karya tulis ilmiah fix - …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/9/01-gdl-solikhahnu... ·...
Post on 02-Feb-2018
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI
USIA 6-12 BULAN DI DESA PRINGANOM
MASARAN SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
SOLIKHAH NURJANAH
NIM B10 171
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi Usia
6-12 Bulan Di Desa Pringanom, Masaran, Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulisan menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Desy Handayani, SST, M.Kes, selaku Dosen Penguji 1 yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan membimbing penulis.
5. Bapak Sumarsono, Ama.Pd selaku Kepala Desa Pringanom Masaran Sragen.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tullis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Program Diploma III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 18 Juni 2013
Solikhah Nurjanah
10.171
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI USIA
6-12 BULAN DI DESA PRINGANOM
MASARAN, SRAGEN
xiv + 39 halaman + 4 tabel + 2 gambar + 19 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang : Masalah gizi yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini
adalah masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Sebagian kejadian gizi kurang dan
gizi lebih dapat dihindari apabila ibu mempunyai cukup pengetahuan tentang cara
memelihara gizi dan mengatur makanan bayi. Perbaikan status gizi bayi merupakan
bagian penting dari peningkatan status gizi masyarakat. Anak tumbuh pesat baik fisik
maupun mental dan perkembangan motorik yang kesemuanya memerlukan
pemerataan zat gizi dalam jumlah dan jenis yang mencukupi. Berdasarkan studi
pendahuluan dari hasil wawancara 7 orang ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan,
5 orang ibu pengetahuannya kurang tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan
di desa Pringanom, Masaran, Sragen pada kategori baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian
ini di Desa Pringanom yang dilaksanakan tanggal 18 April 2013. Sampel dalam
penelitian ini adalah 30 responden dengan menggunakan teknik sampling jenuh.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal dan menggunakan analisis
Univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan
dalam kategori baik yaitu 9 responden (30%), cukup 18 responden (60%), dan kurang
3 responden (10%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan
mayoritas dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 responden (30%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Gizi, Bayi usia 6-12 bulan.
Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2004-2011)
vii
MOTTO
v Apa yang kita berikan dengan setulus hati, adalah milik kita untuk selama-
lamanya.
v Kesempatan datangnya seperti awan berlalu, oleh karena itu pergunakanlah
selagi ia tampak dihadapanmu.
v Orang yang gagal dalam usahanya, masih tetap lebih baik daripada orang yang
tidak berusaha sama sekali.
v Jika ingin mencapai yang tinggi, mulailah dari yang rendah.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis
Ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
v Kepada ALLAH SWT yang telah
menuntunku, menjagaku, serta
mengingatkanku disetiap langkahku.
v Bapak, Ibu, dan kakakku tercinta
terimakasih atas doa, dukungan, dan
kasih sayangnya selama ini.
v Kekasihku yang selalu mendorong dan
mendoakanku.
v Teman-temanku yang berpartisipasi
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
v Almamater tercinta
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
CURICULUM VITAE .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
F. Sistematika Penelitian ............................................................ 6
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 8
1.Pengetahuan ........................................................................ 8
2.Zat Gizi ............................................................................... 11
3.Gizi Pada Bayi .................................................................... 16
B. KERANGKA TEORI ........................................................... 21
C. KERANGKA KONSEP ......................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 23
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................... 23
C. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 24
D. Instrumen Penelitian ............................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28
F. Variabel Penelitian ................................................................. 29
G. Definisi Operasional ............................................................... 29
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 30
I. Etika Penelitian ..................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 34
B. Hasil penelitian ...................................................................... 34
C. Pembahasan............................................................................. 35
D. Keterbatasan ........................................................................... 37
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 38
B. Saran ...................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI Menurut Umur Bayi .. 20
Tabel 3.1 Kisi – kisi Soal ……………………………………………............ 26
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel …………………….......................... 29
Tabel 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 35
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Teori ……………………………………………………........... 21
2.2 Kerangka Konsep ………………………………………………………… 22
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Lembar Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Tabulasi Uji Coba Kuesioner
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Perhitungan Manual
Lampiran 17. Prosentase Tingkat Pengetahuan
Lampiran 18. Lembar Konsultasi
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan
oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, sanitasi lingkungan yang
kurang baik, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan,
sedang masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
masyarakat disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan
(Waryana, 2010).
Berdasarkan perkembangan masalah gizi di Indonesia, pada
tahun 2005 diperkirakan sekitar 5 juta anak menderita gizi kurang (berat
badan menurut umur), 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Dari anak
yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000 menderita gizi buruk
tingkat berat yang disebut marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwashiorkor, yang memerlukan perawatan kesehatan yang intensif di
Puskesmas dan Rumah Sakit. Masalah gizi kurang dan gizi buruk terjadi
hampir di semua Kabupaten dan Kota. Pada saat ini masih terdapat
110 Kabupaten/Kota dari 440 Kabupaten/Kota di Indonesia yang
mempunyai prevalensi di atas 30% (berat badan menurut umur). Menurut
WHO keadaan ini masih tergolong sangat tinggi (WHO, 2005).
2
Gizi lebih yang dapat menyebabkan kegemukan, dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu berat badan lebih (overweight), bila berat badan 110-120%
berat badan standar (berdasarkan umur bayi), dan obesitas bila berat badan lebih
dari 120% berat badan standar (berdasarkan umur bayi). Seorang bayi yang
kegemukan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk tetap kegemukan pada
masa pubertas dan dewasa (Mangunkusumo, 2005).
Sebagian kejadian gizi buruk dan gizi lebih dapat dihindari apabila ibu
mempunyai cukup pengetahuan tentang cara memelihara gizi dan mengatur
makanan bayi. Ketidaktahuan baik yang berdiri sendiri maupun yang berkaitan
kemiskinan, menimbulkan salah mengerti dalam penggunaan bahan pangan
tertentu (Arisman, 2010).
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada
enam bulan pertama kelahiran, tanpa terputus. Pemberian ASI sudah harus di
mulai setengah sampai satu jam sesudah bayi lahir. Perbaikan status gizi
anak kelompok umur 0-6 bulan merupakan bagian penting dari
peningkatan status gizi masyarakat. Pada periode ini anak tumbuh pesat baik
fisik maupun mental dan perkembangan motorik yang kesemuanya
memerlukan pemerataan zat gizi dalam jumlah dan jenis yang mencukupi
(Depkes RI, 2005).
Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang
bergizi yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI
merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan
pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun
3
jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/balita. Bayi dan balita
seharusnya mendapat MP-ASI untuk mencegah kekurangan gizi
(Proverawati dan Kusumawati, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pringanom,
Kelurahan Masaran, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, terdapat
11 posyandu balita. Jumlah balita yang ikut posyandu sebanyak 512 balita.
Jumlah anak usia 0-6 bulan sebanyak 50 anak, usia 6-12 bulan sebanyak
57 anak dan usia >12 bulan sebanyak 405 anak. Berdasarkan hasil
wawancara dari 7 orang ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan,
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan masih rendah,
hanya 2 orang ibu pengetahuannya baik dan 5 orang ibu pengetahuannya
kurang. Dari data yang diperoleh dari bidan, pernah terdapat 1 kasus gizi buruk
pada tahun 2010 dan di tahun 2012 belum ada kasus balita dengan Bawah Garis
Merah (BGM). Berdasarkan informasi dari kader dan bidan desa, pada saat
posyandu bidan/kader sudah memberikan penyuluhan tentang gizi pada bayi.
Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan penting di miliki oleh ibu, karena kurangnya pengetahuan
dapat menyebabkan masalah gizi pada anak balita, sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi Usia
6-12 Bulan di Desa Pringanom Masaran, Sragen”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada
Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Pringanom Masaran, Sragen?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan
di Desa Pringanom Masaran, Sragen.
2. Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan pada kategori baik di Desa Pringanom Masaran, Sragen.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan pada kategori cukup di Desa Pringanom Masaran, Sragen.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan pada kategori kurang di Desa Pringanom Masaran, Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah pengetahuan tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan.
2. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan teori yang telah
diperoleh selama pendidikan, tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan.
5
3. Bagi institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca dan penelitian
selanjutnya.
b. Desa Pringanom Masaran, Sragen
Memberi informasi dan pengetahuan yang lebih luas tentang gizi pada
bayi usia 6-12 bulan serta sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan
dalam mengelola program di bidang kesehatan khususnya program KIA
dan gizi.
E. Keaslian Penelitian
1. Yuliyanti Wahyu Ridho (2007), dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6-12 Bulan Di Desa
Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Banyuwangi”. Penelitian ini
menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif, teknik pengambilan sampel
dengan metode total sampling dengan analisis data univariat. Hasil
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang makanan tambahan
pada bayi umur 6-12 bulan adalah cukup sebanyak 34 orang (61,8%),
kurang 11 orang (20%), baik 10 orang (18,2%). Perbedaan dengan penelitian
sekarang adalah lokasi dan waktu penelitian, sampel penelitian, jumlah
responden, dan teknik sampling penelitian.
6
2. Astagiri Andrika Nosta (2009), dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang
Menu Makanan Pada Balita Di Desa Kenongrejo Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi”. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif
Kuantitatif, teknik pengambilan sampel dengan metode purposive
sampling, dengan teknik analisis univariat. Hasil penelitian ini adalah
pengetahuan ibu tentang menu makanan pada balita adalah cukup baik.
Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah lokasi dan waktu penelitian,
sampel penelitian.
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini
dilaksanakan di Desa Pringanom Masaran, Sragen pada tanggal 18 April
2013 dengan jumlah sampel 30 orang sedangkan persamaan dengan
penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, menggunakan
teknik analisis univariat, dan hasil penelitian cukup baik.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori tentang pengetahuan meliputi, definisi,
tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi
7
pengetahuan, teori zat gizi, teori tentang gizi pada bayi yang
terdiri dari prinsip gizi pada bayi, kebutuhan nutrisi
berdasarkan tumbuh kembang, macam-macam makanan bayi,
cara pengelolaan makanan bayi, pengaruh sistem gizi
terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, kerangka teori
dan kerangka konsep.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikann tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
penelitian dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik
pengambilan sampel , instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, variabel penelitian, definisi operasional, metode
pengolahan dan analisis data, dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas gambaran umum tempat penelitian,
hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan
dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1.Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Mubarak dkk (2007), pengetahuan adalah hasil mengingat
suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik
secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai
dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
8
9
antara lain: menyebutkan, menguraikan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil. Aplikasi dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumusan metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menjabarkan materi atau obyek secara benar kedalam komponen-
komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
10
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi menurut Mubarak (2007), antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental).
4) Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
11
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
6) Kebudayaan Lingkungan Sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila suatu
wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan
maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
2. Zat Gizi
a. Pengertian
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi
secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Kristiyanasari, 2010).
Zat Gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat
gizi yang dikenal ada lima yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2011)
12
b. Komponen Zat Gizi
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi,
secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro
dan golongan mikro. Untuk golongan makro terdiri dari kalori dan H2O
(air), kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan
kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Adapun
komponen zat gizi menurut Hidayat (2005) :
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan
mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah
yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori
yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat
badan menurun, demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (obesitas).
Karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan,
sukrosa, tepung dan sayur-sayuran.
2) Lemak
Lemak merupakan sumber kaya akan energi, sebagai pelindung
organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain
terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan
waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh
harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak
13
akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam
linoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila
jumlah lemak yang banyak akan menyebabkan terjadi
hiperlipidema, hiperkolesterol, atau dapat menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain. Lemak dapat diperoleh
dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-
kacangan, dan minyak sayur.
3) Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Jumlah
protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang
cukup apabila jumlahnya berlebih dapat memperburuk insufisiensi
ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat
menyebabkan kelemahan, oedema, dapat kwashiorkor apabila
kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori
menyebabkan marasmus. Zat gizi protein dapat diperoleh dari susu,
telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang buncis, dan padi-
padian.
4) Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,
mengingat kebutuhan air pada bayi relative tinggi 75-80% dari berat
14
badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air
bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler,
sebagai mediun untuk ion, transport nutrien, dan produk buangan serta
pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan
semua makanan.
5) Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan
organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain :
a) Vitamin A (retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang
cukup yang mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi
mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan
maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak
ikan, susu, kuning telur, margarine, tumbuh-tumbuhan, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
b) Vitamin B komplek (thiamin) yang merupakan vitamin yang
larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat
menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia,
konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardia, oedema, asam
piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam
jumlah yang kurang, kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari
dalam hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang dan lain-lain.
15
c) Vitamin B2 (riboflavin), merupakan vitamin yang sedikit larut
dalam air, vitamin ini tersedia dalam jumlah cukup, apabila
kekurangan dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur,
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh didalam
susu, keju, hati daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau, dan padi.
d) Vitamin B 12 (sianokobalamin), merupakan vitamin yang sedikit
larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel
darah merah dalam sum-sum tulang, pengaruh kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan anemia, dan vitamin ini dapat
diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju.
e) Vitamin C (asam ascorbat), merupakan vitamin yang larut dalam
air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau
cahaya, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya
proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam
tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f) Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan
akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam
mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor
dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur
kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan pertumbuhan jelek dan osteomalaisa. Vitamin ini
dapat diperoleh dari dalam usus, margarine, minyak ikan,
pemaparan cahaya matahari atau sumber ultraviolet lain.
16
g) Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak
stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam
meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat
serta menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi premature
dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin E
ini dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
h) Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang
dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor
koagulasi II, VII, IX, X, yang harus tersedia dalam tubuh yang
cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan
perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini
tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging, dan hati.
6) Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang temasuk dalam
kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium,
kobalt, tembaga, fluorin, yodium, besi, magnesium, mangan, fosfor,
kalium, natrium, sulfur dan seng. Semua zat gizi tersebut harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
3. Gizi Pada Bayi
a. Prinsip Gizi Pada Bayi
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang
dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk
17
mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang
diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar
kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu
matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor,
klor, kalium dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangn
bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang
bergizi yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI
merupakan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
(Proverawati dan Kusumawati, 2011).
b. Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang
Menurut Hidayat (2005), kebutuhan nutrisi pada setiap anak
berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel
atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan
jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi
pada bayi dapat dikelompokan berdasarkan usia anak, yakni:
1) Umur 6-9 Bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan
kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu,
bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi
disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan
lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah
mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan
memasukan semua makanan kedalam mulut, untuk itu perlu
18
pengawasan dalam setiap aktivitas anak.
2) Umur 10-12 Bulan
Pada anak usia ini masih tetap diberikan ASI dengan
penambahan pada bubur susu, bentuk makanan yang disediakan dapat
lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan
kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak
sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan
sendiri dan makan dengan tangan, pada anak usia ini merupakan usaha
yang baik dalam menuntun ketangkasan dan merasakan bentuk
makanan.
c. Macam-Macam Makanan Bayi
Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan
selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangannya diperlukan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Menurut (Proverawati dan Kusumawati,
2011), jenis-jenis MP-ASI yang diberikan diantaranya:
1) Makanan Saring
Makanan saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak
kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus,
contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok.
2) Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan
tampak berair, contoh: bubur nasi, nasi tim, kentang puri.
19
3) Makanan Padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak tampak berair dan
biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang
rebus, biskuit.
d. Cara Pengelolaan Makanan Bayi
Pengolahan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan
umurnya. Ini Dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan
kemampuan sistem pencernaannya berbeda-beda. Berikut pengelolaan
makanan berdasarkan umur (Proverawati dan Kusumawati, 2011).
1) Pemberian Makanan Bayi Umur 6-9 bulan
a) Pemberian ASI diteruskan.
b) Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.
c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah
sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan, minyak
kelapa atau margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori
makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut
dalam lemak.
2) Pemberian Makanan Bayi Umur 10-12 Bulan
a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus
diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.
20
b) Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan
yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo dan buah.
c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Makanan Pendamping ASI Menurut
Umur Bayi
Umur Jenis Makanan Frekuensi
Pemberian
6-7 bulan ASI, Bubur Lunak/sari buah, bubur
tepung.
Sekehendak
1-2 kali sehari
7-9 bulan ASI, buah-buahan, bubur/roti,
daging/kacang-kacangan , minyak,
santan, sari buah tanpa gula.
Sekehendak
3-4 kali
9-12 bulan ASI, makanan seperti orang dewasa,
telur/kuning telur, jeruk.
ASI 4-5 kali
Sumber : Sulistyoningsih (2011).
e. Pengaruh Status Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat
hubungannya kesehatan dan kecerdasan. Apabila anak terkena defiensi zat
gizi maka kemungkinan besar anak mudah terkena infeksi. Gizi sangat
berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan (diare dan
muntah-muntah), serta metabolisme pada anak (Proverawati dan
Kusumawati, 2011).
Penyakit kwashiorkor dan marasmus menyebabkan penderita
kehilangan bahan makanan, penghancuran jaringan tuhuh semakin
meningkat, karena digunakan untuk pembentukan protein atau enzim-
enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh (Proverawati dan
Kusumawati, 2011).
21
B. KERANGKA TEORI
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Mubarak (2007), Proverawati dan
Kusumawati (2011)
Tingkat Pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Pengetahuan Zat Gizi Gizi Pada Bayi
Faktor yang
mempengaruhi
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
lingkungan sekitar
Zat gizi meliputi
1. Definisi
2. Komponen zat
gizi
Gizi pada bayi meliputi
1. Prinsip gizi pada
Bayi.
2. Kebutuhan nutrisi
berdasarkan usia
tumbuh kembang.
3. Macam makanan
bayi.
4. Cara pengelolaan
makanan bayi.
5. Pengaruh status gizi
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan.
22
C. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Pada Bayi Usia 6-12
Bulan
Baik
Cukup
Kurang
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Sastroasmoro dan Ismael (2008), penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan melakukan diskripsi mengenai fenomena
yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil.
Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka
(Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggambarkan pengetahuan ibu tentang gizi
pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Pringanom Masaran Sragen.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), lokasi merupakan tempat atau lokasi
pengambilan penelitian yang berguna untuk membatasi ruang lingkup
penelitian. Waktu adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2004).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pringanom Masaran, Sragen pada
tanggal 18 April 2013.
23
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah setiap objek (misalnya manusia: pasien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi
usia 6-12 bulan di Desa Pringanom Masaran, Sragen pada tanggal
18 April 2013 yakni sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian yang diambil dari
populasi tersebut, dengan teknik sampling yang telah ditetapkan sebagai wakil
populasi itu (Machfoedz, 2007). Populasi kurang dari 100 diambil semua,
sedangkan populasi lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%
(Arikunto, 2006).
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia
6-12 bulan di Desa Pringanom Masaran, Sragen sebanyak 30 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2007), teknik pengambilan
sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
25
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,
2006). Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu soal
positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Untuk pernyataan positif
(favorable), bila jawaban benar diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi nilai 0,
sedangkan untuk pernyataan negatif (unfavorable), bila jawaban salah diberi
nilai 1 dan jika jawaban benar diberi nilai 0. Pada penyusunan kuesioner, salah
satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas kuesioner.
Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner adalah untuk
meyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar dalam
mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid. Uji coba ini dilakukan
di Desa Bakung Masaran, Sragen pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12
bulan sebanyak 30 orang pada tanggal 18 Desember 2012 kemudian diolah dan
dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
versi 16. Menurut Riwidikdo (2010), untuk melakukan uji coba validitas uji
coba minimal dilakukan terhadap 30 orang.
Dalam menyusun instrumen, peneliti harus mengetahui jenis skala
pengukuran data agar instrumen dapat diukur sesuai permasalahan penelitian.
Penelitian ini dalam menyusun instrumen menggunakan skala guttman, yaitu
skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban dari
26
pertanyaan atau pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal
N
o
Variabel
penelitian
Indikator Nomer
pertanyaan
favorable
Nomer
pertanyaan
unfavorable
Total
soal
1. Pengetahuan
tentang gizi
pada bayi usia
6-12 bulan
a. Zat Gizi.
b.Gizi pada bayi.
1) Prinsip gizi
pada bayi.
1,28
14, 15*, 20,
30
5,10*,33
3, 22, 4
5
7
2) Kebutuhan
nutrisi
berdasarkan
usia
2, 9, 31 11, 6, 13 6
3) Macam
makanan bayi.
23 12*, 21, 32 4
4) Cara
pengelolaan
makanan bayi
16, 17, 24,
34
18, 19, 25, 27,
29
9
5) Pengaruh
status gizi.
Jumlah
7, 8, 26,
35*
4
35
Keterangan :
* Soal yang tidak valid
2. Uji Validitas
Menurut Riwidikdo (2010), validitas didefinisikan sebagai ukuran
seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Tes hanya dapat
melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada “sesuatu” yang diukurnya.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
korelasi product moment dengan menggunakan olah data SPSS versi 16,
yaitu:
r = N.∑X.Y - ∑X. ∑Y
{N∑X2 – (∑X)
2) (N∑Y
2- (∑Y)
2}
27
Keterangan:
N : Jumlah responden.
R : Koefisien korelasi product moment.
X : Skor pertanyaan.
Y : Skor total.
XY: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika p-value < taraf signifikann 5%.
Berdasarkan hasil uji validitas terdapat 31 butir soal yang valid dan 4 butir
soal yang tidak valid yaitu 10, 12, 15, 35. Butir soal yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian karena soal-soal yang valid sudah mewakili
setiap item yang sudah ditentukan.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan
(Riwidikdo, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha
chronbach dengan menggunakan SPSS for windows versi 16, yaitu:
-
-
28
Keterangan : ri: Reliabilitas instrumen.
K: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
St²: Varian total.
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha chronbach minimal 0,7
(Riwidikdo, 2010). Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan hasil nilai
alpha chronbach 0,864 > 0,7, jadi kuesioner dikatakan reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal
dengan sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung
penelitian (Arikunto, 2006). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara
memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan lembar kuesioner
pada ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan, kemudian menjelaskan tentang
cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai
dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri
dari :
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari obyek /
subyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2010). Data primer pada penelitian ini berasal dari
responden, dengan cara peneliti membagikan lembar kuesioner yang berisi
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6 -12 bulan kepada responden.
2. Data sekunder
29
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
obyek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder pada
penelitian ini bersumber dari data rekam medis kader posyandu di Desa
Pringanom Masaran, Sragen berupa jumlah balita yang ikut posyandu.
F. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh angota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan.
G. Definisi Operasional
3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Skala Alat Ukur Kategori
Pengetahuan
ibu tentang
gizi pada bayi
usia
6-12 buan
Pemahaman
seseorang/ibu
dalam menjawab
kuesioner
tertutup dengan
pilihan jawaban
benar dan salah
tentang gizi pada
bayi usia 6-12
bulan
Ordinal Kuesioner 1. Baik, bila nilai
responden (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup, bila nilai
responden yang
diperoleh mean -
1SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
3. Kurang, bila nilai
resposnden yang
diperoleh (x) <
mean - 1 SD
Sumber: Riwidikdo, 2010
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
30
Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul yaitu pengolahan
data. Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan data ini terdiri dari:
a. Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian dari kuesioner. Hasil wawancara, angket, atau
pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (Editing)
terlebih dahulu.
b. Coding
Apabila setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau processing
Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
“software” komputer. Salah satu program yang paling sering
digunakan untuk “entri data” penelitian adalah program SPSS for
window.
d. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan Data (scleaning)
Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu
31
dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data
cleaning).
2. Analisis Data
Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa
dianalisis. Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat.
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi:
a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh mean - 1 SD ≤ x ≤ mean +
1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean - 1 SD
Mean dan Standar Deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
X=
Keterangan : X : mean
∑xi : jumlah nilai responden.
n : banyaknya responden.
SD=
32
Keterangan : SD : Standar Deviasi
∑x² : jumlah nilai responden dikuadratkan.
∑x : jumlah nilai responden.
n : banyaknya responden.
Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), yaitu
sebagai berikut:
Jumlah responden pada setiap kategori
Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x100%
Total jumlah responden
I. Etika Penelitian
Etika penelitian menurut Hidayat (2007), meliputi :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
33
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Pringanom, Masaran, Sragen pada
tanggal 18 April 2013 dengan responden ibu yang memiliki bayi usia 6-12
bulan sebanyak 30 orang. Desa Pringanom terletak di Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis desa Pringanom
sebelah utara berbatasan dengan desa Jetak, sebelah selatan berbatasan
dengan desa Pakis, sebelah barat berbatasan dengan desa Bakung, sebelah
timur berbatasan dengan desa Pandak. Desa Pringanom terdapat 1 pelayanan
kesehatan yaitu Pusat Kesehatan Daerah (PKD) Pringanom, Masaran, Sragen.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan di desa Pringanom, Masaran Sragen
yaitu baik, cukup, kurang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan
kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di desa Pringanom,
Masaran Sragen pada 30 orang ibu yang mempunyai anak usia 6-12 bulan
dapat diperoleh nilai mean dan standar deviasi.
34
35
Tabel 4.1
Hasil Penelitian
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase
(%)
1. Baik 9 30
2. Cukup 18 60
3. Kurang 3 10
Total 30 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada
bayi usia 6-12 bulan di desa Pringanom, Masaran Sragen yang telah disajikan
dalam bentuk tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan baik 9 orang (30%), cukup 18 orang ( 60%), dan kurang 3 orang
(10%).
Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan di desa Prinnganom, Masaran Sragen
mempunyai pengetahuan cukup baik mengenai gizi pada bayi usia 6-12 bulan
yaitu 18 orang (60%).
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
pada bayi usia 6-12 bulan pada kategori baik yaitu 9 orang (30%), cukup 18
orang( 60%), sedangkan untuk kategori kurang adalah 3 orang (10%) dari
total responden 30 orang. Dari 3 kategori tersebut, mayoritas pengetahuan ibu
tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan di desa Pringanom, Masaran Sragen
36
pada tingkat kategori cukup dengan jumlah responden yakni sebanyak 18
orang (60%).
Dari kuesioner yang peneliti berikan, didapatkan data bahwa
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan mencakup sebagian
indikator pada kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, khususnya pendidikan
formal. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurangakan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Dengan pendidikan
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya,
sehingga seseorang semakin besar keinginan untuk memanfaatkan
pengetahuan, keterampilan dan pendidikan dalam berinteraksi dengan
lingkungan, Karena hasil pendidikan ikut membentuk pola berpikir, pola
persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang.
Faktor pengetahuan memegang peranan penting dalam menjaga
kebersihan dan hidup sehat. Dengan adanya pendidikan dan pengetahuan
mendorong kemampuan dan kemauan yang ditujukan terutama kepada ibu
yang memiliki bayi. Sehingga orang yang berpengetahuan mampu memahami
arti hidup, mampu menjalani hidup dengan terarah. Masalah yang muncul
dalam dirinya mampu dikelola dengan pemikiran yang lebih rasional.
Mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sebagian kejadian gizi buruk dapat
37
dihindari apabila ibu mempunyai cukup pengetahuan tentang cara
memelihara gizi dan mengatur makanan bayi (Arisman, 2010).
Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatanmenjadi bagian
yang sangat penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan memiliki
keterkaitan yang erat hubungannya dengan kesehatan serta kecerdasan anak
(Proverawati dan Kusumawati, 2011).
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu :
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
2. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya
bisa menjawab “benar” atau “salah” sehingga tidak dapat menguraikan
jawaban selain jawaban yang tersedia dan jawaban mereka belum bisa
mengukur pengetahuan secara mendalam.
3. Lokasi penelitian
Lokasi ini hanya dilakukan di desa Pringanom masaran Sragen, sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.
38
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan maka
peneliti mengambil sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan
dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan dalam
kategori baik yaitu 9 responden (30%).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan dalam
kategori cukup yaitu 18 responden (60%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan dalam
kategori kurang 3 responden (10%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi pada bayi usia 6-12 bulan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan
adalah:
38
39
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan dapat menambah wacana dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya pengetahuan ibu gizi pada bayi usia
6-12 bulan.
2. Bagi peneliti
Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan
variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
3. Bagi institusi
a. Pendidikan
Diharapkan akan menambah referensi untuk mengembangkan
penelitian yang lebih lanjut tentang gizi pada bayi usia 6-12 bulan.
b. Desa Pringanom Masaran, Sragen
Diharapkan desa dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan khususnya tentang gizi pada bayi usia
6-12 bulan untuk menurunkan angka mordibitas dan mortalitas pada
bayi.
4. Bagi responden
Diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa
Pringanom Masaran, Sragen lebih memahami tentang gizi pada bayi usia 6-
12 bulan dengan cara mengikuti dan memperhatikan penyuluhan-
penyuluhan yang diberikan oleh bidan/kader.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Astagiri, A. 2009. Pengetahuan Ibu Tentang Menu Makanan Pada Balita Di Desa
Kenogrejo Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Surakarta. STIKes Kusuma
Husada. Karya Tulis Ilmiah
Budiarto. 2004. Metode Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar .Jakarta: EGC.
Departemen Gizi dan Kesehatan Mayarakat. 2011. Gizi dan Kesehatan Masyarakat .
Jakarta: Rajawali Pers.
Depkes RI. 2005. Perbedaan Karekteristik Ibu Dan Bayinya Yang Berusia6-12Bulan.
http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/24737/5/Perbedan-Karekteristik-Ibu-Dan-
Bayinya-Yang-Berusia-6-12- -(lengkap).doc. Diakses tanggal 20 Oktober 2012.
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika.
________ . 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil.. Yogyakarta: Nuha Medika
Machfoedz, I. 2007. Statistika Diskriptif Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan
Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Mangunkusumo, C. 2005. Penuntut Diit Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mubarak, W. dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
____________ . 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati, A. Kusumawati, E. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
___________ . 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program
R Dan SPSS. Yogyakaarta: Pustaka Rihana.
Sastroasmoro, S. Ismael, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto.
Sugiyono. 2007. Statistika Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
WHO. 2005. Perkembangan Penanggulangan Gizi Buruk Di Indonesia Tahun 2005.
http://gizi.depkes.go.id/busunglapar/Laporan%20Gizi%20Buruk%20sampai%20Des2
005-Final.pdf. Diakses tanggal 19 Oktober 2012.
Yuliyanti, W R. 2007. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan
Pada Bayi Umur 6-12 Bulan Di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo
Banyuwangi. Yogyakarta. STIKes Surya Global. Karya Tullis Ilmiah.
top related