kementerian pekerjaan umum-ipb 030413 (dr. andreas suhono).pdf
Post on 06-Sep-2015
26 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DISKUSI :
POHON & GREEN BUILDING Merayakan Ulang Tahun Emas 50th Fakultas
Kehutanan IPB Bogor 3 April 2013
Ir. Agoes Widjanarko MIP
Sekretaris Jenderal
Kementrerian Pekerjaan Umum
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
O U T L I N E
1. Latar belakang
2. Kondisi Bangunan Gedung di Indonesia
3. Pengaturan BG di Indonesia
4. Prinsip Keberlanjutan dalam
Perundangan bangunan gedung
5. Peran Kementerian PU
6. Konsep Pedoman Bangunan Gedung
& Lingkungan Hijau
7. Gerakan Hijau Kementerian PU
8. Tantangan ke depan
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1. LATAR BELAKANG Data dan Fakta
Fakta tentang Bangunan Gedung di dunia:
Menghabiskan lebih dari 1/3 sumber daya dunia untuk konstruksinya;
Menggunakan 40% dari total energi global;
Menggunakan 12 % dari total persediaan air bersih;
Menghasilkan 40% dari total emisi greenhouse gas (GHG);
Pada tahun 2030, diperkirakan 1/3 total emisi CO2 dunia berasal dari bangunan gedung, dengan penyumbang terbesar dari negara-negara di Asia
Sumber: IPCC, Fourth Assessment Report on Climate Change 2007
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1. LATAR BELAKANG Komitmen Pemerintah dalam Perubahan Iklim Global
1. Ratifikasi Konvensi Kerangka
PBB tentang Perubahan
Iklim lewat, UU No. 6/1994;
2. Ratifikasi Protokol Kyoto
lewat UU No. 17/2004;
3. Pengembangan institusi,
terkait dengan perubahan
iklim;
4. Kebijakan Sektor Energi,
termasuk di dalamnya:
Inpres No. 10/2005 tentang
Penghematan Energi;
5. Rencana Aksi Nasional
Dalam Perubahan Iklim;
6. Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (GRK)
1. Komitmen Indonesia secara
sukarela menurunkan emisi
GRK sebesar 26% pada tahun
2020 dari kondisi Business as
Usual/BAU, dan menjadi 41%
apabila ada dukungan
pendanaan internasional;
2. Dalam sektor energi dan
transportasi, terdapat potensi
efisiensi penghematan energi
terkait bangunan gedung,
bersumber dari : sektor industri
(15-30%), sektor rumah tangga
(10-20%), dan sektor komersial
(10-20%);
3. Dilakukan dengan a.l: audit
penggunaan energi dan
penerapan standar konservasi
energi untuk BG,
A. Kebijakan terkait B. Rencana Aksi Penurunan GRK
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Perkiraan
penggunaan
energi kian
meningkat ,
terutama
dari hunian
dan
komersial
2. Kondisi Bangunan Gedung di Indonesia Perkiraan Konsumsi Energi dan Proyeksi Emisi CO2
Sumber: Global Insight, RISI, WMM, PLN, IEA: Indonesia GHG Abatement Cost Curve
Proyeksi kenaikan
emisi CO2
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
Tentang Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Menteri dan SNI Perda Bangunan Gedung
Kondisi geologis, geografis, sosial, kultural
dan ekonomi setempat
Peraturan Presiden
3. Pengaturan Bangunan Gedung Skema hirarki UUBG, PPBG, dan peraturan lainnya
- Rapermen BG Hijau
- Juknis BG Hijau
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, diselenggarakan berlandaskan asas
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan
gedung dengan lingkungannya. (UUBG dan PPBG)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
4. Prinsip Keberlanjutan dalam Perundangan UUBG dan PPBG
Muatan Substansi UUBG PPBG Penjelasan
Fungsi bangunan gedung Pasal 6 Pasal 6 (1) Kesesuaian peruntukan tata ruang
Persyaratan Peruntukan dan
Intensitas BG
Pasal 11 (2)
Pasal 12 (2)
Pasal 18 (4)
Pasal 20 (4)
Pasal 20 (5)
Pertimbangan keseimbangan lingkungan dan daya dukung
lingkungan pada BG di atas/bawah air, dan atau P/S umum
Persyaratan Arsitektur BG Penjelasan
Pasal 23 (1)
Penerapan penghematan energi pada BG
Penyediaan RTH pada BG Pasal 14 (4) Pasal 25 (1)
Pasal 25 (2)
Persyaratan Pengendalian
Dampak Lingkungan
Pasal 15 (1)
Pasal 15 (2)
Pasal 26 (1)
Pasal 26 (2)
Dikenakan pada BG yang menimbulkan dampak penting
Persyaratan Kesehatan Pasal 22 (1) Pasal 40 (3) Sistem ventilasi dengan pertimbangan penghematan
energi
Pasal 23 (1) Pasal 41 (4) Sistem pencahayaan dengan petimbangan penghematan
energi
Pasal 24 (2) Pasal 44 (1)
Pasal 45 (3)
Pasal 46 (2)
Sistem sanitasi yang aman bagi penghuni, masyarakat dan
lingkungan.
Penyediaan sistem saluran air hujan
Pasal 25 (1) Pasal 47 (1)
Pasal 47 (3)
Penggunaan bahan bangunan yang aman, tidak berbahaya
bagi pengguna dan lingkungan
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat PBL, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU dalam penyelenggaraan BG Hijau, mempunyai
tugas TurBinWas, yang meliputi:
5. Peran Kementerian Pekerjaan Umum Tur Bin Was
Pengaturan Pembinaan Pengawasan
Penyusunan NSPK terkait dengan
BG, termasuk BG Hijau
Pembinaan terhadap semua
stakeholder terkait penyelenggaran
BG, meliputi antara lain:
Pemerintah, pemda, masyarakat,
asosiasi profesi, akademisi, dunia
usaha, dan lain-lain
Pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan tentang BG, termasuk BG
Hijau
1. Draf Permen tentang BG Hijau
2. Juknis BG Hijau
1. Kab/Kota : Pendampingan
Penyusunan Raperda BG
2. Stakeholder lainnya:
Sosialisasi/diseminasi,
pelatihan/workshops tentang
BG, kerjasama teknis, dll
1. Monitoring/Evaluasi terhadap
muatan program/
substansi/kepuasan
masyarakat tentang Perda
BG;
2. Evaluasi terhadap kontribusi
pembangunan BG Hijau
terhadap RAN-GRK
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
5. Peran Kementerian Pekerjaan Umum (lanjutan) Insiatif - Konsep Pedoman tentang Bangunan Gedung &
Lingkungan Hijau
Penyusunan peraturan mengenai BG Hijau sebagai respon isu global tentang ramah lingkungan,
konservasi energi dan pengurangan CO2;
KRITERIA BANGUNAN GEDUNG
HIJAU
a. Pengelolaan tapak;
b. Efisiensi penggunaan energi
c. Efisiensi penggunaan air;
d. Efisiensi penggunaan material
dan sumber daya;
e. Manajemen mutu dan
kenyamanan;
f. Manajemen penyelenggaraan.
Definisi BG Hijau (Konsep)
adalah bangunan gedung yang menerapkan peningkatan efisiensi atas sumber daya yang
digunakan pada bangunan, seperti energi, air, dan
material yang digunakan dan sekaligus mereduksi
dampak negatif pembangunannya pada manusia
dan lingkungan.
Konsep Draf Pedoman meliputi: Pedoman Umum Pembangunan (Perencanaan dan Pelaksanaan), Pedoman Umum Pemanfaatan (Pemeliharaan dan Perawatan, dan
Pemeriksaan Berkala), Pembongkaran, dan Pembinaan Pelaksanaan
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Tahap Pembangunan
Perencanaan
Dokumen
Rencana Teknis
BGH
(Target yang
ingin dicapai)
Pelaksanaan
Audit
S L F
Tahap Pemanfaatan
1. Persyaratan Administratif
2. Persyaratan Teknis, dan
Pemenuhan Kriteria BGH: Pengelolaan tapak Efisiensi energi Efisiensi air Material dan sumber daya Mutu dan kenyamanan dalam
BGH
Manajemen penyelenggaraan BGH
Kalkulasi
mengenai
dampak
ekonomi,
sosial dan
lingkungan
Kesesuaian
antara Target
dan
Pelaksanaan
Konstruksi
Audit
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Konsep Alur Penyelenggaraan
S L Fn
Tahap Pembongkaran
Pemeliharaa n dan Perawatan
Pemeriksaan Berkala
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA
PELESTARIAN
PERSETJ/
REKOM.
INSTANSI
LAIN
AMDAL
PENYEDIA JASA
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
KETERANGAN : M - Masyarakat
KT - Kajian Teknis
KI - Kajian Identifikasi
RTB - Rencana Teknis Pembongkaran
TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung
SLF - Sertifikat Laik Fungsi
SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
Alur proses utama
Alur proses penunjang
Opsional
PERENCANAAN PELAKSANAAN
IMB SLF
PEMBONGKARAN PEMANFAATAN
SLFn RTB
PEMBANGUNAN
K
T
KI
RTBL
TABG TABG TABG TABG TABG TABG
PENDATAAN /
PENDAFTARAN
RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Bagan Proses Penyelenggaraan BG & Lingkungan Hijau
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
1. Melakukan identifikasi fungsi
bangunan dan persyaratan
teknis BG hijau;
1. Pedoman Umum BG Hijau;
2. Perda tentang BG Hijau
1. Masyarakat/Instansi calon
pemilik/pengguna BG hijau;
2. Konfirmasi kesesuaian
persyaratan teknis dan
peruntukan tata ruang dalam
Advis Planning
1. RTRW/RDTRKP/Panduan detail
kawasan (RTBL yang memuat
persyaratan hijau kawasan);
2. Persyaratan mengenai dampak
lingkungan;
3. Persyaratan tentang KLHS
1. Masyarakat/instansi calon
pemilik/pengguna BG hijau;
2. Aparat Pemda (Dinas Tata Kota,
Dinas LH)
A. Tahap Persiapan (Pra-Perencanaan Teknis)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
1. Pemilihan penyedia jasa
(perencana/MK) yang
memiliki kompetensi pada
perencanaan/manajemen
konstruksi Bg hijau
1. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa
Perencanaan/MK BG hijau
(perorangan atau badan hukum);
2. Tata cara Penyusunan Performance
Based Contract
1. Masyarakat/Instansi calon
pemilik/pengguna BG hijau;
2. ULP/LPSE apabila kegiatan
pemerintah, yang memahami aturan
pemilihan penyedia jasa untuk BG
hijau;
2. Proses perencanaan teknis
BG hijau
1. Pedoman Umum BG hijau (kriteria
perencanaan teknis);
2. Juknis BG hijau;
3. Perda BG hijau (jika ada)
4. Target efisiensi yang ditetapkan
(energi, air, sumber daya, dll);
5. Rating system yang diinginkan
(voluntary)
6. Cost-Benefit Analysis (CBA)
7. Permen PU No. 26/2007 tentang
TABG
1. Tenaga Ahli Perencana/MK yang
tersertifikasi oleh Lembaga
Akreditasi resmi;
2. Rating system disediakan oleh
pihak ketiga yang independen,
kompeten, dan diakreditasi resmi;
3. CBA disusun oleh Tenaga Ahli yang
tersertifikasi oleh Lembaga
Akreditasi resmi;
4. TABG yang
memahami/berpengalaman dalam
penyelenggaraan BG hijau;
B. Tahap Perencanaan Teknis (1)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
3. Proses perizinan BG hijau
1. Pedoman Umum BG Hijau;
2. Perda tentang BG Hijau
1. Aparat Pemda yang
memahami/mendapat
pelatihan/training tentang BG hijau;
2. TABG yang
memahami/berpengalaman dalam
penyelenggaraan BG hijau;
4. Proses pendataan BG hijau
1. Permen PU No. 17/2010 tentang
Pendataan BG;
2. Perda tentang Pendataan BG
1. Aparat Pemda yang kompeten dalam
mengoperasikan Sistem Informasi
BG;
B. Tahap Perencanaan Teknis (2)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
1. Proses pemilihan penyedia
jasa pelaksana konstruksi
1. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa
Pelaksana Konstruksi BG hijau
(perorangan atau badan hukum);
2. Tata cara Penyusunan Performance
Based Contract
1. Masyarakat/Instansi calon
pemilik/pengguna BG hijau;
2. ULP/LPSE apabila kegiatan
pemerintah, yang memahami aturan
pemilihan penyedia jasa untuk BG
hijau;
2. Proses pelaksanaan
konstruksi
1. Pedoman Umum BG hijau (pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi BG hijau);
2. Juknis BG hijau;
3. Perda BG hijau (jika ada)
4. Target efisiensi yang ditetapkan (energi,
air, sumber daya, dll; pada masa
pelaksanaan konstruksi
5. Rating system yang diinginkan
(voluntary) untuk masa pelaksanaan
konstruksi
6. Permen PU No. 26/2007 tentang TABG
1. Pelaksana konstruksi yang tersertifikasi
oleh Lembaga terakreditasi resmi;
2. Tenaga Ahli MK yang tersertifikasi oleh
Lembaga terakreditasi resmi;
3. Tenaga Ahli Perencana yang
tersertifikasi oleh Lembaga terakreditasi
resmi;
4. TABG yang memahami/berpengalaman
dalam penyelenggaraan BG hijau
C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (1)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
3. Proses pemeriksaan
kelaikan fungsi (SLF-1)
1. Pedoman Umum BG hijau;
2. Juknis BG hijau;
3. Rating system (voluntary) yang
digunakan
1. Aparat Pemda yang
memahami/mendapat
pelatihan/training tentang BG hijau;
2. Rating system disediakan oleh pihak
ketiga yang independen, kompeten,
dan diakreditasi resmi;
3. Penyedia jasa (perencana,
MK/Pengawas) yang tersertifikasi
oleh Lembaga terakreditasi resmi;
4. Penyedia jasa pengkaji teknis BG
hijau yang tersertifikat
C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi (2)
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
1. Proses perawatan dan
pemeliharaan
1. Permen PU No. 24/2008 tentang
Pemeliharaan dan Perawatan BG;
2. Pedoman Umum BG hijau;
3. Manual O&M B hijau
1. Building Management/Pengelola
Bangunan/Penyedia jasa yang tersertifikasi oleh
Lembaga terakreditasi resmi;
2. Pemilik/penggunan BG hijau yang mendapatkan
pelatihan/training tentang perawatan dan
pemeliharaan dari perencana dan/atau
pelaksana konstruksi
2. Proses Pemeriksaaan
berkala BG hijau
1. Permen PU No.. 16/2010 tentang
Pemeriksaan Berkala;
2. Pedoman Umum BG hijau
(pemeriksaan berkala BG hijau)
1. Building Management/Pengelola
Bangunan/Penyedia jasa yang tersertifikasi oleh
Lembaga terakreditasi resmi;
3. Proses Audit dalam
rangka pemeriksaan
kelaikan fungsi (SLF-n)
1. Pedoman Umum BG hijau;
2. Permen PU 26/2007 tentang SLF;
3. Rating tools (voluntary) yang
digunakan
1. Aparat Pemda yang memahami/mendapat
pelatihan/training tentang BG hijau;
2. Rating system disediakan oleh pihak ketiga yang
independen, kompeten, dan diakreditasi resmi;
3. Penyedia jasa pengkaji teknis yang tersertifikasi
oleh Lembaga terakreditasi resmi
D. Tahap Pemanfaatan
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Identifikasi Proses, Pengaturan, dan Pelaku
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Proses Pengaturan Pelaku
1. Proses pembongkaran
1. Pedoman Teknis Pembongkaran;
2. Pedoman Umum BG hijau (tata
cara pembongkaran)
3. Juknis BG hijau (minimalisasi
limbah, sampah, transportasi
limbah, dll)
4. Permen PU No. 26/2007 tentang
TABG
1. Perencana teknis dan MK/Pengawas
pembogkaran yang tersertifikasi oleh
Lembaga terakreditasi resmi;
2. Pelaksana pembongkaran yang tersertifikasi
oleh Lembaga terakreditasi resmi;
3. TABG yang memahami/berpengalaman dalam
penyelenggaraan BG hijau
E. Tahap Pembongkaran
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
6. Konsep Pedoman Umum BG & Lingkungan Hijau Summary hasil identifikasi
Berdasarkan bagan proses penyelenggaraan BG Hijau
Isu yang harus ditangani Detail Aktor Utama
1. Regulasi terkait tentang BG hijau
1. Pedoman Umum BG hijau;
2. Juknis BG hijau;
3. Pedoman Pemilihan Penyedia Jasa BG hijau;
4. Perda/Pergub BG hijau
1. Kementerian PU;
2. Pemda
2. Sertifikasi bagi penyedia jasa
(perencana, MK/pengawas, dan
pelaksana) dan penyedia jasa pengkaji
teknis
1. Lembaga mana yang mensertifikasi:
2. Instansi/Lembaga yang mengakreditasi
lembaga sertifikasi
3. Kompetensi yang harus dikuasai/tingkatan
sertifikasi ahli;
4. Proses sertifikasi;
5. Registrasi TA BG hijau
1. Asosiasi profesi;
2. Pemda
3. Pemerintah
3. TABG yang berpengalaman dalam BG
hijau
1. Pengalaman minimum bagi TABG untuk BG
hijau
1. Pemda
2. Asosiasi profesi
3. Akademisi/Universitas
4. Aparat Pemda yang berkaitan dengan
proses perizinan, pemeriksaaan
kelaikan fungsi, dan pembongkaran
1. Standar pengetahuan yang harus dimiliki;
2. Standar training/pelatihan yang harus diikuti
1. Pemda
2. Kementerian PU
3. Asosiasi profesi
4. Penyedia jasa/Fabrikan/Suplier
5. Masyarakat/instansi pemilik/pengguna
BG hijau
1. Tingkat pemahaman dalam pemanfaatan BG
hijau;
2. Ketersediaan iptek yang terjangkau
1. Pemerintah
2. Pemda
3. Asosiasi profesi/Fabrikan/Suplier
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. GERAKAN HIJAU
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DASAR HUKUM
UU 28/2002 BANGUNAN GEDUNG
UU 7/2004 SUMBER DAYA AIR
UU 17/2004 PENGESAHAN PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM
UU 32/2004 PEMERINTAHAN DAERAH
UU 38/2004 JALAN
UU 24/2007 PENANGGULANGAN BENCANA
UU 26/2007 PENATAAN RUANG
UU 32/2009 PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Telah memperoleh sertifikasi Platinum, dari
Green Building Council Indonesia, dan
direncanakan Kementerian PU akan
membangun 1 gedung lagi.
OTTV: 28 W/m2
Energy Consumption Index
155 kWh/m2.th
Estimated energy saving
250 155 = 95 kWh/m.th (35%)
Carbon Saving = 1 650* ton/th.
Water saving 83% during rainy season 61%
during dry season
*)1 kWh = 0.54522 kg e CO2
CO2 sequester by trees:
Buni (Antidesma Bunius)= 31 ton/th
Angsana (Pterocarpus Indicus) = 0.71 ton/th
Beringin (Ficus Benjamamina) = 7.08 ton/th
Inisiatif penerapan konsep green pada bangunan gedung kantor Kementerian PU
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. PENGEMBANGAN KOTA HIJAU
BERTUJUAN MENIGNKATKAN KUALITAS RUANG KOTA KHUSUSNYA MELALUI
PERWUJUDAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 30% SEKALIGUS SEBAGAI IMPLEMENTASI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA/KABUPATEN
STRATEGI MENUJU RTH 30%
MENETAPKAN DAERAH YANG TIDAK BOLEH DIBANGUN
MEMBANGUN LAHAN HIJAU (HUB) BARU, PERLUASAN RTH MELALUI PEMBELIAN
LAHAN
MENGEMBANGKAN KORIDOR RUANG HIJAU KOTA (LINK)
MENGAKUISISI RTH PRIVAT, MENJADIKAN BAGIAN RTH KOTA
PENINGKATAN KUALITAS RTH KOTA MELALUI REFUNGSI RTH EKSISTING
MENGHIJAUKAN BANGUNAN (GREEN ROOF/GARDEN WALL)
MENYUSUN KEBIJAKAN HIJAU
MEMBERDAYAKAN KOMUNITAS HIJAU
MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM IMPLEMENTASI AGENDA
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Monas Ruang Terbuka Hijau di Kota Solo
7. PENGEMBANGAN KOTA HIJAU
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. PENGELOLAAN SDA HIJAU MENUJU
KETAHANAN AIR
PENGELOLAAN DAN KONSERVASI WADUK, EMBUNG, SITU SERTA BANGUNAN PENAMPUNGAN AIR LAINNYA
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI, RAWA & JARINGAN PENGAIRAN LAINNYA
PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN AIR BAKU
PENGENDALIAN BANJIR, LAHAR GUNUNG BERAPI DAN PENGAMANAN PANTAI
Saluran Irigasi Pintu Air
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU
Pengembangan Norma, Standar, Peraturan, Kriteria (NSPK)
Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
(08/BM/2009);
Pedoman Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan (09/BM/2009);
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan (10/BM/2009);
Pedoman Pemantauan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan (11/BM/2009).
Penyusunan Roadmap Jalan Hijau
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Aplikasi Penanaman Rumput Vetiver
7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Daur Ulang Aspal Aspal Porous
7. STRATEGI MENUJU JALAN HIJAU
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. KONSTRUKSI HIJAU
Pemetaan terhadap penyedia jasa yang telah siap untuk menerapkan konstruksi hijau;
Peningkatan kapasitas aparat Kementerian PU mengenai Penerapan Konsep Hijau dalam Penyelenggaraan Infrastruktur melalui training Greenship Associate (GA) bekerjasama
dengan GBCI;
Sosialisasi penghunian Gedung Hijau Kementerian PU untuk seluruh staf BP Konstruksi;
Sosialisasi Perdagangan Karbon sebagai salah satu alternatif pembiayaan infratruktur hijau, kerjasama dgn Asosiasi Pengelola Karbon Indonesia (APKI);
Melakukan sosialisasi teknologi konstruksi hijau.
Menyusun Sistem Informasi Konstruksi Berkelanjutan mencakup informasi NSPK, teknologi konstruksi, material dan peralatan;
Menyusun Agenda Konstruksi Berkelanjutan
Menyusun Konsep Permen Pedoman Penyelenggaraan Infrastruktur Hijau;
Mengidentifikasi kesiapan rantai pasok sumber daya (SDM, material dan peralatan) dalam mendukung konstruksi hijau;
Melakukan Kajian Pengadaan Jasa Rancang Bangun Dalam Mendukung Konstruksi Hijau.
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HIJAU
Menyusun Standar, Pedoman dan Manual hijau untuk penyelenggaraan konstruksi dan infrastruktur.
Meneliti dan mengembangkan NSPM Green Behavior.
Aktif meneliti dan mengembangkan beragam metode dan teknologi konstruksi hijau.
Catatan:
Pemaparan lebih dalam mengenai hal ini akan disampaikan oleh Kepala Puslitbang
Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum.
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Penyelenggaraan Infrastruktur
Hijau
Pemberdayaan masyarakat dalam
rangka kesiapan rantai pasok SDM
7. KONSTRUKSI HIJAU
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
8. Tantangan ke depan
3. Mendorong peran Pemerintah/pemda sebagai Leading Example dengan menyelenggarakan BGN yang memenuhi kriteria BGH, contohnya: Gedung Menteri PU,
Gedung Lemigas, dll;
1. Mendorong tersusunnya Perda BG (saat ini baru sekitar 22% dari total kab/kota di
Indonesia) menimbulkan tantangan implementasi pengaturan BGH di tingkat kab/kota,
termasuk mengakomodasi muatan pengaturan BGH dalam Perda BG;
2. Mempertimbangkan kondisi dan konteks kab/kota yang berbeda, penyusunan
Baseline untuk kinerja BGH sangat diperlukan, serta elaborasi Local Wisdom terutama pada BG hunian/rumah tinggal dan/atau BG sederhana;
4. Pengembangan kapasitas dalam pemenuhan IMB, SLF, TABG dan Pendataan BG bagi
aparat pemerintah daerah kab/kota untuk penyelenggaraan BGH.
5. Pengembangan kapasitas dalam rangka pemeriksaan kelaikan fungsi BGH, oleh
penyedia jasa pengkaji teknis (Assessor), dengan institusi-institusi terkait.
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PENUTUP
SUMBER: greenitall.com
Pohon memiliki sifat ekologis dan green building adalah hasil rekayasa engineering yg memiliki sifat ramah lingkungan.
Konsep Pohon & Green Building pada hakekatnya dapat
disinergikan unt mendapatkan fungsi kenyamanan, efisiensi dan
sustainability diberbagai tingkatan baik skala bangunan,
lingkungan/ komunitas maupun skala kota sejalan dengan
kebijakan bangunan gedung dan lingkungan hijau serta gerakan
hijau Kementerian Pekerjaan Umum
Pohon dan Hutan perlu disinergikan dalam kehidupan perkotaan yg hijau serta berkelanjutan. Hutan kota akan memberikan efek kesegaran udara, pendinginan, serta penyerapan CO2
Pemanfaatan pohon dalan bagunan gedung hijau akan meningkatkan efisiensi energi dalam engineering solution.
Sudah selayaknya bahwa pelaku pembangunan gedung maupun inrfrastruktur dapat meningkatkan komitmennya dalam mewujudkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan
untuk generasi mendatang
Gerakan hijau kementerian PU diharapkan akan dapat mendorong semua pihak dalam mewujudkan kehidupan yang lebih nyaman , efisien dan sustainability.
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Source: Antonio, 2011
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1. Komitmen efisiensi energi pada 2020 dengan skenario BAU adalah 1.936,6 juta SBM;
2. Potensi efisiensi energi terkait dengan bangunan gedung terdapat pada rumah tangga, komersial
dan industri.
Data tambahan: Detail RAN-GRK
Rencana Aksi Nasional Penurunan GRK
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Data tambahan: Pemanasan Global, sumber, kontributor dan dampaknya
- Pemanasan global
mempercepat
perubahan iklim;
- Akibat dari
perubahan iklim a.l:
naiknya suhu rata-
rata, naiknya
permukaan air laut,
cuaca ekstrim, dan
mencairnya es
kutub
- CO2: power, industry,
transport, building;
- Methane/CH4: agriculture,
waste management,
- Nitrous Oxide/N20:
agriculture, fertilizers;
- Hydrofluorocarbons/HFC;
- Perfluorocarbons/PFC;
- Sulfur hexafluoride/SF6:
refrigeration systems, fire
suppression system
C. Pemanasan Global
1. Sektor Energi: Energi Industri manufaktur Transportasi Bangunan gedung Agrikultur
2. Sektor Pertanian: Tanaman pangan Ternak dan pemupukan
3. Perubahan tata guna
tanah dan hutan: Konversi tanah Konsumsi kayu dan
deforestasi
B. Gas kontributor A. Sumber Gas
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
1. UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2. PP No.36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana UUBG
3. Permen 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis BG
4. Permen 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada
Bangunan Gedung
5. Permen 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
6. Permen 19/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung
Tahan Gempa
7. Permen 24/PRT/2007 tentang IMB
8. Permen 25/PRT/2007 tentang SLF
9. Permen 26/PRT/2007 tentang TABG
Data tambahan: Peraturan perundangan tentang BG dan L
-
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
10. Permen 24/PRT/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan
Gedung
11. Permen 25/PRT/2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan RISPK
12. Permen 26/PRT/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
13. Permen 20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran
di Perkotaan
14. Permen 16/PRT/2010 tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan
Gedung
15. Permen 17/PRT/2010 tentang Pedoman Teknis Pendataan Bangunan Gedung
16. Permen 18/PRT/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan
Data tambahan: Peraturan perundangan tentang BG dan L (lanjutan)
top related