kegunaan bimbingan dan konseling pribadi … · penelitian, kajian teoritis dan mengenai semua...
Post on 01-May-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT SISWA
PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Di susun Oleh:
Antonius Anton
NIM: 021114028
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT
SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Di susun Oleh:
Antonius Anton
NIM: 021114028
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTO
Cahaya terang kekalahan
“Tidak sedikit manusia yang di bawah ketempat hidup yang
mengaggumkan yang bernama rendah hati justru karena kalah berulang-ulang
Kesempurnaan juga sama tidak ada satu pun kesempurnaan yang tidak
melalui salah, gagal, kalah, salah, gagal, kalah, dan kalah
dan bahkan sekali lagi kalah”
(Gede Prama)
v
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:
• Tuhan Yesus Kristus “My Lord & My Spirit” buat cinta dan kasihnya
yang indah yang selalu bersamaku dan mendampingiku. Semua karena
rencana Mu…….!!
• Kedua orang tuaku bapak RIZERIUS ENGGE dan mama ANDRIANA
RIMIATI yang selalu mencurahkan kasih dan cintanya, tiada henti
membimbing dan mendukung serta memberi yang terbaik bagiku.
• Adik-adikku Yulius Beni, Margareta Triyanti, Kristinus, Elisabet Kurniati,
yang selalu memberikan kasih sayang untukku “I Love You”.
• Kekasihku Winggiana Surya Menanda yang selalu memberikan sayangnya
dan kasihnya dan selalu mendukung dan mendampingiku.
• Sahabat, saudara, teman-temanku yang selalu memberikan dorongan dan
dukungan dan berbagi pengalaman denganku.
• Almamaterku tempat aku belajar & menuju keutuhan diri.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vii
ABSTRAK
KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
Antonius Anton Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini termasuk deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa laki- laki dan siswa perempuan kelas II SMA BOPKRI Yogyakarta yang berjumlah 106 siswa (putra = 46 dan putri = 60).
Masalah penelitian adalah (1) Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008? (2) Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008? (3) Adakah perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008?
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi dengan jumlah pernyataan sebanyak 85 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan mengenai semua unsur dari kegunaan bimbingan dan konseling pribadi.
Hasil penelitian adalah (1) Jumlah para siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi rendah. (2) Jumlah para siswa putri yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi tinggi sama banyak dengan jumlah rendah. (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
viii
ABSTRACT
THE BENEFIT OF PERSONAL GUIDANCE AND COUNSELING ACCORDING TO MALE AND FEMALE STUDENTS OF THE SECOND
GRADE AT BOPKRI 2 SENIOR HIGH SCHOOL, YOGYAKARTA IN THE EDUCATION YEARS OF 2007/2008
Antonius Anton
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research was included descriptive by using the method of survey. The population of it was a limited population, namely the entire of male and female students of the second grade at BOPKRI 2 Senior High School, Yogyakarta: 106 students (male= 46 and female = 60).
The problem of research were (1) What was the level of benefit in activity of personal guidance and counseling for male students of the second grade at BOPKRI 2 Senior High School, Yogyakarta in the education years of 2007/2008? (2) What was the level of benefit in activity of personal guidance and counseling for female students there in the education years of 2007/2008? (3) What was a significan difference of the benefit level in activity of personal guidance and counseling between them?
The instrument used in this research was a beneficial questionnaire in personal guidance and counseling with 85 items in numbers of statement. It was arranged based on the problem, variable of research, theoretical exploration and covering all substances from the benefit of personal guidance and counseling.
The result of this research were (1) Numbers of male students who felt the benefit in the high personal guidance and counseling was more than the low, (2) Numbers of female students who felt the benefit in the high personal guidance and counseling was same with the low, (3) There was no significant difference of benefit in personal guidance and counseling between them.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Antonius Anton
Nomor Mahasiswa : 021114028
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI MENURUT
SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2007/2008
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara akademis, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tampa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Juni 2008
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripksi ini
dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan
tulus memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga
penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
menyetujui dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.
3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., Dosen Penguji yang memberikan
masukan, petunjuk sehingga penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2
Yogyakarta yang penuh keterbukaan menerima penulis untuk
melakukan penelitian.
5. BAPEDA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dinas Perijinan
Pemerintah Kota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian ini.
6. Bapak Drs. Edi Sutrisna. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta, yang telah memberikan jadwal bimbingan
pengumpulan data.
7. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah menyertai dan penuh mendidik
penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
8. Orangtuaku tercinta bapak Rizerius Engge dan Ibu Adriana Rimiati
atas doa, dukungan, perhatian dan biaya yang telah diberikan kepada
penulis serta adik-adikku Yulius Beni, Margaretha Triyanti, Kristinus,
xi
Elisabet Kurniati yang telah banyak memberikan doa dan
dukungannya kepada penulis.
9. Pacarku tercinta Winggiana Surya Menanda atas semangat, doa,
pikiran-pikiran dan perhatian yang diberikan kepada penulis.
10. Teman-teman angkatan 2002. Kelas B (Ina, Paula, Nena, Nadia,
Prinses, Serli, Dewi Ineke, Dewi, Nana, Eny, Eka, Tuti, Gerard, Veni,
Sari, Sisil, Siska, Sr. Vero, Sr. Loren, Sr. Vederika, Petrus, Yunar,
Ferdinandus, Br. Paul, Br. Edi, Yala) dan teman-teman shering (Ates,
Ola, Bg. Yuli, Gun, Kar, Ivan, Gober, Gudi, Jhon, Surya, Cecep,
Tenten) yang memberikan dorongan dan pikiran-pikirannya kepada
penulis.
11. Para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner Kegunaan
Bimbingan dan Konseling Pribadi.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………... iii
MOTTO……………………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………… vi
ABSTRAK…………………………………………………………. vii
ABSTRACT………………………………………………………... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… ix
KATA PENGANTAR…………………………………………….... x
DAFTAR ISI………………………………………………………... xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………... xvi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 2
C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 3
D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 3
E. Definisi Operasional………………………………………… 3
F. Hipotesis Penelitian…………………………………………. 4
BAB II KAJIAN TEORITIS……………………………………….. 5
A. Progran Pendidikan Sekolah Menengah Atas………………. 5
1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas……………………. 5
a. Pengertian…………………………………………… 5
b. Isi Kurikulum SMA………………………………… 5
c. Struktur Kurikulum SMA…………………………... 6
xiii
2. Bidang-Bidang Pengembangan diri Bimbingan dan
Konseling………………………………………………. 7
3. Bimbingan dan Konseling Pribadi……………………… 9
a. Bimbingan Pribadi………………………………….. 9
b. Konseling Pribadi…………………………………… 10
4. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi 12
a. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Pribadi………….. 12
1). Bimbingan Klasikal…………………………….. 13
2). Perorangan……………………………………… 13
b. Pelaksanaan Kegiatan Konseling Pribadi…………... 15
1). Kelompok……………………………………….. 16
2). Perorangan………………………………………. 17
c. Bahan/Topik Layanan Bimbingan………………….. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………... 21
A. Jenis Penelitian……………………………………………… 21
B. Alat Pengumpul Data……………………………………….. 21
1. Kuesioner……………………………………………….. 21
2. Skala dan Skor………………………………………….. 23
3. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner…………………… 23
a. Reliabilitas…………………………………………. 23
b. Validitas……………………………………………. 23
c. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas…….. 24
C. Populasi Penelitian…………………………………………. 25
D. Pengumpul Data……………………………………………. 25
1. Penelitian……………………………………………….. 25
E. Analisis Data……………………………………………….. 26
1. Mencari Koefisien Relibilitas dan Koefisien Validitas… 26
2. Mencari Mean………………………………………….. 27
3. Chi-Kuadrat…………………………………………….. 28
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………... 29
A. Hasil Penelitian……………………………………………... 29
1. Manfaat kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi
Menurut Siswa Putra Kelas II SMA BOPKRI 2 tahun
ajaran 2007/2008……………………………………… 29
2. Manfaat kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi
Menurut Siswa Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 tahun
ajaran 2007/2008………………………………………. 30
3. Perbedaan Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi
Antara Siswa Putra dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008……………………. 31
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………….. 33
BAB V PENUTUP…………………………………………………. 35
A. Kesimpulan…………………………………………………. 35
1. Masalah penelitian……………………………………… 35
2. Populasi penelitian……………………………………… 35
3. Hasil penelitian…………………………………………. 36
B. Saran………………………………………………………… 36
1. Program bimbingan pribadi…………………………….. 36
2. Program konseling pribadi……………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 37
LAMPIRAN………………………………………………………... 39
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA
Tabel 2. Penggolongan penggunaan bimbingan dan konseling pribadi
berdasarkan penerimaan diri dan pemahaman diri.
Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas
II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 5. Rincian Populasi Penelitian Para Siswa Kelas II SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Tabel 6. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra
kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Tabel 7. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putri
kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Tabel 8. Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa Putra
dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra
dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
2. Skor item untuk perhitungan kuesioner reliabilitas dan validitas kuesioner.
3. Hasil penelitian
4. Kategori dalam Rendah-Tinggi siswa putra dan siswa putri.
5. Surat keterangan/izin dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA).
6. Surat izin kepada Gubernur Cq. Ka. BAPEDA Prop. DIY.
7. Surat izin dari Dinas Perizinan Pemerintah Kota Yogyakarta.
8. Surat izin kepada Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
9. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
pendidikan dalam kegiatan pengajaran, kegiatan pelatihan, kegiatan
pembimbingan demi perkembangan diri siswa. Kegiatan bimbingan di sekolah
berfungsi membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, terhadap teman sebaya, maupun terhadap diri sendiri.
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru pembimbing bersama para siswa.
Guru pembimbing adalah seorang tenaga yang profesiona l yang telah
menempuh pendidikan khusus di perguruan tinggi. Winkel (1997:183),
menegaskan bahwa: “Konselor sekolah adalah seorang tenaga profesional
yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan
seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan” .
Pelayanan bimbingan mengenai perkembangan diri siswa yaitu bidang
pribadi, bidang sosial, bidang akademik, dan bidang karier. Bidang bimbingan
pribadi mengenai pemahaman diri, penerimaan diri dan tindakan terhadap diri.
Bidang bimbingan sosial mengenai pemahaman siswa dan bertindak sesuai
dengan lingkungan masyarakat. Bidang bimbingan akademik mengenai
pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara melaksanakannya.
Bidang bimbingan karier mengenai pemahaman siswa akan dunia kerja dan
jenis pendidikan yang sesuai dengan lapangan pekerjaan yang dipilih siswa.
2
Pelayanan bimbingan dapat secara kelompok dan perorangan dilakukan
guru pembimbing bersama siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling pada
umumnya dalam bentuk bimbingan kelas. Namun, dalam hal-hal yang
dianggap pribadi ada kesempatan untuk bimbingan perorangan. Kegiatan
bimbingan dan konseling pribadi sangat membantu siswa untuk menghadapi
tugas-tugas dan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak dapat
diselesaikan sendiri. Timbul pertanyaan sejauh mana siswa menerima manfaat
dari kegiatan bimbingan dan konseling bagi dirinya? Jawaban yang obyektif
mengenai ini dapat diperoleh melalui penelitian. Penelitian ini dipusatkan
pada para siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2007/2008.
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok di atas dirinci menjadi:
1. Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi
para siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008?
2. Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi
para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008?
3. Adakah perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa
putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008?
3
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai tingkat kegunaan
kegiatan bimbingan dan konseling pribadi menurut para siswa putra dan para
putri serta perbedaan antara mereka di kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2007/2008.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
perkembangan program pelayanan bimbingan dan konseling pribadi.
E. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling pribadi adalah manfaat yang
dialami siswa dari kegiatan bimbingan dan konseling pribadi yang
dilakukan, baik kelompok maupun perorangan mencakup perolehan
informasi (pengetahuan), pengolahan informasi (pemahaman),
pengambilan kesimpulan (pemecahan masalah), dan yang diukur dengan
Kuesioner Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi serta
ditunjuk oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Ada dua kategori kegunaan
yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.
2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa yaitu putra dan putri. Ada
dua kategori yaitu kategori putra dan kategori putri.
4
F. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi
antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Program Pendidikan Sekolah Menengah Atas
1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas
a. Pengertian
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melaksanakan
pelayanan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1; ayat 19;
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum sekolah adalah kegiatan guru dan siswa demi
perkembangan diri siswa sesuai tiap jenjang pendidikan sekolah
(Iskandar, 1988). Kurikulum adalah semua pengalaman pendidikan
yang dialami siswa dalam bimbingan di sekolah (Winkel, 1997). Jadi,
kurikulum adalah rencana dan pengaturan semua kegiatan guru dan
siswa demi perkembangan diri siswa dalam mata pelajaran.
b. Isi Kurikulum SMA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37; ayat 1:
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat; a. Pendidikan agama b. Pendidikan kewarganegaraan
6
c. Bahasa d. Matematika e. Ilmu Pengetahuan Alam f. Ilmu Pengetahuan Sosial g. Seni dan budaya h. Pendidikan jasmani dan olahraga i. Keterampilan/kejurusan j. Muatan lokal
Siswa melakukan kegiatan pendidikan untuk perkembangan
dirinya, siswa bertanggung jawab atas dirinya sendiri karena itu ia
perlu kebebasan yang sesuai dengan dirinya, ia perlu mempersiapkan
diri untuk memasuki kehidupan orang dewasa, ia perlu memantapkan
diri dalam memainkan peranan sebagai pria dan wanita, dan ia perlu
merencanakan masa depannya dalam bidang studi dan pekerjaan
(Winkel, 1991:151).
c. Struktur Kurikulum SMA
Kurikulum SMA melalui subtansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas I sampai
kelas III. Struktur kurikulum SMA disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar mata pelajaran. Pengorganisasian
kelas-kelas pada SMA dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelas I
merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik dan
kelas II dan III merupakan program penjurusan yang terdiri atas tiga
program (1) Program Ilmu Pengatahuan Alam, (2) Program Ilmu
Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa.
7
Tabel 1. Struktur kurikulum SMA:
Alokasi Waktu Komponen Semester 1 Semester 2
A. Mata pelajaran 1. Pendidikan Agama
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 2 2 7. Biologi 2 2 8. Kimia 2 2 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 1 1 11. Ekonomi 2 2 12. Sosiologi 2 2 13. Seni Budaya 2 2 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan 2 2
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 16. Keteranpilan/Bahasa Asing 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 38 38
2. Bidang-Bidang Pengembangan diri Bimbingan dan Konseling
Kegiatan pengembangan diri siswa difasilitasi dan dibimbing oleh
konselor, guru atau tenaga pendidik yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri siswa dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan perkembangan karir siswa.
Kegiatan konseling didahului kegiatan bimbingan.
Ada bidang-bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, bidang
sosial, bidang akademik, bidang karir. Bidang bimbingan pribadi
8
mengenai pemahaman diri, penerimaan, dan tindakan terhadap diri.
Bidang bimbingan sosial mengenai pemahaman siswa dan bertindak sesuai
dengan lingkungan masyarakat. Bidang bimbingan akademik mengenai
pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara
melaksanakannya. Bidang bimbingan karir mengenai pemahaman siswa
akan dunia kerja dan jenis pendidikan yang sesuai dengan lapangan
pekerjaan yang dipilih siswa.
Menurut Djumhur dan M. Surya (1975:28):
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, kemampuan untuk menerima dirinya sendiri, kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri, sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam menyesuaian dirinya terhadap lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Proses bimbingan dilakukan guru pembimbing bersama siswa agar
siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya sehingga
siswa mendapat kebahagiaan dan diterima di dalam lingkungan yang
berkaitan dengan dirinya. Proses bimbingan berkelanjutan yang secara
sistematis, sengaja, terencana, continu terarah kepada tercapainya tujuan
dan penyesuaian diri. Bimbingan dilakukan untuk menolong mengarahkan
individu kearah suatu tujuan yang sesuai dengan potensinya.
9
3. Bimbingan dan Konseling Pribadi
a. Bimbingan Pribadi
Siswa memusatkan perhatiannya pada keadaan dirinya dan
kebutuhannya. Siswa melakukan kegiatan bimbingan untuk
meningkatkan pemahaman diri. Menurut Nelson:
Guidance focuses especially upon the individual as a self, his self-understanding and his understanding of others in relation to himself (Nelson, 1972:7).
Siswa dapat memahami dirinya sendiri dan mengenal orang lain
yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Bimbingan berfokus kepada diri
siswa agar siswa dapat memahami dirinya sendiri yang sesuai dengan
kemampuannya. Siswa dibimbing oleh guru pembimbing agar ia dapat
memahami diri dan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapai dan berani mengambil keputusan sendiri demi
perkembangannya dan cita-citanya.
Menurut Rachman, 1997, proses bimbingan adalah:
Proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti (Winkel, 1997:67).
Proses bimbingan melibatkan guru pembimbing dan siswa, yang
dilakukan bersama-sama untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang
dialami siswa sehingga siswa dapat mencapai cita-citanya baik di
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Guru pembimbing membantu siswa
10
memecahkan masalah yang dialami siswa secara sistematis agar
tercapai kemampuannya untuk memahami diri sendiri. Siswa dapat
menerima dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
melalui potensi dan penyesuaian diri terhadap lingkungan baik
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Siswa dibimbing oleh guru
pembimbing bersama-sama membahas tentang diri dan masalah yang
dialaminya sehingga siswa tersebut dapat menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapinya. Kegiatan bimbingan dapat membantu
siswa memahami dirinya, menerima dirinya melalui kemampuannya
mengambil keputusan atas masalah yang dihadapinya serta potensi
yang dimilikinya untuk mencapai cita-citanya.
Kegiatan bimbingan terselengarakan dalam rangka suatu program
bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang bermutu
artinya dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah. Kegiatan
bimbingan dapat ditujukan kepada siswa yang sedang mengikuti
program pendidikan di sekolah. Kegiatan bimbingan berfungsi sebagai
bantuan yang diberikan oleh seseorang ahli bidang bimbingan kepada
siswa dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri dan dalam
memecahkan masalah-masalahnya (Sukardi, 1988).
b. Konseling Pribadi
Menurut Stefflre dan Matheny dan Combs konseling adalah:
Counseling may be defined as a professional relationship between a counselor and a client, in which the counselor helps the client to understand himself and his life space in order to make meaningful
11
and informed choices consonant with his essential nature in those areas where choices are available to him (Nelson, 1972:8). Kegiatan konseling dilakukan oleh konselor dan siswa secara
profesional dimana konselor membantu siswa untuk mengerti
mengenai diri dan membuat seseorang lebih berarti dalam hidupnya.
Konselor secara profesional memberikan informasi pilihan yang sesuai
dengan diri siswa dimana pilihan itu sesuai dengan dirinya sendiri.
Menurut Sukardi (1988:168-169) konseling adalah hubungan
timbal balik diantara dua orang individu, dimana yang seorang guru
pembimbing mambantu siswa untuk mencapai atau mewujudkan
pemahaman tentang dirinya sendiri dalam kaitannya dengan masalah
atau kesulitan yang dihadapi pada saat sekarang. Konseling sendiri
dipandang oleh ahli sebagai alat pelayanan bimbingan yang sifatnya
teknis dan memusatkan perhatian siswa yang bermasalah pada keadaan
dirinya sendiri serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Siswa bersama guru pembimbing bertatap muka untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dialami siswa agar siswa dapat
membuat pilihan atau keputusan mengenai masalah yang dialaminya.
Proses konseling berfungsi sebagai bantuan yang diberikan oleh ahli
bimbingan kepada siswa yang bersama-sama memecahkan masalah-
masalah yang dialami dengan wawancara yang dilakukan secara tatap
muka.
Menurut Sudianto, A dan Nurihsan, A.J (2005:9) bimbingan dan
konseling adalah memberi bantuan kepada siswa yang dilakukan
12
secara berkesinambungan supaya siswa dapat memahami dirinya
sendiri sehingga siswa dapat mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar.
4. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan konseling Pribadi di Sekolah
Menengah Atas
a. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Pribadi
Kegiatan bimbingan pribadi yang tercantum dalam kurikulum
sekolah sama pentingnya dengan kegiatan bidang pengajaran dan
kegiatan bidang pelatihan yang perlu diberi jam khusus. Hal ini
mengingat kegiatan pembimbingan sebagai bagian dari bidang
pelayanan pendidikan yang bertujuan membantu siswa mengatasi
permasalahan hidupnya. Jadwal bimbingan yang dimasukan dalam
kurikulum sekolah sudah sepantasnya dilaksanakan di Sekolah
Menengah Atas mengingat banyak sekali siswa yang mengalami
permasalahan di dalam hidupnya baik masalah yang berkaitan dengan
pemahaman diri, dan penerimaan diri.
Pelayanan bimbingan dan konseling pribadi sebagai bagian dari
kegiatan pendidikan, yang diharapkan bahwa guru pembimbing dapat
membantu siswa agar mampu melakukan penyesuaian diri secara
efektif, baik terhadap dirinya sendiri maupun dengan orang lain atau
masyarakat lingkungan sekitar tempat siswa berada (Nawawi, 1982).
Kegiatan bimbingan dan konseling pribadi yang dilakukan guru
13
pembimbing bersama siswa, agar siswa dapat menyelesaikan masalah-
masalah yang dialaminya.
1). Bimbingan Klasikal
Guru pembimbing bersama para siswa di sekolah
melaksanakan kegiatan bimbingan kelas untuk merealisasikan
suatu program yang telah direncanakan. Kemudian siswa
mengalami proses bimbingan di kelas pada jam-jam tertentu yang
sudah ditentukan dalam jadwal. Jadi guru pembimbing masuk kelas
melaksanakan pelayanan bimbingan dengan topik yang disesuaikan
pada bidang bimbingan dan konseling. Kemudian para siswa
mendengar dan menerima informasi, mengolah informasi tersebut
bersama guru pembimbing dan siswa membuat kesimpulan sendiri
atas seputar permasalahan yang dialaminya. Disini siswa dapat
bertanya, sharing pengalaman dan mengemukakan pendapatnya
sendiri.
2) Perorangan
Siswa melakukan kegiatan bimbingan di sekolah agar ia
mampu mengenal dirinya lebih dalam dan juga dapat memahami
dirinya sendiri dengan keterbatasannya baik fisik maupun fsikhis
yang dimilikinya sehingga ia dapat menerima dirinya dengan
kekurangan dan kelebihannya. Siswa melakukan kegiatan
bimbingan di sekolah agar siswa mengetahui kemampuannya
sampai dimana atau sejauh mana ia mampu mengenal dirinya dan
14
memahami dirinya sendiri. Dengan melakukan kegiatan bimbingan
siswa mampu menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah, di
masyarakat dan di rumah agar cita-citanya dapat dicapainya.
Kegiatan bimbingan didasarkan pada kebutuhan dan
permasalahan siswa, dan dilakukan guru pembimbing bersama para
siswa. Informasi yang diatas berkaitan dengan diri siswa antara lain
mengenai diri fisik dan fsikhis, kemudian siswa menerima
informasi tersebut dan merefleksikan dirinya kemudian membuat
keputusan sendiri. Siswa mengalami layanan bimbingan kemudian
siswa mendapatkan manfaat bagi dirinya dan juga bagi
perkembangan hidupnya.
Bimbingan pribadi hanya diberikan kepada beberapa siswa saja
yang secara sukarela membutuhkan bantuan mengenai masalah
yang dialaminya. Biasanya masalah yang dialami tidak kompleks.
Siswa mengungkapkan sendiri masalah yang sedang dihadapi
kepada guru pembimbing, biasanya masalah yang timbul
berdasarkan pengalaman yang didapat dari masing-masing siswa
yang bersangkutan. Guru pembimbing sebagai tenaga ahli dapat
langsung memberikan bantuan berdasarkan ungkapan masalah dan
informasi dari siswa sendiri. Bantuan yang dapat diberikan kepada
siswa berupa pemberian informasi, memberikan alternatif bantuan
sesuai dengan diri siswa. Disini siswa dapat bertanya langsung
kepada guru pembimbing tentang masalah yang sedang
15
dihadapinya dan mengolah informasi tersebut sehingga siswa dapat
mengatasi masalahnya dan akhirnya siswa dapat mengambil
keputusan sendiri atas masalah yang dihadapinya.
Kegiatan bimbingan pribadi ini harus dilakukan secara
seimbang dengan bimbingan kelompok. Kegiatan ini merupakan
tindak lanjut dari kegiatan bimbingan di kelas mengingat siswa
dengan berbagai karakter terkadang sangat peka dalam hal-hal
yang dianggap pribadi dan terkadang mempunyai perasaan malu
dan takut berbicara secara terbuka dengan orang lain di kelas.
Tujuan bimbingan pribadi adalah siswa yang dilayani berhasil
mengembangkan sikap serta tingkah laku yang memuaskan bagi
dirinya sendiri dan bagi lingkungannya serta berhasil mengatur
hidupnya sendiri secara bertanggung jawab (Winkel, 1997).
b. Pelaksanaan Kegiatan Konseling Pribadi
Kegiatan bimbingan di kelas dapat dilanjutkan dengan kegiatan
layanan konseling bagi siswa yang mengalami masalah dalam
menghadapi tugas-tugasnya. Siswa mengalami layanan bimbingan dan
konseling dan memperoleh manfaat bagi perkembangan dirinya.
Tujuan akhir pelayanan bimbingan dan konseling pribadi yaitu siswa
mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri,
mempunyai pandangan sendiri, dan menanggung sendiri resiko dari
tindakan-tindakannya (Winkel, 1987). Menurut Syahril dan Ahmad
(1986) tujuan bimbingan dan konseling adalah siswa dapat mengenal
16
dirinya dimana siswa tersebut berada. Siswa mengenal diri sendiri
adalah mengenal kekuatan serta kekurangan atau kelebihan yang ada
pada dirinya.
1). Kelompok
Menurut Syahril dan Ahmad, (1986:92) konseling kelompok
adalah salah satu usaha pemberian bantuan dalam memecahkan
masalah siswa. Dalam hal ini masalah setiap siswa dipecahkan
melalui situasi kelompok. Konseling kelompok memungkinkan
siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan
masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Masalah yang
dibahas dalam konseling kelompok adalah masalah perorangan
yang muncul dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah
dalam segenap bidang bimbingan. Merle M. Ohlsen berpendapat
bahwa konseling kelompok adalah suatu hubungan antara konselor
dengan satu atau lebih siswa yang penuh perasaan penerimaan,
kepercayaan dan rasa aman (dalam Sukardi, 1988:189). Dalam
hubungan ini siswa belajar menghadapi, mengekspresikan dan
menguasai perasaan-perasaan, serta pemikiran-pemikiran yang
menganggunya dan merupakan sebagai suatu masalah baginya.
Menurut Mappiare (1984:263) konseling kelompok adalah
usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok
siswa yang menghadapi masalah-masalah yang relatif sama,
memahami dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau
17
mengadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah
kelompok yang mereka alami bersama. Disamping itu juga
konseling kelompok mungkin pula diselengarakan bagi
kepentingan seseorang siswa yang bermasalah sebagai anggota
kelompok dan siswa tersebut tadi dibantu agar dapat mengadakan
penyesuaian yang baik, mengambil keputusan atau memecahkan
masalah dengan menempatkannya dalam situasi kelompok.
George M. Gazda berpendapat bahwa konseling kelompok
adalah suatu proses antara pribadi yang dinamis yang terpusat pada
pemikiran dan perilaku yang disadari (dalam Winkel, 1991:486).
Siswa dapat memanfaatkan suasana komunikasi antar pribadi
dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
terhadap nilai-nilai kehidupan dan tujuan-tujuan hidup, serta untuk
belajar menghilangkan sikap-sikap dan perilaku tertentu yang tidak
sesuai dengan dirinya. Kegiatan konseling kelompok sangat
membantu siswa menghadapi tugas-tugas dalam hidupnya dan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak dapat diselesaikan
sendiri.
2). Perorangan
Menurut James F. Adams mengatakan bahwa konseling adalah
suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang
seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya konseli
dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan
18
masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada
waktu yang akan datang (dalam Djumhur dan M. Surya, 1975:29).
Dalam konseling orang yang bermasalah (siswa) dibantu secara
perorangan oleh konselor. Siswa yang bermasalah secara sukarela
datang pada konselor kemudian konselor menerima kedatangan
siswa (klien) secara baik. Lewat wawancara konseling siswa
(klien) diajak untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya.
Konselor mendengarkan dan coba memahami masalah yang
dialami siswa (klien), lewat informasi- informasi yang di dapat dari
klien dan sumber lain, konselor membantu memberikan alternatif
jalan keluar yang sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa
(klien).
Konseling merupakan suasana yang profesional karena dalam
konseling bukan hanya sekedar memberikan informasi belaka atau
pemberian nasehat saja tetapi lebih dari itu yaitu suatu suasana
yang memberikan suasana yang baru dalam diri siswa dalam
hubungan dengan masalah yang dihadapinya, sehingga siswa dapat
mengerti dirinya, memahami dirinya untuk kemudian mengambil
keputusan berdasarkan pemahamannya terhadap dirinya.
Menurut Mappiare (1984:261) bimbingan perorangan adalah
membantu siswa agar dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya. Namun karena siswa sangat peka dengan hal-hal yang
dianggap rahasia dan masalah pribadi maka harus ada kesempatan
19
untuk bimbingan pribadi. Kegiatan konseling sangat membantu
siswa menghadapi tugas-tugas hidupnya dan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang tak dapat diselesaikan sendiri.
c. Bahan/Topik Layanan Bimbingan
Pertemuan guru pembimbing bersama siswa membahas empat
bidang bimbingan yaitu pribadi, sosial, belajar/akademik, karier yang
berkaitan dengan perkembangan diri. Kegiatan guru pembimbing
yaitu:
1). Menyajikan topik mengenai penerimaan diri, pemahaman diri
dengan cara guru pembimbing menjelaskan mengenai ciri-ciri
tubuh manusia kemudian para siswa menerima informasi dan
mengolah informasi tersebut. Setelah itu siswa melihat dirinya
sendiri dan membuat keputusan sendiri mengenai penerimaan diri
dan pemahaman diri.
2). Menyajikan topik mengenai hubungan siswa dengan sesama di
berbagai lingkungan masyarakat. Kemudian para siswa menerima
dan mengolah informasi tersebut setelah itu siswa membuat
kesimpulan atas apa yang terjadi di lingkungan dan dalam
pergaulan siswa sehingga siswa memahami cara-cara bergaul
dengan teman sebaya dan orang lain.
3). Menjelaskan topik mengenai tugas-tugas pendidikan dan cara
belajar. Kemudian para siswa menerima dan mengolah informasi
20
tersebut supaya siswa dapat membuat kesimpulan sendiri atas hal-
hal yang dilakukannya di sekolah.
4). Menjelaskan topik mengenai persiapan siswa menghadapi dunia
kerja dan memilih lapangan pekerjaan tertentu. Kemudian para
siswa menerima dan mengolah informasi tersebut setelah itu siswa
membuat kesimpulan sendiri sesuai dengan keadaan diri siswa.
Setelah guru pembimbing memberikan pelayanan bimbingan
kepada siswa kemudian guru pembimbing melihat ada perubahan atau
tidak dari kegiatan layanan bimbingan yang diberikan. Jika tidak ada
perubahan siswa tersebut akan datang kepada guru pembimbing untuk
menyampaikan masalah yang dihadapinya.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan
metodologi penelitian yaitu Jenis Penelitian, Alat Pengumpul Data, Populasi
Penelitian, Pengumpulan Data dan Tehnik Analisa Data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini di bidang pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling
di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
Menurut Furchan (1982) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba
mengungkapkan keadaan gejala apa adanya. Penelitian ini di maksudkan
untuk memperoleh gambaran mengenai kegunaan kegiatan bimbingan dan
konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008. Metode yang digunakan adalah metode
survei. Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan
bukan informasi tentang individu (Furchan, 1982:418).
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang di susun
oleh peneliti sendiri. Kuesioner itu memuat pertanyaan-pertanyaan
mengenai kegunaan bimbingan dan konseling pribadi dan pengalaman
siswa dalam kegiatan layanan bimbingan dan kegiatan layanan konseling
22
selama di sekolah. Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu kuesioner
tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih alternatif yang ada (Arikunto, 2002:129). Item kuesioner
berjumlah 85 pernyataan. Item kuesioner berjumlah 49 pernyataan
mengenai variabel kegiatan bimbingan pribadi siswa. Item berjumlah 36
pernyataan mengenai variabel kegiatan konseling pribadi siswa. Secara
rinci pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Penggolongan penggunaan bimbingan dan konseling pribadi berdasarkan penerimaan diri dan pemahaman diri.
Kegiatan Bimbingan Pribadi
Kegiatan Konseling Pribadi
Bidang Bimbingan dan Konseling Pribadi
Item Item 1. Keadaan tubuh - Keadaan indera - Gerak 2. Keadaan fsikhis - Ingatan - Berpikir - Perasaan - Kehendak 3. Pergaulan 4. Pemahaman diri
dengan teman sebaya
5. Pemahaman diri siswa terhadap cara-cara belajar
6. Pemahaman diri siswa mengenai berbagai jenjang pendidikan
7. Pemahaman diri siswa akan perencanaan masa depan
1,2,3,4, dan 5 6,7,8,9, dan 10 11,12,13, dan 14 15,16,17,18, dan 19 20,21,22,23, dan 24 25,26,27, dan 28 29,30,31,32, dan 33 34,35,36, dan 37 38,39, dan 40 41,42, dan 43 44,45, dan 46 47,48, dan 49
50,51, dan 52 53,54, dan 55 56,57, dan 58 59,60, dan 61 62,63, dan 64 65,66, dan 67 68,69, dan 70 71,72, dan 73 74,75, dan 76 77,78, dan 79 80,81, dan 82 83,84, dan 85
23
2. Skala dan Skor
Skala item adalah Selalu, Banyak Kali, Kadang-Kadang, dan Tidak
Pernah dan skor untuk jawaban Selalu = 4, Banyak Kali = 3, Kadang-
Kadang = 2, dan Tidak Pernah = 1.
3. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
a. Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila menunjukan ketepatan,
ketelitian dan keterpercayaan hasil dalam berbagai ukuran (Azwar,
1997:4). Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegkan alat
tersebut dapat mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982:295).
Derajat keajegkan di tunjuk oleh koefisien reliabilitas (Garrett, 1967).
b. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
valid apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut (Azwar, 1997:5). Oleh karena itu, item-item alat
ukur disusun mengikuti variabel yang diukur dan kajian teoritis tentang
variabel itu, serta jumlah item menjangkau seluruh wilayah
pengukuran.
24
c. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas
Koefisien reliabilitas dan validitas penelitian koesioner kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas
II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta disajikan sebagai berikut:
Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
Koefisien Penelitian
Relibilitas 0,98
Validitas 0,99
Garrett (1967:176) mengemukakan suatu deskripsi tentang
penafsiran koefisien korelasi.
Table 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi klasifikasi
± 0,70 - ± 1,00 Tinggi – Sangat Tinggi
± 0,40 - ± 0,70 Cukup
± 0,20 - ± 0,40 Rendah
0,00 - ± 0,20 Tidak ada atau – Sangat Rendah
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dan validitas
kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi adalah sangat tinggi.
25
C. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto, (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi terbatas yaitu
sebagian siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang terdiri dari empat
kelas. Perincian jumlah siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2
Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5. Rincian Populasi Penelitian Para Siswa Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Kelas II Putra Putri Jumlah Populasi
IPS 3 14 14 28
IPA 1 13 16 29
IPA 2 13 19 32
BAHASA 6 11 17
Total 46 60 106
D. Pengumpulan Data
1. Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada siswa putra dan putri
kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 yang
berjumlah 106 siswa. Penelitian ini dilakukan 2 hari yang pertama pada
tanggal 29 April 2008 yaitu kelas II IPA 2 yang berjumlah 32 siswa dan
kelas II IPA 1 yang berjumlah 29 siswa. Pada tanggal 30 April 2008 yaitu
kelas II IPS 3 yang berjumlah 28 siswa dan kelas II BAHASA yang
berjumlah 17 siswa.
26
E. Analisis Data
1. Mencari Kuefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas
a. Mencari koefisien korelasi skor belahan ganjil-genap dengan rumus:
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
=2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan Rumus:
xyr : Koefisien korelasi skor item ganjil-genap
N : Jumlah subjek
X : Skor belahan ganjil
Y : Skor belahan genap
b. Mencari koefisien reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown yaitu:
xy
xytt r
rr
+=
1
2
(Guilford, 1965:457)
Keterangan Rumus:
ttr : Koefisien reliabilitas
xyr : Koefisien korelasi skor-skor ganjil genap
27
c. Mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus:
ttt rroo
=
(Guilford, 1965:443)
Keterangan Rumus:
ootr : Koefisien validitas
ttr : Koefisien reliabilitas
2. Mencari Mean
Perhitungan Mean skor total menggunakan:
NX
M ∑=
Keterangan Rumus:
M : Mean (skor rata-rata)
∑ X : Jumlah skor kegunaan bimbingan dan konseling pribadi
N : Jumlah siswa
Mean digunakan sebagai batas kategori tinggi dan rendah. Skor =
Mean termasuk dalam kategori tinggi dalam menggunakan bimbingan dan
konseling pribadi dan skor < Mean termasuk dalam kategori rendah dalam
menggunakan bimbingan dan konseling pribadi.
28
3. Chi-Kuadrat
Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat
kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan siswa
putri kelas II. Rumus yang digunakan dalam menghitung Chi-Kuadrat
adalah sebagai berikut:
))()()(()( 2
2
dbcadcbabcadN
++++−=χ
2χ : Chi-Kuadrat
N : Jumlah subjek
a : Jumlah pada kolom 1 baris 1
b : Jumlah pada kolom 2 baris 1
c : Jumlah pada kolom 1 baris 2
d : Jumlah pada kolom 2 baris 2
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian tentang kegunaan bimbingan
dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI
Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
A. Hasil Penelitian
1. Manfaat Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa
Putra Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Kelompok siswa putra kelas II berjumlah 46 siswa. M = 233.
Siswa putra yang memperoleh skor = M berada pada kategori tinggi
kegunaan bimbingan dan konseling pribadi sedangkan siswa putra yang
memperoleh skor dibawah < M berada pada kategori rendah kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi.
Tabel 6. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Jumlah (%)
Tinggi 26 (56,52%)
Rendah 20 (43,47%)
Jumlah 46 (100%)
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putra yang
merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi tinggi lebih banyak
30
(56,52%) daripada jumlah siswa putra yang merasakan kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi rendah (43,47%).
2. Manfaat Kegiatan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa
Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Kelompok siswa putri kelas II berjumlah 60 siswa. M = 233. Siswa
putri yang memperoleh skor = M berada pada kategori tinggi kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi sedangkan siswa putri yang memperoleh
skor < berada pada kategori rendah kegunaan bimbingan dan konseling
pribadi.
Tabel 7. Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putri kelas II SMA BOPKRI II Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Jumlah (%)
Tinggi 30 (50%)
Rendah 30 (50%)
Jumlah 60 (100%)
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa siswa putri yang tinggi sama
banyak (50%) dengan jumlah siswa putri yang merasakan kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi rendah (50%).
31
3. Perbedaan Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Antara
Siswa Purta dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2007/2008.
a. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.
b. Hipotesis Statistik
Jumlah siswa putra berbeda secara signifikan dalam tingkat
kegunaan bimbingan dan konseling pribadi dengan jumlah siswa putri.
c. Hipotesis Nol
Jumlah siswa putra tidak berbeda secara signifikan dalam
tingkat kegunaan bimbingan dan konseling pribadi dengan jumlah
siswa putri.
Uji hipotesis menggunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan nilai
Chi-Kuadrat menggunakan data pada tabel berikut :
))()()(()( 2
2
dbcadcbabcadN
++++−=χ
32
Tabel 8. Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa Putra dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008
Jenis Kelamin Rendah Tinggi ?
Laki- laki 20 26 46
Perempuan 30 30 60
? 50 56 106
))()()(()( 2
2
dbcadcbabcadN
++++−
=χ
)3026)(3020)(3030)(2620()30263020(106 2
2
++++−
=xx
χ
)56)(50)(60)(46()780600(106 2
2 −=χ
7728000)180(106 2
2 =χ
7728000324001062 x=χ
772800034344002 =χ
44,02 =χ
Nilai 2χ pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan 1 adalah
3,841. Nilai 2χ empiris < nilai
2χ tabel. Hal ini berarti hipotesis nol
diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Jadi, tidak ada perbedaan
yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi antara para
33
siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2007/2008.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Jumlah siswa putra kelas II adalah 46 siswa. M = 233. Hasil penelitian
adalah jumlah para siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang
merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi rendah. Masih
banyak dari para siswa putra kelas II belum merasakan kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi. Mereka perlu mendapatkan bantuan
demi perkembangan diri siswa. Pemahaman diri dan penerimaan diri
penting dalam pengembangan diri. Kegiatan bimbingan dan konseling
merupakan pula usaha siswa untuk mengembangkan diri.
2. Jumlah siswa putri kelas II adalah 60 siswa. M = 233. Hasil penelitian
adalah jumlah para siswa putri yang merasakan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi tinggi sama banyak dengan rendah. Masih banyak dari
para siswa putri kelas II belum merasakan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi. Mereka perlu mendapatkan bantuan. Pamahaman diri
dan penerimaan diri penting dalam pengembangan diri. Kegiatan
bimbingan dan konseling merupakan pula usaha siswa untuk
mengembangkan diri.
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan konseling
pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II SMA
34
BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajara 2007/2008. Kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi merupakan usaha dan pengalaman tiap siswa yang
menghasilkan pemahaman diri dan penerimaan dirinya dan tidak perlu
kaitan dengan jenis kelamin siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling
tidak berdasarkan atas jenis kelamin siswa dan pelaksanaan diikuti semua
siswa.
35
BAB V
PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan, dan saran. Bagian kesimpulan memuat
kesimpulan dari masalah yang diteliti, dan bagian saran memuat dua buah usul
dari beberapa pihak.
A. Kesimpulan
1. Masalah penelitian
a. Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
pribadi para siswa putra kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2007/2008?
b. Bagaimanakah tingkat kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling
pribadi para siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2007/2008?
c. Adakah perbedaan yang signifikan dalam tingkat kegunaan kegiatan
bimbingan dan konseling pribadi antara para siswa putra dan para
siswa putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran
2007/2008?
2. Populasi penelitian
Para siswa kelas II yang mengikuti pengisian kuesioner sebanyak 106
orang (putra = 46 dan putri = 60). Terbagi dalam empat kelas yaitu kelas II
IPA 1, kelas II IPA 2, kelas II IPS 3, dan kelas II BAHASA.
36
3. Hasil penelitian
a. Jumlah para siswa putra yang merasakan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa putra
yang merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi rendah.
b. Jumlah para siswa putri yang merasakan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi tinggi sama banyak dengan jumlah rendah.
c. Tidak ada perbedaan yang signifikan kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi antara para siswa putra dan para siswa putri kelas II
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajara 2007/2008.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dikemukakan dua saran berikut:
1. Program bimbingan pribadi
Program bimbingan pribadi bagi para siswa yang sudah memiliki
tingkat kegunaan bimbingan pribadi tinggi dilanjutkan dan dilaksanakan
secara kelompok dengan tujuan mereka mengembangkan pemahaman diri
dan penerimaan diri.
2. Program Konseling Pribadi
Program konseling pribadi diprogramkan bagi para siswa yang
merasakan kegunaan bimbingan dan konseling pribadi rendah dan
dilaksanakan secara kelompok dengan tujuan mereka memperbaiki dan
melengkapi pemahaman diri dan penerimaan diri dalam tugas-tugas
mereka.
37
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Riska dan Syahril. (1986). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:
Angkasa Raya.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudian. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Djumher dan M. Surya. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Bandung:
C.V. Ilmu.
Furchan, Arief. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Garrett, Henry E. (1967). Statistics in Psychology and Education. London:
Longmans.
Guilford, J.P. (1965). Fundamental Statistics in Psychology and Education.
Tokyo: Kogakusha: Campany, Ltd.
Hadi, Sutrisno. (2000). Statistik. Jilid 2. ANDI Yogyakarta.
Mappiare, A. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional.
Nawawi, Hadari. (1982). Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan
Penyuluhan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nelson, R.C. (1972). Guidance and Counseling in the ElementarySchool. New
York: United States of America.
38
Sudianto, A dan Nurihsan, A.J. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di
SMA. Jakarta: Grasindo.
Sukardi, Dewa Ketut. (1988). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Winkel, W.S. (1987). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta:
PT Gramedia.
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
PT Gramedia.
LAMPIRAN
39
Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling Pribadi Menurut Siswa
Putra dan Putri Kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2007/2008
1. Kata Pengantar
Para siswa yang terkasih, saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner
tentang kegunaan bimbingan dan konseling pribadi yang anda alami di sekolah.
Harap anda mengisi dengan teliti dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Kuesioner ini bersifat rahasia, jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai rapat. Anda
tidak perlu menuliskan nama pada kuesioner ini.
2. Petunjuk Kerja
Pada halaman berikut ini terdapat 85 pernyataan mengenai diri Anda dan kegunaan
bimbingan dan konseling pribadi yang Anda rasakan selama melakukan kegiatan
bimbingan dan konseling pribadi. Pernyataan dengan skala bertingkat Selalu (S),
Banyak Kali (BK), Kadang-Kadang (KK), Tidak Pernah (TP). Anda silakan memilih
satu kemungkinan yang paling cocok dengan keadaan Anda.
Secara praktis langkah- langkah menjawab kuesioner ini!
a. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawablah sesuai dengan pilihan
Anda!
b. Berilah tanda centang (v) pada salah satu kolom yang disediakan sesuai dengan
pengalaman Anda!
c. Telitilah kembali jawaban Anda sebelum diserahkan ke petugas!
Lampiran 1
40
A. Identitas diri
1. Jenis kelamin :……………………………… 2. Kelas :………………………………
No Pertanyaan Selalu Banyak
kali Kadang-kadang
Tidak pernah
1 Saya mengikuti topik bimbingan kelas tentang tubuh manusia
2 Saya senang mengikuti topik bimbingan kelas tentang tubuh manusia
3 Saya memahami keadaan tubuh saya setelah mengikuti topik bimbingan kelas
4 Saya menerima keadaan tubuh setelah mengikuti topik bimbingan kelas
5 Saya merawat tubuh saya setelah mengikuti topik bimbingan kelas
6 Saya mengikuti topik bimbingan kelas tentang indera
7 Saya senang mengikuti topik bimbingan kelas tentang indera
8 Saya memahami keadaan indera saya setelah mengikuti topik bimbingan kelas
9 Saya menerima indera saya setelah mengikuti topik bimbingan kelas
10 Saya mengerti tentang cara menggunakan indera
11 Saya mengikuti topik bimbingan tentang anggota badan
12 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang anggota badan
13 Saya memahami keadaan anggota badan 14 Saya menerima anggota badan saya setelah
mengikuti topik bimbingan kelas
15 Saya mengikuti topik bimbingan mengenai ingatan dan cara mengingat
16 Saya senang mengikuti topik bimbingan mengenai ingatan dan cara mengingat
17 Saya mengetahui cara-cara mengingat setelah mengikuti topik bimbingan
18 Saya memahami cara-cara mengingat setelah mengikuti topik bimbingan
19 Saya menggunakan cara-cara mengingat dalam mempelajari bahan bimbingan
20 Saya mengikuti topik bimbingan tentang
41
berpikir dan cara berpikir 21 Saya senang mengikuti topik bimbingan
tentang berpikir dan cara berpikir
22 Saya mengetahui cara-cara berpikir setelah mengikuti topik bimbingan
23 Saya mengerti cara-cara berpikir setelah mengikuti topik bimbingan
24 Saya menggunakan cara-cara berpikir setelah mengikuti topik bimbingan
25 Saya mengikuti topik bimbingan tentang perasaan
26 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang perasaan
27 Saya memahami perasaan saya setelah mengikuti topik bimbingan
28 Saya menerima keadaan perasaan saya setelah mengikuti topik bimbingan
29 Saya mengikuti topik bimbingan tentang kehendak
30 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang kehendak
31 Saya memahami kehendak saya setelah mengikuti topik bimbingan
32 Saya menerima kehendak saya setelah mengikuti topik bimbingan
33 Saya lebih kuat dengan keputusan saya setelah mengikuti topik bimbingan
34 Saya mengikuti topik bimbingan tentang pergaulan
35 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang pergaulan
36 Saya mengerti cara bergaul setelah mengikuti topik bimbingan
37 Saya menggunakan cara bergaul yang baik setelah mengikuti topik bimbingan
38 Saya mengikuti topik bimbingan tentang teman sebaya
39 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang teman sebaya
40 Saya tahu cara berteman setelah mengikuti topik bimbingan
41 Saya mengikuti topik bimbingan tentang cara belajar
42 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang cara belajar
43 Saya mengerti cara belajar setelah mengikuti
42
topik bimbingan 44 Saya mengikuti topik bimbingan tentang
jenjang pendidikan
45 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang jenjang pendidikan
46 Saya mengetahui berbagai jenjang pendidikan setelah mengikuti topik bimbingan
47 Saya mengikuti topik bimbingan tentang cita-cita
48 Saya senang mengikuti topik bimbingan tentang cita-cita
49 Saya mengerti cita-cita saya saat mengikuti topik bimbingan
50 Saya menyampaikan masalah tubuh saya kepada konselor
51 Saya semakin memahami keadaan tubuh saya
52 Saya semakin menerima keadaan tubuh saya 53 Saya menyampaikan masalah indera saya
kepada konselor
54 Saya semakin memahami keadaan indera saya
55 Saya semakin menerima keadaan indera saya 56 Saya menyampaikan masalah mengenai
anggota badan saya kepada konselor
57 Saya semakin memahami keadaan anggota badan saya
58 Saya semakin menerima keadaan anggota badan saya
59 Saya menyampaikan masalah ingatan saya kepada konselor
60 Saya semakin memahami kemampuan mengingat saya bersama konselor
61 Saya semakin menerima kemampuan ingatan saya
62 Saya menyampaikan masalah cara berpikir saya kepada konselor
63 Saya semakin memahami pikiran saya 64 Saya semakin menerima kemampuan
berpikir saya
65 Saya menyampaikan masalah perasaan saya kepada konselor
66 Saya semakin memahami perasaan saya 67 Saya semakin menerima keadaan perasaan
saya
43
68 Saya menyampaikan masalah mengenai kehendak saya kepada konselor
69 Saya semakin memahami keadaan kehendak saya
70 Saya semakin menerima keputusan saya 71 Saya menyampaikan masalah bergaul saya
kepada konselor
72 Saya semakin memahami cara bergaul 73 Saya semakin menerima cara bergaul 74 Saya menyampaikan masalah berteman saya
kepada konselor
75 Saya semakin memahami cara berteman 76 Saya semakin menerima cara berteman 77 Saya menyampaikan masalah belajar saya
kepada konselor
78 Saya semakin memahami cara-cara belajar saya
79 Saya semakin menggunakan cara belajar yang teratur
80 Saya menyampaikan masalah pilihan pendidikan kepada konselor
81 Saya semakin memahami pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan saya
82 Saya semakin menerima pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan saya
83 Saya menyampaikan masalah mengenai cita-cita saya kepada konselor
84 Saya semakin memahami cita-cita yang sesuai dengan kemampuan saya
85 Saya semakin menerima cita-cita saya
SELAMAT MENGERJAKAN
44
Tabel. Skor item untuk perhitungan kuesioner reliabilitas dan validitas kuesioner
No P / L
X (BelahanGanjil)
Y (Belahan Genap) X2 Y2 XY
1 P 112 114 12544 12996 12768 2 P 122 131 14884 17161 15982 3 P 122 111 14884 12321 13542 4 P 89 87 7921 7569 7743 5 P 98 97 9604 9409 9506 6 P 116 123 13456 15129 14268 7 P 104 101 10816 10201 10504 8 P 111 111 12321 12321 12321 9 P 115 124 13225 15376 14260 10 P 123 120 15129 14400 14760 11 P 109 110 11881 12100 11990 12 P 138 136 19044 18496 18768 13 P 104 102 10816 10404 10608 14 P 134 126 17956 15876 16884 15 P 128 128 16384 16384 16384 16 P 109 103 11881 10609 11227 17 P 145 140 21025 19600 20300 18 P 133 138 17689 19044 18354 19 P 144 142 20736 20164 20448 20 P 143 141 20449 19881 20163 21 P 146 142 21316 20164 20732 22 P 124 119 15376 14161 14756 23 P 143 127 20449 16129 18161 24 P 94 91 8836 8281 8554 25 P 114 114 12996 12996 12996 26 P 117 123 13689 15129 14391 27 P 136 134 18496 17956 18224 28 P 122 122 14884 14884 14884 29 P 146 135 21316 18225 19710 30 P 89 79 7921 6241 7031 31 P 160 156 25600 24336 24960 32 P 160 153 25600 23409 24480 33 P 158 156 24964 24336 24648 34 P 107 108 11449 11664 11556 35 P 156 142 24336 20164 22152 36 P 95 108 9025 11664 10260 37 P 103 96 10609 9216 9888 38 P 134 123 17956 15129 16482 39 P 155 160 24025 25600 24800 40 P 78 85 6084 7225 6630 41 P 96 94 9216 8836 9024
Lampiran 2
45
42 P 118 111 13924 12321 13098 43 P 106 109 11236 11881 11554 44 P 89 94 7921 8836 8366 45 P 96 98 9216 9604 9408 46 P 125 121 15625 14641 15125 47 P 149 149 22201 22201 22201 48 P 155 155 24025 24025 24025 49 P 170 168 28900 28224 28560 50 P 101 98 10201 9604 9898 51 P 139 135 19321 18225 18765 52 P 85 85 7225 7225 7225 53 P 108 100 11664 10000 10800 54 P 86 96 7396 9216 8256 55 P 49 49 2401 2401 2401 56 P 117 110 13689 12100 12870 57 P 68 65 4624 4225 4420 58 P 102 108 10404 11664 11016 59 P 70 76 4900 5776 5320 60 P 92 84 8464 7056 7728 61 L 86 88 7396 7744 7568 62 L 82 81 6724 6561 6642 63 L 140 140 19600 19600 19600 64 L 126 129 15876 16641 16254 65 L 132 135 17424 18225 17820 66 L 101 117 10201 13689 11817 67 L 102 107 10404 11449 10914 68 L 109 100 11881 10000 10900 69 L 120 113 14400 12769 13560 70 L 106 110 11236 12100 11660 71 L 129 127 16641 16129 16383 72 L 128 128 16384 16384 16384 73 L 83 75 6889 5625 6225 74 L 132 130 17424 16900 17160 75 L 128 124 16384 15376 15872 76 L 113 116 12769 13456 13108 77 L 129 127 16641 16129 16383 78 L 101 102 10201 10404 10302 79 L 96 94 9216 8836 9024 80 L 145 150 21025 22500 21750 81 L 130 119 16900 14161 15470 82 L 122 115 14884 13225 14030 83 L 117 118 13689 13924 13806 84 L 115 108 13225 11664 12420 85 L 123 123 15129 15129 15129 86 L 123 117 15129 13689 14391
46
87 L 123 117 15129 13689 14391 88 L 167 164 27889 26896 27388 89 L 101 103 10201 10609 10403 90 L 134 134 17956 17956 17956 91 L 117 119 13689 14161 13923 92 L 102 101 10404 10201 10302 93 L 143 138 20449 19044 19734 94 L 112 115 12544 13225 12880 95 L 115 111 13225 12321 12765 96 L 132 125 17424 15625 16500 97 L 125 129 15625 16641 16125 98 L 115 116 13225 13456 13340 99 L 70 71 4900 5041 4970 100 L 126 132 15876 17424 16632 101 L 126 120 15876 14400 15120 102 L 142 132 20164 17424 18744 103 L 121 113 14641 12769 13673 104 L 91 94 8281 8836 8554 105 L 112 112 12544 12544 12544 106 L 73 76 5329 5776 5548
Total 12422 12278 1513168 1474758 1492199
47
Perhitungan reliabilitas dan validitas data penelitian kegunaan bimbingan dan
konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2007/2008.
1. Koefisien korelasi skor item ganjil dan skor item genap dengan rumus Product
Moment dari Pearson
( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−−
=2222 YYNXXN
YXXYNrxy
{ }{ }22 )12278(1474758106)12422(1513168106
)12278)(12422(1492199106
−−
−=
xx
xrxy
{ }{ }150749284156324348154306084160395808
152517316158173094
−−
−=xyr
557506460897245655778
xrxy =
23363395060104
5655778=xyr
429,58267145655778=xyr
970663324,0=xyr
97,0=xyr
48
2. Koefisien reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown
xy
xytt r
rr
+=
1
2
97,01)97,0(2
+=ttr
97,194,1=ttr
984771573,0=ttr
98,0=ttr
3. Koefisien validitas
ttt rroo
=
984771573,0=ootr
992356575,0=ootr
99,0=ootr
4. Mean
NX
M ∑=
10624700
=M
0188679,233=M
233=M
49
Tabel. Kategori dalam Rendah-Tinggi siswa putra dan siswa putri
No Siswa P / L Skor Siswa Kategori 1 P 226 R 2 P 253 T 3 P 233 T 4 P 176 R 5 P 195 R 6 P 239 T 7 P 205 R 8 P 222 R 9 P 239 T 10 P 243 T 11 P 219 R 12 P 274 T 13 P 206 R 14 P 260 T 15 P 256 T 16 P 212 R 17 P 285 T 18 P 271 T 19 P 286 T 20 P 284 T 21 P 288 T 22 P 243 T 23 P 270 T 24 P 185 R 25 P 228 R 26 P 240 T 27 P 270 T 28 P 244 T 29 P 281 T 30 P 168 R 31 P 316 T 32 P 313 T 33 P 314 T 34 P 215 R 35 P 298 T 36 P 203 R 37 P 199 R 38 P 257 T 39 P 315 T 40 P 163 R 41 P 190 R
Lampiran 3
50
42 P 229 R 43 P 215 R 44 P 183 R 45 P 194 R 46 P 246 T 47 P 298 T 48 P 310 T 49 P 338 T 50 P 199 R 51 P 274 T 52 P 170 R 53 P 208 R 54 P 182 R 55 P 98 R 56 P 227 R 57 P 133 R 58 P 210 R 59 P 146 R 60 P 176 R 61 L 174 R 62 L 163 R 63 L 280 T 64 L 255 T 65 L 267 T 66 L 218 R 67 L 209 R 68 L 209 R 69 L 233 T 70 L 216 R 71 L 256 T 72 L 256 T 73 L 158 R 74 L 262 T 75 L 252 T 76 L 229 R 77 L 256 T 78 L 203 R 79 L 190 R 80 L 295 T 81 L 249 T 82 L 237 T 83 L 235 T 84 L 223 R 85 L 246 T 86 L 240 T
51
87 L 240 T 88 L 331 T 89 L 204 R 90 L 268 T 91 L 236 T 92 L 203 R 93 L 281 T 94 L 227 R 95 L 226 R 96 L 257 T 97 L 254 T 98 L 231 R 99 L 141 R 100 L 258 T 101 L 246 T 102 L 274 T 103 L 234 T 104 L 185 R 105 L 224 R 106 L 149 R
top related