kasus 2 nu kelompok 1 [fix]

Post on 10-Jul-2016

19 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Kasus Modul NU Trisakti

TRANSCRIPT

ANAKKU SAKIT KENCING

Kelompok 1

Modul NU

SKENARIO KASUS

Seorang anak laki – laki berusa 1,5 tahun dibawa berobat ke poli dengan keluhan nyeri berulang bila kencing. Ibu mengatakan setiap mau kencing penisnya terlihat menggelembung, dan terdapat benjolan di bawah kulit penis. Tidak ada riwayat demam dan tumbuh kembang anak terlihat normal.

Keywords : Nyeri bila kencing, penis terlihat menggelembung, benjolan di bawah kulit penis.

TERMINOLOGI Nyeri bila kencing

Nyeri: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Penis terlihat mengembang

Benjolan di bawah kulit penis

MIND MAP

Anak laki-laki 1,5 tahun

FIMOSIS

Hygiene <<

Nyeri saat kencing

Penis menggelembung saat

mau kencingBenjolan di bawah

kulit penis

kongenital

ANAMNESIS TAMBAHAN Apakah sudah di circumsisi? Nyeri sudah berapa lama? Mengejan atau tidak saat berkemih? Pancaran kemih? Hygiene?

PEMERIKSAAN FISIK Palpasi benjolan : (bentuk + isi) Inspeksi benjolan : warna + ukuran Isi purulen : infeksi streptococcus Fimosis fisiologis : terbungkus + di luar ada

sisa kulit Fimosis patologi : terbungkus total

PEMERIKSAAN PENUNJANG Isi benjolan ( biopsi )- Purulen : infeksi streptococcus- Cairan : hidrokel, kista

Urinalisa - Sedimen : terdapat >5/LPB = ISK- Eritrosit : terdapat 5-10- Bakteri : 1 bakteri/LP Minyak emelsi

ANATOMI SALURAN KEMIH

ANATOMI PENIS

HISTOLOGI PENIS Penis terdiri atas 3 massa silindris dari jaringan

erektil, uretra dan diluarnya diliputi dengan kulit (terdiri dari epidermis dan dermis). Jaringan erektil meliputi sepasang korpus kavernosum dan korpus spongiosum yang di dalamnya terdapat uretra.

Di bagian luar korpus dikelilingi oleh jaringan ikat padat yaitu tunika albuginea. Di luar tunika albuginea terdapat jaringan ikat longgar dan Di dalam korpus terdapat banyak trabekula (gabungan jaringan ikat kolagen, elastin dan otot polos). Di tengah korpus kavernosum terdapat arteri.

Fisiologi berkemihRefleks Volunter

Vesika urinaria terisi Korteks serebri

Reseptor tegang

Saraf parasimpatis Motor neuron menujuSfingter uretra externa

Vesica urinaria kontraksi

Sfingter uretra interna secaraMekanik terbuka bila vesica

Urinaria kontraksi

Sfingter uretra eksterna akan terbukaJika motor neuron dihambat

miksi

Tetap tertutup jikaMotor neuron dirangsang

Tidak berkemih

FimosisAdalah keadaan dimana kulit penis (preputium) tidak dapat ditarik ke posteriorTerdiri dari 2:• Fisiologis: terjadi pada bayi laki-laki dan

biasanya akan hilang dengan sendirinya pada usia 3-4 tahun

• Patofisiologis: terjadi karena adanya infeksi, inflamasi, dan jaringan parut. Biasanya diakibatkan karena hygiene yang buruk

PatofisiologiFimosis

FimosisRuang antar

prepusium dengan glans penis tidak

berkembang dengan baik

Prepusium tidak bisa retraksi

Prepusium tetap melekat dengan glans

penisGangguan aliran urin

Smegma sulit dibersihkan dan

tertimbun

Menutupi orifisium uretra eksterna

Turbulensi urin di ruang antara

prepusium dan glans

Korpus smegma Saluran miksi terhambat

Ballooning (prepusium

menggembung saat berkemih karena

desakan urin)

Sulit BAK Retensi urin Media infeksi:1. Postitis2. Balanitis

Pancaran urin mengecil Infeksi uretra 3. Balanopostitis

Nyeri & edemaMediator kimia (prostaglandin,

bradikinin)Reaksi inflamasi

Benjolan lunak

Fisiologis PatofisiologisPenurunan pancaran saat miksi Penurunan pancaran urin saat

miksiTerdapat kista yang biasanya terbentuk karena smegma yang berkumpul di bawah kulit

Preputium biasanya menutupin glans penis seluruhnya

Tidak ada rasa sakit Rasa sakit saat berkemih dan ereksi

Ujung penis menggembung (ballooning) sebelum urin keluar saat miksi

Retensi urin

Rasa sakit pada preputiumInfeksi berulang pada saluran kemih atau ginjal

Penatalaksanaan• Sirkumsisi diberikan terutama bila fimosis

menimbulkan kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis.

• Pemberian salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama 20-30 hari, harus dilakukan secara teratur dalam jangka waktu tertentu agar efektif.

• Terapi peregangan dilakukan setelah mandi air hangat selama lima sampai sepuluh menit setiap hari. Peregangan dilakukan harus hati-hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan parut.

Pencegahan• Jaga kebersihan dengan baik agar tidak terkena

infeksi. • Sirkumsisi dini • Edukasi kepada ibu agar preputium tidak ditarik

paksa

Komplikasi

ISK Padakasus yang berat dapat menumbulkan Retensi urin Penarikan preputium secara paksa dapat berakibat kontriksi

dengan rasa nyeri dan pembengkakan glands penis yang disebut parafimosis

Pembengkakan atau radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis

Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal

Smegma infeksi sekunder jaringan parut Fimosis merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker

penis.

DAFTAR PUSTAKA Purnomo, Basuki B. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Kedua. Jakarta

: Sagung Seto; 2009. Santoso A. Fimosis dan Parafimosis. Tim Penyusun Panduan

Penatalaksanaan Pediatric Urologic di Indonesia. Jakarta : Ikatan Ahli Urologi Indonesia ; 2005.

Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki. In : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta : EGC ; 2004. p.801

Tanagho EA, McAninch, JW. Smith’s General Urology. Sixteenth Edition. USA : Applehan and Lange ; 2004.

Baskin, Laurence S, Copp Hillary, Disandro Michael, Arnhym Anne, Angelique Champeau, Kennedy Christine. Phimosis. In : UCFS Pediatric Urology. Available at : http://www.aboutkidshealth.ca/En/HealthAZ/Conditionanddiseases/genitalandreproductivedisorders/pages/phimosis.aspx accessed on 15th April 2015.

Terima Kasih

top related