (tujuh) hal
yaitu: (1) Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; (2) Peningkatan kualitas
pelayanan kehidupan beragama; (3) Peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan; (4) Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (5) Peningkatan kualitas
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah; (6) Peningkatan dan pemerataan akses mutu pendidikan
agama dan pendididikan keagamaan; dan (7) Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang
agama.
Dalam kaitan dengan hal-hal tersebut di atas, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebagai bagian dari unsur pelaksana Pemerintah di bidang pembangunan
agama dan pendidikan mengemban tugas dan tanggungjawab agar proses perencanaan pembangunan
bidang agama dan pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat
berjalan dengan baik, tersusun secara sistematis, sinergis dan komprehensif dengan sepenuhnya
mengarah kepada pencapaian tujuan berdasar visi dan misi Kementerian Agama.
Seiring dengan berjalannya waktu, pencapaian tujuan-tujuan tersebut perlu disesuaikan dengan
kondisi strategis Kementerian Agama dan khususnya kondisi strategis Kantor Wilayah Kementerian
Agama Kepulauan Bangka Belitung terutama dalam 2 (dua) tahun terakhir ini. Berdasar hasil telaah
terhadap pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) dan terkait dengan perubahan organisasi dan tata
kerja Kementerian Agama sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 42 tahun 2016 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Agama maka Kementerian Agama perlu melakukan Revisi
Rencana Strategis 2015-2019 yang kemudian perlu diikuti oleh jajarannya termasuk Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Maksud disusunnya Renstra adalah sebagai pedoman umum (guide line) dan arahan bagi
segenap pimpinan dan jajaran staf untuk melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya didalam
2
menyusun berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang berhubungan dengan proses perencanaan
pembangunan agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagai pedoman umum yang berlaku secara internal, maka secara substansial rencana strategis
ini berisikan arahan makro tentang segala hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran
internal dan eksternal organisasi. Karena itu, agar dapat diimplementasikan secara nyata, selanjutnya
harus diterjemahkan secara lebih detail dalam bentuk Rencana Kegiatan Tahunan oleh masing-masing
Kepala Unit dan Satuan Kerja dilingkungan internal Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Strategis ini adalah untuk :
a. Mewujudkan kesamaan pandangan, sikap dan komitmen antara pimpinan dan staf didalam
memberikan pelayanan publik agar dapat melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
dengan baik melalui perumusan bersama visi, misi, tujuan, dan strategi yang akan dilaksanakan
selama lima tahun kedepan.
b. Menyadari berbagai bentuk kekurangan dan potensi yang dimiliki sebagai kelemahan dan kelebihan
untuk diperbaiki serta dikembangkan menjadi peluang guna mencapai tingkat kinerja yang telah
disepakati bersama.
c. Memperbesar kontribusi didalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan agama agar
pelaksanaan pembangunan agama didaerah dapat berjalan lebih efektif, efisien, berkelanjutan dan
berkeadilan.
Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada
hakekatnya adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berlaku secara internal bagi segenap
jajaran pimpinan dan staf. Substansinya merupakan bentuk kongkrit terhadap apa yang harus
dilakukan agar proses perencanaan pembangunan Bidang Agama dan Bidang Pendidikan dapat
berjalan dengan baik dan selalu mengarah kepada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis.
Dalam konteks seperti itulah, secara substansial Rencana Strategis dipandang sangat layak untuk
diposisikan sebagai gambaran umum tentang proses perencanaan pembangunan agama di daerah
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Hal demikian dilakukan semata-mata dengan tujuan agar terdapat
sinkronisasi dan harmonisasi didalam menerjemahkan RPJMN kedalam pelaksanaan tugas, fungsi dan
tanggung jawab, sehingga antara Renstra dan RPJMN bukan terhubung secara herarkis, tetapi satu
sama lain saling mengisi dan melengkapi sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab unit dan
satuan masing-masing
3
1.1.1 Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama
Upaya pemahaman dan pengamalan ajaran agama diarahkan untuk mengatasi problem masih
rendahnya pemahaman dan pengamalan keagamaan sebagian umat beragama; belum optimalnya
pembinaan aliran keagamaan; kurangnya pemberdayaan lembaga sosial keagamaan; rendahnya mutu
pembinaan keluarga; belum optimalnya pelayanan administrasi keagamaan; dan mengatasi fenomena
meningkatnya radikalisasi dan liberalisasi pemahaman keagamaan. Upaya peningkatan kualitas
pemahaman dan pengamalan keagamaan dilakukan melalui berbagai usaha di antaranya melalui
penyediaan dan peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama, penyelenggaraan berbagai kegiatan
keagamaan dan pemberdayaan lembaga sosial keagamaan termasuk pembinaan aliran keagamaan.
1.1.1.1 Penyediaan Penyuluh Agama Sejak semula penyuluh agama merupakan salah satu ujung tombak Kementerian Agama dengan
tugas fungsinya meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama kepada masyarakat ditengah
pesatnya dinamika perkembangan masyarakat Indonesia. Perannya sangat strategis dalam rangka
membangun mental, moral dan nilai ketaqwaan umat serta turut mendorong peningkatan kualitas
kehidupan umat dalam berbagai bidang baik di bidang keagamaan maupun pembangunan. Sampai dengan tahun 2014, jumlah penyuluh agama Islam sebanyak 1.200 orang dengan rincian
berstatus PNS sebanyak 60 orang dan Non PNS sebanyak 1.140 orang. Jumlah warga Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung pemeluk Agama Islam sebanyak 1.088.791 orang dengan demikian 1
orang penyuluh melayani 907 orang.
Untuk jumlah penyuluh agama Kristen pada tahun 2014 sebanyak 61 orang dengan rincian
berstatus PNS sebanyak 1 orang dan Non PNS sebanyak 60 orang. Jumlah warga Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung pemeluk agama Kristen sebanyak 36.791 orang dengan demikian 1 orang penyuluh
melayani 603 orang.
Sedangkan jumlah penyuluh Agama Katolik pada tahun 2014 sebanyak 148 orang dengan rincian
berstatus PNS sebanyak 2 orang dan Non PNS sebanyak 146 orang. Jumlah warga Provinsi Bangka
Belitung pemeluk Agama Katolik sebanyak 14.738 orang dengan demikian 1orang penyuluh melayani
99 orang.
Selanjutnya untuk jumlah penyuluh agama Hindu pada tahun 2014 sebanyak 18 orang dengan
rincian berstatus PNS sebanyak 1 orang dan Non PNS sebanyak 17 orang. Jumlah warga Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung pemeluk Agama Hindu sebanyak 1. 478 orang dengan demikian 1orang
penyuluh melayani 82 orang.
Jumlah penyuluh agama Buddha pada tahun 2014 sebanyak 76 orang dengan rincian berstatus
PNS sebanyak 1 orang dan Non PNS sebanyak 75 orang. Jumlah warga Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Agama Buddha sebanyak 110.365 orang dengan demikian 1 orang penyuluh melayani 1.452
orang.
4
Kemudian untuk jumlah penyuluh agama Khonghucu pada tahun 2014 sebanyak 12 orang,
dengan rincian Penyuluh Non PNS sebanyak 12 orang dan belum ada Penyuluh Agama Khonghucu PNS. Dengan warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pemeluk Agama Khonghucu sebanyak
39.790 orang maka 1 orang penyuluh melayani 3.315 orang.
Diagram 1.1 Jumlah Penyuluh Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014
Penyuluh Agama di Bangka Belitung Tahun 2014
600
500
400
300
200
100
0
Islam Kristen Katolik Hindu Buddha Khonghucu Jumlah
PNS 45 1 2 1 1 50
Non PNS 158 60 146 17 75 12 468
Jumlah Penyuluh 203 61 148 18 76 12 518
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Penyuluh Agama dan Rasio Pelayanan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Tahun 2014
Jumlah Penyuluh
No
Penyuluh
Jumlah
Rasio
Non
Agama Penduduk PNS Total
PNS
1 Islam 1.088.791 45 158 203 1 : 5.363
2 Kristen 36.791 1 60 61 1:603
3 Katolik 14.738 2 146 148 1:99
4 Hindu 1.478 1 17 18 1 : 1.452
5 Buddha 110.365 1 75 76 1 : 1.452
6 Khonghucu 39.790 12 12 1 : 3.315
Jumlah 1.291.953 50 468 518
5
Tabel 1.2 Jumlah Penyuluh Agama Islam PNS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2018
No. Kota/Kabupaten 2015 2016 2017 2018 2019
1. Kota Pangkalpinang 9 9 14 14
2. Bangka 8 8 8 8
3. Bangka Tengah 5 5 3 6
4. Bangka Selatan - - - -
5. Bangka Barat 1 1 1 1
6. Belitung 12 12 13 13
7 Belitung Timur 10 10 3 3
JUMLAH 45 45 42 45
Tabel 1.3 Jumlah Penyuluh Agama Islam Non PNS Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung 2018
No. Kota/Kabupaten 2015 2016 2017 2018 2019
1. Kota Pangkalpinang 21 21 25 25
2. Bangka 28 28 28 28
3. Bangka Tengah 28 25 25 25
4. Bangka Selatan 17 17 21 21
5. Bangka Barat 22 22 22 22
6. Belitung 19 19 23 23
7. Belitung Timur 23 23 21 21
JUMLAH 158 155 165 165
Grafik 1.1 Penyuluh Agama Islam PNS Tahun 2015 - 2018
PENYULUH AGAMA ISLAM PNS
25
20
15
10
5
0
Pangkalpinang Bangka Bangka tengah Bangka
Bangka Barat Belitung Belitung Timur Selatan
2015 22 9 3 0 1 21 4
2016 22 13 3 0 1 21 4
2017 22 13 3 0 1 21 4
2018 14 9 3 0 1 12 3
6
Grafik 1.2 Penyuluh Agama Islam Non PNS Tahun 2015 – 2018
Penyuluh Agama Islam Non PNS Tahun 2015 - 2018
400
300
200
100
0
Pkpinang
Bangka
Bangka
Bangka
Bangka
Belitung
Belitung
tengah Selatan Barat Timur
2015
334
272
136
83
104
128
83
2016
334
272
136
83
104
128
83
2017
50
88
48
51
48
47
18
2018
50
88
48
51
48
47
18
1.1.1.2 Festival Keagamaan (Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan melalui Festival
Keagamaan)
Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2014 pernah meraih prestasi tingkat nasional .
Tabel 1.4 Prestasi Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah
No Jenis Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 KUA Teladan - - - - - - - -
Keluarga
2 Sakinah - - - - - - - -
Teladan
3 Musabaqah
- Juara
-
-
-
-
-
-
Baca kitab II
4
Karya Tulis -
-
-
-
-
-
-
Terbaik 10
Ilmiah
Besar
Sedangkan Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf dari Tahun 2010 sampai dengan
Tahun 2014 juga meraih prestasi yaitu :
7
Tabel 1.5 Prestasi Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf 2010-2014
No Jenis Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Musabaqah Tilawatil
-
-
-
Juara III -
Quran (MTQ)
2 Seleksi Tilawatil Quran
-
-
Juara III -
-
(STQ)
Di kalangan umat Kristen, Bimbingan Masyarakat Kristen mengukir prestasi pada Tahun 2018
dengan meraih 7 medali dan Perak untuk Lomba Pesta Paduan Suara Gerejawi Tingkat Nasional di
Kendari. Sedangkan pada pelaksanaan Pesparawi di Ambon pada tahun 2015 Kontingen Bangka
Belitung meraih Kejuaraan I dari Kategori Solo anak, Solo Remaja, PSDC, Vocal Grup berupa 1 Emas
dan 3 perak.
Gambar 1.1 Kontingen Lomba Pesparawi Tingkat Nasional di Ambon Tahun 2015
8
Sedangkan pada tahun 2018 diselenggarakan seleksi Tingkat Provinsi Pesparani Katolik yang
pada Bulan Oktober 2018 akan dikirim ke Lomba Tingkat Nasional Pesparani di Ambon.
Gambar 1.2 Peserta Seleksi Lomba Pesparani Tingkat Provinsi Tahun 2018.
Dikalangan umat Hindu, Bimbingan Masyarakat Hindu dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2014 menorehkan beberapa prestasi tingkat nasional antara lain:
Tabel 1.6 Prestasi Bimas Hindu tahun 2010 - 2014
No Jenis Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
Utsawa Dharma
1 Gita Tingkat - 1 - - -
Nasional
2 Seni Sakral - - - - -
3 Jambore
1
-
1
-
-
Pasraman
9
Gambar 1.3 Juara Lomba Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional Tahun 2017
Sedangkan prestasi Umat agama Buddha,di bawah bimbingan Pembimbing Masyarakat Buddha
banyak juga mempunyai prestasi yang membanggakan di tingkat nasional dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 1.11 Prestasi Bimas Buddha Tahun 2010 - 2014
Jenis
No Kegiatan 2010 2011 2012 2013 2014
1.Lomba
Cerdas
1.Lomba
Cermat Tingkat
Cerdas Cermat SMP Juara
Tingkat SD Lomba III
Juara III
Sippa
Juara III Lomba Cerdas
Cermat 2.Lomba
1 Dharma Menyanyi Lagu 2.Lomba Tingkat Menyanyi
Samajja Buddhis Cerdas Cermat SD Juara Lagu
Tingkat SMP
II Rohani
Juara Harapan Buddhis
I Solo
Tingkat
SMA/K
Juara II
1.Juara I Lomba 1.Juara II 1.Juara Harapan
Swayamvar Seni Baca Lomba II Lomba
Sutra/Mantra
Menulis
Menyanyi Solo
2 a Tripitaka - -
Naskah
Putra
Gatha
2.Juara Harapan I
Dhammadesan
2. Juara II
Lomba Dhamma a Bahasa Lomba
10
Gita Indonesia Dhammadesann 2.Juara a Bahasa Harapan II Mandarin Putra
Lomba
Dhammadesan
a Bahasa
Indonesia
3.Juara
Harapan I
Lomba
Menyanyi Solo
Bernuansa
Buddhis
Tabel 1.12 Prestasi Lomba Sippa Dharma Samajja Tingkat Nasional Tahun 2012
No Jenis Lomba Prestasi
1 Lomba Cerdas Cermat Tingkat SD Juara III
2 Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP Juara Harapan I
3 Lomba Dhammadesana Bahasa Indonesia Tingkat SMP Juara III
Tabel 1.13 Prestasi Lomba Sippa Dharma Samajja Tingkat Nasional Tahun 2013
No Jenis Lomba Prestasi
1 Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP Juara III
2 Lomba Menyanyi Lagu Buddhis Solo Tingkat SMA/K Juara II
Tabel 1.14 Prestasi Lomba Swayamvara Tripitaka Gatha Tingkat Nasional Tahun 2014
No Jenis Lomba Prestasi
1 Lomba Menyanyi Solo Putra Juara Harapan II
2 Lomba Dhammadesana Bahasa Mandarin Putra Juara III
Tabel 1.15 Prestasi Lomba Swayamvara Tripitaka Gatha Tingkat Nasional Tahun 2017
No Jenis Lomba Prestasi
1 Lomba menyanyi lagu Buddhis solo putri Juara II
2 Lomba Barongsai Juara II
3 Lomba Baca Dhammapada Juara II
4 Lomba menyanyi lagu Buddhis solo putra Juara Harapan III
5 Lomba Dhammadesana Bahasa Indonesia Juara Harapan II
11
Gambar 1.4 Juara Lomba Swayamvara Tripitaka Gatha Tingkat Nasional 2017
1.1.1.3 Pemberdayaan Lembaga Sosial Keagamaan
Pembinaan aliran keagamaan pada Program Pelayanan dan Pembinaan Syariah diwujudkan salah
satunya dengan penyelenggaraanrapat koordinasi paham aliran keagamaan. Hasil dari rapat koordinasi
diwujudkan dalam bentuk kegiatan diantaranya berupakoordinasi lintas sektoral bersama POLRI,
MUI, DMI, PPPIJdan tokoh agama guna membahas aliran menyimpang, pembinaan dan resolusi
konflik internal akibat perbedaan paham dan keyakinan yang terjadi serta penanganan pengikut
GAFATAR di Bangka Selatan dan lain-lain
1.1.1.4 Pemberdayaan Lembaga Sosial Keagamaan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka
menciptakan suasana rukun dan damai di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya
memberdayakan semua potensi masyarakat dan Organisasi Masyarakat serta Lembaga Sosial
Keagamaan yang ada di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi 47 Ormas Islam,
7 Ormas Kristen, 5 Lembaga Sosial Kristen, 8 Ormas Katolik, 3 Ormas Hindu, 4 Lembaga Sosial
Hindu dan 6 Ormas Buddha.
12
1.1.2 Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan Hidup Umat Beragama adalah suatu kondisi dimana umat beragama dalam
kemajemukan dan keragaman keyakinan, dapat hidup berdampingan secara damai,rukun dan
harmonis, penuh toleransi, saling menghargai, bahkan saling tolong menolong dan duduk bersama
pemerintah, membuka ruang dialog, mencari titik temu dalam memecahkan masalah-masalah
kerukunan antar umat beragama. Kerukunan umat beragama di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung selama ini relatif baik, hal ini ditandai dengan masih terpeliharanya budaya kerukunan dan
perdamaian baik kerukunan intern, kerukunan antar umat beragama dan antar umat beragama dengan
pemerintah.
Kerukunan umat beragama di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama ini relatif
baik, hal ini ditandai dengan masih terpeliharanya budaya kerukunan dan perdamaian, baik kerukunan
intern, antar umat beragama dan juga antar umat beragama dengan pemerintah.
1.1.2.1 Penguatan Aspek Regulasi
Untuk memperkuat pemahaman dan implementasi terhadap regulasi yang ada telahdilakukan
sosialisasi terhadap produk perundangan yang telah disusun. Selanjutnya untuk meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang memiliki daya jangkauan yang lebih luas, Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membuat sejumlah materi
publikasi sebagai media sosialisasi, baik dalam bentuk cetak maupun noncetak berupa majalah,
website, instagram maupun facebook. Selain melalui strategi inovatif tersebut, kegiatan sosialisasi
juga dilakukan, dengan menggelar pertemuan para tokoh dan aparat pemerintahan sebagai upaya
menyambung tali silaturrahim di kalangan aktor kerukunan yang memang dalam keadaan apapun
juga harus tetap dipelihara.
1.1.2.2 Peningkatan Kapasitas Aktor-Aktor Kerukunan Umat Beragama
Selama ini Pemerintah telah mempratekkan sejumlah strategi, pendekatandan kegiatan yang
secara aktif melibatkan berbagai komponen aktor kerukunan. Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung juga melibatkan tokoh perempuan dan unsur pemuda dalam keanggotaan
FKUB dan lembaga keagamaan dalam rangka menciptakan iklim rukun di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Pelibatan dan peran aktif seluruh aktor kunci kerukunan inilah yang memberikan optimisme
pemerintah untuk benar-benar dapat mewujudkan kondisi kerukunan substantif dalam rangka
mewujudkan cita-cita Gerakan Nasional Hidup Rukun.
13
1.1.2.3 Pemberdayaan dan Peningkatan Kualitas FKUB dan Lembaga Keagamaan
Dalam Rangka mempertahankan kondisi harmonis yang telah ada, koordinasi lintas lembaga
keagamaan, aparat pemerintah, instansi media dan para tokoh juga telah dilakukan secara periodik baik
dalam kurun bulanan, semesteran maupun tahunan. Jumlah kegiatan koordinasi lintas lembaga
keagamaan yang diselenggarakan pada level provinsi dan kabupaten/kota semakin meningkat setiap
tahunnya bahkan target Tahun 2016 sebanyak dua (2) kegiatan. Koordinasi juga dibangun melalui
pemberian bantuan operasional sekber FKUB baik tingkat provinsi maupun kota/kabupaten. Bantuan
Operasional FKUB 7 (tujuh) Lokasi : 1. FKUB Kota Pangkalpinang 2. FKUB Kabupaten Bangka 3. FKUB Kabupaten Bangka Tengah 4. FKUB Kabupaten Bangka Selatan 5. FKUB Kabupaten Bangka Barat 6. FKUB Kabupaten Belitung 7. FKUB Kabupaten Belitung Timur
1.1.2.3 Pengembangan dan Penguatan Kesadaran Kerukunan Umat Beragama
Pemerintah dalam hal ini Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung memberikan bantuan melalui program Kelurahan /Desa Sadar Kerukunan dengan melibatkan
unsur RT/RW se kelurahan di bawah koordinasi FKUB Kota/Kabupaten. Selain itu Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga melakukan kampanye kerukunan
dengan melalui media sosial.
1.1.2.4 Pembinaan Aliran Keagamaan
Rapat koordinasi paham aliran keagamaan yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengankoordinasi lintas sektoral bersama Polda Bangka
Belitung, Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung, BINDA (Badan Inteligen Daerah), MUI Provinsi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, DMI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Instasi terkait
lain serta para tokoh agama tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
1.1.3 Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan barisan terdepan dalam pelayanan administrasi
keagamaan umat Islam.Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
selalu berupaya meningkatkan kualitas KUA baik sarana, prasarana dan pelayanannya sehingga calon
pengantin terfasilitasi dalam melakukan proses pernikahan di KUA.
14
1.1.3.1 Pelayanan Administrasi Keagamaan
Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan barisan terdepan dalam pelayanan administrasi
keagamaan umat Islam. KUA yang merata dan memenuhi standar pelayanan menjadi syarat utama
kenyamanan para calon pengantin untuk menikah di Kantor Urusan Agama dengan rincian peristiwa
nikah sebagi berikut:
Tabel 1.16 Peristiwa Nikah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pada Tahun 2010-2017
N Kota/Kab 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
o
1 Pangkalpinang 1.429 1.483 1.418 1.308 1.317 1.282 1.176 1.307
2 Bangka 2.756 2.858 2.565 2.356 1.969 1.809 1.602 1.602
Bangka 1.709
2.006
1.921
1.340
1.153
855
780
882
3
Tengah
Bangka 2.464
2.466
2.018
1.990
1.820
1.529
1.148
1.299
4
Selatan
5 Bangka Barat 1.805 2.092 1.723 1.624 1.463 1.299 1.195 1.299
6 Belitung 1.634 1.577 1.541 1.389 1.369 1.320 1.158 1.351
7
Belitung 1.072
1.126
1.121
1.089
1.004
807
889
988
Timur
Jumlah 12.869 13.608 12.307 11.096 10.087 8.901 7.948 9.146
Grafik 1.3 Perkembangan Jumlah Peristiwa Nikah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2010-2017
Perkembangan Jumlah Peristiwa Nikah Provinsi Bangka
Belitung Tahun 2010-2017
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bangka 2,756 2,858 2,565 2,356 1,968 1,809 1,602 2,016
Belitung 1,634 1,577 1,541 1,389 1,362 855 780 882
Pangkalpinang 1,429 1,483 1,418 1,308 1,317 1,299 1,195 1,299
Bangka Selatan 2,464 2,466 2,018 1,990 1,820 1,529 1,148 1,302
Bangka Tengah 1,709 2,006 1,921 1,340 1,153 1,320 1,158 1,352
Bangka Barat 1,805 2,092 1,723 1,624 1,463 807 889 988
Belitung Timur 1,072 1,126 1,121 1,089 1,004 1,282 1,176 1,307
15
Dari sisi Sumber Daya Manusia, pada tahun 2014 jumlah peristiwa nikah sebanyak 10.087
dengan ditangani oleh 49 orang penghulu dengan perbandingan 1: 210 (satu orang penghulu
menangani 210 peristiwa nikah). Sedangkan pada tahun 2017 jumlah peristiwa nikah sebanyak 9.146
yang pada sampai pada tahun 2018 ini ditangani oleh 49 orang penghulu dengan perbandingan 1: 186
(satu orang penghulu menangani 186 peristiwa nikah).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agama dan Peraturan Menteri
Agama Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak terdapat dua (2)
prosedur pendaftaran Nikah di Kantor Urusan Agama yaitu Prosedur Nikah di KUA dan di luar KUA
sebagaimana tertera pada bagan di bawah ini:
Gambar 1.5 Prosedur nikah di KUA
Sedangkan alur pelayanan nikah sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku adalah
sebagaimana tercantum dalam gambar bagan alur pelayanan nikah rujuk dibawah ini:
16
Gambar 1.6 Alur Pelayanan Nikah dan Rujuk
Di samping pelayanan administrasi keagamaan, di KUA juga terdapat berbagai bentuk dan jenis
layanan lain seperti Sertifikasi Halal, Sertifikasi Arah Kiblat, Sertifikasi Masjid,Sertifikasi Mushalla,
layanan Hisab Rukyat, Bimbingan Manasik Haji, Konsultasi Keluarga Sakinah, dan lain-lain. Selain
itu kini KUA juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas aplikasi berbasis IT, seperti Sistem Informasi
Manajemen Nikah (SIMKAH), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK), Sistem Informasi Masjid
(SIMAS), Sistem Informasi Manajemen Penerangan Agama Islam (SIMPENAS) dan Sistem Informasi
Kepenghuluan (SIK).
Pengelolaan administrasi keagamaan bersentuhan langsung dengan pelaksanaan keseluruhan
aspek hukum Islam yang ada di masyarakat. Di antara pelaksanaan aspek-aspek hukum Islam yang
sangat mendasar adalah kebutuhan terhadap pelayanan pencatatan nikah dan rujuk. Pada sisi ini,
keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan memiliki arti dan peran sangat strategis dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat Islam di bidang pelayanan pencatatan nikah dan rujuk. Tetapi diakui
bahwa aset tanah dan bangunan KUA kecamatan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
belum seluruhnya milik Kementerian Agama. Masih ada 5 KUA Kecamatan yang belum memiliki
tanah dan bangunan kantor.
Situasi seperti ini menjadi pemantik bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Ditjen Bimas Islam untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan
memberdayakan seluruh aspek dari KUA agar dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada
masyarakat.
Dalam beberapa tahun ini, program-program pemberdayaan KUA dan sumberdaya manusia di
dalamnya terus dilakukan. Misalnya, melakukan pendataan nikah rujuk nasional, data-base penghulu
dan P3N, menyelenggarakan lomba baca kitab, menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah,
peningkatan kompetensi dan budaya kerja penghulu, melakukan penilaian kinerja penghulu, dan
optimalisasi program pencatatan nikah luar negeri. Untuk menunjang dan mendorong peningkatan
kualitas kinerja sebagai penopang tata kelola pemerintahan yang baik, KUA juga dibekali dengan
17
pemenuhan berbagai standar pelayanan seperti Standard Operating Procedure (SOP), penyusunan visi
dan misi, standar layanan lainnya, dan perubahan beberapa kebijakan yang lebih kontekstual. Apa
yang menarik dari pengelolaan dan pelayanan KUA saat ini adalah mulai diadakan pelayanan berbasis
teknologi informasi di bawah naungan Simtem Informasi Manajemen Bimas Islam (SIMBI), sehingga
seluruh masyarakat dapat mengakses kebutuhan pelayanan secara langsung, cepat, transparan, dan
akuntabel. Selain terkait dengan pelayanan KUA, urusan agama Islam dan pembinaan syari’ah juga
memberikan jabaran yang lebih jelas mengenai pedoman pelaksanaan dan pembinaan beberapa aspek
hukum Islam yang sangat konkret seperti pelayanan dan pembinaan keluarga sakinah, jaminan produk
halal, pembinaan dan pemberayaan kemasjidan, pelayanan dan pembinaan syariah serta hisab rukyat.
Disamping itu dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama umat Islam terdapat
pelayanan dan pembinaan keluarga sakinah melalui berbagai program dan kegiatan sebagai upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia secara terpadu antara masyarakat dan pemerintah untuk
mewujudkan masyarakat madani yang bermoral tinggi, penuh keimanan, dan berakhlakul karimah.
Salah satu kegiatan yang mendukung pembinaan ini adalah kegiatanpembinaan character
building bagi remaja usianikah, kursus pra nikah, dan pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Nasional
yang melahirkan para teladan keluarga sakinah di seluruh kecamatan, kebupaten, provinsi, dan
nasional.
1.1.3.2 Pendistribusian Kitab Suci
Dari tahun 2010 sampai dengan 2014 upaya meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan
agama telah dilakukan dengan salah satunya melalui pemberian dan pendistribusian kitab suci. Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Bidang Urusan Agama
dan Pembinaan Syariah memberikan bantuan Kitab Suci kepada individu, rumah tangga muslim,
lembaga pendidikan Islam, majelis taklim, serta masjid dan mushalla dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.17 Pendistribusian Al-Qur’an dan Juz Amma Tahun 2010-2014
No Kitab Suci 2010 2011 2012 2013 2014
1 Mushaf Al-Qur’an 340 340 340 340 340
2 Juz Amma - - - - -
Jumlah 340 340 340 340 340
18
1.1.3.3 Pengembangan Rumah Ibadat
Program pemberdayaan masjid dan mushalla yang telah dilakukan oleh Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditujukan agar rumah ibadah mampu
menjadi unit layanan keagamaan umat Islam yang terbaik. Masjid-masjid besar di Bangka Belitung ke
depannya diharapkan memenuhi standar pelayanan bagi masyarakat Islam, khususnya untuk pelayanan
ibadah dan syiar Islam (pelayanan ilmu Islam dan konseling), seperti adanya tempat wudhu yang
memadai, alat shalat, Al-Quran, perpustakaan masjid, takmir masjid, majelis taklim, dan kegiatan-
kegiatan syiar Islam lainnya. Untuk tujuan ini, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung melalui telah memberikan bimbingan imam masjid bagi para imam di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan memberikan bimbingan serta pembinaan tentang
standar masjid dan tata kelola masjid berbasis SIMAS kepada para DKM di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas pengelola masjid
dan mushalla dalam rangka meningkatkan pelayanannya kepada umat serta mampu menjadi pusat
pemberdayaan umat dan pengembangan peradaban.
Berdasarkan jumlah pemeluk agama dan jumlah rumah ibadah tampak bahwa semua pemeluk
agama telah mendapatkan pemenuhan kebutuhan rumah ibadat (masjid, mushalla, gereja, pura, cetiya,
vihara, litang dan klenteng), sebagai contoh rasio rata-rata 1 masjid dan mushalla digunakan oleh 921
orang, Dengan memakai data tahun 2014 diperoleh rincian jumlah rumah ibadat dan jamaahnya
sebagai berikut:
Tabel 1.18 Rasio Jumlah Rumah Ibadat dan Pengguna Rumah Ibadat Tahun 2014
Jumlah Jumlah
No
Rumah Ibadat
Rumah
Rasio
Pemeluk
Ibadat
1 Masjid dan Musholah 1.709 1.088.791 1:637
2 Gereja Kristen 152 36.791 1:242
3 Gereja Katolik 30 14.738 1:491
4 Pura 18 1.478 1:82
5 Vihara dan Cetiya 150 110.365 1:735
6 Klenteng 29 39.790 1 : 1.368
Jumlah 2.088 1.291.953 1:618
Sedangkan jumlah rumah ibadat dan pengguna rumah ibadat tahun 2018 adalah sebagai berikut :
19
Tabel 1.19 Rasio Jumlah Rumah Ibadat dan Pengguna Rumah Ibadat Tahun 2018
Jumah Jumlah
No
Rumah Ibadat
Rumah
Rasio
Pemeluk
Ibadat
1 Masjid dan Musholah 1.716 1.092.553 1:636
2 Gereja Kristen 152 36.883 1:242
3 Gereja Katolik 30 14.901 1:496
4 Pura 21 1.499 1:71
5 Vihara dan Cetiya 150 110.382 1:735
6 Klenteng 31 39.799 1:128
Jumlah 2.100 1.296.017 1:617
1.1.3.4 Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal Pada pelayanan jaminan produk halal, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI telah berhasil
mendorong terbitnya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Produk
Hukum ini penting bagi umat Islam terkait dengan jaminan hukum positif dalam mengkonsumsi
produk berdasarkan keyakinannya.
Dalam PMA 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama RI, nomenklatur jabatan Seksi Produk Halal pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat pada struktur organisasi Bidang Urais dan Binsyar
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimana sejak tahun 2016
setelah terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal struktur organisasi Seksi Produk
Halal tidak lagi relevan oleh karena tidak linier dengan struktur di atas dan di bawahnya yaitu pada
struktur organisasi Ditjen Bimas Islam maupun strukur organisasi pada Kantor Kementerian Agama
tingkat Kota dan Kabupaten.
Meskipun demikian, seksi produk halal Bidang Urais dan Binsyar Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap menjalankan tugas dan fungsinya serta
melaksanakan sosialisasi tentang UU jaminan produk halal dan keberadaan Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal kepada masyarakat yang datang ke Bidang Urais dan Binsyar.Tidak banyak
yang dapat dilakukan oleh seksi produk halal karena tidak tersedianya anggaran pada DIPA oleh
karena nomenklatur produk halal tidak lagi ada pada DIPA Bimas Islam.
Namun demikian seksi produk hal juga terus mensosialisasikan pentingnya gerakan sadar halal
kepada seluruh masyarakat yang datang dan bertanya tentang halal, agar menjadi gaya hidup umat
demi memenuhi standar hidup yang sehat, halal, dan thayyib.
20
1.1.4 Peningkatan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan
Sikap saling berbagi dan membantu sesama adalah salah satu nilai penting dalam ajaran agama
manapun. Dalam implementasinya dapat dilakukan dengan memberikan sebagian harta atau aset kita
kepada yang membutuhkan.
Pemeluk Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu menggunakan
instrumen pengelolaan dana dan aset umat antara lain seperti zakat, wakaf, kolekte, dana punia, dana
paramita dan dana persembahan.
1.1.4.1 Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakat
Pada tingkat nasional telah dilakukan survey oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang
memperoleh data bahwa pada tahun 2011 potensi zakat nasional mencapai Rp.217 triliun per tahun
atau 3,4% dari total PDB, namun demikian penghimpunan zakat yang dapat dilakukan baru sebagian
kecilnya saja. Pada tahun 2010 baru Rp.1.5 triliun yang berhasil dihimpun, tahun 2011 sebanyak
Rp.1.7 trilun, tahun 2012 Rp.2.2 triliun, tahun 2013 Rp.2.7 triliun. dan tahun 2014 sebesar Rp.3.3
triliun.
Untuk mengoptimalkan potensi zakat beberapa kebijakan telah dilakukan pemerintah antara lain
telah diterbitkannya UU Nomor 23 Tahun 2011 sebagai revisi UU No. 38 Tahun 1999 sejalan dengan
semangat integrasi pengelolaan zakat. Selanjutnya telah diterbitkan juga Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Pengelolaan Zakat dan Inpres No. 3 Tahun 2014 tentang
Optimalisasi Pengumpulan Zakat. Pembayaran zakat orang pribadi pada BAZNAS dan Lembaga Amil
Zakat yang disahkan pemerintah memperoleh insentif dari negara. yaitu sebagai pengurang
penghasilan kena pajak.
Di Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) belum
terbentuk. Sampai saat ini di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih menggunakan nama lama
yaitu BAZIS Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tidak sesuai dengan UU Nomor 23
Tahun 2011 sebagai revisi UU No. 38 Tahun 1999.
Dalam hal pengumpulan dana zakat, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dana yang
terhimpun pada BAZIS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai dengan bulan Juli tahun 2018
sebesar Rp. 7,200.000.000.- dengan lembaga amil zakat yang berskala provinsi di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebanyak 1 lembaga, lembaga amil zakat yang berskala kabupaten/kota di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 7 lembaga.
Dana zakat yang terhimpun sampai dengan Tahun 2014 sebesar Rp. 2.200.000.000- dengan
jumlah lembaga zakat yang memenuhi standar pelayanan minimal sebanyak 3 Lembaga.
21
Tabel 1.20 Lembaga Zakat Jumlah Zakat Terkumpul dan Tanah Wakaf Tahun 2010 - 2014
No Data 2010 2011 2012 2013 2014
Lembaga Zakat
1 (BAZ, LAZ, UPZ) - - - - -
2 Zakat (dalam milyar) - - - - -
3 Tanah Wakaf (M2) - - - - -
Tabel 1.21 Jumlah ZIS Tahun 2015 – 2018
Pengumpulan
No ZIS 2015 2016 2017 2018
Zakat
(dalam 8.781.303.515 9.265.677.453 13.146.459.426 9.251.289.955
1 milyar)
Infak / Zakat
(dalam 2.128.814.015 1.821.722.107 2.926.080.413 1.909.718.007
2 milyar)
Tabel 1.22 Jumlah Lembaga Zakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 – 2018
No Baznas/Bazis/Laz 2015 2016 2017 2018
1 Baznas 1 1 1 1
2 Bazis DKI/Bazis Kota 7 7 7 7
3 Laz - - - -
1.1.4.2 Pengelolaan dan Pendayagunaan Wakaf
Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali
pertama, keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan
Presiden (Kepres) No. 75/M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI adalah
lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan
tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada
masyarakat.
BWI berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk
perwakilan di provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan. Dalam kepengurusan, BWI
terdiri atas Badan Pelaksana dan Dewan Pertimbangan,masing-masing dipimpin oleh satu orang Ketua
dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan Pelaksana merupakan
unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan adalah unsur pengawas
22
pelaksanaan tugas BWI. Jumlah anggota Badan Wakaf Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 (dua
puluh) orang dan paling banyak 30 (tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat. (Pasal 51-
53. UU No.41/2004).
Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Keanggotaan
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhentikan oleh Badan Wakaf
Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan
keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri. Pengusulan
pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk selanjutnya dilaksanakan
oleh Badan Wakaf Indonesia. (Pasal 55, 56, 57, UU No.41/2004).
Pada Tingkat Provinsi telah dibentuk Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung pada bulan Juli 2014, dan telah berfungsi memberikan tanda daftar Nazhir di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan ikut serta aktif dalam penanganan kasus-kasus perwakafan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, serta dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BWI Perwakilan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung selalu melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam hal ini Bidang Penerangan Agama Islam Zakat
dan Wakaf.
Atas petunjuk BWI Pusat pada bulan Maret Tahun 2017 telah dibentuk Nazhir Wakaf Produktif
berbadan hukum yang diberi nama Yayasan Bina Wakaf Produktif yang dalam pendiriannya turut pula
didorong BWI Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan dimaksudkan sebagai salah satu
laboratorium bagi pengembangan wakaf produktif di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Untuk wakaf, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
mengikuti aplikasi Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) sebagai data base aset wakaf dan pemetaan serta
identifiksi potensi harta wakaf di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Data tanah wakaf sampai
dengan Tahun 2014 seluas 3.243.060 m2 di seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dimana
perinciannya sebagai berikut:
Tabel 1.23 Tanah Wakaf Tahun 2010 - 2014
Data 2010 2011 2012 2013 2014
Tanah Wakaf 3.243.060
3.243.060
3.243.060
3.243.060
3.243.060
(M2)
23
1.1.5 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah antara lain dilakukan
melalui revitalisasi asrama haji, pengembangan sistem, pendaftaran haji, pengembangan pelayanan
haji, optimalisasi dana haji dan reformasi keuangan haji, rasionalisasi BPIH, peningkatan kualitas
laporan keuangan haji dan peningkatan akuntabilitas Dana Abadi Umat (DAU)
Perjalanan dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014, Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berfokus pada revitalisasi Asrama Haji, peningkatan jumlah
pembimbing dan penyuluh haji yang bersertifikat, peningkatan persentase lokasi pelayanan ibadah haji
provinsi dan kota/kabupaten yang memenuhi standar dan peningkatan kelompok-kelompok bimbingan
ibadah haji yang terakreditasi.
Selain revitalisasi asrama haji pada Tahun 2013 dan 2014, Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara terus menerus meningkatkan jumlah pembimbing dan
penyuluh haji yang bersertifikat. Pada tahun 2014 telah ditargetkan melaksanakan bimbingan kepada
10 orang baru dapat terealiasi sebanyak 5 orang atau sekitar 50 persen. Pada Tahun 2015 ditargetkan
sebanyak 8 orang dan dapat direalisasikan sebanyak 8 orang atau sekitar 100 persen.
Animo umat Islam Indonesia khususnya umat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
menunaikan Ibadah Umrah ke tanah suci semakin meningkat ditandai dengan banyaknya jumlah
jamaah umrah yang mengikuti ibadat umrah setiapnya.
Jumlah Jamaah Haji Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak tahun 2013 terjadi penurunan
sekitar 20 % hal tersebut akibat ada perluasan bangunan di Masjidil Haram. Pada Tahun 2015 jamaah
Haji Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berjumlah 727 jamaah, tahun 2016 sebanyak 723
jamaah, pada tahun 2017 normal kembali sebanyak 1.058 jamaah untuk tahun 2018 dan 2019
direncanakan 1.061 jamaah.
Tabel 1. 24 Jumlah Jamaah Haji Provinsi Bangka Belitung Tahun 2015 - 2019
Jamaah 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah 727
723
1.058
1.064
1.061
Jamaah Haji
Alur Pendaftaran Haji Haji Reguler Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut :
a. Calon jamaah haji datang ke Bank Penerima Setoran BPIH dengan membuka setoran THI
sebanyak Rp 25.000.000.- kemudian divalidasi oleh Bank. b. Calon jamaah haji membawa setoral awal BPIH dan persyaratan-persayaratan haji ke Kantor
Kementerian Agama Kota/Kab domisili. Petugas Kantor Kementerian Agama Kota/Kab mengisi
SPPIH di Siskohat dan mendapatkan nomor porsi caon jamaah.
24
c. Calon jamaah haji menunggu BPIH diumumkan. d. Pada saat setoran BPIH diumumkan calon jamaah haji menyetor BPIH pelunasan ke Bank. e. Calon jamaah haji mendaftar ulang ke Bank dengan membawa bukti lunas BPIH. f. Calon jamaah haji mendapatkan pembinaan dari Kankemenag Kota/Kab dan KUA Kecamatan
setempat.
Renstra Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang hars diikuti oleh Kanwil Kemenag
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah : 1. Revitalisasi Asrama Haji
Revitalisasi asrama haji Tahun 2018 berfokus hanya menempatkan satu kegiatan yaitu
rehabilitasi gedung Asrama Haji Transit Bangka Belitung. Selain revitalisasi asrama haji pada
Tahun 2016 dan 2017, Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara terus menerus meningkatkan jumlah
pembimbing dan penyuluh haji yang bersetifikat dan sudah 21 kelompok bimbingan ibadat haji
yang sudah terakreditasi. 2. Pengembangan Sistem Pendaftaran Haji
Kebijakan dalam proses pendaftaran haji yang telah dilakukan pada Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota di lingkungan Kanwil kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah dengan menerapkan prinsip first come first served berdasarkan alokasi kuota
secara nasional maupun provinsi. Pengembangan pendaftaran haji secara sistem online juga telah
dilakukan secara bertahap yang diawali dengan memanfaatan main system milik Garuda Indonesia
sebagai host Sistem Informasi dan komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang tersambung dengan
Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH, yang dimulai sejak tahun 1996. Siskohat yang dibangun dan
terhubung sampai tingkat Kabupaten/Kota telah memberikan kemudahan dan kecepatan layanan,
pengendalian pendaftaran dan penyetoran lunas BPIH, pengendalian kuota haji nasional secara
tersistem, dan upaya memberikan kepastian pergi haji pada tahun berjalan, serta adil secara
berurutan untuk memperoleh nomor porsi haji. Pendaftaran haji melalui Siskohat dilakukan
sepanjang tahun yang dapat dimonitor dan dikendalikan setiap saat secara real time.
Siskohat pada awalnya didesain berbasis Green Screen (aplikasi Power Term) dimana
pengguna harus meng-instal aplikasi khusus. Namun semakin berkembang tehnologi, Siskohat
yang dikembangkan sudah berbasis Website yang dapat diakses menggunakan browser internet
seperti Google Chrome, Internet Explorer, dan Mozzila Firefox.
3. Pengembangan Pelayanan Haji
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada jemaah haji, telah ditempuh langkah-langkah
perbaikan berupa pengembangan Sistem Manajemen Mutu (SMM), penyusunan dan penerbitan
25
ISO : 9001 dalam penyelenggaraan ibadat haji tahun 2010. Salah satu tuntutan penerapan System
ISO 9001 adalah keharusan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan (jemaah haji). Berdasarkan
hasil survey kepuasan jemaah yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) selama 5 tahun
terakhir ini tingkat kepuasan jemaah dapat dipertahankan dalam katagori memuaskan. Hasil survey
menunjukkan tingkat kepuasan jemaah haji rata-rata tahun 2010 sebesar 81,45%, tahun 2011
sebesar 83,31 %, tahun 2012 sebesar 81,32 %, tahun 2013 sebesar 82,69 %, tahun 2014 sebesar
81,52 %. Dalam hal ini Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ikut
andil atas capaian tersebut.
Di samping itu, pada tahun 2013 Kementerian Agama juga mendapat penghargaan dalam
World Hajj and Umrah Convention (WHUC) sebagai Penyelenggara Haji terbaik. Secara
keseluruhan, ada lebih dari 5.000 organisasi yang mengajukan voting untuk menentukan Negara
manakah yang memiliki predikat sebagai penyelenggara haji terbaik. Untuk itu, WHUC
memberikan medali emas kepada Indonesia yang merupakan penghargaan untuk katagori best
pilgrim, sekaligus penghargaan paling prestisius di WHUC.
Bentuk pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air yang juga dilaksanakan oleh
Kanwil kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah berjalan meliputi
bimbingan manasik haji, penyiapan dokumen haji, akomodasi pada asrama haji embarkasi, dan
transportasi udara. 1. Bimbingan manasik haji dilaksanakan di KUA dan Kantor Kementerian Agama Kota/Kab.
Pengembangan metode bimbingan menggunakan metode ceramah, DVD manasik dan
perjalanan ibadah haji dan program manasik haji. 2. Dengan diberlakukannya kebijakan e-hajj oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, maka untuk
mempercepat penyelesaian dokumen haji (visa) menggunakan alat e-reader. 3. Sebelum pemberangkatan, jemaah haji dikarantina di asrama haji embarkasi untuk
meningkatkan kesiapan fisik dan mental. 4. Untuk kenyaman dan keamanan pelayanan penerbangan bagi jemaah haji, maka dalam
penetapan perusahaan penerbangan didasarkan pada hasil seleksi administrative dan teknis.
Bentuk pelayanan penyelenggaraan ibadat haji di Arab Saudi yang telah berjalan meliputi
pemondokan/akomodasi, tranportasi dan katering. 1) Sistem sewa pemondokan Mekkah dilakukan dengan kontrak langsung kepada pemilik
rumah/penyewa atau melalui maktab Aqori, sedangkan di Madinah melalui Majmuah (service
group). 2) Sewa pemondokan di Madinah dengan melakukan sistem penyewaan akomodasi langsung
kepada pemilik hotel yang memberikan kepastian penempatan penempatan kepada jemaah haji
di wilayah markaziyah dengan menggunakan sistem sewa musim atau sewa semi musim dan
26
melakukan lebih awal agar kapasitas yang ada di markaziyah tidak disewa lebih dulu oleh misi
haji dinegara lain.
3) Transportasi antara kota perhajian (Jeddah, Madinah, Makkah, dan Armina), dilaksanakan oleh
Naqobah (Organda Arab Saudi). Khusus untuk Transfortasi di Armina menggunakan sistem
Stuttle (Taraddudi). Untuk jemaah haji yang menempati pemondokan dengan jarak lebih lebih
dari 2 km ked an dari Masjidil Haram disiapkan tranfortasi sholawat.
4) Layanan katering di Arab Saudi meliputi layanan katering di Makkah, Madinah, Arafah Mina,
Hotel Transito, dan Bandara KAIA Jeddah pada saat kedatangan dan kepulangan jemaah haji.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan katering dilakukan maktab, Pengawasan
Katering meliputi aspek menu, rasa, pengelohan, higenitas, gizi, dan sanitasi.
5) Menerapkan sistem e-hajj sebagaimana yang diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
4. Optimalisasi Dana Haji dan Reformasi Keuangan Haji
Tahun 2014 Kementerian Agama mulai menerapkan pendaftaran haji dengan menggunakan
setoran awal. Optimalisasi setoran awal hanya berbentuk giro karena jumlah pendaftar masih
sedikit, sehingga jumlah perolehan nilai manfaat masih sedikit dan digunakan untuk biaya
operasional penyelenggaraan di Arab Saudi. Seiring dengan perkembangan jumlah pendaftaran
haji yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun yang juga berinplikasi terhadap
meningkatnya akumulasi dana setoran haji maka telah diambil kebijakan optimalisasi dan
reformasi pengelolaan dana haji. Untuk mengoptimalkan dana setoran awal BPIH yang semakin
besar, penempatan dana telah diperluas dari hanya pada rekening giro juga di deposito, pembelian
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk), dan penyertaan saham pada Bank Muamalat
Indonesia.
Hasil optimalisasi dana haji yang telah dihimpun sepanjang tahun 2010 s/d 2014 adalah sebesar
Rp 11,29 triliun. Selain itu untuk memperjelas sumber pemenuhan biaya penyelenggaraan ibadah
haji, Kementerian Agama telah melakukan pemilahan komponen biaya penyelenggaraan haji
(BPIH) yang diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu Direct Cost dan Inderect Cost. Direct Cost
dalah komponen BPIH yang dibebankan langsung kepada jemaah haji dan Inderect Cost adalah
komponen BPIH yang dibebankan kepada nilai manfaat dari setoran awal BPIH. Sejak tahun 2017,
dengan meningkatnya setoran awal dan nilai manfaat, atas dukungan dan persetujuan DPR RI, nilai
manfaat telah digunakan untuk mengurangi beban jemaah haji (Direct Cost).
5. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan Haji
Secara umum, tata kelola penyelenggaraan haji telah berjalan dengan baik, yaitu dengan
dibuktikan melalui upaya Kementerian Agama dalam melakukan optimalisasi dana haji dan
27
reformasi Keuangan haji. Bukti upaya Kementerian Agama dalam melakukan optimalisasi dana
haji yaitu dengan terbebasnya Laporan Penyelenggaraan Keuangan Ibadat Haji dari opini
Disclaimer menjadi Wajar dengan pengecualian (WDP) pada tahun 2011, 2012 dan 2013 oleh BPK
RI. Secara jelas penilaian Laporan Keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji sejak tahun 2009 s.d
2013 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1.25 Opini BPK atas Laporan Keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji
No
TAHUN
OPINI BPK
1 2009 Disclaimer
2 2010 Disclaimer
3 2011 Wajar Dengan Pengecualian
4 2012 Wajar Dengan Pengecualian
5 2013 Wajar Dengan Pengecualian
Sejak tahun buku 2011, untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan BPIH, Kementerian
Agama telah melakukan beberapa langkah, yaitu rekruitmen tenaga akuntansi, penerbitkan
Peraturan Kementerian Agama Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Peneyelenggaraan
Ibadah haji dengan menggunakan referensi utama Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Sosialisasi, dan Pelatihan Akuntansi Keuangan.
6. Akuntabilitas Dana Abadi Umat (DAU)
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji, Laporan Keuangan DAU telah diaudit oleh BPK RI dan memperoleh Opini Wajar Dengan
Pengecualian. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan DAU, yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadat Haji. Pemerintah juga telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Haji, agar pengelolaan keuangan haji dikelola secara independen oleh
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). BPKH memiliki posisi yang strategis karena merupakan
badan independen penampung setoran awal BPIH yang bertanggungjawab ke Presiden melalui
Menteri Agama. Untuk operasionalisasi BPKH, saat ini sedang dipersiapkan instrument pendukung
dan turuan UU 34 Tahun 2014 tersebut.
28
Kementerian Agama melakukan pengelolaan terhadap Dana Abadi Umat (DAU) melalui
Badan Pengelola Dana Abadi Umat (BP-DAU). DAU yang dikelola BP-DAU berasal dari
efesiensi biaya penyelenggaraan ibadat haji tahun berjalan. BP-DAU memiliki fungsi menghimpun
dan mengembangkan DAU sesuai dengan syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
merencanakan, mengorganisasikan, mengelola, dan memanfaatan DAU, dan melaporkan
pengelolaan DAU kepada Presiden dan DPR.
1.1.6 Peningkatan dan Pemerataan Akses dan Mutu Pendidikan Agama dan Pendidikan
Keagamaan
Pendidikan Umum Bercirikan Agama, Pendidikan Keagamaan, dan Pendidikan Agama pada
Satuan Pendidikan Umum adalah tiga jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh kementerian
Agama. Sedangkan berdasar jenjang pendidikan pendidikan terbagi menjadi anak usia dini (PAUD),
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pelaksanaan pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan yang menjadi wewenang Kementerian Agama diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat secara pribadi maupun melalui lembaga keagamaan sesuai dengan
referensi agamanya masing-masing. Pelaksanaan di provinsi menyesuaikan dengan jenis dan jenjang
yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama.
1.1.6.1 Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam
1.1.6.1.1 Peningkatan Akses Pendidikan Madrasah
Peningkatan dan pemerataan akses pendidikan madrasah merupakan upaya memperluas
jangkauan dan meningkatkan kapasitas pendidikan madrasah pada setiap jenjang pendidikannya
sehingga dapat diakses dan diikuti sebanyak mungkin masyarakat dari berbagai latar belakang.
Dalam hal peningkatan kapasitas pendidikan madrasah, pemerintah memberikan Bantuan
Operasional Sekolah sebanyak 8.528 siswa pada tahun 2010, sebanyak 8.746 siswa pada tahun 2011,
sebanyak 8.970 siswa pada tahun 2012, sebanyak 9.179 siswa pada tahun 2013 dan sebanyak 9.435
siswa pada tahun 2014.
Mengusung semangat “Madrasah Hebat Madrasah Bermartabat” tidak hanya tercermin dari
bangunan fisik saja melainkan juga hebat pada siswa dan lulusan madrasah, hebat dalam gurunya
mengajar, hebat dalam menyalurkan ilmunya ke masyarakat, hebat prestasi, hebat kualitas siswa serta
hebat dalam tata kelola kelembagaan.
Tahun 2016 pemerintah melalui Kementerian Pendidikan mengubah nomenklatur Bantuan Siswa
Miskin (BSM) menjadi Program Indonesia Pintar (PIP). Perubahan tersebut tidak signifikan karena
pengengolaan serta penyalurannya sama sekali tidak ada perubahan. Akan tetapi jika dianalisa, terjadi
kecenderungan penurunan jumlah penerima PIP dari tahun 2014 sd 2018 dengan rata rata 19% dari
29
11.004 siswa, penerima BSM pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berbanding terbalik dengan
jumlah siswa yang meningkat sebanyak 30.913 siswa selama 5 tahun dari tahun 2014 sd 2018
dikarenakan naiknya peminat terhadap Madrasah. Dari segi waktu pencairannya KJP dilakukan per
triwulan sedangkan PIP per semester.Tren tersebut diatas tersaji dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.26 Bantuan Siswa Miskin Tahun 2010 - 2014
No
Nama
Jumlah
2010
2011
2012
2013
2014
1 MIN 469 481 492 504 512
2 MTsN 752 759 778 799 805
3 MAN 425 434 445 457 468
4 MIS 384 393 402 411 419
5 MTsS 413 421 432 648 661
6 MAS 191 195 204 204 213
Jumlah 3.134 2.683 2.753 2.303 3.078
Bantuan-bantuan yang disalurkan oleh pemerintah melalui Bidang Pendidikan Madrasah Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebabkan jumlah
peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2010 s.d 2014 dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 1.27 Jumlah SiswaTahun 2010 - 2014
Jenis
Jumlah Siswa
No Lembaga 2010 2011 2012 2013 2014
1 RA 2.731 2.764 2.786 2.794 2.807
2 MIN 2.619 2.638 2.652 2.656 2.674
3 MTsN 2.453 2.469 3.474 3.481 3.495
4 MAN 1.831 1.844 1.847 1.865 1.889
5 MIS 3.044 3.061 3.072 3.096 3.115
6 MTsS 3.697 4.708 4.715 4.723 4.751
7 MAS 1.586 1.598 1.603 1.622 1.651
Jumlah 20.995 19.082 20.149 20.237 20.382
30
Tabel 1.28 Jumlah Siswa Tahun 2015 - 2018
Jumlah Siswa
No
Jenis Lembaga
2015
2016
2017
2018
1 RA 2.784 3.121 3.252 3.166
2 MIN 2.686 2.751 2.840 2.870
3 MTsN 3.502 3.472 3.595 3.618
4 MAN 1.924 2.139 2.308 2.634
5 MIS 3.134 3.194 3.342 3.489
6 MTsS 4.795 5.070 5.144 5.636
7 MAS 1.721 1.997 2.090 2.371
Jumlah 20.546 21.744 22.571 23.784
Peningkatan mutu pendidikan ditandai dengan perbaikan dalam sarana dan prasarana madrasah.
Hal tersebut ditandai dengan jumlah lembaga yang menerima bantuan rehab ruang kelas berat dari
tahun 2010 sampai dengan 2018 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1.29 Lembaga Penerima Bantuan Rehab Ruang Kelas Rusak Berat
N NAMA TAHUN Total
O MADRASAH 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 RA - - - - - 1 4 5
2 MIN - - - - 1 3 2 2 8
3 MTsN - - - - 1 1 1 5 8
4 MAN - - - - 1 2 3 5 11
5 MIS - - - - 2 2 2 1 7
6 MTsS - - - - 1 1 1 2 5
7 MAS - - - - 2 2 2 1 7
JUMLAH - - - - 8 12 11 20 51
Selain dari sarana dan prasarana yang dilakukan perbaikan, sertifikasi guru juga mutlak
diperlukan. Berdasarkan data EMIS Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, data guru yang bersertifikat dibedakan menjadi 4
(empat) kategori antara lain jumlah guru PNS yang besertifikat, jumlah guru PNS yang belum
bersertifikat, jumlah guru Non PNS yang bersertifikat dan jumlah guru Non PNS yang belum
bersertifikat dengan rincian sebagai berikut :
31
Tabel 1.30 Guru PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010 – 2014
NO
Tempat 2010
2011
2012
2013
2014
TOTAL
Mengajar
1 RA - 1 - 2 2 5
2 MIN 12 6 13 26 25 82
3 MTsN 6 10 1 6 1 24
4 MAN 4 5 2 2 - 13
5 MIS 2 - 1 5 5 -
6 MTsS - - - 1 2 3
7 MAS - - - - - -
Jumlah 24 21 17 42 35 122
Grafik 1.4 Guru PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
Guru PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
30
25
20
15
10
5
0
RA
MIN
MTsN
MAN
MIS
MTsS
MAS
2010
0 12
6
4
2
0
0
2011
1 6
10
5
0
0
0
2012
0 13
1
2
1
0
0
2013
2 26
6
2
5
1
0
2014
2 25
1
0
5
2
0
Tabel 1.31 Guru PNS Belum Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
Tempat TAHUN TOTAL
NO
Mengajar
2010
2011
2012
2013
2014
1 RA - - - - - -
2 MIN 37 22 21 10 16 106
3 MTs.N 24 11 11 11 12 69
4 MAN 2 7 5 5 4 23
5 MIS - - - - - -
6 MTs.S. - - - - - -
7 MAS - - - - - -
Jumlah - - - - -
32
Tabel 1.32 Guru Non PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010 – 2014
NO
Tempat 2010
2011
2012
2013
2014
TOTAL
Mengajar
1 RA - - 1 16 1 18
2 MIN 24 7 37 20 19 107
3 MTs.N 21 5 40 7 8 81
4 MAN 3 5 - - - 8
5 MIS 1 - 1 2 3 7
6 MTs.S. 2 1 2 2 8 15
7 MAS - - - - - -
Jumlah 51 18 81 47 39 236
Grafik 1. 5 Guru Non PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010-2014
Guru Non PNS Sudah Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
RA MIN MTsN MAN MIS MTsS MAS
2010 0 24 21 3 1 2 0
2011 0 7 5 5 0 1 0
2012 1 37 40 0 1 2 0
2013 16 20 7 0 2 2 0
2014 1 19 8 0 3 8 0
Tabel 1.33 Guru Non PNS Belum Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
NO
Tempat 2010
2011
2012
2013
2014
TOTAL
Mengajar
1 RA 63 63 63 63 63 315
2 MIN 38 36 37 38 109 258
3 MTs.N 48 49 67 67 76 307
4 MAN 4 4 4 4 24 40
5 MIS 1 - 1 2 3 7
6 MTs.S. 26 26 26 26 62 166
7 MAS 108 108 108 108 141 573
Jumlah 225 223 306 308 478 1.540
33
Diagram 1.6 Guru Non PNS Belum Bersertifikasi Tahun 2010 - 2014
Guru Non PNS Belum Sertifikasi Tahun 2010 - 2014
160
140
120
100
80
60
40
20
0
RA MIN MTsN MAN MIS MTsS MAS
2010 63 38 48 4 1 26 108
2011 63 36 49 4 0 26 108
2012 63 37 67 4 1 26 108
2013 63 38 67 4 2 26 108
2014 63 109 76 24 3 62 141
Hasil Ujian Nasional menjadi salah satu tolak ukur mutu madrasah dan digunakan sebagai salah
satu pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, dasar seleksi masuk
jenjang berikutnya, penentu kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan dan
pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.
Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung jumlah siswa
peserta ujian nasional berbanding lurus dengan jumlah siswa lulus ujian nasional. Selain itu nilai rata-
rata ujian nasional mengalami fluktuasi naik turun pada MI, MTs dan MA dari tahun 2010 sampai
dengan 2014 rincian sebagai berikut :
Tabel 1.34 Siswa Peserta Ujian Nasional Tahun 2010 - 2014
NO NAMA JUMLAH
2011
2012
2013
2014
2010
1 MI 657 672 766 780 788
2 MTS 1.108 1.110 1.122 1.198 1.230
3 MA 1.109 1.122 1.120 1.110 1.112
JUMLAH 2.874 2.904 3.008 3.080 3.130
34
Tabel 1.35 Siswa Peserta Ujian Nasional Tahun 2015 - 2018
JUMLAH
NO
NAMA
2016
2017
2018
2015
1 MI 721 779 805 810
2 MTS 913 934 955 962
3 MA BAHASA - - - -
4 MA IPA 266 278 312 318
5 MA IPS 577 569 581 579
6 MA AGAMA 108 110 115 116
JUMLAH 2.585 2.670 2.768 2.785
Tabel 1.36 Siswa Lulus Ujian Nasional Tahun 2010- 2014
JUMLAH
NO NAMA 2010 2011 2012 2013 2014
1 MI 691 690 698 705 718
2 MTS 1.112 1.115 1.190 1.234 1.226
3 MA 615 734 855 901 951
JUMLAH 2.418 2.539 2.743 2.840 2.895
Tabel 1.38 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Tahun 2010 - 2014
JUMLAH
NO NAMA 2010 2011 2012 2013 2014
1 MI 20,00 19,78 19,90 19,80 21,20
2 MTS 20,50 20,90 21,10 21,10 22,00
3 MA 32,15 30,00 33,50 34,00 35,00
35
Tabel 1.39 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Tahun 2014 - 2018
JUMLAH
NO NAMA 2014 2015 2016 2017 2018
1 MI 19,60 21,30 22,15 24,30 24,10
2 MTS 21,38 22,10 25,00 28,30 28,90
3 MA BAHASA - - - - -
4 MA IPA 27,31 26,50 27,50 28,30 29,30
5 MA IPS 29,60 30,10 29,80 30,50 30,70
6 MA Agama 34,87 33,90 34,80 34,90 35,00
Terkait dengan peningkatan mutu madrasah sebagai lembaga yang memberikan layanan
pendidikan, upaya yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan upgrading akreditasi madrasah
kepada madrasah-madrasah yang belum dan atau tidak terakreditasi untuk mencapai standar pelayanan
minimal (SPM) dan atau standar nasional pendidikan (SNP) pada madrasah dilingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Terkait dengan peningkatan mutu madrasah sebagai lembaga yang memberikan layanan
pendidikan, upaya yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan upgrading akreditasi madrasah
kepada madrasah-madrasah yang belum dan atau tidak terakreditasi. Adapun kendala madrasah
terutama swasta tidak melaksanakan akreditasi antara lain mempunyai asumsi salah bahwa akreditasi
dianggap berbayar padahal gratis, standar sarana madrasah swasta dibawah 65%, kendala tingkat
pendidikan tenaga pendidik dan Tenaga kependidikan yang belum S1 dan tidak linier. Sebenarnya
berdasarkan PMA No 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas PMA No 90 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Madrasah, pemberian izin operasional tidak mewajibkan minimal luas lahan,
minimal strandar sarana sehingga mudah mengajukan uji akreditasi.
Berikut ini adalah data madrasah yang sudah terakreditasi dilingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai dari tingkat RA sampai dengan MA
selama lima tahun dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.40 Lembaga Pendidikan Terakreditasi Tahun 2010 - 2015
JUMLAH NO NAMA
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1 RA.Terakreditasi– A - - - - 9 9
2 MIS Terakreditasi– A - - - - 5 5
3 MTs S Terakreditasi –A - - - - 8 8
4 MAS Terakreditasi –A - - - - 2 2
5 RA.Terakreditasi –B - - - - 13 13
6 MIS Terakreditasi – B - - - - 18 18
7 MTs S Terakreditasi –B - - - - 24 24
8 MAS Terakreditasi – B - - - - 15 15
36
9 RA.Terakreditasi – C - - - - 5 5
10 MIS Terakreditasi– C - - - - 4 4
11 MTs S Terakreditasi – C - - - - 2 2
12 MAS Terakreditasi – C - - - - 3 3
13 RA Belum Terakreditasi - - - - 17 17
14 MIS Belum Terakreditasi - - - - 4 4
15 MTs S Blm Terakreditasi - - - - 11 11
16 MAS Blm Terakreditasi - - - - 3 3
Tabel 1. 41 Lembaga Pendidikan Terakreditasi Tahun 2014 - 2018
NO
NAMA
JUMLAH
2014
2015
2016
2017
2018
1 RA.Terakreditasi - A 9 9 10 8 8
2 MIS Terakreditasi – A 5 5 5 10 6
3 MTs S Terakreditasi -A 8 8 9 10 11
4 MAS Terakreditasi -A 2 2 3 4 5
5 RA.Terakreditasi -B 13 13 14 23 23
6 MIS Terakreditasi - B 18 18 20 15 15
7 MTs S Terakreditasi -B 24 24 25 25 25
8 MAS Terakreditasi - B 15 15 16 13 13
9 RA.Terakreditasi - C 5 5 5 7 7
10 MIS Terakreditasi - C 4 4 4 5 6
11 MTs S Terakreditasi - C 2 2 1 7 7
12 MAS Terakreditasi - C 3 3 2 5 5
13 RA Belum Terakreditasi 17 17 17 8 8
14 MIS Belum Terakreditasi 4 4 2 1 -
15 MTs S Belum Terakreditasi 11 11 11 5 4
16 MAS Belum Terakreditasi 3 3 5 4 3
1.1.6.1.2 Peningkatan Mutu PendidikanMadrasah
Pendidikan Madrasah adalah garda terdepan untuk membentuk kualitas siswa yang
berprestasibaik dalam bidang akademik maupun non akademik. Disamping itu membangunan karakter
peserta didik yang berakhlakul karimah.
Guna mewujudkan hal tersebut Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyusun inovasi dalam meningkatkan mutu kualiatas
pendidikan madrasah yaitu , meningkatan kualitas, baik pada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang semakin profesional serta memperbaiki sarana prasarana sehingga melahirkan generasi penerus
bangsa yang berkualitas tidak kalah dengan lulusan sekolah dibawah pengelolaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Program unggulan Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018-2019 antara lain adalah :
37
1. Perbaikan mutu kualitas pelayanan terhadap madrasah di dalam bidang pendidikan madrasah
dengan melaksanakan ISO 9001 tahun 2015 tentang Mutu Pelayanan, Digitalisasi tata persuratan,
dan PPDB Online. 2. Menjalin kerjasama dengan pihak Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung guna
meningkatkan mutu kualitas madrasah berupa bantuan hibah Pemerintah Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2018, didalam pengelolaan hibah tersebut kedua
belah pihak mencanangkan peningkatan kualitas dan pengembangan Madrasah Negeri antara lain
Ujian Kompetensi Guru, Pelatihan Kompetensi Guru, Tenaga kependidikan dan Siswa, perbaikan
sarana dan prasarana Information and Communication Technoligies dimana madrasah harus punya
Perpustakaan Digital. 3. Melaksanakan pemetaan potensi siswa dalam rangka bersaing dalam ajang Kompetensi Sains
Madrasah yang akan dilaksanakan dalam tingkat nasional dengan mengadakan lomba lomba
tingkat kota ataupun provinsi. 4. Melaksanakan Mandatory Prioritas Kementerian Agama Tahun 2018 antara lain Implementasi 8
Area Perubahan, Program Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam), Bina Kawasan dan Guru Kunjung,
Mengaji (Mengasah Jati Diri Indonesia), dan E-Government.
Bidang pendidikan Madrasah Kantor Wilayah kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dengan empat langkah inovasi tersebut diatas diharap mampu menjawab tantangan slogan
Madrasah Hebat Madrasah Bermartabat.
1.1.6.1.3 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Pendidikan diniyah dan pondok pesantren merupakan lembaga swadaya masyarakat yang tidak
hanya menyelenggarakan layanan Pendidikan semata tetapi juga pemberdayaan masyarakat dan pusat
keagamaan Islam. Termasuk dalam layanan pendidikan keagamaan Islam adalah layanan pendidikan
al-Qur’an.
Pada tahun 2018 jumlah Madrasah Diniyah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak
123 lembaga yang memiliki SIOP dengan jumlah guru 783 orang.
Tabel 1.42 Rekapitulasi Data Madrasah Diniyah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2018
No
Wilayah
Lembaga
Guru
Guru Penerima Santri
Kesra
1
Pangkalpinang 11 66 - 308
2
Bangka
27 162 - 756
3
Bangka Tengah 35 240 - 1.129
38
4 Bangka Selatan 16 96 - 448
5
Bangka Barat 10 67 - 324
6
Belitung
14 92 - 542
7
Belitung Timur 10 60 - 280
Jumlah 132 783 - 3.787
Jumlah lembaga Taman Pendidikan Al-Quran di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak
442 lembaga yang memiliki SIOP dengan jumlah guru 1.326 dan total santri 17.680 santri.
Tabel 1.43 Rekapitulasi Lembaga TPQ Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
No Wilayah Lembaga Guru Santri
1 Pangkalpinang 41 123 1.640
2 Bangka 37 111 1.400
3 Bangka Tengah 24 72 960
4 Bangka Selatan 98 294 3.920
5 Bangka Barat 44 132 1.760
6 Belitung 104 312 4.160
7 Belitung Timur 94 282 3.760
Jumlah 442 1.326 17.600
Adapun tantangan yang dihadapi dari program kegiatan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT)
adalah peserta Ujian Akhir Madrasah (UAM) MDT setiap tahunnya hanya diikuti oleh 60 % dari
jumlah santri yang ada. Hal ini dikarenakan santri peserta UAM lebih mengfokuskan diri pada ujian
sekolah formal, yaitu dengan mengikuti Bimbingan Belajar yang waktunya bertepatan dengan aktivitas
belajar mengajar MDT. Berbagai upaya telah dilakukan di antaranya dengan memberikan kelonggaran
waktu jeda pelaksaan UAM tersebut selama 2 minggu setelah pelaksanaan Ujian Nasional berlangsung
dan ini pun tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Tantangan Program lainnya adalah kegiatan Pekan Olahraga Santri Madrasah Diniyah
(PORSADIN) yang berevent nasional masih belum diback up oleh anggaran resmi pemerintah.
Sedangkan pada lembaga TPQ di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hambatannya adalah
sulitnya membuat kurikulum bersama untuk melakukan Ujian Munaqosah Bersama karena di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung ini lembaga TPQ terbagi ke dalam 4 wadah binaan, yaitu 23 yang mereka
fokus membesarkan wadah binaannya masing-masing.
Menyikapi permasalahan tersebut di atas, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan upaya membentuk Forum Komunikasi Pendidikan Al-
39
Qur’an (FKPQ) yang keanggotaan dan kepengurusannya dari keempat lembaga tersebut yang
mempunyai tugas menyusun program bersama berskala dari tingkat kota hingga pusat, namun
demikian forum ini masih kurang efektif karena tidak didukung oleh anggaran pemerintah.
Pondok Pesantren telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam memberikan layanan
pendidikan keagamaan Islam. Jumlah Pesantren di Bangka Belitung Tahun 2018 sebanyak 45 lembaga
dengan jumlah santri sebanyak 660 santri. Terdiri dari santri laki-laki 347. santri dan santri perempuan
313 santri. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 378 merupakan santri mukim dan 282. santri
nonmukim.
Adapun tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan Pondok Pesantren di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah :
1. Kondisi lahan yang terbatas; 2. Harga tanah yang mahal; 3. Diperlukan modal yang besar untuk membangun Pondok Pesantren
Tabel 1.44 Jumlah Pondok Pesantren dan Jumlah Santri Tahun 2018
Uraian Pkp Bangka Bateng Babar Basel Belitung Beltim Jml
Pondok -
9
8
7
6
7
8
45
Pesantren
Jumlah -
120
112
98
87
113
130
660
Santri
Mukim - 65 63 62 65 69 54 378
Non -
44
39
45
47
55
52
282
Mukim
Laki-Laki - 52 52 51 48 53 56 312
Perempuan - 50 54 51 51 55 57 318
Tabel 1.45 Jumlah Tenaga Pengajar Pondok Pesantren Tahun 2018
Pengajar Pkp Bangka Bateng Babar Basel Belitung Beltim Jumlah
Kyai/ -
122
117
117
120
117
115
708
Ustadz
Selain menyelenggarakan Pendidikan Keagamaan, sebagian pesantren juga menyelenggarakan
program Wajib Belajar 12 Tahun. Pada tahun 2018 jumlah pondok pesantren penyelenggara program
Wajar 12 Tahun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 7 pondok pesantren yang terletak di
Kabupaten/Kota terdiri atas penyelenggara Tingkat Ula sebanyak 42 pesantren, tingkat wustha
sebanyak 14. Total jumlah santri program Wajar 12 Tahun sebanyak 141 santri, terdiri atas santri
Tingkat Ula sebanyak 42 santri, Tingkat Wustha sebanyak 80 santri, dan Tingkat Ulya sebanyak 19
santri.
40
Tabel 1.46 Data Santri Wajar 12 Tahun Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
JUMLAH SANTRI
NO KABUPATEN/KOTA (TINGKAT) JUMLAH
ULA WUSTHA ULYA
1 Pangkalpinang 11 - - 11
2 Bangka
4 22
- 26
3 Bangka Tengah 27 58 19 104
TOTAL JUMLAH 42 80 19 141
Diagram 1.2 Santri Wajar 12 Tahun Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Data Santri Wajib Belajar 12 Tahun
13% 5%
Pangkalpinang
50%
Bangka
Bangka Tengah
32%
Total Jumlah
Gambar 1.8. Kontingen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada MQK Tingkat Nasional Ke
VI
41
1.1.6.1.4 Peningkatan Pendidikan Agama Islam
Kebijakan Nasional Kementerian Agama Tahun 2014-2019 (KMA Nomor 39 Tahun 2015)
diarahkan pada peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menuju tercapainya kesejahteraan
hidup rakyat,kemandirian, keluhuran budi pekerti dan kemandirian bangsa yang kuat yang ditempuh
melalui : 1. Peningkatan dan jumlah kapasitas guru; 2. Pemberian bantuan dan fasilitas ; 3. Pengembangan kurikulum dan metedologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang efektif
dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), kebijakan Kementerian Agama tahun 2014 –
2019 diarahkan pada peningkatan kualitas, Adapun target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah:
1) tersedianya layanan PAI pada sekolah; 2) meningkatnya mutu layanan PAI pada sekolah; dan 3)
meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama peserta didik. Strategi pencapaian
yang digunakan antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana prasarana PAI pada
sekolah,pembentukan dan peningkatan kapasitas Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) PAI dan pemberdayaan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Pendidikan
Agama Islam, peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar PAI, pengembangan standar model PAI
pada sekolah serta peningkatan partisipasi dan kemitraan sekolah, masyarakat dan pihak terkait
lainnya.
Program lain terkait dengan pendidikan agama Islam pada sekolah adalah peningkatan mutu dan
kesejahteraan pendidik dan pengawas PAI. Adapun target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah: 1) meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam; dan 2)
meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam. Adapun strategi
yang digunakan antara lain melalui peningkatan kompetensi dan kualifikasi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan agama Islam, penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya bagi guru,
peningkatan wawasan guru melalui program pertukaran guru PAI, penyediaan subsidi tunjangan
fungsional bagi guru PAI Non PNS dan penyediaan tunjangan profesi bagi guru PAI.
Pada Tahun Pelajaran 2017/2018 jumlah guru PAI di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebanyak 1.432 guru, terdiri atas guru PAI pada tingkat TK/PAUD sebanyak 36 guru,tingkat SD
sebanyak 794 guru,tingkat SMP sebanyak 173 guru, dan tingkat SMA sebanyak 71 guru serta tingkat
SMK sebanyak 58 guru.
Berdasarkan data PAI Tingkat dasar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut di atas
ternyata masih terdapat permasalahan, yaitu :
1. Kekurangan anggaran TPG Non PNS yang berdampak pada terhutangnya pembayaran TPG guru
PAI rata-rata 4 bulan setiap tahunnya;
42
2. Masih banyak guru PAI yang belum tersertifikasi.
Menyikapi permasalahan tersebut di atas telah dilakukan upaya peningkatan pelayanan Guru PAI
pada sekolah umum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan melanjutkan pembayaran TPG
Non PNS, mengusulkan pengangkatan Guru Agama Islam dan mengusulan calon peserta Pendidikan
Profesi Guru (PPG) melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian
Agama RI.
Di samping itu kegiatan penunjang kesiswaan antara lain :
1. Pentas PAI (SD, SMP, SMA/SMK) Tingkat Kota/Kab. Provinsi dan Nasional; 2. ROHIS (SMA/SMK) Tingkat Kota/Kab. Provinsi dan Nasional; 3. Kegiatan Pesantren Kilat SD, SMP, SMA/SMK dan membangun kemitraan dengan GPAI melalui
Forum Komunikasi Guru TK (FKGTK), KKG PAI SD, MGMP PAI SMP dan SMA/SMK.
Tabel 1.47 Jumlah Guru PAI Berdasarkan Tingkatan
No
Kota / Kabupaten
Jumlah Guru PAI
TK
SD
SMP
SMK
Jumlah
1 Pangkalpinang 7 133 27 21 188
2 Bangka 5 102 25 19 151
3 Bangka Tengah 4 98 24 16 142
4 Bangka Selatan 5 120 23 20 168
5 Bangka Barat 4 109 23 20 156
6 Belitung 6 119 27 22 174
7 Belitung Timur 5 113 24 21 163
Jumlah 36 794 173 139 1.132
Tabel 1.48 Jumlah Guru PAI Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No
Kota / Kabupaten
Kualifikasi PAI
SLTA
S1
S2
S3
Jumlah
1 Pangkalpinang 0 16 2 0 18
2 Bangka 2 22 4 0 128
3 Bangka Tengah 5 38 2 0 45
4 Bangka Selatan 3 64 1 0 68
5 Bangka Barat 2 72 1 0 75
6 Belitung 1 129 4 0 134
7 Belitung Timur 0 0 0 0 0
Jumlah 13 441 14 0 460
43
Tabel 1.49 Jumlah Guru PAI Berdasarkan Sertifikasi
Jumlah Guru PAI No Kota / Kabupaten
Belum Sudah Jumlah
1 Pangkalpinang 67 17 84
2 Bangka 78 110 188
3 Bangka Tengah 97 31 128
4 Bangka Selatan 80 52 132
5 Bangka Barat 110 56 166
6 Belitung 61 112 173
7 Belitung Timur 127 0 127
Jumlah 620 378 990
Tabel 1.50 Data Guru Agama Kristen
NO
GURU
JUMLAH
2010
2011
2012
2013
2014
1 PNS 13 13 13 13 13
2 NON PNS 45 46 47 47 47
JUMLAH 58 59 60 60 60
1.1.6.2 Pendidikan Agama Kristen Peningkatan Kompetensi dan kualitas guru pendidikan agama Kristen tingkat Dasar dan
Menengah telah dilakukan melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru pendidikan
agama Kristen pada tahun 2014 sebanyak 12 orang. Selain itu untuk meningkatkan pelayanan dan
mutu guru pendidikan agama Kristen pada tahun 2014 persentase guru pendidikan agama Kristen yang
telah bersertifikasi sebesar 20 %. Kemudian pada Tahun 2014 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung memberikan Tunjangan Fungsional pada Guru Non PNS Pendidikan Agama Kristen
sebanyak 20 orang. Hal tersebut masih berbanding jauh dengan jumlah Guru Pendidikan Agama
Kristen Non PNS yaitu sebanyak 47 orang.
44
1.1.6.3 Pendidikan Agama Katolik
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan Katolik selama lima tahun terakhir telah dilakukan
sejumlah upaya melalui perluasan akses, peningkatan mutu dan pengembangan lembaga pendidikan
agama dan keagamaan.
Peningkatan mutu guru pendidikan agama Katolik terlihat dari jumlah guru pendidikan agama
Katolik yang sudah dilakukan sertifikasi pada tahun 2014 sebanyak 8 orang. Selain itu peningkatan
mutu guru pendidikan agama katolik terlihat pada jumlah guru pendidikan agama katolik non PNS
yang menerima Tunjangan Fungsional sebanyak 21 orang.
NO
GURU
JUMLAH
2010
2011
2012
2013
2014
1 PNS 5 8 8 8 8
2 NON PNS 19 19 19 20 21
JUMLAH 14 27 27 28 29
Tabel 1.51 Data Guru Agama Katolik Tahun 2010 - 2014
Data Guru Pendidikan Agama Katolik pada Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2018 sebagai
berikut:
Tabel 1.52 Data Guru Agama Katolik Tahun 2015 - 2018
NO
GURU
JUMLAH
2015
2016
2017
2018
1 PNS 8 8 8 8
2 NON PNS 24 24 23 25
JUMLAH 32 32 31 33
Guru Pendidikan Agama Katolik Non PNS yang berhak menerima tunjangan profesi baik yang
sudah inpassing maupun yang belum inpassing pada Tahun 2018 sebanyak 4 orang.
Selain itu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
memberikan bantuan kepada lembaga-lembaga pendidikan. Jumlah penerima bantuan lembaga
pendidikan pada tahun 2014 sebanyak 35 lembaga pendidikan.
1.1.6.4 Pendidikan Agama Hindu
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan
peningkatan kualifikasi ijazah menjadi Sarjana/Diploma IV guru pendidikan Agama Hindu sebanyak
45
1 orang. Selain itu pada tahun 2014 sebanyak 1 orang Guru Pendidikan Agama Hindu telah
bersertifikasi.
Tabel 1.53 Data Guru Agama Hindu Tahun 2010 – 2014
NO
GURU
JUMLAH
2010
2011
2012
2013
2014
1 PNS 1 1 1 1 2
2 NON PNS 1 1 1 1 1
JUMLAH 2 2 2 2 3
Tabel 1.54 Data Guru Agama Hindu Tahun 2015 - 2018
NO
GURU
JUMLAH
2015
2016
2017
2018
1 PNS 2 2 2 2
2 NON PNS 1 1 1 1
JUMLAH 3 3 3 3
1.1.6.5 Pendidikan Agama Buddha
Dalam rangka meningkatkan mutu lembaga pendidikan agama Buddha, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan bantuan pada tahun 2014
sebanyak 4 lembaga pendidikan keagamaan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Buddha tahun 2015 – 2019 akan
dilakukan berbagai upaya melalui pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan keagamaan.
Peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan Buddha dilakukan dengan pelatihan/seminar,
pemberian tunjangan/insentif bagi guru agama Buddha, bantuan sarana prasarana dan bantuan
operasional lembaga pendidikan.
Jumlah Guru pendidikan agama Buddha pada tahun 2018 sebanyak 46 orang dengan rincian
sebanyak 17 guru berstatus sebagai PNS dan sebanyak 29 guru berstatus Non PNS dan semua sudah
tersertifikasi 100% sejak tahun 2014.
1.1.7 Peningkatan Kualitas Tatakelola Pembangunan Bidang Agama
Terciptanya tatakelola kepemerintahan yang bersih merupakan salah satu prasyarat bagi
tercapainya lembaga birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Sejumlah langkah telah ditempuh
dalam upaya penguatan tatakelola kepemerintahan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
46
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam lingkup tata kelola perencanaan program, kepegawaian
dan keuangan.
1.1.7.1 Tata Kelola Perencanaan Program
Dalam rangka peningkatan efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan program yang
terkandung didalam dokumen perencanaan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung telah mulai melakukan restrukturisasi program dan anggaran sejak tahun 2010.
Restrukturisasi dimaksud untuk menjamin terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara efektif, efisien, terpadu, menyeluruh,
berkeadilan, dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah
diamanatkan dalam peraturan perundangan-undangan negara.
Secara keseluruhan, unit perencanaan pada Kantor Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung bertanggung jawab atas penyusunan dokumen DIPA yang merupakan dokumen
pelaksanaan anggaran.
Mekanisme penyusunan anggaran pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dilakukan sesuai dengan arahan Menteri Agama yaitu unit teknis bertugas
untuk menyampaikan usulan anggaran sesuai dengan tugas fungsi, skala prioritas dan kegiatan yang
diperlukan. Sedangkan Bagian Tata Usaha bertugas sebagai koordinator penyusunan anggaran dan
kegiatan dengan memastikan bahwa usulan dari unit teknis telah disusun sesuai dengan peraturan
teknis penyusunan anggaran dan telah sesuai dengan kebijakan pimpinan.
1.1.4.1 Tata Kelola Kepegawaian
Dalam menjalankan tugas fungsinya, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sampai dengan Tahun 2014 didukung oleh 1.027 orang Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki berbagai kompetensi sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
Setelah dilakukan pembaharuan data maka data statistik jumlah pegawai berdasarkan
jabatannya masing-masing pada tahun 2018 per 30 September 2018 sebagai berikut:
47
Tabel 1.55 Data Statistik PNS Di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Berdasarkan Jabatan
Dalam proses pembinaan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berupaya menggali secara mendasar potensi sumber daya manusia yang
dimiliki melalui penanaman 5 (lima) budaya kerja yakni Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung
Jawab dan Keteladanan dilakukan melalui kegiatan seminar, workshop, sosialisasi dan orientasi
kepegawaian. 1.1.4.2 Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan
Dalam menyusun Laporan Keuangan dilakukan empat strategi antara lain rekruitment tenaga
akuntansi, penataan aset dan penyelamatan BMN, pembuatan sertifikat tanah bagi aset tanah yang
belum ada bukti kepemilikannya, pengembalian aset-aset yang dikuasai oleh pihak ketiga.
Dalam upaya menyajikan Laporan Keuangan yang layak, langkah-langkah yang dilakukan oleh
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya adalah :
1. Melaksanakan sosialisasi, bimtek dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal penyusunan
Laporan Keuangan 2. Penunjukkan Duta Akrual SAIBA dan BMN dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan operator dalam menyajikan Laporan Keuangan dan dalam membangun koordinasi
dengan operator sejawat dan unit terkait 3. Melakukan pengamanan aset khususnya aset tanah secara bertahap dengan melakukan proses
sertifikasi tanah atas nama Kementerian Agama.
Sasaran strategis dalam hal Laporan Keuangan adalah mempertahankan opini Wajar Tanpa
Pengecualian yang selama ini sudah diraih oleh Kementerian Agama.
48
1.1.4.3 Inventarisasi, Revaluasi dan Penyelamatan Aset
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kapasitas
sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang sekaligus sebagai Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Barang Wilayah mempunyai tanggung jawab untuk mengadministrasikan dan menyusun
laporan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persoalan klasik yang dihadapi adalah
pengadministrasian / pengelolaan dan pencatatan aset tidak bergerak berupa tanah, gedung dan
bangunan. Dalam hal pengamanan aset tanah telah dilakukan beberapa hal diantaranya : 1, Pensertifikatan tanah atas nama Kementerian Agama secara bertahap baik dengan menggunakan
anggaran APBN Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
maupun melalui koordinasi dan kerjasama dengan Kementerian Keuangan dan Badan Pertanahan
Nasional dalam Program Pemutihan Pensertifikatan Tanah Milik Negara. 2. Berkordinasi dengan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama dalam hal ini Biro Keuangan dan
BMN dan Biro Hukum dan KLN dalam rangka penyelesaian aset tanah dan bangunan yang
dikuasai oleh pihak ketiga. 3. Berkoordinasi dengan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka menjajaki
kemungkinan hibah aset tanah milik Pemda yang digunakan untuk Madrasah dan KUA kepada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .
1.1.4.4 Penataan Organisasi Pengaturan organisasi Kementerian Agama saat ini ditetapkan melalui Peraturan Presiden No.
24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Agama. Dalam pemerintahan negara, Kementerian Agama
termasuk kementerian yang tidak diotonomikan, sehingga selain instansi pusat, Kementerian Agama
memiliki instansi vertikal yang terdapat di daerah, dan unit pelaksana teknis (UPT), sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama.
Salah satu upaya penataan organisasi adalah melaksanakan penegerian madrasah-madrasah
swasta menjadi madrasah negeri dimana permintaan sekolah plus agama semakin meningkat di
masyarakat Bangka Belitung. Penegerian madrasah tersebut juga untuk memaksimalkan kualitas
pelayanan madrasah dari sisi tenaga pendidik dan sarana prasarana pendidikan. Masyarakat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berbondong-bondong mendaftar kesana dikarenakan madrasah negeri
merupakan sekolah plus agama negeri dibawah pembinaan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Selain itu upaya untuk penataan organisasi dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengadakan Asesmen di Lingkungan Kantor Wilayah
Kementerioan Agama Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk semua jenjang jabatan
49
yaitu Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, Pejabat Eselon V (Kepala Urusan Tata Usaha), Kepala
Madrasah Negeri dan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. The Right Man In The Right Place
adalah kebutuhan setiap organisasi dalam melakukan penataan. Jantung penataan organisasi adalah
Top Leader yang dapat berjalan seirama dengan 5 unsur Budaya Kerja Kementerian Agama.
1.1.4.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara transparan dan akuntabel,
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan berbagai
upaya untuk memberikan akses informasi kepada publik dalam bentuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang di sajikan berupa informasi berbasis Website
babel.kemenag.go.id sebagai media informasi internal yang dapat diakses oleh publik. Dalam
perkembangannya, pemanfaatan TIK mendorong terwujudnya e-government dan mendukung
Pembangunan Zona Integritas. Website babel.kemenag.go.id adalah wadah sistem informasi yang di
dalamnya terintegrasi berbagai sistem informasi unit kerja, satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu dari aspek dukungan pada
website Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah berita
kegiatan dari masing-masing unit kerja dan info layanan yang tersedia di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berencana
mengembangkan website babel.kemenag.go.id, yang akan terintegrasi dengan sosial media dalam
bentuk akses informasi, layanan pengaduan dan informasi publik.
Selain website Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga
memanfaatkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan telah berfungsi untuk memberikan
dukungan pengadaan dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (Simpeg), Elektronik Monitoring Pelaksanaan Anggaran (e-MPA), sementera itu untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan tugas, maka telah dikembangkan sistem surat
elektronik berbasis e-mail, sosial media fb.com/Kantor Wilayahagamababel, dan twitter.com/Kantor
Wilayah_agamababel dilingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
1.1.4.6 Implementasi Reformasi Birokrasi
Sebagai wujud peningkatan kualitas kinerja pegawai dan pelayanan publik, Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyusun pedoman penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk seluruh unit organisasi dan unit kerja. Di samping itu, pelaksanaan
tugas dan fungsi sesuai dengan aturan mengenai tata kerja yang baru, yaitu PMA 13 Tahun 2012
50
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah melakukan analisis jabatan yang
menghasilkan peta jabatan, uraian jabatan dan informasi beban kerja.
Selain itu dari sisi penguatan Reformasi Birokrasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan pengukuhan Tim Agen Perubahan dimana merupakan
implementasi dari 8 area perubahan Reformasi Birokrasi, kemudian Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga melaksanakan pengukuhan Tim Satuan Tugas
Sistim Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
Setiap tahunnya, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga
melaksanakan penyelesaian hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan dan Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama RI dimana Sub Bagian Ortala dan Kepegawaian memfasilitasi tempat pertemuan
untuk penyelesaian hasil temuan antara Satuan Kerja dengan auditor-auditor BPK atau Irjen
Kementerian Agama.
1.1.4.7 Peningkatan Kualitas Kebijakan
Peningkatan kualitas kebijakan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
keagamaan kepada masyarakat.Untuk itu, dilakukan identifikasi masalah kebijakan, pemetaan
kebutuhan kebijakan, riset pengembangan kebijakan, dan penyusunan draft kebijakan di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .
Secara internal, peningkatan kualitas kebijakan dilakukan untuk optimalisasi pelayanan pegawai
kepada masyarakat, penguatan komitmen pegawai dalam melaksanakan layanan, peningkatan mutu
layanan, efisiensi dan efektifitas layanan, serta penguatan prinsip layanan yang akuntabel dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal tersebut terlihat pada beberapa kebijakan seperti pengukuhan tim
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Selain itu reward dan punisment juga diberlakukan
untuk semua pegawai pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Kemudian peningkatan kinerja pegawai yang langsung berimbas pada peningkatan kualitas
pelayanan secara rutin terus menerus dilakukan melalui Aplikasi E-SIEKA Kementerian Agama.
Sementara secara eksternal, peningkatan kualitas kebijakan dilakukan dengan memperhatikan
dinamika sosial keagamaan yang berkembang di masyarakat. Pendirian Pelayanan Terpadu Satu Pintu
merupakan sebuah terobosan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dalam melayani secara eksklusif dan cepat kepada masyarakat. Jalur birokrasi yang terlalu
panjang dapat dipotong langsung dengan pendirian PTSP pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal tersebut merupakan langkah berani yang dilakukan Kantor
51
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam melayani masyarakat secara
eksternal tanpa masuk ke dalam kantor dan tanpa jalur birokrasi yang panjang.
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN
Mempertimbangkan berbagai kondisi objektif dan hasil capaian program pembangunan bidang
agama periode 2010-2014 serta tantangan pada periode 2015-2019, maka diperlukan identifikasi yang
cermat terhadap potensi dan permasalahan sebagai salah satu masukan penting bagi perumusan
kebijakan dan penetapan strategi pembangunan bidang agama lima tahun mendatang, yakni periode
2015-2019.
Potensi dan permasalahan akan ditelaah berdasarkan lima isu strategis yang menjadi fokus
pembangunan bidang agama dan pendidikan. Telaah tersebut mempertimbangkan sejumlah faktor
penting yang ditengarai akan mempengaruhi pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan
khususnya pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.
1.2.1 Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama
Sejumlah potensi yang dapat mendukung keberhasilan peningkatan kualitas pemahaman dan
pengamalan keagamaan masyarakat, antara lain: 1. Pengalaman panjang umat beragama di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dalam upaya membangun pola hubungan antara agama dan negara yang harmonis
dan mewujudkan kerukunan umat beragama di tengah kemajemukan yang ada, menunjukkan
keserasian antara nilai-nilai agama dan demokrasi dan menampilkan wajah keberagamaan yang
moderat dan toleran. Hal ini dapat menjadi modal kekuatan untuk meningkatkan peran Indonesia
dalam mendorong proses demokratisasi dan mengembangkan wawasan keagamaan yang inklusif di
era global; 2. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pemahaman dan
pengamalan keagamaan. Partisipasi itu terwujud dalam bentuk berbagai kegiatan bimbingan,
pengajaran dan penyuluhan keagamaan yang selama ini dilakukan secara mandiri, swadaya dan
swadana oleh masyarakat. Tingginya tingkat partisipasi ini dipandang sebagai potensi yang dapat
memberi kontribusi penting bagi keberhasilan upaya peningkatan kualitas pemahaman dan
pengamalan keagamaan.
Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan pemahaman dan
pengamalan agama, antara lain: 1. Terlihat adanya kesenjangan yang masih cukup lebar antara nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
ajaran agama dengan perilaku umat beragama. Di satu sisi, berbagai kegiatan keagamaan tampak
begitu semarak dan dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kegairahan keagamaan
52
masyarakat. Namun, di sisi lain, tingkat perilaku sosial yang menyimpang masih tetap cenderung
tinggi, antara lain ditandai dengan masih tetap tingginya angka kriminalitas, maraknya kasus-kasus
perbuatan asusila, serta jumlah kasus korupsi yang juga tidak berkurang intensitasnya; 2. Masih terjadinya berbagai konflik yang disertai kekerasan atas nama agama. Hal ini mencerminkan
berkembangnya pemahaman keagamaan yang sempit, eksklusif, dan tidak toleran di kalangan
masyarakat, yang dapat mengganggu keharmonisan kehidupan beragama dan pada gilirannya dapat
memberi kontribusi negatif bagi keberhasilan pembangunan nasional; 3. Terbukanya ruang bagi kemunculan berbagai paham keagamaan, baik yang bersifat lokal maupun
transnasional, sebagai dampak dari keterbukaan di era reformasi dan globalisasi, tetapi tidak diringi
dengan kedewasaan masyarakat dalam beragama.
Program pelayanan dan pembinaan syariah dalam rangka meningkatkan kualitas pemahaman dan
pengamalan ajaran agama diwujudkan dalam pembahasan pelaksanaan nilai-nilai syariah dan
penentuan hisab dan rukyat, serta arah kiblat. Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan
Bimas Islam diantaranya berupa orientasi penentuan kriteria paham dan aliran menyimpang,
pembinaan dan resolusi konflik internal akibat perbedaan paham dan keyakinan yang terjadi di daerah.
Program penting yang telah dan terus akan dilakukan adalah upaya penyatuan persepsi dan
langkah dalam penentuan kalender Islam dalam rangka mewujudkan kerukunan dan kebersamaan
internal umat Islam dalam pelaksanaan hari raya/hari besar Islam. Dalam perpektif ormas terhadap
penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal, serta 10 Dzuihijjah, setidaknya telah muncul kesadaran bersama
akan pentingnya menghargai perbedaan pada internal umat. Satu catatan penting atas capaian
pelaksanaan program ini adalah kesadaran bersama dalam menghargai perbedaan dalam penentuan
kalender hijriyah yang terwujud dalam kebersamaan pelaksanaan sidang itsbat yang dihadiri oleh
seluruh ormas Islam dan diikuti oleh seluruh penggiat falak di tanah air dalam melakukan rukyat hilal
yang hasilnya sama-sama dinantikan oleh kaum muslimin dalam keputusan hasil sidang itsbat oleh
Menteri Agama RI.
1.2.2 Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama
Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama,
antara lain: 1. Tersedianya kerangka regulasi yang menyediakan pedoman pelaksanaan tugas bagi kepala
daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama. pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan pendirian rumah ibadat 2. Terdapat satu FKUB Provinsi dan enam FKUB Kota/Kabupaten;
53
3. Keberadaan tokoh agama-tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda yang dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kerukunan (Alumnus SABDA/Sekolah Agama-
agama dan Bina Damai); 4. Jalinan kerja sama dengan organisasi agama yang tergabung dalam forum di masing-masing
Bimas.
Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan kerukunan umat
beragama, antara lain: 1. Adanya persepsi sebagian masyarakat bahwa berbagai program peningkatan kerukunan yang
dikembangkan cenderung bersifat elitis, dalam arti baru menyentuh lapisan elite agama, baik tokoh
agama maupun majelis agama, tetapi belum menjangkau masyarakat yang lebih luas; 2. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kerukunan selama ini lebih menekankan pada pendekatan
struktural-formal daripada pendekatan kultural-informal yang lebih mengapresiasi peranan dan
partisipasi masyarakat serta mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal; 3. Masih terdapat juru penerang/dakwah yang menyampaikan materi penyiaran agama dengan
mengabaikan realitas sosial yang plural (majemuk); 4. Rendahnya sumber daya manusia yang dapat mendukung program kerukunan; 5. Sikap sejumlah media yang kurang sensitif terhadap upaya pemeliharaan kerukunan umat
beragama; 6. Dinamika internal umat beragama yang berpotensi menimbulkan konflik internal dan eksternal umat
beragama; 7. Penyalahgunaan agama dan simbol-simbol keagamaan untuk kepentingan politik dan ekonomi
tertentu; 8. Masih berkembangnya kelompok-kelompok yang cenderung melakukan tindakan intoleran
sehingga mengganggu ketertiban umum dan kerukunan umat beragama,
1.2.3 Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama
Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan keagamaan, antara lain:
1. Tersedianya struktur organisasi Kementerian Agama yang memungkinkan penyediaan pelayanan
sampai tingkat kecamatan, seperti pelayanan administrasi keagamaan bagi umat Islam pada
Kantor Urusan Agama (KUA), meliputi pelayanan pernikahan, nasihat perkawinan, bimbingan
haji, administrasi perwakafan, pembinaan keluarga sakinah serta pelayanan pembinaan umat
secara umum; 2. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat, terutama tokoh agama, juru penerang/dakwah, dan
lembaga keagamaan dalam penyediaan pelayanan bagi umatnya masing-masing. Hal ini tentu
menjadi potensi penting bagi keberhasilan pelayanan keagamaan mengingat terbatasnya
54
kemampuan dan kapasitas di bidang penyediaan pelayanan keagamaan, terutama menyangkut
urusan pernikahan, penyediaan kitab suci, pengelolaan potensi ekonomi keagamaan, serta
bimbingan dan penyuluhan agama.
Sejumlah permasalahan yang dapat menghambat upaya peningkatan kualitas pelayanan
keagamaan, antara lain:
1. Jumlah tenaga penyedia pelayanan keagamaan, dilihat dari distribusi dan rasio kecukupan
tenaga dibanding yang dibutuhkan, masih jauh dari memadai;
2. Berkembangnya persepsi di kalangan masyarakat tentang masih rendahnya dukungan
pemerintah kepada aparatur penyedia pelayanan, seperti para tenaga pembimbing dan penyuluh
keagamaan, baik PNS dan honorer maupun unsur pemuka dan tokoh agama, serta penghulu
dan pembantu petugas pencatat nikah (P3N);
3. Masih muncul keluhan masyarakat menyangkut kualitas pelayanan administrasi keagamaan,
seperti besaran biaya nikah, prosedur pengurusan administrasi, serta pungutan liar (pungli);
4. Kompetensi dan profesionalisme aparat penyedia layanan secara umum belum cukup memadai;
5. Masih rendahnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional
Prosedur (SOP) di berbagai bidang pelayanan;
6. Pada beberapa daerah yang umat beragamanya sedikit, tidak didukung struktur organisasi
minimal yang memadai;
7. Pembinaan umat Khonghucu yang masih relatif baru belum didukung dengan ketersediaan data
yang memadai terkait dengan jumlah umat Khonghucu, tempat ibadat, jumlah rohaniwan
Khonghucu, dan jumlah penyuluh agama, yang mengakibatkan pelayanan keagamaan umat
Khonghucu belum optimal.
Disamping itu yang menjadi persoalan pelayanan keagamaan urusan agama Islam diantaranya sebagai
berikut: 1. Kurangnya dukungan sarana prasarana layanan KUA se- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baik
sarana prasarana manajemen perkantoran dan dukungan terhadap kinerja sistem informasinya; 2. Masih banyak status tanah dan bangunan KUA di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang bukan
milik Kementerian Agama sehingga diperlukan hibah lahan KUA milik Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung kepada Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 3. Belum ada Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji dengan sumber dana SBSN di
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 4. Perlu adanya regulasi akhir tahun pengelolaan PNBP NR terkait penyetoran dan pencairan PNBP
NR bulan Desember (khususnya pencairan Jasa Profesi Penghulu); 5. Masih belum ada singkronisasi tata kelola dan proses revisi DIPA PNBP NR sehingga diperlukan
mekanisme dan prosedur sesuai aturan yang berlaku secara efektif dan efisien.
55
1.2.4 Peningkatan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan
Sejumlah potensi yang berpotensi mendukung upaya pengembangan dana dan aset sosial
keagamaan, antara lain:
1. Tingginya animo masyarakat dalam menjalankan ibadah sosial keagamaan dan melakukan wisata
keagamaan dalam berbagai jenis dan bentuknya; 2. Tersedianya kerangka regulasi sebagai landasan yuridis bagi optimalisasi pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan seperti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,
yang telah diperbarui melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, dan
Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pendaftaran Administrasi Wakaf Uang; 3. Berkembangnya lembaga-lembaga pengelola potensi ekonomi keagamaan. Melalui UU No. 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, sebagaimana telah diperbarui melalui UU No. 23 Tahun
2011, pemerintah telah membentuk Badan Amil Zakat (BAZ) sebagai lembaga pengelola zakat.
Eksistensi BAZ diharapkan dapat membangun kemitraan yang kokoh dengan Lembaga Amil
Zakat (LAZ), bahkan diharapkan menjadi lembaga pengelola zakat yang profesional dan
kompeten, sehingga menjadi model bagi lembaga pengelola zakat lainnya. Demikian pula melalui
UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, pemerintah telah membentuk Badan Wakaf Indonesia
(BWI) sebagai lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan nasional. Keberadaan
BWI ini diharapkan mampu membina pengelola wakaf (Nazhir) secara nasional sehingga menjadi
pusat pengembangan ekonomi umat berbasis wakaf, dan menjadi lembaga yang mendorong
tumbuhnya profesionalisme pengelolaan, pemberdayaan, dan pengembangan wakaf produktif; 4. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi keagamaan yang berperan
sebagai mitra strategis Pemerintah; 5. Sudah terjalin kerjasama antara pemerintah dengan lembaga-lembaga sosial keagamaan; 6. Sebagian lembaga sosial keagamaan telah menunjukkan kinerja, profesionalisme dan integritas
yang tinggi. Lembaga tersebut dapat dijadikan model bagi upaya pemberdayaan lembaga sosial
keagamaan yang lebih luas.
Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan pemanfaatan dana
dan aset sosial keagamaan. antara lain: 1. Masih berkembang persepsi keliru bahwa fungsi dana dan aset sosial keagamaan itu hanya
diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan penganut agama bersangkutan. Sumber-sumber
ekonomi keagamaan itu belum dapat dimanfaatkan bagi masyarakat secara lintas agama;
56
2. Masih banyak masyarakat yang belum paham bahwa zakat bukan hanya berupa zakat fitrah namun
juga zakat yang wajib dikeluarkan dari setiap penghasilan, investasi, kegiatan produktif lain
seperti jual-beli dan sewa-menyewa; 3. Masih ada kecurigaan di kalangan sebagian masyarakat terhadap usaha-usaha pemerintah dalam
meningkatkan mutu pengelolaan sumber-sumber ekonomi keagamaan; 4. Dana dan aset sosial keagamaan umumnya masih dikelola secara tradisional, Diperlukan perhatian
dan dukungan yang sungguh-sungguh dari semua pihak, terutama pemerintah, agar potensi
ekonomi keagamaan dapat dikembangkan dan dikelola secara professional; 5. Belum tersedianya atau belum termutakhirkannya database lembaga sosial keagamaan yang
mengandung informasi yang cukup terperinci mengenai profil dari lembaga sosial keagamaan
berikut rekam jejak kiprah mereka dalam fokus bidang yang menjadi garapan mereka; 6. Secara umum lembaga sosial keagamaan bervariasi dari segi kemandirian, fokus bidang garapan,
pola dan ritme kerja serta sumber daya yang dimiliki. Hal ini belum lagi ditambah dengan
heterogenitas kecenderungan dan orientasi ideologis masing-masing lembaga sosial keagamaan.
1.2.5 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan mutu penyelenggaraan ibadah haji,
antara lain: 1. Tersedianya peraturan perundang-undangan seperti UU tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
yang menjadi acuan bagi upaya peningkatan kualitas pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
bagi jemaah haji; 2. Dana setoran awal BPIH dapat dimanfaatkan untuk mendukung penyelenggaraan haji, sehingga
lebih bermanfaat bagi jemaah haji dan kesejahteraan umat.Untuk itu diperlukan undang-undang
yang mengatur pengelolaan dana haji yang memberikan peluang investasi dan jaminan keuangan; 3. Tingginya peran masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji yang direpresentasikan melalui
berkembangnya Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH). Di samping itu juga terdapat peran serta Penyelenggara Perjalanan Ibadat Umrah
(PPIU) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas perjalanan ibadah umrah; 4. Jaringan teknologi informasi yang berkembang pesat menjadi potensi penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan haji; 5. Meningkat kapasitas ekonomi sebagian umat turut meningkatkan minat dan kemampuan umat
dalam melaksanakan ibadah umrah.
Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya pembenahan diri dari berbagai aspek, melalui
pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan dukungan sistem manajemen yang handal terus
dilakukan. Sistem manajemen penyelengaraan ibadat haji diarahkan pada upaya memenuhi asas
57
keadilan, profesional dan akuntabilitas, namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa
permasalahan yang dapat menghambat upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan haji, antara lain: 1. Profil jamaah haji yang beragam dari segi latar belakang usia, pendidikan, etnis, bahasa dan
budaya; 2. Perbedaan kondisi geografis, sosial budaya, adat istiadat, dan bahasa merupakan kendala tersendiri
bagi petugas haji; 3. Masih terbatasnya pembinaan terhadap Kelompok Bimbingan Ibadat Haji (KBIH) sebagai mitra
Kementerian Agama; 4. Belum semua lembaga penyelenggara umrah terbina dan terawasi dengan baik sehingga masih
menimbulkan resiko penyelenggaraan umrah yang kurang aman dan nyaman.
1.2.6 Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
Tujuan pendidikan agama dan keagamaan adalah untuk membina peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dan mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang cerdas dengan tetap memahami atau menjadi ahli ilmu
agama dan mengamalkan ilmunya sesuai denga nilai-nilai kebaikan universal yang terkandung dalam
ajaran agama. Fungsi pendidikan yang terdapat di bawah kewenangan Kementerian Agama selain
difokuskan kepada peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, juga difokuskan kepada
pendidikan ilmu pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan memainkan peranan penting
dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa ini. Pengalaman menunjukan bahwa pendidikan
memberi manfaat yang luas bagi kemajuan bangsa, mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan
berakhlak mulia serta membangun ekonomi menuju masyarakat sejahtera dalam jajaran bangsa-bangsa
dunia.
Lingkup pendidikan yang menjadi tugas Kementerian Agama meliputi:
1. Berdasarkan jenisnya Kementerian Agama mengelola pendidikan umum berciri khas agama,
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan serta pendidikan agama pada satuan pendidikan
umum; 2. Berdasarkan jenjangnya Kementerian Agama mengelola pendidikan dari tingkat anak usia dini,
tingkat dasar, tingkat menengah dan sampai tingkat pendidikan tinggi; 3. Berdasarkan jalurnya Kementerian Agama mengelola pendidikan formal, non formal dan informal.
1.2.6.1 Pendidikan Umum Berciri Khas Agama
Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan umum
berciri agama antara lain:
58
1. Besarnya peran masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan pendidikan umum
berciri agama seperti RA/BA, madrasah, dan pendidikan tinggi keagamaan Islam; 2. Kualitas pembelajaran di madrasah secara umum dapat mengimbangi kualitas pembelajaran di
sekolah umum, yang ditunjukkan oleh persentase kelulusan siswa madrasah dalam Ujian Nasional
yang menyamai, dan bahkan sebagiannya, melampaui persentase kelulusan siswa sekolah umum; 3. Adanya kebijakan nasional yang memposisikan pendidikan madrasah setara dengan pendidikan
pada sekolah umum; 4. Mutu lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam, meski baru dalam jumlah kecil, menunjukkan
peningkatan dan semakin diakui secara internasional; 5. Lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam khususnya universitas keagamaan telah menjadi
wadah bagi jejaring internasional dengan universitas dan lembaga pendidikan tinggi yang lain di
seluruh belahan dunia; dan 6. Tersedianya sumber daya internasional yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan
tinggi keagamaan Islam, baik berupa ketersediaan beasiswa bagi mahasiswa dan dosen, program
pertukaran, kerjasama riset, dan sebagainya.
Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan akses dan
mutu pendidikan umum berciri khas agama antara lain adalah: 1. Penyelenggaraan pendidikan umum berciri agama seperti RA/BA, madrasah dan pendidikan tinggi
keagamaan yang mayoritas dikelola oleh masyarakat/swasta dapat menimbulkan masalah terkait
upaya koordinasi dan standardisasi pendidikan madrasah; 2. Sebaran madrasah masih sangat terkonsentrasi pada sedikit provinsi sehingga layanan pendidikan
madrasah belum dapat menjangkau wilayah-wilayah lain yang membutuhkan, khususnya di
wilayah tertinggal, terpencil dan terluar (3T); 3. Rasio jumlah siswa-pendidik yang masih terlalu rendah menimbulkan persoalan dalam hal
efisiensi pembiayaan pendidikan; 4. Masih terbatasnya ketersediaan tenaga pendidik yang berkualitas baik dari segi jumlah maupun
ketersebarannya; 5. Masih lemahnya kualitas manajemen dan masih terbatasnya ketersediaan pimpinan yang
profesional pada satuan pendidikan umum berciri agama; 6. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan madrasah yang dapat memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan; 7. Masih rendahnya kualitas pengelolaan dan pemanfaatan dalam hal penyediaan data dan informasi
pendidikan.
59
1.2.6.2 Pendidikan Keagamaan
Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan keagamaan antara lain:
1. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan; 2. Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan keagamaan; 3. Sifat kemandirian dari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.
Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan
penyelenggaraan pendidikan keagamaan antara lain: 1. Tidak mudahnya upaya koordinasi dan standardisasi pendidikan keagamaan akibat
penyelenggaraan pendidikan keagamaan sebagian besar dikelola swasta; 2. Masih rendahnya kualifikasi dan mutu tenaga pendidik pada lembaga pendidikan keagamaan; 3. Masih sangat terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas; 4. Masih belum jelasnya standar yang tersedia untuk menilai mutu kelembagaan maupun kualitas
capaian lembaga pendidikan keagamaan; 5. Masih belum ada standarisasi yang memadai dalam penyusunan kurikulum diantara
penyelenggara pendidikan keagamaan; 6. Masih terbatasnya kerangka regulasi untuk mendukung pengembangan pelembagaan pendidikan
keagamaan; dan 7. Masih diperlukan berbagai perbaikan dalam hal penyediaan data dan informasi pendidikan yang
diperlukan bagi perencanaan dan pengembangan pendidikan keagamaan; dan 8. Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama dan keagamaan Khonghucu, belum adanya
kurikulum terstandar, masih terbatasnya jumlah guru agama Khonghucu, masih belum tersedianya
standarisasi kompetensi guru agama Khonghucu, serta belum tersedianya data yang lengkap
mengenai jumlah siswa dan guru agama, serta lembaga pendidikan agama Khonghucu di
Indonesia.
1.2.6.3 Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan Umum
Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan agama pada satuan
pendidikan umum, mulai jenjang pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, antara lain:
1. Adanya kerangka regulasi yang menjadi dasar bagi penyelenggraan pendidikan agama pada satuan
pendidikan umum; 2. Meningkatnya jumlah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berperan sebagai
penyedia tenaga pendidik di bidang pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;
60
3. Keberadaan forum-forum yang dapat menjadi wadah kerjasama dan saling tukar pengetahuan dan
pengalaman di kalanga tenaga pendidikan agama, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama pada masing-masing agama.
Adapun masalah-masalah yang dapat menjadi kendala bagi peningkatan mutu pendidikan agama
pada satuan pendidikan umum antara lain:
1. Kebutuhan akan guru pendidikan agama pada satuan pendidikan umum belum sepenuhnya
tercukupi; 2. Masih ada sekolah yang tidak menyediakan guru pendidikan agama sesuai dengan kebutuhan
pendidikan agama yang dianut peserta didik; 3. Belum tersedia standar untuk menilai capaian mutu pendidikan agama pada satuan pendidikan
umum; 4. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidikan agama yang berkualitas; 5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran pendidikan agama pada
satuan pendidikan umum; 6. Masih rendahnya sebagian mutu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang
menjadi penyedia kebutuhan akan tenaga pendidikan agama; 7. Masih belum efektifnya peran forum-forum seperti KKG dan MGMP Pendidikan Agama dalam
mendukung peningkatan kualitas pendidikan agama pada satuan pendidikan umum; 8. Masih kurangnya jumlah Pengawas Pendidikan Agama serta terbatasnya kompetensi pengawas
Pendidikan Agama; 9. Kebutuhan bahan ajar yang perlu ditingkatkan; dan 10. Masih diperlukan berbagai perbaikan dalam hal penyediaan data dan informasi pendidikan yang
diperlukan bagi perencanaan dan pengembangan pendidikan agama pada satuan pendidikan
umum.
1.2.7 Peningkatan Kualitas Tatakelola Pembangunan Bidang Agama
Sejumlah potensi yang dapat mendukung perwujudan tatakelola pemerintah yang baik di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ialah: 1. Perbaikan sistem rekrutmen, penempatan, dan evaluasi pegawai sudah berjalan; 2. Tersedianya pedoman kerja untuk seluruh unit organisasi dan unit kerja di lingkungan
Kementerian Agama; 3. Sudah diterapkannya teknologi informasi dalam berbagai aspek perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan program; 4. Tingginya partisipasi masyarakat dalam peran pengawasan; 5. Adanya kebijakan pemerintah terkait percepatan pemberantasan KKN dan reformasi birokrasi.
61
Sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala perwujudan tatakelola pemerintahan yang
baik di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung , antara
lain: 1. Kapasitas dan profesionalisme sebagaian aparatur masih rendah; 2. Masih bertahannya pola pikir lama pada sebagian aparatur sehingga tingkat penerimaan terhadap
proses reformasi birokrasi belum menyeluruh; 3. Berbagai tantangan sosial dan budaya yang dihadapi terkait proses recovery aset; 4. Belum tersedianya data dasar keagamaan, pendidikan agama dan keagamaan yang bermutu akibat
lemahnya sistem perencanaan, kebutuhan data, pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan dan
penyajian data; 5. Adanya ketidakseimbangan beban tugas dengan ketersedian tenaga teknis dan administrasi
khususnya pada jabatan pembimbing masyarakat agama akibat ketidakselarasan struktur
organisasi dan struktur anggaran serta jumlah masyarakat yang dilayani.
62
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN AGAMA
2.1.1 Visi Kementerian Agama
Dalam rangka mendukung visi pembangunan nasional, visi Kementerian Agama 2015-2019
adalah:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT INDONESIA YANG TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS
DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
2.1.2 Misi Kementerian Agama
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi Kementerian Agama adalah:
1. Meningkatkan Pemahaman dan Pengalaman Ajaran Agama 2. Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama 3. Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas 4. Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan 5. Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadat Haji dan Umrah yang Berkualitas dan Akuntabel 6. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan Agama pada
Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan 7. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya
2.2 Tujuan dan Sasaran Kementerian Agama
Dengan adanya perubahan struktur organisasi yang tertuang dalam PMA No. 42 tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama serta hasil evaluasi akuntabilitas kinerja
Kementerian Agama dan pembahasan terhadap capaian Renstra pada tahun 2017, diperlukan
penyesuaian dan pengelompokan ulang tujuan dan sasaran strategis Kementerian Agama. Beberapa
pokok dari penyesuaian dan pengelompokan tersebut adalah memfokuskan tujuan dan sasaran yang
bersifat strategis yang hendak dicapai pada level Kementerian Agama, dan mengalihkan sebagian
tujuan dan sasaran kepada level program dan kegiatan.
Uraian tujuan dan sasaran pada bagian berikut hanya mencakup tujuan dan sasaran strategis yang
hendak dicapai pada level Kementerian Agama, sedangkan tujuan dan sasaran pada level program dan
kegiatan akan disajikan pada Bab berikutnya.
63
2.2.1 Tujuan Kementerian Agama
Kementerian Agama merupakan kementerian yang mengemban tugas dan fungsi
pembangunan bidang agama serta bidang pendidikan. Secara lebih khusus pembangunan bidang
pendidikan yang menjadi tugas Kementerian Agama adalah pendidikan umum berciri agama,
pendidikan agama pada satuan pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi), dan pendidikan
keagamaan.
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Agama, Kementerian Agama menetapkan
tujuan sesuai dengan kedua tugas dan fungsi yang diembannya.
Tujuan pembangunan bidang agama (TA) untuk periode 2015- 2019 adalah:
TA.1 Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama masyarakat dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
TA.2 Pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang harmonis sebagai salah satu
pilar kerukunannasional.
TA.3 Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas
danmerata.
TA.4 Peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan dalam meningkatkan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan percepatan pembangunan.
TA.5 Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
TA.6 Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama dalam menunjang
penyelenggaraan pembangunan bidang agama yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
Adapun tujuan pembangunan bidang pendidikan (TP) adalah:
TP.1 Peningkatan akses pendidikan agama dan keagamaan bagi seluruh lapisan
masyarakat pada berbagai jenjangpendidikan.
TP.2 Peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan bagi seluruh lapisan
masyarakat pada berbagai jenjangpendidikan.
2.2.2 Sasaran Strategis Kementerian Agama
Dalam rangka mencapai tujuan bidang agama dan pendidikan yang menjadi tugas Kementerian
Agama, maka Kementerian Agama telah menetapkan sasaran strategis yang akan dicapai dalam masa
waktu lima tahun ke depan. Sasaran strategis Kementerian Agama merupakan bagian yang tidak
64
terpisahkan dengan sasaran strategis nasional dan ditetapkan untuk dapat menjamin suksesnya
pelaksanaan pembangunan jangka menengah yang bersifat menyeluruh,serta untuk memudahkan
pengendalian dan pemantauan kinerja organisasi. Sesuai tugas dan fungsinya, Kementerian Agama
memiliki dua bidang sasaran, yaitu sasaran terkait bidang agama, dan sasaran bidang pendidikan.
Sasaran strategis Kementerian Agama terkait bidang agama adalah sebagai berikut:
1. Sasaran terkait peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama (TA.1) adalah
meningkatnya kualitas kehidupan umat beragama, yang ditandai dengan meningkatnya nilai
Indeks Keshalihan Sosial yang mencakup komponen: (a) Pengetahuan, (b) Sikap, dan
(c)Pengamalan. 2. Sasaran terkait pengukuhan kerukunan hidup umat beragama yang harmonis (TA.2) adalah
meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat beragama, yang ditandai antara lain
dengan meningkatnya nilai Indeks Kerukunan Umat Beragama yang mencakup komponen: (a)
Toleransi, (b) Kesetaraan, dan (c)Kerjasama. 3. Sasaran terkait pemenuhan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas (TA.3) adalah
meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama ditandai antara laindengan:
a. meningkatnya Indeks Layanan Keagamaan pada masing-masing
agama,yangmencakupkomponen: (a)sarana dan prasarana ibadah,
(b) penyuluh agama, (c) kitab suci, dan (d) lembaga sosial keagamaan;
b. meningkatnya Indeks Kepuasan LayananKUA;
c. meningkatnya Indeks kepuasan layanan jaminan, perlindungan dan pengawasan
produkhalal. 4. Sasaran terkait peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan (TA.4) adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola
dana keagamaan dan meningkatnya perlindungan terhadap aset keagamaan yang ditandai antara
laindengan:
a. meningkatnya dana keagamaan yang dikelola oleh lembaga pengelola dana keagamaan; dan
b. meningkatnya jumlah aset keagamaan yangtersertifikasi.
5. Sasaran terkait peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah (TA.5) adalah
meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang transparan dan akuntabel
yang ditandai antara lain dengan:
a. meningkatnya Indeks Kepuasan Layanan Haji dalam dan luar negeri;
b. meningkatnya predikat Laporan Keuangan Penyelenggaraan Haji dan Laporan Keuangan
Dana Abadi Umat (DAU) hingga mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian(WTP).
65
6. Sasaran terkait peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama (TA.6) adalah
terselenggaranya tatakelola pembangunan bidang agama yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel, yang ditunjukkan antara laindengan:
a. dipertahankannya predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam opini BPK RI terhadap
Laporan Keuangan KementerianAgama;
b. meningkatnya hasil penilaian Laporan Kinerja Kementerian Agama; dan
c. meningkatnya hasil penilaian Reformasi Birokrasi Kementerian Agama.
Sedangkan sasaran strategis Kementerian Agama terkait fungsi pendidikan adalah sebagai
berikut:
7. Sasaran terkait peningkatan akses pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakatpadaberbagaijenjangpendidikan(TP.1)adalah meningkat-nya angka partisipasi
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang ditandaidengan:
a. meningkatnya APK RA/Pratama WidyaPasraman;
b. meningkatnya APK MI/ Ula/ SDTK/ Adhi WidyaPasraman;
c. meningkatnya APM MI/ Ula/ SDTK/ Adhi WidyaPasraman;
d. meningkatnya APK MTs/ Wustha/ SMPTK/ Madyama Widya Pasraman;
e. meningkatnya APM Mts/ Wustha/ SMPTK/ Madyama Widya Pasraman;
f. meningkatnya APK MA/ Ulya/ Utama WidyaPasramanmeningkatnya APM MA/ Ulya/ Utama Widya Pasraman;dan
g. meningkatnya APK PTK/Ma’hadAly.
8. Sasaran terkait peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan (TP.2) adalah
meningkatnya kompetensi dan kualitas kepribadian siswa, yang ditandaidengan:
a. meningkatnya rerata nilai hasil Ujian Nasional siswaMTs;
b. meningkatnya rerata nilai hasil Ujian Nasional siswa MA;dan
c. meningkatnya Indeks IntegritasSiswa.
2.2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2.2.1 Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dalam rangka mendukung visi Kementerian Agama RI Tahun 2015 -2019 maka visi Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015-2019 adalah: “TERWUJUDNYA MASYARAKAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG YANG TAAT
BERAGAMA, RUKUN, CERDAS DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”
66
2.2.2 Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah: 1. Meningkatkan Pemahaman dan Pengalaman Ajaran Agama 2. Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama 3. Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas 4. Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan 5. Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadat Haji dan Umrah yang Berkualitas dan Akuntabel 6. Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan Agama pada
Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan 7. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya
2.2.3 Tujuan dan sasaran Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
2.2.3.1 Tujuan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengemban tugas
dan fungsi pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan.
Tujuan pembangunan di bidang agama untuk periode 2015-2019 antara lain: 1. Peningkatan kualitas kehidupan beragama melalui peningkatan kualitas pemahaman dan
pengamalan ajaran agama.
a. Jumlah umat beragama yang aktif pada rumah ibadah
b. Jumlah rumah ibadah yang melaksanakan kegiatan sosial 2. Peningkatan kerukunan umat beragama
a. Jumlah penyelesaian konflik antar umat beragama
b. Indeks kerukunan umat beragama tingkat provinsi 3. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kehidupan beragama yang berkualitas.
a. Jumlah sarana rumah ibadah yang memenuhi standar
b. Jumlah penyuluh agama yang memenuhi kompetensi
c. Jumlah KUA yang memenuhi standar
d. Indeks kepuasan layanan jamaah haji tingkat Provinsi
Adapun untuk tujuan pembangunan dibidang pendidikan untuk periode 2015-2019 antara lain:
1. Peningkatan akses layanan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat pada tingkat jenjang
pendidikan dasar sampai menengah.
a. Jumlah Siswa MI/Ula penerima bantuan
b. Jumlah Siswa MTs/Wustha penerima bantuan
c. Jumlah siswa MA/Ulya penerima bantuan
67
2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan jenjang pendidikan dasar sampai menengah
a. APK RA
b. APK MI / Ula
c. APK MTs / Wustha
d. APK MA / Ulya
e. APM MI / Ula
f. APM MTs / Wustha
g. APM MA / Ulya
3. Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
a. Jumlah Guru / Tenaga pendidik Madrasah yang berkualifikasi Pendidikan S-1/D-4
b. Jumlah Guru / Tenaga pendidik madrasah yang bersertifikat.
4. Peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan yang berkualitas.
a. Rerata nilai ujian Sekolah MTs
b. Rerata nilai Ujian Sekolah MA
c. Indeks Integritas Siswa
2.2.3.2 Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai tujuan bidang agama dan pendidikan, Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menetapkan sasaran strategis yang akan dicapai
dalam masa waktu lima tahun kedepan yaitu sasaran terkait bidang agama dan sasaran terkait bidang
pendidikan.
Sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terkait bidang agama adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas kehidupan umat beragama.
2. Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat beragama,
3. Meningkatnya kualitas pelayanan keagamaan
Dalam mencapai sasaran tersebut, dapat dilhat dari :
1. Sasaran terkait peningkatan kualitas kehidupan umat beragama antara lain ditandai dengan:
a. Jumlah umat beragama yang aktif pada rumah ibadah di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung; b. Jumlah rumah ibadah yang melaksanakan kegiatan sosial.
2. Sasaran terkait peningkatan harmoni sosial dan kerukunan umat beragama antara lain ditandai
dengan:
a. Berkurangnya konflik antar dan intern umat beragama / Penyelesaian konflik antar umat
beragama; b. Indeks kerukunan umat beragama tingkat provinsi
3. Sasaran terkait peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama antara lain ditandai dengan
:
68
a. Jumlah rumah ibadah yang memenuhi standar diseluruh Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
b. Jumlah penyuluh agama yang memenuhi kompetensi;
c. Jumlah KUA yang memenuhi standar.
d. Jumlah penghulu yang memenuhi standar.
e. Indeks kepuasan layanan jamaah haji tingkat Provinsi.
Sedangkan untuk sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung terkait dengan fungsi pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Sasaran terkait peningkatan akses layanan pendidikan antara lain ditandai dengan :
a. APK RA
b. APK MI/Ula
c. APM MI/Ula
d. APK MTs /
e. APM MTs / Wutsha
f. APK MA / Ulya
g. APM MA / Ulya
2. Sasaran terkait peningkatan mutu pendidikan Agama dan Keagamaan, ditandai dengan
a. Rerata nilai ujian sekolah MTs
b. Rerata nilai ujian sekolah MA
c. Indeks integritas siswa
69
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI.
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Salah satu arah kebijakan dan strategi nasional adalah penyiapan landasan pembangunan yang
kokoh. Landasan pembangunan yang kokoh dicirikan antara lain boleh semakin mantapnya
konsolidasi demokrasi, semakin tangguhnya kapasitas penjagaan pertahanan dan stabilitas keamanan
nasional.
Arah kebijakan dan strategi nasional lainnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Sumberdaya manusia yang berkualitas tercermin
dari meningkatnya akses pendidikan yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan dengan
memberikan perhatian lebih pada penduduk miskin dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T),
serta meningkatnya kompetensi siswa Indonesia dalam bidang matematika, sains dan literasi.
Upaya mewujudkan kondisi mantapnya konsolidasi demokrasi dan tangguhnya stabilitas
keamanan nasional serta upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat
yang berkeadilan tidak terlepas dari suksesnya capaian bidang pembangunan sosial budaya dan
kehidupan beragama, termasuk di dalamnya pembangunan bidang agama dan pembangunan bidang
pendidikan yang terkait erat dengan tugas fungsi Kementerian Agama.
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN AGAMA
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan bidang agama dan bidang
pendidikan agama dan keagamaan. Kementerian Agama telah menetapkan arah kebijakan dan strategi
berdasarkan amanat RPJMN 2015-2019.Penetapan arah kebijakan dan strategi tersebut diharapkan
dapat menjawab berbagai tuntutan pembangunan bidang agama, yang meliputi pencapaian visi, misi,
dan agenda prioritas nasional dan berbagai agenda pembangunan bidang agama dan pendidikan yang
terkait dengan tugas Kementerian Agama. Dalam kerangka tersebut, arah dan strategi Kementerian
Agama dijabarkan melalui program-program Kementerian Agama yang diselaraskan dengan berbagai
tuntutan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan
untuk memperkuat peran dan fungsi agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan
melalui penyelenggaraan:
a. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.
- Kegiatan Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
70
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Kristen.
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolikyang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Katolik.
d. Program Bimbingan Masyarakat Hinduyang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Hindu.
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddha yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Buddha.
f. Program Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan melalui Kegiatan Bimbingan
Masyarakat Khonghucu.
7. Meningkatkan kerukunan umat beragama denganpenyelenggaraan Program yang meliputi:
a. Program Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pembinaan
Kerukunan Hidup Umat Beragama.
b. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan melalui fasilitasi pembinaan,
pemberdayaan dan kerukunan intern umat beragama Islam pada Kegiatan Pengelolaan Urusan
Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
c. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui fasilitasi pembinaan,
pemberdayaan dan kerukunan intern umat beragama Kristen pada Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Kristen.
d. Program Bimbingan Masyarakat Katolik yang dilaksanakan melalui fasilitasi pembinaan,
pemberdayaan dan kerukunan intern umat beragama Katolik pada Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Katolik.
e. Program Bimbingan Masyarakat Hindu yang dilaksanakan melalui fasilitasi pembinaan,
pemberdayaan dan kerukunan intern umat beragama Hindu pada Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Hindu.
f. Program Bimbingan Masyarakat Buddha yang dilaksanakan melalui fasilitasi pembinaan,
pemberdayaan dan kerukunan intern umat beragama Buddha pada Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Buddha.
8. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama dengan penyelenggaraan Program yang meliputi:
a. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.
- Kegiatan Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
71
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Kristen.
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolik yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Katolik.
d. Program Bimbingan Masyarakat Hinduyang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Hindu.
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddhayang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Buddha.
f. Program Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan melalui Kegiatan Bimbingan
Masyarakat Khonghucu.
9. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan
denganpenyelenggaraan Program yang meliputi:
a. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat.
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Kristen.
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolik yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Katolik.
d. Program Bimbingan Masyarakat Hindu yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Hindu.
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddha yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Buddha.
f. Program Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan melalui Kegiatan Bimbingan
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadat haji dan umrah dengan penyelenggaraan Program
Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang meliputi:
- Kegiatan Pelayanan Haji Dalam Negeri.
- Kegiatan Pembinaan Haji dan Umrah. 6. Peningkatan dan pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
dengan penyelenggaraan Program yang meliputi:
a. Program Pendidikan Islam yang dilaksanakan melalui:
72
- Kegiatan Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Agama Islam.
- Kegiatan Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Keagamaan
Islam.
- Kegiatan Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA dan Madrasah.
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Kristen.
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolik yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Katolik.
d. Program Bimbingan Masyarakat Hinduyang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Hindu.
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddhayang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Buddha.
f. Program Kerukunan Umat Beragama yang dilaksanakan melalui peningkatan akses dan
kualitas pendidikan Khonghucu pada Kegiatan Bimbingan Masyarakat Khonghucu.
7. Meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agamadengan penyelenggaraan Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama yang
dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Perencanaan.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Kepegawaian.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Keuangan dan BMN.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Organisasi dan Tata Laksana.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Hukum dan KLN.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Umum.
- Kegiatan Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Kehumasan.
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Sesuai dengan arah dan strategi nasional Kementerian Agama, maka Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan arah kebijakan dan strategi
sebagai berikut:
73
1. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan
untuk memperkuatperan dan fungsi agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan,
melalui penyelenggaraan program yang meliputi:
a. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan oleh Bidang Bimas Islam,
mencakup:
1) Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf
2) Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat
3) Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam
4) Kegiatan Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan oleh Bidang Bimbingan
Masyarakat Kristen.
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolik yang dilaksanakan oleh Pembimbing Masyarakat
Katolik.
d. Program Bimbingan Masyarakat Hindu yang dilaksanakan oleh Pembimbing Masyarakat
Hindu.
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddha yang dilaksanakan oleh Pembimbing Masyarakat
Buddha
f. Kegiatan pembinaan agama dan keagamaan umat Khonghucu pada Program Kerukunan Umat
Beragama 2. Meningkatkan kerukunan umat beragama, melalui penyelenggaraan Program Kerukunan Umat
Beragama yang meliputi:
a. Kegiatan Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama
b. Kegiatan Pembinaan Administrasi Kerukunan Hidup Umat Beragama
c. Kegiatan fasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Islam oleh Bidang
Bimbingan Masyarakat Islam
d. Kegiatanfasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Kristen oleh Bidang
Bimbingan Masyarakat Kristen
e. Kegiatanfasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Katolik oleh
Pembimbing Masyarakat Katolik
f. Kegiatanfasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Hindu oleh
Pembimbing Masyarakat Hindu
g. Kegiatanfasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Buddha oleh
Pembimbing Masyarakat Buddha
h. Kegiatan fasilitasi pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan intern umat Khonghucu 3. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama. melalui penyelenggaraan program yang meliputi:
74
a. Program pelayanan kehidupan beragama masyarakat Islam yang dilaksanakan oleh Bidang
Bimas Islam
b. Program pelayanan kehidupan beragama masyarakat Kristen yang dilaksanakan oleh Bidang
Bimas Kristen
c. Program pelayanan kehidupan beragama masyarakat Katolikyang dilaksanakan oleh
Pembimbing Masyarakat Katolik
d. Program pelayanan kehidupan beragama masyarakat Hindu yang dilaksanakan oleh
Pembimbing Masyarakat Hindu
e. Program pelayanan kehidupan beragama masyarakat Buddha yang dilaksanakan oleh
Pembimbing Masyarakat Buddha
f. Kegiatan pembinaan agama dan keagamaan umat Khonghucu pada Program Kerukunan Umat
Beragama
4. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan dengan
penyelenggaraan program yang meliputi:
a. Program Bimbingan Masyarakat Islam yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf
- Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat
b. Program Bimbingan Masyarakat Kristen yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan
dan Pembinaan Urusan Agama Kristen
c. Program Bimbingan Masyarakat Katolikyang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Katolik
d. Program Bimbingan Masyarakat Hinduyang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Hindu
e. Program Bimbingan Masyarakat Buddhayang dilaksanakan melalui Kegiatan Pengelolaan dan
Pembinaan Urusan Agama Buddha
5. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadat haji dan umrah, melalui Program Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, meliputi:
- Kegiatan Pelayanan Haji dalam negeri
- Kegiatan Pembinaan Haji dan Umrah
- Kegiatan Pengelolaan Dana Haji
6. Peningkatan dan pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan,
melalui penyelenggaraan program dan kegiatan yang meliputi:
a. Program Pendidikan Islam yang dilaksanakan melalui:
75
- Kegiatan Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Agama Islam
- Kegiatan Peningkatan Akses,Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Keagamaan
Islam
- Kegiatan Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA dan Madrasah.
b. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Kristen pada Program Bimbingan
Masyarakat Kristen
c. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Katolik pada Program Bimbingan
Masyarakat Katolik
d. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Hindu pada Program Bimbingan
Masyarakat Hindu
e. Kegiatan Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Buddha pada Program Bimbingan
Masyarakat Buddha
7. Meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agamadengan penyelenggaraan Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kantor Wilayah Kementerian
Agama yang dilaksanakan melalui:
- Kegiatan Perencanaan dan Keuangan
- Kegiatan Organisasi Tata Laksana dan Kepegawaian -
Kegiatan Hukum dan KUB
- Kegiatan Informasi dan Humas -
Kegiatan Umum
3.3 KERANGKA REGULASI Pembangunan bidang agama mencakup dimensi yang luas dan permasalahan yang kompleks.
Luasnya dimensi pembangunan bidang agama tergambar dari cakupan bidang yang sangat luas
meliputi: (1) Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; (2) Peningkatan kualitas
pelayanan kehidupan beragama; (3)Peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi
ekonomi keagamaan; (4)Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (5) Peningkatan kualitas
penyelenggaraan ibadat haji dan akuntabilitas pengelolaan keuangan haji; (6) Peningkatan dan
pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; dan (7) Peningkatan
kualitas tatakelola pembangunan bidang agama.
Berbagai kondisi dan permasalahan sebagaimana disebutkan pada Bab I Renstra ini
membutuhkan sejumlah kerangka regulasi untuk pemecahannya. Hal ini dimaksudkan agar usaha
mengatasi berbagai permasalahan dapat dilakukan secara lebih sistematis, terarah, efektif dan
akuntabel. Kewenangan untuk mengeluarkan berbagai regulasi dalam mendukung program
76
pembangunan agama berada di Kementerian Agama, sedangkan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memberi dukungan dengan penyediaan regulasi turunannya
sesuai kebutuhan.
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN
1. Penataan Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Kementerian Agama, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung telah melakukan penyesuaian struktur organisasi di tingkat provinsi dan kota/kabupaten,
dengan mempertimbangkan hasil evaluasi, analisis organisasi dan beban kerja berdasarkan prinsip-
prinsip organisasi, karakteristik hubungan dan/atau pelayanan pemerintah terhadap suatu agama,
jumlah penduduk dan pemeluk agama, luas wilayah dan kondisi geografis,serta peraturan perundang-
undangan yang mendukung.
Struktur organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung saat ini adalah sebagai berikut:
2. Penataan Program dan Kegiatan Restrukturisasi program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Agama sudah dimulai
sejak tahun 2011 sebagai implementasi kebijakan anggaran berbasis kinerja (Performance-Based
Budgeting) dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Melalui kebijakan restrukturisasi tersebut telah
ditetapkan bahwa pimpinan unit eselon II sebagai penanggungjawab program atau outcomes dan
pimpinan unit eselon III sebagai penanggungjawab kegiatan atau outputs.
77
Penyempurnaan restrukturisasi program dan kegiatan tampaknya masih diperlukan seiring
dengan penajaman isu-isu strategis pembangunan bidang agama dan prioritas pembangunan bidang
agama. Langkah penyempurnaan tersebut antara lain dengan menggabungkan program dukungan
manajemen dengan program sarana prasarana, dan memasukkan kerukunan umat beragama sebagai
program tersendiri.
3. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Penataan aparatur sangat penting dilakukan mengingat masih terjadinya ketimpangan
distribusi yang berdampak terhadap ketidakserasian antara postur tugas dan fungsi organisasi dengan
performa pegawai. Penataan itu sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi yang
diperlukan untuk mengatasai kelebihan/kekurangan pegawai. Karena itu, prinsip yang digunakan
dalam penataan pegawai adalah diperolehnya jumlah pegawai yang sesuai, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas (kompetensi) dengan menerapkan sistem pola karir yang jelas dan terukur, dan
penempatan aparatur pada posisi yang tepat.
Dalam mewujudkan penataan aparatur, langkah yang ditempuh antara lain melalui
pengembangan Assesment Center dengan tugas mengintegrasikan sistem aplikasi Assesment Center ke
dalam Sistem Informasi Manajemen Pegawai (SIMPEG), akselerasi pelaksanaan Assesment Center,
membuat sistem pengukuran Assesment Center, dan menerapkan hasil Assesment Center dalam
pengembangan aparatur. Dari berbagai langkah tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah
pemerataan pegawai, pengembangan karir dan penempatan pegawai yang pada akhirnya berimplikasi
terhadap kinerja organisasi.
Selanjutnya, untuk mewujudkan performa pegawai yang memiliki Integritas, Profesional,
Tanggungjawab, Inovasi,dan Keteladanan (IPTIK) ditempuh, antara lain melalui pendidikan dan
pelatihan (diklat) bagi pegawai struktural maupun fungsional, serta pengembangan program beasiswa
S2 dan S3. Sinergi dengan itu, dikembangkan pula pembenahan sistem rekruitmen pegawai, reformasi
manajemen kepegawaian, dan pengembangan konsep unified untuk mengatasi manajemen PNS di
daerah.
4. Peningkatan Komunikasi dan Transparansi Publik
Komunikasi publik menjadi bagian yang perlu menjadi perhatian utama. Posisi
Kementerian Agama tidak sekedar sebagai lembaga birokrasi yang menjalankan fungsi legislator,
administrator, dan fasilitator pembangunan bidang agama, lebih dari itu merupakan institusi moral
yang notebene menjadi barometer moralitas institusi yang lain. Sosok pegawai Kementerian Agama
juga dicitrakan sebagai pribadi yang religius, ahli di bidang agama, berwawasan luas, dan berintegritas
tinggi. Ekspektasi dan idealisme masyarakat yang begitu tinggi terhadap institusi dan aparatur
78
Kementerian Agama, di satu sisi menguntungkan, tetapi disisi lain dapat merugikan ketika terjadi
perilaku negatif oknum di lembaga ini.
Penguatan citra lembaga melalui komunikasi publik yang baik menjadi salah satu
solusinya. Masyarakat tidak hanya melulu dijejali informasi negatif dari media yang cenderung
membidik berita dengan logika oplah, tetapi perlu ada keseimbangan informasi dari internal
Kementerian Agama dengan mengedepankan aspek akuntabilitas, transparansi, kecepatan dan akurasi.
Untuk usaha tersebut perlu dioptimalkan langkah-langkah pemanfaatan secara optimal berbagai
saluran informasi dan komunikasi publik seperti: media cetak, mencakup liputan dan jumpa pers,
kunjungan pers (press tour),pemasangan iklan layanan masyarakat, penerbitan berkala majalah
kedinasan (Ikhlas Beramal), penerbitan kalender tahunan, media elektronik mencakup liputan dan
jumpa pers, dialog (talk show) TV dan radio, iklan layanan masyarakat, siaran berita, dan internet
(website).
79
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 TARGET KINERJA
Dengan dilakukannya evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Agama dan pembahasan
terhadap capaian Renstra di trahun 2017 dan adanya perubahan struktur organisasi pada Kementrian
Agama Pusat yang tertuang dalam PMA Nomor 42 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama maka menyebabkan diperlukannya penyesuaian dan re-klasifikasi tujuan dan
sasaran strategis baik pada level Kementerian Agama maupun pada level program dan kegiatan di
level Kantor Wilayah. Berikut ini uraian target kinerja sasaran strategis pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .
4.1.1 Target Kinerja Sasaran Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
4.1.1.1 Sasaran Bidang Agama
Sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dalam bidang agama beserta hasil yang ingin dicapai pada tahun 2019 sesuai dengan indikator
kinerjanya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas Kehidupan Umat Beragama yang ditandai dengan :
a. Tercapainya Indeks Kesalehan Masyarakat dengan nilai Baik pada tahun 2019. Indikator
Kinerja Utama terkait kesalehan masyarakat pada level wilayah dilihat dari jumlah umat
beragama yang aktif pada rumah ibadat dan jumlah rumah ibadat yang melaksanakan kegiatan
sosial keagamaan.
Rumah ibadat masyarakat muslim dalam bentuk masjid dan mushola di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sesuai data tahun 2018 berjumlah 1.735, dengan jumlah penduduk muslim
1.232.500. orang. Jumlah jamaah aktif dilihat dari data keaktifan masyarakat melakukan
ibadah di tempat ibadat menunjukkan angka 924.375 orang yang berarti berkisar 80% dari
jumlah penduduk. Prosentasi tersebut diharapkan dapat meningkat menjadi 90% pada tahun
2019.
Rumah ibadat masyarakat beragama Kristen di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai
data tahun 2018 berjumlah 152 dengan jumlah penduduk beragama Kristen 37.021 Jumlah
jamaah aktif dilihat dari data keaktifan masyarakat melakukan ibadah di tempat ibadat
menunjukkan angka 27.765 orang yang berarti berkisar 75% dari jumlah penduduk.
Prosentasi tersebut diharapkan dapat meningkat menjadi 85% pada tahun 2019.
80
Sedangkan untuk penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang beragama Katolik
yang berjumlah 15.005 orang tersedia 34 rumah ibadat. Jumlah jamaah aktif 11.253 orang
yang artinya 80% penduduk beragama katholik aktif melaksanakan ibadat di rumah ibadat.
Persentase tersebut diharapkan tetap bertahan sampai dengan tahun 2019.
Sedangkan untuk penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang beragama Hindu yang
berjumlah 1.521 orang tersedia 21 rumah ibadat. Jumlah jamaah aktif 1.140 orang yang
artinya 75% penduduk beragama Hindu aktif melaksanakan ibadah di rumah ibadat.
Prosentasi tersebut diharapkan tetap bertahan sampai dengan tahun 2019.
Sedangkan untuk penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang beragama Buddha
yang berjumlah 110.382 orang, 70% diantaranya aktif melakukan ibadah di 150 rumah ibadat
yang tersedia.
b. Indikator Kinerja Utama sebagai instrumen untuk mengukur peningkatan kualitas kehidupan
beragama pada wilayah provinsi juga dapat dilihat dari jumlah rumah ibadat yang
melaksanakan kegiatan sosial keagamaan.
Berdasar data pada tahun 2018, diperoleh gambaran sebagai berikut :
Dari 1.735 rumah ibadat umat Islam jumlah kegiatan yang dilakukan adalah 122 kegiatan
sehingga rata-rata tiap rumah ibadat melakukan 21 kali kegiatan sosial keagamaan dalam
satu tahun, diharapkan pada tahun 2019 tiap rumah ibadah melaksanakan kegiatan sosial
keagamaan sampai 30 kegiatan pertahun.
Jumlah rumah ibadat untuk umat beragama Kristen yang ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sejumlah 152 yang aktif melaksanakan kegiatan sosial keagamaan
berjumlah 43 kegiatan sosial per tahun.
Dari 30 rumah ibadat umat Katolik jumlah kegiatan yang dilakukan adalah 36 kegiatan
sosial per tahun.
Terdapat 21 rumah ibadat masyarakat beragama Hindu yang aktif melakukan kegiatan
sosial keagamaan.Rumah ibadat tersebut rata-rata melaksanakan kegiatan sosial
keagamaan 12 kegiatan dalam 1 tahun yaitu donor darah. cek kesehatan gratis dan
pembagian sembako.
2 Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat beragama
Indikator Kinerja Utama untuk peningkatan harmoni sosial dan kerukunan umat beragama pada
level provinsi dilihat dari:
a. Jumlah penyelesaian konflik antar umat
b. Indeks Kerukunan Umat Beragama Tingkat Provinsi
81
Indeks Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasar survey
yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat Bimas Agama dan Layanan
Keagamaan pada tahun 2017 berada pada indeks 82. Indeks tersebut termasuk katagori rukun
berdasar level yang disepakati sebagai berikut:
0–20 : Sangat tidak rukun
21 – 40 : Tidak rukun
41 - 60 : Rukun tingkat sedang
61 – 80 : Rukun
81 – 100 : Sangat rukun.
Target tahun 2019 diharapkan indeks kerukunan umat beragama pada Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung berada pada level sangat rukun yaitu 95. 3 Meningkatnya kualitas pelayanan keagamaan
Indikator Kinerja Utama untuk mengukur peningkatan kualitas pelayanan keagamaan pada level
Kantor Wilayah adalah dilihat dari jumlah sarana rumah ibadat yang memenuhi standar, jumlah
penyuluh agama yang memenuhi kompetensi, jumlah KUA yang memenuhi standar dan jumlah
penghulu yang memenuhi kompetensi serta indeks kepuasan layanan jamaah haji dalam negeri
tingkat provinsi.
a. Jumlah sarana rumah ibadat yang memenuhi standar
Rumah ibadat yang memenuhi standar paling tidak memenuhi beberapa unsur persyaratan
diantaranya mempunyai kejelasan lokasi sebagai tempat suci, mempunyai umat dan pengurus
dan mempunyai fasilitas dasar rumah ibadat. Sejumlah Masjid dan Mushola yang ada di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif telah memenuhi standar. Dari 152 rumah ibadat
untuk umat Kristen yang memenuhi standar berjumlah 108 rumah ibadat. Sedangkan rumah
ibadat untuk umat Katholik dari 30 rumah ibadat yang memenuhi standar berjumlah 25 rumah
ibadat. Untuk Rumah Ibadat Umat Agama Buddha berjumlah 21 rumah ibadat yang
memenuhi standar berjumlah 19 rumah ibadat.
b. Jumlah penyuluh agama yang memenuhi standar kompetensi
Berdasarkan hasil pendataan ulang dan rekruitmen penyuluh yang dilakukan pada Tahun 2016
yang disesuaikan dengan Keputusan Menteri Agama No.776 Tahun 2016 tentang Penetapan
Honorarium Bagi Penyuluh Agama Non PNS, maka jumlah penyuluh menjadi berkurang dari
data tahun sebelumnya. Penyuluh dikategorikan mampu melaksanakan tugasnya apabila
memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan. Jumlah penyuluh juga menjadi hal penting
mengingat banyaknya umat yang harus dilayani.
82
Profil penyuluh di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baik PNS maupun Non PNS dilihat
dari kategori kompetensinya adalah sebagai berikut :
Jumlah total Penyuluh Agama Islam adalah 1.230 orang yang terdiri dari 65 Orang
Penyuluh PNS dan 1.170 orang penyuluh Non PNS. Semua memenuhi kompetensi
sebagai penyuluh agama Islam.
Jumlah total Penyuluh Agama Kristen adalah 65 orang yang terdiri dari 1 Orang Penyuluh
PNS yang kompeten dan tak ada penyuluh PNS belum kompeten. Sedangkan Penyuluh
Non PNS berjumlah 64 orang, 34 diantaranya sudah memenuhi standar kompetensi
sedang yang 20 orang belum memenuhi stndar kompetensi.
Jumlah total Penyuluh Agama Katholik adalah 2 orang yang Penyuluh PNS semunya
memenuhi standar kompetensi dan 154 orang penyuluh Non PNS semuanya memenuhi
standar kompetensi.
Jumlah total Penyuluh Agama Hindu adalah 21 orang yang terdiri dari 1 Orang Penyuluh
PNS, 1 diantaranya memenuhi standar kompetensi dan tak ada yang belum memenuhi
standar kompetensi dan 20 orang penyuluh Non PNS, 12 diantaranya memenuhi standar
kompetensi dan 9 orang penyuluh Non PNS belum memenuhi standar kompetensi.
Jumlah total Penyuluh Agama Buddha adalah 79 orang yang terdiri dari 1 Orang Penyuluh
PNS keduanya memenuhi standar kompetensi dan 78 orang penyuluh Non PNS, 32 orang
memenuhi standar kompetensi dan 24 orang belum memenuhi standar kompetensi.
c. Jumlah KUA yang memenuhi standar
KUA berjumlah 42 dan semuanya memenuhi standar terkait dengan pelayanan, namun
standar tentang kepemilikan aset masih jauh dari standar. Dari jumlah 42 KUA hanya 32
KUA yang status kepemilikan tanah dan bangunan adalah milik Kementerian Agama,
sedangkan sisanya sejumlah 10 KUA tanah dan bangunannya masih milik Pemda.
d. Jumlah penghulu yang memenuhi kompetensi
Sesuai data tahun 2018, jumlah Penghulu 34 dan seluruhnya memenuhi standar kompetensi.
4.1.1.2 Sasaran Bidang Pendidikan
Sasaran strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dalam bidang pendidikan serta hasil yang ingin dicapai pada tahun 2019 sesuai dengan indikator
kinerja utamanya adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya akses layanan pendidikan.
83
a. Indikator kinerja utama untuk mengukur peningkatan akses layanan pendidikan salah satunya
dilihat APK (Angka Partisipasi Kasar). Meningkatnya akses layanan pendidikan ditandai
dengan :
Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) RA / Pratam Widya Pasraman menjadi
6.92% pada tahun 2019.
Meningkatnya APK MI/Ula/SDTK/ Adhi Widya Pasraman manjadi 13,54% pada tahun
2019.
Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) MI / Ula/ SDTK / Adhi Widya Pasraman
menjadi 11,15% pada tahun 2019.
Meningkatnya APK MTs/Wustha/SMPTK/ Madyama Widya Pasraman manjadi 22,50%
pada tahun 2019.
Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) MTs / Wustha / SMPTK / Madyama
Widya Pasraman menjadi 18,36% pada tahun 2019.
Meningkatnya APK MA/Ulya/SDTK/ Utama Widya Pasraman manjadi 9,41% pada
tahun 2019.
Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) MI / Ula/ SDTK / Adhi Widya Pasraman
menjadi 6,98% pada tahun 2019.
Berdasarkan target APK/APM yang ditetapkan oleh Kementerian Agama untuk dicapai
padatahun 2019, maka target tersebut menjadi acuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung untuk mewujudkannya di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Gambaran prosentase APK/APM di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2017
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) RA Tahun 2017
No.
Jumlah Siswa RA
Jumlah Penduduk APK
Usia 4-6 Thn
1 3,121
42,123
7,40
Tabel 4.2 Data Angka Partisipasi Kasar (APK) MI
No.
Jumlah Siswa MI
Jumlah Penduduk APK
Usia 7-12 Thn
1 5,945 56,321 10,55
84
Kondisi APK pada tahun 2017 sebagaimana pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Instrumen Data Angka Partisipasi Kasar (APK) MTS
No.
Jumlah Siswa MTS
Jumlah Penduduk APK
Usia 13-15 Thn
1 8,543
83,343 9,152
Tabel 4.4 Data Angka Partisipasi Kasar (APK) MA
No.
Jumlah Siswa MA
Jumlah Penduduk APK
Usia 16-18 Thn
1 4,136
44,212
9,35
Kondisi APM pada tahun 2017 adalah sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Data Angka Partisipasi Murni (APM) MI
Jumlah Penduduk
No.
Jumlah Siswa MI
Usia 7-12 Thn
APM
Yang Sekolah
1 3,121
42,123
7,40
Tabel 4.6 Data Angka Partisipasi Murni (APM) MTS
No.
Jumlah Siswa MTS
Jumlah Penduduk APM
Usia 13-15 Thn
1 5,945
56,321
10,55
Tabel 4.7 Data Angka Partisipasi Murni (APM) MA
No.
Jumlah Siswa MA
Jumlah Penduduk APM
Usia 16-18 Thn
1 4,136
44,212
9,35
85
Kondisi rerata nilai ujian sekolah MTs, MA dan indeks integritas siswa pada tahun 2017 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.12 Data Rata-Rata Nilai Ujian Nilai Sekolah MTS
No. Jumlah Siswa Mengikuti Ujian Nilai Ujian MTS
Keterangan
MTS
1 2.484
28
Tabel 4.13 Data Rata-Rata Nilai Ujian Nilai Sekolah MA
No. Jumlah Siswa Mengikuti Ujian Nilai Ujian MA
Keterangan
MA
1 1.030
32
Dalam hal Indeks Integritas Siswa, data yang dapat disajikan adalah Indeks Integritas Ujian
Nasional (IIUN). Berdasar data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diperolah data IIUN
MTsN sebagai berikut:
a. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) pada Madrasah Tsanawiyah Negeri pada tahun 2015 rata-
rata 65,30 b. Indeks Integritas Unian Nasional (IIUN) pada Madrasah Tsanawiyah Negeri pada tahun 2016 rata-
rata 689,21. Beberapa MAN telah melaksanakan UNBK. c. Pada tahun 2017 seluruh MTsN di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung telah melaksanakan UMBK. Ujian Nasional yang dilakukan dengan berbasis komputer
dianggap telah memenuhi syarat integritas.
Sedangkan untuk IIUN MAN dari sumber yang sama diperoleh data sebagai berikut:
a. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) pada Madrasah Aliyah Negeri untuk Program Studi IPA
pada tahun 2015 rata-rata 68,15. b. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) pada Madrasah Aliyah Negeri untuk Program Studi IPA
pada tahun 2016 rata-rata 71,30. Beberapa MAN pada tahun 2016 telah melaksanakan UMBK.
Sedangkan pada tahun 2017 seluruhnya telah melaksanakan UMBK. c. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) pada Madrasah Aliyah Negeri untuk Program Studi IPS
pada tahun 2015 rata-rata 61, 30.
86
d. Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) pada Madrasah Aliyah Negeri untuk Program Studi IPS
pada tahun 2016 rata-rata 65,12. Beberapa MAN pada tahun 2016 telah melaksanakan UMBK.
Sedangkan pada tahun 2017 seluruhnya telah melaksanakan UMBK.
4.1.2 Target Kinerja Sasaran Program dan Kegiatan
4.1.2.1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya mempunyai sasaran
(outcomes) meningkatnya kualitas tata kelola dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya yang ditandai dengan predikat opini laporan keuangan dengan nilai opini WTP pada tahun 2019
dan predikat evaluasi akuntabilitas kinerja dengan nilai A pada tahun 2019.
Untuk mencapai outcomes tersebut Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung melaksanakan sejumlah kegiatan:
a. Pembinaan administrasi perencanaan dengan output meningkatnya kualitas administrasi
perencanaan, yang ditandai dengan:
1. Jumlah data perencanaan program;
2. Jumlah dokumen rencana kerja dan anggaran;
b. Pembinaan administrasi kepegawaian dengan output meningkatnya kualitas administrasi
kepegawaian, yang ditandai dengan:
1. Jumlah peserta assessmen dan pengembangan pegawai;
2. Persentase pembinaan dan layanan kesejahteraan sosial;
3. Persentase dokumen data PNS yang tervalidasi dan terverifikasi.
c. Pembinaan administrasi keuangan dan BMN dengan output meningkatnya kualitas administrasi
keuangan dan BMN, yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen pengelolaan keuangan dan BMN;
2. Jumlah laporan keuangan dan BMN.
d. Pembinaan administrasi organisasi dan tatalaksana dengan output meningkatnya kualitas
administrasi organisasi dan tatalaksana, yang ditandai dengan:
1. Jumlah rancangan regulasi bidang organisasi dan tatalaksana;
2. Jumlah laporan kinerja:
3. Jumlah dokumen laporan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
e. Pembinaan administrasi hukum dan KLN dengan output meningkatnya kualitas administrasi
hukum dan KLN, yang ditandai dengan:
1. Jumlah aparatur sipil negara yang dibina dalam bidang hukum;
2. Jumlah aparatur sipil negara yang mengikuti sosialisasi dalam produk-produk hukum;
87
f. Pembinaan administrasi umum dengan output meningkatnya kualitas adminsitrasi umum dan
meningkatnya penyediaan sarana prasarana aparatur, yang ditandai dengan:
1. Persentase terlaksananya pembinaan adminsitrasi;
2. Persentase tersedianya sarana dan prasarana aparatur. g. Pembinaan adminsitrasi informasi keagamaan dan kehumasan dengan output meningkatnya
kualitas kehumasan, meningkatnya kualitas data dan informasi keagamaan, dan meningkatnya
sistem informasi yang terintegrasi, yang ditandai dengan:
1. Jumlah layanan masyarakat;
2. Persentase kelengkapan data keagamaan dan pendidikan;
3. Jumlah integrasi sistem aplikasi data;
4. Jumlah operasional layanan data center, jaringan dan internet;
5. Jumlah operasional portal, website dan email;
6. Jumlah operasional LPSE
4.1.2.2 Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama
Pada program ini, sasarannya (outcomes) diantaranya meningkatnya kualitas pemahaman,
pengamalan, pelayanan, dan pendidikan agama.
Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain:
a. Pembinaan kerukunan hidup umat beragama dengan output meningkatnya kapasitas aktor-aktor
kerukunan umat beragama, meningkatnya kualitas FKUB, lembaga keagamaan dan institusi
media, dan meningkatnya mutu kesadaran kerukunan umat beragama, yang ditandai dengan:
1. Persentase keterlibatan tokoh perempuan dan unsur pemuda dalam keanggotaanFKUB dan
lembaga keagamaan;
2. Jumlah kegiatan koordinasi lintas lembaga keagamaan yang diselenggarakan;
3. Jumlah paket bantuan operasional SEKBER FKUB provinsi;
4. Jumlah paket bantuan operasional SEKBER FKUB kota/kabupaten;
5. Jumlah dialog lintas agama. b. Bimbingan masyarakat Khonghucu dengan ouput meningkatnya kualitas bimbingan masyarakat
Khonghucu, yang ditandai dengan:
1. Jumlah fasilitas dan prasarana keagamaan khonghucu;
2. Jumlah penyuluh agama khonghucu yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan.
4.1.2.3 Program Pendidikan Islam
Pada program pendidikan Islam sasaran (outcomes) antara lain meningkatnya angka
partisipasi peserta didik RA, MI/Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya, menurunnya angka putus sekolah
88
lulusan MI/Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya, tercapainya keseimbangan peserta didik perempuan, laki-
laki pada MI/Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya, meningkatnya kualitas layanan pendidikan pada RA,
MI/Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya yang ditunjukkan dengan nilai akreditasi minimal B,
meningkatnya jumlah madrasah yang layanan pendidikannya sesuai SNP, meningkatnya jumlah satuan
pendidikan madrasah yang menerapkan SPM, meningkatnya jumlah ruang kelas madrasah/ madin
dalam kondisi baik, terlaksananya program bantuan siswa/santri miskin melalui kartu indonesia pintar,
dan meningkatnya kualifikasi dan kompetensi guru PAI pada sekolah,
Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain:
a. Meningkatnya akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan agama islam yang ditandai
dengan:
1. Jumlah guru PAI non PNS yang menerima tunjangan profesi;
2. Jumlah PAI yang ditingkatkan kualifikasi S1;
3. Jumlah guru PAI yang ditingkatkan kompetensinya;
4. Jumlah pengawas PAI yang ditingkatkan kompentensinya;
5. Jumlah guru dan pengawas PAI yang mengikuti bimtek kurikulum yang berlaku;
6. Jumlah guru yang mengikuti lomba pengembangan pembelajaran PAI;
7. Jumlah pengawas PAI yang terbina, b. Meningkatnya mutu siswa pendidikan agama Islam pada sekolah yang ditandai dengan:
1. Jumlah siswa yang mengikuti lomba kreatif PAI;
2. Jumlah dokumen penyelenggaraan USBN PAI. c. Meningkatnya pemahaman siswa atas keberagaman melalui pendidikan Agama Islam pada
sekolah yang ditandai dengan:
1. Jumlah siswa yang mendapat pengembangan PAI berwawasan kebangsaan. d. Meningkatnya mutu kelembagaan pendidikan agama Islam pada sekolah yang ditandai dengan:
1. Jumlah lembaga pokjawas yang ditingkatkan kapasitasnya;
2. Jumlah lembaga yang melakukan pengembangan pembelajaran dan penilaian kurikulum
PAI;
3. Jumlah KKG dan MGMP yang dikembangkan di sekolah
4. Jumlah sekolah penerima bantuan sarana media pembelajaran PAI. e. Meningkatnya akses pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang ditandai dengan:
1. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadah/program
persamaan lulusan/progrm wajar dikdas tingkat Ula serta paket A yang mendapatkan biaya
operasional santri;
89
2. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah/program
persamaan lulusan/program wajar dikdastingkat Wutsha serta paket B yang mendapatkan
biaya operasional santri;
3. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah/program
persamaan lulusan/program wajar dikdastingkat Ulya serta paket C yang mendapatkan biaya
operasional santri;
4. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadah/program
persamaan lulusan/program wajar dikdas tingkat Ula serta paket A yang mendapatkan
bantuan KIP;
5. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah/program
persamaan lulusan/program wajar dikdas tingkat Wutsha serta paket B yang mendapatkan
bantuan KIP;
6. Jumlah santri pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan muadalah/program
persamaan lulusan/program wajar dikdastingkat Ulya serta paket C yang mendapatkan
bantuan KIP;
7. Jumlah madrasah diniyah takmiliyah/pendidikan al-quran/pendidikan pesantren yang
mendapatkan dukungan biaya operasional pendidikan;
8. Jumlah santri yang menerima layanan pendidikan terpadu anak harapan (dikterapan). f. Meningkatnya mutu sarana dan prasarana pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang ditandai
dengan:
1. Jumlah asrama pada pondok pesantren yang direhab;
2. Jumlah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang ditingkatkan mutu sarana dan prasarana;
3. Jumlah madrasah diniyah takmiliyah/pendidikan Al-Quran/pendidikan pesantren ditingkatkan
mutunya;
4. Jumlah kitab yang diajarkan pada lembaga pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang
disediakan;
5. Jumlah lembaga penyelenggara pendidikan keagamaan yang ditingkatkan mutunya;
6. Jumlah lembaga pesantren, diniyah, diniyah takmiliyah, pendidikan al-quran yang terbina,
g. Meningkatnya mutu santri pendidikan diniyah dan pondok pesantren yang ditandai dengan:
1. Jumlah santri yang mengikuti perkemahan pramuka santi nusantara;
2. Jumlah santri yang mengikuti pekan olahraga dan seni antar pondok pesantren tingkat
nasional. h. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan diniyah dan pondek
pesantren yang ditandai dengan:
90
1. Jumah pendidik madrasah diniyah takmiliyah/pendidikan Al-Quran/ pendidikan pesantren
yang ditingkatkan mutunya. i. Meningkatnya jaminan kualitas (quality insurance) kelembagaan pendidikan diniyah dan pondok
pesantren yang ditandai dengan:
1. Jumlah mitra kerja pendidikan keagamaan Islam (FKDT/FKPP/FKPM/ FKMA dll) yang
diberdayakan;
2. Jumlah penyelenggaraan bahtsul ma’sail/halaqoh pada lembaga pendidikan keagamaan yang
dilaksanakan;
3. Jumlah lembaga pendidikan keagamaan yang menyelenggarakan layanan pendidikan
kecakapan hidup dan keterampilan kerja; j. Meningkatnya akses pendidikan madrasah yang ditandai dengan :
1. Jumlah siswa MI penerima BOS;
2. Jumlah siswa MI penerima KIP;
3. Jumlah siswa MTs penerima BOS;
4. Jumlah siswa MTs penerima KIP;
5. Jumlah siswa MA/MAK penerima BOS;
6. Jumlah siswa MA/MAK penerima KIP;
7. Jumlah siswa MI/MTs/MA/MAK yang menerima kartu dan tersosialisasikan progam wajar
12 tahun dengan KIP;
8. Jumlah ruang kelas MI yang dibangun;
9. Jumlah ruang kelas MTs yang dibangun;
10. Jumlah ruang kelas MA/MAK yang dibangun. k. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan madrasah yang ditandai dengan:
1. Jumlah RA yang mendapat bantuan sarana dan prasarana pembelajaran;
2. Jumlah ruang kelas RA yang direhab;
3. Jumlah ruang kelas MI rusak sedang yang direhabilitasi;
4. Jumlah ruang kelas MI rusak berat yang direhabilitasi;
5. Jumlah perpustakaan MI yang dibangun;
6. Jumlah MI yang meningkat standar UK
7. Jumlah MI yang memiliki sarana prasarana termsuk meubelair;
8. Jumlah ruang kelas MTs rusak sedang yang direhabilitasi;
9. Jumlah ruang kelas MTs rusak berat yang direhabilitasi;
10. Jumlah MTs yang meningkat standar UKS;
11. Jumlah asrama MTsN yang dibangun;
12. Jumlah ruang kelas MA/MAK rusak sedang yang direhabilitasi;
91
13. Jumlah ruang keas MA/MAK rusak berat yang direhabilitasi;
14. Jumlah perpustakaan MA/MAK yag dibangun;
15. Jumlah MA/MAK berasrama yang dibangun/dikembangkan;
16. Jumlah MA/MAK penerima bantuan pembangunan laboratorium IPA;
17. Jumlah MA/MAK yang mendapat peralatan laboratorium IPA;
18. Jumlah MA/MAK penerima bantuan pembangunan laboratorium bahasa;
19. Jumlah MA/MAK penerima bantuan pembangunan laboratorium komputer;
20. Jumlah peralatan laboratorium bahasa MA/MAK;
21. Jumlah peralatan laboratorium komputer MA/MAK;
22. Jumlah asrama MA/MAK yang dibangun;
23. Jumlah MA yang dipersiapkan menjadi madrasah unggulan. l. Meningkatnya mutu siswa madrasah yang ditandai dengan:
1. Jumlah siswa MI mendapat beasiswa bakat dan berprestasi;
2. Jumlah siswa MI mengikuti lomba/festival/kompetisi/olimpiade nasional danatau
internasional;
3. Jumlah siswa MTs mendapat beasiswa bakat dan berprestasi;
4. Jumlah siswa MTs mengikuti lomba/festival/kompetisi/olimpiade nasional danatau
internasional;
5. Jumlah siswa MA/MAK mendapat beasiswa bakat dan berprestasi;
6. Jumlah siswa MA/MAK mengikuti lomba/festival/kompetisi/olimpiade nasional danatau
internasional;
7. Jumlah siswa MI, MTs, MA yang mengikuti UAMBN PAI dan bahasa arab;
8. Jumlah siswa MI, MTs, MA yang mengikuti UN. m. Meningkatnya mutu guru dan tenaga kependidikan madrasah yang ditandai dengan:
1. Jumlah guru/kepala RA yang ditingkatkan kompetensinya;
2. Jumlah PTK MI yang ditingkatkan kompetensinya;
3. Jumlah PTK MTs yang ditingkatkan kompetensinya;
4. Jumlah PTK MA/MAK yang ditingkatkan kompetensinya;
5. Jumlah PTK non-PNS yang menerima tunjangan fungsional;
6. Jumlah PTK non-PNS yang menerima tunjangan profesi;
7. Jumlah PTK non-PNS yang menerima tunjangan khusus;
8. Jumlah guru madrasah mapel umum yang disertifikasi;
9. Jumlah guru yang dinilai kinerjanya;
10. Jumlah PTK madrasah penerima penghargaan dan perlindungan;
11. Jumlah guru yang disiapkan menjadi kepala madrasah.
92
n. Meningkatnya jaminan kualitas (quality insurance) kelembagaan madrasah yang ditandai dengan:
1. Jumlah RA yang dipersiapkan untuk ditingkatkan mutu akreditasinya;
2. Jumlah MI yang dipersiapkan untuk ditingkatkan mutu akreditasinya;
3. Jumlah MI yang disiapkan menjadi madrasah unggulan;
4. Jumlah MI menerapkan manajemen berbasis madrasah;
5. Jumlah KKM MI yang diberdayakan;
6. Jumlah KKG MI yang diberdayakan;
7. Jumlah MTs yang dipersiapkan untuk ditingkatkan mutu akreditasinya;
8. Jumlah MTs yang menerapkan manajemen berbasis madrasah;
9. Jumlah KKM MTs yang diberdayakan;
10. Jumlah MGMP MTs yang diberdayakan;
11. Jumlah MA/MAK yang dipersiapkan untuk ditingkatkan mutu akreditasinya;
12. Jumlah MA/MAK menerapakan manajemen berbasis madrasah;
13. Jumlah KKM MA/MAK yang diberdayakan;
14. Jumlah MGMP MA/MAK yang diberdayakan;
15. Jumlah MA yang menyelenggarakan program keterampilan;
16. Jumlah MA yang menyelenggarakan program keagamaan;
17. Jumlah MA melaksanakan program riset;
18. Jumlah madrasah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi. o. Meningkatnya mutu kurikulum pembelajaran madrasah yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen pengembangan kurikulum RA yang dipersiapkan;
2. Jumlah MI yang melaksanakan kurikulum yang berlaku;
3. Jumlah MTs yang melaksanakan kurikulum yang berlaku;
4. Jumlah MA/MAK yang melaksanakan kurikulum yang berlaku;
5. Jumlah buku PAI dan bahasa arab sesuai kurikulum yang berlaku yang digandakan;
6. Jumlah PTK yang dilatih kurikulum yang berlaku;
7. Jumlah madrasah yang melaksanakan pendampingan kurikulum yang berlaku.
3.1.2.5 Program Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Pada program penyelenggaraan haji dan umroh sasaran (outcomes) antara lain, pelayanan
haji dalam negeri, pembinaan haji dan umrah, pengelolaan dana haji, dan dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya penyenggaraan haji dan umroh.
Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain:
a. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan dana haji yang ditandai
dengan: 1. Jumlah rehabilitasi dan pengembangan asrama haji;
93
2. Jumlah lokasi pelayanan pendaftaran haji. b. Meningkatnya kualitas pembinaan ibadat haji dan umrah yang ditandai dengan:
1. Jumlah petugas PPIH arab saudi yang difasilitasi dalam pelatihan manajemen dan pelayanan
prima;
2. Jumlah petugas PPIH embarkasi yang difasilitasi dalam pelatihan manajemen dan pelayanan
prima;
3. Jumlah rekuitmen tenaga musiman PPIH arab saudi;
4. Jumlah pembimbing dan penyuluh haji bersertifikat;
5. Jumlah jemaah haji yang mendapatkan bimbingan manasik haji. c. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan dana haji yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen laporan pengelolaan dan pengembangan dana haji;
2. Jumlah dokumen laporan keuangan operasional haji;
3. Jumlah dokumen laporan aset haji. d. Meningkatnya kualitas tata kelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya penyelenggaraan
haji dan umrah yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen administrasi perencanaan, keuangan, umum dan ortala kepegawaian yang
disusun tepat waktu;
2. Jumlah naskah kebijakan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
3. Jumlah dokumen monev, LAKIP dan BMN;
4. Jumlah lokasi pengelolaan data base, jaringan dan informasi haji;
5. Jumlah penyediaan sarana dan prasarana PHU.
4.1.2.6 Program Bimbingan Masyarakat Islam
Pada program ini sasaran (outcomes) antara lain pengelolaan dan pembinaan
pemberdayaan wakaf, pengelolaan dan pembinaan pemberdayaan zakat, pengelolaan dan pembinaan
penerangan agama Islam, pengelolaan uruan agama Islam dan pembinaan syariah, dan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Bimas Islam. Untuk mencapai sasaran (outcomes)
tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain: a. Meningkatnya kualitas SDM operator SIWAK yang ditandai dengan:
1. Jumlah operator SIWAK pada KUA yang difasilitasi dalam pelatihan;
2. Jumlah operator SIWAK pada Kantor Kementerian Agama yang difasilitasi dalam pelatihan;
3. Jumlah operator SIWAK pada Kantor Wilayah yang difasilitasi dalam pelatihan. b. Meningkatnya pengamanan tanah wakaf yang ditandai dengan:
1. Jumlah midis billboard tanah wakaf. c. Terbinanya nazhir dan lembaga wakaf yang ditandai dengan:
94
1. Jumlah bantuan tanah wakaf yang produktif;
2. Persentase tanah wakaf;
3. Jumlah terbentuknya BWI provinsi;
4. Jumlah terbentuknya BWI kabupaten/kota. d. Terbinanya lembaga zakat yang ditandai dengan:
1. Jumlah verifikasi perizinan lembaga zakat;
2. Jumlah terlaksananya penilaian dan pemberian penghargaan terhadap kontestan zakat award;
3. Jumlah penilaian kontestan zakat award;
4. Jumlah dana operasional BAZNAS pusat, provinsi dan kabupaten/kota diseluruh indonesia. e. Meningkatnya pemahaman dan kepatuhan BAZNAS pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta
LAZ terhadap regulasi zakat dan penerapan prinsip-prinsip syariah pada pengelolaan zakat yang
ditandai dengan:
1. Jumlah pengawasan lembaga zakat tingkat pusat (33 BAZNAS provinsi, 18 LAZ Nasional, 1
BAZNAS Pusat)
2. Jumlah sosialisasi standar akuntansi lembaga zakat;
3. Jumlah temu konsultasi compliance audit lembaga zakat; f. Tersedianya pedoman dalam pelakanaan pengawasan dan audit syariah yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen regulasi tentang zakat. g. Terbentuknya unit pengumpulan zakatyang ditandai dengan:
1. Jumlah terbentuknya UPZ di setiap desa/kelurahan;
2. Jumlah terbentuknya UPZ di setiap kecamatan;
3. Jumlah terbentuknya UPZ di setiap kantor kementerian/lembaga, SKPD tingkat provinsi dan
SKPD tingkat kabupaten/kota. h. Terselenggaranya publikasi dakwah yang ditandai dengan:
1. Jumlah workshop jurnalis keagamaan;
2. Jumlah publikasi dakwah melalui media;
3. Jumlah lokakarya penyelenggaraan HBI;
4. Jumlah dokumen regulasi tentang penerangan agama Islam. i. Terselenggaranya MTQ/STQ nasional dan internasional yamg ditandai dengan;
1. Jumlah bimbingan peningkatan kualitas dewan hakim;
2. Jumlah bimbingan qari/qariah, hafidz/hafidzah. j. Terjalinnya sinergi bimas islam, ormas islam dan KL dalam penanganan keumatan dan
pemberdayaan umat yang ditandai dengan:
1. Jumlah sinergitas Bimas Islam, ormas Islam dan KL yang difasilitasi;
2. Persentase kontribusi terhadap penyelesaian masalah keumatan.
95
k. Meningkatnya kualitas penyuluhan agama yang ditandai dengan:
1. Jumlah penyuluh agama Islam non-PNS;
2. Jumlah bimbingan SDM penyuluh agama Islam. l. Berkembangnya lembaga sosial seni dan budaya islam yang ditandai dengan:
1. Jumlah pembinaan lembaga sosial, seni dan budaya islam;
2. Jumlah pembinaan mental remaja muslim melalui seni budaya Islam. m. Meningkatnya kualitas SDM penghulu yang ditandai dengan:
1. Jumlah penghulu yang terbina;
2. Jumlah penghulu bertambah;
3. Jumlah bimbingan teknis administrasi NR;
4. Terlaksananya PNBP biaya nikah rujuk. n. Meningkatnya kualitas standar pelayanan KUA yang ditandai dengan:
1. Jumlah KUA yang memenuhi standar pelayanan;
2. Jumlah KUA yang menerima biaya operasional;
3. Jumlah rehabilitasi ringan KUA;
4. Jumlah pengadaan lahan dan sertifikasi tanah KUA;
5. Jumlah pembangunan KUA;
6. Jumlah pengadaan sarana perkantoran KUA online;
7. Jumlah pengadaan sarana perkantoran KUA online;
8. Jumlah pengelola IT dan administrasi KUA terampil. o. Meningkatnya kualitas keluarga sakinah yang ditandai dengan:
1. Jumlah bimbingan kursus pranikah;
2. Jumlah pelaksanaan pemilihan keluarga sakinah teladan tingkat kabupaten/kota. provinsi dan
nasional;
3. Jumlah bantuan kelompok prasakinah;
4. Jumlah bantuan operasional BP4. p. Penyatuan kalender hijriyah yang ditandai dengan:
1. Jumlah kajian akademis hisab rukyat;
2. Jumlah pertemuan tokoh/pakar.
3. Jumlah kegiatan bimbingan kalender hijriyah
4. Peningkatan kualitas tim rukyat hilal. q. Terpenuhinya kebutuhan al-quran kepada masyarakat yang ditandai dengan: jumlah distribusi al-
quran kepada masyarakat. r. Terciptanya suasana kehidupan internal umat islam yang harmonis yang ditandai dengan jumlah
fasilitas pembinaan, pemberdayaan dan kerukunan inter umat beragama islam.
96
s. Penyatuan kalender hijriyah yang ditandai dengan:
1. Jumlah kajian akademis hisab rukyat;
2. Jumlah pertemuan tokoh/pakar.
3. Jumlah kegiatan bimbingan kalender hijriyah
4. Peningkatan kualitas tim rukyat hilal t. Meningkatnya kualitas penjamin produk halal yang ditandai dengan;
1. Jumlah kegiatan gerakan masyarakat sadar halal;
2. Jumlah bimbingan dan pengawasan produk halal di tempat produksi, RPH, RPU, pasar
tradisional dan pasar modern.
3. Jumlah kegiatan sosialisasi dan bimbingan tentang UU JPH u. Terlaksananya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya bimas islam yang tepat
waktu, yang ditandai dengan;
1. Persentase tersedianya layanan manajemen bimas islam;
2. Persentase tersedianya data dan sistem informasi bimas islam sebagai basis perencanaan,
penganggaran dan monev.
4.1.2.7 Program Bimbingan Masyarakat Kristen
Pada program bimbingan masyarakat Kristen sasaran (outcomes) antara lain pengelolaan
dan pembinaan urusan agama kristen, pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama kristen, dan
dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Bimas Kristen. Untuk mencapai sasaran (outcomes)
tersebut dilaksanakan sejumlah kegiatan antara lain: a. Meningkatnya bimbingan masyarakat Kristen yang terkait dengan:
1. Jumlah penyuluh agama kristen Non-PNS penerima honorarium;
2. Jumlah penyuluh agama kristen yang ditingkatkan kualitas SDM nya;
3. Jumlah kendaraan operasional roda 2 untuk penyuluh PNS;
4. Jumlah tenaga teknis keagamaan kristen yang terbina (pendeta, guru sekolah minggu, koster,
evangelis, diakones, guru injil/jemaat);
5. Jumlah lembaga sosial keagamaan, lembaga gereja, yayasan dan asosiasi keagamaan kristen
yang menerima bantuan. b. Meningkatnya kualitas guru dan pengawas pendidikan agama Kristen pada sekolah umum yang
terkait dengan:
1. Jumlah guru PAK Non-PNS yang menerima tunjangan profesi;
2. Jumlah guru PAK Non-PNS yang menerima tunjangan fungsional;
3. Jumlah guru PAK yang bersertifikat;
4. Jumlah guru PAK yang mengikuti program PLGP/PPG dan pembinaan.
97
c. Meningkatnya kualitas guru dan tenaga kependidikan pada semua jenjang sekolah pendidikan
keagamaan yang ditandai dengan:
1. Jumlah guru bidang studi yang menerima tunjangan profesi;
2. Jumlah guru bidang studi yang menerima tunjangan fungsional. d. Meningkatnya kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Kristen yang ditandai
dengan:
1. Jumlah lembaga pokjawas yang ditingkatkan kapasitasnya;
2. Jumlah KKG dan MGMP yang dibina dan dikembangkan;
3. Jumlah dokumen pengembangan kurikulum SDTK, SMPTK dan SMTK serta SMAK yang
dipersiapkan;
4. Jumlah SDTK, SMPTK dan SMTK yang dipersiapkan akreditasinya. e. Meningkatnya kualitas tatakelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya bimas kristen
yang ditandai dengan jumlah dokumen perencanaan, keuangan, umum dan ortala kepegawaian
yang disusun tepat waktu.
4.1.2.8 Program Bimbingan Masyarakat Katolik
Pada program Bimbingan Masyarakat Katolik sasaran (outcomes) antara lain pengelolaan dan
pembinaan urusan agama Katolik, pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama katolik,
penyelenggaraan adminsitrasi perkantoran pendidikan Bimas Katolik, dan dukungan manajemen dan
tugas teknis lainnya Bimas Katolik. Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan
sejumlah kegiatan antara lain: a. Meningkatnya kualitas pemahaman, pengalaman ajaran agama Katolik yang ditandai dengan:
1. Jumlah penyuluh agama Katolik PNS dan Non-PNS yang mengikuti pendidikan dan latihan
(pengembangan kemampuan subtansi dan teknis);
2. Jumlah laporan pelaksanaan tugas dan fungsi penyuluh agama Katolik PNS;
3. Jumlah penyuluh agama Katolik Non-PNS yang menerima honorarium;
4. Jumlah juklak/juknis pelaksanaan penyuluhan agama Katolik;
5. Jumlah kendaraan operasional roda dua bagi penyuluh agama Katolik PNS.
6. Jumlah tokoh agama dan masyarakat Katolik yang mengikuti dialog kerukunan umat
beragama;
7. Jumlah keluarga katolik yang mengikuti pembinaan keluarga bahagia;
8. Jumlah kelompok kategorial yang terbina;
9. Jumlah pegawai yang mengikuti pembinaan kerohanian Katolik;
10. Jumlah juklak/juknis pemberin bantuan kepada institusi/lembaga keagamaan Katolik;
11. Jumlah pedoman pembinaan keluarga Katolik;
98
12. Jumlah naskah bimbingan kepada kelompok keagamaan Katolik;
13. Jumlah lembaga keagamaan Katolik yang terbina. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama Katolik yang ditandai dengan:
1. Jumlah rumah ibadat yang menerima bantuan;
2. Jumlah keuskupan agung dan sufragan yang menerima bantuan;
3. Jumlah paroki/stasi/lingkungan yang menerima bantuan;
4. Jumlah lembaga keagamaan Katolik yang menerima bantuan (sarana keagamaan);
5. Jumlah lembaga sosial keagamaan Katolik yang menerima bantuan
(seminari/kongregasi/tarekat/ordo/unio/lembaga sekuler);
6. Jumlah kelompok kategorial Katolik yang menerima bantuan (BIARLU, ME/LM);
7. Jumlah ormas katolik yang menerima bantuan pembinaan kerohanian Katolik;
8. Jumlah buku peribadatan Katolik;
9. Jumlah perlengkapan dan peralatan misa. c. Tenaga pendidik dan kependidikan agama Katolik yang berkualitas
1. Jumlah guru pendidikan agama Katolik tingkat dasar dan menengah yang memenuhi standar
kualifikasi (DMS) (S.1);
2. Jumlah guru pendidikan agama Katolik yang memenuhi standar kompetensi tersertifikasi;
3. Jumlah pengawas pendidikan agama Katolik tingkat dasar dan menengah yang memenuhi
standar kompetensi;
4. Jumlah GPAK tingkat dasar dan menengah yang mengikuti pembinaan dan latihan teknis
kependidikan yang berlaku;
5. Jumlah pengawas PAK tingkat dasar dan menengah yang mengikuti pembinaan dan latihan
teknis kependidikan yang berlaku;
6. Jumlah guru pendidikan agama Katolik tingkat dasar dan menengah yang menerima TPG
(Non-PNS yang sudah diinpasing);
7. Jumlah GPAK tingkat dasar dan menengah Non-PNS yang menerima TPG;
8. Jumlah guru pendidikan agama katolik Non-PNS tingkat dasar dan menengah yang belum
tersertifikasi menerima tunjangan fungsional;
9. Jumlah juklak/juknis pembinaan kepada guru pendidikan agama Katolik, dosen agama
Katolik, pembina agama Katolik dan tenaga kependidikan;
10. Jumlah buku guru dan silabus tingkat dasar;
11. Jumlah buku guru dan silabus tingkat menengah;
12. Jumlah GPAK tidak tetap tingkat dasar dan menengah yang menerima bantuan; d. Lembaga pendidikan keagamaan Katolik yang berkualitas (memenuhi standar) yang ditandai
dengan:
99
1. Jumlah lembaga pendidikan keagamaan Katolik tingkat dasar dan menengah yang mendapat
bantan sarana prasarana;
2. Jumlah KKG dan MGMP yang menerima bantuan;
3. Jumlah kegiatan pembinaan kerohanian Katolik yang diikuti oleh peserta didik. e. Terlaksananya administrasi perkantoran pendidikan Bimas Katolik yang ditandai dengan:
1. Jumlah guru PNS penerima tunjangan profesi;
2. Jumlah guru PNS yang menerima gaji dan tunjangan. f. Meningkatnya kualitas tata kelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya bimas katolik
yang ditandai dengan:
1. Jumlah dokumen adminsitrasi perencanaan, keuangan, umum, ortala kepegawaian yang
disusun tepat waktu;
2. Jumlah pegawai yang mendapatkan gaji, tunjangan dan operasional.
4.1.2.9 Program Bimbingan Masyarakat Hindu
Pada program bimbingan masyarakat hindu sasaran (outcomes) antara lain pengelolaan dan
pembinaan urusan agama Hindu, pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama Hindu,
penyelenggaraan adminsitrasi perkantoran pendidikan Bimas Hindu, dan dukungan manajemen dan
tugas teknis lainnya bimas Hindu. Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan sejumlah
kegiatan antara lain: a. Meningkatnya kualitas pembinaan dan pengelolaan urusan agama hindu yang ditandai dengan:
1. Jumlah fasilitasi operasional penyuluh Non-PNS;
2. Jumlah dialog pinandita/tokoh agama /cendekiawan /tokoh masyarakat/pemuda/wanita;
3. Jumlah desa binaan kerukunan intern;
4. Jumlah pembinaan keluarga sukinah;
5. Jumlah BOP PHDI;
6. Jumlah BOP LPDG;
7. Jumlah BOP BPH;
8. Jumlah BOP lembaga keagamaan pemuda;
9. Jumlah BOP lembaga pinandita;
10. Jumlah fasilitasi rumah ibadat;
11. Jumlah fasilitasi sarana keagamaan
12. Jumlah fasilitasi rumah duka Hindu;
13. Jumlah event budaya keagamaan Hindu;
14. Jumlah fasilitasi event budaya keagamaan Hindu;
100
b. Meningkatnya akses pendidikan agama dan keagamaan Hindu tingkat dasar dan menengah yang
ditandai dengan jumlah fasilitasi sarana dan prasarana. c. Meningkatnya kualitas pendidikan agama dan keagamaan Hindu tingkat dasar dan menengah yang
ditandai dengan:
1. Jumlah satuan pendidikan agama Hindu yang melaksanakan kurikulum yang berlaku;
2. Jumlah sekolah minggu yang dibina;
3. Fasilitasi event pendidikan agama dan keagamaan Hindu. d. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan tingkat dasar dan menengah yang
ditandai dengan:
1. Jumlah guru berkualifikasi S1/D4 dan S2;
2. Jumlah guru bersertifikasi pendidik;
3. Jumlah guru penerima tunjangan;
4. Jumlah KKG/MGMP yang difasilitasi;
5. Jumlah tenaga kependidikan yang dibina;
6. Jumlah tenaga kependidikan yang ditingkatkan kompetensinya;
7. Jumlah guru yang diberikan pembinaan. e. Terlaksananya adminsitrasi perkantoran pendidikan Bimas Hindu yang ditandai dengan:
1. Jumlah guru PNS penerima tunjangan profesi;
2. Jumlah guru PNS penerima gaji dan tunjangan. f. Meningkatnya kualitas tata kelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya bimas hindu
yang ditandai dengan;
1. Jumlah dokumen rencana kerja tahunan;
2. Jumlah dokumen pagu indikatif, pagu anggaran dan alokasi anggaran;
3. Jumlah dokumen administrasi;
4. Jumlah pegawai yang mendapatkan gaji, tunjangan dan operasional;
5. Jumlah dokumen laporan keuangan;
6. Jumlah dokumen pengadaan dan pemeliharaan peralatan perkantoran.
4.1.2.10 Program Bimbingan Masyarakat Buddha
Pada program bimbingan masyarakat buddha sasaran (outcomes) antara lain pengelolaan
dan pembinaan urusan agama buddha, pengelolaan dan pembinaan pendidikan agama buddha,
penyelenggaraan adminsitrasi perkantoran pendidikan bimas Buddha, dan dukungan manajemen dan
tugas teknis lainnya bimas Buddha . Untuk mencapai sasaran (outcomes) tersebut dilaksanakan
sejumlah kegiatan antara lain: a. Meningkatnya pengelolaan dan pembinaan urusan agama Buddha yang ditandai dengan:
101
1. Jumlah penyuluh Non-PNS yang menerima tunjangan;
2. Jumlah peyuluh Non-PNS dan tenaga teknis keagamaan yang mengikuti pembinaan;
3. Jumlah laporan pelaksanaan tugas dan fungsi penyuluh agama buddha PNS
4. Jumlah tokoh agama yang mengikuti dialog kerukunan intern;
5. Jumlah naskah hasil pertemuan kerukunan inten umat beragama buddha; b. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama Buddha yang ditandai dengan :
1. Jumlah majelis agama Buddha yang dibantu;
2. Jumlah lembaga sosial keagamaan (organisasi kepemudaan/ organisasi wanita
buddhis/organisasisangha/lembaga keagamaan yang dibantu;
3. Jumlah kegiatan pembinaan penguatan dan pemberdayaan pengurus lembaga keagamaan
buddha;
4. Jumlah rumah ibadat yang dibantu.
5. Jumlah event penyelenggaraan svayamvara tripitaka gatha (STG);
6. Jumlah event penyelenggaraan dhamma camp pemuda buddhis. c. Meningkatnya akses pendidikan agama dan keagamaan Buddha tingkat dasar dan menengah yang
ditandai dengan jumlah peserta didik yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan. d. Meningkatnya kualitas pendidikan agama dan keagamaan Buddha tingkat dasar dan menengah
yang ditandai dengan:
1. Jumlah lembaga pendidikan agama dan keagamaan Buddha yang difasilitasi dalam penguatan
dan pemberdayaan;
2. Jumlah fasilitasi pembinaan dan pengembagan event pendidikan agama dan keagamaan
Buddha. e. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan agama dan keagamaan buddha tingkat
dasar dan menengah yang ditandai dengan:
1. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang difasilitasi dalam pembinaan dan
pengembangan;
2. Jumlah guru pendidikan agama buddha non-PNS yang menerima tunjangan profesi;
3. Jumlah guru yang tersertifikasi;
4. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan agama Buddha yang menerima intensif tunjangan. f. Terlaksananya tata kelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya bimas buddha yang
ditandai dengan: g. Jumlah dokumen administrasi; h. Jumlah layanan perkantoran. i. Terlaksananya tata kelola dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Bimas Buddha yang
ditandai dengan:
102
j. Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran; k. Jumlah dokumen data perencanaan dan layanan sistem informasi; l. Jumlah dokumen tata kelola kepegawaian; m. Jumlah dokumen laporan keuangan; n. Jumlah dokumen perbendaharaan pelaksanaan anggaran; o. Jumlah dokumen layanan perkantoran.
4.2 KERANGKA PENDANAAN
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran program tahun 2015-2019, diperlukan ketersediaan
dana yang memadai. Sumber pembiayaan perlu dikelola sedemikian berdasarkan skala prioritas.
Sumber pembiayaan khususnya dari pemerintah pusat yang tidak mencukupi didukung dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari pemerintah pusat, pemeritah daerah,dan masyarakat.
Dalam rangka pemenuhan pendanaan pembangunan bidang agama dan pendidikan yang menjadi
tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang,direncanakan
skema kerangka pendanaan sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan peningkatan pembiayaan melalui pemanfataan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN). 2. Mendorong Pemerintah Daerah untuk turut serta berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; 3. Memperbaiki mekanisme dan cakupan penggunaan dana BOS; dan
4. Meningkatkan cost-effectiveness pendanaan secarasistematis.
Secara umum, skema pendanaan yang diperlukan untuk mencapai target pembangunan bidang
agama dan bidang pendidikan dalam masa lima tahun mendatang berasal dari anggaran pemerintah,
baik pusat maupun daerah serta dari partisipasi masyarakat.
4.2.1 Pendanaan Dari Pemerintah
1. Pendanaan Pemerintah Pusat
Alokasi Pendanaan dari Pemerintah Pusat merupakan sumber utama dari pendanaan terhadap
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baik berupa rupiah murni
mapun dari PNBP. Selaras dengan kewajiban pemenuhan 20% anggaran pendidikan nasional, alokasi
anggaran terbesar di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah untuk pendanaan bidang pendidikan yaitu rata-rata 85% dari total alokasi yang direncanakan.
Alokasi tersebut selain akan digunakan untuk mendanai program nasional yang berkelanjutan seperti
BOS juga untuk mendanai program baru sehubungan dengan NAWACITA antara lain Kartu Indonesia
Pintar (KIP).
103
Alokasi anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun Anggaran 2018 yang dibagi ke dalam 8 program sebagai berikut:
Tabel 4. 18 Alokasi Anggaran
No. Program Kantor Wilayah Kementerian Agama Alokasi Anggaran
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan 30.075.448.000
Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
2 Program Pendidikan Islam 216.391.122.000
3 Program Penyelenggaran Haji dan Umroh 9.496.288.000
4 Program Bimbingan Masyarakat Islam 33.618.489.000
5 Program Bimbingan Masyarakat Kristen 2.284.022.000
6 Program Bimbingan Masyarakat Katolik 3.209.332.000
7 Program Bimbingan Masyarakat Hindu 2.174.550.000
8 Program Bimbingan Masyarakat Buddha 6.803.157.000
Total 304.052.408.000,-
2. Pendanaan dari Pemerintah Daerah
Meskipun Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan
seluruh satuan kerjanya termasuk madrasah dan sekolah keagamaan lainnya merupakan bagian dari
binaan pemerintah pusat namun kontribusi dari pemerintah daerah sangat diharapkan untuk turut serta
mendanai pendanaan pembangunan bidang Agama dan Pendidikan. Pemerintah Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah berkontribusi dalam membantu pendanaan dalam pelayanan
kehidupan beragama serta penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Peran
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah berjalan dan diharapkan akan
terus berkelanjutan antara lain berupa alokasi dalam bentuk dana BOP. Besarnya pengalokasian ini
sangat tergantung pada kemampuan keuangan dan komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dalam menyokong pelayanan dalam kehidupan
beragama serta penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan di wilayahnya, maka
diperlukan peran aktif dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Beberapa kerjasama dan kontribusi yang telah dilaksanakan antara Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung antara lain: a. Pemberian alokasi Biaya Operasional Pendidikan Pemerintah Daerah yang dialokasikan bagi
madrasah. b. Pemberian tambahan tunjangan bagi guru madrasah, guru agama,. c. Pemberian bantuan atau hibah bagi sarana prasarana pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan.
104
1.2.1 Pendanaan Dari Masyarakat
Alokasi pendanaan yang berasal dari masyarakat, berasal dari perseorangan, kelompok
organisasi masyarakat. Kontribusi masyarakat bagi kegiatan agama dan pendidikan keagamaan sudah
berlangsung dengan sejak lama. Hal ini bisa dilihat banyak pendirian rumah ibadat yang dilakukan
secara swakelola oleh masyarakat, pendirian lembaga sosial keagamaan, dan banyaknya sekolah
keagamaan yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat baik secara perseorangan maupun
kelembagaan.
Hal lain yang diharapkan untuk dapat meningkatkan kerangka pendanaan pembangunan bidang
agama dan pendidikan agama adalah mengoptimalkan koordinasi dengan Kementerian Agama Pusat
untuk memperoleh peningkatan pembiayaan melalui pemanfataan Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN).
105
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2015-2019 pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari arah dan
kebijakan nasional pembangunan agama dan pendidikan sebagaimana tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Kementerian Agama RI. Dengan
mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis, baik internal maupan eksternal. Renstra ini
berupaya menggambarkan peta potensi dan permasalahan pembangunan agama yang ada. Atas dasar
peta potensi dan permasalahan itu, selanjutnya disusun program dan kegiatan serta hasil (outcome) dan
keluaran (output) yang hendak dicapai dari pembangunan agama dalam lima tahun ke depan.
Sebagai ujung tombak pembangunan agama, Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perlu lebih proaktif, kreatif, adaptif, dan responsif terhadap laju
perubahan di berbagai sektor kehidupan, baik perubahan yang membawa dampak positif maupun
negatif. Kementerian Agama juga dituntut mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi
tercapainya tatanan kehidupan yang dicita-citakan masyarakat melalui program pembangunan agama
dan pendidikan.
Atas dasar itu, pelaksanaan Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung harus bersifat terbuka dan terus disesuaikan dari waktu ke waktu.
Rencana Strategis (RENSTRA) ini diharapkan dapat membantu para pelaksana dan
pengelola program/kegiatan dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan program/kegiatan yang
dikelola. Dengan Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki pedoman bagi pencapaian arah,
tujuan, dan sasaran program pembangunan agama selama lima tahun, yaitu 2015–2019, sehingga visi
dan misi pembangunan agama dan pendidikan dapat terwujud.
Pangkalpinang, November 2018
KEPALA
Muhammad Ridwan
top related