kegiatan pembelajaran 3 blok silinder sepeda ......4. pemuaian panas harus sesuai dengan...
Post on 07-Dec-2020
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
BLOK SILINDER SEPEDA MOTOR
A. Tujuan
Disediakan buku modul diklat, CD pembelajaran interaktif, media
pembelajaran, melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta
diklat mampu melakukan telaah Blok silinder sepeda motor dan
komponennya, melakukan diagnosa dan pemeriksaan kerusakan
dan melakukan perbaikan blok silinder sepeda motor dengan disiplin,
tertib, aman dan bertanggung jawab.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu :
1. Menelaah konstruksi blok silinder
2. Mendiagnosa kerusakan blok silinder
3. Memperbaiki kerusakan pada blok silinder
C. Uraian Materi
Blok silinder
Fungsi sebagai bidang kerja / bidang gesek piston dalam proses kerja
motor.Blok silinder sepeda motor merupakan bagian pokok sebuah motor.
Bentuk dan konstruksi blok silinder tergantung pada beberapa faktor,
antara lain : jumlah silinder, susunan silinder, susunan katup, jenis
pendinginan, letak poros kam, tempat dudukan motor, bahan serta cara
pembuatannya.
Blok silinder harus memenuhi persyaratan :
1. Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan
elatisitas pada bentuknya.
2. Ringan dan kuat
3. Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata.
59
4. Pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang
pada blok tersebut ( misal : poros engkol, kepala silinder ).
Gambar 37. Konstruksi Blok Silinder Sepeda Motor
Silinder harus memenuhi persyaratan :
1. Sifat luncur yang baik pada permukaan luncurnya dan tahan aus
2. Kuat terhadap tekanan tinggi
3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat waktu pemakaian yang
lama
4. Konstruksi silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
5. Mudah di overhoul atau diganti
Bahan Blok Silinder
Konstruksi blok silinder terbuat dari beberapa bahan, antara lain :
Silinder besi tuang/ cast iron
Terbuat dari besi tuang, silinder besi tuang ini mudah pembuatannya tetapi
berat, pada umumnya dipakai pada sepeda motor berukuran kecil.
Gambar 38. Blok Silinder Bahan Besi Tuang
60
Blok silinder paduan alumunium dengan sleeve besi
Silinder ini terbuat dari almunium cor dengan campuran besi tuang yang
istimewa, pembuatan dengan dicetak atau dengan penyusutan. Dibandingkan
dengan besi tuang, berat dan pemindahan panasnya lebih baik, dipakai pada
sepeda motor pada ukuran menengah dan besar.
Gambar 39. Blok Silinder Bahan Paduan Alumunium dengan Sleeve Besi
Blok Silinder Alumunium
Dibuat dari campuran almunium dan bagian dalamnya diplating/dilapisi
dengan croome yang keras. Sifat ringan dan mudah memindahkan panas,
dipakai pada sepeda motor balap.
Gambar 40. Blok Silinder Bahan Alumunium
61
Konstruksi Blok Silinder
Berdasarkan Langkah Kerja Motor
Blok Silinder Motor Bensin 2 Langkah
Konstruksi blok silinder motor 2 langkah mempunyai saluran bilas dan saluran
pembuangan yang terletak pada pinggang silinder. Bahan blok bisa terbuat
dari cast iron / paduan logam serta alumunium alloy. Lapisan tabung silinder
terbuat dari logam khusus yang tahan aus.
Gambar 41. Konstruksi Blok Silinder Motor 2 Langkah
Blok Silinder Motor Bensin 4 Langkah
Konstruksi blok silinder motor 4 langkah tidak sama dengan motor 2 langkah,
pada blok silinder tidak ada saluran bilas dan saluran buang, pada bagian
tertentu terdapat saluran pelumasan yang menuju ke kepala silinder, ada
saluran air pendingin (sistem penginan air) dan pada bagian samping ada
rongga tempat rantai timing.
Bagian dalam merupakan silinder yang bersinggungan dengan piston, bagian
tersebut merupakan menjadi satu kesatuan dengan blok silinder yang
pengikatannya dilakukan secara cetakan.
62
Gambar 42. Konstruksi Blok Silinder Motor 4 Langkah
Berdasarkan susunan silinder
Bentuk “ Sebaris / Inline “
Konstruksi sederhana, biasanya digunakan pada kendaraan dengan jumlah
silinder 1 s/d 4 silinder
Gambar 43. Konstruksi Blok Silinder Sebaris/Inline
63
Digunakan pada kebanyakan sepeda motor dengan jumlah silinder 1 sampai
4 silinder.
Boxer ( horisontal )
1. Konstruksi engine rendah tapi lebar
2. Digunakan pada sepeda motor dengan jumlah silinder : 2 sampai 4
silinder
3. Mempunyai sifat getaran dan keseimbangan paling baik karena gaya
stabilitas mekanisme engkol saling meniadakan satu dengan yang
lain
( contoh penggunaan : sepeda motor BMW)
Gambar 44. Konstruksi Blok Silinder Bentuk Boxer/Rebah
Bentuk V
1. Konstruksi pendek, kompak dan kaku
2. Baikuntuk sepeda motor 2 s/d 4 silinder
3. Sifat getaran paling buruk
4. Satu crank jurnal poros engkol memegang dua big end conecting
rod
64
Gambar 45. Konstruksi Blok Silinder Bentuk V
Berdasarkan Sistem Pendinginan
Konstruksi sistem pendinginan blok silinder sepeda motor terdiri atas dua jenis
yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendingan air.
Sistem Pendinginan Udara
Pada konstruksi pendinginan udara pada blok silinder dilengkapi dengan sirip
pendingin sebagai pemindahan panas ke udara luar.
Gambar 46. Konstruksi Blok Silinder Pendinginan Udara
Sistem Pendinginan Air
Blok silinder dengan sistem pendinginan air konstruski blok silinder dilengkapi
dengan rongga-rongga/water jacket untuk air pendingin. Peredaran air
pendingin menggunakan pompa air dan juga ada yang berdasarkan berat
jenis air, yang selanjutnya didinginkan oleh radiator.
65
Gambar 47. Konstruksi Blok Silinder Pendingin Air
Berdasarkan Sambungan Komponen
Konstruksi blok silinder sepeda motor berbeda dengan blok silinder untuk
kendaraan, dimana pada blok silinder sepeda motor menyatu dengan rumah
pemindah tenaga (kopling, transmisi) serta mekanisme engkol, maka guna
memudahkan pembongkaran dan perakitan konstruksi blok silinder dibuat
model terpisah (dari rumah mekanisme engkol dan pemindah tenaga).
Gambar 48. Blok Silinder Terpisah
Diagnosa kerusakan blok silinder
Adapun beberapa kemungkinan kerusakan blok silinder antar lain :
1. Kebocoran sambungan paking rumah transmisi dengan blok
silinder
2. Kebocoran sambungan paking blok silinder dengan kepala silinder
3. Keretakan blok silinder
4. Keausan silinder
66
Pemeriksaan dan Perbaikan Blok Silinder
Pemeriksaan keretakan pada bagian blok silindersecara
visual Pemeriksaan kerataan permukaan blok silinder
1. Bersihkan permukaan blok silinder dari bekas packing menggunakan
kertas gosok halus dan sekrap, jangan terlalu menekan pada saat
pembersihan permukaan blok silinder.
2. Lakukan pengukuran kerataan permukaaan blok silinder secara
menyilang menggunakan mistar baja dan fuller gauge
Gambar 49. Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder
Batas maksimum kebengkokan : 0,05mm
Jika lebih besar dari 0,05 mm lakukan perataan permukaan blok silinder
seperti perataan permukaan kepala silinder.
Pemeriksaan / pengukuran keausan tabung silinder
1. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keausan dan
ketirusan tabung silinder serta goresan-goresan pada tabung
silinder.
2. Pengukuran dilakukan pada poros X adan Y (menyilang) pada tiga
posisi pengukuran yakni bagian atas ( yang tidak terkena gesekan
ring piston), bagian tengah serta bagian bawah (yang terkena
gesekan ring piston)
3. Bersihkan kembali tabung-tabung silinder.
4. Ukur diameter asli tabung silinder dengan mistar sorong pada bagian
bawah/bagian yang tidak terkena gesekan cincin torak (sebagai
ukuran standar-diameter asli).
67
5. Pilih dan pasangkan batang pengukur / cincin pada kaki pengukur
dial, sesuai dengan besar diameter asli silinder.
6. Setkan silinder bore gauge pada mikrometer sesuai dengan
diameter asli.
Gambar 50. Penyetelan Silinder Bore Gauge
Pengukuran Tabung Silinder
Posisi pengukuran
Gambar 51. Posisi Pengukuran
Lokasi pengukuran
68
Gambar 52. Lokasi Pengukuran
69
Silinder Posisi pengukuran
No X memanjang Y melintang
Ukuran mistar sorong Ukuran mistar sorong
1 Diameter asli : ……. Diameter asli : …….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Ukuran mistar sorong Ukuran mistar sorong
2 Diameter asli : ……. Diameter asli : …….
1.
1.
2. 2.
3. 3.
Ukuran mistar sorong Ukuran mistar sorong
3 Diameter asli : ……. Diameter asli : …….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Ukuran mistar sorong Ukuran mistar sorong
4 Diameter asli : ……. Diameter asli : …….
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Tabel 1. Hasil Pengukuran
Kesimpulan :
KetirusanMaks : Min. :
KelonjonganMaks. : Min. :
Keterangan :
Ketirusan = pengukuran terbesar –pengukuran terkecil
Pengukuran diambil hanya dari daerah X atau Y saja, tidak boleh pengurangan sumbu X
– sumbu Y
Kelonjongan / keovalan = pengukuran terbesar sumbu X – pengukuran sumbu
Y Atau sebaliknya pengukuran terbesar sumbu Y – pengukuran sumbu X
Batasan servis secara umum
Ketirusan : 0,10 mm
Kelonjongan / keovalan : 0,10 mm
70
Lakukan pengukuran tabung silinder sesuai form diatas
Gambar 53. Pengukuran Diameter Tabung Silinder
Pengukuran celah piston dengan dinding silinder
Pengukuran perlu pengukuran diameter piston, kemudian kurangkan hasil
pengukuran terbesar diameter silinder dengan diameter piston. Batas celah
secara umum : 0,10 mm
Setelah melakukan pemeriksaan dan pengukuran tabung silinder, diperoleh
kesimpulan hasil pengkuran, jika hasilnya melebihi spesifikasi yang telah
ditetapkan pada buku manual maka lakukan perbaikan blok silinder dengan
jalan melakukan reboring menggunakan alat khusus, pekerjaan reboring
tergantung pada besarnya keausan (ketirusan dan keovalan silinder) tahapan
pekerjaan reboring adalah pelebaran diameter silinder mulai dari 0,25 mm,
0.50 mm, 0,75 mm dan terakhir 1 mm.
Setelah pekerjaan reboring selesai maka perlu penggunaan piston oversize
sesuai dengan kebutuhan hasil reboring. Celah standar untuk piston baru
(antara dinding silinder dengan piston) = 0,020 – 0,035mm.
71
Diagnosa Keausan
Akibat pemakaian motor yang cukup lama, motor maka akan
mengalami keausan dan kerusakan pada permukaan luncur
tabung silinder sehingga hasil kompresi tidak maksimal lagi.
Keausan terjadi makin kebawah
keausan makin kecil, biasanya terjadi
pada motor pada langkah panjang
Keausan terjadi paling besar pada
bidang tengah, biasanya terjadi pada
motor langkah pendek
Gambar 54. Keausan Silinder
top related